jompie_laporan akhir
DESCRIPTION
Jompie_Laporan AkhirTRANSCRIPT
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
1/85
M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
L A P O R A N A K H I R
PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN
K E B U N R A Y A B O G O RLEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
PEMERINTAH KOTA PAREPARE
PROPINSI SULAWESI SELATAN
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
2/85
M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
L A P O R A N A K H I R
PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN
K E B U N R A Y A B O G O RLEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
PEMERINTAH KOTA PAREPARE
PROPINSI SULAWESI SELATAN
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
3/85
iiM A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
KATA PENGANTAR
Master Plan Kebun Raya Jompie Parepare ini tersusun atas kerja sama yang baik antara
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Parepare dan Pusat
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
pada Tahun Anggaran 2009. Pada prinsipnya, master plan ini dimaksudkan sebagai
acuan dasar untuk rencana pengembangan kawasan Hutan Kota Jompie Parepare
menjadi Kebun Raya Jompie Parepare guna mendukung upaya konservasi ex-situkeanekaragaman tumbuhan Indonesia pada umumnya, dan Sulawesi pada khususnya,
sesuai amanat Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Pelestarian Keanekaragaman
Hayati Indonesia. Hal ini dipandang perlu bagi Kota Parepare sebagai kota yang sedang
berkembang untuk menciptakan keseimbangan antara pembangunan sarana dan
prasarana fisik yang semakin padat dengan kebutuhan akan ruang terbuka hijau sebagai
paru-paru kota, kawasan pendidikan dan kawasan rekreasi yang sehat.
Dengan terselesaikannya penyusunan master plan ini, kami mengucapkan terimakasih
yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan penyusunan Master Plan
Kebun Raya Jompie Parepare ini. Kami sadar bahwa master plan ini belum sempurna
sehingga kritik dan saran sangat diharapkan untuk upaya perbaikannya. Meskipun
demikan, besar harapan kami bahwa master plan ini dapat memberikan arahan yang
jelas dan inspirasi kepada semua pihak yang berkepentingan dalam mewujudkan
rencana pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare.
Bogor, Desember 2009
Penyusun
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
4/85
iiiM A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
SAMBUTAN
KEPALA PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN
KEBUN RAYA BOGOR,
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
Telah kita sadari bahwa issue konservasi keanekaragaman hayati kini mendapat
perhatian yang sangat besar di dunia internasional. Hal ini sejalan dengan semakin
meningkatnya eskalasi kerusakan hutan yang berakibat pada terancamnya kelangsungan
hidup jenis-jenis flora dan fauna. Sehubungan dengan itu, negara kita saat ini tengah
berjuang untuk dapat menekan laju kehilangan kekayaan hayati yang kita miliki.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, pemerintah telah menyusun strategi yangkomprehensif yang dituangkan dalam Agenda 21 maupun dalam Indonesian Biodiversity
Strategy and Action Plan (IBSAP) 2003 2020yang memuat visi, misi, tujuan dan target
pengelolaan keanekaragaman hayati Indonesia. Salah satu butir penting dalam strategi
tersebut adalah perlunya dilakukan pembangunan kawasan konservasi ex situ, termasuk
di dalamnya kebun raya, di seluruh provinsi di Indonesia untuk mengintensifkan upaya
konservasi, pengembangan dan pemanfaatan yang berkelanjutran (sustainable use)
sumberdaya hayati Indonesia.
Sebagai lembaga pemerintah yang memegang scientific authority di bidang
keanekaragaman hayati, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mempunyai
tanggung jawab besar yang berkaitan dengan pemanfaatan, pengembangan dan
pelestarian sumberdaya hayati Indonesia. Untuk itulah LIPI senantiasa berusaha
merespon segala bentuk kerjasama yang mengarah pada peningkatan kemampuan
bangsa Indonesia mengembangkan dan melestarikan sumberdaya hayati Indonesia. Oleh
karena itu LIPI melalui Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor menyambut baik
keinginan Pemerintah Kota Parepare untuk membangun kebun raya di wilayah Kota
Parepare, Sulawesi Selatan. Kami percaya bahwa kebun raya ini nantinya akan sangat
bermanfaat bagi pengelolaan keanekaragaman hayati di kawasan ini pada khususnya
dan Indonesia pada umumnya.
Perlu kita pahami bersama bahwa Kebun Raya bukan sekedar tempat untuk memelihara
spesimen koleksi tumbuhan yang dapat menjadi benteng terakhir bagi eksistensi
berbagai jenis tumbuhan. Tetapi lebih dari itu, di dalam kebun raya berbagai kegiatan
dapat dilakukan, seperti penelitian dan pengembangan potensi tumbuhan, pendidikan
biologi, pelatihan budidaya tanaman, dan wisata yang mengarah pada upaya peningkatankesadaran masyarakat terhadap pentingnya tumbuhan dan usaha konservasi bagi
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
5/85
ivM A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
kelangsungan hidup umat manusia. Kebun Raya juga mempunyai potensi yang besar
untuk melakukan reintroduksi tumbuhan dalam rangka restorasi atau pemulihan populasi
tumbuhan yang terancam kepunahan di habitat alaminya. Disamping itu kebun raya juga
terbukti mampu memberikan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya.
Penyusunan master plan yang telah selesai dikerjakan ini merupakan langkah awal untuk
dapat dimulainya pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare. Kedepan, tentu masih
banyak pekerjaan besar yang harus dilakukan agar Kebun Raya ini dapat benar-benar
terwujud dan berfungsi seperti yang kita harapkan. Namun kami percaya bahwa apabila
semua komponen yang terlibat dalam pekerjaan ini dapat bekerja sama dengan baik dan
mempunyai semangat serta komitmen yang tinggi, maka Kebun Raya Jompie Parepare
akan dapat segera terwujud.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi kemampuan dan membimbing kita dalam
melaksanakan pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare ini dan mudah-mudahan
hasilnya nanti dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kita serta generasi
yang akan datang.
Bogor, Desember 2009
Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan
K e b u n R a y a B o g o r
Ir. MUSTAID SIREGAR, M.Si.
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
6/85
vM A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
SAMBUTAN
WALIKOTA PAREPARE
Sungguh sebuah kebahagiaan besar bagi masyarakat Kota Parepare, terutama karena
diperoleh lagi satu langkah maju di bidang pengelolaan lingkungan, dimana Hutan Jompie
akan dikembangkan dan ditetapkan menjadi Kebun Raya Jompie Parepare (KRJP).
Selain sebagai kota penerima penghargaan Anugerah Adipura selama lima tahun
berturut-turut (2005-2009), sebagai Clean and Green City, juga karena masyarakat Kota
Parepare semakin komit dengan persoalan konservasi. Kini, dengan dimulainya
pembangunan KRJP, maka di hadapan kita terbentang lagi suatu harapan baru, yaitu
terbangunnya lingkungan yang terpelihara. Kami yakin, hanya dari lingkungan yang
terpelihara dapat ditumbuhkan manusia-manusia yang baik, dan hanya manusia-manusia
yang baik yang mampu membina lingkungan yang terpelihara.
Kota_Parepare adalah sebuah kota kecil (99,33 km), dengan penduduk pada tahun 2008
sekitar 124.000 jiwa, namun kota ini berupaya mempertahankan 30-40 % sebagai Ruang
Terbuka Hijau (RTH) dari total wilayah. KRJP sebagai sebentuk kawasan konservasi ex
situ, memang tergolong sangat sempit, hanya sekitar 14 hektar, tetapi pemahaman
tentang sebuah komitmen bukanlah pada luas atau sempitnya kawasan, melainkan pada
bagaimana sebuah kehendak dan kebutuhan dipenuhi. Dalam Rencana PembangunanJangka Panjang Daerah (RPJPD 2005-2025) ditetapkan visi Terwujudnya Masyarakat
yang Maju, Religius dan Berdaya tahan Lingkungan, dan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD 2008-2013) juga ditetapkan visi serupa, yaitu
Terwujudnya Manusia yang Mandiri, Religius dan Berkomitmen Lingkungan, telah
menjadi cerminan tekad dari masyarakat Kota Parepare untuk senantiasa
mengedepankan persoalan lingkungan dalam kehidupan sehari-harinya, sejajar dan
sebanding dengan persoalan-persoalan lainnya.
Kebun raya sebagai sebentuk upaya konservasi ex situ telah lama dilakukan, di berbagai
negara, mungkin sejak 300 tahun yang lalu. Namun demikian, sampai pada dekade 1980-
an, sebagian besar masyarakat Indonesia masih menganggap kebun raya sebagai
sebuah pekerjaan dari banyak orang yang punya hobi serupa, yaitu para pejabat dan
cendekia yang suka mengumpulkan dan mengoleksi tanaman, bahkan dulu terkadang
dianggap sebagai sebuah kebun elite milik para aristokrat. Kini, karena tuntutan zaman
dan perkembangan kesadaran, telah terjadi pergeseran paradigma: kebun raya adalah
sebuah benteng pertahanan yang dapat mendukung keberlanjutan hidup bagi sebuah
bangsa (bahkan sebuah daerah), dilihat dari sisi manapun, baik sosial, budaya, ekonomi,
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
7/85
viM A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
sumberdaya, estetika, sains, teknologi, tradisi, politik, hukum, etika, logika, humanitas
dan religi, atau yang lainnya. Jadi, kebun raya adalah sebuah fort knox bagi
masyarakat, dan bukan sekadar kebun untuk mengoleksi tumbuhan dan tempat untuk
duduk-duduk dengan mata meram sambil mendengar desir angin.
Bertolak dari konsepsi tentang fort knox ini, saya dalam penyampaian visi dan misi
sebagai Calon Walikota pada saat Pilkada tahun 2008 lalu, mematok salah satu program
prioritas yang akan dan harus saya laksanakan apabila saya terpilih (yang kemudian
tertuang dalam RPJMD 2008-2013), yaitu mengupayakan agar di Parepare terdapat
kawasan konservasi, yang luasnya paling tidak 150 hektar. Saya berkeinginan, jika
mungkin, semua tipe ekosistem yang ada terwakili dan dapat dipertahankan, sekecil
apapun lokasinya, biar semua tetap lengkap. Karena kondisi alam, khususnya hutan,
kurang memungkinkan untuk kawasan insitu, maka saya mengarahkannya ke konservasi
eksitu, kecuali laut yang masih memungkinkan insitu. Lokasi yang telah ditetapkan adalah
Hutan Alitta (sekitar 50 hektar untuk Taman Hutan Raya), Hutan Bilalang (sekitar 70
hektar, untuk Kawasan Konservasi Plasma Nutfah Agribisnis), dan Terumbu Karang
Tonrangeng (sekitar 40 hektar, untuk Taman Laut) kemudian ditambah dengan Hutan
Jompie 14 hektar untuk konservasi tumbuhan pesisir bioregion Wallacea. Setelah
RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 5 Tahun 2009, maka
pembangunan kawasan-kawasan konservasi ini tidak dapat ditawar-tawar, dan sudah
semestinya terwujud paling lambat sampai dengan 2013.
Dengan penanganan yang baik, KRJP diharapkan akan menjadi salah satu ikon kota,
apalagi dengan mengingat bahwa KRJP mungkin satu-satunya kebun raya di bumi
Indonesia ini yang muncul dan dibangun atas inisiatif murni dari Pemerintah Daerah.
Sebagai sebuah ikon, kelak KRJP akan menjadi perlambang dari sebuah kemauan politik
yang mengedepankan lingkungan. Saya yakin, KRJP ke depan bukan sekadar akan
menjadi sebuah kebun raya kecil, melainkan juga menjadi sebuah situs yang turut
berperan dalam melengkapi khasanah pelestarian plasma nutfah flora di negeri ini.
Walaupun merupakan tujuan sekunder, saya sependapat bahwa sebuah kebun raya,
selain posisinya primernya sebagai tempat untuk penyelamatan dan penelitian berbagai
jenis tumbuhan, juga seharusnya dapat memberikan kemanfaatan yang langsung bagi
masyarakat. Oleh karena itu, KRJP, Tahura Alitta, KKPNA Bilalang, dan TL Tonrangeng,
akan dijabar dalam konsep Pro-community Conservation, konservasi yang berpihak
kepada masyarakat. Kawasan-kawasan ini akan dijadikan sebuah tungku yang dapat
menghangatkan ekonomi masyarakat, sebagai gudang penyimpan alternatif dan solusi di
dalam membangun kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat Parepare.
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
8/85
viiM A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Saya jadi berandai-andai, kalau saja setiap Pemerintah Daerah dapat membangun
komitmen untuk menyisakan sedikit lahan sebagai tempat untuk penyelamatan flora
(dan juga fauna) di daerahnya masing-masing, dengan sistem manajemen yang
berstandar dan prosedural, maka kita yakin persoalan keterkikisan dan kepunahan
plasma nutfah yang merupakan kekayaan bangsa dan umat manusia, tak akan lagi
menjadi ancaman. Dan kita tidak perlu lagi cemas akan dosa besar kepada generasi
mendatang, karena tidak ada yang tersisa untuk mereka. Alam, bukanlah warisan untuk
anak-cucu, melainkan pinjaman yang harus dikembalikan kepada mereka secara utuh
bahkan disertai dengan bunga-bunganya.
Akhirnya, saya beterima kasih dan menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya
kepada pihak LIPI, khususnya PKT Kebun Raya Bogor, yang telah memberikan
kemitraan yang luar biasa di dalam membantu Pemerintah Kota Parepare, antara lain
dalam penyusunan Rencana Induk KRJP. Tetapi, tidak hanya sampai di sini, kami tetap
mengharapkan intervensi yang berkelanjutan dari pihak PKT KRB, antara lain kelanjutan
Rencana Induk KKPNA Bilalang serta pengoperasian KRJP, pengembangan akses dan
promosi, eksplorasi dan pengayaan koleksi, peningkatan SDM pengelola, manajemen
kebun raya, dan lainnya.
Salam Lestari,
Walikota Parepare
H. MOHAMMAD ZAIN KATOE
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
9/85
viiiM A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
SAMBUTAN KEPALA PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR ii i
SAMBUTAN WALIKOTA PAREPARE ....................................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... x
1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan .................................................................................. 2
2. METODOLOGI .................................................................................................. 3
2.1. Arah Pengembangan Kebun Raya Jompie Parepare ................................ 3
2.2. Metode Perencanaan ................................................................................ 3
3. GAMBARAN UMUM KOTA PAREPARE ......................................................... 5
3.1. Lokasi Kota Parepare .............................................................................. 5
3.2. Sejarah Kota Parepare ............................................................................. 5
3.3. Visi Kota Parepare .................................................................................... 7
3.4. Misi Kota Parepare ................................................................................... 7
3.5. Topografi/Geologi ..................................................................................... 8
3.6. Iklim .......................................................................................................... 8
3.7. Transportasi .............................................................................................. 8
3.8. Pendidikan ................................................................................................ 93.9. Budaya dan Agama .................................................................................. 9
3.10. Infrastruktur .............................................................................................. 10
3.11. Obyek Wisata Parepare ............................................................................ 11
4. GAMBARAN UMUM HUTAN KOTA JOMPIE ................................................... 12
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
10/85
ixM A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5. ANALISIS ......................................................................................................... 16
5.1. Analisis Kegiatan ...................................................................................... 15
5.2. Analisis Kebutuhan ................................................................................... 22
5.3. Analisis Tapak ........................................................................................... 26
6. KONSEP DESAIN ............................................................................................ 35
6.1. Konsep Tata Guna Ruang ......................................................................... 36
6.2. Konsep Penataan Koleksi Tanaman ......................................................... 38
6.3. Konsep Rancangan Jalur Sirkulasi ........................................................... 41
6.4. konsep Rancangan Sarana dan Prasarana .............................................. 42
6.3. Konsep Rancangan Struktur Organisasi Pengelola ................................. 43
7. DESAIN MASTER PLAN .................................................................................. 447.1. Rancangan Master Plan Kebun Raya Jompie Parepare ............................ 44
7.2. Arahan Desain (Design Guidelines) ......................................................... 45
8. ESTIMASI BIAYA DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN ...................................... 70
9. PENUTUP .......................................................................................................... 72
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
11/85
xM A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Arah pengembangan Kebun Raya Jompie Parepare ............................. 3
Gambar 2. Skema metodologi penyusunan Master Plan Kebun Raya JompieParepare ................................................................................................. 4
Gambar 3. Kota Parepare, Propinsi Sulawesi Selatan ............................................. 6
Gambar 4. Kondisi umum kawasan Hutan Kota Jompie berdasarkan citra satelit . . 16
Gambar 5. Analisis aksesibilitas Kebun Raya Jompie Parepare .............................. 27
Gambar 6. Analisis tata guna wilayah Hutan Kota Jompie Parepare (Sumber: Google
Earth) ..................................................................................................... 28
Gambar 7. Analisis sirkulasi di dalam dan di luar tapak ........................................... 29
Gambar 8. Analisis kelerengan ................................................................................ 30
Gambar 9. Analisis drainase pada permukaan tapak .............................................. 31
Gambar 10. Analisis vegetasi eksisting ..................................................................... 32
Gambar 11. Analisa view .......................................................................................... 33
Gambar 12. Bangunan-bangunan yang telah ada di tapak perencanaan .................. 34
Gambar 13. Konsep tata guna ruang Kebun Raya Jompie Parepare ........................ 36
Gambar 14. Konsep penataan tanaman koleksi Kebun Raya Jompie Parepare ........ 39
Gambar 15. Konsep taman-taman tematik ................................................................ 40
Gambar 16. Konsep rancangan jalur sirkulasi ........................................................... 41
Gambar 17. Konsep rancangan sarana dan prasarana ............................................. 42
Gambar 18. Alternatif struktur organisasi Kebun Raya Jompie Parepare .................. 43
Gambar 19. Master Plan Kebun Raya Jompie Parepare ........................................... 44
Gambar 20. Key plan zona koleksi ............................................................................ 45
Gambar 21. Ilustrasi taman anggrek ......................................................................... 46
Gambar 22. Ilustrasi taman anggrek di bawah lathouse yang terbuat dari bilah dan
paranet ................................................................................................... 46
Gambar 23. Ilustrasi taman aromatik ......................................................................... 47
Gambar 24. Ilustrasi taman adat Bugis ...................................................................... 47
Gambar 25. Ilustrasi taman obat Bugis ...................................................................... 48
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
12/85
xiM A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Gambar 26. Koleksi tanaman air sebagai taman air di Kebun Raya Bogor ................ 48
Gambar 27. Pemakaian plastik geotextilepada kolam dan dek kayu pada badan
air ........................................................................................................... 49
Gambar 28. Bentuk-bentuk kolam di Kebun Raya Bogor .......................................... 49
Gambar 29. Ilustrasi taman buah .............................................................................. 50
Gambar 30.
Gambar 31.
Ilustrasi taman pesisir ............................................................................ 50
Gambar 32.
Ilustrasi taman kering ............................................................................. 51
Gambar 33.
Taman Mexico, Kebun Raya Bogor ....................................................... 51
Gambar 34.
Ilustrasi taman palem ............................................................................. 52
Gambar 35.
Ilustrasi taman tanaman industri ............................................................ 52
Gambar 36. Ilustrasi arboretum ................................................................................. 53
Ilustrasi taman tanaman hias ................................................................. 53
Gambar 37. Key plan zona pengelola ....................................................................... 54
Gambar 38. Model bangunan dan layout ruangan kantor pengelola .......................... 54
Gambar 39. Model rumah paranet ............................................................................. 55
Gambar 40. Model bak penyemaian .......................................................................... 55
Gambar 41. Model bedengan pemeliharaan ............................................................. 55
Gambar 42. Layout areal pembibitan ........................................................................ 55
Gambar 43. Proses dan fasilitas pengomposan ........................................................ 56
Gambar 44. Key plan zona penerima ........................................................................ 57
Gambar 45. Bentuk-bentuk pintu gerbang yang direkomendasikan ........................... 57
Gambar 46. Berbagai bentuk pintu gerbang kebun raya dunia .................................. 58
Gambar 47. Ilustrasi boulevard ................................................................................. 58
Gambar 48. Boulevard di Kebun Raya Bogor dan Purwodadi ................................... 58
Gambar 49. Beberapa alternatif model bangunan pusat informasi atau visitor center 59
Gambar 50. Papan informasi yang memuat peta Kebun Raya Bogor ........................ 59
Gambar 51. Key plan zona publik .............................................................................. 60
Gambar 52. Ilustrasi area parkir ................................................................................ 60
Gambar 53. Ilustrasi toserba flora ............................................................................. 61
Gambar 54. Ilustrasi cekdam pada aliran air ............................................................. 61
Gambar 55. Ilustrasi variasi model saluran air ........................................................... 61
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
13/85
xiiM A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Gambar 56. Berbagai bentuk jalan setapak ............................................................... 62
Gambar 57. Berbagai bentuk jembatan kayu ............................................................ 62
Gambar 58. Beberapa contoh model pagar yang direkomendasikan ........................ 63
Gambar 59. Beberapa contoh papan informasi ......................................................... 63
Gambar 60. Papan nama tanaman yang dipakai di berbagai kebun raya dunia ....... 64
Gambar 61. Beberapa alternatif papan penunjuk arah .............................................. 64
Gambar 62. Papan larangan dengan redaksi berupa himbauan (Oleh: Aryana
Happyanto) ............................................................................................ 65
Gambar 63. Papan larangan yang dipasang di beberapa kebun raya ....................... 65
Gambar 64. Papan interpretasi yang direkomendasikan dan contoh model lainnya .. 65
Gambar 65. Bangku taman Kebun Raya Bogor yang direkomendasikan .................. 66
Gambar 66. Beberapa contoh bangku taman ............................................................ 66
Gambar 67. Tempat sampah di Kebun Raya Bogor yang direkomendasikan ............ 67
Gambar 68. Beberapa contoh tempat sampah .......................................................... 67
Gambar 69. Gazebo Kebun Raya Bogor yang direkomendasikan ............................. 67
Gambar 70. Beberapa alternatif model gazebo ......................................................... 67
Gambar 71. Beberapa alternatif bentuk pergola ........................................................ 68
Gambar 72. Beberapa model bentuk lampu taman ................................................... 68
Gambar 73. Beberapa model bangunan toilet umum ................................................ 69
Gambar 74. Peralatan kebun untuk pemeliharaan koleksi ......................................... 69
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
14/85
1M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
eberadaan tumbuhan di alam saat ini mengalami tekanan-tekanan yang luar biasa
sehingga mengakibatkan terjadinya kelangkaan bagi banyak jenis tumbuhan. Hal
ini tidak terkecuali terjadi pula di Pulau Sulawesi yang telah dikenal dunia sebagai tempat
yang mempunyai keanekaragaman flora cukup tinggi dan unik, dimana banyak jenis
diantaranya tergolong endemik karena tidak dapat ditemukan di kawasan lain. Menyadari
hal ini, Pemerintah Kota Parepare melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) bekerjasama dengan Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya
Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), merencanakan pembangunan
Kebun Raya Jompie Parepare sebagai tempat konservasi flora yang juga bermanfaat
sebagai wahana pembelajaran tentang tumbuh-tumbuhan dan konservasi lingkungan
serta sebagai salah satu tempat rekreasi yang sehat. Untuk mendukung tujuan tersebut
diperlukan perencanaan yang komprehensif dan sesuai dengan kaidah-kaidah
perkebunrayaan yang baku.
Menurut Botanic Garden Conservation International (BGCI) kebun raya atau botanic
garden didefinisikan sebagai institusi yang mengelola koleksi tumbuhan hidup yang
terdokumentasi, dengan tujuan untuk melak-sanakan konservasi, penelitian ilmiah,
peragaan (display) dan pendidikan. Oleh karena itu tanaman utama yang ditanam di
kebun raya dipilih berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan visi yang ingin dicapai.
Tanaman koleksi tersebut dilengkapi dengan data yang jelas tentang asal usul dan
karakteristik botani maupun pertumbuhannya, serta ditata berdasarkan pertimbangan
ilmu pengetahuan dan estetika. Keindahan dan muatan ilmiah yang terkandung pada
tanaman koleksi merupakan salah satu keunggulan kebun raya yang diharapkan dapat
menarik minat masyarakat luas untuk mengunjunginya dan menjadikannya sebagai
tempat rekreasi yang sehat, segar, nyaman dan berpengetahuan. Dengan demikian
setiap kebun raya pada hakekatnya mempunyai empat fungsi utama, yaitu konservasi,
penelitian, pendidikan dan wisata.
Kebun Raya Jompie Parepare direncanakan dibangun melalui penataan kembali
kawasan Hutan Kota Jompie Parepare seluas kurang lebih 13,5 ha yang terletak di Kota
Parepare. Meskipun luas arealnya tidak terlalu besar, tetapi posisi kawasan ini cukup
K
1
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
15/85
2M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
strategis dan dianggap penting untuk segera dibenahi. Hal ini juga terkait dengan kondisi
Kota Parepare yang sedang berkembang, dimana pembangunan sarana dan prasarana
fisik berlangsung dengan pesat, sehingga kebutuhan akan tersedianya ruang terbuka
hijau yang multifungsi dan berperan sebagai penyeimbang sangat kuat dirasakan.
1.2. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Master Plan Pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare ini dimaksudkan
untuk menyediakan pedoman bagi pelaksanaan pembangunan dan pengembangan
Kebun Raya Jompie Parepare yang mencakup arah kebijaksanaan dan program utama
pembangunannya. Penyusunannya dilakukan berdasarkan kajian dan analisis yang
mendalam tentang:a. Misi yang akan diemban Kebun Raya Jompie Parepare
b. Tema Kebun Raya Jompie yang menentukan desain/rancangan pengembangannya.
c. Keadaan tapak yang akan dibangun menjadi kebun raya.
d. Konsep kegiatan dan fasilitas pendukung
e. Manajemen untuk pengoperasian kebun raya.
Tersusunnya master plan ini merupakan langkah awal dari upaya untuk merealisasikan
rencana pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare yang diharapkan dapat segera
dimulai dalam waktu yang tidak terlalu lama. Adapun tujuan pembangunan Kebun Raya
Jompie Parepare ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menyelamatkan berbagai jenis tumbuhan yang penting bagi kehidupan umat
manusia, khususnya jenis-jenis tumbuhan khas Sulawesi, lebih spesifik lagi khas
Kota Parepare dan sekitarnya, yang mampu beradaptasi dengan kondisi habitat di
kawasan Hutan Kota Jompie Parepare.
2. Untuk menambah sarana dan prasaran pendidikan bagi pelajar dan mahasiswa.
3. Untuk menyediakan fasilitas penelitian di bidang konservasi dan pemanfaatan
tumbuhan secara berkelanjutan.
4. Untuk menunjang pengelolaan lingkungan hidup Kota Parepare.
5. Untuk meningkatkan kualitas ruang terbuka hijau Kota Parepare agar dapat berfungsi
dengan lebih baik sebagai paru-paru kota.
6. Untuk menyediakan fasilitas rekreasi yang sehat, nyaman dan berpengetahuan
7. Untuk meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat Kota Parepare
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
16/85
3M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Metodologi
2.1. Arah Pengembangan Kebun Raya Jompie Parepare
encana pengembangan Kebun Raya Jompie Parepare diformulasikan berdasarkan
potensi kondisi alam dan budaya serta harapan masyarakat dan Pemerintah Kota
Parepare. Dari hasil diskusi yang telah dilakukan berhasil ditentukan tema, visi, misi dan
fungsi yang secara keseluruhan bermuara pada pengembangan Kebun Raya Jompie
Parepare sebagai Pusat Konservasi Tumbuhan Pesisir Wallacea yang dapat menunjang
kegiatan penelitian ilmiah, pendidikan (edukasi) dan rekreasi (Gambar 1).
Gambar 1. Arah pengembangan Kebun Raya Jompie Parepare
2.2. Metode Perencanaan
Penyusunan Master plan Kebun Raya Jompie Parerpare ini dilakukan melalui beberapa
tahapan yang meliputi pengumpulan data, analisis data, pengembangan konsep desain
dan perancangan desain. Secara skematis tahapan tersebut dapat digambarkan seperti
terlihat pada Gambar 2.
R
FUNGSI KEBUN RAYA-Konservasi-Penelitian ilmiah-Rekreasi-Edukasi
PENGEMBANGANKEBUN RAYA
JOMPIE PAREPARE
PUSAT KONSERVASI TUMBUHANPESISIR WALLACEA
yang menunjang kegiatan penelitian
ilmiah, pendidikan dan rekreasi
KONDISI EKOLOGI
DAN BUDAYA
MASYARAKAT DANPEMERINTAH
DAERAH
TEMA KEKHASANFlora pesisir Wallacea
VISI DAN MISI
2
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
17/85
4M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Pada prinsipnya, terdapat tiga aspek utama yang mendasari penyusunan master plan
pembangunan kebun raya, yaitu :
a. Pengembangan konservasi flora melalui kegiatan pengkoleksian, penelitian, serta
pemasyarakatan dan pendayagunaan hasil penelitian.
b. Pengembangan pelayanan jasa ilmiah yang terkait dengan fungsi kebun raya sebagai
tempat tujuan wisata serta ajang pembelajaran untuk meningkatkan kepedulian
masyarakat terhadap upaya konservasi tumbuhan dan lingkungannya.
c. Pengembangan kelembagaan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan sarana
dan prasarana pendukung serta organisasi pengelola.
Sehubungan dengan itu, maka kajian dan analisis yang mendalam dilakukan untuk
memetakan jenis kegiatan perkebunrayaan yang potensial untuk dikembangkan beserta
kebutuhan fasilitas pendukungnya berdasarkan referensi dari berbagai sumber. Selain itu
kajian dan analisis tentang kondisi dan karakteristik tapak beserta lingkungannya juga
dilakukan agar perencanaan kebun raya mempunyai konteks yang tepat dengan lokasi
yang tersedia. Berdasarkan hasil kajian dan analisis ini, selanjutnya disusun suatu master
plan yang memuat konsep dan arahan desain. Namun perlu dimaklumi bahwa master
plan ini masih bersifat konseptual (conceptual master plan) sehingga beberapa desain
(khususnya yang menyangkut infrastruktur) perlu dielaborasi dan dikembangkan lebih
lanjut sebelum diimplementasikan.
Gambar 2.Skema metodologi penyusunan master plan Kebun Raya Jompie Parepare
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
18/85
5M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Gambaran Umum Kota Parepare
3.1.Lokasi Kota Parepare
ota Parepare terletak di Propinsi Sulawesi Selatan; di sebelah utara berbatasan
dengan Kabupaten Pinrang, di sebelah timur dengan Kabupaten Sidrap, di sebelah
selatan dengan Kabupaten Barru dan di sebelah barat dengan Selat Makassar (Gambar
3). Parepare memiliki luas wilayah 99,33 km dan berpenduduk sekitar 125.000 jiwa.
Kota Parepare terbagi menjadi 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Bacukiki dengan luas
sekitar 79,70 km2 (80% dari total luas wilayah Kota Parepare) dengan 9 kelurahan,
Kecamatan Ujung dengan luas 11,30 km2 terdiri atas 5 kelurahan dan Kecamatan
Soreang seluas 8,33 km2
dengan 7 kelurahan.
3.2.
Sejarah Kota Parepare
Lontar Kerajaan Suppa mengisahkan bahwa sekitar abad XIV seorang anak Raja Suppa
meninggalkan istana untuk pergi ke selatan dan menduduki suatu wilayah di tepian pantai
karena kegemarannya memancing. Wilayah itu kemudian berkembang menjadi Kerajaan
Soreang. Sekitar abad XV berdiri satu lagi kerajaan yakni Kerajaan Bacukiki. Dalam suatu
kunjungan persahabatan, Raja Gowa XI, Manrigau Dg. Bonto Karaeng Tonapaalangga
(1547-1566), berjalan-jalan dari kerajaan Bacukiki ke Kerajaan Soreang. Sebagai raja
yang dikenal ahli strategi dan pelopor pembangunan, ia tertarik dengan pemandangan
yang indah pada hamparan ini dan spontan menyebut Bajiki Ni Pare artinya Baik dibuat
pelabuhan Kawasan ini. Sejak itulah melekat nama Parepare Kota Pelabuhan.
Parepare akhirnya ramai dikunjungi orang termasuk orang-orang Melayu yang datang
berdagang ke kawasan Suppa.
Walaupun Kota Parepare mempunyai sejarah yang cukup panjang dari ratusan tahun
silam, namun sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah No. 3
Tahun 1970, hari ulang tahun Kota Parepare ditetapkan berdasarkan tanggal pelantikan
dan pengambilan sumpah Wali Kotamadya pertama, H. Andi Mannaungi, yaitu tanggal 17
Februari 1960. Setelah keluarnya UU No. 2 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,
status Kotamadya berganti menjadi KOTA sampai sekarang ini.
K
3
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
19/85
6M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Gambar 3. Kota Parepare, Propinsi Sulawesi Selatan
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
20/85
7M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
3.3.Visi Kota Parepare
Visi yang ingin diwujudkan dalam pembangunan Kota Parepare Tahun 2008 - 2013
adalah :
Parepare sebagai Bandar Madani d engan Masyarakat yang Mand ir i ,
Rel igius serta Berkom itmen Lingku ngan
Bandar Madaniadalah kondisi sebagai sebuah kota yang didalamnya berlangsung
kehidupan yang sejahtera dan berperadaban dengan dukungan sarana, prasarana dan
fasilitas yang mencukupi. Citra Bandar Madani ditandai oleh pencapaian pada
kesejahteraan dan peradaban yang mengkondisikan hidup yang bermartabat sesuai spirit
zaman.
Mandiriadalah kondisi tatanan masyarakat yang berpendidikan, sehat, produktif, sadar
kewajiban, dan berdaya. Citra mandiri ditandai oleh pencapaian kualitas manusia dalam
hal pendidikan dan kesehatan, kemampuan berproduksi secara inovatif, menjalankan
kewajiban sebagai warga negara dan masyarakat, serta mampu mengatasi masalah dan
memenuhi kebutuhan dengan potensi dan sumberdaya yang ada.
Religius adalah kondisi tatanan masyarakat yang agamis, menjunjung tinggi etika dan
moralitas, cinta kerukunan dan kedamaian, saling menghargai dan toleran, serta
menjunjung tinggi hak-hak sesama manusia.
Berkomitmen Lingkunganadalah kondisi tatanan masyarakat yang menghargai dan cinta
terhadap lingkungan sebagai tempat hidup serta efisien dan efektif dalam memanfaatkan
sumberdaya alam.
3.4.Misi Kota Parepare
Misi pembangunan Kota Parepare seperti yang tertuang dalam RPJMD kurun waktu 2008
- 2013 adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat;
2. Mewujudkan peningkatan derajat pendidikan dan kesehatan masyarakat;
3. Mewujudkan kecukupan sarana, prasarana, infrastruktur dan fasilitas kota;
4. Mewujudkan tatanan masyarakat yang berwawasan lingkungan;
5. Mewujudkan tatanan masyarakat yang religius, toleran, tertib dan humanis;
6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
21/85
8M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
3.5.Topografi/Geologi
Ditinjau dari aspek topografi wilayah, lebih dari 85% wilayah Kota Parepare merupakan
areal yang bergelombang (15-40%) dengan luas keseluruhan 5.621 ha, berbukit-bukit
sampai bergunung (>40%) dengan luas 3.215,04 ha. Formasi perbukitan pada bagian
selatan kota mendekat ke arah pantai dengan jarak terdekat 400 meter, sedangkan jarak
terjauh berada di pusat kota yaitu sekitar 1,2 km. Wilayah yang rata atau landai terdapat
pada bagian barat dengan luas keseluruhan sekitar 1.097,04 ha dan merupakan pusat
kegiatan penduduk pada umumnya.
Sekitar 87% dari luas wilayah Kota Parepare terletak pada ketinggian di atas 25 meter
dari permukaan laut (dpl), dengan daerah tertinggi mencapai 500 m dpl. Daerah dengan
ketinggian 0 25 m dpl berada dekat dengan pesisir pantai yang merupakan pusat
kegiatan dan pemukiman penduduk.
Formasi geologi yang membentuk struktur batuan di wilayah Kota Parepare antara lain
endapan alluvial dan pantai, kerikil, pasir, lempung dan batu gamping koral. Selain itu
terdapat juga batu gunung apai seperti tufu, breksi, konglomerat dan lava.
Jenis tanah yang dominan antara lain tanah regosol yang memiliki tekstur kasar dengan
kandungan pasir lebih dari 60% dan solum yang dangkal serta tanah alluvial yang
merupakan tanah endapan dengan horizon yang lengkap karena sering tercuci akibat
erosi pada daerah kemiringan.
3.6.Iklim
Berdasarkan catatan stasiun klimatologi, rata-rata temperatur Kota Parepare sekitar 28,5
C dengan suhu minimum 25,6 C dan suhu maksimum 31,5 C. Kota Parepare beriklim
tropis dengan musim kemarau terjadi pada bulan Maret September dan musim hujan
pada bulan Oktober Februari.
3.7.Transportasi
Sekitar 90 % jalan di kota Parepare berkonstruksi hotmix dengan kondisi yang cukup
baik. Kota ini memiliki jalan lingkar luar (outer ringroad) untuk lalu lintas regional dan
dilewati jalan nasional Trans Sulawesi. Transportasi umum di kota Parepare tersedia
dalam jumlah yang memadai, terutama berupa angkutan kota (pete-pete), taksi dan ojek
motor untuk jalur darat serta kapal motor tempel untuk jalur laut. Kota Parepare adalah
salah satu peraih penghargaan Wahana Tata Nugraha yaitu penghargaan Pemerintah
Pusat di bidang pengelolaan lalu lintas dan transportasi.
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
22/85
9M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Untuk transportasi laut terdapat beberapa unit pelabuhan yaitu:
1. Pelabuhan Nusantara, merupakan pelabuhan utama terbesar kedua di Sulawesi
Selatan setelah Makassar. Pelabuhan ini disinggahi oleh kapal berbobot mati 1000
2000 ton, berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang dan orang untuk pelayaran
Nusantara (antar pulau) maupun samudra (antar negara).
2. Pelabuhan Lontangnge dan Pangkalan Cappa Ujung, merupakan pelabuhan perahu
motor atau kapal kayu, berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang dan orang
untuk pelayaran lokal (antar daerah) dan pelayaran nusantara terutama untuk
Kawasan Timur Indonesia dan Kalimantan.
3. Pelabuhan Pertamina, merupakan pelabuhan khusus untuk kapal tanker yang memuat
bahan bakar. Pelabuhan ini dilengkapi dengan dermaga, tempat penambahan tanker
sebesar 6.500 dwt, depot pertamina berbentuk tangki raksasa sebagai tempat
penampungan bahan bakar untuk distribusi ke daerah pemasaran
3.8.Pendidikan
Fasilitas pendidikan tersebar di tiga kecamatan. Di kecamatan Soreang terdapat 65 unit
(37,38% dari seluruh fasilitas pendidikan di kota Parepare), di Kecamatan Ujung terdapat
46 unit (26,7%) dan di Kecamatan Bacukiki terdapat 61 unit (35,92%). Beberapa
perguruan tinggi setingkat strata satu dan Diploma telah didirikan di Kota Parepare,
antara lain Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri (STAIN), PGSD UNM, Universitas
Muhammadiyah Parepare (UMPAR),Sekolah Tinggi Ilmu Ekonoini (STIE), Sekolah Tinggi
Ilmu Hukum (STIH) Amsir,STAI DDI, AKPER Fatima dan AKPER Dinkes.
3.9.
Budaya dan Agama
Masyarakat Kota Parepare adalah masyarakat heterogen dengan kebudayaan yang
beragam. Suku Bugis merupakan suku yang dominan. Pada umumnya masyarakat KotaParepare telah menyadari akan pentingnya menjaga keamanan dan kenyamanan kota,
karena Parepare merupakan kota transit dengan 2 pelabuhan besar yang memungkinkan
terjadinya mobilitas masyarakat dari dan ke daerah lain khususnya kawasan Indonesia
Timur dan Indonesia pada umumnya. Secara khusus kebudayaan Bugis mewarnai
sebagian besar kehidupan masyarakat kota ini meskipun tradisi dan kebudayaan etnis
atau komunitas lain juga menunjukkan eksistensinya. Budaya sipakatau (Bahasa Bugis
yang berarti saling menghormati) sangat dijunjung oleh masyarakat kota Parepare.
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
23/85
10M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
3.10.Infrastruktur
3.10.1. DRAINASE
Air buangan di Kota Parepare umumnya berasal dari air hujan dan air limbah dari
kegiatan perkotaan (pemukiman, perdagangan, jasa dan industri). Fasilitas drainase yang
tersedia meliputi saluran drainase sepanjang 48.659 m atau rata-rata 0,45 m/kapita yang
terdini atas saluran premier sepanjang 6.992 m, saluran sekunder 28.135 m dan saluran
tersier 13.602 m.
3.10.2. AIR BERSIH
Masyarakat kota Parepare pada umumnya menggunakan air bersih yang dikelola oleh
PDAM kota Parepare, hanya sebagian kecil masyarakat yang belum mempunyai akses
untuk memanfaatkan jaringan PDAM ini. Secara keseluruhan kapasitas terpasang
mencapai 205 liter/detik, tetapi kapasitas terpakai baru mencapai 165 liter/detik.
Berdasarkan peta hidrogeologi, Kota Parepare termasuk dalam mandala air tanah
dataran rendah dengan akuifer yang mempunyai aktivitas sedang dan ditutupi batuan
semi padu dengan kelulusan sedang dan berukuran butir pasiran sampai kerikil. Saat ini,
beberapa sumur air tanah dalam yang difungsikan adalah sumur dalam P-28 Soreang, P-
1D Harapan, P-5B Ukkee, P-4B Takkalao dan P-2C Soreang. Secara keseluruhan
sumur-sumur tersebut mampu menyediakan air bersih dengan kapasitas mencapai 100
liter/detik. Sementara itu sumur air tanah dangkal yang berasal dari sumur Labatu
mempunyai kapasitas sekitar 145 liter/detik.
3.10.3. LISTRIK
Kebutuhan listrik Kota Parepare dipasok melalui gardu induk PLN dan PLTA Bakaru serta
PLTD Suppa dengan kapasitas yang tesedia mencapai 76 Mw. Instalasi listrik telah
terpasang secara merata di seluruh rumah penduduk Kota Parepare dengan kapasitas
pemakaian mencapai 37,5 Mw, sehingga masih terdapat surplus tenaga listrik.
3.10.4. TELEKOMUNIKASI
PT Telkom telah menyediakan instalasi jaringan telekomunikasi dengan kapasitas 5.960
SST, sedangkan yang terpakai mencapai 5.526 SST. Disamping itu masyarakat pada
umumnya juga memanfaatkan layanan telepon seluler yang disediakan oleh beberapa
operator nasional seperti Telkomsel, Indosat dan Exelindo.
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
24/85
11M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
3.11.Obyek wisata
Beberapa objek wisata yang terdapat di Kota Parepare, antara lain:
1. Pelabuhan Cappa Ujung
2. Objek Wisata Sumur Jodoh
3. Pelabuhan Nusantara
4. Objek Wisata Sumur Tujuh
5. Kawasan Pasar Senggol
6. Taman Bermain Lamario
7. Goa Tompangnge
8. Objek Wisata Sungai Karajae
9. Pantai Lumpue & Pantai Tonrangeng
10. Objek Wisata Hutan Kota Jompie
11. Pantai Bibir
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
25/85
12M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Gambaran Umum Hutan Kota Jompie
utan Kota Jompie seluas 13,5 ha merupakan bagian dari kompleks Hutan Alitta
yang kaya dengan jenis tumbuhan, baik yang tumbuh secara alami maupun
ditanam oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Kawasan Hutan Kota Jompie terletak
di Kelurahan Bukit Harapan, Kecamatan Soreang, sekitar 3,5 km dari pusat Kota
Parepare. Lokasi ini cukup strategis karena mudah dijangkau, baik dengan kendaraan
pribadi maupun kendaraan umum.
Secara umum pengelolaan kawasan Hutan Kota Jompie masih sangat minimal sehinggabelum mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan lingkungan
daerah. Kondisi fisik Hutan Kota Jompie bahkan cenderung semakin menurun dari waktu
ke waktu seiring dengan semakin meningkatnya tekanan dari lingkungan di sekitarnya.
Bagian utara kawasan ini terganggu oleh aktivitas penduduk yang masuk areal hutan dan
membangun rumah tinggal permanen. Selain itu, kondisi pagar kawasan yang belum
sempurna mengakibatkan hewan-hewan piaraan seringkali masuk ke areal hutan dan
merusak tanaman yang ada. Sementara itu penduduk yang bermukim di sekitar kawasan
hutan juga memanfaatkan mata air yang ada di dalam kawasan untuk mandi dan mencuci
sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran yang merugikan ekosistem hutan
tersebut
Di dalam kawasan Hutan Kota Jompie terdapat beberapa fasilitas fisik, seperti kolam
renang 1 buah, shelter(tempat istirahat) sebanyak 14 buah, arena perkemahan (camping
ground), gedung pertemuan, saluran drainase dan jalan setapak yang menjangkau setiap
sudut kawasan. Namun kondisi infrastruktur tersebut saat ini tampak kurang terawat dan
belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
Adapun keanekaragaman tumbuhan yang terdapat di kawasan Hutan Kota Jompie
menurut Tim Analisis Vegetasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor LIPI,
terdiri atas 90 jenis yang berasal dari 81 marga tumbuhan. Sebanyak 77 jenis di
antaranya telah berhasil diidentifikasi secara lengkap, 10 jenis baru diketahui marganya
dan 3 jenis lainnya baru teridentifikasi sampai tingkat suku. Daftar jenis tumbuhan secara
lengkap disajikan pada Tabel 1.
H
4
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
26/85
13M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Tabel 1. Hasil analisis vegetasi Hutan Kota Jompie Parepare
No Nama Jenis Suku Keterangan
1 - Mimosaceae
2 - Gesneriaceae
3 - Sapotaceae
4 Aglaia sp. Meliaceae
5 Ampelocissus arachnoidea Planch. Vitaceae
6 Anacardium officinale Pritze Anacardiaceae
7 Anidesma bunius Spreng. Euphorbiaceae
8 Arachis glabrata Benth. Papilionaceae
9 Archidendron clypearia (Jack) I. Nielsen Mimosaceae
10 Arytera littoralis Blume Sapindaceae
11 Axonopus compresus (Swartz) P.Beauv Poaceae Rumput
12 Barringtonia fusiformis King Lecythidaceae
13 Bougainvillea glabra Choisy Nyctaginaceae
14 Caesalpinia crista L. Caesalpiniaceae
15 Callicarpa pedunculata R.Br. Verbenaceae
16 Canarium hirsutum Willd. Burseraceae
17 Capparis micracantha DC. Capparaceae
18 Caryota mitis Herb. Arecaceae
19 Ceiba pentandra Gaertn. Bombacaceae
20 Celtis Africana Burm.f. Ulmaceae
21 Corypha utan Lam. Arecaceae
22 Cresentia cujete L. Bignoniaceae
23 Cyperus rotundus L. Cyperaceae Rumput
24 Datura metel L. Solanaceae
25 Derris sp. Papilionaceae
26 Digitaria radicosa (Presl.) Miq. Poaceae Rumput
27 Dioscorea hispida Dennst. Dioscoreaceae
28 Dioscorea alata L. Dioscoreaceae
29 Diospiros sp. Ebenaceae
30 Dracontomelon dao (Blanco) Merril & Rolfe Anacardiaceae
31 Entada sp. Mimosaceae
32 Eragrostis unioloides (Retz.) Nees ex Steud. Poaceae Rumput
33 Eugenia brasiliensis Lam. Myrtaceae
34 Eupatorium odoratum L. Asteraceae
35 Ficus sp 2 Moraceae
36 Ficus sp. Moraceae
37 Ficus variegata Blume Moraceae
38 Flagelaria indica L. Flagelariaceae39 Grdonia excelsa Blume Theaceae
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
27/85
14M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
No Nama Jenis Suku Keterangan
40 Grewia acuminate Juss Tiliaceae
41 Hoya multiflora Blume Asclepiadaceae
42 Ipomea hederifolia L. Convolvulaceae
43 Kleinhovia hospita L. Sterculiaceae
44 Lannea coromandelica (Houtt.) Merr. Anacardiaceae
45 Lantana camara L. Verbenaceae
46 Leea indica Merr. Leeaceae
47 Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit Mimocaceae
48 Litsea glutinosa C.B.Robinson Lauraceae
49 Litsea sp. Lauraceae
50 Macaranga peltata Boiv. ex Baill. Euphorbiaceae
51 Mangifera indica Blume Anacardiaceae
52 Mikania sp. Asteraceae
53 Mimosa invisa Mart. Mimosaceae
54 Mimosa pudica L. Mimosaceae
55 Moghania involucrate (Benth.) Kuntze Papilionaceae
56 Mucuna sp./ baiwa Caesalpiniaceae
57 Musa sp. Musaceae
58 Mussaenda reindwartiana Miq. Rubiaceae
59 Oplismenus burmanni (Retz.) Beauv. Poaceae Rumput
60 Pandanus tectorius Soland. ex Balf.f. Pandanaceae
61 Panicum maximum Hochst. ex A.Rich. Poaceae Rumput
62 Panicum repens L. Poaceae Rumput
63 Paspalum conjugatum Berg. Poaceae Rumput
64 Pennisetum pupureum Schumach. Poaceae Rumput
65 Pentace hirtula Ridley Tiliaceae
66 Persea Americana Mill. Lauraceae
67 Phyllanthus microcarpus (Benth.) Mll. Arg. Euphorbiaceae
68 Piper betle L. Piperaceae
69 Pleomele angustifolia (Roxb.) N.E,Br. Agavaceae
70 Psidium guajava L. Myrtaceae
71 Pteris biaurita L. Acrostichaceae
72 Pterocarpus indicus Willd. Papilionaceae
73 Pterolobium cf. microphyllum Miq. Caesalpiniaceae
74 Pterospermum celebicum Miq. Sterculiaceae
75 Salacia intermedia Ding Hou Hippocrateaceae
76 Samanea saman (Jacq.) Merr. Mimosaceae
77 Schizostachyum brachycladum (Kurz) Kurz Poaceae
78 Scleichera oleosa (Lour) Merr. Sapindaceae
79 Senna siamea (Lam.) Irwin & Barneby Caesalpiniaceae
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
28/85
15M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
No Nama Jenis Suku Keterangan
80 Smilax leucophylla Blume Smilacaceae
81 Spathodea campanulata Beuv. Cunoniaceae
82 Spondias pinnata Kurz Anacardiaceae
83 Streblus asper Lour. Moraceae
84 Swietenia macrophylla King Meliaceae
85 Syzygium polycephaloides (C.B.Robinson) Merr. Myrtaceae
86 Tamarindus indica L. Caesalpiniaceae
87 Tectona grandis L. Verbenaceae
88 Urena lobata L. Malvaceae
89 Vitex cofassus Reinw. ex Blume Verbenaceae
90 Zanthophylum rhetsa (Roxb.) DC. Rutaceae
Berdasarkan kebijakan Pemerintah Daerah tentang pengelolaan lingkungan hidup Kota
Parepare, kawasan Hutan Kota Jompie mendapat perhatian serius untuk dibenahi agar
menjadi ruang terbuka hijau yang multifungsi. Untuk itu, pengembangan kawasan Hutan
Kota Jompie diarahkan untuk ditata menjadi sebuah kebun raya.
Gambar 4. Kondisi umum kawasan Hutan Kota Jompie berdasarkan citra satelit
KAWASAN HUTAN KOTA JOMPIE
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
29/85
16M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Analisis
erancangan master plan Kebun Raya Jompie Parepare dan implementasi dari
master plan tersebut membutuhkan pemahaman yang memadai tentang berbagai
aspek perkebunrayaan agar kebun raya yang dihasilkan nantinya benar-benar dapat
mencerminkan karakteristik dasar kebun raya dan berfungsi secara optimal sebagaimana
kebun raya-kebun raya lain yang sudah mapan. Dua hal yang perlu dianalisis secara
lebih khusus, yaitu jenis kegiatan perkebunrayaan yang sangat mendasar untuk
dikembangkan serta kebutuhan sarana dan prasarana atau infrastruktur dasar untuk
mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut. Disamping itu analisis yang mendalam
perlu dilakukan terhadap kondisi dan karakteristik tapak yang tersedia agar kebun raya
yang direncanakan mempunyai konteks yang tepat dengan unsur-unsur dominan yang
terdapat di kawasan tersebut.
5.1. Analisis Kegiatan
Mengacu pada beberapa kebun raya yang sudah mapan, baik yang terdapat di dalam
negeri (Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, dan Kebun
Raya Eka Karya Bali) maupun yang terdapat di luar negeri (misalnya Singapore Botanic
Garden dan Royal Botanic Garden Kew), terdapat kesamaan-kesamaan dalam penyu-
sunan kerangka kegiatan yang mendasari aktivitas kebun raya. Secara garis besar
kerangka kegiatan tersebut terdiri atas pengelolaan koleksi, konservasi tumbuhan,
penelitian, pelayanan publik, kerjasama, dan ketatausahaan.
5.1.1. PENGELOLAAN KOLEKSI
Salah satu karakteristik dasar kebun raya adalah komitmen jangka panjang dan tanggung
jawab untuk mengelola tanaman koleksi. Jelas bahwa tanaman koleksi merupakan aset
terpenting bagi kebun raya, sehingga pengelolaan koleksi merupakan kegiatan rutin yang
paling menonjol di setiap kebun raya. Terkait dengan pengelolaan koleksi adalah
kegiatan pembibitan, penanaman, perawatan dan pendataan tanaman koleksi.
a. Pembibitan
Kegiatan pembibitan pada dasarnya dilakukan untuk mempersiapkan bibit tanaman
koleksi, baik bibit tanaman koleksi baru yang umumnya diperoleh dari hasil kegiatan
P
5
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
30/85
17M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
eksplorasi, tukar-menukar biji (seed exchange) dengan kebun raya lain, sumbangan atau
sumber-sumber lainnya untuk melengkapi kekayaan koleksi, maupun bibit tanaman
koleksi yang sudah ada untuk tujuan regenerasi. Pembibitan juga dilakukan untuk
memperbanyak tanaman sehingga diperoleh stock yang memadai untuk pemenuhan
kebutuhan masyarakat, untuk restorasi kawasan terdegradasi, ataupun untuk keperluan
taman-taman dan dekorasi di kebun raya. Oleh karena itu pembibitan bisa dianggap
sebagai dapurnya kebun raya sehingga harus dipersiapkan dengan baik.
b. Penanaman tanaman koleksi
Tanaman koleksi ditanam di kebun koleksi atau di tempat-tempat pemeliharaan khusus,
seperti rumah kaca, lath house, dan kolam, sesuai dengan karakteristik tanaman koleksi
yang hendak ditanam. Kegiatan penanaman dimaksudkan untuk menambah kekayaan
koleksi ataupun untuk mengganti tanaman koleksi yang mati. Untuk memenuhi kriteria
dasar kebun raya dalam hal basis ilmiah untuk koleksi tumbuhan, maka pemilihan jenis
tanaman koleksi yang akan ditanam dan penataannya di kebun harus dilakukan dengan
seksama dan mengacu pada prosedur yang benar serta desain yang sudah ditetapkan.
c. Pendataan atau registrasi tanaman koleksi
Suatu tanaman dapat ditetapkan sebagai koleksi kebun raya bila dilengkapi dengan data
yang akurat, karena pada dasarnya setiap tanaman koleksi di kebun raya juga berfungsi
sebagai sumber referensi ilmiah yang terpercaya. Oleh karenanya ketersediaan doku-
mentasi koleksi juga menjadi karakteristik dasar kebun raya yang harus diperhatikan.
Kegiatan yang dilakukan mencakup antara lain (1) identifikasi untuk menentukan nama
botani tanaman koleksi; (2) peregistrasian untuk mencatat data provenance atau asal-
usul tanaman koleksi (daerah asal, kondisi habitat alami, waktu pengkoleksian, kolektor
dan nomor koleksi), data pembibitan (jenis material semai, waktu penyemaian, dan waktu
siap tanam), dan data penanaman (waktu dan lokasi tanam, termasuk peta kebun) hingga
data kematian koleksi (waktu dan penyebab kematian); (3) monitoring atau inspeksikebun untuk verifikasi dan validasi identitas koleksi, evaluasi kesehatan koleksi, serta
pencatatan data pembungaan dan pembuahan; serta (4) pengembangan pangkalan data
koleksi (collectiondata base) baik dengan sistem konvensional (dengan buku induk dan
kartu koleksi) maupun dengan sistem digital (Asosiasi kebun raya dunia, BGCI, telah
mengembangkan sistem data base digital tanaman koleksi yang siap digunakan untuk
keperluan penelitian, pendidikan, publikasi dan lain sebagainya). Setiap tanaman koleksi
yang telah teregistrasi biasanya diberi label yang memuat data identitas koleksi yang
bersangkutan untuk memudahkan pengenalannya.
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
31/85
18M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
d. Perawatan tanaman koleksi
Perawatan tanaman koleksi adalah kegiatan rutin sehari-hari yang dilakukan untuk
memelihara kualitas pertumbuhan tanaman koleksi agar tumbuh sehat dengan performa
terbaik dan mampu bertahan hidup lama sesuai dengan potensinya. Jenis kegiatan yang
dilakukan meliputi pemeliharaan individu tanaman koleksi (penyiraman, pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit, pengendalian tanaman pengganggu, pemangkasan,
pembumbunan, penanganan batang keropos, maupun penggantian pot dan media untuk
tanaman yang ditanam dalam pot) serta pemeliharaan lingkungan atau kebun
(pemangkasan rumput, pemeliharaan saluran irigasi dan drainase, serta pemeliharaan
kerapihan dan kebersihan lingkungan).
e. Pertamanan
Selain tanaman koleksi, kebun raya pada umumnya juga dilengkapi dengan taman-taman
untuk mempercantik lanskap dan/atau untuk menampilkan tema koleksi khusus (disebut
taman tematik, misalnya taman air, taman kering, taman obat, taman adat, taman palem,
taman mawar, taman aromatik dan sebagianya). Oleh karena itu pekerjaan pembuatan
dan pemeliharaan taman juga menjadi bagian penting dari kegiatan kebun raya.
5.1.2. KONSERVASI TUMBUHAN
Di era globalisasi dimana proses pelangkaan jenis-jenis tumbuhan terjadi begitu cepat
akibat meluasnya kerusakan lingkungan, maka tanaman koleksi yang dikekola dan
dimiliki kebun raya menjadi aset yang sangat berharga untuk mempertahankan eksistensi
keanekaragaman tumbuhan dan kesehatan lingkungan. Oleh karenanya, kebun raya
sering diibaratkan sebagai Bahtera Nabi Nuh yang mampu menyelamatkan kehidupan
dari kepunahan masal. Secara umum peran dan kegiatan yang dapat dilakukan kebun
raya di bidang konservasi tumbuhan dan lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Konservasi tumbuhan secara ex situ
Setiap individu tanaman koleksi di kebun raya pada hakekatnya merupakan back upyang
dapat menghindarkan jenis tanaman tersebut dari kepunahan, khususnya untuk jenis-
jenis tumbuhan langka dan endemik yang eksistensinya di alam sangat terancam. Oleh
karena itu kegiatan pengoleksian tumbuhan terancam kepunahan untuk dikonservasi
secara ex situdi kebun raya merupakan kegiatan prioritas untuk sebagian besar kebun
raya di dunia. Agar kegiatan ini lebih efektif dan efisien maka kajian tentang status
kelangkaan berbagai jenis tumbuhan umumnya dilakukan di berbagai kebun raya yangsudah mapan dan memiliki sumberdaya (SDM dan finansial) yang memadai.
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
32/85
19M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
b. Restorasi tumbuhan terancam kepunahan dan rehabilitasi lahan terdegradasi
Tanaman koleksi juga dapat berfungsi sebagai sumber material perbanyakan untuk
menghasilkan stockbibit guna merestorasi atau memulihkan populasi jenis-jenis tanaman
yang sudah sangat tereduksi atau bahkan punah di alam, maupun untuk merehabilitasi
lahan-lahan yang terdegradasi. Terkait dengan fungsi konservasi ini maka kebun raya
melakukan kegiatan perbanyakan tanaman dan penanaman kembali di alam (reintroduksi
dan rehabilitasi).
c. Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap konservasi tumbuhan dan lingkungan
Kebun raya dengan kekayaan tanaman koleksi dan informasi, lanskap yang indah, serta
kondisi sejuk yang tercipta terbukti mampu menarik banyak pengunjung dari berbagai
kalangan (dari masyarakat biasa hingga para pembuat kebijakan) untuk menikmatinya.Hal ini bernilai strategis, karena proses pembelajaran publik untuk membuka wawasan
dan kepedulian terhadap pentingnya upaya konservasi tumbuhan dan lingkungan dapat
secara efektif dilakukan. Tentu saja cara pengemasan dan penyampaian informasi
melalui displaydan papan-papan interpretasi menjadi kunci efektivitas potensi ini. Oleh
karena itu kebun raya dituntut untuk dapat mengembangkan kegiatan kreatif untuk
memudahkan pengunjung memahami pesan-pesan konservasi yang ingin disampaikan.
5.1.3. PENELITIAN
Pada dasarnya kebun raya dapat berfungsi sebagai laboratorium untuk berbagai kegiatan
penelitian dasar dan terapan di bidang botani, konservasi dan hortikultura (budidaya
tanaman). Kebun raya-kebun raya terkemuka di dunia umumnya menempatkan kegiatan
penelitian sebagai unsur utama dalam pengelolaannya dengan menyediakan fasilitas,
sumberdaya manusia dan dana yang memadai untuk melaksanakan kegiatan penelitian.
Sedangkan untuk kebun raya-kebun raya yang masih berkembang dan memiliki
kemampuan sumberdaya (SDM, anggaran dan fasilitas pendukung) yang terbatas,
kegiatan penelitian umumnya belum menjadi prioritas utama, namun mereka terbuka bagi
para peneliti dari luar untuk memanfaatkan tanaman koleksi dan fasilitas lain yang
dimilikinya.
5.1.4. PELAYANAN PUBLIK
Berbagai kegiatan publik sering dilakukan di kebun raya, mulai dari yang bersifat rekreatif
hingga yang bersifat keilmuan. Oleh karena itu kegiatan pelayanan publik menjadi bagian
yang penting dalam pengelolaan kebun raya dan perlu drencanakan dengan sebaik-baiknya. Jenis layanan publik yang dapat disediakan oleh suatu kebun raya sangat
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
33/85
20M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
tergantung dari tingkat perkembangan serta kebijakan manajemen dari kebun raya itu
sendiri. Oleh karena itu jenis layanan publik perkebunrayaan sangat bervariasi di antara
kebun raya di dunia, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Layanan wisata
Kegiatan yang terkait langsung dengan layanan wisata bagi pengunjung kebun raya
meliputi pelayanan tiket masuk pengunjung, pelayanan informasi, pemeliharaan
ketertiban dan keamanan pengunjung, serta pemanduan wisata.
b. Layanan penggunaan fasilitas kebun raya
Fasilitas kebun raya yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat antara lain taman dan
kebun untuk penyelenggaraan acara khusus (publicgathering, pesta, dan sebagainya),
gedung pertemuan untuk seminar, workshop dan pelatihan, wisma tamu untuk
penginapan dan sebagainya. Layanan ini menjadi tidak terlalu signifikan untuk kebun raya
yang kecil dengan fasilitas yang terbatas.
c. Layanan produk perkebunrayaan
Kebun raya dapat menghasilkan dan/atau menyediakan produk-produk tertentu untuk
dipasarkan kepada para pengunjung dan masyarakat luas, misalnya bibit tanaman, buku-
buku flora, barang-barang cinderamata, kompos, dan sebagainya.
d. Layanan pendidikan lingkungan
Kebun raya mempunyai potensi besar untuk berperan aktif dalam program pendidikan
lingkungan bagi pelajar dan mahasiswa. Hal ini karena kebun raya memiliki kebun yang
indah dan mudah diakses dengan tanaman koleksi yang beraneka ragam dan
membentuk ekosistem yang khas. Disamping itu kebun raya umumnya juga memiliki
tenaga terampil yang berkompeten dan fasilitas pendukung yang memadai seperti
laboratorium, perpustakaan, ruang kelas, serta wisma/penginapan. Dengan demikiankegiatan pendidikan lingkungan di kebun raya dapat dilakukan secara rekreatif dan
interaktif dalam suasana yang tenang, sejuk dan nyaman melalui berbagai bentuk
demonstrasi, praktek langsung dan interpretasi yang menarik sehingga peserta mendapat
pengalaman nyata dan lebih mudah menangkap pesan-pesan konservasi yang
disampaikan. Model-model pendidikan lingkungan dalam paket-paket wisata edukatif
telah dikembangkan di berbagai kebun raya dan dengan mudah dapat diakses untuk
menjadi acuan.
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
34/85
21M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.1.5. KERJASAMA
Kerjasama merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan kebun raya,
khususnya untuk mendukung implementasi fungsi kebun raya di bidang konservasi,
penelitian, pendidikan lingkungan dan peragaan (display). Kerjasama dapat dilakukan
antar kebun raya, atau dengan instansi lain, perkumpulan, perusahaan, LSM, ataupun
perseorangan, baik di tingkat lokal, nasional, regional maupun internasional.
a. Kerjasama antar kebun raya
Kerjasama antar kebun raya umumnya dilakukan untuk memperkuat pengelolaan
tanaman koleksi (misalnya tukar-menukar material tanaman koleksi dan pendataan
koleksi), sharinginformasi, merencanakan dan melaksanakan proyek tertentu (misalnya
eksplorasi, penelitian dan penerbitan buku), serta meningkatkan pengetahuan danketerampilan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan. Di tingkat nasional, Kebun Raya
LIPI (KR Bogor, KR Cibodas, KR Purwodadi dan KR Bali) serta sekitar 16 kebun raya
baru di berbagai daerah (lima di antaranya terdapat di Pulau Sulawesi) dapat menjadi
mitra yang bisa saling menguntungkan. Di tingkat regional terdapat asosiasi kebun raya
se Asia Tenggara yang dikenal dengan SEABG (South East Asian Botanic Gardens).
Sedangkan di tingkat global terdapat BGCI (Botanic Gardens Conservation International)
dan IABG (International Association of Botanic Gardens).
b. Kerjasama dengan pihak lain di luar kebun raya
Kerjasama dengan pihak lain di luar kebun raya dapat dilakukan untuk memperkuat
dan/atau menunjang kelancaran kegiatan perkebunrayaan. Sebagai contoh, kerjasama
dengan Dinas dan Departemen Kehutanan untuk kelancaran kegiatan eksplorasi dan
pengadaan tanaman koleksi, dengan Dinas Pariwisata untuk pengelolaan pengunjung
kebun raya, dengan Dinas Pertanian dan perkumpulan pehobi tanaman untuk
pengembangan pemanfaatan tumbuhan, dengan perusahaan untuk potensi sponsor bagi
pengelolaan kebun raya, dengan LSM yang bergerak di bidang konservasi dan
lingkungan hidup untuk penggalangan dana dan pelaksanaan program-program
rehabilitasi kawasan, dan lain sebagainya.
5.1.6. KETATAUSAHAAN
Kegiatan ketatausahaan berurusan dengan pengelolaan faktor-faktor pendukung
kelancaran fungsi kebun raya, yaitu pengelolaan sarana/prasarana, keuangan, sumber
daya manusia dan administrasi perkantoran. Secara garis besar, kegiatan di bidang
sarana/prasarana umumnya mencakup pengadaan dan pemeliharaan sarana dan
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
35/85
22M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
prasarana; di bidang keuangan mencakup penyusunan dan pelaksanaan anggaran serta
pertanggungjawaban keuangan; di bidang sumberdaya manusia mencakup rekruitmen
pegawai, analisis kepegawaian, administrasi kepegawaian dan pembinaan pegawai;
sementara itu di bidang administrasi perkantoran mencakup surat-menyurat dan arsip.
Semua elemen tersebut harus mampu dikelola secara profesional agar kinerja kebun
raya secara keseluruhan menjadi optimal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
5.2. Analisis Kebutuhan
Agar kegiatan-kegiatan perkebunrayaan sebagaimana diuraikan di atas dapat terlaksana
dengan baik dibutuhkan adanya perangkat pendukung, baik berupa perangkat keras
maupun perangkat lunak. Semakin besar dan beragam kegiatan kebun raya akansemakin banyak dan beragam pula perangkat pendukung yang diperlukan. Tentu saja
besar-kecilnya cakupan kegiatan kebun raya juga akan berbanding lurus dengan tingkat
perkembangan dan besar-kecilnya sumberdaya yang dimiliki kebun raya. Terlepas dari
itu, terdapat kriteria minimum untuk perangkat-perangkat yang harus tersedia agar kebun
raya dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
5.2.1. KEBUTUHAN UNTUK PENGELOLAAN KOLEKSI
a. Kebun koleksi
Kebun koleksi mutlak diperlukan untuk eksistensi kebun raya, karena hampir semua
kegiatan kebun raya terkalit langsung dengan kebun koleksi dan tanaman koleksi yang
terdapat di dalamnya. Pada dasarnya peruntukan utama area kebun raya adalah untuk
pengelolaan tanaman koleksi, sehingga penggunaan lahan untuk peruntukan lain harus
direncanakan secara cermat dengan prinsip efisien, sangat dubutuhkan (urgent), serasi
dengan lingkungan serta tidak mengganggu tanaman koleksi dan kegiatan pengelolaan
tanaman koleksi. Untuk itu diperlukan pembagian tata ruang (zonasi) yang tepat untuk
seluruh areal kebun raya.
Kebun koleksi umumnya terbagi menjadi petak-petak koleksi (sering disebut vak) untuk
pengelompokan tanaman koleksi sesuai dengan konsep penataan tanaman koleksi yang
ditentukan. Setiap petak koleksi dibatasi dengan jaringan jalan, khususnya jalan setapak
yang berfungsi sebagai jalur pemeliharaan dan pengamatan. Jalur ini dapat pula
dimanfaatkan sebagai elemen sirkulasi bagi pengunjung bila diperlukan.
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
36/85
23M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
b. Taman
Tanaman koleksi bisa ditata dalam bentuk taman yang secara fungsional juga dapat
menambah keindahan lanskap kebun raya. Taman untuk tanaman koleksi sering disebut
taman tematik, karena dibuat menurut tema tertentu, misalnya berdasarkan kesamaan
kegunaan (taman buah, taman obat, taman adat, taman wangi), kesamaan geografis atau
ekologi (taman kering, taman air, taman wallacea) atau berdasarkan bentuk tubuh
tanaman (koleksi arboreta, koleksi herba)
c. Jaringan air
Jaringan air mencakup saluran irigasi, saluran drainase, sumber air dan kolam atau
danau penyimpanan air. Saluran irigasi dalam bentuk saluran terbuka dan/atau jaringan
pipa irigasi sangat diperlukan untuk penyiraman tanaman koleksi terutama pada musimkemarau panjang. Air penyiraman bisa diperoleh dari mata air, sumur artesis ataupun
kolam dan danau. Saluran air alami terbuka, kolam atau danau dapat dipercantik dan
dimanfaatkan sebagai unsur taman dan pemeliharaan koleksi tanaman air. Sementara itu
saluran drainase terutama diperlukan untuk mengalirkan limpahan air hujan agar tidak
menggenang di dalam kebun.
d. Fasilitas pembibitan
Fasilitas ini perlu tersedia di kebun raya untuk mempersiapkan bibit tanaman koleksi dan
memperbanyak tanaman untuk pertamanan kebun raya atau untuk disebarluaskan.
Pembibitan untuk tanaman koleksi perlu disediakan tempat khusus guna memudahkan
pengelolaannya (khususnya pencatatan data koleksi). Di dalam area pembibitan perlu
disediakan bak-bak penyemaian, rumah paranet untuk memelihara bibit - bibit muda,
bedengan terbuka untuk menyimpan dan adaptasi bibit yang lebih dewasa, jaringan air
untuk penyiraman, serta rumah kerja yang terdiri atas gudang penyimpanan peralatan
dan sarana produksi bibit, tempat pengepotan, kantor, dan toilet.
e. Rumah kaca dan lath house
Perangkat ini dibutuhkan sebagai tempat pemeliharaan koleksi anggrek dan koleksi
tanaman tertentu yang memerlukan perawatan khusus. Rumah kaca mungkin tidak
dibutuhkan untuk kebun raya di daerah beriklim panas, tetapi lath housediperlukan untuk
pengaturan intensitas cahaya matahari dan penataan display
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
37/85
24M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
f. Fasilitas registrasi koleksi
Untuk pengelolaan data tanaman koleksi perlu disediakan ruangan yang memadai untuk
pekerjaan pencatatan, pengolahan dan pendokumentasian atau penyimpanan data.
Untuk kebun raya yang berukuran kecil ruang registrasi dapat disatukan dengan kantor
administrasi agar lebih efisien dalam pemanfaatan lahan.
g. Herbarium
Gedung herbarikum dibutuhkan untuk mengelola koleksi spesimen herbarium yang
dimanfaatkan sebagai alat bantu identifikasi tanaman, bahan penelitian dan koleksi
keanekaragaman flora yang dikelola kebun raya. Koleksi herbarium dapat dimanfaatkan
oleh pegawai kebun raya, peneliti, mahasiswa dan pelajar serta masyarakat.
h. Fasilitas pengomposan
Fasilitas ini dibutuhkan untuk mengolah serasah/sampah organik dari kebun. Karena
sifatnya yang kurang enak dipandang dan mengeluarkan aroma tidak sedap, maka lokasi
pengomposan lebih baik dibuat terisolasi dari kegiatan lain. Adapun ruang yang
dibutuhkan untuk pekerjaan pengomposan adalah ruang pegawai, ruang penimbunan
dan penyortiran, ruang pemrosesan, gudang dan toilet.
i. Bengkel peralatan kebun
Bengkel dibutuhkan untuk tempat perawatan dan perbaikan alat-alat mekanik kebun
(mesin pemotong rumput, rover, dan traktor) agar selalu dalam kondisi siap pakai dan
mempunyai umur teknis maksimum.
5.2.2. KEBUTUHAN UNTUK PENGELOLAAN ADMINISTRASI
a. Gedung kantor pengelola
Sebagai sebuah institusi, kebun raya membutuhkan gedung kantor pengelola untuk men-
jalankan manajemen kelembagaan, dimana pimpinan kebun raya dan staf administrasi
menjalankan tugasnya. Selain ruang kerja pimpinan dan staf, di kantor ini juga dibutuhkan
ruang pertemuan, ruang penerimaan tamu (front deskdan ruang tunggu), dan fasilitas
penunjang (mushola, toilet, dapur, gudang, pos satpam, dan area parkir kendaraan).
b. Utilitas
Untuk berfungsinya kantor pengelola dibutuhkan kelengkapan utilitas yang meliputi
jaringan air bersih, jaringan listrik, dan jaringan telekomunikasi (telepon, fax, internet).
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
38/85
25M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.2.3. KEBUTUHAN UNTUK SIRKULASI PENGUNJUNG
a. Area parkir kendaraan
Fasilitas ini perlu disediakan di area penerimaan untuk mengakomodasi pengunjung yang
menggunakan kendaraan bermotor.
b. Gerbang
Gerbang berfungsi sebagai pintu masuknya pengunjung ke kebun raya dan sebagai ciri
identitas kebun raya. Di lingkungan gerbang ini atau menyatu dengan gerbang umumnya
terdapat loket untuk penjualan tiket masuk kebun raya, pos penjagaan dan papan-papan
informasi.
c. Jalan sirkulasi
Pengunjung menjelajahi kebun melalui jalur-jalur sirkulasi yang disediakan. Jalur sirkulasi
berupa jalan primer yang bisa dilalui kendaraan roda empat (boulevard dan jalan utama),
jalan sekunder yang merupakan jalur pejalan kaki (berukuran agak lebar) dan jalan tersier
yang merupakan jalan setapak di dalam blok-blok koleksi ataupun taman (berukuran lebih
kecil dari jalan sekunder).
d. Visitor center
Visitor center merupakan tempat yang disediakan bagi pengunjung untuk mendapatkan
informasi mengenai Kebun Raya (profil, kegiatan dan aspek-aspek lain yang menarik)
serta tata tertib bagi pengunjung.
e. Fasilitas pendukung
Untuk kenyamanan pengunjung perlu disediakan tempat-tempat istirahat (gazebo,
bangku taman), tempat pandang view yang menarik, toilet, mushola, dan bak sampah.
Fasiltas tersebut perlu dirancang dengan seksama sehingga mudah dijangkau dan indah
(serasi dengan lingkungan).
5.2.4. KEBUTUHAN UNTUK PELAYANAN JASA DAN INFORMASI
a. Perpustakaan
Perpustakaan sangat penting untuk pelayanan jasa ilmiah penyediaan sumber referensi
di bidang botani, konservasi, hortikultura dan lingkungan. Perpustakaan ini dapat diakses
oleh pegawai kebun raya, peneliti, pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum.
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
39/85
26M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
b. Wisma tamu
Wisma tamu disediakan untuk tamu-tamu resmi kebun raya, khususnya peneliti. Pada
saat-saat kosong, wisma ini juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat/wisatawan yang
tertarik menikmati keindahan kebun raya secara lebih mendalam.
c. Ampitheatre
Ampitheatre merupakan ruang terbuka yang dilengkapi dengan bangku-bangku taman
dan panggung untuk menyelenggarakan acara-acara khusus.
d. Papan-papan informasi
Papan-papan informasi dibutuhkan untuk memberikan informasi tentang tanaman koleksi
dan ekosistem yang menarik, isu-isu konservasi dan lingkungan yang up to date, sertapetunjuk arah di dalam kebun.
e. Fasilitas pemasaran produk perkebunrayaan
Fasilitas ini berupa kios atau toko untuk memberikan layanan jasa penjualan produk yang
dihasilkan ataupun disediakan kebun raya, seperti bibit tanaman, kompos, buku atau
jurnal kebun raya dan barang-barang cinderamata. Fasilitas ini dapat dipadukan dengan
kafetaria atau restoran untuk memperkuat pendanaan kebun raya.
5.3. Analisis Tapak
Tapak yang tersedia untuk rencana pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare berupa
kawasan hutan heterogen di tengah kota (Hutan Kota Jompie) yang dikelilingi oleh
kawasan pemukiman penduduk. Luas keseluruhan tapak sekitar 13,5 ha.
5.3.1. POSISI TAPAK
Tapak Kebun Raya Jompie Parepare terletak sekitar 150 km di sebelah Utara Ibu Kota
Sulawesi Selatan, Makassar, dengan waktu tempuh sekitar 2 3 jam perjalanan darat
menggunakan kendaraan bermotor roda empat. Lokasi ini hanya berjarak sekitar 2,5 km
dari pusat kota Parepare. Secara administartif, tapak Kebun Raya Jompie, terletak di
Kelurahan Bukit Harapan, Kecamatan Soreang, Parepare dan merupakan bagian dari
hutan Alitta pada ketinggian 5 - 55 m dpl.
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
40/85
27M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.3.2. AKSESIBILITAS
Tapak Kebun Raya Jompie Parepare dikelilingi jalan umum beraspal hotmix yang
terhubung dengan jaringan jalan perkotaan. Dengan demikian lokasi ini mudah dicapai
dengan kendaraan pribadi ataupun dengan angkutan umum yang tersedia (pete-pete).
Terdapat empat jalur akses untuk mencapai lokasi Kebun Raya Jompie Parepare
(Gambar 4), yaitu:
1. Melalui jalan poros Makassar Tana Toraja menuju Jalan Industri Kecil
2. Melalui jalan poros Makassar Tana Toraja menuju Jalan Ahmad Yani
3. Dari pusat kota melalui Jalan Jompie
4. Dari pusat kota melalui Jalan Yusuf Madjid
Gambar 5. Analisis aksesibilitas Kebun Raya Jompie Parepare
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
41/85
28M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.3.3. TATA GUNA WILAYAH
Berdasarkan kebijakan Pemerintah Daerah Kota Parepare, kawasan Hutan Kota Jompie
ditetapkan sebagai kawasan hijau yang berfungsi sebagai paru-paru kota, obyek wisata,
kawasan pelestarian alam, dan tempat penelitian bidang biologi/botani. Sementara itu
kawasan di sekitarnya merupakan daerah perkampungan yang padat penduduk, bahkan
sebagian lahan Hutan Kota Jompie telah berubah fungsi menjadi pemukiman penduduk.
Sejumlah 58 rumah (kepala keluarga) yang menghuni kawasan Hutan Kota ini telah
berhasil dipindahkan keluar dari kawasan, namun beberapa masih ada yang menetap di
bagian pinggir kawasan sehingga tidak seluruh kawasan hutan ini bisa dimanfaatkan
untuk pembangunan kebun raya.
Gambar 6. Tata guna wilayah Hutan Kota Jompie Parepare
(Sumber: Google Earth)
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
42/85
29M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.3.4. SIRKULASI
Tapak Kebun Raya Jompie memiliki sistem sirkulasi eksisting yang cukup terbuka,
meskipun telah dibangun pagar pembatas yang jelas, karena:
- Tapak dikelilingi jalan beraspal yang menjadi sarana mobilitas penduduk;
- Di dalam tapak terdapat jalan setapak yang disediakan untuk mobilitas di dalam tapak.
- Terdapat lima pintu masuk ke dalam tapak yang dengan mudah dapat diakses
penduduk untuk memanfaatkan sumber air/mata air atau mencari kayu bakar yang ada
di dalam tapak.
Kondisi ini bila tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sangat rawan untuk keamanan
tapak. Namun terlepas dari potensi permasalahan tersebut, fasilitas sirkulasi yang ada
sangat menguntungkan untuk perancangan kebun raya karena telah tersedia desain awal
yang dapat dikembangkan lebih lanjut
Gambar 7. Sistem sirkulasi di dalam dan di luar tapak
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
43/85
30M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.3.5. TOPOGRAFI
Topografi tapak bergelombang dengan kemiringan mayoritas berkisar antara 1 : 3 1 : 7
sehingga rencana pengembangan tapak harus dilakukan secara cermat berdasarkan
kesesuaian karakteristik jenis pengembangan. Bagian tertinggi dari tapak terletak di
bagian timur (55 m dpl) dan terendah di bagian barat (5 m dpl) di sekitar kolam renang
(Gambar 8). Topografi demikian akan sangat membantu untuk menciptakan lanskap yang
indah. Beberapa pekerjaan cut & fill ringanmungkin diperlukan untuk pekerjaan fisik jalan
dan bangunan gedung. Sedangkan untuk penanaman tanaman koleksi dan pembuatan
taman dapat disesuaikan atau mengikuti kontur alami yang ada.
Gambar 8. Analisis kelerengan
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
44/85
31M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.3.6. HIDROLOGI
Permukaan yang bergelombang dengan dua alur air yang miring ke arah Barat dan
sedikit lahan datar mengakibatkan drainase permukaan alami untuk tapak ini cenderung
bagus (Gambar 9). Aliran air permukaan akan mengikuti lereng yang miring ke arah
Barat, dan tidak terdapat potensi daerah yang tergenang.
Di lahan ini terdapat 3 buah mata air yang berada di belahan selatan tapak. Namun
permasalahannya, mata air tersebut kering atau sangat berkurang debit airnya pada
musim kemarau. Selain itu mata air dan alurnya terletak di tempat yang lebih rendah,
sehingga sulit dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air, kecuali dengan bantuan
perangkat penampung air dan pompa air. Alternatif lainnya, penyediaan air dapat
dilakukan melalui pembuatan sumur artesis dan air bersih dari PDAM.
Gambar 9. Analisis drainase pada permukaan tapak
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
45/85
32M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.3.7. VEGETASI EKSISTING
Sebagian besar permukaan tapak tertutup vegetasi yang beragam, sehingga dapat
mengurangi resiko terjadinya erosi tanah dan longsor. Karena sebagian lahan merupakan
bekas lahan pemukiman dan perkebunan maka sebagian jenis-jenis vegetasi yang ada
merupakan tanaman pekarangan dan perkebunan yang ditanam oleh penduduk.
Sebagian lainnya merupakan hutan sekunder dan semak (Gambar 10). Daftar tanaman
yang telah berhasil diidentifikasi disajikan pada Tabel 1. Untuk keperluan pengelolaan
tanaman koleksi dan pembangunan faslitas penunjang yang diperlukan, pengurangan
dan penambahan individu tumbuhan perlu dilakukan dengan cermat dan bertahap agar
tidak menimbulkan perubahan mikroklimat secara drastis.
Gambar 10. Analisis vegetasi eksisting
-
5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir
46/85
33M A S T E R P L A N
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.3.8. VIEW
Pemandangan terbaik terdapat di sekitar bangunan gedung yang telah ada (Baruga) ke
arah teluk Parepare di bagian barat (Gambar 11). Pemandangan dekat yang bersifat
bersifat positif adalah pemandangan ke arah tegakan hutan. Sebaliknya, keber