k.h. habiburrahman el-shirazy islami, budaya, dan cinta · lim yang mampu menghafal dua surah yang...

4
58 ALKISAH NO. 22/22 OKT. - 4 NOV. 2007 Islami, Budaya, dan Cinta K.H. Habiburrahman El-Shirazy Tengah hari ini, kota Cairo seakan mem- bara. Matahari berpijar di tengah petala langit. Seumpama lidah api yang menjulur dan menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasir menguapkan bau neraka. Hembusan angin sahara disertai debu yang bergulung-gulung menambah panas udara semakin tinggi dari detik ke detik. Penduduknya, banyak yang berlindung dalam flat yang ada dalam apar- temen-apartemen berbentuk kubus dengan pintu, jendela dan tirai tertutup rapat. Memang, istirahat di dalam flat sambil menghidupkan pendingin ruangan jauh lebih nyaman daripada berjalan ke luar rumah, meski sekadar untuk shalat berja- maah di masjid. Panggilan azan zhuhur dari ribuan menara yang bertebaran di seantero kota hanya mampu menggugah dan meng- gerakkan hati mereka yang benar-benar tebal imannya. Mereka yang memiliki tekad beribadah sesempurna mungkin dalam se- gala musim dan cuaca, seperti karang yang tegak berdiri dalam deburan ombak, terpaan badai, dan sengatan matahari. Ia tetap te- guh berdiri seperti yang dititahkan Tuhan sambil bertasbih tak kenal kesah. Atau, se- perti matahari yang telah jutaan tahun mem- bakar tubuhnya untuk memberikan pene- rangan ke bumi dan seantero mayapada. Ia tiada pernah mengeluh, tiada pernah meng- erang sedetik pun menjalankan titah Tuhan. Awal-awal Agustus memang puncak musim panas. tu bukan terjemahan novel pengarang da- ri Mesir, tetapi alinea awal novel Ayat- ayat Cinta, karya Habiburrahman El- Shirazy, yang sebentar lagi akan tampil dalam film layar lebar. Dalam buku yang berisi 29 bab ini, ia menceritakan cinta segi lima seorang pelajar Indonesia di Al-Azhar yang bernama Fahri. Novel yang telah me- nyihir ribuan masyarakat Asia Tenggara I Sepintas lalu, novel Ayat- ayat Cinta, karya Habiburrahman El-Shirazy, seperti novel-novel Islami kebanyakan, yang mencoba menebarkan dakwah melalui sebuah karya seni. Tapi setelah dibaca, ternyata novel ini merupakan gabungan novel Islami, budaya, dan novel cinta – yang banyak disukai anak muda. sosok.p65 9/26/2007, 11:00 AM 58

Upload: dongoc

Post on 06-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

58 ALKISAH NO. 22/22 OKT. - 4 NOV. 2007

Islami, Budaya, dan CintaK.H. Habiburrahman El-Shirazy

Tengah hari ini, kota Cairo seakan mem-bara. Matahari berpijar di tengah petalalangit. Seumpama lidah api yang menjulurdan menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasirmenguapkan bau neraka. Hembusan anginsahara disertai debu yang bergulung-gulungmenambah panas udara semakin tinggi daridetik ke detik. Penduduknya, banyak yangberlindung dalam flat yang ada dalam apar-temen-apartemen berbentuk kubus denganpintu, jendela dan tirai tertutup rapat.

Memang, istirahat di dalam flat sambilmenghidupkan pendingin ruangan jauhlebih nyaman daripada berjalan ke luarrumah, meski sekadar untuk shalat berja-maah di masjid. Panggilan azan zhuhur dariribuan menara yang bertebaran di seanterokota hanya mampu menggugah dan meng-gerakkan hati mereka yang benar-benartebal imannya. Mereka yang memiliki tekadberibadah sesempurna mungkin dalam se-gala musim dan cuaca, seperti karang yangtegak berdiri dalam deburan ombak, terpaanbadai, dan sengatan matahari. Ia tetap te-guh berdiri seperti yang dititahkan Tuhansambil bertasbih tak kenal kesah. Atau, se-perti matahari yang telah jutaan tahun mem-bakar tubuhnya untuk memberikan pene-rangan ke bumi dan seantero mayapada. Iatiada pernah mengeluh, tiada pernah meng-erang sedetik pun menjalankan titah Tuhan.

Awal-awal Agustus memang puncakmusim panas.

tu bukan terjemahan novel pengarang da-ri Mesir, tetapi alinea awal novel Ayat-ayat Cinta, karya Habiburrahman El-Shirazy, yang sebentar lagi akan tampil

dalam film layar lebar. Dalam buku yangberisi 29 bab ini, ia menceritakan cinta segilima seorang pelajar Indonesia di Al-Azharyang bernama Fahri. Novel yang telah me-nyihir ribuan masyarakat Asia Tenggara

I

Sepintas lalu, novel Ayat-ayat Cinta, karya

Habiburrahman El-Shirazy,seperti novel-novel Islami

kebanyakan, yang mencobamenebarkan dakwah

melalui sebuah karya seni.Tapi setelah dibaca,

ternyata novel inimerupakan gabungan novel

Islami, budaya, dan novelcinta – yang banyakdisukai anak muda.

sosok.p65 9/26/2007, 11:00 AM58

59ALKISAH NO. 22/22 OKT. - 4 NOV. 2007

Keluarga ini sangat akrab dengan Fahri,terutama Maria. Ia adalah seorang gadis Me-sir yang manis dan baik budi pekertinya. Ken-dati demikian, Fahri menyebutnya sebagaigadis Koptik yang aneh. Ia seorang non-mus-lim yang mampu menghafal dua surah yangada dalam Al-Quran dengan baik, yang be-lum tentu seorang muslim mampu mela-kukannya. Ia hafal surah Al-Ma’idah dan su-rah Maryam.

Di flat itu tinggal pula keluarga Bahadur,yang muslim. Sifat dan tingkah laku TuanBahadur berbeda 180 derajat dengan keluar-ga Boutros. Bahadur terkenal dengan julukansi Muka Dingin, karena ia selalu berperangaikasar kepada siapa saja, bahkan dengan is-trinya, Madame Syaima, dan putri bungsunya,Noura. Bahadur memiliki tiga orang putri, Mo-na, Suzanna, dan Noura.

Mona dan Suzanna berkulit hitam. Tidakdemikian halnya dengan Noura, dia berkulitputih dan berambut pirang. Hal inilah yangmembuat Noura sering mendapat perlakuankasar dari ayah dan kedua kakaknya.

Dalam perjalanan menuju Masjid AbuBakar Ash-Shiddiq, yang terletak di ShubraEl-Kaima, ujung utara kota Kairo, suatu ke-

jadian tanpa sengaja mem-buat Fahri berkenalan de-ngan seorang wanita berca-dar. Wanita yang semula di-kiranya orang Mesir itu ter-nyata adalah wanita asal Jer-man yang sedang menuntutilmu di Mesir. Wanita itu ber-nama Aisha.

Sepintas lalu, novel iniseperti novel-novel Islamikebanyakan, yang mencobamenebarkan dakwah melaluisebuah karya seni. Tapi se-telah dibaca, ternyata novelini merupakan gabungannovel Islami, budaya, danjuga novel cinta – yangbanyak disukai anak muda.

Fahri adalah sosok laki-laki dengan aqidah yangbaik dan teguh pendiriannyajika menyangkut ajaran aga-

(penutur bahasa Melayu) ini telah menjadibuku best seller. Dalam waktu tiga tahun sudahmenembus oplah sekitar 300 ribu eksemplar.

Mengambil setting di Mesir, film Ayat-ayatCinta digarap rumah produksi MD Entertain-ment dengan sutradara Hanung Bramantyo.Sedang para pemainnya, Ferdi Nurul sebagaiFahri Bin Abdullah Shiddiq (tokoh utama),Riyanti Cartwright sebagai Maria putri TuanBoutros, artis Mesir sebagai Aisha, ZaskiaMecca sebagai Noura Binti Adel, Melanie Pu-tri sebagai Nurul.

Ayat-ayat Cinta awalnya diterbitkan se-cara bersambung di Harian Republika. Akhir-nya diterbitkan dalam bentuk novel pada2004. Suami Muyasaratun Sa’idah ini mengi-sahkan, bagaimana Fahri mengawali kehi-dupannya di Mesir dengan menyewa sebuahflat di daerah Haldayek Helwan, bersama em-pat orang temannya yang sama-sama ber-asal dari Indonesia. Di sana mereka berte-tangga dengan keluarga Boutros, yang ber-agama Kristen Koptik (kaum Nasrani yangbersekte dari Yunani). Walaupun berbeda ke-yakinan, mereka hidup saling menghormati,mengasihi, dan menyayangi, layaknya sebuah keluarga.

Riyanti Cartwright sebagai Maria. Cinta segi lima

sosok.p65 9/26/2007, 11:00 AM59

60 ALKISAH NO. 22/22 OKT. - 4 NOV. 2007

Mbambung, di Gedung Seni Wayang OrangSriwedari, Semarang, 1994. Ketika masih stu-di di Kairo, ia memimpin kelompok kajianMisykati (Majelis Intensif Studi Yurisprudensdan Kajian Pengetahuan Islam) pada 1996-1997. Setelah itu aktif di Majelis Sinergi Kalam(Masika) ICMI Orsat Kairo. Pernah juga men-jadi koordinator sastra Islam di dalamnyaselama dua periode, yaitu 1998-2000 dan2000-2002. Kang Abik juga yang mem-prakarsai berdirinya Forum Lingkar Pena(FLP) dan Komunitas Sastra Indonesia (KSI)di Kairo.

Ia sudah menjadi insan berprestasi sejakbelajar di MAN-PK, dalam berbagai kejuara-an. Di antaranya, juara II lomba menulis artikelse-MAN 1 Surakarta (1994), juara I lomba ba-ca puisi religius tingkat SLTA se-Jateng(1994), juara I lomba pidato tingkat remajase-eks Karisidenan Surakarta (1994), juara Ilomba pidato berbahasa Arab se-Jateng danDIY (1994), juara I lomba baca puisi berba-hasa Arab tingkat nasional di Yogyakarta(1994), pemenang terbaik ke-5 lomba KIR(Karya Ilmiah Remaja) tingkat SLTA se-Jateng(1995). Kang Abik juga pernah mengudaradalam acara Syarhil Qur’an (penjelasan Al-Quran) setiap Jum’at pagi di Radio JPI Su-rakarta selama satu tahun (1994-1995).

Menulis naskah drama Dzikir Dajjal mem-buat kariernya keterusan saat ia studi di Kairo.Maka lahirlah naskah drama dan sekaligusia menjadi sutradaranya dalam pementasan.Di antaranya adalah Wa Islama (1999), SangKyai dan Sang Durjana (gubahan atas karyaSyaikh Dr. Yusuf Qardawi yang berjudul ‘Alimwa Thaghiyyah, 2000), Darah Syuhada(2000), dan lain-lain.

Setelah studi S-2-nya di Kairo selesai,Kang Abik pulang ke tanah air dan dimintaPusat Pengembangan Mutu Pendidikan(P2MP) Jakarta untuk ikut mentashih (meng-edit) Kamus Populer Arab-Indonesia, yangdisusun oleh KMNU (Keluarga MahasiswaNU) Mesir, terbitan Diva Pustaka Jakarta, Juni2003. Di antara hasil karyanya yang lain ada-lah Bercinta untuk Surga; Kisah-kisah IslamiPembangun Jiwa (Grenada Busur Budaya,2003). Lalu, novel psikologi Islami, Di AtasSajadah Cinta, tahun 2004.

ma. Maria, Noura, Aisha, dan kemudian Nurul,adalah wanita-wanita yang mencintai Fahri.Dalam novel ini diperlihatkan, bagaimanaFahri harus menyikapi perasaan wanita-wa-nita tersebut dan suasana hatinya ketika iamemutuskan untuk menikahi salah satu dariwanita-wanita tersebut.

Habiburrahman El-Shirazy lahir diSemarang pada hari Kamis, 30September 1976. Ia adalah anak

sulung dari enam bersaudara, putra Saerozidan Siti Radhiyah. Pernah mengenyam pen-didikan di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen sambilbelajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al-Anwar, Mranggen, Demak, di bawah asuhanK.H. Abdul Bashir Hamzah. Kemudian setamatMTs, ia merantau ke Surakarta, melanjutkanstudinya di Madrasah Aliyah Negeri-ProgramKhusus (MAN-PK), lulus tahun 1995.

Kang Abik, panggilan akrab Habiburrah-man El-Shirazy, lalu menuntut ilmu di Kairo,Mesir. Tepatnya di Fakultas Ushuludin, Jurus-an Hadits, Universitas Al-Azhar. Di NegeriSeribu Menara itu, ia menimba ilmu keislam-an tak kurang dari tujuh tahun lamanya (1995-2002).

Berbagai kegiatan sastrawi ditekuni KangAbik hingga sekarang. Semasa kuliah, diapernah mementaskan naskah yang ditulisnyasendiri, berjudul Dzikir Dajjal, bersama Teater

Dalam suatu acara tabligh.Dimulai sejak tsanawiyah

DariPondok

sosok.p65 9/26/2007, 11:00 AM60

61ALKISAH NO. 22/22 OKT. - 4 NOV. 2007

Berkenaan dengan novel Ayat-ayatCinta, Kang Abik pernah mengaku se-cara jujur dalam wawancaranya denganwww.eramuslim.com bahwa yang men-jadi inspirasinya untuk menuliskan novelyang sudah dicetak ulang dua belas kaliitu adalah kandungan ayat-ayat Al-Qur-an. Terutama surah Az-Zukhruf ayat 64dan surah Yusuf, yang berisi kisah cintayang universal.

Saat ini, di Trans-TV, setiap Jum’atsore, juga telah ditayangkan salah satukarya Kang Abik yang disinetronkansecara bersambung, berjudul Di AtasSajadah Cinta.

Belakangan, makin ba-nyak orang yang tahubahwa di balik kepiawai-

annya merangkai kata dalam bentuk tu-lisan, ia pun giat bertabligh. Maka un-

dangan untuk mengisi pengajian pun makinsering datang kepadanya. ‘’Pernah, di Pa-lembang, dalam dua hari saya harus mengisi de-lapan acara. Baik bedah buku dan talkshow, mau-pun mengisi ceramah agama,’’ tutur peraih peng-hargaan Pena Award 2005 itu sebagaimana di-muat harian Republika, permulaan Agustus 2007.

Dalam waktu sekitar lima tahun sejak pulangke tanah air, tahun 2002, ia telah berceramah dihampir seluruh kota di Jawa, hingga ke pelosok-pelosok daerah. Ia pun bertabligh di hampir se-luruh kota besar di Sumatera, seperti Palembang,Padang, Pekanbaru, Batam, Bengkulu, dan Pang-kal Pinang. Juga sejumlah kota di Pulau Kaliman-tan dan Sulawesi.

Bahkan, ia pun diundang berceramah di man-canegara, seperti Hong Kong, Malaysia, danMesir. Di Mesir, ia tidak hanya berceramah di ibukota Mesir, Kairo, tapi juga hingga jauh ke ibukota provinsi-provinsi, seperti Thontho, Zagaziq,dan Mansuroh. ‘’Saya sudah mulai ceramah se-jak duduk di bangku tsanawiyah, tapi makin in-tens terutama sejak pulang dari Mesir,’’ ujar ayahMuhammad Nail Author ini.

Ayah satu anak yang sedang menunggu kela-hiran anak kedua itu merasa bahagia bisa ber-bagi ilmu dan pengalaman, baik melalui menulismaupun ceramah. ‘’Keduanya sama-sama men-jadi jalan dakwah. Muaranya sama, yakni sama-sama mencari ridha Allah,’’ kata novelis yang jugatelah meluncurkan novel Ketika Cinta Bertasbih,Pudarnya Pesona Cleopatra, Dalam MihrabCinta, dan Ketika Cinta Berbuah Surga, itu.

Dedikasinya di dunia dakwah dan pendidikansungguh patut diacungi jempol. Kegiatannya kini,selain menulis, adalah melakukan kajian fiqihsunnah bersama mahasiswa Universitas NegeriSemarang. Ia juga mengajar di MAN-PK di Su-rakarta. Dan, bersama adiknya, Anif Sirsaeba,serta budayawan kondang, Prie G.S., ia pun me-rintis pesantren mahasiswa dan karya (pelatihankerja) yang dinamakan Pesantren Basmala, diSemarang, Jawa Tengah. ‘’Alhamdulillah, kamisudah berhasil membeli rumah kos mahasiswayang terdiri dari 14 kamar. Mudah-mudahan dariPesantren Basmala akan lahir para mujahiddakwah, baik dengan lisannya, harta, tangan,maupun pena-nya,’’ tuturnya.

SB, dari berbagai sumber*HC

GiatBertabligh

Cover novel Ayat-ayat Cinta.Menjadi best seller

sosok.p65 9/26/2007, 11:00 AM61