makalah syeikh abdul qadir jaelani
TRANSCRIPT
TOKOH PENYEBAR AGAMA ISLAM
TUGAS MANDIRI
MATA KULIAH : Studi Islam Asia TenggaraDOSEN : Parida. Spd
DI SUSUN OLEH :
NAMA : Dian Nita SariJURUSAN : PBISEMESTER : I (Satu)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAMMIFTAHUL ‘ULUM TANJUNGPINANG
TAHUN AKADEMIK 2010-2011
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “tokoh penyebar agama islam” yang berjalan tanpa halangan yang
berarti, dari awal sampai selesai.
Pada kesempatan ini, penyusun juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Dosen mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam serta semua pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat penyusun sampaikan dimana penyusun menyadari
bahwasannya penyusun hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Tuhan Azza Wa’jala hingga dalam penulisan
dan penyusununnya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan hati terbuka
penyusun menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman-teman dalam memahami Ajaran Islam. Amin.
Tanjung Pinang, 30 Desember 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................ 2
Daftar Isi..................................................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan...................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2 Ruang lingkup penulisan................................................................................................. 5
1.3 Tujuan penulisan ……………………………………………………………………... 6
Bab II Pembahasan..................................................................................................................... 6
2.1 Latar Belakang Syekh Abdul Qadir Jaelani …………………………………………….. 6
2.2 Penyebaran Dakwah yang Dilakukan Oleh Syekh Abdul Qadir Jaelani........................ 7
2.3 kelebihan dan Karamah Syekh Abdul Qadir Jaelani....................................................... 7
2.4 Ajaran-ajaran Syekh Abdul Qadir Jaelani....................................................................... 8
2.5 Awal Kemasyhuran Syekh Abdul Qadir Jaelani.............................................................. 8
2.6 Hubungan Antara Syekh Abdul Qadir Jaelani Dengan Murit-Muritnya......................... 9
2.7 Perkataan Ulama Tentang Syekh Abdul Qadir Jaelani .................................................. 10
2.8 Akhir Kisah Hidup Syekh Abdul Qadir Jaelani ............................................................. 11
Bab III Penutup........................................................................................................................... 15
3.1. Kesimpulan .................................................................................................................... 15
3.2. Saran .............................................................................................................................. 15
Daftar Pustaka............................................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Era Globalisasi saat ini,kehidupan dirasakan semakin rasional,professional,
spesial,dan menyita hampir semua waktu manusia.Hal ini menyebabkan jaringan antara
kebutuhan fisik-material terpenuhi pada satu pihak dan kebutuhan spiritual-rohaniah di lain
pihak seperti terputus.Akibatnya kehidupan dalam bermasyarakat berlangsung begitu keras dan
penuh dengan kompetisi yang bukan saja tidak sehat tetapi juga cenderung ganas.seolah hanya
orang-orang yang memiliki kekuatan saja yang dapat hidup,sementara yang lain
terhempas.Ikatan-ikatan persaudaraan dan nilai-nilai kebersamaan semakin tidakabadi,karena
yang abadi adalah kepentingan dalam memenuhi kebutuhan hidup secara individu.
Dengan timbulnya berbagai masalah-masalah dalam kehidupan kita perlu mempelajari
kembali kehidupan para tokoh-tokoh penyebar Agama Islam diantaranya adalah Para Sufi yang
penuh dengan sifat-sifat terpuji dan ajaran-ajaran agama sebagai salah satu cara manusia agar
dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan syariat Islam.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan makalah ini adalah sebatas beberapa hal penting yang
berhubungan dengan tokoh-tokoh penyebar Islam di Indonesia yaitu :
Latar Belakang Syekh Abdul Qadir Jaelani.
Penyebaran Dakwah yang Dilakukan Oleh Syekh Abdul Qadir Jaelani.
Tentang Karamah Syekh Abdul Qadir Jaelani.
Ajaran-ajaran Syekh Abdul Qadir Jaelani.
Awal Kemasyhuran Syekh Abdul Qadir Jaelani.
Hubungan Antara Syekh Abdul Qadir Jaelani Dan Murid-Muridnya.
Perkataan Ulama Tentang Syekh Abdul Qadir Jaelani.
Karya – Karya Syekh Abdul Qadir Jaelani.
Akhir Kisah Hidup Syekh Abdul Qadir Jaelani.
C. Tujuan Penulisan
Adapun menjadi tujuan kami dalam penyusunan makalah yang berjudul “tokoh-tokoh
penyebar Islam di Indonesia” adalah :
Agar kita mengetahui bagaimana tokoh-tokoh Islam menyebarkan Islam di Indonesia.
Menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai asal mula tokoh-tokoh Islam
menyebarkan Islam di Indonesia.
Menambah penetahuan penulis dan pembaca tentang tokoh-tokoh Islam menyebarkan
Islam di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Syekh Abdul Qadir Jaelani
Nama lengkap beliau adalah Abu Muhammad Muhyiddan Abdul Qadir bin Abi Shalih
Musa Janka Dausat bin Abdullah Al Jailani. Beliau di lahirkan pada bulan Ramadhan 471 H /
1077 M di Jailan Thabaristan atau disebut juga Kailan Thabaristan. Sehingga di akhir nama
beliau ditambahkan kata Al Jailani atau Al Kailani atau juga Al Jiliy. Beliau masih keturunan dari
Rasulullah saw dari Fatimah ra. Dan Ali bin Abi Thalib, khalifah IV dari Khulafaur Rasyidin.
Silsilah keluarga Beliau Adalah:
Dari ayahnya : Syeh Abdul Qodir bin Abu Samih Musa bin Abu Abdillah bin Yahya az-Zahid
bin Muhammad bin Dawud bin Musa Tsani Abdullah Tsani bin Musa al-Jaun Abdul Mahdhi bin
Hasan al-Mutsanna bin Hasan as-Sibthi bin Ali bin Abi Thalib, Suami Fatimah Az-Zahra binti
Rasulullah SAW
Dari ibunya(Husaini)]: Syeh Abdul Qodir bin Ummul Khair Fathimah binti Abdullah Sum'i bin
Abu Jamal bin Muhammad bin Mahmud bin Abul 'Atha Abdullah bin Kamaluddin Isa bin Abu
Ala'uddin bin Ali Ridha bin Musa al-Kazhim bin Ja'far al-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin
Zainal 'Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, Suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah
SAW
Beliau sejak lahir sudah menunjukan tanda-tanda keistimewaan luar biasa dibanding bayi
lain pada umumnya.saat beliau lahir adalah bertepatan dengan bulan ramadhan dimana umat
Islam sedang menjalankan ibadah puasa. Disaat itu bayi beliau tidak mau disusui pada siang hari,
barulah pada saat orang islam berbuka puasa beliau merengek-rengek minta disusui.
Beliau tergolong pemuda yang cerdas, pendiam, berbudi pekerti luhur, penurut nasehat
orang tua, dan sering bermenung diri sambil memanfaatkan nalarnya, cinta akan ilmu
pengetahuan, dan senang melakukan riyadlah dan mujahada melawan hawa nafsu, mencintai
fakir miskin dan gemar beramar ma’ruf dengan sesama manusia.
Dalam menuntut ilmu, beliau tidak hanya belajar pada satu atau dua orang guru, beliau
juga banyak belajar pada beberapa orang guru, hingga beliau megembara ke berbagai negara
Islam, seperti Persia, Iraq, Mesir, Jazirah Arab dan akhirnya menetap di Baghdad. Diantara guru-
guru beliau antara lain adalah Abu Ghalib Muhammad Al Hasan bin Ahmad Al Hasan Al
Baqilan, Abu Ghanaim Mihammad Ali Maimun Al Farsi, Abul Qasim Ali bin Ahmad Al Bayan
Karkhi, Zakariya Yahya bin Ali Al Tabrisi dan ulama-ulama terkemuka lainnya yang tersebar
diberbagai negara Islam yang beliau kunjungi selama pengembaraan. Sehingga beliau mampu
menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama.
Beliau hidup dengan mandiri dari hasil usahanya sendiri, dengan kehidupan zuhud,
wara’, banyak ibadah sebagaimana seorang shufi lainnya, sambil berdakwah, memberikan
pelajaran, dan menjadi guru besar dalam thariqat yang kemudian hari diberi nama dengan nama
beliau sendiri , yaitu thariqat Qadiriyah. Beliau termasuk orang pertama yang menyusun thariqat
menurut organisasi dalam satu disiplin ilmu tertentu.
B. Penyebaran Dakwah yang Dilakukan Oleh Syekh Abdul Qadir Jaelani
Suatu ketika Abu Sa'ad Al Mukharrimi membangun sekolah kecil di sebuah daerah yang
bernama Babul Azaj dan pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada Syaikh Abdul Qadir.
Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memeberikan
nasehat kepada orang-orang yang ada di sana, sampai beliau meninggal dunia di daerah tersebut.
Banyak sudah orang yang bertaubat demi mendengar nasihat beliau. Banyak orang yang
bersimpati kepada beliau, lalu datang ke sekolah beliau. Sehingga sekolah ini tidak kuat
menampungnya. Maka diadakan perluasan.
Imam Adz Dzahabi dalam menyebutkan biografi Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam
Siyar A'lamin Nubala, menukilkan perkataan Syaikh sebagai berikut, "Lebih dari lima ratus
orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat."
Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang
menyusun Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Ibnu Qudamah penyusun kitab fiqh
terkenal Al Mughni.
C. kelebihan dan Karamah Syekh Abdul Qadir Jaelani
Syeikh Abdul Qadir al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya.
Diagungkan oleh para syeikh, ulama, dan ahli zuhud. Ia banyak memiliki keutamaan dan
karamah. Karamah-karamah yang Allah berikan pada syaikh abdul kadir, seperti kisah
karamahnya beliau ketika diganggu oleh iblis beliau tidak tergoda sehingga iblispun mengakui
keimanannya, beliau terbang didepan murit-muritnya, menghidupkan orang mati didepan tiga
pendeta nasrani sehinga tiga pendeta ini masuk Islam Beliau memanggil burung yang sudah ia
masak dan ia makan, dan burung itu hidup kembali. Beliau memanaggil burung tersebut dgn
membaca ayat tentang Nabi Ibrahim memanggil kembali burung yang sudah mati. Banyak sekali
karamah-karamah yang Allah berikan padanya. Dan itu adalah mungkin dan tidak mustahil
karena Allah maha kuasa dan maha berkehendak. sebagaimana firman Allah swt dalam hadits
Qudsiy "Barangsiapa memusuhi wali Ku maka Ku umumkan perang padanya, tiadalah hamba-
hamba Ku mendekat pada Ku dengan hal-hal yg telah kuwajibkan, dan hamba-hamba Ku tak
henti-hentinya pula mendekat pada Ku dengan hal hal yg sunnah hingga Aku mencintainya, Jika
Aku mencintainya maka aku menjadi telinganya yang ia gunakan untuk mendengar, aku menjadi
pandangannya yg ia gunakan untuk melihat, aku menjadi tangannya yg ia gunakan untuk
melawan, aku menjadi kakinya yg ia gunakan untuk melangkah, Jika ia meminta pada Ku
niscaya kuberi apa yg ia minta, dan jika ia mohon perlindungan pada Ku niscaya kuberi padanya
perlindungan" (Shahih Bukhari Bab Arriqaaq/Tawadhu).
D. Ajaran-ajaran Syekh Abdul Qadir Jaelani
Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah penduduk kota Jailan. Ia seorang Imam
bermadzhab Hambali. Beliau Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup beliau. Beliau
adalah seorang alim yang beraqidah ahlus sunnah mengikuti jalan Para Pendahulu Islam Yang
Sholeh. Dikenal banyak memiliki karamah-karamah. Tetapi banyak pula orang yang membuat-
buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan,
ajaran-ajaran, "thariqah" yang berbeda dengan jalan Rasululloh shallallaahu 'alaihi wa sallam,
para sahabatnya dan lainnya.
Syaikh Abdul Qadir Al Jailani menyatakan dalam kitabnya, Al Ghunyah, "Dia (Allah) di arah
atas, berada di atas 'ArsyNya, meliputi seluruh kerajaanNya. IlmuNya meliputi segala sesuatu.
"Kemudian beliau menyebutkan ayat-ayat dan hadits-hadits, lalu berkata, "Sepantasnya
menetapkan sifat istiwa' (Allah berada di atas 'ArsyNya) tanpa takwil (menyimpangkan kepada
makna lain. Dan hal itu merupakan istiwa' dzat Allah Subhanahu wa Ta'ala di atas 'Arsy.
E. Awal Kemasyhuran Syekh Abdul Qadir Jaelani
Al-Jaba’i berkata bahwa Syeikh Abdul Qadir pernah berkata kepadanya, “Tidur dan
bangunku sudah diatur”. Pada suatu saat di dalam dada Syekh Abdul Qadir timbul keinginan
yang kuat untuk berbicara. Begitu kuatnya sampai beliau merasa tercekik jika tidak berbicara.
Dan ketika berbicara, beliau tidak dapat menghentikannya. Pada saat itu ada dua atau tiga orang
yang mendengarkan perkataannya. Kemudian mereka mengabarkan apa yang beliau ucapkan
kepada orang-orang, dan merekapun berduyun-duyun mendatangi Syekh Abdul Qadir Jaelani di
masjid Bab Al-Halbah. Karena tidak memungkinkan lagi, beliau dipindahkan ke tengah kota dan
dikelilingi dengan lampu. Orang-orang tetap datang di malam hari dengan membawa lilin dan
obor hingga memenuhi tempat tersebut. Kemudian, beliau dibawa ke luar kota dan ditempatkan
di sebuah mushalla. Namun, orang-orang tetap datang kepada beliau, dengan mengendarai kuda,
unta bahkan keledai dan menempati tempat di sekelilingku. Saat itu hadir sekitar 70 orang para
wali.
Lalu beliau melihat Rasulallah SAW sebelum dzuhur, dan beliau berkata kepadaku, "anakku,
mengapa engkau tidak berbicara?". Aku menjawab, "Ayahku, bagaimana aku yang non arab ini
berbicara di depan orang-orang fasih dari Baghdad?". Ia berkata, "buka mulutmu". Lalu, beliau
meniup 7 kali ke dalam mulut Syekh Abdul Qadir kemudian berkata, ”bicaralah dan ajak mereka
ke jalan Allah dengan hikmah dan peringatan yang baik”. Setelah itu, Syekh Abdul Qadir Jaelani
salat dzuhur dan duduk serta mendapati jumlah yang sangat luar biasa banyaknya sehingga
membuat beliau gemetar. Kemudian Syekh Abdul Qadir Jaelani melihat Ali r.a. datang dan
berkata, "buka mulutmu". Lalu ia meniupkan 6 kali ke dalam mulut Syekh Abdul Qadir dan
ketika beliau bertanya kepadanya mengapa engkau tidak meniup 7 kali seperti yang dilakukan
Rasulallah SAW, Ali r.a. menjawab bahwa ia melakukan itu karena rasa hormat beliau kepada
Rasulallah SAW. Dalam beberapa manuskrip didapatkan bahwa Syeikh Abdul Qadir berkata,
”Sebuah suara berkata kepadaku saat aku berada di pengasingan diri, "kembali ke Baghdad dan
ceramahilah orang-orang".
beliaupun kembali ke Baghdad dan menemukan para penduduknya dalam kondisi yang
tidak beliau sukai dan karena itulah Syeikh Abdul Qadir tidak jadi mengikuti mereka".
"Sesungguhnya" kata suara tersebut, "Mereka akan mendapatkan manfaat dari keberadaan
dirimu". "Apa hubungan mereka dengan keselamatan agamaku/keyakinanku" tanyaku. "Kembali
ke Baghdad dan engkau akan mendapatkan keselamatan agamamu" jawab suara itu.
Syeikh Abdul Qadir pun membuat 70 perjanjian dengan Allah. Di antaranya adalah tidak
ada seorang pun yang menentangku dan tidak ada seorang muridku yang meninggal kecuali
dalam keadaan bertaubat. Setelah itu, Syeikh Abdul Qadir kembali ke Baghdad dan mulai
berceramah.
F. Hubungan Antara Syekh Abdul Qadir Jaelani Dan Murid-Muridnya
Syeikh Abdul Qadir berkata, ”Seorang Syeikh tidak dapat dikatakan mencapai puncak
spiritual kecuali apabila 12 karakter berikut ini telah mendarah daging dalam dirinya.
1. Dua karakter dari Allah yaitu dia menjadi seorang yang sattar (menutup aib) dan ghaffar
(pemaaf).
2. Dua karakter dari Rasulullah SAW yaitu penyayang dan lembut.
3. Dua karakter dari Abu Bakar yaitu jujur dan dapat dipercaya.
4. Dua karakter dari Umar yaitu amar ma’ruf nahi munkar.
5. Dua karakter dari Utsman yaitu dermawan dan bangun (tahajjud) pada waktu orang lain
sedang tidur.
6. Dua karakter dari Ali yaitu alim (cerdas/intelek) dan pemberani.
Masih berkenaan dengan pembicaraan di atas dalam bait syair yang dinisbatkan kepadanya
dikatakan: Bila lima perkara tidak terdapat dalam diri seorang syeikh maka ia adalah Dajjal yang
mengajak kepada kesesatan.
Beliau harus sangat mengetahui hukum-hukum syariat dzahir, mencari ilmu hakikah dari
sumbernya, hormat dan ramah kepada tamu, lemah lembut kepada si miskin, mengawasi para
muridnya sedang ia selalu merasa diawasi oleh Allah.
Pada tahun 521 H/1127 M, beliau mengajar dan berfatwa dalam semua madzhab pada
masyarakat sampai dikenal masyarakat luas. Selama 25 tahun Syeikh Abdul Qadir menghabiskan
waktunya sebagai pengembara sufi di Padang Pasir Iraq dan akhirnya dikenal oleh dunia sebagai
tokoh sufi besar dunia Islam. Selain itu dia memimpin madrasah dan ribath di Baghdad yang
didirikan sejak 521 H sampai wafatnya di tahun 561 H. Madrasah itu tetap bertahan dengan
dipimpin anaknya Abdul Wahab (552-593 H/1151-1196 M), diteruskan anaknya Abdul Salam
(611 H/1214 M). Juga dipimpin anak kedua Syeikh Abdul Qadir, Abdul Razaq (528-603
H/1134-1206 M), sampai hancurnya Baghdad pada tahun 656 H/1258 M.
Syeikh Abdul Qadir juga dikenal sebagai pendiri sekaligus penyebar salah satu tarekat terbesar
didunia bernama Tarekat Qodiriyah.
G. Perkataan Ulama Tentang Syekh Abdul Qadir Jaelani
Syeikh Ibnu Qudamah sempat tinggal bersama Syekh Abdul Qadir Jaelani selama satu
bulan sembilan hari. Kesempatan ini digunakan untuk belajar kepada Syeikh Abdul Qadir al
Jailani sampai beliau meninggal dunia.
Syeikh Ibnu Qudamah ketika ditanya tentang Syeikh Abdul Qadir menjawab, ”Kami sempat
berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Ia menempatkan kami di sekolahnya. Ia
sangat perhatian terhadap kami. Kadang beliau mengutus putra beliau yang bernama Yahya
untuk menyalakan lampu buat kami. Ia senantiasa menjadi imam dalam salat fardhu.”
Beliau adalah seorang yang berilmu, beraqidah Ahlu Sunnah, dan mengikuti jalan Salaf
al Shalih. Belaiau dikenal pula banyak memiliki karamah. Tetapi, banyak (pula) orang yang
membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-
perkataan, ajaran-ajaran, tariqah (tarekat/jalan) yang berbeda dengan jalan Rasulullah, para
sahabatnya, dan lainnya. Di antaranya dapat diketahui dari pendapat Imam Ibnu Rajab.
H. Karya–karya Syekh Abdul Qadir Jaelani
Syekh Abdul Qadir Jaelani selama hidupnya telah meninggalkan warisan yang berharga
bagi umat islam berupa karya tulis yang sangat tinggi nilainya. Di antara karya tulis beliau yang
sangat terkenal adalah :
Karya-karyanya:
1. Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq.
2. Futuhul Ghaib.
3. Al-Fath ar-Rabbani.
4. Jala' al-Khawathir.
5. Sirr al-Asrar.
6. Malfuzhat.
7. Khamsata "Asyara Maktuban.
Buah karya beliau ini memperoleh tanggapan yang sangat luas, baik dalam dunia Timur maupun
Dunia Barat, sehingga banyak diterbitkan buku-buku yang bertalian dengan ajaran beliau.
Seperti L.Rinn dalam “Marabouts et Khoun”. Paris pada tahun 1884; A Le Chatelier dalam
“Confreries Musulmanes Du Hijaz”. Paris tahun 1887; Depont et Coppolani dalam “confreries
Relegieses Musulmaes”, Al Giers 1897; W. Braune dalam “ Un Grand Saint de I’Islam, Abdul
Qadir Jailani”, Paris 1938; G.W.J. Darewes and Poerbaraka dalam “De Mirakelen Van
Abdoelkadir Jailani”, Bandung tahun 1938 dan lain-lain.
Suatu ketika beliau mengatakan sesuatu kata-kata yang mengandung hikmah yaitu : “Tidaklah
baik bagi seorang yang hendak muncul untuk memberikan petunjuk kepada manusia, sebelum
dikaruniai Allah SWT.
Tiga perkara : Ilmu, ‘Ulama’, politik raja-raja dan kebijaksanaan hukama.”
I. Akhir Kisah Hidup Syekh Abdul Qadir Jaelani
Syekh Abdul Qadir Jaelani merupakan ulama’ besar dikalangan shufi dan diakui
kewara’an dan kezuhudannya. Beliau juga diakui sebagai Sultanul Auliya’ diseluruh dunia.
Sungguh amat tinggi derajatnya, luas ilmunya dan diagungkan namanya. Sebagai tokoh shufi dan
pendiri thariqat Qadiriyah yang pengikutnya terbesar di seluruh dunia.
Ketika beliau sakit parah dan boleh dikata penyakit yang diderita telah memuncak,
datanglah salah seorang putranya yang bernama Abdul Wahab meminta nasehatnya, katanya :
“Wahai ayahku, berilah aku wasiat ! apa yang harus aku kerjakan sepeningal ayah nanti”. Beliau
berkata : “Engkau harus senatiasa bertakwa kepada Allah. Jangan takut dan gentar terhadap
siapapun selain kepada Allah. Jangan bergantung kepada sesuatu kecuali kepada-Nya. Carilah
segalanya dari Allah.
Syekh Abdul Qadir Jaelani wafat pada hari Sabtu malam, setelah magrib, pada tanggal 11
Rabi’ul akhir atau tahun 1164 di daerah Babul Azajwafat di Baghdad pada 561 H/1166 M.
Beliau wafat dalam usia 90 tahun.
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Kalangan Sufi merupakan salah satu kalangan yang bertugas dalam penyebaran Islam
dengan cara menyampaikan dakwah-dakwah yang berisi tentang Ilmu-ilmu Islam yang salah
satunya ialah ilmu Tasawuf.
Sehingga pada saat ini Islam telah berkembang pesat di berbagai tempat yang selalu di penuhi
oleh berbagai cara dan tradisi dalam mengerjakan ajaran-ajaran Islam.
2.2 Saran
Dengan adanya usaha dalam Penyebaran Islam seharusnya Kita selalu berusaha untuk
melanjutkan kembali ajaran-ajaran Islam baik itu Kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari
maupun Kita beritahukan berbagai ajaran-ajaran Islam kepada orang lain.
Daftar Pustaka
Asrifin, Tokoh-Tokoh Shufi, Karya Utama Surabaya, cetakan 1995
Mansur Laily.M, Ajaran dan Teladan Para Sufi.Jakarta:Grafindo Persada.
Muhamad Nurdin, Tokoh-tokoh Besar Islam.Yogyakarta:Ad-dawa 2005.
http://id.wikipedia.org/wiki/Syekh_Abdul_Qadir_Jaelani
dawaiqolbu.wordpress.com/.../biografi-syekh-abdul-qadir-jaelani/