narkotika dan psikotropika

15
NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Narkotika, Bahan Terlarang, dan Psikotropika yang dibina oleh Tim Dosen: Metri Dian Insani, S.Si.,M.Pd Novida Pratiwi, S.Si, M.Sc. Safwatun Nida, S.Si, M.Pd Disusun oleh: UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA Januari 2015 Eka Trisnawati (120351402776) Ervan Dwi Yuliaristiawan (120351402783) Indah Yunitasari (120351410896) Rosi Pawestri (120351402789)

Upload: shellonia-aninda-ii

Post on 24-Dec-2015

62 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Narkotika Dan Psikotropika

TRANSCRIPT

Page 1: Narkotika Dan Psikotropika

NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Narkotika, Bahan Terlarang, dan Psikotropika

yang dibina oleh Tim Dosen:

Metri Dian Insani, S.Si.,M.Pd

Novida Pratiwi, S.Si, M.Sc.

Safwatun Nida, S.Si, M.Pd

Disusun oleh:

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA

Januari 2015

Eka Trisnawati (120351402776)

Ervan Dwi Yuliaristiawan (120351402783)

Indah Yunitasari (120351410896)

Rosi Pawestri (120351402789)

Page 2: Narkotika Dan Psikotropika

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat

menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Narkotika, Bahan Terlarang, dan Psikotropika. Selain itu secara umum tujuan dari penyusunan

makalah ini untuk menambah wawasan mengenai narkotika dan psikotropika.

Dalam makalah ini kami akan memaparkan secara khusus tentang pengertian

narkotika dan psikotropika, jenis-jenis narkotika dan psikotropika, narkotika dan psikotropika

yang sering disalahgunakan, cara penggunaannya, beserta struktur kimianya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Saran dan kritik

membangun dari pembaca diharapkan dapat membantu penulisan makalah berikutnya.

Semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan tentang narkotika dan

psikotropika bagi pembaca.

Malang, 7 Januari 2014

Penyusun

Page 3: Narkotika Dan Psikotropika

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah Indonesia yang saat ini sedang giat-giatnya melaksanakan

pembangunan di segala bidang, baik pembangunan fisik maupun pembangunan

non-fisik memberikan harapan yang baik bagi masyarakat namun di sisi lain masih

ada masalah yang memprihatinkan khususnya pada perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, dewasa ini berkembang pengaruh pemakaian obat-

obatan dikalangan masyarakat yang disalahgunakan. Keprihatinan tersebut

menyangkut perilaku sebagian generasi muda (masyarakat) kita yang

terperangkap pada penyalahgunaan narkoba/NAPZA (Narkotika, Psikotropika

dan Zat Adiktif lainnya) baik mengkonsumsi maupun mengedarkanya. Hal

tersebut mengisyaratkan kepada kita untuk peduli dan memperhatikannya, karena

bahaya yang ditimbulkan dapat mengancam generasi muda harapan bangsa yang

notabene sebagai pewaris dan penerus perjuangan bangsa di masa yang akan

datang.

Indonesia sebagai negara berkembang dengan letak yang strategis pada jalur

maritimnya, menjadi sasaran empuk pengedar narkoba. Kota-kota besar di

Indonesia menjadi lahan menguntungkan peredaran narkoba dengan sasaran yang

tidak hanya korban broken home, orang frustasi maupun orang-orang yang

berkehidupan malam, namun telah merambah kepada mahasiswa, pelajar bahkan

tidak sedikit kalangan yang terpandang di masyarakat telah terjangkit barang

haram tersebut yang kemungkinan kurungnya pengetahuan mengenai barang

haram tersebut.

Pada dasarnya narkoba merupakan obat yang bermanfaat dibidang medis

dan pengembangan ilmu pengetahuan, namun di satu sisi lain dapat pula

menimbulkan addication (ketagihan dan ketergantungan) tanpa adanya

pembatasan, pengendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama dari pihak

yang berwenang. Untuk itulah dalam makalah ini akan dibahas secara khusus

mengenai narkotika dan psikotropika, diharapkan agar masyarakat dan generasi

muda khususnya dapat mengetahuinya dan tidak sampai terjerumus pada pusaran

hitam narkoba karena kurangnya pengetahuan mengenai barang haram tersebut.

Page 4: Narkotika Dan Psikotropika

3

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian narkotika dan psikotropika?

2. Apa sajakah jenis-jenis narkotika dan psikotropika?

3. Jenis narkotika dan psikotropika apa yang sering disalahgunakan? Bagaimana

penggunaannya? Serta bagaimana struktur kimianya?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian narkotika dan psikotropika

2. Mengetahui jenis-jenis narkotika dan psikotropika

3. Mengetahui jenis narkotika dan psikotropika yang sering disalahgunakan,

mengetahui cara penggunaannya, serta mengetahui struktur kimianya

Page 5: Narkotika Dan Psikotropika

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Narkotika dan Psikotropika

Narkotika yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman baik sintetis maupun

semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan.

Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun

sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan

saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku.

Narkotika dan psikotropika merupakan bagian dari Narkoba atau NAPZA.

NAPZA merupakan kependekan dari NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN

ZAT ADIKTIF. Napza adalah bahan/zat/obat yang bila masuk ke dalam tubuh

manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak atau susunan saraf pusat, kondisi

kejiwaan atau psikologi seseorang baik dalam berpikir, perasaan dan perilaku,

sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya

karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi)

terhadap NAPZA.

B. Jenis-jenis Narkotika dan Psikotropika

Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :

Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya

adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu

pengetahuan. Contoh : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.

Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat,

tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin,

benzetidin, dan betametadol.

Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan,

tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan

turunannya.

Page 6: Narkotika Dan Psikotropika

5

Jenis-jenis Narkotika

Jenis-jenis narkotik umumnya dapat dibagi dalam tiga jenis, yaitu: jenis semula

jadi (morfin dan kodeina); separuh-tiruan (heroin dan hidromorfon), dan tiruan

(meperidin, metadon).

a. Morfin

Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin merupakan

Alkaloida utama dari opium ( C17H19NO3 ) . Morfin rasanya pahit, berbentuk

tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan

b. Kodeina

Kodeina termasuk garam/turunan dari opium/candu. Efek kodeina lebih lemah

daripada heroin, dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungan rendah.

Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan

dan disuntikkan

c. Heroin ( putaw )

Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan

merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia

pada akhir-akhir ini. Heroin, yang secara farmakologis mirip dengan morfin

menyebabkan orang menjadi mengantuk dan perubahan mood yang tidak

menentu. Walaupun pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah ilegal,

tetapi diusahakan heroin tetap tersedia bagi pasien dengan penyakit kanker

terminal karena efek analgesik dan euforik-nya yang baik.

d. Hidromorfon

Hidomorfon juga ialah sejenis narkotik separa-tiruan yang diperbuat daripada

morfin. Kegunaan perubatannya agak banyak dan oleh itu mudah

disalahgunakan. Ia didapati dalam bentuk tablet dan cair.

e. Meperidin

Meperidin ataupun petidin adalah narkotik tiruan sepenuhnya. Ia diperbuat

keseluruhannya dalam makmal dengan tujuan menggantikan kegunaan morfin.

Ini kerana ia boleh mengurangkan kesan buruk berbanding morfin, khususnya

kesan tolerans dan pergantungan. Meperidin juga boleh berfungsi menahan

sakit dan didapati dalam bentuk pil serta cecair. Meperidin masih mempunyai

kesan tolerans dan pergantungan jika digunakan berpanjangan dan meluas.

Page 7: Narkotika Dan Psikotropika

6

f. Methadon

Saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan

ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati

overdosis opioid dan ketergantungan opioid. Sejumlah besar narkotik sintetik

(opioid) telah dibuat, termasuk meperidine (Demerol), methadone (Dolphine),

pentazocine (Talwin), dan propocyphene (Darvon). Kelas obat tersebut adalah

nalaxone (Narcan), naltrxone (Trexan), nalorphine, levalorphane, dan

apomorphine. Sejumlah senyawa dengan aktivitas campuran agonis dan

antagonis telah disintesis, dan senyawa tersebut adalah pentazocine,

butorphanol (Stadol), dan buprenorphine (Buprenex). Beberapa penelitian

telah menemukan bahwa buprenorphine adalah suatu pengobatan yang efektif

untuk ketergantungan opioid. Nama popoler jenis opioid : putauw, etep, PT,

putih.

g. Ganja

Merupakan jenis tumbuhan liar yang tumbuh di daerah beriklim tropis dan sub

tropis

h. Kokain

Alkoida dari daun tumbuhan Erythroxylon Coca, sejenis tumbuhan di lereng

pegunungan Andes

i. Extacy

Berbentuk tablet beraneka ukuran dan warna. Ecstasy (XTC) mempunyai

rumus kimia 3-4-Methylene-Dioxy-Methil-Amphetamine (MDMA). XTC

mulai bereaksi setelah 20 sampai 60 menit setelah diminum. Efeknya

berlangsung maksimum 1 jam. Seluruh tubuh akan terasa melayang. Kadang-

kadang lengan, kaki dan rahang terasa kaku, serta mulut rasanya kering. Pupil

mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang. Mungkin pula akan

timbul rasa mual. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu

diperlukan sedikit udara segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu

lama. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam

segala hal dan segala perasaan malu menjadi hilang. Kepala terasa kosong,

rileks dan "asyik". Dalam keadaan seperti ini, kita merasa membutuhkan teman

mengobrol, teman bercermin, dan juga untuk menceritakan hal-hal rahasia.

Semua perasaan itu akan berangsur-angsur menghilang dalam waktu 4 sampai

6 jam. Setelah itu kita akan merasa sangat lelah dan tertekan

Page 8: Narkotika Dan Psikotropika

7

j. Shabu-shabu

Shabu berbentuk kristal, biasanya berwarna putih, dan dikonsumsi dengan cara

membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah

ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah

Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air Bong tersebut berfungsi

sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada

sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena

takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil yang

terhirup.

Sabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang

berlebihan), menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung), terlebih bagi mereka

yang sering tidak berpikir positif, dan halusinasi visual. Masing-masing

pemakai mengalami efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Selain itu,

pengguna Sabu sering mempunyai kecenderungan untuk memakai dalam

jumlah banyak dalam satu sesi dan sukar berhenti kecuali jika shabu yang

dimilikinya habis. Hal itu juga merupakan suatu tindakan bodoh dan sia-sia

mengingat efek yang diinginkan tidak lagi bertambah.

k. Subotex / suboxon

Berbentuk tablet.

Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4 kelompok yaitu :

Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum

diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya.

Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.

Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta

berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin,

dan metakualon.

Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang

serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal,

buprenorsina, dan fleenitrazepam.

Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif

ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam

(BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.

Page 9: Narkotika Dan Psikotropika

8

Jenis –jenis Psikotropika

a. Amphetamine

Sekelompok zat atau obat yang mempunyai khasiat sebagai stimulant susunan

syaraf pusat. Menimbulkan rangsang serpa dengan hormon Adrenalin.

b. ATS (Amphetamine Type Stimulans)

Nama sekelompok zat atau obat yang mempunyai khasiat sama dengan

amphetamine. Contoh: Speed, Crystal

c. Dalam ilmu farmakologi, psikotropika dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

Kelompok depresan / penekanan saraf pusat (penenang atau obat tidur)

contoh : Valium, BK, rohipnol, mogadon, dll

Kelompok stimulant / perangsang syaraf pusat Contoh amphetamin

berbentuk tablet

Kelompok Halosinigen

a. Halusinogen alamiah:

1. LSD (Lysergic Acid Diethylamide) beasal dari jamur kering.

Berupa cairan tawar, tak berwarna dan berbau yang sering diserap

ke dalam zat apa saja.

2. Harmin, zat yang terdapat dalam tumbuhan harmala

b. Halusinogen sintesis

Yang tergolong halusinogen sintesis adalah : LSD-25, DOM, DET,

DOE, DOB, dll.

C. Narkotika dan Psikotropika yang sering disalahgunakan

Di dalam masyarakat NAPZA / NARKOBA yang sering disalahgunakan

adalah :

1. Opiada, terdapat 3 golonagan besar :

a. Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein.

b. Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin.

c. Opioda sintetik : Metadon.

Nama jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar. Heroin yang murni

berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak murni berwarna putih keabuan.

Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan proses

tertentu dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi

Page 10: Narkotika Dan Psikotropika

9

morfin.Sedangkan opioda sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari

morfin. Morfin, Codein, Methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter

sebagai penghilang sakit yang sangat kuat, misalnya pada operasi, penderita

cancer. Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan

perasaan ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf

kecanduan pemakai akan kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai

keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai akan membentuk dunianya sendiri,

mereka merasa bahwa lingkungannya menjadi musuh.

2. Kokain:

Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut. Nama

jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju.

Efek pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu makan,

menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.

3. Kanabis:

Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass, bhang.

Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.

Cara penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau

dengan menggunakan pipa rokok.

4. Amphetamine:

Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz. Bentuknya ada yang berbentuk

bubuk warna putih dan keabuan dan juga tablet.

Cara penggunaan : dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet

diminum dengan air.

Ada 2 jenis Amphetamine :

a. MDMA ( methylene dioxy methamphetamine )

Nama jalanan : Inex, xtc.

Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.

b. Metamphetamine ice

Nama jalanan : SHABU, SS, ice.

5. LSD ( Lysergic Acid ).

Termasuk dalam golongan halusinogen.

Nama jalanan : acid, trips, tabs, kertas.

Cara penggunaan : meletakan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi

setelah 30 - 60 menit kemudian, menghilang setelah 8 – 12 jam.

Page 11: Narkotika Dan Psikotropika

10

6. Sedatif – Hipnotik ( Benzodiazepin ) :

Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika ( obat tidur).

Nama jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.

Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus.

Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami

kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur.

7. Solvent / Inhalasi :

Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol,

Lem, Isi korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin.

Biasanya digunakan dengan cara coba – coba oleh anak di bawah umur, pada

golongan yang kurang mampu.

8. Alkohol :

Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia. Diperoleh dari

proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi – umbian yang

mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan

proses penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi,

bahkan 100 %.

Nama jalanan : booze, drink.

Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan penurunan kesadaran.

D. Cara penggunaan narkotika dan psikotropika

Secara umum penggunaan Narkotika dan Psikotropika ada 3, yaitu:

1. Dihirup

Dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari

ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya

dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air

Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu

melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu

dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan

aluminium foil yang terhirup.

2. Disuntik ke pembuluh darah

Cara pemakaiannya disuntik ke bawah kulit ke dalam otot atau pembuluh darah

intravena.

Page 12: Narkotika Dan Psikotropika

11

3. Melalui sistem pencernaan

Narkotika atau psikotropika berbentuk pil atau kapsul dikonsumsi dengan cara

meminumnya menggunakan air putih.

E. Struktur Kimia Narkotika dan Psikotropika

Berikut beberapa struktur kimia dari narkotika dan psikotropika yang sering

disalahgunakan dalam penggunaannya,

Narkotika

1. Morphin

2. Ekstasi

3. Shabu-shabu

Page 13: Narkotika Dan Psikotropika

12

Psikotropika

1. Amphetamin

2. LSD

Page 14: Narkotika Dan Psikotropika

13

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Narkotika yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman baik sintetis maupun semi

sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya

rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan

ketergantungan. Sedangkan psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik

alamiah maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif

pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal

dan perilaku.

Narkotika dan psikotropika memiliki banyak jenis dan golongannya, dimana dari

keseluruhan jenisnya banyak yang dislahgunakan dalam penggunaanya, sebagai

contoh morfin, ekstasi, shabu-shabu, dan amphetamine. Semua jenis baik narkotika

maupun psikotropika merupakan zat yang bekerja pada otak, sehingga menimbulkan

perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran hingga hilangnya kesadaran.

Secara umum cara penggunaan narkotika dan psikotropika terdiri dari tiga cara

yakni, Dihirup dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir

dari ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup

dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Disuntik ke pembuluh

darah dan melalui sistem pencernaan dengan cara meminumnya menggunakan air

putih.

Page 15: Narkotika Dan Psikotropika

14

DAFTAR PUSTAKA

Haryanto. 2012. Pengetian Narkoba (online) dalam

http://belajarpsikologi.com/pengertian-narkoba/ diakses tanggal selasa 6 Januari

2015 pukul 09.00 WIB

Iskandar, Anang.2014.Dekriminalisasi Pengguna Narkoba di Indonesia (online)

http://103.3.70.3/portal/_uploads/post/2014/09/02/materi_New_KEPALA_BNN_

RI.pdf diakses tanggal 9 Januari 2015 pukul 10.30 WIB

Isman, Soubar, dkk. 2010. Penyalahgunaan Narkoba dan Upaya Penanggulangannya.

Badan Narkotika Propinsi Jawa Timur: Surabaya

Prasetyo, Budyo dkk.2014.Pahami Bahaya Narkotika, Kenali Penyalahgunanya, dan

Segera Rehabilitasi (online) dalam

http://103.3.70.3/portal/_uploads/post/2014/09/02/Materi_Rehabilitasi.pdf diakses

tanggal 9 Januari 2015 pukul 10.48 WIB

Zavira, Alfianti Rizqi.2009.MAKALAH tentang NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN

ZAT ADIKTIF (online) dalam

http://makalah_tentang_narkotika_psikotropika_dan zat_adiktif/ diakses tanggal

07 Januari 2015 pukul 09.00 WIB