laporan praktikum v
DESCRIPTION
laporan satuan operasiTRANSCRIPT
PRAKTIKUM V
EVAPORASI
1. Tujuan Praktikum
1.1 Tujuan Instruksional Umum
1.1.1 Mahasiswa dapat memahami mekanisme evaporasi
1.1.2 Mahasiswa dapat mengetahui peralatan yang digunakan dalam evaporasi
1.1.3 Mahasiswa dapat menghitung perubahan konsentrasi yang terjadi selama
evaporasi
1.2 Tujuan Instruksional Khusus
1.2.1 Mahasiswa dapat merangkai alat evaporasi
1.2.2 Mahasiswa dapat mengukur konsentrasi larutan
1.2.3 Mahasiswa dapat menghitung neraca massa evaporasi
2. Landasan Teori
Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga
didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan dari evaporasi
itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah
menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi ,
pelarutnya adalah air.
Salah satu tujuan lain dari operasi ini adalah untuk mengurangi volume dari suatu
produk sampai batas-batas tertentu tanpa menyebabkan kehilangan zat-zat yang
mengandung gizi. Pengurangan volume produk, akan mengakibatkan turunnya biaya
pengangkutan. Disamping itu, juga akan meningkatkan efisiensi penyimpanan dan dapat
membantu pengawetan, atas dasar berkurangnya jumlah air bebas yang dapat digunakan
oleh mikroorganisme untuk kehidupannya.
Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah
zat cair, kadang-kadang zat cair yang sangat viskos, sedangkan pada pengeringan adalah
zat padat. Begitu pula, evaporasi berbeda dengan distilasi, karena pada evaporasi uapnya
biasanya meruapakan komponen tunggal, dan walaupun uap itu berupa campuran, dalam
proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Dalam
distilasi, uap yang dihasilkan masih memiliki komponen yang lebih dari satu fraksi. Uap
berisi fraksi tersebut diuapkan kembali dengan tujuan untuk memperoleh distilat yang
lebih murni. Selain itu, biasanya dalam evaporasi, zat cair pekat itulah yang merupakan
produk yang berharga dan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang. Sedangkan
dalam distilasi uapnya adalah produk yang diinginkan.
Mekanisme kerja evaporator adalah steam yang dihasilkan oleh alat pemindah
panas, kemudian panas yang ada (steam) berpindah pada bahan atau larutan sehingga
suhu larutan akan naik sampai mencapai titik didih. Steam masih digunakan atau disuplai
sehingga terjadi peningkatan tekanan uap. Di dalam evaporator terdapat 3 bagian, yaitu:
1. Alat pemindah panas
Berfungsi untuk mnsuplai panas, baik panas sensibel (untuk menurunkan suhu)
maupun panas laten pada proses evaporasi. Sebagai medium pemanas umumnya
digunakan uap jenuh.
2. Alat pemisah
Berfungsi untuk memisahkan uap dari cairan yang dikentalkan.
3. Alat pendingin
Berfungsi untuk mengkondnsasikan uap dan memisahkannya. Alat pendingin ini
bisa ditiadakan bila sistem bekerja pada tekanan atmosfer (Gaman, 1994).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses evaporasi terhadap kecepatan
penguapan, perubahan komponen kimia bahan pangan dan lainnya :
1. Suhu dan Tekanan
Suhu evaporasi berpengaruh pada kecepatan penguapan. Makin tinggi suhu
evaporasi maka penguapan yang terjadi semakin cepat. Namun, penggunaan suhu
yang tinggi dapat menyebabkan beberapa bahan yang sensitive terhadap panas
mengalami kerusakan. Untuk memperkecil resiko kerusakan tersebut maka suhu
evaporasi yang digunakan harus rendah. Suhu evaporasi dapat diturunkan dengan
menurunkan tekanan evaporator.
Suhu evaporasi yang tinggi dapat mempercepat proses evaporasi sebab proses
pemanasan dapat meningkatkan viskositas karena konsentrasi juga semakin
meningkat. Namun apabila suhu evaporasi terus-menerus dinaikan maka kecepatan
evaporasi juga tidak dapat dinaikan sebab larutan mempunyai viskositas yang tinggi
dan konsentrasinya juga sudah tinggi sehingga proses penguapan semakin lambat dan
proses evaporasi juga berjalan lambat (Buckle, 1987).
2. Lama Evaporasi
Makin tinggi suhu evaporasi maka penguapan yang terjadi semakin cepat.
Semakin lama evaporasi yang terjadi maka semakin banyak zat gizi yang hilang dari
bahan pangan. Suhu evaporasi seharusnya dilakukan serendah mungkin dan waktu
proses juga dilakukan sesingkat mungkin (Wirakartakusumah, 1989).
3. Luas permukaan
Dengan lebih luasnya permukaan bahan maka semakin luas pula permukaan
bahan pangan yang berhubungan langsung dengan medium pemanasan dan lebih
banyak air yang dapat keluar dengan cepat dari bahan makanan sehingga evaporasi
semakin cepat. Semakin cepat evaporasi yang terjadi maka semakin banyak air dan
bahan pangan sensitive panas yang hilang dari bahan pangan.
4. Jenis Bahan dan Viskositas Cairan
Jenis bahan juga mempengaruhi teknik evaporasi yang digunakan. Sebagian
jenis makanan ada yang mengandung komponen yang sangat korosif terhadap
permukaan alat penukar panas, sehingga sebaiknya menggunakan bahan dari stainless
steel dalam pembuatan alat evaporasi (Wirakartakusumah, 1989). Makin tinggi
viskositas cairan, tingkat sirkulasi akan menurun, sehingga menurunkan koefisien
transfer panas. Hal ini akan menghambat proses penguapan. Selama proses evaporasi
viskositas larutan akan mengalami kenaikan karena meningkatnya konsentrasi.
5. Adanya kerak
Selama proses evaporasi adanya padatan yang tersuspensi dalam cairan akan
menimbulkan kerak pada evaporator. Adanya kerak tersebut menyebabkan koefisien
transfer panas mengalami penurunan sehingga proses penguapan terhambat.
Aplikasi dari evaporasi
Proses evaporasi telah dikenal sejak dahulu, yaitu untuk membuat garam dengan
cara menguapkan air dengan bantuan energi matahari dan angin. Kegunaan utama dari
evaporator adalah menguapkan air pada larutan sehingga larutan memiliki konsentrasi
tertentu.
Pada industri makanan dan minuman, agar memiliki mutu yang sama pada jangka
waktu yang lama, dibutuhkan evaporasi. Misalnya untuk pengawetan adalah
pembuatan susu kental manis, pada pengolahan gula diperlukan proses pengentalan
nira tebu sebelum proses kristalisasi.
Evaporasi merupakan satu unit operasi yang penting dan biasa dipakai dalam
industri kimia dan mineral, misalnya industri aluminium dan gula. Evaporator juga
digunakan untuk mengolah limbah radioaktif cair. Kegunaan lainnya adalah mendaur
ulang pelarut mahal seperti hexane ataupun sodium hydroxide pada kraft pulping bisa
juga untuk menguapkan limbah agar proses penanganan limbah lebih murah. Contoh-
contoh operasi evaporasi dalam Industri Kimia lainnya yaitu : Pemekatan larutan
NaOH, Pemekatan larutan KNO3, Pemekatan larutan NaCL, Pemekatan larutan nitrat
dan lain-lain.
Air laut adalah air dari laut atau samudera. Air laut memiliki kadar garam rata-
rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35 gram garam (terutama,
namun tidak seluruhnya, garam dapur/NaCl).
Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral yang
terdapat di dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya natrium, kalium, kalsium, dll.
Apabila air sungai mengalir ke lautan, air tersebut membawa garam. Ombak laut yang
memukul pantai juga dapat menghasilkan garam yang terdapat pada batu-batuan.
Lama-kelamaan air laut menjadi asin karena banyak mengandung garam.
3. Alat Dan Bahan
3.1 Alat :
a. Kompor listrik 1 buah
b. Labu distilasi 1 buah
c. Kondensor 1 buah
d. Termometer 1 buah
e. Statif dan klem 2 buah
f. Piknometer 10 ml 1 buah
g. Beaker glass 25ml 1 buah
h. Gelas ukur 25 ml 4 buah
i. Pipet tetes 1 buah
j. Neraca analitik 1 buah
k. Gelas arloji 1 buah
l. Spatula 1 buah
m. Corong kaca 1 buah
n. Kertas saring
3.2 Bahan
a. Air laut 200 ml
4. Skema Kerja
Air laut
Gambar V.1 Skema Kerja Evaporasi
Disaring
Labu distilasi
Air laut bening dalam labu
Panaskan
30 menit kemudian vapour pertama menetes
Pada suhu 960C
Evaporasi I
Air laut bening dan bersih. Masukan ke labu distilasi
Evaporasi II Evaporasi III Evaporasi IV
Dihasilkan
15 ml vapour
Uji densitas Uji densitas Uji densitas Uji densitas
Dihasilkan
20 ml vapour
Dihasilkan
30 ml vapour
Dihasilkan
40 ml vapour
DAFTAR PUSTAKA
Mc Cabe, Warren L. 1993. Operasi Teknik Kimia Jilid 1. Jakarta :Penerbit Erlangga
Gaman, P. M. 1994. Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. Yokyakarta:
UGM Press.
Buckle, K. A dkk. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Susanto, 2010. Evaporasi. Tersedia :
http://susantoteknikmesin.blogspot.com/2010/12/evaporasi.html. Diakses
20 April 2014
Putri, P. 2012. Laporan Praktikum Evaporasi. Tersedia : http://putih-
chemist.blogspot.com/2012/10/laporan-praktikum-evaporasi.html. Diakses
27 April 2014
id.wikipedia.org/wiki/Air_laut