mor bili
DESCRIPTION
morbiliTRANSCRIPT
MORBILIolehdr. BAMBANG SUHARTO Sp.A.,MH.Kes.
PENDAHULUAN
•Morbili = campak = measles = rubeola.•Infeksi akut yang disebabkan oleh virus
campak•Sangat infeksi.•Menular sejak awal masa prodromal
sampai 4 hari setelah timbulnya rash.•Penyebaran dengan droplet infection
PENDAHULUAN
•Angka kejadian th 1990-2000 3000-4000 kasus/tahun.
•Umur penderita terbanyak < 12 bulan diikuti 1-4 tahun dan 5-14 tahun.
VIRUS MORBILI
•Berada di nasofaring dan darah (minimal selama masa tunas).
•Tetap aktif minimal 34 jam pada suhu kamar, 15 minggu dalam keadaan beku, 4 minggu dalam penyimpanan suhu 35°C, beberapa hari pada suhu 0 °C.
•Tidak aktif pada pH rendah
PROMOTIF/PREVENTIVE
1) Imunisas campak: PPI: diberikan pada anak umr 9 bulan.
Dapat diberikanbersama vaksin MMR saat berumur 12-15 bulan.
Masa kampanye bersamaan dengan pekan imunisasi nasional.
Catch-up imunization: anak SD kls 1-6.2) Survailens.
PROMOTIF/PREVENTIVE
3) Memberikan vit A pada penderita campak.
DIAGNOSTIK
Anamnesis: demam tinggi (≥38,5°C) terus menerus, batuk pilek, nyeri menelan, fotofobia, kadang2 dengan diare.
•Pada hari ke 4-5 demam timbul rash.•Pada saat demam meningkat dapat
disertai kejang. •Saat rash timbul batuk dan diare dapat
bertambah parah sehingga sesak maupun dehidrasi.
DIAGNOSTIK
Pemeriksaan fisik: Masa tunas 10-12 hari.Gejala klinik: 3 stadium. Prodromal (2-4 hari): demam, batuk,
pilek, faring hiperemis, nyeri menelan, stomatitis dan konjujngtivitis. Didapatkan Koplik spot (enantema pada mukosa pipi di depan molar3) patognomoni.
DIAGNOSTIKErupsi: rash makulopapular (5-6 hari),
timbul dari batas rambut di belakang telinga, menyebar ke wajah, leher, tubuh dan terakhir ke ekstremitas.
Konvalesens: setelah 3 hari rash berangsur-angsur menghilang sesuai dengan urutan terjadinya berubah menjadi kehitaman (hiperpimentasi) dan deskuamasi.yang akan menghilang setelah 1-2 minggu.
DIAGNOSTIK
Komplikasi:Menjadi berat pada kasus gizi buruk dan
anak berumur lebih kecil.Diare dengan/tanpa dehidrasiOtitis media.Laringotrakheobronkitis (croup).Bronkopnemoni.Ensefalitis.Subacute-sclerosing-panensefalitis (SSPE)
DIAGNOSTIK
Diagnose banding: Rubella Reseola infantum (eksantema subitum)Infeksi mononukleus.Erupsi obat.
DIAGNOSTIK
Laboratorium dan penunjang lainLeukosit normal, dapat meningkat bila
ada komplikasi infeksi bakteriKomplikasi: Ensefalitis: periksa CSF,kadar elektrolit
darah, dan AGD. Diare: FL Bronkopnemoni: Rö toraks, AGD.
TERAPI
•Bersifat suportif, cairan, elektrolit , suplemen dan nutrisi yang cukup. Antibiotik bilada infeksi sekunder, antikonvulsan bila kejang. Vitamin A.
•Indikasi rawat inap: hiperpireksia (>39°C), kejang, asupan peroral sulit, dehidrasi atau adanya komplikasi.
TERAPI
Tanpa komplikasi: Rawat di ruang isolasi Tirah baring ditempat tidur Vit. A 100.000 IU, bila dengan malnutrisi
ditambahkan 1500 IU tiap hari. Diet makanan cukup cairan, kalori yang
memadai. Disesuaikan dengan tingkat kesadaran dan komplikasinya.
TERAPI
Dengan komplikasi Ensefalopati:
Ampisilin 100 mg/kgbb/hari, klorampinikol 75 mg/kgbb/hari, diberikan selama 7-10 hari. Kortikosteroid: deksametasone 1 mg/kgbb/hari (dosis awal), dilanjutkan 0,5 mg/kgbb/hari dibagi 3 dosis sampai kesadaran membaik (tappering off bila > 5 hari).Retriksi cairan sampai ¾ kebutuhan, koreksi gangguan elektrlit.
TERAPI
Dengan komplikasi Bronkopnemoni:
a. Klorapenikol dan ampisilin.b. O₂: 2 L/mnt.c. Koreksi gangguan gas darah.
Diare: koreksi dehidrasinya.
MONITORING Terapi: kasus dengan komplikasi
bronkopnemoni dan gizi kurang pantau terhadap TB laten, amatai gejala klinis dan dilakukan uji tuberkulin setelah 1-3 bulan sembuh dari morbili. Pantau perkembangan gizi anak kalau perlu konsultasi ke devisi nutrisi dan metabolik.
Pantau tumbuh kembang sesuai dengan usia.