i - r ',:' j r·', '.. ,. .. -...
TRANSCRIPT
.. - ...... -........ _-I r" '; 5 L ~ ; ~"''', ; :: ' " " r '. ~ - \' ~ i~ ~\l
p ~ -~ -
........... ,
r ¥ "P", () • " j r. . .... " I " f,) ':;~"' /
I, ',:' r"·', 'J!' ' '/ •.••• - -
" '.. ..... -. ~ ..... ,. .. . . ... " . ... .......... ~ - "p •••••••••••• - .. ~- -.~-
GOLONGAN KARYA
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI KARYA PEMBANGUNAN DPRRI
TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1982
TENTANG HAK CIPTA SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN
UNJ)ANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1987, PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NO~IOR 6 TAHUN 1989
TENTANG HAK PATEN, DAN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG
PERU BAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1992 TENTANG MEREK
Disampalkan oleh : Ny. EVITA ASMALDA, SH Anggota DPRRI No. : 168
Jakarta, 21 Januari 1997
"~.'
. !
.j I I, I
I f
, , I , I
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI KARYA PEM13ANGUNAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA . TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1982 TENTANG
HAK CIPTA SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANGUN DANG
NOMOR 7 TAIiUN 1987, PERUBAIiAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR
6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN, DAN RANCANGAN UNDANGUNDANG
TENTANG PERUBAHAN ATAS UN DANG-UN DANG NOMOR 19 TABUN 1992 TENTANG MEREK
Disampaikanoleh : NY. EVITA ASMALDA, S.H Anggota DPRRI No. : 168
Assalamualaikum Wr.Wb.
Yth. Saudara KetuaJPimpinan Rapat
Yth. Saudara Menteri Kehakiman yang me\yakili Pemerintah,
beserta staf
Hadirin dan Rapat Paripurna Dewan yang terhormat.
Pertama-tama marilah kita pa~jatkan puji dan syukur kehadirat Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa' karen a atas limpahan taufik dan hidayah
Nya kita dapat berkumpul dalam rangka pelaksanaan tugas konstitusional
kencgaraan, yaitu Pembicaraan Tingkat II Rancangan Undang-undang
tentang Pcrubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 tcntang Hak
Cipta Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-undang Nomor 7
Tahun 1987, Perubahan Atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1989
tentang Paten dan Perubahan Atas Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992
ten tang Merck.
2
Sclanjutnya, untuk I11cnyingkat, ketiga Rancangan Undang-undang ini,
kami scbut RUU tcntang Pcrubalian Undallg-undang Ilak Cipta, Paten dan
Merck.
Sebagaimana kita ketahui, dengan amanat Presiden melalui Surat Nomor :
R.13/PU/XIVI996 tanggal 2 Desember 1996 telah disampaikan 3 (tiga)
RUU tentang Perubahan Undang-undang ten tang Bak Cipta, Paten, dan
Merek kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Selanjutnya Saudara Menteri Kehakiman telah menyampaikan
Keterangan Pemerintah dihadapan Rapat Paripurna Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia mengenai ketiga Rancangan Undang-undang
tcrscbut pada tallggal 12 Descmber 1996.
Fraksi Karya Pcmbangunan menyambut baik di~ukannya ketiga
Rancangan Undang-undang tentang Perubahan Undang-undang Hak
Cipta, Paten, dan Merek, Pemerintah menggunakan tiga sumber utama
scbagaidasar pertimbangan.
Pertama, kebutuhan untuk melakukan penyesua13n terhadap
persetujuan mengenal aspek-aspck Dagang dari Hak atas kekayaan
intelektual atau Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual
Property Rights/TRIPS.
Ke,dua, penyesuatan dagang dengan konvensi-konvensi mengenai HAKI,
meliputi Konvensi Bern, Konvensi Roma, Konvensi Paris, danTraktat
Washington dimana keseluruhannya telah diratifikasi dengan Undang
undang Nomor 7 tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement
Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan
Organisasi Pcrdagangan Dunia).
.j j i i f
• I I I !
3
Ketiga, masalah baru yang bcrkembang sc\ama pclaksanaan ketiga
Undang-undang Icrscbut. Dcngan dcmikian, pcrub:tllUll kctiga Undang
undang itu disebabkan adanya kcbutuhan untuk I1lcnycsuaikan dengan
pcrkcmbangan kcadaan dan pcrubalwl1 yang bcrlallg~'llllg cepat akhir-akhir
ini, khususnya scjak tersclcsaikanllya perundingan putaran Uruguay.
Semua negara pescrta perundingan dan anggota Organisasi
Perdagangan Dunia bergcrak ke arah penyeSU31an tcrscbut, termasuk di
bidang HAKI.
Sebagai negara hukum dan anggota Organisasi Pcrdagangan Dunia,
Indonesia mcmang scharusnya menycsuaikan produk hukumnya dengan
traktat maupun kOl1vcnsi scbagai salah satu dari sUl1lbcr hukum, namun
kila harlls tctap bcrpcgang pada syarat pcmbcntllkan suatu undang-
undang.
Dalam syarat formal biasanya Pemerintah menggunakan Inprcs Nomor 15
Tahun 1970. fraksi Karya Pcmbangunan bcrharap agar Inpres Nomor 15
tahun 1970 ini dapat ditingkatkan mcnjadi Undang-undang, karena selian
usia Inpres itu tclah mencapai 26 tahun juga agar lcbih Illcmberikan
jaminan kepastian hukum.
Sehubungan dcngan usulan kami agar Inprcs Nomor 15 Tahun 1970
ditingkatkan menjadi Undang-undang untuk mcnampung pendapat
yangbcrkcmbang di masyarakat yang antara lain berpendapat bahwa
ban yak Undang-undang yang telah dibuat kurang bcrkualitas dalam arti
tidak dapat dilaksanakan, tidak scpcnuhnya ditcrima masyarakat atau
tcrkesan mudah diubah-ubah, bahkan bila ditinjau dari segi yuridis ada
perbedaan an tara undang-undang yallg satu dengan yang lain serta ada
undang-undang yang mengandung beberapa kelemahan.
Untuk itu Fraksi Karya Pembangunan ingin l11cngulangi lagi permohonan
agar segera ditcrbitkan Undang-undang tcntang Kctentuan Umum
Pembentukan Undang-undang sebagai
Bcpalingcn van Wetgcving).
pengganti AB (Algemene
4
Selain itu, Fraksi Karya Pembangunan bcrpendapat bahwa GBHN 1993
tcJah mcncnlukan bahwa dalam pcmDcntukull hukum pcrIu diindahkan
ketentllan yang memenllhi nilai tilosotis yang berintikan rasa keadiJan
dan kebenaran, nilai sosiologis yang sesuai dengan nilai budaya yang
bcrlaku di masyarakat dan yuridis yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangal1 yang berlaku.
Pembcntukan hukum terutama undang-undang yang harus memenuhi
l1ilai filosofis, sosiologis dan yuridis, pada hakekatnya tidak. boleh
bertentangan dengan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan
dasar Negara Republik Indonesia.
Penyempurnaan tiga Undang-undang tcntang Hak Cipta, Paten, dan
Merek yang berdasar pada pertimbangan tiga sumber utama sepcrti
diuraikan di atas, memang sudah sejalan dengan Pancasila. Dalam
Pcdoman Pcnghayatan dan Pen gam alan Pancasila telah disampaikan
balrwa Pancasila yang bulat dan utuh itu memberi keyakinan kepada rakyat
dan bangsa Indonesia bahwa kebahagiaan hidup akan tercapai apabila
didasarkan atas keserasian, keselarasan, dan keseimbangan, baik
dalam hidup manusia sebagai pribadi, dalam hubungan manusia dengan
masyarakat. dalam hubungan manusia dengan alam, dalam hubungan
bangsa dcngan bangsa lain, dalam hubungan manusia dengan Tuhannya,
maupun dalam mengcjar kcrnajuan lahiriah dan kebahagiaan rohaniah.
Tiga RUll mengenai Perubahan Undang--undang tentang Hak
Cipta,Paten, dan Merek pada hakekatnya mengatur substansi dan obsesi
seperti yang diurai di atas. Se1anjutnya apabila kita berbicara tentang hak,
baik itu Cipta, Paten, maupun Merek, maka dalam sila kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanl erwakilan
kita dibcri pcdoman sebagai berikut :
.: j , ,
. \ . f
5
"Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat
Indonesia mCmpllJlym kcdlldllkan, hak dan kewajiban yang sama.
Dalam menggunakan hak-haknya Ia menyadari perlunya selalu
memperhatikan dan mengutrunakan kepentingan negara dan
kepentingan masyarakat."
Disamping itll, oleh karen a manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak
dan kcwajiban yang sama, maka pada dasarnya tidak bolch ada suatu
kehendak yang dipaksakan kepada pihak lain. Sebelum diambil keputusan
yang menyangkut kepentingan bersama terlebih dahulu diadakan
musyawarah, dan keputusan tersebut diusahakan secara mufakat,
musyawarah untuk meneapai mufakat yang diliputi oleh semangat
kekeluargaan, yang merupakan ciri khas Bangsa Indonesia.
Yth. Saudara KetuaiPimpinan Rapat
Yth. Saudara Menteri Kehakiman beserta staf
Hadirin dan Rapat Paripurna Dewan yang terhormat,
Dalam kesempatan ini Fraksi Karya Pembangunan sengaJa mengutip
beberapa Pedoman ten tang Penghayatan dan Pengamalan Pancasila,
karen a kami berpenclapat bahwa Pancasila sebagai norma clasar
mengandung nilai-nilai yans. harus dioperasionalkan secara normatif
dalam norma yuridis seperti Undang-undang. Disamping itu Fraksi karya
p,embangunan ingin mengingatkan kepada kita semua untuk tetap
berpegang teguh pada nilai-nilai luhur Pancasila, menghayati dan
mengamalkan Paneasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Sebab tindakan kekerasan, main hakim sendiri, merusak
dan membakar seperti yang tetjadi
akhir-akhir III 1 pada hakekatnya merupakan perbuatan yang
bertentangan dengan Pancasila.
6
Dalam hubungan illi Fraksi .Karya Pembangunan 'menghimbau kepada
semua pihak agar Icbih Illampu lllcnahan diri serta mengcndalikan dirinya
masing-masing. Jangan sekali-kali mudah terpancing oleh isue-isue yang
sengaja dilontarkan oleh selllnetara oknulll, keIolllpok ataupun golongan
yang scnantiasa tidak menghendaki utuhnya persatuan dan kesatuan
bang sa. Maka dalam upaya penegakall hukum (Law enforcement)
terhadap tindak kekerasan itu harus tetap berpegang pada nilai luhur
Pancasila.
Fraksi Kalya Pelllbangunan juga mengharap agar lebih ban yak lagi
Undang-undang yang bernafaskan Pancasila dengan cara secepat
mllngkin mengganti lludang-undang warisan kolonial yang nyata-nyata
mcmiliki nilai-nilai yang bcrtentangan dengan Pancasila. Misalnya
scgera mengganti atau tidak memberlakukan undang-undang positif
warisan kolonial yang masih membe.dakan perbedaan golongan
penduduk (Eropa, Timur Asing dan Pribumi).
Bapak/Ibu peserta Rapat Paripurna yang terhommt,
Disamping pokok pikiran tentang Pancasila, juga akan ditinjau pengajuan
tiga Rancangan Undang-undang tentang Perubahan Undang-undang Hak
Cipta, Paten, dan Merck, kaitannya dengan Undang-Undang Dasar 1945.
Kalau bta cermati tiga alasan atau pertimbangan terhadap
penyempurnaan atau perubahan Undang-undang ini, ternyata dua dari tiga
alasan tersebut berhubungan dengan masalah internasional atau
hubungan an tar bangsa. Untuk itu penyesuaian tiga Undang-undang
tentang Hak Cipta, Paten, dan Merek haruslah temp mengacu pada tujuan
nasional seperti yang termuat dalam alinea empat UUD 1945, khususnya
ten tang ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
7
Sehingga penyesuatan Undang-undang ini dengan persetujuan TRIPS
maupun konvcnsi-konvcnsi harus dilandasi pada asas kemcrdekaan,
perdamaian abadi dan terutama keadilan sosial.
Hak milik intelektual (Intellectual Property Right) Juga tclah diamanatkan
dalam Garis-Garis Besar Haluan Ncgara, khususnya kebijaksanaan
pcmbangunan lima tahun kecnam di bidang Hmu Pcngetahuan dan
Teknologi, dikemukakan bahwa "Perlindungan terhadap hasil
penemuan para ilmuan bangsa Indonesia perlu ditata, dimantapkan, serta
dijamin haknya baik di dalam maupun di Iuar negeri".
Perubahan Undang-undang tcntang Hak Cipta, Paten, dan Merck sudah
scjalan dcngan doktrin dan program Golongan Karya. Dalam Doktrin
GOLKAR dinyatakan bahwa karya adalah fungsi hidup manUSla.
Manusia hidup untuk berkarya dan berkarya karena manusia hidup. Maka
karya itu hidup yang sesungguhnya. Karya itu kodrati dan manusiawi.
Hak Cipta, Paten, dan Merek pada "dasilfnya adalah perlindungan
tcrhadap karya, sehingga sudah sepatutnya Fraksi Karya
Pembangunan mendukung terhadap Undang-undang 101 termasuk
perubahannya.
Pembahasan ketiga Rancangan Undang-uundang tentang Perubahan
HakCipta, Paten, dan Merek dilakukan dalam suasana bulan puasa dan
tahun baru, sehingga diharapkan bahwa dalam pembahasannya nanti kita
selalu mendapat petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa, diberi kemudahan
untuk menghasilkan produk Legislatif yang bergima bagi bangsa dan
negara. Demikian juga dengan semangat tahun baru, semoga kita dapat
melaksanakan tugas konstitusional ini secara berdaya guna dan berhasil
guna.
8
Yth. Saudara Ketua
Yth. Saudara Mentcri Kehakiman beserta star
Hadirin dan Rapat Paripurna yang terhormat,
Selanjutnya Fraksi Karya Pembangunan ingin menyampaikan beberapa
pcrmasalahan dan bcrbagai pemikiran yang kami anggap cukup
mendasar, sebagai berikut :
Pertama, Fraksi Karya Pembangunan sependapat dengan Pemerintah
bahwa perubahan ketiga Undang-undang Hak Cipta, Paten, dan Merek,
khususnya tentang Merek, terlalu dini, artinya baru kurang lebih tiga tahun
semenjak Undang-undang Mere~ diundangkan yaitu pad a tahun 1993.
Namun perubahan terse but bukan karena materi Undang-undang kurang
sempurna atau karena kurang sesuai dengan perkembangan keadaan,
namun karena kebutuhan dan konsekwensi logis dengan telah
diratifikasinya Undang-undang Nomor 7 tahun 1994 di atas, sehingga
perubahan tersebut diadakan.
Kedua, selalljutnya Fraksi Karya Pembangunan akan memberikan
pandangan terhadap Perubahan Undang-undang tentang Hak Cipta,
Paten, dan Merek sesuai sistematika yang dibuat oleh Pemerintah :
1. Fraksi Karya Pembangunan sependapat terhadap ketentuan
yangmenyatakan bahwa tcrhadap ciptaan yang tidak diketahui
pellciptanya dikuasi oleh negara. Namun perlu tambahan anak
kalimat "dan dipergunakan unhtk sebesar-besarnya kemakmuran
rakayat. "
Hal ini untuk melindungi atau mengantisipasi kejadian-kejadian yang
banyak ditcmui dalam praktek an tara lain banyak pencipta atau
pengrajin tradisional yang bangga apabila temuannya ditiru orang.
.j i i t f
I
9
Namun scbaliknya orang yang meniru ini kemudian mendaftarkan atas
namanya dan mclakukan pcnggugatan tcrhadap penemu atau pencipta
yang sebcnarnya.
2. Dalam Undang-undang Hate Cipta pengutipan scbanyak-banyaknya 10
0;(>, tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta (dengan syarat
tambahnya ditulis secara lengkap).
Menurut Pcmcrintah, pengukuran kuantitatif seperti itu ternyata
sulit pembuktiannya, untuk itu dalam Rancangan Undang':'undang
ukuran kuantitatif itu diu bah mcnjadi kualitatif yaitu "sejauh
pemakaian ciptaan terse but tidak merugikan kepentingan yang wajar
dari pCllciptanya".
Menurut hemat Fraksi Karya Pembangunan ukuran kuantitatif lebih
mcnjamin kepastian hukum dan pelakssanaannya akan bersifat
obyektif. Mohon penjelasan Pemerintah.
3. Dalam Rancangan Undang-undang tentang Hak Cipta, jangka waktu
perlindungan bagi· komputer program dirancang untuk diberikan
selama 50 (lima puluh) tahun (sebelumnya 25 tahun) dan
perlindungan bagi hak moral pencipta bersifat abadi atau tanpa batas
waktu (sebelumnya tidak diatur).
Fraksi Karya Pcmbangunan dapat mengerti perubahan ltll karena
merupakan penyesuaian terhadap Konvensi Bern dan Persetujuan
TRIPS, namun kami mellgharap agar ada penjelasan kenapa dan apa
motivasinya.
4. Tcntang perubahan yang berupa koreksi dari hak menuntut
pelanggarall atau menuntut penyitaan, menjadi hak untuk
menggugat, Fraksi Karya Pembangunan dapat memahami. Namun akan
lebih baik lagi kalau dalam waktu yang dekat ini Pemerintah dapat
mcmpersiapkan Hukum Acara Perdata Nasional yang memberikan
pcmbatasan pcristilahan.
10
Tetapi memang sulit untuk membedakan penggunaan istilah
pcn un tll tan Jan pcnggugatan tidak scm uJah scpcrti l1lcm bedakan
wama bitam dall putih, '
Misalnya mana yang lebih tepat melluntut ganti rug! atau menggugat
ganti rugi,
5, . Khusus terhadap Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang
disampaikan dalam Keterangan Pemerintah halaman 10 angka 5 yang
mengatur hubungan PPNS dan Penyidik POLRI yang disesuaikan
dan disempurnakatl berdasarkan Pasal 107 KUHAP,
Fraksi Karya Pcmbangunan sangat mcnghargai perubahan tersebut,
namun dalum kaitan 1111 Fraksi Katya Pembangunan mgm
memperjclas dan menanyakan kepada Pemerintah atas pernyataan
yang terhormat Menteri Kehakiman antara lain yang berbunyi : "dalam
rangka pemikiran ini kata melalui tersebut pada rumusan mengenat
tuga::; dan wewenang PPNS tidak harus diartikan bahwa Penyidik
Polisi Negara Republik Indonesia dapat atau perlu melakukan
penyidikan ulang",
Fraksi Karya Pembangunan ingin bertanya apakah
Pemerintah yang kami kutipkan tersebut di atas
pernyataan
tadi, baru
merupakan pemikiran atau penafsiran Pemerintah saJa atau
penegasan arti kata melalui dalam Pasal 107 KUHAP, Kalau benar
demikian akan lebih baik dijelaskan dalam penjelasan pasaL
Rapat Paripurna Dewan yang kami muliakan,
Demibanlah Pemandangan Umum Fraksi Karya Pembangunan terhadap
Rancangan Undang-undang tentang Perubahan atas Undang-undang Hak
Cipta, Paten, dan Merek dengan harapan agar Pemerintah memberikan
tanggapan, jawaban dan penjelasan pada waktunya,
11
Hal-hal lain mcngcnai substansi dan 1ormu]asi RUU ini yang belum
disampaikan dalam Pcmandangan Umum akan disampaikan dalam
Pembicaraan Tingkat III bersama Pcmcrintah dan Fraksi-fraksi lain.
Atas nama Fraksi Karya Pcmbangunan kami mcnyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas perhatian
seluruh hadirin terhadap penyampaian Pemandangan Umum Fraksi Karya
Pembangunan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa sclalu memberikan petunjUk dan ridho-Nya
kepada kita bersama dalam menunaikan tugas pengabdian kepada bangsa
dan ncgara.
Sekian, terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 21 lanuari 1997
FRAKSI KARYA PEMBANGUNAN DPRRI