kemuliaan perempuan dalam kisah dan …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/skripsi...

208
KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH MAHABHARATA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: MAHADEWI PUTERI INTAN NIM. 23010150118 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 16-Nov-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH

MAHABHARATA DAN RELEVANSINYA DENGAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MAHADEWI PUTERI INTAN

NIM. 23010150118

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2019

Page 2: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan
Page 3: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

iii

KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH

MAHABHARATA DAN RELEVANSINYA DENGAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MAHADEWI PUTERI INTAN

NIM. 23010150118

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2019

Page 4: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

iv

Page 5: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

v

Page 6: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

vi

Page 7: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

vii

MOTTO

ن ذكر أو أنثى وىو مؤمن ف لنحيي نو من عمل صالحا م حياة طي بة

“Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki

maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka

sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang

baik.” (Qs. An Nahl: 97)

Page 8: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,

penulis mempersembahkan skripsi ini kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Wahyu Ponco Hadi Priyo Utomo dan

Ibunda Sri Suparmi yang selalu membimbing penulis, memberikan doa,

nasihat, dan kasih sayang yang tiada tara.

2. Adik tercinta penulis, Ratu Langit Adinda Ayu Shakti yang telah menjadi

motivator secara tidak langsung bagi penulis hingga penulis dapat berada di

titik yang sekarang.

3. Orang tua penulis yang kedua Ibu Sari Famularsih, beserta dosen-dosen lain

yang bukan hanya menyumbang ilmu namun juga telah mencurahkan kasih

sayang kepada penulis sehingga penulis dapat merasakan nikmatnya

menimba ilmu di IAIN Salatiga tercinta.

4. Keluarga PKKI 2015, Ikhah, Ni‟mah, Ismi, Cinde, Hilya, Rahma, Risa, Sono,

Bilal, Vava, Amaliya, Syifa, Hilmi, Tyas (almarhumah), Sultan dan Rifqi

yang telah menjadi teman yang tak tergantikan di kala suka maupun duka.

5. Kakak-kakak alumni PKKI 2013 dan 2014, mas Sabar, mas Mustakim, mas

Fahmi, mas Asdak, mbak Novia, mbak Amel, mbak Com,dan kakak-kakak

yang lain yang telah menjadi kakak-kakak terbaik bagi penulis.

6. Kelurga besar KKN 139 IAIN Salatiga, sahabat Ade, Erlina, Suci, Farida, Ayu,

Lukman, dan Tholib yang telah menjadi teman seperjuangan penulis.

Page 9: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

ix

Page 10: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

x

Page 11: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

xi

ABSTRAK

Intan, Mahadewi Puteri. 2019. Kemuliaan Perempuan dalam Kisah Mahabharata

dan Relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam. Skripsi, Salatiga:

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Rasimin, M. Pd.

& Sari Famularsih M. A.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemuliaan

perempuan dalam kisah Mahabharata dan mengetahui relevansi kemuliaan

perempuan dalam kisah Mahabharata terhadap Pendidikan Agama Islam.

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti di sini adalah penelitian

kepustakaan (library research). Dalam proses menganalisis semua data pada

penelitian ini, peneliti menggunakan dua metode, yaitu metode analisis dan

metode hermeneutik. Setelah diperoleh data tentang kemuliaan perempuan

pada kisah Mahabharata, kemudian peneliti mencari bagaimana relevansinya

terhadap Pendidikan Agama Islam.

Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh perempuan

dalam kisah Mahabharata memiliki kemuliaan yang memiliki relevansi dengan

Pendidikan Agama Islam, di mana Pendidikan Agama Islam mengajarkan

manusia beriman agar mendapatkan haknya untuk hidup bahagia, mengajarkan

kepada anak untuk berbakti pada orang tua termasuk ibunya yang telah

memberikan pendidikan pertama baginya dengan penuh kasih sayang, serta

menganjurkan kepada setiap perempuan memilih pasangan hidup

berdasarkan agama dan akhlaknya.

Kata Kunci: Kemuliaan; Perempuan; Pendidikan Agama Islam

Page 12: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR ................................................................. i

HALAMAN BERLOGO .......................................................................... ii

HALAMAN SAMPUL DALAM ............................................................. iii

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... v

LEMBAR DEKLARASI ......................................................................... vi

MOTTO .................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN .................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................. ix

ABSTRAK ................................................................................................ xi

DAFTAR ISI ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

D. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 5

E. Kajian Pustaka ..................................................................................... 6

F. Definisi Operasional ............................................................................ 8

G. Metode Penelitian ................................................................................ 13

H. Sistematika Penulisan .......................................................................... 16

Page 13: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

xiii

BAB II BIOGRAFI NASKAH ............................................................. 17

A. Hakekat Mahabharata ........................................................................ 17

B. Ringkasan Kisah Mahabharata ........................................................... 17

C. Kerangka Teori ................................................................................... 21

BAB III DESKRIPSI ANATOMI MUATAN NASKAH ................... 28

A. Tokoh-Tokoh Perempuan dalam Kisah Mahabharata ....................... 28

B. Kemuliaan Perempuan dalam Kisah Mahabharata............................. 62

BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................... 67

A. Kemuliaan Memiliki Keimanan, Kebahagiaan, dan Mendapatkan

Haknya Dengan Pendidikan Agama Islam ...................................... 67

B. Kemuliaan Memiliki Kasih Sayang dan Sebagai Unsur Pertama

Pendidikan Bagi Anaknya Dengan Pendidikan AgamaIslam .. ..... 69

C. Kemuliaan Dikabulkan Doa-Doanya Dengan Pendidikan Agama

Islam ............................................................................................... 72

D. Kemuliaan Pandai Memanah Dengan Pendidikan Agama Islam .... 74

E. Kemuliaan Untuk Memilih Pasangan Hidup Dengan Pendidikan

Agama Islam .................................................................................... 76

BAB V PENUTUP .................................................................................. 78

A. Kesimpulan ........................................................................................ 78

B. Saran .................................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................... 86

Page 14: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

xiv

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1.1 Dewi Anggraeni ........................................................ 28

2. Gambar 2.1 Arimbi dalam Bentuk Raksesi ................................... 30

3. Gambar 2.2 Arimbi dalam Bentuk Dewi ....................................... 31

4. Gambar 3.1 Dewi Drupadi ............................................................. 32

5. Gambar 4.1 Dewi Durgandini ........................................................ 33

6. Gambar 5.1 Dewi Dursilawati ........................................................ 35

7. Gambar 7.1 Dewi Gendari ............................................................. 36

8. Gambar 8.1 Dewi Jahnawi ............................................................. 37

9. Gambar 10.1 Dewi Krepi ............................................................... 39

10. Gambar 11.1 Dewi Kunti ............................................................... 40

11. Gambar 13.1 Dewi Larasati ........................................................... 43

12. Gambar 14.1 Dewi Madrim ........................................................... 44

13. Gambar 16.1 Dewi Mustakaweni .................................................. 45

14. Gambar 17.1 Dewi Nagagini ......................................................... 46

15. Gambar 18.1 Dewi Pratiwi ............................................................ 47

16. Gambar 19.1 Endang Pregiwa ....................................................... 48

17. Gambar 20.1 Endang Pregiwati ..................................................... 49

18. Gambar 21.1 Dewi Pujawati .......................................................... 50

19. Gambar 22.1 Dewi Rukmini .......................................................... 51

Page 15: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

xv

20. Gambar 23.1 Ken Sagupi .............................................................. 52

21. Gambar 24.1 Dewi Sakuntala ........................................................ 53

22. Gambar 25.1 Dewi Sarmista .......................................................... 54

23. Gambar 26.1 Dewi Sawitri ............................................................ 55

24. Gambar 27.1 Dewi Siti Sundari ..................................................... 56

25. Gambar 28.1 Dewi Srikandi .......................................................... 57

26. Gambar 29.1 Dewi Sumbadra ........................................................ 58

27. Gambar 30.1 Dewi Sumpani .......................................................... 59

28. Gambar 31.1 Dewi Ulupi ............................................................... 60

29. Gambar 32.1 Dewi Utari ................................................................ 61

Page 16: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup

2. Daftar Nilai SKK

Page 17: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah pernah mengatakan bahwa kemuliaan laki-laki lebih

tinggi dibanding perempuan. Dengan kata lain jika laki-laki sebagai

peran utama dalam sebuah cerita, maka perempuan hanyalah sebagai

figuran. (Astuti, 2013: 138). Di satu sisi laki-laki diperbolehkan keluar

rumah, bekerja di luar rumah dan memiliki peran yang berpengaruh

dalam masyarakat. Laki-laki juga dapat memilih perempuan mana yang

akan ia nikahi. Di sisi lain perempuan diwajibkan tinggal di rumah,

dilarang keluar rumah, dan tidak berperan apa pun dalam kegiatan

masyarakat. Perempuan juga dipaksa menikah dengan laki-laki yang

belum tentu ia kenal sebelumnya.

Tentunya hal ini tidak adil karena perempuan adalah sosok

yang mandiri. Perempuan juga merupakan sosok yang mulia.

Bagaimana tidak, perempuan adalah orang yang menentukan

peradaban bangsa. Perempuan yang melahirkan generasi penerus

bangsa yang seharusnya memiliki kemuliaan sama dengan laki-laki.

Sejarah berganti dengan tidak menempatkan perempuan di bawah

laki-laki. Peningkatan derajat kaum perempuan sejalan dengan

peningkatan kecerdasan perempuan. Hal ini sangat didukung oleh

pendidikan (Setyowasih, 2017: 4).

Page 18: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

2

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi

sepanjang hayat. Pendidikan merupakan proses seseorang untuk

memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang

sesuai dengan porsinya (Syah, 2005: 10). Islam mengajarkan bahwa tidak

ada diskriminasi dalam pendidikan. Belajar merupakan suatu kewajiban

bagi semua kalangan, baik laki-laki maupun perempuan.

Di zaman ini, perempuan telah sama mulianya dengan laki-laki.

Perempuan telah memiliki hak yang sama dengan laki-laki.

Perempuan juga dibebaskan untuk bekerja di bidang apa pun, sesuai

dengan bakat serta minatnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya

perempuan yang menjadi pekerja pabrik, guru, dokter, jurnalis, bahkan

politikus (Setyowasih, 2017: 2).

Jika perempuan sebagai cerminan bangsa, budaya merupakan

suatu pengalaman yang dapat dijadikan sebagai cerminan kehidupan. Di

dalamnya terdapat pesan moral bagaimana kemuliaan perempuan

yang dapat diambil sebagai hikmah, terutama relevansinya terhadap

Pendidikan Agama Islam. Salah satu cara untuk mengetahui

bagaimana kemuliaan perempuan dapat dilakukan melalui media

kebudayaan (Navisah, 2006: 4).

Jika dilihat secara sekilas cerita Mahabharata tampak seperti

cerita patriarki, yaitu cerita yang lebih menonjolkan laki-laki sebagai

pihak yang lebih berkuasa jika dibandingkan dengan perempuan

(Nugraheni, 2017: 184).

Page 19: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

3

Namun setelah memahami cerita ini lebih dalam lagi, tokoh-

tokoh perempuan di dalamnya juga ikut berperan penting dan tidak

kalah dengan laki-laki. Di satu sisi cerita ini sepintas memposisikan

perempuan di bawah laki-laki. Sedangkan di sisi lain tokoh perempuan

di dalamnya bukan hanya sebagai perempuan yang cantik namun juga

cerdas dan berani melawan setiap hal yang menyakiti mereka dan

pantang mundur untuk memperjuangkan haknya. Selain itu para

perempuan tak jarang tampil layaknya motor penggerak laki-laki dalam

bertindak dan mengambil keputusan.

Mahabharata merupakan salah satu budaya dari India yang

memberikan banyak pesan moral dalam ceritanya. Meskipun cerita ini

berasal dari Agama Hindu, namun cerita ini juga banyak mengandung

nilai-nilai moral yang sejalan dengan Agama Islam (Muhidin, 2017: 5).

Salah satu tokoh yang terdapat dalam cerita Mahabharata

adalah Dewi Kunthi. Dewi Kunthi adalah seorang perempuan yang

pada saat itu belum memiliki suami, namun ia dapat mengandung seorang

anak tanpa disentuh laki-laki. Kejadian ini di dalam Islam sesuai dengan

cerita Maryam yang mengandung Nabi Isa tanpa disentuh laki-laki

mana pun. Hal ini tercantum di dalam firman Allah SWT Al-Qur‟an Surat

Maryam ayat 19 yang berbunyi:

قال إنما أنا رسول رب ك لىب لك غلاما زكيا

Page 20: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

4

Artinya: Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang

utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang

suci". (Q.S Maryam, 19: 19).

Tokoh Dewi Kunthi yang ada pada kisah Mahabharata dapat

memberikan inspirasi bagaimana kemuliaan perempuan di dalamnya dan

bagaimana relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam. Bukan

hanya Dewi Kunti, melainkan banyak tokoh perempuan lain yang

kemuliaannya sejajar dengan laki-laki. Maka dari itu peneliti tertarik

untuk melakukan kajian penelitian dengan judul “Kemuliaan

Perempuan dalam Kisah Mahabharata dan Relevansinya dengan

Pendidikan Agama Islam.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut,

maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kemuliaan perempuan yang terkandung pada kisah

Mahabharata?

2. Bagaimana relevansi kemuliaan perempuan yang terkandung pada

kisah Mahabharata dengan Pendidikan Agama Islam?

Page 21: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana kemuliaan perempuan dalam kisah

Mahabharata.

2. Untuk mengetahui relevansi kemuliaan perempuan dalam kisah

Mahabharata terhadap Pendidikan Agama Islam.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa kegunaan, di antaranya sebagai

berikut:

1. Teoritis

a. Hasil penelitian dapat menjadi wawasan pengetahuan bagi para

pembaca yang kaitannya dengan kemuliaan perempuan dan

relevansinya terhadap Pendidikan Agama Islam.

b. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sumber bahan bagi

para peneliti yang berkecimpung di bidang keperempuanan

dan Pendidikan Agama Islam.

2. Praktis

a. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat menjadi motivasi peneliti

untuk menjadi pribadi yang mandiri dan pantang mundur

untuk meraih kesuksesan.

Page 22: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

6

b. Bagi masyarakat, hasil penelitian dapat membuat masyarakat

dapat saling menghargai satu sama lain karena laki-laki dan

perempuan memiliki kemuliaan yang sama dengan perannya

masing-masing.

c. Bagi Guru Pendidikan Agama Islam, hasil penelitian dapat

mengembangkan kemampuan guru dalam mengajar secara

kontekstual dengan mengkaji Pendidikan Agama Islam bukan

hanya melalui buku pelajaran namun mengaitkan dengan

sumber yang lain, salah satunya dengan cara mengkaji buku

tentang kisah Mahabharata.

E. Kajian Pustaka

Lilik Setyowasih tahun 2017 jurusan Pendidikan Agama Islam

berjudul “Relevansi Pendidikan Perempuan Dalam Buku Sarinah Karya

Soekarno Dengan Pendidikan Islam” Institut Agama Islam Negeri

Salatiga. Skripsi ini membahas tentang pemikiran Soekarno dalam

pendidikan perempuan yang seharusnya sejajar dengan laki-laki. Hal

ini diharapkan dapat menjadikan perempuan agar memiliki keahlian

setara dengan laki-laki. Sedangkan skripsi yang peneliti tulis berkaitan

tentang bagaimana kemuliaan perempuan dalam kisah Mahabharata.

Page 23: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

7

Persamaan dari kedua skripsi ini adalah sama-sama membahas

tentang keperempuanan dan mengaitkannya dengan Pendidikan Agama

Islam. Namun sebagai objek kajiannya, skripsi yang peneliti tulis tidak

mengkaji buku Sarinah karya Soekarno melainkan mengkaji buku-buku

mengenai kisah Mahabharata.

Zainal Muhidin tahun 2017 jurusan Pendidikan Agama Islam

berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Novel Mahabharata

Karya Nyoman S. Pendit Dan Relevansinya Dengan Pendidikan Agama

Islam” Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skripsi ini

membahas tentang nilai-nilai pendidikan akhlak yang meliputi akhlak

kepada Allah SWT, akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada keluarga,

dan akhlak kepada masyarakat. Sedangkan skripsi yang peneliti tulis

fokus terhadap kemuliaan perempuannya.

Persamaaan kedua skripsi ini adalah pada objek kajiannya

yang sama yaitu kisah Mahabharata. Hal yang membedakan adalah

fokus penelitiaannya, skripsi yang peneliti tulis tidak membahas tentang

nilai-nilai pendidikan akhlak, namun membahas bagaimana kemuliaan

perempuan di dalamnya.

Dari beberapa literatur tersebut, belum ada penelitian kemuliaan

perempuan pada kisah Mahabharata dengan Pendidikan Agama Islam.

Maka dari itu peneliti tertarik melakukan kajian penelitian dengan

judul “Kemuliaan Perempuan dalam Kisah Mahabharata dan Relevansinya

dengan Pendidikan Agama Islam.”

Page 24: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

8

F. Definisi Operasional

1. Kemuliaan Perempuan

Kemuliaan berasal dari kata dasar mulia yang berarti tinggi

maupun luhur. Dengan kata lain kemuliaan sama dengan kata

keluhuran, keagungan dan kehormatan yang berarti keadaan yang

mulia, keadaan yang luhur, maupun keadaan yang agung (Sugono,

2008: 980).

Alwi (2002: 856) mengatakan bahwa perempuan adalah

“seseorang yang dapat mengalami menstruasi maupun kehamilan,

sehingga dapat melahirkan dan menyusui anaknya.” Sedangkan

menurut Setyowasih (2017: 11) penjelasan mengenai perempuan

adalah sebagai berikut.

Perempuan secara bahasa berasal dari kata dasar empu yang

berarti dihargai. Perempuan di dalam Islam laksana tiang negara,

maka dari itu apabila perempuan di dalam suatu negara rusak maka

rusaklah suatu negara. Begitu pula sebaliknya. Perempuan adalah

bagian yang berperan penting dalam masyarakat.

Jadi kemuliaan perempuan adalah suatu keadaan di mana

perempuan dimuliakan dan disejajarkan dengan laki-laki. Maka

dari itu hendaknya perempuan dan laki-laki dapat berjalan seiringan

dengan hak dan kewajibannya masing-masing.

Page 25: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

9

2. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan berasal dari kata dasar didik yang berarti

memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan

pikiran. Dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah perbuatan atau

cara mendidik seseorang agar orang tersebut cerdas dan berakhlak

mulia (Sugono, 2008: 352).

Pendidikan adalah upaya manusia yang telah dewasa untuk

membimbing anak-anak dalam mencapai kedewasaan. Dengan kata

lain pendidikan adalah perbuatan orang tua dalam memberikan

pengetahuan, pengalaman, serta ketrampilannya kepada generasi

muda, sebagai upaya menyiapkan mereka agar dapat memenuhi

tujuan hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah (Mansur,

2007: 199). Berkaitan dengan pendidikan Purwanto (1998:10)

menyatakan sebagai berikut.

Pendidikan yaitu bimbingan yang diberikan dengan sengaja

oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya baik

jasmani maupun rohani agar berguna bagi diri sendiri dan

masyarakat. Dengan kata lain pendidikan ialah suatu sistem sosial

yang menjadikan keluarga dan sekolah ikut berperan penting dalam

membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas, namun juga sehat

jasmani rohani sehingga terbentuk generasi penerus bangsa yang

dapat mempertahankan budaya dan lingkungannya.

Page 26: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

10

Jadi pendidikan adalah upaya yang dilakukan orang dewasa

dalam mendidik generasi muda, bukan hanya dengan memberikan

ilmu dan pengalaman, namun memberikan bimbingan dan dorongan

agar generasi muda menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas,

kreatif, inovatif, dan sehat jasmani rohani.

Secara etimologi, kata “agama” berasal dari bahasa Sansekerta

yaitu, terbentuk dari kata ”a” yang berarti ke sini dan “gam”

disamakan dengan gaan, go, dan gehen yang berarti berjalan-jalan.

Sedangkan secara terminologi, agama berarti apa saja yang turun

temurun dan ditentukan oleh adat kebiasaan (Manaf, 1996: 1-2).

Berkaitan dengan agama, Sugono (2008: 18) menyatakan sebagai

berikut.

Agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan

atau kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, tata peribadatan,

maupun tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia

dengan manusia lain dan lingkungan dengan kepercayaannya.

Jadi dapat dipahami bahwa agama adalah suatu hal yang

mengatur kepercayaan, ibadah, serta bagaimana cara berinteraksi

dengan orang lain sesuai dengan adat kebiasaan setempat.

Sugono (2008: 565) mengartikan bahwa Islam adalah “agama

yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.” Sedangkan Husaini

(2010: 9) menyatakan bahwa Islam adalah “agama yang tata cara

ibadahnya berdasarkan pada Al-Quran dan sunnah.”

Page 27: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

11

Jadi dapat dipahami bahwa agama Islam adalah agama

yang diajarkan oleh Nabi Muhammad yang memiliki pedoman

ibadah tidak lain adalah Al-Qur‟an dan sunnah.

Rofi (2016: 14) mengartikan bahwa Pendidikan Islam adalah

“proses bimbingan terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan akal

ke arah terbentuknya pribadi muslim yang baik.” Sedangkan Djaelani

(2013: 104-105) menyatakan bahwa pendidikan agama Islam

adalah “pondasi utama sistem pendidikan moral dalam

pembentukan kepribadian.”

Tidak jauh berbeda, Arrosyid (2016: 32) menyatakan bahwa

pendidikan Islam adalah “suatu proses edukatif yang mengarah pada

pembentukan kepribadian.” Di sisi lain, Hidayat (2015: 134)

menyatakan bahwa pendidikan agama Islam adalah “pendidikan

yang berdasarkan ajaran Islam yang tercantum dalam Al-Quran

dan sunnah.”

Jadi dapat dipahami bahwa pendidikan agama Islam adalah

upaya mendidik yang dilakukan dalam membentuk kepribadian

baik yang diajarkan Nabi Muhammad SAW yang berpedoman

pada Al-Qur‟an dan sunnah.

Page 28: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

12

3. Kemuliaan Perempuan dengan Pendidikan Agama Islam

Kemuliaan perempuan adalah suatu keadaan yang mana

perempuan dimuliakan dan juga disejajarkan bersama laki-laki.

Sedangkan Pendidikan Agama Islam adalah upaya mendidik

kepribadian seseorang dengan berpegang teguh kepada Al-Qur‟an

dan sunnah. Di dalam Pendidikan Agama Islam terdapat persamaan

hak beserta kewajiban di antara manusia, baik laki-laki maupun

perempuan baik berbeda bangsa maupun suku. Mereka sama-sama

memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam beribadah kepada

Allah SWT.

Pendidikan Agama Islam mengajarkan bahwa perbedaan

seseorang baik laki-laki maupun perempuan terdapat pada

bagaimana tingkat ibadah dan keimanannya kepada Allah SWT.

Maka Islam tidak pandang bulu terhadap siapa yang melakukan

amal ibadah apakah laki-laki ataukah perempuan. Pendidikan Agama

Islam yang berpegang teguh pada Al-Qur‟an dan sunnah juga

memberikan apresiasi kepada siapa saja, kepada laki-laki maupun

perempuan yang dapat meraih prestasinya dalam bidang ilmu

pengetahuan.

Page 29: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

13

Jadi terdapat relevansi kemuliaan perempuan terhadap

Pendidikan Agama Islam di mana Pendidikan Agama Islam

mengajarkan bahwa perempuan berada dalam keadaan mulia

sama halnya dengan laki-laki.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti di sini adalah

penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan

adalah penelitian yang berusaha menghimpun data dari khazanah

literatur serta menjadikan teks sebagai objek utama analisisnya.

Penelitian kepustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dan

informasi dari buku-buku, majalah, dokumen, catatan, dan kisah-

kisah sejarah lainnya (Mardalis, 2004: 28).

2. Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Buku “Mahabharata” karya Nyoman S. Pendit.

b. Buku “Mengenal Wayang Kulit Purwo” karya Soekatno.

c. Buku “Wayang dan Karakter Wanita” karya Sri Mulyono.

d. Buku “Rupa dan Karakter Wayang Purwo” karya Heru S.

Sudjarwo dkk.

Page 30: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

14

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode

kepustakaan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan buku-buku yang terdapat relevansinya dengan

fokus penelitian. Adapun dalam penelitian ini peneliti

mengumpulkan buku-buku sebagai sumber data mengenai

kemuliaan perempuan dalam kisah Mahabharata.

b. Mengidentifikasi semua permasalahan yang berkaitan dengan

penelitian. Setelah diperoleh data tentang kemuliaan perempuan

pada kisah Mahabharata, kemudian peneliti mencari bagaimana

relevansinya terhadap Pendidikan Agama Islam.

c. Menarik kesimpulan sebagai hasil penelitian mengenai pokok

permasalahan. Dari semua data yang telah diidentifikasi,

selanjutnya peneliti menarik kesimpulan mengenai kemuliaan

perempuan dalam kisah Mahabharata beserta relevansinya

dengan Pendidikan Agama Islam.

4. Analisis Data

Dalam proses menganalisis semua data pada penelitian ini,

peneliti menggunakan dua metode, yaitu metode analisis dan

metode hermeneutik.

Page 31: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

15

a. Metode Analisis

Metode analisis (content analysis) adalah metode analisis

data dengan cara menganalisis semua data yang telah didapatkan

agar mendapatkan data yang akurat untuk ditulis dan dapat

dikombinasikan sesuai dengan materi data yang dibutuhkan

(Nawawi, 1995: 68).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis

dengan cara menganalisis semua data yang memiliki relevansi

terhadap kemuliaan perempuan dengan Pendidikan Agama

Islam.

b. Metode Hermeneutik

Metode hermeneutik adalah metode yang dipergunakan

untuk penafsiran, dengan kata lain hermeneutik dapat diartikan

proses mengubah sesuatu atau situasi dari tidak tahu menjadi

tahu (Sumaryono, 1993: 24).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode

hermeneutik dengan menginterpretasi bagaimana lika-liku

kehidupan perempuan dalam cerita Mahabharata dan apa maksud

dari Pendidikan Agama Islam agar dapat menyimpulkan

bagaimana kemuliaan tokoh perempuan di dalamnya beserta

relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam.

Page 32: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

16

H. Sistematika Penulisan

Secara menyeluruh terdapat 5 bab untuk membahas skripsi

dengan judul “Kemuliaan Perempuan dalam Kisah Mahabharata dan

Relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam”. Adapun sistematika

penulisan skripsi yang peneliti susun adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi: latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian

pustaka, definisi operasional, metode penelitian, serta sistematika

penulisan.

Bab II Biografi Naskah. Bab ini mengupas buku Mahabharata

yang terdiri dari: hakekat Mahabharata, ringkasan kisah Mahabharata,

dan kerangka teori.

Bab III Deskripsi Anatomi Muatan Naskah. Bab ini berisi

tentang tokoh-tokoh perempuan dalam kisah Mahabharata dan

kemuliaan perempuan dalam kisah Mahabharata.

Bab IV Pembahasan. Bab ini berisi tentang relevansi kemuliaan

perempuan dalam kisah Mahabharata yang terdiri dari: kemuliaan

perempuan yang memiliki keimanan, kebahagiaan, mendapatkan haknya,

kasih sayang, sebagai unsur pendidikan pertama, dikabulkan doanya,

pandai memanah, dan kemuliaan perempuan dalam memilih pasangan

hidup terhadap Pendidikan Agama Islam.

Bab V Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

Page 33: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

17

BAB II

BIOGRAFI NASKAH

A. Hakekat Mahabharata

Mahabharata berasal dari kata maha yang berarti „besar‟ dan

kata bharata yang berarti „bangsa Bharata‟. Pujangga Panini menyebut

Mahabharata sebagai “Kisah Pertempuran Besar Bangsa Bharata”.

Kisah yang diceritakan dalam epos Mahabharata adalah konflik

antara dua saudara sepupu, Pandawa dan Kaurawa, yang menyebabkan

musnahnya bangsa Bharata. Mahabharata menyatakan bahwa kebenaran

bukan hanya milik satu golongan dan ada banyak jalan untuk mencapai

kebenaran karena adanya toleransi (Pendit, 2003).

Jadi kisah Mahabharata secara global membahas tentang kisah

Pandawa dan Kaurawa. Hal ini bukan berarti kaum laki-laki yang

menjadi prioritas. Namun pada kisah Mahabharata hingga sampai ke

perang besar antara Pandawa dan Kaurawa tidak terlepas dari peran para

perempuan di dalamnya.

B. Ringkasan Kisah Mahabharata

Dikisahkan raja Hastinapura memiliki dua anak laki-laki, yaitu

Dritarastra dan Pandu. Dritarastra sebagai anak pertamanya tidak bisa

melihat sejak lahir. Ia tidak dapat menjadi putra mahkota untuk

menggantikan ayahnya karena buta. Maka, Pandu pun dinobatkan.

Page 34: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

18

Dritarastra menikah dengan Dewi Gendari dan memiliki seratus

anak yang terkenal dengan sebutan Kaurawa. Anak sulung mereka

dinamakan Duryodhana. Sedangkan adiknya, Pandu menikah dengan

Dewi Kunti dan Dewi Madrim, ia memiliki lima anak yang terkenal

dengan sebutan Pandawa. Kelima Pandawa tersebut ialah Yudhistira,

Bhima, Arjuna, Nakula dan Sahadewa. Raja Pandu akhirnya meninggal

pada usia muda, saat Pandawa masih kecil. Maka dari itu walaupun

tidak bisa melihat, Dritarastra menggantikan adiknya menjadi raja.

Dritarastra mendidik seratus anaknya dan lima keponakannya

bersama pamannya, Bhisma. Saat anak-anaknya cukup umur, Bhisma

membawa Pandawa dan Kaurawa untuk belajar pengetahuan sekaligus

keprajuritan dengan Mahaguru Drona.

Setelah mereka dewasa dan telah menyelesaikan pendidikan,

Dritarastra mengangkat Yudhistira sebagai raja. Yudhistira memerintah

kerajaannya dengan adil dan bijaksana sehingga Kaurawa, terutama

Duryodhana menjadi iri dan dengki kepada Pandawa. Duryodhana

menyusun strategi awal untuk menghancurkan Pandawa dengan

menjalin pertemanan baik dengan Karna. Sebenarnya Karna adalah

anak pertama Dewi Kunti sebelum menikah dengan Pandu, ia dirawat

oleh sais kereta Kerajaan Hastinapura.

Page 35: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

19

Dari awal Karna tidak menyukai Pandawa karena bersekutu

dengan Kaurawa dan Sakuni, paman Kaurawa. Kaurawa membuat

taktik agar dapat membinasakan Pandawa, yaitu dengan menyuruh

mereka tinggal di istana yang sengaja dibuat dari papan kayu dan

membakar mereka di dalamnya hidup-hidup. Namun taktik itu gagal,

Pandawa berhasil lolos dan melarikan diri ke hutan.

Setelah berada di hutan, mereka menjalani hidup dengan penuh

kesulitan dan mengalami berbagai tantangan kehidupan. Inilah yang

membuat kelima bersaudara ini menjadi para kesatria tangguh dan kuat

dalam segala situasi dan kondisi.

Ketika Pandawa masih berada di hutan, mereka mendengar

bahwa Raja Kerajaan Pancala mengadakan sayembara untuk mencarikan

pendamping bagi putri cantiknya yang berbudi baik bernama Dewi

Drupadi. Sayembara itu dilakukan dengan memanah titik tengah cakra

yang berputar. Sayembara ini pun terselenggara begitu megah.

Kemeriahannya terlihat dari banyaknya pangeran berbagai kerajaan

yang datang dan mengikuti sayembara, tetapi tak satu pun pangeran

yang berhasil di sini. Kemudian datanglah Arjuna yang menyamar

sebagai brahmana untuk maju dan ia berhasil. Maka ia membawa

Drupadi menghadap Dewi Kunti. Namun karena Dewi Kunti tidak tahu

yang dibawa Arjuna adalah seorang perempuan, ia menasehati

Pandawa untuk selalu berbagi adil dalam segala hal sehingga kelima

laki-laki itu menjadi suami Dewi Drupadi.

Page 36: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

20

Lambat laun orang-orang pun tahu bahwa Pandawa masih

hidup. Dritarastra memanggil Pandawa kembali ke Hastinapura dan

membagi kerajaan menjadi dua untuk Pandawa dan Kaurawa.

Pandawa memerintah di Indraprastha, sedangkan Kaurawa memerintah

di Hastinapura. Yudhistira raja Indraprastha memerintah dengan baik

dan bijak sehingga Indraprastha dikenal sebagai negeri yang adil

makmur. Kaurawa, terutama Duryodhana sangat dengki mengetahui

kemakmuran Indraprastha dan ingin merebut Indraprastha dengan

menipu Yudhistira dalam permainan dadu.

Kaurawa membuat Yudhistira dengan terpaksa bermain dadu

dengan Sakuni yang telah menyiapkan trik licik untuk mengalahkan

Yudhistira. Terbukti ia kalah, walaupun telah mempertaruhkan

kekayaan, istana, kerajaan, saudara-saudaran, dirinya sendiri, bahkan

istrinya, Dewi Drupadi. Setelah semua habis mereka diusir dari kerajaan

dan dilarang kembali sebelum tiga belas tahun.

Setelah tiga belas tahun Pandawa hidup menderita, Pandawa

kembali dan meminta Kerajaan Indraprastha dengan berunding

bersama Kaurawa. Namun perundingan gagal karena Duryodhana tidak

bisa diajak berdamai. Setelah usaha mencari jalan damai gagal, mereka

terpaksa berperang.

Page 37: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

21

Perang besar antara Pandawa dan Kaurawa berlangsung selama

delapan belas hari. Bhisma, Drona, Salya, Duryodhana dan juga

balatentara Kaurawa gugur dalam perang. Kemenangan pun ada pada

Pandawa. Kemudian Yudhistira diangkat menjadi raja.

Dritarastra yang sudah tua memutuskan pergi ke hutan untuk

bertapa bersama Dewi Gendari sekaligus ditemani Dewi Kunti. Mereka

tewas saat terjadi kebakaran hutan. Kemudian Pandawa memberikan

kerajaan kepada cucu mereka, Parikeshit. Pandawa pun meninggalkan

kerajaan dan pergi mendaki ke Gunung Himalaya. Dalam perjalanan

naik ke puncak gunung, satu per satu Pandawa gugur. Pada akhirnya, roh

mereka segera disambut Indra, Hyang Tunggal di surga.

C. Kerangka Teori

1. Perempuan

a. Definisi Perempuan

Perempuan merupakan makhluk istimewa. Bagaimana

tidak, dalam porsinya sebagai perempuan yang berbeda

dengan laki-laki, dia tercipta sebagai sosok manusia yang

memiliki keindahan (Batu, 2007: 18).

Page 38: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

22

Alwi (2002: 856) mengatakan bahwa perempuan adalah

“seseorang yang dapat mengalami menstruasi maupun

kehamilan, sehingga dapat melahirkan dan menyusui anaknya.

”Sedangkan menurut Setyowasih (2017: 11) arti mengenai

perempuan adalah sebagai berikut.

Perempuan secara bahasa berasal dari kata dasar empu

yang berarti dihargai. Jadi perempuan di dalam Islam adalah

laksana tiang negara, maka dari itu apabila perempuan di

dalam suatu negara rusak maka rusaklah suatu negara. Begitu

pula sebaliknya.

b. Kemuliaan Perempuan

Kemuliaan berasal dari kata dasar mulia yang berarti

tinggi maupun luhur. Dengan kata lain kemuliaan sama dengan

kata keluhuran, keagungan dan kehormatan yang berarti

keadaan yang mulia, keadaan yang luhur, maupun keadaan

yang agung (Sugono, 2008: 980).

Jadi kemuliaan perempuan adalah suatu keadaan di

mana perempuan dimuliakan dan disejajarkan dengan laki-laki.

Maka dari itu seyogyanya perempuan dan laki-laki dapat

berjalan seiringan dengan hak dan kewajibannya masing-

masing.

Page 39: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

23

2. Pendidikan Agama Islam

a. Definisi Pendidikan Agama Islam

Rofi (2016: 14) mengartikan bahwa Pendidikan Islam

adalah “proses bimbingan terhadap perkembangan jasmani,

rohani, dan akal ke arah terbentuknya pribadi muslim yang baik.”

Sedangkan Djaelani (2013: 104-105) menyatakan bahwa

pendidikan agama Islam adalah “pondasi utama sistem

pendidikan moral dalam pembentukan kepribadian.”

Tidak jauh berbeda, Arrosyid (2016: 32) menyatakan

bahwa pendidikan Islam adalah “suatu proses edukatif yang

mengarah pada pembentukan kepribadian.” Sedangkan Hidayat

(2015: 134) menyatakan bahwa pendidikan agama Islam

adalah “pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam yang

tercantum dalam Al-Quran dan sunnah.”

Jadi dapat dipahami bahwa pendidikan agama Islam adalah

upaya mendidik yang dilakukan dalam membentuk kepribadian

baik sesuai yang diajarkan Nabi Muhammad SAW yang

berpedoman pada Al-Qur‟an dan sunnah.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Husaini (2010: 41-42) menyatakan bahwa tujuan dari

Pendidikan Agama Islam adalah untuk mencetak manusia yang

baik, yaitu manusia yang berkarakter dan beradab yang terlihat

dari ikhlasnya mencari ilmu, dan menegakkan amar ma‟ruf.

Page 40: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

24

Sedangkan Hidayat (2015: 135) menjelaskan bahwa

tujuan dari Pendidikan Agama Islam adalah menjelaskan

hubungan manusia dengan alam semesta dan tugasnya untuk

mengetahui hikmah penciptaannya dengan memakmurkan

alam semesta serta menjelaskan hubungan manusia dengan

Sang Pencipta.

Husaini (2010: 166) menambahkan bahwa tujuan dari

Pendidikan Agama Islam adalah mengarahkan orang-orang

yang cerdas untuk menjadi cendikiawan baik yang memiliki

ilmu tinggi dan akhlak mulia.

Jadi tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk

menjadikan manusia berakhlak baik dan takwa kepada Allah

SWT yang telah menciptakan manusia beserta alam semesta

dan seisinya.

c. Pokok-Pokok Ajaran Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam memiliki 3 pokok ajaran Allah

SWT, di mana pokok-pokok ajaran-Nya berdasar pada Al-

Qur‟an dan sunnah rasulullah SAW. Pokok-pokok ajaran

tersebut meliputi:

Page 41: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

25

1) Keimanan

Iman berarti menerima kebenaran dan menaati

perkataan-perkataan rasul. Pada Pendidikan Agama Islam,

iman yaitu memiliki keyakinan penuh, dan juga bersaksi

atas kebenaran pesan dan pengajaran rasulullah SAW,

baik berupa ucapan maupun perbuatan (Haq, 1998: 13).

Dasar keimanan dalam Islam ialah iman kepada

Allah yang berarti iman kepada Allah SWT, ke-Esaan

Allah, kesempurnaan Allah, malaikat-malaikat Allah, kitab-

kitab Allah, rasul-rasul Allah, iman kepada hari kiamat,

serta iman kepada qadha dan qadar (Sudarsono, 1994: 6).

Jadi keimanan yang dimaksud adalah keyakinan

yang kuat adanya Allah SWT, malaikat-malaikat Allah,

kitab-kitab Allah, rasul-rasul Allah, percaya kepada hari

kiamat serta percaya pada qadha dan qadar.

2) Akhlak

Pembicaraan tentang akhlak dapat dikaitkan dengan

hadirnya manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT di

mana manusia adalah makhluk sempurna dibandingkan

dengan makhluk-makhluk yang lain. Akhlak layaknya

mutiara yang membedakan manusia dengan binatang.

Manusia yang tidak berakhlak akan turun derajatnya

dari makhluk yang paling mulia (Prayoga, 2010: 17).

Page 42: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

26

Manusia yang mempunyai akhlak terpuji dapat

merasakan beban penderitaan sesama. Seseorang yang

berakhlak terpuji selalu berusaha untuk tidak mengulangi

kesalahan sebelumnya dan mengambil hikmah darinya

(Abdullah, 2007: 11).

Jadi akhlak yang dimaksud adalah akhlak mulia

yang dimiliki manusia, baik laki-laki maupun perempuan.

Laki-laki dan juga perempuan akan sama mulianya jika

memiliki akhlak mulia. Akhlak inilah yang membedakan

manusia satu dengan manusia yang lain, apakah manusia

tersebut tetap berada pada derajatnya yang paling mulia

atau mungkin tidak.

3) Ibadah

Ibadah merupakan wujud eksistensi rasa syukur

yang dimiliki manusia kepada Tuhannya. Ibadah disebut

juga ritual atau perilaku yang sangat penting dari setiap

agama atau pun kepercayaan (Permadi: 55).

Selain sebagai manifestasi rasa syukur seorang

manusia kepada Tuhannya, ibadah juga mempunyai arti

yang lebih luas yaitu bagaimana tingkah laku seorang manusia

di hadapan manusia yang lain (Prayoga, 2010: 18).

Page 43: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

27

Jadi ibadah yang dimaksud adalah bagaimana

interaksi seorang manusia sebagai hamba kepada Tuhannya

dan bagaimana interaksi manusia sebagai makhluk sosial

dengan manusia yang lain.

Page 44: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

28

BAB III

DESKRIPSI ANATOMI MUATAN NASKAH

A. Tokoh-Tokoh Perempuan dalam Kisah Mahabharata

1. Dewi Anggraeni

Gambar 1.1 Dewi Anggraeni

Page 45: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

29

Dewi Aggraeni adalah putri dari seorang bidadari yang

bernama Warsiki. Dewi Aggraeni menjadi permaisuri seorang raja,

yaitu Prabu Ekalaya. Ia berwajah cantik. Ia pun memiliki sifat

murah hati, sabar, sopan santun, dan berbakti pada suami. Ia

melakukan bela pati, yaitu bunuh diri demi kehormatan suaminya

(Sudjarwo dkk, 2010: 462).

Hal yang dapat diteladani dari tokoh Dewi Aggraeni adalah

sifatnya yang baik hati kepada siapa pun, sopan santun terhadap

orang lain, sabar dalam menghadapi cobaan, dan berbakti kepada

suaminya.

2. Dewi Arimbi

Dewi Arimbi adalah putri Prabu Arimbaka, raja raksasa

Pringgodani. Ketika pertama kali bertemu dengan Bhima, wajahnya

belum cantik, parasnya mengerikan. Namun ia adalah sosok yang

lembut dan halus budinya. Ia juga tabah atas kematian ayah dan

kakaknya. (Mulyono, 1989: 77-78).

Karena mantra dan ucapan Dewi Kunti, Arimbi berubah

menjadi cantik. Bhima pun jatuh cinta dan menikah dengan Arimbi.

Arimbi adalah sosok perempuan yang sayang pada putranya,

pemberani, jujur, setia, dan berbakti. Ia meninggal di perang

Bharatayudha karena membela putranya (Sudjarwo dkk, 2010: 480).

Page 46: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

30

Gambar 2.1 Arimbi dalam Bentuk Raksesi

Hal yang dapat diteladani dari tokoh Dewi Arimbi adalah sifatnya

yang tabah setelah menghadapi kenyataan bahwa ayah dan kakaknya

telah meninggal. Sifatnya yang halus budi dan lembut, jujur kepda

siapa pun, berani menghadapi tantangan, sangat sayang kepada

putranya, serta setia kepada suaminya juga termasuk perangai Dewi

Arimbi yang perlu diteladadni.

Page 47: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

31

Gambar 2.2 Arimbi dalam bentuk Dewi

Walaupun Dewi Arimbi memiliki banyak sifat yang baik, ia

juga meniliki sisi negatif. Dewi Arimbi jatuh cinta kepada Bhima dan

menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan Bhima. Walaupun

mengorbankan nyawa kakaknya sendiri. Sifat Dewi Arimbi inilah yang

tidak pantas untuk diteladani dan dijadikan contoh. Sifat ini harus

dihindari oleh para perempuan.

Page 48: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

32

3. Dewi Drupadi

Gambar 3.1 Dewi Drupadi

Sudjarwo dkk (2010: 632) menerangkan bahwa Dewi Drupadi

adalah “Putri Prabu Drupada, negeri Pancala yang cantik, berbudi

luhur, bijaksana, sabar, teliti, dan setia.” Sifat-sifat tersebutlah yang

patut untuk diteladani. Namun ada hal yang tidak patut untuk ditiru

yaitu poliandri dari Dewi Drupadi yang menikahi 5 Pandawa.

Page 49: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

33

Pada peristiwa permainan dadu, Dewi Drupadi menjadi

taruhan Yudhistira. Setelah Yudhistira kalah, Drupadi dibawa paksa

dan ditanggalkan pakaiannya di hadapan umum. Namun Dewata

melindunginya, meskipun pakaiannya ditanggalkan, ia ditutupi

oleh pakaian yang baru. Begitu seterusnya hingga pakaian yang

telah ditanggalkan menumpuk seperti gunung (Mulyono, 1989:

106-108).

4. Dewi Durgandini

Gambar 4.1 Dewi Durgandini

Page 50: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

34

Dewi Durgandini adalah putri Prabu Basuketi, raja negara

Wirata. Ia cantik, namun memiliki penyakit aneh, badannya berbau

amis. Ia menjalani amalan untuk masyarakat dengan mendayung

perahu untuk siapa saja yang melewati Sungai Gangga. Kemudian

pendeta Palarasa diseberangkan oleh Durgandini, kemudian ia

menyembuhkan penyakitnya. Durgandini berbalik menjadi wangi.

Palarasa pun jatuh cinta padanya dan menikahinya dan memiliki

anak bernama Abiyasa (Sudjarwo dkk, 2010: 638).

Durgandana, kakak Durgandini marah besar karena

adiknya menikah tanpa izin. Keduanya dipaksa berpisah oleh

Durgandana. Kemudian Durgandini diboyong Prabu Sentanu ke

Hastinapura sebagai permaisuri (Sudjarwo dkk, 2010: 639).

Sedangkan Suwito (2017: 52) menjelaskan bahwa “Dewi Durgandini

bersedia menikah dengan Prabu Sentanu karena prinsip bawa

laksana, demi kepentingan negara.”

Bawa laksana merupakan salah satu contoh implementasi

pendidikan karakter yang harus dipegang oleh para penguasa,

para pemimpin atau raja dalam memimpin negara. Semakin sifat

bawalaksananya rapuh, tingkat kepercayaan masyarakat atau

rakyat akan semakin merosot atau menurun bahkan kepercayaan

itu bisa hilang (Suwito, 2017: 41). Ditambah lagi Sudjarwo dkk

(2010: 639) yang menyatakan bahwa “Dewi Durgandini meninggal

setelah berakhirnya perang Bharatayudha.”

Page 51: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

35

5. Dewi Dursilawati

Gambar 5.1 Dewi Dursilawati

Dewi Dursilawati adalah perempuan satu-satunya dalam

Kaurawa, anak bungsu dari Prabu Dritarastra, raja Hastinapura

dan Dewi Gendari. Ia menikah dengan Jayadrata dan memiliki 2

putra bernama Wiruta dan Surata. Ia memiliki sifat bersahaja,

menarik hati, dan memiliki gaya berbicara yang unik (Sudjarwo

dkk, 2010: 649). Sifatnya yang bersahajalah yang patut diteladani.

Page 52: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

36

6. Dewi Gendari

Gambar 6.1 Dewi Gendari

Sudjarwo dkk (2010: 701) menyatakan bahwa Dewi Gendari

adalah “putri Prabu Gandara, raja negara Gandaradesa. Ia menjadi

istri Prabu Dritarastra dan memiliki 100 anak bernama Kaurawa.”

Namun ia tidak mendidik Kurawa dengan baik. Sifat inilah yang

seharusnya dihindari oleh para perempuan.

Page 53: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

37

Mulyono (1989: 62) menjelaskan bahwa “sebagai rasa solider,

Dewi Gendari menutup matanya dengan kain sepanjang hayatnya.”

Hal ini dilakukan agar ia tidak dapat melihat lagi seperti suaminya,

bahkan ia tidak dapat melihat suaminya sendiri. Inilah sifat baik

Dewi Gendari yang patut untuk diteladani.

7. Dewi Gangga/ Dewi Jahnawi

Gambar 7.1 Dewi Jahnawi

Page 54: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

38

Dewi Gangga atau Dewi Jahnawi menikah dengan Prabu

Sentanu, raja Hastinapura dengan syarat yang diajukan Dewi

Gangga, yaitu tidak boleh mencela dan menegur perbuatannya

walaupun perilakunya tidak wajar. Prabu Sentanu pun

menyanggupinya. Diperoleh 8 anak. Anak pertama sampai

ketujuh dibuang di Sungai Gangga, Prabu Sentanu tidak berani

menegur (Sudjarwo dkk, 2010: 724).

Pada akhirnya setelah Dewi Gangga melahirkan anak terakhir,

Prabu Sentanu sudah tidak tahan, dan menegur Dewi Gangga.

Dewi Gangga pun menceritakan alasannya yaitu ingin membantu

para wasu (manusia setengah dewa) untuk kembali lagi ke kayangan

dengan dilahirkan Dewi Gangga dan dibuang ke Sungai Gangga.

Setelah itu Dewi Gangga kembali ke kahyangan dan bayi ke delapan

diserahkan ke Prabu Sentanu dan diberi nama Bhisma (Sudjarwo

dkk, 2010: 724).

Sifat baik yang perlu diteladani pada tokoh Dewi Gangga

adalah hatinya yang baik yang membantu para wasu untuk kembali

ke kayangan. Namun sifat yang kurang dapat diteladani adalah

sifatnya yang kurang terbuka yang menutupi sesuatu kepada

suaminya.

Page 55: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

39

8. Dewi Krepi

Gambar 8.1 Dewi Krepi

Dewi Krepi adalah putri Prabu Purungaji, raja negara

Tempuru. Ia memiliki kesaktian dapat beralih rupa menjadi apa

yang ia kehendaki. Ia pernah berubah menjadi kuda betina

terbang untuk menolong Resi Drona menyeberangi lautan. Ia

menjadi istri Resi Drona dan memiliki anak bernama Aswatama

(Sudjarwo dkk, 2010: 827). Sifat suka menolongnyalah yang patut

untuk diteladani.

Page 56: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

40

9. Dewi Kunti

Gambar 9.1 Dewi Kunti

Dewi Kunti adalah putri Prabu Basukunti, raja negara

Mandura. Ia adalah figur Ibu yang bijaksana, memiliki dedikasi

yang tinggi dalam mendidik dan membimbing putra-putranya. Hal

ini merupakan simbol dari generasi yang unggul. Fitrah seorang

Ibu akan abadi sepanjang zaman. Ibu melahirkan, mengasuh,

mendidik generasi baru dengan kasih sayangnya tanpa batas.

(Sudjarwo dkk, 2010: 838).

Page 57: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

41

Kunti adalah guru pemula, pendidik pertama, dan

pemandu kehidupan dalam membuka lembaran hidup Pandawa.

Ibu adalah guru pemula yang menorehkan warna dasar pada

lembaran putih anak-anaknya. Ibu juga yang secara kodrati

mempunyai tugas meletakkan batu pertama bangunan kepribadian

dan sikap yang menjadi dasar dari perilaku anak-anaknya. Tentu

saja bukan sembarang Ibu, hanya Ibu yang bijaksana, berhati

mulia, dan memiliki dedikasi yang tinggi dalam mendidik generasi

baru dan mendapatkan predikat sebagai guru pemula. Seorang

perempuan yang di bawah telapak kakinya terletak surga. Dewi Kunti

selalu memperhatikan perkembangan kejiwaan Pandawa.

Setiap menghadapi situasi dan kondisi yang baru yang

mungkin tidak dipahami oleh Pandawa, maka Kunti selalu

berkomunikasi dengan para putranya. Setiap kata dan nasihat yang

diucapkan Dewi Kunti terlahir dari kata hati yang mengandung

hikmah. Diucapkan dengan bijak dengan landasan kasih sayang

sehingga mempunyai daya pesona. Disampaikan secara lembut,

sehingga menjelma menjadi pelita hati bagi para putranya (Sudjarwo

dkk, 2010: 840).

Sifat Dewi Kunti yang penuh kasih sayang kepada putra-

putranya dan mendidik putra-putranya dengan baik adalah sifat yang

perlu dijadikan teladan bagi figur seorang Ibu.

Page 58: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

42

Ibulah yang mencetak kepribadian anaknya sejak di dalam

kandungan sampai dengan masa balita. Pada usia itu peranan

Ibu sangat dominan dalam menanamkan dasar-dasar sikap dan

mental seorang anak. Di masa itulah peranan Ibu sebagai sosok

yang begitu lekat secara kejiwaan maupun emosional dengan

anak. Dewi Kunti di mata Pandawa merupakan cahaya yang

menginspirasi bagaimana mereka mengisi lembar kehidupannya

dengan bermakna. Dewi Kunti menikah dengan Prabu Pandu, raja

negara Hastinapura kemudian memperoleh 3 putra, bernama

Yudhistira, Bhima, dan Arjuna. Dewi Kunti sangat menyenangi ilmu-

ilmu kejiwaan. Dia berwatak penuh kasih sayang dan setia. Dengan

penuh kecintaan ia mengasuh dan mendidik 2 anak tirinya, Nakula

dan Sahadewa anak Prabu Pandu dengan Dewi Madrim. Dewi Kunti

meninggal dengan mati moksa bersama Dewi Gendari dan Prabu

Dritarastra setelah selesai Perang Bharatayudha (Sudjarwo dkk,

2010: 841).

Walaupun Dewi Kunti memiliki banyak sisi positif, namun

Dewi Kunti juga memiliki sifat negatif. Dewi Kunti menjadi pelopor

Pandawa untuk menikahi Dewi Drupadi sekaligus. Inilah sifat yang

harus dijauhi oleh para perempuan untuk menikah dengan lebih

dari 1 laki-laki.

Page 59: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

43

10. Dewi Larasati

Gambar 10.1 Dewi Larasati

Dewi Larasati adalah salah satu istri Arjuna dan memiliki

anak bernama Bratalaras. Dewi Larasati pandai memanah. Dia

pernah mengalahkan Srikandi dalam pertandingan memanah.

Dewi Larasati dapat membelah rambut menjadi 2 dengan anak

panahnya (Sudjarwo dkk, 2010: 848). Sedangkan Sastronaryatmo

(1981: 90) menyatakan bahwa Dewi Larasati adalah “perempuan

yang cantik dan pandai berperang.” Sifat inilah yang patut diteladani.

Page 60: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

44

11. Dewi Madrim

Gambar 11.1 Dewi Madrim

Dewi Madrim adalah putri Prabu Mandrapati, raja negara

Mandaraka. Dewi Madrim menjadi istri Pandu, dan memiliki 2

putra, Nakula dan Sahadewa. Ia berwatak penuh belas kasih, sabar,

dan setia. Kesetiaannya terlihat ketika ia bela pati dengan terjun ke

api atas kematian suaminya (Sudjarwo dkk, 2010: 856). Sedangkan

Purna dan Guritno (1997: 82) menerangkan bahwa Dewi Madrim

adalah “perempuan yang jujur.” Sifat-sifat ini yang patut diteladani.

Page 61: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

45

12. Dewi Mustakaweni

Gambar 12.1 Dewi Mustakaweni

Dewi Mustakaweni adalah putri dari Prabu Nirbita atau

Bumiloka, raja negara Minikmantaka. Ayahnya adalah seseorang

yang berwujud seperti raksasa. Walau ayahnya raksasa, Dewi

Mustakaweni berwujud manusia biasa dan berwajah cantik. Ia

seorang yang pemberani, berjiwa prajurit, dan pandai menggunakan

senjata panah. (Sudjarwo dkk, 2010: 878). Sifat-sifat tersebut patut

dijadikan teladan.

Page 62: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

46

13. Dewi Nagagini

Gambar 13.1 Dewi Nagagini

Dewi Nagagini adalah putri Hyang Antaboga dengan

Dewi Sipreti dari Kahyangan Saptrapatala. Hyang Antaboga adalah

seorang naga. Sedangkan anaknya dikenal sebagai Dewi Ular. Ia

menikah dengan Bhima dan memiliki anak bernama Antareja. Ia

berwatak setia, berbakti, suka menolong, dan cinta terhadap

sesama (Sudjarwo dkk, 2010: 882). Sifat-sifat tersebut patut untuk

diteladani.

Page 63: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

47

14. Dewi Pratiwi

Gambar 14.1 Dewi Pratiwi

Dewi Pratiwi adalah putri Prabu Nagaraja, raja Kerajaan

Sumur Jalatunda. Ia adalah istri dari Bathara Wisnu. Ketika

Bathara Wisnu menjelma menjadi Kresna, Dewi Pratiwi juga ikut

menjelma menjadi istri Kresna. Dewi Pratiwi adalah seorang

perempuan yang setia, penuh belas kasih, dan sangat berbakti.

(Sudjarwo dkk, 2010: 930). Sifat-sifat Dewi Pratiwi tersebut patut

dijadikan sebagai teladan.

Page 64: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

48

15. Endang Pregiwa

Gambar 15.1 Endang Pregiwa

Endang Pregiwa adalah salah satu putri dari Arjuna. Ia

menikah dengan Gatotkaca, raja negara Pringgondani yaitu putra

dari Bhima dan Dewi Arimbi. Endang Pregiwa dan Gatotkaca

memiliki seorang putra bernama Sasikirana. Endang Pregiwa

adalah seorang perempuan yang setia, baik budi, sabar, dan

memiliki rasa sopan dan santun yang tinggi (Sudjarwo dkk,

2010: 932). Sifat-sifat tersebut patut dijadikan teladan.

Page 65: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

49

16. Endang Pregiwati

Gambar 16.1 Endang Pregiwati

Endang Pregiwati adalah putri Arjuna, adik dari Endang

Pregiwa. Ia juga menikah dengan sepupunya seperti halnya kakak

perempuannya. Endang Pregiwati pun menikah dengan Pancawala,

putra Yudhistira. Ia pun memiliki watak sama seperti kakak

perempuannya yang setia, baik budi, sabar, dan sopan santun

(Sudjarwo dkk, 2010: 934). Sifat-sifat tersebut patut dijadikan teladan.

Page 66: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

50

17. Dewi Pujawati

Gambar 17.1 Dewi Pujawati

Dewi Pujawati dengan nama lain Dewi Setyawati adalah

putri Begawan Bagaspati. Ia istri Prabu Salya. Ia seorang yang

setia, baik budi, sabar, dan penuh belas kasih. Ia berniat tidak

tidur semalaman ketika melepaskan kepergian suaminya ke

medan Perang Bharatayudha (Sudjarwo dkk, 2010: 938). Sifat-sifat

Dewi Pujawati inilah yang patut dijadikan sebagai teladan.

Page 67: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

51

18. Dewi Rukmini

Gambar 18.1 Dewi Rukmini

Dewi Rukmini adalah putri dari Prabu Bismaka, yaitu

raja negara Kumbina. Ia menikah dengan Prabu Kresna, raja

negara Dwaraka. Ia meninggal dalam usia lanjut. Dewi Rukmini

adalah seorang perempuan yang setia, baik budi, sabar, dan selalu

sopan dan santun (Sudjarwo dkk, 2010: 972). Sifat-sifat Dewi Rukmini

tersebut patut untuk diteladani.

Page 68: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

52

19. Ken Sagupi

Gambar 19.1 Ken Sagupi

Ken Sagupi adalah istri dari Antagopa. Ken Sagupi adalah

perempuan yang memiliki wajah cantik. Selain itu, ia juga

memiliki suara yang merdu. Ken Sagupi adalah perempuan

yang pandai mengurus rumah tangga. Ia dapat mengasuh dan

mendidik anak-anaknya dengan baik. Ken Sagupi juga dapat

menikmati hidup dengan penuh rasa kebahagiaan sampai hari

tuanya (Sudjarwo dkk, 2010: 985). Sifat-sifat tersebut patut diteladani.

Page 69: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

53

20. Dewi Sakuntala

Gambar 20.1 Dewi Sakuntala

Dewi Sakuntala adalah putri angkat Resi Kanwa. Ia

adalah sosok perempuan yang cantik jelita dan pantang mundur

untuk memperjuangkan haknya. Ia menikah dengan Prabu

Dusmantha, raja negara Hastinapura dan memiliki anak bernama

Bharata. Ia pantang menyerah dalam memperjuangkan hak

putranya untuk dijadikan putra mahkota Kerajaan Hastinapura

(Sudjarwo dkk, 2010: 993). Sifat-sifat tersebut patut diteladani.

Page 70: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

54

21. Dewi Sarmista

Gambar 21.1 Dewi Sarmista

Sudjarwo dkk (2010: 1018) menceritakan bahwa Dewi

Sarmista adalah “putri Prabu Wrisaparwa, raja negara Parwata.

Ia berwajah cantik, setia, dan berbakti.” Sifat-sifat tersebut patut

diteladani. Meskipun begitu, Pendit (2003) menerangkan bahwa

Dewi Sarmista adalah “perempuan yang mudah emosi, marah, dan

tersinggung terhadap kata-kata yang tidak ia sukai.” Inilah

perangai Dewi Sarmista yang seharusnya dijauhi.

Page 71: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

55

22. Dewi Sawitri

Gambar 22.1 Dewi Sawitri

Sudjarwo dkk (2010: 1024) menerangkan bahwa Dewi

Sawitri adalah “Putri raja negara Mandaraka.” Sedangkan Mulyono

(1989: 24-27) menjelaskan bahwa Dewi Sawitri adalah “Seorang

perempuan yang memiliki sifat berpendirian kuat dan setia dalam

suka maupun duka pada suaminya.” Ditambah lagi Pendit (2003),

menerangkan bahwa Dewi Sawitri adalah “perempuan yang baik hati

dan sabar menjalani kehidupan.” Sifat-sifat tersebut patut diteladani.

Page 72: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

56

23. Dewi Siti Sundari

Gambar 23.1 Dewi Siti Sundari

Dewi Siti Sundari adalah putri dari Batara Wisnu yang

menjelma pada Prabu Kresna. Ia menikah dengan Abhimanyu,

putra dari Arjuna dan Dewi Sumbadra. Namun keduanya tidak

memiliki keturunan. Dewi Siti Sundari memiliki sifat baik budi,

sabar, berbakti, dan setia pada suaminya (Sudjarwo dkk, 2010: 1056).

Sifat-sifat Dewi Siti Sundari tersebut patut untuk dijadikan sebagai

teladan..

Page 73: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

57

24. Dewi Srikandi

Gambar 24.1 Dewi Srikandi

Sudjarwo dkk (2010: 1058) menerangkan bahwa Dewi

Srikandi adalah “putri dari Prabu Drupada dari negara Pancala.”

Sedangkan Soekatno (1992: 154) menjelaskan bahwa Dewi Srikandi

adalah “seorang perempuan yang pandai berperang, terutama

menggunakan senjata panah.” Ditambah lagi Sudjarwo dkk (2010:

1063) menambahkan bahwa Dewi Srikandi “ikut terjun dalam

perang Bharatayuda.” Sifat-sifat tersebut patut untuk diteladani.

Page 74: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

58

25. Dewi Sumbadra

Gambar 25.1 Dewi Sumbadra

Dewi Sumbadra adalah putri dari Prabu Basudewa, raja

negara Mandura. Ia adalah adik dari Prabu Kresna dan Prabu

Baladewa. Dewi Sumbadra menikah dengan Arjuna, dan memiliki

seorang putra bernama Abhimanyu. Walaupun istri Arjuna lebih

dari satu, Dewi Sumbadra tidak pernah iri pada istri-istri Arjuna

yang lain. Ia setia, sabar, sopan santun, dan baik hati (Sudjarwo

dkk, 2010: 1074-1075). Sifat-sifat tersebut patut diteladani.

Page 75: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

59

26. Dewi Sumpani

Gambar 26.1 Dewi Sumpani

Dewi Sumpani adalah putri Sang Hyang Darmajaka. Ia

seorang yang pemberani, teguh pendirian, setia, baik budinya,

dan cinta terhadap sesama. Dewi Sumpani ingin mencoba

keampuhan Aji Narantaka milik Gatotkaca. Karena keluhuran

budinya, ia selamat dari aji tersebut. Kemudian ia diperistri

Gatotkaca dan memiliki putra bernama Jayasupena (Sudjarwo

dkk, 2010: 1078). Sifat-sifat tersebut patut diteladani.

Page 76: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

60

27. Dewi Ulupi

Gambar 27.1 Dewi Ulupi

Dewi Ulupi adalah putri dari seorang resi bernama Kanwa.

Dewi Ulupi menikah dengan Arjuna dan memiliki putra bernama

Bambang Irawan, yang sangat mirip dengan Arjuna. Ia adalah

perempuan yang cantik jelita. Selain cantik, Dewi Ulupi adalah

sosok perempuan yang setia, murah hati, sabar, sopan santun,

baik hatinya, dan sangat sayang kepada putranya (Sudjarwo

dkk, 2010: 1110). Sifat-sifat tersebut patut diteladani.

Page 77: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

61

28. Dewi Utari

Gambar 28.1 Dewi Utari

Dewi Utari adalah putri dari Prabu Durgandana, raja negara

Wirata. Ia menikah dengan Abhimanyu, putra Arjuna dengan Dewi

Sumbadra. Dewi Utari dan Abhimanyu memiliki seorang putra

bernama Parikesit. Dewi Utari adalah seorang perempuan yang

memiliki sifat halus, sopan santun yang tinggi, dan sangat berbakti

pada suaminya (Sudjarwo dkk, 2010: 1116). Sifat-sifat Dewi Utari

tersebut patut dijadikan sebagai teladan.

Page 78: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

62

B. Kemuliaan Perempuan dalam Kisah Mahabharata

1. Memiliki Keimanan

Sastronaryatmo (1981: 90) menyatakan bahwa perempuan

mulia adalah “perempuan yang bukan hanya cantik, namun

mempunyai keteguhan iman.”

Nyai Adisara berpesan pada kaum perempuan, “Meski

perempuan ditakdirkan secara alamiyah 1/8 dari kemampuan

laki-laki, namun jangan menyerah. Jangan pernah lupa adanya

Tuhan Yang Maha Esa. Milikilah budi luhur, jaga nama baik

keluarga, dan rendah hati, berpikir sebelum bertindak, serta

menjauh dari sifat iri dan juga dengki.” (Sastronaryatmo, 1981:

88-89)

Kemuliaan ini dicontohkan dalam kisah Mahabharata

pada tokoh Dewi Kunti. Ia mengimani Tuhannya dengan berdoa

di Sungai Gangga agar anaknya yang bernama Karna selalu diberi

kebahagiaan (Pendit, 2003).

Maka, sebagai perempuan Dewi Kunti memiliki kemuliaan

dalam hal keimanan. Bukan hanya laki-laki yang dapat memiliki

keimanan, namun perempuan juga berhak untuk beriman.

2. Mendapatkan Kebahagiaan

Kemuliaan ini dicontohkan oleh salah satu tokoh yang

memiliki andil besar dalam kisah Mahabharata tidak lain yaitu

Dewi Kunti, seperti apa yang dikatakan Bathara Narada kepada

Dewi Kunti.

Page 79: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

63

“Wahai Kunti, hilangkan segala pikiran atau hal-hal yang

menjadikan hatimu tidak merasa senang, yaitu hal yang

membangkitkan perasaan kemarahan maupun kebencian.”

(Sastronaryatmo, 1981: 19)

Maka sebagai perempuan, Dewi Kunti juga mendapat

kemuliaan untuk hidup dalam kebahagiaan dengan cara mengontrol

hawa nafsunya dan pikirannya supaya hidupnya senantiasa nyaman

dan tentram.

3. Memiliki Kasih Sayang

Kemuliaan ini dicontohkan di kisah Mahabharata pada

tokoh Dewi Kunti. Sebelum Dewi Kunti akan berpisah dan

meninggalkan Pandawa, ia berpesan agar Pandawa tidak lupa

untuk menjaga Dewi Drupadi dengan penuh kasih sayang (Pendit,

2003).

Hal ini menandakan bahwa Dewi Kunti memiliki rasa

kasih sayang bukan hanya kepada anak-anaknya, namun juga

kepada menantunya.

4. Sebagai Unsur Pendidikan Pertama Bagi Anaknya

Surga di bawah telapak kaki Ibu, yang berarti bahwa

surga tergantung kepada tingkah laku sang Ibu. Pengaruh Ibu

sangat besar terhadap anaknya. Ibu melakukan 3 hal yang tidak

dapat dilakukan laki-laki. Ibu lah yang mengandung, melahirkan,

dan menyusui anaknya. Ditambah lagi mengasuh dan mendidik

seperti halnya laki-laki (Mulyono, 1989: 14).

Page 80: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

64

Kemuliaan ini dicontohkan dalam kisah Mahabharata

pada tokoh Dewi Kunti. Ia dapat menjadi unsur pendidikan

utama bagi anak-anaknya. Bahkan setelah suaminya meninggal,

ia tidak berhenti memberikan pendidikan terbaik bagi anak-

anaknya (Pendit, 2003).

Jadi sebagai perempuan, Dewi Kunti adalah sosok ibu

yang telah memberikan pendidikan sebaik mungkin pada anak-

anaknya dengan atau tanpa suaminya.

5. Berhak Dikabulkan Doanya

Kemuliaan ini dicontohkan di kisah Mahabharata pada

tokoh Dewi Sawitri. Di hari-hari menjelang kematian suaminya,

ia menemani suaminya pergi ke hutan untuk mencari kayu.

Kemudian datanglah ajal suaminya yang dijemput oleh Bathara

Yama. Sawitri pun meminta agar Bathara Yama mengembalikan

kekuasaan, kerajaan, dan kesehatan mertuanya dan meminta

untuk menghidupkan suaminya kembali. Permintaannya pun

dikabulkan. (Mulyono, 1989: 25-26).

Hal ini menandakan bahwa Dewi Sawitri telah berusaha

sedemikian rupa, selalu sabar, dan setia pada suaminya. Maka dari

itu Bathara Yama mengabulkan permintaan Dewi Sawitri untuk

menghidupkan suaminya.

Page 81: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

65

6. Mendapatkan Apa Yang Menjadi Haknya

Kemuliaan ini dicontohkan dalam kisah Mahabharata

pada tokoh Dewi Sakuntala. Dewi Sakuntala dibantu oleh

suara gaib Dewata untuk mendapatkan haknya tinggal di

Kerajaan Hastinapura. Karena Dewata, mata dan hati Prabu

Dusmantha terbuka untuk menerima Dewi Sakuntala sebagai

permaisurinya (Pendit, 2003).

Hal ini menandakan bahwa Dewi Sakuntala mendapat

kemuliaan dari Dewata untuk merasakan keadilan, sehingga ia

mendapatkan apa yang menjadi haknya.

7. Pandai Memanah

Kemuliaan ini dicontohkan dalam kisah Mahabharata

pada tokoh Dewi Srikandi. Seperti halnya laki-laki, Dewi Srikandi

memiliki keahlian menggunakan senjata perang, terutama

senjata panah. (Pendit, 2003). Hal ini menandakan bahwa setiap

manusia, baik laki-laki maupun perempuan dapat memiliki keahlian

sesuai minat dan bakat mereka.

8. Memilih Pasangan Hidup

Kemuliaan ini dicontohkan dalam kisah Mahabharata

pada tokoh Dewi Rukmini. Ia sangat mencintai Prabu Kresna

dan sangat ingin menjadi istrinya. Begitu pula dengan Prabu

Kresna. Pada awalnya banyak tantangan yang harus dihadapi.

Namun akhirnya mereka berhasil menikah (Pendit, 2003).

Page 82: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

66

Hal ini membuktikan tidak semua tokoh perempuan

dalam kisah Mahabharata yang menikah dengan cara

dijodohkan. Maka dari itu Dewi Rukmini menjadi perempuan

yang mendapatkan kemuliaan untuk bisa memilih pasangan

hidupnya sendiri.

Page 83: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

67

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kemuliaan Memiliki Keimanan, Kebahagiaan, dan Mendapatkan

Haknya Dengan Pendidikan Agama Islam

Kemuliaan memiliki keimanan dan kebahagiaan telah

dicontohkan dalam kisah Mahabharta pada tokoh Dewi Kunti. Ia

adalah sosok perempuan yang beriman dan berhak untuk bahagia.

Sedangkan kemuliaan mendapatkan haknya dicontohkan dalam

kisah Mahabharata pada tokoh Dewi Sakuntala. Karena Dewata, ia

mendapatkan haknya sebagai permaisuri di Kerajaan Hastinapura.

Pendit (2003) menceritakan kisah Dewi Sakuntala sebagai berikut.

Dengan hati berdebar-debar, Syakuntala dan anaknya memasuki

gerbang istana dan minta dibawa menghadap sang Raja. Setelah

mengucapkan salam hormat sepatutnya, ia berkata kepada Raja, “Inilah

hamba Tuanku, Syakuntala, istri Paduka dari pertapaan Resi Kanwa.

Lihatlah, wahai Paduka, anak yang tampan ini. Dia adalah putra Paduka

yang selama ini hamba asuh di pertapaan. Wahai Raja termulia di dunia,

penuhilah janji Paduka dan nobatkanlah dia menjadi putra mahkota.

Ingatkah Paduka akan janji yang Tuan ucapkan waktu kita menjalankan

upacara perkawinan gandharwa di pertapaan Resi Kanwa dahulu?”

Offen (1988: 151) mengatakan bahwa “feminism opposes

women‟s subordination to men in the family and society,” yang

berarti feminisme menentang subordinasi para perempuan terhadap

laki-laki di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Page 84: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

68

Sama halnya dengan Offen, Stainback, Kleiner, dan Skaggs

(2016: 129) menyatakan bahwa “the momentum behind initial

efforts to reduce gender segregetions may nonetheless stem in

part of women in key positions,” yang berarti di balik suatu

momentum, terdapat upaya-upaya untuk mengurangi segregasi

gender, di mana masih terdapat sebagian perempuan yang berada

di dalam posisi-posisi penting. Ditambah lagi dengan Haris (2015: 96)

yang mengatakan bahwa “peran perempuan tidak dapat diabaikan.”

Sedangkan hubungannya dengan keimanan, Anggraeni (2017:

76) menyatakan bahwa “manusia dapat tumbuh sebaik-baiknya

karena memiliki keimanan.” Kaitannya dengan Pendidikan Agama

Islam, Majid (2012: 15) menambahkan bahwa Pendidikan Agama

Islam adalah “suatu pendidikan yang berfungsi untuk meningkatkan

keimanan.”

Pendidikan Agama Islam telah mengajarkan pada setiap

manusia untuk beriman, dan Allah akan memberikan manusia

haknya untuk hidup bahagia. Hal ini tertera pada firman Allah dalam

Al-Qur‟an surat An-Nahl ayat 97 yang berbunyi:

من عمل صالحا م ن ذكر أو أنثى وىو مؤمن ف لنحيي نو حياة طي بة

Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki

maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka (baginya)

sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang

baik.” (An Nahl : 97).

Page 85: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

69

Firman Allah tersebut menjelaskan bahwa setiap manusia,

baik laki-laki maupun perempuan memiliki kemuliaan untuk

beriman. Bagi setiap manusia yang beriman, Allah akan memberikan

haknya untuk bahagia dengan diberikan kehidupan yang baik.

Maka, terdapat relevansi antara kemuliaan perempuan

dalam hal memiliki keimanan, kebahagiaan, dan mendapatkan haknya

dengan Pendidikan Agama Islam di mana Pendidikan Agama Islam

mengajarkan manusia untuk beriman agar mendapatkan haknya

untuk hidup bahagia.

B. Kemuliaan Memiliki Kasih Sayang dan Sebagai Unsur Pertama

Pendidikan Bagi Anaknya Dengan Pendidikan Agama Islam

Kemuliaan memiliki kasih sayang dan sebagai unsur pertama

pendidikan telah dicontohkan melalui kisah Mahabharata pada

tokoh Dewi Kunti. Ia adalah sosok perempuan yang mendidik anak-

anaknya dengan penuh kasih sayang. Pendit (2003) menceritakan

bahwa Dewi Kunti berkata kepada para Pandawa, “jagalah Dewi Drupadi

dengan penuh kasih sayang.” Hal ini menandakan bahwa Dewi Kunti

tidak hanya menyayangi anak-anaknya, namun juga mencintai

menantunya dengan penuh kasih sayang.

Page 86: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

70

Hammond (1957) mengatakan bahwa “women have felt

devalued and powerless,” yang berarti perempuan telah merasa

direndahkan dan tidak memiliki kekuatan. Berbeda dengan Hammond,

O‟neil dan Domingo (2016: 9) mengatakan bahwa “around the worlds,

women have power and influence,” yang berarti di sekeliling dunia, para

perempuan memiliki kekuatan dan pengaruh.

Ditambah lagi Tadros (2015: 68) mengatakan bahwa “women

are the highest echelons of making decision-making power,” yang

berarti para perempuan merupakan kekuasaan tertinggi dalam

pengambilan keputusan.

Kaitannya dengan kemuliaan perempuan itu sendiri, Haidir

(2005: 24) menjelaskan bahwa “kemuliaan perempuan terletak pada

perbuatan baik apa yang ia lakukan.” Sedangkan Azzuhri (2009: 93)

menjelaskan bahwa perempuan adalah sumber kasih sayang.”

Hubungannya dengan kasih sayang, Wasalmi (2014: 83)

menjelaskan bahwa “terdapat perempuan yang memiliki kasih sayang

bahkan cinta yang besar kepada Allah SWT, melebihi apa pun di dunia

ini, yaitu Rabi‟ah Al-Adawiah.”

Ditambah lagi Ahsan dan Sumiyati (2014: 115) yang

menyebutkan bahwa “Fatimah, putri rasulullah adalah seorang

perempuan yang penuh dengan kasih sayang dalam mendidik dan

merawat anak-anaknya.”

Page 87: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

71

Sedangkan Bilgrami (1986: 20) menjelaskan bahwa “Zainab

binti Ali, cucu rasulullah adalah seorang ibu rumah tangga terbaik.”

Sedangkan Zen dan Khairiyah (2014: 17) menambahkan bahwa “salah

satu cara untuk menjadi orang yang bertakwa adalah menghormati

orang tua.”

Pendidikan Agama Islam telah mengajarkan anak untuk

menghormati orang tua terutama sosok perempuan yang telah

mendidiknya penuh kasih sayang bahkan sebelum melahirkannya,

yaitu ibunya. Hal ini tertera pada hadits yang berbunyi:

إلى رسول الله صلى الله عليو وسلم قال جاء رجل أبي ىري رة رضي الله عنو عن ف قال :يا رسول الله، من أحق الناس بحسن صحابتي؟ قال أمك، قال ثم من؟ قال

م من؟ قال أمك، قال ثم من، قال أب وك أمك، قال ث

Artinya:"Abu Hurairah radhiyallaahu „anhu, berkata, “Seseorang

datang kepada Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam dan

berkata, „Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus

berbakti pertama kali?‟ Nabi shalallaahu „alaihi wasallam

menjawab, „Ibumu!‟ Dan orang tersebut kembali bertanya,

„Kemudian siapa lagi?‟ Nabi shalallaahu „alaihi wasallam

menjawab, „Ibumu!‟ Orang tersebut bertanya kembali,

„Kemudian siapa lagi?‟ Beliau menjawab, „Ibumu.‟ Orang

tersebut bertanya kembali, „Kemudian siapa lagi,‟ Nabi

shalallahu „alaihi wasallam menjawab, „Kemudian

ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Dari hadits tersebut, dapat dikatakan bahwa perempuan

memiliki kasih sayang yang tidak tertandingi, terutama kepada

anaknya. Bahkan sebelum anaknya lahir, ia telah mengandung

anaknya dan memberinya pendidikan pertama bagi anaknya

dengan penuh kasih sayang.

Page 88: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

72

Maka, terdapat relevansi di antara kemuliaan perempuan

dalam kisah Mahabharata dalam hal memiliki kasih sayang dan

sebagai unsur pendidikan pertama bagi anaknya terhadap Pendidikan

Agama Islam di mana Pendidikan Agama Islam juga mengajarkan

kepada anak untuk berbakti pada ibunya yang telah memberikan

pendidikan terbaik baginya dengan penuh kasih sayang.

C. Kemuliaan Dikabulkan Doanya Dengan Pendidikan Agama Islam

Kemuliaan dikabulkan doanya telah dicontohkan melalui

kisah Mahabharata pada tokoh Dewi Sawitri. Ia adalah sosok

perempuan yang sabar, rajin, dan setia pada suaminya. Maka dari

itu Bathara Yama mengabulkan semua doa-doanya. Pendit (2003)

menceritakan kisah Dewi Sawitri sebagai berikut.

“„Baiklah, Sawitri! Andaikata suamimu orang terkutuk penuh dosa

dan harus masuk neraka, apakah engkau akan mengikutinya ke neraka?‟

tanya Dewa Kematian.“„Dengan senang hati akan kuikuti dia, hidup atau

mati,ke surga atau ke neraka,‟ demikian jawab Sawitri. “„Anakku, engkau

kurestui. Peganglah kata-kataku ini. Mintalah anugerah sekali lagi, tetapi

ingat, yang sudah mati tak bisa dihidupkan lagi,‟ kata Batara Yama.

“„Kalau demikian, aku mohon berilah mertuaku seorang putra yang akan

meneruskan kelangsungan kerajaannya. Ijinkan kerajaannya diwarisi oleh

anak Satyawan,‟ kata Sawitri. “Batara Yama tersenyum mendengar

permintaan Sawitri. Ia berkata, „Anakku, engkau akan memperoleh segala

keinginanmu. Terimalah jiwa milik suamimu, ia akan bidup kembali. Ia

akan menjadi ayah dan anak-anakmu kelak akan memerintah kerajaan

kakeknya. Telah terbukti, cinta dapat mengalahkan kematian. Tak ada

perempuan yang mencintai suaminya seperti engkau mencintai

suamimu.Cintamu yang tulus dan sangat besar telah mengalahkan maut.

Bahkan aku, sang Dewa Kematian, tidak berdaya melawan kekuatan cinta

sejati yang bertakhta dalam jiwamu.‟”

Page 89: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

73

Mustahdi dan Sumiyati (2013: 33) menjelaskan tentang sabar,

bahwa “orang yang sabar akan dilindungi Allah SWT.” Maka dari itu

tidak akan menutup kemungkinan bahwa orang yang sabar akan

dikabulkan doanya oleh Tuhannya.

Hubungannya dengan perilaku yang mulia, Mustahdi dan

Mustakim (2014: 102) menyatakan bahwa “perilaku mulia patut

untuk dilestarikan dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi

larangan-Nya.” Hal tersebut tertera pada firman Allah di dalam Al-

Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 186 yang berbunyi:

وإذا سألك عبادي عن ي فإن ي قريب أجيب دعوة الداع إذا دعان ف ليستجيبوا لي ولي ؤمنوا بي لعلهم ي ر شدون

Artinya:“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang

Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku

mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia

memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi

(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-

Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran,” (QS al-

Baqarah [2]: 186).

Dari firman Allah tersebut, jelaslah bahwa setiap manusia

baik laki-laki, maupun perempuan memiliki kemuliaan untuk

dikabulkan doanya. Namun bukan berarti semua cukup dengan

berdoa, sebaliknya setiap manusia harus memenuhi perintah Allah

dan menjauhi larangan-Nya.

Page 90: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

74

Maka, terdapat relevansi di antara kemuliaan perempuan

dalam kisah Mahabharata perihal dikabulkan doanya terhadap

Pendidikan Agama Islam di mana Pendidikan Agama Islam juga

mengajarkan kepada setiap manusia untuk berdoa, maka Allah akan

mengabulkan doanya.

D. Kemuliaan Pandai Memanah Dengan Pendidikan Agama Islam

Kemuliaan pandai memanah telah dicontohkan dalam kisah

Mahabharata pada tokoh Dewi Srikandi. Walaupun ia adalah seorang

perempuan, namun ia pandai dalam berperang, terutama menggunakan

senjata panah. Pendit (2003) menceritakan kisah Dewi Srikandi

sebagai berikut.

Tibalah hari kesepuluh. Arjuna menyerang Bhisma bersama

Srikandi. Partha mulai melepaskan panah ke arah Bhisma, tetapi panah

Srikandi-lah yang pertama menembus dada kesatria tua itu. Dengan dada

tertembus panah, Bhisma menoleh, memandang Srikandi. Sesaat lamanya

mata Bhisma berbinar-binar bagai permata yang terkena cahaya gemilang.

Itulah tanda bahwa ia sedang marah. Tetapi Mahaguru sakti dan berjiwa

luhur itu menahan hatinya, sebab ia ingat akan sumpahnya: tidak akan

membalas Srikandi yang terlahir sebagai perempuan. “Menepati

sumpah adalah perbuatan kesatria,” bisik hatinya. Srikandi terus

menyerang Bhisma dengan panahnya. Tak disadarinya bahwa kesatria

tua itu sama sekali tidak membalas serangannya. Sesuai sumpahnya,

kini Bhisma justru merasa tenang. Ia tahu, saat kematiannya telah tiba.

Di pihak lain, Partha juga mendapat kekuatan hati untuk membidikkan

anak panahnya pada bagian-bagian tubuh Bhisma yang lemah. Ketika

kesatria tua itu jatuh, pertempuran di seluruh medan berhenti. Para

dewata di kahyangan terharu menyaksikan gugurnya Bhisma. Semua

menundukkan kepala, mengatupkan kedua telapak tangan, memberi

penghormatan terakhir kepada kesatria besar yang luar biasa itu.

Page 91: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

75

Kammer (2002: 77) mengatakan bahwa “women want to talk

about the parts of their lives in which they have a deficit, but they

don‟t say anything about their advantages,” yang berarti para

perempuan ingin memberi tahu bagian dari kehidupannya di mana

mereka memiliki kekurangan, namun mereka tidak mengatakan

apapun tentang kelebihan mereka.

Laki-laki dan perempuan dapat memilih minatnya masing-

masing. Helgesen dan Johnson (2010: 9) mengatakan bahwa “men

and women have until very recently exercised very different skills

in the world,” yang berarti para laki-laki dan perempuan di dunia ini

telah berlatih keterampilan yang berbeda-beda. Sedangkan Hadhari

(2016: 161) menjelaskan bahwa “memanah berarti membangun

kemandirian berpikir.”

Pendidikan Agama Islam telah mengajarkan bahwa setiap

manusia diperbolehkan untuk berlatih memanah. Di dalam hadits

telah disebutkan bahwa berlatih menunggang kuda, memanah, dan

berenang diperbolehkan menurut Islam. Rasulullah SAW bersabda:

جل امرأتو وتأديب و فهو لهو ولعب إلا أربع ملاعبة الرل شئ ليس فيو ذكر اللك الرجل فرسو ومشيو بين الغرضين وتعليم الرجل السباحة

Artinya:“Segala sesuatu yang tidak mengandung dzikirullah padanya

maka itu adalah kesia-siaan dan main-main kecuali empat

perkara: yaitu senda gurau suami dengan istrinya, berlatih

menunggang kuda, berlatih memanah, dan mengajarkan

renang.” (H. R. Ibnu Majah)

Page 92: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

76

Dari hadits tersebut, dapat dikatakan bahwa setiap manusia

baik laki-laki maupun perempuan memiliki kemuliaan untuk

pandai dalam olahraga yang ia gemari. Dalam hal ini berlatih kuda,

berenang, bahkan memanah boleh untuk dilakukan.

Maka, terdapat relevansi di antara kemuliaan perempuan

dalam kisah Mahabharata perihal pandai memanah terhadap

Pendidikan Agama Islam di mana Pendidikan Agama Islam juga

memperbolehkan kepada setiap manusia untuk berolahraga, seperti

berlatih menunggang kuda, memanah, dan berenang.

E. Kemuliaan Untuk Memilih Pasangan Hidup Dengan Pendidikan

Agama Islam

Kemuliaan untuk memilih pasangan hidup telah dicontohkan

dalam kisah Mahabharata pada tokoh Dewi Rukmini. Ia dapat

memilih pasangan hidup yang baik akhlaknya dan penuh kasih

sayang, yaitu Kresna. Pendit (2003) menceritakan kisah Dewi Rukmini

sebagai berikut.

Raja Negeri Widharba mempunyai lima anak laki-laki dan seorang

anak perempuan bernama Rukmini yang terkenal cantik, menarik, dan

berkemauan keras. Rukmini ingin sekali menjadi istri Krishna dan sudah

mendapat restu seluruh keluarganya, kecuali Rukma, kakaknya. Karena

Rukma bersikeras tidak memberi restu kepada adiknya untuk menikah

dengan Krishna, akhirnya tidak ada jalan lain selainperang. Krisnha pun

dapat memenangkan pertempuran dengan Rukma, dan dapat menikahi

Dewi Rukmini.

Page 93: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

77

Arifianti (2016: 39) menyatakan bahwa “perempuan pada

umumnya memilih pasangan hidup yang mapan.” Sedangkan

Harahap (2013: 366) mengatakan bahwa “perempuan boleh memilih

pasangan hidupnya dengan izin walinya.”

Pendidikan Agama Islam telah mengajarkan bahwa setiap

perempuan dianjurkan untuk memilih pasangan hidupnya. Di dalam

hadits telah disebutkan bahwa perempuan dianjurkan untuk memilih

pasangan hidupnya yang baik agama dan akhlaknya. Rasulullah SAW

bersabda:

ر ي ب ك اد س ف و ض ر ي ال ف ة ن ت ف ن ك ت ه و ل ع ف ت لا إ ه و ج و ز ف و ق ل خ و و ن ي د ن و ض ر ت ن م م ك اء ج ذا إ

Artinya: “Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai

agama dan akhlaknya, maka nikahilah ia. Jika tidak, maka

akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang

besar.” (HR. Tirmidzi dalam Adh Dho‟ifah bahwa hadits ini

hasan lighoirihi)

Dari hadits tersebut, perempuan dianjurkan untuk memilih

pasangan hidupnya dengan melihat pada agama dan akhlaknya. Jika

baik agama dan akhlaknya, maka laki-laki tersebut dapat dipilih

untuk menjadi pasangan hidupnya.

Maka, terdapat relevansi di antara kemuliaan perempuan

dalam kisah Mahabharata yaitu dapat memilih pasangan hidup terhadap

Pendidikan Agama Islam di mana Pendidikan Agama Islam bahkan

menganjurkan kepada setiap perempuan untuk memilih pasangan

hidup berdasarkan agama dan akhlaknya.

Page 94: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian yang telah peneliti uraikan di bab-bab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemuliaan perempuan yang terdapat dalam kisah Mahabharata

adalah memiliki keimanan, mendapatkan kebahagiaan, memiliki

kasih sayang, sebagai unsur pendidikan pertama bagi anaknya,

berhak dikabulkan doanya, mendapatkan apa yang menjadi haknya,

pandai memanah, serta dapat memilih pasangan hidupnya.

2. Relevansi kemuliaan perempuan dalam kisah Mahabharata dengan

Pendidikan Agama Islam adalah di mana Pendidikan Agama Islam

mengajarkan manusia untuk beriman agar mendapatkan haknya

untuk hidup bahagia, mengajarkan kepada anak untuk berbakti

pada orang tua, termasuk ibunya yang telah memberikan pendidikan

pertama baginya dengan penuh kasih sayang, mengajarkan kepada

manusia untuk berdoa, maka Allah akan mengabulkan doanya,

memperbolehkan kepada setiap manusia untuk berolahraga, seperti

berlatih menunggang kuda, memanah, dan berenang, serta

menganjurkan kepada setiap perempuan untuk memilih pasangan

hidup berdasarkan agama dan akhlaknya.

Page 95: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

79

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari penelitian ini,

peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat seyogyanya saling menghargai satu sama lain

karena laki-laki dan perempuan memiliki kemuliaan yang sama

dengan peran masing-masing yang saling mendukung.

2. Bagi para peneliti khususnya yang berkecimpung pada bidang

keperempuanan dan Pendidikan Agama Islam hendaknya dapat

menggunakan buku-buku klasik untuk memperkaya sumber

penelitian yang akan dikaji relevansinya dengan tema penelitian.

Page 96: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

80

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yatimin. (2007). Studi Akhlak Perspektif Al Qur‟an. Jakarta:

Amzah.

Ahsan, Muhammad. & Sumiyati. (2014). Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,

Balitbang, Kemdikbud.

Anggraeni, Melly. (2017). Konsep Fitrah dan Relevansinya dalam Pendidikan

Islam. Skripsi Tidak Diterbitkan. Bandar Lampung: Jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan

Lampung.

Arifianti, Asri Dewi. (2016). Penentu Pemilihan Pasangan Hidup Pada

Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Skripsi Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Program Studi Bimbingan dan

Konseling Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Astuti, Widi. (2013). Perempuan Pejuang. Bandung: Margahayu Raya.

Azzuhri, Muhandis. Khadijah Binti Khawailid RA Sosok Perempuan Karier.

Muwazah, Vol. 1, No. 2, Juli-Desember 2009.

Batu, Purnama N. F. Lumban. (2007). Eksistensi Tokoh Perempuan dalam “The

Other Side of Midnight”Karya Sidney Sheldon. Tesis Tidak Diterbitkan.

Semarang: Program Pascasarjana Ilmu Sastra Universitas Diponegoro

Semarang.

Page 97: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

81

Bilgrami, M. H. (1986). Sayidah Zainab Cucu Baginda Nabi Muhammad SAW.

Terjemahan Oleh Anis Mulachela. (2005). Jakarta: Lentera.

Djaelani, Moh. Solikodin. Peran Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan

Masyarakat. Jurnal Ilmiah Widya, Vol. 1, No. 2, Juli-Agustus 2013.

Guritno, Sri & Made Purna. (1997). Arti Makna Tokoh Pewayangan

Mahabharata dalam Pembentukan dan Pembinaan Watak (Seri III).

Jakarta: Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Pusat

Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Hadhari. Tela‟ah Atas Keteladanan Rasulullah SAW dalam Mendidik Anak.

Sumbula: Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2016.

Haidir, Abdullah. (2005). Kisah Wanita-Wanita Teladan. Riyadh: Kantor

Dakwah dan Bimbingan Bagi Pendatang, Al Sulay.

Hammond, Michelle Mckinney. (1957). The Power of Being a Woman. Oregon:

Harvest House.

Haq, Anwarul. (1998). Jalan Menuju Surga. Bandung: Taman Wacana

Mulai.

Harahap, Rustam Dahar Karnadi Apollo. Kesetaraan Laki-Laki dan

Perempuan dalam Hukum Perkawinan Islam. Sawwa, Vol. 8, No. 2,

April 2013.

Haris, Munawir. Kepemimpinan Perempuan dalam Islam. Jurnal Studi Keislaman,

Vol. 15, No. 1, Juni 2015.

Helgesen, Sally & Julie Johnson. (2010). The Female Vision: Women‟s Real

Power at Work. Oakland: Berrett-Koehler.

Page 98: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

82

Hidayat, Nur. Peran dan Tantangan Pendidikan Agama Islam di Era Global.

Jurnal El-Tarbawi, Vol. 8, No. 2, 2015.

Husaini, Adian. (2010). Pendidikan Islam: Membentuk Manusia Berkarakter dan

Beradab. Jakarta: Cakrawala.

Kammer, Jack. (2002). If Men Have All The Power How Come Women Make The

Rules. Washington DC: PO Box 18236 Halethorpe.

Majid, Abdul. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Manaf, Mudjahid Abdul. (1996). Sejarah Agama-Agama. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Mardalis. (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Moleong, Lexy J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Muhidin, Zainal. (2017). Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel

Mahabharata Karya Nyoman S. Pendit dan Relevansinya dengan

Pendidikan Agama Islam. Skripsi Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

Mulyono, Sri. (1989). Wayang dan Karakter Wanita. Jakarta: CV Haji

Masagung.

Mustahdi & Mustakim. (2014). Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

SMA Kelas XI. Jakarta: Pusat Kurikulum Perbukuan, Balitbang,

Kemdikbud.

Page 99: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

83

Mustahdi & Sumiyati. (2013). Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP

Kelas VII. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.

Navisah, Herliyah. (2010). Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam dam Novel Ketika

Cinta Bertasbih Karya Habiburrahman El-Shirazy dan Relevansinya

Terhadap Pendidikan Agama Islam. Skripsi Tidak Diterbitkan.

Yoqyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Nugraheni, Molas Warsi. (2017). Peran Perempuan-Perempuan dalam Kisah

Pewangan Legendaris Mahabharata dan Aplikasi Pendidikan Karakternya

dalam Kehidupan Modern. Conference on Language and Language

Teaching.

Offen, Karren. (1988). Defining Feminism: A Comparative Historical Approach.

Chicago: The University of Chicago Press.

O‟Neil, Tam & Pilar Domingo. (2016). Women and Power Overcoming

Barriers to Leadership and Influence. London: Overseas Development

Institute.

Pendit, Nyoman S. (2003). Mahabharata. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Permadi, K. Iman dan Takwa Menurut Al Qur‟an. Jakarta: Rineka Cipta.

Prayoga, Agung. (2010). Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Novel Ma Yan

Karya Sanie B. Kuncoro. Skripsi Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

Page 100: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

84

Rofi, Sofyan. (2016). Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Yogyakarta:

Deepublish.

Saifudin, Anwar. (1998). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sastronaryatmo, Moelyono. (1981). Serat Erang-Erang Nata Pandawa. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penerbitan Buku Sastra

Indonesia dan Daerah.

Setyowasih, Lilik. (2017). Relevansi Pendidikan Perempuan dalam Buku Sarinah

Karya Soekarno dengan Pendidikan Islam. Skripsi Tidak Diterbitkan.

Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

Soekatno. (1992). Mengenal Wayang Kulit Purwo. Semarang: Aneka Ilmu.

Stainback, Kevin., Sibyl Kleiner & Sheryl Skaggs. Women in Power: Undoing or

Redoing The Gendered Organization? Gender and Society, Vol. 30, No. 1,

February 2016.

Sudarsono. (1994). Sepuluh Aspek Agama Islam. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjarwo, Heru S., dkk. (2010). Rupa dan Karakter Wayang Purwo. Jakarta:

Kakilangit Kencana.

Sumaryono, E. (1993). Hermeneutik Sebuah Metode Filsafat. Yogyakarta:

Kanisius.

Suwito, Anton. Keteladanan Tokoh Pewayangan dalam Penerapan Prinsip

Bawalaksanaa Sebagai Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa. Jurnal

Ilmiah Civis, Vol. 6, No. 2, Juli 2017.

Page 101: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

85

Syah, Muhibbin. (2005). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tadros, Mariz. Beyond Thinkering with The System: Rethinking Gender, Power,

and Politics. IDS Bulletin, Vol. 46, No. 4, July 2015.

Wasalmi. Mahabbah dalam Tasawuf Rabi‟ah Al-Adawiah. Sulesana, Vol. 9, No.

2, 2014.

Zen, Endi Suhendi & Nelty Khairiyah. (2014). Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti SMA Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,

Kemdikbud.

Page 102: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

86

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 103: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mahadewi Puteri Intan

Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali, 3 Agustus 1996

Agama : Islam

Alamat : Dk. Pagerjurang RT 01 RW 06 , Ds. Pagerjurang,

Kec. Musuk, Kab. Boyolali, Jawa Tengah.

Email : [email protected]

Nama Orang Tua

Ayah : Wahyu Ponco Hadi Priyo Utomo

Ibu : Sri Suparmi

Riwayat Pendidikan :

1. TK Mekar Lulus tahun 2002

2. SD Negeri Pagerjurang Lulus tahun 2008

3. SMP PGRI 1 Kedunggalar Lulus tahun 2012

4. MAN 1 Boyolali Lulus tahun 2015

5. IAIN Salatiga Pendidikan Agama Islam Lulus tahun 2019

Page 104: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan
Page 105: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan
Page 106: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan
Page 107: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan
Page 108: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan
Page 109: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

THE WOMEN’S GLORY OF THE MAHABHARATA STORY

AND ITS RELEVANCE TO THE ISLAMIC EDUCATION

A GRADUATING PAPER

Submitted to the Board of Examiners as a partial fulfillment of the

requirements for the degree of Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

By:

MAHADEWI PUTERI INTAN

NIM. 23010150118

ISLAMIC EDUCATION DEPARTMENT

TEACHER TRAINING AND EDUCATION FACULTY

STATE INSTITUTE FOR ISLAMIC STUDIES SALATIGA

2019

Page 110: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan
Page 111: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

THE WOMEN’S GLORY OF THE MAHABHARATA STORY

AND ITS RELEVANCE TO THE ISLAMIC EDUCATION

A GRADUATING PAPER

Submitted to the Board of Examiners as a partial fulfillment of the

requirements for the degree of Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

By:

MAHADEWI PUTERI INTAN

NIM. 23010150118

ISLAMIC EDUCATION DEPARTMENT

TEACHER TRAINING AND EDUCATION FACULTY

STATE INSTITUTE FOR ISLAMIC STUDIES SALATIGA

2019

Page 112: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

iv

Page 113: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

v

Page 114: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

vi

DECLARATION

I signed below:

Name : Mahadewi Puteri Intan

NIM : 23010150118

Faculty : Teacher Training and Education Faculty

Majors : Islamic Education Department

Declare that the graduating paper that I wrote is my own work. It is not an

allusion from the another work. Opinions or findings of others contained in this

graduating paper is cited or referenced based on scientific ethics.

Such a declaration is made by the author to be permissible.

Salatiga, March 7th

2019

The Author

Mahadewi Puteri Intan

NIM. 23010150118

Page 115: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

vii

MOTTO

من عمل صالحا م ن ذكر أو أنثى وىو مؤمن ف لنحيي نو حياة طي بة

“Anyone who does charity, both men and women who have a

faith, then surely We will give him a good life.”

(Qs. An Nahl: 97)

Page 116: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

viii

DEDICATION

Praise God Almighty presence over the overflow of grace and guidance, the

author of this graduating paper to:

1. My parents, Wahyu Poncho Hadi Priyo Utomo and Sri Suparmi who always

guide, give advice, prayer, and much love.

2. My beloved sister, Ratulangit Adinda Ayu Shakti that had become an indirect

motivator.

3. My friends of International Class Program 2015 who have become

irreplaceble friends in love.

4. My big brothers and sisters International Class Program alumni who have

become the best big brother and sister for the author.

Page 117: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

ix

ACKNOWLEDGMENT

Praise the author the presence of Almighty God upon plenty of grace

and his guidance so that the author can complete this graduating paper entitled

"The Women Glory of The Mahabharata Story and Its Relevance To The

Islamic Education." Don't forget peace and salutation the author always expressed

to the Prophet Muhammad as a role model who has suspended guide from the

darkness to the brightness namely Islam.

In the preparation and writing of this graduating paper cannot be

completed without the hard work, passion and prayer, regardless of assistance,

guidance, and support from various parties, with all sincerity and humility the

author conveys a big thank you deepest gratitude to:

1. Mr. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. , the Rector of IAIN Salatiga.

2. Mr. Suwardi, M. Pd., the Dean of Teacher Training and Education Faculty

IAIN Salatiga.

3. Mrs. Siti Rukhayati, M.Ag., the Head of Islamic Education Department of

IAIN Salatiga.

4. Mr. Dr. Rasimin, M. Pd. and Mrs. Sari Famularsih, M. A. as the counselors,

who have taken a lot of time in giving direction, the guidance of criticism,

and advice in the preparation of this graduating paper.

5. Mrs. Dr. Siti Farikhah, M. Pd. and Mr. Abdul Syukur, M. Si. as the academic

counselors, who gave direction and motivation to the author.

Page 118: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

x

6. All the lecturers and all employees of IAIN Salatiga, who have provided

science and best services for authors.

The author fully aware that this graduating paper is still not perfect,

then the author still need criticisms and suggestions for this graduating paper. The

author hopes this graduating paper may be beneficial to add knowledge to the

reader.

Salatiga, March 7th

2019

Mahadewi Puteri Intan

NIM. 23010150118

Page 119: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

xi

ABSTRACT

Intan, Mahadewi Puteri. 2019. The Women‟s Glory of The

Mahabharata Story and Its Relevance To The Islamic Education. A

Graduating Paper, Salatiga: Islamic Education Department Teacher

Training and Education Faculty of State Institute for Islamic Studies

Salatiga. Counselor: Dr. Rasimin, M. Pd. & Sari Famularsih M. A.

This research aims to find out how the glory of the women in the

Mahabharata story and to know the relevance of the women's glory in the

Mahabharata story to Islamic education.

The type of research conducted by researcher here is library

research. In the process of analyzing all of the data in this study, the

researcher used two methods, an analysis method, and the hermeneutic

method. After obtained data about the glory of the women in the story of

Mahabharata, then researcher looks for how its relevance to Islamic

education.

As for the results of this study indicate that the woman in the

Mahabharata story have many glories that have relevance to Islamic

education, in which Islamic education teaches humans to enjoy his or her

life, teaches children to worship their parents including their mother who

has provided the first education for them, in addition Islam has

recommended to every woman for choosing a husband based on his

religion and his behavior.

Keywords: Glory; Women; Islamic Education

Page 120: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

xii

TABLE OF CONTENTS

COVER PAGE OUT ................................................................................ i

LOGO PAGE ............................................................................................ ii

COVER PAGE IN .................................................................................... iii

ATTENTIVE COUNSELOR PAGE ...................................................... iv

STATEMENT OF CERTIFICATION PAGE........................................ v

DECLARATION PAGE........................................................................... vi

MOTTO ..................................................................................................... vii

DEDICATION .......................................................................................... viii

ACKNOWLEDGMENT .......................................................................... ix

ABSTRACT .............................................................................................. xi

TABLE OF CONTENTS ......................................................................... xii

LIST OF FIGURE.................................................................................... xiv

LIST OF ATTACHMENT ..................................................................... xvi

CHAPTER 1 INTRODUCTION ............................................................ 1

I. Education Background ........................................................................ 1

J. Formulation of The Problem ............................................................... 4

K. Research Objective ............................................................................... 4

L. Research Usability ............................................................................... 5

M. Literature Review................................................................................. 6

N. Operational Definition ......................................................................... 7

O. Research Method ................................................................................. 12

P. Writing Systematical............................................................................. 14

Page 121: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

xiii

CHAPTER II MANUSCRIPT BIOGRAPHY.................................... 16

D. Mahabharata Nature ......................................................................... 16

E. Summary of Mahabharata Story ...................................................... 16

F. Theoretical Framework ..................................................................... 20

CHAPTER III SCRIPT ANATOMY DESCRIPTION..................... 25

C. Women Figures in Mahabharata Story .............................................. 25

D. Women‟s Glory of The Mahabharata Story...................................... 57

CHAPTER IV DISCUSSION ............................................................... 61

F. The Glory To Have Faith, Joy, and Get Her Right to The Islamic

Education............................................................................................. 61

G. The Glory to Have Compassion and Glory As The First Element

Of Education for Her Son to The Islamic Education...................... 63

H. The Prayer‟s Glory to The Islamic Education.................................... 65

I. The Glory of Being Good at Archery to The Islamic Education...... 66

J. The Glory To Choose Life Partner to The Islamic Education........ 68

CHAPTER V CLOSING ........................................................................ 70

C. Conclusion .......................................................................................... 70

D. Suggestions ......................................................................................... 71

BIBLIOGRAPHY ................................................................................... 72

ATTACHMENTS.................................................................................... 78

Page 122: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

xiv

LIST OF FIGURE

30. Figure 1.1 Dewi Anggraeni ........................................................ 25

31. Figure 2.1 Arimbi in the Raksesi Form..................................... 26

32. Figure 2.2 Arimbi in the Dewi Form ....................................... 27

33. Figure 3.1 Dewi Drupadi ............................................................. 28

34. Figure 4.1 Dewi Durgandini ........................................................ 29

35. Figure 5.1 Dewi Dursilawati ........................................................ 31

36. Figure 7.1 Dewi Gendari ............................................................. 32

37. Figure 8.1 Dewi Jahnawi ............................................................. 33

38. Figure 10.1 Dewi Krepi ............................................................... 34

39. Figure 11.1 Dewi Kunti ............................................................... 35

40. Figure 13.1 Dewi Larasati ........................................................... 38

41. Figure 14.1 Dewi Madrim ........................................................... 39

42. Figure 16.1 Dewi Mustakaweni .................................................. 40

43. Figure 17.1 Dewi Nagagini ......................................................... 41

44. Figure 18.1 Dewi Pratiwi ............................................................ 42

45. Figure 19.1 Endang Pregiwa ....................................................... 43

46. Figure 20.1 Endang Pregiwati ..................................................... 44

47. Figure 21.1 Dewi Pujawati .......................................................... 45

Page 123: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

xv

48. Figure 22.1 Dewi Rukmini .......................................................... 46

49. Figure 23.1 Ken Sagupi .............................................................. 47

50. Figure 24.1 Dewi Sakuntala ........................................................ 48

51. Figure 25.1 Dewi Sarmista .......................................................... 49

52. Figure 26.1 Dewi Sawitri ............................................................ 50

53. Figure 27.1 Dewi Siti Sundari ..................................................... 51

54. Figure 28.1 Dewi Srikandi .......................................................... 52

55. Figure 29.1 Dewi Sumbadra ........................................................ 53

56. Figure 30.1 Dewi Sumpani .......................................................... 54

57. Figure 31.1 Dewi Ulupi ............................................................... 55

58. Figure 32.1 Dewi Utari ................................................................ 56

Page 124: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

xvi

LIST OF ATTACHMENT

1. Curriculum Vitae

2. List of Activities Credit Unit or Satuan Kredit Kegiatan (SKK)

Page 125: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

1

CHAPTER I

INTRODUCTION

I. Education Background

History has said that the glory of men is higher than women. In

other words, if the men as the main role in a story, then the woman is just

a supporting role. (Astuti, 2013:138). On the one hand, men are allowed

out the house, working outside the home and have an influential role in

society. Men also can choose which women he will marry. On the other

hand, women are obliged to stay at home, forbidden to go out of the house,

and have no big role in society. Women are also forced to marry a man

whom they do not know him in advance.

Surely this is not fair because the woman is an independent figure.

The woman is also a noble figure. How not, women are the ones who

determine the nation's civilization. The woman who gave birth to the next

generation should have the same glory as a man. History changed by not

putting women under male. An increased degree of women in line with the

increased intelligence of women. This is strongly supported by education

(Setyowasih, 2017:4).

Page 126: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

2

Education is human needs that must be met throughout the

lifetime. Education is the process of a person to acquire knowledge,

understanding, and how to behave accordingly with portions (Shah,

2005:10). Islam teaches that there is no discrimination in education.

Learning is an obligation for all walks of life, both men and women.

Nowadays, the woman has the same glorious as a man. The woman

has equal rights as a man. Women are also exempt for work in any field, in

accordance with their talent and interest. This is evidenced by the

existence of women who become factory workers, teachers, doctors,

journalists, even a politician (Setyowasih, 2017:2).

If women as a reflection of the nation, it is a cultural experience

that can serve as a life reflection. Inside are a moral message of how the

glory of women that can be taken as wisdom, especially its relevance to

Islamic education. One way to find out how the glory of women can be

done through the culture media (Navisah, 2006:4).

If seen at a glance the Mahabharata story looks like patriarchy, that

story is more accentuated the man as the more powerful when compared to

a woman (Nugraheni, 2017:184).

Page 127: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

3

But after understanding the story, the woman figures here also

plays an important role. On one side a glance positioning of the story for

the women is under the men. While on the other side the women here is

not just a woman who is beautiful but also smart and courageous stand

against everything that hurt them and never retreats to fight for its rights.

In addition, the women often appear as its driving force from the men to

act and to make decisions.

The Mahabharata is one of India‟s cultures which gives many

morals in the story. Although this story is derived from the Hindu religion,

this story also contains a lot of moral values as the Islamic religion

(Muhin, 2017:5).

One of the characters featured in the story of the Mahabharata is

Dewi Kunthi. Dewi Kunthi is a woman who did not have a husband, but

she can pregnant a child without being touched men. This incident in

Islam according to the story of Maryam who pregnants Prophet Isa

without being touched the man. Allah SWT said in the Qur'an Sura

Maryam verse 19:

قال إنما أنا رسول رب ك لىب لك غلاما زكيا

Means: He (Jibril) said: "Verily, I am only a Messenger from the

Lord, to give you a smart son ". (Q.S Maryam, 19: 19).

Page 128: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

4

The figure of Dewi Kunthi on Mahabharata story can inspire how

the glory of woman here and how its relevance to Islamic education.

Not only Dewi Kunti but also other women who have the same glory as

the man. Thus researcher interested in conducting a research study

entitled "The Women‟s Glory of The Mahabharata Story and Its Relevance

To The Islamic Education."

J. Formulation of The Problem

Based on the background which has been described, then the

researcher formulated the issue as follows:

1. How the women‟s glory of the Mahabharata story?

2. What is the relevance of the women‟s glory of the Mahabharata story

to Islamic education?

K. Research Objective

Based on the formulation of the problem, the objectives of this

research are as follows:

1. To find out how the women‟s glory of the Mahabharata story.

2. To know the relevance of the women‟s glory of the Mahabharata story

to Islamic education.

Page 129: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

5

L. Research Usability

This research has several uses, including the following:

1. Theoretical

a. Research results can become knowledge insights for the readers to

regard women with their glory and its relevance to education.

b. Research results can serve as source material for researchers in the

field of womanhood and Islamic education.

2. Practical

a. For the researcher, the research results can motivated researcher to

become self-sustaining and never backward to achieve success.

b. For the public, the research results can make public to appreciate

each other because men and women have an equal role with their

glories.

c. For Islamic religious education teachers, research results can

develop the abilities of teachers in teaching contextually by

examining Islamic religious education is not only through the

textbooks but also other sources associated with, the one way is

explaining how to study the Mahabharata story.

Page 130: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

6

M. Literature Review

Lilik Setyowasih 2017 Islamic Education Department, entitled

"The Relevance of Women's Education In The Sarinah Book By Sukarno

to Islamic Education" State Institute for Islamic Studies Salatiga. This

graduating paper discusses Sukarno's thinking in the education of women

which should be aligned with the men. It is expected to be made so that

women have the skills on par with the men. While the researcher writes a

graduating paper concerned about how the women‟s glory in the

Mahabharata story.

The second equation from this graduating paper equally discusses

feminism and associate it to Islamic education. But as an object of this

research, the researcher did not review the Sarinah book but review

Mahabharata story.

Zainal Muhin 2017 Islamic Education Department entitled "Values

Education of Morals In The Mahabharata Book By Nyoman S. Pendit

And Its Relevance To The Islamic Education" State Islamic University

Sunan Kalijaga Yogyakarta. This graduating paper discusses the values

morals education which includes moral attitudes to God, to yourself, to the

family, and to the society. While the researcher writes a graduating paper

which focuses on the women's glory.

Page 131: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

7

This graduating paper has the same object, Mahabharata book by

Nyoman S. Pendit. The thing that makes different is the focus of the

research, the researcher did not discuss the moral education values but

discusses how the women‟s glory in the Mahabharata story.

From some of the literature, there has been no research on the

Mahabharata story which discusses the women‟s glory and its relevance to

Islamic education. Thus researcher interested in conducting a research

study entitled "The Women‟s Glory of The Mahabharata Story and Its

Relevance to The Islamic Education."

N. Operational Definition

4. Women‟s Glory

The glory of the word means base noble or high noble. In other

words equal notability with the word glory and honor which means

noble circumstances, sublime circumstances, as well as the state of the

great (Sugono, 2008:980).

Alwi (2002:856) says that the woman is "someone who can

have menstruation or pregnancy, so can give birth and breast to feed

her child." While according to Setyowasih (2017:11) description of the

woman is as follows.

Page 132: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

8

Women are derived from the basic language of the masters

which means appreciated. Women in Islam as a pillar of the State,

thus when women are damaged in a country so that a country will be

damaged too. Vice versa. The woman is the part who plays an

important role in society.

So the glory of women is glorified and aligned with the men.

Therefore women and men can run together with their rights and their

obligations.

5. Islamic Education

Education is derived from the basic law and that means

nurturing and giving exercises about morals and intelligence of the

mind. It can be said that education is the action or how to educate a

person for making the person be smart and has a noble character

(Sugono, 2008:352).

Education is a human effort to guide children in reaching

maturity. In other words, education is the adult‟s act in providing the

knowledge, experience, and skills to the young generation to prepare

them for reaching the goal of their life both physical as well as

spiritual (Mansur, 200 7:199). With regard to education, Anthony

(1998:10) stated as follows.

Page 133: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

9

Education namely guidance that provided on purpose by adults

for children, in both physical as well as spiritual growth in order to be

useful for themselves and society. In other words, education is a social

system that makes families and schools taking part as an instrument in

forming young generation who are not only smart but also have

healthy body spiritual so that formed the next nation generation which

perpetuates culture and environment.

So education is the efforts made adults in educating the young

generation, not only by providing knowledge and experience, but also

give guidance and encouragement so that the young generation will

become the nation's next generation who have intelligent, creative,

innovative physical, and healthy spirit.

Etymologically, the word "religion" comes from the Sanskrit,

formed from the word "a" which means here and "gam" equated with

gaan, go, and gehen that means walking. While in religious

terminology, means anything that is hereditary and is determined by

the custom (Manaf, 1996:1-2). With regard to religion, Sugono

(2008:18) states the following.

Page 134: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

10

Religion is teaching, the system governing the layout of faith or

belief in God Almighty, the worship, and the grammar rule that is

associated with the human relationship with another human being and

the environment with confidence. So it will be understood that religion

is a set of beliefs, worship, and how to interact with others in

accordance with local custom.

Sugono (2008:565) means that Islam is "a religion that was

taught by the Prophet Muhammad SAW." Meanwhile, the Husaini

(2010:9) stated that Islam is "a religion based on the worship of

the Ordinance on the Quran and the sunnah."

So it will be understood that Islam is a religion that was taught

by the Prophet Muhammad that has guidelines for worship is none

other than the Quran and the sunnah.

Rofi (2016:14) means that Islamic education is the "guidance

process on the development of physical, spiritual, and intellect towards

the formation of a good muslim." Whereas Djaelani (2013:104-105)

states that Islamic religious education is "the main foundation of the

moral education system in the formation of personality."

Page 135: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

11

Not much different, Arrosyid (2016:32) states that Islamic

education is "an educational process that leads to the formation of

a personality." On the other hand, Hidayat (2015:134) stated that

Islamic religious education is "education that is based on Islamic

teaching in the Quran and the sunnah."

So it will be understood that the Islamic religious education is an

effort to educate in shaping the personality of either being taught

Prophet Muhammad which is based on the Quran and the sunnah.

6. The Women‟s Glory to Islamic Education

The women's glory is a situation in which women are glorified

and also aligned along with men. While Islamic religious education is

an effort to educate one's personality by holding fast to the Quran and

sunnah. In Islamic studies, there are equal rights with obligations

among men, good men and good women of different nations or tribes.

They both have the same rights and obligations in worship to God

Almighty.

Islamic religious education is taught that a person's differences

both men and women there on how the level of worship and faith to

God Almighty. Then Islam indiscriminately against who does worship

whether man or woman. Islamic education who hold fast to the Quran

and sunnah also gave appreciation, to the men and women who can

reach for his achievements in the field of science.

Page 136: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

12

Finally can be evidence that there are the relevances of women's

glory to Islamic education religion where Islamic education religion

taught that the women are in a state of noble as well as the men.

O. Research Method

1. Types of Research

The type of research conducted by researcher here is library

research. The library research is the research that seeks to gather data

from the corpus of literature as well as making the text as the main

object of his analysis. The library research aims to collect data and

information from books, magazines, documents, records, and other

historical stories (Mardalis, 2004:28).

2. Data Sources

As for data sources in this study are following below. There

are:

a. Book "Mahabharata" by Nyoman S. Pendit.

b. Book "Mengenal Wayang Kulit Purwo" By Soekatno.

c. Book "Wayang dan Karakter Wanita" By Sri Mulyono.

d. Book "Rupa dan Karakter Wayang Purwo" By Heru S. Sudjarwo

et al.

Page 137: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

13

3. The Method of Data Collection

Method of data collection in this research is a library method

with the following steps:

a. Collect books that there are relevances to the focus of the research.

But in this research, the researcher collected the books as a source

of data about the women‟s glory in the Mahabharata story.

b. Identify all issues related to the research. After obtained data about

the women‟s glory in the Mahabharata story, so that researcher

looks for how its relevance to Islamic education.

c. Describe conclusions as for the research results regarding the

principal issues. From all the data that has been identified, the

researcher describes conclusions of the women‟s glory in the

Mahabharata story and its relevance to Islamic education.

4. Data Analysis

In the process of analyzing all of the data in this research, the

researcher used two methods, method of analysis and method of

hermeneutic.

a. Analytical Methods

Methods of analysis (content analysis) is a method of data

analysis by means of analyzing all the data that has been obtained

in order to get accurate data to be written and can be combined

according to the material data required (Nawawi, 1995:68).

Page 138: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

14

In this research, the researcher used a method of analysis by

means of analyzing all the data that have relevance to the women's

glory to Islamic education.

b. Method of Hermeneutic

The hermeneutic method is a method used for

interpretation. In other words, can be interpreted as a process of

change hermeneutic something or a situation of something does not

know will know (Sumaryono, 1993:24).

In this research, the researcher used a method of how to

interpret the often hermeneutic with the lives of women in the

Mahabharata story and what is the meaning of Islamic religious

education in order to deduce how the glory of notable women here

and its relevance to Islamic education.

P. Writing Systematical

Overall there are 5 chapters to discuss this graduating paper with

the title "The Women‟s Glory of The Mahabharata Story and Its

Relevance To The Islamic Education". As for writing a graduating paper

systematics bunk, the researcher is as follows:

Chapter I Introduction. This chapter contains education

background, formulation of the problem, research objective, research

usability, literature review, operational definition, research method,

and writing systematical.

Page 139: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

15

Chapter II Script Biography. This chapter book peeling the

Mahabharata which consists of nature of the Mahabharata, summary of

The Mahabharata book, and theoretical framework.

Chapter III Description of Script Anatomy. This chapter describes

the woman figures in Mahabharata story and the women‟s glory of the

Mahabharata Story.

Chapter IV Discussion. This chapter describes the relevance of

the women‟s glory in the Mahabharata Story consisting of: the glory of

women who have faith, happiness, get his due, compassion, as an element

of first education, granted prayer, good at archery, and the women‟s glory

in choosing a life partner to Islamic education.

Chapter V Closing. This chapter contains conclusions and

suggestions.

Page 140: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

16

CHAPTER II

SCRIPT BIOGRAPHY

D. Nature of The Mahabharata

The Mahabharata is derived from the words „maha‟ means

'great' and the word 'Bharat' means „nation‟. Bard Panini mentions that the

Mahabharata is "a story that shows the battle of the nation's Great

Bharata". The story told in the epic Mahabharata is the conflict between

the two cousins, the Pandava and Kaurawa, which caused the decimation

of the nation of Bharata. The Mahabharata States that truth does not only

belong to one group but also there are many roads to reach the truth

because of the tolerance (Pendit, 2003).

So this story is globally discussed about stories of Kaurawa and

Pandava. It is not told that men are a priority. However, in the

Mahabharata story to get to the great war between the Pandava and

Kaurawa is inseparable from the role of women too.

E. Summary of The Mahabharata Book

It was told that King of Hastinapura has two sons, namely

Dritarastra and Pandu. Dritarastra as his first child who can't see since his

birth. He can not be the Crown Prince to replace his father due to his blind.

Then, as the second son, Pandu becomes Crown Prince, and after his

father died he was crowned as a King.

Page 141: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

17

Dritarastra married Dewi Gendari and have 100 children who were

famous as Kaurawa. Their eldest son is named Duryodhana. While her

brother, Pandu married Dewi Kunti and Dewi Madrim, he had five

children that are famous as the Pandava. The five Pandava are Yudhistira,

Bhima, Arjuna, Nakula, and Sahadewa. King Pandu died at a young age

when the Pandava were still kids. Thus although can not see, Dritarastra

replaced his younger brother became a King.

Dritarastra educates his sons and his five nephews, along with his

uncle, Bhisma. When his children are old enough, Bhisma brought the

Pandava and Kaurawa to learn knowledge while soldiering with the

Maestro of Drona.

While Pandava and Kaurawa mature and have completed the

education, Dritarastra raised Yudhistira as a King. Yudhistira ruled his

Kingdom with the fair and wise so Kaurawa, especially Duryodhana being

jealous and spiteful to the Pandava. The initial strategy from Duryodhana

to Pandava with braiding the crushing good friendship with Karna.

Actually, Karna was the first child of the Dewi Kunti before her marriage

with Pandu, she is cared for by the royal sais train of Hastinapura.

Karna disliked from the start of the war because allied with

Kaurawa and Sakuni, uncle of Kaurawa. Kaurawa make tactics in order to

destroy Pandava, by telling them to stay in the Palace who deliberately

made of planks and burning them alive there. However their tactic was

failed, the Pandava escaped and fled into the forest.

Page 142: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

18

After being in the jungle, they live with full of difficulties and

experience various challenges of life. There are what make these five

brothers became the knights of tough and strong in all situations and

conditions.

When the Pandava were still in the forest, they heard that the

King of Panchala held a competition to find a husband for a beautiful

princess named Dewi Drupadi. The competition was done with archery

midpoint rotating discs. This contest was so magnificent.

The trimmings are visible from a large number of Prince Royal

variety that come and go to the competition, but none of the Prince who

succeed here. Then came Arjuna disguised as a Brahmin, and he managed

to get ahead. Then he can bring Dewi Drupadi. However, because Dewi

Kunti did not know who brought Arjuna was a woman, she advised the

Pandava to share fair in everything so that all five men have become the

husband of Dewi Drupadi.

Gradually people ever know that Pandava were still alive.

Dritarastra calls the Pandava return to Hastinapura and divide the

Kingdom into two for the Pandava and Kaurawa. The Pandava ruled at

Indraprastha, while Kaurawa ruled in Hastinapura. King of Indraprastha

Yudhistira ruled properly and wisely so that the world is known as a

fair country prosperous. Kaurawa, especially Duryodhana who very

spiteful know about the prosperity of Indraprastha and want to seize the

Indraprastha with deceptive Yudhistira in dice games.

Page 143: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

19

Kaurawa make Yudhistira was forced to play dice with Sakuni

prepares a sneaky trick to defeat Yudhistira. Proven he lost, despite risking

the wealth, castles, kingdoms, brothers, himself, even his wife, Dewi

Drupadi. After all, exhausted they were expelled from the Kingdom and

forbidden return before thirteen.

After thirteen years of the Pandava lived, the Pandava returned and

asked for the Kingdom of Indraprastha by negotiating together with

Kaurawa. But the talks failed because of Duryodhana could not brought

peace. After looking the way of peace efforts failed, they were forced to

fight. The great war between the Pandava and Kaurawa lasted eighteen

days. Bhisma, Drona, Duryodhana, and Shalya also hosts Kaurawa died in

the war. A victory there on the Pandava. Then Yudhistira became a King.

Dritarastra an old one decided to go to the forest to meditate

together with Dewi Gendari. Dewi Kunti was accompanied at the same

time. They were dead when forest fires occur. Pandava then gave the

Kingdom to their grandchildren, Parikeshit. The Pandava left the

Kingdom and go climbing up to the mountain of the Himalaya. In the ride

to the top of the mountain, one of the Pandava are dead each other. In the

end, the spirit they immediately greeted Indra, Hyang Tunggal in heaven.

Page 144: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

20

F. Theoretical Framework

3. Woman

c. Woman‟s Definition

The woman is a special creature. How not, in portions as

different women with men, he created as a human figure who has a

beautiful appearance (Batu, 2007:18).

Alwi (2002:856) says that the woman is "someone who

can experience menstruation or pregnancy, so can give birth

and breast to feed her child." While according to Setyowasih

(2017:11) sense about women is as follows.

Women are derived from the basic language of the masters

which means appreciated. So the woman in Islam is as the pillar of

the country, thus when women in a country which damaged then a

country will be damaged too. Vice versa.

d. Women's Glory

The glory of the word means base noble or high noble. In

other words equal notability with the word glory, and honor which

means noble circumstances, sublime circumstances, as well as the

state of the great (Sugono, 2008:980).

So the glory of women is a state where women are glorified

and aligned with the men. Therefore it is wise women and men can

run together with their rights and obligations.

Page 145: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

21

4. Islamic Education

a. Definition of Islamic Education

Rofi (2016:14) means that Islamic education is a "guidance

process on the development of physical, spiritual, and intellectual

towards the formation of a good muslim."

Whereas Djaelani (2013:104-105) states that Islamic

religious education is "the main foundation of a moral education

system in the formation of personality."

Not much different, Arrosyid (2016:32) states that Islamic

education is "an educational process that leads to the formation

of a personality." While Hidayat (2015:134) stated that Islamic

religious education is "education that is based on Islamic

teachings in the Quran and the sunnah."

So it will be understood that the Islamic religious education

is an effort to educate done in shaping the personality of the good

accordingly taught Prophet Muhammad which is based on the

Quran and sunnah.

b. Purpose of Islamic Education

Husaini (2010:41-42) states that the goal of the Islamic

religious education is to print a good man, the man whose character

and civility that is visible for science, uphold goodness and away

from a great evil.

Page 146: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

22

While Hidayat (2015:135) explained that the goal of

Islamic studies is to explain the human relationship with the

universe and his duty to know the wisdom behind his creation with

the universe and explain human relationships with the creator.

Husaini (2010:166) added that the aim of Islamic religious

education is directing people who are intelligent for being good

scholars who have high science and morals.

Then the goal of Islamic religious education is to make

human to have a good character and piety to Allah who has created

him and the universe.

c. The Scope of Islamic Religious Education

Islamic religious education has 3 principal teachings of

God Almighty, in which points of his teachings based on the

Quran and the sunnah of the Prophet. The teaching points

include:

1) Faith

Faith means accepting the truth and adhering to the

words of the Apostles. On Islamic education, faith has

confidence in full, and also testify over the truth of the

message and teachings of the Prophet, either in the form of

speech or deeds (Haq, 1998:13).

Page 147: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

23

The basis of faith in Islam is the faith in God

that means faith in the Almighty God, the One God,

perfection of God, Angels of God, the Quran of God, the

Apostles of God, faith in the day of resurrection, as well

as faith in qada and qadar (Sudarsono, 199 4:6).

So the faith is strong is the belief of the existence of

Allah, the angels of God, the books of God, the Apostles of

God, believe in the day of resurrection and believe in qada

and qadar.

2) Morals

Talk to morals can be attributed to the presence of

human as a creature of God Almighty, in which human

beings are perfect in comparison with other beings. Morals

like pearls which distinguish human with animals. Men who

do not have the best will be slumming noblest of creatures

(Prayoga, 2010:17).

A human being who has the morals of a

commendable can feel the burden of suffering fellow.

Someone adopting a commendable always trying not to

repeat previous mistakes and take the lessons from it

(Abdullah, 2007:11).

Page 148: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

24

So the morals of that question are the wholly owned

precious human morals, both men and women. Men and

women will be as glorious as well if they have a moral. This

is what distinguishes human morals one with another human

being, whether the human remains on the most glorious in

degree or maybe not.

3) Worship

Worship is a form of existence that possessed

human gratitude to his God. Worship also called rituals or

the behavior of a very important part of any religion or belief

(Permadi: 55).

Apart from being the manifestation of a human's

gratitude to his God, worship also has a broader meaning,

namely how the behavior of a human being in the presence

of another human (Prayoga, 2010:18).

So worship in question is how a human interaction

as a servant to God and how human beings as social

interaction with other human beings.

Page 149: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

25

CHAPTER III

DESCRIPTION OF SCRIPT ANATOMY

C. Woman Figures in Mahabharata Story

29. Dewi Anggraeni

Figure 1.1 Dewi Anggraeni

Page 150: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

26

Dewi Aggraeni is the daughter of a sylph Warsiki. Dewi

Aggraeni became the consort of a monarch, Ekalaya. Dewi Anggraeni

has a beautiful face. She also has a generous heart, patient, good

manners, and worship to her husband. He performed starch, that is

suicide for the sake of the honor of her husband (Sudjarwo et al,

2010:462).

30. Dewi Arimbi

Figure 2.1 Arimbi in The Form of Raksesi

Page 151: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

27

Dewi Arimbi was the daughter of King Arimbaka, the King of

Giants Pringgodani. When the first time she met Bhima, her face yet

beautiful, terrible to behold. But he is a figure that has a soft and a

smooth heart. She also doggedly over the death of his father and his

brother (Mulyono, 1989:77 -78).

Figure 2.2 Arimbi in The Form of Dewi

Page 152: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

28

Because of Dewi Kunti‟s spell, Arimbi turned into beautiful.

So that Bhima fell in love and married Dewi Arimbi. Arimbi is a

woman figure fondly to her son, brave, honest, loyal, and dedicated.

She died at the battle of Bharatayudha due to defend his son (Sudjarwo

et al, 2010:480).

31. Dewi Drupadi

Figure 3.1 Dewi Drupadi

Page 153: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

29

In the dice game, Dewi Drupadi has been betting Yudhistira.

After losing to Yudhistira, Dewi Drupadi brought forcibly stripped of

her clothes in the presence of the public. But the gods protect her,

even though her clothes were stripped, she covered by clothing. Soon

to clothes that have been stripped to pile up like mountains (Mulyono,

1989:106-108).

32. Dewi Durgandini

Figure 4.1 Dewi Durgandini

Page 154: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

30

Dewi Durgandini was the daughter of King Virata, the King of

the country of Basuketi. She is beautiful but has a strange disease,

body smelled fishy. She underwent the practice to the community by

rowing boat to anyone who passes through the Ganga river. Then the

pastor Palarasa crossed by Durgandini, then he healed the ailment.

Durgandini turns her into a fragrance. Palarasa ever fallen in love with

her and marry her and have a child named Abiyasa (Sudjarwo et al,

2010:638).

Durgandana, Durgandini's brother was furious because his

sister marries without his permission. The two are forced to split up by

Durgandana. Then Durgandini removed by Prabu Sentanu to

Hastinapura as Empress (Sudjarwo et al, 2010:639). Meanwhile,

Suwito (2017:52) explained that "Dewi Durgandini are willing to

marry King Sentanu because principle takes it as, in the interest of

the country."

Bring the governance is one example of implementation of

character education that must be held by the authorities, leaders or

Kings in leading countries. The increasingly fragile nature, the rate of

public confidence or the people will be getting degenerated or

decreased even trust it can be lost (Suwito, 2017:41). Plus more

Sudjarwo et al (2010:639) stating that "Dewi Durgandini died after the

end of the Bharatayudha war.

Page 155: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

31

33. Dewi Dursilawati

Figure 5.1 Dewi Dursilawati

Dewi Dursilawati was the only woman in Kaurawa, youngest

daughter of King Dritarastra, the King of Hastinapura and Dewi

Gendari. She was married to Jayadratha and has two sons named

Wiruta and Surata. She has simple, attractive, and have a unique

speaking style (Sudjarwo et al, 2010:649).

Page 156: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

32

34. Dewi Gendari

Figure 6.1 Dewi Gendari

Sudjarwo et al (2010:701) state that Dewi Gendari is "the

daughter of King Gandara, the King of Gandara forces of the country.

She became the wife of King Dritarastra and has 100 children called

Kaurawa."

Page 157: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

33

Mulyono (1989:62) explained that "as solidarity, Dewi

Gendari closed her eyes with a cloth all of her life." So that she could

not see her husband again too, even he can't see her own husband.

35. Dewi Gangga/ Dewi Jahnawi

Figure 7.1 Dewi Jahnawi

Page 158: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

34

Dewi Ganga or Dewi Jahnawi was married King Sentanu, King

of Hastinapura by the terms asked Dewi Ganga, should not denounce

and rebuke her offense even though her behavior is not reasonable.

Prabu Sentanu could do it. Retrieved 8 children. First child till seventh

dumped in the Ganga River, Prabu Sentanu dare not reprove

(Sudjarwo et al, 2010:724).

36. Dewi Krepi

Figure 8.1 Dewi Krepi

Page 159: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

35

Dewi Krepi was the daughter of King Purungaji, the King of

the Tempuru country. Dewi Krepi has divine power that can switch

appearances of being what she wills. She never turns into flying mares

to help Resi Drona crossed the ocean. She became the wife of Resi

Drona and has 1 son named Ashwathama (Sudjarwo et al, 2010:827).

37. Dewi Kunti

Figure 9.1 Dewi Kunti

Page 160: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

36

Dewi Kunti was the daughter of King Basukunti, the King of

Mandura country. She is a wise mother figure, has high dedication in

educating and guiding her sons. She is a symbol of a generation.

Mother nature will be enduring throughout the ages. The mother

giving birth, nurturing, educating a new generation with affection

without any limitation. But the description of a mother will change

according to the view of culture and values. The figure of Dewi Kunti

deserved to be appointed and be remembered as a mother figure to

successfully educate a generation. A mother who in the corridor still

could play a role in the problem of nation and State (Sudjarwo et al,

2010:838).

She was the first teacher of beginners, educators, and life in

the first sheet of the Pandava life. Mother is a teacher of beginners

who are forming the base color on the white sheets of her sons.

The mother also has a duty is not supernatural which is laid the first

stone of the building's personality and attitude that formed the basis of

the behavior of her sons. Of course not just as a mother, just a wise

mother, noble-hearted, and has high dedication in educating new

generations and get the predicate as a teacher of beginners. A woman

under the soles of her feet lies heaven. Dewi Kunti always pays

attention to the psychological development of the Pandava.

Page 161: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

37

Each face of the new situation and conditions that may not be

understood by the Pandava, then Dewi Kunti has to communicate with

her sons. Each word and Dewi Kunti‟s advice born from the careful

words containing wisdom. Spoken wisely with affection so has the

power of charm. Delivered in soft, so transformed into a lamp for her

son's heart (Sudjarwo et al, 2010:840).

The mother's personality since scoring in the womb up to

infancy. At that age, the role of the mother was dominant in instilling

the basics of mental attitude and a child. In the period that the role

of the mother as a figure who is so addicted mentally or emotionally

with the child. Dewi Kunti in the eyes of the Pandava is light that

inspired how they fill their life with meaning. Dewi Kunti was married

to King Pandu, the King of Hastinapura would win the country's

3 sons, named Yudhistira, the Pandava Bhima, and Arjuna. Dewi

Kunti takes attention to the psychological sciences. She's a calm loving

and loyal. With great passion, he is nurturing and educating her 2

stepsons, Nakula and Sahadewa son of King Pandu with Dewi

Madrim. Dewi Kunti together with Dewi Gendari and King Dritarastra

after completion of the Bharatayudha War (Sudjarwo et al, 2010:841).

Page 162: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

38

38. Dewi Larasati

Figure 10.1 Dewi Larasati

Dewi Larasati was one of Arjuna's wife and had a son named

Bratalaras. Dewi Larasati is a clever archery woman. He once beat in

matches of archery. Dewi Larasati could divide the hair into 2 with the

arrow (Sudjarwo et al, 2010:848). While Sastronaryatmo (1981:90)

states that Dewi Larasati was "a beautiful and a clever woman.”

Page 163: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

39

39. Dewi Madrim

Figure 11.1 Dewi Madrim

Dewi Madrim is the daughter of King Mandrapati, the King of

Mandaraka country. Dewi Madrim became Pandu‟s wife and has 2

sons, Nakula and Sahadewa. She recognized as compassionate,

patient, and loyal woman. Her loyalty is seen when he is fighting with

starch to fire upon the death of her husband (Sudjarwo et al,

2010:856). Whereas Guritno (1997:82) explains that the Dewi

Madrim is "an honest and unpretentious woman."

Page 164: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

40

40. Dewi Mustakaweni

Figure 12.1 Dewi Mustakaweni

Dewi Mustakaweni is the daughter of Prabu Nirbita or

Bumiloka, the King of the Minikmantaka country. Her father is

someone who takes such a giant. Although her father was a giant,

humanoid Dewi Mustakaweni has the pretty-faced. She was a

courageous, spirited warrior, and clever to use crossbow weapon.

She has the ability to transfigure as she wants (Sudjarwo et al,

2010:878).

Page 165: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

41

41. Dewi Nagagini

Figure 13.1 Dewi Nagagini

Dewi Nagagini was the daughter of Hyang Antaboga with

Dewi Saptrapatala. Hyang Antaboga is a dragon. While his daughter

was known as the Dewi of snakes. She married Bhima and had a son

named Antareja. She was recognized as a loyal, dedicated, helpful,

and love of one's neighbor (Sudjarwo et al, 2010:882).

Page 166: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

42

42. Dewi Pratiwi

Figure 14.1 Dewi Pratiwi

Dewi Pratiwi was the daughter of Prabu Nagaraja, the King of

the Jalatunda Kingdom. She became Vishnu‟s wife. When Dewa

Vishnu incarnate Krishna, Dewi Pratiwi be also transformed into

Krishna's wife. Dewi Pratiwi is a woman who is loyal, compassionate,

and very dedicated. She ruled the Kingdom of Earth's first layer which

is called the Celestial Ekapretala (Sudjarwo et al, 2010:930).

Page 167: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

43

43. Endang Pregiwa

Figure 15.1 Endang Pregiwa

Endang Pregiwa was one of the daughters of Arjuna. She

married King of Pringgondani country, Ghatotkacha. He is Bhima‟s

son with Dewi Arimbi. Endang Pregiwa had a son named Sasikirana.

Endang Pregiwa is a woman who is faithful, considerate, patient,

and has a sense of courtesy and high manners (Sudjarwo et al,

2010:932).

Page 168: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

44

44. Endang Pregiwati

Figure 16.1 Endang Pregiwati

Endang Pregiwati was the daughter of Arjuna, sister of

Endang Pregiwa. She also married his cousin as well as her sister.

Endang Pregiwati married Pancawala, son of Yudhistira. She also has

the same character as his elder sister's loyal, considerate, patient, and

always good manners (Sudjarwo et al, 2010:934).

Page 169: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

45

45. Dewi Pujawati

Figure 17.1 Dewi Pujawati

Dewi Pujawati or Dewi Setyawati is Begawan Bagaspati‟s

daughter. She was the wife of King Shalya. She's a loyal, considerate,

patient, and compassionate. She was intent on not sleeping the night

away while releasing the departure of her husband to the battlefield

Bharatayudha. On hearing of her husband's fall, she embraced her

husband's corpse and starch as a sense of martial do love and devotion

on her husband (Sudjarwo et al, 2010:938).

Page 170: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

46

46. Dewi Rukmini

Figure 18.1 Dewi Rukmini

Dewi Rukminī is the daughter of Dewa Bhishmaka. He is a

King of Kumbina country. She is married to Krishna, King of

Dwaraka country. Dewi Rukminī is a woman who is faithful,

considerate, patient, and always courteous and polite. She died in old

age. After her husband died, she was following the departure of her

husband (Sudjarwo et al, 2010:972).

Page 171: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

47

47. Ken Sagupi

Figure 19.1 Ken Sagupi

Ken Sagupi is Antagopa‟s wife. Ken Sagupi is a woman who

has a beautiful face. In addition, she also has a melodious voice.

Ken Sagupi is a woman who is good at taking care of the household.

She can nurture and educate her children well. She could enjoy her life

with a full taste of happiness until she dies (Sudjarwo et al, 2010:985).

Page 172: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

48

48. Dewi Sakuntala

Figure 20.1 Dewi Sakuntala

Dewi Sakuntala is a Resi Kanwa‟s daughter. She is a figure of

a beautiful woman that wait and never retreat to fight for her rights.

She was married to King Dusmantha, the King of Hastinapura country

and has 1 son named Bharata. She never gives up in the fight for his

son to be the Crown Prince of the Hastinapura Kingdom (Sudjarwo et

al, 2010:993).

Page 173: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

49

49. Dewi Sarmista

Figure 21.1 Dewi Sarmista

Sudjarwo et al (2010:1018) tell that Dewi Sarmista is "a

daughter of King Wrisaparwa, the King of Parvatas country. She has

pretty-faced, loyal, and dedicated." Nevertheless, Pendit (2003)

explains that Dewi Sarmista is a "woman who has easy emotions,

angry, and offended against words that she did not like."

Page 174: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

50

50. Dewi Sawitri

Figure 22.1 Dewi Sawitri

Sudjarwo et al (2010:1024) explain that Dewi Sawitri is a

"daughter of Prabu Mandaraka, King Aswapati." Whereas Mulyono

(1989:24-27) explains that Dewi Sawitri is "a woman who possessed

of principled and loyal in love or grief at her husband." Moreover,

Pendit (2003), explained that Dewi Sawitri is a "woman who kindly

and patiently goes through life."

Page 175: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

51

51. Dewi Siti Sundari

Figure 23.1 Dewi Siti Sundari

Dewi Siti Sundari is a daughter of Dewa Vishnu incarnate on

Krishna. She married Abhimanyu, son of Arjuna and Dewi Sumbadra.

But the two had no children. Dewi Siti Sundari is a woman who has

considerate, patient, dedicated, and loyal to her husband. She died by

following over the death of her husband who died in the Bharatayudha

war (Sudjarwo et al, 2010:1056).

Page 176: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

52

52. Dewi Srikandi

Figure 24.1 Dewi Srikandi

Sudjarwo et al (2010:1058) explained that Dewi Srikandi

is "a daughter of King Drupada at Pancala Kingdom." Whereas

Soekatno (1992:154) explained that the Dewi Srikandi was "a

woman who good at fighting, especially using the arrow weapon." In

addition, Sudjarwo et al (2010:1063) added that Dewi Srikandi is a

woman who "participated in the war of Bharatayuda falls."

Page 177: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

53

53. Dewi Sumbadra

Figure 25.1 Dewi Sumbadra

Dewi Sumbadra is a daughter of Prabu Vasudeva, the King of

the Mandura country. She is the younger brother of Dewa Krishna

and Balarama. Dewi Sumbadra was married to Arjuna and had 1 son

named Abhimanyu. Although the wife of Arjuna is more than one,

Dewi Sumbadra was never jealous of other Arjuna‟s wife. She is

loyal, patient, has good manners, and good heart (Sudjarwo et al,

2010:1074-1075).

Page 178: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

54

54. Dewi Sumpani

Figure 26.1 Dewi Sumpani

Dewi Sumpani was a daughter of Sang Hyang Darmajaka.

She was courageous, steadfast, loyal, has good manners, and love of

one's neighbor. Dewi Sumpani wants to try efficacy Aji Narantaka

whose property of Ghatotkacha. Because of the notability of her

manner, she survived from Aji Narantaka. Then she became

Ghatotkacha and has a son named Jayasupena (Sudjarwo et al,

2010:1078).

Page 179: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

55

55. Dewi Ulupi

Figure 27.1 Dewi Ulupi

Dewi Ulupi was a daughter of a Resi named Kanwa. Dewi

Ulupi married Arjuna and has 1son amed Bambang Irawan, a very

similar to Arjuna. She is a beautiful woman. In addition, Dewi Ulupi

not only beautiful, but Dewi Ulupi is also loyal, generous, patient, has

good manners, good heart, and very dear to her son (Sudjarwo et al,

2010:1110).

Page 180: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

56

56. Dewi Utari

Figure 28.1 Dewi Utari

Dewi Utari was a daughter of King Virata, Durgandana. She

married Abhimanyu, son of Arjuna with Dewi Sumbadra. Abhimanyu

and Dewi Utari had 1 son named Parikshit. Dewi Utari is a woman who

has refined manners, which is very high and worships on her husband

(Sudjarwo et al, 2010:1116).

Page 181: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

57

D. Women’s Glory of The Mahabharata Story

1. Have Faith

Sastronaryatmo (1981:90) said about a glorious woman

stated that "a woman is a person who is not only beautiful but also has

the constancy of faith."

Nyai Adisara told about women, "although women are

destined naturally 1/8 from the man's ability, but don't give up. Never

forget the presence of God Almighty. Have a good manner, keep the

good name of the family, and be humble, thinking before acting, as

well as away from the nature of envy and envy as well. "

(Sastronaryatmo, 1981:88-89)

Glory is exemplified in the story of the Mahabharata on the

Dewi Kunti‟s character. She believes in her God by praying in the

Ganga river in order to her son, Karna always given happiness

(Pendit, 2003).

Then, as a woman Dewi Kunti has glory in the faith. It's not

just for men who can have a faith, but women are also entitled to

believe.

2. Getting Happiness

This glory is exemplified by one of the characters that have a

large role in the story of the Mahabharata is none other Dewi Kunti,

like what was said to be Bathara Narada to Dewi Kunti.

Page 182: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

58

"O Kunti, eliminate all thoughts or things that make your

heart do not feel happy, that is the thing that arouses feelings of

anger or resentment." (Sastronaryatmo, 1981:19)

Then as a woman, Dewi Kunti also got the glory for life in

happiness by controlling corruption and her thoughts so that the eve of

her life are always comfortable and serene setting.

3. Have A Compassion

This glory is epitomized in the Mahabharata on the Dewi

Kunti‟s character. Prior to Dewi Kunti will split and left the

Pandava, she said to the Pandava do not forget to keep Dewi Drupadi

lovingly (Pendit, 2003).

This indicates that Dewi Kunti had a sense of compassion not

just for her children, but also for her daughter-in-law.

4. As The First Element of Education for Her Children

Paradise is under the soles of the mother‟s feet, which means

that heaven depends on the mother‟s behavior. Mother's influence is

huge against her children. Mother does 3 things that could not be done

to men. The mother was the one who conceived, giving birth, and

breastfeeding her children. Furthermore, a woman is also nurturing

and educating her children as a man (Mulyono, 1989:14).

Page 183: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

59

This glory is exemplified in the story of the Mahabharata on

the Dewi Kunti‟s character. She could become a major element of

education for her children. Even after her husband died, she didn't stop

giving the best education for her sons (Pendit, 2003).

Then as a woman, Dewi Kunti is a figure of a mother that has

been providing the best possible education to her children with or

without her husband.

5. Her Prayer Will Be Granted

This glory is epitomized in the Mahabharata story on Dewi

Sawitri‟s character. In the days when leading up the death of her

husband, she accompanied her husband to go to the forest to look for

some wood. Then when the death of her husband come who was

picked up by Bathara Yama. Dewi Sawitri requested to Bathara Yama

to restore power, empire, and the health of her father-in-law and asks

her husband to turn back. No matter her request is granted. (Mulyono,

1989:25-26).

This indicates that Dewi Sawitri has attempted in such a

way, always patient, and loyal to her husband. Therefore Bathara

Yama entreated Dewi Sawitri to liven up her husband.

Page 184: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

60

6. Get What Her Right

This glory is exemplified in the story of the Mahabharata on

the figure of Dewi Sakuntala. Dewi Sakuntala was aided by the voice

of the unseen Gods to obtain her right of residence in the Hastinapura

Kingdom (Pendit, 2003).

This indicates that Dewi Sakuntala has glory to get her rights,

so she got what became her due.

7. Good at Archery

This glory is exemplified in the story of the Mahabharata on

Dewi Srikandi‟s character. As with men, Dewi Srikandi has expertise

in using weapons of war, especially the crossbow weapon. (Pendit,

2003). This indicates that every human being, both men and women

could have skills fit their interests and their talents.

8. Choosing A Life Partner

This glory is exemplified in the story of the Mahabharata on

the figure of Dewi Rukmini. She very loves King Krishna and

desperately wanted to become his wife. Finally, they managed to get

married.

This proves that not all the women in the story of Mahabharata

who gets married to compulsion. Then Dewi Rukmini became a

woman who gets the glory of being able to choose a pair of her own

life.

Page 185: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

61

CHAPTER IV

DISCUSSION

A. A Glory To Have Faith, Joy, And Get The Right To The Islamic

Education

The glory of having faith and happiness have been exemplified in

the story of Dewi Kunti figures in Mahabharata. She is a figure of women

who believe and entitled to be happy. While the glory of getting her due is

exemplified in the story of the Mahabharata on the figure of Dewi

Sakuntala. Because of the gods, she gets her right as Queen of the

Hastinapura Kingdom.

Offen (1988:151) says that "feminism opposes women's

subordination to men in the family and society," means that feminism

opposes the subordination of the women against the men in the family and

community environment.

Same opinion with Offen, Stainback, Kleiner, and Skaggs

(2016:129) stated that "the initial momentum behind efforts to reduce

gender segregation may nonetheless stem in part of women in key

positions," means that behind a momentum, there are efforts to reduce

gender segregation, where there are still some women who are stand

in importance positions. Furthermore, Haris (2015:96) said that "the role

of women can not be ignored."

Page 186: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

62

As for her relationship with the faith, Anggraeni (2017:76) states

that "people beings can grow with their best because they have faith."

Relate to Islamic education, Majid (2012:15) added that Islamic religious

education is "an education that serves to increase the faith."

Islamic religious education is taught in every human being to a

believer, and God will give humans the right for a happy life. This is

indicated in the word of God in the Quran surat An-Nahl verse 97 that

reads:

من عمل صالحا م ن ذكر أو أنثى وىو مؤمن ف لنحيي نو حياة طي بة

It means: "Who practice good charity, both men and women in a state

of faith, then (for them ) behold, We will give them a good life."

(An Nahl: 97).

The word of God tells us that every human being, both men and

women have the glory to have faith. For every human being who believe,

God will give you the right to be happy with a good life.

Then, there is relevance between the glory of women in terms of

having faith, joy, and get the right with the Islamic education where

Islamic Education Religion teaches humans to believe in order to get the

right for a happy life.

Page 187: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

63

B. Have Compassion and Glory As The First Element of Education for

Her Children To Islamic Education

Have compassion and glory as the first element of education has

been exemplified through the story of the Mahabharata on Dewi Kunti‟s

character. She is a figure of a woman who educates her children lovingly.

Hammond (1957) said that "women have felt devalued and

powerless," which means women have felt demeaned and has no power.

In contrast to Hammond, O'neil and Domingo (2016:9) said that "around

the worlds, women have power and influence," means that women have

the power and influence on the world. Moreover, Tadros (2015:68) said

that "women are the highest echelons in making a decision," which means

the woman is the supreme power in making a decision.

Relate to the glory of women itself, Haidir (2005:24) explains that

"the glory of women lies in good deeds what she was doing." While

Azzuhri (2009:93) explains that women are the source of compassion."

To do with affection, Wasalmi (2014:83) explained that "there are

women who have compassion even great love to God Almighty, more

than anything in this world, namely Rabi'ah Al-Adawiah." In addition

Ahsan and Sumiyati (2014:115) which mention that "Fatimah, the

daughter of the Messenger of Allah was a woman who has a full of

affection in educating and caring for her children."

Page 188: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

64

Whereas Bilgrami (1986:20) explains that "Zaynab Binti Ali,

the Prophet's grandson is a homemaker." While Zen and Khairiyah

(2014:17) added that "one of the ways to be cautious is the respect to

the elderly."

Islamic religious education has been taught to respect older people

particularly the figure of women who had to care their children lovingly

before even lying, she is their mother. It is stamped on the Hadith that

reads:

اء رجل إلى رسول الله صلى الله عليو وسلم ف قال عن أبي ىري رة رضي الله عنو قال ج قال أمك، قال أمك، قال ثم من؟ من أحق الناس بحسن صحابتي؟ :يا رسول الله،

قال ثم من؟ قال أمك، قال ثم من، قال أب وك

Meaning: "Abu Hurairah radhiyallaahu ' anhu, said," a person came to

the Messenger of Allaah ' alaihi wasallam witchcraft and

said, ' O Messenger of Allah, to who I should devote first? '

Prophet shalallaahu ' alaihi wasallam said, ' your mother! '

And that person again asked, ' then who? ' Prophet SAW

said, ' your mother! ' The person asks again, ' and then

who? ' He replied: ' your mother. ' The person asks again, '

Then who else, ' the Prophet ' alaihi wasallam witchcraft

replied, ' Then your father. ' " (Narrated by Al-bukhaari, no.

5971) and Muslim (No. 2548)

From the Hadith, it can be said that women have an unmatched

affection, especially to their children. Even before her children were born,

she had her children and gives them a first place which contains education

for her children with loving care.

Page 189: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

65

Then, there is relevance between the glory of the women in the

Mahabharata story in terms of having compassion and as a first element

of education for their children against the Islamic education where Islamic

education also teaches children to worship their mother who has given the

best education for them with great affection.

C. The Glory Her Prayer Will Be Granted To Islamic Education

This glory was granted her prayer was exemplified through the

story of the Mahabharata on Dewi Sawitri‟s character. She is a figure of

a woman who is patient, diligent, and loyal to her husband. Therefore

Bathara Yama granted her prayers. Mustahdi and Sumiyati (2013:33)

describe that the patient is "the people who believe that they will be

protected by God Almighty." Thus it will not close the possibility that

people who wait will be granted their prayer by their God.

Something to do with the behavior to God, Mustahdi and

Mustakim (2014:102) states that "the noble behavior deserves to be

preserved by implementing God's command and avoid his prohibitions."

It is indicated in the word of God in the Quran surat Al-Baqarah verse

186 which reads:

إذا دعان ف ليستجيبوا لي إذا سألك عبادي عن ي فإن ي قريب أجيب دعوة الداع و ولي ؤمنوا بي لعلهم ي رشدون

Page 190: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

66

Meaning: "And when My servants ask you to concern me, then (answer

them), that I was close. I grant the petition of the person who

prays when he begged Me, then let them meet (all of my

commands) and let them believe in Me, that they might always

be in righteousness, "(QS al-Baqarah [2]: 186).

From that word, it is obvious that every human being, both men

and women have the glory for granted his prayer. But it does not mean

all is enough to pray, instead the people should fulfill God‟s

commandments and stay away from their prohibitions.

Then, there is relevance between the women‟s glory in the

Mahabharata story that her prayer will be granted to Islamic education

where Islamic education is also taught to all of the people to pray, then

God will grant their prayer.

D. Good At Archery Glory To Islamic Education

This Glory that good at archery has been exemplified in the

Mahabharata story on the Dewi Srikandi‟s character. Even though she was

a woman, but she was good at archery.

Kammer (2002:77) says that "women want to talk about the

parts of their lives in which they have a deficit, but they don't say

anything about their advantages," means that the women like to tell part

of their life where they are feeling weak, but they didn't say anything

about their power.

Page 191: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

67

Men and women can choose their interest respectively. Helgesen

and Johnson (2010:9) said that "men and women have until very recently

exercised very different skills in the world," which means the men and the

women in this world have been practicing different skills each other.

While Hadhari (2016:161) explained about archery that "archery means to

develop the independence of thinking."

Islamic religious education has taught that every human being is

allowed to practice archery. In the hadith mentioned that practiced

horsemanship, archery, and swimming is allowed according to Islam.

The Prophet said:

كل شئ ليس فيو ذكر اللو فهو لهو ولعب إلا أربع ملاعبة الرجل امرأتو وتأديب الرجل فرسو ومشيو بين الغرضين وتعليم الرجل السباحة

It means: "Everything that does not contain dzikirullah then it is vanity

and playfulness except for 4 things: that his wife's husband

with the light-heartedness, practiced horsemanship, archery

practice, and to teach swim." (Narrated By Ibn Maajah)

From this hadith, it can be said that every human being is good

men, as well as women, have glory to the sports they like. In this practice,

swim, horsemanship, even archery was allowed for them to do.

Page 192: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

68

Then, there is relevance between the women‟s glory in the

Mahabharata story as a good at archery towards Islamic education where

Islamic education also allow to every human being for a workout, like

archery, horse riding, and swimming.

E. The Glory To Choose A Life Partner To Islamic Education

The glory to choose a life partner has been exemplified in the

Mahabharata story on the figure of Dewi Rukmini. She can choose

King Krisna as a good life partner for her through his ways and his

compassionate.

Arifianti (2016:39) stated that "women in general choose

an established life partner." Whereas Harahap (2013:366) says

that "women should choose a spouse for her husband with the

permission of their parents."

Islamic religious education has taught that every woman is

recommended to choose a spouse. In the hadith mentioned that women are

encouraged to choose a good spouse of their religion and their ways.

The Prophet said:

ر نة في الرض وفساد كبي إذا جاءكم من ت رضون دي نو وخلقو ف زوجوه إلا ت فعلوه تكن فت

Page 193: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

69

It means: "If comes to you a man who is a good guy, has a good religions

and good ways, then marry him. If not, it will occur slander in

the face of the world and the damage is great. " (Narrated by

Al-Tirmidhi in Adh Dho'ifah that this hadith is hasan lighoirihi)

From the hadith, women are encouraged to choose a spouse with

respect to their religion and their ways. If both the religion and their ways

are good, then the man can be chosen to be her life partner.

Then, there is relevance between the women‟s glory in the

Mahabharata story for choosing life partner against Islamic education

where Islamic education is even recommend it to every woman to choose a

spouse based on his religion and his ways.

Page 194: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

70

CHAPTER V

CLOSING

C. Conclusion

Based on the studies that have been explained by the researcher in

the previous chapters, then the conclusion can be described as follows:

1. The women's glories which contained in the Mahabharata story, are

having faith, blessed, compassion, as the first element of education

for her children, her prayer will be granted, get what her right, good at

archery, and can choose her life partner.

2. The relevances of the women‟s glory in the Mahabharata story to

Islamic education is where the Islamic education teaches humans to

believe in order to get the right for a happy life, teaches the child to

worship on the elderly including his mother, teaches people to pray,

allow to practice horseman, archery, and swimming, as well as

recommend to every woman to choose a spouse based on his religion

and his ways.

Page 195: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

71

D. Suggestions

Based on the deliberations and conclusions of the research, the

researcher gives suggestions as follows:

1. The society should appreciate each other because men and women

have the same glory with the different roles which support each other.

2. For researchers particularly engaged in the field of womanhood and

Islamic education should be able to use the classic books to enrich

research will be examined its relevance to the theme of research.

Page 196: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

72

BIBLIOGRAPHY

Abdullah, Yatimin. (2007). Studi Akhlak Perspektif Al Qur‟an. Jakarta:

Amzah.

Ahsan, Muhammad. & Sumiyati. (2014). Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta: Curriculum Centre and Book

Matters, Balitbang, Kemdikbud.

Anggraeni, Melly. (2017). Konsep Fitrah dan Relevansinya dalam Pendidikan

Islam. A Graduating Paper. Bandar Lampung: Islamic Education

Department Teacher Training and Education Faculty Islamic State Raden

Intan Lampung University.

Arifianti, Asri Dewi. (2016). Penentu Pemilihan Pasangan Hidup Pada

Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Yogyakarta: A Graduating Paper. Education Psychology and Counseling

Department Education Science Faculty State University Yogyakarta.

Astuti, Widi. (2013). Perempuan Pejuang. Bandung: Margahayu Raya.

Azzuhri, Muhandis. Khadijah Binti Khawailid RA Sosok Perempuan Karier.

Muwazah, Vol. 1, No. 2, July-December 2009.

Batu, Purnama N. F. Lumban. (2007). Eksistensi Tokoh Perempuan dalam “The

Other Side of Midnight”Karya Sidney Sheldon. Thesis. Semarang:

Literature Science Post Graduate Program Diponegoro University

Semarang.

Bilgrami, M. H. (1986). Sayidah Zainab Cucu Baginda Nabi Muhammad SAW.

Translation By Anis Mulachela. (2005). Jakarta: Lentera.

Page 197: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

73

Djaelani, Moh. Solikodin. Peran Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan

Masyarakat. Widya Scientific Journal, Vol. 1, No. 2, July-August 2013.

Guritno, Sri & Made Purna. (1997). Arti Makna Tokoh Pewayangan

Mahabharata dalam Pembentukan dan Pembinaan Watak (Seri III).

Jakarta: Assesment Project and History Directorate Centre Culture Values

Founding and Culture General Directorate Traditional Value.

Hadhari. Tela‟ah Atas Keteladanan Rasulullah SAW dalam Mendidik Anak.

Sumbula: Vol. 1, No. 1, January-June 2016.

Haidir, Abdullah. (2005). Kisah Wanita-Wanita Teladan. Riyadh: Missionary

Endeavor Office and Counseling for Outsider, Al Sulay.

Hammond, Michelle Mckinney. (1957). The Power of Being a Woman. Oregon:

Harvest House.

Haq, Anwarul. (1998). Jalan Menuju Surga. Bandung: Beginning Discourse

Park.

Harahap, Rustam Dahar Karnadi Apollo. Kesetaraan Laki-Laki dan

Perempuan dalam Hukum Perkawinan Islam. Sawwa, Vol. 8, No. 2,

April 2013.

Haris, Munawir. Kepemimpinan Perempuan dalam Islam. Islamic Science

Journal, Vol. 15, No. 1, June 2015.

Helgesen, Sally & Julie Johnson. (2010). The Female Vision: Women‟s Real

Power at Work. Oakland: Berrett-Koehler.

Hidayat, Nur. Peran dan Tantangan Pendidikan Agama Islam di Era Global.

El-Tarbawi Journal, Vol. 8, No. 2, 2015.

Page 198: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

74

Husaini, Adian. (2010). Pendidikan Islam: Membentuk Manusia Berkarakter dan

Beradab. Jakarta: Cakrawala.

Kammer, Jack. (2002). If Men Have All The Power How Come Women Make The

Rules. Washington DC: PO Box 18236 Halethorpe.

Majid, Abdul. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Manaf, Mudjahid Abdul. (1996). Sejarah Agama-Agama. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Mardalis. (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Moleong, Lexy J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Muhidin, Zainal. (2017). Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel

Mahabharata Karya Nyoman S. Pendit dan Relevansinya dengan

Pendidikan Agama Islam. A Graduating Paper. Yogyakarta: Islamic

Education Department Teacher Training and Education Faculty State

Islamic Sunan Kalijaga University Yogyakarta.

Mulyono, Sri. (1989). Wayang dan Karakter Wanita. Jakarta: CV Haji

Masagung.

Mustahdi & Mustakim. (2014). Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

SMA Kelas XI. Jakarta: Book Matters Curriculum Centre, Balitbang,

Kemdikbud.

Mustahdi & Sumiyati. (2013). Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP

Kelas VII. Jakarta: Creative Media State Polytechnic.

Page 199: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

75

Navisah, Herliyah. (2010). Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam dam Novel Ketika

Cinta Bertasbih Karya Habiburrahman El-Shirazy dan Relevansinya

Terhadap Pendidikan Agama Islam. A Graduating Paper. Yogyakarta:

Islamic Education Department Teacher Training and Education Faculty

State Islamic Sunan Kalijaga University Yogyakarta.

Nugraheni, Molas Warsi. (2017). Peran Perempuan-Perempuan dalam Kisah

Pewangan Legendaris Mahabharata dan Aplikasi Pendidikan Karakternya

dalam Kehidupan Modern. Conference on Language and Language

Teaching.

Offen, Karren. (1988). Defining Feminism: A Comparative Historical Approach.

Chicago: The University of Chicago Press.

O‟Neil, Tam & Pilar Domingo. (2016). Women and Power Overcoming

Barriers to Leadership and Influence. London: Overseas Development

Institute.

Pendit, Nyoman S. (2003). Mahabharata. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Permadi, K. Iman dan Takwa Menurut Al Qur‟an. Jakarta: Rineka Cipta.

Prayoga, Agung. (2010). Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Novel Ma Yan

Karya Sanie B. Kuncoro. A Graduating Paper. Yogyakarta: Islamic

Education Department Teacher Training and Education Faculty State

Islamic Sunan Kalijaga University Yogyakarta.

Rofi, Sofyan. (2016). Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Yogyakarta:

Deepublish.

Saifudin, Anwar. (1998). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 200: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

76

Sastronaryatmo, Moelyono. (1981). Serat Erang-Erang Nata Pandawa. Jakarta:

Education Department and Indonesian Literature Book Territory

Publication Project Culture.

Setyowasih, Lilik. (2017). Relevansi Pendidikan Perempuan dalam Buku Sarinah

Karya Soekarno dengan Pendidikan Islam. A Graduating Paper.

Yogyakarta: Islamic Education Department Teacher Training and

Education Faculty State Institute for Islamic Studies Salatiga.

Soekatno. (1992). Mengenal Wayang Kulit Purwo. Semarang: Aneka Ilmu.

Stainback, Kevin., Sibyl Kleiner & Sheryl Skaggs. Women in Power: Undoing or

Redoing The Gendered Organization? Gender and Society, Vol. 30, No. 1,

February 2016.

Sudarsono. (1994). Sepuluh Aspek Agama Islam. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjarwo, Heru S., et al. (2010). Rupa dan Karakter Wayang Purwo. Jakarta:

Kakilangit Kencana.

Sumaryono, E. (1993). Hermeneutik Sebuah Metode Filsafat. Yogyakarta:

Kanisius.

Suwito, Anton. Keteladanan Tokoh Pewayangan dalam Penerapan Prinsip

Bawalaksanaa Sebagai Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa. Civis

Scientific Journal, Vol. 6, No. 2, July 2017.

Syah, Muhibbin. (2005). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tadros, Mariz. Beyond Thinkering with The System: Rethinking Gender, Power,

and Politics. IDS Bulletin, Vol. 46, No. 4, July 2015.

Page 201: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

77

Wasalmi. Mahabbah dalam Tasawuf Rabi‟ah Al-Adawiah. Sulesana, Vol. 9, No.

2, 2014.

Zen, Endi Suhendi & Nelty Khairiyah. (2014). Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti SMA Kelas X. Jakarta: Curriculum Centre and Book Matters,

Balitbang, Kemdikbud.

Page 202: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

78

ATTACHMENTS

Page 203: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan

79

CURRICULUM VITAE

Name : Mahadewi Puteri Intan

Place, Date of Birth : Boyolali, 3 August 1996

Religion : Islam

Address : Pagerjurang Orcard RT 06 RW. 01, Pagerjurang Village,.

Musuk District, Boyolali Regency, Central Java.

Email : [email protected]

Name of Parents

Father :Wahyu Ponco Hadi Priyo Utomo

Mother : Sri Suparmi

Educational History

1. Mekar Kindergarten graduated in 2002

2. State Elementary School Pagerjurang graduated in 2008

3. PGRI Junior High School Kedunggalar graduated in 2012

4. State Islamic High School 1 Boyolali graduated in 2015

5. State Institute for Islamic Studies Salatiga graduated in 2019

Page 204: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan
Page 205: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan
Page 206: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan
Page 207: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan
Page 208: KEMULIAAN PEREMPUAN DALAM KISAH DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5330/1/SKRIPSI FIK.pdfPuji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis mempersembahkan