kontribusi daya ledak otot tungkai dan...
TRANSCRIPT
1
KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI
MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH ATLET
BOLAVOLI SMA NEGERI 3 TABIR SELATAN MERANGIN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Stara Satu (S1)
Oleh :
AGUS TRIONO
2008 / 07146
PROGAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAH RAGA
JURUSAN KEPELATIHAN OLAH RAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
4
ABSTRAK
Agus Triono (2012) : Kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai Dan Koordinasi
Mata-Tangan Terhadap Kemampuan Smash Atlet
Bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan Merangin
Tujuan penelitian ini untuk melihat kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai
terhadap Kemampuan Smash, kontribusi Koordinasi Mata-Tangan terhadap
Kemampuan Smash, dan kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai dan Koordinasi Mata-
Tangan secara bersama-sama terhadap Kemampuan Smash Atlet Bolavoli SMA
Negeri 3 Tabir Selatan Merangin. Penelitian ini masuk dalam penelitian
Korelasional.
Populasi penelitian ini adalah Atlet Bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan
Merangin yang berjumlah 20 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik Total Sampling yaitu pemain yang aktif mengikuti latihan yang
berjenis laki-laki berjumlah 20 orang. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah terdapat kontribusi yang berarti antara Daya Ledak Otot Tungkai terhadap
Kemampuan Smash, terdapat kontribusi yang berarti antara Koordinasi Mata-Tangan
terhadap Kemampuan Smash, dan terdapat kontribusi yang berarti antara Daya Ledak
Otot Tungkai dan Koordinasi Mata-Tangan secara bersama-sama terhadap
Kemampuan Smash.
Pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur Daya Ledak Otot Tungkai
melalui tes vertical Jump. Untuk Koordinasi Mata-Tangan melalui Sasaran Tes
Ballmofen Und-Forgen. Selanjutnya Kemampuan Smash dilakukan melalui tes
ketrampilan smash. Analisa data dan pengujian hipotesis penelitian menggunakan
teknik analisis korelasi sederhana dan teknik analisis korelasi ganda dengan taraf
signifikan α = 0,05. Untuk mencari kontribusi menggunakan rumus r2
x 100%. Hasil
analisis data menunjukkan (1) Daya Ledak Otot Tungkai berkontribusi terhadap
Kemampuan Smash sebesar 32.49% terhadap Atlet Bolavoli SMA Negeri 3 Tabir
Selatan Merangin, (2) Koordinasi Mata-Tangan berkontribusi terhadap Kemampuan
Smash sebesar 40.96% terhadap Atlet Bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan
Merangin, (3) Daya Ledak Otot Tungkai dan Koordinasi Mata-Tangan berkontribusi
secara bersama-sama terhadap Kemampuan Smash sebesar 62.41% terhadap Atlet
Bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan Merangin.
Kata Kunci : Daya Ledak Otot Tungkai, Koordinasi Mata-tangan dan
Kemampuan Smash
i
5
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT dan atas izin-Nya
skripsi ini dapat diselesaikan. Salawat beriring salam di sampaikan kepada junjungan
Nabi Besar Muhammad SAW, kerena dengan ajarannya yang beliau bawa dapat
menjadikan inspirasi peneliti dalam menyelasaikan skripsi dengan judul
“Kontribusi Daya ledak Otot Tungkai dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap
Kemampuan Smash Atlet Bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan Merangin”,
telah dapat peneliti selesaikan dengan baik, penulisan skripsi ini merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan
Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Padang.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari telah banyak mendapat
bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini peneliti
dengan kerendahan hati mengucapakan banyak teima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Arsil, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang.
2. Bapak Drs. Maidarman, M.Pd, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
3. Bapak Drs. Umar, MS.,AIFO, selaku Pembimbing I dan Bapak Drs. Masrun,
MKes.,AIFO selaku Pembimbing II, yang telah memberikan waktu, perhatian
dan kesabaran dalam membimbing peneliti menyelesaikan skripsi ini.
ii
6
4. Bapak Drs. Maidarman M.Pd, Bapak Drs. Hermanzoni M.Pd, dan Bapak Roma
Irawan, S.Pd. M.Pd, sebagai tim penguji yang telah banyak memberikan arahan
dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang telah
banyak memberikan bantuan kepada peneliti selama proses penelitian.
6. Orang tua beserta keluarga besar yang telah memberikan bantuan baik moril
maupun materil.
7. Rekan-rekan seperjuangan dan semua pihak yang telah banyak memberikan
bantuannya dalam proses pembuatan skripsi ini.
Semoga jasa baik semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam
penyelesain skripsi ini mandapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Amin
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih dari kesempurnaan, oleh karena
itu, segala kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Harapan peneliti semoga
skripsi ini memberi manfaat bagi pembaca maupun peneliti sendiri.
Padang, Januari 2012
Peneliti
iii
7
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
ABSTRAK........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ .. iv
DAFTAR TABEL .................................................................................... .. vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................ .. vii
DAFTAR LAMPIRAN…. ....................................................................... .. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 7
D. Perumusan Masalah .............................................................. 7
E. Tujuan penelitian .................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ......................................................................... 9
1. Smash ............................................................................. 9
2. Daya ledak otot tungkai ................................................... 14
3. Koordinasi mata-tangan ................................................... 19
B. Kerangka Konseptual ............................................................ 23
C. Hipotesis Penelitian .............................................................. 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................... 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 29
C. Populasi dan Sampel ............................................................. 29
iv
8
D. Jenis Data dan Sumber Data ................................................. 30
E. Instrumen Penelitian ............................................................. 31
F. Prosedur Penelitian ............................................................... 32
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 34
H. Tekknik Analisa Data ........................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ..................................................................... 43
B. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................. 48
C. Pengujian Hipotesis .............................................................. 50
D. Pembahasan .......................................................................... 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................... 61
B. Saran .................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
9
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Populasi penelitian.................................................................... 30
Tabel 2. Tenaga Pengawas ..................................................................... 32
Tabel 3. Pembantu Penelitian ................................................................. 33
Tabel 4. Alat-alat penelitian ................................................................... 33
Tabel 5. Format Penilaian....................................................................... 34
Tabel 6. Distribusi frekuensi daya ledak otot tungkai (X1) ...................... 43
Tabel 7. Distribusi frekuensi kooerdinasi mata-tangan (X2) .................... 45
Tabel 8 Distribusi frekuensi kemampuan smash .................................... 47
Tabel 9 Rangkuman uji normalitas sebaran data dengan uji lilliefors .... 49
Tabel 10. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Daya Ledak Otot Tungkai
(X1) Terhadap kemampuan smash (Y) Atlet Bolavoli SMA Negeri
3 Tabsel Merangin ................................................................... 50
Tabel 11. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Koordinasi Mata-tangan (X1)
Terhadap Kemampuan Smash (Y) Atlet Bolavoli SMA Negeri 3
Tabsel Merangin ....................................................................... 51
Tabel12. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Ledak
OtotTungkai(X1)Dan Koordinasi Mata-tangan (X2) Secara
Bersama-Sama Terhadap kemampuan smash (Y) Atlet Bolavoli
SMA Negeri 3 Tabsel Merangin ............................................... 52
vi
10
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Teknik smash bolavoli .............................................................. 10
Gambar 2. Kerangaka konseptual .............................................................. 27
Gambar 3. Pelaksanaan vertical jump......................................................... 35
Gambar 4. Pelaksanaan tes koordinasi mata-tangan.................................... 37
Gambar 5. Pengukuran ketepatan smash .................................................... 39
Gambar 6. Histrogan daya ledak otot tungkai ............................................. 44
Gambar 7. Histrogam koordinasi mata-tangan ........................................... 46
Gambar 8. Histrogam kemampuan smash .................................................. 48
vii
11
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Data Hasil Penelitian ..................................................................... 64
Lampiran 2 : Analisis Uji Normalitas Dayaledak Otot Tungkai .......................... 65
Lampiran 3 : Analisis Uji Normalitas koordinasi mata-tangan ............................ 66
Lampiran 4 : Analisis Uji Normalitas kemampuan smash .................................. 67
Lampiran 5 : Analisis Korelasi Sederhana Dan Korelasi Berganda ..................... 68
Lampiran 6 : Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors .................................................. 73
Lampiran 7 : Tabel Dari Harga Kritik Dari Product Moment .............................. 74
Lampiran 8 : Daftar Luas Dibawah Lengkungan Normal Standar Dari 0
Ke Z ............................................................................................ 75
Lampiran 9 : Surat Penelitian Dari FIK UNP ..................................................... 77
Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian Dari Dinas Pendidikan Merangin .................. 78
Lampiran 11 : Surat Tanda Telah Melakukan Penelitian Dari SMAN 3
TabSel Merangin .......................................................................... 79
Lampiran 12 : Surat Keterangan Dari UPTD Balai Pengawasan Mutu
Barang .......................................................................................... 80
Lampiran 13 : Foto Pengambilan Data Penelitian ................................................. 81
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bolavoli adalah salah satu cabang olahraga permainan yang banyak
diminati oleh masyarakat di beberapa negara, khususnya di Indonesia. Ini terbukti
dengan banyak berdirinya klub-klub bolavoli dan banyak pula peminatnya yang
didominasi mulai kelompok pemula, remaja dan orang dewasa wanita maupun
pria sehingga sering diadakan kejuaraan rutin tiap tahunnya formal maupun non
formal yang bertujuan sebagai ajang penyaluran bakat dan pencapaian prestasi.
Dalam penyaluran bakat atau minat untuk mencapai prestasi, maka perlu
adanya kerja sama antara masyarakat dan pemerintah baik pusat maupun daerah.
Kerja sama yang dimaksud dapat berupa dalam penyedian sarana dan prasarana
serta menempatkan pelatih yang tepat. Untuk meraih prestasi tersebut, kerja sama
yang dilakukan harus terarah dan memperhatikan aspek-aspek yang mendukung
prestasi tersebut. Diantaranya adalah kegiatan olahraga yang dilaksanakan secara
terkoordinir dan kontiniu serta memperhatikan prinsip-prinsip latihan.
Dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional Indonesia Nomor
3 Tahun 2005 tentang pembinaan dan pengembagan olahraga prestasi pada Pasal
27 Ayat 4 yang menyatakan bahwa : “Pembinaan dan pengembangan olahraga
prestasi dilaksanakan dengan memberdayakan perkumpulan olahraga,
2
menumbuhkembangkan sertra pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan
daerah, dan penyelenggarakan kompetisi secara berjenjang dan
berkelanjutan”(2005;16).
Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat disimpulkan untuk meningkatkan
prestasi olahraga bolavoli di daerah maupun nasional para pelatih bolavoli harus
mempersiapkan atletnya agar dapat bermain seoptimal mungkin disetiap
pertandingan, agar meraih perestasi yang diinginkan. Salah satu yang harus
diperhatikan pelatih adalah kondisi fisik. seperti : daya tahan, kekuatan,
fleksibilitas, kecepatan, dan koordinasi gerak yang baik, serta teknik, taktik,
strategi dan mental. Syafruddin (1999 : 30) menyatakan bahwa “salah satu unsur
atau faktor penting untuk meraih suatu prestasi adalah kondisi fisik”. Kemudian
Yunus (1992 ; 61) mengatakan bahwa “persiapan fisik harus dipandang sebagai
hal yang penting dalam latihan untuk mencapai prestasi tinggi’. Selain itu,
kemampuan seseorang dalam bermain bolavoli juga dipengaruhi oleh faktor lain
yaitu ; bakat, motivasi dalam berlatih serta progam yang dijalankan pelatih.
Dalam kegiatan olahraga banyak faktor pendukung yang mempengaruhi
untuk mendapatkan prestasi seperti kondisi fisik, teknik, taktik, dan mental.
Begitu pula dalam olahraga bolavoli disamping harus mempunyai kondisi fisik,
taktik dan mental diperlukan penguasaan teknik yang baik oleh atlet bolavoli,
karena tanpa adanya penguasaan teknik yang baik seorang atlet bolavoli tidak
dapat mewujudkan apa yang diharapkan.
3
Didalam permainan bolavoli komponen kondisi fisik terdiri dari daya
tahan, kekuatan, kecepatan, kelicahan dan kelentukan, sedangkan teknik terdiri
dari : servis, passing, smash dan block. Semua teknik ini mempunyai fungsi dan
tujuan yang berbeda serta pelaksanaan juga berbeda. Salah satu teknik yang
diandalkan dalam permainanan bolavoli adalah smash yang bertujuan mematikan
bola di daerah lawan. Smash yang dimaksud bola masuk kedaerah lawan dengan
bola menukik atau bola masuk menempati daerah yang kosong, dengan berbagai
rintangan seperti tingginya net, menghindari block lawan, menempatkan bola ke
daerah yang sulit dijangkau lawan dan memperkuat smash, sehingga lawan sulit
untuk mengembalikan bola. Kemampuan smash (pukulan) merupakan salah satu
teknik yang harus dikuasai oleh setiap pemain untuk melakukan serangan
sehinggga mendapatkan angka dan meraih kemenangan.
Daya ledak otot tungkai merupakan faktor penunjang saat melakukan
smash yaitu untuk melompat setinggi-tingginya meraih dan memukul bola tepat
pada atas bola dengan begitu bola akan jatuh menukik. Kekuatan dan kecepatan
merupakan faktor yang mempengaruhi daya ledak, jika ingin mempunyai daya
ledak yang bagus maka kedua faktor ini harus lebih diperhatikan. “Kelentukan
adalah kemampuan menggerakan persendian otot pada keseluruhan ruang
gerakannya”( Arsil 1999:155). Fungsi kelentukan mempercepat latiahan teknik
dalam bolavoli dan kelentukan tubuh saat melakukan smash akan menambah
kuatnya smash. Daya ledak otot lengan merupakan faktor penunjang dalam
4
melakukan smash bolavoli yaitu kuatnya smash yang dilakukan smashser.
Sedangkan “koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkai berbagai
unsur gerak menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya Suharno
dalam Erianti 2004;93)”. Selain itu faktor penunjang dalam bolavoli adalah
sarana dan prasarana, progam yang dijalankan, taktik serta mental.
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa banyak sekali fakor-faktor
yang mempengaruhi dalam permainan bolavoli. Untuk itu seorang pelatih
maupun atlet bolavoli harus memperhatikan bentuk-bentuk latihan kondisi fisik,
teknik, taktik dan mental, karena faktor fisik,teknik,taktik dan mental saling
berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.
Daya ledak otot tungkai untuk mencapai raihan yang tinggi sehingga dapat
menghindari bola dari net. Daya ledak otot tungkai adalah kemampuan seseorang
untuk mengatasi tahanan atau beban dengan kecepatan yang tinggi. Koordinasi
mata-tangan saat melakukan smash (pukulan),dimana mata sebagai alat informasi
untuk melihat jalanya bola, kemudian disampaikan ke syaraf pusat diproses lalu
di smapaikan ke syaraf otot dan tangan pun melakukan gerakan memukul bola.
koordinasi mata-tangan sangat menentukan hasil dari smash yaitu tepat tidaknya
sasaran yang di tuju smasher. Seseorang yang mempunyai daya ledak otot
tungkai yang terlatih dan koordinasi mata-tangan yang baik, saat malakukan
smash bolavoli akan mendapatkan hasil yang memuaskan, karena kedua faktor ini
sangat berpengaruh terhadap hasil smash.
5
Smash yang diharapkan dalam permainan bolavoli adalah smash yang
efektif dalam upaya menghasilkan angka dengan jatuhnya bola menukik ke
daerah lawan serta lawan tidak dapat mengembalikan bola, sehingga dapat
menambah angka. Smash yang dilakukan tentunya dengan pukulan yang keras
dan cepat di atas net dan mengarah pada bidang sasaran yang sulit dijangkau tim
lawan. Smash yang dikatakan gagal adalah smash yang dilakukan tidak sesuai apa
yang diharapkan seperti : tidak melewati net, terkena blocking lawan dan jatuh di
lapangan sendiri, keluar lapangan atau tidak tepat sasaran.
SMA Negeri 3 Tabir Selatan Merangin merupakan salah satu sekolah
yang melakukan pembinaan olahraga bolavoli, para siswa dilatih untuk
mempersiapkan menanghadapi berbagai pertandingan bolavoli antar sekolah
maupun luar sekolah tingkat daerah dan tingkat kota. Namun berdasarkan
informasi yang diterima sudah dua tahun ini prestasi yang didapat menurun.
Gejala yang terlihat saat bermain atlet bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan
Merangin adalah seringnya melakukan kesalahan dalam mensmash bola seperti ;
bola menyangkut net, bola mudah dihadang (block) oleh lawan, dan penempatan
bola yang kurang tepat, sehingga untuk mendapatkan poin sulit sekali, pada hal
jika dilihat dari umpan sudah cukup baik untuk melakukan serangan namun saat
dismash hasil tidak memuaskan bola nyangkut di net dan mudah terhadang block.
Rendahnya kualitas smash para pemain karena pelatih mengabaikan unsur -unsur
yang sangat penting yang menentukan terhadap kemampuan para pemain yaitu
6
seperti ; kondisi fisik,teknik dan mental, terutama kekuatan dan kecepatan untuk
menghasilkan daya ledak otot tungkai. Selain itu koordinasi mata-tangan juga
sangat berpengaruh terhadap penguasaan teknik pelaksanan smash yang baik.
Berdasarkan masalah di atas, maka peneliti berkeinginan untuk meneliti
tentang kontribusi (sumbangan) daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-
tangan terhadap kemampuan smash (pukulan). Dengan adanya penelitian ini,
maka diharapkan dapat berkontribusi terhadap prestasi bolavoli SMA Negeri 3
Tabir Selatan Merangin.
B. Indentifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan penelitian
ini dapat di indentifikasikan sebagai berikut ;
1. Apakah kemampuan smash dipengaruhi oleh daya ledak otot tungkai ?
2. Apakah kemampuan smash dipengaruhi oleh koordinasi mata-tangan ?
3. Apakah kemampuan smash dipengaruhi oleh teknik ?
4. Apakah kemampuan smash dipengaruhi oleh sarana da prasarana?
5. Apakah kemampuan smash dipengaruhi oleh daya ledak otot lengan?
6. Apakah kemampuan smash dipengaruhi oleh kelentukan ?
7. Apakah kemampuan smash dipengaruhi oleh mental ?
7
C. Pembatasan masalah
Mengingat banyaknya variabel yang mempengaruhi terhadap
permasalahan yang terdapat di dalam identifikasi masalah di atas, maka penelitian
ini di batasi pada faktor daya ledak otot tungkai dan faktor koordinasi mata-
tangan terhadap kemampuan smash bolavoli.
D. Perumasan masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Apakah daya ledak otot tungkai memberikan kontribusi terhadap
kemampuan smash bolavoli?
2. Apakah koordinasi mata-tangan memberikan kontribusi terhadap terhadap
kemampuan smash bolavoli?
3. Apakah daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-tangan secara
bersama-sama memberikan kontribusi terhadap kemampuan smash
bolavoli?
E. Tujuan penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Seberapa besar kontribusi daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan
smash atlet bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan Merangin.
8
2. Seberapa besar kontribusi koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan
smash atlet bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan Merangin.
3. Seberapa besar kontribusi antara daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-
tangan secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap kemampuan
smash atlet bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan Merangin.
F. Kegunaan penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai informasi untuk berbagai pihak ;
1. Bagi peneliti merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan di Jurusan Kepelatihan Olahraga FIK UNP.
2. Bagi pelatih dan pembina olahraga sebagai pedoman dalam pembinaan
olahraga khususnya bolavoli.
3. Bagi peneliti, sebagai pengembangan ilmu, wawasan dan pengalaman dalam
penelitian khususnya pada cabang olahraga bolavoli.
4. Bagi kalangan masyarakat FIK-UNP, sebagai pedoman dan perbandingan
terhadap penelitian selanjutnyya.
5. Bagi perpustakaan, sebagai referensi tambahan di Perpustakaan Fakultas dan
Universitas Negeri Padang.
9
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian teori
1. Smash
Smash adalah salah satu teknik dalam melakukan serangan ke daerah
lawan untuk mendapatkan poin dan meraih kemenangan. Erianti (2004 ; 150).
Mengatakan bahwa “Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan
untuk mencapai kemenangan”. Dalam malakukan smash diperlukan raihan
dan kemampuan meloncat yang tinggi agar keberhasilan dapat dicapai.
Smash pada hakekatnya merupakan suatu pukulan keras yang
dilakukan dengan memanfaatkan keberadaan bola di udara di atas net yang
diarahkan pada suatu sasaran tertentu di lapangan lawan. Viera dkk (2004:71)
menyatakan bahwa smash keras merupakan bagian yang amat penting dan
menarik pada permainan bolavoli.
Untuk melakukan smash yang baik atlet bolavoli harus malakukan
tolakan melompat ke udara dan dengan tajam memukul bola melewati
rintangan net dan block, dengan jatuhnya bola mendarat dalam daerah lawan
yang dibatasi garis lapangan. Hal ini smash merupakan diantara teknik
bolavoli yang paling sulit untuk dipelajari dari semua teknik dalam permainan
9
10
bolavoli, dimana membutuhkan gerakan yang menuntut koordinasi dari
berbagai sub gerak. Erianti (2004 ; 150). Mengatakan bahwa
Smash merupakan suatu teknik yang mempunyai gerakan yang komplek
yakni terdiri dari ; 1). Langkah awal, 2). Tolakan untuk meloncat, 3). Saat
mendarat kembali setelah memukul bola. Proses gerakan smash secara
keseluruhan dapat diuaraikan sebagai berikut ; dengan anggapan pemukul
menggunakan tangan kanan dan smash dari posisi empat.
a. Sikap pemulaan
Berdiri serong lebih kurang 45 derajat dengan jarak 3 sampai 4
meter.
b. Gerakan pelaksanaan
Dengan langkah biasa langkahkan kaki kiri ke depan dan diikuti
dengan langkah kaki kanan yang panjang, lalu kaki kiri diletakan di
samping kaki kanan sambil menekuk lutut rendah. Kedua lengan berada
dibelakang badan, segera melakukan tolakan sambil mengayun lengan
ke depan atas, pada saat loncatan tertinggi segera meraih dan memukul
bola setingginya di atas net.
c. Gerakan lanjutan
Menjaga keseimbangan badan agar tidak menyetuh dan menabrak
net serta mendarat kembali dengan menumpu pada dua kaki sambil
mengeper lalu kembali mengambil siap normal.Untuk lebih jelasnya
teknik pelaksanan smash dapat di lihat pada gambar 1 di bawah ini !
Gambar 1. Gerakan teknik smash.
(Sumber : Erinati, 2004 ; 157)
11
Dari beberapa pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa smash
sebenarnya merupakan keterampilan yang esensial sebagai cara mematikan
bola ke daerah lawan. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa smash
bolavoli adalah suatu keterampilan memukul bola sambil melompat secara
keras dengan menggunakan telapak tangan dari atas menuju ke bawah
(menukik). Untuk mendapakan smash yang keras dan menukik tersebut,
smasher harus meloncat dan memukul bola di atas ketinggian net dengan
koordinasi gerakan yang baik.
Jenis – jenis smash dalam bolavoli ;
a. Smash Open
Proses smash dimulai dari sikap permulaan, gerakan
pelaksanaan dan gerakan lanjutan sama dengan proses pelaksanaan
smash secara umum. Tetapi ada ciri-ciri khusus pada smash open yaitu
;
1. Lambungan umpan bola cukup tinggi mencapai 3 meter ke atas
dan jarak lintasan yang diumpankan berkisar antara 20 sampai
50 cm dari net.
2. Titik bola yang diumpankan berada di sekitar daerah tengah
antara pengumpan dan smasher yang diukur dari garis proyeksi
smasher terhadap net
3. Langakah awal dimulai setelah bola dilepas dari tangan
12
pemgumpan dengan pandangan berkonsentrasi kepada
jalannya bola.
4. Meraih dan memukul bola setinggi-tingginya di atas net.
b. Smash Semi
Pelaksanaan gerakan smash semi sama dengan smash open,
letak perbedaannya hanya terletak pada ketingggian umpan dan
mengambil langkah awal, awal langkah ke depan di mulai pelan-pelan
sejak bola mengarah kepengumpan dan begitu bola diumpan oleh
pengumpan smasher segera meloncat dan memukul bola secepat-
cepatnya di atas net, ketinggian upan lebih kurang satu meter di atas
net.
c. Smash Quick
Smash ini digunakan sebagai variasi serangan terutama untuk
bermain dengan tempo cepat. Begitu bola datang kepengumpan
dengan cukup enak, maka sebelum diumpan, smasher segera
mengambil langkh awal dan lansung meloncat setinggi-tingginya
dengan membawa lengan keatas siap untuk memukul bola yang akan
datang kearah tangan pengumpan. Begitu bola datang kearah tangan
smasher, smasher segera memukul bola tersebut secepat-cepatnya
13
dengan lebih banyak menggunakan lecutan pergelangan tangan
(lompatan smasher mendahuluinya).
d. Smash Langsung
Smash langsung adalah smash yang dilakukan terhadap bola
yang langsung datang dari daerah lawan. Jika bola yang datang agak
jauh dan tinggi dapat dilakukan dengan langkah awalan, tetapi bola
yang datang dekat dan rendah maka smasher langsung meloncat
secepat-cepatnya di atas net dan memukulnya.
e. Smash Kijang
Jenis smash ini biasanya digunakan untuk membuat variasi
smash atau untuk mengicuh block lawan, dimana smasher memukul
menggunakan tangan kanan menolak dengan kaki kiri, melakukan
langkah panjang dan naik dengan tolakan loncatan menggunakan satu
kaki.
f. Smash Double Step
Smash Double Step adalah smash gerak tipu, dimana smasher
melakukan gerakan tolakan meloncat dua kali. Tolakan pertama hanya
gerakan tipuan untuk mengecoh block lawan dan pada tolakan
meloncat kedua smasher melakukan serangan (memukul bola).
14
g. Smash pull straight
Pelaksanaan Smash pull straight bola umpan didorong kedepan
smasher dengan ketinggian bola di atas net sama dengan smash pull
yaitu bola tepat berada di atas net , timming lompatan smasher
bersamaan dengan bola menyentuh tangan pengumpan.
Berdasarkan jenis-jenis smash yang dipaparkan di atas, setiap
smash pada teknik awalannya sama, namun yang membedakan hanya
pada gerak lanjutan dan tinggi rendahnya bola yang akan di smash. Jenis
smash yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis smash open,
karena teknik smash open biasa digunakan smasher dan dari segi teknik
tidak begitu sulit jika dibandingkan dengan jenis smash yang lain.
2. Daya Ledak Otot Tungkai
Daya ledak (explosive power) merupakan hasil dua komponen yaitu
antara kecepatan dan kekuatan dan dianggap sebagai kekuatan maksimum
yang relative singkat, Arsil (1999 : 46). Hal senada diungkapkan Bompa
dalam Syafruddin (2011 ; 102) “mendefinisikan daya ledak sebagai produk
dari dua komponen yaitu kekuatan (strength) dan kecepatan (speed) untuk
melakukan force maksimum dalam waktu yang cepat”. Saat melakukan jump
dalam bolavoli, daya ledak akan menentukan seberapa tinggi orang meloncat
dan memukul bola masuk dengan bola menukik.
15
Dari uraian di atas, jelas bahwa daya ledak otot tungkai dipengaruhi
oleh kekuatan dan kecepatan dalam menggerakkan tenaga dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya. Perbedaan dengan kekuatan adalah kekuatan otot
ditekankan pada kemampuan otot atau sekelompok otot untuk menyangga
beban, maka daya ledak ditekankan pada kemampuan otot untuk mengadakan
kontraksi explosive untuk menolak.
Dalam cabang olahraga bolavoli daya ledak otot tungkai merupakan
tumpuan utama dalam mancapai perestasi, daya ledak otot tungkai mutlak
dibutuhkan semua pemain, terutama saat melakukan pukulan (smash)
melompat untuk melakukan serangan pada lawan berupa pukulan (smash).
Kemudian Bafirman (1999 ; 59), membagi power atas dua bagian
yaitu power absolute dan power relative. Power absolute berarti kekuatan
untuk mengatasi suatu beban eksternal yang maksimum, sedangakan power
relative berarati kekukatan yang digunakan untuk mengatasi berat badan
sendiri.
Berdasarkan pengertian dan pendapat mengenai daya ledak, maka
dapat disimpulkan bahwa daya ledak otot tugkai adalah perpaduan atau
penggabungan antara kekuatan dan kecepatan. Maksudanya kekuatan dapat
dikatakan daya ledak apabila dilakukan dengan sangat cepat. Dalam rangka
peningkatan prestasi olahraga bolavoli, komponen kondisi fisik daya ledak
perlu mendapatkan perhatian khusus, terutama daya ledakotot tungkai. Karena
16
untuk mencapai prestasi puncak bukan hanya kekuatan saja yang diperlukan,
tetapi diperlukan juga peningkatannya bagi komponen fisik kekuatan ini, yaitu
daya ledak. Dan kekuatan merupakan dasarnya untuk membentuk daya ledak.
Daya ledak otot tungkai merupakan penggerak saat melakukan smash
perlu memiliki power, yaitu otot yang selain kuat juga harus mampu
menampilkan gerakan yang cepat. Hal ini dibutuhkan agar pemain bolavoli
dapat meloncat setinggi-tingginya untuk meraih dan mensmash bola kedaerah
lawan, serta dapat menghindari block lawan dan mengarahkan bola tersebut
ketempat yang kosong. Selain itu untuk menahan beban tubuhnya dan juga
pengaruh gravitasi bumi sehingga menjadi beban ganda yang harus diterima
otot tungkai. Untuk itu otot tungkai dituntut memiliki power. Tidak dapat
dipungkiri kenyataannya bahwa daya ledak otot tungkai mempunyai
keterkaitan dengan prestasi permainan bolavoli, oleh sebab itu sebelum atlet
diterjunkan dalam pertandingan, atlet tersebut harus sudah memiliki tingkat
kondisi fisik yang baik, dalam hal ini kemampuan daya ledak otot tungkai
(explosive power).
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya ledak otot tungkai
Menurut Markworh dalam Syafruddin (1996;37) “faktor yang
mempengaruhinya adalah: 1). Kekuatan otot. 2). Besarnya beban yang
digerakan. 3). Koordinasi antar otot inter dan intra. 4). Kecepatan
kontraksi otot yang terkait. 5). Panjang otot sewaktu otot berkontraksi. 6).
17
Sudut sendi”. Nossek dalam Arsil (1999 :74) mengatakan “bahwa faktor
yang mempengaruhi daya ledak otot tungkai adalah kekuatan dan
kecepatan kontraksi”. Sedangkan Bompa dalam Syahara (2004)
mengatakan bahwa faktor lain yang mempengaruhinya adalah kecepatan
otot yang terkait, dalam hal ini yang berperan adalah jenis serabut otot
putih dan cepat, kemudian kecepatan kontraksi otot merupakan hal yang
penting karena explosive akan timbul apabila kekukatan otot dipadukan
dengan kecepatan.
1. Kekuatan
Kekuatan atau strenght merupakan komponen kondisi fisik
yang menyangkut masalah kemampuan seorang atlet pada saat
mempergunakan otot-otot menerima beban dalam waktu tertentu
(Sajoto, 1988 ; 58), kekuatan otot mengambarkan kontraksi
sekelompok otot. Kekuatan otot mengambarkan kontraksi maksimal
yang dihasilkan oleh otot atau sekolompok otot. Menurut Syafruddin,
(1999 ; 74), bahwa “faktor fisiologi yang mempengaruhi kekuatan otot
adalah usia, jenis kelamin dan suhu otot. Disamping itu, faktor yang
mempengaruhi kekuatan otot sebagai unsur daya ledak adalah jenis
serabut otot, luas serabut otot rangka, dan aspek psikologi”.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, maka
kekuatan dapat katakan sebagai kemampuan otot atau sekelompok otot
18
untuk menahan serta menerima beban sewaktu berkerja yang dapat di
perlihatkan setiap individu pada waktu menarik, mendorong,
mengangkat, atau menekan suatu objeck atau menahan tubuh dalam
posisi menggantung.
2. Kecepatan
Kecepatan adalah suatu kemampuan bersyarat untuk
menghasilkan gerakan tubuh dalam keadaan atau waktu sesingkat
mungkin (Mattheus dalam Arsil (1999 ; 75). Untuk meningkatkan
daya ledak dapat dilakukan dengan cara : a). meningkatkan kekuatan
tanpa mengabaikan kecepatan atau menitikberatkan pada kekuatan. b).
meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan atau
menitikberatkan pada kekuatan. c). meningkatkan kedua-duanya
sekaligus kecepatan dan kekuatan dilatih secara simultan. (Bafirman
1999;77-78).
Latihan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan merupakan
latihan untuk meningkatkan kualitas kondisi fisik dengan tujuan utama
meningkatkan daya ledak, latihan tersebut juga memberikan pengaruh
yang lebih baik terhadap kekutan dan kecepatan. Dalam
mengembangkan daya ledak waktu latihan harus dilakukan dengan
cepat dan pengulangan yang banyak, daya ledak selalu dibutuhkan
pada setiap cabang olahraga yang bersifat eksplosif .
19
b. Fungi Daya Ledak Otot Tungkai
Daya ledak otot tungkai banyak sekali kegunaanya dalam
meningkatkan prestasi olahraga seperti ; 1). Lompat dan smash dalam
bolavoli dan bulu tangkis. 2). Shooting, dribbling, long passing dan
heading dalam sepakbola. 3) Lompat jauh, lompat tinggi dan lari
sprint dalam atletik. 4). Kekuatan tendangan dalam karate. Sedangkan
menurut Suharno (1983) mengatakan bahwa “Explosive merupakan
salah satu unsur penting yang harus dimiliki untuk dapat mencapai
pretasi maksimal. Disamping untuk mencapai prestasi maksimal,
explosive juga berguna untuk mempelajari teknik”.
Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan di atas
dapat disimpulkan bahwa daya ledak otot tungkai sangat
mempengaruhi kemampuan smash dan menentukan dalam mencapai
prestasi yang maksimal. Dengan demikian kemampuan smash atlet
bolavoli juga ditentukan daya ledak otot tungkai dan ini menjadi
komponen yang utuma dalam permainan bolavoli saat melakukan
smash.
3. Koordinasi Mata-Tangan
Koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkaikan
beberapa unsur gerak menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan
20
tujuan, Suharno dalam Erianti (2004;93). Hal ini sesuai dengan apa yang
diungkapkan Bompa dalam Erianti (2004;93), bahwa koordinasi merupakan
suatu kemampuan yang sangat komplek, karena saling berhubungan dengan
kecepatan, kekuatan, daya tahan dan kelentukan. Disisi lain Kiram (1994;12),
mengartikan “koordinasi merupakan hubungan timbal balik antar pusat
susunan syaraf dengan alat gerak dalam mengaatur dan mengendalikan
implus dan kerja otot untuk pelaksaan suatu gerakan”.
Selama ini kita mengartikan koordinasi merupakan sebagai
kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa unsur gerak yang
menjadi satu gerakan yang selaras dengan tujuan gerak, kecendrungan ini
bukan berarti keliru, akan tetapi belum merupakan pengertian koordinasi yang
sebenarnya. Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan“. koordinasi
merupakan kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas motorik secara
cepat dan terarah yang ditentukan oleh proses pengedalian dan pengaturan
gerakan serta kerja sama system persyarafan pusat”(Syafruddin ; 1995).
Koordinasi mata-tangan menurut Sajoto (1988 ; 59),bahwa :
Koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam mengintergrasikan
gerakan-gerakan yang berbeda kedalam suatu pola gerakan tunggal
secara efektif seperti dalam melakukan teknik pukulan dalam olahraga
voli, seseorang pemain akan kelihatan mempunyai koordinasi gerak
yang baik bila ia dapat bergerak kearah bola sambil mengayaun tangan,
kemudian memukul bola dengan teknik benar dan luwes.
21
a. Jenis koordinasi
Menurut Syafruddin (1999:62) membagi jenis-jenis koordinasi sebagai
berikut:
1). koordinasi otot inter, yaitu koordinasi antar otot-otot yang bekerja
sama dalam melakukan suatu gerakan. Kerja sama dimaksud adalah
kerjasama antar otot agonis dengan antagonis dalam suatu proses
gerakan yang terarah. 2). koordinasi otot intra, yaitu merupakan
koordinasi yang terjadi dalam otot yang tidak dapat diamati, karena
prosesnya terjadi di dalam otot manusia.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan koordianasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan koordinasi gerakan
dapat dikelompokan atas pertimbangan fisiologi syaraf, otot syaraf,
sensoris dan mekanis. Menurut PBVSI (1995 ; 62). Faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan koordianasi antara lain ; a). Pengaturan syaraf
pusat dan syaraf tepi. b). Tergantung tonus dan elastisitas otot yang
melakukan gerak. c). Baik tidaknya keseimbangan, kelincahan dan
kelentukan. d). Baik dan tidaknya koordinasi kerja syaraf otot dan indra.
c. Fungsi koordinasi
Koordinasi berfungsi sebagai mempercepat proses belajar gerak
dasar maupun lanjutan dalam teknik cabang olahraga, mempermudah
penguasaan bentuk ketrampilan. Sementara itu PBVSI (1995 ; 61).
Berpendapat fungsi koordinasi adalah
a). mengkoordinasikan beberapa gerakan agar menjadi suatu gerakan
yang utuh dan serasi. b). efesien dan efektif dalam penguasaan tenaga.
c). untuk menghindari terjadinya cidera. d). mempercepat berlatih. e).
22
dapat untuk memperkaya taktik dalam bertanding. f). untuk kesiapan
mental atlet lebih mantap untuk menghadapi pertandingan.
Tingkat koordinasi atau baik buruknya koordinasi gerakan
seseorang tercermin dalam kemampuanya untuk melakuakan gerakan
secara mulus tepat dan efesien.(Harsono 1988 ; 220). Selanjutnya (Kiram
1994 ; 8). Mengatakan bahwa seseorang yang mempunyai koordinasi
dengan baik akan ;
a). Dapat melaksanakan gerakan secara efektif dan efesien. Efektif
dalam hal ini berhubungan dengan efesien penggunaan waktu,
ruangan, dan energy dalam melaksanakan suatu gerakan, sedangkan
efektif berkaitan dengan efektivitas proses yang dilalui dalam
mencapai tujuan. b). Dapat memanfaatkan kondisi fisik secara
optimal dalam memecahkan tugas gerak. c). Memanfaatkan kondisi
fisik secara optimal dalam memecahkan tugas gerak. d). Persyratan
untuk dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan gerak. e). Pelaksanaan
untuk dapat mengusai ketrapilan olahraga tertentu.
Dengan kata lain koordinasi dibutuhkan dalam orientasi ruang pada
saat atlet berada dalam situasi dan kondisi di tempat yang baru baginya.
Untuk koordinasi mata-tangan Sajoto (1988 ; 53). Mengatakan bahwa
gerakan yang terjadi dari informasi yang di intergrasikan kedalam gerak
anggota badan, semua gerak yang terjadi harus dapat di kontrol dengan
penglihatan dan harus tepat sesuai dengan aturan yang direncanakan
dalam pikiran, memantul-mantulkan bola, melempar, menendang, dan
menghentikannya. Semuanya memerlukan sejumlah input yang dapat
dilihat, kemudian input tersebut di intergrasikan kedalam gerak motorik
sebagai output ,agar hasil benar-benar rapi dan luwes.
23
Dengan begitu koordinasi mata-tangan merupakan salah satu unsur
penting dan diperlukan dalam setiap melakukan ketrampilan cabang
olahraga, dan dapat dikatakan tingkat koordinasi yang dimiliki seseorang
menentukan proses dalam meningkatkan dan mengembangkan
ketrampilan olahraga, apa lagi ketampilan itu tergolong kepada
penyusunan teknik ketrampilan memukul seperti dalam pelaksanaan
smash, passing atas dan passing bawah.
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa koordinasi mata-
tangan sangat mempengaruhi terhadap kemampuan atlet bolavoli saat
melakukan smash yaitu ketepatan dalam mengolah atau mengarahkan bola
menuju ketempat yang sulit dijangkau lawan dan menghindari tingginya
block lawan. Dengan begitu seorang atlet bolavoli yang mempunyai
koordinasi mata-tangan yang baik saat melakukan smash akan mudah
menghindari block dan mengarahkan bola dengan tepat.
B. Kerangka konseptual
1. Kontribusi daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan smash atlet
bolavoli. Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dijelaskan
pada kajian teori di atas dapat disimpulkan bahwa daya ledak otot tungkai
merupakan hasil dari dua komponen yaitu perpaduan kekuatan dan kecepatan
24
sebagai suatu kemampuan untuk menampilkan kekuatan maksimum dalam
waktu yang pendek.
Dalam permainan olahraga bolavoli saat melakukan teknik smash daya
ledak otot tungkai merupakan salah satu kondisi fisik yang sangat diperlukan
dalam melakukan smash. Fungsi daya ledak otot tungkai saat melakukan
smash adalah untuk melakuakan loncatan setinggi-tingginya meraih bola dan
memukul bola tepat di atas bola dengan begitu bola akan jatuh menukik,
selain itu fungsi daya ledak otot tungkai juga mempermudah kemana bola
akan di tuju.
Maka dari itu, daya ledak otot tungkai harus dimiliki oleh pemain
bolavoli dalam menghasilkan smash atau pun serangan yang baik ke daerah
lawan dalam sebuah pertandingan untuk menciptakan prestasi yang
diharapkan. Jadi dapat dikatakan bahwa terdapat kontribusi yang berarti
antara daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan smash dalam permaian
bolavoli.
2. Kontribusi koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan smash atlet
bolavoli
Selain daya ledak otot tungkai, koordinasi merupakan kemampuan
untuk menyelesaikan tugas-tugas gerak secara cepat dan terarah yang
ditentukan oleh proses pengendalian dan pengetahuan gerak serta kerja sama
25
sistem persyarafan. Koordinasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan smash bolavoli.
Koordinasi mata-tangan merupakan kemampuan seseorang untuk
merangkaikan beberapa gerak menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai
dengan tujuan. Hal ini terlihat saat pemain bolavoli melakukan gerakan smash
yaitu pada saat pemain melakukan gerakan memukul bola kedaerah lawan
dengan meloncat setinggi-tingginya kemudian tangan diayun kebelakang dan
mata melihat jalanya bola, mata dalam proses ini memberikan stimulus ke
otak dan diproses, otak memerintahkan syaraf-syaraf otot tangan untuk
melakukan gerakan memukul bola dengan maksimal. Koordinasi mata-tangan
juga dibutuhkan saat melakukan smash, dimana lawan melakukan hadangan
atau block, disini fungsi koordinasi mata-tangan mengarahkan bola agar
terhindar dari block dan bola mati di dearah lawan.
3. Kontribusi daya ledak
otot tungkai dan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan smash atlet
bolavoli.
Daya ledak otot tungkai merupakan komponen kondisi fisik yang
didalamnya terdapat gabungan antara kekuatan dan kecepatan. Sedangkan
koordinasi merupakan kemampuan untuk menyelesaikan tugas -tugas gerak
secara cepat dan terarah yang ditentukan oleh proses pengendalian dan
pengetahuan gerak serta kerjasama sistem persyarafan.
26
Saat melakukan smash bola dipukul dengan jatuhnya bola menukik,
penempatan bola yang tepat sasaran didalam permianan bolavoli dipengaruhi
oleh faktor daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-tangan. Dari kedua
faktor tersebut peneliti mengasumsikan bahwa kedua faktor di atas sangat
dibutuhkan atau saling mempengaruhi satu sama lain demi tercapainya tujuan
mensmash bola yang benar.
Semakin baik daya ledak otot tungkai seorang pemain bolavoli maka
semakin tinggi loncatannya dan semakin tinggi pula raihannya untuk memberi
kontribusi terhadap kemampuan smash. Pada saat meloncat dan posisi tubuh
sudah di atas kemudian akan melakukan pukulan (smash) terhadap bola, dan
mata melihat bola kemudian tangan melakukan pukulan. koordinasi mata-
tangan disini sangat menentukan hasil dari pukulan tersebut dan menentukan
kemana arah bola yang diinginkan agar bolanya mati di daerah lawan. Dengan
demikian dapat diartikan bahwa kedua faktor yaitu daya ledak otot tungkai
dan koordinasi mata-tangan yang baik akan dapat memungkinkan ketrampilan
smash yang baik dan lebih mudah melakukannya.
Penelitian ini untuk melihat seberapa besar kontribusi antara daya ledak
otot tungkai dan koordinasi mata-tangan secara bersama-sama terhadap
kemampuan smash atlet bolavoli SMA N 3 Tabir Selatan Merangin. Untuk
lebih jelasnya gambaran keterkaitan ketiga variabel tersebut di atas, ada
baiknya dijelaskan dengan satu model hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat seperti bagan di bawah ini :
27
1. Hubungan daya ledak otot tungkai (X1) terhadap kemampuan smash
(Y)
2. Hubungan koordinasi mata-tangan (X2) terhadap kemampuan smash
(Y)
3. Hubungan daya ledak otot tungkai (X1) dan koordinasi mata-tangan
(X2) secara bersama-sama terhadap kemampuan smash (Y)
Untuk lebih jelasnya dari masing-masing variabel yang akan diteliti dapat di
lihat dalam gambar 2 sebagai berikut ;
Gambar 2. Kerangka Konseptual
C. Hipotesis Penelitian
1. Terdapat kontribusi yang berarti antara daya ledak otot tungkai terhadap
kemampuan smash atlet bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan Merangin.
2. Terdapat kontribusi yang berarti antara koordinasi mata-tangan terhadap
kemampuan smash atlet bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan Merangin.
3. Terdapat kontribusi yang berarti antara daya ledak otot tungkai dan koordinasi
mata-tangan secara bersama-sama terhadap kemampuan smash atlet bolavoli
SMA Negeri 3 Tabir Selatan Merangin.
Daya Ledak
Otot Tungkai
(X1)
Ketepatan
Smash
(Y) Koordinasi
Mata-Tangan
(X2)
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk
melihat hubungan anrata variabel bebas dengan variabel terikat, Menurut Sudjana
(1991:63) bahwa: “Penelitian korelasi merupakan penelitian untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan antara dua variabel, besar tidaknya hubungan dua variabel
tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi”.
Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah daya ledak otot tungkai
dan koordinasi mata-tangan sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan
smash.
Dalam permasalahan penelitian, maka peneliti ini tergolong ke dalam jenis
penelitian deskriptif dengan teknik korelasional, karena sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Arikunto (1992 ; 213-214) yaitu
Dalam penelitian korelasional, penelitian memilih individu-individu
yang mempunyai variasi dalam hal yang diselediki, sesuai dengan
anggota kolompok yang dipilih sebagai subjek mengenai dua jenis
variabel yang disediki, kemudian dihitung untuk mengetahui koefesien
korelasinya, penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada
tidaknya kontribusi kedua variabel dan seberapa eratnya serta berarti
atau tidaknya kontribusi tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini peneliti ingin
mengetahui kontribusi (sumbangan) daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-
28
29
tangan terhadap kemampuan smash pada atlet bolavoli SMA Negeri 3 Tabir
Selatan Merangin.
B. Tempat dan waktu penelitian
Dalam penelitian ini, tempat penelitian di SMA Negeri 3 Tabir Selatan
Merangin, dan waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 30 Juli 2011
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan subjek yang ingin
diselediki. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah atlet bolavoli SMA
Negeri 3 Tabir Selatan Merangin, pemain yang aktif mengikuti latihan yaitu
berjumlah 20 orang dari kelas tiga berjumlah 9 orang, kelas dua berjumlah 7
orang dan kelas satu 4 orang mereka merupakan pemain yang berjenis
kelamin laki-laki.
2. Sampel
Sampel adalah bagian kecil dari populasi yang dijadikan subjek
penelitian, hal ini sesuai pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto (1996 ;
117), bahwa “sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
30
Pada penelitian teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara total
sampling.
Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik
total sampling, dalam total sampling semua individu dalam populasi baik
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel.
Sampel dalam penelitian ini adalah atlet bolavoli SMA Negeri 3 Tabir
Selatan Merangin, yang berjenis kelamin laki-aki mereka merupakan pemain
yang aktif dalam mengikuti latihan dan juga pemain yang sering mewakili
sekolah untuk bertanding antar sekolah maupun luar sekolah. Berdasarkan
informasi yang diterima pemain yang terdaftar aktif dalam mengikuti latihan
adalah sebanyak 20 orang, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 1
berikut ;
Tabel 1. Populasi Penelitian
No Jenis Kelamin Jumlah
1. Putra 20 orang
Jumlah 20 orang
Sumber : Pelatih bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan Merangin
D. Jenis Data dan Sumber Data
1. Jenis data
31
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diambil dari tes yaitu berupa data daya ledak otot tungkai, koordinasi mata-
tangan dan kemampuan smash, di SMA Negeri 3 Tabir Selatan Merangin dan
data sekunder yang berupa jumlah atlet bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan
Merangin.
2. Sumber data
Sumber data penelitian ini adalah atlet bolavoli SMA Negeri 3 Tabir
Selatan Merangin, yang diperoleh setelah melakukan tes secara langsung
terhadap semua sampel yang telah ditetapkan.
E. Intrumen Penelitian
Intrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :
a. Power otot tungkai menggunakan Vertical Jump
Test
Tujuan : Mengukur daya ledak otot tungkai
Alat yang di gunakan : Timbangan berat badan, papan berskala, meteran,
kapur, penghapus, tepung, blongko penilaian dan
alat tulis.
b. Tes koordinasi mata-tangan diukur dengan intrumen
tes ballworfen und- furgen (lempar tangkap bola kedinding).
Tujuan : Mengukur koordinasi mata-tangan
32
Alat yang digunakan : Bola senam, dinding, kapur, stopwatch, alat tulis,
meteran dan blangko penilain.
c. Tes kemampuan smash (pukulan) menggunakan tes
ketrampilan smash.
Tujuan : Untuk mengukur kemampuan smash.
Alat yang digunakan : Lapangan bolavoli, net, bolavoli, tiang, meteran
dan kapur.
F. Prosedur Penelitian
Dalam pengambilan data yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah sebagai
berikut :
1. Mengurus surat izin penelitian.
2. Mengatur dan menetapkan jadwal penelitian.
3. Mempesiapkan alat-alat yang digunakan dalam penelitian.
4. Mempersiapkan tenaga pengawas.
Tabel 2. Tenaga Pengawas
No Nama Jabatan
1 Cristian S.pd Pelatih 2 Bonari S.pd Guru Penjas
5. Mempersiapkan tenaga pembantu, agar penelitian berjalan dengan lancar.
Daftar pembantu dalam pelaksanan penelitian.
33
Tabel 3. Pembantu penelitian
No Nama Tugas
1 Agus Triono Peneliti Menjelaskan
2 Riva’i Pembantu Pencatat skor
3 Indra Pembantu Pencata skor
6. Menyiapkan alat serta perlengkapan untuk melakukan tes daya ledak otot
tungkai, koordinasi mata-tangan dan kemampuan smash sebagai berikut:
Tabel 4. Alat-alat yang diperlukan dalam penelitian
No Alat Jumlah
1 Alat penimbang berat badan 1 buah
2 Alat tulis 3 buah
3 Meteran 1 buah
4 Bolavoli 5buah
5 Blangko penilaian 3 buah
6 Bola senam 3 buah 7 Papan berskala 1 buah
8 Penghapus 1 buah
9 Kapur 1 kotak 10 Net 1 buah
11 Sepasang tiang net 1 buah
12 Tepung ½ kilo
13 Lapangan bolavoli 1 lapangan
7. Mempersiapkan format tes
34
Tabel 5. format penilaian
No Nama
Tes
vertical
jump
Tes
koordinasi
mata-tangan
15 detik (1p)
Tes kemampuan
smash
1 2 3 1 2 3 4 5 6 1
… 20
8. Mengambil data langsung kelapangan.
G. Teknik Pengambilan Data
1. Pengukuran daya ledak otot tungkai menggunakan item Vertical-Jump Test.
Tujuan : Mengukur daya ledak otot tungkai
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
a) Papan berskala.
b) Kapur
c) Penghapus
d) Timbangan berat badan
e) Meteran dan
f) Blangko nilai.
g) Alat tulis
35
Pelaksanaan ;
a) Sebelum melakukan tes vertical jump semua sampel dilakukan
penimbangan berat badan terlebih dahulu.
b) Setelah itu sampel coba berdiri menghadap dinding dengan salah satu
lengan diliruskan ke atas, untuk diukur tinggi jangkauan.
c) kemudian testee coba berdiri bagian samping tubuhnya kearah
tempok, lalu ia mengambil sikap jongkok sehingga lututnya
membentuk 45 , setelah itu testee mencoba berusaha melompat ke
atas pada titik tertingi dari lompatan itu dan ia segera menyentuh
ujung jari salah satu tangannya pada papan pengukuruan kemudian
mendarat kedua kaki .
d) Testee diberi kesempatan 3 kali pengulangan.
Gambar.3.Pelaksanaan vertical jump
(sumber ; Measurement in Phisycal Education Chu dalam Syafrizar 2007
;23)
36
Untuk mendapatkan skor nilai akhir daya ledak otot tungkai dihitung
berdasarkan unit formula (kg-m/sec) dengan rumus Nomogram lewis:
P = (
Keterangan:
P = Power
W = Berat badan dalam kg,
D”= Selisih tinggi raihan dengan tinggi loncatan
2. Tes koordinasi mata-tangan
Untuk tes koordinasi mata-tangan ini adalah menggunakan Ballmofen
Und-Forgen Test (lempar tangkap bola kedinding).
Tujuan : Mengukur koordinasi mata-tangan
a. Persiapan
Sebelum mengambil data, maka terlebih dahulu disiapkan
peralatan sebagai berikut ;
1) Dinding
2) Bola senam
3) Kapur untuk membuat lingkaran sasaran lempar dan batas jarak
lempar.
4) Alat tulis
5) Blangko penilaian.
6) Meteran
37
b. Pelaksanan tes koordinasi mata-tangan
1) Testee mengambil posisi lempar dibelakang garis lempar yang
berjarak 2 meter dari dinding sasaran dengan bola senam pada tangan
lempar.
2) Testee melakukan lemparan memantulkan bola dengan cepat setelah
aba-aba “ya” dan dilakukan selama 15 detik.
3) Lemparan dilakukan dengan satu tangan melalui atas bahu kemudian
menangkap pantulan bola dengan dua tangan dan kaki tidak boleh
menginjak garis batas lemparan selama lempar tangkap tersebut.
4) Pelaksanaan hanya dilakukan 1 kali pengulangan.
c. Cara menskor
Menskor tes koordinasi mata-tangan adalah jumlah hitungan bola
yang tertangkap dengan benar selama 15 detik.
Gambar 4. Pelaksanaan Tes Koordinasi Mata-Tangan
Sumber: (Haag dan Dassel, 1981:42
1 m
1,5 m
38
3. Pengukuran kemampuan smash menggunakan tes ketrampilan smash
Tujuan : Mengukur kemampuan smash
a. Alat yang digunakan adalah sebagai berikut !
1) 1 buah net
2) 1 pasang tiang net
3) 5 buah bolavoli
4) lapangan bolavoli yang lengkap dengan kotak sasaran yang beri
angka.
5) Meteran
6) Kapur
b. Pelaksanaan
1) Sampel melakukan smash dengan jenis smash normal yaitu dari
posisi 4.
2) Bola dilambungkan dari posisi 3 serendah-rendahnya satu meter di
atas net,
3) Bola di smash oleh sampel dengan jalannya bola setelah dismash
mendekati lintasan lurus mendekati atau masuk sasaran
4) Smash dilakukan 6 kali pengulangan secara berturut-turut
5) Setiap atlet menjadi sampel diukur dengan prosedur di atas.
39
c. Penilaian
1) Bola yang dismash masuk di daerah 3 meter, didepan net pada
posisi 2 dan 4 maka nilainya 4.
2) Bola yang dismash masuk di daerah 3 meter ditengah depan net
pada posisi 3 maka nilainya 3.
3) Bola yang dismash masuk didaerah 3 meter tengah/possisi 6 maka
nilainya 1.
4) Bola yang masuk pada daerah 1 meter, dibelakang kiri atau kanan
maka nilainya 5.
Untuk lebih jelasnya tes kemampuan smash dapat lihat pada
gambar 5 berikut ini ;
2,43m
3m
4 2 5
3 1
4 2 5
3m 3m
Gambar 5, mengukur ketepatan smash (suharno, Hp.1982)
40
H. Teknik Analisa Data
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi daya ledak otot tungkai dan
koordinasi mata –tangan terhadap kemampuan smash bolavoli, maka data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus statistika berupa uji hipotesis,
uji normalitas, data dari liliforst dan kontribusi. Setelah data yang diperoleh
diketahui berdistribusi normal, maka diperoleh rumus korelasi product momen
dari person.
Data yang dianalisis dalam penilitian ini terdiri dari tiga unit analisis
yaitu :
1. Hasil tes daya ledak otot tungkai (X1)
2. Hasil tes koordinasi mata-tangan (X2)
3. Hasil tes kemampuan smash (Y)
1. Uji Normalitas
Pengujian ini dimaksud untuk memeriksa apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui
kelompok sampel berasal dari data berdistribusi normal atau tidak, dan
untuk menguji normalitas dilakukan uji lilifort (Sudjana, 2005).
2. Uji Korelasi
Untuk mencari korelasi penulis menggunakan rumus product moment
dariperson yang dikemukakan oleh Adnan (2010:24) sebagai berikut :
41
})(.}{)(.{
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
rxy = Koofesien korelasi antara gejala x dan y
xy = Jumlah produk x dan y
X = Nilai variabel x
Y = Nilai variabel y
X = Jumlah data x
Y = Jumlah data y
X2 = Jumlah variabel x yang dikuadratkan
Y2 = Jumlah variabel y yang dikuadratkan
N = Jumlah responden
3. Nilai Korelasi Ganda
Untuk mencari sumbangan unsur daya ledak otot tungkai, koordinasi
mata-tangan terhadap smash dapat menggunakan rumus korelasi ganda
Adnan (2010;30) sebagai berikut :
Ry.1.2 =12
2
1221
22
1
22.1.
r
rrryryr yy
Keterangan:
ry1 = Koefesien korelasi antara Y dan X1
ry2 = Koefesien korelasi antara Y dan X2
42
r12 = Koefesien korelasi antara X1 dan X2 Terhadap Y
4. Kontribusi
Untuk mencari kontribusi daya ledak otot tungkai dan koordinasi
mata-tangan terhadap smash digunakan rumus yang dikemukakan oleh
Sudjana (2005) sebagai berikut :
K = r2 x 100%
Keterangan :
K = Koefisien Determinasi
R = Koefisien Korelasi Sederhana
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskriptif Data
1. Daya ledak otot tungkai (X1)
Berdasarkan hasil tes daya ledak otot tungkai yang dilakukan,
diperoleh skor maksimum = 109 dan skor minimum = 87 disamping itu
diperoleh nilai mean (rata-rata) = 98 median = 98.5 modus = 97 dan Standar
Deviasi = 6.601. Dengan demikian data berdistribusi normal. Karena selisih
antara nilai mean (rata-rata) dengan nilai median tidak lebih dari satu standar
deviasi. Agar lebih jelasnya data tes daya ledak otot tungkai dapat dilihat pada
tabel 6 berikut ini!
Tabel 6. Distribusi frekuensi daya ledak otot tungkai (X1)
No Kelas Interval
(cm)
Frekuensi Kategori
Absolut (Fa) Relatif
(%)
1 87-91.4 5 25% Kurang sekali
2 91.5-95.9 1 5% Kurang
3 96-104.4 11 55% Cukup
4 104.5-108.9 2 10% Baik
5 109-113,4 1 5% Baik sekali
Jumlah 20 100%
Keterangan :
Kategori kurang sekali, kurang, cukup, baik dan baik sekali diperoleh
menggunakan konversi nilai baku dalam skala 1-6 kemudian di jadikan
dalam bentuk ranking.
43
44
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 20 orang
sampel, 5 orang (25%) memiliki daya ledak otot tungkai berkisar antara 87-
91.4 tergolong kategori kurang sekali, 1 orang (5%) memiliki 91.5-95.9
tergolong kategori kurang, 11 orang (55%) memiliki 96-104.4 tergolong
kategori cukup, 2 orang (10%) memiliki 104.5-108.9 tergolong kategori baik
dan 1 orang (5%) memiliki 109-113.4 tergolong kategori baik sekali. Jadi
berdasarkan nilai rata-rata kemampuan daya ledak otot tungkai dari ke 20
sampel penelitian yaitu 98 dapat disimpulkan bahwa kemampuan daya ledak
otot tungkai yaitu dalam kategori cukup. Untuk lebih jelasnya distribusi
frekuensi daya ledak otot tungkai juga dapat diperhatikan pada histogram
dibawah ini :
Gambar 6. Histogram daya leda otot tungkai
2. Koordinasi mata-tangan (X2)
Berdasarkan hasil tes koordinasi mata-tangan, diperoleh skor
maksimum adalah 17 dan skor minimum 8. Disamping itu diperoleh nilai
mean (rata-rata) = 12.75, median = 12, modus = 12, dan Standar Deviasi =
2.936. Dengan demikian data berdistribusi normal. Karena selisih nilai antara
45
nilai mean (rata-rata) dengan nilai median tidak lebih dari satu standar deviasi.
Agar lebih jelasnya deskripsi data koordinasi mata-tangan dapat di lihat pada
tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7. Distribusi frekuensi koordinasi mata-tangan (X2)
No
Kelas Interval
Frekuensi
Kategori Absolut
(Fa) Relatif (%)
1 8-9.8 4 20% Kurang sekali
2 9.9-11.6 3 15% Kurang
3 11.7-13.5 4 20% Cukup
4 13.6-15.4 3 15% Baik
5 15.5-17.2 6 30% Baik sekali
Jumlah 20 100%
Keterangan :
Kategori kurang sekali, kurang, cukup, baik dan baik sekali diperoleh
menggunakan konversi nilai baku dalam skala 1-6 kemudian di jadikan
dalam bentuk ranking.
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 20 orang
sampel, 4 orang (20%) memiliki koordinasi mata-tangan berkisar antara 8-9.8
tergolong kategori kurang sekali, 3 orang (15%) memiliki 9.9-11.6 tergolong
kategori kurang, 4 orang (20%) memiliki 11.7-13.5 tergolong kategori cukup,
3 orang (35%) memiliki 13.6-15.4 tergolong kategori baik, dan 6orang (30%)
memiliki 15.5-17.2 tergolong kategori baik sekali. Jadi berdasarkan nilai rata-
rata kemempuan koordinasi mata-tangan dari ke 20 sampel penelitian yaitu
12.75 dapat disimpulkan bahwa kemampuan koordinasi mata-tangan yaitu
46
dalam kategori cukup. Untklebih jelasnya distribusi frekuensi koordinasi
mata-tangan juga dapat di lihat pada histogram dibawh ini :
Gambar 7. Histogram koordinasi mata-tangan(X2)
3. Keterampilan kemampuan smash (Y)
Berdasarkan hasil tes Kemampuan smash, diperoleh skor maksimum =
17 dan skor minimum = 8. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) =
12.15, median = 12, dan modus = 12 dan Standar Deviasi = 2.834. dengan
demikian data berdistribusi normal. Karena selisih antara nilai mean (rata-
rata) dengan nilai median tidak lebih dari satu standar deviasi. Agar lebih
jelasnya hasil Kemampuan smash dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini.
Tabel 8. Distribusi frekuensi Kemampuan smash (Y)
No Kelas Interval
Frekuensi Kategori
Absolut
(Fi)
Relatif
(%)
1 8-9.8 5 25% Kurag sekali
2 9.9-11.6 3 15% Kurang
47
3 11.7-13.5 5 25% Cukup
4 13.6-15.4 4 20% Baik
5 15.5-17.2 3 15% Baik sekali
Jumlah
Keterangan :
Kategori kurang sekali, kurang, cukup, baik dan baik sekali diperoleh
menggunakan konversi nilai baku dalam skala 1-6 kemudian di jadikan
dalam bentuk ranking.
Berdasarkan perhitungan yang tertera di atas di atas dari 20 orang
sampel, 5 orang (25%) memiliki Kemampuan smash berkisar antara 8-9.8
tergolong kategori kurang sekali, 3 orang (15%) memiliki 9.9-11.6 tergolong
kategori kurang, 5 orang (25%) memiliki 11.7-13.5 tergolong kategori cukup,
4 orang (20%) memiliki 13.6-15.4 tergolong kategori baik, dan 3 orang (15%)
memiliki 15.5-17.2 tergolong kategori baik sekali. Jadi berdasarkan nilai rata-
rata Kemampuan smash dari ke 20 sampel penelitian yaitu 12.15 dapat
disimpulkan bahwa kemampuan smash yaitu dalam kategori cukup. Untuk
lebih jelasnya mengenai distribusi frekuensi terhadap kemampuan smash juga
dapat di perhatikan pada histogram pada halaman berikut ini !
48
Gambar 8. Histogram Kemampuan smash (Y)
Berdasarkan histogram di atas dari 20 orang sampel, 5 orang (25%)
memiliki Kemampuan smash berkisar antara 8-9.8 tergolong kategori kurang
sekali, 3 orang (15%) memiliki 9.9-11.6 tergolong kategori kurang, 5 orang
(25%) memiliki 11.7-13.5 tergolong kategori cukup, 4 orang (20%) memiliki
13.6-15.4 tergolong kategori baik, dan 3 orang (15%) memiliki 15.5-17.2
tergolong kategori baik sekali. Jadi berdasarkan nilai rata-rata Kemampuan
smash dari ke 20 sampel penelitian yaitu 12.15 dapat disimpulkan bahwa
kemampuan smash yaitu dalam kategori cukup.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Uji Normalitas
Pengujian normalitas masing-masing distribusi frekuensi
dilakukan dengan uji liliefors. Hasil pengujian normalitas distribusi skor
daya ledak otot tungkai (X1), koordinasi mata tangan (X2) dan
Kemampuan smash (Y) dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini.
Tabel 9. Rangkuman uji normalitas sebaran data dengan uji lilliefors
No Variabel N Lo Ltab Distrib
usi
1 Daya ledak otot tungkai (X1) 20 0.1369 0.190 Normal
2 Koordinasi mata-tangan (X2) 20 0.1526 0.190 Normal
3 Kemampuan smash (Y) 20 0.1264 0.190 Normal
49
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk daya ledak
otot tungkai (X1), skor Lo = 0,1369 dengan n = 20, sedangkan Ltab pada taraf
pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,190 yang lebih besar dari Lo
sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari daya ledak otot
tungkai berdistribusi normal. (lampiran 2 hal 65)
Selanjutnya hasil tes Koordinasi mata-tangan (X2), skor Lo = 0,1526
dengan n = 20, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05
diperoleh 0,190 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa
skor yang diperoleh dari Koordinasi mata tangan berdistribusi normal.
(lampiran 3 hal 66)
Kemudian diperoleh hasil kemampuan smash (Y), skor Lo = 0,1264
dengan n = 20, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05
diperoleh 0,190 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa
skor yang diperoleh dari kemampuan smash berdistribusi normal. (lampiran 4
hal 67)
Berdasarkan uraian di atas ternyata semua variabel X1, X2 dan Y
datanya tersebar secara normal, karena masing-masing variabel skor Lo nya
kecil dari pada Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05. Hal ini berarti
bahwa data masing-masing variabel penelitian ini normal.
C. Pengujian Hipotesis
50
1. Hipotesis Satu
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah daya ledak
otot tungkai (X1) terhadap kemampuan smash (Y). Untuk mengetahui
kontribusi ini pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana. Rangkuman
hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini.
Tabel 10. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Daya Ledak Otot
Tungkai (X1) Terhadap kemampuan smash (Y) Atlet
Bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan Merangin
Korelasi
Koefisien
korelasi
(r)
Koefisien
Determinasi
(r2x 100%)
Taraf
Signifikan α
= 0,05
Daya ledak otot tungkai
terhadap kemampuan
smash
0,57
32.49
0,561
Hasil perhitungan pada tabel 10 di atas menunjukkan bahwa koefisien
korelasi antara daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan smash adalah
positif, hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r
hitung sebesar 0,57 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,561 dengan
demikian r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara daya
ledak otot tungkai dengan Kemampuan smash. (lampiran 5 hal 68-69)
Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi daya ledak otot
tungkai terhadap Kemampuan smash adalah dengan mengkuadratkan nilai
koefisien korelasi (r) dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis statistik
yang dilakukan diperoleh nilai (R) = 32,49 berarti daya ledak otot tungkai
memberikan kontribusi terhadap kemampuan smash sebesar 32.49%. Oleh
51
sebab itu hipotesis satu dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara
empiris.
2. Hipotesis Dua
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah koordinasi
mata-tangan (X2) terhadap kemampuan smash (Y). Untuk mengetahui
kontribusi tersebut, pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana.
Rangkuman hasil penghitungan dapat di lihat pada tabel 11 berikut ini.
Tabel 11. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Koordinasi Mata-tangani
(X1) Terhadap Kemampuan Smash (Y) Atlet Bolavoli SMA
Negeri 3 Tabir Selatan Merangin
Korelasi
Koefisien
korelasi
(r)
Koefisien
Determinasi
(r2x 100%)
Taraf
Signifikan
α = 0,05
Koordinasi mata
tangan terhadap
kemampuan smash
0,64
40.96
0,561
Hasil perhitungan pada tabel 11 di atas menunjukan bahwa koefisien
korelasi antara koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan smash adalah
positif. hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r
hitung sebesar 0,64 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,561 dengan
demikian r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara
koordinasi mata-tangan dengan kemampuan smash. (lampiran 5 hal 69-70)
Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi koordinasi mata-
tangan terhadap kemampuan smash adalah dengan menguadratkan nilai koefisien
korelasi (r) dan dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis statistik yang
52
dilakukan diperoleh nilai (R) = 40.96, berarti koordinasi mata-tangan
memberikan kontribusi terhadap kemampuan smash sebesar 40.96%. Oleh
sebab itu hipotesis dua dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara
empiris.
3. Hipotesis Tiga
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah daya ledak
otot tungkai (X1) dan koordinasi mata-tangan (X2) secara bersama-sama
terhadap kemampuan smash (Y). Untuk mengetahui kontribusi tersebut akan
dilakukan dengan analisis korelasi ganda yaitu sebgai berikut :
Tabel 12. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Ledak Otot
Tungkai (X1) Dan Koordinasi Mata-tangan (X2) Secara Bersama-
Sama Terhadap kemampuan smash (Y) Atlet Bolavoli SMA Negeri 3
Tabir Selatan Merangin
Korelasi Koefisien
Korelasi
(r)
Koefisien
Determinasi
(r2x 100%)
Taraf
Signifikan
α = 0,05
F
Hitung
F
Tabel
Daya ledak otot
tungkai dan
koordinasi
mata-tangan
terhadap
kemampuan
smash
0,79 62.41 0,561
14.1
3,59
Berdasarkan tabel di atas , teryata Fhitung(14.1) > (Ftabel = 3,59) maka
Ho ditolak dan Ha diterima, artinyan terdapat hubungan yang berarti antara
X1 dan X2 secara bersama-sama dengan Y. (lampiran 5 hal 71-72).
53
Hasil perhitungan tabel 15 diatas menunjukan bahwa analisis korelasi
ganda antara Daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-tangan secara
bersama-sama terhadap kemampuan smash adalah positif. Hal ini terlihat
bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,79 dan
r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,561, dengan demikian r hitung > r tabel. Ini
berarti terdapat hubungan yang berarti antara Daya ledak otot tungkai dan
koordinasi mata-tangan secara bersama-sama terhadap kemampuan smash .
(lampiran 5 hal 71)
Untuk mengetahui besarnya kontribusi Daya ledak otot tungkai dan
koordinasi mata-tangan secara bersama-sama terhadap kemampuan smash
Atlet bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan Merangin adalah dengan
menguadratkan nilai koefisien korelasi nilai (r) dikalikan seratus (r2x 100%),
dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (R) = 62.41, berarti
daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-tangan memberikan kontribusi
secara bersama-sama terhadap kemampuan smash sebesar 62.41%. Oleh sebab
itu hipotesis tiga dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris.
D. Pembahasan
1. Kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai Terhadap Kemampuan Smash
Atlet Bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan Merangin
Daya ledak (explosive power) merupakan hasil dua komponen yaitu
antara kecepatan dan kekuatan dan dianggap sebagai kekuatan maksimum
yang relatif singkat, Arsil (1999 : 46), apa lagi saat melakukan jump dalam
54
bolavoli, karena daya ledak akan menentukan seberapa keras orang dapat
memukul, seberapa jauh melempar, seberapa tinggi meloncat, seberapa cepat
lari dan sebagainya, Arsil (1999 ; 62)
Menurut Bompa dalam Syafruddin (2011 ; 102), “daya ledak
merupakan hasil dari dua kemampuan yaitu kekuatan dan kecepatan dan
dipertimbangakn sebagai suatu kemampuan untuk menampilkan kekuatan
yang maksimum dalam waktu yang pendek. Kemudian Bafirman (1999 ; 59),
membagi power atas dua bagian yaitu power absolute dan power relative.
Power absolute berarti kekuatan untuk mengatasi suatu beban eksternal yang
maksimum, sedangakan power relative berarati kekukatan yang digunakan
untuk mengatasi berat badan sendiri.
Dalam cabang olahraga bolavoli daya ledak otot tungkai merupakan
tumpuan utama yang merupakan penentu dalam mancapai perestasi, daya
ledak otot tungkai mutlak dibutuhkan semua pemain, terutama saat melakukan
pukulan (smash) melompat untuk melakukan serangan pada lawan berupa
pukulan (smash). Jadi apabila pemain memiliki daya ledak otot tungkai yang
baik saat melakukan smash, tentu smash yang dihasilkannya lebih baik
dibanding pemain yang tidak memiliki kemampuan daya ledak otot tungkai
yang baik.
Hasil penelitian membuktikan bahwa daya ledak otot tungkai
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan smash dengan
55
tingkat persentase 32,49%. Artinya variabel daya ledak otot tungkai dapat
memberikan kontribusi terhadap kemampuan smash atlet bolavoli SMA
Negeri 3 Tabir Selatan Merangin.
Adapun bentuk-bentuk latihan yang dapat untuk meningkatkan
kemampuan daya ledak otot tungkai yaitu salah satunya naik turun tangga dan
juga dapat dikembangkan dengan latihan kaki lainya dengan terprogram
secara sistematis agar memiliki kontribusi yang lebih besar terhadap
kemampuan smash.
2. Kontribusi Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Kemampuan Smash
Atlet Bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan Merangin
Koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkaikan
beberapa unsur gerak menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan
tujuan (Suharno, 1982). Bompa dalam Syafrudin (1999:62) “ Koordinasi
adalah suatu kemapuan biomotor yang sangat kompleks, berkaitan dengan
kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan kelentukan”. Selanjutnya Kiram
(1994:12) mengatakan : “Koordinasi merupakan hubungan timbal-balik antara
syaraf pusat dengan otot gerak dan mengatur pengendalian impuls dan kerja
otot untuk melaksanakan suatu gerak”. Kemampuan tersebut dimaksudkan
untuk mengendalikan bagian tubuh yang bebas dilibatkan dalam suatu model
gerakan-gerakan yang lancar, keberhasilan usaha dalam mencapai beberapa
tujuan, dengan demikian, koordinasi merupakan kualitas otot, tulang, dan
persendian dalam menghasilkan suatu gerak.
56
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dikemukakan bahwa
koordinasi merupakan kontribusi kerjasama antara susunan syaraf pusat
dengan alat gerak saat berkontraksi, dalam menyelesaikan tugas-tugas
motorik secara tepat dan terarah dalam setiap aktifitas olahraga. Koordinasi
yang dimaksudkan adalah koordinasi mata dan tangan yaitu suatu
kesenambungan antara mata sebagai reseptor, dan tangan sebagai penyalur
respon dalam melakukan gerakan untuk menentukan keberhasilan dalam
menyelesaikan tugas motorik yaitu terhadap kemampuan smash bolavoli.
Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat kontribusi secara
signifikan antara koordinasi mata tangan terhadap kemampuan smash dengan
tingkat persentase sebesar = 40.96%. Artinya variabel koordinasi mata-tangan
dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan smash atlet bolavoli SMA
Negeri 3 Tabir Selatan Merangin.
Untuk itu, agar kemampuan koordinasi mata-tangan bisa lebih baik
dalam melakukan smash tentu para pemain diberikan latihan-latihan motorik
secara kontiniu, seperti latihan melakukan smash ke dinding, kemudian
memukul bola ke lantai dengan bola dilambungkan terlebih dahulu secara
berpasangan atau kelompok dan melakukan latihan smash.
3. Kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai dan Koordinasi Mata-Tangan
secara bersama-sama Terhadap Kemampuan Smash Atlet Bolavoli SMA
Negeri 3 Tabir Selatan Merangin
57
Smash pada hakekatnya merupakan suatu pukulan keras yang
dilakukan dengan memanfaatkan keberadaan bola di udara di atas net yang
diarahkan pada suatu sasaran tertentu di lapangan lawan. Untuk melakukan
smash yang sukses harus melompat ke udara dan dengan tajam memukul
objek yang bergerak (bola) melewati rintangan (net) sehingga bola mendarat
dalam suatu daerah yang dibatasi (lapangan). Hal ini juga merupakan teknik
yang paling sulit untuk dipelajari dari semua teknik dalam permainan
bolavoli, dimana membutuhkan gerakan yang menuntut koordinasi dari
berbagai sub gerak, dan gerakan memukul bola merupakan bagian dari
rangkaian gerakan yang ditampilkan
Kemampuan smash dalam permainan bolavoli dipengaruhi oleh faktor
daya ledak otot tungkai dan faktor koordinasi tubuh. Dalam permainan
bolavoli, daya ledak otot tungkai mutlak dibutuhkan oleh semua pemain,
terutama saat melakukan smash, dan melompat untuk memblocking smash
dari lawan. Daya ledak otot tungkai sangat diperlukan dalam melakukan
smash ke daerah lawan untuk menghasilkan lompatan yang tinggi saat
melakukan smash, sehingga lebih memudahkan menjangkau bola yang
diumpan teman satu tim untuk melakukan smash.
Sedangkan koordinasi tubuh yang dimaksud adalah koordinasi mata
dan tangan. Koordinasi mata dan tangan dibutuhkan di saat melakukan smash,
yaitu ketepatan tangan dan bola yang akan di smash. Hal ini terlihat pada saat
58
pergerakan tangan saat melompat menjangkau bola yang akan di smash.
(perkenaan ayunan tangan dengan bola dan memberikan stimulus keotak
untuk ditidak lanjuti oleh alat gerak tangan), agar menghasilkan smash yang
lebih baik dan akurat. Hasil dari perkenaan tangan dengan ketepatan bola yang
ditentukan oleh titik dimana terjadinya sebuah koordinasi yang baik antara
proses pengendalian dan pengetahuan gerak serta kerja sama sistem
persyarafan yang terjadi khususnya pada mata dan tangan.
Dari kedua faktor tersebut sangat dibutuhkan atau saling
mempengaruhi satu sama lain demi tercapainya kemampuan smash yang baik
dan benar. Dan dapat dijelaskan bahwa daya ledak otot tungkai dan koordinasi
mata-tangan secara bersama-sama memiliki kontribusi terhadap kemampuan
smash bolavoli.
Penelitian membuktikan bahwa terdapat kontribusi daya ledak otot
tungkai dan koordinasi mata tangan secara bersama-sama terhadap
kemempuan smash dengan tingkat persentase = 62.41%. Artinya variabel
daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata tangan secara bersama-sama
berkontribusi terhadap kemampuan smash atlet bolavoli SMA Negeri 3 Tabir
Selatan Merangin.
Berdasarkan pembahasan di atas jelas bahwa unsur daya ledak otot
tungkai dan koordinasi mata-tangan secara bersama-sama memberikan
59
kontribusi kepada pemain, sehingga pemain tersebut mampu untuk melakukan
smash menjadi lebih baik.
Sehubungan dengan hal itu, tentu agar mencapai kemampuan smash
yang sangat bagus lagi, selain melatih daya ledak otot tungkai dan koordinasi
mata tangan, seorang pemain bolavoli juga harus memperhatikan dan melatih
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi dan memberikan berkontribusi
hingga 100 % terhadap kemampuan smash, seperti : kelentukan. Menurut
Philips dalam (Arsil, 1999:23) menyatakan bahwa ”kelentukan dapat
didefinisikan sebagai gerak diantara tulang dan sendi atau rangkaian tulang
dan sendi. Kelentukan yang dimaksud yaitu kelentukan pinggang dan
kelentukan punggung memberikan kontribusi terhadap kemampuan atau hasil
smash. Selain itu yang mempengaruhi kemampuan smash adalah daya ledak
otot lengan yang berkontribusi terhadap kuatnya smash Kemudian
kemampuan kondisi fisik, teknik, taktik dan mental juga mempengruhi
prestasii olahraga, termasuk terhadap prestasi bolavoli. (Irawadi, 2004:1).
Sehubungan dengan itu, Setyobroto (2005:15) juga mengungkapkan bahwa
“faktor psikologis, seperti mental, percaya diri, semangat juang, motivasi
juga sangat berpengaruh terhadap penampilan seorang atlet di dalam
bertanding”. Kemudian, Selain faktor tersebut sarana dan prasarana, program
latihan juga dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan smash
seorang pemain bolavoli. (Viera, 2004 : 74). Jelas sekali bahwasannya untuk
mencapai tingkat kemampuan smash yang lebih baik, pemain bolavoli
hendaknya juga memperhatikan faktor-faktor tersebut.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :
1. Daya ledak otot tungkai memberikan kontribusi sebesar 32.49% terhadap
kemampuan smash atlet bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan Merangin.
2. Koordinasi mata tangan memberikan kontribusi yang cukup besar 40.96%
kemampuan smash atlet bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan Merangin..
3. Daya Ledak Otot Tungkai Dan Koordinasi Mata-tangan secara bersama-sama
memberikan kontribusi yang cukup besar 62.41% terhadap kemampuan
smash atlet bolavoli SMA Negeri 3 Tabir Selatan Merangin.
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan
saran-saran yang dapat membantu mengatasi masalah yang ditemui dalam
pelaksanaan smash bolavoli yaitu :
1. Bagi pelatih pada umumnya dan khususnya pelatih bolavoli SMA Negeri 3
Tabir Selatan Merangin. disarankan untuk melatih unsur Daya Ledak Otot
Tungkai Dan Koordinasi Mata-tangan dengan cara melatih otot-otot yang
dominan dalam melakukan smash.
61
2. Bagi atlet pada umunya dan khususnya atlet bolavoli SMA Negeri 3 Tabir
Selatan Merangin. Disarankan dapat meningkatkan kemampuan smash
dengan cara melakukan latihan secara sistematis dan berkesinambungan.
3. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini agar dapat menjadikan
penelitian ini sebagai bahan informasi dan meneliti dengan jumlah populasi
atau sampel yang lebih besar serta di daerah yang berbeda.
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1992). Prosedur Penelitian. Jakarta
Arsil. (1999). Pembinaan Kondisi Fisik, Padang : FPOK IKIP Padang.
Aziz, Ishak. (2008).Tes Pengukuran dan Evaluasi Pembelajaran Olahraga. Padang,
FIK. UNP.
Bachtiar. (1999). Pengetahuan Dasar Permainan Bolavoli: Padang, Dip Proyek
UNP.
Bafirman.dkk. (1999). Pembinaan Kondisi Fisik. Padang : FIK UNP
Erianti. (2004). Buku Ajar Bolavoli. Padang. FIK UNP.
Fardi Adnan, (2010) Hand Out Mata Kuliah Statistik Lanjutan. Padang FIK UNP
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud
Dirjen Dikti P2TK.
PBVSI. (1995). Metodologi Penelitian. Jakarta : Seketariat Umum PP.PBVSI
(2005). Peraturan Permainan Bola Voli, Jakarta: Gedung Voli Senayan.
Sajoto Muhammad. (1988). Pembinaan Kondisis Fisik Dalam Olahraga. Jakarta:
P2LPTK, Dirjen Dikt Depdikbud.
Suharno. (1982). Ilmu Coacing Umum. Yogyakarta : FPOK IKIP.
Sudjana. (1992). Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Syafrizar. (2007). Pengaruh Latihan Knee Tuck Jump dan Bok Jump Terhadap
Peningkatan Day Ledak Otot Tungkai : Padang. UNP.
Syafruddin. (2011). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Padang : FPOK IKIP
.(1999). Dasar-dasar Kepelatihan Olahraga. Padang : FPOK IKIP
.(1996). Dasar-dasar Kepelatihan Olahraga.FIK UNP
62
63
Syayuti, Sahara. (2004). Kemampuan Biomotorik Dan Metodologi Pembangunan.
FIK UNP : Padang.
Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah RI Tahun 2007
Sistem Keolahragaan Nasional. Bandung.
Yanuar, Kiram. (1994). Kemampuan Koordinasi Gerak Dan Klasifikasi Aktivitas.
Padang: FPOK IKIP.
(2008). Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir/Skripsi UNP.
DEPDIKNAS. UNP.
Yunus M. 1992. Olahrga Pilihan Bolavoli, Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti Poyek.
64
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Hasil Penelitian
N0 Nama
Daya Ledak Otot
Tungkai
Koordinasi Mata
Tangan
Kemampuan
Smash
1 pitoyo 102 11 9
2 agus 87 12 8
3 bambang 103 15 14
4 edi 90 9 16
5 rahmad 88 10 10
6 yulkarnaen 104 11 9
7 rizal 96 17 11
8 jaswadi 104 14 12
9 rudianto 98 14 12
10 herianto 99 9 10
11 handika 90 15 13
12 joko 106 17 14
13 salamet 101 12 15
14 saiful 94 9 8
15 febri 89 12 9
16 indra 97 15 12
17 rinto 100 8 16
18 wandi 97 12 17
19 rahmanto 106 16 15
20 agung 109 17 13
jumlah 1960 255 243
mean 98 12.75 12.15
sd 6.601 2.936 2.834
median 98.5 12 12
modus 97 12 12
maximum 109 17 17
minimum 87 8 8
64
65
Lampiran 2
Tabel
Analisis Uji Normalitas Daya Ledak Otot Tungkai Melalui Uji Liliefors (X1)
NO X1 ZI TABEL F(ZI) S(ZI) F(ZI)-
S(ZI)
1 87 -1.67 0.4525 0.0475 0.0500 0.0025
2 88 -1.51 0.4345 0.0655 0.1000 0.0345
3 89 -1.36 0.4131 0.0869 0.1500 0.0631
4 90 -1.21 0.3869 0.1131 0.2000 0.0869
5 90 -1.21 0.3869 0.1131 0.2500 0.1369
6 94 -0.61 0.2291 0.2709 0.3000 0.0291
7 96 -0.30 0.1179 0.3821 0.3500 0.0321
8 97 -0.15 0.0636 0.4364 0.4000 0.0364
9 97 -0.15 0.0636 0.4364 0.4500 0.0136
10 98 0.00 0 0.5000 0.5000 0.0000
11 99 0.15 0.0636 0.5636 0.5500 0.0136
12 100 0.30 0.1179 0.6179 0.6000 0.0179
13 101 0.45 0.1736 0.6736 0.6500 0.0236
14 102 0.61 0.2291 0.7291 0.7000 0.0291
15 103 0.76 0.2764 0.7764 0.7500 0.0264
16 104 0.91 0.3186 0.8186 0.8000 0.0186
17 104 0.91 0.3186 0.8186 0.8500 0.0314
18 106 1.21 0.3869 0.8869 0.9000 0.0131
19 106 1.21 0.3869 0.8869 0.9500 0.0631
20 109 1.67 0.4525 0.9525 1.0000 0.0475
Jumlah 1960
Mean 98
Sd 6.601
L o tertinggi = 0.1704
Dengan n = 20 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.1900
Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana sampel
diambil berdistribusi normal.
66
Lampiran 3
Tabel
Analisis Uji Normalitas Koordinasi Mata-Tangan Melalui Uji Liliefors (X2)
NO X1 ZI TABEL F(ZI) S(ZI) F(ZI)-
S(ZI)
1 8 -1.62 0.4474 0.0526 0.0500 0.0026
2 9 -1.28 0.3997 0.1003 0.1000 0.0003
3 9 -1.28 0.3997 0.1003 0.1500 0.0497
4 9 -1.28 0.3997 0.1003 0.2000 0.0997
5 10 -0.94 0.3264 0.1736 0.2500 0.0764
6 11 -0.60 0.2258 0.2742 0.3000 0.0258
7 11 -0.60 0.2258 0.2742 0.3500 0.0758
8 12 -0.26 0.1026 0.3974 0.4000 0.0026
9 12 -0.26 0.1026 0.3974 0.4500 0.0526
10 12 -0.26 0.1026 0.3974 0.5000 0.1026
11 12 -0.26 0.1026 0.3974 0.5500 0.1526
12 14 0.43 0.1664 0.6664 0.6000 0.0664
13 14 0.43 0.1664 0.6664 0.6500 0.0164
14 15 0.77 0.2794 0.7794 0.7000 0.0794
15 15 0.77 0.2794 0.7794 0.7500 0.0294
16 15 0.77 0.2794 0.7794 0.8000 0.0206
17 16 1.11 0.3665 0.8665 0.8500 0.0165
18 17 1.45 0.4265 0.9265 0.9000 0.0265
19 17 1.45 0.4265 0.9265 0.9500 0.0235
20 17 1.45 0.4265 0.9265 1.0000 0.0735
Jumlah 255
Mean 12.75
Sd 2.936
L o tertinggi = 0.1724
Dengan n = 20 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.1900
Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana sampel
diambil berdistribusi normal.
67
Lampiran 4
Tabel
Analisis Uji Normalitas Kemampuan Smash Melalui Uji Liliefors (Y)
NO X1 ZI TABEL F(ZI) S(ZI) F(ZI)-
S(ZI)
1 8 -1.46 0.4279 0.0721 0.0500 0.0221
2 8 -1.46 0.4279 0.0721 0.1000 0.0279
3 9 -1.11 0.3665 0.1335 0.1500 0.0165
4 9 -1.11 0.3665 0.1335 0.2000 0.0665
5 9 -1.11 0.3665 0.1335 0.2500 0.1165
6 10 -0.76 0.2764 0.2236 0.3000 0.0764
7 10 -0.76 0.2764 0.2236 0.3500 0.1264
8 11 -0.41 0.1591 0.3409 0.4000 0.0591
9 12 -0.05 0.0199 0.4801 0.4500 0.0301
10 12 -0.05 0.0199 0.4801 0.5000 0.0199
11 12 -0.05 0.0199 0.4801 0.5500 0.0699
12 13 0.30 0.1179 0.6179 0.6000 0.0179
13 13 0.30 0.1179 0.6179 0.6500 0.0321
14 14 0.65 0.2422 0.7422 0.7000 0.0422
15 14 0.65 0.2422 0.7422 0.7500 0.0078
16 15 1.01 0.3438 0.8438 0.8000 0.0438
17 15 1.01 0.3438 0.8438 0.8500 0.0062
18 16 1.36 0.4131 0.9131 0.9000 0.0131
19 16 1.36 0.4131 0.9131 0.9500 0.0369
20 17 1.71 0.4564 0.9564 1.0000 0.0436
Jumlah 243
Mean 12.15
Sd 2.834
L o tertinggi = 0.1294
Dengan n = 20 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.1900
Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana sampel
diambil berdistribusi normal.
68
Lampiran 5
Tabel Korelasi Sederhana Dan Korelasi Berganda ( Variable X1, X2, dan Y)
NO X1 X2 Y X12
X22
Y2 X1 Y X2 Y X1 X2
1 102 11 9 10404.00 121 81 918.00 99 1122
2 87 12 8 7569.00 144 64 696.00 96 1044
3 103 15 14 10609.00 225 196 1442.00 210 1545
4 90 9 16 8100.00 81 256 1440.00 144 810
5 88 10 10 7744.00 100 100 880.00 100 880
6 104 11 9 10816.00 121 81 936.00 99 1144
7 96 17 11 9216.00 289 121 1056.00 187 1632
8 104 14 12 10816.00 196 144 1248.00 168 1456
9 98 14 12 9604.00 196 144 1176.00 168 1372
10 99 9 10 9801.00 81 100 990.00 90 891
11 90 15 13 8100.00 225 169 1170.00 195 1350
12 106 17 14 11236.00 289 196 1484.00 238 1802
13 101 12 15 10201.00 144 225 1515.00 180 1212
14 94 9 8 8836.00 81 64 752.00 72 846
15 89 12 9 7921.00 144 81 801.00 108 1068
16 97 15 12 9409.00 225 144 1164.00 180 1455
17 100 8 16 10000.00 64 256 1600.00 128 800
18 97 12 17 9409.00 144 289 1649.00 204 1164
19 106 16 15 11236.00 256 225 1590.00 240 1696
20 109 17 13 11881.00 289 169 1417.00 221 1853
jumlah 1960 255 243 192908.00 3415 3105 23924.00 3127 25142
1. Pengujian hipotesis 1
Korelasi sederhana natara variable (x1) dengan Y
r x1y =
222
1
2
1
11
YYn XXn
YX-YXn
69
r = 22 )243(3105.20 )1960(192908.20
(243) (1960)-20.23924
r = 59049-62100 3841600-3858160
476280-478480
r = 3051 16560
2200
r = 14524560
2200
r= 3811,11
2200
ro = 0.57
rtab (α = 0,05) = 0,561
ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
2. Pengujian hipotesis 2
Korelasi sederhana natara variable (x2) dengan Y
r x2y =
222
2
2
2
22
YYn XXn
YX-YXn
r = 22 )243(3105.20 )255(3415.20
(255)(243)-20.3127
r = 59049-62100 65025-68300
60965-62540
r = 3051 3275
1575
70
r= 9992025
1575
r = 2461,02
1575
ro = 0,64
rtab (α = 0,05) = 0.561
Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
Korelasi sederhana natara variable (x1) dengan (x2)
r x1 x2 =
2
2
2
2
2
1
2
1
2121
XXn XXn
XX-XXn
r = 22 )255(3415.20 )1960(192908.20
)(1960)(255-20.25142
r = 65025-68300 3841600-3858160
499800-502840
r = 3275 16260
3040
r= 23251500
3040
r = 4821,98
3040
ro = 0,630
rtab (α = 0,05) = 0.561
Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho diterima (Ha ditolak)
71
3. Pengujian hipotesis 3
Korelasi Ganda antara variable (x1) dan (x2) terhadap variable Y
r x1 x2 y =
21
2
21212
2
1
2
x xr-1
xrx yrx yrx2-yxryxr
= 2
22
630,01
)630,0)(64,0)(25.57.0(264.057.0
= 6031.01
4596.04096.03249.0
= 3969.0
2729.0
= 0,6205788
r 0 = 0,79
rtab (α = 0,05) = 0.561
Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
Pengujian Signifikan Korelasi Ganda
F = 1/()121(
/122
2
knyR
kyR
F= )1220/()79.01(
2/)79.0(2
2
F= 17/)3759.0(
31205.0
72
F= 02211.0
31205,0
F= 14.1
Fhitung(14.1) > (Ftabel = 3,59)
H0 ditolak ha diterima
Kesimpulannya terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2 secara
bersama-sama dengan Y
73
Lampiran 6
Daftar
Nilai Kritis L Untuk Uji Lilliefors
Ukuran
Sampel
Taraf Nyata
0.01 0.05 0.10 0.15 0.20
4 0.417 0.381 0.352 0.319 0.300
5 0.405 0.337 0.315 0.299 0.285
6 0.364 0.319 0.294 0.277 0.265
7 0.348 0.300 0.276 0.258 0.247
8 0.331 0.285 0.261 0.244 0.233
9 0.311 0.271 0.249 0.233 0.223
10 0.294 0.258 0.239 0.224 0.215
11 0.284 0.249 0.230 0.217 0.206
12 0.275 0.242 0.223 0.212 0.199
13 0.268 0.234 0.214 0.202 0.190
14 0.261 0.227 0.207 0.194 0.183
15 0.257 0.220 0.201 0.187 0.177
16 0.250 0.213 0.195 0.182 0.173
17 0.245 0.206 0.289 0.177 0.169
18 0.239 0.200 0.184 0.173 0.166
19 0.235 0.195 0.179 0.169 0.163
20 0.231 0.190 0.174 0.166 0.160
25 0.200 0.173 0.158 0.147 0.142
30 0.184 0.161 0.144 0.136 0.131
1.031 0.886 0.805 0.768 0.736
n >30 n n n n n
Sumber : Conover, W.J, Practical Nonparametric Statistics, John Wiley & Sons,
In,1973
74
Lampiran 7
Tabel dari harga kritik dari Product-Moment
N
(1)
Interval Kepercayaan N
(1)
Interval Kepercayaan N
(1)
Interval kepercayaan
95%
(2)
99%
(3)
95%
(2)
99%
(3)
95%
(2)
99%
(3)
3 0.997 0.999 26 0.388 0.4905 55 0.266 0.345
4 0.950 0.990 27 0.381 0.487 60 0.254 0.330
5 0.878 0.959 28 0.374 0.478 65 0.244 0.317
6 0.811 0.912 29 0.367 0.470 70 0.235 0.306
7 0.754 0.874 30 0.361 0.463 75 0.227 0.296
8 0.707 0.874 31 0.355 0.456 80 0.220 0.286
9 0.666 0.798 32 0.347 0.449 85 0.213 0.278
10 0.632 0.762 33 0.344 0.442 90 0.207 0.270
11 0.602 0.735 34 0.339 0.436 95 0.202 0.263
12 0.576 0.708 35 0.334 0.430 100 0.195 0.256
13 0.553 0.684 36 0.329 0.424 125 0.176 0.230
14 0.532 0.661 37 0.325 0.418 150 0.159 0.210
15 0.514 0.641 38 0.320 0.413 175 0.148 0.194
16 0.497 0.623 39 0.316 0.408 200 0.138 0.181
17 0.482 0.606 40 0.312 0.403 300 0.113 0.148
18 0.468 0.590 41 0.308 0.396 400 0.098 0.128
19 0.456 0.575 42 0.304 0.393 500 0.088 0.115
20 0.444 0.561 43 0.301 0.389 600 0.080 0.105
21 433 0.549 44 0.297 0.384 700 0.074 0.097
22 0.423 0.537 45 0.294 0.380 800 0.070 0.091
23 0.413 0.526 46 0.291 0.276 900 0.065 0.085
24 0.404 0.515 47 0.288 0.372 1000 0.062 0.081
25 0.396 0.505 48 0.264 0.368
1.031 0.886 49 0.281 0.364
50 0.297 0.361
J=Jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung r
75
Lampiran 8
Daftar Luas Dibawah Lengkungan Normal Standar Dari 0 Ke Z
Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0.0 0000 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0319 0359
0.1 0386 0483 0478 0557 0596 0636 0675 0714 0754 0360
0.2 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 1141
0.3 1179 1217 1255 1293 1331 1368 1406 1443 1480 1517
0.4 1554 1591 1628 1664 1700 1736 1772 1808 1844 1879
0.5 1915 1950 1985 2019 2054 2088 2123 2157 2190 2224
0.6 2258 2291 2324 2357 2389 2422 2454 2486 2418 2549
0.7 2580 2612 2642 2673 2704 2734 2764 2794 2823 2852
0.8 2881 2910 2939 2967 2996 3023 3051 3078 3106 3133
0.9 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 3389
1.0 3413 3438 3461 3485 2508 3531 3554 3577 3599 3621
1.1 4634 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 3830
1.2 3849 3869 3888 3907 3925 3944 3962 3980 3997 4015
1.3 4032 4049 4066 4082 4099 4115 4131 4147 4162 4177
1.4 4192 4207 4222 4236 4251 4265 4279 4292 4306 4319
1.5 4332 4345 4357 4370 4382 4394 4406 4418 4429 4441
1.6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 4545
1.7 4554 4564 4573 4580 4591 4599 4608 4626 4625 4633
1.8 4641 4649 4656 4664 4671 4678 4686 4692 4699 4633
1.9 4713 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 4761 4767
76
2.0 4772 4778 4783 4788 4793 4798 4803 4808 4812 4817
2.1 4821 4826 4830 4838 4838 4842 4846 4850 4854 4857
2.2 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 4890
2.3 4893 4896 4898 4901 4904 4906 4909 4911 4913 4916
2.4 4918 4920 4922 4925 4927 4929 4931 4932 4934 4936
2.5 4938 4940 4941 4943 4945 4946 4948 4949 4951 4952
2.6 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 4964
2.7 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 4972 4973 4974
2.8 4974 4975 4976 4977 4977 4978 4979 4979 4980 4981
2.9 4981 4982 4982 4983 4984 4984 4985 4985 4986 4986
3.0 4987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4989 4990 4990
3.1 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 4993
3.2 4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4995 4995 4995
3.3 4995 4995 4995 4996 4996 4996 4996 4996 4996 4997
3.4 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4998
3.5 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998
3.6 4998 4998 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3.7 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3.8 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3.9 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000
81
Lampiran 13
Foto Tes Penelitian
Vertical Jump Tes
Tes Koordinasi Mata Tangan
Ballmofen Und-Forgen Test
80