opini analisis atas pengaruh sesat da vinci code

5
8/3/2019 Opini Analisis Atas Pengaruh Sesat Da Vinci Code http://slidepdf.com/reader/full/opini-analisis-atas-pengaruh-sesat-da-vinci-code 1/5 OPINI: ANALISIS ATAS PENGARUH SESAT DA VINCI CODE BENARKAH JESUS PERNAH MENIKAH ??? Penulis membuat tulisan ini adalah sebagai tindakan apologet atau reaksi dari sebuah lembaga gereja untuk menghempang fenomena penyesatan dan sinkretisme (pencampur – adukan agama) yang actual baru-baru ini. Tetapi tidak lebih dari sebuah kesan yang didapatkan selama membaca novel Dan Brown dan menonton film “The Davinci Code” yang masih terus diputar di bioskop-bioskop di kota besar di Indonesia. Pada mulanya penulis merasa geli dan acuh dengan spekulasi filsafat ini, tetapi lama kelamaaan, penulis merasakan ada beban moral bukan sebagai seorang pendeta protestan saja, tetapi beban moral sebagai seorang pengikut Jesus setia. Beban itu didorong juga sebagai seorang muda yang tidak menyukai bisnis controversial, yang dipakai sebagai ajang untuk mengumpulkan popularitas dan materi, seperti fenomena Harry Potter dan The Lord of the ring. Penulis berharap , kiranya pembaca bijaksana dalam memegang teguh keyakinan anda yang tulus yang telah diaminkan sejak semula tanpa diombang- ambingkan dongeng-dongeng yang tidak akurat dan faktual. Yesus Menikah? Judul di atas memang sudah pernah dipakai W.E. Phillips : Was Jesus Merried ? (New York, Harper and Row, 1970), tetapi beliau lebih banyak memakai tafsiran psikologis daripada analisa konteks social pada saat itu, sehingga banyak ayat-ayat yang dipaksakan dalam mendukung kesimpulan bahwa Jesus bagi W.E. Phillips agaknya pernah menikah. Tetapi menurut beberapa pakar – pakar yang lebih teliti seperti C.H. Dodd dan Kelly J.N.D : Early Christian Doctrines (New York, Harper & Row , 1958), memberikan kesimpulan bahwa teori tentang pernikahan Jesus adalah sebuah teori dangkal yang memakai “The Hermeneutic Suspecion” ( Penafsiran yang Mencurigai) tanpa ada dukungan fakta yang berarti, penafsir-penafsir nakal yang menyimpulkan bahwa Jesus pernah menikah dengan Maria Magdalena (nama aslinya disebut Miriam dari Migdal atau Magdala, yaitu sebuah

Upload: gilbert-hanz

Post on 06-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Opini Analisis Atas Pengaruh Sesat Da Vinci Code

8/3/2019 Opini Analisis Atas Pengaruh Sesat Da Vinci Code

http://slidepdf.com/reader/full/opini-analisis-atas-pengaruh-sesat-da-vinci-code 1/5

OPINI: ANALISIS ATAS

PENGARUH SESAT DA VINCI CODE 

BENARKAH JESUS PERNAH MENIKAH ???

Penulis membuat tulisan ini adalah sebagai tindakan apologet atau

reaksi dari sebuah lembaga gereja untuk menghempang fenomena

penyesatan dan sinkretisme (pencampur – adukan agama) yang actual

baru-baru ini. Tetapi tidak lebih dari sebuah kesan yang didapatkan

selama membaca novel Dan Brown dan menonton film “The Davinci

Code” yang masih terus diputar di bioskop-bioskop di kota besar di

Indonesia. Pada mulanya penulis merasa geli dan acuh dengan spekulasifilsafat ini, tetapi lama kelamaaan, penulis merasakan ada beban moral

bukan sebagai seorang pendeta protestan saja, tetapi beban moral

sebagai seorang pengikut Jesus setia. Beban itu didorong juga sebagai

seorang muda yang tidak menyukai bisnis controversial, yang dipakai

sebagai ajang untuk mengumpulkan popularitas dan materi, seperti

fenomena Harry Potter dan The Lord of the ring. Penulis berharap ,

kiranya pembaca bijaksana dalam memegang teguh keyakinan anda

yang tulus yang telah diaminkan sejak semula tanpa diombang-

ambingkan dongeng-dongeng yang tidak akurat dan faktual.

Yesus Menikah? 

Judul di atas memang sudah pernah dipakai W.E. Phillips : Was Jesus

Merried ? (New York, Harper and Row, 1970), tetapi beliau lebih

banyak memakai tafsiran psikologis daripada analisa konteks social

pada saat itu, sehingga banyak ayat-ayat yang dipaksakan dalammendukung kesimpulan bahwa Jesus bagi W.E. Phillips agaknya

pernah menikah. Tetapi menurut beberapa pakar – pakar yang lebih

teliti seperti C.H. Dodd dan Kelly J.N.D : Early Christian Doctrines

(New York, Harper & Row , 1958), memberikan kesimpulan bahwa

teori tentang pernikahan Jesus adalah sebuah teori dangkal yang

memakai “The Hermeneutic Suspecion” ( Penafsiran yang Mencurigai)

tanpa ada dukungan fakta yang berarti, penafsir-penafsir nakal yang

menyimpulkan bahwa Jesus pernah menikah dengan Maria Magdalena(nama aslinya disebut Miriam dari Migdal atau Magdala, yaitu sebuah

Page 2: Opini Analisis Atas Pengaruh Sesat Da Vinci Code

8/3/2019 Opini Analisis Atas Pengaruh Sesat Da Vinci Code

http://slidepdf.com/reader/full/opini-analisis-atas-pengaruh-sesat-da-vinci-code 2/5

desa kecil di Barat Laut Galilea)dan melahirkan Sarah (yang

diselamatkan tentara Templar ke Perancis), adalah yang memakai teori

sumber Qumran (ditemukan 1945) dan Nag Hammadi (ditemukan 1950)

yang ditemukan di gurun pasir Yudea pada tahun 1950, sedangkan yang

menyatakan bahwa Jesus sama sekali hanya mempunyai hubunganspiritual antara Guru / Rabbi dengan muridnya adalah penafsir yang sah

yang memakai teori sumber tertua yaitu Quelle (Bhs Jerman artinya

“sumber) dan Sumber Didache (sumber tradisi tertua yang berisi

pengajaran dan hal-hal liturgis) pada awal abad 2 M.

Teori Sumber adalah sebagai salah satu alat ukur resmi dalam

memahami dasar-dasar eksegese (penafsiran dari dalam teks, sedangkan

untuk bereksegese, siapapun bisa melakukan penafsiran liar yang laridari teks aslinya. Seperti dalam film garapan Ron Howard yang

menceritakan bahwa Prof Robert Langdon, sebagai Prof Kriptologi dari

Harvard, Amerika, yang menemukan kejanggalan kematian rekan

seniornya, mencoba berdiskusi tentang kaitan kematian itu dengan

lukisan Leonardo Davinci. Akhirnya Prof. Leigh Teibing membuat

kesimpulan tentang kaitan antara kelompok Opus Dei dari Roma

Vatikan, sebagai ordo nonstructural yang dipakai Paus untuk melakukan

missi rahasia. Sorotan terhadap Ordo Opus Dei yang dikenal loyal dansuperfanatik ini, diceritakan Dan Brown sebagai dalang pembunuhan

beberapa pakar yang mengetahui rahasia dibalik beberapa lukisan

Leonardo Davinci (1452- 1529 M), yang adalah mantan Pastor katolik 

yang dipecat karena kekritisannya terhadap disiplin gereja. Cerita ini

berkembang terus, sampai akhirnya Sophia sebagai rekan Robert

Langdon penasaran dengan kode Davinci yang ditemukan mereka.

Akhirnya cerita ini memberi kesan spekulatif yang menyatakan bahwa

bukan tentang di mana posisi mayat Maria Magdalena saja yang paling

utama, tetapi menjaga keyakinan hidup. Novel Dan Brown, bagi penulis

bukan untuk menekankan issu tentang hubungan Jesus dengan Maria

Magdalena, tetapi mungkinkah issu itu dapat merobohkan keyakinan

yang sudah ada ? Novel atau Film yang setia dengan teks asli tersebut,

terkesan sedang mempermainkan pembaca dalam menggumuli wacana-

wacana omong kosong yang jauh melenceng dari fakta sejarah yang

ada.

Novel Dan Brown sebenarnya berbasiskan Agama Gnostik, yaitu suatu

Page 3: Opini Analisis Atas Pengaruh Sesat Da Vinci Code

8/3/2019 Opini Analisis Atas Pengaruh Sesat Da Vinci Code

http://slidepdf.com/reader/full/opini-analisis-atas-pengaruh-sesat-da-vinci-code 3/5

agama yang muncul di Roma Yunani sejak abad ke 2 BC – 5 M. Agama

Gnostik ini melahirkan banyak injil-injil gnostik yang beredar untuk 

mengimbangi kekuatan Kekristenan pada abad ke-2 M. Injil yang tertua

yang diterbitkan agama gnostik adalah Injil Thomas, dan kemudian

Filipus, Maria Magdalena dan Injil Barabas. Tetapi tak satupun dariInjil-injil kanon atau resmi beredar di kalangan gereja mula-mula pada

awal abad ke-2 yang mengakui atau menyaksikan bahwa injil Gnostik di

atas adalah sebuah injil, karena pada umumnya injil Gnostik tidak 

berkaitan langsung tentang penyelamatan manusia melalui Jesus

Kristus, tetapi berisi tentang nilai-nilai asketis dan individu untuk dapat

menyelamatkan diri sendiri, dengan keluar dari tubuh fana yang disebut

penjara jiwa yang bebas, melalui cara-cara asketis, yaitu hidup tidak 

menikah dan menyiksa diri dengan puasa. Demikian juga dengan dasardari tulisan Davinci Code adalah berasal dari Injil Filipus dan Injil

Maria Magdalena yang ditemukan di Nag Hammadi Mesir pada tahun

1950, adalah injil yang berbahasa Koptik Mesir, bukan berasal dari

Bahasa Aram, yaitu bahasa yang dipakai pada zaman Jesus. Sehingga

kedua Injil Gnostik yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris ini

tidak dapat dipakai sebagai dasar yang kuat dalam menafsir kehidupan

Jesus. Contohnya Peristiwa Pernikahan di Kana, ditafsirkan dalam Injil

Maria Magdalena adalah sebagai peristiwa pernikahan Jesus sendiridengan Maria Magdalena, padahal sudah jelas dalam Injil Johannes dan

Lukas, bahwa Jesus adalah sebagai tamu yang diundang bersama

dengan ibunya Maria. Contoh kedua , yaitu peristiwa kehadiran

kebangkitan Jesus dari kubur dan menjumpai Maria Magdalena

ditafsirkan sebagai cara Jesus untuk menjumpai istrinya, padahal Maria

Magdalena bukan sendirian tetapi bersama teman wanitanya datang

untuk menaburkan wewangian bagi mayat yang ternyata sudah bangkit

mengalahkan maut itu. Masih banyak lagi contoh-contoh yang sangat

melenceng dari teks kanon, yang dianggap tak mungkin diuraikan satu

persatu di Koran ini.

Selain itu Prof Leigh Teibing, seperti dalam novel Da Vinci Code itu,

mengungkapkan bahwa dalam Konsili (Sinode Godang atau Muktamar

bagi orang Indonesia) Nicea yang berlangsung pada tahun 325 M,

disebutkan telah dicampuri kaisar atau pemerintah Roma (politik) pada

saat itu, sehingga keputusan agama yang beranggotakan para uskup

agung dari berbagai belahan dunia pada saat itu, telah mengumpulkan

Page 4: Opini Analisis Atas Pengaruh Sesat Da Vinci Code

8/3/2019 Opini Analisis Atas Pengaruh Sesat Da Vinci Code

http://slidepdf.com/reader/full/opini-analisis-atas-pengaruh-sesat-da-vinci-code 4/5

injil-injil tak resmi dan membakarnya, serta menetapkan dari 80 injil

yang beredar di kalangan Kristen pada saat itu, hanya keempat Injil

(Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yohannes) yang resmi

diakui sebagai Injil yang bias dibaca dan disebarluaskan. Sedangkan

kodex Filipus dan kodex Maria Magdalena tidak pernah dianggapsebagai injil dan harus dipunahkan. Keputusan ini menurut “Davinci

Code” adalah keputusan yang menindas dari sang penguasa, karena

dianggap melindungi iman umat Kristen agar tidak terkontaminasi

dengan ajaran yang merongrong wibawa gereja Katolik pada saat itu.

Sebenarnya pendapat Davinci Code di atas ada benarnya juga, bahwa

gereja serius menjaga iman umatnya, tetapi TIDAK BENAR BAHWA

KONSTANTINE yang mempengaruhi para uskup untuk memutuskan

perkara agama yang tidak dipahaminya, karena Kaisar Konstantin padasaat itu belum resmi dibaptis. Konstantin hanya bertindak sebagai

negarawan yang memfasilitasi akomodasi Konsili Nicea, tetapi sama

sekali tidak memadai pengetahuannya dalam perdebatan dogma ,

sehingga keputusan Konsili itu adalah murni sebagai keputusan tokoh

agama bukan tokoh politik, karena sejak awalnya, agama dan politik 

tidak bisa dicampur adukkan. Prinsip hidup : “Dari Kaisar kembalikan

ke Kaisar, dari Tuhan kembalikan ke Tuhan” masih tetap berpengaruh

pada saat itu. Keputusan untuk “membuang “ injil Gnostik pada saat itudidasarkan pada pertimbangan bahwa injil – injil tersebut tidak pernah

menekankan keselamatan yang dibawa oleh Jesus Kristus melalui cerita

kematian, kebangkitan dan kenaikannya ke sorga.

Lukisan Leonardo Davinci yang berjudul “The Last Supper” (Perjamuan

Terakhir), yang sekarang banyak dipakai atau digantungkan di dinding

gereja atau rumah-rumah pribadi , adalah lukisan yang dianggap Dan

Brown sebagai rahasia lukisan Leonardo yang paham secara mendalam

tentang gossip yang beredar di kerahiban Katolik, bahwa yang duduk di

sebelah kanan Jesus bukan Johannes, murid kesayangannya, tetapi

Maria Magdalena. Penafsiran lukisan ini membuktikan bahwa Davinci ,

si jenius nakal itu, telah menggoreskan issu yang didengar. Tetapi

lukisan yang dibuat pada abad 15 M itu tidaklah dapat dianggap benar-

benar terjadi pada abad 1 M, karena Davinci, menurut Dan Brown,

sebagai tokoh yang menganggap issu itu pernah ada, yang berpijak pada

Injil Maria Magdalena. Bagi penulis pribadi lukisan itu tidak seharusnya

ditafsirkan melenceng dari teks aslinya, karena jika Davinci melukis

Page 5: Opini Analisis Atas Pengaruh Sesat Da Vinci Code

8/3/2019 Opini Analisis Atas Pengaruh Sesat Da Vinci Code

http://slidepdf.com/reader/full/opini-analisis-atas-pengaruh-sesat-da-vinci-code 5/5

Maria Magdalena, dimanakah murid yang kedua belas yang juga ikut

dalam

Perjamuan Terakhir ?. Selain itu , dilaporkan Iraeneus, teolog gereja

pada abad ke 2 M, bahwa Johannes memang mempunyai kulit putih dan

berperilaku lembut, sehingga tidak ada cukup bukti bahwa MariaMagalena menggantikan Johannes dan meja perjamuan.

Kesimpulan 

Penulis memang melihat, bahwa novel fiksi dan film documenter “The

Davinci Code” sarat dengan kesimpulan-kesimpulan yang premature,

yang dibuat bukan untuk membantah ajaran yang ada, tetapi lebih, lebih

menonjolkan aspek retoris dan sensasional belaka, sehingga dapatmenuai uang dari gossip picisan yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan itu. Syukurlah Jesus, Sang Guru , yang

menekankan Kasih itu selalu mengajak umat kristiani yang tersinggung,

untuk dapat tenang dan memberi berkat kepada musuh, yang

menyebarkan ajaran sesat tentang tokoh Jesus. Bagi penulis pribadi,

novel fiksi atau film “The Davinci Code” tidak akan mampu

menggoyahkan keyakinan yang sudah berakar dan berbuah: karena Ia

tidak pernah menikah dengan siapapun selama 33 tahun hidup di duniaini.