manajemen job stress untuk it business … · sepanjang sejarah astra, ... good corporate...

32

Upload: ledan

Post on 28-Aug-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:
Page 2: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ................................................................. 2

I.2 Perumusan Masalah ................................................................. 3

I.3 Tujuan ................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Good Corporate Governance ............................................... ..... 5

II.2 Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan GCG. 16

BAB III PEMBAHASAN

III.1 PT. Astra International Tbk ............................................... ...... 18

III.2 Tata Kelola Perusahaan [Good Corporate Governance]

PT. Astra International Tbk ................................................. ...... 19

BAB IV KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Sekarang ini, dunia usaha semakin berkembang dan membutuhkan pengelolaan yang

semakin baik dan sehat. Perusahaan publik menuntut agar setiap pimpinan dan seluruh

karyawannya dapat menunjukkan tindakan yang terpuji kepada stakeholder dan dapat

bertanggungjawab atas semua tindakan dan keputusannya dalam mengelola

perusahaan. Guna meningkatkan performansi perusahaan kearah yang lebih baik, maka

perusahaan harus dikelola secara professional dengan mengindahkan prinsip-prinsip Good

Governance.

Keberlangsungan eksistensi perusahaan tidak hanya diukur oleh performa keuangan,

peningkatan keuntungan akan tetapi juga performa internal perusahaan (etika dan Good

Corporate Governance [GCG] ) dan performa kepedulian sosial perusahaan. Kelemahan

mendasar pada perekonomian di Indonesia terutama diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu:

kinerja keuangan yang buruk, daya saing yang rendah, ketiadaan profesionalisme, tidak

responsif terhadap perubahan dalam lingkungan bisnis, pengelolaan ekonomi dan sektor usaha

yang kurang efisien serta sistem perbankan. Di dalam berbagai analisis dikemukakan, ada

keterkaitan antara krisis ekonomi, krisis finansial dan krisis yang berkepanjangan di berbagai

negara dengan lemahya corporate governance.

Corporate governance adalah seperangkat tata hubungan antara manajemen, direksi,

dewan komisaris, pemegang saham dan para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya

yang mengatur dan mengarahkan kegiatan perusahaan (OECD, 2004). Good Corporate

Governance (GCG) diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan melalui

pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,

independensi serta kewajaran dan kesetaraan.

Etika bisnis tidak disangkal lagi memiliki peran yang sangat besar dalam hal tersebut.

Menerapkan etika bisnis secara konsisten sehingga dapat mewujudkan iklim usaha yang

sehat, efisien dan transparan merupakan salah satu sumbangsih besar yang dapat diberikan

oleh dunia usaha untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan mampu

memberikan manfaat yang besar bagi seluruh stakeholder-nya. Saat ini seringkali muncul

pertanyaan apakah etika bisnis merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan dalam

menjalankan kegiatan bisnisnya. Etika bisnis dianggap sebagai suatu hal yang merepotkan

yang seandainya tidak diindahkan pun suatu bisnis tetap dapat berjalan dengan baik dan

memberikan keuntungan. Oleh karena itu sudah selayaknya perusahaan menerapkan suatu

prinsip Good Corporate Governance yang dapat digunakan sebagai salah satu alatnya.

Perangkat Peraturan dan Perundang-undangan

Surat Edaran Menteri BUMN No. 106 Tahun 2000 dan Keputusan Menteri BUMN

No. 23 Tahun 2000 yang mengatur dan merumuskan tentang pengembangan praktik good

corporate governance dalam perusahaan perseroan, kemudian disempurnakan dengan KEP-

117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance (GCG) pada

BUMN. Selain itu juga telah dikeluarkan Keputusan Menteri BUMN No. 103 Tahun 2002

tentang Pembentukan Komite Audit. Badan Pengawas Pasar Modal melalui Surat Edarannya

No. SE-03/PM/2000 telah merekomendasikan pada perusahaan publik untuk memiliki Komite

Audit. Khusus untuk perbankan, termasuk juga bank BUMN, Bank Indonesia juga telah

Page 4: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

4

mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan GCG bagi

Bank Umum

Astra pertama kali didirikan sebagai perusahaan perdagangan di Jakarta pada tahun

1957. Kemudian Astra berkembang menjadi salah satu perusahaan terbesar nasional yang,

pada tahun 2013 diperkuat dengan 189.459 orang karyawan di 178 perusahaan termasuk anak

perusahaan, perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities. Ketekunan dalam menjalin

kerja sama dan kemitraan dengan berbagai perusahaan ternama di mancanegara telah

memberikan peluang bagi Astra untuk melayani berbagai aspek kehidupan masyarakat

Indonesia melalui 6 bidang usahanya : Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan

Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik dan Teknologi Informasi.

Dalam menjalankan roda perusahaan, manajemen Astra mempercayai dan memahami

bahwa setiap keputusan bisnis yang diambil harus berdasarkan pada Catur Dharma.

Sepanjang sejarah Astra, nilai-nilai falsafah tersebut selalu menjadi acuan manajemen. Dan

dengan berjalannya waktu nilai-nilai tersebut semakin terinternalisasi dan tercermin dalam

semua aspek operasional perusahaan. Walaupun begitu, dengan perkembangan bisnis yang

makin kompleks, diperlukan adanya suatu tata kelola yang terstruktur untuk mengelola

aktivitas bisnis Astra agar tetap sejalan dengan Catur Dharma serta mengarahkannya agar

tetap berlangsung di masa yang akan datang.

Keadaan ini mendorong diawalinya suatu inisiatif pada akhir tahun 2006 untuk

menyusun suatu pedoman agar dalam menata kelola bisnisnya Direksi tetap profesional,

transparan dan bertanggung jawab. Dalam perkembangannya pedoman ini kemudian dikenal

sebagai Pedoman Good Coorporate Governance(GCG) yang juga menjadi acuan anggota

Direksi dan anggota Dewan Komisaris dalam menjalankan perusahaan agar senantiasa

memperhatikan peraturan perundang-undangan, anggaran dasar Perseroan serta prinsip GCG

yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan kesetaraan.

I.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka perlu dikaji lebih lanjut

mengenai penerapan Good Coorporate Governance(GCG) dalam aktivitas sehari – hari

ASTRA sebagai salah satu perusahaan di Indonesia.

I.3 TUJUAN

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka makalah ini disusun dengan tujuan

untuk membahas penerapan Good Coorporate Governance(GCG) dalam aktivitas sehari –

hari ASTRA sebagai salah satu perusahaan di Indonesia.

Page 5: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 GOOD CORPORATE GOVERNANCE

II.1.1 DEFINISI

Prinsip Good Governance merupakan kaidah, norma ataupun pedoman harus

digunakan oleh pimpinan perusahaan dan para pegawai agar segala tindakan maupun

keputusan yang dilakukannya adalah dalam rangka mendukung kepentingan perusahaan dan

pemegang saham. Kaidah, norma ataupun pedoman yang digunakan harus mengikuti kaidah

yang telah ditetapkan oleh Pemerintah maupun ketentuan pengelolaan perusahaan yang telah

ditetapkan pada perusahan publik. Agar praktek-praktek good governance menjadi tindakan

yang nyata dari pimpinan dan para pegawainya, maka diperlukan suatu pedoman Good

Corporate Governance (GCG).

Banyak difinisi yang berkaitan dengan corporate governance, diantaranya adalah

sebagai berikut :

1. Kata governance berasal dari bahasa Perancis gubernance yang berarti pengendalian.

Selanjutnya kata tersebut dipergunakan dalam konteks kegiatan perusahaan atau jenis

organisasi yang lain, menjadicoporate governance. Dalam bahasa Indonesia corporate

governance diterjemahkan sebagai tata kelola atau tata pemerintahan perusahaan.

Good Corporate Governance sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu pola hubungan,

sistem, dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan (Direksi, Dewan Komisaris,

RUPS) guna memberikan nilai tambah kepada pemegang saham secara

berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan

stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku.

(Sutojo dan Aldridge, 2008).

2. Istilah Good Corporate Governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury

Committee di tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam laporan mereka

yang kemudian dikenal sebagai Cadbury Report. Laporan ini dipandang sebagai titik

balik (turning point) yang sangat menentukan bagi praktik Good Corporate

Governance di seluruh dunia. Komite Cadbury, Tjager (2003) mendefinisikan

Good Corporate Governance, sebagai sistem yang mengarahkan dan mengendalikan

perusahaan dengan tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan

yang diperlukan oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan

pertanggungjawaban kepada stakeholders. Hal ini berkaitan dengan peraturan

kewenangan pemilik, direktur, manajer, pemegang saham dan sebagainya.

3. Menurut FCGI (2001) pengertian Good Corporate Governance adalah seperangkat

peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola)

perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang

kepentingan intern dan esktern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban

mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan

perusahaan.

4. Corporate governance adalah seperangkat tata hubungan diantara manajemen, direksi,

dewan komisaris, pemegang saham dan para pemangku kepentingan (stakeholders)

lainnya yang mengatur dan mengarahkan kegiatan perusahaan (OECD, 2004).

5. Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117/M-

MBU/2002, Good Corporate Governance adalah suatu proses dari struktur yang

digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan

akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka

Page 6: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

6

panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan

peraturan perundangan dan etika.

6. Malaysian Finance Committe on Corporate Govesrnance memberikan definisi yang

lebih luas mengenai konsep Good Corporate Governance. Good Corporate

Governance merupakan suatu proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan

dan mengelola bisnis serta akuntabilitas korporasi dengan tujuan untuk meningkatkan

nilai saham dalam jangka panjang serta memperhatikan kepentingan pihak-pihak lain

yang terkait dengan perusahaan (stakeholder). Good Corporate Governance sering

disebut sebagai sebuah pola hubungan, sistem dan proses yang digunakan oleh organ

perusahaan guna memberikan nilai tambah secara berkesinambungan dalam jangka

panjang bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan

kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma

yang berlaku (Tjager, 2003).

II.1.2 TUJUAN

Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup

perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas,

responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan. Di Indonesia, penerapan Good

Corporate Governance telah dibuatkan pedomannya oleh Komite Nasional Kebijakan

Governance (KNKG) melalui bukunya yang baru dirilis tahun 2006 lalu berjudul “Pedoman

Umum Good Corporate Governance Indonesia”.

GCG bagi suatu perusahaan dimaksudkan sebagai pedoman manajemen dan

pegawai dalam menjalankan praktek bisnis yang memenuhi

persyaratan Good Governance. Sedangkan tujuannya adalah :

1. Memaksimalkan value Perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan,

akuntabilitas, dipercaya dan dapat dipertanggung jawabkan.

2. Memastikan pengelolaan Perusahaan dilakukan secara profesional, transparan,

dan efisien.

3. Mewujudkan kemandirian dalam membuat keputusan sesuai dengan peran

dan tanggung jawab masing-masing pimpinan dalam Perusahaan tersebut.

4. Memastikan setiap pegawai dalam perusahaan berperan sesuai wewenang dan

tanggung jawab yang telah ditetapkan

5. Mewujudkan praktek bisnis yang sejalan dengan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance secara konsisten.

Menurut Ahmad Daniri (2005;14) jika perusahaan menerapkan mekanisme penerapan

Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat

memberikan manfaat antara lain:

1. Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung oleh pemegang

saham akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen.

2. Mengurangi biaya modal (Cost of Capital).

3. Meningkatkan nilai saham perusahaan di mata publik dalam jangka panjang.

4. Menciptakan dukungan para stakeholder dalam lingkungan perusahaan terhadap

keberadaan perusahaan dan berbagai strategi dan kebijakan yang ditempuh

perusahaan.

Page 7: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

7

II.1.3 PRINSIP DASAR

Pentingnya penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance telah menjadi

perhatian bagi dunia bisnis di setiap negara. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

yang dikeluarkan oleh OECD menjadi acuan bagi setiap negara dalam penerapannya. Prinsip-

prinsip Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh OECD tahun 2004 mencakup hal-

hal sebagai berikut:

1. Ensuring the basis for an Effective Corporate Governance Framework

2. The Rights of Shareholders and Key Ownership Functions

3. The Equitable Treatment of shareholders

4. The Role of Stakeholders in Corporate Governance

5. Disclosure and Transparency

6. The responsibilities of the Board

Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, masing-masing negara selanjutnya mengadopsi

prinsip-prinsip tersebut dalam Pedoman Good Corporate Governance masing-masing negara.

Pedoman Umum Good Corporate Governance di Indonesiakan disusun oleh Komite nasional

Kebijakan Governance. Pedoman yang diterbitkan pada tahun 2006 ini merupakan revisi atas

Pedoman Good Corporate Governance yang diterbitkan pada tahun 2001. Meskipun

Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia 2006 ini tidak memiliki kekuatan

hukum yang mengikat, namun dapat menjadi rujukan bagi dunia usaha dalam menerapkan

Good Corporate Governance.

Setiap perusahaan harus memastikan bahwa prinsip GCG diterapkan pada setiap aspek

bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Prinsip GCG (2006) yaitu transparansi, akuntabilitas,

responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan diperlukan untuk mencapai

kesinambungan usaha (sustainability) perusahaan dengan memperhatikan pemangku

kepentingan (stakeholders).

Tabel 1. Prinsip GCG dan pedoman pelaksanaannya

NO PRINSIP PEDOMAN PELAKSANAAN

1. Transparansi (Transparency)

Untuk menjaga obyektivitas dalam

menjalankan bisnis, perusahaan harus

menyediakan informasi yang material

dan relevan dengan cara yang mudah

diakses dan dipahami oleh pemangku

kepentingan.

Perusahaan harus mengambil inisiatif

untuk mengungkapkan tidak hanya

masalah yang disyaratkan oleh

peraturan perundang - undangan, tetapi

juga hal yang penting untuk

pengambilan keputusan oleh pemegang

saham, kreditur dan pemangku

kepentingan lainnya.

1.1. Perusahaan harus menyediakan

informasi secara tepat waktu,

memadai, jelas, akurat dan dapat

diperbandingkan serta mudah diakses

oleh pemangku kepentingan sesuai

dengan haknya.

1.2. Informasi yang harus diungkapkan

meliputi, tetapi tidak terbatas pada,

visi, misi, sasaran usaha dan strategi

perusahaan, kondisi keuangan,

susunan dan kompensasi pengurus,

pemegang saham pengendali,

kepemilikan saham oleh anggota.

Direksi dan anggota Dewan

Komisaris beserta anggota

keluarganya dalam perusahaan dan

perusahaan lainnya, sistem

manajemen risiko, sistem pengawasan

dan pengendalian internal, sistem dan

pelaksanaan GCG serta tingkat

kepatuhannya, dan kejadian penting

yang dapat mempengaruhi kondisi

Page 8: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

8

perusahaan.

1.3. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh

perusahaan tidak mengurangi

kewajiban untuk memenuhi ketentuan

kerahasiaan perusahaan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan,

rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.

1.4. Kebijakan perusahaan harus tertulis

dan secara proporsional

dikomunikasikan kepada pemangku

kepentingan.

2. Akuntabilitas (Accountability)

Perusahaan harus dapat mem-

pertanggungjawabkan kinerjanya secara

transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan

harus dikelola secara benar, terukur dan

sesuai dengan kepentingan perusahaan

dengan tetap memperhitungkan

kepentingan pemegang saham dan

pemangku kepentingan lain.

Akuntabilitas merupakan prasyarat yang

diperlukan untuk mencapai kinerja yang

berkesinambungan

2.1. Perusahaan harus menetapkan rincian

tugas dan tanggung jawab masing-masing

organ perusahaan dan semua karyawan

secara jelas dan selaras dengan visi, misi,

nilai-nilai perusahaan (corporate values),

dan strategi perusahaan.

2.2. Perusahaan harus meyakini bahwa semua

organ perusahaan dan semua karyawan

mempunyai kemampuan sesuai dengan

tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam

pelaksanaan GCG.

2.3 Perusahaan harus memastikan adanya

sistem pengendalian internal yang efektif

dalam pengelolaan perusahaan.

2.4 Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja

untuk semua jajaran perusahaan yang

konsisten dengan sasaran usaha

perusahaan, serta memiliki sistem

penghargaan dan sanksi (reward and

punishment system).

2.5 Dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya, setiap organ perusahaan dan

semua karyawan harus berpegang pada

etika bisnis dan pedoman perilaku (code of

conduct) yang telah disepakati

3. Responsibilitas (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan

perundang-undangan serta melaksanakan

tanggung jawab terhadap masyarakat dan

lingkungan sehingga dapat terpelihara

kesinambungan usaha dalam jangka

panjang dan mendapat pengakuan sebagai

good corporate citizen.

3.1 Organ perusahaan harus berpegang pada

prinsip kehati-hatian dan memastikan

kepatuhan terhadap peraturan perundang

undangan, anggaran dasar dan peraturan

perusahaan (by-laws)

3.2 Perusahaan harus melaksanakan tanggung

jawab sosial dengan antara lain peduli

terhadap masyarakat dan kelestarian

lingkungan terutama di sekitar perusahaan

dengan membuat perencanaan dan

pelaksanaan yang memadai.

4. Independensi (Independency)

Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG,

perusahaan harus dikelola secara

independen sehingga masing-masing organ

perusahaan tidak saling mendominasi dan

tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

4.1. Masing-masing organ perusahaan harus

menghindari terjadinya dominasi oleh

pihak manapun, tidak terpengaruh oleh

kepentingan tertentu, bebas dari benturan

kepentingan (conflict of interest) dan dari

segala pengaruh atau tekanan, sehingga

pengambilan keputusan dapat dilakukan

secara obyektif.

4.2. Masing-masing organ perusahaan harus

Page 9: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

9

melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai

dengan anggaran dasar dan peraturan

perundang-undangan, tidak saling

mendominasi dan atau melempar tanggung

jawab antara satu dengan yang lain.

5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Dalam melaksanakan kegiatannya,

perusahaan harus senantiasa

memperhatikan kepentingan pemegang

saham dan pemangku kepentingan lainnya

berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

5.1. Perusahaan harus memberikan kesempatan

kepada pemangku kepentingan untuk

memberikan masukan dan menyampaikan

pendapat bagi kepentingan perusahaan

serta membuka akses terhadap informasi

sesuai dengan prinsip transparansi dalam

lingkup kedudukan masing-masing.

5.2 Perusahaan harus memberikan perlakuan

yang setara dan wajar kepada pemangku

kepentingan sesuai dengan manfaat dan

kontribusi yang diberikan kepada

perusahaan

5.3 Perusahaan harus memberikan kesempatan

yang sama dalam penerimaan karyawan,

berkarir dan melaksanakan tugasnya secara

profesional tanpa membedakan suku,

agama, ras, golongan, gender, dan kondisi

fisik.

Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia 2006

II.1.4 METODE DAN RUANG LINGKUP PENERAPAN PEDOMAN GCG

II.1.4.1 METODE

Pelaksanaan Pedoman Umum Good Corporate Governance oleh perusahaan-

perusahaan di Indonesia baik perusahaan terbuka (Emiten/Perusahaan Publik) maupun

perusahaan tertutup pada dasarnya bersifat comply and explain. Di mana perusahaan

diharapkan menerapkan seluruh aspek Pedoman Good Corporate Governance ini. Apabila

belum seluruh aspek pedoman ini dilaksanakan maka perusahaan harus mengungkapkan

aspek yang belum dilaksanakan tersebut beserta alasannya dalam laporan tahunan.

Namun demikian mengingat Pedoman ini hanya merupakan acuan sedangkan

pelaksanaannya diharapkan diatur lebih lanjut oleh otoritas masing-masing industri maka

penerapan ini bersifat voluntary dan tidak terdapat sanksi hukum apabila perusahaan tidak

menerapkan pedoman ini. Namun beberapa substansi yang terdapat dalam pedoman ini

diadopsi oleh Bapepam-LK ke dalam peraturan-peraturan Bapepam-LK yang sifatnya

mandatory seperti kewajiban pembentukan komite audit dan keberadaan komisaris

independen dalam perusahaan. Dengan cara demikian, Bapepam-LK dapat memberikan

sanksi atas ketidakpatuhan terhadap peraturan tersebut. Lebih lanjut, Bapepam-LK juga

mewajibkan Emiten dan Perusahaan Publik untuk mengungkapkan pelaksanaan tata kelola

perusahaan dalam laporan tahunan seperti frekuensi rapat dewan komisaris dan direksi,

frekuensi kehadiran anggota dewan komisaris dan direksi dalam rapat tersebut, frekuensi

rapat dan kehadiran komite audit, pelaksanaan tugas dan pertanggungjawaban dewan

komisaris dan direksi serta remunerasi dewan komisaris dan direksi.

Page 10: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

10

II.1.4.2 RUANG LINGKUP

Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia memuat prinsip dasar dan

pedoman pokok pelaksanaan Good Corporate Governance yang merupakan standar

minimal yang mencakup:

a. Peran negara, dunia usaha dan masyarakat dalam menciptakan situasi kondusif untuk

melaksanakan Good Corporate Governance

b. Asas-asas Good Corporate Governance yang meliputi transparansi, akuntabilitas,

responsibilitas, independensi dan kewajaran dan kesetaraan

c. Nilai – nilai perusahaan, Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku

Tabel 2. Pedoman pelaksanaan Nilai – nilai perusahaan, Etika Bisnis dan Pedoman

Perilaku

PRINSIP DASAR PEDOMAN PELAKSANAAN

Untuk mencapai keberhasilan dalam jangka

panjang, pelaksanaan GCG perlu dilandasi

oleh integritas yang tinggi. Oleh karena itu,

diperlukan pedoman perilaku yang dapat

menjadi acuan bagi organ perusahaan dan

semua karyawan dalam menerapkan nilai-nilai

(values) dan etika bisnis sehingga menjadi

bagian dari budaya perusahaan. Prinsip-prinsip

dasar yang harus dimiliki oleh perusahaan

adalah:

- Setiap perusahaan harus memiliki nilai-

nilai perusahaan yang menggambarkan

sikap moral perusahaan dalam pelaksanaan

usahanya. - Untuk dapat merealisasikan sikap moral

dalam pelaksanaan usahanya, perusahaan

harus memiliki rumusan etika bisnis yang

disepakati oleh organ perusahaan dan

semua karyawan. Pelaksanaan etika bisnis

yang berkesinambungan akan membentuk

budaya perusahaan yang merupakan

manifestasi dari nilai-nilai perusahaan. - Nilai-nilai dan rumusan etika bisnis

perusahaan perlu dituangkan dan

dijabarkan lebih lanjut dalam pedoman

perilaku agar dapat dipahami dan

diterapkan.

1. Nilai-Nilai Perusahaan

a. Nilai-nilai perusahaan merupakan

landasan moral dalam mencapai

visi dan misi perusahaan. Oleh

karena itu, sebelum merumuskan

nilai-nilai perusahaan, perlu

dirumuskan visi dan misi

perusahaan.

b. Walaupun nilai-nilai perusahaan

pada dasarnya universal, namun

dalam merumuskannya perlu

disesuaikan dengan sektor usaha

serta karakter dan letak geografis

dari masing-masing perusahaan.

c. Nilai-nilai perusahaan yang

universal antara lain adalah

terpercaya, adil dan jujur.

2. Etika Bisnis

a. Etika bisnis adalah acuan bagi

perusahaan dalam melaksanakan

kegiatan usaha termasuk dalam

berinteraksi dengan pemangku

kepentingan

b. Penerapan nilai-nilai perusahaan

dan etika bisnis secara

berkesinambungan mendukung

terciptanya budaya perusahaan.

c. Setiap perusahaan harus memiliki

rumusan etika bisnis yang

disepakati bersama dan dijabarkan

lebih lanjut dalam pedoman

perilaku.

3. Pedoman Perilaku

a. Fungsi Pedoman Perilaku :

merupakan penjabaran nilai-nilai

perusahaan dan etika bisnis dalam

melaksanakan usaha sehingga

menjadi panduan bagi organ

perusahaan dan semua karyawan

Page 11: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

11

perusahaan;

b. Pedoman perilaku mencakup

panduan tentang benturan

kepentingan, pemberian dan

penerimaan hadiah dan donasi,

kepatuhan terhadap peraturan,

kerahasiaan informasi, dan

pelaporan terhadap perilaku yang

tidak etis.

Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia 2006

d. Organ Perusahaan

Organ perusahaan, yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),

Dewan Komisaris dan Direksi, mempunyai peran penting dalam pelaksanaan GCG

secara efektif. Organ perusahaan harus menjalankan fungsinya sesuai dengan ketentuan

yang berlaku atas dasar prinsip bahwa masing-masing organ mempunyai independensi

dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya semata-mata untuk

kepentingan perusahaan.

Kepengurusan perseroan terbatas di Indonesia menganut sistem dua badan

(twoboard system) yaitu Dewan Komisaris dan Direksi yang mempunyai wewenang dan

tanggung jawab yang jelas sesuai dengan fungsinya masing-masing sebagaimana

diamanahkan dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan (fiduciary

responsibility). Namun demikian, keduanya mempunyai tanggung jawab untuk

memelihara kesinambungan usaha perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu,

Dewan Komisaris dan Direksi harus memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi,

dan nilai-nilai perusahaan.

Tanggung jawab bersama Dewan Komisaris dan Direksi dalam menjaga

kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka panjang tercermin pada:

a. Terlaksananya dengan baik kontrol internal dan manajemen risiko;

b. Tercapainya imbal hasil (return) yang optimal bagi pemegang saham;

c. Terlindunginya kepentingan pemangku kepentingan secara wajar;

d. Terlaksananya suksesi kepemimpinan yang wajar demi kesinambungan manajemen

di semua lini organisasi.

Sesuai dengan visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi perlu

bersama-sama menyepakati hal-hal tersebut di bawah ini:

a. Rencana jangka panjang, strategi, maupun rencana kerja dan anggaran tahunan

b. Kebijakan dalam memastikan pemenuhan peraturan perundang-undangan dan

anggaran dasar perusahaan serta dalam menghindari segala bentukbenturan

kepentingan

c. Kebijakan dan metode penilaian perusahaan, unit dalam perusahaan dan

personalianya;

d. Struktur organisasi sampai satu tingkat di bawah Direksi yang dapat mendukung

tercapainya visi, misi dan nilai-nilai perusahaan.

Page 12: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

12

Tabel 3. Pedoman Pelaksanaan Organ Perusahaan

PRINSIP DASAR PEDOMAN PELAKSANAAN

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

- Merupakan wadah para pemegang

saham untuk mengambil keputusan

penting yang berkaitan dengan modal

yang ditanam dalam perusahaan,

dengan memperhatikan ketentuan

anggaran dasar dan peraturan

perundang-undangan.

- Keputusan yang diambil dalam RUPS

harus didasarkan pada kepentingan

usaha perusahaan dalam jangka

panjang.

- RUPS dan atau pemegang saham tidak

dapat melakukan intervensi terhadap

tugas, fungsi dan wewenang Dewan

Komisaris dan Direksi dengan tidak

mengurangi wewenang RUPS untuk

menjalankan haknya sesuai dengan

anggaran dasar dan peraturan

perundangundangan, termasuk untuk

melakukan penggantian atau

pemberhentian anggota Dewan

Komisaris dan atau Direksi.

a. Pengambilan keputusan RUPS harus

dilakukan secara wajar dan

transparan dan memperhatikan hal -

hal yang diperlukan untuk menjaga

kepentingan usaha perusahaan dalam

jangka panjang,

b. RUPS harus diselenggarakan sesuai

dengan kepentingan perusahaan dan

dengan memperhatikan anggaran

dasar dan peraturan perundang-

undangan, serta dengan persiapan

yang memadai, sehingga dapat

mengambil keputusan yang sah.

c. Penyelenggaraan RUPS merupakan

tanggung jawab Direksi. Untuk itu,

Direksi harus mempersiapkan dan

menyelenggarakan RUPS dengan

baik dan dengan berpedoman pada

butir 1 dan 2 diatas. Dalam hal

Direksi berhalangan, maka

penyelenggaraan RUPS dilakukan

oleh Dewan Komisaris atau

pemegang saham sesuai dengan

peraturan perundang-undangan dan

anggaran dasar perusahaan.

Dewan Komisaris

Dewan Komisaris sebagai organ

perusahaan bertugas dan

bertanggungjawab secara kolektif untuk

melakukan pengawasan dan memberikan

nasihat kepada Direksi serta memastikan

bahwa Perusahaan melaksanakan GCG.

Namun demikian, Dewan Komisaris tidak

boleh turut serta dalam mengambil

keputusan operasional.

Kedudukan masing-masing anggota

Dewan Komisaris termasuk Komisaris

Utama adalah setara.

Tugas Komisaris Utama sebagai primus

inter pares adalah mengkoordinasikan

kegiatan Dewan Komisaris. Agar

pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dapat

berjalan secara efektif, perlu dipenuhi

prinsip-prinsip berikut:

1. Komposisi Dewan Komisaris harus

memungkinkan pengambilan

keputusan secara efektif, tepat dan

cepat, serta dapat bertindak

a. Komposisi, Pengangkatan dan

Pemberhentian Anggota Dewan

Komisaris

b. Kemampuan dan Integritas Anggota

Dewan Komisaris

c. Fungsi Pengawasan Dewan

Komisaris

d. Komite Penunjang Dewan

Komisaris

- Komite Audit

- Komite Nominasi dan

Remunerasi

- Komite Kebijakan Risiko

- Komite Kebijakan Corporate

Governance

e. Pertanggungjawaban Dewan

Komisaris

Page 13: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

13

independen.

2. Anggota Dewan Komisaris harus

profesional, yaitu berintegritas dan

memiliki kemampuan sehingga dapat

menjalankan fungsinya dengan baik

termasuk memastikan bahwa Direksi

telah memperhatikan kepentingan

semua pemangku kepentingan.

3. Fungsi pengawasan dan pemberian

nasihat Dewan Komisaris mencakup

tindakan pencegahan, perbaikan,

sampai kepada pemberhentian

sementara.

Direksi

Direksi sebagai organ perusahaan bertugas

dan bertanggungjawab secara kolegial

dalam mengelola perusahaan. Masing-

masing anggota Direksi dapat

melaksanakan tugas dan mengambil

keputusan sesuai dengan pembagian tugas

dan wewenangnya.

Namun, pelaksanaan tugas oleh masing-

masing anggota Direksi tetap merupakan

tanggung jawab bersama.

Kedudukan masing-masing anggota

Direksi termasuk Direktur Utama adalah

setara. Tugas Direktur Utama sebagai

primus inter pares adalah

mengkoordinasikan kegiatan Direksi.

Agar pelaksanaan tugas Direksi dapat

berjalan secara efektif, perlu dipenuhi

prinsip-prinsip berikut:

1. Komposisi Direksi harus sedemikian

rupa sehingga memungkinkan

pengambilan keputusan secara efektif,

tepat dan cepat, serta dapat bertindak

independen.

2. Direksi harus profesional yaitu

berintegritas dan memiliki pengalaman

serta kecakapan yang diperlukan untuk

menjalankan tugasnya.

3. Direksi bertanggung jawab terhadap

pengelolaan perusahaan agar dapat

menghasilkan keuntungan

(profitability) dan memastikan

kesinambungan usaha perusahaan.

4. Direksi mempertanggungjawabkan

kepengurusannya dalam RUPS sesuai

dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku

a. Komposisi Direksi

b. Kemampuan dan Integritas Anggota

Direksi

c. Fungsi Direksi

- Kepengurusan

- Manajemen Risiko

- Pengendalian Internal

- Komunikasi

- Tanggung Jawab Sosial

d. Pertanggungjawaban Direksi

Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia 2006

Page 14: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

14

e. Hak dan tanggungjawab Pemegang saham

Pemegang saham sebagai pemilik modal, memiliki hak dan tanggung jawab atas

perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar

perusahaan. Dalam melaksanakan hak dan tanggung jawabnya, perlu diperhatikan

prinsip-prinsip sebagai berikut:

- Pemegang saham harus menyadari bahwa dalam melaksanakan hak dan tanggung

jawabnya harus memperhatikan juga kelangsungan hidup perusahaan.

- Perusahaan harus menjamin dapat terpenuhinya hak dan tanggung jawab pemegang

saham atas dasar asas kewajaran dan kesetaraan (fairness) sesuai dengan peraturan

perundang-undangan dan anggaran dasar perusahaan.

Tabel 4. Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham

HAK – HAK TANGGUNG JAWAB

Hak pemegang saham harus dilindungi

dan dapat dilaksanakan sesuai peraturan

perundang-undangan dan anggaran dasar

perusahaan. Hak pemegang saham

tersebut pada dasarnya meliputi:

a. Hak untuk menghadiri, menyampaikan

pendapat, dan memberikan suara dalam

RUPS berdasarkan ketentuan satu saham

memberi hak kepada pemegangnya

untuk mengeluarkan satu suara;

b. Hak untuk memperoleh informasi

mengenai perusahaan secara tepat

waktu, benar dan teratur, kecuali hal-hal

yang bersifat rahasia, sehingga

memungkinkan pemegang saham

membuat keputusan mengenai

investasinya dalam perusahaan

berdasarkan informasi yang akurat;

c. Hak untuk menerima bagian dari

keuntungan perusahaan yang

diperuntukkan bagi pemegang saham

dalam bentuk dividen dan pembagian

keuntungan lainnya, sebanding dengan

jumlah saham yang dimilikinya;

d. Hak untuk memperoleh penjelasan

lengkap dan informasi yang akurat

mengenai prosedur yang harus dipenuhi

berkenaan dengan penyelenggaraan

RUPS agar pemegang saham dapat

berpartisipasi dalam pengambilan

keputusan, termasuk keputusan

mengenai hal-hal yang mempengaruhi

eksistensi perusahaan dan hak pemegang

saham;

e. Dalam hal terdapat lebih dari satu jenis

dan klasifikasi saham dalam perusahaan,

maka:

- setiap pemegang saham berhak

mengeluarkan suara sesuai dengan

Pemegang saham harus menyadari

tanggung jawabnya sebagai pemilik

modal dengan memperhatikan peraturan

perundang-undangan dan anggaran

dasar perusahaan. Tanggung jawab

pemegang saham tersebut pada dasarnya

meliputi:

a. Pemegang saham pengendali harus

dapat: memperhatikan kepentingan

pemegang saham minoritas dan

pemangku kepentingan lainnya sesuai

peraturan perundang-undangan; dan

mengungkapkan kepada instansi

penegak hukum tentang pemegang

saham pengendali yang sebenarnya

(ultimate shareholders) dalam hal

terdapat dugaan terjadinya

pelanggaran terhadap peraturan

perundang-undangan, atau dalam hal

diminta oleh otoritas terkait;

b. Pemegang saham minoritas

bertanggung jawab untuk

menggunakan haknya dengan baik

sesuai dengan peraturan perundang-

undangan dan anggaran dasar;

c. Pemegang saham harus dapat:

memisahkan kepemilikan harta

perusahaan dengan kepemilikan harta

pribadi; dan memisahkan fungsinya

sebagai pemegang saham dengan

fungsinya sebagai anggota Dewan

Komisaris atau Direksi dalam hal

pemegang saham menjabat pada salah

satu dari kedua organ tersebut;

d. Dalam hal pemegang saham menjadi

pemegang saham pengendali pada

beberapa perusahaan, perlu

diupayakan agar akuntabilitas dan

hubungan antar-perusahaan dapat

Page 15: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

15

jenis, klasifikasi dan jumlah saham

yang dimiliki;

- setiap pemegang saham berhak

untuk diperlakukan setara

berdasarkan jenis dan klasifikasi

saham yang dimilikinya.

dilakukan secara jelas

Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia 2006

Tanggungjawab Perusahaan terhadap Hak dan Kewajiban Pemegang Saham adalah

sebagai berikut :

- Perusahaan harus melindungi hak pemegang saham sesuai dengan peraturan

perundang-undangan dan anggaran dasar perusahaan.

- Perusahaan harus menyelenggarakan daftar pemegang saham secara tertib sesuai

dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar.

- Perusahaan harus menyediakan informasi mengenai perusahaan secara tepat waktu,

benar dan teratur bagi pemegang saham, kecuali hal-hal yang bersifat rahasia.

- Perusahaan tidak boleh memihak pada pemegang saham tertentu dengan memberikan

informasi yang tidak diungkapkan kepada pemegang saham lainnya. Informasi harus

diberikan kepada semua pemegang saham tanpa menghiraukan jenis dan klasifikasi

saham yang dimilikinya.

- Perusahaan harus dapat memberikan penjelasan lengkap dan informasi yang akurat

mengenai penyelenggaraan RUPS.

f. Pemangku kepentingan yang meliputi karyawan, mitra bisnis dan masyarakat serta

pengguna produk atau jasa perusahaan

Pemangku kepentingan -selain pemegang saham- adalah mereka yang memiliki

kepentingan terhadap perusahaan dan mereka yang terpengaruh secara langsung oleh

keputusan strategis dan operasional perusahaan, yang antara lain terdiri dari karyawan,

mitra bisnis, dan masyarakat terutama sekitar tempat usaha perusahaan. Antara

perusahaan dengan pemangku kepentingan harus terjalin hubungan yang sesuai dengan

asas kewajaran dan kesetaraan (fairness) berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi

masing-masing pihak. Agar hubungan antara perusahaan dengan pemangku kepentingan

berjalan dengan baik, perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

- Perusahaan menjamin tidak terjadinya diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras,

golongan, dan gender serta terciptanya perlakuan yang adil dan jujur dalam

mendorong perkembangan karyawan sesuai dengan potensi, kemampuan,

pengalaman dan keterampilan masing-masing.

- Perusahaan dan mitra bisnis harus bekerja sama untuk kepentingan kedua belah

pihak atas dasar prinsip saling menguntungkan.

- Perusahaan harus memperhatikan kepentingan umum, terutama masyarakat sekitar

perusahaan, serta pengguna produk dan jasa perusahaan

g. Pernyataan tentang penerapan Pedoman Good Corporate Governance

Setiap perusahaan harus membuat pernyataan tentang kesesuaian penerapan GCG

dengan Pedoman GCG ini dalam laporan tahunannya. Pernyataan tersebut harus disertai

laporan tentang struktur dan mekanisme kerja organ perusahaan serta informasi penting

lain yang berkaitan dengan penerapan GCG. Dengan demikian, pemegang saham dan

pemangku kepentingan lainnya, termasuk regulator, dapat menilai sejauh mana

Pedoman GCG pada perusahaan tersebut telah diterapkan.

h. Pedoman Praktis Penerapan Good Corporate Governance

Pelaksanaan GCG perlu dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Untuk itu

diperlukan pedoman praktis yang dapat dijadikan acuan oleh perusahaan dalam

Page 16: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

16

melaksanakan penerapan GCG. Pedoman GCG perusahaan tersebut mencakup sekurang

kurangnya hal - hal sebagai berikut :

- Visi, misi dan nilai-nilai perusahaan;

- Kedudukan dan fungsi RUPS, Dewan Komisaris, Direksi, komite penunjang Dewan

Komisaris, dan pengawasan internal;

- Kebijakan untuk memastikan terlaksananya fungsi setiap organ perusahaan secara

efektif;

- Kebijakan untuk memastikan terlaksananya akuntabilitas, pengendalian internal yang

efektif dan pelaporan keuangan yang benar

- Pedoman perilaku yang didasarkan pada nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis;

- Sarana pengungkapan informasi untuk pemegang saham dan pemangku kepentingan

lainnya;

- Kebijakan penyempurnaan berbagai peraturan perusahaan dalam rangka memenuhi

prinsip GCG.

Agar pelaksanaan GCG dapat berjalan efektif, diperlukan proses keikutsertaan semua

pihak dalam perusahaan.

II.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENERAPAN GCG

Penerapan GCG memiliki dua faktor yang memegang peranan yang menentukan

keberhasilannya sebagai berikut, seperti dikutip dari Ristifani (2009) :

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah pendorong keberhasilan pelaksanaan praktek GCG yang berasal

dari dalam perusahaan. Beberapa factor yang dimaksud antara lain:

a. Terdapatnya budaya perusahaan (corporate culture) yang mendukung penerapan GCG

dalam mekanisme serta sistem kerja manajemen di perusahaan.

b. Berbagai peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan perusahaan mengacu pada

penerapan nilai-nilai GCG.

c. Manajemen pengendalian risiko perusahaan juga didasarkan pada kaidah-kaidah

standar GCG.

d. Terdapatnya sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam perusahaan untuk

menghindari setiap penyimpangan yang mungkin akan terjadi.

e. Adanya keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu memahami setiap gerak dan

langkah manajemen dalam perusahaan sehingga kalangan publik dapat memahami dan

mengikuti setiap derap langkah perkembangan dan dinamika perusahaan dari waktu ke

waktu.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah beberapa faktor yang berasal dari luar perusahaan yang sangat

mempengaruhi keberhasilan penerapan GCG. Di antaranya:

a. Terdapatnya sistem hukum yang baik sehingga mampu menjamin berlakunya

supremasi hukum yang konsisten dan efektif.

b. Dukungan pelaksanaan GCG dari sektor publik/ lembaga pemerintahaan yang

diharapkan dapat pula melaksanakan Good Governance dan Clean Government

menuju Good Government Governance yang sebenarnya.

c. Terdapatnya contoh pelaksanaan GCG yang tepat (best practices) yang dapat menjadi

standard pelaksanaan GCG yang efektif dan profesional. Dengan kata lain,

semacam benchmark (acuan).

Page 17: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

17

d. Terbangunnya sistem tata nilai sosial yang mendukung penerapan GCG di masyarakat.

Ini penting karena lewat sistem ini diharapkan timbul partisipasi aktif berbagai

kalangan masyarakat untuk mendukung aplikasi serta sosialisasi GCG secara sukarela.

e. Hal lain yang tidak kalah pentingnya sebagai prasyarat keberhasilan implementasi

GCG terutama di Indonesia adalah adanya semangat anti korupsi yang berkembang di

lingkungan publik di mana perusahaan beroperasi disertai perbaikan masalah kualitas

pendidikan dan perluasan peluang kerja. Bahkan dapat dikatakan bahwa perbaikan

lingkungan publik sangat mempengaruhi kualitas dan skor perusahaan dalam

implementasi GCG.

Di luar dua faktor di atas, aspek lain yang paling strategis dalam mendukung

penerapan GCG secara efektif sangat tergantung pada kualitas, skill, kredibilitas, dan

integritas berbagai pihak yang menggerakkan organ perusahaan. Jika berbagai prinsip dan

aspek penting GCG dilanggar suatu perusahaan, maka sudah dapat dipastikan perusahaan

tersebut tidak akan mampu bertahan lama dalam persaingan bisnis global dewasa ini, meski

perusahaan itu memiliki lingkungan kondusif bagi pertumbuhan bisnisnya.

Page 18: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

18

BAB III

PEMBAHASAN

III.1 PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk.

Perusahaan besar ini pertama kali

didirikan pada tanggal 20 Februari 1957

dengan nama PT. Astra International

Incorporation (AII), oleh Drs. Tjia Kian Tie,

Wiliam Soerjadja (Tjia Kiang Liong), dan

E.Hariman (Liem Peng Hong). Pada awalnya

PT Astra International bergerak dalam bidang

usaha ekspor-impor hasil bumi, inventaris alat-

alat kereta api untuk PKA (sekarang PJKA),

serta bahan-bahan untuk proyek

pengembangan PLTA Jatiluhur.

Berkat usaha patungan antara Pemerintah Indonesia, maka pada tanggal 25 Februari

1969 berdirilah PT. Gaya Motor. Pada tanggal 1 Juli 1969 PT. Astra International

Incorporation (AII) mendapatkan pengakuan resmi dari Pemerintah Republik Indonesia

sebagai agen tunggal kendaraan bermotor merek “Toyota” untuk seluruh wilayah Indonesia.

Pada tahun 1990, Perseroan mengubah namanya menjadi PT Astra International Tbk. dan

telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 4 April 1990.

Seperti moto perusahaan yaitu “Peraspera Ad ASTRA” yang artinya “Bekerja Keras

Untuk Mencapai Bintang” ASTRA terus bekerja keras untuk mengembangkan usahanya

walau didera pasang surut bisnis. Kemudian Astra berkembang menjadi salah satu perusahaan

terbesar nasional yang head office – nya berada di Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II -

Jakarta Utara, pada tahun 2013 diperkuat dengan 189.459 orang karyawan di 178 perusahaan

termasuk anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities

Ketekunan dalam menjalin kerja sama dan kemitraan

dengan berbagai perusahaan ternama di mancanegara telah

memberikan peluang bagi Astra untuk melayani berbagai aspek

kehidupan masyarakat Indonesia melalui 6 bidang usahanya :

Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan,

Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik dan Teknologi Informasi.

Tentu saja sebuah perusahaan pastilah memiliki cita-cita,

dan cita-cita PT Astra International,Tbk. adalah seperti yang telah

diucapkan oleh sang pendiri perusahaan, bahwa ” Berkat yang

kami peroleh bukan khusus untuk kami saja, tetapi kami mau

jadikan berkat itu untuk semua orang, terutama dalam

menciptakan lapangan kerja, ASTRA ingin sejahtera berama

bangsa sesuai dengan cita-cita bangsa indonesia, menuju

masyarakat adil dan makmur.”

Page 19: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

19

Filosofi Perusahaan (Catur Dharma) Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara

Memberikan Pelayanan Terbaik kepada Pelanggan

Menghargai Individu dan Membina Kerja Sama

Senantiasa Berusaha Mencapai yang Terbaik

Visi Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik dengan

penekanan pada pertumbuhan yang berkelanjutan dengan pembangunan kompetensi

melalui pengembangan sumber daya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasan

pelanggan dan efisiensi.

Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.

Misi Sejahtera bersama bangsa dengan memberikan nilai terbaik kepada stakeholder kami.

Komitmen pada prinsip-prinsip luhur Catur Dharma juga terus mendorong interaksi

nonbisnis yang luas dengan masyarakat Indonesia melalui berbagai program tanggung jawab

sosial (CSR) di bidang Pendidikan, Lingkungan, Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah

(UKM) dan Kesehatan. Keselarasan langkah tersebut merupakan bagian dari perjalanan Astra

untuk menjadi Perusahaan Kebanggaan Bangsa.

III.2 TATA KELOLA PERUSAHAAN [GOOD CORPORATE GOVERNANCE]

PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk.

Pendekatan Astra terhadap tata kelola didasarkan pada kepercayaan bahwa penerapan

praktik tata kelola perusahaan yang baik dalam Perusahaan maka akan tertanam pada

manajemen dan karyawan: visi, proses dan struktur yang diperlukan dalam mengambil

keputusan yang mendorong Astra untuk tumbuh secara berkelanjutan. Prinsip dan kebijakan

tata kelola Astra berlandaskan pada filosofi Perusahaan, yaitu Catur Dharma, dan bersumber

pada Pedoman Good Corporate Governance (GCG) Indonesia, peraturan perundang-

undangan dan praktik yang berlaku di Indonesia maupun internasional. Sebagai perusahaan

induk, Astra terus memberikan pengarahan dan pedoman kepada anak-anak perusahaan dalam

mematuhi prosedur tata kelola perusahaan yang baik, diselaraskan dengan kegiatan usaha

masing-masing anak perusahaan sehingga kebijakan dan prosedur GCG yang tepat dapat

diterapkan untuk mendorong Grup Astra tumbuh secara berkelanjutan.

Sesuai ketentuan dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas, struktur tata kelola Astra

terdiri dari 3 (tiga) organ perusahaan, yaitu Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan

Komisaris dan Direksi. Masing-masing organ perusahaan memiliki tugas dan wewenang yang

berbeda dan memiliki independensi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk

kepentingan Perusahaan. Jika dinilai perlu, Dewan Komisaris dan Direksi juga dapat

membentuk unit atau komite yang berfungsi untuk membantu pelaksanaan tugas dan

wewenang yang lebih efektif.

Tidak ada hubungan kekeluargaan antara para anggota Dewan Komisaris dan/atau

Direksi hingga derajat kedua. Saat ini, Astra tidak menyelenggarakan program Pozzi saham

bagi Management Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2012, tidak ada anggota Direksi yang

memiliki saham PT Astra International Tbk. Sedangkan di antara anggota Dewan Komisaris,

dua Komisaris Perseroan, yaitu Budi Setiadharma (Presiden Komisaris) dan Anthony J.L.

Nightingale, masing-masing memiliki saham PT Astra International Tbk sebesar 0,02%.

Kepemilikan dalam jumlah kecil ini dianggap tidak menimbulkan benturan kepentingan

dalam pelaksanaan tugas pengawasan demi kepentingan Perseroan.

Page 20: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

20

Tabel 5. Organ Perusahaan PT. Astra International Tbk.

NO ORGAN PERUSAHAAN PENERAPAN

1. Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) mempunyai wewenang

antara lain membuat keputusan atas

hal-hal sebagai berikut:

- Perubahan Anggaran Dasar

Perusahaan;

- Permodalan Perusahaan;

- Penggunaaan keuntungan bersih

Perusahaan;

- Pengangkatan dan pemberhentian

anggota Dewan Komisaris dan

Direksi;

- Persetujuan atas laporan tahunan

dan pengesahan laporan Dewan

Komisaris dan laporan keuangan

Perseroan;

- Penetapan jumlah dan jenis

remunerasi Dewan Komisaris dan

Direksi;

- Penunjukan akuntan publik

- Penggabungan, peleburan atau

pemisahan Perusahaan; dan

- Dilakukannya transaksi yang

melebihi nilai tertentu dan

transaksi yang mengandung

benturan kepentingan.

RUPS terdiri dari

a. RUPS Tahunan, wajib diselenggarakan

setiap tahun paling lambat enam (6) bulan

setelah ditutupnya tahun buku Perusahaan

b. RUPS Luar Biasa, dapat diadakan sewaktu-

waktu sesuai kebutuhan.

Ketentuan mengenai RUPS diatur dalam

Anggaran Dasar Perusahaan.

RUPS Perusahaan yang terakhir

diselenggarakan pada tanggal 27 April 2012,

yang terdiri dari RUPS Tahunan dan RUPS

Luar Biasa Perseroan.

Seluruh keputusan RUPS Tahunan dan RUPS

Luar Biasa secara lengkap telah dipublikasikan

dalam surat kabar harian Bisnis Indonesia dan

The Jakarta Post pada tanggal 30 April 2012

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Komposisi pemegang saham :

2. Dewan Komisaris Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Secara umum, tugas dan tanggung

jawab Dewan Komisaris antara lain

adalah:

- Melakukan pengawasan atas

risiko usaha Perseroan;

- Melakukan pengawasan atas

pelaksanaan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance dalam

kegiatan usaha;

- Memberikan tanggapan,

rekomendasi dan juga

persetujuan, jika diperlukan, atas

usulan dan rencana yang diajukan

a. Komposisi Dewan Komisaris

Sesuai keputusan RUPS Tahunan dan

RUPS Luar Biasa Perseroan 2011 dan

dimuat dalam Akta Notaris No.60, tanggal

27 April 2012, maka susunan anggota

Dewan Komisaris adalah sebagai berikut :

Page 21: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

21

Direksi untuk melaksanakan

strategi dan rencana

pengembangan Perseroan.

Komisaris Perseroan terdiri dari 12

anggota, termasuk 5 (lima)

diantaranya menjabat sebagai

Komisaris Independen, dengan

ketentuan independensi sebagai

berikut:

- Berasal dari luar Perseroan

- Tidak mempunyai saham baik

langsung maupun tidak langsung

pada Perseroan;

- Tidak mempunyai hubungan

afiliasi dengan Perusahaan,

Komisaris, Direksi atau pemegang

saham utama Perseroan;

- Tidak memiliki hubungan usaha

baik langsung maupun tidak

langsung yang berkaitan dengan

kegiatan usaha Perseroan.

Budi Setiadharma

Presiden Komisaris

b. Rapat Dewan Komisaris

Rapat Dewan Komisaris wajib diadakan

secara berkala sekurang-kurangnya sekali

dalam 3 bulan. Sepanjang tahun 2012,

Dewan Komisaris telah mengadakan rapat

4 kali dan menerbitkan 7 keputusan Dewan

Komisaris yang dilakukan melalui sirkular.

Komite-Komite Dewan Komisaris

Komite Audit

Tugas dan tanggung jawab Komite Audit

membantu Dewan Komisaris dalam melakukan

fungsi pemantauan terhadap hal-hal berikut:

- Keuangan - kredibilitas dan objektivitas

dari informasi keuangan yang akan

disebarluaskan oleh Perseroan kepada pihak

eksternal, termasuk laporan keuangan dan

data keuangan lainnya

- Manajemen risiko dan pengendalian

internal - kecukupan proses untuk

melakukan identifikasi dan memitigasi

risiko keuangan dan bisnis;

- Kegiatan Assurance - rencana dan hasil dari

kegiatan yang dilakukan oleh Grup Internal

Audit dan Risk Advisory, dan auditor

eksternal untuk menilai apakah risiko-risiko

utama telah ditangani dengan tepat dan

dievaluasi dalam pelaksanaan kerja;

- Objektivitas dan Independensi - objektivitas

dan independensi auditor internal dan

eksternal;

- Hukum - status dan pelaporan kasus hukum

yang material terhadap Grup Astra; dan

- Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan

serta Kode Etik Perusahaan.

Page 22: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

22

Pengangkatan Komite Audit Pengangkatan

anggota Komite Audit dilakukan oleh Dewan

Komisaris berdasarkan Keputusan Sirkuler

Dewan Komisaris tertanggal 16 Mei 2012.

Masa jabatan Komite Audit berlaku efektif

sejak 27 April 2012 sampai dengan ditutupnya

RUPS Tahunan 2014.

Anggota Komite juga wajib memenuhi

persyaratan independensi, yaitu anggota tidak

memiliki hubungan keuangan, manajerial,

kepemilikan dan/atau hubungan keluarga

dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi

dan/atau Pemegang Saham utama dan/atau

dengan PT Astra International Tbk

Selama tahun 2012, Komite Audit Perusahaan

telah melaksanakan 6 kali rapat.

Pada tahun 2012, Komite Audit telah

melakukan antara lain, kegiatan sebagai

Berikut:

- Pengawasan atas laporan keuangan interim

dan laporan keuangan tahunan 2012;

- Pengawasan atas rencana kerja serta hasil

dari auditor eksternal;

- Pengawasan atas rencana kerja dan hasil

pelaporan Grup Internal Audit dan Risk

Advisory; dan

- Pengawasan atas pelaporan Divisi Legal

atas kasus-kasus hukum.

Komite Remunerasi dan Nominasi

Komite Remunerasi dan Nominasi bertugas

untuk memberikan rekomendasi kepada

Dewan Komisaris perihal nominasi dan

remunerasi anggota Dewan Komisaris dan

Direksi. Komite tersebut juga memberi saran

terkait calon-calon yang akan ditunjuk sebagai

Eksekutif Senior Perseroan, serta

merekomendasikan pembagian tugas anggota

Direksi lepada Dewan Komisaris.

Komposisi Komite Remunerasi dan Nominasi

Selama tahun 2012, Komite Remunerasi dan

Nominasi telah melaksanakan 5 kali rapat dan

telah melaksanakan tugas yaitu secara aktif

memberikan masukan dan evaluasi melalui

antara lain, kegiatan sebagai berikut:

1. Perencanaan staff;

2. Penetapan remunerasi Direksi.

[Keputusan RUPS Tahunan tanggal 27

April 2012] yaitu :

- Pemberian kepada semua anggota

Dewan Komisaris honorarium yang

keseluruhan maksimum sejumlah Rp

Page 23: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

23

1.000.000.000 bruto per bulan yang

dibayarkan sebanyak 13 kali dalam satu

tahun, mulai berlaku terhitung sejak 1

Mei 2012 hingga penutupan RUPS

Tahunan tahun 2013. Komponen

penghasilan Dewan Komisaris terdiri

dari honorarium, tunjangan, fasilitas

dan tantiem/insentif kinerja.

- Untuk tahun 2012, jumlah remunerasi

anggota Dewan Komisaris dan Direksi

Astra dan anak perusahaan yang

terkonsolidasi (230 orang) adalah

sebesar Rp 944 miliar yang terdiri dari

imbalan kerja jangka pendek, pasca-

kerja dan imbalan jangka panjang

lainnya

Executive Committee

Executive Committee bertanggung jawab

melakukan kajian atas keputusan dan kebijakan

bisnis yang memerlukan persetujuan Dewan

Komisaris serta hal-hal penting lainnya yang

diajukan Direksi.

Sesuai dengan kebijaksanaan Perseroan, rapat

Executive Committee diadakan sekali sebulan

dan rapat tambahan jika dibutuhkan. Selama

tahun 2012, Executive Committee telah

melaksanakan 12 kali rapat dan telah

melakukan kegiatan, antara lain, sebagai

berikut:

1. Menyediakan informasi atas perkembangan

bisnis dan transaksi tertentu kepada Dewan

Komisaris;

2. Menyelenggarakan kajian atas rencana

strategis dan kinerja Grup dan tiap segmen

bisnisnya;

3. Memberikan konsultasi serta saran kepada

Dewan Komisaris atas keputusan strategis

dan arahan untuk Grup.

3. Direksi

Tanggung jawab Direksi

Tugas dan tanggung jawab Direksi

dalam mencapai maksud dan tujuan

Perseroan,

antara lain, adalah:

1. Menyusun visi, misi dan nilai-

nilai Perseroan serta rencana

strategis Perseroan dalam bentuk

rencana korporasi (corporate

plan) dan rencana bisnis

(business plan);

a. Komposisi Direksi

Sebagaimana diputuskan dalam RUPST Tahun

2011 dan ditetapkan dalam Akta Notaris

No.04, tanggal 6 Mei 2011, Direksi terdiri dari

sembilan (9) orang Direktur, dengan susunan

anggota Direksi sebagai berikut:

Page 24: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

24

2. Menetapkan struktur organisasi

Perseroan lengkap dengan

rincian tugas setiap divisi dan

unit usaha;

3. Mengelola sumber daya yang

dimiliki Perseroan secara efektif

dan efisien;

4. Membentuk sistem pengendalian

internal dan manajemen risiko

Perseroan; dan

5. Memperhatikan kepentingan

dari pemangku kepentingan

Perseroan.

Prijono Sugiarto

Presiden Direktur

b. Rapat Direksi

Sesuai dengan kebijakan Perusahaan, pada

prinsipnya Rapat Direksi diadakan rata-rata

empat kali sebulan, atau lebih sepanjang

dirasakan perlu oleh anggota Direksi.

Sepanjang tahun 2012, Direksi telah

mengadakan rapat 36 kali dan menerbitkan 1

keputusan Direksi melalui sirkular.

Pada tahun 2012, Direktur Perusahaan telah

mengikuti kegiatan, antara lain,

sebagai berikut:

PT. Astra International Tbk. Anual Report 2012

Pencapaian pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi

diukur setiap tahunnya melalui proses penilaian yang terstruktur. Kriteria untuk proses

asesmen terhadap kinerja Dewan Komisaris adalah pelaksanaan tugas Dewan Komisaris

dalam melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan dan jalannya Perseroan dan

memberi nasihat kepada Direksi untuk kepentingan dan mencapai tujuan Perseroan. Penilaian

juga mencakup evaluasi terhadap pelaksanaan tugas khusus yang telah diberikan sesuai

Anggaran Dasar dan/atau berdasarkan keputusan RUPS.

Sedangkan indikator kinerja untuk mengukur kinerja Direksi mencakup:

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi sesuai

Anggaran Dasar Perusahaan;

2. Pelaksanaan hasil keputusan RUPS Tahunan 2012; dan

3. Pencapaian realisasi dari rencana kerja.

Page 25: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

25

Penilaian atas kinerja Dewan Komisaris dilaksanakan melalui RUPS, sedangkan

penilaian terhadap kinerja Direksi dilaksanakan oleh Dewan Komisaris dan RUPS. Dalam

melakukan penilaian terhadap kinerja Direksi, Dewan Komisaris mengacu kepada indikator

KPI Direksi. Dewan Komisaris dan Direksi akan mempertanggungjawabkan pelaksanaan

tugas dan pencapaian kinerja mereka untuk periode 2012 dalam RUPS Tahunan yang akan

diselenggarakan pada tahun 2013.

Pada RUPS Tahunan Perseroan tersebut juga, Direksi merekomendasikan jumlah

dividen yang akan dibagikan dengan mempertimbangkan kinerja Perseroan tahun berjalan,

pergerakan pertumbuhan Perseroan dan imbal hasil menarik yang sewajarnya diterima para

pemegang saham Perusahaan, serta saldo laba yang positif Perusahaan. Dalam RUPS

Tahunan Perusahaan yang diselenggarakan pada tanggal 27 April 2012 telah diputuskan

pembagian dividen tunai sebesar Rp 8.015.743.521.720 atau sebesar Rp 198 setiap saham,

dengan rasio pembayaran dividen sebesar 45%. Pada tahun 2011, Perusahaan telah

membagikan dividen sebesar Rp 6,5 triliun atau Rp 160 per saham dan rasio pembayaran

dividen sebesar 45%.

Untuk memastikan roda bisnis berjalan dengan baik, segala potensi dan resiko harus

diidentifikasi sebelumnya. Fungsi manajemen risiko merupakan tanggung jawab seluruh

jajaran manajemen pada setiap unit bisnis; dengan tugas mengidentifikasi dan mengelola

risiko sesuai dengan wewenang yang melekat pada masing-masing unit terkait. Dalam hal ini,

Risk Management Advisory (RMA) berfungsi untuk membantu pihak manajemen dalam

membangun kerangka kerja Enterprise Risk Management (ERM) yang kuat sesuai dengan

profil risiko dan kebutuhan masingmasing bisnis. Berikut ini adalah beberapa risiko utama

yang berpotensi mengakibatkan dampak yang kurang menguntungkan bagi kegiatan

operasional bisnis dan bagaimana pengendaliannya.

Tabel 6. Manajemen Resiko PT. Astra International Tbk.

NO IDENTIFIKASI RISIKO PENGENDALIANNYA

1. Risiko Keuangan - Kebijakan treasury Grup dirancang untuk

mengelola dampak keuangan dari fluktuasi

suku bunga dan nilai tukar mata uang

asing dan untuk meminimalkan risiko

keuangan Grup.

- Berbagai instrumen keuangan derivatif,

terutama interest rate swap, crosscurrency

swap, kontrak berjangka valuta asing dan

foreign currency option, digunakan

sebagai transaksi lindung nilai yang tepat

dalam upaya pengelolaan aset dan

liabilitas Grup sesuai dengan kebijakan

manajemen risiko keuangan yang berlaku.

- Risiko kredit dikelola melalui rangkaian

kajian rutin atas portofolio kredit,

penerapan sistem penilaian kredit yang

baik, dan pemantauan terhadap berbagai

indicator sehingga dapat mengambil

tindakan awal/tepat waktu dalam

mengatasi potensi permasalahan kredit

yang mungkin timbul.

Page 26: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

26

2. Risiko Harga Komoditas - Secara umum, Grup memberlakukan

kebijakan untuk tidak melakukan lindung

nilai terhadap risiko harga komoditas.

Namun dengan pertimbangan strategis

tertentu, dapat melakukan lindung nilai

secara terbatas dimana Grup akan

menggunakan kontrak berjangka terhadap

risiko harga.

- Grup melakukan kajian secara berkala atas

tren harga minyak sawit mentah, batubara,

energi, dan komoditas penting lainnya

sehingga dapat mengambil langkah-

langkah aktif untuk menekan potensi

dampak yang kurang baik

3. Risiko Pengadaan Pasokan dan

Layanan

- Grup secara aktif membangun hubungan

kerja sinergis dan menerapkan standar tata

kelola perusahaan yang tinggi pada semua

mitra pemasok bahan produksi dalam

rangka memastikan pengiriman pasokan

dilakukan secara efisien dan tepat waktu.

- Prosedur manajemen risiko rantai pasokan

juga diterapkan untuk mendeteksi area

dengan potensi gangguan yang dinilai

tinggi dan langkah pencegahan yang akan

ditetapkan, termasuk penggunaan

beberapa sumber pasokan bahan baku.

4. Risiko Bencana Alam - Grup telah menyiapkan Business

Continuity Plan untuk berbagai unit

fungsional penting dan melakukan kajian

tahunan atas kecukupan perlindungan

asuransi yang dimiliki.

- Grup juga aktif terlibat dalam berbagai

aktifitas CSR sebagai kesempatan bekerja

dengan pihak pemerintah dan komunitas

terkait langkah-langkah untuk me-

minimalisir dampak negative yang

mungkin timbul dari datangnya bencana

alam di Indonesia

PT. Astra International Tbk. Anual Report 2012

Divisi Risk Management Advisory (RMA) setiap tahun melakukan penilaian atas

kecukupan Enterprise Risk Management (ERM) di semua unit bisnis. Sebagai bagian dari

penilaian tersebut, dilakukan tinjauan atas efektivitas dan konsistensi kegiatan manajemen

risiko serta dibuat rekomendasi untuk tindak lanjut ke depan. RMA juga mengkaji dan

membuat rekomendasi atas kecukupan dan efektivitas Business Continuity Plan dan cakupan

asuransi di unit-unit ini.

Sebuah sistem manajemen harus melalui tahap pengendalian, PT. Astra International

Tbk,menerapkan konsep three lines of defence, dimana:

1. Pihak manajemen bertanggung jawab atas pengawasan pengendalian untuk memastikan

bahwa penyimpangan yang terjadi dapat teridentifikasi dan dilakukan tindak lanjut dengan

tepat waktu;

Page 27: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

27

2. Fungsi manajemen risiko dan pengendalian lainnya melakukan pemantauan secara berkala

terhadap kegiatan pengendalian yang berjalan; dan

3. Auditor internal and eksternal melakukan proses audit dalam rangka pemeriksaan terhadap

struktur dan proses pengendalian yang berjalan.

Grup Internal Audit memiliki tanggung jawab utama untuk memberikan keyakinan

adanya koordinasi yang baik antara fungsi pengendalian Perusahaan sehingga dapat berfungsi

dengan efektif. Unit Quality Assurance juga telah dibentuk dalam struktur Grup Internal

Audit dengan tugas utama melaksanakan pengkajian dan memberikan keyakinan bahwa

pemeriksaan audit telah dilakukan secara menyeluruh sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan. Konsultan independen juga telah ditugaskan sejak Januari 2013 untuk mengkaji

efektivitas proses audit internal secara keseluruhan.

Kegiatan Grup Internal Audit di Tahun 2012 melaksanakan Audit berbasis risiko

berdasarkan standar internasional dari Institute of Internal Audit (IIA) dan the Committee of

Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO). Tujuan utama dari

pelaksanaan audit ini adalah untuk memberikan jaminan yang independen kepada manajemen

bahwa sistem pengendalian utama telah dirancang dan berfungsi secara maksimal untuk

mengelola risiko dalam acuan yang diharapkan. Kegiatan audit dilakukan berdasarkan

pemetaan proses utama yang sistematis. Surveillance audit (continuous audit) dan sistem

manajemen audit berfungsi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas audit. Grup Internal

Audit menjalin kerja sama erat dengan pihak audit internal setiap unit di seluruh Grup Astra

dan menyusun rencana kerja berdasarkan Common Audit Universe.

Dalam rangka menyelenggarakan tata kelola perusahaan yang transparan dan

akuntabel, setiap tahunnya pada RUPS Tahunan Perusahaan melakukan penunjukan auditor

eksternal, dengan mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain: independensi, reputasi dan

kompetensi. Dalam melaksanakan tugasnya, auditor eksternal berkewajiban menjaga

independensinya dengan berpedoman pada standar audit yang diterbitkan oleh Institut

Akuntan Publik Indonesia. Untuk tahun buku 2012, Perseroan telah menunjuk Kantor

Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana & Rekan untuk melakukan audit atas laporan

keuangan konsolidasian Perseroan.

Terkait dengan aspek kepatuhan terhadap hukum, perusahaan telah membentuk Divisi

Group General Counsel berfungsi melindungi kepentingan Grup dari sisi hukum dan dalam

kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia. Dalam

menjalankan kegiatan bisnisnya, Astra terus berupaya mencapai standar produksi dan layanan

tertinggi untuk menjaga kualitas terbaik pada produk dan jasa yang diberikan. Kendati

demikian, risiko ketidakpuasan pelanggan maupun ketidaksepakatan dengan pihak lainnya

selalu ada, sehingga dapat memicu kasus atau gugatan hukum. Namun per 31 Desember 2012,

Perusahaan dan segenap anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak menghadapi kasus legal

dan tidak dikenai sanksi administrative oleh otoritas pasar modal maupun otoritas lainnya

yang memiliki pengaruh material terhadap kinerja keuangan Perusahaan.

Sebagai perusahaan publik Astra memanfaatkan berbagai media untuk menjalin

komunikasi yang efektif dan luas baik untuk kepentingan internal maupun eksternal.

Informasi material yang wajib diungkap dipublikasikan dalam laporan tahunan, laporan

kuartalan, siaran pers serta, sedangkan informasi internal disebarluaskan melalui majalah

karyawan dan surat edaran manajemen. Selanjutnya, Perusahaan juga berupaya menjaring

minat para pemangku kepentingan untuk memberikan pendapat, input dan masukan lainnya

yang berguna bagi Perusahaan. Hubungan Investor [IR] Astra bertanggung jawab atas

Page 28: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

28

pemenuhan ketentuan pasar modal terkait komunikasi yang efektif antara Perseroan dan

komunitas investor pasar modal.

Dalam menjalankan roda usaha, Grup Astra beserta anak perusahaannya berkomitmen

untuk senantiasa memberikan yang terbaik bagi para pelanggan, karena Astra percaya bahwa

kepercayaan pelanggan merupakan hal utama dalam keberlangsungan usaha dan meraih

kesuksesan bisnis. Hal ini sejalan dengan salah satu butir filosofi Astra Catur Dharma yaitu

“Memberikan Pelayanan yang Terbaik bagi Pelanggan”. Bagi Astra, pelanggan adalah mitra,

untuk itu Astra selalu membuka komunikasi terhadap pelanggannya melalui layanan customer

service di outlet Astra, telepon hotline service atau melalui email di website Perusahaan.

Melalui sarana komunikasi tersebut, pelanggan dapat dengan mudah memberikan masukan,

kritik (keluhan) dan saran yang membangun untuk Astra. Sebagai perusahaan yang

mengutamakan kepercayaan pelanggan, Astra selalu melakukan pemantauan keluhan

pelanggan dan penanganannya. Adapun kritik dan saran juga disampaikan pelanggan melalui

media cetak, media elektronik (online) dan email yang masuk ke milis Corporate

Communications Astra, yang diantaranya berisi tentang keluhan terhadap pemenuhan

pelayanan produk dan jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada akhirnya, kepercayaan

yang telah diberikan oleh pelanggan akan menjadi semangat bagi Astra untuk terus

meningkatkan kualitas layanan produk dan jasa untuk mencapai kepuasan pelanggan yang

merupakan kunci dalam menciptakan loyalitas pelanggan.

Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Astra membuka saluran komunikasi dalam

rangka menyelenggarakan keterbukaan informasi yang efektif sesuai dengan kebutuhan para

pemangku kepentingan Perusahaan dan ketentuan perundangan yang berlaku. Humas

melayani fungsi komunikasi dengan pemangku kepentingan di lingkungan internal

Perusahaan, yaitu karyawan, anak perusahaan dan kantor cabang, serta pihak eksternal

masyarakat, pemerintah dan media massa. Humas juga bertugas mengelola dan

mengembangkan komunikasi internal yang kokoh sebagai sebuah investasi dalam

menciptakan organisasi yang berjalan dengan baik.

Selain itu tentunya diperlukan upaya yang lebih dalam menjangkau secara merata

sejumlah 185.580 karyawan yang tersebar luas di seluruh nusantara. Media informasiyang

digunakan bervariasi, terdiri dari publikasi internal berupa Majalah Astra yang terbit secara

bulanan dan Majalah Dinding Astra yang terbit dua bulan sekali, hingga Astranet yang

dikelola melalui kerja sama dengan Corporate Organization and Human Capital

Development (CHCD), sebagai sarana informasi penting terkait perkembangan Perseroan dan

melibatkan partisipasi aktif karyawan dalam menyumbang informasi dan saran kepada

manajemen tentang kebutuhan dan kondisi di lingkungan Perusahaan.

Keterlibatan langsung

jajaran manajemen Astra juga

terlihat jelas dengan interaksi

aktif yang difasilitasi melalui

berbagai pertemuan dan

dialog antara Presiden

Direktur, para Direktur lain

dan Manajer Senior Grup

Page 29: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

29

Astra dengan para Kepala Departemen dan key personnel Grup Astra di berbagai wilayah di

Indonesia, dalam forum “Genba”. Upaya turun ke lapangan tersebut dilakukan minimal dua

kali putaran dalam satu tahun (satu putaran dilaksanakan empat kali, yang masing - masing

diselenggarakan di tiga kota yang berbeda) agar terjalin komunikasi dua arah, serta

peninjauan secara langsung kondisi yang terjadi dalamkeseharian operasional Perusahaan.

Manajemen juga memahami kebutuhan untuk memperhatikan, mendengarkan dan

menanggapi keprihatinan dan aspirasi para karyawan sehingga mendukung penyelenggaraan

Forum Komunikasi Internal yang dikelola secara regional. Diketuai Koordinator Regional,

sistem ini berfungi untuk mengkoordinasi komunikasi aktif karyawan melalui media

komunikasi yang dilaksanakan secara reguler, seperti Forum Komunikasi Person In Charge

Public Relations yang diselenggarakan sebanyak empat kali selama 2012, Forum Human

Resource, dua kali Forum Hubungan Investor, Forum Finansial, Forum Legal, Forum Sekuriti

yang diadakan enam kali bersama Person in Charge Sekuriti dan satu kali bersama Director

in Charge Sekuriti, Forum Internal Audit dan Forum Environment Social Responsibility

sebanyak dua kali penyelenggaraan dalam satu tahun. Pertukaran informasi melalui forum-

forum tersebut di satu sisi membantu menciptakan tanggapan positif dari para peserta dan di

sisi lain membuahkan gagasangagasan bermanfaat bagi Perseroan.

Sebagai perusahaan yang senantiasa menjunjung tinggi Good Corporate Governance,

Astra juga senantiasa mengajak para karyawan untuk mematuhi norma – norma GCG dalam

setiap kegiatan yang dilakukan serta memastikan pemahaman akan nilai-nilai dan kode etik

Astra yang menunjang pelaksanaan tata kelola yang baik. Berbagai macam media komunikasi

dipergunakan untuk mensosialisasikan hal tersebut.

Sebagai warga korporasi (corporate citizen), Perusahaan memiliki tekad dan upaya

untuk mencapai cita-cita “Sejahtera bersama Bangsa”. Astra ingin menjadi institusi bisnis

yang mendatangkan kemaslahatan, baik kepada pemegang saham maupun bagi seluruh

pemangku kepentingan yang ada di bumi pertiwi Indonesia. Astra meneguhkan niatnya untuk

menjadi warga korporasi yang baik (good corporate citizen), yang bersikap dan berperilaku

selaras dengan hukum, peraturan dan etika, mengimplementasikan sistem manajemen yang

efektif, serta memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Dalam rangka membangun Astra

sebagai good corporate citizen, Astra telah menyusun Astra Good Corporate Governance

sebagai suatu pedoman perilaku untuk menjadi panduan bagi segenap insan Astra dalam

bersikap dan berperilaku secara pantas dan semestinya dalam mencapai cita-cita “Sejahtera

Bersama Bangsa”.

Astra Code of Conduct merupakan bagian dari Astra Good Corporate Governance.

Astra telah memiliki Code of Conduct sejak tahun 2001. Pada tahun 2012, Astra melakukan

revisi atas Astra Code of Conduct setelah dilakukan penelaahan kembali dan penyesuaian

kebijakan dengan peraturan dan praktik-praktik yang berlaku saat ini. Astra Code of Conduct

memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Pedoman etika bisnis dan etika kerja

b. Pedoman Direksi dan Dewan Komisaris

c. Pedoman Sekretaris Perusahaan

d. Pedoman audit dan manajemen risiko

e. Pedoman securities dealing rules

Page 30: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

30

f. Pedoman transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan

g. Pedoman kebijakan donasi

Astra Code of Conduct berlaku bagi Perusahaan,

Direktur, Komisaris dan karyawan Perusahaan.

Penyimpangan terhadap Astra Code of Conduct

dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Oleh karena konsisten dalam menjalankan

code of conduct yang merupakan bagian dari GCG

serta kegiatan – kegiatan CSR yang sesuai dengan

kebutuhan target yang dituju, mala selama ini tidak

ada isu – isu signifikasn yang mengganggu

perkembangan bisnis Astra.

Page 31: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

31

BAB IV

KESIMPULAN

1. Keberlangsungan eksistensi perusahaan tidak hanya diukur oleh performa keuangan,

peningkatan keuntungan akan tetapi juga performa internal perusahaan (etika dan Good

Corporate Governance [GCG] ) dan performa kepedulian sosial perusahaan.

2. Prinsip Good Governance merupakan kaidah, norma ataupun pedoman harus digunakan

oleh pimpinan perusahaan dan para pegawai agar segala tindakan maupun keputusan

yang dilakukannya adalah dalam rangka mendukung kepentingan perusahaan dan

pemegang saham. Kaidah, norma ataupun pedoman yang digunakan harus mengikuti

kaidah yang telah ditetapkan oleh Pemerintah maupun ketentuan pengelolaan perusahaan

yang telah ditetapkan pada perusahan publik. Agar praktek-praktek good

governance menjadi tindakan yang nyata dari pimpinan dan para pegawainya, maka

diperlukan suatu pedoman Good Corporate Governance (GCG).

3. Setiap perusahaan harus memastikan bahwa prinsip GCG diterapkan pada setiap aspek

bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Prinsip GCG (2006) yaitu transparansi,

akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan diperlukan

untuk mencapai kesinambungan usaha (sustainability) perusahaan dengan memperhatikan

pemangku kepentingan (stakeholders).

4. PT. Astra International Tbk, saat ini telah memiliki 6 bidang usaha : Otomotif, Jasa

Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik dan

Teknologi Informasi. Dalam menjalankan roda perusahaan, manajemen Astra

mempercayai dan memahami bahwa setiap keputusan bisnis yang diambil harus

berdasarkan pada Catur Dharma. Sepanjang sejarah Astra, nilai-nilai falsafah tersebut

selalu menjadi acuan manajemen. Dan dengan berjalannya waktu nilai-nilai tersebut

semakin terinternalisasi dan tercermin dalam semua aspek operasional perusahaan.

5. Keadaan perkembangan bisnis yang semakin kompleks mendorong diawalinya suatu

inisiatif pada akhir tahun 2006 untuk menyusun Pedoman Good Coorporate

Governance(GCG) yang juga menjadi acuan anggota Direksi dan anggota Dewan

Komisaris dalam menjalankan perusahaan agar senantiasa memperhatikan peraturan

perundang-undangan, anggaran dasar Perseroan serta prinsip GCG yaitu transparansi,

akuntabilitas, responsibilitas dan kesetaraan.

6. Pedoman GCG PT. Astra International Tbk, di susun berdasarkan kepada pedoman yang

diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) melalui bukunya yang

baru dirilis tahun 2006 berjudul “Pedoman Umum Good Corporate Governance

Indonesia”.

7. Astra Code of Conduct merupakan bagian dari Astra Good Corporate Governance. Astra

telah memiliki Code of Conduct sejak tahun 2001. Pada tahun 2012, Astra melakukan

revisi atas Astra Code of Conduct setelah dilakukan penelaahan kembali dan penyesuaian

kebijakan dengan peraturan dan praktik-praktik yang berlaku saat ini. Oleh karena

konsisten dalam menjalankan code of conduct yang merupakan bagian dari GCG serta

kegiatan – kegiatan CSR yang sesuai dengan kebutuhan target yang dituju, mala selama ini

tidak ada isu – isu signifikasn yang mengganggu perkembangan bisnis Astra.

Page 32: MANAJEMEN JOB STRESS UNTUK IT BUSINESS … · Sepanjang sejarah Astra, ... Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain:

32

DAFTAR PUSTAKA

1. Achmad Daniri. 2005. Good Corporate Governance Konsep Dan Penerapannya.

Jakarta. Ray Indonesia

2. Aldridge, John.E Siswanto Sutojo.2008. Good Corporate Governance.Jakarta: PT.Damar

Mulia Pustaka.

3. Annual Report 2012 PT. Astra International Tbk

4. Forum For Corporate Governance In Indonesia (Fcgi). 2001. “Tata Kelolaperusahaan

(Corporate Governance). Jakarta Http://WWW.Cic-Fcgi.Org Di Akses Tanggal 4 Februari

2014

5. Gabriela Cyntia & Fidelis Arastyo, Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap

Kinerka Keuangan Perusahaan Hasil Survei The Indonesian Institute Perception

Governance [Iicg] Periode 2008 – 2011, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya

Vo. 2 No. 1 [2013]

6. Kajian Tentang Pedoman Good Corporate Governance Di Negara – Negara Anggota

Acmf, Kementrian Keuangan Ri Badan Pengawasan Pasar Modal Dan Lembaga

Keuangan, 2010

7. Organization For Economic Coperation And Development (OECD). 2004. The Oecd

Principles Of Corporate Governance. (Online), (Http://Www.Oecd.Org), Diakses Tanggal

04 Februari 2014

8. Pedoman Umum Good Governance Indonesia, Komite Nasional Kebijakan Governance

(KNKG), 2006

9. Reny Dyah Retno M. Dan Denies Priantinah M.Si., Ak Pengaruh Good Corporate

Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai

Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Periode 2007-2010), Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

10. Ristifani 2009, Analisis Implementsi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

(GCG) Dan Hubungannya Terhadap Kinerja PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero)

11. Sustanability Report 2012 PT. Astra International Tbk

12. Studi Implementasi Good Corporate Governance Di Sektor Swasta, BUMN Dan BUMD,

Direktorat Penelitian Dan Pengembangan, Kpk 2007

13. Tjager, Nyoman, Dkk.. 2003. Corporate Governance: Tantangan Dan Kesempatan Bagi

Komunitas Bisnis Indonesia. Jakarta: Prenhallindo

14. Wd Kearney, Ha Kruger, 2012 A Framework For Good Corporate Governance And

Organizational Learning – An Empirical Study, International Journal Of Cyber-Security

And Digital Forensics (Ijcsdf) 2(1): 36-47, South Africa

15. Wajdi Ben Rejeb, The Impact Of Good Corporate Governance Practices On

Stakeholder’s Satisfaction In Tunisian Listed Companies, International Journal Of

Business And Management Studies Vol 4, No 2, 2012

.