laporan biosistematika hewan-insecta

15
LAPORAN PRAKTIKUM BIOSISTEMATIKA HEWAN “SERANGGA (INSECTA)” Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal (1211702067) Biologi 3 B JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Upload: rifki-muhammad-iqbal

Post on 04-Aug-2015

777 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Biosistematika Hewan-Insecta

LAPORAN PRAKTIKUM BIOSISTEMATIKA HEWAN

“SERANGGA (INSECTA)”

Disusun Oleh:

Rifki Muhammad Iqbal (1211702067)

Biologi 3 B

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2012

BAB I

PENDAHULUAN

Page 2: Laporan Biosistematika Hewan-Insecta

1.1. Latar Belakang

Serangga merupakan makhluk hidup yang mendominasi bumi. Kurang lebih 1 juta

spesies serangga telah dideskripsi (dikenal dalam ilmu pengetahuan), dan diperkirakan masih

ada sekitar 10 juta spesies serangga yang belum dideskripsi.. Keanekaragaman yang tinggi

dalam sifat-sifat morfologi, fisiologi dan perilaku adaptasi dalam lingkungannya, dan demikian

banyak jenis serangga yang terdapat di muka bumi, menyebabkan banyak kajian ilmu

pengetahuan, baik yang murni maupun terapan, menggunakan serangga sebagai model.

(Tarumingkeng. 2001, dalam Ruslan. 2009).

Serangga adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthopoda) yang bertungkai enam

(tiga pasang), karena itulah mereka disebut juga Hexapoda (dari bahasa yunani yang berarti

berkaki enam). Kajian mengenai kehidupan serangga disebut entomologi. Serangga termasuk

dalam kelas insecta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami dan mengetahui jenis-jenis,

morfologi dan anatomi dari kelas insecta.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Page 3: Laporan Biosistematika Hewan-Insecta

Insecta atau serangga merupakan hewan anggota dari Ordo Arthopoda yang sangat benyak

anggota spesiesnya. Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Fosil-

fosilnya dapat dirunut hingga ke masa fosil raksasa primitif telah ditemukan. Sejumlah anggota Diptera

seperti lalat dan nyamuk yang terperangkap pada getah juga ditemukan. Serangga mampu hidup

dimanapun, bahkan ada serangga yang mampu hidup tanpa oksigen seklaipun. Hal ini dikarenakan

serangga mampu beradaptasi dengan segala kondisi yang membuat variasi morfologi sesuai dengan cara

adaptasi mereka dengan lingkungannya. Ada serangga yang mampu terbang, serangga yang hidup di air

dan banyak yang hidup di terestrial atau diatas permukaan tanah. (Marwoto, 1992).

Kelas Insekta dikenal sebagai hama tanaman, namun ada beberapa yang bertindak sebagai musuh

alami hama (parasitoid dan predator) serta sebagai serangga penyerbuk.

Secara umum morfologi anggota kelas Insekta ini adalah :

- Tubuh terdiri dari ruas-ruas (segmen) dan terbagi kedalam tiga daerah, yaitu caput, thoraks, dan

abdomen.

- Kaki berjumlah 3 pasang pada thoraks.

- Antene satu pasang.

Berdasarkan sayap, Insecta dibedakan menjadi dua sub-kelas :

- Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0.5 cm dan memiliki antena

panjang. Umumnya berkembang secara ametabola. Contoh hewan kelas ini adalah kutu buku.

- Pterigota (bersayap), merupakan kelompok Insecta yang sayapnya berasal dari tonjolam luar

dinding tubuh yang disebut Eksopterigota.

Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo berdasarkan tipe sayap, mulut, dan metamorfosisnya :

- Orthoptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit. Misalnya kecoa,

jangkrik, dan gansir.

- Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang tidak sama panjang. Contohnya walang sangit

(Leptocorisa acuta), dan kutu busuk (Cymex rotundus).

- Homoptera memiliki dua pasang sayap yang sama panjang. Contohnya wereng coklat

(Nilaprvata lugens), kutu daun (Aphis), dan kutu kepala (Pediculus humanus).

- Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala. Contohnya adalah capung (Pantala).

Endoptrogota dibedakan menjadi :

Page 4: Laporan Biosistematika Hewan-Insecta

- Coleptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang keras dan tebal, misalnya

kumbang tanduk (Orycies rhinoceros) dan kutu gabah (Rhyzoptera diminica).

- Hymenoptera memiliki dua pasang sayap yang seperti selaput, dengan sayap depan lebih besar

daripada sayap belakang. Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina), semut hitam

(Monomorium sp), lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa latipes).

- Diptera hanya memiliki satu pasang sayap. Misalnya nyamuk (Culex sp), nyamuk malaria

(Anopheles sp), nyamuk demam beradarah (Aedes aegypti), lalat rumah (Musca domestica),

lalat buah (Drosophila melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis).

- Lepidoptera memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus dan tipe mulut penghisap, misalnya

kupu-kupu sutera (Bombyx mori), dan kupu-kupu elang (Acherontia atropos).

Biasanya bersayap dua pasang, namun ada yang hanya memiliki satu pasang atau bahkan tidak

punya sayap sama sekali. (Levine, 1990).

a. Sistem pencernaan pada Insecta

Insecta memiliki sistem pencernaan yang lengkap dan organ yang jelas untuk perombakan makanan

dan penyerapan zat-zat makanan.

b. Sistem pernafasan pada Insecta

Insecta bernafas dengan sistem trakea yang berupa tabung bercabang yang dilapisi dengan kitin.

Oksigen masuk secara langsung dari trakea ke sel-sel tubuh. Sistem trakea membuka bagian luar tubuh

melalui spirakel, yaitu pori-pori yang dapat membuka dan menutup untuk mengatur aliran udara dan

membatasi hilangnya air. (Soulsby, 1982).

c. Sistem sirkulasi pada insecta

Sistem sirkulasi insecta berupa sistem sirkulasi terbuka dengan organ sebuah jantung pembuluh yang

berfungsi memompa hemolimfa melalui sinus homosol (rongga tubuh).

d. Sestem pengeluaran (ekskresi) pada insecta

Sistem pengeluaran insecta berupa tubulus malphigi yang melekat pada bagian posterior saluran

pencernaan.

e. Sistem saraf pada insecta

Sistem saraf insecta terdiri dari pasangan tali saraf ventral dengan beberapa ganglia segmental.

Beberapa segmen ganglia anterior menyatu membentuk otak yang terletak dekat antena, mata, dan

organ indera lain yang terpusat dikepala. (Jasin, 1987).

BAB III

Page 5: Laporan Biosistematika Hewan-Insecta

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 19 Oktober 2012 bertempat di Laboratorium

Biologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

Alat Bahan

Lup (Kaca Pembesar) Spesimen serangga

Baki plastik

Killing jar

Sarung tangan karet

3.3. Cara Kerja (Prosedur Kerja)

BAB IV

Spesimen Serangga (belalang

sembah dan kecoa)

Diamati bagian-bagian tubuh dari spesimen dengan menggunakan

Lup lalu bandingkan dengan yang ada pada referensi buku.

Hasil pengamatan

Page 6: Laporan Biosistematika Hewan-Insecta

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. Hasil Pengamatan

Gambar Hasil Pengamatan Keterangan Jenis Bagian Tubuh

Kecoa memiliki tipe sayap tipe

tegmina, antena bertipe setaceous,

mulut tipe mengigit dan mengunyah,

dan kaki tipe cursorial.

Tubuh kecoa terdiri dari 3 bagian,

yaitu caput (kepala) yang dimana

terdapat sepasang antena, mulut, dan

sepasang mata. Pada bagian toraks

(dada) terdapat 6 buah (3 pasang)

kaki. Dan pada bagian belakang

terdapat abdomen yang bersegmen.

Klasifikasi Kecoa :

Kingdom : Animalia

Filum : Arthopoda

Kelas : Insecta

Ordo : Orthoptera

Famili : Blaberidae

Genus : Periplaneta

Spesies : Periplaneta americana

abdomen

antena

kaki

toraks

antena

sayap

toraks

kaki

caput

caput

Page 7: Laporan Biosistematika Hewan-Insecta

Belalang sembah mempunyai sayap

tipe tegmina, antena bertipe

setaceous, mulut tipe menggigit dan

mengunyah dan kaki tipe saltatorial.

Tubuh belalang sembah terdiri dari 3

bagian yaitu caput, toraks dan

abdomen. Pada caput terdapat

sepasang antena yang tipenya

setaceous, terdapat sepasang mata

facet, dan terdapat mulut yang

tipenya penggigit dan pengunyah.

Pada bagian toraks terdapat sepasang

sayap yang memanjang hingga ke

bagian ujung abdomen, pada toraks

ini juga terdapat kaki yang bertipe

kaki saltatorial yang berjumlah 6

buah (3 pasang) kaki, yang pada kaki

depannya berukuran agak besar dan

berbentuk capit yang bergun untuk

menagkap mangsa, dan juga terdapat

sayap yang tipenya sayap tipe

tegmina. Pada bagian belakang

terdapat abdomen yang tertutup oleh

sayap.

Klasifiksi Belalang sembah

Kingdom : Animalia

Filum : Arhopoda

Kelas : Insecta

Ordo : Mantidea

Famili : Mantidae

Genus : Hierodula

Spesies : Hierodula vitrea

sayap

antena

caput

abdomen

toraks

toraks

sayap

abdomen

kaki

Page 8: Laporan Biosistematika Hewan-Insecta

1.2. Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu mengenai identifikasi serangga, tujuannya yaitu untuk

dapat mengetahui jenis serangga dan morfologi tubuhnya. Serangga yang kami amati pada

praktikum kali ini yaitu kecoa dan belalang sembah.

1. Kecoa (Periplaneta Americana)

Kecoa termasuk kedalam filum Arthopoda, kelas Insecta. Para ahli serangga

memasukkan kecoa kedalam ordo serangga yang berbeda-beda. Maurice dan Harwood

(1969) memasukkan kecoa kedalam ordo Blattaria dengan salah satu familinya Blattidae;

Smith (1972) dan Ross (1965) memasukkan kecoa kedalam ordo Dicyoptera dengan sub

ordonya Blattaria; sedangkan para ahli serangga lainnya memasukkan kedalam ordo

Orthoptera dengan sub ordo Blattaria dan famili Blattidae.

Tubuh kecoa terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen). Pada

kepala (caput) kecoa terdapat antena yang tipenya setaceous, mulut bertipe menggigit dan

mengunyah. Lalu pada bagian dada (toraks) terdapat kaki-kaki yang berjumlah 6 buah (3

pasang) yang memiliki tipe cursorial dan juga terdapat sayap yang terdapat pada bagian atas

tubuh kecoa, sayap yang dimiliki kecoa ini adalah sayap tipe tegmina. Dan pada bagian

belakang terdapat abdomen (perut).

2. Belalang Sembah ( Hierodula vitrea)

Belalang sembah dahulu digolongkan kedalam ordo Orthoptera bersama dengan

belalang, belalang ranting dan kecoa. Namun versi terakhir menyatakan bahwa belalang

sembah digolongkan kedalam ordo tersendiri, disebut Mantodea, yang hanya memiliki satu

famili, yaitu Mantidae (Belalang sembah). Hampir semua spesies yang termasuk kedalam

ordo ini adalah predator atau pemangsa arthopoda lain.

Bentuk belalang sembah unik, yaitu sepasang kaki depannya membesar dan berperan

sebagai alat penangkap dan pencengkram yang kuat. Deretan duri kuat dan tajam yang

tumbuh pada sisi femur (paha) dan tibia belalang membuat mangsa yang tertangkap

dipastikan tidak dapat melepaskan diri.

Belalang sembah memiliki tubuh yang terdiri dari kepala (caput), dada (toraks) dan

abdomen (perut). Pada kepala terdapat sepasang antena yang tipenya adalah tipe setaceous,

lalu terdapat mata majemuk yang mirip dengan jenis mata lalat, lalu mulut yang jenis

mulutnya termasuk kedalam tipe mulut penggigit dan pengunyah. Pada bagian dada terdapat

Page 9: Laporan Biosistematika Hewan-Insecta

kaki yang berjumlah 6 buah (3 pasang), namun sepasang kaki depannya membesar dan

mempunyai bentuk mirip dengan capit yang digunakan untuk menangkap mangsa. Pada dada

juga terdapat sayap yang terletak diatas punggung belalang sembah, tipe sayap belalang

sembah ini adalah tipe sayap tegmina. Lalu pada bagian belakang terdapat perut (abdomen)

yang memiliki ukuran cukup besar yang tertutup oleh sayap yang memanjang dari dada

hingga ujung abdomen.

Page 10: Laporan Biosistematika Hewan-Insecta

BAB V

KESIMPULAN

Serangga atau Insecta adalah salah satu anggota dari filum Arthopoda yang memiliki

ciri yang khas yaitu memiliki kaki yang berjumlah 6 buah ( 3 pasang), hal ini yang

menyebabkan serangga disebut juga dengan hewan Hexapoda (berkaki 6). Tubuh Insecta

dibedakan menjadi tida bagian, yaitu caput (kepala), toraks (dada) dan abdomen (perut).

Caput memiliki organ yang berkembang dengan baik, yaitu adanya sepasang antena, mata

majemuk (mata facet), dan mata tunggal (oseli). Insecta memiliki organ perasa yang disebut

dengan palpus. Toraks terdiri dari tida segmen atau ruas yang terluhat jelas, pada setiap

segmennya terdapat sepasang kaki, sayapnya terdapat mesithoraks dan metathoraks. Dan

pada bagian belakang terdapat abdomen (perut) yang bersegmen.

DAFTAR PUSTAKA

Alan, W. 1994. Arthropods of Human and Domestic Animals. A Guide to Preliminary

Identification. 1st Ed. Chapman & Hall.

Djuhanda, Tatang. 1980. Kehidupan dalam Setetes Air. ITB: Bandung.

Hala, Yusminah. 2007. Dasar Biologi Umum II. Alauddin Press: Makassar.

Jasin, M. 1987. Zoologi in Vertebrata. Sinar Wijaya: Surabaya.

Levine, N. D. 1990. Parasitologi Veteriner. Terjemahan gatut Ashadi. UGM Press: Surabaya.

Radiopoetro. 1996. Zoologi. Erlangga: Jakarta.

Soulsby, E. J. L. 1982. Helminths, Arthropods, and Protozoa of Domesticated Animals. 7 th

Ed. Bailliere Tindal London.