laporan_praktikum_sistem saraf pusat dan tepi_risna risyani_o11112004

Upload: risnarisyani

Post on 16-Oct-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 Laporan_praktikum_sistem Saraf Pusat Dan Tepi_risna Risyani_o11112004

    1/14

    LAPORAN PRAKTIKUM

    FISIOLOGI VETERINER DAN SATWA AKUATIK II

    NAMA : RISNA RISYANI

    NIM : O111 12 004

    PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    TAHUN 2014

  • 5/26/2018 Laporan_praktikum_sistem Saraf Pusat Dan Tepi_risna Risyani_o11112004

    2/14

    LEMBAR PENGESAHAN

    Nama Mahasiswa : RISNA RISYANI

    NIM : O11112004

    Nama Asisten : WAHYUNI

    Waktu Asistensi

    Makassar, 22 Maret 2014

    Asisten Praktikan

    WAHYUNI RISNA RISYANI

    No. Jadwal Asistensi Saran Perbaikan Paraf Asisten

  • 5/26/2018 Laporan_praktikum_sistem Saraf Pusat Dan Tepi_risna Risyani_o11112004

    3/14

    JUDUL PRAKTIKUM

    TUJUAN PRAKTIKUM

    RUANG LINGKUP PRAKTIKUM

    Susunan Saraf Pusat dan Saraf Tepi

    Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu:

    1. Untuk melihat fungsi bagian katak normal

    2. Untuk melihat aksi integrasi susunan saraf katak

    3. Untuk melihat pengaruh desebrasi4. Untuk melihat refleks pada katak spinal

    Fungsi-fungsi bagian otak katak normal, katak deserebrasi dan katak spinal

    Aksi integrasi susunan saraf katak

    Hambatan refleks pada katak normal

    Refleks pada katak spinal

    Refleks sederhana pada katak spinal

    Pengaruh intensitas rangsangan pada refleks katak spinal

    Cara mematikan katak untuk percobaan

    Membuat sediaan otot-syaraf

    Berbagai macam rangsangan pada sediaan otot-syaraf

    Kontraksi sederhana

    Pengaruh besar rangsangan pada kekuatan kontaksi

    Kontraksi tetanus dan kelelahan otot

    Kerja luar otot dengan pembebanan di depan dan di belakang

  • 5/26/2018 Laporan_praktikum_sistem Saraf Pusat Dan Tepi_risna Risyani_o11112004

    4/14

    TINJAUAN PUSTAKA

    Sistem saraf tersusun dari satu alat komunikasi dan integrasi untuk organisme, yang

    dicirikan oleh cepatnya reaksi dan lokalisasi yang tepat dari tempat kerjanya. Fungsinya

    didasarkan atas suatu infrastruktur selular sangat sempurna, hubungan bercabang, yang

    menghasilkan kerja dengan kecepatan tinggi dan cepat (Campbell, 2000).

    Sistem saraf secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu (Frandson, R. D. 1993) :

    1. Sistem saraf pusat ( central nervous system), yang mencakup otak dan korda spinalis.

    Otak terletak di dalam bagian kranial tengkorak, dan korda spinalis terletak dalam

    kolom vertebral.

    2. Sistem saraf perifer yang terdiri atas saraf kranial dan sistem saraf spinal yang

    menuju ke struktur somatik, serta saraf otonom yang menuju ke struktur vesceral.

    Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf

    tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom (Wulangi, 1994).1. Sistem saraf pusat

    Otak

    Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur

    dari segala kegiatan (Wulangi, 1994).

    Sumsum tulang belakang

    Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang

    belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang

    yang kedua.. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf

    motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari

    otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks (Sonjaya, 2013).

    2. Sistem Saraf Tepi

    Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke

    sistem saraf pusat. Sistem saraf ini dibedakan menjadi sistem saraf somatis dan sistem

    saraf otonom (Sonjaya, 2013).

    Sistem saraf somatis

    Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf

    sumsum tulang belakang. Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan

    informasi antara kulit, sistem saraf pusat, dan otot-otot rangka (Noback, 1991).

  • 5/26/2018 Laporan_praktikum_sistem Saraf Pusat Dan Tepi_risna Risyani_o11112004

    5/14

    Sistem saraf otonomSistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf

    parasimpatik (Isnaeni, 2006).

    Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut (Isnaeni, 2006):

    Mempercepat denyut jantung

    Memperlebar pembuluh darah

    Memperlebar bronkus

    Mempertinggi tekanan darah

    Memperlambat gerak peristaltis

    Memperlebar pupil

    Menghambat sekresi empedu

    Menurunkan sekresi ludah

    Meningkatkan sekresi adrenalinSistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral,

    Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem

    saraf simpatik (Isnaeni, 2006).

    Contohnya:

    Memperlambat denyut jantung

    Memperkecil pembuluh darah

    Memperkecil bronkus

    Memperendah tekanan darah

    Mempercepat gerak peristaltis

    Memperkecil pupil

    Menstimulasi sekresi empedu

    Menaikkan sekresi ludah

    Menurunkankan sekresi adrenalin

    Pada katak normal yang telah di berikan beberapa perlakuan. Katak dapat merespon

    dengan baik. Hal ini dikarenakan katak memiliki sistem saraf yang mana saraf-saraf

    tersebut dapat menghantarkan stimulus keotak hingga menimbulkan respon. Respon akan

    ditanggapi oleh neuron dengan mengubah potensial yang ada antara permukaan luar dan

    dalam dari membran. Sel-sel dengan sifat ini disebut dapat dirangsang (excitable) dan

    dapat diganggu (Irritable). Neuron ini segera bereaksi tehadap stimulus , dan dimodifikasi

    potensial listrk dapat terbatas pada tempat yang menerima stimulus atau dapat disebarkan

    ke seluruh bagian neuron oleh membran. Penyebaran ini disebut potensial aksi atau impuls

    saraf, mampu melintasi jarak yang jauh impuls saraf menerima informasi keneuron lain,

    baik otot maupun kelenjar (Hildebrand, M. 1995).

    Katak desereberasi yaitu katak yang telah dihilangkan serebrumnya, keadaan ini

    menyebabkan kemampuan dari katak (Pearce, 1989).

  • 5/26/2018 Laporan_praktikum_sistem Saraf Pusat Dan Tepi_risna Risyani_o11112004

    6/14

    Katak deserebrasi masih memiliki tingkat kesadaran yang baik dan menurun

    kesadarannya ketika sereberumnya dirusak. Kesadaran sudah hilang pada katak spinalis

    (Pearce, 1989).

    Katak spinal adalah katak yang hanya memiliki medula oblongata. Hal ini

    berhubungan dengan system respirasi, ritmis jantung dan aliran darah. Gerak spontan

    pada katak spinal semakin lambat, dan hilangnya keseimbangan badan dan kemampuan

    berenang pada katak (Pearce, 1989).

    Faktor-faktor lain yang mempengaruhi refleks spinal antara lain (Rieutort M, 1982):

    1. Ada tidaknya rangsangan atau stimulus

    Rangsangan dari luar contohnya adalah derivat dari temperatur, kelembaban,

    sinar, tekanan, zat-zat dan sebagainya. Rangsangan dari dalam yaitu dari makanan,

    oksigen, air dan lainnya. Beberapa rangsangan langsung bereaksi pada sel atau

    jaringan tetapi kebanyakan hewan-hewan mempunyai kepekaan yang spesial.

    Somato sensori pada reflek spinal dimasukkan dalam urat spinal sampai bagian

    dorsal. Sensori yang masuk dari kumpulan reseptor yang berbeda memberikan

    pengaruh hubungan pada urat spinal sehingga terjadi reflek spinal (Rieutort M,

    1982).

    2. Berfungsinya sumsum tulang belakang

    Sumsum tulang belakang mempunyai dua fungsi penting yaitu untuk mengatur

    impuls dari dan ke otak dan sebagai pusat reflek, dengan adanya sumsum tulang

    belakang pasangan syaraf spinal dan kranial menghubungkan tiap reseptor dan

    effektor dalam tubuh sampai terjadi respon. Apabila sumsum tulang belakang telah

    rusak total maka tidak ada lagi efektor yang menunjukkan respon terhadap stimulus

    atau rangsang (Rieutort M, 1982).

    Refleks merupakan sebagian kecil dari perilaku hewan tingkat tinggi, tetapi

    memegang peranan penting dalam perilaku hewan tingkat tinggi. Refleks biasanya

    menghasilkan respon jika bagian distal sumsum tulang belakang memiliki bagian yang

    lengkap dan mengisolasi ke bagian pusat yang lebih tinggi. Tetapi kekuatan dan jangka

    waktu menunjukan keadaan sifat involuntari yang meningkat bersama dengan waktu

    (Idel, 2000).

  • 5/26/2018 Laporan_praktikum_sistem Saraf Pusat Dan Tepi_risna Risyani_o11112004

    7/14

    MATERI DAN METODE

    Alat dan bahan yang digunakan :

    a. Alat : gunting, pinset, jarum., stopwatch, ember.

    b. Bahan : benang/tali, larutan asam sulfat, katak, air.

    Cara kerja :

    Melihat fungsi bagian katak normal :

    1. Letakkan katak pada meja kemudian lihat sikap badan, dan posisi tubuh. Amati

    dan hitunglah frekuensi napas, frekuensi denyut jantung/denyut nadi.

    2. Gerakan spontan

    3. Keseimbangan (kemampuan katak mencoba untuk bangkit kembali setelahditelentangkan dengan cepat)

    4. Simpan katak didalam baskom yang berisikan air, perhatikan gerakan katak saat

    berenang.

    5. Lalu angkat katak dan letakkan kembali di meja, perhatikan frekuensi napas,

    frekuensi denyut jantung/denyut nadi

    Melihat aksi integrasi susunan saraf katak :

    1. Lakukan pengangkatan pada katak secara tiba-tiba, atau dengan meletakkan katak

    pada papan pengalas, kemudian angkatlah katak beserta papan pengalas dengan

    gerakan tiba-tiba. Amati keseimbangan katak saat diangkat dengan gerakan tiba-

    tiba.

    2. Putarlah katak tersebut beserta papannya, amati kondisi kelopak mata, posisi

    tubuh normal, dan gerakan spontan.

    Hambatan refleks pada katak normal :

    1. Ikatlah kedua kaki depan katak dengan tali

    2. Lepaskan tali dan biarkan katak kembali pada keadaan normal.

    Amati, apakah terdapat kelainan pergerakan dari katak ?

    Melihat pengaruh deserebrasi :

    1. Katak tersebut dibuka mulutnya dengan menggunakan gunting, kaki gunting yang

    satu dimasukkan kedalam mulut tepatnya pada rahang atas, dan yang satunya

    pada membran timpani bagian depan, kemudian guntinglah sampai lepas dari

    tubuhnya, dengan demikian katak tidak akan memiliki otak lagi (mengalami

    deserebrasi).

  • 5/26/2018 Laporan_praktikum_sistem Saraf Pusat Dan Tepi_risna Risyani_o11112004

    8/14

    2. Biarkan katak shock setelah pemotongan rahang atas, berapa menit lamanya

    keadaan shock akan hilang. Lalu letakkan pada meja.

    3. Katak diletakkan diatas meja, dengan posisi ditelentangkan kemudian amati

    apakah katak masih dapat membalikkan tubuhnya.

    katak spinal :

    1. Katak deserebrasi kemudian dirusak serebelum dan medula oblongatanya dengan

    jarum

    2. Kemudian jarum ditusukkan ke ventrikel otak dan diputar-putarkan sehingga

    serebelum dan medula oblongatanya rusak.

    3. Didapatkan katak spinal. Letakkan katak pada meja, amati sampai berapa lama

    (detik/menit) sampai timbulnya aktivitas (hilangnya fase spinal shock).

    Melihat refleks pada katak spinal :

    1. Gantung katak spinal dengan cara menjepit rahangnya.

    2. Jepitlah kaki belakang katak pakai pinset. Bila shock belum hilang, katak tidak

    bereaksi. Tetapi jika shock telah hilang, katak akan menarik kaki saat dijepit.

    3. Jepitlah kaki depannya, sehingga katak akan menurunkan kakinya kembali

    (penghambatan reflektorik).

    4. Jepitlah lagi kaki belakang dengan lebih kuat. Katak akan menarik kedua kakinya,

    bahkan kedua kaki depannya (iridiasi refleks).

    5. Hitung berapa detik waktu yang diperlukan saat dijepit sampai saat menarik

    kakinya (waktu refleks).

  • 5/26/2018 Laporan_praktikum_sistem Saraf Pusat Dan Tepi_risna Risyani_o11112004

    9/14

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Adapun hasil dan pembahasan dari praktikum ini antara lain:

    1. Melihat fungsi katak normalHasil pengamatan

    o Denyut nafas (15 detik) : 30 x 4 = 120 kali/menit

    o Denyut jantung (15 detik) : 12 x 4 = 48 kali/menit

    o Gerak spontan saat membalikkan badan : 1 detik

    o Setelah berenang

    Denyut nafas (15 detik) : 36 x 4 = 144 kali/menit

    Denyut jantung (15 detik) : 28 x 4 = 112 kali/menit

    Pemeriksaan denyut nafas Pemeriksaan denyut jantung

    Pemeriksaan gerak spontan katak saat berenang

    Pembahasan:

    Pemeriksaan denyut nafas, pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa denyut

    nafas pada katak permenit pada katak normal. Pemeriksaan denyut jantung,

    pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa denyut jantung pada katak permenit pada

    katak normal. Pemeriksaan gerak spontan, pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat

    gerakan spontan katak saat ditelentangkan untuk membalikkan badannya ke keadaan

    normal. Pada saat katak dimasukkan kedalam ember berisi air, diamati gaya katak saat

    berenang. Dimana gaya normal katak saat berenang itu dengan kaki belakangnya

    bersamaan dan sejajar. Setelah katak dikeluarkan dari air dan kembali diperiksa denyut

    jantung dan denyut nafasnya, diperoleh hasil bahwa denyut jantung dan nafas katak

    yang habis berenang lebih cepat dibandingkan pada keadaan normal. Hal ini

    disebabkan karena katak tersebut mengalami stress.

  • 5/26/2018 Laporan_praktikum_sistem Saraf Pusat Dan Tepi_risna Risyani_o11112004

    10/14

    2. Melihat Aksi Integrasi Susunan Saraf Katak

    Katak yang diputar balikkan katak diletakkan kembali

    Pembahasan:

    Untuk menguji aksi integrasi susunan saraf katak, katak tersebut diangkat secara

    spontan dan diayunkan serta diputar setelah itu katak diletakkan kembali pada posisi

    normal kemudian katak tersebut diamati. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa

    saat katak tersebut diangkat, ia berusaha menyeimbangkan posisi tubuhnya dan saat

    katak tersebut diletakkan dengan posisi normal, pupil katak tersebut mengecil. Dan

    setelah benang pengikat pada kaki dilepas, terjadi kelainan pada pergerakan katak.

    3.Melihat pengaruh deserebrasi

    o Lama shock katak setelah rahangnya dipotong: 51 detik

    o Denyut nafas (15 detik) : 4 x 4 = 16 kali/menit

    o Denyut jantung (15 menit) : 10 x 4 = 40 kali/menit

    o Gerak spontan saat membalikkan badan: 32 detik

    Katak saat di deserebrasi katak shock setelah di desrebrasi

    Pemeriksaan denyut nafas pemeriksaan dnyut jantung

  • 5/26/2018 Laporan_praktikum_sistem Saraf Pusat Dan Tepi_risna Risyani_o11112004

    11/14

    Pembahasan:

    Katak normal tadi diserebrasi dengan memotong bagian rahang atasnya. Setelah

    dserebrasi, katak tersebut mengalami shock sekitar 51 detik. Setelah itu katak kembalimenggerakkan organ tubuhnya yang menandakan katak mulai kembali normal. Setelah

    itu katak tersebut diperiksa denyut jantung dan denyut nafasnya, sehingga diperoleh

    hasil bahwa denyut jantung dan denyut nafas katak setelah didesebrasi menjadi lebih

    lambat dari keadaan normal, hal ini dikarenakan katak tersebut mengalami shock yang

    berat.

    Setelah dilakukan pemeriksaan detak jantung dan denyut nafas, katak tersebut

    ditelentangkan untuk melihat gerakan spontan katak tersebut. dan diperoleh hasil

    bahwa katak tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk membalikkan badannya

    dibanding saat katak tersebut belum diserebrasi.

    4. Melihat Refleks Pada Katak Spinal

    o Lama shock katak setelah di spinal : 17 detik

    o Gerakan respon saat membalikkan badan: 2 detik

    Katak saat di spinal katak di jepit bagian rahangnya

    Katak yang dijepit kaki belakangnya katak yang dijepit kakai depannya

  • 5/26/2018 Laporan_praktikum_sistem Saraf Pusat Dan Tepi_risna Risyani_o11112004

    12/14

    Katak spinal yang dimasukkan dalam ember berisi air

    Pembahasan:

    Katak yang sudah diserebrasi tadi kemudian dirusak otak dan medula

    oblongatanya sehingga diperoleh katak spinal. Katak yang sudak dirusak otak dan

    medula oblongatanya tersebut mengalami shock, dan setelah berapa lama didiamkan

    baru ia bergerak. Hal ini dikarenakan sistem saraf pusatnya telah mengalami kerusakan.

    Namun saat rahangnya dijepit dan kataknya digantung, katak tersebut mengangkat

    kakinya menandakan katak tersebut memberi respon, untuk menyeimbangkan posisi

    tubuhnya, begitupun saat kaki depan dan kaki belakangnya yang dijepit.

    Setelah itu, katak tersebut kembali dimasukkan kedalam ember yang berisi air,

    dan awalnya katak tersebut berenang dengan baik namun lama kelamaan keseimbangan

    katak tersebut hilang. Karena sistem saraf yang mengontrol katak tersebut mengalami

    kerusakan.

  • 5/26/2018 Laporan_praktikum_sistem Saraf Pusat Dan Tepi_risna Risyani_o11112004

    13/14

    RANGKUMAN

    Dari percobaan yang telah kami lakukan, didapatkan kesimpulan bahwa :

    1. Pada percobaan untuk melihat fungsi kata normal, diperoleh hasil bahwa Frekuensi

    nafas dan denyut jantung antara katak pada keadaan normal dan setelah dimasukkan

    kedalam air (berenang) terdapat perbedaan dimana setelah berenang frekuensi

    nafas dan denyut jantung katak lebih cepat dibandingkan dengan katak normal.

    2. Pada percobaan aksi integrasi susunan saraf katak diperoleh hasil bahwa Katak

    normal yang diangkat lalu diputar-putar membuat pupil katak mengecil dan

    mengalami shock. Refleks kaki katak saat diikat dengan tali yaitu kaki katak

    menjadi tidak normal (terjadi kelainan pergerakan).

    3. Pada percobaan untuk melihat pengaruh deserebrasi pada katak, diperoleh hasil

    bahwa, Akibat pengaruh deserebasi tersebut katak mengalami penurunan fisiologis

    tubuh. Frekuensi nafas, denyut jantung dan refleks untuk membalikkan badannya

    menjadi lebih lama.

    4. Pada percobaan untuk melihat refleks pada katak spinal, diperoleh hasil bahwa

    katak tersebut mengalami penurunan fungsi fisiologis yakni kerusakan pada sistem

    saraf pusat yang menyebabkan responnya terhambat.

  • 5/26/2018 Laporan_praktikum_sistem Saraf Pusat Dan Tepi_risna Risyani_o11112004

    14/14

    DAFTAR PUSTAKA

    Campbell, N.A. Jane B. Reece and Lawrence G. Mitchell. 2000.Biologi. edisi 5. jilid 3.

    Alih Bahasa: Wasman manalu. Erlangga. Jakarta.

    Frandson, R. D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press,

    Yogyakarta.

    Hildebrand, M. 1995.Analysis of Vertebrate Structure, 4th Edition. John Willey&Sons

    INC, New York.

    Idel,Antoni.2000.Biologi Dalam Kehidupan Sehari-hari.Gitamedia Press:Jakarta.

    Isnaeni, wiwi. 2006.Fisiologi hewan. Yogyakarta: kanisius

    Noback, C.R. Dan R.J. Demarest. 1991.Anatomi Susunan Saraf Manusia. Alih Bahasa:

    A. Munandar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Rieutort M. 1982.Physiologie Animale, 2 Les Grandes Fonctions.Paris: Masson

    Sonjaya, Herry. 2013.Dasar Fisiologi Ternak. IPB Press : Bogor.

    Pearce, E. 1989.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia. Jakarta.

    Wulangi. S kartolo. 1994.Prinsip-prinsip fisiologi Hewan. DepDikBud : Bandung.