laporan praktikum mikrobio

Upload: rifalatul-itzna

Post on 10-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan praktikum

TRANSCRIPT

PENGAMATAN MORFOLOGI KOLONI, PEWARNAAN SECARA GRAM DAN PENGUKURAN SEL BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah MikrobiologiYang Dibina Oleh Ibu Sitoresmi Prabaningtyas

Oleh:Kelompok 6 / Offering APendidikan BiologiAliyul Murtadlo(120341400030)Feti Tunjung Sari(120341421952)Ika Dewi Sumiati(120341421986)Rifalatul Isnaini(120341400031)

Universitas Negeri Malang

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMJURUSAN BIOLOGIPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGISeptember 2014A. DASAR TEORINama Bakteri yang berasal dari kata bakterion (bahasa yunani yang berarti tongkat atau batang. Sekaang nama tersebut untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil (meskipun ada kecualinya0, berbiak dengan pemeblahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hnaya tampak dengan mikroskop. Bakteri dapat diperoleh dari mana-mana, misal dari rongga mulut, sela-sela gigi, dan tanah yang banyak sampah-sampah dan sisa makanan yang sudah basi. Biasanya kita mengadakan pemiaraan dulu di dalam cawan petri yang berisi zat makanan atau medium. Asalkan medium itu dibiarkan begitu saja terbuka, maka sehabis 24 jam akan kita dapati berpuluh-puluh koloni bakteri dan jamur (cendawan) menutup permukaan medium tersebut. koloni cendawan dapat segera dibedakan dari koloni bakteri, koloni cendawan itu memperlihatkan benang-benang miselium. Koloni bakteri nampak seperti sekelumit mentega, air susu atau percikan sari buah yang kental. Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka bakteri dapat diperiksa didalam keadaan hidup atau dalam keadaan mati (Dwijoseputro, 1989). Pewarnaan gram atau metode gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling penting dan luas di gunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi di kenai larutan-larutan berikut zat pewaraan Kristal violet, larutan yodium, larutan akohol(bahan pemucat) dan zat pewarnaan tandinganya berupa zat warna safranin atau air fucshin. Metode ini di beri nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853-1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiela, pneumonia. Bakteri yang telah diwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu, bakteri gram positf dan bakteri gram negatif. Bakteri garam positif akan memprtahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna Kristal violet setelah dicuci dengan alkohol dan sewaktu diberi zat pewarna tandingnya yaitu dengan zat pewarn air fucshin atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini di sebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya (Pelczar, 2007). Bakteri gram positif adalah bakeri yang mempertahankan zat warna metal ungu sewaktu proses pewarnaan gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna merah atau merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama berdasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri. Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat metal ungu pada metode pewarnaan gram. Bakteri gram-positif akan mempertaahankan warna ungu gelap setelah di cuci dengan alkohol.Sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan gram suatu pewarnaan penimbal (conterstain)di tambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini perbedaan struktur dinding selnya. Banyak spesies organisme inang, sifat pathogen ini umumnya berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel gram-negatif terutama lapisan lipopolisakarida (Pelczar, 2007).Berdasarkan bentuk morfologinya maka bakteri morfologinya maka bakteri dapat dibagi atas 3 golongan yaitu golongan Basil , golongan Kokus, golongan spiral. Basil (dari bacillus) serupa tongkat pendek silindris. Sebagian besar bakteri berupa basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang. Ujung-ujung basil yang terlepas satu sama lain itu tumpul, sedang ujung-ujung yang masih bergandengan itu tajam. Kokus (dari coccus) adalah bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil. Golongan ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang bergandeng-gandengan panjang serupa tali leher. Spiral (dari spirillum) ialah bakteri yang bengkok atau berbengkok-bengkok serupa spiral. Bakteri yang serupa spiral ini tidak banyak terdapat. Golongan ini merupakan golongan yang paling kecil, jika dibanding dengan golongan kokus maupun golongan basil (Dwijoseputro, 1989).

B. TUJUAN PRAKTIKUM1. Untuk mempelajari morfologi koloni bakteri2. Memperoleh ketrampilan pewarnaan sel bakteri secara gram3. Untuk menentukan sifat gram dari bakteri yang diperiksa4. Untuk mengukur sel bakteri

C. ALAT DAN BAHANAlat 1. Colony counter + Pena1 buah2. Mikroskop1 buah3. Mikrometer Okuler1 buah4. Kaca benda2 buah5. Lenda okuler mikrometer1 buah6. Mangkuk pewarna1 buah7. Kawat penyangga1 buah8. Pipet1 buah9. Jarum inokulasi ujung melingkar2 buah10. Lampu spiritus1 buah11. Botol penyemprot1 buah12. Lap pel1 buahBahan 1. Biakan murni bakteri 2x24 jam2 cawan petri2. Aquades steril1 botol semprot 3. Larutan amonium oksalat kristal violet1 botol4. Larutan safranin1 botol5. larutan iodium1 botol 6. Kertas penghisap2 lembar7. Tisu1 gulung8. Korek api1 buah9. Alkohol 95%50 ml10. Lisol1 botol semprot11. Sabun cuci1 buah

D. CARA KERJA1. Praktikum pengamatan morfologi, ukuran diameter dan jumlah koloni bakteri

2. Praktikum pembuatan biakan murni bakteri pada medium agar miring

3. Praktikum pewarnaan bakteri secara gram

E. DATA PENGAMATAN1. Morfologi koloni Ciri Morfologi koloniKoloni 1Koloni 2

a. Warna koloni PutihAgak keruh

b. Bentuk koloni Bundar dengan tepian menyebarBundar dengan tepian menyebar

c. Tepi koloniBercabang Bercabang

d. Elevasi koloniTimbul Timbul

e. Kepekatan koloniPekat Pekat

f. Mengkilat/suramSuram Suram

g. Dimeter koloni1 cm1,1 cm

h. Kepekatan koloniPekat Pekat

i. Jumlah koloni109 (keseluruhan)36 (jumlah bakteri yang sama pada satu cawan)58 (keseluruhan)10 (jumlah bakteri yang sama pada satu cawan)

j. Tipe pertumbuhan pada medium miringSerupa pedangSerupa pedang

Morfologi BakteriNoCiri bakteri Koloni 1Koloni 2

a. Asal bakteriKantin FMIPA (jarak setinggi hidung)Kantin FMIPA(diatas lantai)

b. Warna Merah (gram negatif)Merah (gram negatif)

c. Panjang bakteri 3 m, 2 m, 2 m (rata-rata panjang 2,3 m)2 m, 2 m, dan 4 m (rata-rata 2,6 m)

d. Lebar 1 m1 m

e. Bentuk bakteri Basil Basil

F. ANALISIS DATAPada hari senin 25 Agustus 2014 kami menangkap bakteri di Kantin FMIPA. Setelah dibiakkan selama 3 hari 2 malam, bakteri yang kami tangkap telah membentuk koloni yang tumbuh pada medium nutrien agar. Dalam menangkap bakteri kita menggunakan 2 macam variasi yaitu pertama kita mennagkap bakteri dengan meletakkna cawan petri yang sudah berisi medium agar diatas lantai. Dan yang kedua kami menamggkpa bakteri dengan memegang cawan petri sejajar dengan hidung. Kemudian menunggu dalam waktu 10 menit agar bakteri dapat menempel pada medium yang ada.Bakteri yang ditangkap dari atas lantai memiliki warna koloni putih, bentuk koloni bundar dengan tepian menyebar, jika diamati dibawah sinar matahari dengan seksama bagian tepian koloninya bercabang, elevasi koloni timbul dan memiliki kepekatan yang pekat karena saat digores dengn jarun inokulasi bakteri ikut tersangkut. Permukaan koloni suram dan memilki diameter 1 cm. Pada koni bakteri yang ditangkap sejajar dengan hidung memilki warna koloni putih tetapi cenderumg keruh, bentuk koloninya bundar dengan tepian mneyebar dan memiliki tepian yang bercabang. Elevasi koloni timbul dan memiliki kepekatan yang pekat karena saat digores dengan jarun inokulasi bakteri ikut tersangkut. Permukaan koloni suram dan memiliki diameter 1,1 cm. Pada medium miring, kedua bakteri memiliki tipe pertumbuh an menyerupai pedang.Setelah melakukan pengamatan koloni bakteri bakteri yang kami perlakukan berupa pewarnaan gram. Setelah kami warnai, dan kami lihat di bawah mikroskop dengngan perbesaran 1000 kali. Hasilnya menunjukkan bahwa bakteri berwarna biru. Sehingga dapat digolongkan bakteri gram positif. Bakteri yang kami temukan bebentuk basil. Panjang bakteri yang kami ulang sebanyak 3 kali. Panjang bakteri yang ditangkap diatas lantai adalah 3 m, 3 m, dan ada yang 2 m. Sedangkan yang ditangkap setinggi hidung panjang bakterinya asa yang 2 m, 2 m, dan ada yang 4 m

G. PEMBAHASAN a. Pengamatan morfologi bakteri Pada praktikum kali ini digunakan 2 macam koloni bakteri. Koloni bakteri semuanya diambil di daerah kantin FMIPA UM yang membedakan adalah koloni bakteri 1 diambil di bagian lantai kantin sedangkan koloni bakteri 2 diambil di kantin sejajar dengan hidung. Baik koloni bakteri 1 maupun koloni bakteri 2 memiliki karakteristik tersendiri.Dalam pengambilan koloni yang akan diamati dibawah mikroskop harus menggunakan kawat jarum yang telah dipanaskan hal ini bertujuan untuk mensterilisasikan jarum yang akan digunakan untuk mengambil bakteri yang ada di dalam cawan petri. Begitu juga dengan pemasan pada bagian samping cawan petri akan menstirilisasikan cawan petri itu sendiri agar koloni bakteri yang ada di cawan petri tidak terkontaminasi dengan koloni bakteri yang ada di lingkungan luar.Koloni bakteri 1 yang diambil di lantai kantin memiliki karakteristik warna putih yang menunjukkan bahwa koloni bakteri ini sering terkena sinar matahari serta kandungan protein pada dindingnya lebih banyak. Memiliki bentuk koloni bundar dengan tepian menyebar. Jika dilihat lebih seksama lagi dengan jeli ditempat yang lebih terang memiliki tepian pada koloni 1 ini memilki tepian yang bercabang dan elevasi koloni timbul. Warna koloni suram hal tersebut dikarenakan kandungan asam yang terdapat pada koloni bakteri. Diameter koloni yang terdapat pada koloni 1 sebesar 1 cm. Memiliki kepekatan koloni yang pekat, hal tersebut sesuai dengan lingkungan tempat bakteri tersebut ada. Tipe pertumbuhan pada medium miring tumbuh bentuk serupa pedang (Kusnadi 2003).Koloni bakteri 2 yang ditangkap di kantin dengan letak cawan petri sejajar dengan hidung memiliki karakteristik warna putih agak keruh yang menunjukkan bahwa koloni bakteri ini tidak terlalu menyukai cahaya matahari. Memiliki bentuk koloni bundar tepian menyebar. Memiliki tepian yang bercabang. Elevasi koloni timbul. Warna koloni suram. Diameter koloni yang terdapat pada koloni 2 sebesar 1,1 cm. Memiliki koloni yang pekat ini bertujuan untuk mempermudah dalam mengambil nutri yang ada pada suatu lingkungan. Tipe pertumbuhan pada medium miring tumbuh bentuk serupa pedang (Kusnadi 2003).Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan koloni 1 dan koloni bakteri 2 memiliki morfologi yang tidak jauh berbeda hal ini karena persebaran bakteri dalam satu wilayah masih cenderung sama. Meskipun jumlahnya berbeda namun bentuk bakteri maupun morfologinya cenderung sam. Hal tersebut menurut Pelczar dan Chan (1986) tergantung dari lingkungan yang ada di suatu wilayah tertentu. Faktor yang mempengaruhi keberadaan suatu jenis bakteri pada wilayah tertentu menurut Pelczar dan Chan (1986) antara lain : SuhuPertumbuhan bakteri akan meningkat secara bertahap dari temperatur minimum sampai optimum, dan akan menurun secara bertahap dari temperatur optimum ke temperatur maksimum. Hal ini terjadi karena enzim yang membantu metabolisme tubuh bakteri sangat rentan terhadap perubahan suhu. KelembabanSemua metabolisme aktif sel pada umumnya membutuhkan lingkungan air. Tidak seperti organisme tingkat tinggi yang memiliki lapisan pelindung dan lingkungan fluida internal, organisme bersel tunggal langsung terekspos oleh lingkungannya. Kebanyakan sel vegetatif hanya dapat hidup beberapa jam tanpa kelembaban. Hanya organisme pembentuk spora yang punya mekanisme pelindung dalam lingkungan yang kurang kelembabannya. pHNilai pH merupakan faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim, dimana aktivitas enzim ini akan maksimum pada kondisi pH optimum. Nilai pH sel mikroorganisme dipengaruhi oleh pH lingkungan dimana mikroorganisme tersebut hidup. Bebertapa mikroorganisme memiliki mekanisme untuk mempertahankan pH intraselularnya pd pH yang relatif konstan dalam kondisi pH lingkungan yang berfluktuasi dan tambah pada kondisi asam maupun basa. Pada umumnya bakteri hidup pada pH 6,5-7,5. Cahaya matahariAda beberapa bakteri yang sensitif terhadap keberadaan cahaya matahari namun ada juga beberapa jenis koloni bakteri yang cenderung memerlukan cahaya matahari. AlkanitasNilai alkalinitas menyatakan jumlah total asam yang dapat dinetralkan oleh basa yang ditambahkan ke dalam sistem. Karena pH dapat mempengaruhi keberhasilan proses anaerobik, maka perlu ada cukup alkalinitas untuk mengontrol pH pada suatu lingkungan proses anaerobik. Tekanan osmosisDiketahui bahwa membran untuk semua organisme bersifat semipermeable. Membran sel memperbolehkan air untuk berpindah melalui mekanisme osmosis antara sitoplasma dan lingkungan luar. Jika konsentrasi zat-zat diluar lebih tinggi dari pada di dalam sel (hiperosmosis), maka air dalam sel akan keluar dan menyebabkan plasmolisis yang dapat menyebabkan sel mati karena kehilangan kandungan airnya. Keberadaan oksigenMenurut keberadaan oksigen, bakteri dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu aerob, yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen dalam metabolismenya dan anaerob, yaitu bakteri yang tidak perlu oksigen dalam metabolismenya dimana donor elektron diperoleh dengan memanfaatkan sumber lain selain oksigen. Ada juga bakteri yang dapat menyesuaikan diri dengan kedua situasi. Bakteri jenis ini dinamakan sebagai bakteri obligat, ada yang aerob obligat ada juga yang anaerob obligat. Faktor nutrisi.Nutrien (elemen anorganik) yang terutama (major nutrien) yang dibutuhkan mikroorganisme adalah N, S, P, K, Mg, Ca, Fe, Na dan CI. Sedangkan nutrien lain yang juga dibutuhkan dalam jumlah relatif tidak terlalu besar (minor nutrien) termasuk Zn, Mn, Mo, Se, Co, Cu, dan Ni. Tekanan hidrostatikTekanan hidrostatik adalah tekanan yang ada pada air yang bergantung pada kedalamannya. Semakin dalam air, semakin besar tekanan hidrostatisnya. Tekanan ini mempengaruhi ketahanan tubuh bakteri tepatnya pada kinerja enzim dan ketahanan membran tubuhnya. Tekanan tinggi dapat membuat enzim terdenaturasi.Dengan bukti ditemukannya koloni bakteri dalam jumlah yang besar, maka kantin telah memiliki kriteria tersebut sehingga koloni bakteri mampu tumbuh dan berkembang di daerah tersebut.

b. Pewarnaan gramPewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel (Manurung, 2010).Amonium oksalat Kristal violet merupakan reagen yang berwarna ungu. Kristal violet ini merupakan pewarna primer (utama) yang akan memberi warna pada mikroorganisme target. Kristal violet bersifat basa sehingga mampu berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat asam. Dengan perlakuan seperti itu, sel mikroorganisme yang transparan akan terlihat berwarna (ungu). Pemberian kristal violet pada bakteri gram positif akan meninggalkan warna ungu muda. Perbedaan respon terhadap mekanisme pewarnaan gram pada bakteri adalah didasarkan pada struktur dan komposisi dinding sel bakteri. Bakteri gram positif mengandung protein dan gram negatif mengandung lemak dalam persentasi lebih tinggi dan dinding selnya tipis. Kristal violet yang diteteskan didiamkan selama1 menitbertujuan agar cat atau pewarna ini dapat melekat sempurna pada dinding sel bakteri (Manurung, 2010).Selanjutnya adalah pemberian larutan iodium yaitu larutan berwarna coklat. Larutan iodium merupakan cat Mordan, yaitu bahan kimia yang berfungsi memfiksasi cat primer yang diserap mikroorganisme target. Akibat pemberian iodium dan didiamkan selama 2 menit, maka pengikatan warna oleh bakteri akan lebih baik (lebih kuat) (Kusnadi, 2003).Selanjutnya, 1 tetes alkohol 95% diteteskan di atasobjek glasstersebut kemudian didiamkan selama1 menit. Setelah itu,kaca objekdibilas denganairhingga warnanya hilang. Alkohol 95% merupakan solven organik yang berfungsi untuk membilas (mencuci) atau melunturkan kelebihan zat warna pada sel bakteri (mikroorganisme). Tercuci tidaknya warna dasar tergantung pada komposisi dinding sel, bila komponen dinding sel kuat mengikat warna, maka warna tidak akan tercuci sedangkan bila komponen dinding sel tidak kuat menelan warna dasar, maka warna akan tercuci. Pemberian alkohol pada pengecatan ini dapat mengakibatkan terjadinya dua kemungkinan yaitu mikroorganisme (bakteri) akan tetap berwarna ungu atau bakteri menjadi tidak berwarna. Pemberian alkohol 95% juga menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar permeabilitas dinding sel (Manurung, 2010).Selanjutnya diteteskan 1 tetes safranin di ataskaca objektersebut kemudian didiamkan selama 1 menit. Setelah itu,kaca objekdibilas dengan airhingga warnanya hilang. Safranin merupakan pewarna tandingan atau pewarna sekunder. Zat ini berfungsi untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan pewarna utama setelah perlakuan dengan alkohol. Dengan kata lain, safranin memberikan warna pada mikroorganisme non target serta menghabiskan sisa-sisa cat atau pewarna. Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi berwarna merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram positif dinding selnya terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori pori mengkerut, daya rembes dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna safranin tidak dapat masuk sehingga sel berwarna ungu (Manurung, 2010).Pemberian reagen atau pewarna yang berganti dari satu pewarna ke pewarna lain dengan waktu yang telah ditentukan disebabkan karena zat-zat warna tersebut dapat berikatan dengan komponen dinding sel bakteri dalam waktu singkat. Karena itulah rentang waktu pemberian zat warna yang satu ke yang lainnya tidak lama sehingga proses identifikasi bakteri berlangsung cepat (Kusnadi, 2003).Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dari kedua koloni bakteri yang diteliti baik koloni 1 yaitu yang berada di lanati maupun koloni 2 yang diletakkan sejajar dengan hidung mengandung gram negatif. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya warna merah dari bakteri yang diteliti dimana keduanya memiliki bentuk basil. Dinding sel bakteri golongan gram negative umumnya lebih tipis dari dinding sel gram positif. Yang pertama mengandung persentase lipid atau lemak yang lebih banyak dari dinding sel bakteri gram positif. Selama perlakuan dengan alcohol ternyata lemak ini tertarik keluar sehingga memperbanyak porositas atau menaikan permeabilitas dinding sel akibatnya kristal violet iodine (CV-I) tertarik keluar sehingga bakterinya kehilangan warna. Sehingga terjadilah warna merah pada bakteri yang diteliti (Kusnadi 2003).

c. Pengukuran sel bakteriPraktikum kali menggunakan dua koloni dari tempat asal yang sama namun dengan teknik pengambilan yang berbeda. Koloni pertama diambil dari kantin yang diletakkan di lantai, sedangkan koloni kedua diambil dari kantin juga namun cawan petri dibawa sampai sejajar dengan hidung. Pengukuran sel bakteri dengan menggunakan mikroskop ini melalui tahap peneraan mikroskop terlelbih dahulu. Ukuran sel bakteri yang relatif amat kecil masih dapat diukur dengan pengukuran yang tepat. Pengukuran dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi mikrometer okular. Pada tahap sebelumnya, mikrometer okuler ditera dengan mikrometer meja untuk menentukan skala (jarak antar garis-garis). Sehingga bakteri dapat diketahui panjang dan diameter melalui skala dari garis-garis mikrometer okuler (Tarigan, 1988).Fungsi dari mikrometer meja adalah sebagai pemberi ukuran standar. Pada kaca tersebut terdapat garis-garis skala dengan ukuran tertentu. Agar saat pengamatan, agar dapat ukuran partikel dapat diukur saat diamati, maka perlu dilakukan terlebih dahulu kalibrasi garis pada mikrometer okuler terhadap ukuran standar (Tarigan, 1988). Ukuran besar bacteria bervariasi, tergantung dari spesiesnya. Rata-rata ukuran diameter dan panjang bakteri pathogen yang berbentuk batang kira-kira 0,5 m dan 2 m, sedangkan bakteri non pathogen yang berbentuk batang dapat mencapai diameter 4 m dan panjangnya 20 m (Tarigan, 1988). Sedangkan menurut Kusnadi (2003), bentuk dan ukuran sel bakteri bervariasi, ukurannya berkisar 0,4 2,0 mm. Bentuk sel bakteri dapat terlihat di bawah mikroskop cahaya, dapat berbentuk kokus (bulat), basil (batang), dan spiral. Hal ini sesuai dengan hasil pengukuran sel bakteri yang telah dilakukan. Disini kami menggunakan koloni bakteri yang berasal dari kantin namun ada 2 koloni yaitu koloni 1 diambil di lantai dan koloni 2 diambil sejajar dengan hidung. Bentuk bakteri pada koloni 1 maupun koloni 2 sama-sama berbentuk basil sehingga kami mengukur panjang maupun lebarnya. Pada koloni bakteri 1, rata-rata panjang sel bakteri adalah 2,3m dan rata-rata lebarnya adalah 1 m. Pada koloni bakteri 2, rata-rata panjang sel bakteri adalah 2,6 m serta memilki lebar 1 m. Rata-rata diameter dan panjang sel bakteri didapat dari tiga kali pengukuran sel bakteri dengan skala yang digunakan adalah perbesaran 1000 kali.Selanjutnya dijelaskan Pelczar dan Chan (1986) bahwa ciri khusus bakteri akan nampak ketika diperbandingkan antara luas permukaan terhadap volume hitungnya. Pada bakteri, nilai yang diperbandingkan akan lebih besar daripada mikroorganisme yang lebih besar ukurannya. Dalam aplikasi praktis, dijelaskan bahwa isi suatu sel bakteri menjadi terbuka terhadap batas permukaan antara dinding sel dan nutrien di sekitarnya. Sifat tersebut yang menyebabkan tingginya laju metabolisme dan pertumbuhan bakteri.

H. KESIMPULAN1. Morfologi bakteri yang terdapat pada koloni bakteri 1 adalah warna putih, memiliki bentuk koloni bundar tepian menyebar, memiliki tepian yang bercabang, Elevasi koloni timbul, warna koloni suram, diameter koloni yang terdapat pada koloni 1 sebesar 1 cm. Memiliki koloni yang pekat, tipe pertumbuhan pada medium miring tumbuh bentuk serupa pedang. Koloni bakteri 2 memiliki karakteristik warna putih agak keruh, memiliki bentuk koloni bundar tepian menyebar, memiliki tepian yang bercabang, elevasi koloni timbul, warna koloni suram, diameter koloni yang terdapat pada koloni 2 sebesar 1,1 cm, memiliki koloni yang pekat, tipe pertumbuhan pada medium miring tumbuh bentuk serupa pedang.2. koloni 1 yaitu yang berada di lanati maupun koloni 2 yang diletakkan sejajar dengan hidung mengandung gram negatif dengan ditunjukkannya warna merah pada membran bakteri. Selain itu keduanya memiliki bentuk yang sama yaitu basil.3. Koloni bakteri 1 memilki rata-rata panjang sel bakteri 2,3 m dan lebar diameter 1 m. Sedangkan Pada koloni bakteri 2 memilki rata-rata panjang sel bakteri adalah 2,6 m dan lebar 1 m.

DAFTAR RUJUKANDwijoseputro. 1989. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakatra : DjambatanKusnadi, dkk. 2003. Common textbook (Edisi revisi) Mikrobiologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.Manurung,Pebrin. 2010. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia.Pelczar, Michael J. dan Chan, E.C.S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.Pelczar, M.J. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar mikrobiologi. Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan- Proyek pengembangan lembaga pendidikan tenaga kependidikan.Sutedjo, M.1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta : Rhineka Cipta.

LAMPIRAN