lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2883/4/bab iii.pdfbutir telur...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
18
BAB III
METODOLOGI
3.1. Gambaran Umum
Dalam proyek tugas akhir ini, penulis bersama empat orang dalam satu kelompok
mengerjakan sebuah film animasi hybrid. Karakter dirancang menggunakan
perangkat 3 dimensi, sedangkan environment dirancang menggunakan teknik 2
dimensi secara digital. Penulis meneliti gerakan karakter utama, yaitu seorang
anak kecil yang penakut. Karakter tersebut diharuskan untuk melawan seekor
monster untuk menyembuhkan rasa sakit yang ada di tubuhnya. Penulis
menggunakan jenis tulisan kualitatif. Cara pengumpulan data yang digunakan
adalah dengan studi literatur tentang gerakan dan emosi karakter. Beberapa film
animasi dan live action juga dikumpulkan untuk menjadi acuan dan referensi
penulis.
Referensi gerakan karakter tidak hanya diperoleh dari film yang sudah ada.
Penulis juga membuat rekaman video yang berisi referensi gerakan karakter yang
diinginkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan detil gerakan yang
diinginkan. Gerakan dalam film yang sudah ada tidak semuanya sama seperti
gerakan yang diinginkan penulis sehingga penting untuk dilakukan eksperimen
gerakan berdasarkan pengetahuan tentang studi gerak.
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
19
3.1.1. Sinopsis
Ara adalah sebuah film animasi hybrid yang menggabungkan antara karakter 3D
dengan environtment 2D. Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang anak
kecil dari suku Dayak melawan penyakitnya. Suku Dayak sendiri merupakan
salah satu suku yang ada di Indonesia, tepatnya di Kalimantan. Cerita yang
diangkat adalah kisah ritual penyembuhan dari suku Dayak. Dalam kepercayaan
suku Dayak, orang yang jatuh sakit itu disebabkan dirinya yang dirasuki oleh roh
jahat (Zahorka, 2008). Film animasi ini menceritakan tentang seorang anak
bernama Ara yang jatuh sakit dan sedang berjuang melawan roh jahat tersebut.
Divisualisasikan Ara yang berada di dunia mimpinya (dunia fantasi) harus
bertarung melawan monster bernama Kambe, yang merupakan perwujudan dari
roh jahat. Nama Ara sendiri diambil dari kisah penciptaan menurut suku Dayak,
mengenai dua ekor burung bernama Ara dan Irik yang menciptakan dunia dari dua
butir telur (Leeming, 2010). Dalam film animasi ini, Irik menjadi mentor Ara
untuk melawan Kambe.
3.1.2. Posisi Penulis
Pada proyek tugas akhir ini, penulis berperan sebagai animator, Rigger, dan 3D
Modeller. Pada pembahasan khusus mengenai penelitian tugas akhir, penulis
berperan sebagai animator.
3.2. Tahapan Kerja
Tahapan kerja yang dilakukan penulis dalam penelitian tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
20
Menerima konsep karakter yang sudah dirancang oleh character designer
dan alur cerita yang sudah dirancang storyboard artist.
Mencari literatur tentang gerakan karakter dan emosi untuk mempelajari
berbagai arti dari gerakan manusia.
Menganalisa berbagai macam film yang didalamnya terdapat adegan
menegangkan seperti menghadapi sesuatu yang berbahaya sehingga
gerakan karakter bisa dijadikan referensi.
Membuat referensi video yang diperankan oleh penulis untuk keperluan
gerakan referensi yang spesifik.
Membuat rig character 3D dalam perangkat 3ds Max .
Menggerakkan karakter dalam perangkat 3ds Max.
Gambar 3.1 Tahapan kerja penulis
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
21
Tahapan kerja yang dilakukan oleh keseluruhan tim penulis dalam
memproduksi film animasi “Ara” adalah sebagai berikut:
Menentukan ide cerita.
Membuat script.
Merancang karakter dari sketsa sampai model 3D.
Merancang storyboard dan animatic storyboard sebagai panduan untuk
proses menggerakkan karakter dan pergerakan kamera.
Perancangan environment 2 dimensi dan gerakan karakter 3 dimensi
dibuat bersamaan.
Karakter diberi pencahayaan agar sesuai dengan environment.
Karakter dan environment digabungkan dalam satu frame untuk
dicocokkan pencahayaannya.
Keseluruhan video dijadikan satu untuk tahap editing akhir.
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
22
Gambar 3.2 Tahapan kerja kelompok
3.3. Karakter
Gambar 3.3 Desain akhir karakter Ara
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
23
Ara adalah karakter utama dalam film animasi “Ara”. Karakter ini merupakan
seorang anak 11 tahun keturunan suku dayak Iban di Kalimantan Barat. Tinggi
badannya mencapai 140 cm dan bertubuh kurus. Pakaian yang dikenakan
terinspirasi dari suku dayak. Tombak dan perisai pada gambar 3.3 merupakan
objek yang membantu Ara untuk bertahan hidup.
Ara merupakan seorang anak dari keturunan suku Dayak Iban yang berada
di daerah Kalimantan Barat. Ara sendiri adalah anak dari seorang tetua di
sukunya. Meskipun begitu Ara menjalani kehidupan yang sama seperti anak-anak
di suku Iban pada umumnya. Ia memiliki banyak teman bermain di desanya dan
seringkali mereka bermain sampai kehutan
Karakter ini memiliki sifat penakut, tidak nakal, dan cenderung pendiam.
Ara selalu berada pada zona nyamannya, yaitu keluarga. Ia tidak pernah lepas dari
keluarga sehingga pada saat masuk ke lingkungan yang tidak pernah ia kunjungi,
Ara menjadi tidak nyaman. Di dalam cerita, Ara terkena sebuah penyakit
misterius sehingga warga desa mengadakan ritual penyembuhan kepadanya.
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
24
Gambar 3.4 Desain awal karakter Ara
Gambar 3.3 merupakan desain pertama karakter Ara. Setelah dilakukan
riset lebih lanjut, desain karakter Ara mengalami perubahan, salah satunya pada
bagian mata. Bagian tersebut dirubah menjadi mata yang mempunyai kelopak
mata sebagaimana manusia biasa miliki agar bisa menunjukkan ekspresi yang
lebih.
3.4. Storyboard
1. Scene 2 shot 14
Gambar 3.5 Adegan Ara saat bersembunyi setelah melihat Kambe
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
25
2. Scene 4 shot 3
Gambar 3.6 Adegan Ara saat terkejut mendengar suara Kambe
3. Scene 4 shot 6
Gambar 3.7 Adegan Ara saat mundur menjauhi Kambe
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
26
4. Scene 4 shot 12
Gambar 3.8 Adegan Ara saat dikejar oleh Kambe
5. Scene 5 shot 4
Gambar 3.9 Adegan reaksi Ara saat hendak diterkam Kambe
6. Scene 6 shot 20
Gambar 3.10 Adegan Ara bersiap menyerang Kambe
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
27
7. Scene 6 shot 66
Gambar 3.11 Adegan Ara berjalan dengan marah mendekati kamera
3.5. Hasil Penelitian
3.5.1. Referensi Film
Pada penelitian tugas akhir ini, penulis menggunakan berbagai film live action
dan animasi sebagai referensi gerak. Film-film yang dijadikan referensi adalah
Jumanji (TriStar Pictures), Zathura (Columbia Pictures), Monster House
(Columbia Pictures), ParaNorman (Laika), Jungle Book (Walt Disney Pictures),
Monster (Stephanie Lin dan Tom Shek).
1. Gerakan berlari dan berjalan menghindari ancaman
Salah satu adegan yang diteliti oleh penulis adalah saat karakter utama dalam film
“Ara” menghadapi monster besar. Saat-saat pertama ia bertemu monster selalu
berusaha menghindar dan berlari menjauhkan diri. Tabel dibawah ini
menunjukkan referensi seorang karakter saat sedang berlari menghindari
ancaman.
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
28
Gambar Keterangan
Adegan dalam film Jumanji saat Peter
(anak laki-laki) dikejar oleh orang asing
dengan penampilan yang tidak umum.
Peter sampai pada persimpangan di
lorong rumahnya saat dikejar sehingga
ia harus mengurangi kecepatan. Saat
menambah kecepatan, tubuh Peter
terlihat condong ke depan
Peter mulai berlari secepat mungkin
untuk menghindari ancaman yang ada
di belakangnya. Tubuhnya lebih
condong ke belakang dan kepala yang
cenderung menengok ke atas.
Tabel 3.1 Gerakan berlari dalam film Jumanji
(Jumanji, 1995)
Gambar 3.13 Gerakan berlari dengan panik
(Jumanji, 1995)
Gambar di atas menunjukkan gerakan karakter yang sedang panik dan
ketakutan saat sedang menghindari musuh. Anak laki-laki yang bernama Peter di
gambar 3.1 sedang panik dan ingin mengambil kapak untuk menyelamatkan
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
29
teman-temannya yang sedang terancam. Saat berlari, tubuh kedua aktor yang
sedang menghadap kamera terlihat tegang. Hal itu terlihat dari bahu dan lengan
yang cenderung naik
Gambar 3.14 Gerakan karakter berlari menghindari harimau buas
(Jungle Book, 2016)
Gambar 3.14 merupakan cuplikan film Jungle Book saat Mowgli sedang
dikejar oleh Shere Khan (harimau) yang ingin membunuhnya. Gerakan tersebut di
awali dengan ekspresi Mowgli yang kaget karena hampir terkena serangan Shere
Khan. Nomor 2 dan 3 pada gambar di atas merupakan pergerakan saat Mowgli
bangun dari posisi jongkok dan berusaha melarikan diri. Nomor 4 sampai 7
merupakan posisi dimana Mowgli sudah berlari pada kecepatan maksimal. Wajah
terlihat tegang dan badan terlihat membusung ke depan.
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
30
Gambar 3.15 Gerakan karakter berlari menghindari monster
(Monster, 2014)
Penulis mengambil referensi gerakan berlari ketakutan dari film animasi
Monster. Pada gambar ini, seorang anak kecil sedang dikejar oleh monster besar.
Si anak terlihat sangat ketakutan. Tubuhnya condong ke depan dan gerakan
kakinya sangat cepat. Tangannya mengarah ke belakang kepala sebagai bentuk
exaggerate. Gerakan lainnya yang dilebihkan adalah gerakan kaki yang
membengkok saat berlari dan sangat lentur.
Adegan yang menjadi batasan penulis adalah saat bertemu dengan monster
dan adegan bertarung. Emosi karakter cenderung tegang sehingga cara ia berjalan
harus menyesuaikan suasana dan emosi.
Gambar 3.16 Adegan berjalan ke tempat mengerikan
(Zathura, 2005)
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
31
Gambar diatas adalah cuplikan adegan dalam film Zathura dimana Danny sedang
masuk ke dalam kapal alien untuk mengambil kotak zathura yang tidak sengaja
terangkut ke dalam kapal. Penghuni kapal tersebut adalah alien pemakan daging
sehingga Danny sangat berhati-hati dalam melangkah. Tubuh Danny terlihat
tegang dan kedua tangannya tidak menunjukkan banyak pergerakan karena
bahunya kaku.
Gambar 3.17 Adegan berjalan ketakutan
(Zathura, 2005)
Pada gambar 3.17 terdapat adegan dimana karakter Danny sedang berada
di kapal alien dan berjalan melewati sekelompok kambing bermata empat.
Adegan tersebut berlangsung selama 10 detik. Danny terlihat ketakutan dan
mencoba menghibur diri bahwa yang dilihatnya hanya kambing biasa. Tangan
Danny mengepal dan menutupi tubuhnya untuk melindungi diri.
2. Berhadapan dengan ancaman
Karakter monster dalam film animasi yang sedang dibuat penulis merupakan
ancaman bagi Ara (karakter utama). Penulis menggunakan berbagai referensi film
yang terdapat adegan seorang karakter dalam keadaan terancam.
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
32
Gambar 3.18 karakter berhadapan dengan singa buas
(Jumanji, 1995)
Gambar di atas merupakan cuplikan adegan dalam film Jumanji dimana karakter
Alan sedang menhadapi singa buas yang akan menyerangnya. Alan menggunakan
senjata pisau sebagai bentuk perlawanan. Badannya terlihat membungkuk dan
berjalan perlahan ke belakang untuk menghindari jarak yang terlalu dekat dengan
singa. Kedua tangannya maju ke depan bersiap-siap melakukan perlawanan saat
singa menyerang.
Gambar 3.19 Karakter berhadapan dengan harimau buas
(Jungle Book, 2016)
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
33
Gerakan yang serupa terdapat pada cuplikan film Jungle Book di mana
seorang anak kecil bernama Mowgli sedang memegang obor sebagai senjata
untuk melawan Shere Khan, harimau buas yang ingin membunuhnya. Mowgli
berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk melawan harimau itu dengan obor
karena ia mendapatkan informasi bahwa api bisa memusnahkan semua yang ada
di hutan. Dalam adegan ini Mowgli perlahan maju ke depan dengan lutut ditekuk
seperti posisi kuda-kuda. Badannya condong ke depan dan ia tidak berusaha
melindungi dirinya dengan apapun.
Gambar 3.20 Karakter menghadapi warga kota yang marah dan hantu
(Paranorman, 2012)
Referensi gerakan lainnya diperoleh dalam film animasi “Paranorman”.
Gambar di atas adalah karakter Norman yang sedang menghadapi ancaman.
Gerakan pada gambar di sebelah kanan dan kiri terlihat serupa. Adegan di sebelah
kiri saat norman sedang melindungi zombie agar tidak dibunuh warga yang
marah. Gerakan pada gambar sebelah kiri adalah saat Norman menghadapi hantu
wanita. Postur badan Norman terlihat menentang dan tegap. Kedua tangannya
melebar ke samping dan kakinya melebar.
Penulis juga mengamati beberapa referensi film yang terdapat adegan
karakter menghadapi sesuatu sebagai ancaman, namun karakter tersebut tidak
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
34
mencoba untuk melawan. Gerakan karakter Mowgli lain yang diamati penulis
adalah saat Mowgli pertama kali bertemu dengan Shere Khan. Gambar 3.21 di
bawah adalah cuplikan film Jungle Book di mana Mowgli diperintahkan oleh
Akela (serigala) untuk bersembunyi di belakangnya karena Shere Khan adalah
sebuah ancaman.
Gambar 3.21 Karakter bersembunyi dari harimau buas
(Jungle Book, 2016)
Mowgli tidak pernah bertemu dengan Shere Khan sebelumnya. Ia menerima
sepenuhnya perintah dari Akela dan bersembunyi.
Gambar 3.22 Karakter berhadapan dengan sesuatu yang asing
(Zathura, 2005)
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
35
Gambar di atas merupakan salah satu referensi saat karakter berhadapan
dengan ancaman namun tidak memiliki keberanian untuk melawan ancaman
tersebut. Adegan ini menceritakan kakak beradik yang bernama Walter dan Danny
duduk terpojok di dekat tangga rumahnya. Mereka dikunjungi oleh seorang
astronot tak dikenal dari ruang angkasa. Kakak beradik itu tidak melakukan
banyak gerakan selain menatap si astronot yang berjalan menghampirinya. Posisi
duduk Danny (kanan) lebih tegang dibandingkan dengan Walter. Lututnya ditekuk
hingga menempel dengan dada dan kedua tangannya memegang lutut. Kepala
Danny lebih menunduk dibandingkan Walter yang terlihat lebih tegak.
Gambar 3.23 Karakter terjebak dalam situasi mengerikan
(Monster House, 2006)
Gambar 3.23 merupakan cuplikan film Monster House. Pada adegan ini,
ketiga karakter anak-anak sedang terjebak di dalam mobil polisi secara tidak
sengaja. Mobil yang mereka tumpangi mendadak diangkat oleh rumah yang hidup
dan hendak dimakan. Mereka bertiga tidak bisa keluar dari situasi ini dan tidak
punya senjata untuk melindungi diri. Tangan dan kaki mereka cenderung
dirapatkan ke tubuh untuk melindungi diri.
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
36
Gambar 3.24 Karakter dikejutkan oleh monster
(Monster, 2014)
Gambar 3.24 adalah referensi film animasi lain saat karakter utama dikejutkan
oleh seekor monster yang ada di belakangnya. Gerakan tangan si anak menutupi
wajahnya dan badannya sedikit tersentak karena terkejut.
3.5.2. Video Referensi Penulis
1. Scene 2 shot 14
Gambar 3.25 Referensi gerakan penulis saat bersembunyi dari ancaman
Referensi yang dibuat pada gambar di atas mengacu pada adegan dimana Ara
sedang berjalan menyusuri hutan misterius untuk pertama kali di dunia mimpi,
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
37
namun tiba-tiba Ara melihat sesosok monster besar yang menyeramkan. Adegan
di atas adalah referensi saat Ara sedang bersembunyi setelah melihat monster
yang bernama Kambe. Emosi yang ingin diperlihatkan adalah rasa takut dan
gelisah dengan gerakan kepala yang melihat kesana kemari untuk memastikan
ancaman tidak mendekat. Pada kolom ke empat, penulis menurunkan bahu seakan
terbebani oleh kepanikan. Sebagai bentuk gerakan tambahan, pada kolom 5 dan 6
penulis menggerakkan kedua tangan menutupi tubuh untuk mempertegas emosi
takut.
2. Scene 4 shot 3
Gambar 3.26 Referensi gerakan penulis terkejut melihat monster
Gambar 3.26 mengacu pada adegan setelah Ara dilatih oleh mentornya yang
bernama Irik. Setelah berlatih, Ara melanjutkan perjalanannya untuk melenyapkan
monster yang menjadi sumber penyakitnya. Di tengah perjalanan, ia dikejutkan
oleh suara monster yang meraung dan pohon yang jatuh. Setelah terkejut, Ara
mencari sumber suara tersebut dan kemudian menyadari monster yang dicari ada
tepat di depannya. Monster tersebut terlalu besar bagi dirinya sehingga Ara sulit
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
38
untuk mengumpulkan keberanian. Pada kolom satu dan 2 menunjukkan gerakan
sedang berjalan dengan waspada dengan melihat ke kanan dan kiri untuk
memastikan ancaman tidak menyerang tiba-tiba. Kolom 3 dan 4 menunjukkan
penulis terkejut oleh sebuah suara dengan mengangkat kaki dan tangan secara
cepat dan langsung menengok mencari sumber suara. Kolom 5 dan 6
menunjukkan penulis sudah mengetahui keberadaan ancaman namun tidak berani
melawan. Hal itu ditunjukkan dengan tubuh yang semakin merendah dan
menutupi diri dengan tameng.
3. Scene 4 shot 6
Gambar 3.27 Referensi gerakan penulis berusaha menghindar dari ancaman
Gambar 3.27 merupakan cuplikan referensi video oleh penulis yang mengacu
pada gerakan saat karakter Ara berusaha menghindar setelah melihat monster
besar. Sebelumnya Ara sudah dikejutkan oleh suara monster tersebut, namun
monster itu tidak melihat Ara. Oleh karena itu, Ara ingin menghindar karena
belum mempunyai cukup keberanian. Gambar di atas menunjukkan penulis
sedang bergerak mundur perlahan agar tidak terdengar suara yang menarik
perhatian. Tubuh penulis membungkuk saat berjalan. Posisi tubuh merendah
untuk menunjukkan rasa takut. Penulis menggunakan alat peraga seakan-akan alat
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
39
tersebut adalah tombak dan tameng. Penulis berusaha menunjukkan ekspresi takut
dengan gerakan tubuh yang merapat di bagian kaki dan tangan.
4. Scene 4 shot 12
Gambar 3.28 Referensi gerakan penulis saat berlari menghindari ancaman
Gambar 3.28 menunjukkan gerakan dengan skenario karakter sedang dikejar
seekor monster. Pada adegan ini, Ara secara tidak sengaja menginjak ranting
sehingga menarik perhatian Kambe, monster di hutan fantasi. Monster yang
sedang merusak hutan langsung mengejar. Ara berusaha berlari menghindari
Kambe. Alat peraga yang digunakan oleh penulis adalah tongkat sebagai tombak
dan tas sebagai perisai. Gambar pertama menunjukkan gerakan berlari sambil
melihat ke belakang untuk memastikan ancaman yang sedang mengejarnya tidak
mendekat. Posisi tubuh cenderung condong ke depan karena berlari dengan
kecepatan maksimal. Postur tubuh yang condong ke depan membuat kepala
cenderung menengok ke atas. Penulis memperlihatkan ekspresi ketakutan dengan
membuka mulut dan berteriak. Alis penulis dinaikkan mengarah ke tengah dahi.
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
40
5. Scene 5 shot 4
Gambar 3.29 Referensi gerakan penulis saat terpojok oleh ancaman
Adegan pada gambar di atas merupakan referensi dari gerakan saat Ara sudah
terpojok oleh Kambe yang mengejar dan berusaha menyerang. Sebelum adegan
ini terjadi, Ara dikejar oleh Kambe karena secara tidak sengaja sudah menarik
perhatian. Ara berlari sampai akhirnya tiba di tanah lapang, namun ia sudah
merasa terpojok dan sudah tidak tahu ingin berlari kemana. Kambe
menghampirinya secara perlahan dan bersiap menyerang. Gambar 3.29
menunjukkan perubahan gerakan dari berdiri tegak ke posisi yang tidak nyaman.
Posisi yang dimaksud adalah saat tangan dan kaki tidak leluasa dan menyempit ke
tengah. Bahu penulis perlahan menurun. Ekspresi penulis menunjukkan rasa takut
dengan mulut yang terbuka, dan alis yang mengarah ke tengah dahi.
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
41
6. Scene 6 shot 20
Gambar 3.30 Referensi gerakan penulis bersiap untuk bertarung
Gambar di atas adalah cuplikan dari referensi video pada adegan Ara bersiap
melawan Kambe. Ara sudah mendapatkan motivasi dari Irik dan menetapkan
hatinya untuk berani melawan ancaman yang selama ini menakutinya. Ara
memberanikan diri karena untuk menyembuhkan luka yang terus menyebar di
dadanya, Ara harus bertarung dan mengalahkan monster itu. Ekspresi marah
ditunjukkan dengan menurunkan alis ke bagian tengah dahi dan menunjukkan
gigi. Penulis menunjukkan kesiapan dengan mulai memegang tongkat dengan 2
tangan. Bahu penulis dilebarkan untuk menunjukkan dominasi. Kaki penulis
dilebarkan sebagai bentuk percaya diri dan keberanian.
7. Scene 6 shot 66
Gambar 3.31 Referensi gerakan penulis berjalan menghampiri lawan dengan marah
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
42
Penulis berusaha menunjukkan ekspresi marah melalui gambar 3.31. Adegan
tersebut merupakan referensi dari gerakan Ara yang marah karena Kambe terus
mengejar dan mencoba membunuhnya. Pada momen ini Ara sudah berusaha keras
untuk melawan Kambe namun sulit untuk dikalahkan. Ara terus mendapatkan
perlawanan. Penulis menunjukkan kemarahan sama seperti gambar 3.30. Langkah
kaki digerakkan lebih lebar untuk menunjukkan postur dimana seorang karakter
berusaha mendominasi keadaan. Cara memegang tombak lebih tegas dengan
melebarkan tangan. Kepala diturunkan untuk mendukung ekspresi marah.
3.5.3. Pengaplikasian Gerakan ke Dalam Karakter 3D
3.5.3.1. Scene 2 shot 14
Adegan ini terjadi saat Ara pertama kali memasuki dunia mimpi di hutan
misterius. Ara sedang berjalan mengelilingi hutan namun dikejutkan oleh suara
monster dari kejauhan. Ara segera bersembunyi di balik pohon dan memastikan
keadaan sekitar aman agar ia bisa melarikan diri.
Gambar 3.32 Storyboard adegan Ara sedang bersembunyi
Gambar di atas merupakan adegan saat Ara bersembunyi. Pada adegan ini,
penulis ingin menggambarkan sosok anak kecil yang takut saat mendengar
sesuatu yang menyeramkan dan belum pernah didengar sebelumnya. Storyboard
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
43
menunjukkan emosi takut dengan menurunkan alis dan membuka mulut. Bahu
yang terlihat naik dan turun menggambarkan karakter yang kelelahan setelah
berlari. Menurut Raah (2015) seseorang yang takut biasanya membungkuk.
Pundak lebih mengarah ke bawah, mata mengarah ke bawah atau melihat sekitar.
Bagian paha rapat sedangkan bagian lutut ke bawah melebar. Tangan menutupi
bagian tubuh yang rentan.
Gambar 3.33 Pengaplikasian adegan saat bersembunyi ketakutan ke dalam karakter 3D
Gambar tersebut merupakan pengaplikasian gerakan berdasarkan
storyboard yang sudah dibuat. Gerakan dalam storyboard dikembangkan
berdasarkan referensi film Zathura yang sudah dilampirkan pada gambar 3.16,
yaitu karakter yang mengangkat dan menutupi tubuhnya dengan tangan saat
ketakutan.
Gambar 3.34 Penambahan gerakan tambahan berdasarkan referensi film Zathura
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
44
3.5.3.2. Scene 4 shot 3
Gambar 3.35 Storyboard scene 4 shot 3
Skenario dalam adegan ini adalah Ara sedang berjalan menyusuri hutan
untuk mencari dan melawan Kambe. Di tengah perjalanan, Ara dikejutkan oleh
suara teriakan Kambe dari kejauhan dan suara pohon rubuh. Ara mencari sumber
dari suara tersebut dan akhirnya ia melihat Kambe dari kejauhan.
Gambar 3.36 Referensi gerakan saat terkejut
Gambar 3.36 merupakan cuplikan video referensi pribadi saat sedang terkejut.
Gerakan badan penulis menjadi tegang. Pada saat terkejut, satu kaki diangkat.
Penulis mencoba menerapkan teori dari Pardew (2008) yaitu saat seseorang
terkejut, kadang-kadang satu kaki terangkat.
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
45
Hal ini diaplikasikan dalam gerakan karakter 3D saat Ara terkejut oleh
suara Kambe yang tiba-tiba meraung.
Gambar 3.37 Pengaplikasian gerakan saat terkejut
Pada kolom terakhir gambar 3.37 menunjukkan bahwa Ara menunjukkan ekspresi
terkejut. Dalam gerakan ini, penulis menggunakan referensi film Jungle Book.
Adegan yang dipilih adalah saat Mowgli terbangun dan menyadari di depan
wajahnya tampak seekor beruang besar.
Gambar 3.38 Referensi ekspresi terkejut
(Jungle Book, 2016)
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
46
Pergerakan yang ada pada adegan ini adalah Mowgli membuka matanya dan
melihat ke arah beruang. Mulut Mowgli terbuka dan berteriak. Gerakan mata
karakter Ara disesuaikan dengan teori Pardew (2008) yang mengatakan bahwa
gerakan mata akan terkunci kepada apa yang membuat seseorang terkejut.
3.5.3.3. Scene 4 shot 6
Gambar 3.39 Storyboard dan referensi gerakan Ara mundur ketakutan
Gambar di atas merupakan adegan saat Ara bertemu dengan Kambe untuk kedua
kalinya. Sebelum adegan ini, Ara sudah berlatih bersama Irik, sang mentor
tentang bagaimana caranya mengalahkan Kambe. Pada adegan ini, penulis ingin
memperlihatkan bahwa Ara masih belum memiliki keberanian untuk melawan
Kambe. Ara memilih untuk mundur secara perlahan agar Kambe tidak mendengar
dan menyadari keberadaan Ara.
Menurut Pardew (2008) orang yang takut akan mengangkat alisnya ke
bagian tengah dahi dan membuka mulutnya. Hal ini sudah diaplikasikan dalam
video referensi pribadi dan gerakan karakter 3D.
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
47
Gambar 3.40 Pengaplikasian gerakan scene 4 shot 6
Posisi kaki Ara terlihat menyilang dan tidak terbuka lebar. Postur tubuh Ara tidak
tegak dalam gerakan ini karena menurut Raah (2015), postur tubuh yang tegak
dapat menandakan bahwa seseorang sedang mendominasi sesuatu. Pengaplikasian
gerakan ini mengacu pada referensi gerakan pada film Jungle Book dimana
seorang karakter ingin bersembunyi agar ancamannya tidak menyadari
keberadaan dirinya. Karakter tersebut berjalan mundur perlahan dengan tubuh
yang direndahkan serta posisi kaki yang tidak terbuka lebar.
Gambar 3.41 Karakter berhadapan dengan singa buas
(Jungle Book, 2016)
Selain gerakan kaki, ekspresi yang diaplikasikan dalam gerakan karakter Ara
menggunakan referensi film Paranorman.
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
48
Gambar 3.42 Norman didekati oleh sekumpulan zombie
(Paranorman, 2012)
Adegan ini menunjukkan bahwa Norman sedang ketakutan saat didekati oleh
sekumpulan zombie. Ia berpikir bahwa makhluk-makhluk tersebut akan
memakannya. Ekspresi pada gambar di atas merupakan gambaran dari teori
Pardew (2008) yang mengatakan bahwa saat seseorang takut, alis kan mengarah
ke tengah dan mulut akan terbuka sedikit.
3.5.3.4. Scene 4 shot 12
Gambar 3.43 Storyboard dan referensi gerakan Ara lari ketakutan
Adegan ini menunjukkan Ara sedang berlari karena dikejar oleh Kambe yang
mengetahui keberadaannya. Ara menarik perhatian Kambe dengan secara tidak
sengaja menginjak ranting dan suara tersebut terdengar oleh Kambe.
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
49
Gambar 3.44 Pengaplikasian gerakan lari ketakutan pada karakter 3D
Penulis mengaplikasikan gerakan pada gambar di atas dengan melihat
referensi film dan teori buku. Dalam merancang ekspresi wajah, teori Pardew
(2008) mengatakan bahwa seseorang yang ketakutan akan cenderung membuka
mulutnya dan mengangkat alis ke bagian tengah dahi.
Pada gerakan berlari, penulis menggunakan referensi film Jungle Book.
Gambar 3.45 Referensi gerakan berlari
(Jungle Book, 2016)
Gambar 3.45 merupakan cuplikan film Jungle Book saat Mowgli sedang dikejar
oleh Shere Khan (harimau) yang ingin membunuhnya. Gerakan tangan pada
gambar di atas membentuk sudut lancip antara siku dan pergelangan tangan.
Ekspresi Mowgli tampak tegang dengan mata yang terbuka lebar dan alis yang
naik.
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
50
3.5.3.5. Scene 5 shot 4
Gambar 3.46 Storyboard dan referensi saat Karakter terpojok
Adegan yang terdapat pada gambar 3.46 menunjukkan bahwa Ara sedang
terpojok dan hendak diserang oleh Kambe. Pada adegan sebelumnya, Ara
mencoba melarikan diri dari kejaran Kambe. Akhirnya Ara merasa terpojok dan
kelelahan. Kambe mulai menghampiri dan menyerang. Storyboard
menggambarkan bayangan Kambe yang perlahan mendekati Ara. Penulis ingin
mengkomunikasikan emosi saat seorang karakter didominasi oleh karakter
lainnya. Selain itu, karakter Ara dirancang agar terlihat takut dan tidak bisa
berbuat apa-apa.
Cuplikan video referensi pada gambar 3.46 merupakan salah satu
pengaplikasian teori tentang postur tubuh tertutup dan gerakan tubuh saat seorang
karakter takut.
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
51
Gambar 3.47 Pengaplikasian gerakan karakter 3D saat terpojok
Dalam pengaplikasian gerakan ke dalam karakter 3D, karakter Ara sedang
memegang tombak dan perisai yang diberikan Irik untuk melawan Kambe. Ara
belum sepenuhnya mempunyai keberanian untuk melawan Kambe sehingga ia
hanya terpaku melihat Kambe dan tidak bisa berbuat apa-apa. Dalam
mengaplikasikan postur tertutup, ruang fisik Ara dibatasi. Posisi tangan sangat
dekat dengan tubuh dan perisai tampak menutupi sebagian tubuh Ara.
Gambar 3.48 Referensi gerakan saat karakter dikepung ancaman
(Paranorman, 2012)
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
52
Gambar 3.48 merupakan referensi film Paranorman yang digunakan
sebagai acuan saat seorang karakter sedang dalam posisi terpojok oleh ancaman.
Adegan pada gambar di atas menggambarkan Norman sedang dikepung oleh para
zombie yang bangkit dari kematian. Sikap Norman mendukung postur tubuh
tertutup. Posisi tangannya menutupi tubuh dan kaki yang sedikit rapat.
3.5.3.6. Scene 6 shot 20
Gambar 3.49 Pengaplikasian scene 6 shot 20 pada karakter 3D
Cuplikan adegan di atas merupakan pertarungan terakhir Ara melawan Kambe.
Sebelumnya, Ara bertemu dengan Irik dan mendapatkan nasihat untuk yang kedua
kalinya bahwa cara satu-satunya untuk menghilangnya luka yang terus menyebar
di dadanya adalah dengan melawan Kambe dan menghadapi rasa takutnya.
Setelah memberikan nasihat, Irik tiba-tiba menghilang dan tiba-tiba sosok Kambe
muncul kembali. Ara kemudian berdiri dan memberanikan diri untuk menghadapi
Kambe.
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
53
Adegan di atas menunjukkan posisi siap Ara yang sudah siap untuk
menghadapi lawannya. Ara menunjukkan bahwa ia percaya diri. Isbister (2006)
mengatakan bahwa sikap dominance dalam berinteraksi merupakan sikap yang
optimis. Sikap itu ditandai dengan karakter yang memakan ruang fisik yang lebih
banyak. Tangan dilebarkan menjauhi tubuh. Posisi kaki dilebarkan.
Gambar 3.50 Referensi gerakan saat karakter dikepung ancaman
(Paranorman, 2012)
Gambar 3.50 merupakan referensi film yang digunakan sebagai acuan
dalam menggerakkan karakter 3D. Gambar di atas menunjukkan adegan Norman
sedang membela zombie yang akan diserang oleh warga yang marah. Norman
memarahi warga-warga yang ingin main hakim sendiri. Posisi tubuh Norman
sesuai dengan teori Pardew (2008) yang menunjukkan sikap dominan. Norman
menegakkan tubuhnya dan melebarkan tangannya sebagai tanda menggunakan
ruang fisik banyak.
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017
54
3.5.3.7. Scene 6 shot 66
Gambar 3.51 Storyboard adegan Ara berjalan dengan marah mendekati kamera
Gambar di atas merupakan cuplikan adegan saat Ara sedang berjalan
menghampiri Kambe untuk menyerangnya.
Gambar 3.52 Pengaplikasian scene 6 shot 66 pada karakter 3D
Postur tubuh Ara pada gambar 3.52 menggambarkan postur tubuh maju
berdasarkan teori Robert (2011) yang mengatakan bahwa postur tubuh maju
menunjukkan bahwa karakter secara aktif menerima atau menolak pesan yang
diterimanya. Ara maju untuk melawan Kambe menunjukkan bahwa Ara menolak
untuk dibunuh oleh Kambe.
Perancangan Gerakan...,Irsan Permana,FSD UMN,2017