hukum tadarus al quran
TRANSCRIPT
-
8/3/2019 Hukum Tadarus Al Quran
1/3
Tanya Hukum Tadarus Al Qur'an
Allah menurunkan kitab-Nya yang mulia sebagai petunjuk bagi manusia, obat
bagi kaum mukminin, mebimbing kepada yang lebih lurus, menjelaskan jalan
petunjuk. (Al-Qur'an) diturunkan pada malam Lailatul Qadar, suatu malam di
bulan ramadhan.
Saat ini, banyak menusia yang meninggalkan kitab yang agung ini, tidak
mengenalnya kecuali hanya pada saat tertentu saja, seperti : Di antara
mereka ada yang hanya membacanya pada saat bulan ramadhan, di antara mereka
ada yang hanya mengenalnya saat ada kematian, dll.
Kemudian telah berkembang pula perbuatan-perbuatan bid'ah dalam membacaAl-Qur'an, di antaranya : Membaca bersama-sama denga satu suara dalam masjid
atau di rumah, menuliskan ayat-ayat Al-Qur'an di atas kertas kemduian
dimasukan ke dalam air untuk diminum, membaca Al-Qur'an di atas kuburan dll.
Dan, untuk menjawab persoalan yang ditanyakan oleh penanya di atas, akan
saya salinkan dari kitab 'Bida'u An-naasi fii Al-Qur'an edisi Indonesia
Penyimpangan Terhadap Al-Qur'an oleh Abu Anas Ali bin Husain Abu Luz.
HUKUM MEMBACA AL-QUR'AN BERSAMA-SAMA
Membaca Al-Qur'an merupakan ibadah dan merupakan salah satu sarana yang
paling utama untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Pada dasarnya membaca Al-Qur'an haruslah dengan tatacara sebagaimana
Rasullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mencontohkannya bersama para shahabat
beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Tidak ada satupun riwayat dari beliau
dan para shabatnya bahwa mereka membacanya dengan cara bersama-sama dengan
satu suara. Akan tetapi mereka membacanya sendiri-sendiri atau salah seorang
membaca dan orang lain yang hadir mendengarkannya.
Telah diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Hendaklah kalian berpegang teguh pada sunahku dan sunnah para
Al-Khulafa'ur Rasyidun setelahku" [1]
Sabda beliau lainnya.
"Artinya : Barangsiapa mengada-adakan dalam perkara kami ini (perkara agama)
yang tidak berasal darinya, maka dia itu tertolak" [2]
Dalam riwayat lain disebutkan.
"Artinya : Barangsiapa melaksanakan suatu amalan yang tidak ada perintah
-
8/3/2019 Hukum Tadarus Al Quran
2/3
kami maka amalan tersebut tertolak" [3]
Diriwayatkan pula dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau
memerintahkan kepada Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhu untuk membacakan
kepadanya Al-Qur'an. Ia berkata kepada beliau. "Wahai Rasulullah, apakah aku
akan membacakan Al-Qur'an di hadapanmu sedangkan Al-Qur'an ini diturunkankepadamu?" Beliau menjawab : "Saya senang mendengarkannya dari orang lain"
[4]
BERKUMPUL DI MASJID ATAU DI RUMAH UNTUK MEMBACA AL-QUR'AN
BERSAMA-SAMA.
Jika yang dimaksud adalah bahwasanya mereka membacanya dengan satu suara
dengan 'waqaf' dan berhenti yang sama, maka ini tidak disyariatkan. Paling
tidak hukumnya makruh, karena tidak ada riwayat dari Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam maupun para shahabat beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam.Namun apabila bertujuan untuk kegiatan belajar dan mengajar, maka saya
berharap hal tersebut tidak apa-apa.
Adapun apabila yang dimaksudkan adalah mereka berkumpul untuk membaca
Al-Qur'an dengan tujuan untuk menghafalnya, atau mempelajarinya, dan salah
seorang membaca dan yang lainnya mendengarkannya, atau mereka masing-masing
membaca sendiri-sendiri dengan tidak menyamai suara orang lain, maka ini
disyari'atkan, berdasarkan riwayat dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
bahwasanya beliau bersabda.
"Artinya : Apabila suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid)
sambil membaca Al-Qur'an dan saling bertadarus bersama-sama, niscaya akan
turun ketenangan atas mereka, rahmat Allah akan meliputi mereka, para
malaikat akan melindungi mereka dan Allah menyebut mereka kepada
makhluk-makhluk yang ada di sisi-Nya" [Hadits Riwayat Muslim ][5]
MEMBAGI BACAAN AL-QUR'AN UNTUK ORANG-ORANG YANG HADIR
Membagi juz-juz Al-Qur'an untuk orang-orang yang hadir dalam perkumpulan,
agar masing-masing membacanya sendiri-sendiri satu hizb atau beberapa hizb
dari Al-Qur'an, tidaklah dianggap secara otomatis sebagai mengkhatamkanAl-Qur'an bagi masing-masing yang membacanya. Adapun tujuan mereka dalam
membaca Al-Qur'an untuk mendapatkan berkahnya saja, tidaklah cukup. Sebab
Al-Qur'an itu dibaca hendaknya dengan tujuan ibadah mendekatkan diri kepada
Allah dan untuk menghafalnya, memikirkan dan mempelajari hukum-hukumnya,
mengambil pelajaran darinya, untuk mendapatkan pahala dari membacanya,
melatih lisan dalam membacanya dan berbagai macam faedah-faedah lainnya.
[Lihat Fatwa Lajnah Da'imah no. 3861]
_____________________
Foote Notes
[1] Diriwayatkan oleh Abu Daud no 407 dalam kitab Sunnah, bab Fii LuzuumisSunnah ; Ibnu Majah no 42 dalam Al-Muqaddimah, bab Ittiba'ul Khulafa'ir
-
8/3/2019 Hukum Tadarus Al Quran
3/3
Rasyidinal Mahdiyyin, dari hadits Al-Irbadh Radhiyallahu anhu. Diriwayatkan
oleh At-Tirmidzi no. 2676 dalam Al-Ilmu bab 'Maa Jaa'al Fil Akhdzi bis
Sunnati Wajtinabil Bida', ia mengatakan : 'Hadits ini hasan shahih.
Al-Arna'uth berkata : 'Sanadnya hasan. Lihat Syarhus Sunnah, 1/205 hadits
no.102.
[2] Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no, 2697 dalam Al-Shulh bab 'Idza
Isththalahu 'ala Shulhin Juur Fash Shulh Mardud' dan Muslim no 1718 dalam
kitab Al-Uqdhiyah bab 'Naqdhul Ahkamil Bathilan wa Raddu Muhdatsatil Umur'
dari hadits Aisyah Radhiyallahu 'anha
[3] Diriwayatkan oleh Muslim no. 1718 jilid 18, dalam kitab Al-Uqdhiyah bab
Maqdhul Ahkamil Bathilan wa Raddu Muhdatsatil Umu' dari hadits Aisyah
Radhiyallahu 'anha
[4] Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 5050, dalam Fadhailul Qur'an, bab
'Barangsiapa mendengarkan Al-Qur'an dari orang selainnya' dari haditsAbdullah bin Mas'ud, ia berkata, 'Rasulullah berkata kepada saya, bacakan
Al-Qur'an untukku. Saya berkata, Wahai Rasulullah, apakah saya akan
membacakannya sedangkan Al-Qur'an ini diturunkan kepadamu.? Beliau menjawab,
'Ya' Maka sayapun membacakan surat An-Nisa hingga pada ayat : "Maka
bagaimanakah (halnya orang-orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan
seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu
(Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)". [An-Nisa : 41].
Beliau berkata, "Cukup". Saya menoleh kepada beliau, ternyata kedua matanya
sedang berlinang air mata." [Lihat Fatwa Lajnah Da'imah no. 4394]
[5] Bagian dari hadits yang diriwayatkan oleh Muslim no. 2699 dalam kitab
Dzikir dan Do'a, bab 'Fadhlul Ijtima 'Ala Tilawatil Qur'an wa 'Aladz Dzikir
dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu.[Lihat juga Fatawa Lajnah
Da'imah no. 3302]
[Penyimpangan Terhadap Al-Qur'an hal 8-12, Darul Haq]
------------------------------------------------------------------------