laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah...

46
i

Upload: others

Post on 06-Jan-2020

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

ii

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PUSAT PENDIDIKAN DAN PEMASYARAKATAN STANDARDISASI

TAHUN ANGGARAN 2017

BADAN STANDARDISASI NASIONAL

JAKARTA

2018

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

rahmat dan ridhoNya, penyusunan LAKIP Pusat Pendidikan dan

Pemasyarakatan Standardisasi, Kedeputian Bidang Informasi

Pemasyarakatan Standardisasi Badan Standardisasi Nasional

Tahun 2017 dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Kewajiban menyusun LAKIP didasarkan pada Instruksi Presiden

Nomor 7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah. LAKIP Pusat ini sebagai bentuk laporan

pertanggungjawaban atas kegiatan yang dilaksanakan dalam

mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi.

Substansi LAKIP ini menginformasikan capaian kinerja Pusat Pendidikan dan

Pemasyarakatan Standardisasi dalam Tahun 2017, yang terkait dengan proses pencapaian

tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahun 2017, yang

sekaligus merupakan laporan akuntabilitas kinerja Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan

Standardisasi. Dengan diterbitkannya LAKIP Tahun 2017 ini, diharapkan Pusat Pendidikan

dan Pemasyarakatan Standardisasi BSN dapat memberikan informasi, gambaran dan

manfaat yang nyata, akurat, relevan dan transparan kepada masyarakat, dan pihak-pihak

yang berkepentingan.

Jakarta, 19 Januari 2018

Kepala Pusat Pendidikan dan

Pemasyarakatan Standardisasi

Nasrudin Irawan

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. II

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... III

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... IV

RINGKASAN EKSEKUTIF..................................................................................................... 5

DAFTAR TABEL ................................................................................................................. 8

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. 9

BABI PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 KONDISI UMUM ORGANISASI .............................................................................................. 1

1.1.1 Tugas Pokok ..................................................................................................... 1

1.1.2 Fungsi ............................................................................................................... 1

1.1.3 Struktur Organisasi PUSDIKMAS ...................................................................... 2

1.1.4 Komposisi dan Kualifikasi Pendidikan Personel PUSDIKMAS .......................... 2

1.2 SISTEMATIKA DAN RUANG LINGKUP LAPORAN ........................................................................ 3

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .......................................................... 5

2.1 PERENCANAAN STRATEGIS .................................................................................................. 5

2.2 PENETAPAN KINERJA PUSDIKMAS ..................................................................................... 9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................................... 11

3.1 PENCAPAIAN KINERJA ...................................................................................................... 11

3.2 AKUNTABILITAS KEUANGAN .............................................................................................. 34

BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 35

LAMPIRAN..................................................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

v

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) merupakan aktivitas analisis, penilaian yang

sistemik, serta evaluasi pencapaian kinerja untuk tujuan peningkatan kinerja dan

akuntabilitas instansi pemerintah. LAKIP Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan

Standardisasi, Kedeputian Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi (IPS) - Badan

Standardisasi Nasional (BSN) Tahun Anggaran 2017 ini merupakan wujud akuntabilitas

pencapaian kinerja PUSDIKMAS, Kedeputian IPS – BSN selama Tahun Anggaran 2017.

Capaian kinerja tersebut adalah capaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam

Rencana Kinerja Tahunan yang mengacu pada Rencana Strategis Tahun Anggaran 2015-2019

Revisi 2016.

Penyusunan LAKIP Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi

(PUSDIKMAS) BSN Tahun Anggaran 2017 pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya

untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas terhadap kinerja yang telah dilakukan

selama tahun 2017. PUSDIKMAS telah menetapkan 13 (tiga belas) indikator kinerja yaitu:

1) Pertumbuhan jumlah produsen produk unggulan nasional yang memperoleh

pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultansi, pemasyarakatan) dalam penerapan

SNI.

2) Pertumbuhan jumlah produsen produk retail dalam negeri yang memperoleh

pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultansi, pemasyarakatan) dalam penerapan

SNI.

3) Pertumbuhan jumlah industri yang memperoleh pembinaan (pendidikan, pelatihan,

konsultasi, pemasyarakatan) dalam penerapan SNI.

4) Pertumbuhan jumlah SNI yang digunakan sebagai dasar pembinaan (pendidikan,

pelatihan, konsultasi, pemasyarakatan) kepada masyarakat.

5) Pertumbuhan jumlah (pendidikan, pelatihan, konsultasi, pemasyarakatan) untuk

mendukung penerapan SNI oleh industry.

vi

6) Pertumbuhan jumlah produk retail dalam negeri ber-SNI yang dipromosikan kepada

masyarakat.

7) Persentase Aparatur Sipil Negara (ASN) Pusdikmas yang meningkat kompetensinya.

8) Persentase realisasi anggaran pusdikmas.

9) Persentase pencapaian kinerja Pusdikmas.

10) Persentase tindak lanjut atas hasil pengawasan eksternal.

11) Persentase tindak lanjut atas hasil pengawasan internal.

12) Persentase implementasi RB BSN sesuai dengan tugas dan fungsi Pusdikmas.

13) Tingkat kepuasan pelanggan atas layanan pembinaan (pendidikan, pelatihan,

konsultasi) BSN (skala 1 – 100).

Capaian kinerja PUSDIKMAS pada tahun 2017 yaitu:

1) Pertumbuhan jumlah produsen produk unggulan nasional yang memperoleh

pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultansi dan pemasyarakatan) penerapan

SNI tercapai 237 dari target 200 (118 %).

2) Pertumbuhan jumlah produsen produk retail dalam negeri yang memperoleh

pembinaan (pendidikan, pelatihan dan konsultansi, pemasyarakatan) tercapai 450

dari target 100 (450%).

3) Pertumbuhan jumlah industri yang memperoleh pembinaan (pendidikan, pelatihan,

konsultasi dan pemasyarakatan) penerapan SNI tercapai 1315 dari target 1000 (131

%).

4) Pertumbuhan jumlah SNI yang digunakan sebagai dasar pembinaan (pendidikan,

pelatihan, konsultasi dan pemasyarakatan) kepada masyarakat tercapai 523 dari

target 500 (104%).

5) Pertumbuhan jumlah pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultasi,

pemasyarakatan) untuk mendukung penerapan SNI oleh industri tercapai 306 dari

300 pembinaan yang ditargetkan (102%).

6) Pertumbuhan jumlah produk retail dalam negeri ber-SNI yang dipromosikan kepada

masyarakat tercapai 123 dari target 100 (123%).

7) Persentase Aparatur Sipil Negara (ASN) Pusdikmas yang meningkat kompetensinya

tercapai 100 % .

vii

8) Persentase realisasi anggaran pusdikmas tercapai 97,01 dari target 95 (102 %).

9) Persentase pencapaian kinerja Pusdikmas tercapai 125 % dari target 90 (138%).

10) Persentase tindak lanjut atas hasil pengawasan eksternal tercapai100 dari target

100

11) Persentase tindak lanjut atas hasil pengawasan internal tercapai 100 dari target 100

12) Persentase implementasi RB BSN sesuai dengan tugas dan fungsi Pusdikmas

tercapai 100 dari target 75 (133%).

13) Tingkat kepuasan pelanggan atas layanan pembinaan (pendidikan, pelatihan,

konsultasi) BSN (skala 1 – 100) tercapai 87,37 dari target 85 (102 %).

Penyerapan anggaran tahun 2017 adalah Rp. 13.476.165.270,- (97,01%) dari pagu

Rp. 13.892.016.000,-. Adapun penerimaan PNBP untuk layanan jasa diklat standardisasi

sebesar Rp. 1.070.387.239 (99,94%) dari yang ditargetkan yaitu sebesar Rp. 1.071.050.000,-.

Dengan dukungan sumberdaya Pusdikmas yang ada, perjanjian kinerja yang

ditetapkan semua dapat tercapai bahkan melebihi dari target yang ditetapkan. Tentu, hal ini

dengan harapan apa yang telah dilakukan oleh Pusdikmas sudah sesuai dengan harapan

masyarakat, keberadaannya bermanfaat bagi masyarakat. Pemerintah harus hadir ditengah-

tengah masyarakat, melayani dan mempermudah urusan masyarakat. Ke depan diharapkan

kinerja Pusdikmas semakin baik lagi, pelaku usaha semakin banyak yang menerapkan SNI

dan masyarakat semakin sadar akan pentingnya SNI.

viii

DAFTAR TABEL

TABEL 1 KOMPOSISI DAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN ............................................................ 3

TABEL 2 SASARAN STRATEGIS, INDIKATOR KINERJA KEGIATAN DAN TARGET PENCAPAIAN

PUSDIKMAS TAHUN 2015 – 2019 ........................................................................... 8

TABEL 3 PENETAPAN TARGET KINERJA PUSDIKMAS TAHUN 2017 .................................... 10

TABEL 4 PENCAPAIAN KINERJA PUSAT PENDIDIKAN DAN PEMASYARAKATAN

STANDARDISASI TAHUN 2017 ............................................................................... 11

TABEL 5 DAFTAR UMKM YANG SUDAH MENDAPATKAN SERTIFIKAT SNI .......................... 20

TABEL 6 DAFTAR UMKKM YANG SEDANG DALAM PROSES PENILAIAN OLEH LEMBAGA

SERTIFIKASI PRODUK ............................................................................................ 21

TABEL 7 REKAPITULASI LAYANAN PELATIHAN STANDARDISASI TAHUN 2017 ................... 23

TABEL 8 SEBARAN KOTA PENYELENGGARA PELATIHAN TAHUN 2017 ............................... 24

TABEL 9 PERBANDINGAN KINERJA ANGGARAN PUSDIKMAS TAHUN 2016 DAN 2017 PER

OUTPUT KEGIATAN ............................................................................................... 34

ix

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 STRUKTUR ORGANISASI PUSDIKMAS ................................................................. 2

GAMBAR 2 KEGIATAN PEMBINAAN PENERAPAN SNI KEPADA PRODUSEN PUN MELALUI

KEGIATAN PENDIDIKAN, PELATIHAN, PROMOSI DAN BIMBINGAN PENERAPAN

SNI ................................................................................................................... 13

GAMBAR 3 KEGIATAN PEMBINAAN PENERAPAN SNI KEPADA PRODUSEN RETAIL BAIK

MELALUI KEGIATAN PENDIDIKAN, PELATIHAN, PROMOSI DAN BIMBINGAN

PENERAPAN SNI ................................................................................................ 15

GAMBAR 4 KEGIATAN PEMBINAAN PENERAPAN SNI KEPADA INDUSTRI MELALUI

KEGIATAN PENDIDIKAN, PELATIHAN, PROMOSI DAN BIMBINGAN PENERAPAN

SNI ................................................................................................................... 17

GAMBAR 5 INFOGRAFIS MENGENAI PROMOSI SNI YANG BARU DITETAPKAN OLEH BSN

KEPADA PUBLIK MELALUI MEDIA SOSIAL ........................................................ 19

GAMBAR 6 JUDUL SNI YANG DIJADIKAN MATERI UNTUK PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

STANDARDISASI ................................................................................................ 19

GAMBAR 7 SEBARAN JUMLAH PEMBINAAN PENERAPAN SNI MELALUI PEMBIMBINGAN

KEPADA PELAKU UMKM PER PROPINSI .......................................................... 20

GAMBAR 8 GRAFIK PERBANDINGAN JUMLAH UMKM YANG DIBINA DAN MENDAPAT

SERTIFIKASI SNI ................................................................................................. 22

GAMBAR 9 SEBARAN KOTA PENYELENGGARA PELATIHAN TAHUN 2017 .......................... 24

GAMBAR 10 TREND PELATIHAN 2013 – 2017 ....................................................................... 25

GAMBAR 11 KEGIATAN PEMBINAAN PENERAPAN SNI KEPADA INDUSTRI YANG

DISELENGGARAKAN OLEH PUSDIKMAS MELALUI SOSIALISASI, WORKSHOP,

PENCETAKAN MAJALAH, PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENERAPAN SNI ...

................................................................................................................. 27

GAMBAR 12 KANTOR LAYANAN TEKNIS BSN ........................................................................ 27

GAMBAR 13 SURVEI PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI LAYANAN KLT BSN ..................... 28

GAMBAR 14 PRODUK RETAIL BER-SNI YANG TELAH DIPROMOSIKAN SELAMA TAHUN 2017 .

................................................................................................................. 30

GAMBAR 15 GRAFIK SKOR IKM TAHUN 2013-2017 .............................................................. 34

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum Organisasi

1.1.1 Tugas Pokok

Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 965/BSN-

I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional Pasal 130,

Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi mempunya tugas melaksanakan

penyiapan rumusan kebijakan, pembinaan, koordinasi program dan penyusunan rencana di

bidang pendidikan dan pelatihan serta pemasyarakatan di bidang standardisasi dan jaminan

mutu.

1.1.2 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 113, Pusat

Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan, serta pemasyarakatan

standardisasi dan jaminan mutu.

b. Penyusunan rencana dan program, pembinaan dan koordinasi di bidang

pendidikan dan pelatihan serta pemasyarakatan di bidang standardisasi dan jaminan

mutu.

c. Pelaksanaan kerjasama di bidang pendidikan dan pelatihan serta pemasyarakatan di

bidang standardisasi dan jaminan mutu.

d. Pelaksanaan dan pelayanan jasa pendidikan dan pelatihan standardisasi dan jaminan

mutu.

e. Pelaksanaan pemasyarakatan standardisasi dan jaminan mutu.

f. Pelaksanaan evaluasi dalam pendidikan dan pelatihan serta pemasyarakatan di

bidang standardisasi dan jaminan mutu.

g. Pelaksanaan dan pelayanan jasa pendidikan dan pelatihan standardisasi dan jaminan

mutu.

2

1.1.3 Struktur Organisasi PUSDIKMAS

Untuk mendukung pelaksanaan operasional organisasi, pada tahun 2017 Pusat

Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi memiliki personil sebanyak 34 orang, terdiri

dari 1 orang Eselon II, 2 orang Eselon III, 6 Orang Eselon IV dan 25 orang Staf dengan rincian

sesuai Struktur Organisasi berikut:

Gambar 1 Struktur Organisasi PUSDIKMAS

1.1.4 Komposisi dan Kualifikasi Pendidikan Personel PUSDIKMAS

Pada tahun 2017, jumlah personel Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan

Standardardisasi tidak mengalami penambahan dikarenakan adanya moratorium terhadap

penerimaan pegawai baru di lingkungan PNS. Terdapat 6 orang staf Pusdikmas yang

menjalankan tugas belajar. Komposisi dan kualifikasi pendidikan personel Pusat Pendidikan

dan Pemasyarakatan Standardisasi adalah sebagai berikut :

PUSAT PENDIDIKAN DAN PEMASYARAKATAN STANDARDISASI

(1 org Es II, 1 org sekretaris)

BIDANG DIKLAT STANDARDISASI

(1 org Es III)

BIDANG PEMASYARAKATAN STANDARDISASI

(1 org Es III)

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

(3 orang)

SUB BID SISTEM DAN EVALUASI DIKLAT

(1 org Es IV, 4 org staf)

SUB BID

PENYELENGGARAAN DIKLAT

(1 org Es IV, 6 org staf)

SUB BID PEMBINAAN PROFESI STANDARDISASI

(1 org Es IV, 3 org staf)

SUB BID SISTEM DAN PEMASYARAKATAN

STANDARDISASI

(1 org Es IV, 2 org staf)

SUB BID PROMOSI

(1 org Es IV, 5 org staf)

SUB BID PARTISIPASI MASYARAKAT

(1 org Es IV, 1 org staf)

3

Tabel 1 Komposisi dan Kualifikasi Pendidikan

No. JABATAN TINGKAT PENDIDIKAN

∑ Total S3 S2 S1 S0 SMA

1. Eselon II - 1 - - - 1

2. Eselon III - 1 1 - - 2

3. Eselon IV 2 3 - 1 6

4. Fungsional Widyaiswara

- 1 2 - - 3

5. Staf - 20 1 1 22

∑ Total 5 26 1 2 34

1.2 Sistematika Dan Ruang Lingkup Laporan

Sistematika laporan akuntabilitas Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan

Standardisasi terdiri dari:

1.2.1. Kata Pengantar, memuat dasar hukum kewajiban pembuatan laporan kinerja,

menguraikan tentang apa yang sedang dikerjakan organisasi, dan pengantar

terhadap keseluruhan isi laporan.

1.2.2. Ringkasan Eksekutif, secara integratif memberikan gambaran singkat tentang

seluruh isi laporan.

1.2.3. Daftar Isi.

1.2.4. Daftar Gambar.

1.2.5. Daftar Tabel.

1.2.6. Bab I- Pendahuluan, menyajikan tentang penjelasan umum organisasi, meliputi

tugas pokok dan fungsi, kewenangan struktur organisasi, sumber daya yang dimiliki

Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi (PUSDIKMAS), serta

permasalahan utama yang dihadapi dalam menjalankan organisasi.

1.2.7. Bab II- Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan tentang Rencana Strategis

Tahun 2015-2019 Revisi 2016 dan Penetapan Kinerja PUSDIKMAS Tahun 2017.

1.2.8. Bab III- Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan secara menyeluruh pencapaian kinerja

tahun 2017 beserta analisisnya dibandingkan dengan capaian satu tahun

sebelumnya, serta menjelaskan tentang evaluasi pencapaian rencana sasaran

strategis tahun 2015-2019. Selain itu menjelaskan analisis realisasi anggaran.

4

1.2.9. Bab IV- Penutup, menguraikan simpulan umum atas laporan kinerja tahun 2017 dan

rekomendasi bagi perbaikan kinerja dimasa datang.

5

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 Perencanaan Strategis

Visi PUSDIKMAS

“Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Berorientasi Standar ”

Untuk mencapai visi tersebut , Pusdikmas mempunyai misi yaitu:

Misi

Mengembangkan dan melaksanakan edukasi publik di bidang Standardisasi dan penilaian

kesesuaian.

Untuk mendukung Visi tersebut, Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan

Standardisasi mempunyai :

Tujuan

a. Membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya standardisasi dan penilaian

kesesuaian.

b. Membangun partisipasi masyarakat dalam kegiatan standardisasi dan penialain

kesesuaian.

c. Mewujudkan kompetensi sumber daya manusia yang profesional di bidang

standardisasi dan penilaian kesesuaian.

Sasaran

Sasaran strategis Pusdikmas adalah meningkatnya masyarakat yang mendapat edukasi dan

berpartisipasi dalam kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian serta meningkatnya

persepsi masyarakat terhadap standardisasi.

6

Kebijakan

1. Penetapan program Pengembangan sistem diklat yang berorientasi pada upaya

peningkatan infrastruktur mutu yang mengacu pada standar.

2. Penetapan program peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang

standardisasi dan penilaian kesesuaian.

3. Penetapan program pemasyarakatan standardisasi dan penilaian kesesuaian.

4. Penetapan program peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan standardisasi

dan penilaian kesesuaian.

Kegiatan

Untuk mendukung kegiatan di Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi, Kegiatan

Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi terdiri dari beberapa komponen kegiatan:

1. Membuat Materi Promosi.

2. Melakukan Promosi Substansi Standar Nasional Indonesia kepada Pelaku Usaha dan

Lembaga Penilaian Kesesuaian.

3. Melakukan Edukasi Publik di bidang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian Melalui

Media Massa.

4. Menyelenggarakan Unit Pelaksanaan Teknis Layanan Standardisasi dan Penilaian

Kesesuaian.

5. Melakukan Monitoring dan Evaluasi Promosi Standar Nasional Indonesia.

6. Melakukan Fasilitasi Pembinaan Partisipasi Dalam Pengembangan Standar Nasional

Indonesia.

7. Melakukan Pembimbingan Penerapan dan Fasilitasi Sertifikasi Standar Nasional

Indonesia Kepada Usaha Mikro Kecil.

8. Memberikan Apresiasi Kepada Penerap Standar Nasional Indonesia Yang Berkinerja

Baik.

9. Melakukan Partisipasi Masyarakat Dalam Forum Internasional.

10. Melaksanakan Pemberdayaan Jejaring Pendidikan Standardisasi.

a. Mengembangkan jejaring Pendidikan Tinggi.

i. Sosialisasi pendidikan standardisasi dan e-learning.

7

ii. TOT Standar Spesifik.

b. Penguatan Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat oleh PT melalui Diklat

Standardisasi.

i. Training Standar Spesifik bagi pelaku usaha.

ii. Training standar spesifik bagi pembina UMKM di Perguruan tinggi.

c. Mengembangkan Jejaring Pendidikan Menengah dan Dasar.

i. Kegiatan Kompetisi Standardisasi Nasional Tingkat SMA/SMK.

ii. Pengembangan jejaring Sekolah Dasar.

d. Membina dan mengembangkan jabatan fungsional widyaiswara.

i. Pembinaan jabatan fungsional widyaiswara.

ii. Pengembangan Widyaisyawa.

e. Memfasilitasi dan/atau berpartisipasi di Forum Pendidikan Standardisasi tingkat

Nasional, Internaional dan Regional.

f. Pertemuan Board Member Pendidikan Standardisasi di Forum Internasional dan

Pertemuan Forum Pendidikan Standardisasi (FORSTAND).

g. Mengembangkan Materi Diklat Standardisasi.

h. Memonitor, mengevaluasi dan mengusulkan tindakan perbaikan Tata Kelola

Diklat Standardisasi.

i. Penguatan SDM Internal.

j. Peningkatan dan pengembangan kompetensi Instruktur dan asisten instruktur

pelatihan.

11. Layanan Pelatihan Standardisasi (PNBP).

a. Layanan pelatihan publik.

b. Layanan In House Training.

Untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran strategis BSN, maka PUSDIKMAS

sebagai salah satu Unit Kerja di BSN, berperan dalam mencapai sasaran strategis

“masyarakat yang mendapat edukasi dan berpartisipasi dalam kegiatan standardisasi dan

penilaian kesesuaian serta meningkatnya persepsi masyarakat terhadap standardisasi.”

Target pencapaian sasaran strategis PUSDIKMAS, dengan indikator kinerja, dan target

sampai tahun 2019 dapat dilihat di tabel 2.

8

Tabel 2 Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Kegiatan dan

Target Pencapaian PUSDIKMAS Tahun 2015 – 2019

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019

Meningkatnya penerapan SNI oleh pemangku kepentingan.

Pertumbuhan jumlah produsen produk unggulan nasional yang memperoleh pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultansi, pemasyarakatan) penerapan SNI.

- - 200 (200)

100 (300)

225 (525)

Pertumbuhan jumlah produsen produk retail dalam negeri yang memperoleh pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultansi, pemasyarakatan) penerapan SNI.

- - 100 (100)

300 (400)

120 (520)

Pertumbuhan jumlah industri yang memperoleh pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultasi, pemasyarakatan) penerapan SNI.

- - 1000 (1000)

800 (1800)

800 (2600)

Meningkatnya kapasitas dan kualitas pengembangan SNI.

Pertumbuhan jumlah SNI yang digunakan sebagai dasar pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultasi, pemasyarakatan) kepada masyarakat.

- - 500 (500)

300 (800)

400 (1200)

Meningkatnya budaya mutu.

Pertumbuhan jumlah pembinaan untuk mendukung penerapan SNI oleh industri.

- - 300 (300)

200 (500)

200 (700)

Persentase jumlah produk retail dalam negeri ber-SNI yang dipromosikan kepada masyarakat.

- - 100 (100)

110 (210)

120 (330)

Peningkatan jumlah peserta pendidikan dan pelatihan SPK.

7.715 11.571 - - -

Peningkatan jumlah materi promosi Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian yang disebarluaskan .

20

24

- - -

Peningkatan jumlah materi Diklat Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian yang disebarluaskan.

4 2

- - -

Peningkatan jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian.

30.150 2.072.092 - - -

Meningkatnya kinerja sistem pengelolaan anggaran, sumber daya manusia, tata kelola dan organisasi Pusdikmas yang

Persentase Aparatur Sipil Negara (ASN) Pusdikmas yang meningkat kompetensinya.

- - 100 100 100

Persesntase realisasi anggaran pusdikmas. - - >95 >95 >95

Persentase pencapaian kinerja Pusdikmas. - - 990 9 95 95

Persentase tindak lanjut atas hasil pengawasan eksternal.

- - 100 100 100

9

profesional. Persentase tindak lanjut atas hasil pengawasan internal.

- - 100 100 100

Persentase implementasi RB BSN sesuai dengan tugas dan fungsi Pusdikmas.

- - 75 75 80

Tingkat kepuasan pelanggan atas layanan pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultasi) BSN (skala 1 – 100).

80 82 83 84 85

Keterangan : (.....)= komulatif.

2.2 Penetapan Kinerja PUSDIKMAS

Penetapan Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan

dicapai antara pimpinan instansi pemerintah/ unit kerja yang menerima amanah/

tanggungjawab/ kinerja dengan pihak yang memberikan amanah/ tanggungjawab/ kinerja.

Dengan demikian, penetapan kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan

oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya. Penetapan kinerja ini

akan menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu instansi

pemerintah/ unit kerja dalam suatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber

daya yang dikelolanya. Dengan demikian, penetapan kinerja ini menjadi kontrak kinerja yang

harus diwujudkan oleh para pejabat tersebut sebagai penerima amanah dan padaa akhir

tahun nanti akan dijadikan sebagai dasar evaluasi kinerja dan penilaian terhadap pejabat

tersebut.

Adapun tujuan penetapan kinerja adalah:

1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk

meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur.

2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.

3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.

4. Sebagai dasar untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas kemajuan

kinerja.

5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.

10

Sesuai dengan penetapan target kinerja 2017 yang tertuang dalam kontrak kerja

yang telah ditandatangani, indikator kinerja Kepala Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan

Standardisasi tertuang dalam tabel 3.

Tabel 3 Penetapan target kinerja PUSDIKMAS tahun 2017

No Indikator Kinerja Target 2017

Target s/d 2019

1 Pertumbuhan jumlah produsen produk unggulan nasional yang memperoleh pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultansi, pemasyarakatan).

200 525

2 Pertumbuhan jumlah produsen produk retail dalam negeri yang memperoleh pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultansi, pemasyarakatan).

100 520

3 Pertumbuhan jumlah industri yang memperoleh pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultasi, pemasyarakatan).

1000 2600

4 Pertumbuhan jumlah SNI yang digunakan sebagai dasar pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultasi, pemasyarakatan).

500 1200

5 Pertumbuhan jumlah (pendidikan, pelatihan, konsultasi, pemasyarakatan) untuk mendukung penerapan SNI oleh industry.

300 700

6 Pertumbuhan jumlah produk retail dalam negeri ber-SNI yang dipromosikan kepada masyarakat.

100 330

7 Persentase Aparatur Sipil Negara (ASN) Pusdikmas yang meningkat kompetensinya.

100 100

8 Persesntase realisasi anggaran pusdikmas. >95 >95

9 Persentase pencapaian kinerja Pusdikmas. 90 125

10 Persentase tindak lanjut atas hasil pengawasan eksternal. 100 100

11 Persentase tindak lanjut atas hasil pengawasan internal. 100 100

12 Persentase implementasi RB BSN sesuai dengan tugas dan fungsi Pusdikmas.

75 80

13 Tingkat kepuasan pelanggan atas layanan pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultasi) BSN (skala 1 – 100).

83 85

11

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Pencapaian Kinerja

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu

instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan

melalui sistem pertenggungjawaban secara periodik. Pencapaian Indikator Kinerja Pusat

Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi didasarkan pada kontrak penetapan kinerja

tahun 2017 seperti dalam Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4 Pencapaian Kinerja

Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi Tahun 2017

No Indikator Kinerja Tar-get

Capaian

% Capaian

thd target 2017

% Capaian

thd target 2019

1 Pertumbuhan jumlah produsen produk unggulan nasional yang memperoleh pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultansi, pemasyarakatan) dalam penerapan SNI.

200 237 118 % 45%

2 Pertumbuhan jumlah produsen produk retail dalam negeri yang memperoleh pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultansi, pemasyarakatan) dalam penerapan SNI.

100 450 450% 39%

3 Pertumbuhan jumlah industri yang memperoleh pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultasi, pemasyarakatan) dalam penerapan SNI.

1000 1315 131% 51%

4 Pertumbuhan jumlah SNI yang digunakan sebagai dasar pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultasi, pemasyarakatan) kepada masyarakat.

500 523 104 % 44%

5 Pertumbuhan jumlah pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultasi, pemasyarakatan) untuk mendukung penerapan SNI oleh industry.

300 306 102% 44%

6 Pertumbuhan jumlah produk retail dalam negeri ber-SNI yang dipromosikan kepada masyarakat.

100 123 123% 37%

7 Persentase Aparatur Sipil Negara (ASN) 100 100 100% 100%

12

Pusdikmas yang meningkat kompetensinya.

8 Persentase realisasi anggaran pusdikmas. >95 97 102% 100%

9 Persentase pencapaian kinerja Pusdikmas. 90 125 138% 100%

10 Persentase tindak lanjut atas hasil pengawasan eksternal.

100 100 100% 100%

11 Persentase tindak lanjut atas hasil pengawasan internal.

100 100 100% 100%

12 Persentase implementasi RB BSN sesuai dengan tugas dan fungsi Pusdikmas.

75 100 133 100%

13 Tingkat kepuasan pelanggan atas layanan pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultasi) BSN (skala 1 – 100).

83 87 105% 100%

Indikator 1 Pertumbuhan jumlah produsen produk unggulan nasional yang

memperoleh pembinaan dalam penerapan SNI

Pemerintah telah menetapkan 10 produk ekspor unggulan nasional dan turunannya

yang meliputi produk udang, kopi, minyak Kelapa Sawit, kakao, karet dan produk Karet,

tekstil dan produk tekstil, alas kaki, elektronika, komponen kendaraan bermotor dan

furniture. Untuk mendukung itu, pada tahun 2017, BSN melakukan kegiatan pembinaan

penerapan SNI kepada pelaku usaha produk unggulan nasional melalui kegiatan promosi,

pendidikan dan pelatihan serta pembimbingan penerapan SNI. Tahun 2017, dari 10 produk

PUN baru 7 produk yang menjadi target pembinaan yaitu produk kopi, olahan kakao, karet

dan produk karet, tektil dan produk tesktil, alas kaki, serta elektronika dan minyak kelapa

sawit.

Pada tahun 2017, capaian indikator kinerja untuk pertumbuhan jumlah produsen

produk unggulan nasional yang memperoleh pembinaan penerapan SNI 237 produsen dari

target 200 produsen PUN (118 %). Capaian indikator ini dilakukan melalui kegiatan

Penguatan Daya Saing Industri Lokal dan SDM SPK melalui Diklat Standardisasi, Sosialisasi

dan workshop SNI kepada produsen PUN, klinik SNI dan pendampingan penerapan SNI

kepada produsen PUN khususnya pelaku UMKM. Kegiatan pembinaan yang dilakukan mulai

dari sosialisasi, workshop, pelatihan dan pendampingan ssuai dalam Gambar 2 di bawah ini.

13

Gambar 2 Kegiatan Pembinaan penerapan SNI kepada produsen PUN

melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, promosi dan bimbingan penerapan SNI

Pembinaan penerapan SNI Kopi kepada UMKM. Workshop Penerapan SNI.

Pengenalan SNI pada Industri. Produk olahan coklat dari produsen di Palu yang menjadi target pembinaan penerapan SNI.

Produsen alas kaki dari Sidoarjo yang menjadi target pembinaan penerapan SNI.

Produsen Batik di Semarang yang menjadi target pembinaan penerapan SNI.

14

Indikator 2 Pertumbuhan jumlah produsen produk retail dalam negeri yang

memperoleh pembinaan penerapan SNI

Selain kepada produsen Produk Unggulan Nasional (PUN), BSN juga mempunyai

kewajiban untuk melakukan pembinaan penerapan SNI kepada produsen retail. Produk retail

adalah produk yang pemasarannya melalui aktivitas yang melibatkan penjualan barang secara

langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Contoh jenis produk retail

yang menjadi target pembinaan penerapan SNI adalah produk pakaian bayi, mainan anak, kopi,

olahan cokelat, batik, produk olahan ikan seperti naget, pempek, bakso ikan, otak dll. Pembinaan

penerapan SNI kepada produsen retail dilakukan dari yang sifatnya awareness melalui seminar,

workshop kepada produsen retail, pendidikan dan pelatihan sampai dengan tahap pembimbingan

penerapan SNI kepada produsen retail khususnya pelaku UMKM.

Capaian indikator kinerja pertumbuhan jumlah produsen produk retail dalam negeri

yang memperoleh pembinaan penerapan SNI pada tahun 2017 sebanyak 450 produsen retail.

Capaian ini melebihi target yang diharapkan yaitu 100 produsen, sehingga capaian mencapai 450 %.

Melihat hasil ini perlu dievaluasi dari perencanaan target jumlah produsen retail yang ditetapkan,

mengingat pembinaan kepada produsen lebih banyak ke produsen retail, sehingga untuk penetapan

kinerja tahun 2018, rencana target perlu menjadi dievaluasi.

Pembinaan penerapan SNI kepada produsen retail pempek di Palembang.

Penguatan Daya Saing Industri Lokal dan SDM SPK melalui Diklat Standardisasi.

15

Talkshow diskusi manfaat penerapan SNI kepada produsen retail di Makassar.

Sosialisasi pentingnya penerapan SNI kepada produsen retail di Kupang.

Workshop SNI kepada produsen retail di Bekasi. Pembimbingan penerapan SNI kepada produsen batik.

Gambar 3 Kegiatan Pembinaan penerapan SNI kepada produsen retail baik melalui

kegiatan pendidikan, pelatihan, promosi dan bimbingan penerapan SNI

Indikator 3 Pertumbuhan jumlah industri yang memperoleh pembinaan penerapan

SNI

Standardisasi saat ini menjadi elemen penting dalam perdagangan. SNI menjadi

salah satu acuan industri untuk meningkatkan daya saing produknya. Untuk itu, menjadi

tugas BSN untuk melakukan pembinaan penerapan SNI kepada pelaku usaha. Pembinaan

penerapan SNI ini dilakukan melalui pemasyarakatan standardisasi, promosi SNI, pendidikan,

pelatihan, konsultansi dan pembimbingan penerapan SNI. Setiap tahun, BSN menetapkan

16

rata-rata 500 SNI yang harus disosialisasikan kepada pelaku usaha dan masyarakat.

Memahami dan menerapkan SNI tentu tidak mudah bagi pelaku usaha, untuk itu BSN juga

melakukan pembimbingan dalam penerapan SNI terutama kepada pelaku usaha mikro kecil

dan menengah. Target jumlah industri yang memperoleh pembinaan penerapan SNI pada

tahun 2017 adalah 1000 industri. Capaian untuk indikator kinerja ini melebihi dari target

yaitu 1.315 atau 132 %.

Capaian yang tinggi ini tentu karena BSN saat ini sudah ada kantor layanan teknis di

2 wilayah. Sehingga dengan adanya KLT ini pelaku industri di daerah semakin banyak yang

memperoleh pembinaan penerapan SNI. Disamping itu, saat ini standardisasi menjadi

kebutuhan bagi pelaku industri, sehingga semakin banyak permintaan dari beberapa

pemangku kepentingan untuk melakukan kegiatan sosialisasi, pelatihan maupun

pembimbingan penerapan SNI. Jangkauan kegiatan pembinaan penerapan SNI kepada

industri ini meliputi pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, NTB, Sulawesi dan NTT.

Kedepan jangkauan wilayah pembinaan penerapan SNI tidak hanya di Jawa namun lebih ke

luar Jawa khususnya wilayah Indonesia Timur. Gambar 4 di bawah ini adalah beberapa

contoh kegiatan pembinaan penerapan SNI kepada industri.

Pembinaan penerapan SNI kepada industri melalui sosialisasi SNI di bidang energi terbarukan di Jakarta.

Diklat Standardisasi.

17

Pembinaan penerapan SNI kepada industri melalui Sosialisasi SPK dan SNI Award di Jakarta.

Pembinaan penerapan SNI kepada industri melalui konsultansi di Surabaya .

Penguatan Daya Saing Industri Lokal dan SDM SPK melalui Diklat Standardisasi.

Pembinaan penerapan SNI melalui seminar kepada industri jasa pariwisata.

Gambar 4 Kegiatan Pembinaan penerapan SNI kepada industri melalui kegiatan

pendidikan, pelatihan, promosi dan bimbingan penerapan SNI

Indikator 4 Jumlah SNI yang digunakan sebagai dasar pembinaan kepada

masyarakat

Sampai dengan tahun 2017, BSN sudah menetapkan SNI sebanyak........SNI. Untuk

itu, BSN melalui Pusdikmas mempunyai tugas untuk mempromosikan SNI ini kepada

masyarakat dan memberikan pelatihan dan pembimbingan dalam penerapan SNI, termasuk

juga memberikan edukasi kepada pelaku usaha akan manfaat penerapan SNI. Dari SNI yang

18

telah ditetapkan pada tahun 2017, Pusdikmas ditargetkan sebanyak 500 SNI sebagai dasar

dalam pembinaan penerapan SNI kepada masyarakat. Capaian indikator kinerja untuk

Jumlah SNI yang digunakan sebagai dasar pembinaan kepada masyarakat di tahun 2017

mencapai 523 SNI atau 104 % dari target.

Pembinaan kepada masyarakat ini dilakukan melalui kegiatan promosi SNI dan

edukasi substansi SNI kepada pelaku usaha, pelatihan, konsultasi dan pembimbingan

penerapan SNI. SNI yang dijadikan acuan dalam pembinaan penerapan SNI melalui

pendampingan kepada pelaku usaha berjumlah 75 SNI baik SNI yang terkait pangan maupun

non pangan. 154 SNI sebagai acuan dalam pendidikan dan pelatihan standardisasi,

Sedangkan 317 SNI disebarluaskan kepada masyarakat melalui seminar, workshop,

konsultasi SNI, dan melalui media massa. Ada 46 SNI yang sama-sama juga jadi dasar/acuan

untuk promosi, pelatihan dan bimbingan penerapan SNI. SNI yang dijadikan pembinaan

penerapan SNI meliputi SNI baru maupun SNI lama. SNI baru disebarluaskan kepada

masyarakat melalui media sosial dan belum bersifat mendalam ke substansi SNI, namun

untuk beberapa SNI prioritas dilakukan melalui workshop atau pelatihan, seperti

ditetapkannya SNI ISO 17015:2017 sehingga harus segera dikomunikasikan kepada

penerap/laboratorium. Gambar 5 di bawah ini adalah contoh promosi SNI yang baru

ditetapkan yang disebarkan melalui media sosial.

19

Gambar 5 Infografis mengenai promosi SNI yang baru ditetapkan oleh BSN kepada

publik melalui media sosial

Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai substansi SNI, Pusdikmas juga

membuat buku substansi SNI yang diperuntukkan untuk pemangku kepentingan yaitu buku

mengenai SNI ISO 31000 tentang Manajemen Resiko, dan SNI ISO 15189 tentang Persyaratan

Khusus Kompetensi Laboratorium Medik.

Gambar 6 Judul SNI yang dijadikan materi untuk pendidikan dan pelatihan

standardisasi

20

Indikator 5 Jumlah pembinaan untuk mendukung penerapan SNI oleh industri

Capaian Indikator kinerja jumlah pembinaan untuk mendukung penerapan SNI oleh industri

tahun 2017 mencapai 306 pembinaan atau 102% dari target 300 yang ditetapkan. Capaian

ini hasil dari kegiatan pembinaan penerapan SNI melalui pendampingan kepada UMKM

sebanyak 109 kegiatan pembinaan melalui pendampingan SNI kepada UMKM, 105 melalui

edukasi dan promosi SNI dan 92 melalui diklat SPK. Pendampingan penerapan SNI kepada

109 UMKM terdiri dari pelaku usaha sektor pangan sebanyak 65 pelaku usaha dan 44 pelaku

usaha non pangan. Sebaran pembinaan kepada pelaku usaha melalui bimbingan dalam

penerapan SNI seperti dalam Gambar 7.

Gambar 7 Sebaran jumlah pembinaan penerapan SNI melalui pembimbingan kepada

pelaku UMKM per propinsi

Berdasarkan 109 pelaku usaha yang mendapat bimbingan penerapan SNI di tahun

2017, ada 10 pelaku usaha yang berhasil mendapat sertifikat SNI, atau 9 % (Tabel 5).

Tabel 5 Daftar UMKM yang sudah mendapatkan Sertifikat SNI

NO NAMA UMKM KOTA PRODUK

1. Tri Sakti (Larissa) Tegal Bola Bulu Tangkis

2. Kelompok Usaha Taman Griya

Tabanan Keripik Belut

3. CV. Abien Naya (Naya Slime)

Tangerang Mainan Anak

4. BDS Snack Balikpapan Amplang ikan

21

5. Mina Food Rembang Naget Ikan

6. CV. Alang-alang Tumbuh Subur

Boyolali Abon ikan

7. PT Marel Sukses Pratama (Lucky Cla)

Yogyakarta Pakaian Bayi

8. PT Arindo Gamentama (PinPen Pun)

Semarang Pakaian Bayi

9. PT Indomina Cipta Agung Kendal Abon dan kerupuk ikan

10. CV Eltisyah Makassar Otak2, Siomay

Sedangkan 19 pelaku UMKM masih dalam tahap penilaian oleh lembaga sertifikasi

SNI (17 %) seperti dalam Tabel 6. Sedangkan 5 UMKM tidak dilanjutkan pembimbingannya

oleh BSN, pembinaannnya dikembalikan kepada dinas pembina daerah mengingat

infrastruktur persyaratan dasar sesuai standar keamanan pangan yang harus dipenuhi

terlebih dahulu oleh UMKM. Terkait dengan belum adanya SNInya, Pusdikmas

mengusulkan ke Pusat Perumusan BSN untuk bisa diusulkan dalam PNPS. Sedangkan

UMKM yang SNI produknya belum ada LPKnya paralel dipersiapkan penambahan ruang

lingkupnya dibantu oleh Pusat Sistem Penerapan Standar, BSN. Sedangkan, sebanyak 54

UMKM akan dilanjutkan pembinaannya pada tahun 2018.

Tabel 6 Daftar UMKKM yang sedang dalam proses penilaian oleh lembaga

sertifikasi produk

No Nama UMKM Produk Kota

1. Rumah Tempe Indonesia (RTI Kopti Kab. Bogor)

Tempe Bogor

2. UD. Pendekar Tempe Sakti (Hienak)

Tempe Surabaya

3. Pempek Tince Pempek Palembang

4. Pempek Honey Pempek Palembang

5. Pempek Rizky Pempek Palembang

6. UMKM Biskuit Montis Biskuit Tangerang

7. Kopi PD Sahang Kopi Palembang

8. Kopi tunggu tubang Palembang Kopi Palembang

9. Mutiara Hasta Batik Semarang

10. Batik Semarang 16 Batik Semarang

11. Zie Batik Batik Semarang

12. UKM Sri Lestari - Allussan Batik Yogyakarta

13. Chipsy Siomay Siomay Jakarta

22

14. CV. Bagus Agriseta Mandiri Sari buah Malang

15. Hj. Mbok Sri Bawang Goreng Palu

16. Rumah Cobek Bandeng Presto Tangerang

17. CV. Tesena Inovindo (Tesena) Alkes Jakarta

18. CV. Carita Niaga (Mojo) Sepatu pengaman Mojokerto

19. Bintan Snack Millenium Kerupuk Ikan Tanjung Pinang

Perbandingan jumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah yang mendapat sertifikasi SNI

seperti dalam Gambar 8 di bawah ini.

Perbandingan jumlah UMKM yang dibina dan mendapat sertifikasi SNI Tahun 2015-2017.

Gambar 8 Grafik perbandingan jumlah UMKM yang dibina dan mendapat sertifikasi

SNI

Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa prosentase UMKM yang mendapat

sertifikasi SNI mengalami penurunan dari 11 % ke 9 %. Tahun 2017, ditargetkan ada 12

UMKM yang mendapat sertifikasi SNI, namun UMKM batik di Semarang dan UMKM Kopi di

Palembang mundur untuk proses penilaian oleh lembaga sertifikasi, sehingga sertifikat SNI

diperoleh di awal 2018.

Kegiatan pembinaan penerapan SNI sebanyak 105 kegiatan dilakukan melalui

seminar, workshop, pelatihan, kampanye massal, promosi SNI melalui media sosial, digital,

media TV, Radio, media tercetak dan media cetak. Kegiatan ini bertujuan untuk

23

meningkatkan awareness masyarakat akan pentingnya SNI dan memberikan pemahaman

kepada aparat polda, pelaku usaha dan regulator tentang SPK.

Kegiatan pembinaan penerapan SNI melalui pendidikan dan pelatihan standardisasi

dilakukan sebanyak 92 pembinaan yang dilakukan melalui Penguatan Daya Saing Industri Lokal

dan SDM SPK Melalui Diklat Standardisasi. Salah satu upaya BSN untuk mendukung hal tersebut

adalah dengan program pengenalan standardisasi dan penilaian kesesuaian, diantaranya pengenalan

proses sertifikasi SNI dan pengenalan SNI CAC/RCP 1:2011 mengenai Prinsip Umum – Kode Praktis

Higiene Pangan. Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan 4 Perguruan Tinggi Universitas

Hasanuddin (Makassar), Universitas Sam Ratulangi (Manado), Universitas Katolik Musi Charitas

(UKMC) dan Universitas Negeri Jember. Selain itu juga dilakukan kegiatan pelatihan standardisasi,

yang pada tahun 2017 terdapat 15 jenis pelatihan yang mendukung peningkatan SDM di bidang

standardisasi, seperti dalam Tabel 7.

Tabel 7 Rekapitulasi layanan pelatihan standardisasi tahun 2017

No.

JENIS PELATIHAN FREKUENSI

(kali) JUMLAH PESERTA

PUB IHT PUB IHT

1. Pelayaman Prima Laboratorium. - 1 - 25

2. Pemahaman SNI ISO/IEC 17025:2008 . 2 13 47 285

3. Penyusunan Dokumentasi SNI ISO/IEC 17025:2008 . 1 3 25 66

4 Audit Internal SNI ISO/IEC 17025:2008 . 1 4 26 81

5. Penerapan Quality Control pada Laboratorium Medik.

- 2 - 50

6. Validasi Metode Pengujian Kimia . 1 - 25 -

7. Estimasi Ketidakpastian Pengukuran . 1 1 22 24

8. Sistem Manajemen Lembaga Sertifikasi Produk. - 1 - 24

9. Pemahaman SNI ISO 9001:2015 . 1 5 25 120

10. Audit Internal SNI ISO 9001:2015 . - 3 - 63

11. Pemahaman SNI ISO/IEC 17020:2012 . 1 7 22 171

12. Pemahaman SNI ISO/IEC 17021-1:2015 dan ISO/IEC TS 17021-3:2013.

- 7 - 161

13. Pemahaman SNI ISO/IEC 17065:2012 . - 1 - 13

14. Audit Internal Laboratorium Medik SNI ISO 15189:2012.

- 1 - 25

15. Pemahaman SNI ISO/IEC 17024:2012. - 2 - 43

JUMLAH 8 51 192 1151

Keterangan :

PUB = public training IHT = in-house training

24

Berdasarkan data di atas, pada tahun 2017 telah dilaksanakan public training

sebanyak 8 kali di Jakarta atau 14% dari jumlah keseluruhan pelatihan di tahun 2017,

sedangkan in-house training dilaksanakan sebanyak 51 kali atau 86% dari jumlah

keseluruhan pelatihan di tahun 2017. Jumlah peserta public training tahun 2017 adalah 192

orang atau sekitar 14%, sedangkan jumlah peserta in-house training tahun 2017 adalah 1151

orang atau sekitar 96%.

Gambar 9 Sebaran Kota Penyelenggara Pelatihan Tahun 2017

Tabel 8 Sebaran Kota Penyelenggara Pelatihan Tahun 2017

No. Kota Provinsi Pulau %Jawa dan

Luar Jawa

1 Jakarta DKI Jakarta Jawa 44 pelatihan

(75%) 2 Bandung Jawa Barat

3 Bogor

4 Depok

5 Bekasi

6 Serang Banten

7 Serpong

8 Semarang Jawa Tengah

9 Cepu

10 Kediri Jawa Timur

11 Gresik

12 Palembang Sumatera Selatan Sumatera 15 pelatihan

13 Baturaja

Keterangan:

Public Training

In-house Training

25

No. Kota Provinsi Pulau %Jawa dan

Luar Jawa

14 Padang Sumatera Barat (25%)

15 Banjarmasin Kalimantan Selatan Kalimantan

16 Tanjung Tabalong

17 Samarinda Kalimantan Timur

18 Makasar Sulawesi Selatan Sulawesi

Berdasarkan Gambar 9 dan Tabel 8 di atas, sebagian besar pelatihan standardisasi

dilakukan di Jawa, yaitu sebanyak 44 pelatihan atau 75% dari total 59 pelatihan yang

terlaksana di tahun 2017. Sedangkan 15 pelatihan atau 25% sisanya terselenggara di 5

provinsi, yaitu Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,

dan Sulawesi Selatan.

Selanjutnya, terkait trend penyelenggaraan pelatihan standardisasi dari tahun 2013

sampai 2017, trend penyelenggaraan in-house training cenderung mengalami peningkatan,

kecuali pada tahun 2015 yang sedikit mengalami penurunan sebesar 4% dari tahun 2014

sebagaimana terlihat pada Gambar 10 di bawah ini. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran

para stakeholder terhadap pentingnya pengetahuan dan pemahaman terhadap penerapan

standar dan penilaian kesesuaian semakin meningkat. Sedangkan pada tahun 2017 tidak

terjadi peningkatan jumlah penyelenggaraan pelatihan yang disebabkan lebih banyaknya

penyelenggaraan in-house training yang bersifat aplikasi di tahun 2017 (15 kali)

dibandingkan dengan tahun 2016 (12 kali), sehingga target penerimaan lebih cepat tercapai.

Gambar 10 Trend Pelatihan 2013 – 2017

26

Gambar 11 di bawah ini adalah beberapa kegiatan pembinaan yang diselanggarakan

pada Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi baik melalui pendidikan,

pelatihan, sosialisasi dan pendampingan penerapan SNI.

Pembinaan penerapan SNI kepada industri melalui pelatihan standardisasi atas

permintaan pelanggan (IHT).

Pembinaan penerapan SNI kepada industri melalui pelatihan standardisasi reguler.

Pembinaan penerapan SNI kepada industri melalui bimbingan penerapan SNI.

Pembinaan penerapan SNI kepada industri melalui bimbingan penerapan SNI.

27

Pembinaan penerapan SNI melalui Sosialisasi pentingnya SNI.

Pembinaan penerapan SNI kepada industri melalui media tercetak.

Gambar 11 Kegiatan Pembinaan penerapan SNI kepada industri yang

diselenggarakan oleh Pusdikmas melalui sosialisasi, workshop, pencetakan majalah,

pelatihan dan pendampingan penerapan SNI

Kegiatan pembinaan penerapan SNI kepada pelaku usaha dan masyarakat pada

tahun 2017 ini semakin luas dan meningkat dengan adanya dibukanya kantor layanan teknis

di 2 wilayah yaitu Sumatera Selatan yang berkantor di Palembang dan Sulawesi Utara yang

berkantor di Makassar. Banyak kegiatan pembinaan yang telah dilakukan oleh Tim KLT di dua

wilayah tersebut untuk menunjang kegiatan SPK baik berupa kegiatan edukasi, promosi,

pembinaan penerapan SNI kepada UMKM dan organisasi, pengembangan dan pembinaan

kepada LPK termasuk juga fasilitasi perumusan SNI.

Gambar 12 Kantor Layanan Teknis BSN

28

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Tim KLT Sumatera Selatan, keberadaan KLT

sangat dirasakan manfaatnya oleh stakeholder di Sumatera Selatan, berikut adalah hasil

survei layanan KLT di Sumatera Selatan.

Gambar 13 Survei Persepsi Masyarakat Mengenai Layanan KLT BSN

Berdasarkan survei yang disebarkan kepada stakeholder di wilayah Sumatera

Selatan, ada beberapa masukan dan saran yaitu:

• Jangan bosan memberikan pelatihan/workshop yang berkaitan dengan SNI dan

industri. Kami sangat membutuhkannya. makasih.

• Diadakan lagi pelatihan untuk SNI 3554:2015 untuk cara pemeriksaan parameter

kimia (bromate) air khususnya untuk AMDK.

• Lebih pro-aktif lagi terhadap isu-isu standardisasi yang terjadi dan di tingkatkan lagi

ragam layanan/ pembimbingan terhadap masyarakat.

Indikator 6 Pertumbuhan produk retail dalam negeri ber-SNI yang dipromosikan

kepada masyarakat

29

Masyarakat selaku konsumen harus diberikan pemahaman akan manfaat produk

berSNI. Tidak mudah untuk mencari produk berSNI di pasar, di samping itu konsumen juga

belum banyak yang tahu apa saja produk berSNI tersebut. Untuk itu, diperlukan upaya

promosi dan edukasi kepada masyarakat apa saja produk berSNI yang di pasar retail. Promosi

produk dalam negeri berSNI juga selain dalam upaya meningkatkan keberterimaan produk

tersebut di pasar pada akhirnya untuk meningkatkan daya saing produk berSNI tersebut di

pasar retail.

Promosi produk retail dalam negeri yang berSNI dilakukan melalui media sosial dan

pameran produk berSNI. Capaian indikator kinerja untuk pertumbuhan produk retail sebesar

123 produk (123%) dari target 100 produk. Dengan capaian ini diharapkan produk berSNI

dapat lebih diterima oleh pasar sehingga pelaku usaha mempunyai keuntungan yang

meningkat. Gambar 14 di bawah ini adalah produk retail dalam negeri berSNI yang sudah

dipromosikan kepada masyarakat.

Produk keripik belut berSNI

Produk makanan beku bola ikan

30

Gambar 14 Produk retail ber-SNI yang telah dipromosikan selama tahun 2017

Indikator 7 Persentase Aparatur Sipil Negara (ASN) Pusdikmas yang meningkat

kompetensinya

Indikator kinerja untuk aparatur sipil negara di lingkungan Pusdikmas yang meningkat

kompetensinya tercapai 100 %. Total pegawai di Pusdikmas sebanyak 34 orang, semuanya

sudah diberikan pelatihan baik yang sifatnya pengenalan maupun keahlian.

Produk peralatan batik berSNI

Produk pakaian anak berSNI

Produk Mainan anak Naya Slime Produk Bakso Eltisyah

31

Indikator 8 Persentase realisasi anggaran Pusdikmas

Realisasi anggaran tahun 2017 adalah Rp. 13.476.165.270,- (97,01 %) dari pagu Rp.

13.892.016.000. Capaian ini melebihi target yang ditetapkan sebesar 95 %. Adapun

penerimaan PNBP untuk layanan jasa diklat standardisasi sebesar Rp. 1.070.387.239

(99,94%) dari yang ditargetkan yaitu sebesar Rp. 1.071.050.000,-.

Indikator 9 Persentase pencapaian kinerja Pusdikmas

Presentase pencapaian kinerja Pusdikmas mencapai 125 % dari target yang ditetapkan

sebanyak 90 %. Capaian ini diharapkan dirasakan manfaatnya oleh stakeholder standardisasi

dan keberadaan BSN sebagai besar peranannya di mata masyarakat. Dengan capaian ini juga

diharapkan pelaku usaha semakin banyak menyadari akan pentingnya penerapan SNI dan

konsumen semakin cerdas untuk memilih produk berSNI. Disamping itu daya saing pelaku

UMKM Indonesia semakin meningkat sehingga bisa berjaya di pasar nasional dan global.

Indikator 10 Persentase tindak lanjut atas hasil pengawasan eksternal

Dalam pengawasan birokrasi terdiri dari 2 bentuk pengawasan, yaitu pengawasan internal

dan pengawasan eksternal. Pengawasan eksternal merupakan proses pengawasan yang

dilakukan oleh Badan Pemeriksan Keuangan (BPK). Pada tahun anggaran 2017, tidak ada

temuan. Capaian 100%.

Indikator 11 Persentase tindak lanjut atas hasil pengawasan internal

Pengawasan internal merupakan proses pengawasan yang dilakukan oleh internal

pemerintah dalam hal ini adalah pihak inspektorat. Pada tahun 2017 ada 1 temuan internal

yang sudah tindaklanjuti, sehingga capaian tindaklanjut atas hasil pengawasan internal

adalah 100%.

32

Indikator 12 Persentase implementasi RB BSN sesuai dengan tugas dan fungsi

Pusdikmas

Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan

yang mencakup mindset dan cultural set, penataan dan penguatan organisasi, penataan

sistem manajemen sumber daya manusia (SDM) aparatur, penataan tata laksana, penataan

peraturan perundang-undangan, peningkatan kualitas pelayanan publik, penguatan

pengawasan, dan akuntabilitas kinerja. Rencana aksi RB yang terkait dengan Pusdikmas

yaitu:

a. Memastikan dilakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan secara berkala

dan dilakukan dengan melibatkan stakeholders (Stake holder dilibatkan dalam

perbaikan melalui survei).

b. Memastikan telah terdapat sistem sanksi/reward bagi pelaksana layanan serta

pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar

dan sudah diimplementasikan.

Untuk rencana aksi ke-2 sistem sudah dirancang yaitu dengan memberikan kompensasi

kepada pelanggan apabila penerbitan sertifikat melebih waktu 5 hari kerja, namun

kebijakan ini masih bersifat internal dan belum diumumkan ke pelanggan.

c. Memastikan seluruh unit layanan melakukan survey eksternal kualitas pelayanan.

survei eksternal sudah dilaksanakan, dievaluasi setiap setiap 3 bulan dan hasilnya indeks

layanan masyarakat sudah sangat baik (dengan skore 87).

d. Melakukan perbaikan sistem layanan mengacu pada aduan masyarakat.

Aduan masyarakat dilakukan melalui media sosial dan WA Info SNI. Aduan dalam hal

pelayanan publik langsung ditindaklanjuti oleh unit teknis terkait.

e. Melakukan perbaikan sistem layanan mengacu pada hasil survey eksternal kualitas

pelayanan.

Telah dilakukan perbaikan layanan konsentrasi pada 3 nilai terrendah yaitu, kecepatan

layanan sekretariat, tarif dalam hal ini tidak bisa dirubah karena terkait PP Tarif, dan

33

yang ketiga materi, dalam hal ini diatasi dengan mengadakan kegiatan persamaan

persepsi terhadap materi dan bahan pelatihan disusun minimal oleh 2 orang.

Dari 5 rencana aksi 4 diantaranya telah dilaksanakan, 1 temuan sudah diambil

kebijakan namun belum disosialisasikan, sehingga dianggap tercapai 50%. Untuk itu capaian

RB Pusdikmas adalah 90% dari target 75 % (120% dari target).

Indikator 13 Tingkat kepuasan pelanggan atas layanan pembinaan

(pendidikan, pelatihan, konsultasi) BSN (skala 1 – 100)

Dalam upaya untuk dapat terus melakukan perbaikan berkelanjutan, maka dilakukan

monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan adalah

melalui kuesioner yang diberikan kepada peserta yang berpartisipasi di masing-masing

kegiatan yang diadakan oleh Bidang Diklat Standardisasi. Hasil kuesioner digunakan sebagai

bahan evaluasi dan ditindaklanjuti untuk memperbaiki kinerja serta pelayanan Diklat

Standardisasi.

Untuk melihat keefektifan pelaksanaan pelatihan standardisasi telah dilakukan

monitoring dan evaluasi pada setiap triwulan. IKM Tahun 2017 adalah 87.37 (TW1=86,10

TW2=87,04 TW3=88,43 TW4= 86.81) atau masuk sebagai grade A (Sangat Baik). Capaian

102.43% dari target (85.30). naik 1,22% dari IKM tahun 2016 sebesar 86,32. Rincian Hasil

dari monitoring dan evaluasi tersebut adalah sebagai berikut :

34

Gambar 15 Grafik Skor IKM Tahun 2013-2017

3.2 Akuntabilitas Keuangan

Untuk mendukung pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi, Pusat Pendidikan dan

Pemasyarakatan Standardisasi diberikan alokasi pendanaan dalam kurun waktu 2016 s.d

2017, adalah sebagaimana dijelaskan pada tabel 10.

Tabel 9 Perbandingan Kinerja anggaran Pusdikmas Tahun 2016 dan 2017 per

Output Kegiatan

No Bidang

2016 2017

PAGU DALAM DIPA (RP)

REALISASI (RP)

%% PAGU DALAM

DIPA (RP) REALISASI (RP) %%

11 Pemasyarakatan Standardisasi

3.938.033.000 3.928.723.224 997,6

10.449.361.000 10.246.759.066 998,

22 Diklat SPK 1,693,219,200 1,690,738,295 999,8 3,470,795,239 3,310,995,865 995,4

Total Anggaran Pusdikmas

5.631.252.200 5.619.461.519 999,7

13.892.016.000 13.476.165.270 97,01

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa pagu anggaran PUSDIKMAS pada

tahun 2017 mengalami penambahan secara signifikan mengingat adanya tugas baru di

bidang pemasyarakatan standardisasi untuk menangani SNI Award dan pembinaan UMKM

beserta pengelolaan program Kantor Layanan Teknis di 2 wilayah yaitu Makassar dan

Palembang.

35

BAB IV PENUTUP

Sebagai penutup dari laporan akuntabilitas kinerja Pusat Pendidikan dan

Pemasyarakatan Standardisasi, Kedeputian IPS - Badan Standardisasi Nasional TA. 2017

dapat disimpulkan bahwa secara umum indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam

Rencana Kinerja TA. 2017 telah dapat dipenuhi oleh Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan

Standardisasi. Capaian kinerja PUSDIKMAS pada tahun 2017 :

1. Pertumbuhan jumlah produsen produk unggulan nasional yang memperoleh

pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultansi dan pemasyarakatan) penerapan SNI

tercapai 237 dari target 200 (118 %).

2. Pertumbuhan jumlah produsen produk retail dalam negeri yang memperoleh

pembinaan (pendidikan, pelatihan dan konsultansi, pemasyarakatan) tercapai 450

dari target 100 (450%).

3. Pertumbuhan jumlah industri yang memperoleh pembinaan (pendidikan, pelatihan,

konsultasi dan pemasyarakatan) penerapan SNI tercapai 1315 dari target 1000 (131

%).

4. Pertumbuhan jumlah SNI yang digunakan sebagai dasar pembinaan (pendidikan,

pelatihan, konsultasi dan pemasyarakatan) kepada masyarakat tercapai 523 dari

target 500 (104%).

5. Pertumbuhan jumlah pembinaan (pendidikan, pelatihan, konsultasi,

pemasyarakatan) untuk mendukung penerapan SNI oleh industri tercapai 306 dari

300 pembinaan yang ditargetkan (102%).

6. Pertumbuhan jumlah produk retail dalam negeri ber-SNI yang dipromosikan kepada

masyarakat tercapai 123 dari target 100 (123%).

7. Persentase Aparatur Sipil Negara (ASN) Pusdikmas yang meningkat kompetensinya

tercapai 100 % .

8. Persentase realisasi anggaran pusdikmas tercapai 97,01 dari target 95 (102 %).

9. Persentase pencapaian kinerja Pusdikmas tercapai 125 % dari target 90 (138%).

10. Persentase tindak lanjut atas hasil pengawasan eksternal tercapai100 dari target

100.

36

11. Persentase tindak lanjut atas hasil pengawasan internal tercapai 100 dari target

100.

12. Persentase implementasi RB BSN sesuai dengan tugas dan fungsi Pusdikmas

tercapai 100 dari target 75 (133%).

13. Tingkat kepuasan pelanggan atas layanan pembinaan (pendidikan, pelatihan,

konsultasi) BSN (skala 1 – 100) tercapai 87,37 dari target 85 (102 %).

Dari seluruh hasil capaian kinerja sasaran tersebut di atas, tetap diperlukan upaya

guna meningkatkan kinerja Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi di masa

mendatang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melaksanakan program secara optimal

sehingga dapat mencapai target yang direncanakan.

Kiranya LAKIP Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi, Kedeputian IPS,

BSN Tahun 2017 ini dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas dan sekaligus menjadi sumber

informasi dalam pengambilan keputusan guna peningkatan kinerja BSN, khususnya Pusat

Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi di masa mendatang.

37