ik in hoe dalam narasi lisan masyarakat amarasi...
TRANSCRIPT
38
BAB III
IK IN HOE DALAM NARASI LISAN MASYARAKAT AMARASI BARAT
Dalam bab ini, penulis memaparkan atau menyanyijakan hasil penelitian sebagai fakta
yang terkait dengan topik yang penulis sedang kaji. Dalam bab ini, data yang dipaparkan oleh
penulis di buat secara tematik guna memudahkan pembaca untuk melihat setiap observasi atau
wawancara yang penulis lakukan.
Berdasarkan latar belakang dan teori mengenai memori kolektif dan perilaku sosial
masyarakat Amarasi Barat, maka pada bab ini penulis akan menjelaskan secara mendetail:
pertama; gambaran umum masyarakat Amarasi Barat dan kedua; berbagai varian narasi Ikan
Foti.
3.1. Gambaran Umum Masyarakat Amarasi Barat
3.1.1. Sejarah Amarasi
Sebelum mengurai sejarah Amarasi sebaiknya kita memperhatikan gagasan penting dari
peneliti Kerajaan yang ada di Timor. Menurut Greogor Neon Basu, sistem kerajaan yang ada di
Timor sangat terkenal dengan Politiknya. Hal ini dilihat dari tiga Liurai yaitu Liurai Weheli,
Liurai Sonbai dan Liurai Likusaen, tetapi Liurai Sonbailah yang paling dikenal oleh Belanda,
karena politiknya pada tahun 1888 yang dimuat sebagai lampiran G. Pada Memorie J.J Spijker
tahun 1949.1 Basu menjelaskan tentang artinya Sonbai. Orang Belanda sering menulis Sonnebait,
Sonnabai, dan Sonbai. Menurut ucapanya dia harus ditulis Sonba‟i. Hanya untuk memudahkan
dan menyederhankan cara tulis (bagi mereka yang menulis panjang) maka nama ini biasanya
ditulis Sobai. Ada banyak yang mengatakan Sonait itu berasal dari sonaf (istana) dan ba‟i
(palungan). Menurutnya Sonbai yang berasal dari orang Melayu di Semenanjung Malaka,
1 A.D.M.Parera, Sejarah Pemerintahan Raja-raja Timor, (Jakarta: Sinar Harapan, 1994),267.
39
mendirikan sonafnya menurut model rumah-rumah di Padang dan Minangkabau. Oleh karena
atap rumah itu digelar sonaf-ba‟i atau istana palungan yang kemudian berubah jadi Sonbai.2
Menurut cerita rakyat di Mollo, Liurai yang pertama datang dari Wehali bernama Nai
Laban. Dari nama inilah muncul Dawan sebutan orang Tetun terhadap rakyat Nai Laban sampai
sekarang. Sementara Nai Laba belum bergelar Sonbai. Liurai kedua adalah Nai Niti. Pada jaman
Nai Niti ini datanglah dua orang pembantu dari Belu yakni Fai Belek dan Iuf Belek yang
kemudian mendapat nama baru Konoematan. Nai Niti juga belum bergelar Sonbai. Liurai ketiga
adalah Faluk. Dialah yang menikah dengan dengan puteri bungsu Kune Uf yang bernama Nili
Kune, belum bergelar Sonbai. Liurai keempat adalah Hailele yang barangkali memperkenalkan
jagung kepada masyarakat luas dan belum bergelar Sonbai, Liurai kelima adalah Nai Tuklua
yang telah mendirikan rumah 8 tiang di Fetin Leolfui.3
Menurut salah seorang ahli adat bernama Gabriel Asa dari Laktutus (Belu) bahwa Liurai
Sonbai pertama melakukan pembagian Pulau Timor untuk 3 orang anaknya dari Maromak Oan
yang kemudian bergelar Liurai, ialah :4
1. Sulung, Suri Liurai, menetap di Wehali.
2. Anak Kedua, Tabe‟I, berangkat kesebelah barat yang menjadi leluhur dari Sonbai.
3. Bungsu, Taek Liurai, berangkat ke sebelah timur yang merupakan leluhur dari Liurai
LikusaEn.
Pada awalnya ujung Timur pulau Timor tepatnya daerah Belu sudah didiami oleh suku
Melus yaitu penduduk asli Belu. Para pedagang dari Cina dan Gujarat India yang pertama kali
memasuki wilayah ini, kemudian menyusul para pedang dari Malaka. Seiring berjalannya waktu
suku Melus penduduk asli Belu mulai punah. Tidak ada dokumen yang menjelaskan hal ini,
2.Parera, Sejarah Pemerintahan Raja-raja Timor, 268.
3 Parera, Sejarah Pemerintahan Raja-raja Timor, 268.
4.Parera, Sejarah Pemerintahan Raja-raja Timor, 268-269.
40
tetapi beberapa kemungkinan yang dapat menjelaskan hal ini yaitu, wabah penyakit, perang atau
bencana alam.5
Sejarah asal usul kerajaan Amarasi dari Belu khususnya kerajaan Wehali. Kerajaan ini
terletak di daerah Belu Selatan dan didirikan oleh para pendatang yang berasal dari Malaka,
dengan nama yang diberikan Wehali. Wewiku/Wesei berarti air pancuran yang mengalir dari
atas sedangkan Wehali artinya kerajaan yang mengelilingi kerajaan sekitarnya.6Para pendatang
dari Malaka melalui Larantuka ini berjumlah tiga orang bersaudara yang semuanya bergelar Raja
atau Loro dan memiliki wilayah kekuasaan yang jelas dengan persekutuan yang akrab dengan
masyarakatnya. Kedatangan mereka ke tanah Belu hanya untuk menjalin hubungan dagang antar
daerah di bidang kayu cendana dan hubungan etnis keagamaan.7
Kerajaan ini mulai berkembang pesat ketika kedatangan Sina Muti Malaka, Sina Muti yang
berarti Cina Putih adalah sebutan untuk para pedagang Cina. Sina Muti Malaka merupakan asal
usul orang Malaka yang datang melewati pulau yang bernama Ninibo Raihenek (sekarang
Makassar) dan singgah di Prasso (sekarang Dilli ibu kota Timor Leste).8
Konon ketiga kerajaan yang sudah disebutkan adalah tiga orang bersaudara sebagai raja
yang pertama kali datang ke Belu dengan tujuan untuk berdagang dan tujuan religi. Tetapi
karena Belu adalah salah satu tempat strategis yang penting bagi para migran dari Malaka dan
merupakan salah satu daerah penghasil cendana terbesar di pulau Timor sekaligus pintu masuk
para pedagang sehingga akhirnya orang Malaka mendirikan kerajaan Wehali tepatnya di Belu
selatan.9
5 Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.
6 Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.
7 Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.
8 Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.
9 Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.
41
Kerajaan ini berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan perdagangan tetapi
pada akhirnya harus runtuh masa kejayaannya akibat perang saudara di kerajaan Wehali karena
memperebutkan seorang putera karena putera kerajaan ini melakukan kesalahan yaitu perusakan
benda pusaka kerajaan sebagaimana penuturan para tetua adat Belu.10
Perebutan ini terjadi
karena salah satu pihak dalam istana mempertahankan sang pangeran untuk tinggal di istana, di
pihak lain menghendaki pengusiran sang pangeran agar meninggalkan istana kerajaan Wehali
sebagai konsekwensi kesalahannya.11
Akan tetapi keputusan terakhir ada di tangan “Maromak
Oan” orang tua mereka yaitu pemimpin hirarki tertinggi di atas raja atau Liurai Nain. Bahkan
menurut para peneliti asing Maromak Oan kekuasaaannya juga merambah sampai sebahagian
daerah Dawan (Insana dan Biboki).12
Para penutur dari Belu juga mengungkapkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya di Belu,
Maromak Oan memiliki perpanjangan tangan yaitu Wehali yakni dua kerajaan yg bertetangga
karena kedua kerajaan ini raja-rajanya adalah kakak beradik dan kerajaan Haitimuk Nain yaitu
salah satu saudara mereka yg lain. Selain itu juga ada Fatuaruin, Sonabi dan Suai Kamanasa serta
Loro Lakekun, Dirma, Fialaran, maubara, Biboki dan Insana yang merupakan kerajaan yang
bertetangga yang ada dibawah Maromak Oan. Maromak Oan sendiri menetap di Laran sebagai
pusat kerajaan Wehali. Oleh karena itu, keluarnya sang putra Raja dari istana tentu tidak terlepas
dari keputusan Maromak Oan sehingga salah satu solusinya adalah Biboki sebagi tempat
pengungsian pangeran dan rombongan.13
Persoalan besar di kerajaan Wehali yaitu perang saudara, maka kemudian terjadi
pengungsian besar-besaran menuju arah barat bagian Utara Pulau Timor yaitu Insana, tepatnya
10
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA. 11
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA. 12
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.. 13
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.
42
daerah Biboki yang ternyata sebuah kerajaan juga pada waktu itu. Peristiwa ini sangat
mendukung cerita para leluhur Amarasi tentang konflik keluarga dalam istana Kerajaan Wehali
yang menyebabkan rusaknya barang-barang pusaka milik kerajaan yang berbuntut pengusiran
putra kerajaan Wehali keluar dari Istana. Peristiwa ini sangat sinkron dengan peristiwa perebutan
putera Raja yang telah disebutkan sebelumnya.14
Putera Raja Wehali meninggalkan istana ternyata tidak sendirian tetapi membawa para
pengikut (Para hulubalang kerajaan/para Meo) yang setia dan membela Sang Pangeran.
Pengusiran ini sebagai konsekwensi dari perusakan benda pusaka kerajaan oleh putera Raja. Dan
peristiwa ini didukung oleh keputusan Maromak Oan sebagai pemegang hirarki tertinggi raja-
raja di wilayah Belu pada saat itu yang memutuskan demikian.15
Peristiwa pengungsian ini terjadi jauh sebelum kekuasaan Wehali dihancurkan oleh
serangan Portugis pada tahun 1642 dan 1665 karena rombongan ini hidup tenang dan damai di
Biboki hingga beberapa lamanya sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke Amarasi.16
Perjalanan menuju arah barat bukan hal yang gampang tetapi bukan juga sesuatu yang tidak
mungkin karena faktanya moyang rombongan ini adalah petualang sejati. Beberapa penutur
mengisahkan bahwa beberapa rombongan melewati pantai selatan menyusuri pantai hingga tiba
di Amarasi. Cerita ini juga mengatakan bahwa ada rombongan yang dapat juga disebut
pasukan/panglima perang yang melewati pantai selatan yang pada akhirnya kemudian memberi
kabar kepada rombongan raja di Biboki untuk menuju Amarasi. Perjalanan rombongan ini
menuju Amarasi tidak ada konflik, maka ini membuktikan bahwa rombongan ini memiliki tim
negosiator yang baik. Fakta yang memungkinkan adalah tutur Natoni sebagai budaya yang
dibawa ke manapun leluhur ini berada sebagai etika budaya yang merupakan budaya permisi
14
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.. 15
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA. 16
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.
43
lewat tutur kata kesopanan pada masa itu hingga sekarang terpelihara dengan baik.17
Akhir dari
waktu yang panjang pada akhirnya putra raja dan rombongan sampailah di wilayah Timor Barat
Daya yaitu bagian selatan Kota Kupang saat ini yaitu Teunraen (Baun) Amarasi. 18
Margreini dan para Mafefa Amarasi sempat menyebutkan bahwa nama putera raja Wehali
ini adalah Nafi Rasi. Sebutan Nafi Rasi baru disebut ketika ada di wilayah barat pulau Timor
sedangkan sebutan Nai Rasi sebenarnya sudah dikenal dan menjadi nama semata sejak keluar
dari istana Wehali sampai berada di Biboki, jika kita selidiki kisah keluarnya Nai Rasi dari
kerajaan Wehali. Dan sebutan Rasi yang disematkan pada belakang nama Nai Rasi sesuai
penuturan para tua adat Amarasi bahwa dia yang dipungut dari bawah Hau Rasi (Nama sejenis
pohon). Sebutan sakral (keramat) Nai Rasi yang pada usia tuanya nama tersebut disematkan
dengan sebutan Amarasi. Nai Rasi inilah yang dikemudian disebut sebagai Nai Rasi Uf yaitu
Turunan dari putera raja Wehali yang terusir dari Belu - Atambua, sedangkan para pengikutnya
disebut To Nai Rasi dan tempat kediaman mereka Hari ini disebut Pah Nai Rasi yaitu wilayah
Amarasi yang dapat kita saksikan dan diami hari ini.19
Swaparaja ini mempunyai 3 kefetoran : Baun, Oekabiti dan Buraen. Pada jaman Sonbai,
Amarasi merupakan satu Amaf-Naek tersendiri dan berhubungan feto-mone dengan Sonabi
(menurut adat), tetapi dalam tirai kerja sama atau struktur pemerintahan adat Amarasi adalah
salah satu dari 4 Liurai-mone (wilayah luar). Raja pertamanya adalah Usif Maubesi dari Belu
yang tidak mempunyai anak. Suatu hari ia memungut seorang bayi yang sedang menangis di
bawah pohon Rasi, lalu dijadikan anak dan dinamakan Nai Rassi serta kerajaannya dinamai
Amarasi. Wilayah Amarasi dahulu kala berbatasan dengan Oesapa sampai laut, antara Oesapa-
Nunkurus. Contoroleur H.G. Schulte-Nordholt dalam memorienya menuliskan bahwa Amarasi
17
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA. 18
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.. 19
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA..
44
dan Amanatun agaknya mempunyai kedudukan yang tidak terlalu terikat pada Sonbai dan ini
dapat dijelaskan dengan posisi perikatan adat antara para Amaf Naek dengan Liurainya.20
Inilah kronologi pengurutan nama bahwa Nafi Rasi adalah turunan dari Nai Rasi Uf dan
Nai Rasi Uf itu adalah Nai Rasi. Dan Nai Rasi inilah yang keluar dari kerajaan Wehali dan Nafi
Rasi adalah anak dari Nai Rasi yang kemudian disebut-sebut sebagai raja pertama Amarasi,
maka inilah fakta karena Nafi Rasi yang kemudian merupakan penerus dan dapat
mempersatukan seluruh suku-suku yang ada terlebih dahulu di Amarasi.21
Gambar 1 Gambar 2
Gambar Rumah Kerajaan Amarasi Barat Gambar Raja-Raja Amarasi Barat
3.1.2. Letak Geografis dan Topografi
Secara geografis, wilayah administrasi kecamatan Amarasi Barat termasuk dalam
bagian dari Kabupaten Kupang dengan luas wilayah adalah 205,12 KM2 dan jumlah
penduduk sebanyak 15.999 dengan laki-laki 8.010 dan perempuan 7.989. Dengan memiliki
batas-batas wilayah kecamatan Amarasi Barat sebagai berikut 22
:
20
Parera, Sejarah Pemerintahan Raja-raja Timor, 274. 21
Wawancara, Marthen Amnifu. (Tokoh Masyrakat), 21 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA. 22
Laporan Proses dan Hasil Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM- Des), Desa Teunbaun, Kec.Amarasi
Barat, Kab. Kupang, Periode 2011-2016, 7.
45
Sebelah Utara : Kec.Kupang Tengah dan Kec.Taebenu
Sebelah Selatan : Laut Timor
Sebelah Barat : Kec.Nekamese
Sebelah Timur : Kec. Amarasi dan Kec.Amarasi Selatan
Kondisi topografis Kecamatan Amarasi Barat terletak pada ketinggian 0-500 m dari
permukaan laut. Luas kecamatan Amarasi Barat pada lahan pertanian adalah 16.005 ha,
lahan non pertanian 4.352 ha, dan lahan sawah tadah hujan 105 ha (Niukbaun 3ha, Merbaun
10ha, Soba 5ha, Tunbaun 77ha). Sebagaimana di daerah Kabupaten Kupang yang memiliki
iklim tropis, kondisi iklim di Amarasi Barat sangat dipengaruhi oleh 2 musim besar yakni
musim timur atau musim hujan dan musim barat atau musim panas.
3.1.3. Keadaan Sosial Masyarakat Amarasi Barat
Pada umumnya masyarakat Amarasi Barat masih tergolong sebagai masyarakat
pedesaan yang hidup sederhana di mana rasa persaudaraan serta kekeluargaan tetap
terpelihara dari dahulu kala hingga sekarang. Hal itu nampak dalam sikap saling menghargai
dan menghormati dalam komunitas mereka. Sikap solidaritas masyarakat masih sangat
tinggi, ketika membuka ladang baru adalah kesempatan untuk bergotong royong
menyelesaikan pekerjaan secara bersama-sama. Ketika kaum kerabat mengalami duka maka
tetangga dekatlah yang bertanggungjawab untuk urusan “dapur” dan persiapan penguburan
hingga tuntas, hal ini terlihat jelas dari apa yang dikatakan oleh tokoh adat Isak Amnifu
sebagaimana terkutip di bawah ini:
“Kami di sini (Amarasi Barat) sudah mengaturnya secara adat sehingga
masyarakat mengetahui tanggungjawab dalam kehidupan bersama, jadi
tidak perlu tunggu ada komando (dibaca=perintah) lagi untuk membantu
orang lain yang sementara mengalami duka”.23
23
Wawancara, Isakh Amnifu . (Tokoh Masyarakat), 18 April 2017. Desa Nekbaun, Pukul 17.00 WITA.
46
Peran tokoh adat masih sangat tinggi untuk mengatur dan menata kehidupan sosial
masyarakat. Nampak dalam kehidupan bersama mereka saling membantu dan menghindari
sikap individualis.
Dalam hal bercocok tanam mereka masih menggunakan pola perladangan tradisional
yaitu sistem berpindah-pindah. Namun tanggungjawab terhadap alam dan lingkungan tetap
ada. Daerah-daerah tertentu seperti di sekitar mata air atau daerah rawan longsor dikenakan
larangan adat agar tidak boleh diolah tanpa ijin dari tokoh masyarakat. Apabila membuka
hutan baru juga ada aturan penebangan pohon sebagai upaya pelestarian pohon sehingga
tidak punah, kata Daniel Naisanu:
“Kalau mau olah hutan baru tidak boleh tebang semua pohon, harus ada
pohon yang dibiarkan sebagai pelindung di kala panas terik. Sebenarnya
terkandung maksud supaya ketika musim hujan tiba pohon itu akan terus
tumbuh dan berbuah. Buahnya kembali jatuh ke tanah untuk tumbuh
menggantikan pohon-pohon yang telah ditebang”. 24
Aturan dan hukum adat diatur bersama untuk menjaga keharmonisan masyarakat dan alam
demi kelangsungan hidup secara utuh. Menurut Daniel Naisanu, manusia dan alam tidak
dapat dipisahkan karena keduanya saling melengkapi sehingga perlu ditata sedemikian agar
tidak punah tapi kelangsungannya terjaga turun-temurun.
Kebutuhan masyarakat Amarasi Barat terpenuhi dengan usaha pertanian berupa
tanaman jagung, kacang-kacangan, bawang, jeruk, berbagai jenis pisang dan sayur-sayuran.
Selain usaha pertanian, juga perternakan berupa sapi, babi, kambing dan ayam sehingga
mereka cocok disebut petani-peternak. Karena itu masyarakat menyiapkan lokasi khusus
untuk daerah peternakan hewan peliharaan yaitu di belakang rumah.25
24
Wawancara, Daniel Naisanu (Tokoh Masyarakat), 24 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 10.30 WITA. 25
Wawancara, Seprianus Tinenti (Camat Amarasi Barat), 25 April 2017. Kelurahan Teunbaun, Pukul 10.15
WITA.
47
Dalam bidang pendidikan, masyarakat Amarasi cukup memadai baik dalam fasilitas
maupun semangat. Hal ini terbukti dengan ketersediaan fasilitas pendidikan yang terdiri
dari tujuh buah Sekolah Dasar (GMIT ). Sedangkan untuk SLTP atau SLTA mereka harus
menempuh jarak belasan KM sampai ke Kecamatan Amarasi Barat. Ada juga yang memilih
untuk melanjutkan pendidikannya ke kota Kabupaten- Kupang atau keluar kampung, namun
hanya bagi orang tua yang mampu dalam bidang ekonomi dan memiliki pemahaman yang
mendalam tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan anak. Hal inilah yang menyulut
semangat masyarakat untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dari
data kecamatan tahun 2017 tingkat pendidikan masyarakat Amarasi Barat adalah : Tamat
SD 4283 orang, Tamat SLTP 2871 orang, Tamat SLTA 3253 orang, sedang Perguruan
Tinggi 304 orang.26
Berdasar pada penelitian, penulis melihat bahwa ada beberapa faktor penghambat
dalam bidang pendidikan yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat berkurang
yaitu selain jarak, wawasan berpikir masyarakat yang masih sempit, kondisi ekonomi yang
tidak memadai, juga kesadaran berpendidikan tinggi masih kurang. Ketika penulis
melakukan konfirmasi dengan bapak Ham Kasmetan ia berkata:
“Sekolah itu penting kalau mau mencari kerja di luar desa atau mau jadi
pegawai di kota. Tapi kalau tidak cukup tau baca- tulis untuk tidak mudah
ditipu orang, sehingga bekerja di sini dan cari makan sendiri. Tanah
memberi hasil untuk menafkahi asal kita rajin”. 27
Filosofi seperti ini ternyata banyak mempengaruhi masyarakat sehingga ketika tamat
Sekolah Dasar ada yang memilih tidak melanjutkan pendidikan. Kalau pun terpaksa, mereka
putus sekolah sehingga kembali ke desa. Tapi ada juga makna positif dari pandangan Bapak
26
Wawancara, Seprianus Tinenti (Camat Amarasi Bar), 25 April 2017. Kelurahan Teunbaun, Pukul 10.15
WITA. 27
Wawancara, Ham Kasmetan (masyarakat Nekbaun), 26 April 2017. Desa Nekbaun, Pukul 10.30 WITA.
48
Ham bahwa alam atau tanah memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat jika di
olah secara baik dan bertanggungjawab.
Untuk bidang kesehatan, kecamatan Amarasi Barat mempunyai puskesmas di
Kecamatan, sehingga apabila ada warga yang sakit mereka harus menempuh jarak yang
cukup jauh untuk mendapat pengobatan ke Puskesmas Amarasi Barat. Oleh karena
kurangnya ketersediaan fasilitas kesehatan dan juga tenaga medis seperti ini masyarakat
kadang memilih mengunakan obat-obatan tradisional. Kalaupun sakit bertambah parah
mereka langsung ke rumah Sakit Umum di Kota Kupang. Mereka juga memliki kartu
JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat) namun jarang digunakan.28
Pola pemukiman masyarakat ditata berdasarkan struktur tanah yang ada. Dulu
masyarakat tinggal di perkampungan-perkampungan berdasarkan klein (marga) sesuai
dengan kebutuhan daerah pertanian dan peternakan (untuk ketersediaan pakan bagi hewan
peliharaan). Tiap Amaf29
memilih tempat tinggalnya sesuai dengan kebutuhan klein atau
marga dalam memenuhi kebutuhan hidup. Biasanya mereka memilih tempat yang luas dan
subur di sekitar sumber air. Namun sekitar tahun 1970-an masyarakat diwajibkan tinggal di
pinggir jalan raya guna memudahkan akses pelayanan pemerintah kepada masyarakat desa.
Juga untuk memisahkan pemukiman penduduk dari daerah peternakan. Untuk itu setiap desa
dibuat pagar keliling yang disebut bendar. Dengan cara tersebut sekaligus wilayah pertanian
dan peternakan dipisahkan sehingga dapat memudahkan masyarakat untuk berkebun atau
28
Wawancara, Seprianus Tinenti (Camat Amarasi Barat), 25 April 2017. Kelurahan Teunbaun, Pukul 10.15
WITA. 29
Amaf artinya tokoh adat yang berperan sebagai perantara untuk mengatur kehidupan bermasyarakat.
Biasanya juga terkait dengan klein atau marga masing-masing. Dalam struktur masyarakat juga disebut Mafefa atau
juru bicara raja.
49
bercocok tanam. Mereka tidak perlu menghabiskan waktu kerja dengan membuat pagar
kebun oleh karena bendar (pagar keliling desa yang dibuat bersama) telah ada.30
Pembangunan rumah tinggal terdiri dari dua tipe yaitu rumah sehat yang disebut Ume
tua‟(dibaca=rumah tinggal) atau Ume naek (rumah besar) dan Ume Kbubu‟( rumah bulat).
Ume kbubu‟ ini berbentuk bulat dan hanya memiliki satu pintu setinggi 1,5 m sehingga
setiap orang yang masuk ke rumah ini harus membungkuk atau menundukkan kepala tanda
merendahkan diri dan tanda hormat kepada hasil panen yang terdapat di loteng. Ume kbubu‟
ini sekaligus berfungsi sebagai dapur dan tempat penyimpanan makanan atau hasil panen.
Pada saat tertentu ume kbubu juga dapat digunakan sebagai tempat keluarga berlindung
seperti saat keadaan cuaca dingin atau saat ibu melahirkan selama 40 malam sebelum
diupacarakan31
. Hampir semua aktivitas rumah tangga dan keluarga dapat terjadi di Ume
Kbubu‟. Ume kbubu‟ adalah rumah tinggal keluarga yaitu hanya orang-orang yang memiliki
pertalian darah yang bebas masuk keluar ume kbubu32
. Ume Tua‟ atau Ume naek hanya
digunakan untuk menyambut tamu dan aktivitas lain yang berhubungan dengan hal-hal
umum.
3.1.4. Struktur Masyarakat Amarasi Barat
Telah disebutkan di atas bahwa masyarakat Amarasi hidup dan terbentuk berdasarkan
latarbelakang kehidupan kerajaan Amarasi (Oenam) sejak awal abad 20 ( 1908). Dengan
demikian kehidupan sosial masyarakat turut terpola melalui struktur sosial yang telah ada.
30
Wawancara, Seprianus Tinenti (Camat Amarasi Barat), 25 April 2017. Kelurahan Teunbaun, Pukul 10.15
WITA. 31
Upacara ini biasanya disebut juga Upacara napoitan li ana (kasi keluar anak) Maksudnya adalah agar anak
tersebut dapat membangun relasi dengan dunia luar karena dianggap telah memiliki „kehidupan‟ sehingga dapat
bertahan terhadap berbagai angin jahat. (Sem Balan, Wawancara. Ibid.) 32
Bandingkan pendapat yang disampaikan E. I Nuban Timo, dalam bukunya Pemberita Firman , Pencinta
Budaya..Ibid. Hal. 63.
50
Terdapat beberapa tingkatan sosial masyarakat yang secara struktur telah diterapkan turun
temurun. Ada dalam struktur masyarakat yaitu:
A.Pejabat Struktural
UISPAH ( Raja )
Ada 2 raja dalam pemerintah Amarsi yaitu Bureni Natu Taek dan Nai Rassi Ufa atau
Koroh.33
UISTUAH ( Raja bagian/Fetor)
Uis Tuah adalah raja bagian/raja kecil yang memimpin wilayah tingkat kefetoran.
Pada awalnya uis tuah di Amarasi ada 4 yaitu:
1. Uistuah Passoe Tinenti dari Riumata dengan wilayah kekuasaan di Riumata,
Buraen, Taninri'in dan Batuna.
2. Uistuah Amtiran dengan wilayah kekuasaan di Tofa,Terba
3. Uistuah Bano Kapitan dengan wilayah kekuasaan di soba,ekam,naek
4. Uistuah Abineno denga wilayah kekuasaan di Oekabiti dan sekitarnya
Dalam perkembangannya,karena Uistuah Amtiran dianggap selalu membangkang dan
keras kepala,maka dengan campur tangan politik Belanda,dengan alasan penataan kembali
struktur pemerintahan kerajaan Amarasi maka pada tahun 1928 wilayah Uistuah Amtiran
dan Uistuah Bano Kapitan digabungkan menjadi satu dengan wilayah istana/uim ne'e
menjadi satu wilayah yang dipimpin oleh Uistuah Kristian Muni Koroh
Raja Amarasi dalam mengambil keputusan-keputusan penting selalu melibatkan para
Uistuah yaitu Passoe/Tinenti, Bano/Kapitan, Amtiran dan Abineno serta para Nak
Ko'u/Nibaki/Nakaf Raja yaitu Nai Namah, Nai Taopan, Nai Parikaes, Nai Fay. Ke 4 Nak
Ko'u(Kepala Pemerintah yang dipercayai oleh Raja) ini tidak berada di bawah kekuasaan
33
Wawancara, Noach Amnifu (Tokoh masyarakat), 28 April 2017, Kelurahan Teunbaun. Pukul 15.00 WITA.
51
salah satu Uistuah atau Fetor, mereka langsung berhubungan kerja dengan raja tanpa lewat
para uistuah dan pajak dari 4 Nak Ko'u ini juga langsung diserahkan kepada raja tanpa lewat
Uistuah, beda dengan Nakaf-Kakaf yang lain yang harus menyerahkan lewat para Uistuah
baru diteruskan ke raja. Tugas utama 4 Nakaf raja/Nak Ko'u ini adalah mengurus ekonomi
rumah tangga raja dan memberikan nasehat atau masukan jika diminta oleh raja.34
NAKAF ( Kepala Kampung)
Ada 4 Nakaf dalam pemerintahan yaitu Nai Namah berkedudukan di Habo, Nai Taopan
di Ruakato, Nai Pairikaes di Noekasmuti dan Nai Fay di baitiri. Uim ne'e ini
diperlakukan khusus atau diistimewakan oleh raja.35
B. Pejabat Fungsional
MEO
Ada 4 jenis meo yaitu meo usif, meo amakenat, meo ana'at krao, meo kabso'ot,yang
mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda. Pertama; Meo usif atau meo au mina au
reko mengurus kesehatan raja dan keluarga atau dokter istana,salah satu meo usif
adalah Res Sorenino. Kedua; Meo amakenat bertugas untuk menjaga keamanan
kerajaan dan berperang,meo amakenat di antaranya dari marga Keo,Tnunay di
Buraen,Ataupah di Oekabiti saat ini,Foni di Ruasnaen, dan Otemusu di baun. Ketiga;
Meo ana‟at krao bertugas mengurus ketersediaan air dan kesuburan tanah/oe pah,yang
pernah menjadi meo ana'at krao dri marga Nobrihas. Keempat; Meo kabso'ot:
mengurus tarian-tarian hiburan saat pesta di istana raja atau pesta di tempat lain saat
34
Wawancara, Noach Amnifu (Tokoh masyarakat), 28 April 2017, Kelurahan Teunbaun. Pukul 15.00 WITA. 35
Wawancara, Noach Amnifu (Tokoh masyarakat), 28 April 2017, Kelurahan Teunbaun. Pukul 15.00 WITA.
52
dihadiri raja,setiap nakaf mempunyai meo kabso'ot yg tampil bergiliran untuk
menghibur.36
HAE USIF/ HAE MAKAFA NIM MAKAFA
Mempunyai tugas membawa atau meneruskan perintah raja ke bawah, dengan
membawa tanda mandat berupa gelang tangan. Yang pernah menjadi hae usif
diantaranya adalah Hendrik Kaesmetan, Yohanis Taunu, Hermanus Plaikol dan
Wellem Diaz.37
KABU
Mempunyai tugas menjemput orang yang bermasalah untuk di sidang oleh raja,tugas
ini biasa dirangkap oleh hae usif,tapi ada bayaran tersendiri untuk tugas ini,besar
kecilnya bayaran tergantung tingkat kesulitan mendatangkan orangg yang bersalah,
dan tergantung jenis masalahnya.38
MATAF
Ada 2 orang petugas khusus raja adalah Kapao Kapi Okomama yang tugasnya
mengawasi mamar atau kebun-kebun raja, petugasnya Rudolf Banesi di Kretan,
Markus Funay, Simon Lasboy, Rufus Rasi di Baun, Boi Seo di Buraen. Dan Kamnaim
Sisi Oni yang tugasnya berburu binatang untuk raja, petugasnya antara lain Paulus
Mamun, Kornelius Nenobesi.39
36
Wawancara, Noach Amnifu (Tokoh masyarakat), 28 April 2017, Kelurahan Teunbaun. Pukul 15.00 WITA. 37
Wawancara, Noach Amnifu (Tokoh masyarakat), 28 April 2017, Kelurahan Teunbaun. Pukul 15.00 WITA. 38
Wawancara, Noach Amnifu (Tokoh masyarakat), 28 April 2017, Kelurahan Teunbaun. Pukul 15.00 WITA. 39
Wawancara, Noach Amnifu (Tokoh masyarakat), 28 April 2017, Kelurahan Teunbaun. Pukul 15.00 WITA.
53
MAFEFA
Mempunyai tutas sebagai juru bicara raja, petugasnya antara lain Yonatan Natu
Otemusu Koroh/Niun Kefi.40
ABE'AT
Adalah anggota masyarakat laki-laki dan perempuan yang diutus oleh para Nakaf
secara bergilir untuk bekerja dalam istana selama 1 minggu,seperti pekerjaan di dapur
raja,kebersihan dalam istana, kebersihan areal sekitar istana dll. Mereka yang
diutus,selain bekerja juga sekaligus belajar cara melakukan pekerjaan dalam rumah
yang baik. Abe'at diatur secara bergilir setiap satu minggu dari setiap Nakaf, begitupun
setiap Nakaf mengatur secara bergilir utusan abe'at berdasarkan amnasi/kepala marga
dalam wilayahnya.41
Masyarakat hidup taat pada struktur yang ada, hal ini nyata dalam contoh sederhana
seperti pola jalan atau pola makan. Masyarakat biasa tidak boleh mendahului Usipah,
Uistuah atau Nakaf dan seterusnya. Mereka hidup dengan saling menghargai dan
menghormati satu sama lain. Ada juga sistim ketergantungan yang dibuat untuk saling
membutuhkan di antara mereka. Misalnya dalam pola kepemilikan tanah; lebih banyak
dikuasai oleh golongan I-III, namun tidak menutup kemungkinan untuk dimiliki oleh rakyat
biasa karena sistim kawin-mawin. Dalam tanggungjawab adat, setiap saudara perempuan
(feot naïf) yang telah menikah akan diberikan sebidang tanah menjadi hak milik dengan
demikian tidak ada yang menguasai secara sepihak.42
40
Wawancara, Noach Amnifu (Tokoh masyarakat), 28 April 2017, Kelurahan Teunbaun. Pukul 15.00 WITA.. 41
Wawancara, Noach Amnifu (Tokoh masyarakat), 28 April 2017, Kelurahan Teunbaun. Pukul 15.00 WITA. 42
Wawancara, Noach Amnifu (Tokoh masyarakat), 28 April 2017, Kelurahan Teunbaun. Pukul 15.00 WITA.
54
Masyarakat masih sangat dipengaruhi oleh sistim patriakhal, di mana Atoni Amaf
(saudara laki-laki dari ibu) mempunyai peranan penting. Saudara laki-laki dari ibu dihargai
sebagai yang memiliki hak di tiap keluarga. Saudara laki-laki dari ibu yang berperan penuh
dalam acara-acara adat. Dalam hal kematian mereka yang berhak “melepaskan jiwa” dari
jenasah yang akan dimakamkan melalui acara adat yang disebut Kusa Nakaf (Paku kepala=
penutupan peti jenasah), demikian pula pernikahan Atoni Amaf yang berhak menentukan
besarnya nilai adat yang akan disediakan keluarga mempelai laki-laki untuk diserahkan
kepada keluarga perempuan melalui upacara adat yang disebut Pua Mnasi ma Manu Mnasi.
Besarnya nilai adat sangat ditentukan dari latarbelakang keluarga perempuan, apakah ia
berasal dari keturunan usif atau tidak juga latarbelakang Atoni Amaf dan lain-lain.
Masyarakat mengenal Atoni Amaf ini dalam tiga tingkatan yaitu Tukamnasi (saudara laki-
laki tua), Tukamnuke (saudara laki-laki muda) dan Tukatnanaf (saudara laki-laki dalam atau
se-kandung). Semua hal yang terjadi dalam keluarga ditentukan oleh Atoni Amaf.43
3.1.5. Letak Geografis Kawasan Ikan Foti
Telah dijelaskan di atas bahwa kawasan Ikan Foti adalah kawasan hutan yang
mempunyai cerita tentang mitos dan mistis dalam masyarakat Amarasi Barat. Secara
geografis kawasan ikan foti berada di Propinsi Nusa tenggara Timur (NTT), tepatnya
wilayah kecamatan Nekamese dan keacamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang.
Kawasan Ikan Foti ini merupakan penghubung jalan masyarakat Amarasi Barat ketika
hendak pergi ke Kota Kupang. Jarak antara kawasan Ikan Foti dan Kota Kupang sekitar 20
km. Kawasan Ikan Foti sendiri merupakan penghubung jalan yang ketika masyarakat ingin
pergi ke kota kupang atau sebaliknya masyarakat kota kupang yang ingin pergi ke Amarasi
43
Wawancara, Noach Amnifu (Tokoh masyarakat), 28 April 2017, Kelurahan Teunbaun. Pukul 15.00 WITA.
55
Barat karena Amarasi Barat terkenal dengan dapurnya kota kupang, dalam hal ini
masyarakat Kota Kupang biasanya pada musim libur akan pergi ke Amarasi Barat untuk
memakan daging se‟i.44
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, kawasan Ikan Foti sangat
tandus, medan lokasi lembah itu gersang, sepi dan mudah longsor, ditumbuhi pohon-
pohon cemara, pinus hutan dan semak-semak. Lokasi kawasan tidak cocok untuk bertanam.
Tanahnya selalu labil dan pada musim hujan terjadi longsor. Pada hal kawasan Ikan Foti
yang mengubungkan Kota Kupang dan Amarasi Barat. Kawasan Ikan Foti ini sangat sepi
dan menakutkan bila dilalui pada malam hari. Ada sebuah keunikan pada kawasan Ikan
Foti, di mana ada sebuah lembah yang digunakan untuk membakar uang. Seperti yang
dikatakan oleh salah satu narasumber bahwa ada banyak orang yang datang untuk
membakar uang di Kawasan Ikan Foti, salah satunya Bank Indonesia (BI) yang sering sekali
pergi membakar uang palsu ataupun pengusaha-pengusaha cinta yang gagal dalam
usahanya.45
Penjelasan diatas juga dibuktikan dengan hasil foto yang terdapat dalam
lampiran.
3.2. Narasi Ikan Foti
Narasi Ikan Foti di Amarasi Barat memiliki beragam versi. Versi tersebut penulis tuangkan
sebagaimana data itu penulis dapatkan. Adapun versi-versi ini diceritakan secara lisan
berdasarkan strata sosial di masyarakat Amarasi Barat. Di antara banyak versi yang berbeda
dibawah ini penulis memaparkan sebagai berikut:
Versi 1; Secara ilmiah telah diterjemahkan oleh Ebenhaizer I. Nuban Timo dari tulisan
misionaris Belanda yang pernah bekerja di Babau Joh Hessing. Menurut versi terjemahannya
44
Wawancara, Seprianus Tinenti (Camat Amarasi Barat), 25 April 2017. Kelurahan Teunbaun. Pukul 15.00
WITA. 45
Wawancara, Seprianus Tinenti (Camat Amarasi Barat), 25 April 2017. Kelurahan Teunbaun. Pukul 15.00
WITA.
56
bahwa, ikan foti memiliki artinya ikan yang menari, letaknya di bagian barat Amarasi yang
berbatas dengan Kupang Timur dan Kupang Barat. Longsor dan erosi merupakan cerita
lama yang selalu terjadi di musim hujan. Pernah ada yang bilang bahwa kalau lonsor dan
erosi terjadi di pulau Timor kemungkinan menjadi dua pulau yang terpisah.
Ikan Foti merupakan satu-satunya tempat yang paling tinggi yang terletak pada ketinggian
yang terletak di Babau di Kupang Timur dan Oepaha diperbatasan Amari Kupang Barat.
Berdasarkan cerita rakyat bahwa Pulau Timor nyaris menjadi 2 pulau jika niat dari dua ekor
Ikan Foti untuk bertemu. Yang satu dari pantai Oepaha, dan yang lain dari Babau jika tidak
berhasil dicega. Lebih lanjut versi ini dituturkan bahwa pada waktu yang sudah lama sekali,
ketika hal-hal mencengangkan sering terjadi, muncullah dua ekor ikan, yang satu dari
Amfoang, yang lain dari Amarasi. Celakanya kedua laut itu menerobos ke darat mengikuti
jejak kedua ikan itu.
Seluruh penduduk Timor terkejut dan panik nmelihat kedua ikan tersebut memporak-
porandakan bumi tempat mereka berdiam. Maka derah yang berbukit-bukit itu mulai runtuh.
Tanahnya melorot ke bawah dan terjadilah erosi yang hebat. Orang yang menyaksikan
peristiwa itu terpaku bisu. Mereka sangat takut dengan kejadian yang akan menyusul. Timor
akan menjadi dua. Laut akan sampai ke darat akibatnya masyarakat Timor akan terkubur
dalam laut.
Beruntunglah ada seorang laki-laki yang menguasai diri. Secepat angin tofan berhembus
Ia berlari ke Pondoknya yang lewat. Ia mengambil senapan satu-satunya yang ia miliki,
mengisi senapan itu dengan peluru lalu berlari menuju tempat yang menghebohkan itu tanpa
ragu-ragu ia memuntahkan peluru dari laras senjatanya ke arah kedua ikan itu. Pertunjukan
57
yang mengerihkan itu segera berkhir, kedua ikan itu rebah kebumi dengan keadaan yang tak
bernyawa.
Bencana yang mengancam dapat dicegah, air bah kembali surut. Laut yang bergelora
kembali ke tempat semula. Penduduk pulau Timor kembali tentram seperti semula, tetapi
sang juru senapan mati dengan senapan di tangan. Dalam beberapa ketika saja ia berubah
menjadi batu. Batu yang aslinya masih berdiri tegak sebagai tuguh peringatan ikan foti akan
terjadinya peristiwa dasyat tersebut. Di sana ditempatnya yang bernama ikan foti, ia menjadi
kengan abadi bagi anak cucu orang Timor.46
Versi 2; Dalam penelusuran pengumpulan informasi tentang mitos dan mistis yang
beredar dalam masyarakat Amarasi Barat mengenai kawasan Ikan Foti, salah satu
narasumber Daniel Naisanu yang merupakan seorang tokoh masyarakat ini dari keturunan
Nakaf menceritakan bahwa ada dua ikan yang saling beradu kekuatan yang ikan tersebut dari
lautan Oesao dan yang satu dari lautan Oepaha dan mereka saling bertemu di kawan yang
dinakaman Ikan Foti yang sedang berpesta dalam artian sedang berpantun dan sedang
membuat gempa/ kerusakan (bafoti). Dalam berlangsungnya beradu kekuatan (Foti) ikan
tersebut membuat tanah pada kawasan tersebut menjadi longsor, tetapi pada berlangsunya
dalam pesta adu kekuatan pada kawasan tersebut yang sudah menjadi tempat perburuan bagi
para penduduk untuk mencari hasil buruan dan munculah seorang pemuda dengan senapan
yang sedang mencari buruan. Pemuda tersebut yang dikatakan orang-orang dulu mempunyai
ilmu mistis seperti indra ke enam yang dapat mendengarkan perbincangan kedua ikan
tersebut bahwa ikan tersebut berjanji apabila tidak ada yang menang dalam adu kekuatan
maka akan menjadikan tempat tersebut lautan dan dapat memisahkan Amarasi, sehingga
46
Ebenhaizer I. Nuban Timo, Kupang Punya Cerita, Orang Kupang disekitar Injil 150 Tahun Lalu,(Salatiga:
Universitas Kristen Satya Wacana, 2015), 192-194.
58
pemuda tersebut menembak kedua ikan sampai mati. Pemuda tersebut adalah orang Bureni
karena orang pertama asli amarasi adalah orang Bureni. Filosofi dari cerita Ikan yang saling
beradu kekuatan juga cermianan dari salah satu tarian Amarasi yang saling berpegangan
tangan dan saling menjatuhkan untuk mengetahui tangan siapa yang terlepas.47
Versi 3; Jemmy Parikas adalah seorang masyarakat biasa dari keturunan Nakaf
menceritakan bahwa kawasan ikan foti itu ada 5 tiang penopang yang menopang kawasan
itu, tetapi 4 tiang penopang itu sudah patah sehingga sisa 1 penopang saja, dan menurutnya di
bawah jalan itu ada seekor ikan, ekornya sering bergerak sehingga tiang penopang itupun
ikut bergerak dan mengakibatkan jalan rusak dan longsor.48
Versi 4; Agus Tinenti adalah seorang tokoh masyarakat dari keturunan Uis Tuah
menceritakan nama Ikan Foti ini dikarenakan Raja Nisnosi menikah dengan anak gadis dari
Raja koroh sehinga adanya permintaan batas Amarasi digeser yang tepatnya pada terminal
Belo batas kota kupang. Awal terjadinya pemindahan batas karena terjadinya hujan yang
berkepanjangan dan membuat erosi yang akhirnya banjir memenuhi pada Kawsan Ikan Foti,
keluarlah seekor Ikan paus dari lautan oepaha. Ikan tersebut melewati kawasan Ikan Foti
dan air lautpun naik dan menjadi longsor yang merusak kawasan tersebut, dan Raja koroh
sebagai Raja Amarasi menjadi kehilangan akal dan menyuruh orang-orang pintar(dukun) dari
Amarasi untuk mematikan Ikan Paus tersebut tetapi, ikan paus tersebut tidak dapat dibunuh.
Dari hal tersebut membuat Raja Koroh mengeluh kepada Raja Nisnoni dan akhirnya Raja
Koroh dan Raja Nisnoni pun pergi untuk melihat Ikan paus tersebut yang telah merusak pada
kawasan Amarasi. Dalam perjalanan tersebut Raja Nisnoni membuat suatu kesepakatan
dengan syaratan apabila Raja Nisnoni dapat membunuh Ikan Paus tersebut maka batas
47
Wawancara, Daniel Naisanu (Tokoh masyarakat), 24 April 2017. Desa Niukbaun, Pukul 10.00 WITA. 48
Wawancara, Jemmy Parikas (masyarakat), 17 April 2017. Desa Nekbaun, Pukul 14.00 WITA.
59
kerajaan Amarasi dipindahkan. Kedua raja tersebut membunuh dengan menggunakan peluru
emas dengan 5 kali tembakan yang ditembakan oleh Raja Koroh tetapi Ikan tersebut belum
dapat dibunuh dan tembakan selanjutnya di tembakan oleh Raja Nisnoni pun Ikan Paus
tersebut mati. Dengan demikian pecah terbelahnya kawasan tersebut dijadikan batas dan
monumen yang bernama “Nonok nek ana” yang artinya lorong kapuk kecil. Berkaitan
dengan Raja Koroh memanggil orang-orang pintar (dukun, meok) tersebut dalam
memusnahkan Ikan Paus tersebut. Datanglah tiga pasangan suami istri yang paling kuat
untuk memusnahakan tetapi kerdua dari psangan tersebut tidak mampu melawan Ikan paus
tersebut dan terhempas jauh keluar dari Amarasi yang dalam sejarah Amarasi ada pusaka
yang sampai ke solo dn itulah menjadi salah satu pusaka dari dua dukun yang terlempar
keluar. Satu dukun (meok) tersebut yang mampu bertahan dikatakan masih tertanam sampai
sekarang benda pusaka di kawasan Ikan Foti sehingga kerjadian dari banyak cerita yang
mengatakn bahawa jalan Ikan Foti yang sampai sekarang masih longsor tetapi tidak
menyebabkan jalannya terputus dikarenakan masih tertahan dengan banda pusaka yang ada
di kawasan Ikan Foti.49
Versi 5; Robet Koroh adalah seorang tokoh masyarakat dari keturunan Uis Pah yang
menceritakan taentang Legenda Ikan Foti yang berdampak pada sejarah Amarasi bahwa
sebenarnya itu adalah nama yang sudah diperbaharui dalam bahasa Indonesia. Kalau dalam
artian bahasa timor bahwa Ikan Foti di sebut dengan “IK IN HOE” yang diartikan ikan yang
sementara bergerak. Kata ikan foti sudah melegenda dari kerajaan amarasi terbentuk.,
Biasanya “Oebetu” atau musim barat, hujan yang terjadi selama satu minggu dan Ikan Foti
mulai goyang maka akan terjadi longsor. Legenda dari terbentuknya Ikan Foti sebenarnya
ada suatu kerajaan atau suku yang belum diketahui telah tertimbun di kawasan tersebut
49
Wawancara, Agus Tinenti (Tokoh masyarakat), 28 April 2017. Desa Merbaun, Pukul 15.00 WITA.
60
sehingga secara mistis masih ditemukan penampakan makhluk halus sehingga melewati
kawasan tersebut dikaitkan dengan terjadinya gangguan secara mistis. Tertimbunnya
kerajaan atau suku tersebut belum dapat diketahui karena kawasan tersebut belum memasuki
Amarasi, karena kerajaan Amarasi lebih kepada kawasan wilayah pantai selatan atau yang
disebut dengan Kupang Barat. Legenda ini berhubungan dengan “pusaka” yang sedang
beradu ilmu gaib yang telah tertimbun bersama Ikan Foti. Ketika itu Amarasi beradu ilmu
gaib dengan Kesultanan Surakarta di Solo yang pada masa itu Amarasi kalah sehingga
pusaka tersebut yang berupa alat perang berpindah kepada kesultanan di solo 700 Tahun
yang lalu dan telah tersimpan di solo. Pada masa kesultanan, Pusaka tersebut secara mistik
yang berkomunikasi meminta kembali untuk ke Amarasi tetapi pada waktu itu kesultanan
tidak mengetahui pada kerjaan mana pusaka tersebut sebagai pemiliknya, sehingga secara
kebetulan telah bertugas komandan Lanud yang bertugas di solo dan juga kerabat dekat
dengan kesultanan solo, mencari secara menyeluruh di daratan Timor siapa pemilik benda
pusaka tersebut dan pada akhirnya ditemukannya kecocokan atau sesuatu tanda bahwa
pemilik benda pusaka tersebut adalah Kerajaan Amarasi.50
Setelah diberikannya benda
pusaka tersebut telah diberi mandat oleh kesultanan untuk selalau merawatnya seperti yang
dilakukan di solo. Secara terperinci bahwa benda pusaka tersebut berbentuk cambuk yang
dalam bahasa timor di sebut dengan “ kauboe” yang bahan tersebut terbuat dari rotan yang
dipakai oleh panglima perang dalam memperluas kerajaan. Pusaka tersebut dikatakan
bernyawa karena telah diberi kekuatan, dengan maksud bahwa pusaka tersebut dapat
diperintahkan dalam pengertian secara mistis. Cambuk bukanlah salah satu alat perang yang
diberikan nyawa melainkan seperti tali gewang, hewan yang berupa burung dan benda seperti
50
Dalam melakukan penelitian penulis menemukan fakta bahwa, Keluarga Koroh menyimpan memori kolektif
„cambuk‟ yang di dapat dari Kraton Solo. Dalam hal ini mau menunjukkan kepada masyrakat Amarasi Barat dalam
perilaku sosial bahwa keberadaan mereka sebagai bangsawan diakui sampai luar pulau Timor.
61
batu. Contoh bahwa benda pusaka yang telah diberikan kekuatan dalam menjaga pintu masuk
amarasi seperti batu “Rangita” yang berada di pantai Oesain yang bagi siap yang meninggal,
namanya akan tertulis di batu tersebut dan bagi siapa yang berpikiran jahat di kawsan
tersebut akan mendapakan gangguan mistis seperti pulang dari tempat tersebut akan sakit.
Jadi batu yang tersebut sama dengan Ikan Foti bahwa ada batu pada kawasan Ikan Foti yang
berhubungan dengan “Bureni” bahwa batu tersebut sebagai penjaga di kawasan Barat. Ini
juga menjadikan sebagai pertimbangan pada pembuatan jalan pada kawasan Ikan Foti untuk
dilakukannya suatu upacara adat agar jalan tersebut tidak selalu rusak.51
Versi 6; Dari cerita-cerita di atas tentang kawasan Ikan Foti mengenai mitosnya, ada juga
cerita-cerita tentang hal-hal mistis yang dialami ketika melewati kawasan itu seperti yang di
alami oleh Yantri Bureni yang merupakan masyrakat biasa dari keturunan Uis Pah
menceritakan bahwa, ketika pulang dari Kupang mengambil soal ujian sekitar jam 1 malam
bertemu dengan sapi yang besar dan tinggi, bersamaan dengan itu juga ban belakang motor
meledak di tempat kejadian tersebut dan itu membuatnya takut dan berpikir bahwa kejadian
ini aneh.52
Bukan hanya yang dialami Ibu Yantri saja, tetapi Bapak Levri Kapitan seorang
masyarakat biasa dari keturunan Uis Tuah juga mengalami dengan sendiri ketika baru pulang
pesta dari kupang sekitar jam 12.30 WIT melewati kawasan Ikan Foti yang bertepatan
dengan tempat peninggalan orang-orang PKI, tiba-tiba muncullah peti dan peti itu mengikut
ibu Helda beserta suami ketika belok ke kiri ataupun ke kanan, jadi suaminya ibu Helda
menyuruhnya berdoa dan mereka menabrak peti itu sehingga peti itu terjatuh ke jurang.53
Versi 7; Agus Amtiran adalah masyarakat biasa dari keturunan Uis Tuah Masih banyak
cerita-cerita mistis yang dialami masyarakat ketika melewati kawasan Ikan Foti yaitu ketika
51
Wawancara, Robert Koroh (Tokoh masyarakat), 27 April 2017. Kelurahan Teunbaun, Pukul 16.00 WITA. 52
Wawancara, Yantri Bureni (masyarakat), 15 April 2017. Desa Toobaun, Pukul 15.00 WITA. 53
Wawancara, Levri Kapitan (masyarakat), 26 April 2017. Desa Erbaun, Pukul 11.00 WITA.
62
bapak Agus ini pulang dari Kupang beserta anak dan istri dengan menggunakan 2 motor,
anaknya menggonceng seorang perempuan cantik yang memakai baju putih dan berambut
panjang tetapi tiba-tiba perempuan itu hilang ketika kami sudah sampai di ujung kawasan
Ikan Foti.54
Dari berbagai versi cerita lisan diatas, ternyata penulis menemukan juga dala m tulisannya orang
Belanda yang bernama Nordholt bahwa ternyata pada zaman dulu, ada sebuah ritual yang
dilakukan oleh masyarakat Amarasi Barat ketika berpergian ke Kupang, mereka akan berhenti di
kawasan Ikan Foti untuk mengganti baju dan setelah pulang dari Kupang pun hal yang sama
dilakukan yaitu mengganti baju dan membersihkan baju tersebut. Artinya ritual itu menjelaskan
bahwa kawasan tersebut mempunyai arti yang penting untuk masyarakat Amarasi Barat. Tetapi
ritual itu sudah tidak ada lagi atau punah karean perkembangan zaman. Akibatnya pola
pewarisan cerita Ikan Foti itu tidak lagi dilakukan secara kolektif oleh masyarakat tetapi hanya
rencana kolektif dan terprogram yang hanya dilakukan secara acak oleh masyarakat.
Gambar 3 Gambar 4
Gambar Perbatasan Nekamese dan Amarasi Barat Gambar Jalan Lama dan Jalan Baru
54
Wawancara, Agus Amtiran (masyarakat), 23 April 2017. Desa Niukbaun, Pukul 17.00 WITA.