laporan klb keracunan pangan alang-alang lebar 2014

Upload: gitarisedane

Post on 02-Jun-2018

237 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan KLB Keracunan Pangan Alang-Alang Lebar 2014

    1/9

    1

    LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KERACUNAN PANGAN

    DI JALAN MAJU BERSAMA II LR. MUSI 1 RT. 89 RW.13

    KEL.TALANG KELAPA KEC.ALANG-ALANG LEBAR PALEMBANNG

    TANGGAL 6 8 APRIL 2014

    Oleh Tim Epidemiolog BTKLPP Kelas I Palembang(Dr. Dianita Ekawati,SKM,M.Epid; Vera Susanti,SKM; Sri Maidalena,SKM,M.Kes; Ena Juhaina,SKM;

    dr. Artineke; Arni Widiarsih,S.Kep; Bunayah, SKM; Lucky Mardan,SKM,; dan Jimmy Tiarlina,SKM)

    I.

    PENDAHULUAN

    Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular, keracunan pangan, keracunan bahan

    berbahaya lainnya masih menjadi masalah kesehatan masyarakat masyarakat karena dapat

    menyebabkan jatuhnya korban kesakitan dan kematian yang besar sehingga perlu

    diantisipasi dan dicegah penyebarannya dengan tepat dan cepat. Salah satu tantangan

    sekaligus keunggulan seorang ahli epidemiologi adalah pada kemampuannya melakukanpenyelidikan epidemiologi suatu kejadian luar biasa (KLB). Beberapa jenis KLB seperti

    diare, campak dan malaria mengalami penurunan jumlah sejalan dengan semakin baik

    sistem pengendalian beberapa penyakit tersebut. Akan tetapi beberapa penyakit justru

    mengalami peningkatan salah satunya keracunan pangan.

    Kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan adalah suatu kejadian dimana

    terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit dengan gejala yang sama atau hampir

    sama setelah mengkonsumsi pangan, dan berdasarkan analisis epidemiologi, pangan

    tersebut terbukti sebagai sumber penularan. KLB keracunan pangan masih menjadi

    masalah kesehatan masyarakat, terutama di perkotaan, pemukiman dan perindustrian

    (Depkes RI,2009). Salah satu kriteria kerja KLB harus ditangani kurang dari 24 jam,

    Untuk itulah dibentuknya Tim Gerak Cepat (TGC) agar setiap kejadian Keracunan pangan

    dapat ditangani secara cepat dan tepat. Hasil penyelidikan epidemiolgi KLB diharapkan

    mampu menjawab 5W+1H (What, When, Where, Who, Why dan How).

    Pada tanggal 6 April terjadi keracunan pangan di Jalan Maju Bersama II Lr.Musi 1

    RT.89 RW.13 Kelurahan Talang Kelapa Kecamatan Alang-Alang Lebar yang merupakan

    wilayah kerja Puskesmas Padang Selasa. Jumlah penderita sebanyak 34 orang dengan

    gejala pusing,mual,meriang dan demam, semua kasus telah mendapatkan pengobatan.

    Perkiraan jumlah orang yang menghadiri hajatan tersebut adalah 200 orang (Dinas

    Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan).

    BTKLPP Kelas I Palembang merupakan salah satu unit pelaksana teknis direktorat

    jenderal pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan sesuai dengan KepMenKes

    No. 266/ MENKES/ SK/ III/ 2004 tentang kriteria klasifilasi unit pelaksana teknis di

  • 8/10/2019 Laporan KLB Keracunan Pangan Alang-Alang Lebar 2014

    2/9

    2

    bidang teknis kesehatan lingkungan dan pemberantasan penyakit menular dan KepMen

    Kes No.267/MENKES/SK/III/2004, tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis

    di bidang teknik kesehatan lingkungan dan pemberantasan penyakit menularyang salah

    satu tugas dan fungsinya melaksanakan penilaian dan respon cepat, kewaspadaan dini dan

    dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB)/wabah dan bencana, di bidang

    pemberantasan penyakit menular dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra.

    II.

    TUJUAN

    1.

    Tujuan Umum

    Mengetahui dan mempelajari sejauh mana penyelidikan epidemiologi KLB

    Keracunan pangan di Jalan Maju Bersama II lorong Musi I RT.89 RW.13 Kelurahan

    Talang Kelapa Kecamatan Alang-Alang Lebar tanggal 6 8 April 2014

    2.

    Tujuan Khusus

    a. Konfirmasi KLB keracunan pangan

    b. Mendeskripsikan KLB keracunan pangan berdasarkan variabel epidemiologi

    c. Mengidentifikasi penyebab kejadian keracunan pangan

    III.

    METODOLOGI

    a. Melakukan wawancara dengan petugas penyelidikan epidemiologi KLB keracunan

    pangan

    b.

    Mengambil, melihat dan mereview hasil penyelidikan epidemiologi keracunan

    pangan

    IV.

    HASIL INVESTIGASI dan PEMBAHASAN

    A. Hasil wawancara dan pemeriksaan kasus

    a.

    Data Umum KLB Keracunan pangan

    Jumlah populasi berisiko = 200 orang

    Jumlah penderita = 34 orang

    ( data rawat jalan dan observasi)

    b.

    Sampel yang diambil dan diperiksa di laboratorium

    Sampel muntahan yang dapat diamankan = 1 sampel

    Sampel makanan suir ayam jamur = 1 sampel

  • 8/10/2019 Laporan KLB Keracunan Pangan Alang-Alang Lebar 2014

    3/9

    3

    c.

    Gambaran Kasus

    Data terakhir dari Dinas Kesehatan Kota palembang dan Dinas Kesehatan

    Provinsi Sumatera Selatan sampai dengan tanggal 6 April 2014 jumlah kasus 200

    orang.

    Hasil investigasi didapatkan adalah sebagai berikut :

    1.

    Sehari sebelum hajatan sabtu sore tanggal 5 April 2014 keluarga sudah

    memasak ayam dan digoreng.ayam disimpan untuk besok subuh diolah lagi

    untuk membuat masakan ayam kecap.

    2. Tanggal 6 April 2014 subuh hari keluarga sudah mulai masak nasi dan lauk

    pauk untuk pesta hajatan. Proses masak-memasak memakai air PDAM.

    Selama proses memasak sudah ada sebagian keluarga ibu Salmah khususnya

    yang memiliki tugas memasak nasi sudah mengkonsumsi makanan tersebut

    tetapi tidak mengalami keluhan apa-apa sesudah hajatan dan saat investigasi

    dilapangan dilakukan mereka juga dalam kondisi sehat. Tetapi ada juga 4

    keluarga ibu Salma yang tinggal serumah mengkonsumsi makanan hajatan

    tersebut saat di wawancara didapatkan informasi bahwa hanya 1 orang

    mengalami keluhan keracunan pangan dan 3 orang lagi tidak mengalami

    gejala keracunan pangan.

    3. Dikarenakan informasi penyebab keracunan pangan yang belum pasti artinya

    bahwa ada sebagian warga yang mengkonsumsi semua makanan hajatan

    tetapi tidak mengalami keracunan pangan dan ada juga warga yang hanya

    mengkonsumsi sebagian lauk pauk serta yang tidak datang tetapi mendapat

    kiriman lauk-pauk hajatan tersebut mengalami keracunan.

    4. Dikarenakan analisis penyebab keracunan ini belum pasti penyebabnya jenis

    makanan apa, maka saat investigasi di lapangan didapatkan sample muntahan

    salah satu warga yang mengalami Keracunan pangan. Sehingga sample

    muntahan inilah yang akan di periksa dilaboratorium.

    Dugaan etiologi keracunan berdasarkan wawancara tersebut adalah :

    a) Salmonellosis, menunjukkan gejala sakit perut, diare, mengigil, mual,

    muntah , masa inkubasi 6-72 jam, rata-rata 18-36 jam

    b) Vibrio parahaemolyticus, menunjukkan gejala sakit perut, diare, mual,

    muntah, mengigil, demam, sakit kepala masa inkubasi 2-48 jam, rata-rata

    12 jam

  • 8/10/2019 Laporan KLB Keracunan Pangan Alang-Alang Lebar 2014

    4/9

    4

    c) Kolera, menunjukkan gejala diare cair, muntah, kejang perut, dehidrasi,

    haus, pingsan, turgor jelek, dan mata cekung masa inkubasi 24 jam 72

    jam

    d) Shigellosis, menunjukkan gejala kejang perut, diare berdarah dan

    berlendir, demam masa inkubasi 24-72 jam.

    Dengan membandingkan hasil wawancara dan mengingat masa paparan

    dan inkubasi maka diperkirakan etiologi keracunan berdasarkan wawancara

    tersebut adalah kuman bakteri : Salmonellosis dan Vibrio parahaemolyticus,

    Koleradan Shigellosis. Masih belum dapat disingkirkan

    Berdasarkan wawancara dan pemeriksaan fisik penderita disusun tabel

    sebagai berikut :

    Tabel 1 : Distribusi Gejala KLB Keracunan Pangan di Jalan Maju

    Bersama II Lr. Musi 1 RT. 89 RW. 13 Kel ; Talang Kelapa

    Kec. Alang-Alang Lebar.

    NO Gejala dan Tanda Jumlah Kasus %

    1 Mual 18 86 %

    2 Muntah 13 62 %

    3 Pusing 21 100 %

    4 Diare 12 57 %

    5 Meriang 10 48 %

    5 Demam 7 33 %

    Pada tabel dapat dipelajari etiologi yang paling mungkin dari ketiga jenis penyakit yang

    ditetapkan sebagai diagnosis banding dan etiologi yang paling tidak mungkin dapat

    disingkirkan sebagai etiologi KLB. Pada tabel tersebut semua gejala masih dapat

    memungkinkan sehingga etiologi Salmonellosis dan Vibrio parahaemolyticus, Kolera

    dan Shigellosis. Masih belum dapat disingkirkan

  • 8/10/2019 Laporan KLB Keracunan Pangan Alang-Alang Lebar 2014

    5/9

    5

    B.

    Kurva Epidemiologi

    Berdasarkan data yang diperoleh dibuat kurva epidemi sebagai berikut :

    Gambar 1 : Kurva Epidemi KLB Keracunan Pangan di Jalan Maju Bersama II Lr.

    Musi 1 RT. 89 RW. 13 Kel ; Talang Kelapa Kec. Alang-Alang Lebar

    Berdasarkan kurva epidemiologi diperoleh gambaran periode KLB adalah tanggal 6

    april 2014 Jam 17.00 dan berakhir pada tanggal 7 april 2014 jam 10.00 WIB. Lebih

    lanjut dilakukan analisis masa inkubasi yang tampak pada grafik berikut :

    Gambar 2 : Kurva Masa Inkubasi KLB Keracunan Pangan di Jalan Maju Bersama II

    Lr. Musi 1 RT. 89 RW. 13 Kel ; Talang Kelapa Kec. Alang-Alang Lebar

    Berdasarkan grafik masa inkubasi diketahui masa inkubasi terpendek adalah 5 jam dan

    terpanjang adalah 22 jam.

    Berdasarkan masa inkubasi terpendek dan terpanjang etiologi, maka dapat ditentukan

    perkiraan periode paparan KLB. Awal periode paparan KLB berdasarkan wawancara

    dengan penderita diperkirakan pada tanggal 7 April 2014 jam 06.00. Sedangkan akhir

    periode paparan KLB adalah waktu kejadian kasus pertama KLB dikurangi dengan

    masa inkubasi terpendek yaitu 17.00 dikurangi 300 menit adalah jam 12.00 WIB.

    Karena awal periode paparan KLB berada sebelum akhir periode paparan KLB maka

    diperkirakan periode paparan KLB adalah common source.

  • 8/10/2019 Laporan KLB Keracunan Pangan Alang-Alang Lebar 2014

    6/9

    6

    C.

    Penegakan diagnosis berdasarkan hubungan masa inkubasi etiologi diagnosis

    banding dan periode KLB pada jenis KLBcommon source

    Tabel 2 : Diagnosis Banding KLB Keracunan Pangan Berdasarkan Masa

    Inkubasi Penyakit dan Periode KLB di Jalan Maju Bersama II

    Lr. Musi 1 RT. 89 RW. 13 Kel ; Talang Kelapa Kec. Alang-Alang

    Lebar

    NO Nama PenyakitMasa Inkubasi Periode

    KLBDisingkirkan

    Terpendek Terpanjang selisih

    1. Salmonellosis

    5 Jam

    72 Jam

    (rata-rata

    18-36 Jam)

    67

    Jam

    22 Jam

    Belum

    2. Vibrio

    parahaemolytikus 2 jam

    48 Jam (

    rata-rata

    12 jam)

    46

    JamBelum

    3. Kolera24 Jam 72 Jam

    48

    JamDisingkirkan

    4. Shigellosis24 Jam 72 Jam

    48jam

    Disingkirkan

    Berdasarkan periode KLB dan Masa Inkubasi maka etiologi Salmonellosis dan

    Vibrio parahaemolytikus masih memenuhi syarat sebagai penyebab KLB

    Keracunan.

    D. Penegakan diagnosis berdasarkan hubungan antar paparan, kasus pertama KLB

    dan masa inkubasi terpendek etiologi diagnosis banding Perkiraan terjadinya

    paparan pada tanggal 16 Maret 2014, Jam 12.00 Masa Inkubasi terpendek KLB

    adalah 180 Menit atau 3 Jam

    Tabel 3: Diagnosis Banding KLB Keracunan Pangan Berdasarkan Masa inkubasi

    Terpendek Penyakit dan Masa Inkubasi Terpendek KLB di Jalan Maju

    Bersama II Lr. Musi 1 RT. 89 RW. 13 Kel ; Talang Kelapa Kec.

    Alang-Alang Lebar

    NO Nama Penyakit

    Masa

    Inkubasi

    Terpendek

    Masa Inkubasi

    Terpendek KLBDisingkirkan

    1. Salmonellosis 5 Jam

    5 Jam

    Belum

    2. Vibrio

    parahaemolyticus2 jam Belum

    3. Kolera 24 Jam Disingkirkan

    4. Shigellosis 24 jam Disingkirkan

  • 8/10/2019 Laporan KLB Keracunan Pangan Alang-Alang Lebar 2014

    7/9

    7

    Bila dilihat berdasarkan Masa Inkubasi terpendek penyakit dan masa inkubasi

    terpendek KLB maka Salmonellosis dan Vibrio parahaemolyticus adalah paling

    memenuhi syarat sebagai penyebab KLB Keracunan namun untuk memastikan

    dilakukan pemeriksaan Laboratorium di BBLK (Balai Besar Laboratorium

    Kesehatan) Provinsi Sumatera Selatan.

    V. Gambaran Epidemiologi

    Penderita pada KLB Keracunan pangan adalah mereka yang membeli dan

    mengkonsumsi Hidangan pada hajatan tersebut sejumlah 34 orang dengan rincian

    sebagai berikut :

    Gambar 3 : Distribusi Penderita KLB Keracunan Pangan di Jalan Maju Bersama II

    Lr. Musi 1 RT. 89 RW. 13 Kel ; Talang Kelapa Kec. Alang-Alang

    Lebar

    Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

    Pada tabel 4 terlihat bahwa keracunan pangan adalah pada golongan umur 30-40

    tahun memiliki AR yang cukup tinggi.

    Sedangkan berdasarkan Jenis Kelamin dapat dilihat pada grafik berikut :

  • 8/10/2019 Laporan KLB Keracunan Pangan Alang-Alang Lebar 2014

    8/9

    8

    Gambar 4 : Distribusi Penderita KLB Keracunan Pangan Berdasarkan Jenis

    Kelamin di Jalan Maju Bersama II Lr. Musi 1 RT. 89 RW. 13

    Kelurahan Talang Kelapa Kec. Alang-Alang Lebar

    Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

    Sedangkan distribusi kasus berdasarkanAttack Ratedan CFRadalah sebagai berikut :

    Tabel 4

    Distribusi Penderita Tersangka keracunan pangan di Jalan Maju Bersama II Lr.

    Musi 1 RT. 89 RW. 13 Kel ; Talang Kelapa Kec. Alang-Alang Lebar

    BerdasarkanAttack Rate(AR) dan CFR

    Populasi Sakit AR ( % ) Kematian CFR ( % )

    200 34 17 0 0

    Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

    Dari 200 orang yang mengkonsumsi makanan sebanyak 34 orang mengalami

    Keracunan pangan sehingga Attack Rate (AR) nya 17 % dan Case Fatality Rate

    (CFR) 0 % karena tidak ada kematian.

    VI.

    Pemeriksaan Laboratorium

    Sampel yang diambil untuk konfirmasi ke Laboratorium di BBLK (Balai Besar

    Laboratorium Kesehatan) Palembang adalah Ayam Suir jamur serta sisa muntahan

    penderita yang selanjutnya akan diperiksa sesuai dengan gejala yang timbul pada

    penderita kasus keracunan pangan dan kemungkinan penyebab berdasarkan

    penegakan diagnosis sebelumnya.

  • 8/10/2019 Laporan KLB Keracunan Pangan Alang-Alang Lebar 2014

    9/9

    9

    VII.

    Kesimpulan Etiologi KLB

    Penyebab Keracunan pangan di Jalan Maju Bersama II Lr. Musi 1 RT. 89 RW. 13

    Kel ; Talang Kelapa Kec. Alang-Alang Lebar adalah:

    karena mengkonsumsi makanan pada hajatan tersebut yang diduga

    terkontaminasi kuman/bakteri yang diduga adalah Salmonellosis dan Vibrio

    parahaemolyticus.

    Kebiasaan menggunakan bahan makanan yang merupakan sisa sehari atau

    beberapa hari sebelumnya merupakan faktor yang sangat berperan terhadap

    terjadinya KLB keracunan pangan.

    VIII.

    Saran dan Tindak lanjut yang telah dilakukan

    1.

    Setiap kejadian Keracunan pangan diharapkan masyarakat atau Ketua RT

    melapor cepat ke Puskesmas dan Dinas Kesehatan terdekat berkoordinasi dengan

    BTKLPP Palembang sehingga dapat ditanggaulangi secara cepat.

    2. Masyarakat diharapkan berobat ke Puskesmas terdekat dan apabila perlu berobat

    ke Rumah Sakit terdekat guna mendapatkan pelayanan medis yang lengkap,

    sehingga kasus kematian pada KLB Keracunan pangan tidak dapat terjadi.

    3. Petugas Puskesmas diharapkan agar ikut melakukan pengawasan dan penyuluhan

    Kesehatan terhadap Masyarakat sekitar tentang PHBS.