laporan kalibrasi alat semprot ( aplikasi )

13
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN GULMA (AGH 321) Kalibrasi Alat – alat Semprot Disusun oleh: Andrixinata B (A34070016) Kelompok B1 Dosen : Dwi Guntoro, SP, MSi

Upload: andrixinata-b

Post on 25-Jun-2015

2.079 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kalibrasi Alat Semprot ( aplikasi )

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENDALIAN GULMA (AGH 321)

Kalibrasi Alat – alat Semprot

Disusun oleh:

Andrixinata B (A34070016)

Kelompok B1

Dosen :

Dwi Guntoro, SP, MSi

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTOKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: Laporan Kalibrasi Alat Semprot ( aplikasi )

PENDAHULUAN

Latar belakang

Organisme pengganggu tanaman atau sering disingkat OPT, Merupakan

organisme-organisme yang dapat merusak tanaman baik secara langsung ataupun

tidak langsung. Kerusakan tersebut dapat menimbulkan kerugian baik dari segi

kualitas ataupun kuantitas panen, sehingga merugikan secara ekonomi.Untuk

menghindari kerugian karena serangan OPT, tanaman harus dilindungi dengan

cara mengendalikan OPT tersebut. Dengan istilah "mengendalikan", OPT tidak

harus diberantas habis. Dengan usaha pengendalian populasi atau tingkat

kerusakan kardna OPT ditekan serendah mungkin sehingga secara ekonomis tidak

merugikan (Djojosumarto, 2004).

Proses budidaya pertanian selalu memiliki korelasi dengan kegiatan

pengendalian, baik hama, penyakit, gulma, dan lain-lain. Dalam proses

pengendalian tersebut, umumnya petani menggunakan peralatan-perlatan dalam

pelaksanaanya. Hal ini bergantung pada jenis pengendalian yang diaplikasikan.

Pengaplikasian pestisida cair atau bahan-bahan lain umumnya diaplikasikan

menggunakan sprayer. Sprayer merupakan alat yg difungsikan sebagai penyebar

karena memiliki kemampuan jangkauan penyebaran dan kerataan bahan ke

tanaman yang merata. Jenis-jenis nozle juga beragam, tergantung volume

keluaran cairan dan luasan jangkauan. Dalam penggunaanya didasarkan pada

tujuan, misalkan untuk pengaplikasian herbisida yg sistemik, tidak diperlukan

nozle yang jangkauan dan penyebaran tinggi.

Kemudian dalam pengaplikasian pestisida, diperlukan pengetahuan yang

baik agar penggunaan pestisida tidak menyebabkan kerugian atau dalam kata lain

boros. Pengetahuan ini lebih tergantung kepada jenis pestisida dan dosis yang

digunakan. Dalam hal ini, dosis yang digunakan baiknya tepat atau mendekati

tepat dalam pengaplikasiannya. Dengan demikian efek atau keampuhan pestisida

yang digunakan dapat dibuat seoptimal mungkin.

Page 3: Laporan Kalibrasi Alat Semprot ( aplikasi )

Di ndonesia, untuk keperluan perlindungan tanaman khususnya kehutanan

dan pertanian pada tahun 1986 tercatat 371 formulasi yang telah terdaftar dan

diizinkan penggunaanya, 38 formulasi baru mdngalami proses pendaftaran ulang.

Sedangkan ada 215 bahan aktif yang telah tdrdaftar dan beredar di pasaran

(Sudarmo, 1997).

Tujuan

Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa dalam penerapan dosis aplikasi

pestisida di lahan. Serta memberikan gambaran dalam pemberian aplikasi

pestisida yang baik agar dapat meminimalisasi kerugian akibat pemborosan

pemakaian pestisida dan kesalahan dosis sehingga aplikasi tidak menimbulkan

hasil.

Page 4: Laporan Kalibrasi Alat Semprot ( aplikasi )

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Pada praktikum ini bahan dan alat yang digunakan antara lain : air, nosel

warna kuning dan merah, gelas ukur, meteran, ember, stopwatch, water sensitive

paper dan semprotan punggung solo.

Metode

1. Menentukan kalibrasi liputan

Isi tangki sprayer secukupnya, pasang nozle yang akan di ukur, pompa sprayer

dengan tekanan yang cukup, letakan 3 lembar water sensitive paper di lantai,

semprotkan air di atas 3 lembar water sensitive paper tersebut dengan

ketinggian nozle ± 40 cm, dan hitung jumlah liputan nosel yang ada pada

masing-masing water sensitive paper.

2. Menentukan volume semprot

Menggunakan perhitungan rumus.

3. Menentukan kecepatan jalan

Penyemprotan dilakukan dengan berjalan secara teratur sejauh 10 meter, hitung

waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak 10 meter dengan menggunakan

stop watch.

Page 5: Laporan Kalibrasi Alat Semprot ( aplikasi )

DATA DAN PEMBAHASAN

Data

1. Tabel Liputan Nozzle Kuning (Tasco)

NozzleLiputan dari Water sensitive Paper

Rata-rata liputan1 2 3

Kuning 58 45 62 55

 

2. Tabel Kecepatan Jalan dari Tiap-tiap Nozzle

No NozzleVolume

semprot

Nozzle

output

Lebar

semprot

Luas

areal

Volume

yang

diperlukan

Kecepatan

berjalan

1.Kuning

(Tasco)

400 l/ha0,58

l/menit0,92 m 9,2 m2 0,368 l/ ha 38 detik

500 l/ha0,58

l/menit0,92 m 9,2 m2 0,46 l/ha

47,58

detik

2.Merah

(GA)

400 l/ha1,75

l/menit1,94 m 19,4 m2 0,776 l/ha 26,6 detik

500 l/ha1,75

l/menit1,94 m 19,4m2 0,97 l/ha

33,25

detik

Pembahasan

Dosis pestisida umumnya dinyatakan dalam satuan liter larutan per hektar

lahan. Hal ini tentunya mempunyai kesulitan tersendiri dimana kita sedapat

mungkin memberikan aplikasi yang merata pada ukuran lahan yang kita garap.

Hal tersebut memiliki korelasi dengan keluaran cairan nozzle yang digunakan,

Page 6: Laporan Kalibrasi Alat Semprot ( aplikasi )

kecepatan kita dalam menyemprotkan cairan dan ukuran lahan yang kita beri

aplikasi.

Dalam pengaplikasian di lahan, setelah kita mencampurkan pestisida

dalam liter air sesuai dosis yang dibutuhkan. Selanjutnya yang harus diperhatikan

adalah penggunaan nozzle. Dalam hal ini, setiap jenis nozzle memiliki volume

keluaran cairan (mili liter) per menit yang berbeda. Sehingga untuk menentukan

kecepatan kita berjalan dalam menyemprotkan pestisida, harus dihitung dengan

membandingkan antara dosis pestisida (L/ha) dengan keluaran pestisida

(L/menit). Sehingga dapat diketahui kecepatan penyemprotan dalam menit/ha.

Kemudian untuk menyesuaikan kecepatan yang kita dapat kita dapat kembali

membandikan hasil tersebut dengan membandingkan dengan luasan lahan yang

kita aplikasikan. Sehingga diperoleh waktu yang kita butuhkan untuk

menyemprotkan cairan pestisida pada luasan lahan yang akan kita aplikasikan.

Kemudian perbandingan tersebut juga harus dihubungkan antar luasan lahan

dengan lebar percikan semprot dari tiap-tiap nozzle.

Dalam penyemprotan, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah

kecepatan dalam berjalan yang sebisa mungkin sama. Kemudian tinggi nozzle dari

tanah juga dapat menimbulkan kesalahan dalam pengaplikasian. Selanjutnya yang

perlu diperhatikan adalah tekanan udara pada alat penyempotan yang sebaiknya

konstan. Apabila prosedur dapat dilakukan dengan baik, maka diharapkan aplikasi

dapat membuahkan hasil yang baik sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat terlihat perbedaan antara

penggunaan nozzle kuning dan merah dalam kecepatan penyemprotan. Nozzle

kuning membutuhkan kecepatan 38 detik untuk menyemprotkan pestisida dosis

400 l/ha pada lahan seluas 9,2 m2. Kemudian membutuhkan kecepatan 47,58 detik

untuk menyemprotkan pestisida dengan dosis 500 l/ha pada lahan 9,2 m2.

Kemudian untuk nozzle merah diperoleh kecepatan yang dibutuhkan yaitu

26,6 detik untuk pengaplikasian pestisida dosis 400 l/ha pada area lahan seluas

19,4 m2. Kemudian membutuhkan kecepatan 33,25 detik untuk pengaplikasian

pestisida dosis 500 l/h pada area seluas 19,4 m2.

Page 7: Laporan Kalibrasi Alat Semprot ( aplikasi )

Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat perbedaan yang sangat

besar, bahkan hampir dua kali lipat antara kecepatan penyemprotan dengan nozzle

merah dan kuning. Hal ini tentunya dikarenakan perbedaan besaran volume

keluaran cairan dari nozzle yang berbeda. Nozzle kuning memiliki keluaran

volume 0,58 L per menit, sedangkan nozzle merah 1,7 L per menit. Hal ini tentu

saja membuat keluaran cairan pada nozzle merah lebih cepat dan lebih besar

dibandingkan dengan nozzle kuning. Oleh sebab itu, dalam penyemprotan, nozzle

merah akan lebih cepat dalam mengeluarkan cairan sehingga akan lebih sedikit

waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan jumlah cairan yang dibutuhkan

dalam satuan luas yang diberi perlakuan.

Perbedaan waktu yang diperlukan untuk menghabiskan cairan pestisida

yang dibutuhkan untuk satuan luas yang diberi perlakuan mengharuskan kita

untuk lebih pandai dalam meratakan penyemprotan ke lahan. Hal ini berhubungan

dengan kecepatan berjalan. Sehingga semakin besar volume keluaran cairan suatu

nozzle akan semakin sedikit waktu yang dibutuhkan dan semakin cepat kita

berjalan menyemprotkan cairan ke lahan dalam luasan yang sama. Bila melihat

data yang diperoleh, terlihat bahkan dengan memakai nozzle merah kita mampu

mengaplikasiakan pestisida pada luasan yang dua kali lipat lebih luas dari lahan

yang memakai nozzle kuning dalam waktu yang lebih singkat pula.

Perbedaan kecepatan dalam pengaplikasian pestisida ini tidak lantas

menunjukkan bahwa nozzle tertentu lebih baik karena memiliki kecepatan yang

lebih tinggi dalam pengaplikasian. Akan tetapi, jenis pestisida yang digunakan

juga mempengaruhi, misal saja herbisida yang bersifat sistemik latent tidak

membutuhkan pengaplikasian yang merata sehingga nozzle dengan volume besar

lebih efisien. Namun tidak demikian untuk untuk pengaplikasian fungisida

tertentu yang membutuhkan kerataan dalam pengaplikasian, justru nozzle dengan

volume keluaran yang lebih kecil akan lebih efisien.

Page 8: Laporan Kalibrasi Alat Semprot ( aplikasi )

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dalam pengaplikasian pestisida, diperlukan pengetahuan dalam

penggunaan dan penerapan dosis untuk mendapatkan hasil yang baik. Semakin

besar volume keluaran nozzle, semakin kecil waktu yang dibutuhkan untuk

pengaplikasian pestisida begitupun sebaliknya sebaliknya. Pemilihan jenis nozzle

bukan berdasarkan kecepatan dalam pengaplikasian, akan tetapi berdasarkan

tingkat efektifitasnya.

Saran

Sebaiknya dalam pengaplikasian pestisida, agar sebaran cairan lebih

merata, pengaplikasi lebih memperkatikan kecepatan berjalan dan konsistensi

dalam memberikan tekanan pada alat semprot. Tingkat efektifitas dari nozzle

tertentu tidak ditentukan oleh volume luaran cairan, sehingga perlu diperhatikan

jenis pestisida yang digunakan untuk mendapatka hasil yang baik.

Page 9: Laporan Kalibrasi Alat Semprot ( aplikasi )

DAFTAR PUSTAKA

Djojosumarto, P. 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta :

Kanisius

Sudarmo, RM. 1997. Pengendalian Serangga Hama Sayuran dan Palawija.

Jakarta: Kanisius.

Sumintapura, A.H. dan R.S. Iskandar. 1975. Herbisida dan Pemakaiannya.

Fakultas Pertanian Universitas Pajajaran, Bandung, 87 hal.