jenis material pahat potong dan run out terhadap kekasaran permukaan benda kerja silinder pada...

Upload: indrasiagian

Post on 19-Oct-2015

273 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal teknik mesin

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-pe

    Optimasi Sifat Mekanis Kekuatan Tarik Baja ST50 Dengan PerlakuanGasCarbu r iz ingVariasiHold in g T im eUntuk Peningkatan Mutu Baja

    Standar Uji A370 (366-375)(Unung Lesmanah, Eko Marsyahyo & Prima Vitasari)

    Jenis Material Pahat Potong danRun-Ou tTerhadap Kekasaran PermukaanBenda Kerja Silinder Pada Proses Bubut (376-385)(Hendra, Sutarmadi, Anizar Indriani, Hernadewita)

    Kerugian-Kerugian Pada Pipa Lurus Dengan Variasi Debit Aliran (386-392)(Muchsin)

    Variasi Arus Terhadap Kekuatan Tarik dan Bending Pada Hasil PengelasanSM90 (393-402)

    (Awal Syahrani, Alimuddin Sam, Chairulnas)

    Kekuatan Bending KompositClayDiperkuat Dengan Alumina Untuk AplikasiFire Br ick(403-409)

    (Muh. Sadat Hamzah, Alimuddin)

    Karakteristik Termal Briket Arang Serbuk Gergaji Kayu Meranti (410-415)(Daud Patabang)

    Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Kinerja TurbinCrossf lo w(416-421)(Rustan Hatib, Andi Ade Larasakti)

    Vol. 4 No. 2, Juli 2013

    ISSN 2086 - 3403

    JURUSAN TEKNIK MESINUNIVERSITAS TADULAKO

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-pe

    ISSN 2086 - 3403

    Vol. 4 No. 2 Juli 2013

    i

    DEWAN REDAKSI

    Pengarah:

    Dekan Fakultas Teknik Universitas Tadulako

    Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi

    Mustofa, ST., Grad.Dipl.Eng., M.Eng.

    Wakil Pemimpin Redaksi:Bahtiar, ST., M.Eng.

    Ketua:Ir. Daud Patabang, MT.

    Penyunting Pelaksana:

    Sri Chandrabakty, ST., MT.Kennedy M, ST., MT.

    Mustafa, ST., MT.Khairil Anwar, ST., MT.

    Ramang Magga, ST., MT.Rustan Hatib, ST., MT.

    Mitra Bestari:

    Dr. Eko Marsyahyo, ST., M.Sc. (ITN-Malang)Dr-Ing. Ir. Wahyu H. Piarah, MSME. (UNHAS-Makassar)Rafiuddin Sam, ST., M.Eng., Ph.D. (UNHAS-Makassar)

    Kesekretariatan:

    Basri, ST., MT.

    Desain Sampul:Bahtiar, ST.

    Alamat Redaksi:

    Ruang Pustaka Lt. 2 Jurusan Teknik Mesin UNTADKampus Bumi Tadulako Tondo, Palu, 94119

    Hp: 081341074257Email: [email protected]: http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-pe

    ISSN 2086 - 3403

    ii

    Implementasi kebijakan JM untuk terbit 2 (dua) kali setahun sejak 2010 akan tetap

    dilanjutkan dengan beberapa tampilan baru, termasuk perubahan abstrak dan jumlah

    halaman per artikel yang di mulai edisi Januari 2014 dengan mempertimbangkan beberapa

    masukan dari dewan redaksi.

    Pengalaman telah membuktikan bahwa sekitar 60% penulis belum menyiapkantulisannya dengan mengikuti pedoman penulisan yang berlaku di Jurnal Mekanikal (JM).

    Sebagai contoh, masih ada tulisan yang membonsai laporan penelitian, skripsi atau tesis,

    sehingga masih muncul bagian tinjauan pustaka pada alinea tersendiri. Padahal kutipan-

    kutipan yang dipakai seharusnya sudah menyatu dalam bagian pendahuluan. Pendahuluan

    menekankandelta seorang penulis sebagai bukti bahwa penulis menyelami dan menguasai

    bidang yang diteliti. Jadi tidak hanya berisi rangkuman kutipan-kutipan dari rujukan yang

    digunakan, tetapi lebih kepada pengantar kepada pembaca sejauh mana bidang kajian ilmu

    penelitian tersebut (road map penelitian).

    Selanjutnya, secara khusus kami meminta kerja sama kepada para penulis untuk

    menulis semua nama yang terlibat dalam penelitian tersebut, terlebih jika itu hasil penelitian

    atau data-data yang diperoleh yang melibatkan mahasiswa. Etisnya adalah nama mahasiswa

    ditempatkan sebagai penulis utama diikuti dosen pembimbing, jika mahasiswa tersebut yang

    membuat artikel jurnal. Sebaliknya, jika dosennya yang menulis artikel, nama mahasiswa

    akan ditulis sebagai anggota tim penulis. Pilihan yang lain adalah tergantung kesepakatan,

    sepanjang semua nama dimasukkan sebagai penulis.

    Terkait dengan isi tulisan, kami mengimbau para penulis untuk berhati-hati dalam

    mengutip tulisan peneliti lain, termasuk tulisan sendiri supaya terhindar dari autoplagiasi

    atauplagiasi masifkarena akan bisa jadi berhadapan dengan hukum dan etika sosial.

    JM adalah milik komunitas ilmu keteknikan, khususnya teknik mesin dan teknik

    manufaktur. Sebagai jurnal keteknikan, JM hanya akan hadir secara berkala jika didukung

    oleh komunitasnya, khususnya para penyunting dan penulis-penulisnya.

    Penyunting

    PENGANTAR

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-pe

    ISSN 2086 - 3403

    iii

    1. Optimasi Sifat Mekanis Kekuatan Tarik Baja ST50 Dengan PerlakuanGas Carbur iz ingVariasi Ho ld ing T im eUntuk Peningkatan Mutu Baja

    Standar Uji A370 (Unung Lesmanah , Eko Mar syahyo & Pr ima Vi t a sa r i ) (366-375)

    2. Jenis Material Pahat Potong dan Run-Ou tTerhadap Kekasaran Permukaan BendaKerja Silinder Pada Proses Bubut (Hendra , Su ta rm ad i , An izar I nd r ian i , Hernadew i ta)

    (376-385)

    3. Kerugian-Kerugian Pada Pipa Lurus Dengan Variasi Debit Aliran (Muchs in)(386-392)

    4. Variasi Arus Terhadap Kekuatan Tarik dan Bending Pada Hasil Pengelasan SM90

    (Aw a l Syah ran i , A l imudd in Sam, Cha i ru lnas)

    (393-402)

    5. Kekuatan Bending Komposit ClayDiperkuat Dengan Alumina Untuk Aplikasi FireBr ick(Muh. Sadat Hamzah , A lim udd in) (403-409)

    6. Karakteristik Termal Briket Arang Serbuk Gergaji Kayu Meranti (Daud Pa tabang)(410-415)

    7. Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Kinerja Turbin Crossf low(Rust an Ha t i b , And i Ade Larasakt i) (416-421)

    DAFTAR ISI

    Vol. 4 No. 2 Juli 2013

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-pe

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 366 375 ISSN 2086 - 3403

    366

    OPTIMASI SIFAT MEKANIS KEKUATAN TARIK BAJA ST 50

    DENGAN PERLAKUAN GAS CARBURI ZI NGVARIASIHOLDI NG TI MEUNTUK PENINGKATAN MUTU BAJA

    STANDAR UJI ASTM A370

    (1)Unung Lesmanah, (2)Eko Marsyahyo, (3)Prima Vitasari

    (1)Jurusan Teknik Mesin, Univ. Islam Malang, Mahasiswi Program Pascasarjana ITN Malang(2)Dosen dan Peneliti Jurusan Teknik Mesin ITN Malang

    (3)Dosen Pascasarjana ITN Malang(1)Email : [email protected]

    (2)[email protected]

    Abstract

    ST 50 steel as a common engineering material, it can be optimized using gas carburizingtreatment in Fluidized Bed Furnaces. Gas as carburizing media in the fluidied bed with vanedby holding time variation such as 1 hour, 2 hours, 3 hours, 4 hours, and 5 hours. Theholding time variation is to be intern of mechanical properties of the steel. Optimized valueof mechanical properties ST 50 was actived in 3 hours of the treatment, it found average oftensile strength 651,7 MPa. The results above were based on A370 ASTM standar. FromSEM (Scanning Electron Microscope), fracture model also showed from SEM that the steelhas hard and brittle fracture. It can be concluded that optimized steel using gas carburizingtreatment shows significant improve of mechanical properties from steels.

    Keyword : Tensile Strength, Gas Carburizing, Holding Time, ASTM standards.

    PENDAHULUAN

    Seiring pesatnya perkembanganteknologi menyebabkan kebutuhanbahan sangat meningkat, sertaditingkatannya pengembanganperindustrian otomotif danperindustrian salah satunya adalahpembuatan poros engkol, roda gigiotomotif dan lain-lain yang sangatbanyak menggunakan logam ferrous

    maka mendorong untuk mengkajibanyak tentang keberadaan logam,khususnya baja.

    Faktor yang sangat diperlukandalam pemakaian baja adalah kondisikerja dari komponen permesinantersebut, yang dalam operasinya akanmengalami pembebanan statis ataupunpembebanan dinamis serta seringmengalami beban gesekan (friction),seperti impack dan keausan. Mengingat

    hal tersebut dibutuhkan sifat-sifatmekanik yang memadai, sehingga umur

    pakai dari komponen permesinandapat ditingkatkan (Malau dan Khasani,2008).

    Seringkali dalam pemakaiankomponen mesin atau perkakasdiperlukan permukaan yang keras danketahanan aus yang tinggi. Untukmendapatkan sifat yang demikian itu,maka komponen-komponenpermesinan perlu diberikan perlakuanpanas (heat treatment). Pada dasarnyaheat treatment adalah prosesperubahan struktur mikro atautransformasi fase suatu logam denganmemanaskan hingga temperaturtertentu dan waktu penahanan tertentu(holding time) tertentu pula, yangselanjutnya didinginkan dengan mediapendingin tertentu, dengan harapanproses perlakuan panas tersebutdapat memperbaiki sifat-sifat mekanisbaja (Hamzah dan Iqbal, 2008).

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-pe

    Optimasi Sifat Mekanis Kekuatan Tarik Baja ST 50 dengan Perlakuan Gas Carburizing Variasi Holding TimeUntuk Peningkatan Mutu Baja Standar Uji ASTM A370 (Unung Lesmanah, Eko Marsyahyo, Prima Vitasari)

    367

    Berbagai metoda peningkatan sifatmekanis dapat diaplikasikan dan salahsatunya dengan carburizing. Prosescarburizing merupakan salah satu heat

    treatment yang didefinisikan sebagaisuatu proses penambahan kandunganunsur karbon (C) pada permukaanbaja. Proses carburizing yang tepatakan menambah kekerasan permukaansedang pada bagian inti tetap liat.Proses carburizing atau pengerasanpermukaan dapat dilakukan denganmetode padat, cair dan gas (Amstead,1979).

    Adapun tujuan yang akan dicapai

    dari penelitian ini adalah sebagaiberikut:a. Untuk mengukur perubahan nilai

    kekuatan tarik baja karbon ST 50dengan perlakuan gas carburizingvariasi holding time : 1 jam, 2 jam,3 jam, 4 jam dan 5 jam sehinggadiketahui nilai kekuatan tarik yangoptimum.

    b. Untuk mengamati perubahan fotomakro dan mikro berdasarkan hasilSEM (Scanning Electron Microscope)pada baja karbon ST 50 tanpa dandengan perlakuan gas carburizing.

    c. Menghasilkan kajian tentang prosespengoptimalan yang dapatdilakukan pada perlakuan gascarburizing terhadap material teknikpada bidang proses produksi yangdigunakan pada dunia industri.

    d. Memberikan kontribusi secarateoritis dan praktis pada duniaindustri terkait dengan kajian proses

    heat treatment dengan proses gascarburizing.

    Karburasi atau Carburizingadalah proses perlakuanthermokimia, umumnya diterapkanpada jenis baja yang mudahdikeraskan. Agar baja tersebut dapatdikeraskan permukaannya, komposisikarbon pada baja harus berkisarantara 0,3 sampai 0,9% karbon.Bila lebih dari 0,9% harus

    dihindarkan karena dapat

    menimbulkan pengelupasan danbahkan keretakan (Kuswanto, 2010).

    Proses karburasi ini biasanyadilakukan pada baja karbon rendah

    yang mempunyai sifat lunak dankeuletan tinggi. Tujuan dari proseskarburasi adalah untuk meningkatkanketahanan aus dengan jalanmempertinggi kekerasan permukaanbaja karbon dan meningkatkankarakteristik fatik dari baja karbontersebut. Manfaat yang patutdipertimbangkan dalam penerapanproses karburasi adalah bahwaproses karburasi akan menghasilkan

    deformasi yang sangat kecildibandingkan pada prosespengerasan yang diperoleh melaluipendinginan (quenching) (Malau danKhasani, 2008).

    Uji kekuatan tarik banyakdilakukan untuk melengkapi informasirancangan dasar kekuatan suatu bahandan sebagai data pendukung bagispesifikasi bahan. Tegangan yangdigunakan pada kurva adalah teganganmembujur rata-rata dari pengujiantarik. Tegangan tersebut diperolehdengan cara membagi beban denganluas awal penampang lintang benda uji.

    OA

    P

    dengan : = Tegangan tarik (kg/mm2)P = Beban yang diterapkan (kg)A0 = Luas penampang spesimen (mm

    2)

    Regangan yang digunakan untukkurva teganganregangan rekayasaadalah regangan linear rata-rata, yangdiperoleh dengan cara membagiperpanjangan panjang ukur benda ujidengan panjang awal spesimen.

    O

    O

    O L

    LL

    L

    L

    Le

    dengan : = Regangan (%)L = Perubahan panjang (mm)

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-pe

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 366 375 ISSN 2086 - 3403

    368

    L0 = Panjang mula-mula (mm)Karena tegangan dan regangan

    diperoleh dengan cara membagi bebandengan faktor yang konstan, kurva

    beban perpanjangan akan mempunyaibentuk yang sama seperti kurvateganganregangan di bawah ini.(Dieter, 1993).

    Gambar 1. Diagram Tegangan-Regangan

    Beberapa yang diperoleh dari ujitarik ditunjukkan pada DiagramTegangan-Regangan yaitu (Vlack,2004):a. Batas Proporsional (Proportionality

    Limit) (pl ), bagian dari diagram ini

    disebut deformasi elastik (Elastic

    Behavior) terjadi bila material ataubahan dibebani gaya tarik ataubeban, material atau bahan akanbertambah panjang setelah gayaditiadakan, maka material akankembali ke bentuk semula. Pada saatini regangan akan sebanding dengantegangan. Perbandingan antarategangan dan regangan disebutmodulus elastisitas (ModulusYoung).

    b. Kekuatan Luluh (yield stress) (y ),

    adalah batas kekuatan bahan untukmenghasilkan deformasi dimana saatbeban dihilangkan bahan masihdapat kembali kebentuk semulanamun terjadi deformasi permanenyang kecil.

    c. Kekuatan Tarik (ultimate strength) (

    u ), adalah tegangan maksimum

    yang bekerja pada bahan. Hargamaksimum ini dicapai karenadeformasi plastis bertambah besardan terjadi pengerasan regang(strain hardening) sehingga bebanyang diperlukan untuk berdeformasilagi bertambah besar.

    d. Setelah terjadi tegangan maksimumkemudian tegangan menurun

    bersamaan dengan bertambahnya

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-p

    Optimasi Sifat Mekanis Kekuatan Tarik Baja ST 50 dengan Perlakuan Gas Carburizing Variasi Holding TimeUntuk Peningkatan Mutu Baja Standar Uji ASTM A370 (Unung Lesmanah, Eko Marsyahyo, Prima Vitasari)

    369

    regangan sampai terjadi FractureStress ( f ) ketika bahan tersebut

    putus.

    METODE PENELITIANUntuk meningkatkan sifat mekanis

    dari baja dapat dilakukan carburizingdengan menggunakan fluidized bedfurnace atau dapur lainnya yangberfungsi sama, dimana bajadipanaskan sampai temperatur 9000Cdengan waktu proses untukcarburizing bervariasi sebagai berikut:1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, 5 jam.

    Pada penelitian ini, ada beberapa

    masalah yang akan dibahas, yaitu :

    a. Holding time yang dibutuhkanuntuk mencapai nilai kekuatan tarikyang optimum pada baja karbonST 50.

    b. Terjadi perubahan foto makro padabaja karbon ST 50 tanpa dandengan perlakuan gas carburizing.

    c. Terjadi perubahan foto strukturpada baja karbon ST 50 tanpa dandengan perlakuan gas carburizingberdasarkan hasil SEM (ScanningElectron Microscope).

    Gambar 2 menunjukkan tentangdiagram alir penelitian yang dilakukandalam proses penelitian ini.

    Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-p

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 366 375 ISSN 2086 - 3403

    370

    HASIL DAN DISKUSI

    Untuk mengetahui nilai kekuatantarik baja carbon ST 50 dengan

    perlakuan gas carburizing yaitu

    spesimen dipanaskan di dalam dapur9000C kemudian di holding time selama1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam dan 5jam masing-masing variasi sebanyak 3spesimen (Tabel 1).

    Tabel 1. Hasil Penelitian Nilai Kekuatan Tarik Baja Carbon ST 50 dengan PerlakuanCarburizing

    Spesimen

    Variasi Holding Time

    TanpaPerlakuan

    1 Jam 2 Jam 3 Jam 4 Jam 5 Jam

    1 479,906 560,081 679,855 625,837 587,615 407,09

    2 540,515 646,157 514,817 672,849 657,461 576,113

    3 520,751 560,081 584,158 656,28 594,279 412,89Jumlah 1541,172 1766,319 1778,83 1954,966 1839,36 1396,093

    Rata-Rata

    513,724 588,773 592,943 651,655 613,118 465,364

    Untuk mengetahui perbedaan nilaikekuatan tarik pada baja karbon ST 50setelah perlakuan gas carburizingdengan variasi holding time, maka dari

    data hasil pengujian kemudiandianalisis dengan anova satu arahsebagai berikut (Tabel 2 dan 3):

    Tabel 2. Nilai Rata-Rata Kekuatan Tarik Baja Carbon ST 50 Setelah Perlakuan Gas

    CarburizingX Variasi Holding Time

    Spesimen 1 Jam 2 Jam 3 Jam 4 Jam 5 Jam

    1 560,1 679,9 625,8 587,6 407,1

    2 646,2 514,8 672,9 657,5 576,1

    3 560,1 584,2 656,3 594,5 412,9 1766,3 1778,8 1954,9 1839,4 1396,1

    jX 588,8 592,9 651,7 613,2 465,4

    X 582,4

    Tabel 3. Hasil Analisis Varian Nilai Kekuatan Tarik dengan Menggunakan SPSS 18

    Sum ofSquares

    DfMean

    SquareF Sig.

    BetweenGroups

    58235,3 4 14558,8 3,5 ,05

    Within Groups 41710,5 10 4171,1

    Total 99945,7 14

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Optimasi Sifat Mekanis Kekuatan Tarik Baja ST 50 dengan Perlakuan Gas Carburizing Variasi Holding TimeUntuk Peningkatan Mutu Baja Standar Uji ASTM A370 (Unung Lesmanah, Eko Marsyahyo, Prima Vitasari)

    371

    Gambar 3. Grafik Nilai Kekuatan Tarik (MPa)

    Pada hasil pengujian kekuatantarik data yang diperoleh dianalisisdengan Anova diperoleh kesimpulanbahwa terdapat perbedaan pada nilaikekuatan tarik pada baja carbon ST 50dengan perlakuan gas carburizingvariasi holding time yaitu: tanpaperlakuan gas carburizing nilai rata-ratanilai kekuatan tarik 513,7 MPa naik14,6% setelah perlakuan gascarburizing holding time 1 jam menjadi

    588 MPa, naik 0,71% di holding time 2jam menjadi 592,9 MPa , naik 9,9% , 3jam 651,7 MPa , 4 jam turun 5,9%menjadi 613,2 MPa dan holding time 5jam turun 24,09% nilai kekuatantariknya menjadi 465,4 MPa. Sehingga

    kekuatan tarik yang optimum padaholding time 3 jam sesuai denganhasil analisis uji t dan ditunjukkanpula pada grafik nilai kekuatan tarikmaksimum 651,7 MPa, serta diperolehpersamaan garis polinomialy = -22,94x2 + 157,4x + 367,7 dankoefisien korelasi R = 0,84 yangmenunjukkan hubungan antara variabely (nilai kekuatan tarik) dan variabelx (holding time) sangat kuat sekali

    (Gambar 3).Dari foto-foto makro struktur yangdiperoleh dari pengujian ketangguhanimpack seperti yang ditunjukkan padaGambar 4.

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 366 375 ISSN 2086 - 3403

    372

    NoHoldingTime

    Foto Makro Patahan

    Spesimen 1 Spesimen 2 Spesimen 3

    1 TanpaPerlakuan

    2 1 Jam

    3 2 Jam

    4 3 Jam

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Optimasi Sifat Mekanis Kekuatan Tarik Baja ST 50 dengan Perlakuan Gas Carburizing Variasi Holding TimeUntuk Peningkatan Mutu Baja Standar Uji ASTM A370 (Unung Lesmanah, Eko Marsyahyo, Prima Vitasari)

    373

    5 4 Jam

    6 5 Jam

    Gambar 4. Foto Makro Struktur patahan sisi luar dan dalam spesimen uji tarik

    Pada Gambar 4 terlihat permukaanyang mengalami peningkatan nilai

    kekerasan. Foto tampak menunjukkanmodel patahan getas. Sedangkan fotoyang tampak pada spesimen yang tidakmengalami perlakuan carburizing

    menunjukkan patahan ulet (ductile).Model patahan getas menandakan

    peningkatan unsur carbon (C) yangbersifat menambah kekerasan padabahan baja yang dikenai perlakuan.

    Foto Hasil SEM

    Tanpa Perlakuan Dengan Perlakuan

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 366 375 ISSN 2086 - 3403

    374

    Gambar 5. Foto SEM permukaan patahan sisi luar spesimen uji tarik

    Dari foto SEM (Scanning ElectronMicroscope) pada Gambar 5menunjukkan bahwa terdapatperbedaan antara baja carbon ST 50tanpa perlakuan gas carburizing dandengan perlakuan gas carburizing yaitu:

    tanpa perlakuan gas carburizingmenunjukkan struktur ferit (putih)lebih banyak, akan tetapi denganperlakuan gas carburizing justrustruktur perlitnya (hitam) yang lebihbanyak daripada feritnya, yang berartibahwa kandungan carbonnya lebihbanyak setelah proses gas carburizingyang mengindikasikan model patahangetas dengan distribusi butirandidaerah permukaan patahan yang

    lebih merata dan seragamdibandingkan permukaan patahanspesimen yang tidak mengalamiperlakuan gas carburizing.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil data penelitiandan hasil analisa serta pembahasanyang diperoleh, maka dapatdisimpulkan sebagai berikut :1. Hasil pengujian kekuatan tarik pada

    baja karbon ST 50 dengan

    perlakuan gas carburizing variasiholding time, terdapat perubahandan perbedaan pada nilai kekuatantarik, sedangkan kekuatan tarikoptimum terjadi saat di holding time3 jam dengan nilai kekuatan tarik

    651,655 MPa, serta diperolehpersamaan garis polinomialy = -22,94x2 + 157,4x + 367,7 dankoefisien korelasi R = 0,843 yangmenunjukkan hubungan antaravariabel y (nilai kekuatan tarik)dan variabel x (holding time)korelasi tinggi.

    2. Pada hasil foto SEM (ScanningElectron Microscope) menunjukkanbahwa terdapat perbedaan bahwa

    baja carbon ST 50 tanpa perlakuangas carburizing menunjukkanstruktur ferit (putih) lebih banyak,akan tetapi dengan perlakuan gascarburizing justru struktur perlitnya(hitam) yang lebih banyak daripadaferitnya, yang berarti bahwakandungan carbonnya lebih banyaksetelah proses gas carburizing, danmengindikasikan model patahangetas dengan distribusi butiran

    didaerah permukaan patahan yang

    Ferrit

    Perlit

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Optimasi Sifat Mekanis Kekuatan Tarik Baja ST 50 dengan Perlakuan Gas Carburizing Variasi Holding TimeUntuk Peningkatan Mutu Baja Standar Uji ASTM A370 (Unung Lesmanah, Eko Marsyahyo, Prima Vitasari)

    375

    lebih merata dan seragamdibandingkan permukaan patahanspeciment yang tidak mengalamiperlakuan gas carburizing.

    DAFTAR PUSTAKA

    Amstead B. H., 1979, ManufacturingProcess, in Canada, PublishedSimultaneously, Seven Edition.

    Asfarizal, 2008, Peningkatan KekerasanDengan Metoda Karburisasi PadaBaja Karbon Rendah (Medan)dengan Media Kokas, JournalTeknikA No. 30 Vol.1 Thn. XVNovember 2008, ISSN : 0854-8471

    Dieter, G. E, 1993. Metalurgi Mekanik(Alih Bahasa, Sriati Djaprie),Jakarta, Erlangga, Jilid I, Edisikeempat.

    Hamzah, M.S., dan Iqbal, M., 2008.Peningkatan Ketahanan Aus BajaKarbon Rendah dengan MetodeCarburizing, Jurnal SMARTEK, Vol.

    6, No. 3, Agustus 2008: 169 175.

    Kuswanto, B, 2010. PeningkatanKekuatan Tarik Maksimum MaterialBaja Karbon Rendah MenggunakanProses Penambahan Karbon Padat,Journal TEKNIS Vol. 5 No.3Desember 2010: 117 120

    Malau,V, M. Khasani, 2008.Karakterisasi Laju Keausan DanKekerasan dari Pack Carburizing

    Pada Baja Karbon AISI 1020,MEDIA TEKNIK No. 3 Tahun XXX,ISSN 0216-3012.

    Vlack, L. H. Van, 2004. Elemen-elemenIlmu dan Rekayasa Material (Alihbahasa, Sriati Djaprie), Jakarta,Erlangga, Edisi keenam.

    ________,ASTM Standards: A370, TheAmerican Socecty For Testing And

    Material, 2001, Anual Book OfASTM Standards.

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Jenis Material Pahat Potong Dan Run Out Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja Silinder Pada Proses Bubut(Hendra, Sutarmadi, Anizar Indriani, Hernadewita)

    376

    JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUTTERHADAP

    KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDER PADA PROSES

    BUBUT

    (1) Hendra, (2) Sutarmadi, (3)Anizar Indriani, (4) Hernadewita(1)(2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Bengkulu(3) Program Studi Teknik Elektro Universitas Bengkulu

    (4) Sekolah Tinggi Manajemen Industri Departemen Perindustian JakartaJl. W.R. Supratman Kandang Limun Bengkulu

    Telepon : (0736) 344087, 22105 - 227Email : [email protected]

    Abstract

    Machining process is part of the production process where cutting process of work piece isdone by using machine tools. Machine tools are used in the machining process includes lathemachines, milling machines, shaping machines, drilling machines and other machine tools.For a cylindrical work piece the cutting process can be done by using a lathe. Lathe processcan make cylindrical objects, holes, taper and other forms. In the cutting process of workpiece with a lathe machine are required high accuracy and precision especially for workpiece such as shafts , pistons and objects that serve as a connecting other components.Work piece with high accuracy and precision can be obtained by use the reliable of machinetools, cutting condition, the selection of machining elements and material of cutting tools;operators have a skill for operation of machine tools. Cutting conditions such as mountingwork pieces that are not center (run out) or overhang of work piece with strong pressurebetween head stock and tail stock can be resulting deflection. Run out and deflectionhappened can be cause the cutting force is not uniform. Therefore cause damage to the

    work piece and machine. Damage on the work piece can be seen from the quality of thecutting (surface roughness) and for machine on the case of chatter or vibration arising fromthe cutting force. In this paper we will focus to determine the effect of cutting tools materialand run out of material on the surface roughness where as machining element used is thedepth of cut and feeding. Work piece used is made of medium carbon steel.

    Keyword: Surface Roughness, Feeding, Dept of Cut, Lathe Machine and Cutting Tools.

    PENDAHULUAN

    Proses pemesinan merupakan

    bagian dari proses produksi yang manabenda kerja atau produk yangdihasilkan diperoleh dari prosespemotongan dengan menggunakanmesin perkakas. Mesin perkakas yangdigunakan pada proses pemesinanmeliputi mesin bubut, mesin milling,mesin sekrap, mesin drilling dan mesinperkakas lainnya (B.H., Amstead,1970). Untuk benda yang berbentuksilinder atau bulat dapat dilakukanproses pemotongan denganmenggunakan mesin bubut. Mesin

    bubut dapat membuat benda silinderis,lubang, konis dan bentuk lainnya.Dalam proses pemotongan dengan

    mesin bubut dituntut ketelitian yangtinggi terutama untuk benda kerja atauproduk yang presisi seperti poros,piston dan benda yang berfungsisebagai penerus atau penghubungkomponen lainnya.

    Ketelitian benda kerja atau produkyang tinggi dapat diperoleh melaluipenggunaan mesin perkakas yanghandal, pemilihan elemen pemesinanyang sesuai, pemilihan material pahat

    yang cocok dan operator yang memiliki

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 376-385 ISSN 2086 - 3403

    377

    keahlian yang handal dan terampil serta

    kondisi pemotongan yang baik (DilbagSingh and P. Venkateswara Rao, 2007dan B. Sidda Reddy, et al, 2009).

    Komponen-komponen ini salingberhubungan jika salah satu tidakbekerja dengan baik maka akandihasilkan benda kerja atau produkdengan kualitas yang tidak sesuaidengan yang diinginkan. Misalnya jikamesin handal tetapi kondisipemotongan tidak diperhatikan atauoperator yang menggunakan mesinkurang terampil maka kualitas bendakerja yang dihasilkan akan menjadi

    tidak baik. Atau material pahat (M.Kaladhar, 2010) yang digunakan untukpemotongan benda kerja tidak sesuaidengan benda kerja yang akandipotong maka juga akan dihasilkanbenda kerja atau produk dengankualitas yang tidak baik.

    Kasus yang lain adalah tidakdiperhatikannya kondisi pemotonganseperti pemasangan benda kerja yangtidak sesumbu atau run out, panjang

    penjuluran atau pemasangan tail stockyang terlalu kuat yang mana akanmenimbulkan adanya tekanan padabenda kerja sehingga terjadi defleksi.Run out dan defleksi yang terjadimenyebabkan benda kerja akanmengalami gaya pemotongan yangtidak sama (seragam). Hal ini akanmenimbulkan kerusakan baik padabenda kerja yang dibuat ataupun padamesin yang digunakan.

    Kerusakan pada benda kerja dapat

    dilihat dari kualitas hasil pemotonganseperti kekasaran permukaan (TugrulOzel, 2004), dan benda kerja yangtidak bulat atau silinderis akibat adanyadefleksi atau pada mesin adanyachatter (Won-Soo Yun, et al, 2002)atau getaran yang muncul akibat gayapemotongan yang tidak sama besaratau munculnya kebisingan disaatpemotongan.

    Untuk mengetahui pengaruhbeberapa komponen seperti materialpahat dan run out dalam prosespemesinan yang menggunakan mesinbubut maka dilakukan pengujianpemotongan benda kerja denganmelihat run out dan material pahatpotong terhadap kekasaran permukaanbenda kerja berbentuk silinderis.Elemen pemesinan yang digunakan

    adalah kedalaman potong dan feeding.

    b. Pahat Karbida Sandvik

    c. Pahat Karbida Vidia

    a. Pahat HSS

    Gambar 2. Bentuk dan Jenis Pahat

    Gambar 1. Mesin Bubut L-5A

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Jenis Material Pahat Potong Dan Run Out Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja Silinder Pada Proses Bubut(Hendra, Sutarmadi, Anizar Indriani, Hernadewita)

    378

    30

    Benda kerja yang digunakan terbuatdari baja karbon menengah.

    METODE PENELITIAN

    Proses pemesinan merupakansuatu proses pemotongan untukmenghasilkan suatu produk denganmenggunakan mesin perkakas. Mesinperkakas yang sering digunakan padaproses pemesinan terdiri dari mesinkonvensional dan non konvensionalyang meliputi mesin bubut, mesinmilling, mesin drilling, mesin sekrap,mesin CNC dan mesin lainnya (TaufiqRochim, 1989). Mesin perkakas inimemiliki karakteristik masing-masing

    misalnya untuk membuat benda kerjaatau produk silinderis dapat digunakanmesin bubut, untuk benda kerja persegiatau untuk membuat roda gigi dapatdilakukan dengan mesin milling, mesinsekrap dan mesin CNC.

    Gambar 3. Dimensi Benda Kerja (Poros)

    Gambar 4. Roughness Tester TR200

    Untuk benda kerja yang berbentuksilinder dapat dilihat pada poros,komponen piston dan lainnya. Dimanabenda kerja berupa poros dituntutharus memiliki kekasaran yang haluskarena fungsinya sebagai komponenpenghubung atau penerus putaran ataudaya dari mesin. Untuk piston atauporos dengan kualitas jelek (kasar)akan menyebabkan komponen cepataus sehingga akan mengakibatkankegagalan dari fungsi komponentersebut.

    Untuk menghasilkan benda kerjaatau poros dengan kualitas tinggi(halus) ada beberapa elemenpendukung proses pemesinan yang

    harus diperhatikan antara lainpemilihan elemen dasar pemesinanyang sesuai, kekakuan mesin perkakasyang baik (Tlusty, 1970), operator yanghandal dan terampil, pemilihan materialpahat potong yang sesuai denganmaterial benda kerja dan kondisipemotongan (Taufiq Rochim, 1989).Elemen dasar pemesinan yang menjadiindikator untuk menghasilkan bendakerja atau poros dengan ketelitiantinggi adalah kedalaman potong,putaran mesin perkakas dan feeding(Tugrul Ozel, 2004). Komponen inisangat mempengaruhi kualitaspemotongan dimana untuk benda kerjadengan kualitas tinggi sepertikekasaran permukaan yang halus dapatdiperoleh dengan meningkatkanputaran mesin, memperkecil kedalamanpotong dan feeding. Selain komponendiatas kondisi pemotongan dan jenismaterial pahat (M. Ramalinga Reddy,2012) yang digunakan juga dapatmempengaruhi kualitas benda kerja

    yang dihasilkan.

    Tabel 1. Spesifikasi mesin

    Merek L-5A

    Daya 1,80 Kw

    Putaran Rpm25 - 1600

    rpm

    Tegangan/Voltase (V) 220/330

    Gambar 5. Titik Ukur Uji KekasaranPermukaan

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-pe

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 376-385 ISSN 2086 - 3403

    379

    Dalam penelitian ini komponenyang dijadikan indikator dalam prosespemesinan ini adalah jenis materialpahat potongnya yaitu karbida Sandvik,karbida Vidia dan HSS dengan

    kedalaman potong 0.25 mm-0,5 mmdan feeding 0.25 mm/r-0,5 mm/r.Kondisi pemotongannya yaitu dalamkondisi kantilever.

    Mesin perkakas yang digunakanadalah mesin bubut tipe L-5A sepertiyang dapat dilihat pada Gambar 1,dimana spesifikasi mesin bubut yangdigunakan dapat dilihat pada Tabel 1.Bentuk atau jenis pahat yangdigunakan dapat dilihat pada Gambar2. Pada Gambar 2 terlihat jenis pahatyang digunakan yaitu pahat HSS(Gambar a) pahat karbida Sandvik(Gambar b) dan pahat karbida Vidia(Gambar c).

    Benda kerja atau poros yang akandibubut terbuat dari baja karbonmenengah. Dimensi benda kerja yangdigunakan adalah panjang 130mm dandiameter luar benda kerja adalah 36mm seperti terlihat pada Gambar 3.Pemotongan dilakukan dalam 3 tahap

    dimana dalam setiap tahappemotongan dilakukan dengan panjang30 mm. Setiap langkah pemotonganbenda kerja kedalaman potong danfeedingnya divariasikan dan jenis ataubentuk pahat juga divariasikan.Sebelum proses pemotongan dimulaidilakukan proses pembersihan danperataan permukaan benda kerjadengan proses facing. Langkah awalpemotongan dilakukan denganmenggunakan bentuk pahat jajarangenjang (pahat karbida Sandvik)

    dengan kedalaman potong 0,25 mmdan feeding 0,25 mm/r. Selanjutnyapemotongan yang sama dilakukandengan menggunakan pahat potongdengan lain yang berbentuk segiempat(pahat karbida Vidia). Terakhirdilakukan pemotongan denganmenggunakan pahat potong HSS.Setelah proses pemotongan dilakukanmaka dilanjutkan dengan prosespengukuran kekasaran permukaanyang mana titik ukurnya dilakukan pada

    4 titik yaitu pada titik 00

    , 900

    , 1800

    dan

    2700. Posisi titik ukur kekasaranpermukaan dapat dilihat padaGambar 5.

    Tabel 2. Hasil Pengukuran dengan Pahat

    Potong Karbida Sandvik

    Posisi

    Pengukuran

    Kekasaran Permukaan

    ( m)

    a= 0,25mm,

    f=0.25mm/r

    a= 0, 5mm,

    f=0.5mm/r

    0 2,591 3,228

    90 2,667 3,320

    180 3,088 3,162

    270 2,754 3,313

    Pengukuran kekasaran permukaan(Taufiq Rochim, 1989) dilakukandengan menggunakan alat ukurkekasaran Roughness tester TR-200

    (Anonymous, 2002) dengan nilaiketelitian 0.8 m dan range 40 m.Gambar 4 menunjukkan alat ukurkekasaran permukaan yang digunakan.

    Tabel 3. Hasil Pengukuran dengan PahatPotong Karbida Vidia

    Posisi

    Pengukuran

    Kekasaran Permukaan

    (m)

    a= 0,25mm,

    f=0.25mm/r

    a= 0,5mm,

    f=0.5mm/r)

    0 2,025 2,674

    90 2,217 2,643

    180 2,359 2,753

    270 2,240 2,979

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-pe

    Jenis Material Pahat Potong Dan Run Out Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja Silinder Pada Proses Bubut(Hendra, Sutarmadi, Anizar Indriani, Hernadewita)

    380

    HASIL DAN DISKUSI

    Hasil pengujian yang diperolehdapat dilihat pada Tabel 2 sampai

    dengan Tabel 7 dimana Tabel 2 dan 5menunjukkan hubungan antara nilaikekasaran permukaan dengankedalaman potong dan posisipengukuran untuk material pahatkarbida Sandvikk. Untuk material pahatkarbida Vidia ditunjukan oleh Tabel 3dan 6 dan material pahat HSS padaTabel 4 dan 7.

    A. Hasil Proses Pemotongan BendaKerja.

    1. Hasil Pengukuran Kekarasandengan Pahat Potong KarbidaSandvik.

    Tabel 2 menunjukan hasilpengujian dengan material pahatkarbida Sandvik dengan kedalamanpotong 0,25 mm dan feeding 0,25mm/r. Tabel 2 juga menunjukan nilaikekasaran permukaan untuk kedalamanpotong 0.5 mm dan dan feeding 0,5

    mm/r. Nilai kekasaran permukaan yangdiperoleh untuk tiap posisi pengukuran(titik uji) pada kedalaman potong 0,25mm dan dan feeding 0,25 mm/r yaitu2,591 m untuk titik uji 00, 2,667 m,3,088 m, 2,754 m pada titik ujilainnya (900, 1800 dan 2700). Hal inimenunjukan bahwa pada saatpemotongan benda kerja terjadi run outyang disebabkan oleh benda kerja tidakdalam kondisi sesumbu (center) dimana

    nilai kekasaran permukaannya tidaksama. Jika benda kerja dipasang dalamkondisi center maka hasil pemotonganakan menghasilkan kekasaranpermukaan yang sama (seragam). Nilaikekasaran permukaan terbesar terdapatpada titik uji 1800 dan terkecil pada titikuji 00.

    Tabel 4. Hasil Pengukuran dengan PahatPotong HSS

    Posisi

    Pengukuran

    Kekasaran Permukaan( m)

    a= 0,25mm,

    f=0.25mm/r

    a= 0,5mm,

    f=0.5mm/r)

    0 2,247 3,158

    90 2,165 3,474

    180 2,302 3,917

    270 2,353 3,714

    Untuk kedalaman potong 0,5 mmdan feeding 0,5 mm/r diperoleh hasilpengukuran yang sama dengan padakedalaman potong 0,25 mm dan feeding0,25 mm/r. Dimana untuk tiap posisipengukuran diperoleh nilai kekasaranpermukaannya yaitu 3,228 m, 3,320

    m, 3,162 m dan 3,313 m.Dengan meningkatkan kedalaman

    potong dan feeding maka pengaruh runout dapat dikurangi. Tetapi nilaikekasaran permukaan menjadimeningkat. Hal ini dapat dilihat dariselisih nilai kekasaran permukaan bendakerja yang dihasilkan yaitu 0,497 (nilaikekasaran permukaan benda kerja padatitik uji 00-1800) dan 0,087 (nilaikekasaran permukaan benda kerja padatitik uji 900-2700) untuk kedalaman

    potong 0,25 mm menjadi 0,066 dan0,007 pada kedalaman potong 0,5 mm.

    2. Hasil Pengukuran Kekarasandengan Pahat Potong Karbida

    Vidia.

    Hasil pengukuran kekasaranpermukaan dengan pahat potongkarbida Vidia dapat dilihat pada Tabel 3.Hasil kekasaran yang diperoleh untuktitik uji 00, 900, 1800, 2700 adalah 2,025

    m, 2,217 m, 2,359 m dan 2,240 m

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 376-385 ISSN 2086 - 3403

    381

    pada kedalaman potong 0,25 mm danfeeding 0,25 mm/r. Untuk kedalamanpotong 0,5 mm dan feeding 0,5 mm/rdiperoleh kekasaran permukaan untuktiap titik uji yaitu 2,674 m, 2,643 m,

    2,753 m dan 2,979 m.

    Pengaruh run out juga terdapatpada proses pemotongan dengan pahatpotong Vidia seperti yang terlihat padaTabel 3. Pada titik uji 00 dan 1800

    terdapat perbedaan sebesar 0,334 mdan 0,023 m untuk kedalaman potong0,25 mm dan feeding 0,25 mm/r. Untukkedalaman potong 0,5mm dan feeding0,5 mm/r diperoleh selisihnya adalah0,079 m, 0.336 m. Hal inimenunjukan untuk pahat potongdengan material karbida Vidia pengaruhkedalaman potong dan feeding terhadapkekasaran permukaan dari benda kerjabaja karbon menengah tidak terlalubesar. Dibandingkan antara hasilpemotongan benda kerja denganmaterial pahat potong karbida Sandvikterlihat bahwa kekasarean permukaanyang dihasilkan material pahat potongVidia lebih rendah (halus).

    Tabel 5. Hasil Pengukuran dengan PahatPotong Karbida Sandvik

    Posisi

    Pengukuran

    Kekasaran Permukaan

    ( m)

    a= 0,25mm,

    f=0.5mm/r

    a= 0, 5mm,

    f=0.25mm/r)

    0 2,916 2,959

    90 2,908 2,788

    180 2,894 3,193

    270 2,771 3,012

    Tabel 6. Hasil Pengukuran dengan PahatPotong Karbida Vidia

    Posisi

    Pengukuran

    Kekasaran Permukaan

    ( m)

    a= 0,25mm,

    f=0.5mm/r

    a= 0,5mm,

    f=0.25mm/r)

    0 2,810 2,120

    90 2,652 2,446

    180 2,841 2,254

    270 2,656 2,563

    3. Hasil Pengukuran Kekarasandengan Pahat Potong HSS

    Untuk pemotongan dengan materialpahat potong HSS diperoleh hasilkekasaran permukaannya pada titik uji00, 900, 1800, 2700 seperti ditunjukan

    oleh Tabel 4 adalah 2,247 m, 2,165m, 2,302 m dan 2,353 m padakedalaman potong 0,25 mm danfeeding 0,25 mm/r. Pada kedalamanpotong 0,5 mm dan feeding 0,5 mm/rkekasaran permukaan yang dihasilkanditiap titik uji yaitu 3,158 m, 3,474m, 3,917 m dan 3,714 m. DariTabel 4 terlihat bahwa pemotongandengan menggunakan material pahatHSS juga mengalami run out. Dimana

    besarnya kekasaran permukaan yangterjadi akibat run out adalah 0.055 mdan 0,188 m untuk kedalaman potong0,25 mm dan feeding 0,25 mm/r.Sementara untuk kedalaman potong 0,5mm dan feeding 0,5 mm/r adalah 0,759m dan 0,24 m. Hal ini menunjukanuntuk material HSS efek run outterhadap kekasaran permukaan bendakerja menurun dengan kecilnya nilaikedalaman potong dan feeding.

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Jenis Material Pahat Potong Dan Run Out Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja Silinder Pada Proses Bubut(Hendra, Sutarmadi, Anizar Indriani, Hernadewita)

    382

    Tabel 7. Hasil Pengukuran dengan PahatPotong HSS

    Posisi

    Pengukuran

    Kekasaran Permukaan

    ( m)

    a= 0,25mm,

    f=0.5mm/r

    a= 0, 5mm,

    f=0.25mm/r)

    0 2,664 2,356

    90 2,732 2,494

    180 2,548 2,725

    270 2,902 2,586

    4. Hubungan KekarasanPermukaan Benda Kerja danElemen Pemesinan (kedalamanPotong dan feed ing)

    Proses pemotongan benda kerjadengan menggunakan material pahatpotong karbida Sandvik diperoleh hasilkekasaran permukaannya pada titik uji00, 900, 1800, 2700 seperti ditunjukanoleh Tabel 5 adalah 2,916 m, 2,908m, 2,894 m dan 2,771 m padakedalaman potong 0,25 mm danfeeding 0,5 mm/r. Pada kedalamanpotong 0,5 mm dan feeding 0,25 mm/rkekasaran permukaan yang dihasilkan

    ditiap titik uji yaitu 2,959 m, 2,788m, 3,193 m dan 3,012 m.

    Dengan menggunakan materialpahat potong karbida Vidia diperolehhasil kekasaran permukaan prosespemotongan benda kerja sepertiditunjukan oleh Tabel 6 dimana nilainyaadalah 2,810 m, 2,652 m, 2,841 mdan 2,656 m pada kedalaman potong0,25 mm dan feeding 0,5 mm/r. Padakedalaman potong 0,5 mm dan feeding0,25 mm/r kekasaran permukaan yangdihasilkan ditiap titik uji yaitu 2,120 m,2,446 m, 2,254 m dan 2,563 m.

    Untuk proses pemotongan bendakerja dengan menggunakan materialpahat potong HSS diperoleh hasilkekasaran permukaannya yaitu 2,664m, 2,732 m, 2,548 m dan 2,902 muntuk kedalaman potong 0,25 mm danfeeding 0,5 mm/r seperti terlihat padaTabel 7. Pada kedalaman potong 0,5mm dan feeding 0,25 mm/r kekasaranpermukaan yang dihasilkan ditiap titikuji yaitu 2,356 m, 2,494 m, 2,725 mdan 2,586 m.

    B. Pembahasan Hasil Pemotongan.

    Dari nilai kekasaran permukaanyang diperoleh dalam prosespemotongan benda kerja denganmenggunakan material pahat potongberbeda (karbida Sandvik, karbida Vidiadan HSS) didapatkan beberapakecenderungan atau fenomena yaitu:

    Gambar 6. Grafik Hubungan Kekasaran Permukaan, Posisi Pengukuran dan Variasi Material

    Pahat Potong untuk Kedalaman Potong 0,25 mm dan Feeding 0,5 mm/r

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 376-385 ISSN 2086 - 3403

    383

    Gambar 7. Grafik Hubungan Kekasaran Permukaan, Posisi Pengukuran dan Variasi MaterialPahat Potong untuk Kedalaman Potong 0,5 mm dan Feeding 0,25 mm/r

    Gambar 8. Grafik Hubungan Kekasaran Permukaan dan Posisi Titik Uji untuk untuk VariasiMaterial Pahat, Kedalaman Potong dan Feeding

    1. Run out yang terjadi pada bendakerja baja karbon menengahmempunyai nilai variasi kekasaranpermukaan yang lebih rendah jikamenggunakan material pahat karbidaVidia dan HSS dibanding denganpahat karbida Sandvik untuk

    kedalaman potong dan feeding kecil(a=0,25 mm dan f=0,25 mm/r).Sementara untuk kedalaman potong0,5 mm dan feeding 0,5 mm/r,material pahat karbida Sandvikmemiliki variasi nilai run out yangrendah. Hal ini menunjukan bahwa

    K e k a s a r a n P e r m u k a a n V s P o s i s i P e n g u k u r a n

    ( a = 0 . 5 m m d a n f = 0 . 2 5 m m / r )

    2 . 0

    2 . 2

    2 . 4

    2 . 6

    2 . 8

    3 . 0

    3 . 2

    3 . 4

    3 . 6

    0 9 0 1 8 0 2 7 0

    P o s i s i P e n g u k u r a n

    K

    e

    k

    a

    s

    a

    ra

    n

    P

    e

    rm

    u

    k

    a

    a

    n

    (u

    m

    )

    S a n d v i k V i d i a H S S

    K e k a s a r a n P e r m u k a a n V s P o s i s i P e n g u k u r a n

    2 .0

    2 .2

    2 .4

    2 .6

    2 .8

    3 .0

    3 .2

    3 .4

    3 .6

    0 90 18 0 2 7 0

    P o s i s i P e n g u k u r a n

    KekasaranPermukaan(um)

    S a n d vik 0 .2 5mm Vid ia 0 .2 5 mm H S S 0 .2 5 mmS a n d vik 0 .5 mm Vid ia 0 .5 mm H S S 0 .5 mm

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Jenis Material Pahat Potong Dan Run Out Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja Silinder Pada Proses Bubut(Hendra, Sutarmadi, Anizar Indriani, Hernadewita)

    384

    untuk pemilihan kedalaman potongdan feeding yang besar pemakaianpahat potong dari material pahatkarbida Sandvik lebih cocok dibanding

    dengan material pahat potongkarbida Vidia dan HSS. Sementarauntuk kedalaman potong dan feedingkecil, material pahat potong karbidaSandvik tidak cocok digunakankarena menghasilkan variasi nilaikekasaran permukaan akibat run outyang besar (lihat Tabel 2 sampaidengan Tabel 5).

    2. Pengaruh run out dapat dikurangidengan memperbesar kedalamanpotong dan feeding tetapi nilai

    kekasaran permukaan benda kerjaakan meningkat. Hal ini dapatdijelaskan bahwa pengaruhkedalaman potong dan feeding yangbesar akan membuat area kontakpahat potong menjadi luas. Luas areaini akan membuat tekanan dan gayapemotongan pada benda kerjamenjadi besar dimana penekananyang besar akan membuatpemotongan benda kerja menjadiseragam. Penekanan yang besar ini

    dapat mengurangi efek run out yangterjadi.

    3. Untuk variasi kedalaman potong danfeeding pemilihan material pahatpotong dapat dilihat pada Gambar 6dan 7. Dimana pada Gambar 6terlihat bahwa untuk kedalamanpotong kecil (0.25 mm) dan feedingbesar (0.5 mm/r) penggunaanmaterial pahat potong HSS lebihcocok dibanding dengan materialkarbida Sandvik dan Vidia. Tetapi

    untuk kedalaman potong besar (0,5mm) dan feeding kecil (0,25 mm/r)penggunaan material pahat potongVidia lebih cocok dibanding denganmaterial pahat potong HSS danSandvik (lihat Gambar 7).

    4. Gambar 8 menunjukkan besarnyaselisih pengaruh kedalaman potongdan feeding untuk material pahatpotong karbida Sandvik, karbida Vidiadan HSS. Selisih nilai kekasaranpermukaan yang besar dari pengaruh

    kedalaman potong dan feeding

    terdapat pada penggunaan materialpahat karbida Vidia. Nilai selisihkekasaran permukaan dengan variasikedalaman potong dan feeding

    terendah terdapat pada penggunaanmaterial pahat karbida Sandvik.Tetapi untuk nilai kekasaranpermukaan terbaik bagi pemotonganbenda kerja dari material karbonmenengah terdapat pada penggunaamaterial pahat potong karbida Vidiapada kedalaman potong yang besar(0, 5 mm) dan feeding kecil (0,25mm/r).

    KESIMPULAN

    Dari hasil pengujian yang dilakukan

    dapat diperoleh beberapa kesimpulan

    yaitu:

    1. Pada setiap pemotongan bendakerja dengan menggunakan variasimaterial pahat potong terdapatfenomena run out dimana hal inimenghasilkan nilai kekasaranpermukaan yang bervariasi.

    2. Run out dapat diperkecil denganmemilih material pahat yang sesuaidengan benda kerja yang digunakandimana pada penelitian ini efek runout dapat diperkecil denganmenggunakan material pahat potongkarbida Sandvik dengan kedalamanpotong yang kecil dan feeding besar.Sebaliknya untuk kedalaman potongbesar dan feeding kecil dapatdilakukan dengan menggunakan

    material pahat potong karbida Vidia.Selain pemilihan pahat potong,penambahan kedalaman potongjuga dapat memperkecil efek run outpada benda kerja tetapi kekasaranpermukaan yang dihasilkan menjadirendah (kasar).

    3. Pemilihan material pahat potongyang sesuai dengan benda kerjayang akan dibuat sangat membantudalam menghemat ongkos produksi

    (pemotongan) karena dari hasil

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 376-385 ISSN 2086 - 3403

    385

    pemotongan dalam pengujian initerlihat bahwa pemilihan materialpahat potong dapat membantumempercepat proses pemotongan

    seperti memperbesar kedalamanpotong dan kualitas kekasaranpermukaan tinggi (halus).

    DAFTAR PUSTAKA

    Amstead, B.H dkk. Teknologi Mekanik,Jakarta: Erlangga, 1979.

    Anonimus, 2002, Roughnes Tester 401series TR 200 Manual Book, TIMEGroup Inc.

    Kaladhar, M, et.al., Optimization ofProcess Parameters in Turning ofAISI202 Austenitic Stainless Steel,ARPN Journal of Engineering andApplied Sciences, Vol. 5, No. 9,2010, pp.79-87.

    Koenigsberger, F,J. Tlusty, MachineTools Structure, Vol.1, PergamonPress Ltd, New York, 1970.

    Ozel, T., et. al., 2005, PredictiveModeling of Surface Roughnessand Tool Wear in Hard Turningusing Regression and NeuralNetworks, International Journal ofMachine Tools and Manufacture,45, pp. 467-479.

    Reddy , M. R., et.al., 2012 ComparativeStudy of Theoretical and PracticalSurface Roughness ProfilesProduced, International Journal of

    Advanced Engineering Technology,Vol.III, January-March, pp. 89-99.

    Reddy, B. S., et.al., 2009, Prediction ofSurface Roughness in Turning

    Using Adaptive Neuro-FuzzyInference System, Jordan Journalof Mechanical and IndustrialEngineering, Volume 3, Number 4,December, pp. 252 259

    Rochim, T., 1989, Metrologi danSpesifikasi Geometri, Lab. TeknikProduksi dan Metrologi Industri,Institut Teknologi Bandung.

    Singh D. P., Rao V., 2007, A Surface

    Roughness Prediction Model forHard Turning Process,International Journal of AdvancedManufacturing, Vol. 32, No.11-12,hal. 1115-1124.

    Yun, W.S., 2002, et.al., Development ofa Virtual Machining System, part 2:Prediction and Analysis of aMachined Surface Error,International Journal of MachineTools and Manufacture, 42, pp.

    1607-1615.

    ____________, Teori dan TeknologiProses Pemesinan, Lab. TeknikProduksi dan Metrologi Industri,Institut Teknologi Bandung, 1989.

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Kerugian-Kerugian Pada Pipa Lurus Dengan Variasi Debit Aliran (Muchsin)

    KERUGIAN-KERUGIAN PADA PIPA LURUS

    DENGAN VARIASI DEBIT ALIRAN

    MuchsinJurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako

    Jl. Sukarno-Hatta Km.9 Tondo, Palu 94119

    Email: [email protected]

    Abst rac t

    Fluid flow a pipe (internal flow) always happens losses caused by friction between the wallbecause of the influence of the fluids viscosity. High coefficient of friction affect them directly to asubstantial reduction of the pressure and eventually to the amount of energy needed to drain thefluid. Application of this research is on the installation of pipeline taps, pertaminas crude olisupply, installation of sump drainage pipe in the mining regions and many other applications. Inthis study, will be varied so that the flow rate will be obtained by varying Reynolds number, andwill be searched the relationship betwenReynolds and major losses, the speed of the mayor losses

    that occur with such a relationship will be obtained as a study in fluid mechanics studies From thisstudy indicate that the relationship between Reynolds number the friction factor is which meansthe greater the speed of the major losses will be greater. The lowest value of friction factor at fullvalve opening with Re= 1,91 x 105 to the value f = 1,513 x 10 -2 and the highest value of frictionfactor occurs at the valve opening quarter with Re = 4,30 x 10 4 to the value f= 2,195 x 10-2. Thehighest major with the value of h= 196,67 mm at a speed v= 19,572 m/s (at full valve opening),the lowest rate of major losses on the value of h= 0 (small) at the speed of v = 2,453 m/s.

    Keywo rds: internal flow, viscosity, friction factor, Reynolds.

    PENDAHULUAN

    Perpindahan fluida (cairan ataugas) di dalam sebuah saluran tertutuppada sebuah pipa atau saluran duct,sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Perhatian sejenak pada keadaan disekeliling kita akan menunjukan bahwaterdapat banyak variasi penerapan darialiran pipa. Penerapan-penerapantersebut mencakup mulai dari jalur pipabesar Alaska buatan manusia yang

    menyalurkan minyak mentah hampirsejauh 800 mil melintasi Alaska, sampaike sistem pipa alamiah yang kompleks(dan pasti tidak kurang kegunaannya)yang menyalurkan darah keseluruhtubuh kita dan udara keluar masuk paru-paru kita. Contoh-contoh lain termasukpula air pada pipa-pipa di rumah kitadan sistem distribusi yang mengirimkanair dari sumur kota kerumah-rumah.

    Banyak selang-selang dan pipa-

    pipa menyalurkan fluida hidrolik ataufluida lainnya ke berbagai komponen-komponen kendaraan-kendaraan dan

    mesin-mesin. Kualitas udara di dalam

    gedung-gedung dijaga pada tingkat yangnyaman dengan distribusi udara yangterkondisi (dipanaskan, didinginkan,dilembabkan/ dikeringkan) melalui suatujaringan pipa atau saluran duct yangrumit. Meskipun sistem-sistem iniberbeda, prinsip-prinsip mekanika fluidayang mengatur gerakan fluida adalahsama.

    Distribusi aliran laminer atau

    turbulen sangat dipengaruhi daribilangan Reynold. Viskositas gradientekanan dan kekasaran permukaansedangkan untuk menentukan teballapisan batas dipengaruhi oleh panjangpipa, viskositas, kecepatan aliran dankekasaran permukaan (Moelyadi, 2003).

    Pada aliran didalam pipa yangcukup panjang (tidak ada efek inlet ataufully developed flow), efek dari batasdinding atau tegangan geser sebanding

    dengan kerugian tekanan artinyasemakin panjang dinding semakinbertambah kerugian tekanan kerena

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 386-392 ISSN 2086 - 3403

    387

    faktor gesekan kekentalan fluida. Jugadari hasil penelitian distribusi kecepatanmenunjukan kecepatan pada bataspadat= 0 (tidak slip) atau cocok denganhasil analisa perhitungan (exactsolution). Jadi apabila terjadi slip pada

    dinding (kecepatan pada dinding 0)kerugian tekanan menjadi berkurang,tentunya dapat menghematenergi.(Yanuar, 2005).

    Tingginya koefisien gesekberpengaruh secara langsung kepadabesarnya penurunan tekanan dan padaakhirnya kepada besarnya energi yangdiperlukan untuk mengalirkan fluida(Yuli, 2006).

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini dilaksanakan dilaboratorium Mekanika Fluida JurusanTeknik Sipil Universitas tadulako, denganperalatan Bend Aparatus, dilaksanakandalam waktu 3 bulan. Pada bulanpertama dan kedua akan dilakukanpengambilan data dan analisis data.Pada bulan ke tiga adalah penulisanlaporan, bahan penelitian adalah fluida

    air. Alat instalasi penelitian yaituapparatus bend, tangki air, pipa uji,pompa, katup, manometer air, tabungukur, stopwatch, termometer danbarometer.

    Gambar 1. Instalasi Penelitian

    Keterangan gambar :

    1. Pipa 6 mm

    2. Pipa 10 mm

    3. Pipa yang kekasaranya dapat di ubah-ubah.

    4. Pipa 16,05 mm

    5. Katup buka dan tutup

    6. Katup pembesar aliran

    7. Katup bola (globe valve)

    8. Pipa siku 450

    9. Kombining 450

    10. Kranpembuka

    11. Kran bulat

    12. Saringan (strainer)

    13. Pipa siku 900

    14. Bend

    15. Kombining 900

    16. Tabung pitot statis

    17. Venturi meter

    18. Orivice meter

    19. Sampel pipa

    20. Mercury meter

    21. Manometer air

    22. Alat pengukur volume

    23. Tangki penampung

    24. Pompa

    25. Tabung pembaca

    26. Starter pompa (on/off)

    27. Sekrup tanda pembacaan pengukuran

    Mulai

    Selesai

    Variasi Bukaan Katup (n0)

    Pengambilan data:Debit & Tekanan

    n4 n0= n0 +1

    Hitung:

    A, Q, V, Re, f, hf

    Kesimpulan

    hf= F (Re)

    h=F v

    Y

    TID

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Kerugian-Kerugian Pada Pipa Lurus Dengan Variasi Debit Aliran (Muchsin)

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Gambar 2. Grafik hubungan antara bilangan Reynoldsdengan faktor gesekan debit 5 detik

    Gambar 3. Grafik hubungan antara bilangan Reynoldsdengan faktor gesekan debit 10 detik

    Gambar 4. Grafik hubungan antara bilangan Reynolds

    dengan faktor gesekan debit 15 detik

    y = 2E-13x2 - 1E-07x + 0.0258R = 1

    0

    0.005

    0.01

    0.015

    0.02

    0.025

    0 50000 100000 150000 200000

    Friction

    faktor

    Re

    y = 3E-13x2 - 1E-07x + 0.0276

    R = 1

    0

    0.005

    0.01

    0.015

    0.02

    0.025

    0.03

    0 50000 100000 150000 200000

    Frictionfaktor

    Re

    y = 3E-13x2 - 1E-07x + 0.0284

    R = 1

    0

    0.005

    0.01

    0.015

    0.02

    0.025

    0.03

    0 50000 100000 150000 200000

    Frictionfakto

    r

    Re

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-pe

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 386-392 ISSN 2086 - 3403

    389

    Gambar 5. Grafik hubungan antara kerugian mayordengan kecepatan debit 5 detik.

    Gambar 6. Grafik hubungan antara kerugian mayordengan kecepatan debit 10 detik.

    Gambar 7. Grafik hubungan antara kerugian mayordengan kecepatan debit 15 detik.

    y = 71.002x - 87.505

    R = 0.9153

    -50

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    4.415 14.274 18.839 19.572

    Kerugian

    mayor

    Kecepatan

    y = 70.999x - 89.16

    R = 0.9153

    -50

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    2.797 14.497 19.133 17.219

    KerugianMayor

    Kecepatan

    y = 65.335x - 83.335

    R = 0.9511

    -50

    0

    50

    100

    150

    200

    2.453 14.569 17.17 18.002

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-pe

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 386-391 ISSN 2086 - 3403

    390

    PEMBAHASAN

    Untuk analisis yang lebih

    mendalam maka akan dilakukan studiliteratur, apakah hasil penelitian sudahsesuai dengan penelitian-penelitiansebelumnya. Kajian yang pertamaadalah Bilangan Reynolds sebagai fungsi

    dari faktor gesekan disini diperolehkesimpulan bahwa faktor gesek akansemakin berkurang dengan kenaikanbilangan Re dan dengan nilai Re yang

    makin besar Friction faktor akancenderung stabil, untuk mengetahuinyaapakah kesimpulan yang diambil benarmaka akan dibandingkan hasil ini denganDiagram Moody.

    Gambar 8. Diagram Moody

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 386-392 ISSN 2086 - 3403

    391

    Untuk tren dari grafik adalah sudahmendekati, dan dapat disimpulkan bahwahasil penelitian yang dilakukan aliranturbulennya belum sepenuhnya yangartinya berada antara transisi dan

    turbulen, yang mengakibatkan hasilgrafiknya bentuknya landai, tidak curambila dilakukan pada daerah turbulensepenuhnya.

    Kemudian untuk grafik hubunganantara kerugian mayor dengan kecepatankita akan melakukan pendekatan secaraanalisis apakah grafik tersebut sudahbenar.

    =

    .......................................

    ...........14)

    Dari rumus ini menunjukan bahwa h V2 (berbanding lurus dengan kudratkecepatan, yang artinya jika nilai h besarmaka nilai kecepatan juga akan menjadibesar. Dari analisis ini menunjukan bahwapenelitian yang kita lakukan sudahmendekati kebenaran.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulano Hubungan antara bilangan reynolds

    dengan faktor gesekan adalahberbanding terbalik yang artinyasemakin besar bilangan Reynoldsmaka akan semakin kecil frictionfaktornya.

    o Hubungan antara kecepatan dankerugian mayor adalah berbandinglurus yang artinya semakin besarkecepatan maka kerugian mayor akansemakin besar pula.

    o Pada bilangan Re mulai 1,50 x 1052 x 105 nilai faktor gesekancenderung stabil (tidak berubah).

    o Hasil penelitian nilai friction faktorterendah terjadi pada bukaan katuppenuh dengan Re= 1,91 x 105

    dengan nilai f= 1,513 x 10-2, dan

    nilai friction factor tertinggi terjadipada bukaan katup dengan Re=

    4,30 x 104 dengan nilai f= 2,195 x10-2.

    o Kerugian mayor tertinggi dengannilai h= 196,67 mm padakecepatan v= 19,572 m/s (pada

    bukaan katup penuh), kerugianmayor terendah terjadi pada nilaih= 0 (kecil) pada kecepatan v=2,453 m/s.

    Sarano Diperlukan bilangan Re yang besar

    dalam pendistribusian fluida dengandemikian friction faktor akansemakin kecil sehingga kerugiangesekan dapat dikurangi.

    o

    Pada peneliti selanjutnya disarankanuntuk menggunakan variasi bilanganRe yang lebih banyak, agar dapatdiperoleh kesimpulan yang lebihtepat.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abubaker A. S., Saib A. Y., & Yasser F. N.,2003, Study of the Separated andTotal losses in Bends, Proceedings

    of the International Conference onFluid and Thermal EnergyConversion, Bali, Indonesia.

    Arip D. B., 2004, Studi EksperimentalTentang Pengaruh Protituding(Tonjolan) pada Pipa lurusBercabang 450 dan 600 terhadapdistribusi kecepatan dan TekananAliran, ITS, Surabaya.

    Bird R. B., Stewart W. E. & Lighfoat E. N.,1994, Transport Phenomena,John Willey & Sons, Singapore,Toronto.

    Daily James, W & Harleman Donald R. F.,1996. Fluid Dynamics, AddisonWesley Publishing Company, inc.

    MD Bassett, DE Winterbone & RJ Pearson,2001, Calculation of steady flow

    pressure loss coefficients for pipe

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 386-391 ISSN 2086 - 3403

    392

    junctions, Proc Instn Mech EngrsVol 215 Part C.

    Miller S. Donald., Internal Flow Sistem,Vol-5, In the BHRA Fluid

    Engineering Series.

    Moelyadi & Franciscus A Widiharsa, 2003,Penentuan distribusi aliran fluidakompresibel di dalam pipa, diakses 12 juni, ITB Central Library2006 [email protected] .

    Sularso & haruo Tahara, 2004, Pompadan Kompresor, PT PradnyaParamita, Jakarta.

    Schlichting H., 1979. Boundary layerTheory, MC Graw-Hill Bookcompany, New York.

    Yuli S.I., 2006, Meredam TurbulensiMembuat Air Mengalir (jauh) lebihcepat, diakses 12 juni 2006,(www.beritaiptek.com.

    Thomas K., 1989, Hidraulika, PenerbitErlangga, Jakarta.

    White F.M., 1994. Fluid Mechanics, ThirdEdition, Mc Graw-hill BookCompany, New York.

    Yanuar, 2006, Efek penambahan zataditif terhadap gesekan fluida,Seminar Nasional Tahunan Teknik

    Mesin III, KKE 225.

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Variasi Arus Terhadap Kekuatan Tarik dan Bending Pada Hasil Pengelasan SM490 (Awal Shahrani, Alimuddin Sam, Chirulnas)

    393

    VARIASI ARUS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING PADA HASIL

    PENGELASAN SM490

    Awal Syahrani*, Alimuddin Sam**, Chairulnas***

    *&** Dosen Jurusan Teknik Mesin, Univ. Tadulako*** Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Univ. Tadulako*Email : [email protected]

    Abstract

    This study aimed to determine the effect of variations in welding current on tensile strength andbending the steel SM490, with the variation of welding current 140 A, 150 A, and 160 A. Electrodesused were E 7018, with the hem V angle 70o, SMAW welding methods. Tests performed are tensileand bending tests. The research was conducted at the department of materials science laboratorymachine tadulako university engineering faculty. Ultimate tensile strength of welded joints occur at

    160 A current variation with an average value of 626.35 MPa tensile stress and the lowest in thegroup of 140 A current variation of 468.85 MPa, and for an extension or tensile strain is highest valueat 160 A by 14.33% and the lowest at 140 A current variation of 9.25%. To the elasticity of thewelding process with a variation of the current value of 140 A bona fide high of 3260.03 MPa and thelowest was at 160 A current variation in the amount of 3040.64 MPa. Highest bending stress valuescontained in the variation of welding current 160 A of 45.069 MPa and the lowest was at 140 Acurrent variation of 40.635 Mpa. Deflection value that occurs in the bending test is highest value at160 A current variation of 34.333 mm and the lowest was at 140 A current variation of 32.77 mm.

    Keywords: SMAW, Carbon SteelSM490, Tensile Strength, Bending.

    PENDAHULUAN

    Salah satu proses penyambunganlogam dengan logam yang lain adalahproses pengelasan, dimana prosespengelasan sangat berhubungan eratdengan energy termal (panas), sehinggadalam prosesnya akan dapat mengubahsifat dasar dari material dasar (basedmaterial ), untuk itu dalam proses

    pengelasan perlu diperhatikan beberapaparameter proses pengelasan yangberhubungan dengan kualitas hasil las,seperti pemilihan mesin las, penunjukanjuru las, pemilihan kuat arus, pemilihanelektroda, dan pemilihan jarak pengelasanserta penggunaan jenis kampuh las.

    Dalam proses pengelasanpenyetelan besar-kecilnya arus sangatberpengaruh terhadap hasil pengelasanyang diinginkan. Hasil pengelasan yang

    diharapkan tidak saja bentuk kampuh

    lasnya yang baik, tetapi juga kekuatandari sambungan las yang didapat harusbaik dan kuat. Perbandingan besarkecilnya arus tergantung dari jenis kawatlas yang digunakan, posisi pengelasanserta tebal bahan dasar atau tebal bendakerja yang akan dilas. Besar arus,kecepatan pengelasan, besarnya

    penembusan dan jarak pengelasan sertapolaritas listrik mempengaruhi kekuatanhasil lasan dan efisiensi pekerjaan dalamproses pengelasan.

    TEORI DASAR

    1. Pengertian Las

    Definisi pengelasan menurut DIN(Deutsche Industrie Norman) adalahikatan metalurgi pada sambungan logam

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 393-402 ISSN 2086 - 3403

    394

    atau logam paduan yang dilaksanakandalam keadaan lumer atau cair. Dengankata lain, las merupakan sambungansetempat dari beberapa batang logam

    dengan menggunakan energi panas.Mengelas adalah suatu aktifitasmenyambung dua bagian logam atau lebihdengan cara memanaskan atau menekanatau gabungan dari keduanya sedemikianrupa sehingga menyatu seperti bendautuh. Penyambungan bisa dengan atautanpa bahan tambah (filler metal) yangsama atau berbeda titik cair maupunstrukturnya.

    Pengelasan dapat diartikan denganproses penyambungan dua buah logamsampai titik rekristalisasi logam, denganatau tanpa menggunakan bahan tambahdan menggunakan energi panas sebagaipencair bahan yang dilas. Pengelasan jugadapat diartikan sebagai ikatan tetap daribenda atau logam yang dipanaskan.

    Mengelas bukan hanya memanaskandua bagian benda sampai mencair danmembiarkan membeku kembali, tetapimembuat lasan yang utuh dengan caramemberikan bahan tambah atau elektroda

    pada waktu dipanaskan sehinggamempunyai kekuatan seperti yangdikehendaki. Kekuatan sambungan lasdipengaruhi beberapa faktor antara lain:prosedur pengelasan, bahan, elektrodadan jenis kampuh yang digunakan.

    2. Las Busur Listrik Terlindung

    Proses SMAW (Shieled Metal ArcWelding) atau pengelasan busur listrik

    elektroda terbungkus. Proses SMAW jugadikenal dengan istilah proses MMAW(Manual Metal Arc Welding). Dalampengelasan ini, logam induk mengalamipencairan akibat pemanasan dari busurlistrik yang timbul antara ujung elektrodadan permukaan benda kerja. Busur listrikyang ada dibangkitkan dari suatu mesinlas.

    Elektroda yang dipakai berupa kawatyang dibungkus oleh pelindung berupafluks dan karena itu elektroda las kadang-kadang disebut kawat las. Elektroda

    selama pengelasan akan mengalamipencairan bersama-sama dengan logaminduk yang menjadi bagian kampuh las.Dengan adanya pencairan ini maka

    kampuh las akan terisi oleh logam cairyang berasal dari elektroda dan logaminduk. Untuk dapat mengelas denganproses SMAW diperlukan baberapaperalatan, seperti mesin las, kabelelektroda dan pemegang elektroda.Peralatan lain yang juga perlu disediakanadalah topeng las (welding mask), sarungtangan dan jas pelindung. ProsesPengelasan SMAW selain mencairkankawat las yang nantinya akan membekumenjadi logam las, busur listrik juga ikutmencairkan fluks.

    Karena massa jenisnya yang kecildari logam las maka fluks berada diataslogam las pada saat cair. Kemudiansetelah membeku fluks cair ini menjaditerak yang membentuk logam las. Dengandemikian, fluks cair akan melindungikubangan las selama mencair dan terakmelindungi logam las selama pembekuan.Terak ini nantinya harus dihilangkan daripermukaan logam las dengan

    menggunakan palu atau digerinda

    3. Besar Arus Listrik

    Besarnya arus pengelasan yangdiperlukan tergantung pada diameterelektroda, tebal bahan yang dilas, jeniselektroda yang digunakan, geometrisambungan, diameter inti elektroda danposisi pengelasan. Daerah las mempunyaikapasitas panas tinggi maka diperlukan

    arus yang tinggi.Arus las merupakan parameter lasyang langsung mempengaruhipenembusan dan kecepatan pencairanlogam induk. Makin tinggi arus las makinbesar penembusan dan kecepatanpencairannya. Besar arus padapengelasan mempengaruhi hasil las bilaarus terlalu rendah maka perpindahancairan dari ujung elektroda yangdigunakan sangat sulit dan busur listrikyang terjadi tidak stabil. panas yangterjadi tidak cukup untuk melelehkan

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Variasi Arus Terhadap Kekuatan Tarik dan Bending Pada Hasil Pengelasan SM490 (Awal Shahrani, Alimuddin Sam, Chirulnas)

    395

    logam dasar, sehingga menghasilkanbentuk rigi-rigi las yang kecil dan tidakrata serta penembusan kurang dalam. Jikaarus terlalu besar, maka akanmenghasilkan manik melebar, butiran

    percikan kecil, penetrasi dalam sertapeguatan matrik las tinggi.

    4. Elektroda Las

    Mengelas dengan las listrikmemerlukan kawat las (elektroda) yangterbuat dari suatu logam yang dilapisidengan suatu lapisan yang terdiri daricampuran beberapa zat kimia. Elektrodaadalah bagian ujung (yang berhubungandengan bendakerja) rangkaian penghantar

    arus listrik sebagai sumber panas.Di dalam las elektroda terbungkus

    fluks memegang peranan penting karenaflusk dapat bertindak sebagai :

    1. Pemantap busur dan penyebabkelancaran pemindahan butir-butircairan logam.

    2. Sumber terak atau gas yang dapatmelindungi logam cair terhadap udara

    di sekitarnya.3. Pengatur penggunaan.4. Sumber unsur unsur paduan.

    Fluks biasanya terdiri dari bahan-bahan tertentu dengan perbandinganyang tertentu pula. Bahan-bahan yangdigunakan dapat di golongkan dalambahan pemantapan busur. Pembuat terak,penghasil gas, deoksidator, unsur paduandan bahan pengikat. Bahan-bahantersebut antara lain oksida-oksida logam,

    karbonat, silikat, fluorida, zat organik,baja paduan dan serbuk besi.Berdasarkan jenis elektroda dan

    diameter kawat inti elektroda dapatditentukan arus dalam ampere dari mesinlas seperti pada tabel dibawah ini:

    Tabel 1. Spesifikasi arus menurut tipe elektroda dan diameter.

    E7018 adalah suatu jenis elektroda yangmempunyai spesifikasi tertentu. Dalampenelitian ini yang dimaksud denganE7018 adalah :

    E0:Elektroda las listrik (E7018 diameter4,0 mm)

    70:Tegangan tarik minimum dari hasilpengelasan (70.000 Ksi) atau samadengan 492 MPa.

    10:Posisi pengelasan (angka 1 berartidapat dipakai dalam semua posisipengelasan).

    Diameter Tipe elektroda dan amper yang digunakan

    Mm Inch E 6010 E 6014 E 7018 E 7024 E 7027 E 7028

    2,5 3/32 - 80-125 70-100 70-145 - -

    3.2 1/8 80-120 110-160 115-165 140-190 125-185 140-190

    4 3/32 120-160 150-210 150-220 180-250 160-240 180-250

    5 3/16 150-200 200-275 200-275 230-305 210-300 230-250

    5.5 7/32 - 260-340 360-340 275-375 250-350 275-365

    6.3 - 330-415 315-400 335-430 300-420 335-430

    8 5/16 - 90-500 375-470 - - -

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 393-402 ISSN 2086 - 3403

    396

    8 :Menunjukkan jenis selaput serbuk besihidrogen rendah dan interval arus lasyang cocok untuk pengelasan.

    Gambar 1. Elektroda terbungkus

    5. Metalurgi Las

    Aspek metalurgi adalah meliputisiklus termal dan pengaruhnya terhadapperubahan struktur mikro serta faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mampulas (weldability) dari logam yangdisambung. Kualitas sambungan lasbiasanya dikaitkan dengan kekuatan,ketangguhan atau sifat mekanis lainnya,

    maka perlu dibahas hubungan antarastruktur mikro dengan sifat-sifat terhadaptekanan dan kekerasan dari sambunganlas.

    Siklus termal akan dapatmenimbulkan perubahan-perubahanmetalurgi yang rumit, deformasi dantegangan-tegangan termal ataupun cacatpada logam las. Perubahan yang palingpenting dalam pengelasan adalahperubahan struktur-mikro yang akan

    menentukan sifat-sifat mekanissambungan las. Pada umumnya strukturmikro yang terjadi tergantung padakomposisi kimia dari logam induk, kondisilogam induk seperti geometri atau prosespengerjaan sebelumnya, teknikpengelasan yang diterapkan, sertaperlakuan panas yang diberikan.

    Tingkat perubahan mikro strukturyang terjadi disamping dipengaruhi olehfaktor-faktor dari material yang dilas jugatergantung pada temperatur maksimumyang dicapai ketika pengelasan,

    waktu/lamanya temperatur itu terjadi dankecepatan pendinginan. Faktor utamayang mengontrol perubahan strukturtersebut adalah besarnya masukan panas(heat input) yang diberikan kepadasambungan logam (termasuk kalau adapemanasan mula). Kecepatan pendinginanmempengaruhi sifat-sifat mekanis sesuaidengan jenis fasa dan butiran logam yangterbentuk. Pendinginan yang cepat

    menghasilkan struktur yang kuat, kerasdan kurang ulet.

    Pendinginan yang lambatmenghasilkan sifat-sifat sebaliknya.Menahan logam pada temperatur tinggi(di atas temperatur kritis) untuk waktuyang lama dapat menghasilkan strukturdengan butiran yang kasar, namundemikian selama pengelasan berlangsungada bagian logam yang letaknyabersebelahan dengan las berada pada

    temparatur tinggi untuk waktu yangsangat singkat. (Santoso, J., 2006)

    6. Pengujian kekuatan sambungan

    Kekuatan TarikPengujian tarik bertujuan untuk

    mengetahui sifat-sifat mekanik danperubahan-perubahannya dari suatulogam terhadap pembebanan tarik sepertitegangan, regangan, dan moduluselastisitas. Pengujian tarik merupakanjenis pengujian yang paling banyak

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Variasi Arus Terhadap Kekuatan Tarik dan Bending Pada Hasil Pengelasan SM490 (Awal Shahrani, Alimuddin Sam, Chirulnas)

    397

    dilakukan karena mampu memberikaninformasi perilaku mekanis material.Pengujian ini umumnya diperuntukan bagipengujian beban - beban statik. Bebantarik tersebut dimulai dari nol dan berhenti

    pada beban atau tegangan patah tarik(Ultimate Strenght) dari logam yangbersangkutan.

    Beban uji yang telahdinormalisasikan ukurannya dipasangpada mesin tarik, kemudian diberi beban(gaya tarik) secara perlahan-lahan dari nolhingga maksimum. Pengujian tarikdilakukan dengan mesin uji tarik ataudengan universal testing machine.Hubungan antara tegangan dan regangan

    pada beban tarik ditentukan denganrumus sebagai berikut.

    Dimana:F = Beban (N)

    = Luas penampang (mm2)

    = Tegangan (N/mm2).Kemudian besarnya regangan

    adalah jumlah pertambahan panjang

    karena pembebanan dibandingkan denganpanjang daerah ukur (gage length).

    Dimana : = Regangan (%).L = Perubahan panjang (mm).Lo = panjang mula-mula (mm).Modulus Elastisitas adalah

    perbandingan antara tegangan danregangan dari suatu benda. Besarnya nilai

    modulus elastisitas yang juga merupakan

    perbandingan antara tegangan danregangan dan dapat dihitung denganpersamaan:

    Dimana :E = Modulus elastisitas tarik

    (N/m2). = Tegangan (N/m2). = Regangan (%).Lo = panjang mula-mula (mm).L = Perubahan panjang (mm).

    Kekuatan BendingUntuk mengetahui kekuatan lentur

    (bending) suatu material dapat dilakukan

    dengan pengujian lentur terhadapspesimen tersebut. Kekuatan bending ataukekuatan lengkung adalah teganganbending terbesar yang dapat diterimaakibat pembebanan luar tanpa mengalamideformasi yang besar atau kegagalan.Besar kekuatan bending tergantung padajenis spesimen dan pembebanan. Akibatpengujian bending, bagian atas spesimenmengalami tekanan, sedangkan bagianbawah akan mengalami tegangan tarik.

    Dalam material logam kekuatantekannya lebih tinggi dari pada kekuatantariknya. Karena tidak mampu menahantegangan tarik yang diterima, spesimentersebut akan patah, hal tersebutmengakibatkan kegagalan pada pengujianmaterial. Kekuatan bending pada sisibagian atas sama nilai dengan kekuatanbending pada sisi bagian bawah.Pengujian dilakukan three point bending.

    Gambar 2. Metode three-point Bending

    Momen yang terjadi pada material dapat

    dihitung dengan persamaan :

    M = ........(4)

    Sehingga kekuatan bending dapatdirumuskan sebagai sebagai berikut :

    ................................(5)

    Dimana :b = kekuatan bending (Mpa)

    P = beban /load (N)L = panjang span / support span (mm)

    P

    L L

    L

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 393-402 ISSN 2086 - 3403

    398

    b = lebar/ width (mm)d = tebal / depth (mm)

    METODE PENELITIAN

    Proses pengelasan penelitian inidilakukan di PT.POSO ENERGY yangterletak di Desa Sulewana KecamatanPamona Utara Kabupaten Poso sedangkanuntuk Pengujian tarik dan bendingdilakukan di Laboratorium PengujianBahan Jurusan Teknik Mesin FakultasTeknik Universitas Tadulako Palu.

    Alat yang digunakan adalah : mesinlas listrik, mesin perkakas (sekrap, gergajidan gerinda), tensil test dan hardnesstest. Bahan yang digunakan SM490 tebal14 mm, elektroda 2,6 E7018. Pengerjaanpenelitian ini dimulai dengan memotongbahan dengan ukuran 270 x 50 mm,kemudian dilakukan pembentukankampuh V dengan sudut 70o . Selanjutnya

    dilakukan pengelasan dengan variasi arus140 A, 150 A dan 160 A. Pembentukanspesimen uji dilakukan pada tahapberikutnya, spesimen uji tarik dan

    spesimen uji kekerasan dengan standarASTM. Pengambilan data adalah langkahselanjutnya.

    Gambar 3. Spesimen uji tarik standar ASME Section IX 462.1

    Gambar 4. Spesimen uji bending standar ASME Section IX 462.2

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil Pengujian TarikData-data hasil pengujian tarik

    pada kelompok raw material dan

    kelompok variasi arus pengelasan yangsudah diperoleh kemudian dimasukankedalam persamaan yang ada. Data-datatersebut selanjutnya dapat dilihat padatabel 2 di bawah.

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-pe

    Variasi Arus Terhadap Kekuatan Tarik dan Bending Pada Hasil Pengelasan SM490 (Awal Shahrani, Alimuddin Sam, Chirulnas)

    399

    Tabel 2. Hasil Pengujian tarik

    ParameterSpesimen

    Raw Material Arus 150 A Arus 160 A

    Tegangan Rata-rata()(Mpa)

    418.55 468.85 587.44 626.35

    Regangan Rata-rata

    ()(%) 14.79 9.25 12.04 14.33

    Elastisitas Rata rata

    (E)(Mpa) 2832.97 3260.03 3192.98 3040.64

    Data dari tabel di atas hasil pengujian tarik selanjutnya dimasukan ke dalam diagrambatang seperti dibawah ini:

    Gambar 5. Diagram kekuatan tarik

    Gambar 6. Diagram regangan

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-pe

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 393-402 ISSN 2086 - 3403

    400

    Gambar 7. Diagram elastisitas

    Hasil Pengujian Bending

    Pada data hasil pengujian bendingdiambil dari sample hasil pengujian yanghasilnya berupa grafik yang menunjukanbesarnya harga gaya beban max saatmenekuk. Dari pengujian tekuk tersebutdidapatkan harga gaya beban dan

    tegangan lentur maksimum. Dari tiap

    variable pengujian terdapat tiga sampelspesimen. Berikut ini merupakan hasil dariperhitungan data yang didapat pada saatpengujian tekuk yang dikelompokkanberdasarkan arus pengelasan.

    Tabel 3. Data pengujian bending

    Parameter

    Spesimen

    Raw Material Arus 140 A Arus 150 A Arus 160 A

    Defleksi Rata-rata (mm) 34,666 32,77 30,933 34,333

    Rata-rata (Mpa) 38,436 40,635 42,484 45,069

    Data dari tabel di atas hasil pengujian bending selanjutnya dimasukan ke dalamdiagram batang seperti dibawah ini:

    Gambar 8. Diagram uji bending

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Variasi Arus Terhadap Kekuatan Tarik dan Bending Pada Hasil Pengelasan SM490 (Awal Shahrani, Alimuddin Sam, Chirulnas)

    401

    Pembahasan

    Berdasarkan hasil pengujian tarikpada tabel 2, hasil kekuatan tarik padabahan SM490 hasil pengelasan SMAWdengan variasi arus adalah :

    - Untuk spesimen Raw Materialdidapatkan nilai rata kekuatan tarik(u) =418.55Mpa, regangan/elongasi

    () = 14.79 % dan elastisitas (E) =

    2832.97 Mpa.

    - Untuk spesimen 140 A didapatkannilai rata kekuatan tarik (u) = 468.85Mpa, regangan/elongasi () = 9,25 %dan elastisitas (E) = 3260,03 Mpa,posisi patah terjadi pada daerah HAZ.

    - untuk spesimen 150 A didapatkan

    nilai rata kekuatan tarik (u)=587.44Mpa, regangan/elongasi () =

    12.04 % dan elastisitas (E) = 3192.98

    Mpa, posisi patah terjadi pada daerah

    HAZ.- untuk spesimen 160 A didapatkan

    nilai rata kekuatan tarik (u)=626.35Mpa, regangan/elongasi () =

    14.33% dan elastisitas (E) = 3040.64

    Mpa, posisi patah terjadi pada daerah

    HAZ.

    Berdasarkan hasil pengujian tarikpada tabel 3, hasil kekuatan bending padabahan SM490 hasil pengelasan SMAWdengan variasi arus adalah :- Untuk spesimen Raw Material

    didapatkan nilai rata kekuatan tarik(b) =38,436Mpa.

    - Untuk spesimen 140 A didapatkannilai rata kekuatan tarik (b)=40,635Mpa.

    - untuk spesimen 150 A didapatkan

    nilai rata kekuatan tarik (b)=42,484Mpa.

    - untuk spesimen 160 A didapatkannilai rata kekuatan tarik (b)=45,069Mpa.

    Pengujian yang pertama adalahpengujian tarik untuk variasi aruspengelasan 140 A. Nilai kekuatan tarik 140A mempunyai nilai yang paling kecil diantara variasi arus pengelasan yaitu 150 Adan 160 A. Pada kelompok variasi 140 A,

    arus yang terjadi terlalu rendah

    menyebabkan sukarnya penyalaan busurlistrik dan busur listrik yang terjadi tidakstabil. Panas yang dihasilkan tidak cukupuntuk melelehkan elektroda dan rawmaterials serta penembusan yang terjadi

    kurang maksimal.Pengujian yang kedua adalah

    pengujian tarik untuk variasi aruspengelasan 150 A. Nilai kekuatan tarik danregangan mempunyai nilai yang yanglebih besar dibanding kelompok variasiarus 140 Amper dan kelompok rawmaterials, tetapi lebih rendah dibandingkelompok 160 A. Pada kelompok 160 A ini,arus yang terjadi cukup stabil dibandingkelompok 140 A dan 150 A, Arus yang

    stabil ini menyebabkan penembusan dannyala busur yang baik sehingga denganpanas yang masuk pada 160 A itu cukuptinggi membuat strutur butirnya lebihhalus dan rapat dibanding arus 140 A dan150 A.

    dari hasil pengujian bendingdiketahui bahwa nilai untuk 140Amengalami penurunan dibanding denganvariasi arus pengelasan 150 A dan 160 A,hal ini dikarenakan panas yang dihasilkanpada arus 150 A dan 160 A menyebabkanbahan makin ulet sehingga kekuatanbending yang dihasilkan semakin tinggi.Nilai kekuatan bending untuk arus 160 Alebih tinggi dibandingkan dengankelompok spesimen variasi aruspengelasan 140 A dan 150 A, karenasemakin tinggi panas yang masuk dansemakin lama pula pendinginannya makastruktur mikronya makin halus dan rapat,sehingga kekuatan bendingnyameningkat.

    KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian tentang

    pengaruh variasi arus pengelasan SMAWterhadap kekuatan tarik dan bending padabaja karbon SM 490 dapat disimpulkan :- Pengaruh variasi arus terhadap

    kekuatan tarik dan bending adalahsemakin besar arus yang digunakanmaka nilai dari kekuatan tarik danbending semakin naik, demikian pula

    sebaliknya.

  • 5/28/2018 JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN RUN OUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA SILINDE...

    http:///reader/full/jenis-material-pahat-potong-dan-run-out-terhadap-kekasaran-per

    Ju rna l Mekan ika l, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 393-402 ISSN 2086 - 3403

    402

    - Semakin besar arus yang digunakanmaka semakin besar pula panas yangditimbulkan yang dapat menimbulkanpeningkatan kekuatan tarik dan

    bending bahan hasil pengelasanSMAW.

    DAFTAR PUSTAKA

    Amin A, 2012, Pengaruh Besar ArusTemper Bead Welding TerhadapKetangguhan Hasil Las SMAWPada Baja ST37, Media Sains, 16 24.

    ASME Sections IX, 2002, QualificationStandard For Welding AndBrazing Procedures, Welders,Brazers, And Welding And BrazingOperators, Andeda

    Putra DP, 2011, Analisa Hasil PengelasanSMAW Pada Baja Tah