nilai-nilai pendidikan akhlak dalam buku muhammad al...

106
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL-FATIH SANG PENAKLUK KARYA DR. ALI MUHAMMAD ASH-SHALABI DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN PEMUDA ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: MUHAMMAD SHOLEH SETYAWAN NIM 23010150171 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

DALAM BUKU MUHAMMAD AL-FATIH SANG PENAKLUK

KARYA DR. ALI MUHAMMAD ASH-SHALABI

DAN RELEVANSINYA TERHADAP

PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN PEMUDA ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

MUHAMMAD SHOLEH SETYAWAN

NIM 23010150171

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2019

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

i

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

DALAM BUKU MUHAMMAD AL-FATIH SANG PENAKLUK

KARYA DR. ALI MUHAMMAD ASH-SHALABI

DAN RELEVANSINYA TERHADAP

PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN PEMUDA ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

MUHAMMAD SHOLEH SETYAWAN

NIM 23010150171

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2019

Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

ii

Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

iii

Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

iv

Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

v

Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

vi

MOTTO

غفى وغفش نكى رىثكى والله حججكى الله فبتجعى الله تى تحجى ك س لم ا

ى ح س

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku,

niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha

Pengampun, Maha Penyayang.”

(Departemen Agama RI, 1989: QS. Ali Imran: 31)

م وانك لعلى خلق عظ

Artinya: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.”

(Departemen Agama RI, 1989: QS. Al-Qalam: 4)

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

vii

PERSEMBAHAN

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi

ini penulis persembahkan untuk:

1. Ayah dan Ibu, Zarkasi dan Suyamti yang selalu membimbing,

memberikan doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupan

penulis.

2. Keluarga Ibu Suyatmi yang telah memberikan pembelajaran berharga dan

memberikan tempat dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan

yang dihadapi penulis.

3. Keluarga besar dan santri Madrasah Nurul Huda Promasan.

4. Keluarga besar dan kanda yunda Jam‟iyyatul Qurra‟ wal Huffadz Al-

Furqan IAIN Salatiga.

5. Segenap Dosen IAIN Salatiga khususnya pengampu mata kuliah PAI.

6. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis angkatan 2015 khususnya jurusan

PAI.

7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi

ini.

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis haturkan ke hadirat

Allah SWT yang telah memberikan nikmat, karunia, taufik, seta hidayah-Nya

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Buku Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk

Karya Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi dan Relevansinya terhadap Pendidikan

Kepemimpinan Pemuda Islam.

Tidak lupa shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya

yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan bagi kehidupannya.

Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari

berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis dalam penyelesaian skripsi

ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

4. Bapak Marwanto, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

5. Bapak Dr. Ahmad Sultoni, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah membimbing, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk penulis

sehingga skripsi ini terselesaikan.

Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

ix

Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

x

ABSTRAK

Setyawan, Muhammad Sholeh. 2019. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Buku

Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk karya Dr. Ali Muhammad Ash-

Shalabi dan Relevansinya terhadap Pendidikan Kepemimpinan Pemuda

Islam. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Dr. Ahmad Sultoni, M.Pd.

Kata Kunci: Nilai-nilai Pendidikan Akhlak, Buku Muhammad Al-Fatih Sang

Penakluk, Pendidikan Kepemimpinan Pemuda Islam.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Untuk

mengetahui nilai-nilai pendidikan akhlak dalam buku Muhammad Al-Fatih Sang

Penakluk karya Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi dan (2) Untuk mengetahui

relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak dalam buku Muhammad Al-Fatih Sang

Penakluk karya Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi terhadap pendidikan

kepemimpinan pemuda Islam.

Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian kepustakaan (library

research). Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer yakni buku

Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk karya Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi dan

sumber data sekunder berupa data dari berbagai literatur yang berhubungan dan

relevan dengan objek penelitian, baik berupa transkip, buku, artikel, website, dan

blog di internet berupa jurnal. Dalam pengumpulan datanya menggunakan metode

dokumentasi, dan analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis isi

(content analysis).

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Nilai-nilai Pendidikan

Akhlak yang terkandung dalam buku Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk karya

Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi di antaranya: takwa, i‟tisham, ikhlas, syukur,

berilmu, shidiq, amanah, istiqamah, futuwwah, mujahadah, syaja‟ah, tawadhu‟,

adil, peduli sosial, cinta damai, toleransi, dan peduli lingkungan. (2) Nilai-nilai

pendidikan akhlak yang terdapat dalam buku Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk

ini sangat relevan jika diterapkan dalam pendidikan kepemimpinan pemuda Islam

di Indonesia saat ini.Komunikasi yang baik antara guru di sekolah dan orang tua

di rumah akan sangat menunjang keberhasilan pendidikan kepemimpinan yang

berdasarkan nilai-nilai akhlak ini. Tugas guru di sekolah adalah memberikan

teladan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media-media yang

relevan, sedangkan tugas orang tua di rumah adalah mengawasi mereka dalam

membiasakan akhlak yang telah mereka dapatkan dari sekolah melalui jurnal

harian yang harus mereka isi seteiap melaksanakan pembiasaan tersebut.

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i

LEMBAR BERLOGO .................................................................................... ii

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................. vi

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

ABSTRAK ....................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................. 7

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 8

E. Penegasan Istilah ............................................................... 9

F. Metode Penelitian .............................................................. 12

BAB II BIOGRAFI NASKAH

A. Latar Belakang Penulisan Buku ......................................... 15

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

xii

B. Sistematika Penulisan Buku ............................................... 17

C. Riwayat Hidup Penulis Buku ............................................. 23

D. Riwayat Hidup Penerjemah Buku ...................................... 26

BAB III NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

A. Pengertian Pendidikan Akhlak .......................................... 32

B. Dasar-dasar Pendidikan Akhlak ........................................ 34

C. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak .................................. 36

D. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak............................................ 36

BAB IV RELEVANSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

A. Potret Kepemimpinan Saat Ini .......................................... 69

B. Penyebab Krisis Akhlak .................................................... 71

C. Kontribusi Penulis ............................................................. 76

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................... 81

B. Saran .................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 84

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses perbaikan, penguatan, dan

penyempurnaan terhadap semua kemampuan dan potensi manusia.

Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu ikhtiar manusia untuk

membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dan kebudayaan yang

ada dalam masyarakat (Roqib, 2009: 15).

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Undang-Undang SISDIKNAS).

Pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung yaitu suatu proses

penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, mentransfer ilmu

pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi

manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.

Pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian untuk menjadi manusia

yang berakhlakul karimah agar dalam kehidupan sehari-hari mendapatkan

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

2

kebahagiaan, ketenteraman, serta dapat mencerminkan perilaku sesuai

syari‟at Islam (Khamdani, 2014: 264).

Tujuan utama pendidikan Islam adalah membentuk akhlak dan

budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral,

berjiwa bersih, memiliki kemauan keras, cita-cita yang besar serta akhlak

yang mulia, tahu arti kewajiban dan pelaksanaannya, menghomati hak-hak

manusia, mampu membedakan hal baik dan buruk, menghindari perbuatan

tercela, dan senantiasa mengingat Allah SWT dalam setiap pekerjaan yang

dilakukan (Mawangir, 2018:166).

Dalam suatu hadis juga dinyatakan bahwa akhlak merupakan salah

satu tujuan utama diutusnya Rasulullah SAW bagi seluruh umat manusia

di muka bumi ini. Hadis tersebut adalah sebagai berikut:

ى يكبسو الخلق ا ب ثعثت ل ت

Artinya: “Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus untuk

menyempurnakan akhlak.” (HR. Ahmad, Al-Musnad 2/381).

Akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa, yang

dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk, tanpa

membutuhkan pemikiran dan pertimbangan (Aminuddin, 2014: 152).

Adapun jika kita melihat kenyataan yang ada saat ini, telah banyak kasus-

kasus yang menunjukkan adanya krisis akhlak seperti tindak kejahatan

dari tingkat golongan rakyat biasa hingga pejabat tinggi negara. Kejahatan

begal, perampokan, korupsi, tawuran antar pelajar, sikap anak yang yang

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

3

kurang menghormati orang tua dan kasus-kasus lainnya yang kini telah

menjadi berita utama yang selalu ditampilkan dalam media-media terkini.

Hal-hal tersebut merupakan satu gambaran jelas bahwa masih

banyak sekali masyarakat yang kurang menyadari tugas mereka di atas

muka bumi ini. Dalam Al-Qur‟an Allah SWT berfirman:

ف جاعل فى الرض خل ىكة انا اتجعل واذ قال ربك للمل ة قالو

س لك ء ونحن نسبح بحمدك ونقد ما ها وسفك الد ها من فسد ف ف

اعلم ما ل تعلمون قال ان

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para

malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah

di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak

menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat

kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami

senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan

Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa

yang tidak kamu ketahui." (Departemen Agama RI, 1989: QS. Al-

Baqarah: 30).

Ayat di atas menggambarkan bahwa tugas manusia di muka bumi

ini adalah untuk menjadi khalifah atau penguasa muka bumi ini. Dan

berkaitan dengan hal ini Rasulullah SAW juga telah bersabda:

سعته... كهكى ساع وكهكى يسئىل ع

Artinya: “Setiap kamu adalah pemimpin. Dan setiap pemimpin

bertanggung jawab atas kepemimpinannya” (HR. Bukhari no. 893).

Hadis di atas menjelaskan bahwa setiap kita adalah pemimpin,yaitu

pemimpin bagi diri kita masing-masing untuk bisa mengarahkan hidup

kita kepada jalan yang benar dan diridhoi oleh Allah SWT. Dan setiap kita

Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

4

juga akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT. atas apa yang

telah kita pimpin.

Jika kita menghayati hadis di atas, tentu kita akan menemukan satu

tanggung jawab besar berkaitan dengan kepemimpinan kita dalam

memimpin diri kita di kehidupan ini. Jika dianalalogikan sebagai sebuah

organisasi, tentu saja diri kita ini juga memiliki anggota-anggota yang

dapat membawa kita kepada jalan yang benar ataupun sebaliknya. Dan

satu-satunya tujuan utama dari kepemimpinan kita terhadap diri kita

adalah menuju keridhoan Allah SWT.Di antara berbagai anggota seperti

kaki, tangan, mata, telinga, hidung, otak, dan lain sebagainya yang ada

dalam tubuh kita, hati merupakan satu aspek terpenting yang dapat

mempengaruhi itu semua. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi SAW. yang

berbunyi:

فى انجسذ ي ضغة ارا صهحت صهح انجسذد كهه وارا ال وا

انمهت ه ال وه فسذ فسذ انجسذ كه

Artinya: “Ketahuilah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal

daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak,

maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati

(jantung).” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599)

Hadis di atas menegaskan bahwa hati merupakan penentu baik atau

buruknya diri kita. Oleh karena itu kita harus memastikan bahwa hati kita

selalu dalam keadaan baik. Jika kita menginginkan kesuksesan dalam

tujuan kita menuju Allah SWT., tentu yang harus kita lakukan adalah

memberikannya makanan-makanan ruhani berupapendidikan akhlak.

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

5

Pendidikan akhlak merupakan bekal utama yang telah membawa

keberhasilan dalam berbagai bidang bagi para pemimpin-pemimpin Islam

yang kini telah banyak dilupakan oleh generasi muda.Para pemuda sebagai

bibit-bibit masa depan bangsa harus dibekali pendidikan kepemimpinan

yang menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak. Dengan adanya pendidikan

kepemimpinan yang berdasarkan akhlak ini, diharapkan mereka dapat

menyadari bahwa meskipun dia bukanlah seorang pemimpin yang

memimpin suatu komunitas atau kelompok tertentu, namun pada dasarnya

mereka adalah tetap memiliki tanggung jawab untuk memimpin dirinya

sendiri agar dapat berbuat baik dan menampilkan akhlak baik kepada

Khaliq, sesama manusia, maupun makhluk lainnya.

Berangkat dari berbagai persoalan di atas, sudah saatnya sistem

pendidikan di Indonesia dibenahi dan dikembalikan kepada jati diri bangsa

yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila yang di dalamnya

banyak sekali terkandung nilai-nilai akhlak. Salah satunya adalah dengan

memasukkan pendidikan akhlak dalam setiap proses pembelajaran ataupun

dengan menggunakan media yang relevan untuk bisa dijadikan

pembelajaran.

Salah satu contoh media pendidikan yang dapat digunakan untuk

menanamkan nilai pendidikan akhlak tersebut adalah karya sastra. Karya

sastra adalah karya seni yang dituntut mampu memberikan hiburan dan

pelajaran bagi para penikmatnya. Seperti halnya dalam buku Muhammad

Al-Fatih Sang Penakluk yang di dalamnya berisi sejarah penaklukan kota

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

6

Konstantinopel oleh seorang pejuang muda Islam bernama Muhammad

Al-Fatih.

Buku ini termasuk buku sejarah yang ditulis secara sistematis,

mengalir, mudah dan enak dibaca dengan isi dan argumen yang jelas dan

penuh dengan nilai-nilai pendidikan dan moral yang bisa dijadikan sebagai

teladan bagi para pembaca. Salah satu contohnya yaitu pada bagian yang

menceritakan akhlak beliau saat menjadi penguasa. Beliau merupakan

penguasa yang amanah dan tidak suka dengan pemborosan.Seperti

terdapat di dalam kutipan cerita berikut:

“Setelah menjadi penguasa Daulah Utsmaniyah, dia segera

mengatur ulang administrasi negara yang cukup kompleks, banyak

memperhatikan urusan keuangan negara, mencari sumber-sumber

pendapatan negara dan membatasi alokasi pembelanjaannya.”

(Ash-Shalabi, 2017: 169).

“Dia larang pemborosan dan penghambur-hamburan harta.

Demikian juga, Sulthan Muhammad Al-Fatih memfokuskan pada

pengembangan dan pengorganisasian ulang batalyon-batalyon

pasukan serta membuat daftar khusus untuk mereka, menambah

gaji dan memasok untuk mereka banyak persenjataan modern pada

zaman itu.” (Ash-Shalabi, 2017: 169).

Pada kutipan cerita di atas, pembaca diajak untuk meneladani sikap

amanah sebagai seorang pemimpin. Di saat para penguasa lain banyak

yang tergiur dengan kekayaan setelah berkuasa dengan melakukan korupsi

untuk memperkaya diri mereka, maka sebagai seorang pemuda Islam yang

taat, Sulthan Muhammad Al-Fatih memberikan contoh kepada kita untuk

mengontrol segala yang kita kuasai dengan cara membatasi pengeluaran

untuk hal yang penting saja, tidak menghambur-hamburkan uang, dan

membelanjakannya sesuai dengan kebutuhan.

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

7

Dengan melihat isi buku Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk yang

mengandung banyak pelajaran di samping kelebihan dan kekurangannya,

maka penulis mencoba mengangkatnya sebagai objek penelitian dengan

judul “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Buku Muhammad Al-Fatih

Sang Penakluk karya Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi dan Relevansinya

terhadap Pendidikan Kepemimpinan Pemuda Islam”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa saja nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam buku

Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk karya Muhammad Ash-Shalabi?

2. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak dalam buku

Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk terhadap pendidikan

kepemimpinan pemuda Islam?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung

dalam buku Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk karya Muhammad

Ash-Shalabi.

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

8

2. Untuk mengetahui relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak dalam buku

Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk karya Muhammad Ash-Shalabi

terhadap pendidikan kepemimpinan pemuda Islam.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun

praktis, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi yang positif bagi dunia pendidikan pada umumnya dan

khususnya bagi pengembangan nilai-nilai pendidikan baik umum

maupun pendidikan akhlak melalui pemanfaatan karya sastra. Serta

untuk menambah wawasan tentang keberadaan karya sastra yang

memuat tentang pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, efektifitas penyampaian pesan melalui karya sastra ada

3 yaitu:

a. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan masukan terhadap penggunaan media pembelajaran

yang efektif dan efisien dalam rangka melaksanakan pendidikan

kepemimpinan bagi peserta didik melalui media cerita yang

inspiratif dalam mendidik akhlak mereka dalam kaitannya dengan

pendidikan kepemimpinan yang menjunjung tinggi akhlak.

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

9

b. Bagi civitas akademika, penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai salah satu acuan untuk penelitian-penelitian yang relevan

di masa yang akan datang.

c. Bagi dunia sastra, diharapkan penelitian ini dapat memberi

masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam membuat sebuah

karya, yaitu tidak hanya memuat tentang keindahan dan hiburan

semata sebagai daya jual namun juga memperhatikan isi dan

memasukkan pesan-pesan yang dapat diambil dari karya sastra

tersebut.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul

penelitian di atas, maka penulis menjelaskan berbagai istilah-istilah yang

ada sebagai berikut:

1. Nilai Pendidikan Akhlak

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan

kualitas, dan berguna bagi manusia. Nilai adalah segala hal yang

berhubungan dengan tingkah laku manusia mengenai baik atau buruk

yang diukur oleh agama, tradisi, etika, moral, dan kebudayaan yang

berlaku dalam masyarakat (Zakiyah dan Rusdiana, 2014: 14-15).

Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si

pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik

menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Maunah, 2009: 3).

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

10

Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa, yang

dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk, tanpa

membutuhkan pemikiran dan pertimbangan (Aminuddin, 2014: 152).

Dengan demikian Nilai Pendidikan Akhlak yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan akhlak yang dapat

menjadikan seseorang memiliki kepribadian utama yang selalu

menjunjung tinggi nilai pendidikan akhlak yang diambil dari buku

Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk.

2. Buku Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk

Buku Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk adalah buku yang

ditulis oleh Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi yang kemudian

diterjemahkan oleh Muhammad Isa Anshory. Sebagaimana judulnya,

buku ini membahas tentang sejarah penaklukan Konstantinopel oleh

seorang pemuda Islam bernama Muhammad Al-Fatih. Dalam buku ini

materi yang disampaikan dibagi menjadi 2 bab yang pada setiap

babnya terdapat beberapa sub bab di dalamnya.

Pada bab pertama menjelaskan tentang sejarah berdirinya

Daulah Utsmaniyah dan penaklukan-penaklukannya. Dan pada bab

kedua berisi tentang penaklukan Konstantinopel oleh Sulthan

Muhammad Al-Fatih.

Page 24: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

11

3. Pendidikan Kepemimpinan Pemuda Islam

Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si

pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik

menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Maunah, 2009: 3).

Kepemimpinan adalah suatu perilaku dengan tujuan tertentu

untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai

tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu

dan organisasi (Kristeva, 2016: 20).

Pemuda menurut UU No. 40 Tahun 2009, Pasal 1 Ayat 1 adalah

warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan

dan perkembangan yang berusia 16 sampai 30 tahun (Naafs dan White,

2012: 91)

Islam adalah agama samawi yang diturunkan oleh Allah SWT

kepada hamba-hamba-Nya melalui para rasul. Sebagai agama, Islam

memuat seperangkat nilai yang termaktub di dalam Al-Qur‟an dan

Sunnah (Mujib, 2006: 1).

Dengan demikian Pendidikan Kepemimpinan Pemuda Islam

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikanyang diberikan

kepada pemuda Islam untuk menuntun dan membimbing merekaagar

dapat menjadi pribadi yang memiliki jiwa kepemimpinan yang

berdasarkan pada nilai-nilai pendidikan akhlak yang ada di dalam buku

Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk.

Page 25: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

12

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dari skripsi ini adalah penelitian kepustakaan

(library research), yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan

menggunakan literatur (kepustakaan) penelitian sebelumnya.

Penelitian ini bertumpu pada sumber-sumber pustaka atau

dokumentasi sebagai sumber data utamanya (Guntur, 2010: 7).

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi. Metode

dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data

mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006: 231).

Metode dokumentasi ini, data mengenai penelitian diperoleh

dengan cara menghimpun data dari berbagai literatur, baik artikel,

jurnal, majalah, maupun buku-buku yang berkaitan dengan

pembahasan penelitian ini guna menjadi referensi dalam penyusunan

skripsi ini.

3. Sumber Data

Dalam penulisan skripsi ini, sumber data yang digunakan adalah

sumber data yang relevan dengan pembahasan skripsi. Adapun sumber

data terdiri dari dua macam yaitu:

Page 26: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

13

a. Sumber Data Primer, merupakan sumber data utama yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu buku Muhammad Al-Fatih

Sang Penakluk karya Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi yang telah

diterjemahkan oleh M. Isa Anshory ke dalam bahasa Indonesia.

b. Sumber Data Sekunder, yaitu berbagai literatur yang berhubungan

dan relevan dengan objek penelitian, baik itu berupa transkip,

wawancara, buku, artikel di surat kabar, majalah, tabloid, website,

dan blog di internet berupa jurnal.

4. Metode Analisis Data

Analisis data yang penulis gunakan adalah analisis isi (content

analysis), yaitu dengan cara menganalisis suatu dokumen baik itu

berupa karya tulis, buku teks, film, gambar, biografi, surat, surat kabar,

majalah, buletin dan lain sebagainya untuk diketahui isi dan makna

yang terkandung dalam dokumen tersebut (Wuradji, 2003: 5).

Dalam penelitian ini, penulis akan mengkaji nilai-nilai pendidikan

akhlak di dalam buku Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk.

Langkah-langkah yang penulis gunakan dalam pengolahan data

adalah sebagai berikut:

a. Langkah deskriptif, yaitu menguraikan teks-teks dalam buku

Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk yang berhubungan dengan

nilai-nilai pendidikan akhlak.

Page 27: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

14

b. Langkah interpretasi, yaitu menjelaskan teks-teks dalam buku

Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk yang berhubungan dengan

dengan nilai-nilai pendidikan akhlak.

c. Langkah analisis, yaitu menganalisis penjelasan dari buku

Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk yang berhubungan dengan

nilai-nilai pendidikan akhlak.

d. Langkah mengambil kesimpulan, yaitu mengambil kesimpulan

dari buku Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk yang

berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan akhlak.

Page 28: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

15

BAB II

BIOGRAFI NASKAH

A. Latar Belakang Penulisan Buku Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk

Ketika muncul buku Ad-Daulah Al-‘Utsmaniyah ‘Awamil An-

Nuhudh wa Asbab As-Suquth (Bangkit dan Runtuhnya Khilafah

Utsmaniyah) di pameran-pameran Internasional, orang-orang pun

menyambut dengan sangat antusias. Banyak kritik dan saran mengenai

buku itu yang ditujukan kepada penulis yaitu Dr. Ali Muhammad Ash-

Shalabi. Beberapa pembaca dari berbagai tempat sepakat akan pentingnya

menulis Muhammad Al-Fatih dalam buku tersendiri. Ternyata pihak

penerbit juga menyambut gagasan ini. Penulis pun berusaha untuk segera

melaksanakan gagasan tersebut.

Buku ini berkisah tentang Muhammad Al-Fatih, pahlawan yang

berhasil menaklukan Konstantinopel bersama pasukannya. Mereka hidup

demi Islam dan mati dalam rangka menegakkan kalimat Allah. Dalam

buku ini diuraikan pula tentang bagaimana pengaruh penerapan syari‟at

Allah di Daulah Utsmaniyah pada zaman Sulthan Muhammad Al-Fatih,

misalnya: terwujudnya kekuasaan, kejayaan, keamanan, ketenteraman,

kemenangan, dan kehormatan, tersebarnya kebaikan, serta tersingkirnya

kejahatan yang dapat dijadikan sebagai teladan bagi para pemimpin di

masa yang akan datang.

Page 29: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

16

Buku ini juga memaparkan dan membantahnya secara langsung

terhadap fitnah yang dituduhkan oleh sejarawan Inggris, Edward Shepherd

Creasy, dalam bukunya History of The Ottoman Turkskepada Muhammad

Al-Fatih. Dia menggambarkan Sulthan Muhammad Al-Fatih dengan buruk

karena rasa dengki dan benci terhadap penaklukan Islam yang gemilang

itu (Ash-Shalabi, 2015: 19).

Ensiklopedia Amerika yang terbit pada 1980 juga menaruh

kedengkian kaum Salibis terhadap Islam. Ensiklopedi ini mengklaim

bahwa Sulthan Muhammad Al-Fatih memperbudak mayoritas orang

Kristen Konstantinopel dan menggiring mereka ke pasar-pasar budak di

kota Edirne. Mereka semua dijual di kota ini.

Dalam hal ini penulis langsung menepis semua tuduhan tersebut

dengan mengemukakan argumen yang kuat dan bukti nyata sesuai realitas

sejarah yang menjelaskan bahwa Sulthan Muhammad Al-Fatih

memperlakukan penduduk Konstantinopel dengan penuh kasih sayang.

Dia memerintahkan tentaranya agar bersikap baik dan lembut kepada para

tawanan. Akhirnya, para tawanan itu banyak yang ditebus dari harta

pribadi miliknya. Muhammad Al-Fatih berkumpul bersama para uskup,

menenangkan kepanikan mereka, serta menjamin keyakinan, syari‟at, dan

rumah-rumah ibadah mereka.

Penulis menjelaskan bahwa yang mendorong Sulthan Muhammad

Al-Fatih bersikap toleran terhadap orang-orang Kristen Konstantinopel

adalah komitmennya yang benar terhadap agama Islam. Selain itu, dia

Page 30: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

17

berusaha meneladani Nabi Muhammad SAW dan Khulafaur Rasyidin

yang telah bersikap toleran kepada musuh-musuh mereka (Ash-Shalabi,

2017: 15-20).

B. Sistematika Penulisan Buku Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk

Buku dengan judul Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk karya Dr.

Ali Muhammad Ash-Shalabi ini disusun dalam 2 bagian pembahasan.

Bagian pertama berisi 6 bab yang menjelaskan tentang Berdirinya Daulah

Utsmaniyah dan Penaklukan-Penaklukannya, dan bagian kedua berisi 7

bab yang menjelaskan tentang penaklukan Konstantinopel itu sendiri

dengan judul Muhammad Al-Fatih dan Penaklukan Konstantinopel. Secara

sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut:

Bagian 1 berjudul Berdirinya Daulah Utsmaniyah dan Penaklukan-

Penaklukannya

Bab 1 berjudul Utsman, Pendiri Daulah Utsmaniyah. Pada bab ini

digambarkan tentang awal mula berdirinya Daulah Utsmaniyah. Utsman

bin Erthugrul bin Sulaiman Syah adalah pendiri pemerintahan Utsmani

dan Sulthan pertama dalam pemerintahan ini. Utsman dilahirkan pada

tahun 656 H/1258 M. Tahun kelahirannya disaksikan oleh serangan

Mongol ke Baghdad yang dipimpin oleh Hulagu Khan dan jatuhnya

Khilafah Abbasiyah. Dalam keadaan sulit seperti itu dan kelesuan

mencengkeram sendi-sendi umat, Utsman pendiri Daulah Utsmaniyah

dilahirkan di dunia. Di sini ada makna yang baik, yaitu permulaan umat

Page 31: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

18

untuk bangkit dari titik kelemahan dan kemunduran dan awal kenaikan

menuju ke arah kemuliaan dan kemenangan.

Bab 2 berjudul Sulthan Orkhan bin Utsman. Pada bab ini

digambarkan tentang pemerintahan pada masa Sulthan Orkhan bin

Utsman. Salah satu hal terpenting yang akan menjadi peninggalan Sulthan

Orkhan bagi Daulah Utsmaniyah adalah pembentukan tentara Islam dan

kepeduliannya untuk memasukkan sistem kemiliteran khusus. Beliau

membagi tentara ke dalam beberapa unit. Masing-masing unit terdiri dari

sepuluh orang, seratus orang, atau seribu orang. Sulthan mengkhususkan

seperlima harta rampasan perang untuk membiayai tentara itu. Selain itu,

Sulthan Orkhan juga menambahkan tentara lain yang disebut Al-

Inkisyariyah (Janissary). Unit ini dibentuk dari orang-orang yang baru saja

masuk Islam.

Bab 3 berjudul Sulthan Murad I. Pada bab ini digambarkan tentang

beralihnya ibu kota pemerintah Islam pada masa pemerintahan Sulthan

Murad I. Pada tahun 762 H/1360 M , pasukan Utsmani berhasil

mengambil alih Hadrianopolis (Edirne). Kota ini mempunyai posisi yang

sangat strategis di Balkan. Kota ini merupakan kota kedua dalam

kekaisaran Byzantium setelah Konstantinopel. Sulthan Murad I

menjadikan Edirne sebagai ibu kota Daulah Utsmaniyah sejak tahun 768

H/1366 M. dengan demikian, maka beralihlah ibu kota Daulah

Utsmaniyah ke Eropa.

Page 32: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

19

Bab 4 berjudul Sulthan Bayazid I. Pada bab ini digambarkan

tentang begitu cepatnya perluasan wilayah pada masa pemerintahan

Sulthan Bayazid I. Sulthan Bayazid I merupakan orang yang sangat

pemberani, cerdas, murah hati, dan bersemangat untuk melakukan

ekspansi memperluas wilayah Islam. Dia mengarahkan ekspansinya ke

negara-negara Kristen di Anatolia. Hanya dalam waktu setahun, negeri-

negeri itu telah berada di bawah kekuasaan Daulah Utsmaniyah. Sulthan

Bayazid I bagaikan kilat yang bergerak di antara dua medan, Balkan dan

Anatolia. Oleh karena itu, dia diberi gelar “Sang Halilintar”.

Bab 5 berjudul Sulthan Muhammad I. Pada bab ini digambarkan

tentang Sulthan Muhammad I yang mampu menghentikan perang saudara

dengan ketegaran, kecerdasan, dan pandangan jauh yang dia miliki.

Sulthan Muhammad I berhasil mengalahkan saudara-saudaranya satu demi

satu hingga akhirnya tampil secara tunggal sebagai penguasa. Selama

delapan tahun masa pemerintahannya, dia berhasil membangun kembali

Daulah Utsmaniyah dan mengokohkan pilar-pilarnya.

Bab 6 berjudul Sulthan Murad II. Pada bab ini digambarkan

tentang pemberontakan yang terjadi pada masa Sulthan Murad II. Sulthan

Murad II merupakan orang yang bertakwa, adil, dan penuh kasih sayang.

Dia mampu menumpas gerakan pemberontakan dalam negeri yang

dilakukan oleh pamannya, Musthafa. Dengan dukungan yang diberikan

oleh musuh-musuh Daulah Utsmaniyah, Musthafa ingin merampas

pemerintahan hingga berhasil mengepung kota Gallipoli. Akan tetapi,

Page 33: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

20

Sulthan Murad II berhasil menangkap pamannya dan membawanya ke

tiang gantungan

Bagian 2 berjudul Muhammad Al-Fatih dan Penaklukan Konstantinopel

Bab 1 berjudul Sulthan Muhammad Al-Fatih. Pada bab ini

digambarkan tentang awal mula diangkatnya Muhammad Al-Fatih sebagai

penguasa Daulah Utsmaniyah. Setelah menjadi penguasa Daulah

Utsmaniyah, dia segera mengatur ulang administrasi negara yang cukup

kompleks, banyak memperhatikan urusan keuangan negara, mencari

sumber-sumber pendapatan negara dan membatasi alokasi

pembelanjaannya. Dia meningkatkan kemampuan orang-orang di

sekitarnya serta memperkuat mereka dengan pengetahuan manajemen dan

militer yang cukup baik. Sulthan Muhammad Al-Fatih juga

memperhatikan persiapan maknawi (moral) dan menanamkan semangat

jihad di dalam jiwa pasukannya. Dia senantiasa mengingatkan mereka

mengenai pujian Rasulullah SAW kepada pasukan yang mampu

menaklukan Konstantinopel dan berharap semoga saja pasukannya adalah

pasukan yang dimaksud oleh Rasulullah SAW. Hadits yang dimaksud

tersebut adalah:

ان ش رنك انجش نتفتح ش هب ونعى انج طه فهعى الي مسط

Artinya: “Sungguh, Konstantinopel akan ditaklukan. Sebaik-baik

pemimpin adalah pemimpin (yang menaklukan)nya dan sebaik-baik

tentara adalah tentaranya. (HR. Ahmad no. 18189).

Bab 2 berjudul Sang Penakluk Maknawi Konstantinopel, Syaikh

Aaq Syamsuddin. Pada bab ini digambarkan tentang sosok Syaikh Aaq

Page 34: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

21

Syamsuddin yang merupakan guru dari Sulthan Muhammad Al-Fatih.

Beliau merupakan seorang ulama yang nasabnya bersambung dengan

Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Beliau mengajarkan ilmu-ilmu dasar

seperti Al-Qur‟an, As-Sunnah, fikih, dan beberapa bahasa (Arab, Persia,

dan Turki). Selain itu beberapa ilmu umum seperti matematika, astronomi,

sejarah, seni berperang, administrasi negara dan juga tata negara. Beliau

merupakan sosok guru yang begitu dihormati oleh Sulthan Muhammad Al-

Fatih. Beliau juga yang selalu memberikan semangat kepada Sulthan untuk

bisa merealisasikan hadits Nabi tentang penaklukan Konstantinopel yang

pada akhirnya terlaksana.

Bab 3 berjudul Dampak Penaklukan Konstantinopel terhadap

Eropa dan Dunia Islam. Pada bab ini digambarkan tentang bagaimana

respon orang-orang Eropa terhadap penaklukan Konstantinopel. Mereka

merasa terpukul mendengar penaklukan itu. Mereka dihantui perasaan

takut, pedih, dan rendah diri. Dalam benak mereka terbayang ancaman

pasukan Islam yang akan datang dari Istanbul. Para penyair dan sastrawan

berusaha keras menyalakan api dendam dan luapan di hati orang-orang

Kristen untuk melawan kaum Muslimin.

Bab 4 berjudul Sebab-Sebab Penaklukan Konstantinopel. Pada bab

ini digambarkan tentang beberapa sebab-sebab penaklukan

Konstantinopel. Di antara sebab-sebab itu adalah lemahnya Kekaisaran

Byzantium akibat terlibat konflik dengan negara-negara Eropa lainnya.

Page 35: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

22

Selain itu, juga terjadinya perselisihan internal yang menmpa seluruh

wilayah dan kota di Eropa.

Bab 5 berjudul Sifat-Sifat Terpenting Muhammad Al-Fatih. Pada

bab ini digambarkan tentang beberapa sifat-sifat terpenting yang dimiliki

oleh Sulthan Muhammad Al-Fatih. Sifat-sifat tersebut diantaranya: teguh

hati, pemberani, cerdas, tekad yang kuat, adil, tidak terperdaya oleh

kemampuan diri, ikhlas, dan berilmu.

Bab 6 berjudul Beberapa Karya Peradaban Muhammad Al-Fatih.

Pada bab ini digambarkan tentang beberapa karya peradaban yang ada

pada masa Sulthan Muhammad Al-Fatih. Sulthan Muhammad Al-Fatih

merupakan seorang yang mencintai ilmu dan para ulama. Dia

mengerahkan usaha besar dalam menyebarkan ilmu dan membangun

banyak sekolah dan akademi, memasukkan beberapa perubahan dalam

sistem pendidikan serta mengawasi langsung revisi dan pengembangan

kurikulum.

Bab 7 berjudul Wasiat Sulthan Muhammad Al-Fatih kepada

Putranya. Pada bab ini digambarkan tentang beberapa wasiat yang

disampaikan oleh Sulthan Muhammad Al-Fatih kepada putranya.

Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Jadilah kamu orang yang adil, shalih, dan penuh kasih sayang.

2. Lindungilah seluruh rakyatmu tanpa membeda-bedakan.

3. Sebarkanlah agama Islam karena ini merupakan kewajiban raja-raja di

muka bumi.

Page 36: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

23

4. Perhatikan terlebih dahulu urusan agama di atas urusan apapun. Jangan

bermalas-malasan dalam melaksanakan agama.

5. Jangan mempekerjakan orang-orang yang tidak mempedulikan urusan

agama, tidak menjauhi dosa-dosa besar, dan malah senang bermaksiat.

C. Riwayat Hidup Penulis Buku Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk

1. Pendidikan Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi

Dr. Ali Muhammad Ash-Ashalabi adalah seorang ulama, ahli

sejarah dan analisis politik kelahiran Benghazi, Libya tahun 1963.

Beliau meraih gelar sarjana (Lc.) dari Fakultas Dakwah dan

Ushuluddin, Universitas Islam Madinah dengan predikat cum laude

pada tahun 1992/1993.

Kemudian melanjutkan studi pascasarjana di program Magister

Tafsir dan Ulumul Qur‟an di Universitas Islam Umm Durman, Sudan,

dengan tesis berjudul Al-Wasathiyyah fi Al-Qur’an Al-Karim pada

tahun 1996. Gelar doktor di bidang studi Islam pun berhasil diraih dari

almamater yang sama lewat disertasi berjudul Fiqh At-Tamkin fi Al-

Qur’an Al-Karim pada tahun 1999 (Ash-Shalabi, 2018: 601).

Pasca tergulingnya diktator Libya Muammar Qaddafi, sosok

Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi menanjak di dunia politik

seiring dengan rekannya yang menjadi pemimpin Dewan Transisi

Nasional Libya, Abdul Hakim Belhaj. Ia juga semakin dikenal sebagai

“ulama senior”, demikian menurut media massa Barat. Kedekatannya

Page 37: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

24

dengan Syaikh Yusuf Al-Qardhawi yang juga sama-sama berdomisili

di Qatar menjadikannya semakin dikenal dunia Internasional.

Ia juga pernah menyatakan akan mendirikan sebuah partai

politik yang berhaluan moderat seperti Partai Keadilan dan

Pembangunan di Turki dan Partai An-Nahdhah di Tunisia. Partai

tersebut merupakan gerakan yang mendukung syari‟at Islam namun

tetap menghormati nilai-nilai demokrasi dan budaya Libya.

Sebagian media Barat menjulukinya “silence cleric” yang

dianggap sebagai perancang kebangkitan gerakan Islam di Libya dari

Qatar. Hal itu juga dikarenakan ia memberikan bantuan kemanusiaan,

uang, dan senjata kepada para pemberontak yang melawan Muammar

Qaddafi. Namun hal itu dibantah oleh Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-

Shalabi. Saat proses revolusi, Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi

bertindak sebagai negosiator dengan Saiful Islam, putra Muammar

Qaddafi.

Selain aktif dalam pergerakan Islam di Libya, Prof. Dr. Ali

Muhammad Ash-Shalabi juga dikenal mundukung perjuangan

bersenjata Hamas melawan Israel

(http://fimadani.com/2012/02/06/sejarawan-islam-prof-dr-ali-

muhammad-ash-shalabi/diakses pada Selasa, 07 Mei 2019, pukul

14.39 WIB).

Page 38: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

25

2. Karya-karya Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi

Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi juga dikenal sebagai penulis

buku-buku sejarah dan biografi. Puluhan karya tulisnya telah

diterbitkan dalam bentuk kitab, yang meliputi disiplin ilmu akidah,

dakwah, sejarah, biografi, maupun tafsir tematik. Buku-buku tersebut

di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Buku asli berbahasa Arab

1. Ad-Daulah Al-‘Utsmaniyah ‘Awamil An-Nuhudh wa Asbab As-

Suquth

2. Fatih Al-Qashtanthiniyah As-Sulthan Muhammad Al-Fatih

3. As-Siratu An-Nabawiyatu

4. Taisir Al-Karim Al-Manan Fi Siratu Abu Bakar Ash-Shiddiq

5. Taisir Al-Karim Al-Manan Fi Siratu Umar Ibn Khathab

6. Taisir Al-Karim Al-Manan Fi Siratu ‘Utsman Ibn Affan

7. Taisir Al-Karim Al-Manan Fi Siratu Ali Ibn Abi Thalib

8. Taisir Al-Karim Al-Manan Fi Siratu Muawiyyah Ibn Abu

Sufyan

9. Taisir Al-Karim Al-Manan Fi Siratu Hasan Ibn Ali Ibn Abi

Thalib

10. Taisir Al-Karim Al-Manan Fi Siratu Umar Ibn Abdul Aziz

11. Ad-Daulah Al-Umawiyah

12. Ad-Daulah Al-Fathimiyah

Page 39: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

26

b. Buku yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

1. Sirah Nabawiyah

2. Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq

3. Biografi Umar bin Khathab

4. Biografi Utsman bin Affan

5. Biografi Ali bin Abi Thalib

6. Biografi Muawiyyah bin Abi Sufyan

7. Biografi Hasan bin Ali bin Abi Thalib

8. Biografi Umar bin Abdul Aziz

9. Daulah Umawiyah

10. Daulah Utsmaniyah (Bangkit dan Runtuhnya Daulah

Utsmaniyah)

11. Sejarah Negara Murabitun dan Muwahidun

12. Sejarah Pergerakan Sanusiyah di Afrika

13. Daulah Fathimiyah

14. Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk

D. Riwayat Hidup Penerjemah Buku Muhammad Al-Fatih Sang

Penakluk

1. Pendidikan Muhammad Isa Anshory, S.S, M.P.I

Muhammad Isa Anshory, S.S, M.P.I adalah seorang peneliti di

Pusat Studi Peradaban Islam yang berada di Solo. Beliau meraih gelar

Page 40: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

27

sarjana Ilmu Sejarah (S.S) dari Fakultas Ilmu Budaya, Program Studi

Ilmu Sejarah di Universitas Padjadjaran, Sumedang, Jawa Barat pada

tahun 2001. Kemudian melanjutkan studi pascasarjana di program

Magister Pemikiran Islam, Program Studi Peradaban Islam di

Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan tesis berjudul

Kolonialisme dan Misi Kristen di Jawa: Studi Historis tentang

Dukungan Pemerintah Hindia Belanda terhadap Penetrasi Misi

Kristen pada 1901-1942 dengan predikat lulusan terbaik dengan IPK

tertinggi yaitu 3,67 pada tahun 2010 (Anshory, 2010: 1). Gelar doktor

juga telah beliau raih dari sekolah pascarjana Universitas Ibn Khaldun

Bogor dengan disertasi berjudul Pemikiran Pendidikan Akidah Sunan

Bonang (Studi Naskah Kitab Bonang) pada tahun 2019.

Selain aktif di PSPI, Muhammad Isa Anshory juga aktif dalam

beberapa organisasi lain seperti:

1. FOKAMMSI UMS sebagai Ketua Bidang Kajian Pemikiran Islam.

Kelompok kajian yang dirintis oleh mahasiswa Magister Studi

Islam UMS ini berkonsentrasi di bidang Pemikiran dan Peradaban.

Tugas utamanya adalah untuk mengantisipasi arus pemikiran dan

gerakan westernisasi (https://fokammsi.wordpress.com/diakses

pada Sabtu, 07 September 2019, pukul 23.00 WIB).

2. Pengajar mata kuliah Kajian Naskah Klasik Pendidikan Islam di

Ma‟had „Aly Imam Al-Ghazaly (MAIG) Karanganyar.

Page 41: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

28

3. Dewan Pengawas Syari‟ah pada Forum Komunikasi Aktivis

Masjid (FKAM) (https://baitulmalfkam.com/diakses pada Sabtu, 7

September 2019 pukul 23.06 WIB).

2. Karya-Karya Muhammad Isa Anshory, S.S, M.P.I

1. Mengkristenkan Jawa: Dukungan Pemerintah Kolonial Belanda

terhadap Penetrasi Misi Kristen.

2. 1 Abad Muhammadiyah Istiqamah Membendung Kristenisasi &

Liberalisasi.

3. Penjelasan Iti Ajaran Islam: Ilmu yang wajib dipelajari oleh umat

Islam.

4. Kerajaan Islam Demak: Api Revolusi Islam di Tanah Jawa (1518-

1549).

5. Saifuddin Quthuz Sang Kesatria Perang „Ai Jalut.

6. Penerjemah buku Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk karya Dr.

Ali Muhammad Ash-Shalabi.

7. Penerjemah buku Sulthan Shalahuddin Al-Ayyubi: Penakluk

Jerussalem karya Abdullah Nashih „Ulwan.

8. Penerjemah buku Ensiklopedi Mini Muslimah karya Khalid Al-

Husainan (https://scholar.google.com/diakses pada Sabtu, 07

September 2019, pukul 10.56 WIB).

Page 42: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

29

3. Latar Belakang Penerjemahan Buku Muhammad Al-Fatih Sang

Penakluk

Buku berjudul Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk ini adalah

hasil terjemahan dari karya Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi yang pada

awalnya berbahasa Arab dengan judul As-Sulthan Muhammad Al-

Fatih, Fatih Al-Qanstanthiniyah. Buku ini kemudian diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia oleh Muhammad Isa Anshory, S.S, M.P.I dan

terbit pertama kali pada Mei 2015 lalu melalui Penerbit Al-Wafi

Publishing, Solo. Hingga saat penulis menemukan buku terjemahan ini

dan kemudian penulis jadikan sebagai bahan penelitian, buku ini telah

dicetak sebanyak 4 kali dan yang terakhir adalah pada Mei tahun 2017.

Muhammad Isa Anshory merupakan seorang mahasiswa

lulusan program Ilmu Sejarah dan peneliti senior di Pusat Studi

Peradaban Islam yang saat ini telah banyak menterjemahkan buku-

buku berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia, di antaranya adalah

buku tentang Muhammad Al-Fatih dan juga Shalahuddin Al-Ayyubi.

Jika kita melihat karya-karya terjemahannya, dia memang lebih

banyak mengangkat kisah tentang sosok-sosok pemimpin Islam yang

banyak memperlihatkan akhlak-akhlak yang baik yang dapat membuat

karyanya tidak hanya menjadi hiburan semata, melainkan sekaligus

dapat memberikan pendidikan dengan keteladanan dari para tokoh-

tokohnya.

Page 43: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

30

Untuk alasan kenapa dia lebih banyak mengangkat sosok

pemimpin Islam dalam buku-bukunya, secara tersirat, penulis

menemukan bahwa di samping memang karena dia ingin berbagi

pengetahuan tentang sejarah tokoh yang dia ketahui kepada seluruh

orang yang membaca bukunya (Ash-Shalabi, 2017: 5). Adapun misi

lain yang menjadi tujuannya adalah ingin mengenalkan kembali sosok-

sosok teladan dari umat Islam yang dapat membuat umat Muslim saat

ini kembali mengidolakan para pejuang Islam yang begitu berakhlak

dalam melakukan berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini sejalan dengan tugas yang pernah dia emban dalam

organisasi FOKAMMSI UMS yaitu untuk memberikan angin segar

keislaman kepada mereka yang telah terlena dengan budaya Barat.

Melihat kenyataan bahwa telah banyak sekali pemuda Islam yang lebih

banyak mengidolakan tokoh-tokoh Barat yang sering mereka lihat baik

di televisi maupun dari media-media yang lainnya, harusnya para

penulis lain juga bisa membuat karya yang tidak hanya memberikan

hiburan kepada para pembacanya, melainkan juga harus ada

pendidikan yang tersurat maupun tersirat di dalamnya.

Dalam dunia sejarah, Muhammad Isa Anshory juga pernah

menerbitkan sebuah artikel yang di dalamnya berisi tentang bantahan

terhadap artikel-artikel yang ditulis oleh para penggagas Khilafah di

Indonesia yang mengaitkan Walisanga dengan Khilafah. Mereka

Page 44: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

31

menyatakan bahwa Walisanga merupakan utusan dari Khilafah

Utsmani.

Sebagai seorang yang telah lama bergelut di dalam dunia

sejarah, kemudian di dalam artikelnya itu, dia memberikan kritikan

kepada para sejarawan muda untuk tetap memperhatikan prosedur

yang harus dilakukan dalam menulis kisah sejarah yang ada dan tidak

langsung menclaim bahwa apa yang ditulis adalah satu-satunya

kebenaran. Dia juga mengatakan bahwa sejarah itu sangat mudah

untuk dikaburkan dan jika diclaim untuk kelompok-kelompok tertentu

maka itu akan menjadi sangat berbahaya dan malah dapat melukai

makna sejarah itu sendiri

(https://sketsanews.com/2015/11/27/walisanga-utusan/ diakses pada

minggu, 8 september 2019 pukul 09.13 WIB). Di antara langkah-

langkah atau prosedur penulisan sejarah yang menurutnya penting

untuk diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Heuristik, yaitu mencari dan mengumpulkan sumber sejarah.

2. Kritik sumber atau verifikasi, yaitu membuktikan keaslian sumber.

3. Interpretasi, yaitu menafsirkan, menguraikan, dan menyimpulkan

fakta yang ada sesuai sejarah yang kuat.

4. Historiografi, yaitu penulisan sejarah.

Page 45: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

32

BAB III

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

A. Pengertian Pendidikan Akhlak

Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani paedagogie, yang

akar katanya pais yang berarti anak dan again yang artinya bimbingan.

Dengan demikian, paedagogie berarti bimbingan yang diberikan kepada

anak. Dalam bahasa Inggris, pendidikan diterjemahkan menjadi education.

Education berasal dari bahasa Yunani educare, yang berarti membawa

keluar yang tersimpan dalam jiwa anak untuk dituntun agar tumbuh dan

berkembang (Zakiyah dan Rusdiana, 2014: 85).

Syed Muhammad Al-Naqueb Al-Atas mendefinisikan pengertian

pendidikan dalam pandangan Islam menjadi 3 istilah yaitu Tarbiyah,

Ta’lim, dan Ta’dib (Ahid, 2010: 7). Kata Tarbiyah berarti proses

transformasi ilmu pengetahuan dari tingkat dasar menuju tingkat

berikutnya. Secara aplikatif, proses tarbiyah bermula dari pengenalan,

hafalan, dan ingatan sebelum menjangkau pada tahap penalaran dan

pemahaman.. Adapun istilah Ta’lim yaitu proses transmisi berbagai ilmu

pengetahuan kepada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan..

Sedangkan istilah Ta’dib, mengandung arti proses pendidikan yang

berorientasi pembentukan pribadi anak didik yang beradab, taat hukum,

menjunjung tinggi etika atau sopan santun (Sholeh, 2006: 92).

Page 46: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

33

Pendidikan menurut Redja Mudyaharjo dibedakan menjadi dua

pengertian yaitu secara luas dan secara sempit. Secara luas, pendidikan

adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang

berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan

adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi individu. Sedangkan

secara sempit, pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran

yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap

anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan

yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan

tugas-tugas sosial mereka (Maunah, 2009: 1).

Dari beberapa uaraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan adalah segala usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh

pendidik kepada terdidik untuk menemukan dan mengembangkan potensi

yang ada di dalam dirinya agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

dalam kehidupun bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Secara bahasa, kata akhlak berasal dari bahasa Arab Akhlaq yang

berarti al-sajiyah (perangai), at-thabi’ah (kelakuan, tabi‟at, watak dasar),

al-‘adat (kebiasaan, kelaziman), al-muru’ah (peradaban yang baik), dan

al-din (agama) (Aminuddin 2014: 152).

Menurut Ibnu Maskawih akhlak adalah keadaan jiwa seseorang

yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui

Page 47: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

34

pemikiran dan pertimbangan. Sedangkan menurut Imam al-Ghazali

mengatakan bahwa akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang

daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa

memerlukan pemikiran dan pertimbangan (Alamsyah, 121).

Adapun menurut Ibrahim Anis, mendefinisikan akhlak sebagai

sifat yang terrtanam di dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-

macam perbuatan baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan

pertimbangan (Aminuddin 2014: 153).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya dapat membuat

seseorang dapat melakukan suatu perbuatan baik atau buruk dengan

spontan dan tanpa harus memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Dengan demikian pendidikan akhlak yaitu segala usaha sadar dan

terencana yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik untuk

menemukan dan mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya untuk

dapat menjadikan mereka memiliki kepribadian yang beradab dan selalu

melakukan kebaikan dan ketaatan tanpa harus memerlukan pemikiran dan

pertimbangan.

B. Dasar-dasar Pendidikan Akhlak

Sumber untuk menentukan akhlak dalam Islam, apakah termasuk

akhlak yang baik atau yang tercela, sebagaimana keseluruhan ajaran Islam

lainnya adalah Al-Qur‟an dan Sunnah Nabi. Baik dan buruknya akhlak

Page 48: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

35

dalam Islam ukurannya adalah baik dan buruk menurut kedua sumber itu

(Marzuki, 2009: 19).

Abdul Wahab Khalaf mendefinisikan Al-Qur‟an sebagai firman

Allah SWT. yang diturunkan melalui Ruhul Amin (Jibril) kepada Nabi

Muhammad SAW. dengan bahasa Arab, isinya dijamin kebenarannya, dan

sebagai hujjah kerasulannya, undang-undang bagi seluruh manusia dan

petunjuk dalam beribadah serta dipandang ibadah dalam membacanya,

yang terhimpun dalam mushaf yang dimulai dari surat Al-Fatihah dan

diakhiri dengan surat An-Nas, yang diriwayatkan kepada kita dengan jalan

mutawatir (Saebani dan Akhdhiyat, 2009: 63). Hal ini sesuai dengan

firman Allah SWT.:

ن ه هدى للمتق ب ف ذلك الكتب ل ر

Artinya: “Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya;

petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (Departemen Agama RI,

1989: QS. Al-Baqarah: 2).

Sunnah yaitu contoh teladan yang dijelaskan melalui semua

perkataan, perbuatan, dan taqrir-nya yang disampaikan melalui para rawi

yang adil, dhabith, dan tsiqah dengan jalan rangkaian sanad yang

bersambung dan matan yang tidak cacat dan serasi dengan Al-Qur‟an

(Saebani dan Akhdhiyat, 2009: 81).

Page 49: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

36

Allah SWT. berfirman:

سول واولى المر عوا الر واط عوا الله ا اط ن امنو اها الذ

سول ان منكم والر ء فردوه الى الله ش كنتم فان تنازعتم ف

ل احسن تأو ر و خر ذلك خ والوم ال تؤمنون بالله

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan

taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan)

di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang

sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul

(sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian.

Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

(Departemen Agama RI, 1989: QS. An-Nisa‟: 59).

Ayat di atas menetapkan bahwa setelah ketaatan kepada Allah

SWT. harus dibarengi dengan ketaatan kepada Rasulullah SAW. yaitu

dengan cara mengikuti sunnah Rasulullah SAW..

C. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak

Dilihat dari ruang lingkupnya akhlak Islam dibagi menjadi dua

bagian, yaitu akhlak terhadap Khaliq (Allah SWT.) dan akhlak terhadap

makhluq (selain Allah). Akhlak terhadap makhluk masih dirinci lagi

menjadi beberapa macam, seperti akhlak terhadap sesama manusia, akhlak

terhadap makhluk hidup selain manusia (seperti tumbuhan dan binatang),

serta akhlak terhadap benda mati (Marzuki, 2009: 22).

D. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Buku Muhammad Al-Fatih

Sang Penakluk

Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam buku Muhammad Al-Fatih

Sang Penakluk karya Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi ini banyak

Page 50: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

37

ditunjukkan dalam bentuk deskripsi cerita, dialog antar tokoh, maupun

respon para tokoh dalam menyikapi sesuatu. Adapun nilai-nilai pendidikan

akhlak tersebut adalah sebagai berikut:

1. Takwa

Definisi takwa yang paling populer adalah memelihara diri dari

siksaan Allah SWT. dengan mengikuti segala perintah-Nya dan

menjauhi segala larangan-Nya (Ilyas, 2007: 17).

Takwa memiliki arti memelihara, menjaga, dan

mempertahankan. Takwa juga berarti menghindar, dalam hal ini

mencakup tiga aspek yaitu: menghindar dari jalan kufur dengan jalan

beriman kepada Allah SWT., berupaya melaksanakan perintah Allah

SWT. dan menjauhi larangan-larangan-Nya, dan menghindar dari

segala aktifitas yang menjauhkan pikiran dari Allah SWT. (Muhtadin,

2014: 9).

Menurut Thabbarah takwa adalah seseorang memelihara dirinya

dari segala sesuatu yang mengundang kemarahan Tuhannya dan dari

segala sesuatu yang mendatangkan mudharat, baik bagi dirinya sendiri

maupun bagi orang lain (Ilyas 2007: 17).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa takwa

adalah melaksanakan seluruh perintah Allah SWT. dan menjauhi

segala larangan-Nya.

Page 51: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

38

Allah SWT. berfirman:

حق تقىته ول تموتن ال وانتم ن امنوا اتقوا الله اها الذ

سلمون م

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah

kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah

kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (Departemen

Agama RI, 1989: QS. Ali Imran: 102).

Ayat di atas menjelaskan bahwa sebagai seorang yang beriman

kita diwajibkan untuk bertakwa kepada Allah SWT. dengan sebenar-

benarnya takwa. Dan selain itu, begitu pentingnya takwa ini bahkan

Allah juga memerintahkan kepada kita untuk terus mempertahankan

takwa hingga mati. Dalam ayat yang lain Allah SWT. juga berjanji

akan memberikan kemenangan bagi hamba-Nya yang mau bertakwa.

Kutipan cerita yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan

akhlak takwa adalah sebagai berikut:

“Dia adalah sosok penguasa muslim dan mukmin yang

berkomitmen dengan aturan syari‟at, selalu melaksanakan

perintah syari‟at dan meninggalkan larangan-Nya,

mengagungkan syari‟at dan berusaha menerapkannya terhadap

dirinya terlebih dahulu, kemudian terhadap rakyatnya. Dia

adalah sosok penguasa yang bertakwa dan shalih.” (Ash-

Shalabi, 2015: 175).

Kutipan cerita di atas menggambarkan ketakwaan Sulthan

Muhammad Al-Fatih kepada Allah SWT.. Sebagai seorang pemuda

yang memang sudah disiapkan untuk menjadi seorang pemimpin

Daulah Utsmaniyah, Sulthan Al-Fatih adalah sosok pemimpin yang

berkomitmen dengan syari‟at Islam. Dia selalu melaksanakan perintah

Allah SWT. dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Dalam

Page 52: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

39

bertakwa ini, dia mempraktikan apa yang diketahuinya terlebih dahulu

sebelum kemudian dia ajarkan kepada para pengikutnya. Dan pada

akhirnya, janji Allah SWT. untuk memberikan kemenangan kepada

orang yang bertakwapun terbukti dengan suksesnya misi terbesar

Sulthan Muhammad Al-Fatih yaitu untuk menaklukkan

Konstantinopel.

2. I’tisham

I’tisham artinya berpegang teguh. I’tisham ini ada dua macam:

I’tisham kepada Allah SWT. dan i’tisham kepada tali Allah SWT..

Allah SWT. berfirman:

كم فى حق جهاده هو اجتبىكم وما جعل عل وجاهدوا فى اللهم هو س كم ابره ن من حرج ملة اب ن ە من الد ىكم المسلم مه

ء كم وتكونوا شهدا دا عل سول شه هذا لكون الر قبل وف هو كوة واعتصموا بالله لوة واتوا الز موا الص على الناس فاق

فنعم المولى ونعم ا ر مولىكم لنص

Artinya: “Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad

yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak

menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah)

agama nenek moyangmu Ibrahim. Dia (Allah) telah

menamakan kamu orang-orang muslim sejak dahulu, dan

(begitu pula) dalam (Al-Qur'an) ini, agar Rasul (Muhammad)

itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi

saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah salat;

tunaikanlah zakat, dan berpegangteguhlah kepada Allah.

Dialah Pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-

baik penolong.”(Departemen Agama RI, 1989: QS. Al-Hajj:

78).

Istilah I’tisham berasal dari kata ishmah yang berarti

perlindungan, yang berarti berpegang kepada sesuatu yang melindungi

Page 53: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

40

dan menjaga dari sesuatu yang ditakuti atau dihindari (Al-Jauziyah,

1998: 142).

Berpegang kepada tali Allah mengharuskan seorang hamba

untuk mendapatkan petunjuk dan keharusan mengikuti dalil.

Sedangkan berpegang kepada Allah mengharuskannya memiliki

kekuatan, persiapan, dan peralatan serta perangkat yang mendukung

keselamatannya di jalan. Hal ini oleh Ibnu Abbas diartikan sebagai

berpegang teguh kepada agama Allah SWT..

Abu Ismail menjelaskan bahwa i’tisham kepada tali Allah

adalah menjaga ketaatan kepada-Nya secara tulus, karena Allah SWT.

memerintahkannya dan mencintainya, bukan karena mengikuti tradisi

atau karena alasan tertentu. Sedangkan i’tisham kepada Allah SWT.

artinya tawakal, berlindung, pasrah, memohon agar Dia menjaga dan

memelihara. Di antara buah i’tisham adalah pertolongan Allah SWT.

kepada hamba (Al-Jauziyah, 1998:143).

I’tisham yaitu berpegang teguh kepada sesuatu yang dapat

melindungi. Adapun I’tisham yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah i’tisham kepada tali Allah SWT. yang dilakukan dengan

menjaga ketaatan kepada Allah SWT. agar mendapat pertolongan dan

penjagaan dari Allah SWT..

Kutipan cerita yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan

akhlak i‟tisham adalah sebagai berikut:

“Pada hari Ahad 18 Jumadal Ula (27 Mei), Sulthan

Muhammad Al-Fatih memerintahkan tentaranya untuk

Page 54: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

41

membersihkan hati serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.

dengan mengerjakan shalat dan perbuatan-perbuatan ketaatan

secara umum, merendahkan diri, dan berdoa kepada-Nya.

Dengan semua ini, semoga Allah SWT. memudahkan

penaklukan Konstantinopel.” (Ash-Shalabi, 2015: 200).

Kutipan cerita di atas menggambarkan ketaatan Sulthan

Muhammad Al-Fatih terhadap syari‟at Allah SWT., atau dalam hal ini

disebut dengan I’tisham kepada tali Allah SWT.. Sebagai seorang

manusia biasa, Sulthan Al-Fatih menyadari bahwa dia tidak akan

mampu melakukan apapun kecuali dengan memohon pertolongan dan

pejagaan dari Allah SWT.. Dalam menjalankan misinya untuk

menaklukkan Konstantinopel, Sulthan Al-Fatih terus mengarahkan

dirinya dan pasukannya untuk membersihkan hati serta mendekatkan

diri kepada Allah SWT. dengan mengerjakan shalat dan perbuatan-

perbuatan ketaatan secara umum. Hal inilah yang kemudian dapat

memberikan kekuatan di hati mereka dan membuka jalan kemenangan

sedikit demi sedikit dalam perjuangannya saat itu.

3. Ikhlas

Secara etimologis, Ikhlas berasal dari kata berbahasa Arab

khalasha yang berarti bersih, jernih, murni, tidak bercampur. Secara

etimologis, yang dimaksud dengan ikhlas adalah beramal semata-mata

mengharapkan ridha Allah SWT. (Ilyas, 2007: 28-29).

Menurut Abu Ismail, ikhlas berarti membersihkan amal dari

segala campuran. Amal itu tidak dicampuri sesuatu yang mengotorinya

karena kehendak-kehendak nafsu, entah karena ingin memperlihatkan

Page 55: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

42

amal itu tampak indah di mata orang-orang, mencari pujian, tidak ingin

dicela, mencari pengagungan, dan sanjungan karena ingin

mendapatkan harta dari mereka ataupun alasan-alasan lain yang berupa

cela dan cacat, yang secara keseluruhan dapat disatukan sebagai

kehendak untuk selain Allah. (Al-Jauziyah, 1998: 220).

Allah SWT. berfirman:

يخهصب نه انذ ك انكتت ثبنحك فبعجذ الله ان ضنب ال اب ا

اونبء يب عجذهى ال دوه اتخزوا ي انخبنص وانز انذ لله

ه ختهفى يب هى ف هى ف حكى ث الله صنفى ا ثىب انى الله نمش

هى كزة كفبس ل هذي ي الله ە ا

Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Al-Qur'an)

kepadamu (Muhammad) dengan (membawa) kebenaran. Maka

sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya.

Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik).

Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia

(berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan

(berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah

dengan sedekat-dekatnya.” Sungguh, Allah akan memberi

putusan di antara mereka tentang apa yang mereka

perselisihkan. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada

pendusta dan orang yang sangat ingkar.” (Departemen Agama

RI, 1989: QS. Az-Zumar: 2-3).

Ikhlas yaitu beramal semata-mata hanya mengharapkan

keridhaan dari Allah SWT.. Sebagai seorang Muslim, kita harus

berusaha melaksanakan amal perbuatan dengan dasar keikhlasan

karena Allah SWT.. Kutipan cerita yang menggambarkan nilai-nilai

pendidikan akhlak ikhlas adalah sebagai berikut:

“Pada hari berikutnya, yaitu tanggal 28 Mei, persiapan yang

dilakukan pasukan Utsmani telah sempurna. Meriam-meriam

Page 56: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

43

mereka telah siap melemparkan tembakan api ke pasukan

Byzantium. Sementara itu, Sulthan berkeliling ke berbagai

tempat pasukan Utsmani dan memeriksa keadaan mereka dan

mengingatkan agar selalu ikhlas, berdoa kepada Allah SWT.,

rela berkorban, dan siap berjihad.” (Ash-Shalabi, 2015: 200).

Kutipan cerita di atas menggambarkan keikhlasan Sulthan

Muhammad Al-Fatih. Begitu pentingnya keikhlasan ini, Sulthan Al-

Fatih pun berkeliling ke berbagai tempat pasukan Utsmani dan

memeriksa keadaan mereka dan mengingatkan agar selalu ikhlas,

berdoa kepada Allah SWT., rela berkorban, dan siap berjihad.

4. Syukur

Syukur ialah memuji si pemberi nikmat atas kebaikan yang

telah dilakukannya. Syukurnya seorang hamba berkisar atas tiga hal,

yang apabila ketiganya tidak berkumpul, maka tidaklah dinamakan

bersyukur, yaitu mengakui nikmat dalam batin, membicarakannya

secara lahir, dan menjadikannya sarana untuk taat kepada Allah SWT.

(Ilyas, 2007: 50).

Allah SWT. memerintahkan syukur dan melarang

kebalikannya, memuji pelakunya, mensifatinya sebagai makhluk-Nya

yang khusus, menjanjikan kepadanya dengan pahala yang baik,

menjadikan syukur sebagai sebab untuk mendapatkan tambahan

karunia-Nya, memelihara dan menjaga nikmat-Nya (Al-Jauziyah,

1998: 287).

Page 57: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

44

Allah SWT. berfirman:

ن امنوا كلوا من طبت ما رزقنكم واشكرو اها الذ ان ا لله

كنتم ااه تعبدون

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari

rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan

bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah

kepada-Nya.” (Departemen Agama RI, 1989: QS. Al-Baqarah:

172).

Kutipan cerita yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan

akhlak syukur adalah sebagai berikut:

“Pada saat itu, Sulthan Muhammad Al-Fatih bersama

pasukannya mengungkapkan rasa gembira dan nikmatnya

kemenangan atas musuh-musuh mereka dari punggung

kudanya. Para komandan perangnya menyampaikan ucapan

selamat kepada Sulthan. Dia pun berkata, “Segala puji bagi

Allah. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada para

syuhada‟ serta memberikan kemuliaan kepada para mujahidin,

juga kebanggaan dan rasa syukur kepada bangsaku.” (Ash-

Shalabi, 2015: 207).

“Kemudian Sulthan turun dari kudanya dan bersujud kepada

Allah di atas tanah. Hal ini sebagai ungkapan syukur, pujian,

dan kerendahan diri di hadapan Allah SWT..” (Ash-Shalabi,

2015: 207).

Kutipan cerita di atas menggambarkan akhlak syukur Sulthan

Muhammad Al-Fatih kepada Allah SWT.. Setelah diberikan

kemenangan oleh Allah SWT. dengan takluknya Konstantinopel,

Sulthan Al-Fatih langsung mengucap hamdalah sebagai ungkapan rasa

syukurnya kepada Allah SWT.. Dia menyadari bahwa apa yang telah

diraihnya ini merupakan kemenangan yang datang karena kebaikan

Allah SWT. kepadanya.

Page 58: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

45

5. Berilmu

Ilmu adalah yang menjadi landasan bukti petunjuk, dan yang

bermanfaat dari ilmu adalah yang dibawa Rasulullah SAW.. Jika ilmu

tidak menyertai seseorang yang mengadakan perjalanan semenjak awal

yang berperan meletakkan pijakkan kakinya pada jalan yang

semestinya hingga akhir perjalanannya, tentu dia akan berjalan bukan

pada jalan yang semestinya, perjalannya akan terhalang dan tidak

sampai tujuan, tidak mendapat bukti petunjuk dan keberuntungan serta

pintunya tertutup (Al-Jauziyah, 1998: 390).

Dengan ilmu, baik itu ilmu agama maupun ilmu umum lainnya,

kita bisa mengetahui berbagai macam syariat dan hukum, kita bisa

membedakan antara yang halal dan yang haram, dan dapat

menghantarkan kepada tujuan yang hendak dicapai. Mengingat-ingat

ilmu merupakan tasbih, mencarinya merupakan jihad, dan

mengajarkannya merupakan shadaqah (Al-Jauziyah, 1998: 393).

Allah SWT. juga memerintahkan kepada Rasulullah SAW. agar

meminta tambahan ilmu. Allah SWT. berfirman:

ى ول تعجل بالقران من قبل ان قض الملك الحق فتعلى الله

علما ب زدن ك وحه وقل ر ال

Artinya: “Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya.

Dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa (membaca)

Al-Qur'an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan

katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku.”

(Departemen Agama RI, 1989: QS. Thaha: 114).

Page 59: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

46

Kutipan cerita yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan

akhlak berilmu adalah sebagai berikut:

“Sejak masa kanak-kanak, orang tua Muhammad Al-Fatih

menaruh perhatian besar kepada puteranya ini. Oleh karena itu,

Sulthan Muhammad Al-Fatih tunduk pada aturan pendidikan

yang dibimbing oleh sejumlah ulama terkenal pada zamannya.

Dia mempelajari Al-Qur‟an, hadits, fikih, dan ilmu-ilmu

modern pada zaman itu, seperti matematika, astronomi,

sejarah, dan kajian kemiliteran secara teori maupun praktis.”

(Ash-Shalabi, 2015: 295).

“Sulthan Muhammad Al-Fatih menguasai tiga bahasa Islam

dengan sangat baik. Ketiga bahasa tersebut adalah bahasa

Arab, Persia, dan Turki. Sulthan Muhammad Al-Fatih juga

dikenal sebagai seorang penyair.” (Ash-Shalabi, 2015: 296).

Kutipan cerita di atas menggambarkan keilmuan yang tinggi

yang dimiliki oleh Sulthan Muhammad Al-Fatih. Sebagai putra

mahkota yang akan menjadi penerus Daulah Utsmaniyah, Sulthan Al-

Fatih mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang akan menjadi

pegangannya kelak saat menjadi pemimpin melalui para ulama besar

pada masanya. Pendidikan agama yang kuat menjadikannya

berkomitmen dengan syari‟at yang dapat membawanya terus

mendapatkan pertolongan dari Allah SWT.. Dan pendidikan secara

umum yang lainnya pun juga dia kuasai sebagai bekal

kepemimpinannya yang dapat mendatangkan ide-ide cemerlang dalam

proses penaklukkan Konstantinopel.

6. Shidiq

Shidiq memiliki arti benar, jujur, lurus, dan tulus. Shidq adalah

perkataan yang benar di hadapan orang yang ditakuti ataupun

Page 60: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

47

diharapkan. Ada pula yang berpendapat bahwa orang yang shadiq ialah

orang yang bersiap sedia untuk mati dan tidak merasa malu jika

rahasia dirinya terungkap (Al-Jauziyah, 1998: 300).

Al-Harits Al-Muhasiby mengatakan bahwa shadiq adalah

orang yang tidak peduli sekiranya semua bagian di hati manusia yang

menjadi miliknya tidak diberikan kepadanya, selagi dia dapat

memperbaiki hatinya, dia tidak suka jika mereka mengetahui kebaikan

amalnya dan dia tidak benci jika mereka mengetahui keburukannya.

(Al-Jauziyah, 1998: 301).

Allah SWT. berfirman:

ن دق وكونوا مع الصه ن امنوا اتقوا الله اها الذ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah

kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang

benar.” (Departemen Agama RI, 1989: QS. At-Taubah: 119).

Ayat di atas menjelaskan tentang perintah untuk bertakwa dan

berkumpul bersama dengan orang-orang yang benar. Orang-orang

yang benar yang dimaksud adalah orang yang jujur, lurus, dan tulus

sesuai definisi di atas. Dengan berkumpul bersama mereka pengaruh-

pengaruh baik akan kita dapatkan dan kita dapat berlaku shidq

sebagaimana yang mereka lakukan.

Kutipan cerita yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan

akhlak shidiq adalah sebagai berikut:

“Sulthan menjelaskan kepada orang-orang di sekitarnya setelah

penaklukan Konstantinopel, “Sesungguhnya kalian melihatku

Page 61: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

48

sangat gembira. Akan tetapi, kegembiraanku muncul karena

adanya seorang Syaikh yang mulia pada zamanku. Dia adalah

guruku, Syaikh Aaq Syamsuddin.” (Ash-Shalabi, 2015: 242).

Kutipan cerita di atas menggambarkan akhlak shidiq yang

dimiliki oleh Sulthan Muhammad Al-Fatih. Ketika keberhasilan telah

diraih, para pasukan melihat ada kegembiraan yang terpancar pada

wajah Sulthan. Dan pada saat itu beberapa pasukan pun memuji

Sulthan Al-Fatih karena kemenangan yang telah diraihnya ini. Pasukan

itu beranggapan bahwa kemenangan ini adalah karena Muhammad Al-

Fatih yang memiliki kehebatan luar biasa sehingga dapat mengalahkan

Konstantinopel. Akan tetapi karena kejujuran yang dimilikinya,

Sulthan Al-Fatih pun berkata bahwa sebenarnya kemenangan ini

bukanlah karena dirinya semata. Akan tetapi ada sosok lain yang

berjasa besar yaitu gurunya. Sifat shidiq yang dapat dilihat di sini

adalah bahwa Sulthan Al-Fatih selalu mengatakan kebenaran

meskipun dalam hal-hal kecil sebagaimana kutipan cerita di atas. Dia

mengatakan kebenaran yang menjadi latar belakang kemenangannya

yaitu karena adanya guru yang terus mendidiknya.

7. Amanah

Amanah dalam arti sempit adalah memelihara titipan dan

mengembalikannya kepada pemiliknya dalam bentuk semula.

Sedangkan dalam pengertian yang luas, amanah mencakup banyak hal

seperti menyimpan rahasia orang, menjaga kehormatan orang lain,

Page 62: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

49

menjaga dirinya sendiri, menunaikan tugas-tugas yang diberikan

kepadanya, dan lain sebagainya (Ilyas, 2007: 89).

Allah SWT. berfirman:

تى ث ى اهههب وارا حكت ان تؤدوا الي أيشكى ا الله ا

الله ب عظكى ثه ا ع الله ىا ثبنعذل ا تحك انبط ا

شا عب ثص ي كب

Artinya: “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu

menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu

menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang

memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha

Mendengar, Maha Melihat.”(Departemen Agama RI, 1989:

QS. An-Nisa‟: 58).

Ayat di atas menjelaskan tentang perintah Allah SWT. kepada

kita untuk bersikap amanah dan berlaku adil. Sebagai seorang

Mukmin, kita harus terus menjaga dan mengutamakan sikap tersebut di

manapun dan kepanpun kita berada. Selain sebagai ketaatan untuk

melaksanakan perintah Allah SWT., melaksanakan sikap amanah ini

juga akan membawa kehidupan yang damai dan aman karena semua

pasti akan memperoleh hak-haknya masing-masing.

Kutipan cerita yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan

akhlak amanah adalah sebagai berikut:

“Setelah menjadi penguasa Daulah Utsmaniyah, dia segera

mengatur ulang administrasi negara yang cukup kompleks,

banyak memperhatikan urusan keuangan negara, mencari

sumber-sumber pendapatan negara dan membatasi alokasi

pembelanjaannya.” (Ash-Shalabi, 2015: 169).

“Dia larang pemborosan dan penghambur-hamburan harta.

Demikian juga, Sulthan Muhammad Al-Fatih memfokuskan

Page 63: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

50

pada pengembangan dan pengorganisasian ulang batalyon-

batalyon pasukan serta membuat daftar khusus untuk mereka,

menambah gaji dan memasok untuk mereka banyak

persenjataan modern pada zaman itu.” (Ash-Shalabi, 2015:

169).

Kutipan cerita di atas menggambarkan akhlak amanah Sulthan

Muhammad Al-Fatih ketika telah menjadi penguasa. Setelah diangkat

menjadi penguasa Daulah Utsmaniyah, Sulthan Al-Fatih tentu

mendapatkan amanah yang begitu berat dan besar sebagai seorang

pemimpin. Pada masa itu, dengan kecerdasannya dia mampu

menggunakan kekuasaannya untuk memperbaiki internal pemerintahan

saat terjadi pemberontakan. Selain itu, dia juga dapat menjaga dirinya

dari godaan harta yang biasa menjangkit para penguasa. Di saat para

penguasa lain, bersenang-senang dengan kekuasaannya dan

mempekaya diri dengan harta negara yang berlimpah, Sulthan Al-Fatih

malah mencari cara untuk dapat mengatur keuangan negara dengan

melarang pemborosan serta menambah pemasukan keuangan untuk

kepentingan negara.

8. Istiqamah

Secara etimologis, istiqamah berasal dari kata istaqama-

yastaqimu yang berarti tegak lurus. Dalam KBBI, istilah istiqamah

diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen. Dalam

terminologi Akhlaq, istiqamah adalah sikap teguh dalam

mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi

berbagai macam tantangan dan godaan (Ilyas, 2007: 97).

Page 64: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

51

Abu Bakar Ash-Shiddiq, orang yang paling lurus dan jujur

serta yang paling istiqamah dalam umat ini pernah ditanya tentang

makna istiqamah. Maka dia menjawab, “Artinya, janganlah engkau

menyekutukan sesuatupun dengan Allah.” Maksudnya, istiqamah

adalah berada dalam tauhid yang murni. Adapun Al-Hasan berkata,

“Istiqamah artinya taat kepada Allah dan menjauhi kedurhakaan

kepada-Nya.” (Al-Jauziyah, 1998: 228).

Allah SWT. berfirman:

ن قالوا ربنا الله ىكة ال ان الذهم المل ل عل مم استقاموا تتنز

كنتم توعدون تخافوا ول تحزنوا وابشروا بالجنة الت

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan

kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian

mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka

(dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah

kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan

(memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”

(Departemen Agama RI, 1989: QS. Fushshilat: 30).

Kutipan cerita yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan

akhlak istiqamah adalah sebagai berikut:

“Ketika Sulthan sedang melakukan persiapan untuk

menaklukan Konstantinopel, Kaisar Byzantium berusaha mati-

matian untuk mengalihkan perhatian Sulthan dari

keinginannya. Dia memberikan sejumlah harta dan bermacam-

macam hadiah kepadada Sulthan. Dia juga berusaha menyuap

beberapa penasihat Sulthan agar bisa mempengaruhi

keputusannya. Akan tetapi, Sulthan tetap berusaha untuk

melaksanakan rencananya. Semua usaha Kaisar Byzantium

tidak mampu mengubah keinginannya.” (Ash-Shalabi, 2015:

178).

Kutipan cerita di atas menggambarkan keteguhan

hati/keistiqamahan Sulthan Muhammad Al-Fatih terhadap

Page 65: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

52

pendiriannya. Ketika Sulthan Al-Fatih tengah mempersiapkan segala

sesuatu untuk penaklukan Konstantinopel, dia mendapatkan

bermacam-macam kiriman harta maupun hadiah-hadiah lain dari

Kaisar Byzantium yang tujuannya adalah untuk membuat Sulthan Al-

Fatih membatalkan rencananya itu. Akan tetapi karena keteguhan hati

yang begitu kuat dan keinginannya untuk dapat membuktikan hadits

Rasulullah SAW. untuk menaklukkan Konstantinopel, dia tetap

meneruskan apa yang menjadi rencana awalnya yaitu untuk menyerang

Konstantinopel.

9. Futuwwah

Abu Ismail mengatakan bahwa inti dari futuwwah adalah tidak

melihat kelebihan pada diri sendiri dan tidak merasa memiliki hak atas

manusia. Contoh paling mudah untuk menggambarkan futuwwah ini

adalah sikap mendekati orang yang menjauhi dan memuliakan orang

yang menyakiti (Al-Jauziyah, 1998: 328).

Seseorang yang seharusnya kecewa dengan orang yang

menyakiti, dalam sikap futuwwah ini yang mereka lakukan adalah

sebaliknya, yaitu bersikap santun pada yang menyakiti. Hal ini

merupakan salah satu sikap akhlak mulia yang dapat kita terapkan

kepada orang-orang yang tidak sejalan dengan kita.

Nilai dan wibawa seseorang tidaklah diukur dari kekayaan dan

jabatannya, dan tidak pula ditentukan oleh rupanya, tetapi ditentukan

oleh kehormatan dirinya. Jika seseorang mampu berbuat baik kepada

Page 66: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

53

siapa saja, baik kawan maupun lawan, tentu saja dia akan dihormati.

Oleh sebab itu, untuk menjaga kehormatan diri tersebut, setiap orang

haruslah menjauhkan diri dari segala perbuatan dan perkataan yang

dilarang oleh Allah SWT. (Ilyas, 2007: 103).

Kutipan cerita yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan

akhlak futuwwah adalah sebagai berikut:

“Sulthan memerintahkan mereka untuk mengangkat uskup

baru, lalu mengangkat Agiadus sebagai pemimpin uskup baru.

Setelah terpilih, Agiadus pergi ke tempat kediaman Sulthan

bersama rombongan para uskup. Sulthan Muhammad Al-Fatih

menyambut mereka dengan hangat dan menghormati mereka

dengan sepenuh penghormatan, mengajak mereka makan, dan

berbincang-bincang mengenai berbagai masalah, baik masalah

agama, politik, maupun sosial. Akhirnya, pertemuan pemimpin

uskup itu dengan Sulthan Muhammad Al-Fatih selesai.

Pandangannya terhadap para Sulthan Utsmani dan orang-orang

Turki pun berubah total, bahkan juga terhadap kaum muslimin

secara umum. Agiadus merasa sedang berhadapan dengan

seorang Sulthan yang terdidik serta mempunyai misi,

keyakinan agama yang kokoh, jiwa kemanusiaan yang tinggi,

dan kesatria yang sempurna.” (Ash-Shalabi, 2015: 209).

Kutipan cerita di atas menggambarkan akhlak futuwwah

Sulthan Muhammad Al-Fatih. Jika dilihat, ada dua hal yang menjadi

alasan untuk Sulthan Al-Fatih untuk tidak memberi kehormatan

kepada Agiadus, yaitu dia bukan Muslim, dan kedua dia adalah musuh

yang telah kalah. Akan tetapi dengan akhlak futuwwah ini, Sulthan Al-

Fatih tetap menghormatinya. Bahkan ketika Agiadus berkunjung

kepada Sulthan Al-Fatih, Agiadus pun disambut dengan ramah dan

penuh dengan penghormatan. Selain itu, Sulthan Al-Fatih juga

mengajaknya makan bersama dan berbincang tentang berbagai hal,

Page 67: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

54

baik itu tentang masalah agama, politik, maupun sosial. Sejak saat itu

pandangan Agiaduss terhadap para Sulthan Utsmani dan orang-orang

Turki pun berubah total, bahkan juga terhadap kaum muslimin secara

umum. Agiadus merasa sedang berhadapan dengan seorang Sulthan

yang terdidik serta mempunyai misi, keyakinan agama yang kokoh,

jiwa kemanusiaan yang tinggi, dan kesatria yang sempurna. Dan di

sinilah letak kemenangan Sulthan yang dapat mengangkat dirinya dan

bangsanya.

10. Mujahadah

Istilah mujahadah berasal dari kata jahada-yujahidu-

mujahadah-jihad yang artinya mencurahkan segala kemampuan.

Dalam konteks akhlak, mujahadah adalah mencurahkan segala

kemampuan untuk melepaskan diri dari segala hal yang menghambat

pendekatan diri terhadap Allah SWT. baik hambatan yang bersifat

internal maupun eksternal. Hambatan tersebut dapat diatasi dengan

kemauan keras dan perjuangan sungguh-sungguh (Ilyas, 2007: 109).

Allah SWT. berfirman:

نا ن جاهدوا ف ن والذ لمع المحسن لنهدنهم سبلنا وان الله

Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari

keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-

jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang

berbuat baik.” (Departemen Agama RI, 1989: QS. Al-Ankabut:

69).

Page 68: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

55

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT. akan

menunjukkan jalan bagi mereka yang berjihad dan bersungguh-

sungguh dalam mencari keridhaan Allah SWT.. Dan tujuan terbaik

adalah tujuan kepada keridhaan Allah SWT. itu sendiri.

Kutipan cerita yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan

akhlak mujahadah adalah sebagai berikut:

“Al-Fatih tampaknya mempunyai ide yang luar biasa yaitu

memindahkan kapal-kapal dari tempat berlabuhnya di Besiktas

ke Tanduk Emas. Caranya adalah dengan menariknya melalui

jalan darat yang berada di antara dua pelabuhan. Hal ini untuk

menjauhi wilayah Galata karena khawatir kapal-kapal tersebut

diserang dari arah selatan. Padahal jarak antara dua pelabuhan

itu kurang lebih tiga mil. Tanahnya pun bukan tanah yang

datar dan mudah, tetapi tanah perbukitan dan terjal.” (Ash-

Shalabi, 2015: 186).

Kutipan cerita di atas menggambarkan akhlak mujahadah

Sulthan Muhammad Al-Fatih. Ketika segala upaya telah dilakukan

untuk merobohkan benteng Konstantinopel, ternyata Allah SWT.

belum memberikan kemenangan kepada Sulthan Al-Fatih. Akan tetapi

dengan kecerdasan yang dimilikinya, Sulthan Al-Fatih tetap berusaha

dengan cara-cara yang lain untuk bisa menjebol benteng

Konstantinopel. Salah satunya yaitu dengan memindahkan kapal

melalui jalur darat untuk menuju tembok terlemah. Pemindahan kapal

ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Selain jarak yang begitu

jauh dan kondisi alam yang penuh dengan tanah perbukitan yang terjal.

Akan tetapi dengan usaha yang sungguh-sungguh dan tetap memohon

pertolongan Allah SWT. hal itupun terjadi dalam semalam dan tujuan

Page 69: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

56

untuk menghancurkan benteng terlemah Konstantinopel pun dapat

terlaksana.

11. Syaja’ah

Syaja‟ah artinya berani, tapi bukan berani dalam arti siap

menantang siapa saja tanpa memperdulikan apakah dia berada di pihak

yang benar atau salah, dan bukan pula berani memperturutkan hawa

nafsu. Tapi berani yang berlandaskan kebenaran dan dilakukan dengan

penuh pertimbangan (Ilyas, 2007: 116).

Allah SWT. berfirman:

فل غالب لكم وان خذلكم فمن ذا الذي ان ن صركم الله

فلتوكل المؤمنون ن بعده وعلى الله نصركم م

Artinya: “Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang

dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu

(tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat

menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah

saja orang-orang mukmin bertawakal.” (Departemen Agama

RI, 1989: QS. Ali Imran: 160).

Kutipan cerita yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan

akhlak syaja‟ah adalah sebagai berikut:

“Ketika ayahnya masih hidup, Muhammad Al-Fatih telah ikut

menangani urusan pemerintahan. Sejak masa itu, dia

melibatkan diri dalam bentrokan dengan negara Byzantium

dalam kondisi yang berbeda. Dia sangat mengetahui berbagai

upaya yang telah dilakukan bangsa Utsmani untuk menaklukan

Konstantinopel. Bahkan dia mengetahui berbagai upaya

penaklukan yang dilakukan berulang kali oleh pemerintahan

Islam terdahulu dalam masa yang berbeda-beda.” (Ash-

Shalabi, 2015: 173).

“Sulthan membangun benteng Rumeli Hissari di sebuah

wilayah Eropa di selat Bosporus pada tempat paling sempit

Page 70: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

57

yang berhadapan dengan sebuah benteng yang pernah

dibangun oleh Sulthan Beyazid.” Ash-Shalabi, 2015: 176).

Kutipan cerita di atas menggambarkan keberanian Sulthan

Muhammad Al-Fatih dalam melakukan sesuatu hal. Yang pertama

adalah ketika dia masih kecil dia sudah berani mengikuti peperangan

yang terjadi pada masa pemerintahan ayahnya. Keberaniannya ini

adalah didasarkan pada ilmu yang akan dia dapatkan ketika mengikuti

peperangan. Dengan mengikuti peperangan itu Sulthan Al-Fatih

mengetahui berbagai strategi leluhurnya secara langsung yang dapat ia

jadikan strategi di masa pemerintahannya. Kemudaian yang kedua

adalah pembangunan benteng di dekat benteng Konstantinopel.

Pembangunan ini didasarkan pada strategisnya tempat itu sehingga

dapat menenggelamkan kapal-kapal dagang yang menuju ke

Konstantinopel.

12. Tawadhu’

Tawadhu‟ artinya rendah hati, lawan dari sombong atau

takabur. Sikap tawadhu‟ terhadap sesama manusia adalah sifat mulia

yang lahir dari kesadaran akan Kemahakuasaan Allah SWT. atas

segala hamba-Nya. Manusia adalah makhluk lemah yang tidak berarti

apa-apa di depan Allah SWT.. Manusia membutuhkan karunia,

ampunan dan rahmat dari Allah SWT.. Tanpa rahmat dan nikmat Allah

SWT. manusia tidak akan bisa bertahan hidup, bahkan tidak akan

pernah ada di atas permukaan bumi ini (Ilyas, 2007: 123).

Page 71: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

58

Allah SWT. berfirman:

ن مشون على الرض حمن الذ اذا خاطبهم وعباد الر هونا و

الجهلون قالوا سلما

Artinya: “Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih

itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah

hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan

kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan “salam,”

(Departemen Agama RI, 1989: QS. Al-Furqan: 63).

Jika dilihat, ayat di atas menggambarkan sebuah pernyataan

dari Allah SWT. tentang hamba-hamba-Nya yang rendah hati kepada

semua orang yang ditemui, bahkan kepada orang yang jahil pun

mereka tetap menghormati dengan kata-kata yang mengandung

keselematan. Dengan demikian sebagai hamba Allah, kita harus terus

berusaha untuk bisa bersikap rendah hati bagaimanapun keadaan kita.

Kutipan cerita yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan

akhlak tawadhu‟ adalah sebagai berikut:

“Kemudian Sulthan Muhammad Al-Fatih pergi ke kemah Aaq

Syamsuddin. Dia mencium tangan gurunya. Lantas dia berkata,

“Wahai guruku! Ajari saya sebuah doa agar saya bisa berdoa

kepada Allah SWT. dengannya supaya Dia memberikan taufik

kepadaku.” (Ash-Shalabi, 2015: 239).

Kutipan cerita di atas menggambarkan ketawadhu‟an Suthan

Muhammad Al-Fatih terhadap gurunya. Sebagai seorang penguasa

Daulah Utsmaniyah yang disegani oleh semua orang, Sulthan Al-Fatih

tetap bersikap rendah hati terhadap gurunya. Dia mencium tangan

gurunya sebagai wujud penghormatannya kepada seorang guru.

Page 72: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

59

13. Adil

Istilah adil berasal dari kata berbahasa Arab ‘adl yang artinya

sama dan seimbang. Dalam pengertian pertama, adil dapat diartikan

sebagai membagi sama banyak, atau memberikan hak yang sama

kepada orang-oang atau kelompok dengan status yang sama. Sebagai

contoh adalah semua warga negara, sekalipun dengan status sosial,

ekonomi, dan politik yang berbeda-beda akan tetap mendapatkan

perlakuan yang sama di mata hukum.

Dalam pengertian kedua, adil dapat diartikan dengan

memberikan hak seimbang dengan kewajiban, atau memberi seseorang

sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya orang tua yang adil akan

membiayai pendidikan anak-anaknya sesuai dengan tingkat kebutuhan

masing-masing sekalipun secara nominal masing-masing tidak

mendapatkan jumlah yang sama.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adil diartikan (1) tidak

berat sebelah; tidak memihak; (2) berpihak kepada yang benar;

berpegang kepada kebenaran; dan (3) sepatutnya; tidak sewenang-

wenang. Beberapa pengertian ini tetap berangkat dari dua makna kata

adil di atas. Dengan prinsip persamaan seorang yang adil tidak akan

memihak kecuali kepada yang benar (Ilyas, 2007: 235).

Allah SWT. berfirman:

نهما فان بغت ن اقتتلوا فاصلحوا ب ىفتن من المؤمن وان طاء الى امر حتهى تف تبغ احدىهما على الخرى فقاتلوا الت

Page 73: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

60

نهما بالعدل واق ءت فاصلحوا ب فان فا حب الله سطوا ان الله

ن المقسط

Artinya: “Dan apabila ada dua golongan orang-orang mukmin

berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu

dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain,

maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga

golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu

telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah

antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh,

Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (Departemen

Agama RI, 1989: QS. Al-Hujurat: 9).

Kutipan cerita yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan

akhlak adil adalah sebagai berikut:

“Sulthan Muhammad Al-Fatih memperlakukan Ahli Kitab

sesuai ketentuan syari‟at Islam. Dia memberi mereka hak-hak

beragama dan tidak pernah menzhalimi atau mengganggu satu

orang Kristen pun. Sebaliknya, dia menghormati dan berbuat

baik kepada para pemimpin mereka. Slogan yang selalu dia

katakan, “Keadilan adalah fondasi kekuasaan.”‟ (Ash-Shalabi,

2015: 294).

“Pada waktu itu, Sulthan Muhammad Al-Fatih mengeluarkan

perintah kepada pasukannya agar menarik diri untuk memberi

kesempatan meriam-meriam beristirahat supaya bisa

melakukan tugasnya sekali lagi. Meriam-meriam itu telah

menghujani pagar-pagar beserta para penjaganya dengan

peluru-peluru dan membuat mereka kelelahan setelah

begadang sepanjang malam.” (Ash-Shalabi, 2015: 205).

Kutipan cerita di atas menggambarkan akhlak adil Sulthan

Muhammad Al-Fatih. Ketika Sulthan Al-Fatih telah sampai pada

gerbang kemenangan, di sana masih banyak penduduk yang masih

hidup karena tidak ikut perang. Dan karena keshalihannya, Sulthan Al-

Fatih pun lebih memilih untuk bersikap sesuai ketentuan syari‟at Islam

yang selalu berbuat adil kepada siapapun juga. Dan Sulthan Al-Fatih

Page 74: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

61

juga memiliki slogan yang sangat luar biasa yang berbunyi, “Keadilan

adalah fondasi kekuasaan.”

14. Peduli Sosial

Peduli sosial yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan

(113). Sikap peduli sosial ini merupakan salah satu cara untuk

memenuhi kewajiban kita untuk berakhlak kepada sesama manusia.

Allah SWT. berfirman:

مم وتعاونوا على البر والتقوى ول تعاونوا على ال

د ا شد ان الله لعقاب والعدوان واتقوا الله

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam

berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada

Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

(Departemen Agama RI, 1989: QS. Al-Maidah: 2).

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT. memerintahkan

kepada kita untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan saling

mengingatkan agar tidak berbuat kejahatan kepada saudara-saudara

kita sesama Muslim.

Kutipan cerita yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan

akhlak peduli sosial adalah sebagai berikut:

“Dia meningkatkan kemampuan orang-orang di sekitarnya

serta memperkuat mereka dengan pengetahuan manajemen dan

militer yang cukup baik. Semua ini membantu dalam

menstabilkan dan memajukan Daulah Utsmaniyah.” (Ash-

Shalabi, 2015: 169).

Page 75: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

62

“Sulthan Muhammad II juga memberikan perhatian khusus

dengan melatih pasukannya dengan berbagai seni perang,

dilengkapi pasukannya dengan berbagai persenjataan sehingga

menjadikan mereka ahli dalam melakukan operasi jihad yang

ditunggu-tunggu.” (Ash-Shalabi, 2015: 176).

Kutipan cerita di atas menggambarkan tentang Sulthan

Muhammad Al-Fatih yang peduli terhadap orang-orang di sekitarnya

(peduli sosial). Di saat Sulthan Al-Fatih telah menjadi penguasa

tertinggi Daulah Utsmaniyah, dia tetap memikirkan kemampuan

orang-orang di sekitarnya. Sebagai seorang penguasa, dia ingin seluruh

pasukannya memiliki kualitas yang terbaik. Sulthan memberi mereka

pendidikan-pendidikan yang diperlukan pada masa itu seperti

pendidikan manajemen, militer, seni perang, serta memberikan mereka

fasilitas khusus seperti persenjataan terbaik pada masa itu. Kepedulian

Sulthan Al-Fatih terhadap orang-orang di sekitarnya ini kemudian

menjadikan Sulthan memiliki pasukan yang berkualitas dan siap

perang dengan dasar-dasar ilmu peperangan yang kuat.

15. Cinta Damai

Cinta damai yaitu sikap, perkataan, dan tindakan yang

menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran

dirinya (Zakiyah dan Rusdiana, 2014: 113). Sebagai seorang Muslim,

kita wajib untuk memperlihatkan bahwa Islam merupakan agama yang

mencintai kedamaian.

Page 76: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

63

Allah SWT. berfirman:

ع انه هو السم وان جنحوا للسلم فاجنح لها وتوكل على الله

م العل

Artinya: “Dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka

condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah.

Sesungguhnya dialah yang Maha mendengar lagi Maha

Mengetahui.” (Departemen Agama RI, 1989: QS. Al-Anfal:

61).

Ayat di atas menjelaskan bahwa ketika tengah berada pada

suatu situasi yang lebih condong kepada penyelesaian dengan cara

damao, maka Allah SWT. menyuruh kita untuk lebih memilih

penyelesaian dengan cara damai tersebut.

Kutipan cerita yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan

akhlak cinta damai adalah sebagai berikut:

“Muhammad Al-Fatih yakin bahwa kota Konstantinopel

hampir saja jatuh ke tangan pasukan Utsmani. Meskipun

demikian dia berusaha memasukinya dengan damai. Dia lalu

menulis surat kepada Kaisar Constantine dan memintanya

untuk menyerahkan kota itu tanpa terjadi pertumpahan darah.

Dia menawarkan jaminan keamanan untuknya beserta keluarga

dan para pembantunya dan semua penduduk Konstantinopel

yang ingin meninggalkan kota itu ke manapun mereka

kehendaki. Dia menjamin tidak akan terjadi pertumpahan

darah di dalam kota dan mereka tidak akan mendapatkan

gangguan apapun. Mereka juga bisa memilih untuk tetap

tinggal di Konstantinopel atau pergi meninggalkannya.” (Ash-

Shalabi, 2015: 196).

Kutipan cerita di atas menggambarkan tentang Sulthan

Muhammad Al-Fatih yang cinta damai terhadap sesama manusia.

Ketika Sulthan Al-Fatih telah sampai kepada gerbang kemenangan

dengan keberhasilan pasukannya meruntuhkan benteng

Page 77: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

64

Konstantinopel, sebagai seorang pemimpin yang berakhlak, Sulthan

Al-Fatih lebih memilih untuk bernegosiasi dengan Kaisar Constantine

agar menyerahkan kota dengan damai. Jika hal itu disetujui, Sulthan

menjamin tidak akan terjadi pertumpahan darah di dalam kota dan

penduduk kota pun tidak akan ada yang akan mendapat gangguan

apapun.

Hal ini Sulthan lakukan adalah karena pada saat itu Sulthan

mengetahui bahwa benteng Konstantinopel sudah lemah dan banyak

yang roboh karena serangan meriam dan penjaganya pun sudah banyak

yang mati dalam peperangan. Dan jika terus dilanjutkan pun sudah

tidak memungkinkan bagi pasukan Konstantinopel untuk bisa

bertahan. Dan dengan alasan itulah kemudian Sulthan ingin

menyelesaikan penaklukan ini dengan damai agar tidak ada

pertumpahan darah kembali. Akan tetapi, karena Kaisar Constantine

tidak menyetujui penawaran tersebut, Sulthan Al-Fatih pun

melanjutkan jihadnya untuk menaklukkan Konstantinopel yang

berujung pada kemenangab Sulthan Muhammad Al-Fatih.

16. Toleransi

Toleransi berasal dari bahasa latin tolerantia, yang berarti

kelonggaran, kelembutan hati, keringanan, dan kesabaran. Secara

umum, istilah toleransi mengacu pada sikap terbuka, lapang dada, suka

rela, dan kelembutan. Unesco mengartikan toleransi sebagai sikap

saling menghormati, saling menerima, dan saling menghargai di

Page 78: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

65

tengah keberagaman budaya. Toleransi beragama adalah toleransi yang

mencakup masalah-masalah keyakinan dalam diri manusia yang

berhubungan dengan akidah atau ketuhanan yang diyakininya

(Casram, 2016: 188).

Dalam bukunya, Zakiyah dan Rusdiana (2014: 112)

mendefinisikan toleransi yaitu sikap dan tindakan yang menghargai

perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain

yang berbeda dari dirinya.

Allah SWT. berfirman:

ن لم قات عن الذ ن ولم خرجوكم ل نهىكم الله لوكم فى الد حب هم ان الله ا ال وهم وتقسطو ن داركم ان تبر م

ن المقسط

Artinya: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan

berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu

Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku

adil.” (Departemen Agama RI, 1989: QS. Al-Mumtahanah: 8).

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT. tidak melarang

umat Muslim untuk berbuat baik kepada orang-orang non-muslim.

Bahkan dalam ayat di atas Allah SWT. menegaskan bahwa Dia

menyukai orang-orang yang berlaku adil, yang hal ini mengisyaratkan

bahwa sebagai Muslim yang baik kita harus tetap berlaku adil kepada

siapapun.

Page 79: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

66

Kutipan cerita yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan

akhlak toleransi adalah sebagai berikut:

“Sulthan Al-Fatih memberikan kebebasan kepada orang-orang

Kristen untuk melaksanakan ritual agama mereka dan memilih

pemimpin yang mempunyai hak untuk memutuskan hukum

dalam masalah agama mereka. Sulthan juga memberikan hak

ini kepada para pemuka gereja di wilayah-wilayah lain. Akan

tetapi pada saat yang sama, Sulthan mewajibkan mereka semua

untuk membayar jizyah.” (Ash-Shalabi, 2015: 208).

Sulthan Muhammad Al-Fatih memperlihatkan sikap toleransi

terhadap orang-orang Kristen karena didorong oleh

komitmennya yang kuat dengan agama Islam yang agung dan

keinginannya untuk meneladani Rasulullah SAW. dan

Khulafa‟ur Rasyidin. (Ash-Shalabi, 2015: 210).

“Sulthan Al-Fatih menemui para uskup dan menenangkan

mereka dari ketakutan, membiarkan mereka tetap memeluk

keyakinan lama mereka dan menjalankan ritual agama mereka

di gereja-gereja.” (Ash-Shalabi, 2015: 209).

Kutipan cerita di atas menggambarkan tentang Sulthan

Muhammad Al-Fatih yang menampilkan sikap toleransinya kepada

orang-orang Kristen. Sulthan Al-Fatih memberikan kebebasan kepada

mereka untuk tetap memeluk keyakinan lama mereka, melaksanakan

ritual agama mereka di gereja-gereja dan memilih pemimpin mereka

sendiri. Hal ini merupakan wujud komitmen Sulthan Al-Fatih untuk

terus meneladani Rasulullah SAW. dan Khulafa‟ur Rasyidin dalam

bersikap toleransi kepada orang lain.

17. Peduli Lingkungan

Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah segala

sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan,

maupun benda-benda tak bernyawa lainnya (Marzuki, 2009: 24). Dan

Page 80: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

67

pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur‟an terhadap lingkungan

di sekitar kita adalah bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah

yang harus menjaga agar setiap proses pertumbuhan alam berjalan

sesuai fungsi ciptaan-Nya (Saproni, 2015: 55).

Peduli lingkungan yaitu sikap dan tindakan yang selalu

berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam dan sekitarnya

dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam

yang sudah terjadi (Zakiyah dan Rusdiana, 2014: 113).

Allah SWT. berfirman:

طمعا ول تفسدوا فى الرض بعد اصلحها وادعوه خوفا و

ن ن المحسن ب م قر ان رحمت الله

Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka

bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-

Nya dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan

(akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat

kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Departemen Agama

RI, 1989: QS. Al-A‟raf: 56).

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT. melarang kita

untuk melakukan kerusakan di muka bumi ini. Sebagai seorang

Muslim, kita harus menyadari bahwa semua yang ada di sekitar kita

merupakan titipan dari Allah SWT. yang harus kita jaga bersama-

sama. Kita harus meningkatkan kepedulian kita terhadap lingkungan

dengan senantiasa menjaga dan memperbaiki kerusakan yang ada.

Kutipan cerita yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan

akhlak peduli lingkungan adalah sebagai berikut:

Page 81: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

68

Sulthan juga mengirimkan utusan kepada penduduk Galata

yang saat itu bersikap netral, menegaskan agar mereka tidak

ikut campur dalam semua hal yang akan terjadi, meminta

komitmen mereka untuk tidak melanggar perjanjian yang telah

disepakati dan menjamin akan mengganti semua kerugian yang

menimpa mereka akibat perang. (Ash-Shalabi, 2015: 201).

Kutipan cerita di atas menggambarkan tentang Sulthan

Muhammad Al-Fatih yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Hal

ini terdapat dalam kutipan yang menceritakan bahwa Sulthan Al-Fatih

akan mengganti semua kerugian yang akan diterima oleh penduduk

Galata akibat peperangan. Pemindahan kapal melalui jalur darat

dilakukan melewati hutan yang berada di sekitar Galata yang

mengharuskan untuk menebangi pohon-pohon yang ada di sana. Hal

inilah yang membuat Sulthan Al-Fatih menjanjikan ganti rugi untuk

memperbaiki segala kerusakan akibat peperangan, termasuk

memperbaiki hutan tersebut.

Page 82: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

69

BAB IV

RELEVANSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

DALAM BUKU MUHAMMAD AL-FATIH SANG PENAKLUK

Dalam bab ini, penulis akan memaparkan relevansi nilai-nilai pendidikan

akhlak yang ada dalam buku Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk terhadap

pendidikan kepemimpinan pemuda Islam. Di sini penulis akan membaginya ke

dalam beberapa poin, yaitu dimulai dengan memberikan gambaran atau potret

kepemimpinan yang ada pada saat ini, menampilkan penyebabnya dengan melihat

sejarah yang pernah ada di dalam dunia Islam, dan yang terakhir memberikan

kontrubusi pemikiran untuk membantu menyelesaikan beberapa permasalahan

yang ada itu melalui konsep yang penulis temukan dalam penelitian ini.

A. Potret Kepemimpinan Saat Ini

Dari 17 akhlak yang penulis temukan dalam buku Muhammad Al-

Fatih Sang Penakluk di atas, memang beberapa di antaranya telah terlihat

pada fenomena kepemimpinan di Indonesia. Akan tetapi jika dilihat dari

banyaknya kasus yang terjadi, ternyata masih banyak juga penyimpangan

yang terjadi. Beberapa penyimpangan-penyimpangan tersebut antara lain:

1. Banyak kepala daerah yang terjerat kasus korupsi di beberapa daerah

di seluruh Indonesia. Ini menandakan bahwa mereka belum ikhlas

dalam memimpin. Mereka mengharapkan imbalan sehingga berbuat

korupsi (https://katadata.co.id/infografik/2019/07/18/selama-2004-

2019-ada/ diakses pada senin, 16 September 2019, pukul 08.00 WIB).

Page 83: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

70

2. Masih banyak pemimpin yang belum menerapkan sikap amanah dalam

kepemimpinannya, mereka yang seharusnya mensejahterakan rakyat

namun malah terjebak dalam nafsu pribadinya sehingga hanya

mensejahterakan dirinya sendiri, keluarganya dan kelompoknya sendiri

(https:/pontianak.tribunnews.com/2013/10/07/tak-habis-pikir/diakses

pada senin, 16 September 2019, pukul 08.23 WIB).

3. Banyak pemimpin yang tidak jujur, dalam perekrutan tenaga kerja

misalnya, dalam mendapatkan posisi tertentu masih banyak pemimpin

yang bisa disuap. Sehingga banyak tenaga kerja yang malah

menambah masalah baru karena mereka tidak berkualitas

(https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4708113/ diakses

pada senin, 16 September 2019, pukul 08.08 WIB).

4. Beberapa pemimpin juga ada yang kurang menghormati para ulama

dan makin parahnya mereka malah memidanakan beberapa dari ulama

tersebut yang tidak sejalan dengan pemimpin

(https://m.cnnindonesia.com/nasional/20180120/diakses pada senin, 16

September 2019, pukul 08.03 WIB).

5. Banyak hakim yang masih bisa disuap sehingga memenangkan salah

satu pihak yang berperkara, ini menandakan bahwa pengadilan yang

ada belum bisa berbuat adil (https://m.detik.com/news/kronologi-ott-

kpk-jerat-hakim/diakses pada senin, 16 September 2019, pukul 08.23

WIB).

Page 84: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

71

6. Pertikaian antar umat beragama yang terjadi di beberapa daerah

membuktikan bahwa sikap saling toleransi belum diperlihatkan oleh

beberapa pemimpin di daerah-daerah rawan pertikaian tersebut.

(https://hukamnas.com/contoh-konflik-antar-agama/ diakses pada

senin, 16 September 2019, pukul 08.17 WIB).

B. Penyebab Terjadinya Krisis Akhlak

Sejarah mencatat bahwa krisis akhlak pernah melanda dunia Islam

pada akhir abad klasik. Pada masa itu ukhuwah Islamiyah sudah tergerus

oleh kepentingan politik, golongan faham dan kusukuan. Para penguasa

saat itu sudah banyak yang terlibat dalam perbuatan yang memperturutkan

hawa nafsu, korupsi, kolusi, dan nepotisme. Sedangkan putera-putera

mahkota sudah banyak yang bergelimang dengan perbuatan maksiat,

berkelahi antara satu dan lainnya karena memperebutkan kekuasaan,

kedudukan, dan pengaruh (Nata, 2007: 220).

Sejak saat itu para ulama mencoba menghadapi keadaan tersebut

dengan mengarahkan kegiatan untuk membina akhlak. Al-Ghazali

misalnya mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan

budi pekerti yang mencakup penanaman kualitas moral dan etika seperti

kepatuhan, kemanusiaan, kesederhanaan, dan membenci terhadap

perbuatan buruk seperti pola berfoya-foya dan kemungkaran lainnya.

Page 85: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

72

Sebelum itu Ibn Maskawih telah pula mengembangkan teori

tentang akhlak. Menurutnya akhlak tidak bersifat natural atau

pembawaan, tetapi hal itu perlu diusahakan secara bertahap, antara

lain melalui pendidikan.

Gerakan pembinaan akhlak melalui pendidikan ini dilakukan

oleh ulama-ulama berikutnya. Hasilnya memang cukup

mengagumkan. Akhlak mulai meningkat, tetapi perhatian terhadap

ilmu pengetahuan atau pembunaan terhadap kecerdasan intelektual

tetinggal. Akibatnya mulai di abad pertengahan umat Islam tertinggal

dalam bidang ilmu pengetahuan.

Keharusan menciptakan keseimbangan antara akhlak dengan

kecerdasan intelektual menjadi tidak seimbang, dan upaya untuk

menciptakan keseimbangan ini tampaknya belum berhasil. Keadaan

sekarang menunjukkan bahwa pendidikan telah berhasil membina

kecerdasan intelektual, tetapi belum berhasil membina kecerdasan

akhlak.

Kini perhatian mengatasi krisis akhlak muncul kembali dengan

terlebih dahulu mencari akar penyebabnya. Akar-akar penyebab

timbulnya krisis akhlak tersebut di antaranta adalah sebagai berikut:

1. Krisis akhlak terjadi karena longgarnya pegangan terhadap agama

yang menyebabkan hilangnya pengontrol diri dari dalam (self

control). Selanjutnya alat pengontrol perpindahan kepada hukum

Page 86: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

73

dan masyarakat. namun karena hukum dan masyarakat juga sudah

lemah, maka hilanglah seluruh alat kontrol.

2. Krisis akhlak terjadi karena pembinaan moral yang dilakukan oleh

orang tua, sekolah, dan masyarakat yang sudah kurang efektif.

Ketiga institusi pendidikan ini sudah terbawa oleh arus kehidupan

yang lebih mengutamakan materi tanpa diimbangi dengan

pembinaan mental spiritual. Kebiasaan orang tua shalat jama‟ah

bersama keluarga di rumah, membaca Al-Qur‟an, dan memberikan

keteladanan yang baik kepada putera-puterinya sudah kurang

banyak dilakukan, karen waktunya habis untuk mencari materi.

Padahal dalam mendidik akhlak ini yang harus dilakukan bukan

hanya sekedar mempelajari saja, melainkan diperlukan

keteladanan dan pembiasaan.

3. Krisis akhlak terjadi disebabkan karena derasnya arus budaya

materialistik, hedonistik, dan sekularistik. Derasnya arus budaya

yang demikian itu didukung oleh para penyandang modal yang

semata-mata mengeruk keuntungan material dengan memafaatkan

remaja tanpa memperhatikan dampaknya bagi kerusakan akhlak.

4. Krisis akhlak terjadi karena belum adanya kemauan yang

sungguh-sungguh dari pemerintah. Kekuasaan, dana, teknologi,

sumber daya manusia, peluang, dan sebagainya yang dimiliki

pemerintah belum banyak digunakan untuk melakukan pembinaan

akhlak bangsa. Hal yang demikian semakin diperparah oleh

Page 87: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

74

adanya ulah sebagian elite penguasa yang semata-mata mengejar

kedudukan, kekayaan, dan sebagainya dengan cara-cara yang tidak

mendidik seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Bangsa yang

melihat perilaku pemimpinnya yang demikian, kemudian ikut-

ikutan meniru, dan akibatnya wibawa pemerintah semakin

menurun.

Dengan demikian dapat dilihat bahwa untuk saat ini

pendidikan yang diterima oleh pemuda Islam sebenarnya telah

berhasil membina mereka dalam hal kecerdasan intelektual. Akan

tetapi, karena kecerdasan intelektual itu tidak diimbangi dengan

pendidikan akhlak, maka yang terjadi adalah meluasnya krisis akhlak

di kalangan pemuda yang membuat mereka tidak memiliki kontrol diri

dalam melakukan sesuatu dan lebih berorientasi kepada materi.

Banyak di antara mereka yang dengan kecerdasan

intelektualnya tersebut kemudian terpilih menjadi pemimpin yang

diharapkan dapat membawa kebaikan bagi seluruh masyarakat,

bangsa, dan negaranya. Akan tetapi pada kenyataannya masih banyak

terjadi penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, dan tindakan tidak terpuji

lainnya yang malah membuat kerugian bagi masyarakat, bangsa, dan

negara.

Adapun jika kita melihat sosok Sulthan Muhammad Al-Fatih,

meskipun dia merupakan seorang putera mahkota, yang pada

Page 88: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

75

umumnya putera mahkota itu seringkali bersikap otoriter dan

berkehendak semaunya sendiri, akan tetapi lahirnya seorang

pemimpin dari jalur keturunan/putera mahkota itupun ternyata bisa

memiliki akhlak yang baik dan mampu membawa kesuksesan dalam

sejarah kaepimpinan dalam Islam. Hal ini disebabkan karena dalam

proses pendidikannya itu tetap memerhatikan keseimbangan antara

pendidikan akhlak dan intelektualitas.

Sejak kecil, Sulthan Al-Fatih telah dipersiapkan untuk menjadi

seorang pemimpin yang memiliki akhlak mulia melalui para ulama-

ulama besar pada zamannya. Ketegasan mereka dalam memberikan

pendidikan agama dan pendidikan umum lainnya benar-benar telah

membuat Sulthan Al-Fatih memiliki akhlak yang mulia dan kecakapan

dalam memimpin sehingga dia dapat menjadi seorang pemimpin

terbaik yang dapat menaklukkan Konstantinopel pada usia muda

sekalipun.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa salah satu

penyebab utama merosotnya akhlak para pemimpin yang ada pada

saat ini adalah karena adanya ketidakseimbangan antara intelektualitas

dan akhlakul karimah. Banyak di antara pemimpin yang telah

meninggalkan pegangan sekaligus kontrol diri yang terdapat dalam

ajaran agama karena dalam pendidikannya hanya berorientasi

terhadap nilai mata pelajaran yang tinggi namun tidak diimbangi

dengan akhlak yang tinggi pula.

Page 89: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

76

Karena hilangnya agama sebagai kontrol diri ini, maka mereka

melakukan berbagai hal dengan tanpa memiliki batasan-batasan

akhlak yang semestinya dan hanya menyesuaikan dengan

keinginannya tanpa ada rasa takut sedikitpun. Mereka menghalalkan

berbagai cara untuk memperoleh apa yang diinginkan.

C. Kontribusi Penulis

Melihat ketidakseimbangan yang ada ini, krisis akhlak haruslah

segera diperbaiki dengan memberikan pendidikan akhlak kepada para

pemuda Islam. Pemuda merupakan generasi penerus yang kelak akan

menjadi pemimpin di masa depan. Mereka harus disiapkan dengan

dibekali pendidikan akhlak untuk dapat menjadi pemimpin yang lebih baik

dan memiliki kontrol diri sehingga dapat membawa negeri ini menjadi

lebih baik.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibn Maskawih, bahwa akhlak

bukanlah hal yang bersifat natural atau sudah ada sejak lahir. Akan tetapi,

dalam pembentukannya, akhlak memerlukan peneladanan dan

pembiasaan.

Peneledanan ini bisa dilakukan dengan memberikan contoh

langsung kepada para pemuda untuk berakhlak baik, maupun dengan

mengenalkan mereka dengan sosok-sosok pemimpin Islam yang memiliki

akhlak mulia yang dapat menjadi teladan bagi mereka. Pengenalan

terhadap sosok-sosok mulia ini penting karena ketika pemuda telah

Page 90: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

77

mengidolakan seseorang, mereka cenderung akan mengikuti apapun yang

mereka idolakan tersebut.

Melihat kenyataan yang terjadi saat ini, bahwa para pemuda sudah

banyak yang mengidolakan tokoh-tokoh Barat seperti yang ada pada film-

film yang mereka tonton setiap hari, merupakan sebab lain dari lahirnya

sikap materialistis dan jauhnya mereka dari agama. Hal ini menjadi tugas

berbagai pihak yang harus ikut serta berjuang dalam memperbaiki krisis

ini. Hubungan baik antara sekolah dan keluarga akan dapat membantu

tercapainya tujuan penyeimbangan ini.

Tugas orang tua di rumah adalah tetap mengawasi dan

mendisiplinkan putera-puterinya agar tetap berpegang pada akhlak yang

mulia. Pembiasaan seperti sholat berjamaah bersama keluarga, membaca

Al-Qur‟an, dan tukar pikiran antara anak dan orang tua akan dapat

menjadikan mereka memiliki pribadi yang memiliki disiplin dan penuh

kasih sayang terhadap sesamanya.

Adapun tugas pendidik sebagai orang tua di sekolah adalah

memberikan mereka teladan dan juga mengarahkan mereka agar terus

berakhlak baik. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pembelajaran

melalui berbagai media, seperti mengajak mereka mengilhami dan

membaca sejarah-sejarah para tokoh Islam yang berakhlak mulia, baik

melalui peneladanan langsung maupun melalui buku-buku yang ada

Page 91: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

78

termasuk buku Sulthan Al-Fatih Sang Penakluk karya Dr. Ali Muhammad

Ash-Shalabi yang tengah penulis teliti ini.

Buku Sulthan Muhammad Al-Fatih Sang penakluk ini berisi

sejarah tokoh pemuda Islam yang memiliki akhlak mulia dan dengan

akhlaknya tersebut, dia mampu menaklukan Konstantinopel yang

merupakan kota dengan pertahanan terkuat pada zamannya. Dalam

penelitian ini, penulis menemukan 17 akhlak yang dapat diteladani sebagai

seorang pemimpin. Di antara beberapa akhlak tersebut yaitu: takwa,

i‟tisham, ikhlas, syukur, berilmu, shidiq, amanah, istiqamah, futuwwah,

mujahadah, syaja‟ah, tawadhu‟, adil, peduli sosial, cinta damai, toleransi,

dan peduli lingkungan.

Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam buku

Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk ini sangat relevan jika diterapkan

dalam pendidikan kepemimpinan pemuda Islam di Indonesia saat ini.

Akhlak-akhlak mulia yang ditampilkan oleh Sulthan Al-Fatih merupakan

jawaban dari permasalahan-permasalahan yang muncul dalam fenomena

kepemimpinan yang ada saat ini.

Pendidikan akhlak ini dapat dimulai dengan mengenalkan para

pemuda Islam kepada sosok-sosok pemimpin yang dapat menjadi teladan

bagi para pemuda Islam, seperti Sulthan Muhammad Al-Fatih. Hal ini

penting, karena pada usia tersebut para pemuda akan cenderung mengikuti

berbagai hal yang dilakukan oleh orang yang diidolakannya. Dan jika yang

Page 92: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

79

diidolakannya adalah orang yang tidak tepat, maka sifat yang tertanam

dalam dirinya pun dapat menjadi tidak baik dan melahirkan pemimpin-

pemimpin yang tidak baik. Oleh karena itu, pada saat itulah mereka harus

dikenalkan pada sosok-sosok yang tepat yang dapat membentuk akhlak

mereka menjadi baik.

Mereka harus dikenalkankan kepada sosok yang dapat

menjadikannya bisa berlaku disiplin untuk selalu menjalankan perintah

Allah dan menjauhi segala larangan-Nya sebagaimana yang dilakukan

oleh Sulthan Muhammad Al-Fatih. Dengan adanya komitmen terhadap

Islam ini, dapat dipastikan bahwa tidak akan ada lagi kasus-kasus

pemimpin yang melakukan penyimpangan.

Ketika para pemuda telah memiliki komitmen kuat terhadap Islam,

tentu saja akhlak baiklah yang akan mereka tampilkan dalam kehidupan

sehari-hari mereka. Mereka akan memiliki rasa takut untuk berbuat buruk

karena kontrol dalam dirinya telah terbangun dengan adanya agama yang

dia jadikan pegangan hidupnya. Mereka akan merasa setiap hal yang

diperbuatnya adalah diawasi dan akan diminta pertanggungjawabannya di

hadapan Allah SWT.. Dengan adanya kontrol diri dan komitmen kuat

terhadap agama ini pula, tentu secara otomatis seluruh perbuatannya pun

akan berdasarkan komitmen yang ada padanya itu

Di samping adanya pendidikan akhlak yang dapat dijadikan

sebagai kontrol diri ini, seorang pemimpin juga memerlukan pendidikan

Page 93: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

80

intelektualitas yang akan diperlukan dalam kepemimpannya di masa

depan. Pendidikan intelektualitas itu akan membuatnya memiliki

kecakapan dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pemimpin. Saat

seseorang memiliki pendidikan intelektualitas ini, mereka tidak akan

mudah dibohongi atau dikelabuhi untuk melakukan sesuatu hal yang tidak

benar. Mereka akan memiliki pertimbangan-pertimbangan lain yang dapat

diputuskan dengan dasar ilmu yang dimilikinya tadi berdasarkan

kebenaran. Pemimpin yang kuat adalah mereka yang mampu

menyeimbangankan antara kekuatan dan keadilan. Kekuatan dalam hal ini

bisa didapat dari seimbangnya antara pendidikan akhlak dan intelektual,

dan keadailan adalah hasil yang akan muncul dari keseimbangan antara

dua ilmu utama kepemimpinan tersebut.

Page 94: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah penulis paparkan pada bab-bab

sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Buku Muhammad Al-Fatih Sang

Penakluk

Secara garis besar, buku berjudul Muhammad Al-Fatih Sang

Penakluk ini memang berisi tentang sejarah penaklukan

Konstantinopel yang dilakukan oleh Muhammad Al-Fatih dan para

pendahulunya. Akan tetapi, setelah dicermaati secara lebih mendalam,

penulis menemukan beberapa nilai-nilai pendidikan akhlak,

diantaranya: takwa, i‟tisham, ikhlas, syukur, berilmu, shidiq, amanah,

istiqamah, futuwwah, mujahadah, syaja‟ah, tawadhu‟, adil, peduli

sosial, cinta damai, toleransi, dan peduli lingkungan.

2. Relevansi nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Buku Muhammad Al-

Fatih Sang Penakluk terhadap Pendidikan Kepemimpinan Pemuda

Islam

Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam buku

Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk ini sangat relevan jika diterapkan

dalam pendidikan kepemimpinan pemuda Islam di Indonesia saat ini.

Page 95: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

82

Akhlak-akhlak mulia yang ditampilkan oleh Sulthan Al-Fatih

merupakan jawaban dari permasalahan-permasalahan yang muncul

dalam fenomena kepemimpinan yang ada saat ini. Pendidikan akhlak

ini dapat dimulai dengan memberikan peneladanan dan pembiasaan

dalam kehidupan sehari-hari kepada para pemuda Islam terhadap

sosok-sosok pemimpin yang dapat menjadi teladan bagi mereka.

Komunikasi yang baik antara guru di sekolah dan orang tua di rumah

akan sangat menunjang keberhasilan pendidikan kepemimpinan yang

berdasarkan nilai-nilai akhlak ini. Tugas guru di sekolah adalah

memberikan teladan baik secara langsung maupun tidak langsung

melalui media-media yang relevan, sedangkan tugas orang tua di

rumah adalah mengawasi mereka dalam membiasakan akhlak yang

telah mereka dapatkan dari sekolah melalui jurnal harian yang harus

mereka isi seteiap melaksanakan pembiasaan tersebut.

B. Saran

1. Bagi Orang Tua

Pendidikan akhlak merupakan hal mendasar yang harus diajarkan,

diteladankan dan dibiasakan oleh orang tua kepada anak-anak agar

dapat membangun akhlak baik pada jiwa mereka. Pendidikan akhlak

ini penting untuk dibiasakan karena pada kenyataannya banyak sekali

anak-anak yang dalam masyarakat berbuat semaunya sendiri dan tidak

menampilkan akhlak.

Page 96: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

83

2. Bagi Dunia Sastra

Dalam membuat sebuah karya sastra sebaiknya tidak hanya memuat

tentang keindahan dan hiburan semata sebagai daya jual, namun juga

harus memperhatikan isi dan memasukkan pesan yang dapat diambil

dari karya sastra tersebut. Sehingga karya sastra tersebut dapat menjadi

lebih bermakna dan dapat memberikan kontribusi untuk memberikan

pendidikan bagi para pembacanya.

3. Bagi Dunia Pendidikan

Keberhasilan suatu pendidikan bukan hanya dilihat dari seberapa

kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh para peserta didik. Akan

tetapi, keberhasilan yang sesungguhnya adalah ketika mereka dapat

menguasai pendidikan akhlak yang dapat dijadikan sebagai kontrol diri

dalam menggunakan kecerdasan intelektualnya.

4. Bagi Karya Penelitian

Saat ini telah banyak karya sastra yang di dalamnya mengandung

inspirasi dan nilai-nilai akhlak yang dapat bermanfaat dalam

kehidupan. Dengan demikian, sebaiknya dalam menyusun penelitian,

peneliti juga bisa menjadikan karya sastra sebagai objek penelitian di

samping meneliti tentang lingkungan maupun dunia pendidikan.

Page 97: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

84

DAFTAR PUSTAKA

Ahid, Nur. 2010. Pendidikan Keluarga dalam Perspektif Islam. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Alamsyah, Yosep Aspat. Akhlak Mulia dalam Kepemimpinan Pendidikan.

Lampung: IAIN Raden Intan Press.

Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim. 1987. Pendakian Menuju Allah. Terjemahan oleh

Kathur Suhardi. 1998. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Alting, Muh Guntur. 2010. Asas-Asas Multiple Researches. Yogyakarta: Tiara

Wacana.

Aminuddin, dkk. 2014. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum.

Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Anshory, Muhammad Isa. 2010. Kolonialisme dan Misi Kristen di Jawa. Tesis

tidak diterbitkan. Surakarta: Program Studi Magister Pemikiran Islam

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ash-Shalabi, Ali Muhammad. 2015. Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk. Solo:

Al-Wafi.

Ash-Shalabi, Ali Muhammad. 2017. Biografi Utsman bin Affan. Jakarta Timur:

Ummul Qura

Casram. Membangun Sikap Toleransi Beragama Dalam Masyarakat Plural.

Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya, Vol. 1, No. 2, Juli 2016.

Departemen Agama RI. 1989. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Serajaya

Sentra

Ilyas, Yunahar. 2007. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: LPPI.

Khamdani, Puji. 2014. Kepemimpinan dan Pendidikan Islam. Jurnal Madaniyah

Edisi VII Agustus 2014.

Kristeva, Nur Sayyid Santoso. 2016. Kepemimpinan Demokratik-Transformatik.

Purwakarta: STAIN Purwakarta Press.

Lidwa Pusaka i-Software – Kitab 9 Imam Hadits.

Marzuki. 2009. Prinsip Dasar Akhlak Mulia. Yogyakarta: Debut Wahana Press.

Maunah, Binti. 2009. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Teras.

Page 98: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

85

Mawangir, Muh. 2018. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Perspektif Tafsir Al-

Misbah Karya Muhammad Muhammad Quraish Shihab. Tadrib, Vol. IV,

No. 1, Juni 2018.

Mohammad, Harry. 2008. 44 Teladan Kepemimpinan Muhammad. Jakarta: Gema

Insani.

Muhtadin. Kajian Komunikasi Allah tentang Taqwa. Wacana, Vol. XIII, No. 1,

Februari 2014.

Mujib, Abdul. 2006. Kepribadian dalam Psikologi Islam. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Naafs, Suzanne dan Ben White. Generasi Antara: Refleksi tentang Studi Pemuda

Indonesia. Jurnal Studi Pemuda, Vol. 1, No. 2, September 2012.

Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.

Saebani, Beni Ahmad dan Hendra Akhdhiyat. 2009. Ilmu Pendidikan Islam.

Bandung: Pustaka Setia.

Saproni. 2015. Panduan Praktis Akhlak Seorang Muslim. Bogor: CV. Bina Karya

Utama.

Sholeh, Asrorun Niam. 2006. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Penerbit

Elsas.

Sholikhin, Muhammad. 2009. Menjadikan Diri Kekasih Ilahi. Penerbit Erlangga.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Wuradji, dkk. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hasindita Graha

Widya.

Zakiyah, Qiqi Yuliati dan Rusdiana. 2014. Pendidikan Nilai. Yogyakarta: Pustaka

Setia.

http://fimadani.com/2012/02/06/sejarawan-islam-prof-dr-ali-muhammad-ash-

shalabi) diakses pada Selasa 07 Mei 2019 pukul 14.39 WIB.

https://fokammsi.wordpress.com/diakses pada Sabtu, 07 September 2019, pukul

23.00 WIB.

https://baitulmalfkam.com/diakses pada Sabtu, 7 September 2019 pukul 23.06

WIB.

Page 99: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

86

https://scholar.google.com/diakses pada Sabtu, 07 September 2019, pukul 10.56

WIB.

https://sketsanews.com/2015/11/27/walisanga-utusan-khilafah-turki-utsmani-

fakta-atau-fiktif/diakses pada minggu, 8 september 2019 pukul 09.13 WIB.

https://lldikti.wilayah.com/berita-edukasi/ diakses pada Sabtu, 07 September

2019, pukul 10.52 WIB.

https://alamaniyah.wordpress.com/17/05/18/segumpal-daging-itu/ diakses pada

Minggu, 08 September 2019, pukul 20.00 WIB.

https://babarusyda.blogspot.com/2018/03/hadits-setiap-kalian/ diakses pada Senin,

09 September 2019, pukul 08.39 WIB.

https://asysyariah.com/meneladani-akhlak-nabi/ diakses pada Senin, 09

September 2019, pukul 08.45 WIB.

https://muslim.or.id/sebaik-baik-pemimpin/ diakses pada Senin, 09 September

2019, pukul 08.52 WIB.

(https://hukamnas.com/contoh-konflik-antar-agama/ diakses pada senin, 16

September 2019, pukul 08.17 WIB).

(https://m.detik.com/news/kronologi-ott-kpk-jerat-hakim/diakses pada senin, 16

September 2019, pukul 08.23 WIB).

(https://m.cnnindonesia.com/nasional/20180120/diakses pada senin, 16 September

2019, pukul 08.03 WIB).

(https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4708113/ diakses pada

senin, 16 September 2019, pukul 08.08 WIB).

(https:/pontianak.tribunnews.com/2013/10/07/tak-habis-pikir/diakses pada senin,

16 September 2019, pukul 08.23 WIB).

(https://katadata.co.id/infografik/2019/07/18/selama-2004-2019-ada/ diakses pada

senin, 16 September 2019, pukul 08.00 WIB).

Page 100: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

87

Page 101: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

88

Page 102: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

89

SATUAN KREDIT KEGIATAN

Nama : Muhammad Sholeh Setyawan Prodi : Pendidikan Agama Islam

NIM : 23010-15-0171 Dosen PA : M. Farid Abdullah, S.Pd.I., M. Hum.

No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai

1. Workshop Tahfidz

Nasional

“Kontekstualisasi Nilai-

nilai Al-Qur‟an dalam

Membentuk Kepribadian

Huffadz Menuju

Peradaban Dunia”

04 Juni 2016 Peserta 8

2. Seminar Nasional IPNU

IPPNU

“Peran Pemuda dalam

Mengukuhkan NKRI”

04 Maret 2017 Peserta 8

3. Seminar Tafsir Nasional

“Sikap Generasi Muda

Dalam Memahami

Masalah Kekinian dengan

Metode Kajian Tafsir

Kontemporer”

23 November 2017 Panitia 8

4. Workshop Tilawah

Nasional

“Revitalisasi Nada-nada

Qur‟an Sebagai Syi‟ar

11 September 2018 Panitia 8

Page 103: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

90

Islam Umat Masa Kini”

5. MAPABA PMII

“ASWAJA Sebagai

Benteng Kader PMII

Untuk Mewujudkan

Mahasiswa yang

Berpribadi Ulul Albab”

18-20 September

2015

Peserta 6

6. UPTPB SIBA

22 Februari-10 Juni

2016

Peserta 6

7. UPTPB SIBI

22 Februari-10 Juni

2016

Peserta 6

8. SK Kepengurusan JQH

Al-Furqan IAIN Salatiga

2017-2018 Pengurus 6

9. Sarasehan dan Siang

Keakraban

“Generasi Al-Furqan

Pelestari Seni Islami”

17 Maret 2017 Panitia 5

10. GSQ Ke-IX Tingkat

Jateng

“Harmoni Syair Qur‟any,

Wujudkan Syiar Islami”

23 September 2017 Panitia 5

11. PAB JQH Al-Furqan 2017

“JQH Sebagai Wadah

2-3 Desember 2017 Panitia 5

Page 104: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

91

Lestari Seni Islami”

12. GSQ Ke-X Se-Jateng &

DIY

“Mewujudkan

Pembangunan Mental

Berbasis Seni Qur‟ani”

04 November 2018 Panitia 5

13. PAB JQH Al-Furqan 2015

“Keep on Loving Holly

Qur‟an to Reach a

Peacefullnes of Life”

25-26 Desember

2015

Peserta 4

14. Seminar Kewirausahaan

“Membumikan Seni

Qur‟an Melalui

Wirausaha”

25 Desember 2015 Peserta 4

15. INSPIRASI TAZKIA

“Love Story From Allah”

06 Oktober 2018 Peserta 4

16. Pelatihan Kepramukaan

IAIN Salatiga

19-21 Juli 2018 Peserta 4

17. OPAK FTIK 2015

“Integrasi Pendidikan

Karakter Mahasiswa

Melalui Kampus Edukatif

Humanis dan Religius”

13 Agustus 2015 Peserta 3

Page 105: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

92

Page 106: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU MUHAMMAD AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6318/1/SKRIPSI 2019.pdf · maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah

93