nadira ulfa 036 koefisien partisi
DESCRIPTION
dsfTRANSCRIPT
-
LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA MEDISINALSEMESTER GANJIL 2015 2016
PENENTUAN KOEFISIEN PARTISI MINYAK/AIRASAM SALISILAT
Hari / Jam Praktikum : Selasa / 13.00-1600TanggalPraktikum :15 September 2015Kelompok :VII
Asisten :Sheila PratiwiTheresia Ratnadevi
NADIRA ULFA260110150036
LABORATORIUM KIMIA MEDISINALFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARANJATINANGOR
2015
-
I. TUJUAN
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk menentukan koefisienpartisi asam salisilat dengan mtode pengocokan.
II. PRINSIPPrinsip dari percoaan ini adalah titrasi asam basa yaitu pengukuran suatularutan dari suatu reaktan yang diperlukan untuk bereaksi sempurnadengan reaktan lainnya. Yang kedua koefisien pertisi yaitu mengetahuiada tidaknya pengaruh pH terhadap koefisien partisi, merupakan salh satufaktor yang mempengaruhi distribu obat di dalam tubuh.
III. REAKSI
Asam salisilat + NaOH -> Na-salisilat + H2OAsam salisilat + Dietil eter -> Dietil-salisilat + H2O
IV. TEORI DASARTitrasi merupakan metode yang digunakan untuk menentukan konsentrasisuatu larutan direaksikan dengan volume larutan lain yang sudah diketahuikonsentrasinya (Muchtaridi,2006).Titrasi asam basa yaitu reaksi yang melibatkan reaksi asam dan basa.Titrasi asam basa dibagi menjadi dua jenis, yaitu larutan bakunya asammaka disebut asidimetri sedangkan larutan baku basanya disebutalkalimetri. Koefisien partisi merupakan informasi yang penting karena
digunakan untuk distribusi obat, eliminasi obat, serta memperkirakanproses absorpsi (Donald,2004).Koefisien partisi mempengaruhi cirri pengangkutan obat yaitu bagaimanacara obat itu sendiri mencapai kerjaya dari sisi pemakaiannya. Biasnyaobat disebarkan oleh darah, obat harus menembus dan melintasi sejumlah
-
sel agar obat itu dapat bekerja. Jadi koefisien partisi menentukan jaringanyang akan dicapai oleh senyawa tertentu (Nogrady Thomas,1992).Koefisien partisi berguna untuk interaksi suatu obat dengan enzim, maksomolekul, dan reseptor oat. Kelarutan obat dipengaruh ooleh struktur kimiaobat yang berada dalam pelarut. Dengan demikian nilai yang digunakansebagai parameter yang menghubungkan antara aktivitas biologis danstruktur kimia obat adalah nilai log P atau nilai koefisien partisi(Siswandono, 1995).
V. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
1. Batang pengaduk2. Beaker glass
3. Buret
4. Corong pemisah5. Erlenmeyer6. Gelas ukur7. Labu ukur8. Perkamen9. Pipet tetes10. Spatula11. Statif
12. Timbangan
b. Bahan1. Aquades2. Asam salisilat
-
3. Etil eter4. Indikator fenoftalein5. NaOH
VI. PROSEDUR
Percobaan pertama untuk pembakuan NaOH langkah pertama masukkan15 ml larutan asam salisilat ke dalam labu Erlenmeyer lalu tambahkan 20ml aquades, tambahkan tiga tetes larutan indikator fenoftalein, titrasidengan larutan standar NaOH hingga berwarna merah muda.Percobaan ke dua untuk mentitrasi asam salisilat, langkah pertamamasukkan 15 ml larutan asam aslisilat ke corong pemisah lalu tambahkan10 ml larutan etil eter, kocok larutan hingga tercampur, masukkan lapisanair ke labu Erlenmeyer, tambahkan 20 ml aquades lalu teteskan 3 teteslarutan indicator fenoftalein, titrasi dengan larutan standar NaOH hinggawarna merah muda.
VII. DATA PENGAMATAN
Prosedur Hasil
Timbang NaOH 0,6 gram larutanNaOH dalam air panas lalu kocokhingga larut
NaOH larut didalam air panas danwarna airnya bening
Prosedur Hasil
Melarutkan asam salisilat ke dalamair 150 ml lalu aduk
Asam salisilat merubah warna airmenjadi keruh dan tidak larutsemua
-
Prosedur Hasil
Titrasi 1
Asam oksalat 0,1 N 10 mlditambahkan tiga tetes larutaanindikator fenoftalein lalu titrasidengan NaOH
Didapatkan hasil volume NaOHnyasebanyak 12 ml
Tirasi 2
Asam oksalat 0,1 N 10 mlditambahakan larutan dietil eter laluteteskan 3 tetes larutan indikatorfenoftalein lalu titrasi dengan NaOH
Didapatkan asil volume Naohnyasebanyak 13,2 ml
VIII. PEMBAHASAN
Jadi dalam percobaan ini jika NaOH 0,6 gram dilarutkan dalam air panasmenghasikan NaOH larut dan airnya menjadi bening dan normalitas yangdidapatkan 0,079 N, dan jika asam salisilat dilarutkan dalam air panaslarutan asam salisilat tidak tercampur semua dan airnya berubah menjadisedikit berkeruh.
Jika larutan asam oksalat ditambahkan indicator fenoftalein dan di titrasimenggunakan larutan NaOH didapatkan volume NaOH sebanyak 12 ml.jika larutan asam oksalat ditambahkan dietil eter dan di tambahkan 3 teteslarutan indicator fenoftalein dan dititrasi mnggunakan larutan NaOHmendapatkan volume sebanyak 13,2 ml dan mnedapatkan normalitassebesar .0 ,037 dan fase ini disebut fase anorganik. Normalitas faseorganiknya sebesar 0,042 N. Dietil eter itu bersifat basa maka pada sat
-
saya dan kelompok saya melakukan percobaan volume NaOH yangdidapat adala 13,2 karena pada saat menggunakan corong pemisah untukmemisahkan larutan asam oksalat dan larutan dietil eter yang sudahdikocok larutan dietil ternya ada yang ikut turun kedalam labu Erlenmeyerdan berakibatkan larutan yang didalam labu Erlenmeyer itu bersifat basamaka pada saat ditambahkan tiga tetes larutan indikator fenoftalein dandititrasi menggunakan larutan NaOH volume yang digunakan terlalu besarmaka saya menambahkan lagi 3 tetes larutan indikator fenoftalein danlarutan yang berada dalam labu Erlenmeyer langsung berubah warnamenjadi sangat ungu. Jadi dietil eter bersifat basa dan dapat dinetralisasidengan larutan indikator fenoftalein.
IX. KESIMPULAN
Dari percobaan metode pengocokan didapati koefisien partisi sebesar1,135.
DAFTAR PUSTAKA
Nugrady, Thomas. 1992. Intisari Kimia Fisika. Jakarta:EGCMuchtaridi, dkk. 2006. Kimia 2 (Yudhistira).
-
LAMPIRAN