komgraf

8
APRILIA D PRAMARTI I0212019 SPA 5 – Kelas D KAWASAN INDUSTRI MANUFAKTUR GARMEN DI CILEUNGSI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN A. DEFINISI DAN PENGERTIAN JUDUL Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri. (sumber: http://nswi.bkpm.go.id diakses tanggal 22 Februari 2015 pukul 9:34 PM) Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Manufaktur diakses tanggal 28 Februari 2015 pukul 8:58 AM) Garmen adalah pakaian jadi. (sumber: kbbi) Arsitektur Berkelanjutan adalah Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait. (sumber https://rezaprimawanhudrita.wordpress.com/2010/01/25/pengertian-kaidah-dan-konsep-arsitektur- berkelanjutan/ diakses tanggal 23 Februari 2015 pukul 3:23 AM ) Kawasan Industri Manufaktur Garmen di Cileungsi dengan Pendekatan Arsitektur Berkelanjutan adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri pembuatan pakaian jadi di Cileungsi yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. B. LATAR BELAKANG Pakaian merupakan salah satu kebutuhan penting bagi manusia dalam menunjang penampilan maupun sebagai cerminan kepribadian. Dahulu, manusia menggunakan pakaian hanya sebatas untuk melindungi atau menutupi bagian tubuhnya saja. Kini seiring perkembangan zaman, penggunaan pakaian dapat dilatarbelakangi oleh faktor social, budaya, daya beli, psikologi, trend, dan lain sebagaianya. Oleh karena itu, kebutuhan akan pakaian menjadi hal yang penting dan akan terus meningkat baik dalam permintaan maupun dalam segi kualitas. Hal ini harus diimbangi oleh peningkatan jumlah dan kualitas produsen.

Upload: aprilia-dewi-pramarti

Post on 08-Nov-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

E

TRANSCRIPT

  • APRILIA D PRAMARTI I0212019 SPA 5 Kelas D

    KAWASAN INDUSTRI MANUFAKTUR GARMEN DI CILEUNGSI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

    A. DEFINISI DAN PENGERTIAN JUDUL

    Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri. (sumber: http://nswi.bkpm.go.id diakses tanggal 22 Februari 2015 pukul 9:34 PM)

    Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Manufaktur diakses tanggal 28 Februari 2015 pukul 8:58 AM)

    Garmen adalah pakaian jadi. (sumber: kbbi)

    Arsitektur Berkelanjutan adalah Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait. (sumber https://rezaprimawanhudrita.wordpress.com/2010/01/25/pengertian-kaidah-dan-konsep-arsitektur-berkelanjutan/ diakses tanggal 23 Februari 2015 pukul 3:23 AM )

    Kawasan Industri Manufaktur Garmen di Cileungsi dengan Pendekatan Arsitektur Berkelanjutan adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri pembuatan pakaian jadi di Cileungsi yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

    B. LATAR BELAKANG

    Pakaian merupakan salah satu kebutuhan penting bagi manusia dalam menunjang penampilan maupun sebagai cerminan kepribadian. Dahulu, manusia menggunakan pakaian hanya sebatas untuk melindungi atau menutupi bagian tubuhnya saja. Kini seiring perkembangan zaman, penggunaan pakaian dapat dilatarbelakangi oleh faktor social, budaya, daya beli, psikologi, trend, dan lain sebagaianya. Oleh karena itu, kebutuhan akan pakaian menjadi hal yang penting dan akan terus meningkat baik dalam permintaan maupun dalam segi kualitas. Hal ini harus diimbangi oleh peningkatan jumlah dan kualitas produsen.

  • APRILIA D PRAMARTI I0212019 SPA 5 Kelas D

    Letak daerah Cileungsi yang berada di pinggiran Kota Jakarta ini menjadi daya tarik bagi

    investor untuk mendirikan sebuah bangunan perindustrian di daerah ini. Selain banyaknya lahan kosong yang tersedia, harga tanah di Cileungsi pun tergolong murah selain itu akses sarana maupun prasarana untuk sebuah kawasan perindustrian pun sudah mulai terpenenuhi. Akses menuju gerbang tol tidak terlalu jauh, hal ini yang membuat pendistribusian barang menjadi lebih mudah dan tidak menghabiskan biaya transportasi yang berlebihan.

    Keberadaan kawasan industry di daerah Cileungsi cukup membantu untuk menaikkan pendapatan masyarakat dan mengurangi tingkat pengangguran di sekitar kawasan tersebut. Namun, ada pula dampak negative yang ditimbulkan akibat berdirinya sebuah pabrik, yakni pencemaran limbah industry yang di buang ke sungai dan kemacetan. Kemacetan yang terjadi diakibatkan oleh beberapa hal yaitu jalanan yang rusak akibat dilalui oleh truk-truk bermuatan besar, keberadaan pabrik yang langsung berada di sisi jalan raya, dan keberadaan pedagang kaki lima dadakan yang menggelar dagangannya ketika musim gajian datang. Kemacetaan ini selalu terjadi ketika jam masuk dan jam pulang karyawan.

    C. ISU/MASALAH Kebutuhan akan tempat kegiatan industri garmen Kemacetan yang terjadi disekitar Pabrik Banyaknya Pabrik yang dibangun namun tidak terorganisir Kerusakan lingkungan akibat limbah industry yang tidak dikelola dengan baik

    D. PENDEKATAN: ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 1. Kenapa Arsitektur Berkelanjutan?

    Sustainable atau berkelanjutan pada dasarnya tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan, namun mencakup aspek yang lebih luas, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan (KTT dunia 2005) yaitu: aspek ekonomi, aspek sosial, aspek lingkungan.

    Seiring pesatnya perkembangan pembangunan di Indonesia, pengekploitasian sumber daya alam pun juga semakin marak dilakukan. Tidak hanya itu, pembangunan pun dapat berdampak buruk bagi lingkungan seperti limbah, polusi, kerusakan alam, dsb. Namun pembangunan harus terus berjalan seiring dengan perkembangan social ekonomi yang ada. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita dapat meminimalisir dampak buruk dari sebuah pembangunan. Penerapan Arsitektur Berkelanjutan merupakan salah satu solusinya dimana Arsitektur Berkelanjutan merupakan Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.

  • APRILIA D PRAMARTI I0212019 SPA 5 Kelas D

    Arsitektur berkelanjutan (sustainable architecture) adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumberdaya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur. Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telah mencapai taraf pengrusakan secara global, sehingga lambat tetapi pasti, bumi akan semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari berbagai eksploitasi terhadap alam tersebut.

    2. Arsitektur Berkelanjutan [*]

    Pengertian Arsitektur yang berkelanjutan, seperti dikutip dari buku James Steele Suistainable Architecture, adalah Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait.

    Penerapan arsitektur berkelanjutan diantaranya:

    1. Dalam efisiensi penggunaan energi:

    a. Memanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan alami secara maksimal pada siang hari, untuk mengurangi penggunaan energi listrik.

    b. Memanfaatkan penghawaan alami sebagai ganti pengkondisian udara buatan (air conditioner).

    c. Menggunakan ventilasi dan bukaan, penghawaan silang, dan cara-cara inovatif lainnya.

    d. Memanfaatkan air hujan dalam cara-cara inovatif untuk menampung dan mengolah air hujan untuk keperluan domestik.

    e. Konsep efisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan dan penghawaan alami merupakan konsep spesifik untuk wilayah dengan iklim tropis.

    2. Dalam efisiensi penggunaan lahan:

    a. Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua lahan harus dijadikan bangunan, atau ditutupi dengan bangunan, karena dengan demikian lahan yang ada tidak memiliki cukup lahan hijau dan taman. Menggunakan lahan secara efisien, kompak dan terpadu.

    b. Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, misalnya pembuatan atap diatas bangunan (taman atap), taman gantung (dengan

  • APRILIA D PRAMARTI I0212019 SPA 5 Kelas D

    menggantung pot-pot tanaman pada sekitar bangunan), pagar tanaman atau yang dapat diisi dengan tanaman, dinding dengan taman pada dinding ,dan sebagainya.

    c. Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan tidak mudah menebang pohon-pohon, sehingga tumbuhan yang ada dapat menjadi bagian untuk berbagi dengan bangunan.

    d. Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman (sesuai dengan fleksibilitas buka-tutup yang direncanakan sebelumnya) dapat menjadi inovasi untuk mengintegrasikan luar dan dalam bangunan, memberikan fleksibilitas ruang yang lebih besar.

    e. Dalam perencanaan desain, pertimbangkan berbagai hal yang dapat menjadi tolak ukur dalam menggunakan berbagai potensi lahan, misalnya; berapa luas dan banyak ruang yang diperlukan? Dimana letak lahan (dikota atau didesa) dan bagaimana konsekuensinya terhadap desain? Bagaimana bentuk site dan pengaruhnya terhadap desain ruang-ruang? Berapa banyak potensi cahaya dan penghawaan alami yang dapat digunakan?

    3. Dalam efisiensi penggunaan material :

    a. Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam pembangunan, sehingga tidak membuang material, misalnya kayu sisa dapat digunakan untuk bagian lain bangunan.

    b. Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen lama yang masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran bangunan lama.

    c. Menggunakan material yang masih berlimpah maupun yang jarang ditemui dengan sebaik-baiknya, terutama untuk material seperti kayu.

    4. Dalam penggunaan teknologi dan material baru :

    a. Memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan air untuk menghasilkan energi listrik domestik untuk rumah tangga dan bangunan lain secara independen.

    b. Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global dapat membuka kesempatan menggunakan material terbarukan yang cepat diproduksi, murah dan terbuka terhadap inovasi, misalnya bambu.

    5. Dalam manajemen limbah :

    a. Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor (black water, grey water) yang mandiri dan tidak membebani sistem aliran air kota.

  • APRILIA D PRAMARTI I0212019 SPA 5 Kelas D

    b. Cara-cara inovatif yang patut dicoba seperti membuat sistem dekomposisi limbah organik

    agar terurai secara alami dalam lahan, membuat benda-benda yang biasa menjadi limbah atau sampah domestik dari bahan-bahan yang dapat didaur ulang atau dapat dengan mudah terdekomposisi secara alami.

    [*] : sumber https://rezaprimawanhudrita.wordpress.com/2010/01/25/pengertian-kaidah-dan-konsep-arsitektur-berkelanjutan/ diakses tanggal 23 Februari 2015 pukul 3:23 AM

  • APRILIA D PRAMARTI I0212019 SPA 5 Kelas D

    PETA SITE

    LOKASI SITE: Jl. Raya Narogong Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.

    BATAS SITE:

    Utara : lahan kosong

    Selatan : lahan kosong dan sungai

    Barat : lahan kosong dan sungai

    Timur : kawasan industri menara permai dan pt. js Jakarta

    POTENSI SITE:

    Berada di sekitar kawasan industri Akses mudah dicapai, berbatasan langsung dengan jalan raya Cileungsi Dekat dengan pusat kota, baik kota Jakarta maupun kota Bogor Akses menuju jalan tol dekat (dapat mengakses tol cibubur ataupun tol gunung putri) Dekat dengan pusat-pusat perbelanjaan yang berada di Jakarta (dapat diakses melalui

    tol dengan waktu tempuh sekitar 1-2 jam) Terdapat akses menuju pelabuhan (melalui tol)

    Kriteria pemilihan lokasi kawasan industri

    Tujuan: agar lokasi yang direncanakan diminati oleh user dan tidak menimbulkan permasalahan dengan lingkungan sekitar

  • APRILIA D PRAMARTI I0212019 SPA 5 Kelas D

    KRITERIA ALASAN PEMILIHAN FAKTOR PERTIMBANGAN Jarak ke pusat kota Sistim utilitas listrik dan air

    bersih Maksimal 15-20km dari pusat kota

    Jarak terhadap permukiman Pemenuhan tenaga kerja local Polutan menurunkan kesehatan masyarakat

    Minimal 2 km dari pemukiman

    Jarak jalan yang melayani Aksesibilitas bahan baku & produk

    Dilayani arteri primer

    Sstim jaringan utilitas yang melayani

    Terjaminnya kelangsungan proses produksi & distribusi

    Minimal jaringan listrik & Telkom

    Kemiringan lereng Menekan land dev cost Optimalisasi penggunaa lahan

    Maksimal 0-15 derajat

    Jarak terhadap sungai/sumber air lainnya

    Melayani kebutuhan proses produk & domestic Sebagai badan penerima air limbah yang terlah diolah

    Maksimal 5 km terdapat sungai

    Daya dukung tanah Untuk menekan biaya konstruksi pabrik

    Daya dukung tanah : 0,7 1,0 kg/cm2

    Kesuburan tanah Mencegah konservasi lahan subur

    Non irigasi teknis dan tidak subur

    Ketersediaan lahan Dapat menampung kegiatan kawasan industri minimal termasuk penunjang

    Minimal 25 ha

    Harga lahan Dapat menekan harga jual & terjangkau user

    Relative (bukan lahan yang mahal di daerah tersebut)

    Land use Tidak terjadi konflik peruntukan

    Non pertanian/non permukiman/non konservasi

    Prasarana angkutan Meningkatkan aksesibilitas produksi dan distribusi

    Tersedia pelabuhan sebagai outlet

    Orientasi lokasi Kemudahan untuk memperoleh bahan baku dan tenaga kerja

    Aksesibilitas tinggi dan hinterland

    Multiplier efek Antisipasi timbul berbagai permasalahan

    Kemacetan, kebutuhan rumah, kebutuhan fasilitas umum dan fasilitas sosial

    No. Jenis penggunaan Struktur penggunaan (%) Keterangan 1 Kapling industri Maksimal 70% Setiap kapling mengikuti ketentuan BCR

    sesuai dengan Perda setempat (60:40) 2 Jalan dan saluran 8-12% - Untuk tercapainya aksesibilitas di

    mana ada jalan primer dan jalan sekunder (pelayanan)

  • APRILIA D PRAMARTI I0212019 SPA 5 Kelas D

    - Tekanan ganda primer sebaiknya

    minimal 8 ton dan sekunder minimal 5 ton

    - Perkerasan jalan minimal 7 m 3 Ruang terbuka

    hijau Minimal 10% Dapat berupa jalur hijau, taman dan

    perimeter 4 Fasilitas

    penunjang 6-12% Dapat berupa kantin, guest house,

    tempat ibasah, fasilitas olahraga, PMK, WWTP, GI, Rumah Telkom dsb