itikad ahlul sunnah wal jamaah-alma

24
ITIKAD AHLUL SUNNAH WAL JAMAAH Prinsip utama yang membedakan Ahli Sunnah wal Jamaah dgn golongan lain – atau yang mengaku-aku Ahli Sunnah – adalah komitmen mereka terhadap Sunah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam & jamaah sahabat yang diridlai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Adapun gambaran umum Ahli Sunnah wal Jamaah adalah sbb: 1. Ahli Sunnah wal Jamaah mempersatukan agama (ad-dien) melalui ilmu & amalan lahir & batin. Ahli Sunnah wal Jamaah mempersatukan ad-dien secara keseluruhan melalui ilmu, amalan, lahir, & batin dgn selalu berpegang kepada kemurnian Islam yang dibawa Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam & dipelihara oleh para sahabatnya. Itikad golongan yang selamat adalah gambaran yang dipredikatkan oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam dgn keselamatan, sebagaimana sabdanya: “Ummatku akan terpesah-belah menjadi 73 golongan; yang 72 golongan masuk neraka & yang satu masuk surga. Golongan ini adalah yang mengikuti jalan hidup seperti yang aku tempuh hari ini & jalan para sahabat.” 2. Ahli Sunnah wal Jamaah mempersatukan ad-dien secara menyeluruh & menegakkan ajarannya. Ahli Sunnah wal Jamaah berhimpun di atas hal itu, karena al- jamaah merupakan sebab & akibat sekaligus ketaatan & rahmat, maka memelihara jamaah merupakan bagian dari ketaatan kepada Allah. Di

Upload: hafizh-al-furqaan

Post on 09-Aug-2015

142 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Itikad Ahlul Sunnah Wal Jamaah-Alma

ITIKAD AHLUL SUNNAH WAL JAMAAH

Prinsip utama yang membedakan Ahli Sunnah wal Jamaah dgn golongan lain – atau yang

mengaku-aku Ahli Sunnah – adalah komitmen mereka terhadap Sunah Rasulullah Shalallahu

‘alaihi wassalam & jamaah sahabat yang diridlai Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Adapun gambaran umum Ahli Sunnah wal Jamaah adalah sbb:

1. Ahli Sunnah wal Jamaah mempersatukan agama (ad-dien) melalui ilmu & amalan lahir &

batin.

Ahli Sunnah wal Jamaah mempersatukan ad-dien secara keseluruhan melalui ilmu, amalan, lahir,

& batin dgn selalu berpegang kepada kemurnian Islam yang dibawa Nabi Shalallahu ‘alaihi

wassalam & dipelihara oleh para sahabatnya.

Itikad golongan yang selamat adalah gambaran yang dipredikatkan oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi

wassalam dgn keselamatan, sebagaimana sabdanya:

“Ummatku akan terpesah-belah menjadi 73 golongan; yang 72 golongan masuk neraka & yang

satu masuk surga. Golongan ini adalah yang mengikuti jalan hidup seperti yang aku tempuh hari

ini & jalan para sahabat.”

2. Ahli Sunnah wal Jamaah mempersatukan ad-dien secara menyeluruh & menegakkan

ajarannya.

Ahli Sunnah wal Jamaah berhimpun di atas hal itu, karena al-jamaah merupakan sebab & akibat

sekaligus ketaatan & rahmat, maka memelihara jamaah merupakan bagian dari ketaatan kepada

Allah. Di antara rahmat Allah bagi orang yang mentaati-Nya adalah terpeliharanya jamaah

mereka.

Sesungguhnya faktor yang menyebabkan perpecahan tak lain adalah meninggalkan sebagian dari

apa-apa yang diperintahkan-Nya & berbuat kezhaliman di antara mereka. Oleh karena itu,

manhaj (jalan) yang dipegang oleh Ahli Sunah wal Jamaah adalah tepat & sesuai dgn yang

diperintahkan Allah & Rasul-Nya, yaitu mengamalkan ajarannya secara menyeluruh dlm rangka

beribadah kepada Allah semata.

3. Ahli Sunnah wal Jamaah adalah golongan tengah & lurus.

Ahli Sunnah wal Jamaah adalah golongan tengah lagi lurus di antara berbagai kelompok ummat,

yaitu antara golongan yang melebih-lebihkan (termasuk menambah-nambahi) & yang

mengurang-ngurangi ketentuan agama.

Page 2: Itikad Ahlul Sunnah Wal Jamaah-Alma

4. Ahli Sunnah wal Jamaah berpegang teguh kepada Alquran, Sunah, & Ijma.

Ahli Sunnah wal Jamaah adalah golongan yang taat mengikuti petunjuk & larangan yang datang

dari Allah, bukan dari ajaran yang berasal dari pemikiran atau filsafat manusia.

5. Ahli Sunnah wal Jamaah adalah penerus sejarah bagi penganut agama Islam.

Ahli Sunnah wal Jamaah adalah asal-muasal dlm umat Muhammad. Mereka juga merupakan

penerus tabiat alami & benar bagi pemeluk agama ini, sebagaimana halnya millah Muhammad

Shalallahu ‘alaihi wassalam menjadi penerus alami & benar bagi millah-millah para nabi

pendahulunya.

6. Ahli Sunnah wal Jamaah adalah ahli syariat yang mengikuti Sunah Rasul yang meliputi

seluruh aspek ajaran Islam: baik akidah, manhaj-manhaj tinjauan, perbuatan-perbuatan, tujuan-

tujuan esensi, ibadah-ibadah, siyasat syar’iyah, maupun lainnya.

Sunah, sebagaimana halnya syariat adalah segala sesuatu yang disunahkan & disyariatkan Rasul

dlm akidah & amalan, yang keduanya mengandung makna yang sama.

7. Ahli Sunnah wal Jamaah hanya mengambil sumber hukum yang kuat ketetapannya dari Rasul

& Salaf as-Saleh.

Hal itu dapat diketahui berdasarkan pengetahuan tentang hadis-hadis Nabi yang telah menjadi

ketetapan, baik dlm perkataan, perbuatan, atau apa-apa yang didiamkan (taqrir/persetujuan).

8. Ahli Sunnah wal Jamaah adalah golongan yang paling mengetahui hal ikhwal Rasul, baik

berupa perkataan maupun perbuatan-perbuatannya, serta yang paling besar kecintaan &

loyalitasnya, baik terhadap sunnahnya maupun pendukungnya.

Orang atau golongan yang paling berhak dikategorikan sebagai Firkah an-Najiyah (golongan

yang selamat) adalah Ahlul Hadis & Sunah, yaitu mereka yang tetap mengikuti & berta’ashub

kepada Rasul. Merekalah yang paling mengetahui perkataan Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam &

hal ikhwalnya.

Imam-imam mereka adalah orang-orang yang benar-benar mengetahui hadis & mengerti

maknanya, meyakininya, membenarkannya, mengikutinya, mengamalkannya, mencintainya,

serta menaruh hormat kepada orang yang menghormatinya & memusuhi orang yang

memusuhinya. Selain itu, mereka memiliki perhatian besar dlm mempertimbangkan antara

riwayat-riwayat yang sahih & lemah.

9. Ahli Sunnah wal Jamaah adalah orang-orang yang mencintai hadis Nabi Shalallahu ‘alaihi

wassalam & taat mengikutinya.

Page 3: Itikad Ahlul Sunnah Wal Jamaah-Alma

Ahli Sunnah & Ahli Hadis bukanlah mereka yang sekedar sibuk berperan dlm urusan ilmu hadis,

namun juga mereka yang mencintai & mencurahkan perhatian kepadanya, iltizam dengannya,

serta menyerukan orang lain agar iltizam kepadanya, baik dia sebagai ahli Hadis, ahli zuhud, ahli

ibadah, ahli fikih, pemimpin, ataupun orang umum.

10. Ahli Sunnah wal Jamaah memiliki tingkatan beragam dlm mengetahui Sunah,

mengamalkannya, serta bersabar terhadapnya.

Sunnah (as-Sunnah) adalah segala sesuatu yang diterima oleh para sahabat dari Rasulullah

Shalallahu ‘alaihi wassalam, kemudian diteruskan kepada para tabi’in, tabi’it-tabi’in, &

seterusnya sampai hari Kiamat. Sebagian imam juga lebih mengetahui & lebih mampu bersabar

terhadapnya dari sebagian imam yang lain. (Juz 3: 358).

11. Di dlm golongan Ahli Sunnah wal Jamaah terdapat perbedaan dlm ijtihadnya dlm hal-hal

yang bersifat cabang (furu’), sesuai dgn tingkat pengetahuan mereka terhadap Sunah.

Ahli Sunnah wal Jamaah menghadapi kenyataan beragamnya pengetahuan yang menyebabkan

mereka berbeda dlm berijtihad.

12. Ahli Sunnah wal Jamaah senantiasa berupaya agar perbedaan ijtihad mereka mengarah

kepada satu pendapat & menjaga kerukunan.

Sekalipun terdapat perbedaan dlm ijtihad, mereka saling dapat menjaga & mengendalikan

perilakunya utk saling menghormati. Mereka memiliki adab yang sopan dlm berbeda pendapat

(ikhtilaf). Semua itu mereka lakukan karena menjaga kerangka besar & prinsipil, yaitu kerangka

golongan Ahli Sunah wal Jamaah.

Akan tetapi, terhadap orang atau golongan yang berbeda pendapat dlm hal yang pokok &

mendasar(ushul), mereka tak menerimanya & berlepas diri darinya. Mereka dgn keras

mengecamnya serta membeberkan kesalahan-kesalahan & penyelewengannya agar ummat

mengetahuinya.

13. Ahli Sunnah wal Jamaah tak melepaskan kebenaran.

Dalam keadaan bagaimanapun, Ahli Sunnah wal Jamaah tak melepas kebenaran dari jamaah

mereka. Hal ini karena jamaah para Imam & ulama mereka berdiri tegak memelihara nubuwah

utk menjaga Al-Islam ini, dgn spesialisnya masing-masing. Mereka mengemban tugas sebagai

pelanjut para nabi sesuai kemampuan masing-masing. Di antara mereka terdapat para sidikin,

syuhada, alim ulama, & salihin.

14. Ahli Sunnah wal Jamaah adalah kelompok yang mendapat pertolongan.

Page 4: Itikad Ahlul Sunnah Wal Jamaah-Alma

Ahli Sunah wal Jamaah adalah orang-orang yang berada di bawah naungan petunjuk & Dien

yang benar. Allah telah berjanji utk membela Dien ini & mengunggulkannya di atas dien yang

lain. Oleh karenanya, Ahli Sunah wal Jamaah adalah golongan yang mendapat pembelaan &

pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana yang diberitakan Rasul-Nya:

“Selalu ada sekelompok umatku yang membela kebenaran. Mereka tak mempedulikan orang-

orang yang mengecewakan atau yang menentang mereka sampai datang hari Kiamat.” (Juz 3:

159).

Mereka adalah golongan yang mendapat kemenangan & selalu membela kebenaran, karena

mereka mengikuti petunjuk Dien yang hak (haq).

15. Ahli Sunnah wal Jamaah adalah manusia biasa, di antara mereka ada yang baik (berlaku

benar) & ada yang maksiat.

Ahli Sunnah wal Jamaah adalah manusia biasa, di antara mereka ada sidikin & syuhada, ada pula

yang maksiat & berbuat tercela. Namun, pada umumnya mereka berperilaku baik, sebagaimana

halnya golongan lain yang banyak melakuka keburukan.

Orang-orang yang patut dinisbatkan kepada Sunnah & Hadis, tentu lebih baik dibandingkan

orang-orang atau golongan lain. Golongan Ahli Sunah wal Jamaah di dlm Islam seperti halnya

Islam terhadap agala lainnya. Yang terjadi di kalangan mereka juga terjadi di kalangan lainnya:

ada kebaikan & kejahatan. Meskipun demikian, kebaikan yang ada di kalangan Ahli Sunnah wal

Jamaah lebih banyak dibandingkan golongan selain mereka.

16. Ahli Sunnah wal Jamaah adalah mayoritas umat Muhammad (jumhur akbar & Shalallahu

‘alaihi wassalamadul A’zham).

Ahli Sunnah wal Jamaah merupakan mayoritas umat Muhammad yang berpegang teguh kepada

Kitabullah & Sunah Rasul, mencintai para sahabat & mengambil hadits Nabi dari mereka, baik

dlm hal ilmu, amalan, ataupun fikih & perilaku.

Ciri-ciri khusus akhlak & perilaku Ahli Sunnah wal Jamaah adalah sebagai

berikut.

1. Ahli Sunnah adalah Sebaik-Baik Manusia

Ahli Sunnah, sebagaimana yang kita ketahui, adalah pengemban pusaka peninggalan Nabi

Shalallahu ‘alaihi wassalam yang menyangkut aspek ilmu & amal. Sementara, aspek alamiah

Page 5: Itikad Ahlul Sunnah Wal Jamaah-Alma

yang paling menonjol dlm petunjuk nubuwwah adalah akhlak. Oleh karena itu, akhlak nubuwah

seperti cinta & kasih sayang, keteguhan & ketabahan dlm berdakwah kepada sesama manusia &

lainnya merupakan ciri khas yang dimiliki oleh golongan yang selamat ini sekaligus sebagai

rahmat Allah yang mereka terima. Perilaku seperti ini merupakan pancaran sumber yang dapat

membeli pahala kepada Ahli Sunnah.

Muhammad diutus Allah dgn membawa petunjuk sekaligus rahmat bagi seluruh alam,

sebagaimana Allah mengutusnya dgn ilmu, bukti-bukti rasional, & bukti-bukti pendengaran.

Allah juga mengutusnya dgn membawa kebaikan utk umat manusia, kasih sayang & rahmat bagi

mereka tanpa mengharap imbalan, & sabar dlm menghadapi cercaan. Oleh karena itu, Allah

membekalinya dgn ilmu, kemuliaan serta sifat penyantun: memberi bimbingan & berbuat baik

kepada semua manusia. Dia mengajar, memberi petunjuk, memperbaiki hati, & menuntun

manusia kepada jalan kebaikan di dunia & akhirat tanpa mengharap imbalan apapun. Ini

merupaka sifat semua rasul. Inilah jalan bagi siapa saja yang mau mengikutinya.

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan utk manusia.” (Ali Imran: 110)

Abu Hurairah ra berkata, “Kalian adalah sebaik-baik manusia bagi manusia.” Artinya, mereka

datang di tengah-tengah manusia utk menyeru mereka masuk ke dlm surga. Mereka berjihad dgn

mengorbankan jiwa & harta demi kepentingan & kemaslahatan manusia, sementara manusia tak

menyukai hal itu karena kebodohan mereka.

Mengenai hal ini, Imam Ahmad pun pernah berkata dlm khotbahnya, “Segala puji bagi Allah

yang telah menjadikan golongan ahli ilmu yang masih tertinggal–pada setiap masa kosong para

rasul–untuk menyeru orang-orang yang telah sesat dari petunjuk Allah. Mereka bersabar atas

segala cercaan & gangguan, menghidupkan hati orang-orang (yang mati karena tak beriman) dgn

kitabullah, serta menjadikan orang yang buta hati “melihat” dgn cahaya Allah. Sehingga banyak

orang yang telah “dibunuh” iblis berhasil dihidupkan hatinya, & banyak orang yang sesat serta

ragu mereka berikan bimbingan & petunjuk. Sungguh alangkah baiknya peranan mereka dlm

memperbaiki manusia, & alangkah buruknya tanggapan manusia kepada mereka, &

seterusnya….!”

Allah SWT sangat menyukai keluhuran akhlak & sangat membenci keburukan akhlak. Dia

menyukai kehati-hatian (kepekaan) ketika merajalelanya syubhat, menyukai keberanian (karena

benar) walaupun sekadar membunuh ular. Allah pun menyukai toleransi & kemurahan hati,

meskipun hanya memberikan segenggam kurma. (Juz 16: 313 — 317)

Page 6: Itikad Ahlul Sunnah Wal Jamaah-Alma

2. Ahli Sunnah Mengikuti Alquran & Sunnah dlm Seluruh Hubungan Mereka

Ahli Sunah wal Jamaah selalu mengikuti Alquran & Sunah Rasul, baik dlm perilaku & langkah-

langkah yang mereka tempuh maupun hubungan antara sesama manusia. Mereka menyuruh

berlaku sabar dlm menghadapi ujian & cobaan, bersyukur ketika mendapatkan kesenangan, rela

terhadap keputusan Allah, & menyerukan agar manusia menyempurnakan akhlak & amalan-

amalan yang baik. Mereka benar meyakini makna sabda Rasulullah, “Orang mukmin yang paling

sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.”

Ahli Sunah wal Jamaah menganjurkan agar menyambung tali persaudaraan, memberi sesuatu

kepada orang yang enggan memberi, memaafkan orang yang membuat kesalahan. Mereka

menyuruh berbakti kepada orang tua, menyambung tali kerabat, berbuat baik kepada tetangga,

berbuat baik kepada anak-anak yatim, orang miskin, ibnu sabil, & bersikap lembut kepada

sahaya. Mereka juga melarang berlaku sombong & membanggakan diri, serta melarang berbuat

keji & menodai kehormatan makhluk tanpa hak. Mereka menyuruh berbuat baik & melarang

berbuat jahat. Alhasil, apa-apa yang mereka katakan & amalkan, termasuk aktifitas lainnya, tak

lain hanyalah mengikuti Alquran & Sunah Rasul. (Juz 3: 158)

3. Ahli Sunnah adalah Golongan Penyeru Kebaikan & Pencegah Kemungkaran, disamping selalu

Memelihara Keutuhan Jamaah

Hal itu mereka lakukan karena merupakan prinsip utama & tonggak penting yang menjadikan

mereka sebaik-baik umat yang ditampilkan bagi manusia. Mereka menegakkan hal demikian

berdasarkan tuntunan syariat, sehingga dlm waktu yang sama sekaligus mereka menunaikan

prinsip utama & menegakkan tonggak penting, yaitu menjaga keutuhan jamaah, menyatukan

hati, menyatukan irama & perkataan, serta menyingkirkan ikhtilaf & tafaruk.

Mereka menyuruh berbuat baik & mencegah berbuat kemungkaran berdasarkan tuntunan syariat.

Mereka menyuruh menunaikan haji & jihad, menunaikan salat Jumaat & Id bersama para

pemimpin mereka yang baik maupun durhaka. Termasuk menyuruh agar menjaga keutuhan

jamaah serta memberikan nasehat kepada umat. Mereka benar-benar meyakini sabda Nabi

Shalallahu ‘alaihi wassalam:

“Orang mukmin terhadap mukmin lainnya bagaikan sebuah bangunan, yang sebagian

memperkokoh bagian lainnya.”

Kemudian beliau mengait-ngaitkan jarinya sendiri. Mereka juga meyakini hadis Nabi:

“Perumpamaan kaum mukminin dlm hal kasih sayang & saling mencintai di antara sesama

Page 7: Itikad Ahlul Sunnah Wal Jamaah-Alma

mereka adalah bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggotanya mengaduh (karena sakit), maka

seluruh tubuh merasa demam & tak bisa tidur.” (Juz 3:158)

Wajib bagi Ulil Amri yang terdiri dari para ulama masing-masing kelompok, para pemimpin, &

tokoh-tokoh umat agar menjalankan kepemimpinannya dgn baik terhadap rakyat mereka.

Mereka juga sepatutnya memerintah berdasarkan perintah Allah & Rasul, serta melarang berbuat

kemungkaran berdasarkan larangan Allah & Rasul. (Juz 3: 423)

4. Ahli Sunnah Selalu Memelihara (keutuhan) Jamaah & Iltizam Melakukan Ketaatan dlm

Kebaikan

Ahli Sunnah menjalankan fungsi ketaatan & memelihara jamaah berdasarkan ketentuan syariat

& pengamalannya. Maka ketaatan mereka dlm rangka ketaatan kepada Allah, bukan ketaatan

dlm bermaksiat kepada-Nya.

Jalan hidup moderat adalah Dienul Islam yang murni & memerangi orang yang harus diperangi.

2) Berjihad bersama Amir & kelompok yang lebih mengutamakan (jalan) Islam, jika tidak, tak

ada cara lain kecuali dgn berperang. Tetapi, tak membantu kelompok yang berperang utk

maksiat kepada Allah.

Mereka harus menaati penguasa dlm menaati Allah, & tak menaati mereka dlm bermaksiat

kepada-Nya, karena tak diperkenankan menaati makhluk dlm bermaksiat kepada Khaliq. Inilah

jalan terbaik bagi umat ini, Umat dahulu maupun kini, jalan yang seharusnya ditempuh oleh para

mukalaf. Jalan ini merupakan jalan tengah antara jalan Hururiyah & yang semisalnya yang

menempuh jalan maksiat & kerusakan karena sedikitnya ilmu; juga antara jalan Murjiah &

golongan sejenisnya yang menaati pemimpin mereka dgn mutlak, sekalipun pemimpin ini bukan

orang baik-baik. (Juz 28:508)

5. Ahli Sunnah Memikul Amanat Ilmu & Memelihara Jamaah

Dengan demikian, mereka memikul amanat ganda yang salah satunya tak kurang beratnya di

bandingkan yang lain. Pertama, amanat ilmu berupa iltizam, dakwah, & jihad. Kedua,

memelihara (keutuhan) jamaah Islam dlm pengertiannya yang luas (menyeluruh). Mereka

menempuh jalan tersebut dgn pertimbangan yang cermat berdasarkan syariat Yang Maha

Bijaksana, satu-satunya Rabb yang memiliki aturan yang dapat membebaskan penguasaan hawa

nafsu, ikatan adat, cengkeraman mazhab atau jalan tertentu, atau kelompok yang menyerupai hal

itu.

Merupakan kewajiban utk menjelaskan apa yang diturunkan Allah kepada rasul-Nya,

Page 8: Itikad Ahlul Sunnah Wal Jamaah-Alma

menyampaikan segala sesuatu yang dibawa para rasul, serta menepati janji Allah sebagaiman

dituntutnya dari para ulama. Oleh karena itu, wajib utk mengetahui apa-apa yang di bawa para

rasul, juga wajib beriman kepada ajarannya, mengajak kepada jalan-Nya, & berjihad utk

menegakkan agama-Nya. Mereka menimbang seluruh perkataan & amalan manusia dgn

Kitabullah & Sunnah Rasul, baik hal-hal yang bersifat prinsip (ushul) maupun cabang (furu’),

yang lahir maupun batin; pantang mengikuti hawa nafsu, baik berkaitan dgn adat, mazhab,

tarekat, atau kepemimpinan salaf. Mereka juga tak mengikuti prasangka, baik menyangkut hadis

daif atau kias yang keliru – sama saja apakah kias itu menyeluruh atau sekadar tamsil. Juga tak

bertaklid kepada orang yang tak wajib di ikuti, baik perkataan maupun perbuatannya.

Sesungguhnya Allah mencela orang-orang yang mengikuti prasangka & hawa nafsu & mereka

yang tak mengikuti petunjuk yang datang dari sisi-Nya. (Juz 12: 467)

6. Loyalitas Ahli Sunnah Hanya utk Kebenaran

Mereka memandang setiap individu atau kelompok berdasarkan loyalitas terhadap kebenaran,

bukan berdasarkan taasub jahili yang bermuara kepada kesukuan, kedaerahan, mazhab, tarekat,

tajamu’, atau kepemimpinan. Tidaklah patut bagi seseorang menyandarkan pujian & cacian,

cinta & kebencian, persahabatan & permusuhan, doa & kutukan kepada berbagai nama & atribut

semata, seperti nama-nama suku, daerah (kota), mazab, tarekat, organisasi yang dikaitkan dgn

para Imam, tokoh & syekh (guru atau kiyai), & sebagainya yang menghendaki pendefinisian.

Barangsiapa yang beriman –dari golongan mana pun– haruslah disikapi dgn loyal; & siapa yang

kafir –dari golongan manapun–mereka wajib dimusuhi. Barangsiapa padanya terdapat keimanan

& kezaliman, maka loyalitas & kebencian yang diberikan padanya sesuai dgn kadar keimanan &

kezalimannya. Seseorang tidaklah dinyatakan keluar dari iman secara total hanya karena dosa-

dosa & kemaksiatannya, sebagaimana penyataan Khawrij & Muktazilah. Para nabi, sidiqin,

syuhada, serta orang-orang saleh tidaklah disamakan dgn orang-orang fasik dlm hal iman, din,

cinta, benci, muwalah, & muadah. (Juz 28: 227-229)

7. Ahli Sunnah, Saling Memberikan Wala’ kepada Sesama Mereka dgn Loyalitas Secara Umum,

& Saling Memaafkan

Ahli Sunah wal jamaah saling memberikan wala’ satu dgn yang lain secara umum tanpa

memandang perbedaan asal, golongan, jamaah, kecenderungan, ataupun ijtihad tertentu. Bagi

mereka, yang prinsip & penting ialah berkeinginan menjadikan jamaah sebagai sesuatu yang

utuh, kuat, serta saling memaafkan kekurangan masing-masing; & mereka tak cepat melancarkan

Page 9: Itikad Ahlul Sunnah Wal Jamaah-Alma

tuduhan atau saling menyesatkan.

Menjadi kewajiban bagi mereka utk mendahulukan siapa yang didahulukan oleh Allah & Rasul,

& mengakhikan sipa pun yang diakhirkan Allah & Rasul. Membenci siapa saja yang di benci

Allah & Rasul, mencegah segala sesuatu yang dilarang Allah & Rasul, ridha kepada orang yang

di ridhai Allah & Rasul-Nya. Dengan demikian, diharapkan kaum muslimin menjadi satu

kekuatan. Karena kekuatan tak mungkin terwujud jika sesama mereka saling menyesatkan &

mengafirkan, & mereka mereasa paling benar & sesuai dgn Kitabullah & Sunah. Oleh karena itu,

sekalipun seorang muslim telah melakukan kekeliruan dlm satu urusan agama, tidaklah mesti di

tuduh kafir atau fasik. Bahkan Allah memaafkan umat ini dari kekeliruan & kealpaan yang

mungkin diperbuatnya. (Juz 3: 426)

8. Ahli Sunnah Menentukan Dukungan & Permusuhan Berdasarkan Prinsip ad-dien, & Mereka

Tidak Menguji Manusia dgn Sesuatu yang Bukan dari Allah

Ahli Sunnah wal Jamaah tak menguji manusia tentang perkara-perkara yang sama sekali Allah

tak memberikan kekuasaan padanya. Mereka tak fanatik berdasarkan nama-nama, syi’ar-syi’ar,

lambang-lambang organisasi, atau kepemimpinan, namun mereka memberikan dukungan

(waka’) & sikap permusuhan (mu’adah) berdasarkan prinsip-prinsip agama & ketakwaan.

Mereka juga tak berta’ashub (fanatik) kecuali utk jamaah muslimin dgn pengertiannya yang

hakiki, yakni jamaah yang dapat meninggikan panji-panji Alquran & sunah serta petunjuk salaf

saleh yang diridloi Allah.

Dalam hal ini, yang wajib ditolak adalah mengenai peristiwa Yazid bin Mu’awiyah & fitnah atas

kaum muslimin dgn kasus itu, karena sesungguhnya hal ini termasuk bid’ah yang menyalahi ahli

Saunah wal Jamaah. Demikian pula memecah belah atau mengelompok-kelompokan umat serta

mengujinya dengna sesuatu yang tak ada perintah dari Allah & Rasul, seperti mengatakan

kepada seseorang, “Apakah anda seorang syakili & Qarfandi?” Karena nama-nama tersebut

merupakan nama-nama batil yang tak diperintahkan Allah, tak terdapat dlm kitabullah & sunah,

juga bukan atsar salaf umat. Maka jika seorang muslim ditanyai kata-kata seperti itu, hendaklah

dia menjawab, “Saya bukan syakili & bukan Qarfandi, tetapi adalah seorang muslim yang

mengikuti kitabullah & sunah Rasul.” (Juz 3: 414)

Bahkan nama-nama yang muncul di kalangan kaum muslimin yang dikaitkan dgn nama imam

(fiqih), seperti pengikut Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali; atau kepada syekh-syekh seperti al-

Qadari, al-Adawi, & lainnya; atau nasab yang dikaitkan dgn suku seperti Qaisy & Yamami; juga

Page 10: Itikad Ahlul Sunnah Wal Jamaah-Alma

terhadap tempat-tempat seperti asy-Syami, al-Iraqi, & al-Mishri; maka tak boleh seseorang

menguji orang lain dgn sebutan-sebutan itu.

Demikian juga tak boleh mengikat persahabatan atau memusuhi seseorang berdasarkan nama-

nama tersebut. Karena makhluk yang paling mulia disisi Allah adalah yang paling takwa kepada-

Nya, dari mana pun asal kelompoknya. (Juz 3: 416)

Maka bagaimana munkin umat Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam diperbolehkan berselisih

& berpecah belah yang membuat mereka berwala’ kepada satu kelompok & bermua’dah kepada

kelompok lainnya hanya berdasarkan prasangka & hawa nafsu tanpa bukti-bukti dari Allah?

Sedangkan Allah telah membersihkan Nabi-Nya dari perilaku seperti itu. Maka jelaslah

perbuatan seperti itu termasuk bid’ah, seperti khawarij yang memisahkan diri dari jamaah kaum

muslimin & menghalalkan darah kaum muslimin yang menentangnya. Adapun Ahli Sunnah wal

jamaah senantiasa berpegang teguh pada tali Allah, & pantang melebihkan seseorang yang

berperilaku menuruti kemauan hawa nafsu sementara yang lain lebih bertakwa darinya.

Bagaimana mungkin kita bisa membuat kelompok di tengah-tengah umat dgn nama-nama

pembuat bid’ah , yang tak berdasarkan kitabullah & Sunah Rasul?

Pengkotakan di antara umat, ulama-ulama, para syekh, para uamar, & para pembesar patut

digolongkan sebagai musuh karena hal demikian meninggalkan ketaatan kepada Allah & Rasul-

Nya. Oleh karena itu, manakala manusia meninggakan sebagian yang diperintahkan Allah,

timbullah sikap permusuhan & kebencian di antara mereka. Sedangkan jika mereka berjamaah,

selamat & berkuasalah mereka. Maka jelas bagi kita, jamaah merupakan rahmat, sedangkan

firqah adalah azab (malapetaka). (Juz 3: 419-421).

9. Ahli Sunnah Beramal Berdasarkan Kesatuan Hati & Kesamaan Kalimat

Ahli Sunnah wal Jamaah senantiasa beramal dlm kerangka kesatuan & kerukunan serta cinta

kebaikan bagi seluruh kaum muslimin. Mereka selalu memaafkan kesalahan & kekeliruan

manusia, menyerukan kebenaran, serta mendoakan manusia agar mendapat petunjuk, bimbingan

& ampunan.

Mereka mengetahui sebagian tonggak-tonggak besar dlm ad-Dien, yaitu kesatuan hati, kesamaan

kalimat, & kebaikan antar sesama. Allah SWT berfirman, “Sebab itu bertakwalah kepada Allah

& berbaiklah hubungan di antara sesamamu.” (Al-Anfal: 1)

Contoh nash-nash seperti itu memerintahkan pentingnya berjamaah & kerukunan, serta melarang

adanya perselisihan & perpecahan. Orang yang mengikuti prinsip ini termasuklah ke dlm ahlul

Page 11: Itikad Ahlul Sunnah Wal Jamaah-Alma

firqah. Sedangkan pengartian jama’us sunah adalah mereka yang menaati perintah Rasulullah

Shalallahu ‘alaihi wassalam.

Saya tak duka jika orang Islam (Mana pun) diganggu & disakiti apalagi dari sahabat kita sendiri

baik yang bersifat lahir & batin. Saya tak suka seorang pun dari mereka dicela & dimaki.

Menurut pandangan saya, merek itu harus dimuliakan, dihormati, dicintai, & dihargai sesuai dgn

ukuran masing-masing. Manusia tak terlepas dari kemungkinan-kemungkinan sebagai mujtahid

yang benar, mujtahid yang salah dlm berijtihad, & seorang yang berbuat dosa. Mereka yang

pertama tentu akan mendapatkan pahala ijtihadnya sekaligus pahala kebenarannya (patut

mendapat ucapan terima kasih); yang kedua akan mendapatkan pahala ijtihadnya & dimaafkan

kesalahannya, serta mereka mendapatkan ampunan; sedangkan yang ketiga, Allah akan

mengampuni kita, mereka, & seluruh orang beriman. Perlu diketahui, kita seharusnya saling

tolong menolong dlm kebaikan & ketakwaan, wajib bagi kaum muslimin utk membela sebagian

yang lainnya dgn pembelaan yang sebemarya.

Kami mencintai bagi seluruh kaum muslimin, & menginginkan setiap mukmin memperoleh

kebaikan sebagaimana hal itu kami sukai buat kami sendiri. Kami menghendaki agar orang yang

mempunyai maksud baik, mensyukuri maksud baik mereka; & yang suka beramal saleh

mensyukuri amalan mereka. Sedangkan bagi pelaku keburukan, kami memohon kepada Allah

semoga dosa mereka diampuni. (juz 28: 50-57)

10. Ahli Sunnah Meninjau Permasalahan Ilmiah & Amaliah dgn Memperhatikan Kerukunan &

Kesatuan

Para ulama dari kalangan sahabat, tabi’in, & pengikut setelah mereka, ketika mengalami

perselisihan pendapat dlm suatu masalah, mereka mengikuti perintah Allah , sebagaimana

firman-Nya yang artinya, “Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka

kembalikanlah ia kepada Allah (Alquran) & Rasul (Sunahnya), jika kamu benar-benar beriman

kepada Allah & hari kemudian. Yang demikian itu leibh utama (bagimu) & lebih baik

akibatnya.” (An-Nisa: 59)

Mereka saling memberikan pandangan dlm persoalan-persoalan ilmiah & amaliah dgn

memperhatikan keutuhan persatuan & persaudaraan agama, serta terlindung dari kesalahan. (Juz

24: 172)

(Dikutip dari Ahlus Sunnah wal Jamaah Ma’alimul Inthilaqah al-Kubra, Muhammad Abdul Hadi

al-Mishri)

Page 12: Itikad Ahlul Sunnah Wal Jamaah-Alma

Sejarah Kemunculan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah

Pada masa Dinasti Abbasiyah terjadi pertentangan antara golongan Mu’tazilah atau Ahli

Akal (Ra’yi) dengan ulama – ulama ahli hadist yang tidak dapat melepaskan nash Al-Qur’an dan

Sunnah lebih dahulu dan menetapkan sesuatu, terutama mengenai kepada iman pada hari

kemudian. Ulama – ulama ahli hadist banyak sekali ada yang bersembunyi dalam keyakinan dan

ada yang menentang dengan keberanian dalam masa pemerintahan khalifah Al-Ma’mun. Yang

berkeyakinan Mu’tazilah dan memasukan ulama–ulama yang lain sepaham dengan dia, seperti

itikad bahwa Al-Qur,an itu makhluk atau hadist tidak boleh meyakini qadim sama dengan zat

Tuhan. Di antara ulama yang sangat kejam ialah Ahmad bin Hanbal, yang mengatakan

Kalamullah itu qadim, sampai ia dipukuli dan dipenjarakan beberapa lama bersama teman –

temanya.

Pada akhir abad ke 3 H lahir dua orang yang dapat menyelesaikan pertengkaran yang

hebat itu, seorang bernama Abu Hasan al-Asy’ari, lahir di Bashrah tahun 260 H dan kemudian

meninggal dalam tahun 330 H, dan seseorang lagi Abu Masyuhur al-Muturidi.1[1] Al-Asy’ari

dan Al Muturidi kedua-duanya sehidup semasa dan mempunyai tujuan yang sama yaitu

membendung dan melawan aliran Mu’tazila. Perbedaannya adalah kalau Asy’ari menghadapi

negeri kelahiran aliran Mu’tazila yaitu Basrah dan Irak dan sedangkan Al-Muturidi menghadapi

aliran Mu’tazila negerinya, yaitu Samarkand dan Iran, Al-Asy’ari dahulu merupakan penganut

paham Mu’tazilah beliau dahulu berguru pada Abu Ali Al Jubal. Namun pada akhirnya beliau

tidak cocok dengan Mu’tazilah beliau lebih condong pada ahli fiqih dan ahli hadist.

Sebab terpenting Al-Asy’ari keluar dari Mu’tazilah karena adanya perpecahan yang

dialami kaum muslimin yang bisa menghancurkan mereka sendiri, kalau segera tidak diakhiri

Al-Qur’an dan Hadist menjadi korban dari paham Mu’tazilah yang dianggap semakin jauh dari

kebenaran, menyesatkan dan meresahkan masyarakat dan hal ini disebabkan karena mereka

terlalu menonjolkan akal fikiran.

Disamping itu ahli-ahli hadist antropomorfis yang terlalu memegangi makna lahir dari

hadist – hadist yang menyeret Islam kepada kelemahan, kebekuan yang tidak dapat dibenarkan.

Karena itu Al Asy’ari lalu, mengambil jalan tengah antara golongan rasionalis dan (Mu’tazilah)

dan golongan textualis ( ahli hadist antropomorfis), Ternyata langkah jalan tersebut dapat

1

Page 13: Itikad Ahlul Sunnah Wal Jamaah-Alma

diterima oleh mayoritas umat Islam.2[2] Selain itu Ahlus Sunnah wal Jama’ah mempunyai tokoh

– tokoh yang terkenal. Tokoh – tokoh tersebut antara lain Al Baqillani, Ibnu Faurak, Ibnu Ishaq

al-Isfaraini, Abdul Kahir al-Baghdadi, Imam al-Haramain al-Juwaini, Abduh-Mudzaffar al-

Isfaraini, Al Ghazali dll.

B. Pokok – pokok Fikiran Teologi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah

1.      Pemikiran Al Asy ari yaitu:

a)      Sifat Tuhan

Tuhan mempunyai sifat – sifat sebagaimana di dalam Al – Qur’an, seperti Allah mengetahui

dengan ‘Ilmu, berkuasa dengan Qudrat, hidup dengan Hayah dan seterusnya.3[3]

b)      Perbuatan Manusia

Perbuatan manusia adalah diciptakan Tuhan, bukan diciptakan oleh manusia itu sendiri. Untuk

mewujudkan suatu perbuatan, manusia membutuhkan daya, yaitu daya Tuhan dan daya manusia.

Hubungan perbuatan manusia dengan kehendak Tuhan yang mutlak dijelaskan melalui teori

Kasb, yakni berbarengnya kekuasaan manusia dengan perbuatan Tuhan. Al Kasb mengandung

arti keaktifan. Karena itu, manusia bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya.

c)      Pelaku Dosa Besar

Seorang muslim yang melakukan perbuatan dosa dan meninggal dunia sebelum sempat bertobat,

tetap dihukumi mukmin, tidak kafir, tidak pula berada diantara mukmin dan kafir, dan di akhirat

ada beberapa kemungkinan :

(1)   Ia mendapat ampunan dari Allah dengan rahmat-Nya sehingga pelaku dosa besar tersebut

memasukanya ke dalam surga.

(2)   Ia mendapat syafaat dari Nabi Muhammad SAW.

(3)   Allah memberikam hukuman kepadanya dengan dimasukan ke dalam siksa neraka sesuai dengan

dosa besar yang dilakukannya, kemudian dia dimasukanya ke surga.

d)      Keadilam Tuhan

Tuhan tidak mempunyai kewajiban apapun.Tuhan tidak wajib memasukan orang, baik ke surga

ataupun neraka. Semua itu merupakan kehendak mutlak Tuhan, sebab Tuhanlah yang berkuasa

dan segala-galanya milik Allah. Jika Tuhan memasukan seluruh manusia ke dalam surga, bukan

2

3

Page 14: Itikad Ahlul Sunnah Wal Jamaah-Alma

berarti Ia tidak adil. Sebaliknya jika Tuhan memasukan seluruh manusia ke dalam neraka, bukan

berarti ia zalim. Tuhan adalah penguasa mutlak dan tidak ada yang lebih kuasa. Ia dapat dan

boleh melakukan apa saja yang dikehendakinya.4[4]

2.      Pemikiran Al-Muturidi yaitu 5[5] :

a.       Akal dan wahyu. Pendapatnya sama dengan Al Asy’ari. Namun Maturidi porsi yang diberikan

kepada akal lebih besar daripada yang diberikan oleh Asy’ari.

b.      Perbuatan Manusia. Menurtnya, Perbuatan manusia sebenarnya di wujudkan oleh manusia itu

sendiri, dan bukan merupakan perbuatan Tuhan.

c.       Kekuasaaan dan kehendak mutlak Tuhan menurut Muturidi adalah salah satu Qodrat Tuhan

tidak sewenang-wenang (absolute), tetapi perbuatan dan kehendaknya itu berlangsung sesuai

dengan hikmah dan keadilan yang sudah ditetapkan-Nya itu sendiri.

d.      Sifat Tuhan. Pendapatnya sejalan dengan Al-Asy’ari. Keduanya berpendapat Tuhan mempunyai

sifat-sifat, seperti sama, bashar dan sebagainya.

e.       Melihat Tuhan. Menurutnya kelak diakherat kita bisa melihat Tuhan tapi tidak dalam bentuknya

(bila kaifa), karena keadaan di akherat tidak sama dengan kadaan di dunia.

f.       Kalam Tuhan (Al Quran). Pendapatnya sejalan dengan Al-Asy’ari. Menurut Maturidi sebutan

Al-Quran adalah Sabda/hadis sedangkan Al-Asy’ari dengan sabda makna abstrak tidak lain dari

kalam nafsi menurut Al-Qur’an.

g.      Pengutusan Rasul. Pendapatnya akal memerlukan bimbingan ajaran wahyu untuk mengetahui

kewajiban-kewajiban tsb.

h.      Pelaku Dosa Besar (Murtakib Al-Kabair). Menurutnya: bahwa orang berdosa besar tidak kafir

dan tidak kekal didalam neraka walaupun ia mati sebelum bertobat.

Ada dua golongan didalam aliran Muturidiyah yaitu 6[6]:

1.      Golongan Samarkand

Yang menjadi golongan ini adalah pengikut-pengikut Al Maturidi sendiri. Golongan ini

cendrung kearah paham Mu’tazila, sebagai pendapatnya soal sifat-sifat tuhan. Maturidi dan

Asy’ary terdapat kesamaaan pandangan menurut maturidi, Tuhan mempunyai sifat-sifat. Tuhan

4

5

6

Page 15: Itikad Ahlul Sunnah Wal Jamaah-Alma

mengetahui hukum bukan dengan zat-Nya. Melainkan dengan pengetahuan-nya. Begitu juga

Tuhan berkuasa dengan zat-Nya.

2.      Golongan Bukhara

Golongan Bukhara ini dipimpin oleh Abu Al-Yusr Muhammad Al-Bazdawi. Dia merupakan

pengikut Muturidi yang penting dan penerus yang baik dalam pemikiran. Yang dimaksud

golongan Bukhar adalah pengikut-pengikut Al Bazdawi di dalam aliran Al Muturidiyah, yang

mempunyai pendapat lebih dekat kepada pendapat-pendapat Al-Asy’ari.

Page 16: Itikad Ahlul Sunnah Wal Jamaah-Alma