opini masyarakat wilayah penyangga taman …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. skripsi full tanpa bab...

72
OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN TENTANG PERAMBAHAN HUTAN (Studi Kasus Masyarakat Pekon Way Nipah, Kecamatan Pematang Sawa, Kabupaten Tanggamus) (Skripsi) Oleh: URFINA FRIZKA 1316031075 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2017

Upload: voxuyen

Post on 28-May-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN NASIONALBUKIT BARISAN SELATAN TENTANG PERAMBAHAN HUTAN

(Studi Kasus Masyarakat Pekon Way Nipah, Kecamatan Pematang Sawa,Kabupaten Tanggamus)

(Skripsi)

Oleh:URFINA FRIZKA

1316031075

JURUSAN ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG2017

Page 2: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

ABSTRAK

OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN NASIONALBUKIT BARISAN SELATAN TENTANG PERAMBAHAN HUTAN

(Studi Kasus Masyarakat Pekon Way Nipah, Kecamatan Pematang Sawa,Kabupaten Tanggamus)

Oleh

URFINA FRIZKA

Tujuan penelitian ini yaitu menjelaskan opini masyarakat dan mengidentifikasibahan pembentuk opini masyarakat di Pekon Way Nipah, Kecamatan PematangSawa, Kabupaten Tanggamus tentang perambahan hutan Taman Nasional BukitBarisan Selatan. Teori yang digunakan adalah teori Pembentukan Opini Abelson,teori Tindakan Beralasan, teori Disonansi Kognitif, dan teori Opini Umum.Penelitian bersifat deskriptif kualitatif dengan tipe studi kasus. Teknik samplingmenggunakan snowball sampling, dengan total informan delapan orang. Teknikpengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan studikepustakaan. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman, yaitu:reduksi data, data display, dan penarikan kesimpulan. Hasil menunjukkan bahwaterdapat opini pro masyarakat mengenai perambahan karena dianggap dapatmembantu ekonomi masyarakat dan sebagian lagi kontra karena dianggapmembahayakan hutan. Berdasarkan hasil riset, ditemukan bahwa terdapat unsurkepercayaan bahwa tanah yang mereka gunakan merupakan tanah hak, aktivitasyang mereka lakukan bukan merambah, dan perambahan dapat meningkatkantaraf ekonomi masyarakat. Sedangkan unsur sikap berupa membela/mendukungtanah yang digunakan adalah tanah hak, acuh tak acuh pada sosialisasi yangdiadakan, dan membiarkan perambahan berlangsung. Dan unsur persepsi yangdiindikasikan yaitu; perambahan dianggap positif sebagai wujud dari penolakanperbatasan yang dibuat pemerintah, dan dianggap negatif jika merusak hutan.

Kata Kunci: Opini Masyarakat, TNBBS, Perambahan Hutan

Page 3: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

ABSTRACT

THE OPINION OF BUFFER ZONE SOCIETY BUKIT BARISANSELATAN NATIONAL PARK ABOUT FOREST ENCROACHMENT

(Case Study of Pekon Way Nipah Societies, Pematang Sawa Subdistrict,Tanggamus District)

By

URFINA FRIZKA

The purpose of study are to explain the society’s opinion and identify the materialforming society’s opinion in Pekon Way Nipah, Pematang Sawa Subdistrict,Tanggamus District about the encroachment of Bukit Barisan Selatan NationalPark. The theories used are Abelson's Opinion Formation theory, theory ofreasoned action, Cognitive Dissonance theory, and General Opinion theory. Theresearch is descriptive qualitative with case study research type. Samplingtechnique used is snowball sampling, with informants amounted to eight people.Data collection techniques are in-depth interview, observation, and literaturestudy. Data analysis used Miles and Huberman model, namely: data reduction,data display, and conclusions drawing data (withdrawal). The research foundthat there is society opinion about the forest encroachment that’s pro, because itis considered to help the economy and some others cons because it is consideredto harm the forest. Based on the results of research, in term of belief, they believethat the land which they use is their right land, the activities they do isn’tencroachment, and they also believe that encroachment can improve theeconomic level of society. While in the term of attitudes, they tends todefend/support the statement that the land they used is the right land, act ignorantwith the socialization that being held, and let the encroachment takes place. Andperception elements indicated are; Encroachment is considered positive as a formof government border refusal, and it is considered negative if it destroys forests.

Keywords: Societies Opinion, BBSNP, Forest Encroachment

Page 4: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN NASIONALBUKIT BARISAN SELATAN TENTANG PERAMBAHAN HUTAN

(Studi Kasus Masyarakat Pekon Way Nipah, Kecamatan Pematang Sawa,Kabupaten Tanggamus)

Oleh:

URFINA FRIZKA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSarjana Ilmu Komunikasi

Pada

Jurusan Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 5: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

Judul Skripsi : Opini Masyarakat Wilayah Penyangga TamanNasional Bukit Barisan Selatan tentangPerambahan Hutan (Studi Kasus MasyarakatPekon Way Nipah, Kecamatan PematangSawa, Kabupaten Tanggamus)

Nama Mahasiswa : Urfina Frizka

Nomor Pokok Mahasiswa : 1316031075

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyetujui,

1. Komisi Pembimbing

Dr. Tina Kartika, S.Pd., M.Si.NIP. 19730323 200604 2 001

2. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Dhanik Sulistyarini, S.Sos.,MComn&MediaStNIP. 19760422 200012 2 001

Page 6: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tina Kartika, S.Pd., M.Si ...………

Penguji Utama : Drs. Teguh Budi Rahardjo, M.Si. ………...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dr. Syarief MakhyaNIP. 19590803 198603 1 003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 30 Mei 2017

Page 7: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Urfina Frizka

NPM : 1316031075

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Alamat Rumah : Jl. Kramat Raya 56, Desa Kota Dalam, Kecamatan Way

Lima, Kabupaten Pesawaran

No HP : 0823 75893809

Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi saya yang berjudul, Opini Masyarakat

Wilayah Penyangga Taman Nasional Bukit Barisan Selatan tentang

Perambahan Hutan (Studi Kasus Masyarakat Pekon Way Nipah, Kecamatan

Pematang Sawa, Kabupaten Tanggamus) adalah benar-benar hasil karya

sendiri, bukan plagiat (milik orang lain) ataupun dibuatkan oleh orang lain.

Apabila dikemudian hari hasil penelitian/skripsi saya, ada pihak-pihak yang

merasa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan

yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.

Demikian surat pemyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam

tekanan pihak-pihak manapun.

Bandar Lampung, 22 Mei 2017

Yang membuat pernyataan,

Urfina FrizkaNPM. 1316031075

Page 8: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gedung Dalam, Kecamatan Way Lima, Kabupaten

Pesawaran pada tanggal 22 April 1996, sebagai anak keempat dari empat

bersaudara, dari Bapak Jumroni dan Ibu Saminah.

Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti praktek

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode Januari-Maret 2016 di Desa Kampung Baru,

Kec. Marga Punduh Kab. Pesawaran, dan pada September-Oktober 2016

mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kompas TV Lampung sebagai

presenter ‘Indi Lampung’. Selain itu, penulis juga pernah aktif di UKM-U

English Society (ESo) Universitas Lampung sebagai anggota bidang Newscasting

periode 2013-2014 dan HRD periode 2014-2015. Di tahun yang sama, periode

2013-2014 penulis juga menjabat sebagai Sekbid Kemuslimahan FSPI FISIP

Universitas Lampung. Dan menjadi anggota bidang Jurnalistik HMJ Ilmu

Komunikasi 2013-2015.

Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 1

Tanjung Agung, Pesawaran pada tahun 2007, SMP

Negeri 1 Waylima, Pesawaran pada tahun 2010, dan

SMA Negeri 1 Gadingrejo, Pringsewu pada tahun

2013. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan studi di

Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Lampung

Page 9: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

MOTTO

“People who don’t Work hard don’t have the right to be envious ofthe people with talent. People Fail because they don’t Understand the

Hard work Necessary to be successful.”

- Yukinoshita Yukino

“The difference between the novice and the master is that the masterhas failed more times than the novice has tried.”

- Koro sensei

“Writing and Learning and thinking are the same Process”

- William Zinsser

“If You Want MORE, Become MORE”

- SuccessDiaries

Page 10: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

PERSEMBAHAN

Kepada Emak dan Abah Tersayang

Page 11: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

SANWACANA

Dengan kehendak-Nya yang telah banyak memberikan karunia nikmat-Nya, salah

satunya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Opini Masyarakat

Wilayah Penyangga Taman Nasional Bukit Barisan Selatan tentang

Perambahan Hutan (Studi Kasus Masyarakat Pekon Way Nipah, Kecamatan

Pematang Sawa, Kabupaten Tanggamus) Sebagai syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi. Penulis

menyadari bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan skripsi ini tentu saja tidak

terlepas dari adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada

kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penyusun menyampaikan rasa

terima kasih yang tulus kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, Bapak Dr.

Syarief Makhya.

2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si. selaku Wakil Dekan Akademik & Kerjasama,

Bapak Drs. Denden Kurnia D., M.Si. selaku Wakil Dekan Umum &

Keuangan, dan Bapak Drs. Dadang Karya Bhakti, M.M. selaku Wakil Dekan

Kemahasiswaan & Alumni.

3. Ibu Dhanik Sulistyarini, S.Sos, M.Comn&MediaSt, selaku Ketua Jurusan Ilmu

Komunikasi Universitas Lampung

Page 12: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

4. Dr. Tina Kartika, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang luar biasa

telah banyak membimbing saya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Teguh Budi Rahardjo, M.Si, selaku Dosen Pembahas Skripsi yang

telah mengkoreksi, memberikan saran dan masukan sehingga skripsi saya bisa

terselesaikan dengan baik.

6. Bapak Ahmad Rudy Fardiyan, S.Sos., M.Si. selaku Dosen Pembimbing

Akademik.

7. Seluruh dosen jurusan Ilmu Komunikasi, Bapak Sarwoko, Bapak Abdul

Firman Ashaf, Ibu Hestin Oktiani, Ibu Nanda Utaridah, Ibu Nina Yudha, Ibu

Andi Windah, Ibu Wulan Suciska, Ibu Ida Nurhaida, Ibu Anna Gustina, Ibu

Bangun Suharti, dan Bapak Tony.

8. Emak khik Abah si khadu susah payah ngusahako duit pakai jajan, khadu

berkorban ngantar jemput mit unila, selalu ngewatekhko sua Ika di kosan,

khik selalu minjak tengah bingi ngeduako ika sehingga Ika ngekhasako kasih

sayang mak kehingga.

9. My beloved sisters, kak Yanti & kak Jannatin whom I adore so much, and

always support my financial education. I owe you all so much, dear sisters.

10. My tough brother, bang Hayazil, dan my young-looking sister-in-law, Kaka

Widya, Sweet angels-nya AA, Syakira dan Ghina yang ngasih AA senyuman

pas pulang kampung, supaya AA kalian ini jadi semangat lagi.

11. Sahabat-sahabat kesayangan, sumber kekuatan belajar, Siti Syaroh, Bela

Sabrina, Memei, Ndah, Gyna, Shinta April, Om Danu, dan Bang Ijal. Cool

Squad …. Don’t forget me

Page 13: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

12. Look-like twin sisters, Yelly and kak Zizy, yang sudah ngerasain suka duka

bareng. You two are like my own sisters. Especially you, Yelly. I cry real badly

when you are moving out of the house.

13. Kakak- kakak tingkat inspiratif, Mba Novi, Mba Yuli, Kak Arif, Mba Rika,

yang seru buat diajak konsultasi masalah skripsi

14. Temen-temen incredible, Erika, Roihan, Jodi, Azka, Sukman, Wiwing, Jirin,

Tommy, Ambar, Ulfah, Shinta Elly, dan temen seperjuangan skripsi lainnya

15. For my forever unrequited love, LAFW, who always not fail to give me

courage, makes me strong by rejection experiences, and also teaches me how

to not give up. Indirectly. I still am looking forward to seeing you in the

future.

16. Bidikmisi Dikti yang sudah membiayai kuliah selama 8 semester.

17. Temen-temen kosan yang kece, Irna, Sinta DO, Ayu, Nuru, Uyis. Semoga

disegerakan skripsinya, wisudanya, kerjanya, jodohnya haha.

18. Keluarga Mamak Nurdin, Alak Roiyah di Pekon Way Nipah yang sudah

bersedia memberikan tumpangan tempat tinggal dan membantu saya selama

penelitian

Bandar Lampung, 12 Juni 2017

Urfina Frizka

Page 14: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

i

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman JudulAbstrak ..........................................................................................................Abstract .........................................................................................................Cover dalam ..................................................................................................Halaman Persetujuan.....................................................................................Halaman Pengesahan ....................................................................................Surat Pernyataan............................................................................................Riwayat Hidup ..............................................................................................Motto .............................................................................................................Persembahan .................................................................................................Sanwacana.....................................................................................................Daftar Isi........................................................................................................ iDaftar Gambar............................................................................................... ivDaftar Tabel .................................................................................................. vDaftar Bagan ................................................................................................. viDaftar Lampiran ............................................................................................ vii

I. PENDAHULUAN............................................................................ 11.1. Latar Belakang Masalah............................................................. 11.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 91.3.Tujuan Penelitian ........................................................................ 91.4.Manfaat Penelitian ...................................................................... 9

1.4.1. Akademis ............................................................................. 91.4.2. Praktis................................................................................... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 112.1. Opini Masyarakat ....................................................................... 11

2.1.1. Pengertian Opini.............................................................. 112.1.2. Jenis-jenis Opini.............................................................. 122.1.3. Unsur Pembentuk Opini.................................................. 132.1.4. Landasan Teori................................................................ 17

2.1.4.1. Teori Pembentukan Opini (Robert Paul Abelson) ...... 172.1.4.2. Theories of Reasoned Action (Ajzen dan Fishbein).... 192.1.4.3. Teori Disonansi Kognitif (Festinger) .......................... 202.1.4.4. Teori Opini Umum (Walter Lippman)........................ 22

Page 15: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

ii

2.2. Tinjauan tentang Masyarakat Wilayah Penyangga .................... 242.2.1. Pengertian Masyarakat .................................................... 242.2.2. Pengertian Wilayah Penyangga....................................... 252.2.3. Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Wilayah

Penyangga ....................................................................... 262.3.Tinjauan tentang Perambahan Hutan di TNBBS ........................ 28

2.3.1. Pengertian Perambahan Hutan ........................................ 282.3.2. Penyebab Perambahan Hutan.......................................... 292.3.3. Upaya yang telah dilaksanakan untuk Mengatasi

Perambahan Hutan .......................................................... 302.4. Penelitian Terdahulu .................................................................. 322.5.Kerangka Pikir ............................................................................ 35

III.METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 373.1.Metode Penelitian........................................................................ 37

3.1.1. Jenis Penelitian................................................................ 373.1.2. Tipe Penelitian ................................................................ 383.1.3. Waktu Penelitian ............................................................. 383.1.4. Subjek dan Objek Penelitian ........................................... 393.1.5. Informan Penelitian......................................................... 40

3.2. Sumber Data Penelitian.............................................................. 413.2.1. Data Primer ..................................................................... 413.2.2. Data Sekunder ................................................................. 41

3.3. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 423.3.1.Wawancara......................................................................... 423.3.2. Observasi........................................................................... 423.3.3. Studi Kepustakaan............................................................. 43

3.4. Teknik Analisa Data................................................................... 433.5. Validitas Data............................................................................. 45

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ............................ 464.1.Gambaran Umum Pekon Way Nipah ......................................... 46

4.1.1. Identitas Pekon Way Nipah............................................... 464.1.2. Sejarah Singkat.................................................................. 464.1.3. Kondisi Geografis dan Demografis................................... 474.1.4. Keadaan Sosial .................................................................. 494.1.5. Kondisi Perekonomian ...................................................... 51

4.2.Gambaran Umum TNBBS .......................................................... 524.2.1. Letak Administratif ........................................................... 524.2.2. Sejarah dan Status Hukum TNBBS .................................. 524.2.3. Flora dan Fauna................................................................. 544.2.4. Iklim .................................................................................. 554.2.5. Tanah................................................................................. 574.2.6. Topografi........................................................................... 574.2.7. Hidrologi .......................................................................... 584.2.8. Masyarakat Mitra Polisi Kehutanan.................................. 59

4.2.9. Ancaman Utama......................................................................... 60

Page 16: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

iii

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 615.1. Hasil Penelitian .......................................................................... 61

5.1.1.Identitas Informan .............................................................. 615.1.2. Pendapat Informan terhadap Perambahan Hutan.............. 61

5.1.2.1. Unsur Pembentuk Opini.............................................. 615.1.2.2. Penyebab Perambahan ................................................ 665.1.2.3. Perbincangan Kelompok, Forum, Sosialisasi atau

Penyuluhan................................................................... 685.1.2.4. Pengetahuan mengenai Daerah Kawasan.................... 695.1.2.5. Proses Perambahan...................................................... 715.1.2.6. Kontribusi Masyarakat berupa Teguran/ Larangan

Merambah dan Pengawasan Hukum oleh PihakBerwenang.................................................................... 71

5.1.2.7. Perambah dari luar Pekon Way Nipah ........................ 735.1.2.8. Solusi Penanggulangan Perambahan........................... 745.1.2.9. Ajakan atau Fasilitator Perambahan .................................. 75

5.1.3. Data Ringkasan Hasil Wawancara .................................... 795.2. Pembahasan................................................................................ 88

5.2.1.Pembentukan Opini Masyarakat ........................................ 885.2.2. Nilai Komunikasi dalam Pembentukan Opini Masyarakat 98

5.2.2.1. Relationship Values..................................................... 985.2.2.2. Cultural and Professional Values ............................... 100

VI. PENUTUP ........................................................................................ 1046.1. Kesimpulan ................................................................................ 1046.2. Saran........................................................................................... 106

Daftar PustakaLampiran

Page 17: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Persentase TNBBS menurut administrasi kabupaten pada2014.......................................................................................... 2

Gambar 2. Peta Perambahan Kabupaten Tanggamus ................................ 7Gambar 3. Area TNBBS dan peta letak Pekon Way Nipah....................... 7Gambar 4. Peta Pekon Way Nipah............................................................. 8

Page 18: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Ringkasan inisiatif anti perambahan dan pembelajaran kunci diTNBBS, 2004– 2014...................................................................... 31

Tabel 2. Penelitian Pasha dan Agus Susanto ............................................... 32Tabel 3. Penelitian Samsudin ....................................................................... 33Tabel 4. Penelitian Deni Susilawati ............................................................. 34Tabel 5. Jadwal Penelitian............................................................................ 38Tabel 6. Jumlah Penduduk di Pekon Way Nipah pada Oktober tahun

2014................................................................................................ 39Tabel 7. Periode Kepemimpinan Kepala Pekon Way Nipah 1952-

sekarang.......................................................................................... 47Tabel 8. Tata Guna Tanah ............................................................................ 48Tabel 9. Jumlah Penduduk ........................................................................... 48Tabel 10. Tingkat Pendidikan Masyarakat ................................................... 49Tabel 11. Jumlah Unit Gedung Sarana ......................................................... 49Tabel 12. Penyebaran Suku di Pekon Way Nipah ........................................ 51Tabel 13. Mata Pencaharian Penduduk Pekon Way Nipah........................... 51Tabel 14. Identitas Informan ......................................................................... 61Tabel 15. Pemahaman tentang Perambahan.................................................. 66Tabel 16. Alasan Merambah Hutan .............................................................. 67Tabel 17. Penyuluhan ................................................................................... 69Tabel 18. Pemahaman tentang Perlindungan Satwa ..................................... 70Tabel 19. Proses Perambahan ....................................................................... 71Tabel 20. Kontribusi Masyarakat Berupa Teguran atau Larangan

Merambah dan Pengawasan/ hukum oleh Pihak Berwenang ........ 73Tabel 21. Ringkasan Wawancara Informan .................................................. 79Tabel 22. Ringkasan Opini Pro dan Kontra .................................................. 103

Page 19: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

vi

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1. Proses Pembentukan Opini ......................................................... 16Bagan 2. Alur Teori Tindakan Beralasan................................................... 19Bagan 3. Kerangka Pikir ............................................................................ 36Bagan 4. Komponen Analis Data Model Interaktif.................................... 44Bagan 5. Penerapan Teori Pembentukan Opini Abelson ........................... 95Bagan 6. Penerapan Teori Tindakan Beralasan Fishbein & Ajzen ............ 96

Page 20: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Opini Masyarakat tentang Perambahan Hutan di Berita OnlineLampiran 2 Panduan ObservasiLampiran 3 Panduan WawancaraLampiran 4 DokumentasiLampiran 5 Laporan Hasil ObservasiLampiran 6 Transkrip Wawancara

Page 21: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sumatera memiliki hutan tropis besar yang disebut Kawasan Warisan Hutan

Tropis Sumatra/Tropical Rainforest Heritage of Sumatera (TRHS). TRHS ini

telah masuk ke dalam daftar Warisan Dunia pada 2014 oleh Komite Warisan

Dunia/World Heritage Committee (WHC). TRHS terdiri dari tiga taman

nasional (TN) terpisah, yaitu: Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Taman

Nasional Kerinci Seblat (TNKS), dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

(TNBBS). Keseluruhan total kawasan yaitu seluas 2.595.124 Ha. Oleh karena

itu, TRHS menjadi salah satu dari kawasan konservasi terbesar di Asia Tenggara

(World Heritage Property, 2014 dalam Purwanto, 2016:2).

Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang memiliki ciri khas dan

berfungsi sebagai pelindung ekosistem penyangga kehidupan. Salah satu Taman

Nasional yang ada di Lampung adalah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

(TNBBS). Taman Nasional ini sebelumnya dinyatakan sebagai Cagar

Alam Suaka Margasatwa pada tahun 1935 dan baru menjadi Taman Nasional

pada tahun 1982. Pada awalnya, sekitar tahun 80-an ukuran lahan TNBBS yang

terletak di dua wilayah provinsi Bengkulu dan Lampung adalah seluas 356.800

Page 22: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

2

Ha. Seluas ± 61.000 Ha diantaranya sudah dirambah atau setidaknya 15%

kondisinya sudah rusak parah karena beralih fungsi.1

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan terletak di ujung wilayah barat daya

Sumatera, dengan bagian yang terbagi di daerah provinsi Lampung (79,12%)

dan Bengkulu (20,88%). Menurut administrasi pemerintahan, kawasan TNBBS

termasuk dalam wilayah Kabupaten Tanggamus seluas ±10.500 Ha, Kabupaten

Lampung Barat seluas ±280.300 Ha dan Kabupaten Kaur seluas ±66.000 Ha

(Purwanto, 2016:9). TNBBS tersebar di empat kabupaten, di mana bagian

wilayah terbesar terletak di Kabupaten Pesisir Barat (58,6%), sementara

kawasan yang lain berada di Kabupaten Kaur (20,8%), Lampung Barat (16,5%),

dan Tanggamus (4,1%). Lebih jelasnya lihat Gambar 1.

Gambar 1. Persentase TNBBS menurut administrasi kabupaten pada 2014

(Sumber: Purwanto, 2016:10)

Namun, jumlah tersebut tiap tahunnya semakin berkurang. Hal ini salah satunya

dikarenakan faktor-faktor eksternal. Faktor-faktor eksternal yang dimaksud

1 JUM. TNBBS dirambah besar besaran. Diakses dari www.liputan6.com edisi 15 Juli 2012 padatanggal 10 Januari 2017 Pkl 18.07 WIB

Page 23: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

3

termasuk didalamnya campur tangan masyarakat sekitar, baik perambah

oportunis ataupun mereka yang tiba di lokasi melalui program transmigrasi

resmi, pembangunan perkebunan dan kebakaran hutan (Sunderlin et al., 2001

dalam Purwanto, 2016:16). Maka dari itu, masyarakat di dalam dan sekitar

hutan harus dan perlu diperhatikan dalam pembangunan sektor kehutanan.

Sebab mereka adalah bagian atau unsur dari ekosistem hutan yang saling

tergantung. Mereka memiliki kekuatan yang sangat besar, yang apabila tidak

diperhatikan dapat menjadi kekuatan perusak yang sangat dahsyat. Sebaliknya,

bila diperhatikan dapat menjadi kekuatan pendukung yang juga sangat dahsyat

(Darusman, 1993 dalam skripsi Samsudin, 2006:6).

Bentuk aktivitas campur tangan masyarakat yang bersifat merusak yaitu

permasalahan berupa perambahan dan deforestasi oleh masyarakat lokal

maupun dari luar. Perambahan (penyerobotan lahan hutan negara secara ilegal)

dan klaim atas lahan di kawasan taman nasional saat ini telah menjadi masalah

utama yang mudah ditemui terutama pada kawasan yang berbatasan langsung

dengan permukiman penduduk. Dalam pengertian, istilah perambahan kawasan

hutan yaitu kegiatan yang tujuannya lebih ditekankan pada upaya untuk

menguasai lahan (okupasi) guna dibudidayakan. Dari sisi pelaku (aktor),

perambah dapat diartikan sebagai individu maupun entitas baik berupa orang per

orang, kelompok, atau yang lebih formal dalam pengertian sebagai badan

hukum. Aktivitas utama perambah adalah menduduki suatu kawasan hutan

Page 24: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

4

untuk dijadikan sebagai areal perkebunan ataupun pertanian baik yang bersifat

sementara maupun dalam waktu yang cukup lama.2

Jumlah perambahan yang tersebar di empat Kabupaten tersebut secara tidak

langsung mengindikasikan bahwa jumlah perambah pun banyak. Analisis citra

menunjukkan bahwa mayoritas (80%) konversi hutan berasal dari pembangunan

pertanian dan dimulai dari kawasan penyangga TNBBS hingga masuk ke dalam

Taman Nasional itu sendiri (Suyadi, 2011 dalam Purwanto, 2016:23). Data

informasi laju perambahan di TNBBS sepanjang tahun 1990-2014 adalah 1.240

ha/tahun. Pemanfaatan lahan terbesar di TNBBS hingga 2014 adalah untuk

tanaman perkebunan (36.489 ha), diikuti oleh pertanian lahan kering (15.521 ha)

dan kebun campuran (11.182 ha).3

Semakin banyak perambah, semakin beragam pula pola pikir mereka mengenai

pemanfaatan lahan kosong. Namun, perbedaan pola pikir/pendapat sebenarnya

bukanlah masalah yang asing lagi dalam masyarakat. Karena masyarakat

merupakan kumpulan dari individu, dan individu adalah bagian dari kelompok.

Teori kognitif pada psikologi komunikasi (Rakhmat, 2004:26) menjelaskan

bahwa manusia adalah organisme aktif, yang menafsirkan bahkan

mempengaruhi dan mendistorsi lingkungan. Jadi, masyarakat memiliki

kemampuan untuk berpikir sesuai dengan apa yang ingin ia kerjakan. Termasuk

didalamnya, pemikiran akan ‘benar’ atau ‘salah’nya suatu aktivitas yang

dilakukan.

2 Diantoro, Totok Dwi. MIMBAR HUKUM Volume 23, No. 3, Oktober 2011. PerambahanKawasan Hutan pada Konservasi Taman Nasional. Halaman 552

3 Purwanto, Edi.2012.Strategi Anti Perambahan TRHS. Halm x

Page 25: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

5

Permasalahan berupa perambahan tersebut pada dasarnya dibentuk oleh mindset

masyarakat yang berhubungan dengan kepercayaan (belief), sikap (attitude), dan

persepsi (perception) mereka. Mindset itulah yang mengkristal, sehingga

membentuk opini dalam masyarakat. Terlebih lagi, opini-opini mengenai

perambahan hutan sudah diberitakan di media-media online, misalnya pada

surat kabar online republika.co.id edisi 21 Desember 2011 yang berjudul

‘Ribuan Perambah Hutan Lampung ditertibkan’, liputan6.com edisi 15 Jul 2012

berjudul ‘TNBBS dirambah Besar-besaran’, suara pembaharuan

(sp.beritasatu.com) edisi 29 November 2011 berjudul ‘Kapolda Lampung:

Kasus Perambahan Hutan Masih Mendominasi’, antaranews.com, dan lain

sebagainya. Adanya opini-opini dalam berita-berita online atau media lainnya

inilah yang membuat penulis berkesempatan untuk mendalami kasus opini

masyarakat mengenai perambahan hutan melalui perspektif komunikasi. Dalam

ilmu komunikasi, berita merupakan media komunikasi yang umumnya memiliki

dampak luas bagi khalayaknya. Maka, jika perambahan menjadi berita/topik

pembicaraan, berarti ia memiliki nilai komunikasi. Nilai-nilai komunikasi

diantaranya: personal values, relationship values, professional values, dan

cultural values (Wood, 1997:14).

Penelitian Samsudin (2006) menjelaskan bahwa: “Banyak orang yang memiliki

mindset bahwa tidak ada pilihan lain untuk melakukan perambahan sebagai

pemenuh kebutuhan sehari-hari”. Pernyataan tersebut dapat dikaitkan dengan

cultural values dalam komunikasi, yaitu dengan melihat bukti apakah

perambahan itu disebabkan oleh sikap acuh masyarakat akan perambahan yang

Page 26: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

6

terjadi, sehingga membuat para perambah merasa tenang-tenang saja melakukan

perambahan.

Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu upaya untuk menanggulangi

permasalahan perambahan yang ada dengan cara mengkaji terlebih dahulu

opini-opini yang ada di masyarakat. Urgensi penelitian ini adalah keingintahuan

untuk menggali opini masyarakat wilayah penyangga tentang perambahan

hutan. Opini masyarakat yang berkembang ini dibentuk oleh kepercayaan, sikap,

dan persepsi (Kasali, 2003:20). Kepercayaan yang dimaksud berhubungan

dengan pengetahuan seseorang akan sesuatu, kemudian sikap yaitu

kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa (affective) dalam

menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai (Rakhmat, 2009:40), dan persepsi,

menurut Wenburg dan Wilmot dapat didefinisikan sebagai cara organisme

memberi makna (Riswandi, 2009:49).

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pematang Sawa, Kabupaten

Tanggamus. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian berdasarkan pada kondisi

lapangan, kondisi geografis, keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga. Levang et al

(Purwanto, 2016:66) menjelaskan bahwa:

“Pada tahun 1968, AL Indonesia mulai menjalankan konsesi penebangandi kawasan Pekon Way Nipah, Kecamatan Pematang Sawa. Pembabatanhutan mempengaruhi baik kawasan di dalam maupun di luar TamanNasional. Para perambah dengan segera mengikuti, mengambilkeuntungan dari bekas penebangan dan kawasan yang dibuka sebelumnya.Jumlah perambah meningkat pesat pada 1986 ketika perambah dari TalangKejadian dan Talang Canguk, dua kawasan perambahan di dalam TN,digerakkan oleh polisi TN. Lebih lanjut, sekitar 3.000 orang ditempatkandi Pematang Sawah, dekat dengan perbatasan TN.”

Berikut ini adalah peta perambahan yang terjadi di Kabupaten Tanggamus:

Page 27: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

7

Gambar 2. Peta Perambahan Kabupaten Tanggamus

(Sumber: Purwanto, 2016:135)

Dari sejumlah wilayah yang terdapat di Kecamatan Pematang Sawa, Pekon Way

Nipah merupakan salah satu daerah terdekat dengan TNBBS, namun tidak

masuk ke area TNBBS.

Gambar 3. Area TNBBS dan peta letak Pekon Way Nipah

(Sumber: www.indonesiatravellingguide.com)

Page 28: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

8

Garis batas antara Pekon Way Nipah dengan TNBBS adalah jalan raya, dengan

letak TNBBS di sebelah kanan dan hutan marga (Pekon Way Nipah) di sebelah

kiri.4 Total luas wilayah Pekon Way Nipah adalah 20, 89 Km, dengan penduduk

1.732 jiwa tersebar di 6 dusun. Untuk lebih jelasnya, berikut peta Pekon Way

Nipah:

Gambar 4. Peta Pekon Way Nipah

(Sumber: Data Administrasi Kecamatan Pematang Sawa)

Dengan demikian, peneliti memutuskan untuk mengajukan penelitian dengan

judul: Opini Masyarakat Wilayah Penyangga Taman Nasional Bukit Barisan

Selatan (TNBBS) tentang Perambahan Hutan (Studi Kasus Masyarakat Pekon

Way Nipah, Kecamatan Pematang Sawa, Tanggamus).

4 Data hasil wawancara dengan Bpk. Nurdin, S.E. selaku staff kecamatan Pematang Sawa padatanggal 3 Januari 2017

Page 29: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

9

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah opini masyarakat di Pekon Way Nipah, Kecamatan

Pematang Sawa, Kabupaten Tanggamus tentang perambahan hutan Taman

Nasional Bukit Barisan Selatan?

2. Apa sajakah bahan pembentuk opini masyarakat di Pekon Way Nipah,

Kecamatan Pematang Sawa, Kabupaten Tanggamus tentang perambahan

hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan opini masyarakat di Pekon Way Nipah, Kecamatan Pematang

Sawa, Kabupaten Tanggamus tentang perambahan hutan Taman Nasional

Bukit Barisan Selatan.

2. Identifikasi bahan pembentuk opini masyarakat di Pekon Way Nipah,

Kecamatan Pematang Sawa, Kabupaten Tanggamus tentang perambahan

hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Akademis

1. Manfaat penyusunan laporan penelitian bagi peneliti, yaitu merupakan

bukti bahwa masih terdapat banyak masalah dalam pemeliharaan hutan

di Taman Nasional Bukit Barisan.

Page 30: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

10

2. Bagi pembaca, dengan adanya informasi dari penelitian ini, diharapkan

bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasannya.

3. Bagi peneliti lain, diharapkan penelitian ini menjadi kajian dan lebih

baik serta sejalan lagi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

1.4.2. Praktis

1. Bagi Masyarakat Kecamatan Pematang Sawa, diharapkan dapat mengerti

akan pentingnya pemeliharaan hutan di TNBBS

2. Bagi Pemerintah Daerah, diharapkan dapat menjadi masukan dalam

penerapan kebijakan pemeliharaan hutan

3. Bagi Universitas Lampung, diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.

Page 31: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Opini Masyarakat

2.1.1. Pengertian Opini

Opini memiliki pengertian yang diartikan secara bervariasi oleh berbagai

sumber. Istilah opinion yang kita terjemahkan menjadi “opini” itu,

didefinisikan oleh Cutlip dan Center sebagai “pengekspresian suatu sikap

mengenai persoalan yang mengandung pertentangan” (Effendy, 2002:86).

Kemudian kamus Webster’s New World College Dictionary (1994:280)

mendefinisikan bahwa opini adalah suatu pandangan, keputusan atau taksiran

yang terbentuk di dalam pikiran mengenai suatu persoalan tertentu. Sedangkan

William Albig (1939:4) menyatakan bahwa ‘Opinion is any expression on a

controversial topic’ yang berarti opini adalah ekspresi apapun mengenai topik

kontroversional. Topik kontroversional yang dimaksud yaitu topik yang

diperdebatkan baik atau buruknya, positif atau negatifnya.

Opini seseorang dengan orang lain tidak selamanya sama, dan tidak selamanya

berbeda. Namun, jika opini tersebut disetujui oleh masyarakat luas/publik,

maka dapat disebut sebagai opini publik. Menurut Leonard W. Doob, opini

publik adalah pendapat umum yang menunjukkan sikap sekelompok orang

terhadap suatu permasalahan (Effendy, 2002:88). Sedangkan William Abig

Page 32: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

12

menyatakan bahwa opini publik adalah ekspresi segenap anggota suatu

kelompok yang berkepentingan atas suatu masalah. Namun demikian, pada

dasarnya opini publik konsepnya berbeda dengan pendapat masyarakat (Olii,

2007:20).

Buku the Oxford School Dictionary (1981:202) juga memberikan pengertian

mengenai opini, bahwasanya ‘opinion is belief based on grounds which do not

provide proof’ yang berarti opini merupakan kepercayaan seseorang akan

sesuatu yang berdasar, namun tidak terbukti benar. Dengan kata lain, opini

adalah pendapat yang telah tekristalkan secara subjektif namun tidak memiliki

bukti kebenaran yang kuat.

2.1.2. Jenis-jenis Opini

Dalam buku Onong Uchjana Effendy yang berjudul Hubungan Masyarakat:

Suatu Studi Komunikasi (2002:89-90) menjelaskan bahwa ada tujuh jenis

opini, yaitu diantaranya:

1) Opini Individual

Opini individual adalah pendapat seseorang secara perseorangan mengenai

sesuatu yang terjadi di masyarakat.

2) Opini Pribadi

Opini pribadi adalah pendapat asli seseorang mengenai suatu masalah

sosial. Opini pribadi timbul apabila seseorang, tanpa dipengaruhi oleh

orang lain, menyetujui atau tidak menyetujui suatu masalah sosial, dan

berdasarkan nalarnya ia membuat suatu kesimpulan terhadap masalah

sosial tadi.

Page 33: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

13

3) Opini Kelompok

Opini kelompok adalah pendapat sekelompok mengenai masalah sosial

yang menyangkut kepentingan banyak orang, termasuk sekelompok orang

tersebut.

4) Opini Mayoritas

Opini mayoritas adalah pendapat orang-orang terbanyak dari mereka yang

berkaitan dengan suatu masalah yang pro atau kontra, atau mempunyai

penilaian lain.

5) Opini Minoritas

Opini minoritas adalah pendapat orang-orang yang relatif jumlahnya

sedikit dibandingkan dengan jumlah mereka yang terkait dengan suatu

masalah sosial.

6) Opini Massa

Opini massa adalah pendapat seluruh masyarakat sebagai hasil

perkembangan pendapat yang berbeda mengenai masalah yang

menyangkut kepentingan umum.

7) Opini Umum

Opini umum adalah pendapat yang sama dari semua orang dalam suatu

masyarakat mengenai masalah yang menyangkut kepentingan umum.

2.1.3. Unsur Pembentuk Opini

Opini tidak terbentuk secara instan, melainkan melalui proses. Proses tersebut

memiliki tahapan-tahapan yang dipercaya sebagai unsur pembentuk opini

personal atau opini publik. Abelson menyebutkan bahwa opini mempunyai

Page 34: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

14

unsur sebagai molekul opini, yaitu: Belief, Attitude, dan Perception (Kasali,

2003:20). Belief adalah kepercayaan yang dimiliki seseorang, attitude

merupakan sikap yang ditunjukkan seseorang akan kepercayaan yang ia

miliki/cara ia berpikir, baik itu menerima atau menolak. Dan perception

merupakan cara pandang seseorang akan suatu hal, tergantung bagaimana ia

menginterpretasikannya.

Akar dari opini sebenarnya tak lain adalah persepsi. Persepsi timbul karena

adanya dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

tergantung pada proses pemahaman sesuatu, termasuk di dalamnya sistem

nilai, tujuan, kepercayaannya dan tanggapannya terhadap hasil yang dicapai.

Sedangkan faktor eksternal yang memepengaruhi persepsi seseorang adalah

sebagai berikut (Wijaya, 1986 dalam Rahayu Purwatiningsih, 2008:10-11):

1. Faktor lingkungan, yaitu warna, bunyi, sinar, dapat juga ekonomi, sosial,

maupun politik.

2. Faktor konsepsi, yaitu pendapat dan teori seseorang tentang manusia

dengan segala tindakannya.

3. Faktor yang berkaitan dengan konsep seseorang tentang dirinya sendiri,

kadang seseorang menganggap dirinya selalu baik sedang orang lain selalu

kurang baik atau sebaliknya.

4. Faktor yang berhubungan dengan motif dan tujuan, berkaitan dengan

dorongan dan tujuan seseorang untuk menafsirkan suatu rangsangan.

5. Faktor pengalaman masa lampau, pengalaman dan latar belakag kehidupan

seseorang pada waktu kecil akan menentukan kepribadiannya dan

mempengaruhi perilakunya.

Page 35: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

15

Sedangkan menurut David Krench dan Richard S. Cruchfield (Rakhmat,

2008:55-56) ada dua faktor yang dapat menentukan persepsi yaitu:

1) Faktor fungsional

Faktor fungsional adalah faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman

masa lalu dan hal-hal yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-

faktor personal. Faktor personal yang menentukan persepsi adalah objek-

objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.

2) Faktor struktural

Faktor struktural adalah faktor yang semata-mata berasal dari sifat

stimulus fisik efek-efek syaraf yang ditimbulkan pada sistem syaraf

individu. Faktor struktural yang menentukan persepsi menurut teori

Gestalt, bila kita ingin mempersepsi sesuatu, kita mempersepsikannya

sebagai suatu keseluruhan. Bila kita ingin memahami suatu peristiwa kita

tidak dapat meneliti faktor-faktor yang terpisah, kita harus memandangnya

dalam hubungan keseluruhan.

Faktor-faktor tersebut menimbulkan persepsi karena didahului oleh suatu

proses yang dikenal dengan komunikasi. Dan bila proses persepsi sudah

dilalui, akan menimbulkan interpretasi. Kemudian interpretasi seseorang akan

melahirkan pendirian. Pendirian adalah apa yang sebenarnya dirasakan oleh

seseorang. Pendirian sering disebut juga sikap, yaitu opini yang masih

tersembunyi di dalam batin seseorang. Sebagai bahan pembentuk opini,

Page 36: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

16

pendirian mempunyai 3 komponen pembentuk secara sederhana dikenal

sebagai: 5

1. Affect yang merupakan elemen evaluasi dalam unsur pendirian

berdasarkan perasaan seseorang untuk menilai baik atau buruk;

2. Behavior yang merupakan elemen penggerak aktif dalam pendirian

seseorang, dan

3. Cognitions of attitude yang menjelaskan tentang fungsi, implikasi, dan

konsekuensi atas objek pendirian.

Ketiga komponen tersebut memiliki wujud implementasi masing-masing.

Berdasarkan skema proses terbentuknya opini publik menurut W. P. Davidson

(Kasali, 2003:25), hubungan antara persepsi, pendirian, dan opini, faktor yang

membentuk persepsi seperti latar belakang budaya, pengalaman masa lalu,

nilai-nilai yang dianut, dan berita yang berkembang akan berlanjut menjadi

opini dari para individu. Dengan demikian, maka proses pembentukan opini

publik tersebut dapat dilihat melalui gambar berikut:

Bagan 1. Proses Pembentukan Opini

(Sumber: Kasali, 2003:25)

5 Kasali dalam Primasiwi, Tika. 2011. Ibid

Page 37: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

17

2.1.4. Landasan Teori

2.1.4.1. Teori Pembentukan Opini (Robert Paul Abelson)

Teori pembentukan opini dicetuskan oleh Robert Paul Abelson. Abelson

adalah seorang psikolog dan ilmuan politik yang tertarik dengan statiska dan

logika. Ia berasumsi bahwa opini dibentuk dari tiga molekul/unsur, yaitu:

Belief (kepercayaan tentang sesuatu), attitude (apa yang sebenarnya dirasakan

seseorang untuk dijadikan sikap), dan perception (sebuah proses pemberian

makna). Berikut penjelasan mengenai ketiga bahan pembentuk opini:

a) Kepercayaan (Belief)

Kepercayaan (Belief) adalah komponen cognitive dari faktor

sosiopsikologis. Kepercayaan di sini tidak ada hubungannya dengan hal-

hal yang gaib, tetapi hanyalah “keyakinan bahwa sesuatu itu ‘benar’ atau

‘salah’ atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman, atau intuisi” (Hohler,

et al., 1978:48 dalam buku Rakhmat, 2009:42). Kepercayaan memberikan

perspektif pada manusia dalam mempersepsi kenyataan, memberikan

dasar bagi pengambilan keputusan dan menentukan sikap terhadap objek

sikap. 6 Menurut Solomon E.Asch, kepercayaan dibentuk oleh

pengetahuan, kebutuhan, dan kepentingan. Dan pengetahuan berhubungan

dengan jumlah informasi yang dimiliki seseorang. Oleh karena itu, banyak

kepercayaan kita didasarkan pada pengetahuan yang tidak lengkap

sehingga menimbulkan kekeliruan (Rakhmat, 2009:42).

6 Rakhmat, Jalaludin. 2009. Psikologi Komunikasi. Halaman 42

Page 38: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

18

b) Sikap (Attitude)

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa

dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku,

tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara

tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang,

tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. Jadi, pada kenyataannya tidak

ada istilah sikap yang berdiri sendiri.7 Sikap bukan sekadar rekaman masa

lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap

sesuatu; menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan;

mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari

(Sherif dan Sherif, 1956:489 dalam Rakhmat, 2009:39-40).

c) Persepsi

Persepsi memiliki hubungan erat dengan opini. Persepsi merupakan salah

satu unsur pembentuk opini seseorang. Secara sederhana, persepsi adalah

apa yang dipikirkan seseorang dan opini adalah apa yang diungkapkan

seseorang. Akar opini sebenarnya adalah persepsi. 8 Persepsi seseorang

tergantung pada seberapa jauh suatu objek memberikan arti kepada

seseorang yang bersangkutan tersebut. Bagaimana seseorang bertindak

akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap suatu objek. Sehingga dalam

kasus perambahan lahan hutan, persepsi masyarakat terhadap keberadaan

hutan akan menentukan tingkat perambahan lahan hutan yang akan

dilakukannya (Samsudin, 2006:9).

7 Jalaludin Rakhmat. Ibid. Halaman 40

8 Kasali dalam Primasiwi, Tika. 2011. Pembentukan Opini Publik Tentang Citra Polisi sebagaiDampak Berita Tindak Kriminal Polisi di Media Massa. Skripsi

Page 39: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

19

2.1.4.2. Theories of Reasoned Action (Ajzen dan Fishbein)

Teori ini menghubungkan antara keyakinan (belief), sikap (attitude),

niat/kehendak (intention) dan perilaku (behavior). Fokus utama teori ini

adalah niat (intention) sebagai prediktor perilaku. Dan niat ditentukan oleh

dua faktor penting, yaitu sikap dan norma subjektif. Berikut bagan alur

theories of reasoned action.

Bagan 2. Alur Teori Tindakan Beralasan

(Sumber: Baldwin, 2004:145)

Secara singkat, praktik atau perilaku menurut Theory of Reasoned Action

(TRA) dipengaruhi oleh niat, sedangkan niat dipengaruhi oleh sikap dan

norma subyektif (Hamidi, 2010:89). Sikap sendiri dipengaruhi oleh keyakinan

akan hasil dari tindakan yang telah lalu. Norma subyektif dipengaruhi oleh

keyakinan akan pendapat orang lain serta motivasi untuk menaati pendapat

tersebut. Secara lebih sederhana, teori ini mengatakan bahwa seseorang akan

melakukan suatu perbuatan apabila ia memandang perbuatan itu positif dan

bila ia percaya bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya. Dalam

penelitian ini, teori tindakan beralasan (reasoned action) merupakan salah satu

teori yang sesuai, karena berhubungan dengan bagaimana niat seseorang dan

Attitude towards theBehavior

Subjective Norms

BehavioralIntention

Behavior

Page 40: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

20

norma subyektif dapat mendorong untuk melakukan suatu perbuatan, yang

mana dalam hal ini adalah perambahan.

2.1.4.3. Teori Disonansi Kognitif (Festinger)

Manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif

pada lingkungan, tetapi sebagai makhluk yang selalu berusaha memahami

lingkungannya. Oleh karena itu manusia disebut dengan istilah Homo sapiens

yang berarti makhluk yang selalu berpikir. Tokoh-tokoh teori kognitif ini

diantaranya: Lewin, Heider, Festinger, Piaget, dan Kohlberg (Rakhmat,

2004:26). Berpikir adalah salah satu hal yang sangat penting di dalam diri

setiap manusia. Dengan berpikir, maka manusia akan memiliki ilmu

pengetahuan yang lebih dan lebih luas lagi. Dan hal itu dapat membuat

manusia agar selalu belajar baik dari pemikirannya, ilmu pengetahuannya,

maupun lingkungannya.9

Heider dan Festinger membawa psikologi kognitif ke dalam psikologi sosial

(Rakhmat, 2004:29). Psikologi sosial menerangkan bahwa proses komunikasi

manusia merupakan proses yang berlangsung dalam diri manusia. Beberapa

konsep pentingnya yaitu: judgement, prejudice, anxiety, dan sebagainya.

Termasuk didalamnya tradisi kognitif yang berkonsentrasi pada bagaimana

individu memperoleh, menyimpan, dan memproses informasi dengan cara

mengidentifikasi arah tingkah laku yang keluar dari diri manusia (Rohim,

2016:41).

9 Dirgagunaras, Singgih. 1986. Pengantar Psikologi. Jakarta: Mutiara Sumber Daya

Page 41: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

21

Sejak pertengahan tahun 1950-an berkembang penelitian mengenai perubahan

sikap dengan kerangka teoritis manusia sebagai pencari konsistensi kognitif

(The Person as Consistency Seeker). Teori ini memandang manusia sebagai

makhluk yang selalu berusaha menjaga keajegan dalam sistem

kepercayaannya, dan di antara sistem kepercayaan dengan perilaku. Contoh

yang paling jelas adalah teori disonansi kognitif dari Leon Festinger.

Disonansi artinya ketidakcocokan antara dua kognisi (pengetahuan). Dalam

keadaan disonan, orang berusaha mengurangi disonansi dengan berbagai cara

(Rakhmat, 2004:29). Misal dalam penelitian ini terdapat kognisi “saya tahu

saya merambah hutan”, disonan dengan kognisi “saya tahu merambah hutan

merupakan pelanggaran”. Dihadapkan dalam situasi disonan seperti itu, saya

akan: (1) mengubah perilaku, berhenti merambah hutan, atau mengurangi

perambahan sedikit demi sedikit, (2) mengubah kognisi tentang lingkungan,

misalnya dengan mengatakan hanya perambah besar-besaran atau penebang

liar saja yang membahayakan hutan, (3) memperkuat salah satu kognisi yang

disonan dengan menyatakan bahwa masyarakat lain pun banyak yang

melakukan perambahan, (4) mengurangi disonansi dengan memutuskan

bahwa salah satu kognisi tidak penting, “tidak jadi masalah merambah hutan,

karena bukan milik pribadi, atau karena saya melakukannya juga lebih

produktif daripada dibiarkan kosong lahannya”.

Namun, pada tahun 1970-an muncul konsepsi manusia sebagai pengolah

informasi (The Person as Information Processor). Dalam konsepsi ini,

manusia bergeser dari orang yang suka mencari justifikasi atau membela diri

menjadi orang yang secara sadar memecahkan persoalan. Dimana perilaku

Page 42: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

22

manusia dipandang sebagai produk strategi pengolahan informasi yang

rasional (Rakhmat, 2004:29). Oleh karena itu, perbedaan pendapat sering kita

temukan dalam kegiatan sehari-hari dalam masyarakat, sebab manusia

memiliki pemikirannya masing-masing.

Penjelasan bahwa manusia sebagai individu memiliki pendapat yang berbeda-

beda didukung oleh teori perbedaan individual, yang menyatakan bahwa

manusia amat bervariasi dalam organisasi psikologisnya secara pribadi.

Variasi ini sebagian dimulai dari dukungan perbedaan secara biologis, tetapi

ini juga dikarenakan pengetahuan yang secara individual berbeda-beda 10 .

Dalam hal ini, perbedaan yang dimaksud yaitu perbedaan antara pendapat

mendukungnya pemeliharaan taman nasional, atau mendukung pemanfaatan

lahan taman nasional untuk pertanian/perkebunan. Maka, diperlukan

penjelasan secara deskriptif pemikiran-pemikiran yang ada di masyarakat

tersebut.

2.1.4.4. Teori Opini Umum (Walter Lippman)

Menurut teori ini, orang-orang bertindak menuju obyek berdasarkan arti yang

dimiliki objek itu untuk mereka. Arti-arti ini, yang merupakan hasil interaksi

sosial, diubah melalui interpretasi oleh masing-masing individu. Tanggapan

masyarakat atas lingkungan mereka tergantung pada faktor kognitif

(berhubungan dengan proses pengenalan dan penafsiran dengan nalar,

10 Dinn Wahyudin et. al. Bahan Ajar Tim Dosen Teori Komunikasi UPI. Teori Komunikasi padaTahap Awal dan Tahap Selanjutnya. file.upi.edu/Direktori/FIP

Page 43: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

23

pemahaman), pada konstruksi mental masyarakat. 11 Dasar pemikiran teori

Lippman ini yaitu pembedaan antara ‘lingkungan palsu’ dan ‘lingkungan

nyata’. Lingkungan palsu merupakan gambaran yang dibentuk masyarakat

awam dan menuntunnya dalam bertindak. Gambaran tersebut terbentuk

berdasarkan terpaan informasi dan latar belakang orang tersebut yang

dipengaruhi oleh berbagai hal, misalnya lingkungan. Sedangkan lingkungan

nyata merupakan referensi seseorang dalam membentuk lingkungan palsu.12

Berdasarkan teori Opini Umum oleh Walter Lippman (1998: xxiii) tersebut,

bahwasanya opini masyarakat tercipta karena terpaan informasi yang

dipengaruhi oleh lingkungan, cukup sesuai dengan penelitian yang akan

dilaksanakan. Jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, dapat

dimisalkan dengan sesuatu yang indah, jika dilihat dari segi lain bisa menjadi

buruk, maka bisa salah. Intinya, pengetahuan sama dengan ‘lingkungan nyata’,

dan opini sama dengan ‘lingkungan palsu’. Ketika kita melihat suatu hal dari

perspektif pribadi, bukan tidak mungkin bertentangan dengan kenyataan.

Begitu pula dengan pemikiran: urusan umum yaitu menyangkut opini umum.

Namun, urusan pribadi hanya menjadi urusan umum ketika menyangkut

urusan pribadi sesama. Misalnya, dalam penelitian ini, seseorang mendukung

perambahan hutan adalah urusan pribadi. Namun ketika seseorang tersebut

mempengaruhi orang lain untuk melakukan perambahan juga, baik secara

langsung maupun tidak langsung, maka hal tersebut sudah menjadi urusan

11 Lippman, Walter. 1998. Opini Umum: Antara Rekayasa dan Realita. Halm xxiii

12 Lippman, Walter. 1998. Ibid

Page 44: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

24

umum. Oleh karena itu, teori opini umum dari Lippman ini dinilai dapat

menjadi salah satu teori referensi untuk penelitian ini.

2.2. Tinjauan tentang Masyarakat Wilayah Penyangga

2.2.1. Pengertian Masyarakat

Secara umum, masyarakat dapat diartikan sebagai sekumpulan kelompok kecil

yang terdiri dari keluarga, membentuk suatu kesatuan dalam sistem. Untuk

lebih jelasnya, S.R. Steinmetz, seorang sosiolog bangsa Belanda, mengatakan

bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yang meliputi

pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil yang mempunyai

perhubungan yang erat dan teratur.13 Sedangkan J.P. Gillin dan J.L. Gillin

menyatakan bahwa masyarakat adalah “the largest grouping in which common

custom, traditions, attitudes and feeling of unity are apperative” yakni

kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap,

dan perasaan persatuan yang sama.14 Dan menurut Hillery et al., komunitas

(masyarakat) adalah sekelompok orang yang hidup dalam suatu wilayah

tertentu yang memiliki pembagian kerja secara fungsional khusus dan saling

tergantung (interdependent), dan memiliki sistem sosial budaya yang

mengatur kegiatan para anggota yang mempunyai kesadaran akan kesatuan

dan perasaan, memiliki serta mampu bertindak secara kolektif dengan cara

yang teratur.15

13 Abu Ahmadi. 1986. Antropologi Budaya. Cet. Pertama. Surabaya: CV. Pelangi. Hal 56

14 Dalam Nasrullah, Nazsir. 2009. Teori-Teori Sosiologi. Cet.2. Bandung: Widya Padjadjaran.Halm: 122

15 Paul, B. Baran. 1984. Sosiologi Jilid I. Ed. 6. Jakarta.Erlangga. Halm: 129

Page 45: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

25

Selain itu, Stephen K. Sanderson mengatakan bahwa masyarakat merupakan

suatu sistem yang kompleks yang terdiri dari bagian-bagian yang saling

berhubungan dan saling tergantung dan setiap bagian saling berpengaruh

secara signifikan terhadap bagian-bagian yang lainnya. 16 Oleh karena itu,

masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sekumpulan kelompok

kecil yang membentuk kelompok besar dalam suatu wilayah.

Wilbur Schram (Rohim, 2016:67) menyebutkan bahwa komunikasi dan

masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama

lainnya. Sebab tanpa komunikasi, tidak mungkin masyarakat terbentuk,

sebaliknya tanpa masyarakat maka komunikasi tidak mungkin dapat

mengembangkan komunikasi.

2.2.2. Pengertian Wilayah Penyangga

Daerah penyangga adalah wilayah yang berada di luar Kawasan Pelestarian

Alam, baik sebagai kawasan hutan lain, tanah negara bebas maupun tanah

yang dibebani hak yang diperlukan dan mampu menjaga keutuhan Kawasan

Pelestarian Alam. Pengelolaan atas daerah penyangga tetap berada di tangan

yang berhak, sedangkan cara-cara pengelolaan harus mengikuti ketentuan

yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah RI No. 68 tahun 1998 tentang

Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Penjelasan Undang-

16 Dalam Nasrullah Nazsir. 2009. Teori-Teori Sosiologi. Cet.2. Bandung: Widya Padjadjaran.Halm: 9.

Page 46: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

26

Undang RI No. 5 tahun 1990 pasal 16 ayat 2).17 Dalam kata lain, wilayah/zona

penyangga merupakan penamaan perwilayahan secara fungsional karena

penamaan ini didasarkan pada fungsi daerah tersebut sebagai pelindung atau

penyangga bagi daerah yang lain. Maka dari itu, zona ini dijadikan sebagai

tolak ukur terhadap kerusakan daerah yang akan dilestarikan.

2.2.3. Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Wilayah Penyangga

Karakteristik sosial ekonomi secara umum meliputi umur, pendidikan,

pendapatan, pemilikan barang (lahan), dan pekerjaan. Sedangkan ciri lain,

yakni kepribadian (personality) meliputi pengalaman, motivasi, dan

kepribadian komunikan. Karakteristik sosial ekonomi yang dilihat dari

masyarakat wilayah penyangga yaitu apa pekerjaannya, seberapa luas

kepemilikan lahan, berapa tingkat pendapatannya, keterbukaan informasi

terhadap masyarakat luar, maupun kesadaran akan pelestarian hutan. 18

Indikator sosial ekonomi masyarakat di sekitar hutan sangat berhubungan erat

dengan aktivitas perambahan hutan yang terjadi. Kriteria faktor sosial

ekonomi yang paling relevan penyebab perambahan hutan menurut

Departemen Kehutanan (1986) dalam skripsi Deni Susilawati (2009:8) adalah:

17 Samsudin. 2006. Karya Ilmiah: Karakteristik dan Pola Perambahan Kawasan TamanNasional Gunung Gede Pangrango (Studi Kasus Di Desa Bojong Murni Kecamatan CiawiKabupaten Bogor). Institut Pertanian Bogor. Halm 4

18 Samsudin. 2006. Ibid. Halm. 20

Page 47: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

27

1. Nilai ekonomi hutan dan hasil hutan dalam kehidupan sehari-hari

masyarakat

2. Manfaat langsung dan tidak langsung dari masyarakat dan sekitar hutan

3. Pendapatan penduduk sekitar dan dalam hutan

4. Pengaruh sembako dalam masyarakat di sekitar dan dalam hutan.

Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh Rachman Pasha dari World

Agroforestry Centre dan Agus Susanto dari FMIPA Universitas Terbuka

(2009) yang berjudul Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Perambah Hutan dengan Pola Penggunaan Lahan di Taman Nasional Bukit

Barisan Selatan menjelaskan bahwa:

“Pada umumnya alasan mereka merambah lebih disebabkan karenamereka tidak memiliki lahan/kebun di tanah marga. Sejumlah 42,9 %perambah (subjek penelitian: masyarakat Way Tenong, Sekincau,Lampung Barat) menyatakan bahwa alasan mereka melakukan kegiatanperambahan di kawasan TNBBS adalah karena mereka tidak memilikikebun, disamping alasan-alasan lainnya seperti tidak memiliki pekerjaan,terdesak kebutuhan ekonomi dan banyaknya kebun kopi yang terlantar.Rendahnya biaya untuk mendapatkan lahan di dalam kawasan TNBBSdibanding dengan tanah marga semakin meningkatkan kecenderunganmereka untuk tetap merambah kawasan TNBBS. Walaupun merekamengetahui bahwa mereka tidak diperbolehkan untuk menggarap lahan ditanah kawasan (TNBBS), tetapi hanya sedikit saja diantara mereka yangmerasa bersalah/ takut akibat pelanggaran yang telah mereka lakukantersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 40 % responden (dari 35responden) merasa bersalah/takut. Perasaan ini timbul karena merekamengetahui bahwa adanya larangan menggarap lahan di tanah kawasandan ada sanksi untuk pelanggaran tersebut. Sedangkan 60 % respondentidak merasa bersalah/takut terhadap pelanggaran yang telah merekalakukan. Alasannya karena mereka melakukan hal tersebut tidak sendirian.Mereka merasa aman karena mereka menganggap selain mereka, masihbanyak perambah-perambah lain yang juga melakukannya (Pasha &Susanto, 2009:89).”

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterkaitan

antara sosial ekonomi masyarakat dengan opini masyarakat tentang

Page 48: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

28

perambahan hutan yaitu sekarang ini mereka melihat ketidakjelasan,

ketidakpastian, padahal mereka sudah sangat membutuhkan, dan akhirnya

jalan yang paling pintas adalah mencuri, merambah, dan menyerobot lahan

hutan. Sama halnya dengan penelitian Rachman Pasha pada masyarakat Way

Tenong, Sekincau, Lampung Barat, terdapat kemungkinan bahwa penelitian

yang dilaksanakan di Way Nipah, Kabupaten Tanggamus ini memiliki faktor/

dorongan sosial ekonomi yang mempengaruhi pendapat masyarakat pada

perambahan hutan yang terjadi. Pasalnya, dari 1.732 jiwa penduduk Pekon

Way Nipah, sebagian besar memiliki mata pencaharian petani (60%), nelayan

(30%), tani sekaligus nelayan (10%), sisanya pegawai negeri sejumlah 15

orang, dan beberapa pedagang. Selain itu, tingkat pendidikan masyarakat juga

masih dikatakan rendah, yaitu hanya sekitar 25% masyarakat yang

berpendidikan SD sampai dengan sarjana. Oleh karena itu, tidak menutup

kemungkinan bahwa mereka setuju atau tidak, berpendapat positif atau negatif

terhadap kasus tersebut.19

2.3. Tinjauan tentang Perambahan Hutan di TNBBS

2.3.1. Pengertian Perambahan Hutan

Perambahan menurut penjelasan Pasal 50 ayat (3) huruf b Undang-Undang

No. 41, Tahun 1999 tentang Kehutanan adalah melakukan pembukaan

kawasan hutan tanpa mendapat izin dari yang berwenang. Sanksi melakukan

perambahan sesuai dengan Pasal 78 ayat (2) Undang-Undang No. 41, Tahun

19 Data Administrasi Kecamatan Pematang Sawa 2014

Page 49: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

29

1999 diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda

paling banyak Rp 5.000.000.000,00.

2.3.2. Penyebab Perambahan Hutan

Menurut Tanjung (2006), terdapat beberapa faktor yang menyebabkan

masyarakat melakukan perambahan hutan, yaitu faktor ekonomi, faktor

pendidikan, faktor alam, adanya sponsor, keterbatasan petugas pengawas

hutan, dan pelaksanaan sanksi hukum. 20 Berdasarkan penelitian Deni

Susilawati (2008:8), faktor ekonomi masyarakat yang umumnya

mengandalkan mata pencaharian dari sektor pertanian, rendahnya tingkat

pendidikan yang menyebabkan penyerapan informasi yang rendah pula, dan

faktor kesuburan tanah menyebabkan masyarakat melakukan perambahan.

Tidak hanya itu, jika ada sponsor yang mendukung kegiatan perambahan ini

(fasilitator) maka tak menutup kemungkinan perambahan akan dibiarkan saja.

Selain itu, kurangnya pengawasan oleh pihak polisi hutan maupun rendahnya

pelaksanaan sanksi hukum pun ikut mendukung tumbuh kembangnya

perambahan yang terjadi.

20 Susilawati, Deni. 2008. Analisis Dampak dan Faktor yang mempengaruhi Perambahan Hutan(Studi kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD). UniversitasSumatera Utara Medan. Skripsi

Page 50: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

30

2.3.3. Upaya yang telah dilaksanakan untuk Mengatasi Perambahan

Hutan

Untuk membatasi kebebasan aktivitas perambahan, pemerintah telah

melakukan berbagai kegiatan, salah satunya: Restorasi Hutan Berbasis

Masyarakat di Resort Way Nipah (2014-2015)21. Kegiatan ini diprakarsai oleh

UNESCO bekerja sama dengan Yayasan Operasi Wallacea Terpadu (OWT),

dengan lokasi restorasi di Desa Padamaran, Resort Way Nipah, Sukaraja,

BPTN Semaka. Para perambah didominasi oleh suku Jawa. Operasi disiplin

gabungan, melibatkan Kepolisian dan TNI, dilaksanakan November 2013

untuk mengusir perambah keluar dari kawasan hutan Padamaran dan

memusnahkan spesies eksotis yang ditanam oleh petani. OWT adalah LSM

nasional yang berbasis di Bogor, yang dipilih UNESCO untuk memfasilitasi

restorasi ekosistem berbasis masyarakat di Padamaran di mana kawasan

perambahan berlokasi di dekat kawasan penampungan perambah

sebelumnya.22

OWT melibatkan masyarakat lokal sebagai aktor kunci restorasi, mulai dari

pengadaan dan seleksi materi genetik, pembangunan sarana persemaian,

pembibitan, kampanye penanaman, pemeliharaan tanaman, dan melakukan

pemantauan hasil tanaman restorasi. Selain kegiatan Restorasi Hutan Berbasis

masyarakat, sebelumnya ada juga proyek lain yang diupayakan berbagai

pihak. Berikut tabel ringkasan inisiatif anti perambahan:

21 Edi Purwanto.2012.Strategi Anti Perambahan TRHS.Halm.69

22 Edi Purwanto.2012.Ibid. Halm.70

Page 51: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

31

Tabel 1. Ringkasan inisiatif anti perambahan dan pembelajaran kunci di TNBBS,2004– 2014

Proyek/Kegiatan

Pendanaan Tahun Pelaksana Pembelajaran Kunci

CANOPI UNF, CEPF 2004-2008

TNBBS,WCS-IP,Watala,Pratala,Yasadhana,AlasIndonesia,Garsi etc.

Konsorsium LSM mungkinefektif untuk menarikpendanaan, tetapipenerapannya seringkaliterhambat oleh konflikinternal di dalam konsorsium.

UnitPerlindunganBadak/RhinoProtection Unit(RPU)

IRF,WWF 2002-to dateYABI

Patroli intensif adalah kunciuntuk mengendalikanperambahan.

Upaya TNBBSuntukmengendalikanperambahan

APBN

APBN,1983-1997,1998-to date

TNBBS

Penegakan hukum diperlukanuntuk menjaga keutuhanTNBBS dari petani migran.Besarnya kawasanperambahan erat terkaitdengan upaya penegakanhukum.

Mempertahan-kan populasiharimau yangsehat di tingkatbentang alam

WCS-IPWCS-IP,2000-2006

WRUPengawasan rutin atas batasTN adalah kunci untukmengendalikan perambahan.

Restorasi HutanBerbasisMasyarakat diResort WayNipah

UNESCOUNESCO,2014-2015

OWT

Bantuan teknis intensif dankampanye penyadarandidukung oleh kegiatanpengembangan matapencaharian alternatif adalahkunci untuk memperolehdukungan sepenuh hati dariperambah untuk memeliharakawasan restorasi

(Sumber: Purwanto, 2016:74)

Page 52: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

32

2.4. Penelitian terdahulu

1. Penelitian Rachman Pasha dan Agus Susanto (2009)

Tabel 2. Penelitian Pasha dan Agus Susanto

Penelitian ini menunjukan bahwa: Faktor sosial ekonomi perambah, secara

umum mempengaruhi luas penggunaan lahan dengan nilai R2 sebesar 48, 4%.

Faktor sosial ekonomi yang paling berpengaruh terhadap luas penggunaan

lahan di TNBBS adalah tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan lama

menggarap dengan nilai R2 sebesar 37,8 %. Terdapat 3 kelompok jenis

penggunaan lahan di TNBBS yang terbentuk: (i) jenis pertanian Wanatani (ii)

jenis pertanian Intensif dan (iii) jenis pertanian Ekstensif dan semak belukar.

Perambah yang sudah lama bermukim dan menggarap lahan, tingkat

pendidikan tinggi, jumlah anggota keluarga produktif banyak serta memiliki

tingkat umur yang tergolong tua akan cenderung mengusahakan jenis

Judul PenelitianHubungan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat PerambahHutan dengan Pola Penggunaan Lahan di Taman NasionalBukit Barisan Selatan

JenisJurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 5, Nomor 2,September 2009, 82-94

Penulis Rachman Pasha1, Agus Susanto2

Tahun 2009

Insititusi 1World Agroforestry Centre, 2FMIPA Universitas Terbuka

Hasil Penelitian

Faktor sosial ekonomi yang paling berpengaruh terhadapluas penggunaan lahan di TNBBS adalah tingkatpendidikan, tingkat pendapatan dan lama menggarap.Variasi tingkat pendidikan, pendapatan, dan lamabermukim mempengaruhi pola penggunaan lahan:wanatani, intensif, atau ekstensif/belukar.

Persamaan Objek penelitian, berupa perambahan di TNBBS

PerbedaanMetode yang digunakan kuantitatif, dan fokus padahubungan antara kondisi sosial ekonomi masyarakatperambah hutan dengan pola penggunaan lahan di TNBBS

KontribusiInformasi hubungan antara kondisi sosial ekonomi denganpola penggunaan lahan oleh masyarakat

Page 53: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

33

pertanian Intensif. Perambah dengan pendapatan tinggi akan mengusahakan

jenis pertanian Wanatani sedangkan perambah dengan jumlah penguasaan

lahan dan jumlah anggota keluarga yang cukup banyak akan mengusahakan

jenis pertanian Ekstensif serta ada kemungkinan menjadi Belukar.

2. Penelitian Samsudin (2006)

Tabel 3. Penelitian Samsudin

Penelitian ini menunjukkan bahwa: motivasi para perambah untuk

melakukan perambahan adalah untuk makan dan biaya sekolah anak-

anaknya. Sementara pola penggunaan lahan rambahan ditentukan oleh

faktor-faktor kebiasaan orang tua, tidak punya pilihan lain, tidak

mempunyai lahan, sulitnya mencari pekerjaan, lahannya subur, lahan

rambahan dekat dengan tempat tinggal, dan kemudahan dalam memasarkan

hasil panen. Kondisi sosial ekonomi perambah dapat dianalisis berdasarkan

karakteristik perambah (asal, umur, jumlah anggota keluarga, tingkat

pendidikan, pekerjaan utama, pendapatan), karakteristik perambahan lahan

(luas lahan rambahan, pola penggunaan lahan rambahan), karakteristik jenis

Judul PenelitianKarakteristik dan Pola Perambahan Kawasan TamanNasional Gunung Gede Pangrango (Studi Kasus di DesaBojong Murni Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor)

Jenis Skripsi

Penulis SamsudinTahun 2006Insititusi Insitut Pertanian Bogor

Hasil Penelitian

Motivasi para perambah untuk melakukan perambahanadalah untuk kebutuhan sehari-hari. Sementara polapenggunaan lahan rambahan ditentukan oleh faktor-faktorkebiasaan, tingkat kesuburan tanah, lokasi strategis danlain-lain.

Persamaan Tipe penelitian, berupa studi kasus

PerbedaanMetode penelitian, lokasi penelitian, dan indikator yangditeliti

Kontribusiliteratur karakteristik perambah sebagai pengindikasiansosial ekonomi masyarakat dan motif perambahan

Page 54: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

34

tanaman yang ditanam di lahan rambahan, motif merambah, faktor-faktor

keputusan penggunaan lahan rambahan, nilai dari perambahan dan pola

perambahan kawasan (apa yang dirambah, siapa yang merambah, dimana

merambahnya, kapan merambahnya, mengapa merambah dan bagaimana

merambahnya).

3. Penelitian Deni Susilawati (2008)

Tabel 4. Penelitian Deni Susilawati

Penelitian ini menunjukkan bahwa: faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya perambahan hutan yaitu faktor ekonomi masyarakat yang

sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Kegiatan perambahan

hutan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Bulu Hadik yaitu karena

terpaksa, hal ini disebabkan tak adanya alternatif pekerjaan lain untuk

memenuhi kebutuhan hidup mereka dan juga persaingan untuk memperluas

lahan pada setiap KK. Rendahnya kesejahteraan masyarakat juga telah

melatarbelakangi masyarakat Bulu Hadik dalam berbagai aktivitas

pemanfaatan sumber daya alam terutama hutan tanpa memerhatikan aspek

kelestariannya. Selain itu, faktor-faktor lain seperti keterbatasan petugas

Judul PenelitianAnalisis Dampak dan Faktor yang mempengaruhiPerambahan Hutan (Studi kasus Desa Bulu Hadik,Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, NAD)

Jenis SkripsiPenulis Deni SusilawatiTahun 2008Insititusi Universitas Sumatera Utara, Medan

Hasil Penelitian

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perambahanhutan yaitu faktor ekonomi masyarakat, keterbatasanpetugas pengawas hutan, adanya sponsor, keterbatasanlahan yang tersedia, dan lemahnya pelaksanaan sanksihukum

Persamaan Tipe penelitian, berupa studi kasusPerbedaan Metode, lokasi penelitian, dan indikator yang diteliti

Kontribusi Informasi pendukung tentang faktor penyebab perambahan

Page 55: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

35

pengawas hutan, adanya sponsor, keterbatasan lahan yang tersedia, dan

lemahnya pelaksanaan sanksi hukum juga mengakibatkan terjadinya

perambahan.

2.5. Kerangka Pikir

Secara sederhana, peneliti mempunyai kerangka pikir bahwa adanya

perambahan hutan memicu terbentuknya opini masyarakat tentang

perambahan hutan itu sendiri. Opini yang berkembang dimasyarakat tidak

secara langsung terbentuk, melainkan didukung oleh unsur-unsur tertentu.

Unsur pembentukan opini masyarakat tersebut diantaranya: kepercayaan,

sikap, dan persepsi. Persepsi, yang merupakan akar dari opini, dipengaruhi

oleh faktor-faktor berikut: latar belakang budaya, pengalaman masa lalu,

nilai-nilai yang dianut, dan berita-berita yang berkembang. Untuk

mendapatkan jawaban yang lebih memuaskan, peneliti juga menggunakan

tiga teori pendukung lainnya, yaitu: Theories of reasoned action, teori

disonansi kognitif, dan teori opini umum. Lalu peneliti juga memiliki

dugaan bahwa perambahan hutan dan opini masyarakat saling

mempengaruhi. Seperti penjelasan sebelumnya, perambahan hutan dipicu

oleh opini yang berkembang di masyarakat, dan opini masyarakat juga

timbul karena ada kasus tertentu, dalam hal ini yaitu berupa perambahan

hutan. Berikut ini adalah bagan kerangka pikir penelitian:

Page 56: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

36

Bagan 3. Kerangka Pikir

OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGAKAWASAN HUTAN TNBBS

PERAMBAHAN HUTAN

KEPERCAYAAN(BELIEF)

SIKAP(ATTITUDE)

PERSEPSI(PERCEPTION)

Bahan Pembentuk Opini(Abelson) meliputi:

PRO KONTRA

1. LatarBelakangbudaya

2. PengalamanMasa Lalu

3. Nilai-nilaiyang dianut

4. Berita danpendapatyangberkembang

Theories of Reasoned Action

Teori Disonansi Kognitif

Teori Opini Umum

Page 57: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

37

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

3.1.1. Jenis Penelitian

Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif menurut Moleong (2007:6) adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami secara holistik fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan

dan lain-lain, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah. Format desain penelitian kualitatif terdiri dari tiga model,

yaitu format deskriptif, format verifikasi, dan format grounded research.

Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif,

yaitu penelitian yang memberi gambaran secara cermat mengenai individu

atau kelompok tertentu tentang keadaan dan gejala yang terjadi

(Koentjaraningrat, 1993:89). Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh

gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang

diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau

kepercayaan orang yang diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan

angka.

Page 58: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

38

3.1.2. Tipe Penelitian

Penelitian yang dilakukan memiliki tipe penelitian studi kasus. Studi Kasus

memiliki kata kunci ‘mendalami proses’23. Artinya, studi kasus (Case Study)

memfokuskan pada proses dari sebuah objek yang diteliti. Dalam hal ini,

objek penelitian yang didalami prosesnya yaitu pembentukan opini

masyarakat Way Nipah mengenai perambahan hutan di TNBBS.

3.1.3. Waktu Penelitian

Tabel 5. Jadwal Kegiatan

No KegiatanBULAN

DES JAN FEB MAR APR MEI1 Bimbingan 1 2 Bimbingan 2 3 Pra-Riset 4 Bimbingan 3 5 Penyusunan Proposal 6 Seminar Proposal 7 Revisi Proposal

8Pedoman Wawancara danObservasi

9 Izin Penelitian 10 Pengumpulan Data (Riset) 11 Analisis Data

12Mendeskripsikan hasilpenelitian

13 Bimbingan 4 14 Bimbingan 5 15 Bimbingan 6 16 Seminar Hasil Penelitian 17 Revisi Hasil 18 Bimbingan 7 19 Laporan Penelitian 20 Uji Komrehensif

23 Disampaikan oleh Ibnu Hamad pada Workshop Tren Metodologi Penelitian Ilmu Komunikasi:Penyegaran Metode Penelitian Komunikasi. Diselenggarakan oleh Magister Ilmu KomunikasiFISIP Unila 16 November 2016

Page 59: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

39

3.1.4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Objek

penelitian adalah objek yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam

penelitian ini, objek penelitiannya adalah opini masyarakat Pekon Way Nipah,

mengenai perambahan hutan, sedangkan subjek penelitiannya yaitu

masyarakat Pekon Way Nipah. Dari segi kuantitas, masyarakat Pekon Way

Nipah terbagi menjadi enam dusun. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tabel

jumlah penduduk Pekon Way Nipah.

Tabel 6. Jumlah Penduduk di Pekon Way Nipah pada Oktober tahun 2014

No. Nama Dusun KKJumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah

(Jiwa)Laki-Laki Perempuan

1

Induk Way Nipah- RT 01- RT 02- RT 03

10144

105

21091

214

19477

193

404168407

2 Purwosari 1 54 108 96 204

3 Purwosari 2 40 82 60 142

4 Sidodadi 44 116 75 191

5 Pedamaran 45 80 79 159

6 Sinar Baru 19 33 24 57

JUMLAH 452 934 798 1732

(Sumber: Data Administrasi Kecamatan Pematang Sawa)

Dari sejumlah penduduk sebanyak 1.732 jiwa yang tersebar di enam dusun,

diambil Dusun Induk Way Nipah yang memiliki tiga RT dan sebagai subjek

penelitian awal, dengan pertimbangan bahwa dusun tersebut berada dipusat

masyarakat dan cukup banyak menyediakan informasi dikarenakan para

Page 60: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

40

perangkat desa tinggal di daerah tersebut. Namun karena salah satu informan

menyarankan untuk mewawancarai masyarakat yang dari dusun Pedamaran,

maka dilakukanlah pula wawancara dengan penduduk dusun Pedamaran.

3.1.5. Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, hal yang menjadi bahan pertimbangan utama

dalam pengumpulan data adalah pemilihan informan. Informan adalah orang

yang memberi informasi tentang dirinya dan orang lain (Hamidi, 2010:5).

Dalam penelitian kualitatif tidak digunakan istilah populasi. Memilih

informan penelitian digunakan teknik snowball sampling. Snowball sampling

adalah proses pengambilan sample dengan cara berantai dari satu informan ke

informan yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan unit yang banyak24. Disini

peneliti kemungkinan hanya akan mendapatkan informasi yang sangat terbatas

dari informan pertama (key informan). Namun ia boleh bertanya kepada

informan tersebut barangkali ia mengetahui siapa yang lebih mengetahui

informasinya yang bisa ia temui. Dari petunjuk informasi pertama tersebut

peneliti bisa menemukan informan yang kedua yang mungkin lebih banyak

tahu mengenai informasinya, sehingga peneliti bisa menemui informan

berikutnya lebih jauh dan mendalam. Demikian seterusnya (Sutopo, 2002:57).

Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti ketika berada di lokasi

penelitian adalah bertemu dengan kepala Pekon Way Nipah untuk meminta

izin penelitian. Lalu ketika peneliti meminta untuk wawancara dengan beliau,

beliau sedang sibuk saat itu, jadi ditunda. Namun Kepala Pekon tersebut

24 Aryanti, Nina Yudha. 2015. Materi Perkuliahan Metode Penelitian Sosial Kelas A, B JurusanIlmu Komunikasi FISIP Universitas Lampung. Halm 74

Page 61: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

41

kemudian menyebutkan nama beberapa informan yang mungkin lebih banyak

tahu mengenai informasi perambahan. Selanjutnya peneliti mencari nama-

nama informan yang disebutkan tersebut, baik yang dari informan pertama

ataupun informan selanjutnya secara berantai, dengan jumlah akhir informan

sebanyak delapan orang.

3.2. Sumber Data Penelitian

3.2.1. Data Primer

Data primer merupakan data utama untuk menjawab pertanyaan dan

memenuhi tuntutan tujuan penelitian. Data primer yaitu berupa data dalam

bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau

perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, yakni subjek

penelitan atau informan yang berkenaan dengan variabel yang diteliti atau data

yang diperoleh dari responden secara langsung (Arikunto, 2010:22).

3.2.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung data utama yang digunakan untuk

menambah pengayaan dalam pembahasan penelitian. 25 Data Sekunder

merupakan jenis data yang tidak didapatkan secara langsung oleh peneliti dari

narasumber yang bersangkutan. Data sekunder berupa studi kepustakaan dan

dokumentasi, baik dari buku, arsip, data statistik, jurnal, dan lain-lain.

25 Aryanti, Nina Yudha. 2015. Ibid. Halm 48

Page 62: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

42

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Wawancara

Wawancara itu sendiri dibagi menjadi tiga kelompok yaitu wawancara

terstruktur, wawancara semi-terstruktur, dan wawancara mendalam (in-depth

interview). Dalam penelitian ini peneliti memilih melakukan wawancara

mendalam. Wawancara mendalam bertujuan untuk mengumpulkan informasi

yang kompleks, yang sebagian besar berisi pendapat, sikap, dan pengalaman

pribadi (Sulistyo dalam Basuki 2006:173).

3.3.2. Observasi

Peneliti akan melakukan observasi yang bersifat terbuka. Observasi terbuka

yaitu peneliti teridentifikasi secara jelas dan selama riset subjek sadar bahwa

dirinya sedang diobservasi. Singkatnya, peneliti semata berperan sebagai

observer (pengamat). Dalam melakukan observasi, diperlukan alat bantu yang

dinamakan filling system26:

1. Mengumpulkan data dalam satu kelompok (Klasifikasi)

2. Lalu diberi nama/atribut dalam bentuk kategori-kategori (Kategorisasi)

3. Selanjutnya ditafsirkan (Interpretasi) dengan memadukannya dengan

konsep-konsep dan teori yang relevan (teori dan konsep digunakan

untuk membantu memahami tindakan sosial).

26 Ashaf, Abdul Firman. 2016. Materi Perkuliahan Metode Penelitian Komunikasi: Observasi.Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Lampung

Page 63: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

43

3.3.3. Studi Kepustakaan

Teknik pengumpulan data yang berupa studi kepustakaan yaitu dilakukan

dengan mempelajari buku-buku referensi, laporan-laporan, majalah-majalah,

jurnal-jurnal dan media lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian.

3.4. Teknik Analisis Data

Menurut H.B. Sutopo, teknik analisis data kualitatif bersifat induktif karena

analisis sama sekali tidak dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran suatu

prediksi atau hipotesis penelitian, tetapi semua simpulan yang dibuat sampai

dengan teori yang mungkin dikembangkan dibentuk dari semua data yang telah

berhasil ditemukan dan dikumpulkan di lapangan (Sutopo, 2006:105). Oleh

karena itu, teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

interaktif Miles and Huberman, yaitu bahwa ketiga komponen aktivitasnya

berbentuk interaksi dengan proses pengumpulan data berbagai proses siklus

sebagai berikut (Sutopo, 1988:37):

a) Data reduction (reduksi data)

Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanan dan abstraksi data.

Proses ini berlangsung sepanjang riset, yang dimulai dari penelitian

bahkan sebelum pengumpulan data dilakukan. Data reduction adalah

bagian dari analisis, suatu bentuk analisis yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan

mengatur data sedemikan rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan.

Page 64: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

44

b) Data display (sajian data)

Dalam melihat suatu penyajian data, peneliti akan mengerti apa yang

terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisa

ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut. Kesemuanya

dirancang guna merangkum informasi secara teratur supaya mudah dilihat,

dan dimengerti dalam bentuk yang baik.

c) Data conclusion drawing (penarikan kesimpulan).

Peneliti tetap bergerak diantara ketiga komponen dengan komponen

pengumpulan data, selama proses pengumpulan data berlangsung. Pada

waktu pengumpulan data, penulis selalu membuat reduksi data dan sajian

data. Artinya, penulis membuat singkatan dan menyeleksi data yang

diperoleh di lapangan. Kemudian diikuti penyusunan sajian data yang

berupa susunan cerita sistematis disertai dengan tabel sebagai pendukung

sajian data. Setelah pengumpulan berakhir, tindakan penulis selanjutnya

adalah menarik kesimpulan dengan verifikasinya berdasarkan semua hal

yang terdapat dalam reduksi data dan sajian data.

Bagan 4. Komponen Analis Data Model Interaktif

Page 65: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

45

3.5. Validitas Data

Validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan trianggulasi. Trianggulasi

dalam pengujian validitas/kredibilitas data ini diartikan sebagai pengecekan data

dari berbagai sumber dan cara. (Paton dalam H.B Sutopo, 2002:78). Hal ini

dilakukan dengan cara membandingkan hasil wawancara antara informan yang

satu dengan informan yang lain, dan menggunakan teknik pengumpulan data yang

berbeda-beda. (Moleong, 2007:330-331).

Pengumpulan data dari berbagai sumber wawancara yaitu terdiri dari delapan

orang informan diantaranya: satu orang kepala pekon, satu orang mantan kepala

pekon (mengaku sebagai provokator perambahan), satu orang petugas kehutanan

TNBBS, satu orang staff kecamatan (yang pernah berpartisipasi dalam penurunan

perambah dari atas gunung), tiga orang perambah, dan satu mantan perambah.

Informasi yang diperoleh selalu dibandingkan dan diuji dengan data/ informasi

yang lain untuk mengecek kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda. Selain wawancara sebagai data primer, penulis juga

menggunakan bahan referensi sebagai pendukung, yakni berupa bukti

rekaman/transkrip wawancara, hasil observasi, foto-foto atau dokumentasi untuk

mendukung kredibilitas data.

Page 66: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

104

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai opini Masyarakat

Wilayah Penyangga tentang Perambahan Hutan (Studi Kasus Masyarakat Pekon

Way Nipah, Kecamatan Pematang Sawa, Kabupaten Tanggamus) diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat opini pro dan kontra tentang kegiatan perambahan hutan yang

berlangsung di sekitar kawasan TNBBS. Opini pro menyatakan bahwa

merambah dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan mereka percaya

bahwa tanah yang mereka gunakan merupakan tanah hak serta sebagian

masyarakat percaya bahwa yang mereka lakukan bukanlah perambahan,

sedangkan opini kontra menyatakan bahwa merambah itu merusak hutan.

Berikut ringkasan opini pro dan kontra:

Tabel 22. Ringkasan Opini Pro dan Kontra

No. Nama InformanOpini

KeteranganPro Kontra

1. Nurdin Karena taman Nasional adalah paru-paru duniadan warisan

2. Alfian Karena mereka berbahaya bagi hutan, melanggarhukum, dan secara illegal masuknya.

3. Syaripuddin

Informan merasa bahwa tidak semua bumi adalahparu paru dunia. Karena itu juga diperhatikanmana yang tanah hak dan mana yang tanahpemerintah.

Page 67: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

105

4. Muhdin Majid Pronya karena perambahan itu sendirimeningkatkan ekonomi masyarakat. Kontranyakarena perambahan sendiri merusak lingkungan

5. Samsudin

Informan menyatakan kontra (untuk penebanganliar), namun ia menambahkan pernyataan yangmengindikasikan bahwa ia pro‘ya cuman kalau bisangambil buahnya terimakasih, kalau andainyasudah tidak bisa sekali yasudah’

6. Sriyono

Informan tidak memberikan jawaban, namun iamengatakan bahwa ‘ya ada saja yang ngurustapikan karena memang sudah ada kopinya, sudahada tanaman itu sendiri, jadi cuman perawatan,hanya mengurus-ngurus seperti itu saja’ yangmengindikasikan bahwa ia pro

7. Salim

Karena ketidakpuasan dengan keberadaan TNBBSmenyatakan ‘Mengapa ada TNBBS? padahalseluruh dari provinsi Lampung sampai siniLampung Selatan semua kan dulu? Sebelum pecahTanggamus, tak ada TNBBS nya. ’

8. Jailani

Informan menyatakan kontra, namun hal yangdimaksud adalah untuk penebangan liar, ia tidaktahu bahwa yang ia lakukan juga termasukperambahan. Ia mengatakan bahwa ‘Kalaumembuka sudah tidak, cuman masih diurus. ’ yangmengindikasikan bahwa ia pro

2. Dalam penelitian ini, ditemukan unsur kepercayaan bahwa perambahan dapat

meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, tanah yang mereka gunakan

merupakan tanah hak, dan aktivitas yang mereka lakukan bukan merambah.

Kemudian kepercayaan mempengaruhi unsur sikap, yaitu berupa

membela/mendukung bahwa tanah yang digunakan adalah tanah hak, acuh tak

acuh pada sosialisasi yg diadakan, atau membiarkan perambahan berlangsung.

Dan unsur persepsi, bisa berbentuk positif sebagai wujud dari penolakan

perbatasan yang dibuat pemerintah dan negatif jika merusak hutan. Persepsi

masyarakat dipengaruhi oleh latar belakang budaya (menyangkut tanah hak),

pengalaman masa lalu mengenai sejarah perbatasan (ketidakjelasan

perbatasan), nilai-nilai yang dianut (anggapan bahwa sumber daya alam

negara merupakan milik bersama), maupun berita yang berkembang.

Page 68: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

106

3. Adanya perambah yang berasal dari luar Pekon Way Nipah, kedekatan

hubungan masyarakat sesama perambah dalam bentuk gotong royong

sokongan dana (pungli), hubungan masyarakat perambah dengan non

perambah selaku penyedia sarana penunjang perambahan seperti penggilingan

kopi, ketidakkonsekuensian penegakan hukum, ketidakkomitmenan

masyarakat, polhut, pemerintah pekon, maupun TNBBS, serta lahan kawasan

yang dijadikan bahan untuk kepentingan politik merupakan bagian dari

penyebab terjadinya perambahan.

6.2. Saran

Berdasarkan pada berbagai temuan di lapangan serta kesimpulan penelitian ini,

maka beberapa saran yang bisa penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Pembukaan peluang perluasan usaha, dengan mengupayakan hal-hal berikut:

1) Perlu adanya pemanfaatan berkelanjutan hasil panen papaya, mengingat

kuantitas hasil panen berlimpah dan bahkan banyak hasil yang terbuang.

2) Pemanfaatan hasil laut dimulai dengan pembuatan tambak ikan, udang,

dsb.

3) Pembentukan kelompok tim kreatif limbah kerang lamis sebagai potensi

cindera mata

2. Pemerintah Pekon Way Nipah atau masyarakat lainnya mengambil keputusan

tegas untuk mengusir masyarakat yang bukan asli Way Nipah yang merambah

di daerah Way Nipah.

3. Sterilisasi pemerintahan desa dari segala koneksi perambahan dan pengawasan

oleh profesional untuk melaporkan kecurangan-kecurangan yang dilakukan

pemerintah desa dan polhut terkait hutan kawasan.

Page 69: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

DAFTAR PUSTAKA

Abelson, Robert P. & Prentice, Deborah. (1989). Beliefs as Possessions: AFunctional Perspective. Attitude structure and function, 361-381.

Ahmadi, Abu. 1986. Antropologi Budaya. Cet. Pertama. Surabaya: CV. Pelangi

Albig, William. 1939. Public Opinion. New York City: McGraw-Hill BookCompany. xiii,486

Antara News. Perambahan Hutan di Kawasan TNBBS Masih Berlangsung.Diakses dari www.antaranews.com pada tanggal 10 Januari 2017 Pkl.17.30 WIB

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (EdisiRevisi). Jakarta : Rineka Cipta

Aryanti, Nina Yudha. 2015. Materi Perkuliahan Metode Penelitian Sosial. KelasA, B Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Lampung

Ashaf, Abdul Firman. 2016. Materi Perkuliahan Metode Penelitian Komunikasi:Observasi. Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Lampung

Baldwin, John R., Stephen D.Perry, Marry A.M. 2004. Communication Theoriesfor Eveyday Life. U.S.A : Pearson Education, Inc.

Data Administrasi Kecamatan Pematang Sawa. 2014. Tanggamus

Diantoro, Totok Dwi. MIMBAR HUKUM Volume 23, No. 3, Oktober 2011.Perambahan Kawasan Hutan pada Konservasi Taman Nasional.

Dinn Wahyudin et. al. Bahan Ajar Tim Dosen Teori Komunikasi UPI. TeoriKomunikasi Pada Tahap Awal dan Tahap Selanjutnya.file.upi.edu/Direktori/FIP

Dirgagunaras, Singgih. 1986. Pengantar Psikologi. Jakarta: Mutiara SumberDaya

Effendy, Onong Uchjana. 2002. Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikasi.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Page 70: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

Gambar Peta TNBBS. Diakses dari www.indonesiatravellingguide.com padatanggal 11 November 2016 Pkl. 11.47 WIB

Glynn, C. J., Ostman, R. E., & McDonald, D. G. (1995). Opinions, perception,and social reality. Public opinion and the communication of consent, 249-277.

Hamad, Ibnu. Workshop Tren Metodologi Penelitian Ilmu Komunikasi:Penyegaran Metode Penelitian Komunikasi. Diselenggarakan olehMagister Ilmu Komunikasi FISIP Unila 16 November 2016

Hamidi. 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Press

Informasi TNBBS. Diakses dari tnbbs.org pada tanggal 3 Maret 2017 Pkl. 15.55WIB

JUM. TNBBS dirambah besar besaran. Diakses dari www.liputan6.com edisi 15Juli 2012 pada tanggal 10 Januari 2017 Pkl 18.07 WIB

Kartika, Tina. (2016). Media, Cosmetics Dangerous, NA-DFC (The National ofDrug and Food Agency)/Badan Pom Republik Indonesia. The SocialSciences, 11: 1350-1354.

Kasali, Rhenald. 2003. Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya diIndonesia. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.

Koentjaraningrat, 1993. Metode-Metode Penelitian Masyarakat Edisi Ke-3.Jakarta: Gramedia

Krosnick, J. A., & Abelson, R. P. (1992). The case for measuring attitude strengthin surveys. Questions about questions: Inquiries into the cognitive bases ofsurveys, 177-203.

Lippman, Walter. 1998. Opini Umum: Antara Rekayasa dan Realitas. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia

Moleong. Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya

Nasrullah, Nazsir. 2009. Teori-Teori Sosiologi. Cet.2. Bandung: WidyaPadjadjaran

NVS. Kapolda Lampung: Kasus Perambahan Hutan Masih Mendominasi.sp.beritasatu.com edisi 29 November 2011 pada tanggal 10 Januari 2017Pkl. 17.39 WIB

Olii, Helena. 2007. Opini Publik. Jakarta: PT. Indeks

Page 71: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

Pasha, Rachman. & Susanto, Agus. (2009). Hubungan Kondisi Sosial EkonomiMasyarakat Perambah Hutan dengan Pola Penggunaan Lahan di TamanNasional Bukit Barisan Selatan. Jurnal Organisasi dan Manajemen,Volume 5, Nomor 2, September 2009, 82-94

Paul, B. Baran dan C.L. Hunt. 1984. Sosiologi Jilid I. Ed. 6. Jakarta.Erlangga.

Primasiwi, Tika. 2011. Pembentukan Opini Publik Tentang Citra Polisi SebagaiDampak Berita Tindak Kriminal Polisi di Media Massa. Jurusan IlmuKomunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. UniversitasDiponegoro. Skripsi.

Purwanto, Edi. 2016. Strategi Anti-Perambahan di Tropical Rainforest Heritageof Sumatra: Menuju Paradigma Baru. Bogor, Indonesia: TropenbosInternational Indonesia dan UNESCO, xiv + 136 hal.

Purwatiningsih, Rahayu.2008. Persepsi Masyarakat terhadap Peranan Puskesmas(Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi masyarakat mengenaiperanan Puskesmas Jatinom dalam pelayanan kesehatan masyarakat diKelurahan Krajan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten). UniversitasSebelas Maret Surakarta. Skripsi

Rahmina. 2011. Pilihan Skema: Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat dalamMitigasi Perubahan Iklim. Jakarta: Sunset Media

Rakhmat, Jalaludin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT.RemajaRosdakarya

Ramadhani, Mutia. Ribuan Perambah Hutan Lampung Ditertibkan. Diakses dariwww.republika.co.id edisi 21 Desember 2011 pada tanggal 10 Januari2017 Pkl. 17.34 WIB

Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Rohim, Syaiful. 2016. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam,dan Aplikasi.Jakarta: PT. Asdi Mahasatya

Samsudin. 2006. Karakteristik dan Pola Perambahan Kawasan Taman NasionalGunung Gede Pangrango (Studi Kasus Di Desa Bojong Murni KecamatanCiawi Kabupaten Bogor). Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan danEkowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Skripsi.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukarta, Agus Wira. http://www.antaralampung.com/berita/289961/harga-kopi-lampung-naik edisi 30 April 2016, diakses pada tanggal 1 April 2017 Pkl.06.30 WIB

Page 72: OPINI MASYARAKAT WILAYAH PENYANGGA TAMAN …digilib.unila.ac.id/27005/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Selama studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik penulis mengikuti

Susilawati, Deni. 2008. Analisis Dampak dan Faktor yang mempengaruhiPerambahan Hutan (Studi kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan TelukDalam, Kabupaten Simeulue, NAD). Departemen Kehutanan. FakultasPertanian. Universitas Sumatera Utara Medan. Skripsi.

Sutopo, H.B. 1988. Konsep-konsep Dasar dalam Penelitian Kualitatif. Surakarta:Universitas Sebelas Maret

--------. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas MaretUniversity Press.

--------. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif : Dasar teori dan Terapannyadalam Penelitian Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

The Oxford School Dictionary. 1981. Oxford University Express.

translampung.com edisi 13 Agustus 2016 “Bambang Kurniawan JanjiPerjuangkan HKm” yang diakses pada 8 Maret 2017 pkl. 09.20 WIB

Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

Webster’s New World College Dictionary.1994.Ohio: Wiley Publishing, Inc.

Wiryono. Warta Kebijakan No. 11 Edisi Mei 2003 Center for InternationalForestryResearch (CIFOR).

Wood, Julia T. 1997. Communication in Our Lives. United States of America:Wadsworth Publishing Company