ilmu tanah
TRANSCRIPT
I l m u T a n a h P e l a p u k a n
Kelompok 6 Rezki Amaliah, Al Qadri, Samiyem, Nur Najmi, Nur Fitriani
PELAPUKAN Pelapukan adalah peristiwa penghancuran massa batuan, baik secara fisika, kimiawi, maupun secara biologis. Proses
pelapukan batuan membutuhkan waktu yang sangat lama. Semua proses pelapukan umumnya dipengaruhi oleh cuaca.
Batuan yang telah mengalami proses pelapukan akan berubah menjadi tanah. Hasil dari pelapukan ini merupakan asal
(source) dari batuan sedimen dan tanah (soil).
Kelompok 6 2
Kelompok 6 3
KEADAAN STRUKTUR BATUAN
Sifat fisik batuan, misalnya warna batuan,
sedangkan sifat kimia batuan adalah
unsur-unsur kimia yang terkandung
dalam batuan tersebut.
KEADAAN TOPOGRAFI Batuan yang berada pada lereng yang
curam, cenderung akan mudah melapuk
dibandingkan dengan batuan yang
berada di tempat yang landai.
CUACA DAN IKLIM
Unsur cuaca dan iklim yang
mempengaruhi proses pelapukan adalah
suhu udara, curah hujan, sinar matahari,
angin, dan lain-lain
KEADAAN VEGETASI Vegetasi atau tumbuhan juga berpengaruh,
sebab akar tumbuhan dapat menembus
celah batuan, begitupun serasah sebab
menganduung zat asam arang dan humus
yang dapat merusak kekuatan batuan
1
3
2
4
Kelompok 6 5
Pelapukan kimia adalah
proses pelapukan yang
diakibatkan perubahan
struktur kimiawi pada batuan
melalui reaksi tertentu yang
disertai dengan perubahan
susunan kimiawi batuan yang
lapuk tersebut.
Pelapukan fisika atau
mekanik adalah proses
hancurnya batuan karena
proses fisika pada batuan
tersebut, tanpa mengubah
struktur kimiawi batuan
tersebut.
Pelapukan biologi atau sering
pula disebut pelapukan
organik adalah proses
pelapukan batuan yang
dilakukan oleh organisme
melalui aktivitasnya di sekitar
lingkungan batuan tersebut.
7
Pelapukan jenis ini dapat terjadi dengan
cepat di daerah yang sangat panas atau sangat dingin.
Terjadinya pelapukan kimia pada batuan
atau mineral karena adanya ketidaksetimbangan pada
permukaan dengan air, temperatur (suhu) dan tekanan.
Beberapa perubahan yang terjadi selama pelapukan
kimia diperlihatkan oleh bukti-bukti dilapangan seperti
oksidasi dan pembentukan lempung dengan komposisi
kimia dan mineralogi berbeda dengan bahan induk.
Perubahan pada hasil pelapukan sangat jelas terlihat
diantaranya oksidasi ion besi yang disebabkan oleh
perbedaan bahan induk seperti pembentukan tanah
oksisol dari batuan mefik.
PELAPUKAN
KIMIA
Beberapa proses yang termasuk pelapukan kimia
yang terjadi pada batuan dan mineral adalah sebagai
berikut: hidrolisis, pembentukan kelat, oksidasi,
hidratasi-dehidratasi, pertukaran ion dan pelapukan
pada batuan karbonat (Birkeland, 1974).
Kelompok 6 9
Hidrolisis adalah proses pelapukan kimia yang terjadi akibat reaksi material batuan dengan air
melalui pelepasan hidrogen. Air hujan (H2O) mengalami hidrolisis menjadi kation H+ yang bersifat asam dan
anion OH- yang bersifat basa. Kedua ion ini kemudian masing-masing bereaksi pada batuan sehingga
proses pemecahan batuan dapat terjadi. Pada akhir reaksi, contoh pelapukan kimia melalui proses ini akan
menghasilkan tanah liat dan garam larut.
Proses penting pada pelapukan kimia utamanya mineral silikat dan aluminosilikat adalah
hidrolisis. Air dan berbagai ion yang ada di dalamnya, bereaksi dengan mineral. Persamaan umum reaksi
pada hidrolisis silikat adalah:
a. Hidrol is i
Umumnya reaksi ini terjadi pada air dan
asam pada mineral. Asam ditunjukkan oleh H2CO3.
Asam lain yang dihasilkan dari penguraian bahan
organik, penting sebagai sumber ion H+. Umumnya
hasil dari proses hidrolisis adalah H4SiO4, HCO3- dan
OH- bersama dengan mineral lempung jika Al ada
pada mineral yang mengalami pelapukan dan kondisi
kimia mendukung.
Kelompok 6 10
Kelompok 6 11
Oksidasi adalah proses-proses yang mana unsur-unsur kehilangan elektron. Kehilangan ini mengakibatkan
penambahan valensi positif pada unsur. Besi adalah unsur yang umum teroksidasi di dalam tanah atau
lingkungan pelapukan dan oksidasi menghasilkan alterasi bahan dengan karakteristik coklat kekuningan ke
warna merah di dalam tanah. Umumnya agen oksidasi adalah oksigen terlarut di dalam air. Oksidasi besi
pada mineral dapat mengubah mineral-mineral besi eksis sebagai Fe2+ pada mineral-mineral pembentuk
batuan. Oksidasi ke bentuk Fe3+ mengganggu netralisasi elektrostatika kation-kation mineral yang lain
sehingga meninggalkan kisi kristal.
b. Oksidasi
Bersama dengan proses oksidasi selalu terjadi proses pembebasan Fe yang menyebabkan terlapuknya batuan
atau mineral. Proses reduksi terjadi jika tanah mengalami penggenangan oleh air sehingga O2 tidak terdapat di
dalam tanah dan menyebabkan terjadinya penurunan valensi dari Fe oksidasi secara hayati yang memakai
Fe2+ sebagai penerima elektron. Dengan proses reduksi, sulfat berubah menjadi sulfit, nitrat menjadi nitrit atau
amoniak (Birkeland, 1974).
Kelompok 6 12
S t u d i s t r a t i g r a f i p a d a b a h a n ya n g t i d a k p a d u
( u n c o n s o l i d a t e d ) m e n u n ju k k a n k e d a l a m a n d a n
i n t e n s i t a s o k s i d a s i b e r s a m a d e n g a n
b e r t a m b a h n ya u m u r t a n a h . B a h a n o r g a n i k
a t a u p u n m i n e r a l d a l a m t a n a h ya n g s e r i n g
m e n g a l a m i o k s i d a s i a d a l a h i k a t a n ya n g
m e n g a n d u n g F e . C o n t o h s e p e r t i p a d a d i s a m p i n g
The Power of PowerPoint | thepopp.com 13
Karbonasi, yaitu pelapukan batuan oleh karbondioksida (CO2). Gas ini terkandung pada air hujan ketika
masih menjadi uap air. Jenis batuan yang mudah mengalami karbonasi adalah batuan kapur. Reaksi antara
CO2 dengan batuan kapur akan menyebabkan batuanmenjadi rusak. Pelapukan ini berlangsung dengan
batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah
melarutkan batu kapur (CaCO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst.
Prosespelapukan batuan secara kimiawi di daerah karst disebut kartifikasi.
c. Karbonasi
Proses karbonasi terjadi di daerah kapur,
dengan adanya asam karbonat. H2CO3 berasal
dari gabungan H2O dan CO2 (berasal dari
atmosfer dan hasil perombakan bahan organik)
yang membentuk asam lemah.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 14
d. Hidritasi dan Dehidratasi
Hidratasi dan dehidratasi adalah proses oleh
penambahan atau pengurangan molekul air pada
mineral mengasilkan mineral baru.
Kelompok 6 15
16
Kilasi adalah Pembentukan agen kelat oleh proses-
proses biologi di dalam tanah dan ekskresi tumbuhan
lumut pada permukaan batuan. Berbagai struktur dan
komples yang dapat digambarkan pada permukaan
ikatan antara logam-logam dan molekul agem
pengkompleks yang menghasilkan pembentukan
struktur ring dengan ion-ion logam. Ion hidrogen dan
molekul organik selama reaksi dapat berpartisipasi
dalam reaksi hidrolisis. Di dalam larutan kelat mungkin
stabil di bawah kondisi pH apabila kation-kation
mengelilingi bagian luar.
Di daerah iklim tropika humida, pelapukan
menghasilkan pembebasan unsur Al, Fe, Si dan alkali
serta alkali tanah secara sempurna. Unsur yang lincah
dapat mengendap karena keadaan reaksi lingkungan
yaitu keadaan reaksi larutan tanah.
Menurut Mason (1952) terdapat hubungan antara
reaksi air tanah dengan kelarutan unsur, yang
mempengaruhi akumulasi unsur (Loughman, 1969).
KILASI
Kelompok 6
Unsur yang terbebas selama pelapukan larutannya dapat
dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu kelompok sangat lincah,
menengah, dan sukar larut. Unsur sangat lincah terlindih dan
hilang selama pelapukan. Unsur yang menegah kelarutannya
cenderung beberapa saat berbentuk larut kemudian akan
mengendap kembali dekat tempat pelapukan. Unsur yang
sukar larut yaitu Al dan Fe biasanya tertinggal sebagai sisa
pelapukan berbentuk sesqui oksida
17
Kelompok 6 19
Pelapukan fisika atau mekanik adalah proses hancurnya batuan karena proses fisika pada batuan tersebut, tanpa
mengubah struktur kimiawi batuan tersebut. Pelapukan mekanik merupakan penghancuran bongkah batuan menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil. Pelapukan jenis ini biasanya tidak akan mengubah sifat dasar dan komposisi batuan
yang mengalaminya. Jenis pelapukan ini hanya dapat ditemukan di daerah beriklim ekstrim, seperti daerah subtropis,
daerah gurun, pesisir pantai, dan daerah dengan topografi curam. Pada suhu 40 C volumenya 1,0013 cc, akan
meningkat menjadi 1,09083 cc pada suhu 00 C, jadi naik sekitar 9%. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
pelapukan mekanik, yaitu sebagai berikut:
Kelompok 6 20
Akibat Perbedaan Temperatur
Batuan akan mengalami proses pemuaian apabila
panas dan sekaligus pengerutan pada waktu
dingin. Apabila proses ini berlangsung
terus menerus, maka lambat laun batuan akan
mengelupas, terbelah, dan pecah menjadi
bongkah-bongkah kecil.
Akibat Erosi di Daerah Pegunungan
Air yang membeku di sela-sela batuan
volumenya akan membesar, sehingga air
akan menjadi sebuah tenaga tekanan
yang merusak struktur batuan.
Akibat Kegiatan Makhluk Hidup
Akar tumbuhan akan merusak struktur batuan,
begitu juga dengan hewan yang selalu membawa
butir-butir batuan dari dalam tanah ke permukaan.
Selain makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan,
manusia juga memberikan andil dalam terjadinya
pelapukan mekanis (fisik).
Akibat Perubahan Air Garam Menjadi Kristal
Jika air tanah mengandung garam, maka pada
siang hari airnya menguap dan garam akan
mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali dan
dapat merusak batuan pegunungan sekitarnya,
terutama batuan karang.
1
4 3
2
Kelompok 6 21
Melapuknya batuan di gurun akibat
perubahan cuaca harian secara ekstrim.
Suhu udara yang tinggi pada siang hari
membuat batuan memuai, kemudian di
malam harinya suhu udara turun dan
membuat batuan mengkerut. Proses ini
terjadi berulang-ulang dan
memungkinkan ikatan mineral dalam
batuan mengalami pelemahan sehingga
batuan hancur menjadi beberapa bagian.
Kristalisasi air garam pada batuan
di ekosistem pantai. Kristalisasi air
garam pada pori batuan di sekitar
ekosistem pantai akan menekan
batuan secara endogen sehingga
memungkinkan batuan pecah.
Longsor batuan di daerah
topografi curam. Longsor terjadi
akibat adanya tekanan tinggi pada
lapisan batuan bawah. Tekanan
tersebut menyebabkan ikatan
antar batuan melemah dan
terlepas satu sama lain.
Kelompok 6 23
Pelapukan biologi atau sering pula disebut pelapukan organik adalah proses pelapukan batuan yang dilakukan oleh
organisme melalui aktivitasnya di sekitar lingkungan batuan tersebut. Pelapukan jenis ini dapat bersifat kimiawi
ataupun mekanis, namun biasanya disertai dengan pelapukan kimia. Adapun yang menjadi pembedanya adalah
subyek yang melakukannya, yaitu makhluk hidup berupa manusia, hewan ataupun tumbuhan. Contohnya lumut,
cendawan ataupun bakteri yang merusak permukaan batuan.
Kelompok 6 24
Tumbuhnya lumut di permukaan batuan
memungkinkan batuan mengalami degradasi.
Lembabnya permukaan batuan akibat proses
penyerapan akar serta tingginya pH di sekitar
permukaan batuan tersebut akibat ekskresi sisa
metabolisme lumut membuat permukaan
batuan mengalami korosi.
Penetrasi akar tumbuhan ke dalam sela-sela
batuan menekan batuan sehingga mengalami
perpecahan.