jompie_laporan akhir

85
 M A S T E R P L A N KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE L A P O R A N A K H I R PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN K E B U N R A Y A B O G O R LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA PEMERINTAH KOTA PAREPARE PROPINSI SULAWESI SELAT AN

Upload: hairilteaholic

Post on 09-Oct-2015

132 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Jompie_Laporan Akhir

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    1/85

    M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    L A P O R A N A K H I R

    PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN

    K E B U N R A Y A B O G O RLEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

    PEMERINTAH KOTA PAREPARE

    PROPINSI SULAWESI SELATAN

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    2/85

    M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    L A P O R A N A K H I R

    PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN

    K E B U N R A Y A B O G O RLEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

    PEMERINTAH KOTA PAREPARE

    PROPINSI SULAWESI SELATAN

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    3/85

    iiM A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    KATA PENGANTAR

    Master Plan Kebun Raya Jompie Parepare ini tersusun atas kerja sama yang baik antara

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Parepare dan Pusat

    Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

    pada Tahun Anggaran 2009. Pada prinsipnya, master plan ini dimaksudkan sebagai

    acuan dasar untuk rencana pengembangan kawasan Hutan Kota Jompie Parepare

    menjadi Kebun Raya Jompie Parepare guna mendukung upaya konservasi ex-situkeanekaragaman tumbuhan Indonesia pada umumnya, dan Sulawesi pada khususnya,

    sesuai amanat Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Pelestarian Keanekaragaman

    Hayati Indonesia. Hal ini dipandang perlu bagi Kota Parepare sebagai kota yang sedang

    berkembang untuk menciptakan keseimbangan antara pembangunan sarana dan

    prasarana fisik yang semakin padat dengan kebutuhan akan ruang terbuka hijau sebagai

    paru-paru kota, kawasan pendidikan dan kawasan rekreasi yang sehat.

    Dengan terselesaikannya penyusunan master plan ini, kami mengucapkan terimakasih

    yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik

    secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan penyusunan Master Plan

    Kebun Raya Jompie Parepare ini. Kami sadar bahwa master plan ini belum sempurna

    sehingga kritik dan saran sangat diharapkan untuk upaya perbaikannya. Meskipun

    demikan, besar harapan kami bahwa master plan ini dapat memberikan arahan yang

    jelas dan inspirasi kepada semua pihak yang berkepentingan dalam mewujudkan

    rencana pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare.

    Bogor, Desember 2009

    Penyusun

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    4/85

    iiiM A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    SAMBUTAN

    KEPALA PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN

    KEBUN RAYA BOGOR,

    LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

    Telah kita sadari bahwa issue konservasi keanekaragaman hayati kini mendapat

    perhatian yang sangat besar di dunia internasional. Hal ini sejalan dengan semakin

    meningkatnya eskalasi kerusakan hutan yang berakibat pada terancamnya kelangsungan

    hidup jenis-jenis flora dan fauna. Sehubungan dengan itu, negara kita saat ini tengah

    berjuang untuk dapat menekan laju kehilangan kekayaan hayati yang kita miliki.

    Sebagai bagian dari upaya tersebut, pemerintah telah menyusun strategi yangkomprehensif yang dituangkan dalam Agenda 21 maupun dalam Indonesian Biodiversity

    Strategy and Action Plan (IBSAP) 2003 2020yang memuat visi, misi, tujuan dan target

    pengelolaan keanekaragaman hayati Indonesia. Salah satu butir penting dalam strategi

    tersebut adalah perlunya dilakukan pembangunan kawasan konservasi ex situ, termasuk

    di dalamnya kebun raya, di seluruh provinsi di Indonesia untuk mengintensifkan upaya

    konservasi, pengembangan dan pemanfaatan yang berkelanjutran (sustainable use)

    sumberdaya hayati Indonesia.

    Sebagai lembaga pemerintah yang memegang scientific authority di bidang

    keanekaragaman hayati, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mempunyai

    tanggung jawab besar yang berkaitan dengan pemanfaatan, pengembangan dan

    pelestarian sumberdaya hayati Indonesia. Untuk itulah LIPI senantiasa berusaha

    merespon segala bentuk kerjasama yang mengarah pada peningkatan kemampuan

    bangsa Indonesia mengembangkan dan melestarikan sumberdaya hayati Indonesia. Oleh

    karena itu LIPI melalui Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor menyambut baik

    keinginan Pemerintah Kota Parepare untuk membangun kebun raya di wilayah Kota

    Parepare, Sulawesi Selatan. Kami percaya bahwa kebun raya ini nantinya akan sangat

    bermanfaat bagi pengelolaan keanekaragaman hayati di kawasan ini pada khususnya

    dan Indonesia pada umumnya.

    Perlu kita pahami bersama bahwa Kebun Raya bukan sekedar tempat untuk memelihara

    spesimen koleksi tumbuhan yang dapat menjadi benteng terakhir bagi eksistensi

    berbagai jenis tumbuhan. Tetapi lebih dari itu, di dalam kebun raya berbagai kegiatan

    dapat dilakukan, seperti penelitian dan pengembangan potensi tumbuhan, pendidikan

    biologi, pelatihan budidaya tanaman, dan wisata yang mengarah pada upaya peningkatankesadaran masyarakat terhadap pentingnya tumbuhan dan usaha konservasi bagi

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    5/85

    ivM A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    kelangsungan hidup umat manusia. Kebun Raya juga mempunyai potensi yang besar

    untuk melakukan reintroduksi tumbuhan dalam rangka restorasi atau pemulihan populasi

    tumbuhan yang terancam kepunahan di habitat alaminya. Disamping itu kebun raya juga

    terbukti mampu memberikan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya.

    Penyusunan master plan yang telah selesai dikerjakan ini merupakan langkah awal untuk

    dapat dimulainya pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare. Kedepan, tentu masih

    banyak pekerjaan besar yang harus dilakukan agar Kebun Raya ini dapat benar-benar

    terwujud dan berfungsi seperti yang kita harapkan. Namun kami percaya bahwa apabila

    semua komponen yang terlibat dalam pekerjaan ini dapat bekerja sama dengan baik dan

    mempunyai semangat serta komitmen yang tinggi, maka Kebun Raya Jompie Parepare

    akan dapat segera terwujud.

    Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi kemampuan dan membimbing kita dalam

    melaksanakan pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare ini dan mudah-mudahan

    hasilnya nanti dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kita serta generasi

    yang akan datang.

    Bogor, Desember 2009

    Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan

    K e b u n R a y a B o g o r

    Ir. MUSTAID SIREGAR, M.Si.

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    6/85

    vM A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    SAMBUTAN

    WALIKOTA PAREPARE

    Sungguh sebuah kebahagiaan besar bagi masyarakat Kota Parepare, terutama karena

    diperoleh lagi satu langkah maju di bidang pengelolaan lingkungan, dimana Hutan Jompie

    akan dikembangkan dan ditetapkan menjadi Kebun Raya Jompie Parepare (KRJP).

    Selain sebagai kota penerima penghargaan Anugerah Adipura selama lima tahun

    berturut-turut (2005-2009), sebagai Clean and Green City, juga karena masyarakat Kota

    Parepare semakin komit dengan persoalan konservasi. Kini, dengan dimulainya

    pembangunan KRJP, maka di hadapan kita terbentang lagi suatu harapan baru, yaitu

    terbangunnya lingkungan yang terpelihara. Kami yakin, hanya dari lingkungan yang

    terpelihara dapat ditumbuhkan manusia-manusia yang baik, dan hanya manusia-manusia

    yang baik yang mampu membina lingkungan yang terpelihara.

    Kota_Parepare adalah sebuah kota kecil (99,33 km), dengan penduduk pada tahun 2008

    sekitar 124.000 jiwa, namun kota ini berupaya mempertahankan 30-40 % sebagai Ruang

    Terbuka Hijau (RTH) dari total wilayah. KRJP sebagai sebentuk kawasan konservasi ex

    situ, memang tergolong sangat sempit, hanya sekitar 14 hektar, tetapi pemahaman

    tentang sebuah komitmen bukanlah pada luas atau sempitnya kawasan, melainkan pada

    bagaimana sebuah kehendak dan kebutuhan dipenuhi. Dalam Rencana PembangunanJangka Panjang Daerah (RPJPD 2005-2025) ditetapkan visi Terwujudnya Masyarakat

    yang Maju, Religius dan Berdaya tahan Lingkungan, dan dalam Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Daerah (RPJMD 2008-2013) juga ditetapkan visi serupa, yaitu

    Terwujudnya Manusia yang Mandiri, Religius dan Berkomitmen Lingkungan, telah

    menjadi cerminan tekad dari masyarakat Kota Parepare untuk senantiasa

    mengedepankan persoalan lingkungan dalam kehidupan sehari-harinya, sejajar dan

    sebanding dengan persoalan-persoalan lainnya.

    Kebun raya sebagai sebentuk upaya konservasi ex situ telah lama dilakukan, di berbagai

    negara, mungkin sejak 300 tahun yang lalu. Namun demikian, sampai pada dekade 1980-

    an, sebagian besar masyarakat Indonesia masih menganggap kebun raya sebagai

    sebuah pekerjaan dari banyak orang yang punya hobi serupa, yaitu para pejabat dan

    cendekia yang suka mengumpulkan dan mengoleksi tanaman, bahkan dulu terkadang

    dianggap sebagai sebuah kebun elite milik para aristokrat. Kini, karena tuntutan zaman

    dan perkembangan kesadaran, telah terjadi pergeseran paradigma: kebun raya adalah

    sebuah benteng pertahanan yang dapat mendukung keberlanjutan hidup bagi sebuah

    bangsa (bahkan sebuah daerah), dilihat dari sisi manapun, baik sosial, budaya, ekonomi,

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    7/85

    viM A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    sumberdaya, estetika, sains, teknologi, tradisi, politik, hukum, etika, logika, humanitas

    dan religi, atau yang lainnya. Jadi, kebun raya adalah sebuah fort knox bagi

    masyarakat, dan bukan sekadar kebun untuk mengoleksi tumbuhan dan tempat untuk

    duduk-duduk dengan mata meram sambil mendengar desir angin.

    Bertolak dari konsepsi tentang fort knox ini, saya dalam penyampaian visi dan misi

    sebagai Calon Walikota pada saat Pilkada tahun 2008 lalu, mematok salah satu program

    prioritas yang akan dan harus saya laksanakan apabila saya terpilih (yang kemudian

    tertuang dalam RPJMD 2008-2013), yaitu mengupayakan agar di Parepare terdapat

    kawasan konservasi, yang luasnya paling tidak 150 hektar. Saya berkeinginan, jika

    mungkin, semua tipe ekosistem yang ada terwakili dan dapat dipertahankan, sekecil

    apapun lokasinya, biar semua tetap lengkap. Karena kondisi alam, khususnya hutan,

    kurang memungkinkan untuk kawasan insitu, maka saya mengarahkannya ke konservasi

    eksitu, kecuali laut yang masih memungkinkan insitu. Lokasi yang telah ditetapkan adalah

    Hutan Alitta (sekitar 50 hektar untuk Taman Hutan Raya), Hutan Bilalang (sekitar 70

    hektar, untuk Kawasan Konservasi Plasma Nutfah Agribisnis), dan Terumbu Karang

    Tonrangeng (sekitar 40 hektar, untuk Taman Laut) kemudian ditambah dengan Hutan

    Jompie 14 hektar untuk konservasi tumbuhan pesisir bioregion Wallacea. Setelah

    RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 5 Tahun 2009, maka

    pembangunan kawasan-kawasan konservasi ini tidak dapat ditawar-tawar, dan sudah

    semestinya terwujud paling lambat sampai dengan 2013.

    Dengan penanganan yang baik, KRJP diharapkan akan menjadi salah satu ikon kota,

    apalagi dengan mengingat bahwa KRJP mungkin satu-satunya kebun raya di bumi

    Indonesia ini yang muncul dan dibangun atas inisiatif murni dari Pemerintah Daerah.

    Sebagai sebuah ikon, kelak KRJP akan menjadi perlambang dari sebuah kemauan politik

    yang mengedepankan lingkungan. Saya yakin, KRJP ke depan bukan sekadar akan

    menjadi sebuah kebun raya kecil, melainkan juga menjadi sebuah situs yang turut

    berperan dalam melengkapi khasanah pelestarian plasma nutfah flora di negeri ini.

    Walaupun merupakan tujuan sekunder, saya sependapat bahwa sebuah kebun raya,

    selain posisinya primernya sebagai tempat untuk penyelamatan dan penelitian berbagai

    jenis tumbuhan, juga seharusnya dapat memberikan kemanfaatan yang langsung bagi

    masyarakat. Oleh karena itu, KRJP, Tahura Alitta, KKPNA Bilalang, dan TL Tonrangeng,

    akan dijabar dalam konsep Pro-community Conservation, konservasi yang berpihak

    kepada masyarakat. Kawasan-kawasan ini akan dijadikan sebuah tungku yang dapat

    menghangatkan ekonomi masyarakat, sebagai gudang penyimpan alternatif dan solusi di

    dalam membangun kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat Parepare.

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    8/85

    viiM A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    Saya jadi berandai-andai, kalau saja setiap Pemerintah Daerah dapat membangun

    komitmen untuk menyisakan sedikit lahan sebagai tempat untuk penyelamatan flora

    (dan juga fauna) di daerahnya masing-masing, dengan sistem manajemen yang

    berstandar dan prosedural, maka kita yakin persoalan keterkikisan dan kepunahan

    plasma nutfah yang merupakan kekayaan bangsa dan umat manusia, tak akan lagi

    menjadi ancaman. Dan kita tidak perlu lagi cemas akan dosa besar kepada generasi

    mendatang, karena tidak ada yang tersisa untuk mereka. Alam, bukanlah warisan untuk

    anak-cucu, melainkan pinjaman yang harus dikembalikan kepada mereka secara utuh

    bahkan disertai dengan bunga-bunganya.

    Akhirnya, saya beterima kasih dan menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya

    kepada pihak LIPI, khususnya PKT Kebun Raya Bogor, yang telah memberikan

    kemitraan yang luar biasa di dalam membantu Pemerintah Kota Parepare, antara lain

    dalam penyusunan Rencana Induk KRJP. Tetapi, tidak hanya sampai di sini, kami tetap

    mengharapkan intervensi yang berkelanjutan dari pihak PKT KRB, antara lain kelanjutan

    Rencana Induk KKPNA Bilalang serta pengoperasian KRJP, pengembangan akses dan

    promosi, eksplorasi dan pengayaan koleksi, peningkatan SDM pengelola, manajemen

    kebun raya, dan lainnya.

    Salam Lestari,

    Walikota Parepare

    H. MOHAMMAD ZAIN KATOE

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    9/85

    viiiM A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

    SAMBUTAN KEPALA PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR ii i

    SAMBUTAN WALIKOTA PAREPARE ....................................................................... v

    DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi ii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... x

    1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

    1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

    1.2. Maksud dan Tujuan .................................................................................. 2

    2. METODOLOGI .................................................................................................. 3

    2.1. Arah Pengembangan Kebun Raya Jompie Parepare ................................ 3

    2.2. Metode Perencanaan ................................................................................ 3

    3. GAMBARAN UMUM KOTA PAREPARE ......................................................... 5

    3.1. Lokasi Kota Parepare .............................................................................. 5

    3.2. Sejarah Kota Parepare ............................................................................. 5

    3.3. Visi Kota Parepare .................................................................................... 7

    3.4. Misi Kota Parepare ................................................................................... 7

    3.5. Topografi/Geologi ..................................................................................... 8

    3.6. Iklim .......................................................................................................... 8

    3.7. Transportasi .............................................................................................. 8

    3.8. Pendidikan ................................................................................................ 93.9. Budaya dan Agama .................................................................................. 9

    3.10. Infrastruktur .............................................................................................. 10

    3.11. Obyek Wisata Parepare ............................................................................ 11

    4. GAMBARAN UMUM HUTAN KOTA JOMPIE ................................................... 12

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    10/85

    ixM A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    5. ANALISIS ......................................................................................................... 16

    5.1. Analisis Kegiatan ...................................................................................... 15

    5.2. Analisis Kebutuhan ................................................................................... 22

    5.3. Analisis Tapak ........................................................................................... 26

    6. KONSEP DESAIN ............................................................................................ 35

    6.1. Konsep Tata Guna Ruang ......................................................................... 36

    6.2. Konsep Penataan Koleksi Tanaman ......................................................... 38

    6.3. Konsep Rancangan Jalur Sirkulasi ........................................................... 41

    6.4. konsep Rancangan Sarana dan Prasarana .............................................. 42

    6.3. Konsep Rancangan Struktur Organisasi Pengelola ................................. 43

    7. DESAIN MASTER PLAN .................................................................................. 447.1. Rancangan Master Plan Kebun Raya Jompie Parepare ............................ 44

    7.2. Arahan Desain (Design Guidelines) ......................................................... 45

    8. ESTIMASI BIAYA DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN ...................................... 70

    9. PENUTUP .......................................................................................................... 72

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    11/85

    xM A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Arah pengembangan Kebun Raya Jompie Parepare ............................. 3

    Gambar 2. Skema metodologi penyusunan Master Plan Kebun Raya JompieParepare ................................................................................................. 4

    Gambar 3. Kota Parepare, Propinsi Sulawesi Selatan ............................................. 6

    Gambar 4. Kondisi umum kawasan Hutan Kota Jompie berdasarkan citra satelit . . 16

    Gambar 5. Analisis aksesibilitas Kebun Raya Jompie Parepare .............................. 27

    Gambar 6. Analisis tata guna wilayah Hutan Kota Jompie Parepare (Sumber: Google

    Earth) ..................................................................................................... 28

    Gambar 7. Analisis sirkulasi di dalam dan di luar tapak ........................................... 29

    Gambar 8. Analisis kelerengan ................................................................................ 30

    Gambar 9. Analisis drainase pada permukaan tapak .............................................. 31

    Gambar 10. Analisis vegetasi eksisting ..................................................................... 32

    Gambar 11. Analisa view .......................................................................................... 33

    Gambar 12. Bangunan-bangunan yang telah ada di tapak perencanaan .................. 34

    Gambar 13. Konsep tata guna ruang Kebun Raya Jompie Parepare ........................ 36

    Gambar 14. Konsep penataan tanaman koleksi Kebun Raya Jompie Parepare ........ 39

    Gambar 15. Konsep taman-taman tematik ................................................................ 40

    Gambar 16. Konsep rancangan jalur sirkulasi ........................................................... 41

    Gambar 17. Konsep rancangan sarana dan prasarana ............................................. 42

    Gambar 18. Alternatif struktur organisasi Kebun Raya Jompie Parepare .................. 43

    Gambar 19. Master Plan Kebun Raya Jompie Parepare ........................................... 44

    Gambar 20. Key plan zona koleksi ............................................................................ 45

    Gambar 21. Ilustrasi taman anggrek ......................................................................... 46

    Gambar 22. Ilustrasi taman anggrek di bawah lathouse yang terbuat dari bilah dan

    paranet ................................................................................................... 46

    Gambar 23. Ilustrasi taman aromatik ......................................................................... 47

    Gambar 24. Ilustrasi taman adat Bugis ...................................................................... 47

    Gambar 25. Ilustrasi taman obat Bugis ...................................................................... 48

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    12/85

    xiM A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    Gambar 26. Koleksi tanaman air sebagai taman air di Kebun Raya Bogor ................ 48

    Gambar 27. Pemakaian plastik geotextilepada kolam dan dek kayu pada badan

    air ........................................................................................................... 49

    Gambar 28. Bentuk-bentuk kolam di Kebun Raya Bogor .......................................... 49

    Gambar 29. Ilustrasi taman buah .............................................................................. 50

    Gambar 30.

    Gambar 31.

    Ilustrasi taman pesisir ............................................................................ 50

    Gambar 32.

    Ilustrasi taman kering ............................................................................. 51

    Gambar 33.

    Taman Mexico, Kebun Raya Bogor ....................................................... 51

    Gambar 34.

    Ilustrasi taman palem ............................................................................. 52

    Gambar 35.

    Ilustrasi taman tanaman industri ............................................................ 52

    Gambar 36. Ilustrasi arboretum ................................................................................. 53

    Ilustrasi taman tanaman hias ................................................................. 53

    Gambar 37. Key plan zona pengelola ....................................................................... 54

    Gambar 38. Model bangunan dan layout ruangan kantor pengelola .......................... 54

    Gambar 39. Model rumah paranet ............................................................................. 55

    Gambar 40. Model bak penyemaian .......................................................................... 55

    Gambar 41. Model bedengan pemeliharaan ............................................................. 55

    Gambar 42. Layout areal pembibitan ........................................................................ 55

    Gambar 43. Proses dan fasilitas pengomposan ........................................................ 56

    Gambar 44. Key plan zona penerima ........................................................................ 57

    Gambar 45. Bentuk-bentuk pintu gerbang yang direkomendasikan ........................... 57

    Gambar 46. Berbagai bentuk pintu gerbang kebun raya dunia .................................. 58

    Gambar 47. Ilustrasi boulevard ................................................................................. 58

    Gambar 48. Boulevard di Kebun Raya Bogor dan Purwodadi ................................... 58

    Gambar 49. Beberapa alternatif model bangunan pusat informasi atau visitor center 59

    Gambar 50. Papan informasi yang memuat peta Kebun Raya Bogor ........................ 59

    Gambar 51. Key plan zona publik .............................................................................. 60

    Gambar 52. Ilustrasi area parkir ................................................................................ 60

    Gambar 53. Ilustrasi toserba flora ............................................................................. 61

    Gambar 54. Ilustrasi cekdam pada aliran air ............................................................. 61

    Gambar 55. Ilustrasi variasi model saluran air ........................................................... 61

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    13/85

    xiiM A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    Gambar 56. Berbagai bentuk jalan setapak ............................................................... 62

    Gambar 57. Berbagai bentuk jembatan kayu ............................................................ 62

    Gambar 58. Beberapa contoh model pagar yang direkomendasikan ........................ 63

    Gambar 59. Beberapa contoh papan informasi ......................................................... 63

    Gambar 60. Papan nama tanaman yang dipakai di berbagai kebun raya dunia ....... 64

    Gambar 61. Beberapa alternatif papan penunjuk arah .............................................. 64

    Gambar 62. Papan larangan dengan redaksi berupa himbauan (Oleh: Aryana

    Happyanto) ............................................................................................ 65

    Gambar 63. Papan larangan yang dipasang di beberapa kebun raya ....................... 65

    Gambar 64. Papan interpretasi yang direkomendasikan dan contoh model lainnya .. 65

    Gambar 65. Bangku taman Kebun Raya Bogor yang direkomendasikan .................. 66

    Gambar 66. Beberapa contoh bangku taman ............................................................ 66

    Gambar 67. Tempat sampah di Kebun Raya Bogor yang direkomendasikan ............ 67

    Gambar 68. Beberapa contoh tempat sampah .......................................................... 67

    Gambar 69. Gazebo Kebun Raya Bogor yang direkomendasikan ............................. 67

    Gambar 70. Beberapa alternatif model gazebo ......................................................... 67

    Gambar 71. Beberapa alternatif bentuk pergola ........................................................ 68

    Gambar 72. Beberapa model bentuk lampu taman ................................................... 68

    Gambar 73. Beberapa model bangunan toilet umum ................................................ 69

    Gambar 74. Peralatan kebun untuk pemeliharaan koleksi ......................................... 69

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    14/85

    1M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    Pendahuluan

    1.1. Latar Belakang

    eberadaan tumbuhan di alam saat ini mengalami tekanan-tekanan yang luar biasa

    sehingga mengakibatkan terjadinya kelangkaan bagi banyak jenis tumbuhan. Hal

    ini tidak terkecuali terjadi pula di Pulau Sulawesi yang telah dikenal dunia sebagai tempat

    yang mempunyai keanekaragaman flora cukup tinggi dan unik, dimana banyak jenis

    diantaranya tergolong endemik karena tidak dapat ditemukan di kawasan lain. Menyadari

    hal ini, Pemerintah Kota Parepare melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    (BAPPEDA) bekerjasama dengan Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya

    Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), merencanakan pembangunan

    Kebun Raya Jompie Parepare sebagai tempat konservasi flora yang juga bermanfaat

    sebagai wahana pembelajaran tentang tumbuh-tumbuhan dan konservasi lingkungan

    serta sebagai salah satu tempat rekreasi yang sehat. Untuk mendukung tujuan tersebut

    diperlukan perencanaan yang komprehensif dan sesuai dengan kaidah-kaidah

    perkebunrayaan yang baku.

    Menurut Botanic Garden Conservation International (BGCI) kebun raya atau botanic

    garden didefinisikan sebagai institusi yang mengelola koleksi tumbuhan hidup yang

    terdokumentasi, dengan tujuan untuk melak-sanakan konservasi, penelitian ilmiah,

    peragaan (display) dan pendidikan. Oleh karena itu tanaman utama yang ditanam di

    kebun raya dipilih berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan visi yang ingin dicapai.

    Tanaman koleksi tersebut dilengkapi dengan data yang jelas tentang asal usul dan

    karakteristik botani maupun pertumbuhannya, serta ditata berdasarkan pertimbangan

    ilmu pengetahuan dan estetika. Keindahan dan muatan ilmiah yang terkandung pada

    tanaman koleksi merupakan salah satu keunggulan kebun raya yang diharapkan dapat

    menarik minat masyarakat luas untuk mengunjunginya dan menjadikannya sebagai

    tempat rekreasi yang sehat, segar, nyaman dan berpengetahuan. Dengan demikian

    setiap kebun raya pada hakekatnya mempunyai empat fungsi utama, yaitu konservasi,

    penelitian, pendidikan dan wisata.

    Kebun Raya Jompie Parepare direncanakan dibangun melalui penataan kembali

    kawasan Hutan Kota Jompie Parepare seluas kurang lebih 13,5 ha yang terletak di Kota

    Parepare. Meskipun luas arealnya tidak terlalu besar, tetapi posisi kawasan ini cukup

    K

    1

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    15/85

    2M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    strategis dan dianggap penting untuk segera dibenahi. Hal ini juga terkait dengan kondisi

    Kota Parepare yang sedang berkembang, dimana pembangunan sarana dan prasarana

    fisik berlangsung dengan pesat, sehingga kebutuhan akan tersedianya ruang terbuka

    hijau yang multifungsi dan berperan sebagai penyeimbang sangat kuat dirasakan.

    1.2. Maksud dan Tujuan

    Penyusunan Master Plan Pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare ini dimaksudkan

    untuk menyediakan pedoman bagi pelaksanaan pembangunan dan pengembangan

    Kebun Raya Jompie Parepare yang mencakup arah kebijaksanaan dan program utama

    pembangunannya. Penyusunannya dilakukan berdasarkan kajian dan analisis yang

    mendalam tentang:a. Misi yang akan diemban Kebun Raya Jompie Parepare

    b. Tema Kebun Raya Jompie yang menentukan desain/rancangan pengembangannya.

    c. Keadaan tapak yang akan dibangun menjadi kebun raya.

    d. Konsep kegiatan dan fasilitas pendukung

    e. Manajemen untuk pengoperasian kebun raya.

    Tersusunnya master plan ini merupakan langkah awal dari upaya untuk merealisasikan

    rencana pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare yang diharapkan dapat segera

    dimulai dalam waktu yang tidak terlalu lama. Adapun tujuan pembangunan Kebun Raya

    Jompie Parepare ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk menyelamatkan berbagai jenis tumbuhan yang penting bagi kehidupan umat

    manusia, khususnya jenis-jenis tumbuhan khas Sulawesi, lebih spesifik lagi khas

    Kota Parepare dan sekitarnya, yang mampu beradaptasi dengan kondisi habitat di

    kawasan Hutan Kota Jompie Parepare.

    2. Untuk menambah sarana dan prasaran pendidikan bagi pelajar dan mahasiswa.

    3. Untuk menyediakan fasilitas penelitian di bidang konservasi dan pemanfaatan

    tumbuhan secara berkelanjutan.

    4. Untuk menunjang pengelolaan lingkungan hidup Kota Parepare.

    5. Untuk meningkatkan kualitas ruang terbuka hijau Kota Parepare agar dapat berfungsi

    dengan lebih baik sebagai paru-paru kota.

    6. Untuk menyediakan fasilitas rekreasi yang sehat, nyaman dan berpengetahuan

    7. Untuk meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat Kota Parepare

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    16/85

    3M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    Metodologi

    2.1. Arah Pengembangan Kebun Raya Jompie Parepare

    encana pengembangan Kebun Raya Jompie Parepare diformulasikan berdasarkan

    potensi kondisi alam dan budaya serta harapan masyarakat dan Pemerintah Kota

    Parepare. Dari hasil diskusi yang telah dilakukan berhasil ditentukan tema, visi, misi dan

    fungsi yang secara keseluruhan bermuara pada pengembangan Kebun Raya Jompie

    Parepare sebagai Pusat Konservasi Tumbuhan Pesisir Wallacea yang dapat menunjang

    kegiatan penelitian ilmiah, pendidikan (edukasi) dan rekreasi (Gambar 1).

    Gambar 1. Arah pengembangan Kebun Raya Jompie Parepare

    2.2. Metode Perencanaan

    Penyusunan Master plan Kebun Raya Jompie Parerpare ini dilakukan melalui beberapa

    tahapan yang meliputi pengumpulan data, analisis data, pengembangan konsep desain

    dan perancangan desain. Secara skematis tahapan tersebut dapat digambarkan seperti

    terlihat pada Gambar 2.

    R

    FUNGSI KEBUN RAYA-Konservasi-Penelitian ilmiah-Rekreasi-Edukasi

    PENGEMBANGANKEBUN RAYA

    JOMPIE PAREPARE

    PUSAT KONSERVASI TUMBUHANPESISIR WALLACEA

    yang menunjang kegiatan penelitian

    ilmiah, pendidikan dan rekreasi

    KONDISI EKOLOGI

    DAN BUDAYA

    MASYARAKAT DANPEMERINTAH

    DAERAH

    TEMA KEKHASANFlora pesisir Wallacea

    VISI DAN MISI

    2

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    17/85

    4M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    Pada prinsipnya, terdapat tiga aspek utama yang mendasari penyusunan master plan

    pembangunan kebun raya, yaitu :

    a. Pengembangan konservasi flora melalui kegiatan pengkoleksian, penelitian, serta

    pemasyarakatan dan pendayagunaan hasil penelitian.

    b. Pengembangan pelayanan jasa ilmiah yang terkait dengan fungsi kebun raya sebagai

    tempat tujuan wisata serta ajang pembelajaran untuk meningkatkan kepedulian

    masyarakat terhadap upaya konservasi tumbuhan dan lingkungannya.

    c. Pengembangan kelembagaan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan sarana

    dan prasarana pendukung serta organisasi pengelola.

    Sehubungan dengan itu, maka kajian dan analisis yang mendalam dilakukan untuk

    memetakan jenis kegiatan perkebunrayaan yang potensial untuk dikembangkan beserta

    kebutuhan fasilitas pendukungnya berdasarkan referensi dari berbagai sumber. Selain itu

    kajian dan analisis tentang kondisi dan karakteristik tapak beserta lingkungannya juga

    dilakukan agar perencanaan kebun raya mempunyai konteks yang tepat dengan lokasi

    yang tersedia. Berdasarkan hasil kajian dan analisis ini, selanjutnya disusun suatu master

    plan yang memuat konsep dan arahan desain. Namun perlu dimaklumi bahwa master

    plan ini masih bersifat konseptual (conceptual master plan) sehingga beberapa desain

    (khususnya yang menyangkut infrastruktur) perlu dielaborasi dan dikembangkan lebih

    lanjut sebelum diimplementasikan.

    Gambar 2.Skema metodologi penyusunan master plan Kebun Raya Jompie Parepare

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    18/85

    5M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    Gambaran Umum Kota Parepare

    3.1.Lokasi Kota Parepare

    ota Parepare terletak di Propinsi Sulawesi Selatan; di sebelah utara berbatasan

    dengan Kabupaten Pinrang, di sebelah timur dengan Kabupaten Sidrap, di sebelah

    selatan dengan Kabupaten Barru dan di sebelah barat dengan Selat Makassar (Gambar

    3). Parepare memiliki luas wilayah 99,33 km dan berpenduduk sekitar 125.000 jiwa.

    Kota Parepare terbagi menjadi 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Bacukiki dengan luas

    sekitar 79,70 km2 (80% dari total luas wilayah Kota Parepare) dengan 9 kelurahan,

    Kecamatan Ujung dengan luas 11,30 km2 terdiri atas 5 kelurahan dan Kecamatan

    Soreang seluas 8,33 km2

    dengan 7 kelurahan.

    3.2.

    Sejarah Kota Parepare

    Lontar Kerajaan Suppa mengisahkan bahwa sekitar abad XIV seorang anak Raja Suppa

    meninggalkan istana untuk pergi ke selatan dan menduduki suatu wilayah di tepian pantai

    karena kegemarannya memancing. Wilayah itu kemudian berkembang menjadi Kerajaan

    Soreang. Sekitar abad XV berdiri satu lagi kerajaan yakni Kerajaan Bacukiki. Dalam suatu

    kunjungan persahabatan, Raja Gowa XI, Manrigau Dg. Bonto Karaeng Tonapaalangga

    (1547-1566), berjalan-jalan dari kerajaan Bacukiki ke Kerajaan Soreang. Sebagai raja

    yang dikenal ahli strategi dan pelopor pembangunan, ia tertarik dengan pemandangan

    yang indah pada hamparan ini dan spontan menyebut Bajiki Ni Pare artinya Baik dibuat

    pelabuhan Kawasan ini. Sejak itulah melekat nama Parepare Kota Pelabuhan.

    Parepare akhirnya ramai dikunjungi orang termasuk orang-orang Melayu yang datang

    berdagang ke kawasan Suppa.

    Walaupun Kota Parepare mempunyai sejarah yang cukup panjang dari ratusan tahun

    silam, namun sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah No. 3

    Tahun 1970, hari ulang tahun Kota Parepare ditetapkan berdasarkan tanggal pelantikan

    dan pengambilan sumpah Wali Kotamadya pertama, H. Andi Mannaungi, yaitu tanggal 17

    Februari 1960. Setelah keluarnya UU No. 2 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,

    status Kotamadya berganti menjadi KOTA sampai sekarang ini.

    K

    3

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    19/85

    6M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    Gambar 3. Kota Parepare, Propinsi Sulawesi Selatan

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    20/85

    7M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    3.3.Visi Kota Parepare

    Visi yang ingin diwujudkan dalam pembangunan Kota Parepare Tahun 2008 - 2013

    adalah :

    Parepare sebagai Bandar Madani d engan Masyarakat yang Mand ir i ,

    Rel igius serta Berkom itmen Lingku ngan

    Bandar Madaniadalah kondisi sebagai sebuah kota yang didalamnya berlangsung

    kehidupan yang sejahtera dan berperadaban dengan dukungan sarana, prasarana dan

    fasilitas yang mencukupi. Citra Bandar Madani ditandai oleh pencapaian pada

    kesejahteraan dan peradaban yang mengkondisikan hidup yang bermartabat sesuai spirit

    zaman.

    Mandiriadalah kondisi tatanan masyarakat yang berpendidikan, sehat, produktif, sadar

    kewajiban, dan berdaya. Citra mandiri ditandai oleh pencapaian kualitas manusia dalam

    hal pendidikan dan kesehatan, kemampuan berproduksi secara inovatif, menjalankan

    kewajiban sebagai warga negara dan masyarakat, serta mampu mengatasi masalah dan

    memenuhi kebutuhan dengan potensi dan sumberdaya yang ada.

    Religius adalah kondisi tatanan masyarakat yang agamis, menjunjung tinggi etika dan

    moralitas, cinta kerukunan dan kedamaian, saling menghargai dan toleran, serta

    menjunjung tinggi hak-hak sesama manusia.

    Berkomitmen Lingkunganadalah kondisi tatanan masyarakat yang menghargai dan cinta

    terhadap lingkungan sebagai tempat hidup serta efisien dan efektif dalam memanfaatkan

    sumberdaya alam.

    3.4.Misi Kota Parepare

    Misi pembangunan Kota Parepare seperti yang tertuang dalam RPJMD kurun waktu 2008

    - 2013 adalah sebagai berikut :

    1. Mewujudkan peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat;

    2. Mewujudkan peningkatan derajat pendidikan dan kesehatan masyarakat;

    3. Mewujudkan kecukupan sarana, prasarana, infrastruktur dan fasilitas kota;

    4. Mewujudkan tatanan masyarakat yang berwawasan lingkungan;

    5. Mewujudkan tatanan masyarakat yang religius, toleran, tertib dan humanis;

    6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    21/85

    8M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    3.5.Topografi/Geologi

    Ditinjau dari aspek topografi wilayah, lebih dari 85% wilayah Kota Parepare merupakan

    areal yang bergelombang (15-40%) dengan luas keseluruhan 5.621 ha, berbukit-bukit

    sampai bergunung (>40%) dengan luas 3.215,04 ha. Formasi perbukitan pada bagian

    selatan kota mendekat ke arah pantai dengan jarak terdekat 400 meter, sedangkan jarak

    terjauh berada di pusat kota yaitu sekitar 1,2 km. Wilayah yang rata atau landai terdapat

    pada bagian barat dengan luas keseluruhan sekitar 1.097,04 ha dan merupakan pusat

    kegiatan penduduk pada umumnya.

    Sekitar 87% dari luas wilayah Kota Parepare terletak pada ketinggian di atas 25 meter

    dari permukaan laut (dpl), dengan daerah tertinggi mencapai 500 m dpl. Daerah dengan

    ketinggian 0 25 m dpl berada dekat dengan pesisir pantai yang merupakan pusat

    kegiatan dan pemukiman penduduk.

    Formasi geologi yang membentuk struktur batuan di wilayah Kota Parepare antara lain

    endapan alluvial dan pantai, kerikil, pasir, lempung dan batu gamping koral. Selain itu

    terdapat juga batu gunung apai seperti tufu, breksi, konglomerat dan lava.

    Jenis tanah yang dominan antara lain tanah regosol yang memiliki tekstur kasar dengan

    kandungan pasir lebih dari 60% dan solum yang dangkal serta tanah alluvial yang

    merupakan tanah endapan dengan horizon yang lengkap karena sering tercuci akibat

    erosi pada daerah kemiringan.

    3.6.Iklim

    Berdasarkan catatan stasiun klimatologi, rata-rata temperatur Kota Parepare sekitar 28,5

    C dengan suhu minimum 25,6 C dan suhu maksimum 31,5 C. Kota Parepare beriklim

    tropis dengan musim kemarau terjadi pada bulan Maret September dan musim hujan

    pada bulan Oktober Februari.

    3.7.Transportasi

    Sekitar 90 % jalan di kota Parepare berkonstruksi hotmix dengan kondisi yang cukup

    baik. Kota ini memiliki jalan lingkar luar (outer ringroad) untuk lalu lintas regional dan

    dilewati jalan nasional Trans Sulawesi. Transportasi umum di kota Parepare tersedia

    dalam jumlah yang memadai, terutama berupa angkutan kota (pete-pete), taksi dan ojek

    motor untuk jalur darat serta kapal motor tempel untuk jalur laut. Kota Parepare adalah

    salah satu peraih penghargaan Wahana Tata Nugraha yaitu penghargaan Pemerintah

    Pusat di bidang pengelolaan lalu lintas dan transportasi.

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    22/85

    9M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    Untuk transportasi laut terdapat beberapa unit pelabuhan yaitu:

    1. Pelabuhan Nusantara, merupakan pelabuhan utama terbesar kedua di Sulawesi

    Selatan setelah Makassar. Pelabuhan ini disinggahi oleh kapal berbobot mati 1000

    2000 ton, berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang dan orang untuk pelayaran

    Nusantara (antar pulau) maupun samudra (antar negara).

    2. Pelabuhan Lontangnge dan Pangkalan Cappa Ujung, merupakan pelabuhan perahu

    motor atau kapal kayu, berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang dan orang

    untuk pelayaran lokal (antar daerah) dan pelayaran nusantara terutama untuk

    Kawasan Timur Indonesia dan Kalimantan.

    3. Pelabuhan Pertamina, merupakan pelabuhan khusus untuk kapal tanker yang memuat

    bahan bakar. Pelabuhan ini dilengkapi dengan dermaga, tempat penambahan tanker

    sebesar 6.500 dwt, depot pertamina berbentuk tangki raksasa sebagai tempat

    penampungan bahan bakar untuk distribusi ke daerah pemasaran

    3.8.Pendidikan

    Fasilitas pendidikan tersebar di tiga kecamatan. Di kecamatan Soreang terdapat 65 unit

    (37,38% dari seluruh fasilitas pendidikan di kota Parepare), di Kecamatan Ujung terdapat

    46 unit (26,7%) dan di Kecamatan Bacukiki terdapat 61 unit (35,92%). Beberapa

    perguruan tinggi setingkat strata satu dan Diploma telah didirikan di Kota Parepare,

    antara lain Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri (STAIN), PGSD UNM, Universitas

    Muhammadiyah Parepare (UMPAR),Sekolah Tinggi Ilmu Ekonoini (STIE), Sekolah Tinggi

    Ilmu Hukum (STIH) Amsir,STAI DDI, AKPER Fatima dan AKPER Dinkes.

    3.9.

    Budaya dan Agama

    Masyarakat Kota Parepare adalah masyarakat heterogen dengan kebudayaan yang

    beragam. Suku Bugis merupakan suku yang dominan. Pada umumnya masyarakat KotaParepare telah menyadari akan pentingnya menjaga keamanan dan kenyamanan kota,

    karena Parepare merupakan kota transit dengan 2 pelabuhan besar yang memungkinkan

    terjadinya mobilitas masyarakat dari dan ke daerah lain khususnya kawasan Indonesia

    Timur dan Indonesia pada umumnya. Secara khusus kebudayaan Bugis mewarnai

    sebagian besar kehidupan masyarakat kota ini meskipun tradisi dan kebudayaan etnis

    atau komunitas lain juga menunjukkan eksistensinya. Budaya sipakatau (Bahasa Bugis

    yang berarti saling menghormati) sangat dijunjung oleh masyarakat kota Parepare.

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    23/85

    10M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    3.10.Infrastruktur

    3.10.1. DRAINASE

    Air buangan di Kota Parepare umumnya berasal dari air hujan dan air limbah dari

    kegiatan perkotaan (pemukiman, perdagangan, jasa dan industri). Fasilitas drainase yang

    tersedia meliputi saluran drainase sepanjang 48.659 m atau rata-rata 0,45 m/kapita yang

    terdini atas saluran premier sepanjang 6.992 m, saluran sekunder 28.135 m dan saluran

    tersier 13.602 m.

    3.10.2. AIR BERSIH

    Masyarakat kota Parepare pada umumnya menggunakan air bersih yang dikelola oleh

    PDAM kota Parepare, hanya sebagian kecil masyarakat yang belum mempunyai akses

    untuk memanfaatkan jaringan PDAM ini. Secara keseluruhan kapasitas terpasang

    mencapai 205 liter/detik, tetapi kapasitas terpakai baru mencapai 165 liter/detik.

    Berdasarkan peta hidrogeologi, Kota Parepare termasuk dalam mandala air tanah

    dataran rendah dengan akuifer yang mempunyai aktivitas sedang dan ditutupi batuan

    semi padu dengan kelulusan sedang dan berukuran butir pasiran sampai kerikil. Saat ini,

    beberapa sumur air tanah dalam yang difungsikan adalah sumur dalam P-28 Soreang, P-

    1D Harapan, P-5B Ukkee, P-4B Takkalao dan P-2C Soreang. Secara keseluruhan

    sumur-sumur tersebut mampu menyediakan air bersih dengan kapasitas mencapai 100

    liter/detik. Sementara itu sumur air tanah dangkal yang berasal dari sumur Labatu

    mempunyai kapasitas sekitar 145 liter/detik.

    3.10.3. LISTRIK

    Kebutuhan listrik Kota Parepare dipasok melalui gardu induk PLN dan PLTA Bakaru serta

    PLTD Suppa dengan kapasitas yang tesedia mencapai 76 Mw. Instalasi listrik telah

    terpasang secara merata di seluruh rumah penduduk Kota Parepare dengan kapasitas

    pemakaian mencapai 37,5 Mw, sehingga masih terdapat surplus tenaga listrik.

    3.10.4. TELEKOMUNIKASI

    PT Telkom telah menyediakan instalasi jaringan telekomunikasi dengan kapasitas 5.960

    SST, sedangkan yang terpakai mencapai 5.526 SST. Disamping itu masyarakat pada

    umumnya juga memanfaatkan layanan telepon seluler yang disediakan oleh beberapa

    operator nasional seperti Telkomsel, Indosat dan Exelindo.

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    24/85

    11M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    3.11.Obyek wisata

    Beberapa objek wisata yang terdapat di Kota Parepare, antara lain:

    1. Pelabuhan Cappa Ujung

    2. Objek Wisata Sumur Jodoh

    3. Pelabuhan Nusantara

    4. Objek Wisata Sumur Tujuh

    5. Kawasan Pasar Senggol

    6. Taman Bermain Lamario

    7. Goa Tompangnge

    8. Objek Wisata Sungai Karajae

    9. Pantai Lumpue & Pantai Tonrangeng

    10. Objek Wisata Hutan Kota Jompie

    11. Pantai Bibir

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    25/85

    12M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    Gambaran Umum Hutan Kota Jompie

    utan Kota Jompie seluas 13,5 ha merupakan bagian dari kompleks Hutan Alitta

    yang kaya dengan jenis tumbuhan, baik yang tumbuh secara alami maupun

    ditanam oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Kawasan Hutan Kota Jompie terletak

    di Kelurahan Bukit Harapan, Kecamatan Soreang, sekitar 3,5 km dari pusat Kota

    Parepare. Lokasi ini cukup strategis karena mudah dijangkau, baik dengan kendaraan

    pribadi maupun kendaraan umum.

    Secara umum pengelolaan kawasan Hutan Kota Jompie masih sangat minimal sehinggabelum mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan lingkungan

    daerah. Kondisi fisik Hutan Kota Jompie bahkan cenderung semakin menurun dari waktu

    ke waktu seiring dengan semakin meningkatnya tekanan dari lingkungan di sekitarnya.

    Bagian utara kawasan ini terganggu oleh aktivitas penduduk yang masuk areal hutan dan

    membangun rumah tinggal permanen. Selain itu, kondisi pagar kawasan yang belum

    sempurna mengakibatkan hewan-hewan piaraan seringkali masuk ke areal hutan dan

    merusak tanaman yang ada. Sementara itu penduduk yang bermukim di sekitar kawasan

    hutan juga memanfaatkan mata air yang ada di dalam kawasan untuk mandi dan mencuci

    sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran yang merugikan ekosistem hutan

    tersebut

    Di dalam kawasan Hutan Kota Jompie terdapat beberapa fasilitas fisik, seperti kolam

    renang 1 buah, shelter(tempat istirahat) sebanyak 14 buah, arena perkemahan (camping

    ground), gedung pertemuan, saluran drainase dan jalan setapak yang menjangkau setiap

    sudut kawasan. Namun kondisi infrastruktur tersebut saat ini tampak kurang terawat dan

    belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

    Adapun keanekaragaman tumbuhan yang terdapat di kawasan Hutan Kota Jompie

    menurut Tim Analisis Vegetasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor LIPI,

    terdiri atas 90 jenis yang berasal dari 81 marga tumbuhan. Sebanyak 77 jenis di

    antaranya telah berhasil diidentifikasi secara lengkap, 10 jenis baru diketahui marganya

    dan 3 jenis lainnya baru teridentifikasi sampai tingkat suku. Daftar jenis tumbuhan secara

    lengkap disajikan pada Tabel 1.

    H

    4

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    26/85

    13M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    Tabel 1. Hasil analisis vegetasi Hutan Kota Jompie Parepare

    No Nama Jenis Suku Keterangan

    1 - Mimosaceae

    2 - Gesneriaceae

    3 - Sapotaceae

    4 Aglaia sp. Meliaceae

    5 Ampelocissus arachnoidea Planch. Vitaceae

    6 Anacardium officinale Pritze Anacardiaceae

    7 Anidesma bunius Spreng. Euphorbiaceae

    8 Arachis glabrata Benth. Papilionaceae

    9 Archidendron clypearia (Jack) I. Nielsen Mimosaceae

    10 Arytera littoralis Blume Sapindaceae

    11 Axonopus compresus (Swartz) P.Beauv Poaceae Rumput

    12 Barringtonia fusiformis King Lecythidaceae

    13 Bougainvillea glabra Choisy Nyctaginaceae

    14 Caesalpinia crista L. Caesalpiniaceae

    15 Callicarpa pedunculata R.Br. Verbenaceae

    16 Canarium hirsutum Willd. Burseraceae

    17 Capparis micracantha DC. Capparaceae

    18 Caryota mitis Herb. Arecaceae

    19 Ceiba pentandra Gaertn. Bombacaceae

    20 Celtis Africana Burm.f. Ulmaceae

    21 Corypha utan Lam. Arecaceae

    22 Cresentia cujete L. Bignoniaceae

    23 Cyperus rotundus L. Cyperaceae Rumput

    24 Datura metel L. Solanaceae

    25 Derris sp. Papilionaceae

    26 Digitaria radicosa (Presl.) Miq. Poaceae Rumput

    27 Dioscorea hispida Dennst. Dioscoreaceae

    28 Dioscorea alata L. Dioscoreaceae

    29 Diospiros sp. Ebenaceae

    30 Dracontomelon dao (Blanco) Merril & Rolfe Anacardiaceae

    31 Entada sp. Mimosaceae

    32 Eragrostis unioloides (Retz.) Nees ex Steud. Poaceae Rumput

    33 Eugenia brasiliensis Lam. Myrtaceae

    34 Eupatorium odoratum L. Asteraceae

    35 Ficus sp 2 Moraceae

    36 Ficus sp. Moraceae

    37 Ficus variegata Blume Moraceae

    38 Flagelaria indica L. Flagelariaceae39 Grdonia excelsa Blume Theaceae

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    27/85

    14M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    No Nama Jenis Suku Keterangan

    40 Grewia acuminate Juss Tiliaceae

    41 Hoya multiflora Blume Asclepiadaceae

    42 Ipomea hederifolia L. Convolvulaceae

    43 Kleinhovia hospita L. Sterculiaceae

    44 Lannea coromandelica (Houtt.) Merr. Anacardiaceae

    45 Lantana camara L. Verbenaceae

    46 Leea indica Merr. Leeaceae

    47 Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit Mimocaceae

    48 Litsea glutinosa C.B.Robinson Lauraceae

    49 Litsea sp. Lauraceae

    50 Macaranga peltata Boiv. ex Baill. Euphorbiaceae

    51 Mangifera indica Blume Anacardiaceae

    52 Mikania sp. Asteraceae

    53 Mimosa invisa Mart. Mimosaceae

    54 Mimosa pudica L. Mimosaceae

    55 Moghania involucrate (Benth.) Kuntze Papilionaceae

    56 Mucuna sp./ baiwa Caesalpiniaceae

    57 Musa sp. Musaceae

    58 Mussaenda reindwartiana Miq. Rubiaceae

    59 Oplismenus burmanni (Retz.) Beauv. Poaceae Rumput

    60 Pandanus tectorius Soland. ex Balf.f. Pandanaceae

    61 Panicum maximum Hochst. ex A.Rich. Poaceae Rumput

    62 Panicum repens L. Poaceae Rumput

    63 Paspalum conjugatum Berg. Poaceae Rumput

    64 Pennisetum pupureum Schumach. Poaceae Rumput

    65 Pentace hirtula Ridley Tiliaceae

    66 Persea Americana Mill. Lauraceae

    67 Phyllanthus microcarpus (Benth.) Mll. Arg. Euphorbiaceae

    68 Piper betle L. Piperaceae

    69 Pleomele angustifolia (Roxb.) N.E,Br. Agavaceae

    70 Psidium guajava L. Myrtaceae

    71 Pteris biaurita L. Acrostichaceae

    72 Pterocarpus indicus Willd. Papilionaceae

    73 Pterolobium cf. microphyllum Miq. Caesalpiniaceae

    74 Pterospermum celebicum Miq. Sterculiaceae

    75 Salacia intermedia Ding Hou Hippocrateaceae

    76 Samanea saman (Jacq.) Merr. Mimosaceae

    77 Schizostachyum brachycladum (Kurz) Kurz Poaceae

    78 Scleichera oleosa (Lour) Merr. Sapindaceae

    79 Senna siamea (Lam.) Irwin & Barneby Caesalpiniaceae

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    28/85

    15M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    No Nama Jenis Suku Keterangan

    80 Smilax leucophylla Blume Smilacaceae

    81 Spathodea campanulata Beuv. Cunoniaceae

    82 Spondias pinnata Kurz Anacardiaceae

    83 Streblus asper Lour. Moraceae

    84 Swietenia macrophylla King Meliaceae

    85 Syzygium polycephaloides (C.B.Robinson) Merr. Myrtaceae

    86 Tamarindus indica L. Caesalpiniaceae

    87 Tectona grandis L. Verbenaceae

    88 Urena lobata L. Malvaceae

    89 Vitex cofassus Reinw. ex Blume Verbenaceae

    90 Zanthophylum rhetsa (Roxb.) DC. Rutaceae

    Berdasarkan kebijakan Pemerintah Daerah tentang pengelolaan lingkungan hidup Kota

    Parepare, kawasan Hutan Kota Jompie mendapat perhatian serius untuk dibenahi agar

    menjadi ruang terbuka hijau yang multifungsi. Untuk itu, pengembangan kawasan Hutan

    Kota Jompie diarahkan untuk ditata menjadi sebuah kebun raya.

    Gambar 4. Kondisi umum kawasan Hutan Kota Jompie berdasarkan citra satelit

    KAWASAN HUTAN KOTA JOMPIE

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    29/85

    16M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    Analisis

    erancangan master plan Kebun Raya Jompie Parepare dan implementasi dari

    master plan tersebut membutuhkan pemahaman yang memadai tentang berbagai

    aspek perkebunrayaan agar kebun raya yang dihasilkan nantinya benar-benar dapat

    mencerminkan karakteristik dasar kebun raya dan berfungsi secara optimal sebagaimana

    kebun raya-kebun raya lain yang sudah mapan. Dua hal yang perlu dianalisis secara

    lebih khusus, yaitu jenis kegiatan perkebunrayaan yang sangat mendasar untuk

    dikembangkan serta kebutuhan sarana dan prasarana atau infrastruktur dasar untuk

    mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut. Disamping itu analisis yang mendalam

    perlu dilakukan terhadap kondisi dan karakteristik tapak yang tersedia agar kebun raya

    yang direncanakan mempunyai konteks yang tepat dengan unsur-unsur dominan yang

    terdapat di kawasan tersebut.

    5.1. Analisis Kegiatan

    Mengacu pada beberapa kebun raya yang sudah mapan, baik yang terdapat di dalam

    negeri (Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, dan Kebun

    Raya Eka Karya Bali) maupun yang terdapat di luar negeri (misalnya Singapore Botanic

    Garden dan Royal Botanic Garden Kew), terdapat kesamaan-kesamaan dalam penyu-

    sunan kerangka kegiatan yang mendasari aktivitas kebun raya. Secara garis besar

    kerangka kegiatan tersebut terdiri atas pengelolaan koleksi, konservasi tumbuhan,

    penelitian, pelayanan publik, kerjasama, dan ketatausahaan.

    5.1.1. PENGELOLAAN KOLEKSI

    Salah satu karakteristik dasar kebun raya adalah komitmen jangka panjang dan tanggung

    jawab untuk mengelola tanaman koleksi. Jelas bahwa tanaman koleksi merupakan aset

    terpenting bagi kebun raya, sehingga pengelolaan koleksi merupakan kegiatan rutin yang

    paling menonjol di setiap kebun raya. Terkait dengan pengelolaan koleksi adalah

    kegiatan pembibitan, penanaman, perawatan dan pendataan tanaman koleksi.

    a. Pembibitan

    Kegiatan pembibitan pada dasarnya dilakukan untuk mempersiapkan bibit tanaman

    koleksi, baik bibit tanaman koleksi baru yang umumnya diperoleh dari hasil kegiatan

    P

    5

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    30/85

    17M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    eksplorasi, tukar-menukar biji (seed exchange) dengan kebun raya lain, sumbangan atau

    sumber-sumber lainnya untuk melengkapi kekayaan koleksi, maupun bibit tanaman

    koleksi yang sudah ada untuk tujuan regenerasi. Pembibitan juga dilakukan untuk

    memperbanyak tanaman sehingga diperoleh stock yang memadai untuk pemenuhan

    kebutuhan masyarakat, untuk restorasi kawasan terdegradasi, ataupun untuk keperluan

    taman-taman dan dekorasi di kebun raya. Oleh karena itu pembibitan bisa dianggap

    sebagai dapurnya kebun raya sehingga harus dipersiapkan dengan baik.

    b. Penanaman tanaman koleksi

    Tanaman koleksi ditanam di kebun koleksi atau di tempat-tempat pemeliharaan khusus,

    seperti rumah kaca, lath house, dan kolam, sesuai dengan karakteristik tanaman koleksi

    yang hendak ditanam. Kegiatan penanaman dimaksudkan untuk menambah kekayaan

    koleksi ataupun untuk mengganti tanaman koleksi yang mati. Untuk memenuhi kriteria

    dasar kebun raya dalam hal basis ilmiah untuk koleksi tumbuhan, maka pemilihan jenis

    tanaman koleksi yang akan ditanam dan penataannya di kebun harus dilakukan dengan

    seksama dan mengacu pada prosedur yang benar serta desain yang sudah ditetapkan.

    c. Pendataan atau registrasi tanaman koleksi

    Suatu tanaman dapat ditetapkan sebagai koleksi kebun raya bila dilengkapi dengan data

    yang akurat, karena pada dasarnya setiap tanaman koleksi di kebun raya juga berfungsi

    sebagai sumber referensi ilmiah yang terpercaya. Oleh karenanya ketersediaan doku-

    mentasi koleksi juga menjadi karakteristik dasar kebun raya yang harus diperhatikan.

    Kegiatan yang dilakukan mencakup antara lain (1) identifikasi untuk menentukan nama

    botani tanaman koleksi; (2) peregistrasian untuk mencatat data provenance atau asal-

    usul tanaman koleksi (daerah asal, kondisi habitat alami, waktu pengkoleksian, kolektor

    dan nomor koleksi), data pembibitan (jenis material semai, waktu penyemaian, dan waktu

    siap tanam), dan data penanaman (waktu dan lokasi tanam, termasuk peta kebun) hingga

    data kematian koleksi (waktu dan penyebab kematian); (3) monitoring atau inspeksikebun untuk verifikasi dan validasi identitas koleksi, evaluasi kesehatan koleksi, serta

    pencatatan data pembungaan dan pembuahan; serta (4) pengembangan pangkalan data

    koleksi (collectiondata base) baik dengan sistem konvensional (dengan buku induk dan

    kartu koleksi) maupun dengan sistem digital (Asosiasi kebun raya dunia, BGCI, telah

    mengembangkan sistem data base digital tanaman koleksi yang siap digunakan untuk

    keperluan penelitian, pendidikan, publikasi dan lain sebagainya). Setiap tanaman koleksi

    yang telah teregistrasi biasanya diberi label yang memuat data identitas koleksi yang

    bersangkutan untuk memudahkan pengenalannya.

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    31/85

    18M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    d. Perawatan tanaman koleksi

    Perawatan tanaman koleksi adalah kegiatan rutin sehari-hari yang dilakukan untuk

    memelihara kualitas pertumbuhan tanaman koleksi agar tumbuh sehat dengan performa

    terbaik dan mampu bertahan hidup lama sesuai dengan potensinya. Jenis kegiatan yang

    dilakukan meliputi pemeliharaan individu tanaman koleksi (penyiraman, pemupukan,

    pengendalian hama dan penyakit, pengendalian tanaman pengganggu, pemangkasan,

    pembumbunan, penanganan batang keropos, maupun penggantian pot dan media untuk

    tanaman yang ditanam dalam pot) serta pemeliharaan lingkungan atau kebun

    (pemangkasan rumput, pemeliharaan saluran irigasi dan drainase, serta pemeliharaan

    kerapihan dan kebersihan lingkungan).

    e. Pertamanan

    Selain tanaman koleksi, kebun raya pada umumnya juga dilengkapi dengan taman-taman

    untuk mempercantik lanskap dan/atau untuk menampilkan tema koleksi khusus (disebut

    taman tematik, misalnya taman air, taman kering, taman obat, taman adat, taman palem,

    taman mawar, taman aromatik dan sebagianya). Oleh karena itu pekerjaan pembuatan

    dan pemeliharaan taman juga menjadi bagian penting dari kegiatan kebun raya.

    5.1.2. KONSERVASI TUMBUHAN

    Di era globalisasi dimana proses pelangkaan jenis-jenis tumbuhan terjadi begitu cepat

    akibat meluasnya kerusakan lingkungan, maka tanaman koleksi yang dikekola dan

    dimiliki kebun raya menjadi aset yang sangat berharga untuk mempertahankan eksistensi

    keanekaragaman tumbuhan dan kesehatan lingkungan. Oleh karenanya, kebun raya

    sering diibaratkan sebagai Bahtera Nabi Nuh yang mampu menyelamatkan kehidupan

    dari kepunahan masal. Secara umum peran dan kegiatan yang dapat dilakukan kebun

    raya di bidang konservasi tumbuhan dan lingkungan adalah sebagai berikut:

    a. Konservasi tumbuhan secara ex situ

    Setiap individu tanaman koleksi di kebun raya pada hakekatnya merupakan back upyang

    dapat menghindarkan jenis tanaman tersebut dari kepunahan, khususnya untuk jenis-

    jenis tumbuhan langka dan endemik yang eksistensinya di alam sangat terancam. Oleh

    karena itu kegiatan pengoleksian tumbuhan terancam kepunahan untuk dikonservasi

    secara ex situdi kebun raya merupakan kegiatan prioritas untuk sebagian besar kebun

    raya di dunia. Agar kegiatan ini lebih efektif dan efisien maka kajian tentang status

    kelangkaan berbagai jenis tumbuhan umumnya dilakukan di berbagai kebun raya yangsudah mapan dan memiliki sumberdaya (SDM dan finansial) yang memadai.

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    32/85

    19M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    b. Restorasi tumbuhan terancam kepunahan dan rehabilitasi lahan terdegradasi

    Tanaman koleksi juga dapat berfungsi sebagai sumber material perbanyakan untuk

    menghasilkan stockbibit guna merestorasi atau memulihkan populasi jenis-jenis tanaman

    yang sudah sangat tereduksi atau bahkan punah di alam, maupun untuk merehabilitasi

    lahan-lahan yang terdegradasi. Terkait dengan fungsi konservasi ini maka kebun raya

    melakukan kegiatan perbanyakan tanaman dan penanaman kembali di alam (reintroduksi

    dan rehabilitasi).

    c. Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap konservasi tumbuhan dan lingkungan

    Kebun raya dengan kekayaan tanaman koleksi dan informasi, lanskap yang indah, serta

    kondisi sejuk yang tercipta terbukti mampu menarik banyak pengunjung dari berbagai

    kalangan (dari masyarakat biasa hingga para pembuat kebijakan) untuk menikmatinya.Hal ini bernilai strategis, karena proses pembelajaran publik untuk membuka wawasan

    dan kepedulian terhadap pentingnya upaya konservasi tumbuhan dan lingkungan dapat

    secara efektif dilakukan. Tentu saja cara pengemasan dan penyampaian informasi

    melalui displaydan papan-papan interpretasi menjadi kunci efektivitas potensi ini. Oleh

    karena itu kebun raya dituntut untuk dapat mengembangkan kegiatan kreatif untuk

    memudahkan pengunjung memahami pesan-pesan konservasi yang ingin disampaikan.

    5.1.3. PENELITIAN

    Pada dasarnya kebun raya dapat berfungsi sebagai laboratorium untuk berbagai kegiatan

    penelitian dasar dan terapan di bidang botani, konservasi dan hortikultura (budidaya

    tanaman). Kebun raya-kebun raya terkemuka di dunia umumnya menempatkan kegiatan

    penelitian sebagai unsur utama dalam pengelolaannya dengan menyediakan fasilitas,

    sumberdaya manusia dan dana yang memadai untuk melaksanakan kegiatan penelitian.

    Sedangkan untuk kebun raya-kebun raya yang masih berkembang dan memiliki

    kemampuan sumberdaya (SDM, anggaran dan fasilitas pendukung) yang terbatas,

    kegiatan penelitian umumnya belum menjadi prioritas utama, namun mereka terbuka bagi

    para peneliti dari luar untuk memanfaatkan tanaman koleksi dan fasilitas lain yang

    dimilikinya.

    5.1.4. PELAYANAN PUBLIK

    Berbagai kegiatan publik sering dilakukan di kebun raya, mulai dari yang bersifat rekreatif

    hingga yang bersifat keilmuan. Oleh karena itu kegiatan pelayanan publik menjadi bagian

    yang penting dalam pengelolaan kebun raya dan perlu drencanakan dengan sebaik-baiknya. Jenis layanan publik yang dapat disediakan oleh suatu kebun raya sangat

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    33/85

    20M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    tergantung dari tingkat perkembangan serta kebijakan manajemen dari kebun raya itu

    sendiri. Oleh karena itu jenis layanan publik perkebunrayaan sangat bervariasi di antara

    kebun raya di dunia, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

    a. Layanan wisata

    Kegiatan yang terkait langsung dengan layanan wisata bagi pengunjung kebun raya

    meliputi pelayanan tiket masuk pengunjung, pelayanan informasi, pemeliharaan

    ketertiban dan keamanan pengunjung, serta pemanduan wisata.

    b. Layanan penggunaan fasilitas kebun raya

    Fasilitas kebun raya yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat antara lain taman dan

    kebun untuk penyelenggaraan acara khusus (publicgathering, pesta, dan sebagainya),

    gedung pertemuan untuk seminar, workshop dan pelatihan, wisma tamu untuk

    penginapan dan sebagainya. Layanan ini menjadi tidak terlalu signifikan untuk kebun raya

    yang kecil dengan fasilitas yang terbatas.

    c. Layanan produk perkebunrayaan

    Kebun raya dapat menghasilkan dan/atau menyediakan produk-produk tertentu untuk

    dipasarkan kepada para pengunjung dan masyarakat luas, misalnya bibit tanaman, buku-

    buku flora, barang-barang cinderamata, kompos, dan sebagainya.

    d. Layanan pendidikan lingkungan

    Kebun raya mempunyai potensi besar untuk berperan aktif dalam program pendidikan

    lingkungan bagi pelajar dan mahasiswa. Hal ini karena kebun raya memiliki kebun yang

    indah dan mudah diakses dengan tanaman koleksi yang beraneka ragam dan

    membentuk ekosistem yang khas. Disamping itu kebun raya umumnya juga memiliki

    tenaga terampil yang berkompeten dan fasilitas pendukung yang memadai seperti

    laboratorium, perpustakaan, ruang kelas, serta wisma/penginapan. Dengan demikiankegiatan pendidikan lingkungan di kebun raya dapat dilakukan secara rekreatif dan

    interaktif dalam suasana yang tenang, sejuk dan nyaman melalui berbagai bentuk

    demonstrasi, praktek langsung dan interpretasi yang menarik sehingga peserta mendapat

    pengalaman nyata dan lebih mudah menangkap pesan-pesan konservasi yang

    disampaikan. Model-model pendidikan lingkungan dalam paket-paket wisata edukatif

    telah dikembangkan di berbagai kebun raya dan dengan mudah dapat diakses untuk

    menjadi acuan.

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    34/85

    21M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    5.1.5. KERJASAMA

    Kerjasama merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan kebun raya,

    khususnya untuk mendukung implementasi fungsi kebun raya di bidang konservasi,

    penelitian, pendidikan lingkungan dan peragaan (display). Kerjasama dapat dilakukan

    antar kebun raya, atau dengan instansi lain, perkumpulan, perusahaan, LSM, ataupun

    perseorangan, baik di tingkat lokal, nasional, regional maupun internasional.

    a. Kerjasama antar kebun raya

    Kerjasama antar kebun raya umumnya dilakukan untuk memperkuat pengelolaan

    tanaman koleksi (misalnya tukar-menukar material tanaman koleksi dan pendataan

    koleksi), sharinginformasi, merencanakan dan melaksanakan proyek tertentu (misalnya

    eksplorasi, penelitian dan penerbitan buku), serta meningkatkan pengetahuan danketerampilan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan. Di tingkat nasional, Kebun Raya

    LIPI (KR Bogor, KR Cibodas, KR Purwodadi dan KR Bali) serta sekitar 16 kebun raya

    baru di berbagai daerah (lima di antaranya terdapat di Pulau Sulawesi) dapat menjadi

    mitra yang bisa saling menguntungkan. Di tingkat regional terdapat asosiasi kebun raya

    se Asia Tenggara yang dikenal dengan SEABG (South East Asian Botanic Gardens).

    Sedangkan di tingkat global terdapat BGCI (Botanic Gardens Conservation International)

    dan IABG (International Association of Botanic Gardens).

    b. Kerjasama dengan pihak lain di luar kebun raya

    Kerjasama dengan pihak lain di luar kebun raya dapat dilakukan untuk memperkuat

    dan/atau menunjang kelancaran kegiatan perkebunrayaan. Sebagai contoh, kerjasama

    dengan Dinas dan Departemen Kehutanan untuk kelancaran kegiatan eksplorasi dan

    pengadaan tanaman koleksi, dengan Dinas Pariwisata untuk pengelolaan pengunjung

    kebun raya, dengan Dinas Pertanian dan perkumpulan pehobi tanaman untuk

    pengembangan pemanfaatan tumbuhan, dengan perusahaan untuk potensi sponsor bagi

    pengelolaan kebun raya, dengan LSM yang bergerak di bidang konservasi dan

    lingkungan hidup untuk penggalangan dana dan pelaksanaan program-program

    rehabilitasi kawasan, dan lain sebagainya.

    5.1.6. KETATAUSAHAAN

    Kegiatan ketatausahaan berurusan dengan pengelolaan faktor-faktor pendukung

    kelancaran fungsi kebun raya, yaitu pengelolaan sarana/prasarana, keuangan, sumber

    daya manusia dan administrasi perkantoran. Secara garis besar, kegiatan di bidang

    sarana/prasarana umumnya mencakup pengadaan dan pemeliharaan sarana dan

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    35/85

    22M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    prasarana; di bidang keuangan mencakup penyusunan dan pelaksanaan anggaran serta

    pertanggungjawaban keuangan; di bidang sumberdaya manusia mencakup rekruitmen

    pegawai, analisis kepegawaian, administrasi kepegawaian dan pembinaan pegawai;

    sementara itu di bidang administrasi perkantoran mencakup surat-menyurat dan arsip.

    Semua elemen tersebut harus mampu dikelola secara profesional agar kinerja kebun

    raya secara keseluruhan menjadi optimal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

    5.2. Analisis Kebutuhan

    Agar kegiatan-kegiatan perkebunrayaan sebagaimana diuraikan di atas dapat terlaksana

    dengan baik dibutuhkan adanya perangkat pendukung, baik berupa perangkat keras

    maupun perangkat lunak. Semakin besar dan beragam kegiatan kebun raya akansemakin banyak dan beragam pula perangkat pendukung yang diperlukan. Tentu saja

    besar-kecilnya cakupan kegiatan kebun raya juga akan berbanding lurus dengan tingkat

    perkembangan dan besar-kecilnya sumberdaya yang dimiliki kebun raya. Terlepas dari

    itu, terdapat kriteria minimum untuk perangkat-perangkat yang harus tersedia agar kebun

    raya dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

    5.2.1. KEBUTUHAN UNTUK PENGELOLAAN KOLEKSI

    a. Kebun koleksi

    Kebun koleksi mutlak diperlukan untuk eksistensi kebun raya, karena hampir semua

    kegiatan kebun raya terkalit langsung dengan kebun koleksi dan tanaman koleksi yang

    terdapat di dalamnya. Pada dasarnya peruntukan utama area kebun raya adalah untuk

    pengelolaan tanaman koleksi, sehingga penggunaan lahan untuk peruntukan lain harus

    direncanakan secara cermat dengan prinsip efisien, sangat dubutuhkan (urgent), serasi

    dengan lingkungan serta tidak mengganggu tanaman koleksi dan kegiatan pengelolaan

    tanaman koleksi. Untuk itu diperlukan pembagian tata ruang (zonasi) yang tepat untuk

    seluruh areal kebun raya.

    Kebun koleksi umumnya terbagi menjadi petak-petak koleksi (sering disebut vak) untuk

    pengelompokan tanaman koleksi sesuai dengan konsep penataan tanaman koleksi yang

    ditentukan. Setiap petak koleksi dibatasi dengan jaringan jalan, khususnya jalan setapak

    yang berfungsi sebagai jalur pemeliharaan dan pengamatan. Jalur ini dapat pula

    dimanfaatkan sebagai elemen sirkulasi bagi pengunjung bila diperlukan.

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    36/85

    23M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    b. Taman

    Tanaman koleksi bisa ditata dalam bentuk taman yang secara fungsional juga dapat

    menambah keindahan lanskap kebun raya. Taman untuk tanaman koleksi sering disebut

    taman tematik, karena dibuat menurut tema tertentu, misalnya berdasarkan kesamaan

    kegunaan (taman buah, taman obat, taman adat, taman wangi), kesamaan geografis atau

    ekologi (taman kering, taman air, taman wallacea) atau berdasarkan bentuk tubuh

    tanaman (koleksi arboreta, koleksi herba)

    c. Jaringan air

    Jaringan air mencakup saluran irigasi, saluran drainase, sumber air dan kolam atau

    danau penyimpanan air. Saluran irigasi dalam bentuk saluran terbuka dan/atau jaringan

    pipa irigasi sangat diperlukan untuk penyiraman tanaman koleksi terutama pada musimkemarau panjang. Air penyiraman bisa diperoleh dari mata air, sumur artesis ataupun

    kolam dan danau. Saluran air alami terbuka, kolam atau danau dapat dipercantik dan

    dimanfaatkan sebagai unsur taman dan pemeliharaan koleksi tanaman air. Sementara itu

    saluran drainase terutama diperlukan untuk mengalirkan limpahan air hujan agar tidak

    menggenang di dalam kebun.

    d. Fasilitas pembibitan

    Fasilitas ini perlu tersedia di kebun raya untuk mempersiapkan bibit tanaman koleksi dan

    memperbanyak tanaman untuk pertamanan kebun raya atau untuk disebarluaskan.

    Pembibitan untuk tanaman koleksi perlu disediakan tempat khusus guna memudahkan

    pengelolaannya (khususnya pencatatan data koleksi). Di dalam area pembibitan perlu

    disediakan bak-bak penyemaian, rumah paranet untuk memelihara bibit - bibit muda,

    bedengan terbuka untuk menyimpan dan adaptasi bibit yang lebih dewasa, jaringan air

    untuk penyiraman, serta rumah kerja yang terdiri atas gudang penyimpanan peralatan

    dan sarana produksi bibit, tempat pengepotan, kantor, dan toilet.

    e. Rumah kaca dan lath house

    Perangkat ini dibutuhkan sebagai tempat pemeliharaan koleksi anggrek dan koleksi

    tanaman tertentu yang memerlukan perawatan khusus. Rumah kaca mungkin tidak

    dibutuhkan untuk kebun raya di daerah beriklim panas, tetapi lath housediperlukan untuk

    pengaturan intensitas cahaya matahari dan penataan display

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    37/85

    24M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    f. Fasilitas registrasi koleksi

    Untuk pengelolaan data tanaman koleksi perlu disediakan ruangan yang memadai untuk

    pekerjaan pencatatan, pengolahan dan pendokumentasian atau penyimpanan data.

    Untuk kebun raya yang berukuran kecil ruang registrasi dapat disatukan dengan kantor

    administrasi agar lebih efisien dalam pemanfaatan lahan.

    g. Herbarium

    Gedung herbarikum dibutuhkan untuk mengelola koleksi spesimen herbarium yang

    dimanfaatkan sebagai alat bantu identifikasi tanaman, bahan penelitian dan koleksi

    keanekaragaman flora yang dikelola kebun raya. Koleksi herbarium dapat dimanfaatkan

    oleh pegawai kebun raya, peneliti, mahasiswa dan pelajar serta masyarakat.

    h. Fasilitas pengomposan

    Fasilitas ini dibutuhkan untuk mengolah serasah/sampah organik dari kebun. Karena

    sifatnya yang kurang enak dipandang dan mengeluarkan aroma tidak sedap, maka lokasi

    pengomposan lebih baik dibuat terisolasi dari kegiatan lain. Adapun ruang yang

    dibutuhkan untuk pekerjaan pengomposan adalah ruang pegawai, ruang penimbunan

    dan penyortiran, ruang pemrosesan, gudang dan toilet.

    i. Bengkel peralatan kebun

    Bengkel dibutuhkan untuk tempat perawatan dan perbaikan alat-alat mekanik kebun

    (mesin pemotong rumput, rover, dan traktor) agar selalu dalam kondisi siap pakai dan

    mempunyai umur teknis maksimum.

    5.2.2. KEBUTUHAN UNTUK PENGELOLAAN ADMINISTRASI

    a. Gedung kantor pengelola

    Sebagai sebuah institusi, kebun raya membutuhkan gedung kantor pengelola untuk men-

    jalankan manajemen kelembagaan, dimana pimpinan kebun raya dan staf administrasi

    menjalankan tugasnya. Selain ruang kerja pimpinan dan staf, di kantor ini juga dibutuhkan

    ruang pertemuan, ruang penerimaan tamu (front deskdan ruang tunggu), dan fasilitas

    penunjang (mushola, toilet, dapur, gudang, pos satpam, dan area parkir kendaraan).

    b. Utilitas

    Untuk berfungsinya kantor pengelola dibutuhkan kelengkapan utilitas yang meliputi

    jaringan air bersih, jaringan listrik, dan jaringan telekomunikasi (telepon, fax, internet).

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    38/85

    25M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    5.2.3. KEBUTUHAN UNTUK SIRKULASI PENGUNJUNG

    a. Area parkir kendaraan

    Fasilitas ini perlu disediakan di area penerimaan untuk mengakomodasi pengunjung yang

    menggunakan kendaraan bermotor.

    b. Gerbang

    Gerbang berfungsi sebagai pintu masuknya pengunjung ke kebun raya dan sebagai ciri

    identitas kebun raya. Di lingkungan gerbang ini atau menyatu dengan gerbang umumnya

    terdapat loket untuk penjualan tiket masuk kebun raya, pos penjagaan dan papan-papan

    informasi.

    c. Jalan sirkulasi

    Pengunjung menjelajahi kebun melalui jalur-jalur sirkulasi yang disediakan. Jalur sirkulasi

    berupa jalan primer yang bisa dilalui kendaraan roda empat (boulevard dan jalan utama),

    jalan sekunder yang merupakan jalur pejalan kaki (berukuran agak lebar) dan jalan tersier

    yang merupakan jalan setapak di dalam blok-blok koleksi ataupun taman (berukuran lebih

    kecil dari jalan sekunder).

    d. Visitor center

    Visitor center merupakan tempat yang disediakan bagi pengunjung untuk mendapatkan

    informasi mengenai Kebun Raya (profil, kegiatan dan aspek-aspek lain yang menarik)

    serta tata tertib bagi pengunjung.

    e. Fasilitas pendukung

    Untuk kenyamanan pengunjung perlu disediakan tempat-tempat istirahat (gazebo,

    bangku taman), tempat pandang view yang menarik, toilet, mushola, dan bak sampah.

    Fasiltas tersebut perlu dirancang dengan seksama sehingga mudah dijangkau dan indah

    (serasi dengan lingkungan).

    5.2.4. KEBUTUHAN UNTUK PELAYANAN JASA DAN INFORMASI

    a. Perpustakaan

    Perpustakaan sangat penting untuk pelayanan jasa ilmiah penyediaan sumber referensi

    di bidang botani, konservasi, hortikultura dan lingkungan. Perpustakaan ini dapat diakses

    oleh pegawai kebun raya, peneliti, pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum.

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    39/85

    26M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    b. Wisma tamu

    Wisma tamu disediakan untuk tamu-tamu resmi kebun raya, khususnya peneliti. Pada

    saat-saat kosong, wisma ini juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat/wisatawan yang

    tertarik menikmati keindahan kebun raya secara lebih mendalam.

    c. Ampitheatre

    Ampitheatre merupakan ruang terbuka yang dilengkapi dengan bangku-bangku taman

    dan panggung untuk menyelenggarakan acara-acara khusus.

    d. Papan-papan informasi

    Papan-papan informasi dibutuhkan untuk memberikan informasi tentang tanaman koleksi

    dan ekosistem yang menarik, isu-isu konservasi dan lingkungan yang up to date, sertapetunjuk arah di dalam kebun.

    e. Fasilitas pemasaran produk perkebunrayaan

    Fasilitas ini berupa kios atau toko untuk memberikan layanan jasa penjualan produk yang

    dihasilkan ataupun disediakan kebun raya, seperti bibit tanaman, kompos, buku atau

    jurnal kebun raya dan barang-barang cinderamata. Fasilitas ini dapat dipadukan dengan

    kafetaria atau restoran untuk memperkuat pendanaan kebun raya.

    5.3. Analisis Tapak

    Tapak yang tersedia untuk rencana pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare berupa

    kawasan hutan heterogen di tengah kota (Hutan Kota Jompie) yang dikelilingi oleh

    kawasan pemukiman penduduk. Luas keseluruhan tapak sekitar 13,5 ha.

    5.3.1. POSISI TAPAK

    Tapak Kebun Raya Jompie Parepare terletak sekitar 150 km di sebelah Utara Ibu Kota

    Sulawesi Selatan, Makassar, dengan waktu tempuh sekitar 2 3 jam perjalanan darat

    menggunakan kendaraan bermotor roda empat. Lokasi ini hanya berjarak sekitar 2,5 km

    dari pusat kota Parepare. Secara administartif, tapak Kebun Raya Jompie, terletak di

    Kelurahan Bukit Harapan, Kecamatan Soreang, Parepare dan merupakan bagian dari

    hutan Alitta pada ketinggian 5 - 55 m dpl.

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    40/85

    27M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    5.3.2. AKSESIBILITAS

    Tapak Kebun Raya Jompie Parepare dikelilingi jalan umum beraspal hotmix yang

    terhubung dengan jaringan jalan perkotaan. Dengan demikian lokasi ini mudah dicapai

    dengan kendaraan pribadi ataupun dengan angkutan umum yang tersedia (pete-pete).

    Terdapat empat jalur akses untuk mencapai lokasi Kebun Raya Jompie Parepare

    (Gambar 4), yaitu:

    1. Melalui jalan poros Makassar Tana Toraja menuju Jalan Industri Kecil

    2. Melalui jalan poros Makassar Tana Toraja menuju Jalan Ahmad Yani

    3. Dari pusat kota melalui Jalan Jompie

    4. Dari pusat kota melalui Jalan Yusuf Madjid

    Gambar 5. Analisis aksesibilitas Kebun Raya Jompie Parepare

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    41/85

    28M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    5.3.3. TATA GUNA WILAYAH

    Berdasarkan kebijakan Pemerintah Daerah Kota Parepare, kawasan Hutan Kota Jompie

    ditetapkan sebagai kawasan hijau yang berfungsi sebagai paru-paru kota, obyek wisata,

    kawasan pelestarian alam, dan tempat penelitian bidang biologi/botani. Sementara itu

    kawasan di sekitarnya merupakan daerah perkampungan yang padat penduduk, bahkan

    sebagian lahan Hutan Kota Jompie telah berubah fungsi menjadi pemukiman penduduk.

    Sejumlah 58 rumah (kepala keluarga) yang menghuni kawasan Hutan Kota ini telah

    berhasil dipindahkan keluar dari kawasan, namun beberapa masih ada yang menetap di

    bagian pinggir kawasan sehingga tidak seluruh kawasan hutan ini bisa dimanfaatkan

    untuk pembangunan kebun raya.

    Gambar 6. Tata guna wilayah Hutan Kota Jompie Parepare

    (Sumber: Google Earth)

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    42/85

    29M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    5.3.4. SIRKULASI

    Tapak Kebun Raya Jompie memiliki sistem sirkulasi eksisting yang cukup terbuka,

    meskipun telah dibangun pagar pembatas yang jelas, karena:

    - Tapak dikelilingi jalan beraspal yang menjadi sarana mobilitas penduduk;

    - Di dalam tapak terdapat jalan setapak yang disediakan untuk mobilitas di dalam tapak.

    - Terdapat lima pintu masuk ke dalam tapak yang dengan mudah dapat diakses

    penduduk untuk memanfaatkan sumber air/mata air atau mencari kayu bakar yang ada

    di dalam tapak.

    Kondisi ini bila tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sangat rawan untuk keamanan

    tapak. Namun terlepas dari potensi permasalahan tersebut, fasilitas sirkulasi yang ada

    sangat menguntungkan untuk perancangan kebun raya karena telah tersedia desain awal

    yang dapat dikembangkan lebih lanjut

    Gambar 7. Sistem sirkulasi di dalam dan di luar tapak

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    43/85

    30M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    5.3.5. TOPOGRAFI

    Topografi tapak bergelombang dengan kemiringan mayoritas berkisar antara 1 : 3 1 : 7

    sehingga rencana pengembangan tapak harus dilakukan secara cermat berdasarkan

    kesesuaian karakteristik jenis pengembangan. Bagian tertinggi dari tapak terletak di

    bagian timur (55 m dpl) dan terendah di bagian barat (5 m dpl) di sekitar kolam renang

    (Gambar 8). Topografi demikian akan sangat membantu untuk menciptakan lanskap yang

    indah. Beberapa pekerjaan cut & fill ringanmungkin diperlukan untuk pekerjaan fisik jalan

    dan bangunan gedung. Sedangkan untuk penanaman tanaman koleksi dan pembuatan

    taman dapat disesuaikan atau mengikuti kontur alami yang ada.

    Gambar 8. Analisis kelerengan

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    44/85

    31M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    5.3.6. HIDROLOGI

    Permukaan yang bergelombang dengan dua alur air yang miring ke arah Barat dan

    sedikit lahan datar mengakibatkan drainase permukaan alami untuk tapak ini cenderung

    bagus (Gambar 9). Aliran air permukaan akan mengikuti lereng yang miring ke arah

    Barat, dan tidak terdapat potensi daerah yang tergenang.

    Di lahan ini terdapat 3 buah mata air yang berada di belahan selatan tapak. Namun

    permasalahannya, mata air tersebut kering atau sangat berkurang debit airnya pada

    musim kemarau. Selain itu mata air dan alurnya terletak di tempat yang lebih rendah,

    sehingga sulit dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air, kecuali dengan bantuan

    perangkat penampung air dan pompa air. Alternatif lainnya, penyediaan air dapat

    dilakukan melalui pembuatan sumur artesis dan air bersih dari PDAM.

    Gambar 9. Analisis drainase pada permukaan tapak

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    45/85

    32M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    5.3.7. VEGETASI EKSISTING

    Sebagian besar permukaan tapak tertutup vegetasi yang beragam, sehingga dapat

    mengurangi resiko terjadinya erosi tanah dan longsor. Karena sebagian lahan merupakan

    bekas lahan pemukiman dan perkebunan maka sebagian jenis-jenis vegetasi yang ada

    merupakan tanaman pekarangan dan perkebunan yang ditanam oleh penduduk.

    Sebagian lainnya merupakan hutan sekunder dan semak (Gambar 10). Daftar tanaman

    yang telah berhasil diidentifikasi disajikan pada Tabel 1. Untuk keperluan pengelolaan

    tanaman koleksi dan pembangunan faslitas penunjang yang diperlukan, pengurangan

    dan penambahan individu tumbuhan perlu dilakukan dengan cermat dan bertahap agar

    tidak menimbulkan perubahan mikroklimat secara drastis.

    Gambar 10. Analisis vegetasi eksisting

  • 5/19/2018 Jompie_Laporan Akhir

    46/85

    33M A S T E R P L A N

    KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE

    LAPORAN AKHIR

    5.3.8. VIEW

    Pemandangan terbaik terdapat di sekitar bangunan gedung yang telah ada (Baruga) ke

    arah teluk Parepare di bagian barat (Gambar 11). Pemandangan dekat yang bersifat

    bersifat positif adalah pemandangan ke arah tegakan hutan. Sebaliknya, keber