opini analisis atas pengaruh sesat da vinci code
TRANSCRIPT
8/3/2019 Opini Analisis Atas Pengaruh Sesat Da Vinci Code
http://slidepdf.com/reader/full/opini-analisis-atas-pengaruh-sesat-da-vinci-code 1/5
OPINI: ANALISIS ATAS
PENGARUH SESAT DA VINCI CODE
BENARKAH JESUS PERNAH MENIKAH ???
Penulis membuat tulisan ini adalah sebagai tindakan apologet atau
reaksi dari sebuah lembaga gereja untuk menghempang fenomena
penyesatan dan sinkretisme (pencampur – adukan agama) yang actual
baru-baru ini. Tetapi tidak lebih dari sebuah kesan yang didapatkan
selama membaca novel Dan Brown dan menonton film “The Davinci
Code” yang masih terus diputar di bioskop-bioskop di kota besar di
Indonesia. Pada mulanya penulis merasa geli dan acuh dengan spekulasifilsafat ini, tetapi lama kelamaaan, penulis merasakan ada beban moral
bukan sebagai seorang pendeta protestan saja, tetapi beban moral
sebagai seorang pengikut Jesus setia. Beban itu didorong juga sebagai
seorang muda yang tidak menyukai bisnis controversial, yang dipakai
sebagai ajang untuk mengumpulkan popularitas dan materi, seperti
fenomena Harry Potter dan The Lord of the ring. Penulis berharap ,
kiranya pembaca bijaksana dalam memegang teguh keyakinan anda
yang tulus yang telah diaminkan sejak semula tanpa diombang-
ambingkan dongeng-dongeng yang tidak akurat dan faktual.
Yesus Menikah?
Judul di atas memang sudah pernah dipakai W.E. Phillips : Was Jesus
Merried ? (New York, Harper and Row, 1970), tetapi beliau lebih
banyak memakai tafsiran psikologis daripada analisa konteks social
pada saat itu, sehingga banyak ayat-ayat yang dipaksakan dalammendukung kesimpulan bahwa Jesus bagi W.E. Phillips agaknya
pernah menikah. Tetapi menurut beberapa pakar – pakar yang lebih
teliti seperti C.H. Dodd dan Kelly J.N.D : Early Christian Doctrines
(New York, Harper & Row , 1958), memberikan kesimpulan bahwa
teori tentang pernikahan Jesus adalah sebuah teori dangkal yang
memakai “The Hermeneutic Suspecion” ( Penafsiran yang Mencurigai)
tanpa ada dukungan fakta yang berarti, penafsir-penafsir nakal yang
menyimpulkan bahwa Jesus pernah menikah dengan Maria Magdalena(nama aslinya disebut Miriam dari Migdal atau Magdala, yaitu sebuah
8/3/2019 Opini Analisis Atas Pengaruh Sesat Da Vinci Code
http://slidepdf.com/reader/full/opini-analisis-atas-pengaruh-sesat-da-vinci-code 2/5
desa kecil di Barat Laut Galilea)dan melahirkan Sarah (yang
diselamatkan tentara Templar ke Perancis), adalah yang memakai teori
sumber Qumran (ditemukan 1945) dan Nag Hammadi (ditemukan 1950)
yang ditemukan di gurun pasir Yudea pada tahun 1950, sedangkan yang
menyatakan bahwa Jesus sama sekali hanya mempunyai hubunganspiritual antara Guru / Rabbi dengan muridnya adalah penafsir yang sah
yang memakai teori sumber tertua yaitu Quelle (Bhs Jerman artinya
“sumber) dan Sumber Didache (sumber tradisi tertua yang berisi
pengajaran dan hal-hal liturgis) pada awal abad 2 M.
Teori Sumber adalah sebagai salah satu alat ukur resmi dalam
memahami dasar-dasar eksegese (penafsiran dari dalam teks, sedangkan
untuk bereksegese, siapapun bisa melakukan penafsiran liar yang laridari teks aslinya. Seperti dalam film garapan Ron Howard yang
menceritakan bahwa Prof Robert Langdon, sebagai Prof Kriptologi dari
Harvard, Amerika, yang menemukan kejanggalan kematian rekan
seniornya, mencoba berdiskusi tentang kaitan kematian itu dengan
lukisan Leonardo Davinci. Akhirnya Prof. Leigh Teibing membuat
kesimpulan tentang kaitan antara kelompok Opus Dei dari Roma
Vatikan, sebagai ordo nonstructural yang dipakai Paus untuk melakukan
missi rahasia. Sorotan terhadap Ordo Opus Dei yang dikenal loyal dansuperfanatik ini, diceritakan Dan Brown sebagai dalang pembunuhan
beberapa pakar yang mengetahui rahasia dibalik beberapa lukisan
Leonardo Davinci (1452- 1529 M), yang adalah mantan Pastor katolik
yang dipecat karena kekritisannya terhadap disiplin gereja. Cerita ini
berkembang terus, sampai akhirnya Sophia sebagai rekan Robert
Langdon penasaran dengan kode Davinci yang ditemukan mereka.
Akhirnya cerita ini memberi kesan spekulatif yang menyatakan bahwa
bukan tentang di mana posisi mayat Maria Magdalena saja yang paling
utama, tetapi menjaga keyakinan hidup. Novel Dan Brown, bagi penulis
bukan untuk menekankan issu tentang hubungan Jesus dengan Maria
Magdalena, tetapi mungkinkah issu itu dapat merobohkan keyakinan
yang sudah ada ? Novel atau Film yang setia dengan teks asli tersebut,
terkesan sedang mempermainkan pembaca dalam menggumuli wacana-
wacana omong kosong yang jauh melenceng dari fakta sejarah yang
ada.
Novel Dan Brown sebenarnya berbasiskan Agama Gnostik, yaitu suatu
8/3/2019 Opini Analisis Atas Pengaruh Sesat Da Vinci Code
http://slidepdf.com/reader/full/opini-analisis-atas-pengaruh-sesat-da-vinci-code 3/5
agama yang muncul di Roma Yunani sejak abad ke 2 BC – 5 M. Agama
Gnostik ini melahirkan banyak injil-injil gnostik yang beredar untuk
mengimbangi kekuatan Kekristenan pada abad ke-2 M. Injil yang tertua
yang diterbitkan agama gnostik adalah Injil Thomas, dan kemudian
Filipus, Maria Magdalena dan Injil Barabas. Tetapi tak satupun dariInjil-injil kanon atau resmi beredar di kalangan gereja mula-mula pada
awal abad ke-2 yang mengakui atau menyaksikan bahwa injil Gnostik di
atas adalah sebuah injil, karena pada umumnya injil Gnostik tidak
berkaitan langsung tentang penyelamatan manusia melalui Jesus
Kristus, tetapi berisi tentang nilai-nilai asketis dan individu untuk dapat
menyelamatkan diri sendiri, dengan keluar dari tubuh fana yang disebut
penjara jiwa yang bebas, melalui cara-cara asketis, yaitu hidup tidak
menikah dan menyiksa diri dengan puasa. Demikian juga dengan dasardari tulisan Davinci Code adalah berasal dari Injil Filipus dan Injil
Maria Magdalena yang ditemukan di Nag Hammadi Mesir pada tahun
1950, adalah injil yang berbahasa Koptik Mesir, bukan berasal dari
Bahasa Aram, yaitu bahasa yang dipakai pada zaman Jesus. Sehingga
kedua Injil Gnostik yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris ini
tidak dapat dipakai sebagai dasar yang kuat dalam menafsir kehidupan
Jesus. Contohnya Peristiwa Pernikahan di Kana, ditafsirkan dalam Injil
Maria Magdalena adalah sebagai peristiwa pernikahan Jesus sendiridengan Maria Magdalena, padahal sudah jelas dalam Injil Johannes dan
Lukas, bahwa Jesus adalah sebagai tamu yang diundang bersama
dengan ibunya Maria. Contoh kedua , yaitu peristiwa kehadiran
kebangkitan Jesus dari kubur dan menjumpai Maria Magdalena
ditafsirkan sebagai cara Jesus untuk menjumpai istrinya, padahal Maria
Magdalena bukan sendirian tetapi bersama teman wanitanya datang
untuk menaburkan wewangian bagi mayat yang ternyata sudah bangkit
mengalahkan maut itu. Masih banyak lagi contoh-contoh yang sangat
melenceng dari teks kanon, yang dianggap tak mungkin diuraikan satu
persatu di Koran ini.
Selain itu Prof Leigh Teibing, seperti dalam novel Da Vinci Code itu,
mengungkapkan bahwa dalam Konsili (Sinode Godang atau Muktamar
bagi orang Indonesia) Nicea yang berlangsung pada tahun 325 M,
disebutkan telah dicampuri kaisar atau pemerintah Roma (politik) pada
saat itu, sehingga keputusan agama yang beranggotakan para uskup
agung dari berbagai belahan dunia pada saat itu, telah mengumpulkan
8/3/2019 Opini Analisis Atas Pengaruh Sesat Da Vinci Code
http://slidepdf.com/reader/full/opini-analisis-atas-pengaruh-sesat-da-vinci-code 4/5
injil-injil tak resmi dan membakarnya, serta menetapkan dari 80 injil
yang beredar di kalangan Kristen pada saat itu, hanya keempat Injil
(Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yohannes) yang resmi
diakui sebagai Injil yang bias dibaca dan disebarluaskan. Sedangkan
kodex Filipus dan kodex Maria Magdalena tidak pernah dianggapsebagai injil dan harus dipunahkan. Keputusan ini menurut “Davinci
Code” adalah keputusan yang menindas dari sang penguasa, karena
dianggap melindungi iman umat Kristen agar tidak terkontaminasi
dengan ajaran yang merongrong wibawa gereja Katolik pada saat itu.
Sebenarnya pendapat Davinci Code di atas ada benarnya juga, bahwa
gereja serius menjaga iman umatnya, tetapi TIDAK BENAR BAHWA
KONSTANTINE yang mempengaruhi para uskup untuk memutuskan
perkara agama yang tidak dipahaminya, karena Kaisar Konstantin padasaat itu belum resmi dibaptis. Konstantin hanya bertindak sebagai
negarawan yang memfasilitasi akomodasi Konsili Nicea, tetapi sama
sekali tidak memadai pengetahuannya dalam perdebatan dogma ,
sehingga keputusan Konsili itu adalah murni sebagai keputusan tokoh
agama bukan tokoh politik, karena sejak awalnya, agama dan politik
tidak bisa dicampur adukkan. Prinsip hidup : “Dari Kaisar kembalikan
ke Kaisar, dari Tuhan kembalikan ke Tuhan” masih tetap berpengaruh
pada saat itu. Keputusan untuk “membuang “ injil Gnostik pada saat itudidasarkan pada pertimbangan bahwa injil – injil tersebut tidak pernah
menekankan keselamatan yang dibawa oleh Jesus Kristus melalui cerita
kematian, kebangkitan dan kenaikannya ke sorga.
Lukisan Leonardo Davinci yang berjudul “The Last Supper” (Perjamuan
Terakhir), yang sekarang banyak dipakai atau digantungkan di dinding
gereja atau rumah-rumah pribadi , adalah lukisan yang dianggap Dan
Brown sebagai rahasia lukisan Leonardo yang paham secara mendalam
tentang gossip yang beredar di kerahiban Katolik, bahwa yang duduk di
sebelah kanan Jesus bukan Johannes, murid kesayangannya, tetapi
Maria Magdalena. Penafsiran lukisan ini membuktikan bahwa Davinci ,
si jenius nakal itu, telah menggoreskan issu yang didengar. Tetapi
lukisan yang dibuat pada abad 15 M itu tidaklah dapat dianggap benar-
benar terjadi pada abad 1 M, karena Davinci, menurut Dan Brown,
sebagai tokoh yang menganggap issu itu pernah ada, yang berpijak pada
Injil Maria Magdalena. Bagi penulis pribadi lukisan itu tidak seharusnya
ditafsirkan melenceng dari teks aslinya, karena jika Davinci melukis
8/3/2019 Opini Analisis Atas Pengaruh Sesat Da Vinci Code
http://slidepdf.com/reader/full/opini-analisis-atas-pengaruh-sesat-da-vinci-code 5/5
Maria Magdalena, dimanakah murid yang kedua belas yang juga ikut
dalam
Perjamuan Terakhir ?. Selain itu , dilaporkan Iraeneus, teolog gereja
pada abad ke 2 M, bahwa Johannes memang mempunyai kulit putih dan
berperilaku lembut, sehingga tidak ada cukup bukti bahwa MariaMagalena menggantikan Johannes dan meja perjamuan.
Kesimpulan
Penulis memang melihat, bahwa novel fiksi dan film documenter “The
Davinci Code” sarat dengan kesimpulan-kesimpulan yang premature,
yang dibuat bukan untuk membantah ajaran yang ada, tetapi lebih, lebih
menonjolkan aspek retoris dan sensasional belaka, sehingga dapatmenuai uang dari gossip picisan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan itu. Syukurlah Jesus, Sang Guru , yang
menekankan Kasih itu selalu mengajak umat kristiani yang tersinggung,
untuk dapat tenang dan memberi berkat kepada musuh, yang
menyebarkan ajaran sesat tentang tokoh Jesus. Bagi penulis pribadi,
novel fiksi atau film “The Davinci Code” tidak akan mampu
menggoyahkan keyakinan yang sudah berakar dan berbuah: karena Ia
tidak pernah menikah dengan siapapun selama 33 tahun hidup di duniaini.