laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

Upload: anggi-dyah-aristi

Post on 01-Jun-2018

320 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    1/31

    LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI

    MANUSIA

    Alat Penglihatan dan Alat Pendengaran

    Disusun Oleh :

    Vita Istiq!ah "#$%$$&"$%

    Anggi D'ah Aristi "#$%$$$"(%

    Ria Lestari "#$%$$$")*

    Shelena Nugraha R De+i "#$%$$$"),

    Ir!a Fitri'ani "#$%$$$",&

    P-NDIDIKAN .IOLOGI R-GUL-R *&$$

    /URUSAN .IOLOGI

    FAKULTAS MAT-MATIKA DAN ILMU P-NG-TA0UAN ALAM

    UNIV-RSITAS N-G-RI /AKARTA

    *&$"

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    2/31

    KA/IAN T-ORI

    I1 Alat Penglihatan

    Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Pupil

    merupakan lubang bundar anterior di bagian tengah iris yang mengatur jumlah cahaya

    yang masuk ke mata. Jika intensitas cahaya tinggi, maka pupil akan mengecil. Reaksi ini

    dikenal dengan refleks cahaya pupil. Jarak saraf untuk refleks ini diperlihatkan oleh dua

    jalur hitam pada gambar. Bila cahaya mengenai retina, terjadi beberapa impuls yang

    mula-mula berjalan melalui nervus optikus menuju nervus pretektalis. ari sini, impuls

    berjalan ke nukleus !dinger-"estphal dan akhirnya kembali melalui saraf parasimpatik

    untuk mengkonstriksikan sfingter iris. #ebaliknya dalam keadaan gelap, refleks ini

    dihambat oleh saraf simpatis yang menyebabkan dilatasi pupil $%uyton, &''() *(+.

    engan keadaan pupil yang berdilatasi ini, cahaya dapat masuk ke dalam mata dengan

    intensitas yang lebih, sehingga objek dapat dilihat. Pupil adalah lubang di pusat iris mata.

    ubang itu bisa mengembang dan menguncup seiring dengan aktivitas muskulus

    dilatator dan musculus sfingter pupilae. edua otot itu ialah otot polos yang disarafi oleh

    serabut parasimpatetik dan serabut ortosimpatetik. iameter pupil ditentukan oleh

    keseimbangan aktivitas parasimpatetik dan ortosimpatetik. Pupil yang normal

    mempunyai diamter yang berkisar antara &-* mm. Rata-rata diamtere pupil adalah /1

    2

    mm. 0idak semua individu sehat mempunyai diameter pupil yang sama. iantaranya

    1(2 menunujukkan anisokoria dengan selisih sampai 1 mm dalam diameternya.

    3nisokoria dianggap tidak patologis selama kedua pupil bereaksi terhadap penyinaran

    dengan sama cepatnya $3rif 4utta5in, &''6

    Pupil yang sempit disebut miosis dan pupil yang lebar disebut midriasis. Pada

    keadaan nyeri, ketakutan, dan cemas terjadi midriasis. alam keadaan tidur, koma yang

    dalam dan tekanan intrakranial yang meningkat terjadi miosis. 4idriasis dan miosis

    unilateral adalah patologis.

    alam suatu eksperimen mengenai konstriksi pupil digunakan gambar sebagai

    modulator untuk mengetahui respon pupil terhadap cahaya, kontras gambar, inversi ,dan

    kecerahan 7arna dalam gambar, didapatkan hasil bah7a gambar tegak menginduksi

    kontriksi lebih besar pada diameter pupil daripada gambar terbalik, perbedaan dalam

    pencahayaan memperkirakan pada konten gambar tingkat tinggi akan memicu pupildilatasi, ukuran pupil menyesuaikan terhadap perubahan persepsi di kecerahan dan

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    3/31

    kontras. $4arni8 9aber : en 9akayama, &'1/. Respon pupil juga dapat disebabkan

    karena pengolahan adegan atau kejadian, dapat dikaitkan dengan perubahan kognitif lain

    dari stimulasi simpatis $#teinhauer, #iegle, Condray, : Pless, &''; dalamJournal of

    Vision (2013) 13(6):7, 18.Pada umumnya pupil adalah bundar dan batasnya rata dan licin.

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    4/31

    disorotkan dua kali pada tiap mata $ satu untuk respons langsung dan satu lagi untuk

    respons konsensual, sebaiknya dari arah samping sehingga pasien tidak memfokuskan

    pandangan ke arah cahaya $ sehingga timbul refleks akomodasi-konvergensi. Pupil juga

    akan berkontriksi jika fokus suatu benda dipindahkan dari jarak jauh ke dekat. Pada

    orang usia lanjut, saat lensa tidak mampu lagi berakomodasi $mengubah ketebalan lensa

    untuk penglihatan jauh dan dekat, maka konstriksi pupil akan tetap terjadi disertai oleh

    konvergensi mata yang dirangsang dengan menfokuskan pandangan ke objek yang dekat.

    Gangguan Fungsi Pu4il

    esi pada jaras refleks pupil secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi

    defek aferen dan defek eferen. efek aferen seringkali tidak lengkap, yaitu satu mata

    yang terkena dapat tetap merespons secara langsung $direk terhadap cahaya, tetapi tidak

    demikian pada mata lainnya. efek pupil aferen relatif merupakan tanda penting neuritis

    optik. ?al paling baik diperlihatkan dengan menggunakan tes s7inging torch@cahaya

    berayun, yaitu penyinaran cahaya diberikan secara berulang pada mata yang terkena

    bergantian pada mata yang sehat. etika cahaya mengenai mata yang sehat, maka kedua

    pupil berkonstriksi. etika cahaya disinarkan pada mata yang terkena, maka terjadi

    dilatasi kedua pupil. ?al ini disebabkan oleh refleks cahaya langsung yang lemah pada

    mata yang sakit akan lebih diimbangi oleh penghentian stimulus dari mata normal yang

    akan menyebabkan dilatasi konsensual.

    0erdapat & sindrom pupil yang sering dikenal, $ionel, &''A )

    Pupil 3rgyll Robertson, tanda klasik dari neurosifilis yang saat ini sudah jarang

    ditemukan. Pupil iregular, dengan respons akomodasi yang masih baik, tetapi refleks

    cahaya menurun atau tidak ada.

    Pupil 4iotonik, pupil yang terganggu berdilatasi, refleks cahaya terganggu, tetapi

    berkonstriksi sangat lambat pada penglihatan dekat. Refleks akomodasi untuk

    penglihatan dekat dapat menjadi tonik dan menunjukkan perlambatan redilatasi.

    Visus

    isus $ketajaman penglihatan adalah nilai kebalikan sudut $dalam menit terkecil di

    mana sebuah benda masih kelihatan dan dapat dibedakan $%abriel, 1++*. 4enurut !di #.

    3ffandi $&''A , tajam penglihatan adalah kemampuan untuk membedakan antara dua

    titik yang berbeda pada jarak tertentu.

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    5/31

    etajaman penglihatan seseorang dapat berkurang. ?al ini disebabkan antara lain oleh

    faktor-faktor sebagai berikut)

    1. uat Penerangan atau Pencahayaan

    4ata manusia sensitif terhadap kekuatan pencahayaan, mulai dari beberapa

    lu8 di dalam ruangan gelap hingga 1''.''' lu8 di tengah terik matahari. ekuatan

    pencahayaan ini aneka ragam yaitu berkisar &'''-1''.''' di tempat terbuka

    sepanjang siang dan A'-A'' lu8 pada malam hari dengan pencahayaan buatan.

    Penambahan kekuatan cahaya berarti menambah daya, tetapi kelelahan relatif

    bertambah pula. elelahan ini diantaranya akan mempertinggi kecelakaan.

    9amun meskipun pencahayaan cukup, harus dilihat pula aspek kualitas

    pencahayaan, antara lain faktor letak sumber cahaya. #inar yang salah arah dan

    pencahayaan yang sangat kuat menyebabkan kilauan pada obyek. ilauan ini dapatmenimbulkan kerusakan mata. Begitu juga penyebaran cahaya di dalam ruangan

    harus merata supaya mata tidak perlu lagi menyesuaikan terhadap berbagai kontras

    silau, sebab keanekaragaman kontras silau menyebabkan kelelahan mata. #edangkan

    kelelahan mata dapat menyebabkan)

    =ritasi, mata berair dan kelopak mata ber7arna merah $konjungtivitis

    Penglihatan rangkap

    #akit kepala

    etajaman penglihatan merosot, begitu pula kepekaan terhadap perbedaan

    $contrast sensitivity dan kecepatan pandangan

    ekuatan menyesuaikan $accomodation dan konvergensi menurun

    $irektorat Bina Peran #erta 4asyarakat, 1++' .

    &. "aktu Papar

    Pemaparan terus menerus misalnya pada pekerja sektor perindustrian yang

    jam kerjanya melebihi ;' jam@minggu dapat menimbulkan berbagai penyakit akibat

    kerja. ang dimaksud dengan jam kerja adalah jam 7aktu bekerja termasuk 7aktu

    istirahat $irektorat Bina Peran #erta 4asyarakat, 1++' . 4eskipun terjadi

    keanekaragaman jam kerja, umumnya pekerja informal bekerja lebih dari ( jam@hari.

    ?al ini menimbulkan adannya beban tambahan pada pekerja yang pada akhirnya

    menyebabkan kelelahan.mental dan kelelahan mata.

    /.

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    6/31

    dan lebih pipih, ber7arna kekuningan dan menjadi lebih keras. ?al ini mengakibatkan

    lensa kehilangan kekenyalannya, dan karena itu, kapasitasnya untuk melengkung juga

    berkurang. 3kibatnya, titik-titik dekat menjauhi mata, sedang titik jauh pada

    umumnya tetap saja.

    ;. elainan Refraksi

    ?asil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang

    terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, benda kaca, dan panjangnya bola mata. Pada

    orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata

    demikian seimbang sehingga bayangan benda selalu melalui media penglihatan

    dibiaskan tepat di daerah makula lutea. 4ata yang normal disebut sebagai mata

    emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan

    mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh $=lyas, &'';.Pada penentuan visus, para ahli mata mempergunakan kartu #nellen, dengan

    berbagai ukuran huruf dan jarak yang sudah ditentukan. 4isalnya mata normal pada

    7aktu diperiksa diperoleh &'@;' berarti penderita dapat membaca huruf pada &' ft

    sedangkan bagi mata normal dapat membaca pada jarak ;' ft, $&' ft E ; meter.

    engan demikian dapat ditulis rumus )

    Ed

    D

    eterangan )

    d E Jarak yang dapat dilihat oleh FP

    E Jarak yang dapat dilihat oleh maa normal.

    Penggunaan kartu #nellen ini, kualitasnya terkadang meragukan karena huruf

    yang sama besarnya mempunyai derajat kesukaran yang berbeda, demikian pula huruf

    dengan ukuran berbeda kadang-kadang tidak sama bentuknya.

    .uta 5arna0erjadi akibat disfungsi atau ketiadaan subtipe $konus fotoreseptor yang distimulasi

    oleh cahaya merah, hijau atau biru yang menyebabkan kesulitan membedakan 7arna

    tertentu. Buta 7arna yang disebabkan oleh defisiensi salah satu subtipe konus ini sering

    kali mengenai konus merah atau hijau, $Chris Brooker, &''6

    Pemeriksaan penglihatan 7arna digunakan untuk mendeteksi adanya defek dalam

    fungsi ketiga subtipe $ hijau,biru, atau merah sel konus. iduga bah7a (2 populasi pria

    mengalami buta 7arna, banyak dari mereka yang tidak menyadari bah7a ada sesuatu

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    7/31

    yang salah. #ensitivitas 7arna berkurang di beberapa kondisi okular, termasuk neuritis

    opik dan beberapa gangguan makular.

    4etode umum dalam pemeriksaan penglihatan 7arna adalah dengan uji =shihara yang

    meminta individu melihat serangkaian lempeng 7arna dengan nomor atau hruf yang

    terdapat di dalamnya. FP diminta untuk mengatakan huruf atau nomor yang tertera.

    =ndividu yang normal mampu melihat nomor atau huruf pada setiap lempeng, sementara

    individu yang mengalami defek penglihatan 7arna tidak dapat melihat satupun nomor

    atau huruf tersebut $defek monokromatik, atau hanya dapat mengidentifikasi beberapa di

    antaranya, bergantung pada tipe konus yang mengalami defek.

    II1 Alat Pendengaran

    Anat!i Siste! Pendengaran

    Pendengaran adalah persepsi terhadap rangsangan bunyi atau persepsi saraf

    mengenai energi suara. Frgan yang berperan dalam sistem pendengaran adalah telinga.

    0elinga merupakan organ pendengaran dan juga memainkan peran penting dalam

    mempertahankan keseimbangan. Peran telinga itu sendiri dalam sistem pendengaran

    yaitu menerima gelombang suara, membedakan frekuensinya dan akhirnya mengirimkan

    informasi suara ke dalam sistem saraf pusat. Bagian-bagian yang berperan dalam

    pendengaran ) bagian luar, bagian tengah, dan koklea. Bagian-bagian yang berperan

    dalam keseimbangan ) kanal semisirkular, utrikel, dan sakulus. $Roger "atson, &''&.

    0elinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar, tengah, dan dalam. Bagian luar dan

    tengah telinga menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam yang berisi

    cairan, untuk memperkuat energi suara dalam proses tersebut. 0elinga dalam dua sistem

    sensorik yang berbeda) koklea yang mengandung reseptor-reseptor untuk mengubah

    gelombang suara menjadi impuls-impuls saraf, sehingga kita dapat mendengar> dan

    aparatus vestibularis yang penting untuk sensasi keseimbangan $#her7ood, &''1.

    0elinga luar terdiri dari atas aurikula $daun telinga dan liang telinga luar $meatus

    akustikus eksternus. 4eatus akustikus eksternus terdapat di antara daun telinga dan

    membrana timpani $Jun5ueira, &''+. #eluruhnya dilapisi kulit, denan rambut, kelenjar

    sebasea dan kelenjar apokrin yang telah dimodifikasi disebut kelenjar seruminosa.

    elenjar ini mensekresi serumen atau tahi telinga. 9ormalnya harus basah, sesuai

    fungsinya untuk menangkap benda asing dan mencegah serangga masuk. 0elinga luar

    dipisahkan dari telinga luar oleh membrana timpani.

    0elinga bagian tengah merupakan merupakan ruang kecil dalam tulang temporal,

    dipisahkan oleh membran timpani dari telinga bagian luar, dinding selanjutnya dibentuk

    oleh dinding bagian lateral telinga dalam. Rongga tersebut dikelilingi membran mukosa

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    8/31

    dan berisi udara yang masuk dari faring melalui saluran pendengaran. ?al ini membuat

    tekanan udara di kedua sisi membran timpani sama. 0elinga tengah terdiri dari tiga

    tulang tipis, yang disebut osikel, yang menghantarkan getaran ke membrana timpani

    melalui telinga dalam. 4embran timpani tipis dan semitransparan dan tempat

    melekatnya malleus, osikel pertama, melekat dengan kuat ke permukaan dalam. =nkus

    berartikulasi dengan malleus dan stapes, bagian dasar osikel, yang menempel pada

    fenestra vestibuli dan mengarah ke bagian dalam telinga. inding posterior telinga

    tengah terbuka tidak beraturan, mengarah ke mastoid antrum dan membelok ke

    sekolompok sel udara mastoid, seperti sinus nasal yang terinfeksi.

    0elinga dalam $disebut juga labirin terdiri atas sebuah sistem saluran yang tak

    beraturan $labirin membranosa yang dibatasi oleh tulang $labirin tulang. abirin tulang

    dapat dibagi dalam tiga bagian yang secara struktural dan fungsional berbeda, yaitu

    vestibulum, koklea dan kanalis semisirkularis $Jun5ueira, &''+. abirin tulang ini

    berisikan prelimfe. abirin membranosa, yang dikelilingi dan berenang dalam prelimfe,

    berisikan endolimfe. 0erdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan

    endolimfe dalam telinga dalam> banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan

    ini terganggu $#etiadi, &''6.

    i dalam vestibulum terdapat dua kantong labirin bermembran, yaitu sakulus dan

    utrikulus. #akulus, yang lebih kecil, berhubungan dengan duktus koklearis melalui

    saluran kecil, sedangkan utrikulus berhubungan dengan kanalis semisirkularis. Pada

    sakulus dan utrikulus terdapat reseptor keseimbangan yang disebut makula, untuk

    memantau perubahan posisi kepala.

    0erdapat tiga kanalis semisirkularis, yang tersusun dalam tiga bidang berbeda

    $anterior, posterior dan lateral. i dalam kanalis semisirkularis tulang terdapat tiga

    duktus semisirkularis. 4asing-masing duktus memiliki satu ujung yang melebar disebut

    ampula, yang berisikan reseptor keseimbangan disebut krista ampularis. Reseptor ini

    berespons terhadap gerak anguler $rotasi dari kepala.oklea adalah saluran tulang berpilin konis $rumah siput. 4eluas dari bagian

    anteroir vestibulum dan berpilin & G kali mengelilingi tulang yang disebut modiolus. i

    dalamnya terdapat duktus koklearis, yang berakhir buntu di apeks koklea. i dalam

    duktus koklearis terdapat organ corti, reseptor pendengaran. uktus koklearis bersama

    lamina spiralis membagi rongga koklea menjadi tiga bagian $skala terpisah, yaitu skala

    vestibuli $atas, skala media atau duktus koklearis $tengah dan skala timpani $ba7ah.

    ua bagian labirin tulang yang terletak di atas dan di ba7ah skala media adalah

    skala vestibuli dan skala timpani. edua skala tersebut mengandung cairan prelimfe dan

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    9/31

    terus memanjang melalui lubang pada apeks koklea, yang disebut helikotrema. 4embran

    reissner memisahkan skala media dari skala vestibuli, yang berhubungan dengan fenestra

    vestibuli. 4embran basilar memisahkan skala media dari skala timpani, yang

    berhubungan dengan fenestra cochleae $!thel #loane, &'';.

    Gel!6ang Suara

    #uara adalah sensasi yang timbul apabila getaran longitudinal molekul di lingkungan

    eksternal, yaitu masa pemadatan dan pelonggaran molekul yang terjadi berselang seling

    mengenai membran timpani. Plot gerakan-gerakan ini sebagai perubahan tekanan di

    membran timpani persatuan 7aktu adalah satuan gelombang, dan gerakan semacam itu

    dalam lingkungan secara umum disebut gelombang suara $%anong, &''A.

    #uara adalah sensasi yang dihasilkan karena gerakan longitudinal molekul-molekul

    dari lingkungan luar, berupa pemadatan dan perenggangan molekul, secara silih berganti

    mengenai membran timpani. Pola gerakan ini digambarkan sebagai perubahan tekanan

    pada membran timpani tiap unit 7aktu yang berupa sederetan gelombang yang disebut

    gelombang suara $0ri 4urtiati, &'1&.

    %elombang suara adalah getaran udara yang merambat dan terdiri dari daerah-

    daerah bertekanan tinggi karena kompresi $pemampatan molekul-molekul udara yang

    berselang-seling dengan daerah-daerah bertekanan rendah karena penjarangan

    $rarefaction molekul tersebut $#her7oood, &''1.

    #etiap alat yang mampu menghasilkan pola gangguan molekul udara seperti itu

    adalah sumber suara. #uatu contoh sederhana adalah garpu tala. #e7aktu dipukulkan,

    gigi garpu tala bergerak satu arah, molekul-molekul udara didepannya terdorong

    bersama, atau tertekan, sehingga terjadi peningkatan tekanan di daerah ini. #ecara

    bersamaan, molekul-molekul udara di belakang gigi garpu tala menyebar atau

    mengalami penjarangan se7aktu gigi bergerak ke depan, sehingga terjadi penurunan

    tekanan di daerah ini. Pada saat gigi garpu tala bergerak ke arah yang berla7anan,

    tercipta gelombang pemampatan dan penjarangan yang berla7anan. "alaupun setiap

    molekul udara bergerak hanya dalam jarak pendek sesuai getaran gig garpu, gelombang

    penempatan dan penjarangan yang berganti-ganti tersebut menyebar dalam jarak yang

    cukup jauh seperti riak air. 4olekul-molekul udara yang terganggu akan mengganggu

    molekul-molekul lain didekatnya, sehingga tercipta daerah baru penekanan dan

    pengembangan, demikian seterusnya. !nergi suara secara berangsur-angsur mereda

    ketika gelombang suara bergerak menjauhi sumber suara semula. =ntensitas gelombang

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    10/31

    suara berkurang, sampai akhirnya lenyap ketika gelombang suara terakhir terlalu lemah

    untuk menimbulkan gangguan-gangguan pada moleku-molekul udara di sekitarnya

    $#her7ood, &''1.

    %elombang suara juga dapat berjalan melalui medium selain udara, misalnya air.

    9amun, perjalanan gelombang suara dalam media tersebut kurang efisien, diperlukan

    tekanan yang lebih besar untuk menimbulkan pergerakan cairan daripada pergerakan

    udara karena inersia $resistensi terhadap perubahan cairan yang lebih besar $#her7ood,

    &''1.

    #ecara umum kekerasan suara berkaitan dengan amplitudo gelombang suara dan

    nada berkaitan dengan frekuensi $jumlah gelombang persatuan 7aktu. #emakin besar

    suara semakin besar amplitudo, semakin tinggi frekuensi dan semakin tinggi nada.

    9amun nada juga ditentukan oleh faktor - faktor lain yang belum sepenuhnya dipahami

    selain frekuensi dan frekuensi mempengaruhi kekerasan, karena ambang pendengaran

    lebih rendah pada frekuensi dibandingkan dengan frekuensi lain. %elombang suara

    memiliki pola berulang, 7alaupun masing - masing gelombang bersifat kompleks,

    didengar sebagai suara musik, getaran apriodik yang tidak berulang menyebabakan

    sensasi bising. #ebagian dari suara musik bersala dari gelombang dan frekuensi primer

    yang menentukan suara ditambah sejumla getaran harmonik yang menyebabkan suara

    memiliki timbre yang khas. ariasi timbre mempengaruhi mengetahhi suara berbagai

    alat musik 7alaupun alat tersebut memberikan nada yang sama $%anong, &''A.

    etajaman pendengaran secara kasar dapat diukur dengan menggunakan nilai

    ambang pendengaran. #uara yang terdengar dipengaruhi oleh amplitudo gelombang

    suara, intensitas suara dan 7aktu berlangsungnya nada suara. oklea berfungsi untuk

    menentukan tinggi rendahnya nada. 0elinga manusia dapat mendengar nada yang berbeda

    pada rentang antara &' H &'.''' ?I $0ri 4urtiati, &'1&.

    #uara ditandai oleh nada $tone, tinggi-rendahnya suara, intensitas $kekuatan,

    kepekaan, loudness, dan timbre $kualitas, 7arnanada $#h7erood, &''1.

    9ada suatu suara ditentukan oleh frekuensi getaran. #emakin tinggi frekuensi

    getaran, semakin tinggi nada. 0elinga manusia dapat mendeteksi gelombang suara

    dengan frekuensi dari &' H &'.''' siklus per detik, tetapi paling peka terhadap

    frekuensi antara 1.''' dan ;.''' siklus per detik.

    =ntensitas atau kepekaan $kekuatan suatu suara bergantung pada amplitudo

    gelombang suara, atau perbedaan tekanan antara daerah penempatan yangbertekanan tinggi dan daerah penjarangan yang bertekanan rendah. alam rentang

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    11/31

    pendengaran, semakin besar amplitudo, semakin keras $pekak suara. 0elinga

    manusia dapat mendeteksi intensitas suara dalam rentang yang luas, dari suara

    bisikan terhalus sampai suara jet lepas landas yang memekakan. epekakan

    dinyatakan dalam desibel $dB, yaitu ukuran logaritmik intensitas dibandingkan

    dengan suara teredam $terhalus yag dapat terdengar H ambang pendengaran.

    ualitas suara atau 7arna nada $timbre bergantung pada nada tambahan

    $overtone, yaitu frekuensi tambahan yang menimpa nada dasar. %arpu tala

    memiliki nada yang murni, tetapi sebagian besar suara tidak murni. 9ada-nada

    tambahan juga merupakan penyebab perbedaan khas suara manusia. "arna nada

    memungkinkan pendengar membedakan sumber gelombang suara, karena setiap

    sumber suara menghasilkan pola nada-nada tambahan yang berlainan.

    0elah diketahui bah7a adanya suatu suara akan menurunkan kemampuan seseorang

    mendengar suara lain. enomena ini dikenal sebagai masking $penyamaran. enomena

    ini diperkirakan disebabkan oleh refrakter relative atau absolute pada reseptor dan urat

    saraf pada saraf audiotik yang sebelumnya teransang oleh ransangan lain. 0ingkat suatu

    suara menutupi suara lain berkaitan dengan nadanya. ecuali pada lingkungan yang

    sangat kedap suara, !fek penyamaran suara lata akan meningkatan ambang pendengaran

    dengan besar yang tertentu dan dapat diukir.

    Penyaluran suara prosesnya adalah telinga mengubah gelombang suara di

    lingkungan eksternal menjadi potensi aksi di saraf pendengaran. %elombang diubah oleh

    gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran menjadi gerakan-gerakan lempeng kaki

    stapes. %erakan ini menimbulkan gelombang dalam cairan telinga dalam. !fek

    gelombang pada organ Corti menimbulkan potensial aksidi serat-serat saraf. $%anong,

    &''A.

    Me3anis!e Pendengaran%elombang suara yang ditangkap oleh telinga dialirkan ke telinga melalui meatus

    acusticus e8terna kemudian gelombang tersebut akan mengenai membran timpani,

    sehingga membran timpani bergetar. %etaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang

    dengar ke jendela oval. %etaran struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan

    limfe yang ada di dalam saluran vestibulum. %etaran cairan tadi akan menggerakkan

    membran reissmer dan menggetarkan cairan limfe dalam saluran tengah. Perpindahan

    getaran cairan limfe di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang

    dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    12/31

    menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. %etaran dengan frekuensi

    tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basilar, yang akan menggerakkan sel-sel

    rambut ke atas dan ke ba7ah. Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion

    kalium dan ion 9a menjadi aliran listrik yang diteruskan ke cabang 9.=== yang

    kemudian meneruskan ransangan ke pusat sensori pendengaran di otak melalui saraf

    pusat yang ada di lobus temporalis $%uyton, &''(.

    Gangguan7 Kelainan Fisilgi Telinga

    0uli konduktif

    0erjadi apabila gelombang suara tidak secara adekuat dihantarkan melalui telinga

    luar dan tengah untuk menggetarkan cairan di telinga dalam. 0uli konduktif

    mungkin disebabkan oleh sumbatan fisik saluran telinga oleh kotoran telinga, ruptur

    gendang telinga, infeksi telinga tengah disetai penimbunan cairan, atau retriksi

    gerakan osikula karena adhesi antara stapes dan jendel oval.

    0uli perseptif

    isebabkan oleh kerusakan koklea $9. audiotorius atau kerusakan pada sirkuit

    sistem saraf pusat dari telinga. Frang tersebut mengalami penurunan atau

    kehilangan kemampuan total untuk mendengar suara dan akan terjadi kelainan

    pada)

    a. Frgano cortib. #araf ) 9.coclearis dan 9.vestibularais

    c. Pusat pendengaran otak

    0uli campuran

    0erjadi karena tuli konduksi yang pada pengobatannya tidak sempurna sehingga

    infeksi skunder $tuli persepsi juga.

    %angguan-gangguan lain diantaranya, yaitu)

    a. #uara berdenging $tinnitus

    eluhan telinga berdenging dapat dirasakan dikepala atau ditelinga, pada satu sisi

    atau kedua sisi telinga.b. Rasa pusing berputar $ertigo

    apat sebagai keluhan gangguan keseimbangan dan rasa ingin jatuh.

    c. 9yeri dalam 0elinga $Ftalgia

    Bila ada keluhan nyeri didalam telinga, perlu ditanyakan apakah pada telinga kiri

    atau kanan dan sudah berapa lama. 9yeri alih ke telinga dapat berasal dari nyeri di

    gigi molar atas, sendi mulut, dasar mulut, tonsil atau tulang servikal karena telinga

    dipersarafi oleh saraf sensoris yang berasal dari organ tersebut.

    d. eluar cairan dari dalam telinga $Ftorea

    3pakah secret ini keluar dari satu atau kedua telinga, disertai rasa nyeri atau tidak

    dan sudah berapa lama. #ecret yang sedikit biasanya berasal dari infeksi telinga luar

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    13/31

    dan secret yang banyak dan bersifat mukoid umumnya berasal dari telinga tengah.

    Bila bercampur darah, harus dicurigai tumor. Bila bau busuk, curigai kolesteatoma.

    Ke3urangan Pendengaran

    ang dimaksud dengan kekurangan pendengaran adalah keadaan dimana seorang

    kurang dapat mendengar dan mengerti suara atau percakapan yang didengar untuk

    mendiagnosis kurang pendengaran. 3spek yang diperhatikan yaitu)

    o Penentuan pada penderita apakah ada kurang pendengaran atau tidak.

    alam penentuan apakah ada P atau tidak pada penderita hal penting yang harus

    diperhatiakan adalah umur penderita. Respon manusia terhadap suara atau

    percakapan yang didengranya tergantung pada umur pertumbuhannya.

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    14/31

    b. Pemeriksaan umum dan khusus $telinga, hidung dan tenggorokan yang teliti.

    c. Pemeriksaan penunjang $bila diperlukan seperti foto laboratorium

    3da ; cara yang dapat kita lakukan untuk mengetes fungsi pendengaran

    penderita, yaitu )

    a. 0es bisik

    b. 0es bisik modifikasi

    c. 0es garputala

    d. Pemeriksaan audiometri

    Tes Fungsi Pendengaran

    1. Pemeriksaan 3udiometri

    etajaman pendengaran sering diukur dengan suatu audiometri. 3lat ini

    menghasilkan nada-nada murni dengan frekuensi melalui aerphon. Pada sestiap

    frekuensi ditentukan intensitas ambang dan diplotkan pada sebuah grafik sebagai

    prsentasi dari pendengaran normal. ?al ini menghasilkan pengukuran obyektif

    derajat ketulian dan gambaran mengenai rentang nada yang paling terpengaruh.

    3udiometri berasal dari kata audirdan metriosyang berarti mendengar dan

    mengukur $uji pendengaran. 3udiometri tidak saja dipergunakan untuk mengukur

    ketajaman pendengaran, tetapi juga dapat dipergunakan untuk menentukan lokalisasi

    kerusakan anatomis yang menimbulkan gangguan pendengaran.

    3udiometri adalah subuah alat yang digunakan untuk mengtahui level

    pendengaran seseorang. engan bantuan sebuah alat yang disebut dengan

    audiometri, maka derajat ketajaman pendengaran seseorang daKat dinilai. 0es

    audiometri diperlukan bagi seseorang yang merasa memiliki gangguan pendengeran

    atau seseorang yag akan bekerja pada suatu bidang yang memerlukan ketajaman

    pendengaran. Pemeriksaan audiometri memerlukan audiometri ruang kedap suara,

    audiologis dan pasien yang kooperatif. Pemeriksaan standar yang dilakukan adalah )

    o 3udiometri nada murni

    #uatu sisitem uji pendengaran dengan menggunakan alat listrik yang dapat

    menghasilkan bunyi nada-nada murni dari berbagai frekuensi &A'-A'', 1'''-

    &''', ;'''-6''' dan dapat diatur intensitasnya dalam satuan $dB. Bunyi yang

    dihasilkan disalurkan melalui telepon kepala dan vibrator tulang ketelinga

    orang yang diperiksa pendengarannya. 4asing-masing untuk menukur

    ketajaman pendengaran melalui hntaran udara dan hantran tulang pada tingkat

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    15/31

    intensitas nilai ambang, sehingga akan didapatkankurva hantaran tulang dan

    hantaran udara. engan membaca audiogram ini kita dapat mengtahui jenis dan

    derajat kurang pendengaran seseorang. %ambaran audiogram rata-rata sejumlah

    orang yang berpendengaran normal dan berusia sekitar &'-&+ tahun merupakan

    nilai ambang baku pendengaran untuk nada murni.

    0elinga manusia normal mampu mendengar suara dengan kisaran

    frek7uensi &'-&'.''' ?I. rek7ensi dari A''-&''' ?I yang paling penting

    untuk memahami percakapan sehari-hari. 0abel berikut memperlihatkan

    klasifikasi kehilangan pendengaran

    Kehilangan dala!

    Desi6el

    Klasi2i3asi

    '-1A Pendengaran normalL1A-&A ehilangan pendengaran kecil

    L&A-;' ehilangan pendengaran ringan

    L;'-AA ehilangan pendengaran sedang

    LAA-(' ehilangan pendenngaran sedang

    sampai berat

    L('-+' ehilangan pendengaran berat

    L+' ehilangan pendengaran berat sekali

    o 3udiometri tutur

    3udiometri tutur adalah system uji pendengaran yang menggunakan kata-

    kata terpilih yang telah dibakukan, dituturkan melalui suatu alat yang telah

    dikaliberasi, untuk mengukur beberapa aspek kemampuan pendengaran. Prinsip

    audiometri tutur hampir sama dengan audiometri nada murni, hanya disni

    sebagai alat uji pendengaran digunakan daftar kata terpuilih yang dituturkan

    pada penderita. ata-kata tersebut dapat dituturkan langsung oleh pemeriksa

    melalui mikropon yang dihubungkan dengan audiometri tutur, kemudian

    disalurkan melalui telepon kepala ke telinga yang diperiksa pendengarannya,

    atau kata-kata rekam lebih dahulu pada piringan hitam atau pita rekaman,

    kemudian baru diputar kembali dan disalurkan melalui audiometer tutur.

    Penderita diminta untuk menirukan dengan jelas setip kata yang didengar,

    dan apabila kata-kata yang didengar makin tidak jelas karena intensitasnya

    makin dilemahkan, pendengar diminta untuk mnebaknya. Pemeriksa mencatata

    presentase kata-kata yang ditirukan dengan benar dari tiap denah pada tiap

    intensitas. ?asil ini dapat digambarkan pada suatu diagram yang absisnya

    adalah intensitas suara kata-kata yang didengar, sedangkan ordinatnya adalah

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    16/31

    presentasi kata-kata yanag diturunkan dengan benar. ari audiogram tutur

    dapat diketahui dua dimensi kemampuan pendengaran yaitu )

    emampuan pendengaran dalam menangkap A'2 dari sejumlah kata-

    kata yang dituturkan pada suatu intensitas minimal dengan benar, yang

    laIimnya disebut persepsi tutur atau 9P0, dan dinyatakan dengan satuan

    de-sibel $dB.

    emamuan maksimal perndengaran untuk mendiskriminasikan tiap

    satuan bunyi $fonem dalam kata-kata yang dituturkan yang dinyatakan

    dengan nilai diskriminasi tutur atau 90. #atuan pengukuran 90 itu

    adalah persentasi maksimal kata-kata yang ditirukan dengan benar,

    sedangkan intensitas suara barapa saja. engan demikian, berbeda

    dengan audiometri nada murni pada audiometri tutur intensitas

    pengukuran pendengaran tidak saja pada tingkat nilai ambang $9P0,

    tetapi juga jauh diatasnya.

    3udiometri tutur pada prinsipnya pasien disuruh mendengar kata-kata

    yang jelas artinya pada intensitas mana mulai terjadi gangguan sampai A'2

    tidak dapat menirukan kata-kata dengan tepat.

    riteria orang tuli )

    Ringan masih bisa mendengar pada intensitas &'-;' dB

    #edang masih bisa mendengar pada intensitas ;'-*' dB Berat sudah tidak dapat mendengar pada intensitas *'-6' dB

    Berat sekali tidak dapat mendengar pada intensitas L6' dB

    Pada dasarnya tuli mengakibatkan gangguan komunikasi, apabila

    seseorang masih memiliki sisa pendengaran diharapkan dengan bantuan alat

    bantu dengar $3B@ hearing 3= suara yang ada diamplifikasi, dikeraskan

    oleh 3B sehingga bisa terdengar. Prinsipnya semua tes pendengaran agar

    akurat hasilnya, tetap harus pada ruang kedap suara minimal sunyi. arena

    kita memberikan tes pada frekuensi tertetu dengan intensitas lemah, kalau ada

    gangguan suara pasti akan mengganggu penilaian.

    &. 0es Rinne

    0ujuan melakukan tes Rinne adalah untuk membandingkan antara hantaran

    tulang dengan hantaran udara pada satu telinga pasien.

    3da & macam tes rinne , yaitu )

    o %arpu tala A1& ?I kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya

    tegak lurus pada planum mastoid pasien $belakang meatus akustikus eksternus.

    #etelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan

    didepan meatus akustikus eksternus pasien. 0es Rinne positif jika pasien masih

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    17/31

    dapat mendengarnya. #ebaliknya tes rinne negatif jika pasien tidak dapat

    mendengarnya

    o %arpu tala A1& ?I kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya

    secara tegak lurus pada planum mastoid pasien. #egera pindahkan garputala

    didepan meatus akustikus eksternus. ita menanyakan kepada pasien apakah

    bunyi garputala didepan meatus akustikus eksternus lebih keras dari

    pada dibelakang meatus akustikus eksternus $planum mastoid. 0es rinne positif

    jika pasien mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih keras.

    #ebaliknya tes rinne negatif jika pasien mendengar didepan meatus akustikus

    eksternus lebih lemah atau lebih keras dibelakang.

    3da / interpretasi dari hasil tes rinne )

    a. 9ormal ) tes rinne positif

    b. 0uli konduksi) tes rinne negatif $getaran dapat didengar melalui tulang lebih

    lama

    c. 0uli persepsi, terdapat / kemungkinan )

    Bila pada posisi == penderita masih mendengar bunyi getaran garpu tala.

    Jika posisi == penderita ragu-ragu mendengar atau tidak $tes rinne) M@-

    Pseudo negatif) terjadi pada penderita telinga kanan tuli persepsi pada

    posisi = yang mendengar justru telinga kiri yang normal sehingga mula-

    mula timbul.

    /. 0es "eber

    0ujuan kita melakukan tes 7eber adalah untuk membandingkan hantaran

    tulang antara kedua telinga. Cara kita melakukan tes 7eber yaitu) membunyikan

    garpu tala A1& ?I lalu tangkainya kita letakkan tegak lurus pada garis horiIontal.

    4enurut pasien, telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras. Jika

    telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras 1 telinga maka terjadi

    lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Jika kedua pasien sama-sama tidak mendengar

    atau sama-sama mendengar maka berarti tidak ada lateralisasi.

    ;. 0es #ch7abach

    4embandingkan daya transport melalui tulang mastoid antara pemeriksa

    $normal dengan probandus. Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah

    digetarkan pada puncak kepala probandus. Probandus akan mendengar suara

    garputala itu makin lama makin melemah dan akhirnya tidak mendengar suara

    garputala lagi. Pada saat garputala tidak mendengar suara garpu tala, maka

    penguji akan segera memindahkan garputala itu, ke puncak kepala orang yang

    diketahui normal ketajaman pendengarannya $pembanding. Bagi pembanding

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    18/31

    dua kemungkinan dapat terjadi) akan mendengar suara, atau tidak mendengar

    suara. $%anong, &''A

    M-TODOLOGI

    ==. 3lat Penglihatan

    3. 3lat dan Bahan

    1. Pemeriksaan Refleks Pupil

    #enter

    Cermin atar

    &. Pemeriksaan isus

    3lat Fptotype dari #nellen

    /. Pemeriksaan Buta "arna

    Buku Pemeriksaan 7arna oleh =shihara-#tilling

    B. Cara erja1. Pemeriksaan Refleks Pupil

    a Pemeriksaan reflek cahaya

    1 #inari satu mata dengan lampu senter dari arah samping mata. Perhatikan

    reaksi pupil

    & #ingkirkan cahaya tersebut, perhatikan reaksi pupil

    / Catat hasil pengamatan

    b Pemeriksaan refleks konsensual

    1 engan kedua mata FP terbuka, berilah batas antara kedua mata, misalnya

    dengan telapak tangan. #atu mata disinari dengan lampu senter dan

    seorang teman bertugas menga7asi mata lain yang tidak diberi penyinaran.

    Perhatukan reaksi pupil.

    & Catat hasil pengamatan

    c Pemeriksaan refleks pupil mata akibat akomodasi

    1 4inta FP untuk melihat tempat yang jauh tak terhingga dan perhatikan

    reaksi pupil.

    & emudian dengan tiba-tiba minta FP untuk melihat benda yang dekat dan

    perhatikan reaksi pupil.

    / Catat hasil pengamatan

    &. Pemeriksaan isusa 3lat optotype dari #nellen diletakkan pada jarak * meter $d E * m dari tempat

    duduk FP. engan menggunakan dua mata, baca huruf satu demi satu dalam

    tiap deret hingga diketahui nilai . 0entukan nilai visusnya dan catat hasil

    pengamatan.

    b 3lat optotype dari #nellen diletakkan pada jarak * meter $d E *m dari tempat

    duduk FP. engan menggunakan satu mata tertutup $mata ditutup dengan

    telapak tangan tetapi tidak boleh ditekan. Baca huruf satu demi satu dalam tiap

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    19/31

    deret hingga diketahuinila . 0entukan nilai visusnya dan cata hasil

    pengamatan.

    c akukan modifikasi dnegan meletakkan alat optotype dari #nellen pada jarak A

    meter $ d E A m dari tempat duduk FP. engan menggunakan dua mata, baca

    huruf satu demi satu dalam tiap deret hingga diketahui nilai . 0entukan nilai

    visusnya dan catat hasil pengamatan.

    /. Pemeriksaan Buta "arna

    a etakkan gambar-gambar pseudo-isokromatik pada jarak kurang lebih 1 meter.

    b 4inta FP untuk melihatnya satu persatu. Cocokkan interpretasi FP terhadap

    gambar-gambar tersebut dengan interpretasi gambar menurut =shihara-#tilling.

    c Catat hasil pemeriksaan

    ===. 3lat Pendengaran

    3. 3lat dan Bahan

    1.

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    20/31

    & 0ekan ganggang penala yang bergetar itu pada Processus 4astoideus salah

    satu telinga FP.

    / 0anyakan pada FP apakah ia mendengar suara penala mendengung pada

    telinga yang diperiksa. Bila demikian, minta FP untuk memberi tanda segera

    bila dengungan itu menghilang.

    ; Pada saat itu pemeriksa mengangkat penala dari Processus 4astoideus dan

    mendekatkan ujung penala sedekat mungkin di depan telinga yang sedang

    diperiksa.

    A 0anyakan pada FP apakah ia sekarang mendengar kembali untuk beberapa

    saat suara dengungan penala. Bila ia mendengar kembali, maka hasil

    pemeriksaan dituliskan R $M, bila tak mendengar kembali dituliskan R $-.

    *

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    21/31

    Processus 4astoideus sendiri. #etelah pemeriksa tak mendengar lagi segera

    pindahkan ke Processus 4astoideus FP. Bila ternyata FP masih mendengar,

    maka kondisi ini disebut #ch7abach memanjang.

    d. 0es Bing

    1 %etarkan garpu tala $frekuensi &66 atau A1& dengan salah satu ujungnya

    pada tepi telapak tangan. Jangan sekali-kali memukulkan pada benda keras.

    & 0ekan ganggang penala yang bergetar itu pada Processus 4astoideus FP.

    / 0anyakan telinga mana yang mendengar degungan paling keras.

    ; 0utp lubang telinga yang lain dengan jari.

    A 0anyakan lagi telinga mana yang mendengar degungan paling keras.

    * Catat hasil pemeriksaan

    0ASIL

    =. 3lat Penglihatan1. Pemeriksaan Refleks Pupil

    9o. 9ama

    FP

    Refleks Pupil

    Refleks Cahaya

    $kedua mata

    Refleks onsensual Refleks 3kibat

    3komodasi

    Cahaya 0anpa

    cahaya

    #atu

    mata

    dengan

    #atu

    mata

    tanpa

    Jauh ekat

    1 0resna 4engecil 4embesar mengecil mengecil membesar mengecil

    & Fkta 4engecil 4embesar 4engecil mengecil 4engecil membesar / =ndriya mengecil 4embesar 4engecil mengecil 4embesar mengecil

    ; RiIki 4engecil 4embesar 4engecil mengecil 4embesar mengecil

    A airus 4engecil 4embesar 4engecil mengecil 4embesar mengecil

    * 3IiIah 4engecil 4embesar 4engecil mengecil 4engecil membesar

    ( =rma 4engecil 4embesar 4engecil mengecil 4embesar mengecil

    6 Rita mengecil membesar mengecil mengecil membesar mengecil

    &. Pemeriksaan isus

    9o

    .

    9ama FP etajaman Penglihatan $isus

    d E * m d E A m& mata 1 mata & mata 1 mata

    1 =ndriya *@* *@* *@* *@*

    & 9isak ;@A ;@A N N

    / RiIki ;@A ;@A ;@A ;@A

    ; !tih *@* *@* *@* *@*

    A =rma *@* *@* *@* *@*

    * Oori *@* *@* *@* *@*

    ( Rita *@* *@* *@* *@*

    6 airus ;@A *@* ;@A *@*

    /. Pemeriksaan Buta "arna

    9o 9ama FP Jenis elamin

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    22/31

    .

    1 =ndriya P &' 9ormal

    & 0resna P &' 9ormal

    / isa P &' 9ormal

    ; Rita P &' 9ormal

    A =rma P &' 9ormal* 9isak P 1+ 9ormal

    ( usri P &' 9ormal

    6

    ==. 3lat Pendengaran

    1.

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    23/31

    (. 0resna R $M 9ormal 9ormal anan

    6. %ita R $M iri 9ormal iri

    P-M.A0ASAN

    I1 3lat Penglihatan

    1. Pemeriksaan Refleks Pupil

    a. Refleks cahaya

    Pada percobaan refleks cahaya ini, praktikan menyinari mata FP dengan

    lampu senter dari arah samping dan ternyata dari perlakuan tersebut diperoleh data

    bah7a semua FP mengalami pengecilan pada pupilnya. Pengecilan pupil ini

    bertujuan untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke mata.

    Pengecilan pupil ini di karenakan oleh variasi kontraksi otot-otot iris untuk

    memungkinkan lebih banyak atau sedikit cahaya masuk sesuai kebutuhan. #elain itu

    juga serat-serat otot memendek jika berkontraksi sehingga menyebabkan pupil akan

    mengecil. Refleks kontraksi pupil ini terjadi pada cahaya terang untuk mengurangi

    jumlah cahaya yang masuk ke mata dan apabila otot radialis memendek maka

    ukuran pupil pun akan meningkat. Ftot-otot iris ini dikontrol oleh sistem saraf

    otonom sedangkan apabila tidak diberikan rangsangan cahaya, maka pupil akan

    normal. an kesemua FP ketika cahaya dijauhkan maka pupil kembali ke keadaan

    normal atau membesar.

    b. Refleks onsensual

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    24/31

    Pada pengamatan ini hanya * FP reaksi pupil mengecil ketika melihat tempat

    yang dekat sedangkan untuk & FP yang lain membesar. emudian ketika melihat

    tempat jauh, hanya * FP pupil membesar, sedangkan yang lainnya mengeccil.

    #aat merespon jauh pupil mata mengecil karena serat-serat otot memendek.

    Pengecilan pupil ini terjadi apabila otot sirkuler atau konstriktor berkontraksi

    membentuk cincin yang lebih kecil. ?al ini terjadi untuk merespon cahaya terang.

    3kibat melihat benda jauh yang berada di luar ruangan, pupil mengecil untuk

    mengurangi jumlah cahaya yang masuk dan pupil membesar saat melihat benda

    dekat di tempat teduh. Pembesaran daya akomodasi mata juga diatur melalui syaraf

    parasimpatis, perangsangan syaraf parasimpatis menimbulkan kontraksi otot siliaris

    yang menyebabkan pupil mata mengecil, yang selanjutnya kan mengendurkan

    gligamen lensa dan meningkatkan daya bias. engan meningkatkan daya bias, mata

    mampu melihat objek lebih dekat dibanding 7aktu daya biasnya rendah. 3kibatnya

    dengan mendekatnya objek ke arah mata, frekuensi impuls parasimpatis ke otot

    siliaris progresif ditingkatkan agar objek tetap melihat dengan jelas $mampu melihat

    benda jarak jauh. Begitupun sebaliknya pada saat FP diminta tiba-tiba melihat

    benda jarak dekat, otot siliaris akan berdilatasi sehingga pupil mata melebar.Pada

    hasil pengamatan, semua hasil pada semua FP tidak sama dengan teori yang

    dikemukakan,hal ini dapat disebabkan mungkin karena kekurang telitian pengamat

    karena pupil yang memuliki 7arna yang hampir sama dengan iris,sehingga garis

    batas pupil tidak terlihat sehingga membesar dan mengecilnya pupil tidak dapat

    diamati.

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    25/31

    memiliki 1''2 ketajaman mata $visus dalam melihat objek. Pada saat penglihatan

    menggunakan 1 mata =ndriya, !tih, =rma Oori, Rita dan airus masih memiliki

    ketajaman 1''2. #edangkan untuk yang lain baik dengan mnggunakan kedua mata

    atau salah satu mata tidak mencapai 1''2 hal ini mungkin disebabkan adanya

    gangguan pada salah satu mata atau keduanya. Pada jarak A meter sebagian besar

    masih memiliki tingkat ketajaman $visus 1''2 hanya / orang FP yang memiliki

    tingkat ketajaman kurang, hal ini dimungkinkan pada ketiga FP memiliki kelainan

    pada matanya.

    Pada kasus ini, bayangan yang diterima tidak tepat jatuh pada fovea dan retina

    sehingga persepsi yang ditimbulkan tidak lengkap yang menyebabkan objek tersebut

    terlihat buram atau bahkan tidak terlihat sama sekali. Berkurangnya ketajaman mata

    atau nilai visus mata seseorang dapat disebabkan oleh beberapa factor diantaranya

    seperti yang telah disebutkan dalam teori yakni kekerapan reseptor pada retina,

    ukuran pupil, penerangan, 7aktu pajanan terhadap objek, area retina yang terstimulasi

    dan pergerakan bola mata.

    /. Pemeriksaan Buta "arna

    Berdasarkan hasil pengamatan semua FP merupakan orang yang normal dan

    tidak terjangkit buta 7arna. #imulasi citra =shihara adalah simulasi yang dilakukan

    terhadap FP. FP akan diperlihatkan ;6 plates citra =shihara dan diminta untuk

    mengenali objek yang terdapat didalamnya. Citra yang ditampilkan oleh masing-

    masing koresponden akan berbeda-beda urutannya karena dicoba secara acak atau

    random. FP akan diberi pilihan untuk masing-masing citra dimana FP akan

    menja7ab pertanyaan utama yaitu angka dan 7arna. etika FP diberi plate ia melihat

    angka pada citra, maka FP harus memberikan ja7aban atas angka yanng tertera. Bila

    FP tidak melihat angka atau tidak sesuai dengan kunci ja7aban maka FP termasuk

    kedalam penderita buta 7arna. alam proses mengimplementasikan 7arna sel-sel

    yang berfunngsi membedakannya adalah sel kerucut.#el kerucut akan mempunyai kepekaan yang selektif terhadap berbagai 7arna

    seperti 7arna biru, hijau dan merah. 4asing-masing pigmen 7arna ini disebut pigmen

    peka 7arna biru, pigmen peka 7arna hijau dan pigmen peka 7arna merah.

    Bila FP merupakan penderita buta 7arna biasanya akan sulit membedakan

    7arna merah dan hijau namun ada juga kasus buta 7arna parsial yang hanya bsa

    melihat 7arna putih dan hitam. ari kesemua FP yang diuji, ternyata kesemua FP

    termasuk normal dan dapat menja7ab 7arna sesuia dengan kunci ja7aban.

    Berdasarkan uji penglihatan 7arna, sensivitas spektrum ketiga tipe pigmen yang

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    26/31

    ditemukan dalam sel kerucut. 4ekanisme terlihatnya 7arna merah adalah cahaya

    monokromatik 7arna jingga tua dengan panjang gelombang A''nm.

    Frang yang menderita buta 7arna umumnya tidak menerima sel kerucut

    penerima 7arna tertentu. 4isalnya orang yang kehilangan sel kerucut merah atau

    hijau maka orang tersebut tidak dapat lagi menggunakan mekanisme membaca 7arna

    untuk membedakan 7arna merah atau hijau. #ehingga orang tersebut termasuk orang

    buta 7arna merah-hijau. Buta 7arna merah-hijau adalah buta 7arna genetik yanng

    timbul hampir hanya pada anak laki-laki. %en-gen pada kromosom 8 perempuan

    menyandi untuk masing-masing sel kerucut namun buta 7arna hampir tidak pernah

    terjadi pada perempuan karena setidaknya satu dari dua kromosom 8 akan selalu

    memiliki gen normal untuk setiap sel kerucut. arena laki-laki hanya memiliki satu

    kromosom 8 maka kemungkinan laki-laki yang terkena lebih besar.

    II1 3lat Pendengaran

    $1 suara biasa dan keras pada jarak /' m di lingkungan

    yang cukup hening. #ecara umum kekerasan suara berkaitan dengan amplitudo

    gelombang suara dan nada berkaitan dengan frekuensi $jumlah gelombang

    persatuan 7aktu. #emakin besar suara semakin besar amplitudo, semakin tinggi

    frekuensi dan semakin tinggi nada. 9amun nada juga ditentukan oleh faktor - faktor

    lain yang belum sepenuhnya dipahami selain frekuensi dan frekuensi

    mempengaruhi kekerasan, karena ambang pendengaran lebih rendah pada frekuensi

    dibandingkan dengan frekuensi lain. %elombang suara memiliki pola berulang,

    7alaupun masing - masing gelombang bersifat kompleks, didengar sebagai suara

    musik, getaran apriodik yang tidak berulang menyebabakan sensasi bising.

    #ebagian dari suara musik berasal dari gelombang dan frekuensi primer yang

    menentukan suara ditambah sejumlah getaran harmonik yang menyebabkan suara

    memiliki timbre yang khas $%anong, &''A.

    engan melakukan pemeriksaan voice test ini, pemeriksa dapat mengetahui

    ketajaman pendengaran FP dan penyebab dari keras lemahnya suara yang didengar

    oleh FP. 0elinga FP dihadapkan ke pemeriksa agar suara yang dipancarkan oleh

    pemeriksa tidak terhalang oleh apapun sehingga gelombang suara langsung diterima

    telinga FP. Penyaluran suara prosesnya adalah telinga mengubah gelombang suara

    di lingkungan eksternal menjadi potensi aksi di saraf pendengaran. %elombang

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    27/31

    diubah oleh gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran menjadi gerakan-

    gerakan lempeng kaki stapes. %erakan ini menimbulkan gelombang dalam cairan

    telinga dalam. !fek gelombang pada organ Corti menimbulkan potensial aksi

    diserat-serat saraf $%anong, &''A.

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    28/31

    Pada pemeriksaan dengan garpu tala digunakan untuk mengetahui ada

    tidaknya gangguan fungsi pendengaran pada FP. 0es yang digunakan pada

    pemeriksaan garpu tala ini adalah dengan menggunakan tes Rinne, tes "eber, tes

    #ch7abach, dan tes Bing dengan menggunakan frekuensi garpu tala &66, A1&, dan

    1&6.

    0es Rinne bertujuan untuk membandingkan antara getaran yang dihantarkan

    oleh udara dengan yang dihantarkan oleh tulang. 0es ini dilakukan dengan

    menggetarkan garpu tala frekuensi &66 dan meletakkan ujung ganggang penala

    yang bergetar tersebut ke Processus mastoideus pada telinga FP. #etelah FP

    menandakan bah7a getaran yang didengar sudah menghilang sesegera mungkin

    ujung penala didekatkan ke telinga FP. Jika getaran masih terdengar maka R$M

    tetapi bila tidak terdengar maka R$-. FP dapat mendengar dengan baik suara yang

    menghilang saat garpu tala ditempelkan pada Processus 4astoideus dan

    mendengar kembali suara tersebut saat didekatkan dengan telinga. =ni terjadi

    karena saat suara menghilang di Processus 4astoideus sebenarnya garpu tala itu

    masih bergetar, hanya karena intensitas terlalu halus maka tidak dapat terdengar

    oleh telinga FP. #ehingga perlu didekatkan ke telinga FP untuk mendengar suara

    yang halus itu. Pada FP yang pendengarannya masih baik $normal maka setelah

    getaran yang ada di processus mastoideus hilang, masih terdengar bila ujung

    penala diletakkan di depan telinga FP.

    Pada FP iIa, Putri, Ria, 0resna, dan %ita masih dapat mendengar getaran

    pada telinganya 7alaupun getaran suara pada saat ganggang garpu tala di letakkan

    pada processus mastoideus sudah menghilang. 4aka dapat dikatakan Rinne positif

    atau pendengaran FP masih baik $normal. #edangkan pada FP 3rsita, =ntan, dan

    isa didapatkan Rinne negatif, yang menunjukkan bah7a mereka tidak dapat

    mendengar getaran suara pada saat ujung penala didekatkan ke telinga mereka.

    =nterpretasi dari Rinne negatif adalah tuli konduksi, yang artinya adanya gangguan

    pada transmisi suara di telinga luar atau telinga tengah. ?asil tersebut bisa juga

    terjadi karena adanya kesalahan pemeriksaan, misalnya kesalahan meletakkan

    ganggang garpu tala yang tidak tegak, tidak tepat dalam meletakkan garpu tala ke

    processus mastoideus, tangkai@ ganggang garpu tala terhalang oleh benda lain

    seperti rambut atau jilbab yang digunakan oleh FP, dan mungkin juga dikarenakan

    oleh banyaknya jaringan lemak pada processus mastoideus FP.

    Pada tes "eber bertujuan untuk membandingkan getaran yang dihantarkan

    tulang oleh kedua telinga FP. 0es ini dilakukan dengan menggetarkan garpu tala

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    29/31

    frekuensi A1& dan meletakkan ganggang garpu tala tegak lurus pada dahi di garis

    meridian. Pendengaran FP dapat dikatakan normal apabila getaran yang didengar

    pada kedua telinga sama kuat. 0idak adanya perbedaan kuatnya getaran@

    dengungan diantara kedua telinga kiri dan kanan maka dapat dikatakan tidak ada

    lateralisasi pada FP. 0etapi apabila getaran atau dengungan terdengar lebih kuat

    pada salah satu telinga $kanan atau kiri, maka terjadi lateralisasi pada sisi telinga

    tersebut.

    Pada FP 3rsita, =ntan, 0resna tidak ada lateralisasi yang artinya dengungan

    yang didengar pada kedua telinga sama kuat. ?al ini menunjukkan bah7a

    pendengaran pada FP tersebut normal. Pada iIa dan Putri terjadi lateralisasi ke

    kanan, sedangkan pada isa, Ria, dan %ita terjadi lateralisasi ke kiri.

    Pada tes ini, dianggap memiliki pendengaran normal apabila tidak terjadilateralisasi. #edangkan apabila terjadi lateralisasi pada telinga yang normal maka

    dinamakan tuli sensorineural. an apabila terjadi lateralisasi pada telinga yang

    sakit maka dinamakan tuli konduksi.

    0es #ch7abach dilakukan untuk membandingkan getaran yang dihantarkan

    tulang pada pemeriksa $normal dengan FP. 0es ini menggunakan garpu tala

    frekuensi 1&6. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menggetarkan garpu tala

    kemudian meletakkan ganggang garpu ke processus mastoideus FP, ketika FP

    mengatakan getaran sudah hilang, maka ganggang garpu tersebut segera

    dipindahkan ke processus mastoideus pemeriksa. Pemeriksa disini harus memiliki

    pendengaran yang normal agar dapat dibandingkan hasilnya dengan FP. Pada

    pemeriksaan dengan tes sch7abach, rata-rata semua FP dikatakan normal. ?asil

    tes dikatakan normal apabila baik FP maupun pemeriksa sama-sama tidak

    mendengar lagi getaran garpu tala pada processus mastoideusnya setelah FP

    memberi tanda getaran sudah hilang.

    0etapi apabila pemeriksa masih mendengar getaran pada processusmastoideusnya setelah FP meberikan tanda bah7a getaran sudah hilang maka hal

    ini dikatakan sebagai sch7abach memendek. ondisi ini dapat terjadi dikarenakan

    kekurangpekaan FP ataupun pemeriksa terhadap getaran yang dihasilkan.

    Pada tes Bing, ujung garpu digetarkan dan diletakkan pada processus

    mastoideus telinga FP. emudian ditanyakan telinga bagian mana yang mendengar

    getaran atau dengungan paling keras $kanan atau kiri. Pada pemeriksaan tes Bing,

    FP 3rsita, =ntan, dan Putri normal artinya kedua telinga mendengarkan suara

    dengungan sama kuat tidak ada perbedaannya. Pada FP iIa dan 0resna suara

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    30/31

    dengungan terdengar lebih keras pada sisi telinga kanan, sedangkan FP isa, Ria,

    dan %ita mendengar dengungan lebih keras pada telinga bagian kiri. 0es ini hampir

    sama dengan tes "eber. 0idak ada lateralisasi atau kedua telinga mendengar

    getaran yang sama $tidak ada yang lebih keras pada salah satu telinga maka

    dikatakan normal. 0etapi apabila terjadi lateralisasi pada salah satu sisi telinga

    maka dapat dikatakan terjadi gangguan pendengaran@ tuli konduksi.

    K-SIMPULAN

    1. Pemeriksaan refleks pada pupil terdapat beberapa jenis yaitu pemeriksaan refleks cahaya,

    pemeriksaan refleks konsensual, dan pemeriksaan refleks pupil mata akibat akomodasi.

    &.

  • 8/9/2019 laporan anfisman alat pendengaran dan penglihatan

    31/31

    1;. 0es "eber digunakan untuk membandingkan getaran yang dihantarkan tulang oleh kedua

    telinga FP. ikatakan normal apabila tidak ada perbedaan kerasnya suara yang terdengar

    pada kedua telinga. 0erjadi lateralisasi jika terdapat perbedaan kerasnya suara yang

    didengar pada salah satu telinga.

    1A. 0es #ch7abach digunakan untuk membandingkan getaran yang dihantarkan tulang pada

    pemeriksan $normal dengan FP. ikatakan normal apabila FP dan Pemeriksa tidak

    mendengar getaran lagi setelah FP memberi tanda bah7a getaran atau dengungan sudah

    hilang pada saat diletakkan ganggang penala di processus mastoideus.

    DAFTAR PUSTAKA

    Brooker, Chris. &''6.Ensikloedia !eer"atan. !%C) Jakartairektorat Bina Peran #erta 4asyarakat. 1++'. #a$a !ese%atan !er&a 'ektor nformal di

    ndonesiaepartemen esehatan Republik =ndonesia ) Jakarta

    !di #.3ffandi. &''A. 'indrom *en+li%atan !omuter. 4ajalah edokteran =ndonesia, 9o.

    '/@ol. AA@ebruari &''A.

    %abriel. 1++*.isika !edokteran!%C ) Jakarta

    %anong, "illiam. &''A. -uku .&ar isiolo+i !edokteran. Jakarta) Penerbit Buku

    edokteran !%C.

    %insberg, ionel. &''A./eurolo+i, edisi kedelaan. !rlangga ) Jakarta.

    %uyton : ?all, &''(.-uku .&ar isiolo+i !edokteran, !disi +. !%C) Jakarta

    4escher, 3nthony . &''+. istolo+i asar Junueira eks 4 .tlas. 3lih Bahasa) rans

    any. Jakarta) !%C.

    4urtiati, 0ri. dkk. &'1&.*enuntun *raktikum .natomi isiolo+i 5anusia. Jakarta)