jenis kecelakaan sesuai dengan perundangan

41
JENIS KECELAKAAN SESUAI DENGAN JENIS KECELAKAAN SESUAI DENGAN PERUNDANG - UNDANGAN PERUNDANG - UNDANGAN DIREKTORAT KESELAMATAN PERKERETAAPIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN JAKARTA, 29 OKTOBER 2012

Upload: arif-darmawan

Post on 09-Aug-2015

130 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

JENIS KECELAKAAN SESUAI DENGAN JENIS KECELAKAAN SESUAI DENGAN PERUNDANG - UNDANGANPERUNDANG - UNDANGAN

DIREKTORAT KESELAMATAN PERKERETAAPIANDIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

JAKARTA, 29 OKTOBER 2012

Page 2: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

DAFTAR ISI

Page 3: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;PP No.56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan

Perkeretaapian;PP No.72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Kereta Api;KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian PerhubunganReglemen R 23

DASAR HUKUM

Page 4: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

KETENTUAN UMUM

Menurut Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian

a. Perkeretaapian

Suatu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api.

b. Kereta Api

Adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api

c. Prasarana Perkeretaapian

Adalah jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat dioperasikan

d. Sarana Perkeretaapian

Adalah kendaraan yang dapat bergerak di jalan rel

Page 5: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

KETENTUAN UMUM

e. Fasilitas Operasi Kereta Api

adalah segala fasilitas yang diperlukan agar kereta api dapat dioperasikan.

f. Lalu Lintas Kereta Api

Gerak sarana perkeretaapian di jalan rel

g. Angkutan Kereta Api

Kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan kereta api

Page 6: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

PENANGANAN KECELAKAAN KERETA API

Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2007 pasal 125

Dalam hal terjadi kecelakaan kereta api, pihak Penyelenggara Prasaran Perkeretaapian dan Penyelenggara Sarana Perkeretaapian harus melakukan hal – hal sebagai berikut :

a. Mengambil tindakan untuk kelancaran dan keselamatan lalu lintas

b. Menangani korban kecelakaan

c. Memindahkan penumpang, bagasi, dan barang antaran ke kereta api lain atau moda transportasi lain untuk meneruskan perjalanan sampai ke stasiun tujuan

d. Melaporkan kecelakaan kepada Menteri, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota

e. Mengumumkan kecelakaan kepada pengguna jasa dan masyarakat

f. Segera menormalkan kembali lalu lintas kereta api setelah dilakukan penyidikan awal oleh pihak berwenang; dan

g. Mengurus klaim asuransi korban kecelakaan

Page 7: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN KECELAKAAN KERETA API

Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2007 pasal 175

(1) Pemeriksaan dan penelitian penyebab kecelakaan kereta api dilakukan oleh pemerintah

(2) Pelaksanaan pemeriksaan dan penelitian kecelakaan kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suatu badan yang dibentuk atau ditugaskan oleh Pemerintah

(3) Hasil pemeriksaan dan penelitian penyebab kecelakaan kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang dibuat dalam bentuk rekomendasi wajib ditindaklanjuti oleh Pemerintah, Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian, dan Penyelenggara Sarana serta dapat diumumkan kepada publik

Page 8: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN KECELAKAAN KERETA API

Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2007 pasal 176

(1) Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian dan/atau Penyelenggara Sarana Perkeretaapian wajib membiayai pemeriksaan dan penelitian penyebab kecelakaan kereta api

(2) Biaya pemeriksaan dan penelitian penyebab kecelakaan kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diasuransikan

Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2007 pasal 177

Ketentuan lebih lanjut mengenai pemeriksaan dan penelitian penyebab kecelakaan kereta api diatur dengan Peraturan Pemerintah

Page 9: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

KECELAKAAN KERETA API

Kecelakaan Kereta Api Terdiri Dari

1.Peristiwa Luar Biasa (PL)

Adalah kejadian dan keadaan yang menyebabkan tertib perjalanan kereta api menyimpang dari peraturan perjalanan, namun tidak menimbulkan kecelakaan

2.Peristiwa Luar Biasa Hebat (PLH)

Adalah kecelakaan kereta api yang mengakibatkan orang tewas, luka parah atau menimbulkan kekusutan/kerusakan hebat

Page 10: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

JENIS KECELAKAAN KERETA API

1. Tabrakan KA dengan KA

2. Anjlokan

3. Terguling

4. Banjir / Longsor

5. Lain – Lain

Menurut PP 72 Tahun 2009 pasal 110 ayat (3) menyatakan bahwa Tabrakan Kereta api dengan kendaraan umum bukan merupakan kecelakaan perkeretaapian

Page 11: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERETA API

1. Faktor Sarana

2. Faktor Prasarana

3. Sumber Daya Manusia Operator

4. Eksternal

5. Alam

Page 12: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

ANALISIS PENYEBAB KECELAKAAN KA

PRASARANASARANA MANUSIA EKSTERNAL

Adanya kecrotan (mud pumping)

Jalan rel tidak laik Bantalan kayu

rapuh Rel patah Wesel rusak Badan jalan

longsor/amblas Jembatan kurang laik

Kurangnya perawatan

Terjadinya karat (jembatan besi)

Pengereman tidak bekerja dengan baik

Kerusakan pada as dan roda As patah Bearing macet

Pembebanan tidak merata

Kelebihan Beban Kurangnya

perawatan sarana, tidak menggunakan suku cadang standar.

Masinis tidak malaksanakan standar prosedur operasi yang ditetapkan (melanggar kecepatan)

Pengaturan dinasan kurang baik sehingga menimbulkan kelelahan fisik

Faktor fisik ngantuk, tertidur,

dsb

Masyarakat tidak disiplin melintasi perlintasan sebidang

Bangunan liar disekitar jalan rel mengganggu pandangan bebas masinis

Vandalisme, pencurian alat penambat, melempar kaca.

Terjadinya bencana alam, gempa bumi,longsor, banjir, dll

Page 13: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

DATA KECELAKAAN KERETA API

NO JENIS KECELAKAANTAHUN

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012*

1 Tabrakan KA dengan KA5 3 3 5 3 1 2

2 Anjlokan 68 110 99 41 25 23 19

3 Terguling** 5 7 8 7 4 2 2

4 Banjir / Longsor 3 3 8 8 6 1 0

5 Lain - Lain 11 16 8 8 4 6 2

Jumlah 92 139 126 69 42 33 25

* Data sementara yang dipantau Ditjen Perkeretaapian

Page 14: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

DATA KORBAN KECELAKAAN KERETA API

NO KORBANTAHUN

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012*

1 MENINGGAL 50 34 45 57 79 39 4

2 LUKA BERAT 76 128 78 122 93 45 8

3 LUKA RINGAN 52 164 73 76 104 28 37

JUMLAH TOTAL 178 326 196 255 276 122 49

* Data sementara yang dipantau Ditjen Perkeretaapian

Page 15: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

PROSENTASE FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN

KERETA API TAHUN 2011

Dari diagram tersebut penyebab kecelakaan yang paling dominan pada tahun 2011 adalah faktor Eksternal yaitu sebesar 47 %

Dari diagram tersebut penyebab kecelakaan yang paling dominan pada tahun 2011 adalah faktor Eksternal yaitu sebesar 47 %

Page 16: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

PROSENTASE FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN

KERETA API TAHUN 2009 S/D 2011

Dari diagram tersebut penyebab kecelakaan yang paling dominan 3 tahun terakhir dari tahun 2009 s/d 2011 adalah :

Sarana :24 %

Prasarana :15 %

SDM : 25 %Eksternal : 29 %Alam : 7 %

Dari diagram tersebut penyebab kecelakaan yang paling dominan 3 tahun terakhir dari tahun 2009 s/d 2011 adalah :

Sarana :24 %

Prasarana :15 %

SDM : 25 %Eksternal : 29 %Alam : 7 %

DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIANDIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIANDIREKTORATDIREKTORAT KESELAMATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIANPERKERETAAPIAN

Page 17: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

PELAKSANAAN ANALISIS DAN PENANGANAN KECELAKAAN

DITJEN PERKERETAAPIAN

TKPKECELAKAAN KERETA API

Polisi

Badan Penyelanggara

Sarana / Prasarana

Koordinasi

Koordinasi

Pengumpulan data dilapangan yang meliputi :

• Kronologis kejadian• Kerusakan Sarana• Kerusakan Prasarana• Korban Jiwa• Gangguan Operasi (Rintang Jalan)• Kerugian Material• Pembuatan sketsa

lokasi kejadian• Dokumentasi• Pembuatan laporan

sementara / awal

• Penanganan langsung di TKP

• Evakuasi korban

• Evakuasi korban• Penanganan Rintang Jalan (jika ada)•Perbaikan fasilitas pengoperasian sarana dan prasarana perkeretaapian

Page 18: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

PELAKSANAAN ANALISIS DAN PENANGANAN KECELAKAAN

ANALISA

• Melakukan analisa terhadap data awal yang telah diperoleh

• Membuat kesimpulan awal terhadap faktor penyebab kecelakaan kereta api

• Jika data yang didapat masih kurang lengkap

Laporan Penelitian

Kecelakaan • Laporan hasil penelitian kecelakaan termasuk faktor yang berkontribusi menyebabkan kecelakaan kereta api

PENINJAUAN LAPANGAN

Monitoring

Teguran dan Rekomendasi

Page 19: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

CONTOH FORMAT ANALISIS DAN PENANGANAN KECELAKAAN

1. Data Lokasia. KM : ………………………….............b. Lintas : .......................................c. Stasiun antara : .......................................d. Wilayah Operasi : .......................................e. Desa/kelurahan : .......................................f. Kecamatan : .......................................g. Kabupaten/Kota : .......................................h. Provinsi : .......................................

2. Waktua. Hari / Tanggal : .......................................b. Pukul : .......................................

3. Jenis Kecelakaan : .......................................

Page 20: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

CONTOH FORMAT ANALISIS DAN PENANGANAN KECELAKAAN

Lokomotif CC / BB

1. K ..... 5. K ...... 9. K .....

2. K ..... 6. K ...... 10. K .....

3. K ..... 7. K ...... 11. K .....

4. K ..... 8. K ...... 12. K .....

4. Data Kereta Api a. Nomor KA : ....................................... b. Nama KA : ....................................... c. Jurusan : ....................................... d. Muatan KA : ....................................... e. Susunan Rangkaian : .......................................

f. Berat Total Rangkaian : ....................................

Page 21: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

CONTOH FORMAT ANALISIS DAN PENANGANAN KECELAKAAN

Korban Meninggal Luka Berat

Luka Ringan Total

Awak KA

Penumpang

Lain - Lain

Total

5. Akibat Kecelakaan a. Korban Manusia

b. Kerusakan Sarana c. Kerusakan Prasarana

1. ....................................... 1. ............................

2. ....................................... 2. ............................

Page 22: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

CONTOH FORMAT ANALISIS DAN PENANGANAN KECELAKAAN

d. Operasional Kereta Api 1. …………………………............. 2. ........................................ 3. ........................................

6. Awak Kereta Api (Nama) a. Masinis : ....................................... b. Asisten Masinis : ....................................... c. Kondektur Pemimpin : ....................................... d. Runner Ac : .......................................

e. PLKA : .......................................7. Petugas Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian

(Nama) a. PPKA : ....................................... b. PJL : ....................................... c. Penilik Jalan : ....................................... d. PUK : .......................................

Page 23: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

CONTOH FORMAT ANALISIS DAN PENANGANAN KECELAKAAN

8. Kronologis Kejadian a. Waktu Keberangkatan dari stasiun awal : ............. b. Jadwal Tiba di stasiun Tujuan : ............. c. Uraian Kejadian : .............9. Kondisi Sarana a. Lokomotif 1. Tahun Mulai Dinas : ....................................... 2. PA Akhir : ....................................... 3. Rungsi Rem : ....................................... 4. Speedometer : ....................................... 5. Radio Lok : ....................................... 6. Sertifikat Kelaikan Ada Tidak Ada Nomor Serifikat ..... Tanggal .....

Page 24: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

CONTOH PERISTIWA KECELAKAAN KERETA API

Page 25: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

KECELAKAAN TABRAKAN KAKA SCT 2 DAN KA BBR 36

DI KM 336+9/0 PETAK JALAN ANTARASTA. PENIMUR – STA. NIRU

DIVRE III SUMATERA SELATAN

Page 26: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

WAKTU DAN TEMPAT KEJADIAN

Tanggal : 19 Februari 2012

Pukul : 05.50 WIB

Lokasi kejadian : Km 336+9/0

Petak jalan : Sta Penimur – Sta Niru

Lintas : Sta Prabumulih – Sta Muaraenim

Sta. Penimur

Sta. Niru

KA BBR 36 KOSONG(THN – TMB)

KA SCT 2 ISI(SCT – KPT)

Page 27: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

KRONOLOGIS KEJADIAN

Perjalanan KA BBR 36Relasi : Tarahan – Tanjungenim BaruSusunan : CC 2029001 dan CC 2029005

44 gerbong terbuka (kosong)Di Sta Tigagajah berhenti untuk melakukan pergantian masinis dan asisten masinis dan berangkat kembali pada pukul 02.50 WIBDi Sta Penimur berjalan langsung pada pukul 05.44 setelah diberi blok aman dari PPKA Sta Niru BBR 36 direncanakan untuk BLB di jalur I Sta Niru dan bersilang dengan KA SCT 2Rencana BLB dikarenakan adanya keterlambatan pemberangkatan KA BBR 36 selama 18 jam dan KA SCT 2 selama 30 menit

Page 28: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

Perjalanan KA SCT 2

Relasi : Sukacinta – Kertapati

Susunan : CC 2018911

16 gerbong datar (container isi batubara)

Berangkat dari Sta Sukacinta pukul 02.25

BBR 36 direncanakan untuk BLB di jalur I Sta Niru dan bersilang dengan KA SCT 2

Rencana BLB dikarenakan adanya keterlambatan pemberangkatan KA BBR 36 selama 18 jam dan KA SCT 2 selama 30 menit

Page 29: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

ANALISA

Petak jalan di sekitar lokasi kejadian terdapat lengkungan yang mengurangi jarak pandang bebas masinis sehingga mengurangi waktu masinis untuk melakukan pengereman.

KA SCT 2 seharusnya BLB di jalur II Sta Niru karena direncanakan bersilang dengan KA BBR 36, namun KA SCT 2 tidak berhenti walaupun aspek sinyal keluar arah Sta Penimur tidak aman.

Pada saat KA SCT 2 melanggar sinyal, petugas rumah sinyal dalam keadaan tidur sehingga tidak mengetahui masinis KA SCT 2 melanggar sinyal sehingga tidak melaporkan ke PPKA Sta Niru.

Sehingga dalam satu petak jalan terdapat 2 Kereta Api dan terjadi tabrakan

Page 30: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

SKETSA KECELAKAAN TABRAKAN KA BABARANJANG 36 DENGAN KA SUKACINTA 2

DI KM 336+9/0, HARI MINGGU 19 FEBRUARI 2012

SKETSA KECELAKAAN TABRAKAN KA BABARANJANG 36 DENGAN KA SUKACINTA 2

DI KM 336+9/0, HARI MINGGU 19 FEBRUARI 2012

TarahanTarahan

Tj. EnimTj.

Enim

STASIUN PENIMUR STASIUN NIRU

RUMAH SINYAL

RUMAH SINYAL

AKIBAT BENTURAN YANG KERAS ANTARA KEDUA KERETA API

MENGAKIBATKAN KA BBR 36 TERBAKAR

SK

SU

SM S

K

SU S

M

KA BBR 36 BERJALAN LANGSUNG

3,478 KM 7, 354 KM

KA SCT 2 SEHARUSNYA BLB NAMUN BERJALAN LANGSUNG WALAUPUN ASPEK SINYAL KELUAR

TIDAK AMAN

336 + 9/0

336 + 9/0

Page 31: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

KECELAKAAN ANJLOKAN KA 435 COMMUTER RELASI ANTARA

STASIUN BOGOR – STASIUN JAKARTA KOTA DI KM 47+6/7 PETAK JALAN

ANTARA STASIUN BOGOR – STASIUN CILEBUT

Page 32: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan
Page 33: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

KRONOLOGIS KEJADIAN

1. Pada hari Kamis tanggal 4 September 2012, KA 435 Commuter relasi antara Stasiun Bogor – Stasiun Jakarta Kota diberangkatkan dari Stasiun Bogor pada pukul 06:07 WIB, pada saat masuk menjelang sinyal muka Stasiun Cilebut di KM 47+6/7, rangkaian ke-3 KA 435 Commuter mengalami anjlokan sebanyak 4 as dan rangkaian ke-4 mengalami anjlokan sebanyak 2 as pada pukul 06:15 WIB.

2. Pada kereta ke-3, roda depan mengarah pada sepur dua (arah Jakarta), sedangkan roda belakang mengarah ke sepur satu (arah Bogor). Pada kondisi tersebut kereta masih berjalan dengan kecepatan rendah karena pada stasiun tersebut kereta dijadwalkan berhenti. Dengan adanya as roda yang tidak 1 sepur menyebabkan badan kereta melintang, sedangkan pada stasiun tersebut terdapat peron tinggi sehingga badan kereta menghantam peron

Page 34: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

ANALISA SEMENTARA

Pada sambungan rel, jumlah baut pada klem sambungan tidak lengkap hanya ada 3 dari seharusnya 6 buah ,dengan jumlah baut yang kurang maka kekuatan ikat antar rel yang disambung menjadi tidak rigid (kaku) dan dimungkinkan terjadinya lendutan pada sambungan. Dengan adanya lendutan maka dimungkinkan permukaan sambungan kepala rel tidak rata sehingga terjadi pukulan/hentakan roda ke kepala rel. Pukulan yang berulang-ulang tersebut akan menimbulkan fatique (kelelahan bahan) terhadap rel lebih cepat

Page 35: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

ANALISA SEMENTARA

Bentuk patahan berupa lengkungan yang terjadi pada sambungan rel (patahan dari kepala rel ± 3 cm, panjang patahan ± 12 cm dari sambungan). Patahan merupakan patahan lama, hal ini dibuktikan dengan adanya karat pada patahan rel

Page 36: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

KEJADIAN KECELAKAAN TABRAKAN KA MUTIARA SELATAN DENGAN KA

KUTAJAYA SELATAN DI STASIUN LANGEN

Page 37: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

STA. LANGEN(Km.321+728

)

STA. LANGEN(Km.321+728

)

BANDUNGBANDUNG

KROYAKROYA

CIREBONCIREBON

CIKAMPEKCIKAMPEK

BANJARBANJAR

Page 38: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

Pada hari Jumat tanggal 28 Januari 2011 Pkl. 02.20 Kereta Kutojaya Selatan ekonomi (KA 174 dari Bandung menuju Kutoarjo) berhenti di sepur 3 Stasiun Langen (antara Stasiun Banjar-Stasiun Kroya), untuk bersilang dengan KA Mutiara Selatan;

Pada saat yang sama, kereta Mutiara Selatan (Surabaya – Bandung / KA 103) masuk stasiun Langen sehingga menabrak KA Kutojaya Selatan yang berhenti di Sepur 3,

seharusnya KA Mutiara Selatan menunggu sinyal aman di luar stasiun dan setelah diberi tanda aman masuk stasiun langen menggunakan sepur 2.

38

KRONOLOGIS

Page 39: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

39

EMPLASEMEN STASIUN LANGEN

(Sketsa Kejadian)STASIUN LANGEN

1

2

3

KM 321+726 (12 Km setelah St. Banjar antara Banjar –

Kroya)

BANJARBANDUNG

KROYAYOGYA

KA 174(Kutajaya Selatan)

KA 103(Mutiara Selatan)

• Sedang berhenti untuk bersilang di sepur 3

• Melanggar sinyal dan masuk sepur 3

Sepur

Sepur

Sepur

Page 40: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

SKETSA KECELAKAAN TABRAKAN KA 103 MUTIARA SELATAN DENGAN KA 174 KUTOJAYA SELATAN DI

STASIUN LANGEN, BANJAR PADA HARI JUMAT, 28 JANUARI 2011, PUKUL 02.20

WIB

SKETSA KECELAKAAN TABRAKAN KA 103 MUTIARA SELATAN DENGAN KA 174 KUTOJAYA SELATAN DI

STASIUN LANGEN, BANJAR PADA HARI JUMAT, 28 JANUARI 2011, PUKUL 02.20

WIB

BANDUNGBANDUNG PURWOKERTOPURWOKERTO

STASIUN LANGEN

IIII

IIIIII

II

Sinyal Muka Sinyal Muka

Sinyal MasukSinyal Masuk

KA 174Kutojaya Selatan

KA 174Kutojaya Selatan

KA 103Mutiara Selatan

KA 103Mutiara Selatan

Lokasi tabrakan KA 103 Mutiara Selatan dengan KA 174 Kutojaya

Selatan

Lokasi tabrakan KA 103 Mutiara Selatan dengan KA 174 Kutojaya

Selatan

Sinyal KeluarSinyal Keluar

Sinyal KeluarSinyal Keluar

Page 41: Jenis Kecelakaan Sesuai Dengan Perundangan

KEMENTERIAN PERHUBUNGANDIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Jl. Medan Merdeka Barat No. 8, Jakarta Pusat 10110, IndonesiaTel. +62 - 21 - 3506204, 385683 Fax. +62 - 21 - 3813972

Website : www.perkeretaapian.dephub.go.id

Sekian & Terima KasihSekian & Terima Kasih