leaflet kapas

6
dari pokok tanaman. Pupuk dimasukkan ke dalam lubang kemudian ditutup dengan tanah. - Waktu pemberian : “) Umur tanaman sampai 1 minggu ZA 50 kg, TSP 50 kg dan KCL 50 kg. “) Umur tanaman 30-45 hari 100kg Urea. d. Penyiangan Sampai umur 50 hari tanaman Kapas harus bebas dari gangguan gulma dan harus selalu gembur. e. Pemangkasan - Pemangkasan dilakukan pada tanaman yang terlalu subur/tinggi yaitu pada umur tanaman 70-80 hari sehingga ketinggian tanaman berkisar 100-125 cm. - Bagian tanaman yang dipangkas adalah pucuk tanaman anatar daun kedua dan ketiga dari atas. f. Pengendalian Hama dan Penyakit Dijelaskan dalam petunjuk pengendalian hama dan penyakit tanaman kapas secara terpadu. DISUSUN OLEH : Argo Judhiono,SP I. PENDAHULUAN Penerapan pola tanam kapas sistem tumpang gilir dan tumpang sari merupakan metode yang efektif dalam pemanfaatan lahan sempit yang yang sangat menguntungkan/meningkatkan pendapatan petani. Bagaimana pola tanam tersebut, akan kami uraikan sebagai berikut :

Upload: fredimastoto

Post on 09-Nov-2015

61 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggfffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh

TRANSCRIPT

dari pokok tanaman. Pupuk dimasukkan ke dalam lubang kemudian ditutup dengan tanah.

Waktu pemberian :

) Umur tanaman sampai 1 minggu ZA 50 kg, TSP 50 kg dan KCL 50 kg.

)Umur tanaman 30-45 hari 100kg Urea.

d. Penyiangan

Sampai umur 50 hari tanaman Kapas harus bebas dari gangguan gulma dan harus selalu gembur.e. Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan pada tanaman yang terlalu subur/tinggi yaitu pada umur tanaman 70-80 hari sehingga ketinggian tanaman berkisar 100-125 cm. Bagian tanaman yang dipangkas adalah pucuk tanaman anatar daun kedua dan ketiga dari atas.

f. Pengendalian Hama dan Penyakit

Dijelaskan dalam petunjuk pengendalian hama dan penyakit tanaman kapas secara terpadu.

DISUSUN OLEH :Argo Judhiono,SP

I. PENDAHULUANPenerapan pola tanam kapas sistem tumpang gilir dan tumpang sari merupakan metode yang efektif dalam pemanfaatan lahan sempit yang yang sangat menguntungkan/meningkatkan pendapatan petani.

Bagaimana pola tanam tersebut, akan kami uraikan sebagai berikut :II. TUJUAN1. Pola Tanam

a) Pola tanam monokultur

Tanaman Kapas ditanam sebagai monokultur dengan agro input dan jarak tanam sesuai anjuran.

b) Pola tanam tumpang gilir

Merupakan pola tanam dengan dua jenis tanaman yang ditanam pada lahan yang sama dengan waktu tanam yang jauh berbeda. Untuk tanaman jagung dengan Kapas berada diantara jagung maksimal 2 minggu sebelum jagung dipanen.

c) Pola tanam tumpang sari

Merupakan pola tanam dengan dua atau tiga jenis tanaman ditanam pada lahan yang sama dan waktu tanam masing-masing jenis tanaman tersebut relatif bersamaan.

2. Penanaman

2.1. Waktu Tanam

a. Waktu penanaman Kapas diperhitungkan sedemikian rupa hingga tanaman mendapatkan cukup air pada saat pertumbuhan / perkembangan dan tidak ada hujan (musim kemarau) pada musim panen.

b. Waktu Pola tanam tumpang gilir antara jagung dengan kapas, dimana tanaman kapas ditanam diantara tanaman jagung maksimal 2 minggu sebelum jagung dipanen.

2 Minggu

c. Pola tanam tumpang sari jagung, kapas dan palawija, dimana jagung ditanam bersamaan dengan kapas, sedang palawija ditanam relatif bersamaan atau 1 2 minggu sesudah penanaman kapas.

1 2 Minggu

2.2. Jarak Tanam

a. Tanah subur, jarak tanam kapas antara barisan 100-200 cm dan dalam barisan 25-40 cm. Sedang pada tanah tidak subur, jarak tanam antara barisan 70-90 cm dan dalam barisan 10-25.

b. Tumpang gilir jagung kapas. Kapas ditanam antara barisan tanaman jagung, apabila jarak tanam jagung antara barisan 100 cm, maka barisan kapas berada 50 cm dari barisan jagung.

c. Tumpang sari kapas jagung secara strip cropping dan tumpang sari kapas palawija dengan ratio 80 % populasi kapas dan 20 % populasi jagung/palawija. Hal ini dapat dilaksanakan dengan 2 pola yaitu: 4 baris tanaman kapas diselingi 1 baris tanaman jagung.

16 baris tanaman kapas diselingi oleh 4 baris tanaman jagung.Pola tanam kapas dan jagung ditanam bersamaan dengan jarak tanam adalah 100 cm antar baris dan 25 cm diantara barisan, sedang tumpang sari kapas dengan palawija adalah palawija ditanam ditngah barisan kapas dengan jarak tanam 25 x 25 cm.

2.3. Cara menanam kapas

a. Tanah ditugal sedalam + 5 cm tiap lubang diisi 5 6 biji.

b. Tutup lubang tersebut dengan tanah yang gembur.

3. Pemeliharaan Tanamana. Sulaman

Penyulaman dilakukan 1 minggu setelah tanam

Menyulam dapat langsung dengan biji atau dengan tanaman yang diambilkan dari lubang yang berkelebihan.

b. Penjarangan

Penjarangan tahap pertama saat tanaman berumur 2 minggu, tinggalkan 2-3 tanaman yang terbaik.

Penjarangan kedua saat tanaman berumur 3 minggu, ditinggalkan 1 2 tanaman perlubang.

Penjarangan yang terlambat (setelah umur tanaman lebih dari 1 bulan) dapat menurunkan produksi 25-50 %.

c. Pemupukan

Secara umum dosis pupuk/Ha adalah Urea: 100 kg, ZA : 50 kg, TSP : 50 kg dan KCL : 50 kg.

Pemupukan dilakukan dengan cara menugal sedalam 5 cm, sejauh 10-15 cm

MENGELOLA USAHATANI PERKEBUNAN SESUAI METODE KONSERVASI LAHAN

Disusun Oleh : H. Jumada, S.Hut

A. Latar BelakangTerjadinya erosi erat kaitannya dengan pengggunaan dan pengelolaan lahan di suatu kawasan, tidak terkecuali di bagian hulu (upstream) suatu daerah aliran sungai (DAS). Untuk mencegah erosi masyarakat harus memperbaiki pola dan praktek-praktek penggunaan lahan dan melakukan usaha-usaha konservasi tanah dan air.

Konservasi lahan merupakan suatu tindakan atau perlakuan untuk mencegah kerusakan tanah dan memperbaiki lahan yang telah rusak. Metode konservasi tanah dibagi tiga teknik tindakan yaitu : (a) metode vegetatif, (b) metode mekanik dan (c) metode kimia. Konservasi tanah dengan metode mekanik salah satunya adalah pembuatan teras. Jenis teras yang sering digunakan sebagai tindak konservasi di Indonesia adalah teras bangku (bench terrace). Teras mempunyai fungsi mengatasi panjang lereng dan menahan air sehingga dapat mengurangi kecepatan dan jumlah aliran air permukaan (surface run off), serta meningkatkan infiltrasi yang selanjutnya mengurangi laju erosi.

Untuk memanfaatkan lahan-lahan usahatani yang kritis dalam kawasan DAS hulu Jeneberang maka diperlukan pengelolaan usahatani perkebunan sesuai metode konservasi. Salah satu teknik konservasi yaitu pembuatan teras dapat meningkatkan produksi dan produktifitas komoditi perkebunan seperti kopi dan kakao.

B. Permasalahan1. Kurangnya partisipasi dan kesadaran petani dalam melakukan konservasi lahan di bagian hulu daerah aliran sungai (DAS).2. Tingkat pengetahuan petani dalam mengelola usahataninya sesuai konsep konservasi masih rendah

3. Terjadinya erosi, menambah lahan kritis di dalam kawasan DAS.

4. Rendahnya peningkatan produksi dan produktifitas komoditi kopi dan kakao.C. Kondisi Tahun 2008

Secara administrasi DAS Jeneberang Kabupaten Gowa seluas 98.060 Ha, Luas Cactment area DAS Jeneberang secara keseluruhan seluas 112.00 Ha dengan rincian :

1. Sub DAS Jeneberang hulu seluas 34.238 Ha.

2. Sub DAS Jenelata seluas 26.488 Ha.

3. Sub DAS Jeneberang Hilir seluas 24.169 Ha.

4. Sub DAS Malino seluas 27.105 Ha.

5. Areal DAS hulu (binaan) = 500 Ha

6. Areal DAS hulu (belum dibina) = 33.738 Ha

7. Jumlah petani yang terlibat = 850 OrangD. Pengertian

1. Konsevasi lahan adalah usaha pemanfaatan lahan dalam usahatani dengan memperhatikan kelas kemampuannya dan dengan menerapkan kaidah-kaidah konservasi tanah agar lahan dapat dipergunakan secara lestari.

2. Daerah Aliran Sungai (DAS) hulu adalah suatu daerah di hulu yang dibatasi oleh pembatas tofografi berupa punggung-punggung bukit atau gunung yang menampung air hujan yang jatuh di atasnya dan kemudian mengalirkannya melalui anak sungai dan sungai ke laut atau ke danau.

3. Terasering adalah bangunan konservasi tanah yang dibuat sejajar garis kontur yang dilengkapi saluran peresapan, saluran pembuangan air (SPA) serta tanaman penguat teras yang berfungsi sebagai pengendali erosi.

4. Guludan adalah bangunan konservasi tanah berupa pematang dengan ukuran tinggi dan lebar tertentu yang dibuat sejajar garis kontur/memotong arah lereng yang dilengkapi tanaman penguat teras yang berfungsi sebagai pengendali erosi

5. Saluran pembuangan air adalah saluran dengan ukuran tertentu yang dibuat tegak lurus kontur serta dilengkapi dengan bangunan terjunan yang berfungsi menampung dan menyalurkan aliran permukaan

6. Rorak/saluran buntu adalah suatu bangunan berupa got/saluran buntu dengan ukuran tertentu yang dibuat pada bidang olah teras dan sejajar garis kontur yang berfungsi untuk menjebak/menangkap aliran permukaan dan juga tanah yang tererosi

7. Erosi adalah peristiwa pindahnya/ terangkutnya tanah/bagian-bagian tanah ke suatu tempat oleh media alami terutama air yang dapat berupa erosi lembar, erosi parit, atau bahkan erosi parit8. Lahan kritis adalah lahan yang karena tidak sesuainya penggunaan dengan kemampuannya telah mengalami atau dalam proses kerusakan fisik, kimia dan atau biologi.

1. Meningkatkan partisipasi dan kesadaran petani dalam melakukan konservasi lahan di bagian hulu daerah aliran sungai (DAS)

2. Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan, pendapatan serta kesejahteraan petani.

3. Mengurangi erosi dan meningkatkan fungsi hidrologis kawasan hulu.

4. Mengembalikan dan meningkatkan produktivitas lahan pada DAS hulu Jeneberang.

Sasaran dari konservasi lahan perkebunan adalah lahan-lahan kritis di bagian hulu daerah aliran sungai (DAS), sedangkan rencana lokasi konservasi DAS hulu tahun 2009 seluas 250 Ha yang akan dikelola langsung oleh petani/kelompok tani atau Gapoktan.

A. Metode Konservasi Vegetasi

1. Reboisasi yaitu penanaman kembali di kawasan hutan dan Penghijauan yaitu penanaman yang dilakukan di luar kawasan hutan.

2. Pengelolaan penanaman (Crop Management) seperti countaur cropping, multiple cropping, crop rotation, 3. Tanaman penghalang, untuk mengurangi atau menahan laju aliran air permukaan (surface run off) sehingga daya kikisnya berkurang.

4. Pemacu pertumbuhan, tanaman dipupuk sehingga cepat berfungsi sebagai penutup lahan (cover crop) yang dapat mengendalikan run off dan erosi

B. Metode Konservasi Mekanik1. Teras Saluran (Rorak)

Berbentuk saluran dengan lebar 30 cm

Jarak antara teras 5 10 meter

Dinding saluran dapat diperkuat dengan tanaman rumput

Run off akan tertampung didalam saluran

Endapan partikel tanah dikeruk secara priodik

Teras saluran sering disebut rorak penangkap atau saluran buntu

2. Teras Guludang (Lip terrace)

Berfungsi seperti saluran tetapi berbentuk guludan

Guludan dibuat dari tanah, batu, sisa-sisa tanaman

Lebar dan tinggi guludan 30 cm

Jarak teras antara 5 10 meter

3. Teras Kredit (Ridge terrace)

Gabungan antara saluran dan guludan menjadi satu, untuk memperbesar daya tampung air dan endapan.

Endapan diangkat ke atas saluran, lama-lama berbentuk teras bangku secara berangsur-angsur atau kredit.

4. Teras Bangku (Bench terrace)

Terdiri dari saluran dan guludan (lip) yang dibuat terpisah oleh bidang olah

Guludan diperkuat dengan tanaman penguat teras

Aliran air terkumpul pada saluran peresapan dialirkan ke saluran pembuangan outlet atau water way dan dilengkapi dengan bangunan terjunan (drop structure)

Teras bangku dibuat pada daerah yang mempunyai kemiringan kurang dari 40%.

5. Saluran Pembuangan (water way)

Erosi terjadi karena aliran air permukaan (surface run off)

Membuang air permukaan ke saluran pembuangan (water way)

Saluran dibuat tegak lurus garis kontur.C. Metode Konservasi Kimiawi

1. Soil condisioner

Adalah bahan organik pemantap tanah yang merupakan bahan-bahan polymers berguna untuk memperbaiki struktur/agregat tanah

Sasaran lahan miring yang strukturnya lepas, kandungan pasir tinggi dan miskin hara tanaman.2. Hidro seeding Berupa bahan cair yang terdiri dari campuran bahan kimiawi sebagai pemantap tanah (soil conditioners) dan biji-bijian, kemudian disebarkan pada lahan

Sasaran tebing-tebing sungai, saluran air baik alami maupun buatan dengan permukaan tanah yang beragam.3. Mulch Bahan penutup tanah baik organik maupun anorganik yang digunakan untuk mengendalikan erosi dan run off dengan cara melindungi permukaan tanah dari kikisan air hujan dan hembusan angin.

Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik atas partisipasi dan kesadaran petani maupun generasi muda dalam melakukan konservasi lahan, dan didukung oleh pemerintah, swasta, dan lembaga swadaya masyarakat.

Harapan ke depan adalah terciptanya pengelolaan sumber daya alam, kelestarian dan keserasian ekosistem (lingkungan hidup) yang berkelanjutan sehingga produksi dan produktifitas komoditi perkebunan serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

V. PENUTUP

Gambar 2. Teras guludang

Guludan 30 cm

5 10 M

Gambar 1. Teras Saluran

Saluran 30 cm

5 = 10 M

IV. TEKNIK PELAKSANAAN

III. SASARAN KONSERVASI TAHUN 2009

II. TUJUAN

PALAWIJA

KAPAS

KAPAS

JAGUNG

KAPAS

JAGUNG

I. PENDAHULUAN