JANCE M. SUPIT ST., M.Eng & JUANITA R. HORMAN, ST., MT.

UMUMNYA TANAH TERDIRI DARI DUA MACAM BAHAN. NAMUN TIDAK JARANG DITEMUKAN TANAH YANG TERDIRI DARI TIGA MACAM BAHAN.

BAHAN-BAHAN KOMPONEN TANAH INI DISEBUT FASE SEHINGGA TANAH DISEBUT BAHAN DUA FASE ATAU TIGA FASE TIGA FASE TERSEBUT ADALAH BUTIRAN TANAH (PADAT), AIR, DAN

UDARA BUTIRAN TANAH CENDERUNG UNTUK SALING TERKAIT DAN

MEMBENTUK APA YANG DISEBUT KERANGKA TANAH (GAMBAR 3.1) TANAH YANG HANYA MENGANDUNG AIR PADA RONGGA PORI, DISEBUT

TANAH JENUH. TANAH YANG JUGA MENGANDUNG UDARA DISEBUT TANAH TAK JENUH

ATAU TANAH JENUH SEBAGIAN

GAMBAR 3.1 KERANGKA TANAH

GAMBAR 3.2. SKEMA TIGA FASE TANAH

TABEL 3.1 DEFINISI DAN HUBUNGAN ANTAR FASE

TIGA DARI PARAMETER TERSEBUT BISA LANGSUNG DIDAPAT DARI HASIL PENGUKURAN, YAITU BERAT SATUAN, KADAR AIR, DAN BERAT JENIS, SEDANGKAN PARAMETER LAINNYA DAPAT DIHITUNG DARI KETIGA PARAMETER TERSEBUT.

HUBUNGAN DASAR ANTARA PARAMETER-PARAMETER DIATAS DAPAT DITENTUKAN DENGAN MUDAH. CONTOH: HUBUNGAN ANTARA KEPADATAN KERING DENGAN KEPADATAN TOTAL, ATAU ANTARA BERAT SATUAN KERING DENGAN BERAT SATUAN, DAPAT DITULISKAN SEBAGAI BERIKUT:M = Ms + MW =Ms + WMs (KARENA W = MW / Ms)

= Ms (1 + W)DENGAN DEMIKIAN, Ms = M / (1 + W) DAN Ws = W / (1 + W)

JIKA KEDUANYA DIBAGI DENGAN VOLUME TOTAL (V), MAKA DIPEROLEH:d = / (1 + W) DAN d = / (1 + W)

GAMBAR 3.3. SKEMA TIGA FASE TANAH, DENGAN MENGAMBIL VOLUME BUTIRAN SEBAGAI KESATUAN

CONTOH SOAL 2. UNTUK MENGETAHUI SIFAT-SIFAT DARI TANAH LEMPUNG YANG TELAH

DIPADATKAN, PERMUKAAN TANAH DIGALI DAN VOLUME LUBANG TERSEBUT TELAH DIHITUNG, YAITU 0,30 M3. TANAH GALIAN TERSEBUT LANGSUNG DITIMBANG DAN MEMILIKI BERAT 506,3 KG. TANAH TERSEBUT KEMUDIAN DILETAKKAN KE DALAM OVEN UNTUK DIKERINGKAN, BERAT KERING 386,2 KG. BERAT JENIS TANAH DIUKUR, YAITU 2,69.TENTUKAN: BERAT SATUAN, BERAT SATUAN KERING, KADAR AIR, ANGKA PORI, DERAJAT KEJENUHAN, DAN KADAR UDARA

BERAT SATUAN TANAH (BOBOT ISI TANAH) NILAI BERAT SATUAN TANAH DAPAT DIPEROLEH DI LAPANGAN

ATAU DI LABORATORIUM. CARANYA SEDERHANA, YAITU DENGAN MENENTUKAN BERAT PADA VOLUME YANG TELAH DIKETAHUI.

CARA LAPANGAN; YANG PALING SEDERHANA ADALAH DENGAN MENGGUNAKAN TABUNG CONTO AGAR VOLUMENYA DAPAT DIHITUNG DENGAN MUDAH. CARA LAINNYA ADALAH DENGAN MENGAMBIL CONTO TANAH PADA LUBANG YANG DIBUAT DENGAN UKURAN TERTENTU AGAR VOLUMENYA DAPAT DIHITUNG, KEMUDIAN CONTO TANAH TERSEBUT DITIMBANG. BERAT SATUAN TANAH DIHITUNG DENGAN MEMBANDINGKAN BERAT DAN VOLUME CONTO TANAH TERSEBUT.

BERAT SATUAN TANAH (BOBOT ISI TANAH) CARA LABORATORIUM; UNTUK MENENTUKAN BERAT SATUAN

TANAH DI LABORATORIUM, DIBUTUHKAN TANAH ASLI (TAK TERGANGGU). CONTO TANAH ASLI DITIMBANG UNTUK MENGETAHUI BERATNYA, VOLUMENYA PUN DIUKUR. KEMUDIAN BANDINGKAN BERAT DENGAN VOLUME TANAH TERSEBUT MAKA DIPEROLEH BERAT SATUAN TANAH. PELAKSANAAN

PERALATAN YANG DIGUNAKAN CINCIN UJI DENGAN DIAMETER 6 CM DAN TINGGI 2 CM PISAU PEMOTONG CONTO TIMBANGAN DENGAN KETELITIAN 0,01 GRAM JANGKA SORONG (KALIPER)

BERAT SATUAN TANAH (BOBOT ISI TANAH) PELAKSANAAN

PROSEDUR PELAKSANAAN CINCIN DALAM KEADAAN BERSIH DITIMBANG (W1) BENDA UJI DISIAPKAN DENGAN MENEKAN CINCIN PADA

TABUNG CONTO SAMPAI CINCIN TERISI PENUH RATAKAN KEDUA PERMUKAAN DAN BERSIHKAN CINCIN

SEBELAH LUAR TIMBANG CINCIN DAN CONTO MENGGUNAKAN

TIMBANGAN (NERACA) DENGAN KETELITIAN 0,01 GRAM (W2)

HITUNG VOLUME TANAH DENGAN MENGGUNAKAN UKURAN DALAM CINCIN DENGAN KETELITIAN 0,01

KADAR AIR KADAR AIR DIPEROLEH DENGAN CARA MENIMBANG BERAT

CONTO TANAH SEBELUM DAN SESUDAH DIKERINGKAN DI OVEN PADA SUHU ANTARA 105 110 OC. BIASANYA TANAH DIKERINGKAN DALAM OVEN SELAMA 24 JAM PELAKSANAAN

PERALATAN YANG DIGUNAKAN OVEN PEMANAS DENGAN SUHU SAMPAI 110 OC CAWAN KEDAP UDARA NERACA DENGAN KETELITIAN 0,01 GRAM DESIKATOR

KADAR AIR PELAKSANAAN

PROSEDUR PELAKSANAAN TANAH YANG AKAN DIPERIKSA DITEMPATKAN DALAM

CAWAN YANG BERSIH, KERING DAN TELAH DIKETAHUI BERATNYA

CAWAN DAN ISINYA KEMUDIAN DITIMBANG DAN DICATAT TUTUP CAWAN KEMUDIAN DITIMBANG/DIBUKA DAN CAWAN

DITEMPATKAN DALAM OVEN PENGERING SAMPAI BERAT CONTO TANAH KONSTAN

CAWAN DAN ISINYA DITUTUP. KEMUDIAN DIDINGINKAN DALAM DESIKATOR.

SETELAH DINGIN, DITIMBANG DAN BERATNYA DICATAT

KADAR AIR PELAKSANAAN

PERHITUNGAN BERAT CAWAN DAN TANAH BASAH = W1 BERAT CAWAN DAN TANAH KERING = W2 BERAT CAWAN KOSONG = W3 BERAT AIR = (W1 W2) BERAT TANAH KERING = (W2 W3) KADAR AIR (W) = (W1 W2)/(W2 W3) x 100%

BERAT JENIS UNTUK MEMPEROLEH NILAI BERAT JENIS, DIBUTUHKAN TEMPAT

KHUSUS YANG DISEBUT DENGAN PIKNOMETER. KEUNGGULAN PIKNOMETER ADALAH VOLUMENYA DAPAT DIUKUR DENGAN TINGKAT KETELITIAN YANG TINGGI. PELAKSANAAN

PERALATAN YANG DIGUNAKAN PIKNOMETER KAPASITAS 100 ML TIMBANGAN (NERACA) DENGAN KETELITIAN 0,001 GRAM DESIKATOR OVEN PEMANAS DENGAN SUHU SAMPAI 110 OC TERMOMETER DENGAN KAPASITAS 0 50 OC HEATER BAK UNTUK MERENDAM

BERAT JENISPELAKSANAANPROSEDUR PELAKSANAANSIAPKAN CONTO TANAH 25 GRAM, KEMUDIAN KERINGKAN DALAM OVENTIMBANG PIKNOMETER DALAM KEADAAN KOSONG, BERSIH DAN KERING (W1)CONTO TANAH DIMASUKKAN KE DALAM PIKNOMETER, KEMUDIAN DITIMBANG KEMBALI (W2)DIDIHKAN CONTO TANAH TERSEBUT UNTUK MENGHILANGKAN UDARA YANG TERPERANGKAP DALAM CONTO TANAH ATAU DENGAN MENGHISAP UDARA YANG TERPERANGKAP DENGAN POMPA VAKUM.RENDAM DAN DIAMKAN PIKNOMETER HINGGA MENCAPAI SUHU KONSTAN, TAMBAHKAN AIR SULING SAMPAI BATAS LEHER KEMUDIAN DITIMBANG KEMBALI (W3)PIKNOMETER KOSONG DIISI DENGAN AIR SULING, KEMUDIAN DITIMBANG (W4)

BERAT JENISPELAKSANAANPROSEDUR PELAKSANAAN:BERAT TANAH = W2 W1BERAT AIR KETIKA PIKNOMETER PENUH DENGAN AIR = W4 W1BERAT AIR KETIKA PIKNOMETER BERISI AIR DAN TANAH = W3 W2BERAT AIR TANPA TANAH = (W4 W1) (W3 W2)VOLUME AIR DALAM TANAH = {(W4 W1) (W3 W2)} / w

PERHITUNGAN:GS = (W2 W1) / (W4 W1) (W3 W2)ATAUGS = S / W

GAMBAR 3.4. CARA PENGUJIAN BERAT JENIS

CONTOH SOAL 3. SEBUAH CONTO TANAH LEMPUNG JENUH BERBENTUK SILINDER

DENGAN DIAMETER 38 MM, PANJANG 76 MM, Dan BERAT 154 GRAM. SETELAH DIKERINGKAN DALAM OVEN, BERATNYA MENJADI 107 GRAM. BERDASARKAN DATA TERSEBUT, TENTUKANa) KADAR AIRb) BERAT SATUANc) BERAT SATUAN KERINGd) POROSITASe) ANGKA PORIf) BERAT JENIS

CONTOH SOAL 4. UNTUK MEMBUAT JALAN DIPERLUKAN TANGGUL DENGAN VOLUME 50.000 M3. TANAH

YANG AKAN DIPAKAI PADA TANGGUL INI DIAMBIL DARI SUMBER YANG DEKAT. DATA-DATA TANAH DALAM KEADAAN ASLINYA PADA SUMBER INI ADALAH SEBAGAI BERIKUT: BERAT SATUAN= 1940,3 KG/M3; KADAR AIR= 29,5%; BERAT JENIS 2,69. TANAH TERSEBUT DIGALI DAN DIANGKUT MENGGUNAKAN TRUK DENGAN MUATAN PENUH SEBESAR 6 TON (6.000 KG) SETIAP KALI ANGKUT. TANAH TERSEBUT KEMUDIAN DIHAMPARKAN Dan DIPADATKAN DENGAN MENGGUNAKAN MESIN GILAS KAKI DOMBA (SHEEPFOOT ROLLER) HINGGA MENDAPATKAN BERAT SATUAN KERING SEBESAR 1291 KG/M3. TENTUKAN:a) BERAT SATUAN KERING, ANGKA PORI, DERAJAT KEJENUHAN TANAH ASLI DI TEMPAT

ASALNYA (SUMBER)b) BANYAKNYA TRUK YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENGANGKUT TANAH TERSEBUTc) JIKA MENGGUNAKAN 1 UNIT TRUK, BERAPA KALI TRUK INI HARUS MENGANGKUT

TANAH TERSEBUTd) VOLUME GALIAN PADA SUMBERe) VOLUME AIR (DALAM LITER) YANG HARUS DITAMBAHKAN PADA SETIAP TRUK,

DENGAN MENGABAIKAN ADANYA PENGUAPAN.NB. CONTOH SOAL 3 & 4 DIKERJAKAN UNTUK LATIHAN SAUDARA

BATAS ATTERBERG BATAS CAIR ADALAH KADAR AIR DIMANA TANAH BERADA DALAM BATAS KEADAAN

PLASTIS DAN CAIR

BATAS ATTERBERG (BATAS CAIR)

GAMBAR 3.5. ALAT PENGUJIAN BATAS CAIR

BATAS ATTERBERG (BATAS PLASTIS) BATAS ATTERBERG (BATAS SUSUT)

BATAS ATTERBERG

TABEL 3.2. CONTOH TABEL HASIL PENGUJIAN BATAS CAIR DAN BATAS PLASTIS

BATAS ATTERBERG (BATAS SUSUT)

PEMERIKSAAN GRADASI ANALISIS SARINGAN

PEMERIKSAAN GRADASI (ANALISIS SARINGAN)

TABEL 3.3. CONTOH TABEL HASIL PENGUJIAN SARINGAN (SIEVE)

PEMERIKSAAN GRADASI (ANALISIS SARINGAN)

GAMBAR 3.6. CONTOH GRAFIK (LENGKUNG GRADASI) ANALISIS SARINGAN

PEMERIKSAAN GRADASI ANALISIS HIDROMETER

PEMERIKSAAN GRADASI (ANALISIS HIDROMETER)

PEMERIKSAAN GRADASI (ANALISIS HIDROMETER)

PEMERIKSAAN GRADASI (ANALISIS HIDROMETER)

GAMBAR 3.7. NOMOGRAM HIDROMETER

PEMERIKSAAN GRADASI (ANALISIS HIDROMETER)TABEL 3.4. CONTOH TABEL HASIL PENGUJIAN HIDROMETER

PEMERIKSAAN GRADASI (ANALISIS HIDROMETER)

GAMBAR 3.8. CONTOH GRAFIK (LENGKUNG GRADASI) ANALISIS HIDROMETER

Untuk sub pokok bahasan klasifikasi tanah, tugas saudaraadalah membaca tentang klasifikasi tanah pada buku: Mekanika tanah 1, edisi IV, penulis Hary Christadi

Hardiyatmo, tahun 2006 Penuntun praktis Geoteknik dan Mekanika Tanah

(penyelidikan lapangan dan laboratorium), penulis Shirley L.H., tahun 1994)

Mekanika Tanah untuk tanah endapan dan residu, penulisLaurence D. Wesley, tahun 2012.

Djatmiko s. & Edy purnomo, mekanika tanah 1, kanisiusyogyakarta, 1997.