laporan praktikum hidrolisis
DESCRIPTION
laporan praktikum hidolisisTRANSCRIPT
Kata PengantarSegala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan laporan hasil praktek ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang HIDROLISIS GARAM yang kami sajikan berdasarkan percobaan. Laporan ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya laporan praktikum ini dapat terselesaikan.
Laporan ini memuat praktikum tentang “HIDROLISIS GARAM” yaitu mengetahui sifat larutan garam asam, basa ataukah netral. Walaupun laporan praktikum ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru kimia yaitu Ibu Utami yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah.
Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun laporan praktikum ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Surabaya, 16 Maret 2011
Penyusun,
Daftar IsiHal
1. Kata pengantar………………………………………………………………..........................................
1
2. Daftar isi……………………………………………………………………….........................................
2
I. Tujuan………………………………………………………...…….............................................
3
II. Hipotesis……………………………………………………………............................................
3
III. Dasar teori……………………………………………………………….....................................
3
IV. Variabel……………………………………………………………………………………………… 8
V. Alat dan Bahan……………………....…………………………………………………………….. 9
VI. Langkah kerja……………………………...………………………………………………............ 11
VII. Data pengamatan…………………………...……………………………………………………... 12
VIII. Analisis data…………………………………..……………………….......................................
15
IX. Kesimpulan……………………...……………………………………........................................
20
X. Daftarpustaka……………………………………………………………………………………… 20
I. TujuanMengetahui sifat asam atau basa pada berbagai jenis larutan garam
II. HipotesisGaram yang bersifat netral tidak mengubah warna kertas lakmus merah maupun kertas lakmus biru. Garam yang bersifat asam dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah dan kertas lakmus merah tidak berubah warna.Garam yang bersifat basa dapat mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru dan kertas lakmus biru tidak berubah warna.
III.Dasar teori
Garam adalah senyawa yang dihasilkan dari reaksi netralisasi antara larutan asam dan larutan basa. Larutan garam yang terbentuk memiliki sifat yang bervariasi, tergantung pada sifat asam dan sifat basa penyusun garam. Secara umum :
Asam + Basa → Garam + Air
Berikut ini adalah beberapa contoh reaksi pembentukan garam (dikenal pula dengan istilah reaksi penggaraman atau reaksi netralisasi) :
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
H2SO4(aq) + 2 NH4OH(aq) → (NH4)2SO4(aq) + 2 H2O(l)
2 HCN(aq) + Ba(OH)2(aq) → Ba(CN)2(aq) + 2 H2O(l)
H2CO3(aq) + Mg(OH)2(aq) → MgCO3(s) + 2 H2O(l)
Reaksi kebalikan dari reaksi penggaraman dikenal dengan istilah reaksi hidrolisis. Reaksi hidrolisis adalah reaksi salah satu ion atau kedua ion larutan garam dengan air. Reaksi salah satu atau kedua ion larutan garam dengan air menyebabkan perubahan konsentrasi ion H+ maupun ion OH- dalam larutan. Akibatnya, larutan garam dapat bersifat asam, basa, maupun netral.
Sebagaimana yang telah kita pelajari sebelumnya, kita mengenal dua jenis asam, yaitu asam kuat dan asam lemah. Demikian halnya dengan basa, kita mengenal istilah basa kuat dan basa lemah. Dengan demikian, terdapat empat variasi reaksi antara asam dan basa membentuk garam, yaitu :
1. Reaksi antara asam kuat dengan basa kuat
Contoh : HBr(aq) + KOH(aq) → KBr(aq) + H2O(l)
Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air
KBr(aq) → K+(aq) + Br-
(aq)
Baik kation maupun anion, hanya terhidrasi oleh air, tidak mengalami reaksi dengan air. Dengan demikian, garam tersebut tidak terhidrolisis dalam air. Akibatnya, konsentrasi ion H+ tidak berubah terhadap konsentrasi ion OH-. Larutan garam bersifat netral. Larutan garam tersebut memiliki pH = 7.
2. Reaksi antara asam kuat dengan basa lemah
Contoh : HNO3(aq) + NH4OH(aq) → NH4NO3(aq) + H2O(l)
Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air
NH4NO3(aq) → NH4+
(aq) + NO3-(aq)
Anion tidak mengalami hidrolisis dengan air, sebab anion berasal dari spesi asam kuat. Namun sebaliknya, kation yang berasal dari spesi basa lemah mengalami hidrolisis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
NH4+
(aq) + H2O(l) <——> NH4OH(aq) + H+(aq)
Hidrolisis kation yang berasal dari basa lemah menghasilkan ion H+. Akibatnya, konsentrasi ion H+ menjadi lebih tinggi dibandingkan konsentrasi ion OH-. Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis sebagian (parsial). Larutan garam tersebut bersifat asam dan memiliki pH < 7.
3. Reaksi antara asam lemah dengan basa kuat
Contoh : HCN(aq) + NaOH(aq) → NaCN(aq) + H2O(l)
Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air
NaCN(aq) → Na+(aq) + CN-
(aq)
Kation tidak mengalami hidrolisis dengan air, sebab kation berasal dari spesi basa kuat. Namun sebaliknya, anion yang berasal dari spesi asam lemah mengalami hidrolisis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CN-(aq) + H2O(l) <——> HCN(aq) + OH-
(aq)
Hidrolisis anion yang berasal dari asam lemah menghasilkan ion OH-. Akibatnya, konsentrasi ion OH- menjadi lebih tinggi dibandingkan konsentrasi ion H+. Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis sebagian (parsial). Larutan garam tersebut bersifat basa dan memiliki pH > 7.
4. Reaksi antara asam lemah dengan basa lemah
Contoh : HF(aq) + NH4OH(aq) → NH4F(aq) + H2O(l)
Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air
NH4F(aq) → NH4+
(aq) + F-(aq)
Baik kation maupun anion, sama-sama mengalami hidrolisis, sebab keduanya berasal dari spesi lemah. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
NH4+
(aq) + H2O(l) <——> NH4OH(aq) + H+(aq)
F-(aq) + H2O(l) <——> HF(aq) + OH-
(aq)
Ternyata, hidrolisis kedua ion tersebut menghasilkan ion H+ maupun ion OH-. Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis total (sempurna). Sifat larutan yang dihasilkan bergantung pada perbandingan kekuatan asam lemah (Ka) terhadap kekuatan basa lemah (Kb).
Ada tiga kemungkinan perbandingan nilai Ka terhadap Kb :
a. Ka > Kb : sifat asam lebih mendominasi; larutan garam bersifat asam; pH larutan garam kurang dari 7
b. Ka = Kb : sifat asam maupun basa sama-sama mendominasi; larutan garam bersifat netral; pH larutan garam sama dengan 7
c. Ka < Kb : sifat basa lebih mendominasi; larutan garam bersifat basa; pH larutan garam lebih dari 7
Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung pH larutan masing-masing larutan garam adalah sebagai berikut :
1. Larutan garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat
pH = 7
2. Larutan garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah
[H+] = {(Kw/Kb)([ion yang terhidrolisis])}1/2
3. Larutan garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat
[OH-] = {(Kw /Ka)([ion yang terhidrolisis])}1/2
4. Larutan garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah
[H+] = {Kw (Ka / Kb)}1/2
IV. VariabelVariabel bebas :
Jenis larutan yang diuji (LX, LA, MA)
Variabel kontrol :Volume larutan garam yang diuji (LX, LA, MA)Konsentrasi larutan garam yang diuji (LX, LA, MA)
Variabel respon:
Perubahan warna pada kertas lakmus
V.Alat dan Bahan
No. Alat Jumlah Gambar
1. Plat tetes 1 buah
2. Pipet 3 buah
No. Bahan Jumlah Gambar
1. Kertas lakmus merah Secukupnya
2. Keras lakmus biru Secukupnya
3. Larutan LX Secukupnya
4. Larutan LA Secukupnya
5. Larutan MA Secukupnya
VI. Langkah kerja
No. Langkah kerja Gambar1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukkan kertas indikator lakmus merah dan lakmus biru ke dalam plat tetes.
3. Masukkan 5 tetes masing-masing jenis larutan ke dalam plat tetes yang berisi kertas indikator.
4. Amati perubahan warnanya dan catat hasilnya
VII. Data pengamatan
No.Larutan garam
Perubahan warna indikatorGambar
Lakmus merah
Lakmus biru
1. LX Biru Biru
2. LA Merah Biru
3. MA Merah Merah
No.Larutan garam
Sifat larutan Terhidrolisis
KeteranganAsam Basa Netral Ya Tidak
1. LX
Larutan garam LX merupakan larutan garam yang bersifat basa karena senyawa pembentuknya adalah basa kuat dan asam lemah.
Larutan garam ini mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air karena garam ini mengandung kation asam (kation yang memberi proton pada air) yang mengalami hidrolisis.
2. LA
Larutan LA merupakan larutan garam yang bersifat netral karena senyawa pembentuknya adalah basa kuat dan asam kuat.
Larutan garam ini tidak mengalami hidrolisis dalam air karena garam ini dalam air terionisasi sempurna.
3. MA
Larutan MA merupakan larutan garam yang bersifat asam karena senyawa pembentuknya adalah asam kuat dan basa lemah.
Larutan garam ini mengalami hidrolisis sebagian ( parsial ) dalam air karena garam ini mengandung anion basa (anion yang menerima proton dari air) yang mengalami hidrolisis.
VIII. Analisis data Larutan garam LX
Garam ini merupakan garam yang bersifat basa karena dapat mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru dan kertas lakmus biru menjadi tidak berubah warna.Garam ini berasal dari basa kuat dan asam lemah. Garam ini jika dilarutkan dalam air, maka kation dari basa kuat tidak terhidrolisis, sedangkan anion dari asam lemah terhidrolisis. Jadi, garam dari asam lemah dan basa kuat jika dilarutkan dalam air akan mengalami hidrolisis parsial atau hidrolisis sebagian.
Larutan garam LX akan terionisasi dalam air sebagai berikut:
Reaksi hidrolisisnya adalah sebagai berikut :
X - bereaksi dengan H + dari air
L + tidak bereaksi dengan air
Contoh garam dari basa kuat dan asam lemah adalah CH3COONaCH3COONa akan terionisasi dalam air sebagai berikut:
Reaksi hidrolisisnya adalah sebagai berikut :
CH3COO- bereaksi dengan H+
dari air
Na+ tidak bereaksi dengan air
Larutan garam LA Garam ini merupakan garam yang bersifat netral karena tidak mengubah warna kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.Garam ini berasal dari basa kuat dan asam kuat. Garam ini jika dilarutkan dalam air, maka kation dari basa kuat maupun anion dari asam kuat tidak terhidrolisis. Jadi, garam dari asam kuat dan basa kuat jika dilarutkan dalam air tidak mengalami hidrolisis.
Larutan garam LX akan terionisasi dalam air sebagai berikut:
Reaksi hidrolisisnya adalah sebagai berikut :
L+ tidak bereaksi dengan air
A- tidak bereaksi dengan air
Contoh garam dari basa kuat dan asam lemah adalah NaClNaCl akan terionisasi dalam air sebagai berikut:
Na+ tidak bereaksi dengan air
Cl- tidak bereaksi dengan air
Larutan garam MA Garam ini merupakan garam yang bersifat asam karena dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah dan kertas lakmus merah tidak berubah warna. Garam ini berasal dari asam kuat dan basa lemah. Garam ini jika dilarutkan dalam air, maka anion dari asam lemah tidak terhidrolisis, sedangkan kation dari basa kuat terhidrolisis. Jadi, garam dari asam kuat dan basa lemah jika dilarutkan dalam air akan mengalami hidrolisis parsial atau hidrolisis sebagian.
Larutan garam MA akan terionisasi dalam air sebagai berikut :
Reaksi hidrolisisnya adalah sebagai berikut :
M+ tidak bereaksi dengan air
A- tidak bereaksi dengan air
Contoh garam dari basa kuat dan asam lemah adalah NH4Cl
NH4Cl akan terionisasi dalam air sebagai berikut:
Reaksi hidrolisisnya adalah sebagai berikut :
NH4+ bereaksi dengan H+
dari air
Cl- tidak bereaksi dengan air
IX.KesimpulanGaram yang berasal dari Asam kuat dan Basa kuat bersifat netral (pH =7). Garam ini jika dilarutkan dalam air, maka kation dari basa kuat maupun anion dari asam kuat tidak terhidrolisis. Jadi, garam dari asam kuat dan basa kuat jika dilarutkan dalam air tidak mengalami hidrolisis.Garam yang berasal dari Basa kuat dan Asam lemah bersifat basa (pH > 7). Garam ini jika dilarutkan dalam air, maka kation dari basa kuat tidak terhidrolisis, sedangkan anion dari asam lemah terhidrolisis. Jadi, garam dari asam lemah dan basa kuat jika dilarutkan dalam air akan mengalami hidrolisis parsial atau hidrolisis sebagian.Garam yang berasal dari Asam kuat dan Basa lemah bersifat asam (pH < 7). Garam ini jika dilarutkan dalam air, maka anion dari asam lemah tidak terhidrolisis, sedangkan kation dari basa kuat terhidrolisis. Jadi, garam dari asam kuat dan basa lemah jika dilarutkan dalam air akan mengalami hidrolisis parsial atau hidrolisis sebagian.Garam yang berasal dari Asam lemah dan Basa lemah mengalami hidrolisis total jika dilarutkan dalam air, karena ion-ion dari garam ini dapat bereaksi dengan ion-ion dari air.
X.Daftar pustaka
Rufaida,Anis Dyah,Waldjinah.2009.KIMIA untuk SMA / MA.Klaten:Intan PariwaraSudarmo,Unggul.2007.KIMIA untuk SMA kelas XI. Surakarta : PhibetaBudi Utami dkk . 2009. Kimia untuk SMA/MA Kelas IX BSE.Jakarta:JP presswww.forumsains.comwww.chem-is-try.orgwww.kimia-asyik.blogspot.com