lagansa 0807-1800-888, - beranda | bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di...

20
ISSN 1412-2170 MITRA MediaUsahaKecilMenengahMakananBerbasisTepung WACANA KirimanGRATISdari: PT ISM Tbk. bogasari �our mills PORTODIBAYAR/TAXEPERCUE Nomor:05/PRTD/JKU/DIVREIV/2014 Berlaku:s.d.31Desember2014 Edisi198TahunXIII/2014 LAGANSA(LayananPelangganBogasari):0807-1800-888, [email protected],www.bogasari.com,@KreasiBogasari Evaluasi, Sebagai Acuan Perencanaan Bisnis

Upload: ngohuong

Post on 10-Apr-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi

ISSN 1412-2170

MITRAMediaUsahaKecilMenengahMakananBerbasisTepung

WACANA

KirimanGRATISdari:PT ISM Tbk. bogasari �our millsPORTODIBAYAR/TAXEPERCUE

Nomor:05/PRTD/JKU/DIVREIV/2014Berlaku:s.d.31Desember2014

Edisi198TahunXIII/2014

LAGANSA(LayananPelangganBogasari):0807-1800-888, [email protected],www.bogasari.com,@KreasiBogasari

Evaluasi,Sebagai Acuan Perencanaan Bisnis

Page 2: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi
Page 3: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi

Jendela

Wacana Mitra * Edisi 198/Tahun XII/2014

Bagi Anggota BMC (Bogasari Mitra Card): Daftarkan nomor HP anda dan Informasikan setiap perubahan nomor telepon/HP Anda ke 0807-1-800-888, karena setiap

informasi BMC akan disampaikan melalui SMS.

PENERBIT: PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills. ISSN: 1412-2170 Penasihat: Franciscus Welirang, Herman Djuhar, Pembina: Hans R. Aditio, P. Soegiono D, Budi Sugianto, Koko Santosa, Ivo Ariawan, Penanggungjawab: Beatrix Sudibyo, Pemimpin Redaksi: M.R. Pamungkas Redaksi: Louis M. Djangun, Rudianto Pangaribuan, Kontributor: Effendi Lie; Ahmad Hadiyanto; Uluan DP. Manurung; J .M. Qayyuum; Roy Hudiana, Sylvia, Joko Pramono, Josaphat S. Wijaya, Julius Ronadi. Desain & Lay-out: Melcky. Sekretariat, & Distribusi: SME Relations Department Alamat Redaksi: PT. Indofood Sukses Makmur tbk. Divisi Bogasari Flour Mills, Jln. Raya Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta - 14110, PO. Box 2000 JKU 14013. Telp : (021) 43900170-174, Fax : (021) 43920049, e-mail: [email protected], http//www.bogasari.comDISTRIBUSI TERBATAS UNTUK KALANGAN SENDIRI, TIDAK DIPERJUALBELIKAN

SajianUtama ...................................................... 4-9Profil.......................................................................10-11Manajemen...........................................................13Tips .......................................................................... 14Resep ...................................................................... 15Serba-serbi............................................................. 16InfoUKM................................................................. 17

Keputusan Zabur Utomo memilih kata Shuang Xi yang be-rarti kebahagiaan ganda, sungguh tepat, usaha pia yang dirintisnya sejak tahun 1959 benar-benar memberikan ke-bahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan.

Dalam menjalankan bisnis, reputasi sangat penting. Sekali saja reputasi seorang pengusaha cacat, akibatnya akan fatal.

Pembaca yang budiman, tahun 2014 adalah tahun yang khusus, tahun tantangan, tahun perubahan karena akan terjadi banyak perubahan. Dunia

akan berubah, lingkungan di sekitar kita akan berubah terus. Bagaimana kita harus menyikapinya? “Dunia dan orang lain tidak bisa merubah diri kita kecuali kita sendiri yang akan merubahnya agar bisa memanfaatkan perubahan itu secara positif.”

Selain itu di tahun 2014 ini banyak terjadi even nasional. Orang mengatakan sebagai tahun politik. Dimulai sejak bulan Januari, ada Tahun Baru, dan imlek, Februari sampai Maret masa kampanye, April ada pemilihan legislatif, dilanjutkan, pelantikan legislatif. Bulan Mei, Juni, Juli persiapan lebaran, kemudian ada Pilpres. Setelah Pilpres terpilih presiden baru. Artinya dibutuh makanan yang lebih dibanding biasanya. Pasar menjadi menggeliat lagi, semoga bisa terkendali dan stabil.

Dengan demikian tahun 2014 ini situasinya akan terus ramai, mau tidak mau kita akan ikut melihat dan mengamati keramaian tersebut tetapi perlu diingat, jangan terlarut dalam keramaian itu karena kita harus bisa konsentrasi untuk memanfaatkan peluang keramaian itu.

Melihat perkembangan situasi belakangan ini rasanya tidak perlu ada kekhawatiran jika kita mengetahui dan memahami seperti apa arah usaha yang akan kita jalankan. Untuk itu agar usaha kita bertumbuh di tahun 2014 beberapa hal bisa dilakukan. Salah satunya adalah dengan melakukan perencanaan usaha yang cermat sesuai dengan hasil evaluasi terhadap kinerja tahun lalu.

Semoga di tahun 2014 usaha kita semakin bertumbuh dan sukses.M

Rencanakan Usaha Secermat Mungkin........Hal. 7

Menjaga Reputasi dalam Bisnis ............ Hal.

Agar terhindar dari risiko yang fatal, rencana usaha harus dibuat sesederhana mungkin, masuk akal, realistis namun rinci, serta dapat dilaksanakan berdasarkan tujuan yang jelas, sehingga bisa fokus untuk mencapai tujuan

Reza Setiawan:Sukses Meneruskan Usaha 3 Generasi Hal. 10

Foto Cover: BBC

Tekat salah satu pengusaha roti di Tangerang untuk melakukan perubahan

Page 4: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi

Sajian Utama

Edisi198/TahunXII/2014* Wacana Mitra

Sebagai pengusaha, bagaima-na perasaan Anda di awal tahun seperti sekarang ini?

Bingung, pusing, atau senang-senang saja? Apapun perasaan Anda, ini adalah saat yang tepat untuk melakukan evaluasi, seka-ligus merancang rencana bisnis tahun berjalan.

Nah, dalam melakukan evalua-si, sedikitnya ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, soal evaluasi terhadap pencapai-an kinerja usaha. Ingat, kalau kinerja buruk, jangan langsung menyalahkan karyawan atau faktor lingkungan (misalnya persaingan). Sebab, tidak tertu-tup kemungkinan, justru Anda sendiri yang menjadi penyebab utamanya.

Kedua, soal rencana perusa-haan Anda pada tahun 2014 ini. Sebagai pemilik, Anda tentu punya rencana dan target tersen-diri. Tapi, sebaiknya, jangan dulu diutarakan. Simpan saja dalam hati, atau dalam catatan pribadi. Kemudian, mintalah seluruh karyawan (atau yang ada di level tertentu) untuk menyampaikan usulannya. Dari situ, barulah di-padukan dengan rencana yang Anda miliki.

Sekarang, marilah kita mulai dengan evaluasi. Jika kinerja perusahaan Anda sepanjang 2013 baik-baik saja, atau bah-kan cenderung meningkat, Anda mungkin tidak pusing atau uring-uringan. Tapi, sebaliknya, Anda bisa pusing tujuh keliling kalau

kinerja usaha buruk, dengan om-set penjualan yang anjlok drastis dibanding tahun sebelumnya.

Wajar kalau Anda pusing. Itu manusiawi. Masalahnya, hidup usaha harus terus berjalan. Dalam menjalankan usaha, risiko kegagalan selalu terbuka. Kita boleh pusing tujuh keliling, tapi jangan terus larut di dalamnya. Kalau ini yang terjadi, sangat mungkin kegagalan serupa bakal dialami lagi pada tahun-tahun ke depan. Artinya kita pasti tidak mau disebut seperti keledai yang terperosok dua kali di lubang yang sama, bukan?

Cermat dan ObjektifKarena itu, setelah pusingnya

reda, segeralah cari cara untuk

Teliti dalam Evaluasi,Cermat dalam Perencanaan

Agar jalannya perusahaan berkesinambungan dan perkembangannya tidak semata-mata bergantung pada keberuntungan, kegiatan evaluasi mutlak dilakukan. Kemudian, rancanglah perencanaan dengan target yang menantang tapi masih realistis.

Page 5: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi

Sajian Utama

Wacana Mitra * Edisi 198/Tahun XII/2014

pemecahannya. Pertama-tama, tentu saja, harus dilacak dulu fak-tor penyebab penurunan kiner-ja itu, secara teliti. Jangan asal main duga-gugaan. Kalau penu-runan kinerja itu menyangkut aspek-aspek konvensional seperti menurunnya (atau pencapaian di bawah target) omset, perolehan laba, banyaknya pengeluaran bi-aya dan sebagainya, tidak terlalu sulit melacaknya, asalkan, lapo-ran atau catatan yang diterima merupakan kumpulan informasi yang jujur dan obyektif. Dari situ, bisa melakukan perbandingan, baik terhadap pencapaian tahun silam maupun target yang akan dipatok pada tahun berjalan. Di situ, biasanya akan kelihatan ada yang melenceng.

Persoalannya, mengapa hal itu bisa terjadi? Apa penyebab-

nya? Di sinilah perlu melakukan semacam analisa yang cermat dan obyektif. Jika, misalnya, ditemukan perolehan laba yang menurun dibanding tahun lalu, atau melenceng jauh dari target, jangan langsung memvonis kar-yawan tidak becus kerja.

Penurunan laba, bisa disebab-kan oleh banyak faktor. Faktor paling menyolok, memang penu-runan omset. Tapi, itu tidak mu-tlak. Bisa saja omset menurut, tapi perolehan laba tetap tinggi. Misalnya, karena menerapkan strategi menaikkan harga secara tepat, atau berhasil mengubah bidikan pasar dari konsumen ke-las bawah ke konsumen menen-gah atas.

Kenaikan biaya, juga bisa menggerus perolehan laba. Di sini perlu dicermati, apakah ke-

naikan biaya itu semata-mata karena untuk produksi (misalnya, karena harga bahan baku yang baik) dan belum bisa dikom-pensasikan pada kenaikan harga jual, atau oleh sebab lain. Nah, kenaikan karena sebab lain inilah yang mesti mendapat perhatian khusus.

Siapa tahu, misalnya, pening-katan pengeluaran itu disebab-kan oleh berubahnya perilaku pelaku bisnis, dari berhemat menjadi boros. Misalnya, gemar menjamu tamu atau relasi secara berlebihan. Atau, mengganti kendaraan yang biaya opera-sionalnya lebih mahal, dan seba-gainya.

Tentu saja, faktor karyawan pun, terutama di bagian pema-saran, tak bisa diabaikan. Per-hatikan baik-baik, siapa tahu mereka mulai malas-masalan. Tapi, pemecahannya bukan langsung menghardik mereka. Sedapat mungkin, cari tahu dulu, apa yang menjadi penyebab mereka malas. Mungkin karena ada tuntutan mereka yang belum dipenuhi, atau mereka merasa kecewa karena lama tidak ada kenaikan gaji.

Lantas, ajak mereka bicara secara terbuka. Jika benar mere-ka menuntut sesuatu seperti kenaikan gaji atau peningkatan fasilitas, tunjukkan bahwa peru-sahaan sangat memaklumi dan memperhatikan tuntutan itu. Beri penjelasan yang tepat, apabila perusahaan memang benar-benar belum bisa memenuhinya. Tapi, kalau seluruh atau sebagian

Kalau kinerja buruk, jangan langsung menyalahkan karyawan atau faktor lingkungan (persaingan). Se-bab, tidak tertutup kemungkinan, justru Anda sendiri yang menjadi penyebab utamanya.

Page 6: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi

Sajian Utama

Edisi198/TahunXII/2014* Wacana Mitra

itu sebetulnya bisa dipenuhi, apa salahnya dikabulkan, setelah itu, beri mereka target yang lebih tinggi.

Perencanaan: Pasang Target yang Realistis

Kegiatan evaluasi, tidak akan banyak gunanya jika tidak diikuti dengan pembuatan perencanaan untuk tahun depan. Sama de-ngan evaluasi, kegiatan ini pun sebaiknya melibatkan karyawan. Sebagai pemilik perusahaan, se-seorang tentu ingin memasang target setinggi-tingginya. Semen-tara karyawan cenderung seba-liknya (kalau mereka berani ber-kata jujur, dan tidak bersikap Asal Bapak Senang). Nah, perpaduan target perusahaan dan karyawan, bisa melahirkan target yang lebih realistis.

Percuma saja memaksakan target tinggi, jika tidak didukung oleh karyawan. Kecuali jika mere-ka diajak bicara dan memahami alasan penetapan target itu. Le-bih bagus lagi, kalau mereka juga bisa diyakinkan, bahwa pen-capaian target akan mereka nik-mati, misalnya, dengan kenaikan gaji atau insentif dan bonus.

Lantas, bagaimana agar bisa membuat target bisnis yang menantang tapi sekaligus rea-listis? Di sinilah perlunya pan-dangan pihak ketiga, yang bisa memberikan penilaian dan pan-dangan “dari luar”. Jika memung-kinkan, undanglah orang luar yang dinilai cukup berkompeten, dan mengetahui peta bisnis yang sedang digeluti. Bisa juga minta bantuan konsumen yang loyal, untuk memberikan penilaian dan

menyampaikan harapan-harapan-nya.

Jangan Andalkan Keberun-tungan

Perencanaan bisnis yang disusun secara cermat, niscaya akan lebih menjamin usaha mengalami perkembangan secara berkelanjutan. Sebagai pengusaha yang hidup di jaman modern, sebaiknya jangan meng-andalkan faktor keberuntungan. Benar, di mana pun dan kapan pun, keberuntungan bisa saja muncul. Tapi, tidak ada kepas-tian.

Pengusaha yang selalu men-gandalkan keberuntungan, biasanya mudah tergoda untuk beralih pada bidang atau produk lain. Misalnya, pengusaha roti tiba-tiba beralih membuat kue kering, karena pasarnya sedang meledak. Dia tergoda untuk memperoleh keuntungan sesaat, dengan mengabaikan produk utamanya. Padahal, dengan mengurangi apalagi menyetop sama sekali produk utama, akan sangat mengganggu ke-sinambungan pasar. Ketika si pengusaha balik lagi mempro-duksi roti karena masa panen kue

kering sudah selesai, seakan-akan dia harus melangkah dari awal lagi.

Evaluasi Setiap HariKegiatan evaluasi bisnis, se-

baiknya tidak hanya dilakukan setiap akhir tahun. Sebab, ke-nyataannya, sekarang ini kita menghadapi iklim usaha yang cepat berubah. Begitu pun de-ngan perencanaan. Penyusunan rencana yang ditetapkan dalam setahun, cukup dijadikan sebagai panduan secara garis besar saja.

Kalau perlu, lakukan evalu-asi setiap hari, Misalnya setiap malam hari. Malam hari biasanya kondisi pikiran sudah tenang, se-hingga bisa lebih objektif, Selain evaluasi, juga sekaligus membuat perencanaan untuk produksi esok harinya, dengan memper-timbangkan permintaan pasar.

Dari kegiatan evaluasi yang sering itu, bisa memantau perkembangan usaha, dan mem-buat langkah tepat yang diper-lukan. Misalnya, soal efisiensi peralatan atau perlu tidaknya menambah alat baru, dan se-bagainya.

Bisa juga melakukan evalu-asi setiap minggu, atau setiap bulan. Soal frekuensi evalu-asi, sangat tergantung pada je-nis produknya, dengan melihat perkembangan dan peta persa-ingannya di pasar.

Kegiatan evaluasi di luar yang tahunan, juga bermanfaat untuk melakukan perubahan-perubahan target secara cepat. Bisa dengan menurunkan, atau lebih mening-gikan. Tergantung perkembang-an mutakhir saat itu.M

Percuma saja memaksakan target

�nggi, jika �dak didukung oleh karyawan.

Perpaduan target perusa-haan dan karyawan, bisa melahirkan target yang

lebih realis�s

Page 7: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi

Sajian Utama

Wacana Mitra * Edisi 198/Tahun XII/2014

Keberanian mengambil risiko menjadi modal pertama. Tetapi, seperti

dikatakan praktisi bisnis Rhenald Kasali, “Keberanian mengambil risiko tanpa diiringi kemampuan membuat analisis terhadap risiko sama saja dengan memasuki pin-tu kegagalan.

Penyebab utama pengusaha atau calon pengusaha gagal pada tahap pertama membuka usaha adalah mereka hanya berencana untuk mendapat keuntungan se-mata saja. timbulnya risiko me-mang mereka takuti, namun mer-eka tidak merencanakan dengan baik bagaimana menghadapai

segala macam risiko yang bisa timbul dikemudian hari.

Agar terhindar dari risiko yang fatal, rencana usaha harus dibuat sesederhana mungkin, masuk akal, realistis namun rinci, serta dapat dilaksanakan berdasar-kan tujuan yang jelas, berorien-tasi pada masa depan yang ber-kesinambungan serta didukung dengan fakta serta sesuai dengan kondisi yang ada, sehingga bisa fokus untuk mencapai tujuan.

Rencana usaha ini penting dibuat sebagai pedoman untuk mengambil langkah yang akan dilaksanakan sesuai dengan pe-rubahan lingkungan usaha yang dihadapi. Artinya, aktivitas usaha dapat dilakukan secara teratur dengan tujuan yang jelas sehing-ga terhindar dari aktivitas yang tidak produktif serta penggunaan sumber daya yang lebih efisien, selain tersedianya alat evaluasi untuk menentukan keberhasilan usaha, serta dasar untuk penga-wasan dan upaya perbaikan. Den-gan demikian ada jaminan tujuan yang telah ditetapkan akan terca-pai.

Ada 3 hal yang perlu diingat dalam membuat perencanaan usaha; 1. Lebih baik bertahan dengan se-

Hindari Risiko, Rencanakan Usaha Secermat Mungkin

Jika hendak membuka sebuah usaha, terlepas besar ataupun kecil, membuat rencana usaha adalah mutlak. Kemampuan dalam membuat rencana usaha yang baik sesuai dengan kondisi riil, bisa dijadikan ukuran bagaimana kesiapan kita untuk mulai terjun ke dunia usaha menghadapi persaingan yang berat dan penuh risiko.

Keberhasilan usaha berawal dari perencanaan yang matang dan realistis

Page 8: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi

Sajian Utama

Edisi198/TahunXII/2014* Wacana Mitra

jumlah tujuan jangka pendek dan memodivikasi rencana itu selagi usaha berjalan. Sering, rencana jangka panjang tidak bermakna apa-apa karena re-alitas usaha dapat berbeda dari konsep awal.

2. Gunakan bahasa yang seder-hana mudah dibaca dan di-mengerti dalam menjelaskan segala persoalan.

3. Jangan sepenuhnya tergantung pada keunikan usaha. Keber-hasilan mendatangi mereka yang memulai usaha tidak se-lalu dari penemuan yang he-bat.

Sebagaimanan telah disebut-kan bahwa rencana usaha yang baik harus didasari latar belakang yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan semua pihak serta faktor lain yang terlibat dalam

menjalankan usaha. Maka se-belum membuat rencana usaha, lakukan dahulu langkah-langkah berikut :1. Indentifikasi Peluang Usaha

Ide usaha banyak disekeliling kita. Jangan latah dalam memilih peluang usaha. Tapi lakukanlah pengamatan pasar khususnya kondisi disekitar lokasi usaha, Pada umumnya suatu produk berpotensi laku dijual dan men-guntungkan apabila penawaran produk tersebut masih lebih kecil dari permintaan. Peluang usaha timbul ketika permintaan pasar lebih besar dari penawaran. Se-baiknya peluang usaha yang demikianlah yang menjadi pili-han Anda. 2. Pilih Peluang Sesuai dengan

Kepribadian AndaKriteria utama dalam menentu-

kan peluang usaha adalah apakah

usaha itu mampu memberi keun-tungan yang memadai. Namun dari segi kepribadian Anda seb-agai pemilik usaha apakah jenis usaha tersebut bisa diterima? Pil-ihlah ide usaha selain keuntungan juga kesenangan, hobi, waktu, tenaga, dan tentunya dorongan hati nurani yang dibutuhkan dalam mengelola usaha tersebut.3. Ketersedian Bahan Baku

Faktor ketersediaan bahan baku adalah merupakan faktor penting, artinya tanpa bahan baku tentu-nya usaha tidak akan jalan atau tidak dapat berproduksi.

Keterbatasan persediaan di-pasar, kesulitan transportasi, vol-ume dll. Berpotensi menghambat usaha. Jangan sampai hal ini be-rakibat tertahannya produksi dan biaya produksi meningkat, harga jual menjadi tidak dapat bersaing lagi. 4. Kemampuan Mendapatkan

KonsumenPada prinsipnya jika ingin

membuat usaha apa saja, yang pertama ditanyakan adalah ada-kah konsumen yang mau mem-beli atau memakai produk kita. Mampukah kita mencari dan meyakinkan agar konsumen mau membeli atau memakai produk kita. Untuk perlu dilakukan sur-vey terlebih dahulu.

Misalnya buatlah contoh makanan dan tawarkan kepada orang-orang terdekat dan seter-usnya di luar orang yang Anda kenal, pelajari bagaimana tang-

Keterbatasan bahan baku, kesulitan transportasi jangan sampai berakibat pada kelangsungan produksi

Page 9: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi

Wacana Mitra * Edisi 198/Tahun XII/2014

Info Produk

gapan mereka. Jika tanggapan kurang, perbaiki sesuai saran yang mereka berikan.

Jika sudah yakin carilah pasar yang lebih luas namun jangan buru-buru produksi terlalu ban-yak. Tetap tanggapi keluhan dan saran konsumen. Jangan sampai produk Anda tidak dilirik kon-sumen.5. Siapkan Ketrampilan dan

MentalKemampuan Anda dan orang-

orang yang terlibat dalam men-jalankan usaha (SDM) harus diukur atau dinilai. Jangan salah atau berlebihan dalam menilai kemampuan dan kesiapan mental mereka. Kesalahan dalam meni-lai SDM, sebuah rencana usaha yang baik tetap saja tidak akan berjalan sesuai rencana tersebut, bisa jadi malah gagal.

6. Faktor external yang terli-batInventarisir pihak-pihak yang

akan terlibat langsung dan tidak langsung dalam usaha. Hubungi mereka, cari tahu apa yang mer-eka butuhkan dari Anda dan apa yang Anda butuhkan dari mere-ka, kalau perlu lakukan negosiasi untuk kemudahan dan penekanan biaya demi efisiensi usaha Anda.

Faktor external misalnya lem-baga hukum atau notaris, pajak,

izin usaha, pemilik lokasi usaha, bank, pemilik modal, PLN, ke-amanan, pengerah tenaga kerja, lembaga pelatihan.

Semakin kenal baik dengan mereka semakin mudah dan jelas Anda berhubungan dan berne-gosiasi. Yang terpenting adalah kemudahan dalam penentuan bi-aya-biaya agar sesuai dengan isi rencana usaha. Jangan sampai terjadi biaya tak terduga yang melampaui anggaran.

7. Siapkan ModalHitung besarnya modal, biaya,

dan pengeluaran yang dibutuh-kan. Kurang teliti dalam perhi-tungan ini akan menghambat jalannya usaha. Ketiadaan atau kekurangan modal sering dijadi-kan kambing hitam untuk tidak segera memulai usaha.

Sebaiknya pelajari dan lakukan indentifikasi dengan cermat sum-ber-sumber pemodalan yang ada untuk bisa memperoleh modal usaha. Kalau perlu lakukan nego-siasi dengan baik, karena ini me-nyangkut biaya dan kelengkapan dokumen yang harus disiapkan.

Setelah melakukan langkah-langkah di atas, selanjutnya rang-kum semua data di atas ke dalam sebuah rencana usaha berdasar-kan hasil identifikasi, hasil sur-vey, hasil negosiasi, hasil waw-ancara untuk mencapai tujuan usaha. M

(diolah dari berbagai sumber)Kesalahan dalam menilai kemampuan dan kesiapan mental karyawan, sebuah rencana

kerja tidak akan berjalan sesuai dengan rencana

Jika ingin membuat usaha, yang pertama

ditanyakan: Adakah konsumen

yang mau membeli atau membutuhkan produk

kita..?

Page 10: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi

Edisi198/TahunXII/2014* Wacana Mitra

Pro�l

Bisa dibilang, Zabur termasuk salah satu pioner dalam bisnis pia. Ketika ia merintis usaha ini

di Malang, 54 tahun silam, pia be-lum menjadi tren seperti sekarang. Kala itu bahan baku terigu pun ma-sih harus impor dari Australia. Belum ada terigu produksi dalam negeri. Namun, Zabur berani menjajal usaha ini karena harus menafkahi keluarga. Meski masa itu orang-orang belum peduli soal desain logo dan merek, ia seakan sudah merancang jauh ke depan.

Ia pun memilih logo mangkok un-tuk pia buatannya. “Saya hanya ter-tarik dengan logo salah satu bumbu penyedap makanan, berupa mang-kok, makanya saya kasih nama Pia Cap Mangkok,” kenang pria kelahi-ran 85 tahun silam ini.

Tak lupa, Zabur mencantumkan unsur filosofi dalam merek tersebut. Dalam desainnya, gambar mangkok diapit dua tulisan yang diambil dari bahasa Mandarin, yakni Shuang Xi yang berarti Kebahagiaan Ganda. Nah, dalam perjalanannya, makna kebahagiaan benar-benar berlipat ganda. Terbukti, hingga kini, Pia Cap Mangkok masih eksis meski muncul

banyak pesaing.

Tiga KotaAda semacam pa-

meo yang berkem-bang di dunia bisnis bahwa generasi pertama merintis usaha, generasi kedua yang membesarkannya, dan di tangan generasi ketiga bisnis bakal hancur. Tapi, hal itu tak berlaku di Pia Cap Mangkok yang tetap eksis hingga generasi ketiga.

Nama Pia Cap Mangkok pun bah-kan tak cuma populer di Malang, melainkan telah melebar sampai Bandung dan Bali. Total, saat ini ada enam pabrik yang dioperasikan di ke-tiga daerah itu. Dua di antaranya di Malang, sebagai lokasi pusat.

Generasi KetigaAdalah Reza Setiawan, salah

seorang cucu Zabur, yang dipercaya memimpin toko dan dua pabrik di Malang yang mempekerjakan 87 karyawan. Sarjana lulusan Universitas Maranatha Bandung ini memang pu-nya ketertarikan khusus dengan du-nia kue pia yang dirintis kakeknya.

Sejak masih duduk di bangku ke-las 5 SD, Reza sudah belajar mem-

buat pia dari sang kakek. Dia justru lebih suka menghabiskan libur kuliah untuk membuat pia. Agar usaha kelu-arga ini kian berkembang, Reza dan sang adik, Vikky Setiawan, terus men-cari inovasi, termasuk berlajar resep pia.

“Saat ini yang ada kan baru rasa keju, cokelat, kacang ijo, labu dan durian. Ke depan, kami ingin ada variasi lain,” ucap pria kelahiran 30 tahun lalu tersebut. Salah satu ino-vasinya, Reza sengaja mencantumkan logo terigu Bogasari di kemasan Pia Cap Mangkok. Ini demi meyakinkan pelanggan akan kualitasnya. “Kami memang puas dan bangga bermitra dengan Bogasari,” ucap anggota Bo-gasari Mitra Card (BMC) ini.

Reza pun tak segan mengikuti pa-meran di luar daerah demi memper-luas pasar. Salah satunya mengikuti Bogasari Expo Jakarta pada akhir Juni 2013 lalu. “Kami menjajaki pasar di Jakarta sekaligus promosi produk,” tandas Reza. (RAP)

Reza Setiawan, Pengusaha Pia Cap Mangkok:

Sukses Meneruskan Usaha 3 GenerasiKeputusan Zabur Utomo memilih kata Shuang Xi yang berarti kebahagiaan ganda pada brand produknya, sungguh tepat. Saat ini, usaha pia Cap Mangkok yang dirintisnya tahun 1959, benar-benar memberikan kebahagiaan berlipat ganda, termasuk bagi anak dan cucunya.

10

Page 11: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi

Wacana Mitra * Edisi 198/Tahun XII/2014

Pro�l

Ibu satu anak yang sudah lama gemar bereksperimen dengan kue ini mulai mengembang-

kan hobinya lewat pelatihan di Bogasari Baking Center. Siska, begitu panggilan akrabnya. Sejak pertengahan tahun 2012, meng-awali usahanya dengan belajar secara otodidak melalui media online. Untuk menambah rasa percaya dirinya, di awal tahun 2013 Ibu rumah tangga berusia 29 tahun ini mengikuti beberapa kali pelatihan di Bogasari Baking Center (BBC) Medan.

Dengan visi berbisnis makanan berkualitas,sehat dan bergizi, istri dari seorang PNS ini pun meng-ambil langkah cepat dengan mutu produk dan pelayanan. Oleh karena itu tak heran jika Siska Mayasari, memilih terigu Cakra Kembar Emas: CKE Roti, CKE Oriental, dan CKE Pao se-bagai bahan baku cake dan ba-kery produk andalannya, yang sa-ngat di-gemari para pelanggannya.

Banyaknya pelanggan yang me-ngeluhkan harga roti yang cukup tinggi, ditambah dengan semang-at dan keinginan kuat untuk men-ciptakan jajanan murah dan sehat, dalam hitungan bulan, Siska sudah bisa membuka toko “Cake Room” yang beralamat di Krueng Geukueh jalan Medan – Banda Aceh.

Di tengah masyarakat yang cen-derung menyukai makanan murah meriah, Lulusan D3 Kimia Indus-tri ini berani membuat terobosan dalam mengubah pola konsumsi pangan masyarakat. Wanita kelahir-

an 1984 ini tetap bertahan dalam mutu produk yang akan membawa dampak positif bagi warga sekitar Bi-reuen, Aceh Tengah. Untuk produk unggulan, Siska mematok cake dari harga Rp 30.000 sampai Rp 500.000, roti bun Rp 1.500 sampai Rp 11.000, pizza Rp10.000 hingga Rp.80.000 dan pao Rp10.000.

Diawali dengan mengenalkan produk-produknya kepada kerabat dan kawan-kawan dekatnya terlebih dahulu, Fancy Pao, yang menjadi tren di Indonesia dengan cepat dipasar-kan ke masyarakat sekitar, terutama untuk anak-anak usia sekolah dasar.

Bertutur tentang awal usahanya Siska mengaku menghabiskan 2

sak terigu Segitiga Biru dan 1 sak, Cakra Kembar setiap bulan-nya. Lalu sejak ada produk Cakra Kembar Emas (CKE), Siska bera-lih menggunakan CKE roti, CKE Mantao, dan CKE Oriental ma-sing-masing 2 pack kemasan 5 kg setiap harinya, belum lagi kalau ada pesanan khusus.

Kesibukan Siska sebagai ibu rumah tangga, tidak mempen-garuhi perkembangan usahanya, terbukti semakin hari pesanan untuk roti dan cake semakin ber-tambah, berkat dukungan dari seluruh keluarga, baik suami, orang tua, mertua, dan fam-ily, serta tidak kalah pentingnya peran Bogasari Baking Center (BBC) dalam mengantarkan suk-ses “Cake Room”.

BBC yang dianggap sebagai dapur kedua bagi Siska menjadi bagian penting bagi perkem-

bangan usahanya. Pengalaman mendapat ilmu dan motivasi me-ngiringi langkah suksesnya bersama Bogasari. “BBC sudah seperti dapur kedua dengan program pelatihan yang sangat kompeten, dan bervariatif,” tambahnya.

Siska menuturkan bahwa sejak pertama kali mengenal BBC ia mera-sa bahwa Bogasari Baking Center tempat terbaik untuk memperdalam ilmu khususnya melalui program pelatihan yang up to date, dan men-jadi trendsetter produk cake dan bak-ery, karena dilengkapi dengan pera-latan dan fasilitas yang lengkap serta instruktur yang sangat kompeten.

(Jupiter)

Beralih ke CKE agar Produknya Berkualitas, Sehat dan Bergizi

Siska Mayasari: Alumnus BBC Medan

11

Page 12: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi

Edisi198/TahunXII/2014* Wacana Mitra

Pemasaran

MODAL uang saja, belum cukup. Dalam bisnis, reputasi si pengusaha, seringkali memiliki pengaruh besar. Bahkan, reputasi menjadi mutlak di-perlukan, ketika pengusaha berniat membangun jaringan atau relasi bis-nis yang kuat.

Dengan reputasi yang baik, seorang pengusaha bisa lebih mudah mem-bangun jaringan relasi (network) de-ngan banyak pihak, untuk melancar-kan bisnisnya. Sebaliknya, reputasi yang tidak baik bisa menjadi ganjalan.

Reputasi ini dapat dinilai dari ber-bagai macam aspek, seperti kehidup-an pribadi yang mungkin mencakup aspek moral religiusitas (di Indonesia biasanya hal ini masih cukup diper-hatikan), kehidupan keluarga, riwayat keluarga, dan lain sebagainya.

Selain kehidupan pribadi, reputasi yang akan sangat diperhatikan dari sosok seorang pengusaha, adalah prestasi atau track record-nya dalam hal bisnis, atau secara lebih umum adalah mengenai masalah uang! Ja-ngan pernah main-main dengan ma-salah uang.

Pepatah lama yang mengatakan: “Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya”, sungguh benar terjadi apabila menyangkut masalah uang. Sekali kita pernah terdengar mempunyai reputasi buruk dalam ma-salah uang, maka orang akan berpikir

seribu kali untuk berbisnis dengan kita.

Reputasi buruk ini, misalnya, kita pernah “ngemplang” (tidak mengem-balikan) utang yang dipinjam dari te-man, menggunakan kas perusahaan untuk kepentingan pribadi. Bahkan sekadar “meminjam dulu” kas peru-sahaan untuk keperluan kita, tanpa seizin lebih dahulu ke pengurus lain-nya, sudah cukup untuk menjatuhkan nama kita.

Lebih gawat lagi, sekali kita pernah tercatat mempunyai reputasi buruk di lingkungan pergaulan, seringkali selamanya hal itu akan terbawa. Per-cayalah, bahwa jaringan di dunia bis-nis sangatlah luas, sehingga isu buruk apa pun tentang kita akan dengan mudah tersebar dari telinga ke teli-nga. Jadi, hati-hati dan jaga reputasi baik-baik karena itu modal utama kita. (dari berbagai sumber)

Menjaga Reputasi dalam BisnisDalam menjalankan bisnis, reputasi sangat penting. Sekali saja reputasi seorang pengusaha cacat, akibatnya bisa fatal.

Reputasi yang baik, bisa dibangun dengan selalu mengembangkan si-kap profesional, dalam berinteraksi dengan lingkungan. Tidak terbatas pada lingkungan bisnis. Sikap pro-fesional, antara lain dapat tercer-min dalam hal berikut:- Selalu tepat waktu pada setiap

kegiatan yang telah dijanjikan/dijadwalkan. Misalnya, meng-hadiri pertemuan, mengantar barang ke pelanggan, menyele-saikan pesanan pelanggan, dsb).

- Tidak ceroboh, dan teliti untuk menghindari kesalahan sekecil apapun.

- Bertanggung jawab atas setiap kesalahan yang dibuat, dan ber-sedia memperbaikinya sesegera mungkin.

- Berpakaian rapi dan pantas, ses-uai dengan kondisi yang diha-dapi.

- Menepati janji-janji yang di-ucapkan.

Sikap Profesional

Page 13: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi

Wacana Mitra * Edisi 198/Tahun XII/2014

Manajemen

KETIKA sedang sibuk bekerja, tiba-tiba ada seorang konsumen yang nyerocos mengeluhkan kuali-tas produk atau pelayanan. Situasi semacam ini, kadang membuat jen-gkel. Tapi, sungguh berbahaya jika keluhan itu tidak ditanggapi, atau diladeni secara asal-asalan.

Akibatnya, bisa fatal. Konsumen yang kecewa atas penanganan keluhan mere-ka, dapat mendatangkan kesulitan bagi perusahaan yang bersangkutan. Me-reka bisa bertindak sebagai pembawa citra buruk bagi produk atau perusahaan.

Seperti diutarakan ahli pemasaran, seorang pelang-gan yang kecewa akan menceriterakan kekecewa-annya kepada 9 sampai 20 orang lain.

Dengan perkataan lain, kalau ada 20 orang pelang-gan kecewa terhadap cara perusahaan menangani tun-tutan mereka, akan ada 400 orang lain yang mendengar hal itu. Karena itu, mestinya, dalam keadaan bagaimanapun, sedapat mungkin

keluhan itu ditanggapi dengan serius dan penuh simpati. Pelanggan yang mengajukan tuntutan ingin didengarkan. Mendengarkan secara efektif sangat penting peranannya dalam komunikasi bisnis, termasuk

berdialog dengan pelanggan yang mengajukan tuntutan.

Agar dapat mendengarkan secara efektif, karyawan yang ditugaskan menangani tuntutan wajib mende-ngarkan pelanggan dengan penuh perhatian. Hendaknya mereka dapat membedakan antara fakta dan opini

yang diutarakan pelanggan. Semua fakta tentang masalah yang ditemu-kan selama berdialog, hendaknya dicatat.

Selanjutnya diusahakan terca-pai persetujuan dengan pelanggan bagaimana cara mengatasi tuntutan yang mereka ajukan serta jadwal pe-nyelesaian masalah.

Menghadapi konsumen yang mengeluhkan produk atau pelayanan, kadang memang bikin pening. Tapi, jangan coba-coba mengabaikannya.

Jangan Abaikan keluhan Konsumen

Langkah berikutnya adalah me-menuhi pelaksanaan tuntutan yang telah disetujui kedua belah pihak. Kalau produk yang dibeli pelanggan berupa barang, setelah tuntutan di-penuhi hendaknya segera dikemba-likan dalam kondisi baik.

Betsey Sanders, ahli pemasaran yang juga penulis buku ‘Fabled Ser-vice’, mengutarakan hal-hal yang perlu diperhatikan perusahaan se-lama mereka menangani tuntutan

pelanggan, sebagai beri-kut:

- Hanya 4 persen pelanggan yang kecewa mengajukan tuntutan. Selebihnya be-gitu saja pindah ke produk atau perusahaan lain.- Kalau perusahaan meng-hadapi seorang pelanggan mengajukan tuntutan, me-reka boleh mengharapkan masih ada 26 pelanggan kecewa, yang lain memilih diam.- Kalau perusahaan me-nanggapi tuntutan seorang pelanggan dengan baik dan cepat, mereka boleh berharap 96 persen pelang-gan mereka yang kecewa tetap kembali.

- Secara rata-rata setiap orang pelanggan yang kecewa atas cara pimpinan dan karyawan perusa-haan menangani tuntutan mereka akan menceriterakan kekecewaan itu kepada 9 sampai 20 orang yang dikenalnya.M

Page 14: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi

Tips

Edisi198/TahunXII/2014* Wacana Mitra

1. Sementara…Kata yang satu ini dibidang lain tidak

bermasalah. Namun di dunia pemasaran, sebaiknya penggunaan kata ini dihindar-kan. Misal, seorang calon pelanggan menanyakan tentang apakah ada kenai-kan harga roti. Apa yang sebaiknya kita jawab? Salah jika kita menjawab, “Semen-tara ini tidak naik!” Jika kita menjawab sementara, ini berarti roti tersebut suatu kali nanti kemungkinan akan naik har-ganya. Sebaliknya dengan jawaban “saat ini”, kita mengatakan suatu fakta bahwa roti tersebut memang harganya tidak naik saat kita menjualnya dan di kemu-dian hari kita tidak mengetahui apakah akan naik atau tidak.

2. Mungkin… barangkali…Pilihan kata ini juga sering terlontar

dari para sales. Bahkan, kata yang satu ini menjadi kata yang favorit. Setiap kali mendapatkan pertanyaan dari konsumen, jawaban sales selalu “mungkin”. Alasan-nya, agar mereka aman kata mungkin bermakna ganda: mungkin ya, mungkin tidak. Padahal ini sesuatu kekeliruan be-sar! hindari kata “mungkin” dan meng-ganti dengan kata yang bermakna lebih positif, misalnya “sepengetahuan saya, se-tahu saya,” dan lain sebagainya. Jawaban tersebut lebih bisa diterima daripada kata “mungkin.”

3. Siapa tahu…Ini merupakan salah satu frasa yang

bermakna berandai-andai. Dunia sales adalah dunia yang pasti, bukan khaya-lan. Jika kita suka berandai-andai, tem-pat Anda bukan dibidang ini. Sejumlah tenaga sales sering menggunakan kata ini. Misal, ketika menawarkan sebuah produk, mereka mengatakan, “Siapa tahu tahun depan nilai produk ini meningkat, pasti ini menguntungkan buat bapak/ibu!” Ini merupakan sebuah iming-im-ing yang sama sekali tidak pasti, hanya pengandaian belaka. Anda sebaiknya mengganti kata tersebut dengan kata yang lebih bernilai dan layak di percaya, seperti “Berdasarkan pengalaman…” atau “Berdasarkan catatan kami…”.

Kalimat pengandaian lainnya yang ha-rus dihindari adalah barangkali, kalau-ka-lau, dan banyak lagi. Semua kalimat pen-gandaian ini bisa dihindari jika kita sering berlatih berinteraksi dengan konsumen.

4. Jadi beli atau tidak ?Kalimat tersebut merupakan kalimat

tanya yang tampak wajar di sales. Na-mun, sesungguhnya, kalimat semacam ini adalah kalimat yang menyesatkan dan keliru serta akan menghasilkan kekece-waan bagi kita. Apa jawaban yang akan muncul dari pertanyaan tersebut? Hanya dua kemungkinan: jadi atau tidak. Jika

mereka memutuskan membeli, kita sa-ngat bersyukur; jika tidak, kita bernasib malang!

Oleh karena itu agar kita mendapat jawaban yang lebih pasti, berikan pertan-yaan yang pasti-pasti saja. Buatlah suatu pertanyaan yang membuat konsumen seolah-olah sudah membeli, misal den-gan bertanya, “Anda mau yang isi cokelat atau isi keju?” Dari pertanyaan tersebut ada dua kemungkinan jawaban: cokelat atau keju. Namun kedua jawaban terse-but mencerminkan konsumen sudah pasti membeli. Pertanyaan semacam ini juga berlaku ketika akan membuat janji berte-mu sales. Pertanyaannya bukan bersedia atau tidak, melainkan telah memastikan tempat dan waktu bertemu.

5. Barang sisaHati-hati menyebut kata “barang

sisa” atau “sisa barang”. Secara rasional tidak ada seorang pun yang bersedia membeli barang sisa sales. Namun, kita sering menyebut stok yang ada sebagai stok sisa atau sisa stok ketika menjawab perta-nyaan pelanggan. Misal, sebuah promo sudah berlangsung beberapa hari yang lalu, kemudian seorang pelanggan menanyakan apakah produk promo ma-sih ada. Seorang sales lalu menjawab, “Oh, masih ada satu lagi sisa promo ke-marin” Sisa? Siapa yang menginginkan barang sisa? Jawaban seharusnya adalah ”persediaan masih ada”.

6. Dijual rugiJangan pernah mengatakan kepada

calon pelanggan dengan kata “ini saja su-dah dijual rugi” untuk meyakinkan bahwa harga barang kita sangat murah. Selain akan menurunkan nilai barang juga kon-sumen pasti tidak akan percaya. Akan lebih baik mengatakan “kami hanya meng-ambil untung sedikit.”

Dari berbagai sumber

Jika Anda Seorang Sales,

Hindari Kata dan Kalimat ini:Sering kita mendengar kata atau kalimat yang dilontarkan oleh seorang sales untuk “merayu” calon konsumen agar mau membeli porduk yang dijualnya. Namun ada beberapa kata atau kalimat yang justru akan berefek negatif atau malah merugikan karena akan mendapat respons negatif dari calon konsumen. Paling tidak, persepsi konsumen terhadap apa yang disampaikan tidak sesuai de-ngan harapan kita. Berikut kata atau kalimat yang harus dihindari:

Page 15: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi

Resep

Wacana Mitra * Edisi 198/Tahun XII/2014

Bahan: 500 gram Terigu Cakra kembar Emas 8 gram Baking powder 8 gram Ragi Instan 60 gram Gula pasir 15 gram Susu bubuk 60 gram Shortening putih300 gram Air

Bahan Filling :100 gram Mayonaise 20 pcs Sosis sapi goreng 5 gram Black papper tumbuk kasar100 gram Keju slice 50 gram Saus tomat 30 gram Bawang bombay, (potong dadu) 50 gram Selada keriting

Cara Membuat:

1. Aduk bahan kering dengan kecepatan rendah, kemudian masukkan dan air.

2. Matikan mixer, masukkan shortening putih aduk dengan kecepatan medium sampai adonan kalis.

3. Potong timbang @ 50 gram, bulatkan lalu istirahatkan ± 10 menit, tutupi plastik.

4. Roll adonan lalu gulung atau lipat jadi 2 bagian sama besar (poles minyak di antara adonan agar gampang untuk penataan isi).

5. Istirahatkan adonan selama 30-45 menit.

6. Kukus adonan selama 10-15 menit lalu didinginkan.

7. Siapkan bahan isian lalu tata isi di bagian tengah pao.

8. Siap disajikan.

Blackpaper Burger Pao

Bahan: 1000 gram Terigu Cakra Kembar 10 gram Garam 10 gram Ragi instan 50 gram Gula pasir 20 gram Susu bubuk 100 gram Telur utuh 420 gram Air es 100 gram Margarin 500 gram Shortening pastry

Bahan Isian Daging Sapi:250 gram Daging sapi cincang 10 gram Bawang putih 50 gram Bawang bombay (1) 3 gram Lada hitam 5 gram Garam 10 gram Gula pasir

Bahan Topping: 50 gram BBQ Sauce100 gram Paprika hijau dan merah200 gram Keju mozarella100 gram Bawang bombay (2) potong dadu Cara Membuat Isian Daging Sapi:1. Tumis bawang putih cincang hingga

harum, tambahkan bawang bombay (1) masak hingga harum.

2. Masukkan daging sapi cincang aduk hingga berubah warna

3. Tambahkan sedikit air, lada hitam, garam, gula hingga rasa sesuai selera dan masak hingga kering, dinginkan.

4. Siap digunakan sebagai bahan isian.

Cara Membuat:1. Aduk bahan kering dengan kecepatan

rendah, kemudian masukkan telur dan air.

2. Matikan mixer, masukkan margarin aduk dengan kecepatan sedang sampai adonan ¾ kalis. Istirahatkan ± 10 menit.

3. Siapkan shortening pastry yang telah dipipihkan.

4. Isi 2/3 bagian adonan dengan shortening pastry, lipat sedemikian hingga terbentuk 3 bagian adonan, 2 bagian shortening pastry (metode Inggeris).

5. Pipihkan lagi dan lipat dengan lipatan single lalu istirahatkan ± 10 menit. Lakukan pelipatan ini 3 kali.

6. Pipihkan hingga ketebalan adonan ± 3 mm.

7. Poles tipis dengan BBQ Sauce, lalu taburi dengan daging sapi cincang yang sudah dimasak, paprika potong dadu, bawang bombay (2), keju mozarella lalu gulung

8. Potong dengan ketebalan ± 2-3 cm lalu susun di loyang.

9. Biarkan mengembang selama 30 - 45 menit, poles dengan bahan olesan.

10. Panggang dengan suhu 190-2000C selama 15 menit atau hingga matang.

BBQ Rosette Roll

Page 16: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi

Edisi198/TahunXII/2014* Wacana Mitra

Serba-Serbi

Rahasia Menjadi Penjual yang Handal

Sebagai pengusaha kecil, kita bukan cuma dituntut untuk mampu memproduksi produk

yang kualitasnya bagus, tetapi juga memiliki kemampuan menjual yang baik. Kemampuan seperti ini, sangat dipengaruhi oleh sikap mental. Jika kita memiliki sikap mental yang positif, niscaya akan lebih mudah untuk tampil sebagai penjual yang ulung.

Sikap mental positif tersebut, antara lain terdiri: - Memiliki perasaan bangga- Selalu merasa gembira- Tinggi tatakramanya

Perasaan BanggaPerasaan bangga sangat

diperlukan, untuk menimbulkan rasa percaya diri ketika berhadapan dengan konsumen. - Bangga terhadap dirinya sendiri.- Bangga terhadap produk yang

mereka dijual atau sajikan kepada pembeli.

- Bangga terhadap tugasnya menjaga hubungan baik dengan pelanggan.

- Bangga terhadap usaha yang dimiliki. Pengusaha yang tidak dapat

mem-punyai kebanggan pada dirinya sendiri, produk yang me-reka jual, pekerjaaannya sebagai pengusaha dan perusahaan yang dimiliki, niscaya tidak akan

bergairah menjalankan tugasnya. Harapan atau optimismenya untuk dapat berhasil dalam menjual pun, tidak besar.

Bersikap Gembira Ketika menjalankan kegiatan

penjualan, pengusaha harus selalu merasa gembira dan menyebarkan perasaan itu kepada orang-orang yang mereka temui, dan orang-orang di sekelilingnya.

Dia selalu menebar senyuman kepada orang lain, terutama para pembeli dan pelanggan.

Dia tetap tersenyum walaupun calon pembeli atau pelanggan yang sedang dihadapi bermuka masam, cemberut, tidak ramah atau tidak bersahabat.

Tatakrama Tinggi Pengusaha yang memiliki tata

krama tinggi, ditandai oleh hal-hal yang berikut:

- Selalu mengingat-ingat nama para pelanggan satu per satu. Menyebut nama itu pada saat-saat pertemuan dengan mereka. Pelanggan lebih merasa akrab apabila nama mereka disebut-sebut selama pertemuan.

- Mengucapkan salam pada saat bertemu pelanggan, dan mengucapkan terima kasih pada saat perpisahaan.

- Berpakaian rapi selama berkunjung atau meladeni calon pembeli atau pelanggan.

- Bersikap ramah dan penuh perhatian.

- Tidak bersikap dingin selama meladeni pembeli, tetapi juga tidak bersikap terlalu bebas atau sok akrab. Misalnya, menepuk bahu, mengguncang-guncang tangan sewaktu bersalaman, menggandeng tangan pelanggan, merokok atau sewaktu berbicara memasukan tangan ke saku celana.

- Tidak mengajak berdebat tentang perbedaan pendapat.

- Hanya menjanjikan hal-hal tertentu yang diyakini dapat dia penuhi.

Pemasaran sebuah produk, seringkali ditentukan oleh kepiawaian penjualnya. Untuk menjadi penjual yang handal, perlu memiliki sikap mental positif.

Page 17: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi

Info UKM

Wacana Mitra * Edisi 198/Tahun XII/2014

Pemerintah resmi menaikkan batasan omzet pengusaha kecil yang wajib dikukuhkan sebagai

Pengusaha Kena Pajak (PKP) atau menjadi wajib PPN menjadi Rp 4,8 miliar setahun. Sebelumnya omzet pengusaha kecil yang kena pajak minimal Rp 600 juta setahun.

Perubahan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor : 197/PMK.03/2013 yang ditetapkan tanggal 20 Desember 2013 dan mulai berlaku efektif sejak 1 Januari 2014.

Sebelumnya, sebagaimana disebut-kan dalam Pasal 3A UU PPN, bahwa pengusaha yang melakukan penye-rahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak, kecuali pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan, wajib mela-porkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP dan wajib memungut, menyetor, dan melaporkan PPN yang terutang.

Dengan adanya PMK ini, pengusaha dengan omzet tidak melebihi Rp 4,8 miliar setahun dan memilih menjadi Non PKP, tidak diwajibkan menjadi PKP dan menjalankan kewajiban per-pajakan yang melekat

Peraturan Menteri Keuangan ini diterbitkan dengan maksud untuk mendorong Wajib Pajak dengan omzet tidak melebihi Rp 4,8 miliar setahun lebih banyak berpartisipasi

menggunakan Skema Pajak Pengha-silan (PPh) Final menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013 yang telah berjalan sejak Juli 2013 lalu karena tidak kuatir lagi dengan efek perpajakan PPN-nya.

Dengan naiknya batasan omzet ini, maka bagi PKP dengan omzet tidak melebihi Rp 4,8 miliar dan memilih untuk menjadi non PKP, tidak diwa-jibkan lagi untuk membuat Faktur Pajak dan tidak perlu lagi melapor-kan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN sehingga biaya kepatuhan per-pajakan (cost of compliance) menjadi lebih rendah.

Secara umum, dengan adanya aturan ini akan memudahkan Wajib Pajak untuk menjalankan kewajiban perpajakannya. Sehingga, dengan adanya kemudahan ini ditambah ke-mudahan lain yang telah ada, maka Wajib Pajak akan menjadi lebih patuh dalam menjalankan kewajiban perpajakannya.

Dengan demikian untuk outlet yang omzet setahun tidak melebihi Rp 4,8 milyar dan telah berstatus Pengusaha Kena Pajak (PKP) dapat mengajukan permohonan untuk dicabut pengu-kuhan PKP nya. ***

UKM Beromzet di Bawah Rp 4,8 Miliar Tidak Kena Pajak

Page 18: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi

Info Bogasari

Page 19: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi

Wacana Mitra * Edisi 196/Tahun XII/2013

Page 20: LAGANSA 0807-1800-888, - Beranda | Bogasari 198.compressed.pdfbahagiaan berlipat ganda, dan kini di teruskan oleh ge-nerasi ketiganya, Reza Setiawan. Dalam menjalankan bisnis, reputasi