marasmus

27
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. (Dorland, 1998:649). Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori protein. (Suriadi, 2001:196). Marasmus adalah malnutrisi berat pada bayi sering ada di daerah dengan makanan tidak cukup atau higiene kurang. Sinonim marasmus diterapkan pada pola penyakit klinis yang menekankan satu ayau lebih tanda defisiensi protein dan kalori. (Nelson, 1999:212) Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering diserang diare. Marasmus juga dapat terjadi akibat berbagai penyakit lain seperti infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan atau jantung, malabsorpsi, gangguan metabolik, penyakit ginjal menahun dan juga gangguan pada saraf pusat. (Dr. Solihin, 1990:116). Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya

Upload: annisa-febriana

Post on 06-Sep-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

marasmus

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangMarasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. (Dorland, 1998:649). Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori protein. (Suriadi, 2001:196). Marasmus adalah malnutrisi berat pada bayi sering ada di daerah dengan makanan tidak cukup atau higiene kurang. Sinonim marasmus diterapkan pada pola penyakit klinis yang menekankan satu ayau lebih tanda defisiensi protein dan kalori. (Nelson, 1999:212)Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering diserang diare. Marasmus juga dapat terjadi akibat berbagai penyakit lain seperti infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan atau jantung, malabsorpsi, gangguan metabolik, penyakit ginjal menahun dan juga gangguan pada saraf pusat. (Dr. Solihin, 1990:116).Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selam puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun.Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin. Pemberian terapi cairan dan elektrolit.Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DefinisiMarasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat. Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit infeksi. Selain faktor lingkungan, ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus (Nuchsan Umar Lubis,2002).Marasmus sering kali terjadi pada bayi umur di bawah 12 bulan. Tanda khusus pada marasmus ialah kurangnya bahkan tidak ajaringan lemak di bawah kulit, sehingga tampak seperti bayi yang memakai pakaian yang terlalu besar untuk ukwajahnya tampak menua (old man atau monkey face). Atrofi jaringan, otot lemah terasa kendor atau lembek ini dilihat pada paha dan pantat bayi yang seharusnya kuat, kenyal dan tebal. Udema tidak terjadi, demikian pula warrambut tidak berubah. Tanda-tanda lainnya seperti tanda spesifik pada defisiensi mikronutrin yaberhubungan dengan pola diet setempat. Bayi dengan marasmus biasanya akan merasa kelaparan dan cengeng.Pada marasmus tingkat berat terjadi retradasi pertumbuhan, berat badan dibanding usianya samapai kurang 60% standart berat normal. Sedikitnya jaringan adiposa pada marasmus berat tidak menghalangi homeostatis, oksidasi lemtetap utuh namun menghabiskan cadangan lemak tubuh. Keberadaan persedian lemak dalam tubuh adalah faktor yang menentukan apakah bayi marasmus dapat bertahanBMR pada marasmus sedikit meningkat sesuai kebutuhan (60 kkal per kg berat badan per hadalam masa penyembuhan, mencapai puncaknya (100 kkal per kg berat badan per hari).

B. Anatomi dan Fisiologia. Cavum OrisRongga mulut adalah pintu masuk saluran pencernaan. Fungsi rongga mulut:1)Memberi makan2)Mengerjakan pencernaan pertama dengan jalan mengunyah3)Untuk berbicara4)Bila perlu. Digunakan untuk bernafas

Rongga mulut (cavum oris) dibantu oleh:1)Sebelah atas: Oleh pallantum durum dan pallantum mole2) Sebelah bawah: Oleh otot-otot yang membentuk lidah, kecuali itu juga os mandibula3)Sebelah depan dan samping: Oleh gigi, bibir dan juga pipi4)Sebelah belakang: Oleh isthmus faucium

Didalam rongga mulut tersebut terdapat:1)Pipi dan BibirMengandung otot-otot yang diperlukan dalam proses mengunyah dan bicara disebelah luar, pipi, dan bibir diselimuti oleh kulit2) LidahLidah mengandung 2 jenis otot, yaitu:-Otot ekstrinsik yang berorigo diluar lidah, insersi dilidah-Otot instrinsik yang berorigo dan insersi didalam lidah3) GigiGigi dibedakan menjadi 4 macam:-Gigi seri (Dens Incisivus) terdapat 8 buah-Gigi seri (Dens Caninus) terdapat 4 buah-Gigi geraham depan (Dens Premolaris)-Gigi geraham belakang (Dens Molaris)4) Kelenjar LudahTerdapat tiga kelenjar ludah yang menghasilkan air ludah, yaitu: Kelenjar Parotis, terletak disebelah bawah dengan daun telinga diantara otot pengunyah dengan kulit pipih. Cairan ludah hasil sekresinya dikeluarkan melalui duktus stesen kedalam rongga mulut melalui satu lubang dihadapannya gigi molar kedua atas. Saliva yang disekresikan sebanyak 25-35 %. Kelenjar Sublinguinalis, terletak dibawah lidah salurannya menuju lantai rongga mulut. Saliva yang disekresikan sebanyak 3-5 % Kelenjar Submandibularis, terletak lebih belakang dan kesamping dari kelenjar subinguinalis. Saluran menuju kelantai rongga mulut belakang gigi seri pertama. Saliva yang disekresikan sebanyak 60-70 %Ada 2 jenis pencernaan didalam rongga mulut:1)Pencernaan mekanik, yaitu pengunyahan dengan gigi, pergerakan otot-otot lidah, dan pipi untuk mencampur makanan dengan air ludah sehingga terbentuklah suatu bolus yang bulat untuk ditelan2)Pencernaan kimiawi yaitu pemecahan zat pati (amilum) oleh pthialin (suatu amylase) menjadi maltosa. Suatu bukti ialah bila kita mengunyah nasi (zat pati), lama-kelamaan akan sedikit terasa manis. Pthialin bekerja didalam rongga mulut (pH 6,3-6,8) dan masih bekerja didalam lambung untuk mencernakan zat pati kira-kira 15 menit sampai asam lambung menurunan pH sehingga pthialin tidak bekerja lagib.FaringFaring menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan dan melakukan gerakan mencegah masuknya makanan ke jalan pernapasan dengan menutup sementara hanya beberapa detik dan mendorong makanan masuk ke dalam esofagus agar tidak membahayakan pernapasan.Dinding esophagus terdiri atas beberapa bagian, yaitu:1)Lapisan Mukosa, terletak dibagian dalam yang dibentuk oleh epitel berlapis gepeng dan diteruskan kefaring dibagian atas serta mengalami perubahan yang mencolok pada perbatasan esophagus lambung menjadi epitel selapis toraks pada lambung2)Lapisan Submukusa, mengandung sel-sel sekretoris yang menghasilkan mucus untuk mempermudah jalannya makanan waktu menelan dan melindungi mukosa dari cedera pencernaan kimiawi3)Lapisan otot, terdiri dari dua lapisan serabut otot yang satu berjalan longitudinal, dan lainnya sirkulasi

Mekanisme menelan dilakukan setelah mengunyah:1)Gerakan membentuk makanan menjadi sebuah bolus dengan bantuan lidah dan pipu dan melalui bagian belakang mulut masuk kedalam faring2)Setelah makanan masuk kedalam faring maka fallantum lunak naik untuk menutup nares posterior, glottis menutup oleh kontraksi otot-otot dan otot kontrikstor faring menangkap makanan dan pada saat ini pernapasan berhenti. Gerakan menelan pada bagian ini merupakan gerakan refleks3)Makanan berjalan dalam esophagus karena kerja peristaltik yang menghantarkan bolus makanan ke lambung

d.GasterLambung menampung makanan yang masuk melalui esofagus, mengahancurkan makanan, dan menghaluskan makanan dengan gerakan peristaltik lambung dan getah lambung. Penghancuran makanan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan mekanis dan kimiawi.

1)Mekanis, menyimpan, mencampur dengan sekret lambung dan mengeluarkan kimus ke dalam usus. Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik setiap 20 detik2)Kimiawi, bolus dalam lambung akan dicampur dengan asam lambung dan enzim-enzimDi dalam lambung, makanan dicerna secara kmiawi. Dinding lambung tersusun dari tiga lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang dan menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di dalam lambung diaduk-aduk.Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap makanan secara refleks akan menimbulkan sekresi getah lambung. Getah lambung mengandung asam lambung (HCI), pepsin, musin, dan renin. Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil. Musin merupakan mukosa protein yang melicinkan makanan. Renin merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada mamalia, berperan sebagai kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca+ dari susu sehingga dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya reninm sus yang berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam lambuing dan usu tanpa sempat dicerna.Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan menjadi lembut seperti bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan. Otot lambung bagian pilorus mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya, otot pilorus yang mengarah ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk kim yang bersifat asam. Sebaliknya, otot pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika tersentu kim.Jadi, misalnya kim yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan membuka, sehingga makanan lewat. Oleh karena makanan asam mengenai pilorus belakang, pilorus menutup. Makanan tersebut dicerna sehingga keasamanya menurun. Makanan yang bersifat basa di belakang pilorus akan merangsang pilorus untuk membuka. Akibatnya, makanan yang asam dari lambung masuk ke duodenum. Demikian seterusnya. Jadi, makanan melewati pilorus menuju duodenum segumpal demi segumpal agar makanan tersebut dapat tercerna efektif. Seteleah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali.

e.IntestinumIntestinum adalah tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan penyerapan. Setelah ini lumen meninggalkan usus halus tidak terjadi lagi pencernaan walaupun usus besar dapat menyerap sejumlah kecil garam dan air. Dengan panjang sekitar 6,3 m (21 kaki), diameternya kecil yaitu 2,5 cm/1 inci. Bergulung didalam rongga abdomen dan terlentang dari lambung sampai usus besar. Usus halus terdiri dari 3 bagian yaitu:

1)DuodenumDuodenum disebut jga usus dua belas jariBagian pertama usus halus yang terbentuk sepatu kudaBermuara dua saluran: saluran getah pancreas dan saluran empedu

2)JejenumDisebut juga usus kosongMenempati 2/5 sebelah atas dari usus halus yang selebihnyaTerjadi pencernaan secara kimiawiPencernaan diselesaikanMenghasilkan enzim pencernaan3)IleumIleum disebut juga usus penyerapanMenempati 3/5 akhirPenyerapan sari-sari makanan

f.ColonColon terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:1)Asenden2)Transversum3)DesendenFungsi utama usus besar antara lain:1)Untuk menyimpan bahan sebelum defekasi2)Selulosa dan bahan2 lain dalam makanan yg tidak dapat dicerna membentuk sebagian besar feses dan membantu mempertahankan pengeluaran tinja secara teratur karena berperan menentukan volume isis colon

g.Rektum dan AnusRektum, terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor (usus besar) dengan anus. Terletak dalam rongga pelvis didepan osakrum dan askoksigis. Panjang 10 cm terbawah dari usus tebal.C. EtiologiSecara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut:1. Masukan makanan yang kurangMarasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikit, pemberian makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang tua si anak; misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu encer.2. InfeksiInfeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus, terutama infeksi enteral misalnya infantil gastroenteritis, bronkhopneumonia, pielonephritis dan sifilis kongenital.3. Kelainan struktur bawaanMisalnya: penyakit jantung bawaan, penyakit Hirschprung, deformitas palatum, palatoschizis, micrognathia, stenosis pilorus, hiatus hernia, hidrosefalus, cystic fibrosis pancreas.4. Prematuritas dan penyakit pada masa neonatusPada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI kurang akibat reflek mengisap yang kurang kuat.5. Pemberian ASIPemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang cukup.6. Gangguan metabolikMisalnya: renal asidosis, idiopathic hypercalcemia, galactosemia, lactose intolerance.7. Tumor hypothalamusJarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain telah disingkirkan.8. PenyapihanPenyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang kurang akan menimbulkan marasmus.9. UrbanisasiUrbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya marasmus; meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan penyapihan dini dan kemudian diikuti dengan pemberian susu manis dan susu yang terlalu encer akibat dari tidak mampu membeli susu; dan bila disertai dengan infeksi berulang, terutama gastro enteritis akan menyebabkan anak jatuh dalam marasmus.D. PatofisiologiSebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor. Faktor-faktor ini dapat digolongkan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh sendiri (host), agent (kuman penyebab), environment (lingkungan). Memang faktor diet (makanan) memegang peranan penting tetapi faktor lain ikut menentukan. Gopalan menyebutkan marasmus adalahcompensated malnutrition.Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan; karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan di ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh.E. Manifes Manifestasi KlinisPada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan berat badan sampai berakibat kurus, dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama beberaba waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat kembung dan datar. Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat, mula-mula bayi mungkin rewe, tetapi kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Bayi biasanya konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi mukus dan sedikit. Selain itu manifestasi marasmus adalah sebagai berikut:a.Badan kurus kering tampak seperti orang tuab.Lethargic.Irritabled.Kulit keriput (turgor kulit jelek)e.Ubun-ubun cekung pada bayif.Jaingan subkutan hilangg.Malaiseh.Kelaparani.ApatisF. KomplikasiKomplikasia.Hipotermib.Hipoglikemiac.Kekurangan elektrolit dan cairan tubuhd.Postur tubuh kecil pendeke.Mengalami gangguan bicaraf.Gangguan perkembangang.Penurunan skor tes IQh.Penurunan perkembangn kognitifi.Penurunan integrasi sensorij.Gangguan pemusatan perhatiank.Gangguan penurunan rasa percaya diriPemeriksaan Penunjanga.Analisis Penentuan Status Gizi Secara Langsung1)AntropometriMengukur tinggi badan dan berat badanMenghitung indeks massa tubuh, yaitu berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badanMengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep)

2)Biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan

3)Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

b.Analisis Penentuan Status Gizi Secara Tidak Langsung1)Survei Konsumsi MakananSurvei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi

2)Statistik VitalStatistik vital adalah dengan menganalisis data beberpa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi

3)Faktor Ekologi

1.8.PenatalaksanaanPenatalaksanaan Medisa.Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitaminb.Pemberian terapi cairan dan elektrolitc.Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare beratd.Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan, pengkajian antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil laboratorium, timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital

Secara garis besar, penanganan Kurang Kalori Protein (KKP) berat dikelompokkan menjadi pengobatan awal dan rehabilitasi. Pengobatan awal ditujukan untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa, sementara fase rehabilitasi diarahkan untuk memulihkan keadaan gizi. Upaya pengobatan, meliputi:a.Pengobatan/pencegahan terhadap hipoglikemi, hipotermi, dehidrasib.Pencegahan jika ada ancamanperkembangan renjatan septikc.Pengobatan infeksid.Pemberian makanane.Pengidentifikasian dan pengobatan masalah lain, seperti kekurangan vitamin, anemia berat dan payah jantung

Penatalaksanaan penderita marasmus yang dirawat di rumah sakit dibagi dalam beberapa tahap, yaitu:a.Tahap Awal24-48 jam pertama merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk menyelamatkan jiwa, antara lain mengoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan pemberian cairan IV1)Cairan yang diberikan adalah larutan Darrow-Glukosa atau Ringer Laktat Dextrose 5%2)Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama3)Kemudian 140ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya4)Cairan diberikan 200ml/kg BB/ hari

b.Tahap Penyesuaian Terhadap Pemberian Makanan1)Pada hari-hari pertama jumlah kalori yang diberikan sebanyak 30-60 kalori/ kg BB/ hari atau rata-rata 50 kalori/ kg BB/ hari, dengan protein 1-1,5 gr/ kg BB/ hari2)Kemudian dinaikkan bertahap 1-2 hari hingga mencapai 150-175 kalori/ kg BB/ hari, dengan protein 3-5 gr/ kg BB/ hari3)Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet TKTP ini lebih kurang 7-10 hari

Penatalaksanaan Keperawatana.Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahunmerupakan sumber energi yang paling baik untuk bayib.Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yangbergizi pada umur 6 tahun ke atasc.Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkankebersihan lingkungan dan kebersihan perorangand.Pemberian imunisasie.Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegahkehamilan terlalu kerap.f.Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makananyang adekuat merupakan usaha pencegahan jangka panjangg.Pemantauan(surveillance)yang teratur pada anak balita didaerah yang endemis kurang gizi, dengan cara penimbanganberat badan tiap bulan

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN2.1.Pengkajiana.PenampilanMuka seorang penderita marasmus menunjukan wajah seorang tua. Anak terlihat sangat kurus (vel over been) karena hilangnya sebagian besar lemak dan otot-ototnya

b.Pengukuran AntopometriBerat badan menurut usia < 60% dari berat badan normal usianya

c.Perubahan MentalAnak menangis, juga setelah mendapat makan oleh sebab masih merasa lapar. Kesadaran yang menurun (apati) terdapat pada penderita marasmus yang berat

d.KulitKulit biasanya kering, dingin, dan mengendor disebabkan kehilangan banyak lemak dibawah kulit serta otot-ototnya

e.Rambut KepalaWalaupun tidak sering seperti pada penderita kwashiorkor, adakalanya tampak rambut yang kering, tipis dan mudah rontok,berserabut, rapuh,pudar, depigmentasi

f.Lemak Dibawah KulitLemak subkutan menghilang hingga turgor kulit mengurang

g.Otot-OtotOtot-otot atrofis, hingga tulang-tulang terlihat lebih jelas, lemas

h.Sistem NeurologisLesu, peka rangsang, letargi, apatis

i.Saluran PencernaanPenderita marasmus lebih sering menderita diare atau konstipasi

j.AbdomenDistensi, lembek, menonjol besar, perototan buruk

k.JantungTidak jarang terdapat bradikardi

l.Tekanan DarahPada umumnya tekanan darah penderita lebih rendah dibandingkan dengan anak sehat seumur

m.Saluran NafasTerdapat pula frekuensi pernafasan yang mengurang

n.Sistem DarahPada umumnya ditemukan kadar hemoglobin yang agak rendah

2.2.Diagnosa Keperawatana.Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan malnutrisi energi proteinb.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diarec.Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan status metabolikd.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas tubuhe.Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan melemahnya kemampuan fisik dan ketergantungan sekunder akibat masukan kalori atau nutrisi yang tidak adekuat

2.3.Rencana Asuhan Keperawatana.Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan malnutrisi energi proteinTujuan: Pemenuhan nutrisi adekuatKriteria Hasil: Peningkatan pemenuhan nutrisi secara oral

No.IntervensiRasional

1

2

3

4

5

6Kaji riwayat diit pasien

Anjurkan orang tua atau anggota keluarga lain untuk menyuapi anak atau ada disaat makan

Minta anak makan dimeja dalam kelompok dan buat waktu makan menjadi menyenangkan

Gunakan alat makan yang menarik (lucu, bergambar)

Sajikan makan sedikit tapi sering

Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit pasienUntuk mengetahui riwayat diit pasien sebelumnya yang menyebabkan pasien menderita marasmus

Menyuapi anak atau ada disaat anak makan dapat membantu anak untuk makan lebih banyak

Waktu makan yang menyenangkan dapat meningkatkan nafsu makan anak

Alat makan yang menarik (lucu, bergambar) dapat meningkatkan nafsu makan anak

Untuk mengurangi rasa mual dan muntah

Kolaborasi dengan ahli gizi dapat membantu mengetahui jenis makan apa yang baik untuk pasien

b.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diareTujuan: Kekurangan volume dapat teratasiKriteria Hasil: Mukosa bibir lembab, tidak terjadi peningkatan suhu, turgor kulit baik

No.IntervensiRasional

1

2

3

4Monitor tanda-tanda vital dan tanda-tanda dehidrasiMonitor jumlah dan tipe masukan cairan

Ukur haluaran urine dengan akurat

Kolaborasi pemberian cairan IVFDUntuk mengatasi dengan cepat jika terjadi dehidrasi pada paseinMemonitor jumlah dan tipe masukan cairan untuk mengetahui efektivitas dari terapi yang telah diberikan

Untuk mengetahui balance intake dan output cairan pasien

Untuk menunjang kebutuhan cairan pasien

c.Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan status metabolikTujuan: Tidak terjadi gangguan integritas kulitKriteria Hasil: Kulit tidak kering, tidak bersisik, dan elastisitas normal

No.IntervensiRasional

1

2

3

4Monitor adanya kemerahan, pucat, dan ikterik

Anjurkan pasien untuk mandi 2 x sehari dan gunakan lotion setelah mandi

Massage kulit pada tempat-tempat penonjolan tulang

Anjurkan keluarga pasien untuk sering mengganti posisi pasien ketika berbaringUntuk mengetahui adanya tanda-tanda gangguan integritas kulit pada pasien

Untuk menjaga kebersihan tubuh pasien dan kelembaban kulit pasien

Untuk meminimalkan terjadinya luka dekubitus pada pasien

Untuk meminimalkan terjadinya luka dekubitus pada pasien

d.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas tubuhTujuan: Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksiKriteria Hasil: Suhu tubuh normal, leukosit dalam batas normal

No.IntervensiRasional

1

2

3

4

5Monitor tanda-tanda vital pasien

Monitor adanya tanda-tanda infeksi

Anjarkan dan anjurkan keluarga untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien

Gunakan alat-alat yang bersih atau steril

Kolaborasi pemberian antibiotika

Tanda-tanda vital pasien dapat meningkat apabila terjadi infeksi pada pasien

Memonitor adanya tanda-tanda infeksi dapat memberikan tindakan lebih cepat untuk menangani nya

Untuk mengurangi kontaminasi silang dan infeksi

Untuk mengurangi kontaminasi silang dan infeksi

Untuk menghambat atau mematikan kuman dalam tubuh pasien

e.Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan melemahnya kemampuan fisik dan ketergantungan sekunder akibat masukan kalori atau nutrisi yang tidak adekuatTujuan: Anak mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuannnyaKriteria Hasil:Terjadi peningkatan dalam perilaku personal, sosial, bahasa, kognitif atau aktifitas motorik sesuai dengan usianya

No.IntervensiRasional

1

2

3

4Ajarkan pada orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok usia

Kaji tingkat perkembangan anak dengan Denver II

Berikan kesempatan bagi anak yang sakit memenuhi tugas perkembangan

Berikan mainan sesuai usia anak

Untuk menstimulasi anak sesuai dengan kelompok usianya

Untuk mengetahui tingkat perkembangan anak

Untuk menstimulasi dan mempertahankan aktifitas anak

Untuk menimalkan dampak hospitalisasi anak

DAFTAR PUSTAKA

1. Behrman, R. E. 1999.Ilmu Kesehatan Anak:Nelson,Edisi 15, vol 1.Jakarta:EGC2. Johnson, Marion dkk. 2000.Nursing Outcomes Classification (NOC).Mosby3. Lubis, N. U. 2002. Penatalaksanaan Busung Lapar Pada Balita.4. Mansjoer,Arif. 2000.Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 2.Jakarta: Media Aescullapius.5. Markum, A, H. 1991.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 1.Jakarta : FKUI.6. McCloskey, Joanne C. 1996.Nursing Interventions Classification (NIC).Mosby7. NANDA .2005.Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006: Definisi & Klasifikasi,Alih Bahasa: Budi Santoso. Prima Medika8. Ngastiyah, 2005.Perawatan Anak Sakit, Edisi.Jakarta : EGC