hubungan antara stereotip genderrepository.usd.ac.id/29937/2/999114015_full[1].pdfhubungan antara...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA STEREOTIP GENDER
DENGAN ATRIBUSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
A. Tyasning Hayu Indrastuti
NIM : 999114015
NIRM : 990051121705120014
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
HERE’S TO THE WOMAN
...who knows where she's going and will keep on until she gets there;
who knows not only what she wants from life but what she has to offer in return...
HERE'S TO THE WOMAN
Who is loyal to family and friends, who expects no more from others
than she is willing to give;
HERE'S TO THE WOMAN
Who guides and inspires not by quoting others philosophies but by
living her own good example; who accepts both victories and disappointments
with the same grace, and who can rise above life's challenges and move on...
HERE'S TO THE WOMAN
Who gives the gifts of her thoughtfulness, which shows her caring with a word of support,
her understanding with a smile; a woman who brings joy to others
just by being herself...
(Anonim)
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:
Allah Bapa yang telah mengajarkanku mencintai hidup, walau
terkadang aku tak memahami rencana-Mu tapi aku yakin rencana-Mu selalu indah bagiku.
Tuhan Yesus Kristus Sang Juru Selamat yang telah membawaku
”Pulang” karena hanyalah hati-Mu rumah terindah.
Bunda Maria yang telah mengajariku pasrah kepoda kehendak Bapa karena Ia akan menjadikan segalanya indah pada waktunya.
Bapakku tercinta, F. A Djoko Koestijono yang selalu memberikan
kekuatan di saat aku rapuh.
Ibuku tersayang, Christiana Sri Sumini yang selalu menyebut namaku dalam setiap doa.
Mas-ku, Yohanes Satyasto Agung Nugroho.
Adik-adikku Yasinta Pranyaningtyas Kesanti, Bonaventura Adhiarso Tyas Anandito, dan Fabiola Tyaswening Kendhiarthani yang telah menjadi anugerah-anugerah indah yang Tuhan berikan padaku.
I Dewa Gede Kusuma Jaya, yang selalu menjadi cinta, inspirasi, kekuatan dan separuh dari nafas dan hidupku.
Keluarga IFO (In Fonem Omnia), yang selalu membuatku merasa
dicintai.
ABSTRAK A. Tyasning Hayu Indrastuti (2007). Hubungan Antara Stereotip Gender Dengan Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan: Fakultas Psikologi, Program Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stereotip gender dengan atribusi terhadap prestasi belajar. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi eksternal terhadap kesuksesan perempuan dan ada hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap kegagalan perempuan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Subjek penelitian berjumlah 54 orang mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala stereotip gender dan skala atribusi terhadap prestasi belajar perempuan yang disusun oleh peneliti. Skoring untuk skala atribusi terhadap prestasi belajar perempuan dibagi menjadi dua, yaitu skor untuk atribusi terhadap kesuksesan perempuan dan skor untuk atribusi terhadap kegagalan perempuan. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha-Cronbach adalah sebesar 0,918 untuk skala stereotip gender dan 0,861 untuk skala atribusi terhadap prestasi belajar perempuan.
Metode analisis data untuk stereotip gender dan atribusi terhadap kesuksesan perempuan menggunakan teknik korelasi Spearman. Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil analisis data adalah 0,296 dengan taraf signifikasi 0,015 (p < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi eksternal terhadap kesuksesan perempuan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Metode analisis data untuk stereotip gender dan atribusi terhadap kegagalan perempuan menggunakan teknik korelasi Product Moment. Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil analisis data adalah -0,396 dengan taraf signifikasi 0,002 (p < 0,01). Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap kegagalan perempuan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini ditolak.
ABSTRACT
A. Tyasning Hayu Indrastuti (2007). Correlation Between Gender Stereotype and Attribution of Women Learning Achievement: Faculty of Psychology, Psychology Study Programme, Sanata Dharma University.
The research’s objective was to find out the relation between gender stereotype and attribution of women learning achievement. The proposed hypothesis was the positive relation between gender stereotype and attribution external of women successes and the positive relation between gender stereotype and attribution internal of women failure.
This research was a correlational research. The subject of this research was 54 male students of the Faculty of Engineering, Department Civil Engineering, Atma Jaya Yogyakarta University. The data collecting method in this research was using scale method. Scales used in this research are gender stereotype and attribution of women learning achievement scales which was arranged by the researcher. Scoring for attribution of women learning achievement was consider of two score, that is score for attribution of women’s success and score for attribution of women’s failure. The reliability coefficient result using the Alpha-Cronbach method are 0,918 for the gender stereotype scale and 0,861 for the attribution of learning achievement.
The data analysis method for gender stereotype and attribution of women’s success was using Spearman correlation technique. Coefficient correlation from the data analysis was 0,296 with the significant standard 0,015 (p < 0,05). This result was shown that there was positive correlation between gender stereotype and attribution external of women’s success. It shows that the hypothesis of this research was accepted.
The data analysis method for gender stereotype and attribution of women’s failure was using Product Moment correlation technique. Coefficient correlation from the data analysis was -0,396 with the significant standard 0,002 (p < 0,01). This result was shown that there was no positive correlation between gender stereotype and attribution internal of women’s failure. It shows that the hypothesis of this research was refused.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Bapa di Surga atas kasih-Nya
yang tak berkesudahan dan selalu diperbaharui setiap hari hingga akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Hubungan Antara Stereotip Gender
dengan Atribusi Terhadap Prestasi Belajar.”
Penulisan ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:
1. Yesus Kristus Penyelamatku dan Bunda Maria....yang tidak pernah lelah
membimbing langkahku, mengangkatku saat ku jatuh, membawaku pulang
saat aku tersesat dan menjadi kekuatanku dalam mewujudkan harapan dan
melindungiku dalam meniti hari-hari.
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Y. Agung Santoso, S. Psi. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan waktu, kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Agnes Indar E., S.Psi., M.Si dan Bapak C. Wijoyo Adinugroho S.Psi.
selaku dosen penguji.
5. Ibu Kristiana Dewayani, S. Psi., M. Si., Ibu Titik Kristiyani S. Psi., dan Ibu A.
Tanti Arini, S. Psi. selaku dosen pembimbing akademik.
6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu tetapi telah banyak membantu dan mengajarkan
banyak hal.
7. Mas Gandung, Mas Doni, Mas Muji dan Mbak Nanik yang telah banyak
membantu. Pak Giono yang setiap pagi selalu menyapaku dan memberiku
senyuman.
8. Dekan Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang telah
memberikan ijin penelitian.
9. Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Atma Jaya
Yogyakarta yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.
10. Bapak F. A. Djoko Koestijono dan Ibu Christiana Sri Sumini, kedua
orangtuaku yang telah merawat, mendidik dan memperjuangkan hidupku.
Terima kasih untuk dukungan, cinta dan harapan yang tak pernah putus akan
keberhasilanku serta pengorbanan yang luar biasa.
11. Mas-ku satu-satunya Yohanes Satyasto Agung Nugroho yang meskipun tidak
banyak berkata-kata tetapi aku yakin selalu mencintai dan mendukungku.
Terima kasih untuk dukungan moril dan materilnya, Mas. Akhirnya
perjuangan Mas Agung ngga sia-sia. Mbak Junita yang selalu memberi
dukungan lewat SMS, thanks untuk bersedia mandampingi Mas Agung.
12. Adik-adikku yang selalu menceriakan hari-hariku di rumah. Yasinta
Pranyaningtyas Kesanti....you are the best sista in the world, gak ada duanya
deh. Bonaventura Adhiarso Tyas Anandito dan Fabiola Tyaswening
Kendhiarthani…malaikat-malaikat kecilku yang sekarang beranjak remaja,
terimakasih untuk selalu memberikan senyuman dan kasih sayang.
13. I Dewa Gede Kusuma Jaya yang selalu setia dengan cintanya. Terima kasih
untuk selalu ada di saat-saat indahku dan juga di saat-saat burukku. Kamu
datang justru pada saat aku telah jatuh dan cintamu yang membuatku mampu
untuk selalu bertahan dan menjadi kuat. Maafkan kemanjaan dan keegoisanku
selama ini. Luv u, De...
14. Pribadi-pribadi yang pernah hadir dalam hatiku, mengisinya dengan cinta
meskipun kemudian berlalu. Terimakasih karena pernah berbagi suka duka
denganku dan membantuku menjalani proses pendewasaanku.
15. IFO, keluargaku dalam KHK yang telah banyak memberikan kekuatan dan
cinta. Terima kasih membuat hidupku jadi lebih hidup. Dian’Tikoez’...thanks
untuk selalu setia mendengar keluh kesahku. Ayo semangat...kamu pasti bisa!
Anna....aku bersyukur bisa mengenalmu dan belajar banyak darimu.
Advent...meskipun jauh tapi dukungamu selalu kurasakan, thanks bro....
Sanggo....semangatmu menular kemana-mana lho. Sepri....printermu
menyelamatkanku. Thanks banget, bro.... Putri ’n Ika...duo heboh....makasih
untuk nemenin aku kalo lagi bete. Frater Bismoko...semoga selalu setia dengan
pilihan hidupmu. Luv u all sist and bro...
16. Bu Magda dan Pak Gun yang selalu setia mendampingi IFO dan membantu
kami berproses. Teimakasih untuk pendampingan tanpa lelah. Tuhan
memberkati Ibu dan Bapak.
17. Anggota KHK Yogya. Romo Hartono Budi, Romo Ardian, Bu Maria, Pak
Ronny, Pak Juarto, Bu Susi, Pak Adi dan Pak Adri...semoga sidang umum kita
berjalan lancar. Tuhan memberkati.
18. Campus Ministry Unit Paingan: Romo Agung ’nduth’, Frater Didik ’Sogi’,
Suster Okta, Mba’Tiwi, Darto, Mbak Nita, Mbak Siska, Nana...thanks untuk
dukungan yang sangat besar, thanks udah ngebolehin aku numpang ngetik
and ngeprint, and thanks juga slalu mau dengerin curhatku.
19. Sr. Mariati, CB yang telah menunjukkan jalan ”pulang”. Terimakasih Suster,
berkat Suster aku memiliki keyakinan bahwa aku masih pantas menjadi anak-
Nya. Tuhan memberkati karya Suster.
20. Niken....thanks untuk tidak pergi saat semua meninggalkanku.
21. Temen-temen di Komunitas Paingan: Ambro, Putu (dan Leo), Ayu (dan
Dimaz), Fitri (dan Bertus), Resti, Monic (dan Pitik), BJ dan semua temen-
temen KomPai...makasih buat semua dukungan and kebersamaan yang indah.
22. Anak-anak Aladin: Anggi (dan Ajeng), Lilik (dan Rina), Klaus, Nango, Salim,
Parto, Teguh, Atenk, Om Nano, Ikana, Tomi, Rudi, Dani dan teman-teman
yang lain. Aku yang bikin skripsi kalian yang repot, ya? Sori udah sering
ngerepotin. Aduh aku ngga tau apa jadinya skripsi ini kalo ngga ada kalian.
Ari Atma....makasih ya udah nganter aku ke Atma.
23. Jasmine Crew: Lois, Lina (dan Mas Heru), Susi, Tear, Wied, Zay, Vidi, Gathe
dan Mba’Lila...thanks untuk dukungannya selama ini. Kapan kita ke Ganjuran
and foto-foto lagi?
24. Teman-teman berbagi saat bimbingan: Yessy, Dennis, Desy, Ria, dan
Siwi......akhirnya aku nyusul kalian. Danang...thanks untuk masukannya.
25. Teman-temannya Dode: Anton ’Tukino’, Haryo, Beler, Jambul, dan Boy.
Ayo…jangan maen PS terus!!!
26. Temen-temen angkatan ’99: Windi, Rere, Kian, Kudis, Gege, Kodok,
Paijo…semuanya aja deh. Kapan nih kita reunian?
27. Taman Bacaan Nanda: Narti, Mia, Pandu, Titus, Bowo dan semua teman yang
ketemu kalo lagi antri komik baru. Tenang...aku tetep ikut antri komik koq.
28. Temen-temen kos Cat and Dog: Upik, Sila, Butet, Fitri, Wiwik, Banang dan
Dida...thanks banget untuk dukungan and senyumnya!! Siwi...aduh kalo kamu
ngga ada skripsiku pasti ngga selesai. Linda ’Borne”....thanks udah bolehin
aku ngetik di kamarmu. Yuni...thanks udah mau denger curhatku dan slalu
kasih aku semangat.
29. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu tapi telah banyak
membantu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak
kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
pengembangan skripsi ini. Semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi pembaca
dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...........................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................
HALAMAN MOTTO .........................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..............................................
ABSTRAK ..........................................................................................
ABSTRACT ..........................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................
DAFTAR ISI ………………...............................................................
DAFTAR LAMPIRAN ……………...................................................
DAFTAR TABEL ……………………...............................................
BAB I PENDAHULUAN ................................................................
A. Latar Belakang …………………………………………........
B. Rumusan Masalah …………………………………………
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………
D. Manfaat Penelitian ………………………………………......
1. Manfaat Teoritis ..............................................................
2. Maanfaat Praktis ..............................................................
BAB II DASAR TEORI ..................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xiv
xviii
xix
1
1
4
5
5
5
5
6
A. Atribusi ....................................................................................
1. Pengertian Atribusi ..........................................................
2. Dimensi Atribusi .............................................................
3. Bias Dalam Atribusi ........................................................
a. The Fundamental Atribution Error ...........................
b. The Actor-Observer Effect ........................................
c. The Self-Serving Bias ................................................
d. Culture (Kebudayaan) ...............................................
e. Stereotip Gender .......................................................
B. Prestasi Belajar ........................................................................
1. Pengertian Prestasi Belajar ..............................................
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar …...
C. Atribusi Terhadap Prestasi Belajar ……………….…………
D. Stereotip Gender …………………………………………….
E. Hubungan Antara Stereotip Gender Dengan Atribusi
Terhadap Prestasi Belajar Perempuan.………........................
F. Hipotesis……………………………………………………...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………..
A. Jenis Penelitian ……………………………………................
B. Identifikasi Variabel …………………………………………
C. Definisi Operasional ………………………………………...
1. Stereotip Gender …………………………......................
2. Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan.………..
6
6
7
9
10
11
12
13
14
15
15
16
18
20
25
29
30
30
30
30
31
D. Subjek Penelitian …………………………………………….
E. Metode Pengumpulan Data .....................................................
1. Skala Stereotip Gender ......................................................
2. Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan........
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Tes ………..............................
1. Validitas …………………………………........................
2. Reliabilitas ………………………………………………
G. Metode Analisis Data ..............................................................
BAB IV PELAKSANAAN UJI COBA, PENELITIAN, HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................
A. Hasil Uji Coba Alat Penelitian ………………………………
1. Uji Coba Alat Penelitian ..................................................
2. Hasil Uji Coba Alat Ukur ................................................
a. Estimasi Validitas .....................................................
b. Seleksi Aitem ............................................................
1. Skala Stereotip Gender ......................................
2. Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar ..........
c. Estimasi Reliabilitas .................................................
B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................
C. Deskripsi Hasil Penelitian …………………………………...
D. Analisis Data Penelitian ……………………………………..
1. Uji Asumsi .......................................................................
a. Hasil Uji Normalitas .................................................
32
32
33
34
36
36
36
37
38
38
38
38
39
39
39
41
42
43
43
46
46
46
b. Hasil Uji Linearitas ...................................................
2. Uji Hipotesis ....................................................................
E. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………..
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………......
A. Kesimpulan …………………………………………………..
B. Saran ……………………………………………………........
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….
47
48
49
55
55
57
59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Skala Try Out
1. Skala Stereotip Gender
2. Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar
Lampiran B : Skala Penelitian
Lampiran C : Data Skor Try Out Skala Stereotip Gender
Reliabilitas Aitem
Lampiran D : Data Skor Try Out Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar
Reliabilitas Aitem
Lampiran E : Data Skor Penelitian Skala Stereotip Gender
Lampiran F : Data Skor Penelitian Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar
Lampiran G : Analisis Data
1. Data Skor Total
2. Uji Normalitas
3. Uji Linearitas
4. Uji Korelasi
Lampiran H : Surat Keterangan Penelitian
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Model Atribusi Weiner Untuk Menjelaskan Kesuksesan
dan Kegagalan Seseorang...................................................
Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi
terhadap prestasi belajar perempuan (situasi sukses).........
Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi
terhadap prestasi belajar perempuan (situasi gagal)...........
Distribusi Butir-butir Pernyataan Skala Stereotip
Gender................................................................................
Distribusi Butir-butir Penyataan Skala Atribusi Terhadap
Prestasi Belajar Perempuan................................................
Distribusi Aitem Skala Stereotip Gender Setelah Uji
Coba...................................................................................
Distribusi Aitem Skala Stereotip Gender Untuk
Penelitian............................................................................
Distribusi Aitem Skala Atribusi Terhadap Prestasi
Belajar Perempuan Setelah Uji Coba.................................
Distribusi Aitem Skala Atribusi Terhadap Prestasi
Belajar Perempuan Untuk penelitian..................................
Deskripsi Data Penelitian...................................................
Norma Kategori Skor Skala...............................................
Kategori Skor Subyek Pada Skala Stereotip Gender Dan
19
26
28
34
35
40
40
41
42
44
45
44
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan.......
Tabel Uji Normalitas..........................................................
Tabel uji linearitas stereotip gender dengan atribusi
terhadap kesuksesan perempuan........................................
Tabel uji linearitas stereotip gender dengan atribusi
terhadap kegagalan perempuan........................................
47
47
47
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kesuksesan dan kegagalan seseorang dalam bidang pendidikan dapat
dilihat dari prestasi belajarnya di sekolah atau di lembaga pendidikan formal
lainnya. Prestasi secara umum mengacu pada hasil yang telah dicapai dari
sesuatu yang telah dilakukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989). Prestasi
yang dicapai dalam bidang pendidikan menunjukkan tingkat keberhasilan
seseorang dalam mencapai tujuan belajar setelah mengikuti suatu proses
belajar-mengajar yang telah ditetapkan oleh institusi pendidikan yang
bersangkutan.
Seorang individu yang melihat prestasi belajar yang dicapai orang lain
akan mencoba mencari penjelasan tentang penyebab terjadinya prestasi
tersebut. Keinginan untuk mencari penjelasan tentang perilaku orang lain
inilah yang menjadi dasar terjadinya atribusi. Atribusi adalah suatu cara untuk
menggambarkan penjelasan orang-orang mengenai penyebab dari perilakunya
sendiri dan juga penyebab terjadinya perilaku orang lain (Aronson, Wilson, &
Akert, 2005).
Orang-orang melakukan atribusi dengan meletakkan tindakan
seseorang kepada keadaan internal atau faktor eksternal. Atribusi internal,
yang sering juga disebut dengan atribusi personal, meletakkan penyebab dari
suatu peristiwa pada faktor-faktor internal yang berasal dari diri orang itu
sendiri, seperti sifat-sifat pribadi, suasana hati, sikap-sikap, kemampuan, atau
usaha. Atribusi eksternal, yang juga disebut dengan atribusi situasional,
melatakkan penyebab dari suatu peristiwa pada faktor-faktor eksternal yang
berasal dari luar individu seperti keberuntungan, tindakan orang lain, dan
situasi (Heider dalam Franzoi, 2003).
Heider (dalam Gerrig & Zimbardo, 2002) menambahkan bahwa
orang-orang mencari penjelasan sebab-akibat sebagai bagian dari usaha
mereka dalam memahami lingkungan sosialnya. Proses atribusi yang
dilakukan seseorang untuk mencari penjelasan tentang prestasi orang lain
dilakukan karena ia berusaha memahami hal-hal yang mendasari perilaku
orang lain sebagai bagian dari lingkungan sosialnya.
Proses atribusi dapat dipengaruhi oleh kebudayaan yang ada dalam
lingkungan sosial tempat orang tersebut berada. Aronson, Wilson, dan Akert
(2005) mengatakan bahwa kebudayaan berperan dalam banyak aspek yang
mendasari perilaku sosial. Kita lahir dalam suatu kebudayaan, dan ketika
beranjak dewasa kita mempelajari peraturan-peraturan, norma-norma, serta
cara mengartikan realita yang ada dalam kebudayaan kita. Kebudayaan
adalah situasi terbesar yang mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari.
Perbedaan kebudayaan dapat menyebabkan perbedaan atribusi. Miller
(dalam Aronson, Wilson, & Akert, 2005) meminta kepada penganut agama
Hindu di India dan orang-orang Amerika yang menetap di Amerika Serikat
untuk memikirkan beberapa contoh perilaku yang ditunjukkan oleh teman-
teman mereka serta menjelaskan penyebab terjadinya perilaku tersebut.
Orang Amerika lebih memilih untuk mengatakan perilaku teman-teman
mereka terjadi karena memang dia adalah orang yang seperti itu daripada
karena keadaan atau situasi ketika perilaku itu terjadi. Penganut agama Hindu
lebih memilih penjelasan situasional untuk menjelaskan perilaku teman-
teman mereka. Bagi mereka berpikir tentang teman-teman adalah tugas yang
penting dan menarik sehingga membuat informasi situasional lebih penting
bagi mereka daripada bagi orang Amerika.
Kebudayaan sering dikaitkan dengan ras, kebangsaan, etnis, dan
gender. Fokus utama penelitian ini adalah gender. Peneliti memiliki
ketertarikan khusus untuk meneliti tentang gender karena permasalahan
gender masih sering terjadi dalam masyarakat kita.
Gender adalah perilaku dari pola-pola aktivitas yang dianggap pantas
bagi laki-laki dan perempuan oleh suatu masyarakat atau budaya. Gender
merupakan hasil konstruksi yang berkembang selama masa anak-anak karena
disosialisasikan dalam lingkungan mereka (Dayakisni & Yuniarti, 2004).
Konsep gender yang ditekankan masyarakat sejak anak-anak
menimbulkan adanya stereotip gender. Stereotip gender adalah generalisasi
yang dilebih-lebihkan dan keyakinan yang salah tentang laki-laki dan
perempuan (Halonen & Santrock, 1999).
Stereotip gender membuat masyarakat memberikan penghargaan lebih
tinggi terhadap prestasi anak laki-laki dibandingkan dengan prestasi anak
perempuan. Masyarakat yang telah terikat dengan stereotip gender
memberikan harapan yang besar pada anak laki-laki untuk menjadi pemimpin
dan pencari nafkah dalam keluarga sehingga mereka dituntut untuk lebih
kompeten dan sukses daripada anak perempuan. Anak perempuan diberi
ajaran oleh masyarakat bahwa mereka mempunyai kedudukan yang lebih
rendah daripada anak laki-laki sehingga diharapkan agar prestasi yang
berhasil mereka capai tidak melebihi prestasi laki-laki.
Stereotip gender membuat masyarakat cenderung untuk menganggap
laki-laki lebih kompeten dan lebih berprestasi daripada perempuan dalam
bidang tertentu yaitu bidang ilmu yang berhubungan dengan kemampuan
matematika dan ilmu pengetahuan/teknikal, sehingga mereka memberikan
atribusi yang berbeda terhadap prestasi laki-laki dan perempuan (Santrock,
2003). Masyarakat mengatribusikan kesuksesan laki-laki disebabkan karena
kemampuan yang dimilikinya, sedangkan bila perempuan yang mengalami
kesuksesan akan diatribusikan sebagai hasil dari nasib yang baik. Hal yang
berbeda akan terjadi pada situasi kegagalan. Masyarakat akan
mengatribusikan kegagalan laki-laki karena ia sedang mengalami nasib yang
kurang baik, sedangkan kegagalan perempuan akan diatribusikan karena
perempuan memang tidak memiliki kemampuan (Aronson, Wilson & Akert,
2005).
Hal ini menunjukkan bahwa stereotip gender mempunyai peranan
dalam proses atribusi yang dilakukan untuk mencari penjelasan tentang
prestasi yang berhasil dicapai seseorang. Maka penelitian ini akan mencoba
untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara stereotip gender dengan
atribusi di kalangan mahasiswa terhadap keberhasilan dan kegagalan
perempuan mengingat penjelasan yang telah disebutkan di atas cenderung
mengarah pada kaum perempuan.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang ingin diteliti adalah:
“Apakah ada hubungan antara stereotip gender dengan atribusi terhadap
prestasi belajar perempuan dalam situasi kesuksesan dan kegagalan?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara stereotip gender dengan atribusi terhadap prestasi belajar perempuan
dalam situasi kesuksesan dan kegagalan.
D. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi studi
mengenai stereotip gender, teori atribusi dalam psikologi sosial, serta prestasi
belajar dalam penelitian-penelitian berikutnya.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
mahasiswa mengenai stereotip gender yang ada dalam bidang pendidikan
serta kaitannya dengan atribusi terhadap prestasi yang diberikan laki-laki
terhadap perempuan.
BAB II
DASAR TEORI
A. Atribusi
1. Pengertian Atribusi
Atribusi merupakan suatu proses kognitif yang digunakan orang-orang
untuk menginterpretasikan tindakan orang lain, dan dalam beberapa hal
tindakan mereka sendiri juga. Kita tidak hanya mengamati orang lain, tetapi
juga mencoba untuk menjelaskan perilaku mereka di masa lampau dan
meramalkan tindakan mereka di masa yang akan datang (Shaver, 1977).
Heider (dalam Myers, 1999) berpendapat bahwa atribusi adalah akal
sehat (commonsense) yang dilakukan ketika orang-orang mencoba mencari
penjelasan atas peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Heider (dalam Zanden, 1984) menambahkan bahwa atribusi memerlukan
pengorganisasian arus informasi berlanjut yang kita peroleh dari luar ke dalam
suatu kesatuan yang berarti.
Weiten (1998) mengatakan bahwa atribusi adalah kesimpulan yang
digambarkan orang-orang mengenai peristiwa-peristiwa, perilaku orang lain,
dan perilaku mereka sendiri. Orang-orang akan melakukan atribusi ketika ada
peristiwa-peristiwa tidak biasa yang menarik perhatian mereka, ketika
peristiwa-peristiwa yang terjadi mempunyai akibat personal bagi mereka,
ketika orang lain melakukan sesuatu yang tidak diduga, dan ketika mereka
curiga terhadap motivasi yang mendasari perilaku seseorang.
Pengertian-pengertian atribusi di atas memberikan gambaran kepada
kita bahwa atribusi merupakan suatu proses kognitif yang dilakukan seseorang
untuk mencari penjelasan tentang penyebab perilaku atau tindakan orang lain
serta menggunakan penjelasan tersebut untuk meramalkan tindakannya di
masa yang akan datang.
2. Dimensi Atribusi
Heider (dalam Myers, 1999) menyimpulkan bahwa orang-orang
cenderung mengatribusikan perilaku seseorang kepada penyebab internal
(disposisi orang tersebut) atau penyebab eksternal (situasi orang tersebut).
Heider (dalam Aronson, Wilson, & Akert, 2005) menjelaskan lebih lanjut
bahwa atribusi internal dilakukan dengan menentukan penyebab perilaku
seseorang sebagai sesuatu yang berkaitan dengan orang itu sendiri seperti
watak, kepribadian, sikap, atau karakter. Atribusi eksternal dilakukan dengan
menentukan penyebab perilaku seseorang sebagai sesuatu yang berkaitan
dengan situasi ketika orang tersebut berada.
Weiner, dkk (dalam Franzoi, 2003) mengembangkan perbedaan dari
lokasi penyebab internal dan eksternal dengan menambahkan faktor stabilitas
dan pengendalian. Weiner (dalam Woolfolk, 2005) mengkarakteristikkan
penyebab atribusi ke dalam 3 dimensi, yaitu:
a. locus (lokasi penyebab), apakah lokasi penyebab atribusi berasal dari
dalam diri individu atau dari luar individu.
b. stability (stabilitas), apakah penyebab atribusi mempunyai sifat yang tetap
sama atau dapat berubah-ubah.
c. controllability (pengendalian), apakah individu dapat mengendalikan
penyebab atribusi atau tidak.
Weiner (dalam Sears, dkk, 1994) menjelaskan lebih lanjut mengenai
ketiga dimensi tersebut. Permasalahan pokok yang terjadi dalam dimensi
lokasi penyebab adalah menentukan apakah suatu tindakan disebabkan oleh
keadaan internal atau kekuatan eksternal. Atribusi internal meliputi semua
penyebab internal seseorang seperti keadaan hati, sikap, ciri kepribadian,
kemampuan, kesehatan, preferensi, atau keinginan. Atribusi eksternal meliputi
semua penyebab eksternal seseorang seperti adanya tekanan dari orang lain,
uang, situasi sosial, cuaca, dan lain sebagainya.
Dimensi yang kedua adalah stabilitas. Permasalahan yang terjadi dalam
dimensi ini adalah menentukan apakah penyebab suatu peristiwa bersifat stabil
atau tidak stabil. Penyebab suatu peristiwa dikatakan stabil bila penyebab
tersebut merupakan bagian yang relatif permanen dari lingkungan eksternal
atau pembawaan internal seseorang. Penyebab eksternal yang mempunyai sifat
stabil adalah peraturan dan undang-undang, atau tingkat kesulitan tugas
tertentu, sedangkan penyebab eksternal yang sifatnya tidak stabil adalah cuaca
dan nasib. Penyebab internal dapat juga bersifat stabil seperti bakat dan
kemampuan; maupun tidak stabil seperti usaha dan perasaan.
Dimensi yang ketiga adalah kemampuan mengendalikan.
Permasalahan yang terjadi dalam dimensi ini adalah menentukan apakah
penyebab suatu peristiwa dapat dikendalikan atau tidak dapat dikendalikan.
Kemampuan mengendalikan atau ketidakmampuan mengendalikan dapat
berada bersama dengan kombinasi tempat dan stabilitas penyebab. Penyebab
internal yang tidak stabil seperti usaha, dapat dipandang sebagai penyebab
yang dapat dikendalikan; sedangkan penyebab internal yang bersifat stabil
seperti kemampuan, jarang dilihat sebagai penyebab yang dapat dikendalikan
seseorang.
Uraian di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa ada tiga
dimensi dalam proses atribusi. Ketiga dimensi tersebut adalah lokasi penyebab
yang digunakan untuk menentukan apakah lokasi penyebab terjadinya
peristiwa berasal dari dalam (internal) atau dari luar individu (eksternal);
dimensi stabilitas yang digunakan untuk menentukan apakah penyebab
terjadinya peristiwa bersifat stabil atau tidak stabil; dan dimensi pengendalian
yang digunakan untuk menentukan apakah penyebab terjadinya peristiwa
dapat dikendalikan atau tidak dapat dikendalikan.
3. Bias dalam Atribusi
Atribusi yang dilakukan tidak selalu memberikan penjelasan yang tepat
mengenai berbagai peristiwa yang terjadi karena dalam proses atribusi
seseorang mempunyai kemungkinan melakukan kesalahan ketika mempelajari
penyebab dari perilaku orang lain. Bias yang dapat terjadi dalam proses
atribusi adalah sebagai berikut:
a. The Fundamental Attribution Error
Fundamental attribution error adalah kecenderungan untuk lebih
mempertimbangkan perilaku orang lain kepada penyebab internal, yaitu faktor
disposisi dan kurang mempertimbangkan adanya peran dari faktor situasional
(Aronson, Wilson, & Akert, 2005). Franzoi (2003) mengemukakan pendapat
yang sama, yaitu bahwa fundamental attribution error terjadi karena ketika
menjelaskan perilaku orang lain kita cenderung menempatkan penyebabnya
terbatas pada karakteristik sifat daripada kemungkinan adanya kesesuaian
dengan faktor situasional.
Bias dalam atribusi ini dapat terjadi karena ketika mengamati perilaku
orang lain, kita cenderung terfokus pada tindakannya, sedangkan konteks
dimana perilaku itu terjadi sering terabaikan, padahal kontekslah yang
seringkali mempunyai kemungkinan menjadi sumber penyebab terjadinya
perilaku. Hal inilah yang menyebabkan penyebab disposisi (internal) lebih
mudah dikenali daripada aspek situasional. Orang yang kita amati memiliki
kekhasan perseptual tinggi dan menjadi fokus perhatian kita, sementara faktor
situasional yang juga mungkin berpengaruh tidak begitu jelas terlihat sehingga
kita tidak menganggapnya penting (Gilbert dan Malone, dalam Baron &
Bryne, 2004).
Gilbert dan Malone (dalam Baron & Bryne, 2004) memberikan
penjelasan lain yang menyebabkan bias ini terjadi, yaitu bahwa sebenarnya
kita menyadari adanya faktor situasional namun keliru dalam menghitung
besar pengaruhnya saat mengatribusikan suatu perilaku. Penjelasan yang lain
mengatakan bahwa bias ini terjadi karena sejak awal kita sudah mempunyai
kecenderungan untuk berasumsi bahwa tingkah laku seseorang mereflekasikan
karakteristik yang sesungguhnya. Kita berusaha mengoreksi setiap
kemungkinan yang berasal dari faktor eksternal dan menghitungnya, tetapi
koreksi ini sering tidak tepat karena kita tidak dapat memperkirakan dengan
tepat besar dari pengaruh eksternal tersebut.
b. The actor-observer effect
Aronson, Wilson, dan Akert (2005) mengatakan bahwa the actor-
observer effect adalah kecenderungan untuk melihat bahwa perilaku orang lain
disebabkan oleh faktor disposisi tetapi memberikan perhatian lebih kepada
peran dari faktor situasional ketika menjelaskan perilaku kita sendiri. Baron
dan Bryne (1997) mengemukakan pendapat serupa dengan mengatakan bahwa
the actor-observer effect merupakan kecenderungan untuk mengatribusikan
perilaku kita sendiri kepada faktor situasional, sedangkan perilaku orang lain
diatribusikan kepada faktor internal (disposisi).
Jones dan Nisbett (dalam Baron & Bryne, 2004) memberikan sebuah
contoh bahwa ketika melihat seseorang jatuh, kita akan mengatribusikan
perilaku jatuhnya disebabkan karena ia adalah orang yang canggung; namun
ketika kita yang jatuh, kita cenderung mengatribusikannya pada faktor
eksternal seperti menginjak lapisan es di jalan, lalu tergelincir dan jatuh. Hal
ini terjadi karena kita memang cenderung lebih menyadari faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi perilaku kita daripada yang mempengaruhi
perilaku orang lain sehingga kita cenderung menilai perilaku kita disebabkan
oleh faktor eksternal daripada internal.
c. The self-serving bias
The self-serving bias adalah penjelasan yang digunakan seseorang
untuk menganggap kesuksesannya sebagai penyebab internal, yaitu faktor
disposisi; dan menjelaskan kegagalannya sebagai kesalahan eksternal, yaitu
faktor situasi (Aronson, Wilson, & Akert, 2005). Weiten (1998) mempunyai
pendapat yang sama dengan mengatakan bahwa the self-serving bias
merupakan kecenderungan seseorang untuk mengtribusikan kesuksesannya
pada faktor personal dan kegagalannya pada faktor situasional.
The self-serving bias dapat terjadi karena adanya beberapa
kemungkinan, tetapi kemungkinan yang paling sering terjadi dapat dijelaskan
ke dalam dua kategori, yaitu : kognitif dan motivasional. Model kognitif
mengatakan bahwa the self-serving bias berakar dari kecenderungan khusus
yang kita miliki dalam memproses informasi-informasi sosial (Ross dalam
Baron & Bryne, 1997). Hal ini berarti bahwa kita mengatribusikan hasil positif
yang kita capai kepada penyebab internal, tetapi hasil negatif diatribusikan
pada penyebab eksternal, karena kita mengharapkan kesuksesan dan
cenderung menginginkan kesuksesan tersebut berasal dari penyebab internal
daripada penyebab eksternal. Penjelasan motivasional mengatakan bahwa the
self-serving bias terjadi karena kebutuhan kita untuk melindungi dan
meningkatkan harga diri kita, atau berhubungan dengan keinginan kita untuk
terlihat baik di mata orang lain (Greenberg, Pyszczynski, & Solomon dalam
Baron & Bryne, 1997).
d. Culture (kebudayaan)
Triandis (dalam Weiten, 1998) mengatakan bahwa perbedaan antara
kebudayaan individualis dengan kebudayaan kolektivis mempengaruhi
kecenderungan atribusi. Kebudayaan individualis meletakkan tujuan personal
di atas tujuan kelompok dan menetapkan identitas seseorang berkaitan dengan
atribusi personal daripada kepada anggota kelompok. Kebudayaan kolektivis
meletakkan tujuan kelompok di atas tujuan personal dan menetapkan identitas
seseorang berkaitan dengan kelompoknya (seperti satu keluarga, suku bangsa,
kelompok kerja, kelas sosial, kasta, dan sebagainya). Halonen dan Santrock
(1999) menjelaskan bahwa banyak kebudayaan barat seperti Amerika Serikat,
Kanada, Inggris, dan Belanda menggambarkan kebudayaan individualis;
sedangkan banyak kebudayaan timur seperti Cina, Jepang, India, dan Thailand
menggambarkan kebudayaan kolektivis.
Kashima dan Triandis (dalam Dayakisni & Yuniardi, 2003)
membandingkan penjelasan yang diberikan oleh mahasiswa Amerika dan
Jepang dalam mengatribusikan kesuksesan dan kegagalan mereka. Mahasiswa
Amerika menjelaskan kesuksesan mereka sebagai hasil dari kemampuan
dibandingkan ketika mereka menjelaskan kegagalan mereka. Mahasiswa
Jepang menunjukkan hal yang sebaliknya, yaitu mereka mengatribusikan
kegagalan yang mereka peroleh lebih kepada diri mereka sendiri dan lebih
sedikit mengatribusikan kesuksesan yang mereka capai kepada diri mereka.
Mahasiswa Jepang akan mengatribusikan kegagalan sebagai hasil dari
kurangnya kemampuan dan usaha mereka, sementara ketika sukses mereka
cenderung untuk mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena kebaikan guru
serta anugerah Tuhan.
e. Stereotip gender
Stereotip gender adalah bagian dari kebudayaan, maka bias atribusi
yang terjadi karena faktor kebudayaan dapat pula terjadi karena adanya
stereotip gender. Stereotip gender telah ditekankan oleh masyarakat sejak
masa kanak-kanak. Anak perempuan diajarkan bahwa mereka lebih rendah
daripada anak laki-laki, maka anak laki-laki lebih mempunyai kesempatan
untuk memperoleh pendidikan sehingga mereka dapat memperoleh pekerjaan
di sektor modern dan formal dengan jabatan yang tinggi. Anak perempuan
diajarkan untuk merasa inferior sehingga dengan sendirinya akan memilih
jurusan di sekolah atau jenis pekerjaan yang dianggap sesuai dengan mereka.
Hanya minoritas kecil perempuan yang ingin bersaing terang-terangan dengan
laki-laki dalam bidang-bidang pendidikan atau pekerjaan yang menurut
pendapat umum di kalangan laki-laki maupun perempuan dianggap kurang
sesuai bagi perempuan (Boserup dalam Rajab, 2002).
Swim dan Sanna (dalam Aronson, Wilson, & Akert, 2005)
menemukan bahwa jika seorang laki-laki mengalami kesuksesan dalam suatu
tugas yang diberikan kepadanya, baik laki-laki atau perempuan yang bertindak
sebagai pengamat akan mengatribusikan kesuksesannya sebagai hasil dari
kemampuan yang dimilikinya; jika perempuan mengalami kesuksesan pada
tugas yang sama, maka kesuksesannya akan diatribusikan sebagai hasil dari
usaha yang keras. Pengamat akan mengatribusikan kegagalan yang dialami
laki-laki pada tugas yang diberikan kepada nasib sial dan usaha yang kurang;
jika perempuan yang mengalami kegagalan, pengamat akan menyimpulkan
bahwa tugas tersebut terlalu sulit dikerjakan dengan tingkat kemampuan yang
dimilikinya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan di atas adalah bahwa
kita dapat melakukan kesalahan dalam melakukan atribusi. Kesalahan-
kesalahan tersebut dapat terjadi karena adanya bias atribusi sepeti the
fundamental attribution error, the actor-observer effect, the self-serving bias,
kebudayaan, dan stereotip gender
.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar ideal yang meliputi
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses
belajar siswa. Prestasi belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan norma
pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar
mengajar. Norma-norma pengukuran tersebut dapat berupa angka ataupun
simbol huruf (Syah, 2004).
Purwanto (2003) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil dari
proses pengolahan masukan mentah (raw input) yang merupakan pengalaman
belajar tertentu dalam proses belajar-mengajar (teaching-learning process)
dimana faktor lingkungan yang merupakan masukan lingkungan
(environmental input) dan sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan
dimanipulasikan (instrumental input) turut berpengaruh dalam menunjang
tercapainya keluaran yang dikehendaki (output).
Prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan. Bakat
merupakan kemampuan bawaan mempunyai fungsi sebagai potensi yang
masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Kemampuan
adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan
dan latihan (Munandar, 1999).
Penjelasan-penjelesan di atas mengungkapkan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa di sekolah
sebagai perwujudan dari bakat dan kemampuan yang dimilikinya. Prestasi
belajar tersebut biasanya dinyatakan dalam norma-norma pengukuran yang
berupa angka ataupun simbol huruf
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang merupakan hasil dari proses belajar dipengaruhi
oleh berbagai macam faktor. Purwanto (2003) membedakan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar menjadi dua golongan, yaitu faktor yang ada
pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual; dan faktor
yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Kecerdasan,
kematangan dan pertumbuhan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi adalah
faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor individual. Keluarga, guru dan
cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar,
lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial merupakan
faktor-faktor yang termasuk dalam faktor social.
Azwar (1999) mengatakan bahwa keberhasilan dalam belajar
dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersumber dari dalam (internal) maupun
dari luar (eksternal) diri individu. Syah (2004) menambahkan satu kategori
faktor disamping kedua faktor yang telah disebutkan sebelumnya. Faktor
ketiga tersebut adalah faktor pendekatan belajar (approach to learning),
sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut adalah :
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa)
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek,
yaitu aspek fisiologis (bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (bersifat
rohaniah). Aspek fisiologis mengacu pada keadaan fisik pada umumnya,
termasuk di dalamnya keadaan jasmani dan fungsi indera. Faktor psikologis
meliputi tingkat kecerdasan/intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi
siswa.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)
Faktor eksternal juga terdiri atas dua macam faktor, yakni faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Sekolah (guru, staf
administrasi, dan teman-teman sekelas), masyarakat sekitar (tetangga dan juga
teman sepermainan), dan yang paling penting adalah orangtua dan keluarga
siswa itu sendiri termasuk ke dalam lingkungan sosial siswa. Gedung sekolah,
rumah, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan
siswa masuk ke dalam faktor lingkungan nonsosial.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning)
Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran. Strategi dalam hal ini berarti
seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu (Lawson dalam
Syah, 2004).
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal yang
merupakan faktor yang berasal dari dalam individu, dan faktor eksternal yang
merupakan faktor yang berasal dari luar individu.
C. Atribusi terhadap Prestasi Belajar
Atribusi merupakan suatu proses kognitif yang dilakukan seseorang
untuk mencari penjelasan tentang penyebab perilaku atau tindakan orang lain.
Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar. Maka atribusi terhadap
prestasi belajar adalah suatu proses kognitif yang dilakukan seseorang untuk
mencari penjelasan tentang penyebab dari hasil belajar seseorang.
Weiner (dalam Feldman, 1985) menjelaskan bahwa dimensi internal
dan eksternal adalah salah satu dimensi penting untuk memehami penyebab
terjadinya kesuksesan dan kegagalan. Dimensi kedua yang ditambahkan oleh
Weiner adalah stabilitas yang menjelaskan apakah penyebab terjadinya
kesuksesan dan kegagalan bersifat stabil atau tidak stabil. Kedua dimensi
tersebut bila digabungkan menjadi satu akan berkaitan satu sama lain seperti
yang ditunjukkan oleh tabel berikut ini:
Tabel 1 Model Atribusi Weiner Untuk Menjelaskan Kesuksesan Dan Kegagalan
Seseorang
Tidak Stabil Stabil Internal Usaha Kemampuan
Eksternal Nasib Kesulitan tugas
Tabel tersebut menjelaskan bahwa usaha merupakan penyebab
kesuksesan atau kegagalan seseorang yang berasal dari penyebab internal dan
bersifat tidak stabil. Kemampuan merupakan penyebab kesuksesan dan
kegagalan seseorang yang berasal dari penyebab internal yang mempunyai sifat
stabil. Penyebab eksternal kesuksesan dan kegagalan seseorang yang bersifat
tidak stabil adalah nasib, sedangkan penyebab eksternal yang bersifat stabil
adalah tingkat kesulitan tugas.
Uraian di atas menjelaskan bahwa alasan yang dikemukakan untuk
menjelaskan prestasi belajar seseorang dapat berasal dari kombinasi antara
penyebab internal-eksternal dengan penyebab yang bersifat stabil-tidak stabil.
Hasil dari kombinasi kedua dimensi tersebut yang dapat digunakan untuk
menjelaskan prestasi seseorang adalah usaha, kemampuan, nasib, dan kesulitan
tugas.
D. Stereotip Gender
Stereotip mengacu pada serangkaian keyakinan mengenai atribut-
atribut personal atau ciri-ciri sifat dari sekelompok orang berdasarkan
keanggotaan orang tersebut dalam kelompok tertentu, misalnya menurut jenis
kelamin, suku bangsa, rasa ataupun golongan (Ashmore dan Del Boca dalam
Handayani, 2002). Stereotip yang berkaitan dengan jenis kelamin merupakan
keyakinan mengenai pria atau wanita yang merupakan generalisasi yang
dibuat tentang ciri sifat laki-laki dan perempuan (Handayani, 2002). Laki-laki
diyakini secara luas mempunyai cirri sifat dominan, tegas, berprestasi, bebas,
berpikir rasional dan logis, serta kompetitif. Perempuan lebih sering mencari
identitas dan menemukan maknanya dalam persahabatan, menempatkan
perhatian pada hubungan dengan orang lain, serta mengurus dan merawat
mereka (Lemme, 1995).
Halonen dan Santrock (1999) mengatakan bahwa stereotip gender
adalah kategori umum yang menggeneralisasikan dan memberikan keyakinan
yang salah tentang laki-laki dan perempuan. Dunia tempat tinggal kita sangat
rumit sehingga penggunaan stereotip merupakan salah satu cara untuk
menyederhanakan kerumitan itu. Label sederhana yang kita tetapkan pada
seseorang seperti kualitas kelembutan akan memudahkan kita dalam
mengingat seseorang ketika kita memikirkannya. Sebuah label yang telah
ditetapkan akan sulit untuk dilepaskan sekalipun dihadapkan pada bukti yang
kontradiktif.
Stereotip gender di Indonesia terjadi karena adanya mitos-mitos
dalam masyarakat yang menguntungkan kaum laki-laki dan merugikan kaum
perempuan. Mitos-mitos tersebut misalnya saja anggapan bahwa perempuan
adalah konco wingking (teman di belakang) yang berfungsi sebagai tiga M
(masak, manak, macak) serta adanya pantangan bagi laki-laki untuk bekerja di
dapur (memasak, mencuci, dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya)
karena jika laki-laki bekerja di dapur maka rejekinya akan berkurang. Mitos
tersebut muncul karena Indonesia adalah negara yang menganut hukum
patriarki sehingga yang berkuasa di dalam keluarga adalah bapak (Handayani
& Sugiarti, 2001).
Patriarki adalah konsep yang menyatakan bahwa laki-laki mempunyai
kekuasaan atas semua peran penting dalam masyarakat, dalam pemerintahan,
militer, pendidikan, industri, bisnis, perawatan kesehatan, iklan, agama, dan
lain sebagainya. Budaya patriarki menggambarkan dominasi laki-laki atas
perempuan dan anak di dalam keluarga dan berlanjut kepada dominasi laki-
laki dalam semua lingkup kemasyarakatan (Handayani & Sugiarti, 2001).
Badan Pusat Statistik (Surbakti dalam Robinson & Bessell, 2002)
mencatat bahwa perbedaan gender terlihat dalam dunia kerja. Rata-rata
partisipan untuk pekerja perempuan berusia 15 tahun ke atas lebih rendah
daripada rata-rata partisipan untuk pekerja laki-laki dalam kelompok yang
sama walaupun sudah lebih dari 14 tahun rata-rata pekerja perempuan
berkembang lebih cepat daripada rata-rata pekerja laki-laki. Partisipan
perempuan berkembang dari 44 persen pada tahun 1986 menjadi 60 persen
pada tahun 2000 (bertambah 16 persen), bandingkan dengan laki-laki yang
bertambah dari 70 persen menjadi 74 persen.
Jumlah pekerja perempuan lebih sedikit daripada pekerja laki-laki
karena terjadi diskriminasi melawan perempuan dalam dunia kerja.
Perempuan seringkali hanya direkrut sebagai pekerja biasa karena hal ini
membuat majikan dapat membayar mereka dengan rata-rata upah yang
rendah. Lapangan pekerjaan yang ada seringkali lebih menginginkan pekerja
perempuan yang belum menikah sehingga tidak memberi kesempatan kepada
pekerja perempuan yang sudah menikah (Robinson & Bessell, 2002).
Stereotip ini juga terlihat jelas dalam dunia pendidikan. Perempuan
memang banyak yang telah lulus Perguruan Tinggi, namun di beberapa
belahan dunia tetap terjadi kesenjangan gender pada pendidikan sekolah itu
sendiri seperti yang terjadi negara-negara Timur Tengah, Asia Tenggara, dan
Afrika dimana anak perempuan yang memperoleh pendidikan masih sangat
sedikit. Anak perempuan yang bersekolah lebih rendah 75 juta orang daripada
anak laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa bukanlah suatu hal yang
mengejutkan bila dua pertiga penduduk buta huruf adalah perempuan (Rajab,
2002).
Stereotip gender di sekolah mengakibatkan adanya penurunan prestasi
pada anak-anak perempuan. Anak perempuan yang memiliki prestasi lebih
tinggi daripada anak laki-laki tetap melewati masa remajanya dengan
kurangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan yang dimilikinya dan
cenderung untuk meremehkan kesuksesannya (Bornholt, Goodnow, & Cooney
dalam Berk, 2000).
Perempuan cenderung untuk mencapai prestasi di bawah rata-rata.
Studi terhadap lulusan (SMU) tahun 1972 yang dilakukan oleh Adelman
(dalam Lemme, 1995) menemukan bahwa perempuan secara akademik
menunjukkan hasil lebih rendah daripada laki-laki pada setiap tingkatan dan
mata pelajaran sejak awal SMU sampai lulus, termasuk dalam pelajaran
kalkulus dan Ilmu Pengetahuan Alam. Perempuan juga mempunyai
pendidikan dan aspirasi karir yang lebih rendah sehingga prestasi tertinggi
mereka dalam pendidikan diabaikan dan hanya dipergunakan untuk pekerjaan
dalam bidang perdagangan.
Stereotip gender juga mempengaruhi pertimbangan perempuan dan
laki-laki sebelum mereka memasuki Perguruan Tinggi dan menghasilkan
perbedaan pilihan pengharapan. Laki-laki mendapat catatan dari sekolah dan
masyarakat bahwa mereka harus mempersiapkan karir yang akan membantu
menopang keluarga. Perempuan mendapat catatan lain, yaitu bahwa karir
mereka tidaklah terlalu penting bila dibandingkan dengan pendapatan suami,
maka pilihan jurusan yang diambil tidak perlu mengacu pada pekerjaan yang
membutuhkan keahlian khusus (Brannon, 1996).
Naffziger dan Naffziger (dalam Hurlock, 1978) mengatakan bahwa
stereotip gender mempunyai beberapa aspek, yaitu aspek kognitif, aspek
afektif, dan aspek konatif. Penjelasan dari masing-masing aspek adalah
sebagai berikut :
a. Aspek kognitif
Aspek kognitif meliputi persepsi, anggapan, dan harapan orang yang
berasal dari kelompok jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Persepsi,
anggapan, dan harapan ini sederhana dan seringkali kurang berdasar serta
terkadang sebagian dari hal-hal tersebut tidak akurat tetapi tetap dipertahankan
kuat-kuat oleh banyak orang.
b. Aspek afektif
Aspek afektif meliputi sikap ramah maupun tidak ramah secara umum
terhadap obyek sikap dan berbagai perasaan sikap serta berbagai perasaan
spesifik yang memberi warna emosional pada sikap tersebut. Perasaan ini
mungkin berupa kekaguman dan simpati atau rasa superior, iri hati, dan rasa
takut.
c. Aspek konatif
Aspek konatif meliputi anggapan mengenai apa yang harus dilakukan
berkaitan dengan kelompok jenis kelamin yang bersangkutan dan dengan
anggota tertentu kelompok tersebut. Stereotip gender yang ada memunculkan
adanya anggapan bahwa anggota kelompok seks laki-laki harus
bertanggungjawab atas tugas-tugas yang menuntut kekuatan fisik, dan bahwa
anggota seks perempuan harus dilindungi dari setiap tanggungjawab yang
mungkin membahayakan kondisi fisik mereka yang lebih lemah.
Dari keseluruhan uraian diatas dapat dilihat bahwa adanya stereotip
gender menimbulkan adanya perbedaan pelakuan yang diterima laki-laki dan
perempuan yang lebih menguntungkan laki-laki daripada perempuan. Stereotip
gender terdiri dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
konatif yang akan digunakan dalam pembuatan skala stereotip gender.
E. Hubungan antara Stereotip Gender dengan Atribusi terhadap Prestasi
Belajar Perempuan
Masyarakat Indonesia masih terikat dengan stereotip gender. Hal ini
dapat dilihat dari masih banyaknya perbedaan perlakuan yang diterima oleh
laki-laki dan perempuan. Laki-laki dikonstruksikan sebagai kaum yang kuat,
maka sejak kecil anak laki-laki biasanya telah dibiasakan dan dilatih untuk
menjadi kuat. Perempuan sudah diberi label sebagai kaum yang lemah lembut,
maka sejak kecil anak perempuan telah diarahkan untuk mempunyai sifat yang
lemah lembut (Handayani dan Sugiarti, 2001).
Orang yang mempunyai stereotip gender yang tinggi akan mempunyai
kecenderungan untuk menganggap remeh perempuan seperti halnya
masyarakat yang memandang bahwa laki-laki mempunyai kedudukan yang
lebih tinggi daripada perempuan. Laki-laki yang mempunyai prestasi belajar
yang baik akan dianggap berhasil karena ia mempunyai kemampuan dalam hal
akademik. Perempuan yang mempunyai prestasi belajar yang baik hanya akan
dianggap beruntung karena perempuan sering dianggap kurang mampu bila
dibandingkan dengan laki-laki. Orang yang mempunyai stereotip gender yang
tinggi kemudian akan mengatribusikan kesuksesan yang dicapai laki-laki
dalam pendidikan kepada penyebab internal, sedangkan kesuksesan
perempuan akan diatribusikan kepada penyebab eksternal.
Orang yang mempunyai stereotip gender yang rendah akan mempunyai
anggapan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai kedudukan sama,
sehingga atribusi yang diberikan kepada laki-laki dan perempuan yang
mengalami kesuksesan adalah atribusi internal. Penjelasan secara singkat
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2 Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi terhadap prestasi belajar
perempuan (situasi sukses)
Tinggi Rendah
Orang akan berpendapat bahwa
laki-laki lebih mampu daripada perempuan
Orang akan berpendapat bahwa laki-laki dan perempuan
mempunyai kemampuan yang sama
Perempuan sukses Perempuan sukses
Stereotip gender
Atribusi eksternal : nasib dan kesulitan
tugas
Atribusi internal: Usaha dan kemampuan
Penjelasan tentang kegagalan seseorang berbeda dengan penjelasan
tentang keberhasilan seseorang. Laki-laki yang mempunyai prestasi belajar yang
jelek akan dianggap gagal karena ia sedang memperoleh nasib yang kurang baik
atau tugas yang harus dikerjakan memang sulit. Perempuan yang mempunyai
prestasi belajar yang jelek akan dianggap gagal karena ia memang tidak memiliki
kemampuan dalam bidang itu atau karena ia kurang berusaha (Aronson, Wilson &
Akert, 2005). Orang yang mempunyai stereotip gender yang tinggi kemudian akan
mengatribusikan kegagalan yang dicapai laki-laki dalam pendidikan kepada
penyebab eksternal, sedangkan kegagalan perempuan akan diatribusikan kepada
penyebab internal.
Orang yang mempunyai stereotip gender yang rendah akan mempunyai
anggapan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai kedudukan sama, sehingga
atribusi yang diberikan kepada laki-laki dan perempuan yang mengalami
kegagalan adalah atribusi eksternal. Penjelasan secara singkat dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 3 Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi terhadap prestasi belajar
perempuan (situasi gagal)
Uraian di atas menunjukkan bahwa antara stereotip gender dengan atribusi
terhadap prestasi belajar untuk situasi sukses terdapat hubungan yang positif,
semakin tinggi stereotip gender seseorang maka atribusi terhadap kesuksesan
perempuan bersifat eksternal. Antara stereotip gender dengan atribusi terhadap
prestasi untuk situasi gagal juga terdapat hubungan yang positif sehingga semakin
tinggi stereotip gender seseorang maka atribusi terhadap kegagalan perempuan
bersifat internal.
Tinggi Rendah
Orang akan berpendapat bahwa
laki-laki lebih mampu daripada perempuan
Orang akan berpendapat bahwa laki-laki dan perempuan
mempunyai kemampuan yang sama
Perempuan gagal Perempuan gagal
Stereotip gender
Atribusi internal : usaha dan kemampuan Atribusi eksternal :
Nasib dan kesulitan tugas
F. Hipotesis
Hipotesa penelitian ini adalah:
1. Ada hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi eksternal
terhadap kesuksesan perempuan. Semakin tinggi stereotip gender
seseorang maka atribusi terhadap kesuksesan perempuan bersifat
eksternal.
2. Ada hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi internal
terhadap kegagalan perempuan. Semakin tinggi stereotip gender seseorang
maka atribusi terhadap kegagalan perempuan bersifat internal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu tipe penelitian
dengan karakteristik berupa hubungan korelasional antara dua variabel atau
lebih (Supratiknya, 1998). Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan ada
tidaknya korelasi antara dua variabel, yaitu stereotip gender dan atribusi
eksternal terhadap kesuksesan perempuan serta stereotip gender dan atribusi
internal terhadap kegagalan perempuan.
B. Identifikasi Variabel
Penelitian ini menggunakan dua macam variabel yang terdiri dari
variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel-variabel tersebut adalah:
1. Variabel bebas : stereotip gender.
2. Variabel tergantung : atribusi terhadap prestasi belajar perempuan.
C. Definisi Operasional
1. Stereotip gender
Serangkaian keyakinan mengenai atribut-atribut personal atau ciri-ciri
sifat dari sekelompok orang yang menggeneralisasikan dan memberikan
keyakinan yang salah tentang laki-laki dan perempuan. Aspek-aspek yang
terdapat dalam stereotip gender adalah:
a. Aspek kognitif yang meliputi persepsi, anggapan, dan harapan orang yang
berasal dari kelompok jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
b. Aspek afektif yang meliputi sikap ramah maupun tidak ramah secara
umum terhadap obyek sikap dan berbagai perasaan sikap serta berbagai
perasaan spesifik yang memberi warna emosional pada sikap tersebut.
Perasaan ini mungkin berupa kekaguman dan simpati atau rasa superior,
iri hati, dan rasa takut.
c. Aspek konatif yang meliputi anggapan mengenai apa yang harus
dilakukan berkaitan dengan kelompok jenis kelamin yang bersangkutan
dan dengan anggota tertentu kelompok tersebut.
Stereotip gender tersebut akan diukur dengan menggunakan Skala
Stereotip Gender. Skor tinggi menunjukkan bahwa subyek mempunyai
stereotip gender yang tinggi, sedangkan bila skor yang diperoleh rendah maka
subyek mempunyai stereotip gender yang rendah.
2. Atribusi terhadap prestasi belajar perempuan
Atribusi terhadap prestasi belajar pada penelitian ini akan digunakan
untuk mengukur atribusi mahasiswa terhadap prestasi belajar mahasiswi.
Atribusi terhadap prestasi belajar dapat dibuat berdasarkan empat penyebab
terjadinya prestasi belajar, yaitu :
1. Usaha merupakan penyebab internal.
2. Kemampuan merupakan penyebab internal.
3. Nasib merupakan penyebab eksternal.
4. Kesulitan tugas merupakan penyebab eksternal.
Atribusi terhadap prestasi belajar perempuan akan diukur dengan
menggunakan Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan. Skala
atribusi terhadap prestasi belajar perempuan ini akan menghasilkan dua skor,
yaitu skor untuk situasi sukses dan skor untuk situasi gagal. Skor yang tinggi
pada situasi sukses menunjukkan bahwa mahasiswa sebagai subyek
mempunyai atribusi yang bersifat eksternal terhadap kesuksesan yang
diperoleh mahasiswi. Skor yang tinggi pada situasi gagal menunjukkan bahwa
subyek mempunyai atribusi yang bersifat internal terhadap kegagalan yang
diperoleh mahasiswi.
D. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Alasan pemilihan subyek adalah
karena adanya stereotip gender yang mengatakan bahwa perempuan kurang
pantas mempelajari bidang teknik. Rajab (2002) mengemukakan bahwa anak
perempuan memang ditekankan untuk tidak memasuki jurusan IPA karena itu
dianggap sebagai bidang khusus laki-laki.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode skala, yaitu Skala Stereotip Gender dan Skala Atribusi Terhadap
Prestasi Belajar. Alasan penggunaan skala adalah karena subyek merupakan
orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. Jawaban yang dinyatakan
subyek adalah benar dan dapat dipercaya, dan interprestasi subyek tentang
pernyataan yang diajukan sama dengan yang dimaksud oleh peneliti (Hadi,
2002)
Skala yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
1. Skala Stereotip Gender
Skala stereotip gender disusun berdasarkan aspek-aspek dari
stereotip gender, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif.
Stereotip gender yang tinggi ditunjukkan dengan skor yang tinggi,
sedangkan stereotip gender yang rendah ditunjukkan dengan skor yang
rendah.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari aitem-aitem
yang sebagian bersifat favorabel, yaitu apabila aitem tersebut berisi
pernyataan-pernyataan yang sifatnya mendukung penelitian; dan sebagian
lagi bersifat unfavorabel, yaitu apabila aitem tersebut berisi pernyataan-
pernyataan yang sifatnya tidak mendukung penelitian. Aitem-aitem
tersebut memiliki empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Alternatif
jawaban Netral (N) atau jawaban tengah tidak disertakan agar subyek
penelitian tidak memiliki kecenderungan untuk memilih jawaban tengah
(central tendency effect) sehingga mereka dapat lebih tegas dalam memilih
jawaban (Hadi, 1991). Pemberian nilai menggunakan skala Likert yang
bergerak dari nilai 4 sampai 1 untuk aitem-aitem yang bersifat favorabel
dan 1 sampai 4 untuk aitem-aitem yang bersifat unfavorabel.
Skala Stereotip Gender ini terdiri dari 70 aitem yang dibagi
menjadi 35 aitem yang bersifat favorabel dan 35 aitem yang bersifat
unfavorabel. Blue-print skala ini sebagai berikut:
Tabel 4 Distribusi Butir-butir Pernyataan Skala Stereotip Gender
Nomor Aitem No Aspek-
aspek Favorabel Unfavorabel Bobot
1. Kognitif 1,2,3,19,20,21,37,38, 39, 55, 56, 57
4,5,6,22,23,24,40, 41,42,58,59 33,33%
2. Afektif 7,8,9,25,26,27,43, 44,45,60,61,62
10,11,12,28,29,30,46, 47,48,63,64,65 33,33%
3. Konatif 13,14,15,31,32,33,49, 50, 51,66,67
16,17,18,34,35,36,52, 53,54,68,69,70 33,33%
Total 70
2. Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan
Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan disusun
berdasarkan empat penyebab terjadinya atribusi terhadap prestasi belajar,
yaitu usaha, kemampuan, nasib dan kesulitan tugas. Usaha dan
kemampuan merupakan penyebab internal sedangkan nasib dan kesulitan
tugas merupakan penyebab eksternal.
Skala atribusi terhadap prestasi belajar perempuan ini terdiri dari
36 aitem yang dibagi menjadi 18 aitem yang berisi pernyataan-pernyataan
yang menjelaskan kesuksesan dan 18 aitem yang berisi pernyataan-
pernyataan yang menjelaskan kegagalan. Skoring untuk skala atribusi
terhadap prestasi belajar yang menjelaskan situasi sukses berbeda dengan
skoring untuk skala atribusi terhadap prestasi belajar yang menjelaskan
situasi gagal.
Skala atribusi terhadap kesuksesan perempuan mempunyai dua
skor, yaitu nol dan satu. Nilai nol diberikan untuk aitem-aitem yang
merupakan penyebab internal dan nilai satu diberikan untuk aitem-aitem
yang merupakan penyebab eksternal. Semakin tinggi skor yang diperoleh
subyek maka atribusi terhadap kesuksesan perempuan semakin eksternal.
Skala atribusi terhadap kegagalan perempuan juga mempunyai dua
skor, yaitu nol dan satu. Nilai nol diberikan untuk aitem-aitem yang
merupakan penyebab eksternal dan nilai satu diberikan untuk aitem-aitem
yang merupakan penyebab internal. Semakin tinggi skor yang dihasilkan
subyek maka atribusi terhadap kegagalan perempuan semakin internal.
Blue-print skala ini sebagai berikut:
Tabel 5
Distribusi Butir-butir Pernyataan Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan
Atribusi Sukses Total Gagal Total
Usaha 1a,3a,5b, 6b,9a,10a,
13b,14b,17a 9
19a,21a,23b, 24b,27a,28a, 31b,32b,35a
9
Internal
Kemampuan 2a,4a,7b,
8b,11a,12a, 15b,16b,18a
9 20a,22a,25b, 26b,29a,30a, 33b,34b,36a
9
Nasib 2b,3b,6a,
8a,10b,12b, 13a,14a,15a,17b
10 20b,21b,24a, 26a,28b,30b,
31a,32a,33a,35b 10
Eksternal Kesulitan
tugas
1b,4b,5a, 7a,9b,11b, 16a,18b
8 19b,22b,23a, 25a,27b,29b,
34a,36b 8
Total 36 36
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Tes
1. Validitas
Validitas skala menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Validitas yang tinggi
menunjukkan bahwa alat ukur tersebut mampu melakukan fungsi ukurnya,
atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan dilakukannya
pengukuran. Validitas yang digunakan dalam alat ukur penelitian ini adalah
validitas isi yang menunjukkan sejauh mana item-item dalam tes mencakup
keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur, artinya tes tersebut bukan
hanya harus komprehensif tetapi isinya harus tetap relevan dan tidak keluar
dari tujuan penelitian (Azwar, 2000).
2. Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran
dengan alat tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien
relibilitas (rxx’) yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan
1,00. Koefisien reliabilitas yang mendekati angka 1,00 menunjukkan bahwa
reliabilitas semakin tinggi, sedangkan koefisien yang mendekati angka 0
menunjukkan reliabilitas yang semakin rendah
Reliabilitas alat ukur kedua skala dihitung dengan menggunakan teknik
komputasi reliabilitas konsistensi internal formula alpha Cronbach. Alasan
penggunaan teknik ini adalah karena dalam pendekatan ini prosedurnya hanya
memerlukan satu kali penyajian skala (single-trial administration) kepada
sekelompok individu sebagai subyek sehingga pendekatan ini memiliki nilai
praktis dan efisiensi tinggi, serta dapat menghindari kemungkinan timbulnya
problem pada pendekatan tes ulang.
G. Metode Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data disesuaikan dengan
tujuan penelitian dan identifikasi variabel. Teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah korelasi product moment dari Pearson untuk
mengetahui apakah ada hubungan positif antara stereotip gender dengan
atribusi eksternal terhadap kesuksesan perempuan dan ada hubungan positif
antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap kegagalan
perempuan. Alat bantu yang digunakan peneliti adalah SPSS for windows versi
12.0.
BAB IV
PELAKSANAAN UJI COBA, PENELITIAN, HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Coba Alat Penelitian
1. Uji Coba Alat Penelitian
Uji coba alat penelitian dilakukan sebelum penelitian. Uji coba
dilakukan untuk melihat kelayakan aitem yang akan digunakan dalam
penelitian dan reliabilitas alat ukur, yang nantinya akan digunakan dalam
penelitian yang sesungguhnya.
Uji coba alat ukur dilaksanakan pada tanggal 11 dan 12 Desember
2006 di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Subyek yang diambil adalah
mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil dengan jumlah subyek
sebanyak 50 orang. Subyek diminta untuk mengisi skala ukur yang terdiri dari
dua jenis skala, yaitu Skala Stereotip Gender dan Skala Atribusi Terhadap
Prestasi Belajar Perempuan.
2. Hasil Uji Coba Alat Ukur
Langkah selanjutnya setelah uji coba alat ukur dilaksanakan adalah
melakukan analisis dan seleksi aitem. Analisis dan seleksi aitem dilakukan
melalui beberapa tahap, yaitu:
a. Estimasi Validitas
Validitas yang digunakan dalam uji coba alat ukur ini adalah validitas
isi. Validitas isi alat ukur penelitian ini mengarah pada sejauh mana aitem-
aitem dalam alat ukur mencakup keseluruhan kawasan isi obyek yang hendak
diukur. Alat ukur penelitian ini harus komprehensif isinya, memuat isi yang
relevan, dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur. Uji validitas isi ini mengacu
pada tipe logical validity (validitas logik) yang menunjuk pada sejauh mana isi
tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur (Azwar,
2000).
b. Seleksi Aitem
1. Skala Stereotip Gender
Uji kelayakan butir skala ini dilakukan dengan menggunakan
program SPSS for windows versi 12.0 dengan mengukur korelasi antara
skor aitem dengan skor total responden uji coba. Kriteria pemilihan aitem
berdasarkan korelasi aitem total, yaitu aitem yang memiliki koefisien
korelasi ≥ 0,30 tetapi karena jumlah aitem yang lolos ternyata masih tidak
mencukupi jumlah yang diinginkan, maka batas kriteria diturunkan
menjadi 0,25. Berdasarkan hasil penghitungan, koefisien korelasi aitem
total berkisar antara -0,284 sampai dengan 0,724. Hasil pengujian ini
mengatakan bahwa terdapat 20 aitem dari 70 aitem yang dinyatakan gugur
karena mempunyai korelasi terhadap skor total yang rendah (< 0,25)
sehingga jumlah aitem yang akan digunakan dalam penelitian adalah 50
aitem. Aitem yang akan digunakan dalam penelitian mempunyai koefisien
korelasi yang bergerak dari 0,222 sampai dengan 0,750. Berikut disajikan
tabel hasil uji kelayakan aitem skala stereotip gender:
Tabel 6 Distribusi Aitem Skala Stereotip Gender Setelah Uji Coba
Nomor aitem layak Nomor aitem gugur No Aspek-aspek Favorabel Unfavorabel Favorabel Unfavorabel
1. Kognitif 1,2,3,19,20, 37,38,56,57
4,5,6,23,24, 40,58,59 21,39,55 22,41,42
2. Afektif 7,8,43,44, 61
11,12,28,30, 46,47,48,63
64,65
9,25,26,27, 45,60,62 10,29
3. Konatif 15,32,33,49, 50,66,67
16,17,18,34, 35,36,52,53,
54,68,70 13,14,31,51 69
Total 21 29 14 6
Skala stereotip gender yang terdiri dari 50 aitem yang telah layak
tersebut kemudian disusun ulang oleh peneliti dan akan digunakan dalam
penelitian. Persebaran butir skala dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7 Distribusi Aitem Skala Stereotip Gender Untuk Penelitian
Nomor aitem No Aspek-
aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah Aitem
1. Kognitif 1,2,3,15(19),16(20),
26(37),27(38),39(56),40(57)
4,5,6,17(23),18(24), 28(40),
41(58),42(59) 17
2. Afektif 7,8,29(43),30(44), 43(61)
9(11),10(12),19(28), 20(30),31(46),32(47), 33(48),44(63),45(64),
46(65)
15
3. Konatif 11(15),21(32),22(33),34(49),35(50),47(66),
48(67)
12(16),13(17),14(18), 23(34),24(35),25(36), 36(52),37(53),38(54),
49(68),50(70)
18
Total 21 29 50 Nomor dalam kurung ( ) = nomor item sebelum uji coba.
2. Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan
Kriteria pemilihan aitem pada skala atribusi terhadap prestasi
belajar perempuan mengacu kepada kriteria korelasi item total yang
memiliki koefisien korelasi ≥ 0,25 karena jumlah aitem yang lolos ternyata
masih tidak mencukupi bila menggunakan batasan koefisien korelasi
≥ 0,30. Berdasarkan hasil penghitungan, koefisien korelasi aitem total
berkisar antara 0,141 sampai dengan 0,615. Hasil pengujian mengatakan
bahwa terdapat 8 aitem dari 36 aitem yang dinyatakan gugur karena
mempunyai korelasi terhadap skor total yang rendah (< 0,25) sehingga
jumlah aitem yang akan digunakan dalam penelitian adalah 28 aitem.
Aitem yang akan digunakan dalam penelitian mempunyai koefisien
korelasi yang berkisar dari 0,264 sampai dengan 0,595. Berikut disajikan
tabel hasil uji kelayakan aitem skala atribusi terhadap prestasi belajar:
Tabel 8 Distribusi Aitem Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan
Setelah Uji Coba
Atribusi Sukses Gagal
Internal/eksternal Nasib Kesulitan tugas Nasib Kesulitan
tugas Total
Kemampuan 2,12, 7,11,15,16 20, 30 22,25,29,36 14
Usaha 3,6,13,14,17 5,9, 21,24,28,31,32,35 19,23,27 14
Total 13 15 28
Skala atribusi terhadap prestasi belajar perempuan yang terdiri dari
28 aitem yang telah layak tersebut kemudian disusun ulang oleh peneliti
dan akan digunakan dalam penelitian. Persebaran butir skala dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 9 Distribusi Aitem Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan
Untuk Penelitian
Atribusi Sukses Gagal
Internal/eksternal Nasib Kesulitan tugas Nasib Kesulitan
tugas Total
Kemampuan 1(2), 8(12)
5(7),7(11),11(15), 12(16)
15(20), 25(30)
17(22), 20(25), 21(26), 24(29)
14
Usaha
2(3),4(6)9(13), 10(14), 13(17)
3(5),6(9)
16(21), 19(24),23(28),
26(31), 27(32), 28(35)
14(19), 18(23), 22(27)
14
Total 13 15 Nomor dalam kurung ( ) = nomor item sebelum uji coba
c. Estimasi Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang
mampu memberikan hasil ukur terpercaya (Azwar, 2000). Estimasi reliabilitas
Skala stereotip gender dan skala atribusi terhadap prestasi belajar perempuan
dalam penelitian ini diukur dengan koefisien reliabiltas alpha Cronbach (α)
melalui bantuan program SPSS for Windows versi 12.0. Hasil perhitungan
koefisien reliabilitas alpha skala stereotip gender adalah 0,918. Hasil
perhitungan koefisien reliabilitas alpha untuk skala atribusi terhadap prestasi
belajar perempuan adalah 0,861. Nilai kedua skala tersebut termasuk dalam
kategori tingkat reliabilitas tinggi karena semakin mendekati angka 1. Kategori
tersebut menunjukkan bahwa skala stereotip gender dan skala atribusi terhadap
prestasi belajar perempuan telah memenuhi persyaratan alat ukur yang akan
digunakan dalam penelitian selanjutnya.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dengan tujuan mencari hubungan antara sterotip gender
dengan atribusi terhadap prestasi belajar perempuan dilakukan pada tanggal 12
dan 13 Februari 2007. Penelitian dilaksanakan di Universitas Atma Jaya
Yogyakarta. Pengambilan data penelitian dilakukan sendiri oleh peneliti
dengan masuk ke ruang kelas setelah kuliah selesai agar tidak mengganggu
kegiatan belajar-mengajar.
Subyek penelitian adalah orang-orang yang masih tercatat sebagai
mahasiswa di Universitas Atma Jaya Yogyakarta Fakultas Teknik Jurusan
Teknik Sipil. Jumlah subyek penelitian sebanyak 55 orang. Satu mahasiswa
dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk menjadi subyek penelitian karena
ketidaklengkapan subyek dalam merespon aitem sehingga jumlah subyek
menjadi 54 orang.
C. Deskripsi hasil penelitian
Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh nilai mean teoritis dan
mean empiris. Mean teoritis adalah rata-rata skor skala penelitian yang
diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah skala tersebut. Mean empiris
adalah rata-rata skor data yang diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata
skor hasil penelitian. Hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10 Deskripsi Data Penelitian
Atribusi terhadap prestasi belajar Stereotip Gender Sukses Gagal Statistik
Teoritik Empirik Teoritik Empirik Teoritik Empirik N 54 54 54
Skor Maks 200 133 13 10 15 14
Skor Min 50 103 0 1 0 1 Mean 125 115,81 6,5 3,91 7,5 8,93 SD 25 6,440 2,16 2,165 2,5 3,408
Mean empiris yang diperoleh untuk skala stereotip gender sebesar
115,81 dan mean teoritisnya sebesar 125. Nilai mean empiris lebih kecil dari
mean teroritisnya, ini berarti tingkat stereotip gender subyek rendah. Mean
empiris yang diperoleh untuk skala atribusi terhadap kesuksesan perempuan
sebesar 3,91 sedangkan nilai mean teoritisnya 6,5. Nilai mean empiris lebih
kecil dari mean teoritisnya, ini berarti bahwa tingkat atribusi subyek terhadap
kesuksesan rendah. Mean empiris yang diperoleh untuk skala atribusi terhadap
kegagalan perempuan sebesar 8,93 sedangkan nilai mean teoritisnya 7,5. Nilai
mean empiris lebih besar dari mean teoritisnya, ini berarti bahwa tingkat
atribusi subyek terhadap kegagalan tinggi.
Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan untuk mengetahui
jumlah subyek pada masing-masing kategori. Penggunaan kategori jenjang
bertujuan untuk menempatkan subyek ke dalam kelompok yang terpisah
secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur.
Kontinum jenjang yang digunakan terdiri dari tiga kategori, yaitu rendah,
sedang, dan tinggi (Azwar,2000). Norma kategori skor dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 11 Norma Kategori Skor Skala
Rentang Nilai Kategorisasi
X < (μ – 1,0σ) (μ – 1,0σ) < X ≤ (μ + 1,0σ)
(μ + 1,0σ) ≤ X
Rendah Sedang Tinggi
Berdasarkan norma diatas, maka diperoleh kategori respon subyek
sebagai berikut:
Tabel 12 Kategori Skor Subyek Pada Skala Stereotip Gender dan Skala Atribusi Terhadap
Prestasi Belajar Perempuan
Atribusi terhadap prestasi belajar Stereotip Gender Sukses Gagal KategorisasiSubyek Prosentase Subyek Prosentase Subyek Prosentase
Rendah Sedang Tinggi
0 54 0
0 100%
0
32 19 3
59,25% 35,18% 5,55%
10 26 18
18,51% 48,14% 33,33%
Total 54 100% 54 100% 54 100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa 54 orang (100%)
termasuk dalam kategori subyek yang memiliki sterotip gender sedang, maka
untuk skala stereotip gender tidak ada subyek yang masuk kategori rendah dan
tinggi. Tabel tersebut menunjukkan untuk atribusi terhadap kesuksesan
perempuan terdapat 32 orang subyek (59,25%) yang termasuk dalam kategori
mempunyai atribusi terhadap kesuksesan perempuan yang rendah, 19 orang
subyek (35,18%) termasuk dalam kategori mempunyai atribusi terhadap
kesuksesan perempuan yang sedang, dan 3 orang subyek (5,55%) termasuk
dalam kategori mempunyai atribusi terhadap kesuksesan perempuan yang
tinggi. Tabel tersebut juga menunjukkan untuk atribusi terhadap kegagalan
perempuan terdapat 10 orang subyek (18,51%) yang termasuk dalam kategori
mempunyai atribusi terhadap kegagalan perempuan yang rendah, 26 orang
subyek (48,14%) termasuk dalam kategori mempunyai atribusi terhadap
kegagalan perempuan yang sedang, dan 18 orang subyek (33,33%) termasuk
dalam kategori mempunyai atribusi terhadap kegagalan perempuan yang
tinggi.
D. Analisis Data Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran variabel
bebas dan variabel tergantung bersifat normal atau tidak. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dari
program SPSS for windows versi 12.0.
Asumsi uji normalitas adalah jika nilai p > 0,05 maka sebaran skor
yang diperoleh adalah normal. Berdasarkan hasil uji normalitas sebaran untuk
variabel stereotip gender dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov
diperoleh Z sebesar 0,943 (p = 0,337 , p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
variabel stereotip gender mempunyai sebaran yang normal. Variabel atribusi
terhadap kesuksesan mempunyai Z sebesar 1,466 (p = 0,027 , p < 0,05). Hal
ini menunjukkan bahwa variabel atribusi terhadap kesuksesan perempuan
mempunyai sebaran yang tidak normal. Variabel atribusi terhadap kegagalan
mempunyai Z sebesar 0,637 (p = 0,812 , p > 0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa variabel atribusi terhadap kegagalan perempuan mempunyai sebaran
yang normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 13 Tabel Uji Normalitas
Atribusi terhadap prestasi belajar Stereotip
gender Sukses Gagal K-S Z 0,943 1,466 0,637
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,337 0,027 0,812
b. Hasil Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah hubungan antar variabel
penelitian bersifat linear atau tidak. Pengujian linearitas dilakukan dengan
menggunakan SPSS for Windows versi 12.0. Hasil perhitungan uji linearitas
adalah sebagai berikut:
Tabel 14 Uji Linearitas Stereotip Gender dengan Atribusi terhadap Kesuksesan
Perempuan
F Sign.
Atribusi Sukses* Stereotip Gender
(combined) Linearity
Deviation from Linearity
0,863 4,204 0,696
0,633 0,049 0,801
Tabel 15 Uji Linearitas Stereotip Gender dengan Atribusi Kegagalan Perempuan
F Sign.
Atribusi Gagal* Stereotip Gender
(combined) Linearity
Deviation from Linearity
0,840 7,786 0,493
0,657 0,009 0,950
Hasil uji linearitas untuk variabel stereotip gender dan atribusi terhadap
kesuksesan perempuan menunjukkan nilai F = 4,204 dengan p = 0,049
(p < 0,05), ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut, yaitu variabel
stereotip gender dengan atribusi terhadap kesuksesan perempuan linear. Hasil
uji linearitas untuk variabel stereotip gender dengan atribusi terhadap
kegagalan perempuan menunjukkan nilai F = 7,786 dengan p = 0,009
(p < 0,05), ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut, yaitu variabel
stereotip gender dengan atribusi terhadap kegagalan perempuan linear.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui dan menguji apakah
hipotesis penelitian ini, yaitu ada hubungan positif antara stereotip gender
dengan atribusi eksternal terhadap kesuksesan perempuan dan ada hubungan
positif antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap kegagalan
perempuan belajar terbukti. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
teknik korelasi dengan bantuan program SPSS for windows versi 12.0.
Hasil uji normalitas mengatakan bahwa variabel atribusi terhadap
kegagalan perempuan mempunyai sebaran yang tidak normal sehingga uji
korelasi tidak dapat dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product
moment dari Pearson, maka uji korelasi dilakukan dengan menggunakan
teknik korelasi Spearman’s rho dari Spearman sebagai pengganti. Hasil uji
hipotesis menunjukkan bahwa hubungan antara stereotip gender dengan
atribusi terhadap kesuksesan perempuan signifikan karena koefisien korelasi
(r) yang diperoleh sebesar 0,296 dengan taraf signifikasi sebesar 0,015
(p < 0,05).
Variabel atribusi terhadap kegagalan perempuan mempunyai sebaran
yang normal sehingga untuk uji korelasi digunakan teknik korelasi product
moment dari Pearson. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi terhadap kegagalan
perempuan karena koefisien korelasi (r) yang diperoleh sebesar -0,396 dengan
taraf signifikasi 0,002 (p < 0,01).
Sumbangan stereotip gender untuk atribusi terhadap kesuksesan
perempuan dapat dilihat melalui koefisien determinasinya, yaitu r squared
sebesar 0,068. Koefisien determinasi sebesar 0,087 berarti 8,7% atribusi
terhadap kesuksesan perempuan dipengaruhi oleh stereotip gender.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi eksternal
terhadap kesuksesan perempuan
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif antara stereotip
gender dengan atribusi eksternal terhadap kesuksesan perempuan. Hal ini
berarti hipotesis yang mengatakan bahwa ada hubungan postif antara
stereotip gender dengan atribusi eksternal terhadap kesuksesan perempuan
diterima.
Hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi eksternal
terhadap kesuksesan menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat stereotip
gender seseorang maka atribusi terhadap kesuksesan perempuan semakin
bersifat eksternal. Hal tersebut diketahui dari skor korelasi sebesar 0,296
dengan taraf signifikasi sebesar 0,015 (p < 0,05).
Hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi eksternal
terhadap kesuksesan perempuan dapat terjadi karena mahasiswa sebagai
bagian dari masyarakat sejak kecil telah mengenal adanya stereotip gender
yang membeda-bedakan kemampuan laki-laki dengan perempuan. Ketika
beranjak dewasa pun pandangan yang telah melekat sejak kanak-kanak itu
tetap mereka anggap benar, sehingga meskipun mahasiswa telah dapat
menerima keberadaan perempuan yang memilih melanjutkan pendidikan
di bidang teknik, mereka tidak sepenuhnya menganggap perempuan
memiliki kemampuan di bidang ini. Hal ini membuat mereka masih
kurang mengakui kesuksesan perempuan di bidang teknik, sehingga ketika
kaum perempuan mengalami kesuksesan, mahasiswa cenderung memiliki
anggapan bahwa kesuksesan tersebut disebabkan adanya nasib yang baik
dan tingkat kesulitan tugas yang rendah dan bukan disebabkan karena
kaum perempuan memang memiliki usaha dan kemampuan di bidang ini.
Data lain yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data statistik
deskriptif yang menunjukkan bahwa mean empiris pada skala stereotip
gender lebih kecil dari mean teoritisnya dan pada skala atribusi terhadap
kesuksesan mean empiris juga lebih kecil dari mean teoritisnya. Ini berarti
subyek penelitian mempunyai stereotip gender yang rendah dan atribusi
terhadap kesuksesan yang rendah juga.
Besarnya sumbangan stereotip gender untuk atribusi terhadap
kesuksesan perempuan adalah 8,7% sehingga dapat dikatakan bahwa
stereotip gender hanya mempunyai peranan yang kecil dalam proses
atribusi terhadap kesuksesan perempuan karena masih ada 91,3% faktor
lain di luar stereotip gender yang dapat mempengaruhi atribusi terhadap
kesuksesan perempuan, seperti suasana hati, kelelahan, intelegensi,
kesempatan, kesehatan, emosi dan juga kemungkinan adanya bias.
Hasil penelitian yang lain menunjukkan bahwa pada data kategori
skor subyek untuk skala stereotip gender, seluruh subyek masuk dalam
kategori sedang (100%). Hal ini dapat terjadi karena penelitian ini
dilakukan di dunia pendidikan. Tingkat pendidikan mahasiswa yang cukup
tinggi membuat cara pandang mereka terhadap suatu permasalahan
menjadi semakin luas. Saifullah (dalam Wardoyo, 2002) mengungkapkan
bahwa tingkat pendidikan yang ditempuh setiap individu akan
memberikan perbedaan pandangan antara individu yang satu dengan yang
lainnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dijalani individu,
semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, demikian pula
sebaliknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa sebagai salah
satu golongan berpendidikan telah mampu menghargai lawan jenisnya dan
mendukung adanya kesetaraan gender.
Data kategori skor untuk skala atribusi terhadap kesuksesan
perempuan menunjukkan subyek yang masuk ke dalam kategori rendah
59,25% atau sebanyak 32 orang, untuk kategori sedang 35,18% atau
sebanyak 19 orang, dan untuk kategori tinggi 5,55% atau sebanyak 3
orang. Data kategori tersebut menunjukkan bahwa pada skala atribusi
terhadap kesuksesan perempuan lebih banyak subyek yang mempunyai
kategori rendah dalam mengatribusikan kesuksesan perempuan. Hal ini
berarti subyek cenderung untuk mengatribusikan kesuksesan perempuan
kepada penyebab internal, yaitu disebabkan karena adanya usaha dan
kemampuan. Hal ini dapat terjadi karena tingkat pendidikan subyek yang
cukup tinggi sehingga cara pandang subyek juga menjadi lebih luas.
Mahasiswa sudah dapat berpikir secara obyektif sehingga dalam mencari
penyebab terjadinya suatu peristiwa mereka tidak hanya melihat dari sudut
pandang negatif tetapi melihat berdasarkan kenyatan yang terjadi.
2. Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap
kegagalan perempuan
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan positif antara
stereotip gender dengan atribusi internal terhadap kegagalan perempuan.
Hal ini berarti hipotesis kedua yang mengatakan ada hubungan positif
antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap kegagalan
perempuan ditolak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara stereotip
gender dengan atribusi terhadap kegagalan perempuan tidak menunjukkan
atribusi internal yang tinggi. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal
penelitian yang mengatakan bahwa antara stereotip gender dengan atribusi
terhadap kegagalan perempuan terdapat hubungan yang positif, yang
berarti semakin tinggi stereotip gender maka atribusi terhadap kegagalan
seharusnya semakin bersifat internal.
Hipotesis penelitian berbeda dengan hasil penelitian karena
menurut Markovsky (dalam Wardoyo, 2002) setiap lingkungan sosial
budaya yang berbeda akan menghasilkan persepsi sosial dan reaksi yang
berbeda pula. Lingkungan kampus sebagai tempat dilakukannya penelitian
memungkinkan hasil penelitian ini tidak terbukti. Hal ini disebabkan
karena mahasiswa yang berada di lingkungan kampus mempunyai
anggapan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai kedudukan yang
sama sehingga budaya patriarki (dominasi laki-laki terhadap perempuan)
yang telah lama tertanam dalam masyarakat perlahan-lahan mulai
memudar dan kurang bisa diterima lagi oleh mahasiswa. Hal ini
menyebabkan mahasiswa tidak lagi memiliki anggapan bahwa mahasiswi
memiliki kemampuan yang berbeda dengan mahasiswa dalam bidang
pendidikan yang selama ini dikhususkan untuk laki-laki, yaitu bidang
teknik sehingga kegagalan mahasiswi pun diatribusikan sebagai akibat dari
nasib yang kurang baik atau tugas yang sulit dan bukan karena perempuan
kurang berusaha atau tidak mempunyai kemampuan.
Data lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah data statistik
deskriptif yang menunjukkan bahwa mean empiris pada skala stereotip
gender lebih kecil dari mean teoritisnya dan pada skala atribusi terhadap
kegagalan mean empiris lebih besar dari mean teoritisnya. Ini berarti
subyek penelitian mempunyai stereotip gender yang rendah dan atribusi
terhadap kegagalan perempuan yang tinggi.
Data kategori skor untuk skala atribusi terhadap kegagalan
perempuan menunjukkan subyek yang masuk dalam kategori rendah
18,51% atau sebanyak 10 orang, untuk kategori sedang 48,14% atau
sebanyak 26 orang, dan untuk kategori tinggi 33,33% atau sebanyak 18
orang. Data kategori tersebut menunjukkan bahwa pada skala atribusi
terhadap kegagalan perempuan lebih banyak subyek yang mempunyai
kategori sedang dalam mengatribusikan kegagalan perempuan. Ini berarti
subyek cenderung mengatribusikan kegagalan perempuan dapat terjadi
karena adanya penyebab internal dan penyebab eksternal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi eksternal
terhadap kesuksesan perempuan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa
hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian menunjukkan skor
korelasi untuk stereotip gender dan atribusi terhadap kesuksesan
perempuan adalah 0,262 dengan taraf signifikasi 0,028 (p < 0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara stereotip gender dengan
atribusi terhadap kesuksesan perempuan.
Hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi terhadap
kesuksesan perempuan menunjukkan bahwa semakin tinggi stereotip
gender seseorang maka atribusi yang dilakukannya untuk menjelaskan
kesuksesan perempuan semakin bersifat eksternal.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa stereotip gender subyek
semuanya masuk dalam kategori sedang (100%), sedangkan untuk atribusi
terhadap kesuksesan perempuan jumlah subyek yang terbanyak masuk
dalam kategori rendah (59,25%). Hal ini menunjukkan bahwa subyek
mempunyai stereotip gender yang berada dalam kategori sedang atau
dengan kata lain mereka sudah mengakui adanya kesetaraan gender tetapi
tetap menginginkan perempuan menyadari kodratnya dan mempunyai
kecenderungan mengatribusikan kesuksesan perempuan karena adanya
penyebab internal, yaitu usaha dan kemampuan.
2. Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap
kegagalan perempuan
Kesimpulan kedua yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
bahwa hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak. Skor korelasi untuk
stereotip gender dan atribusi terhadap kegagalan perempuan adalah -0,369
dengan taraf signifikasi 0,003 (p < 0,01). Hal ini menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi internal
terhadap kegagalan perempuan.
Tidak terdapatnya hubungan positif antara stereotip gender dengan
atribusi internal terhadap kegagalan perempuan menunjukkan bahwa
semakin tinggi stereotip gender seseorang maka ia belum tentu
mengatribusikan kegagalan perempuan disebabkan karena adanya
penyebab internal tetapi bisa juga karena adanya penyebab eksternal.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa stereotip gender subyek
semuanya masuk dalam kategori sedang (100%), sedangkan untuk atribusi
terhadap kegagalan perempuan yang terbesar masuk dalam kategori
sedang (48,14%). Hal ini menunjukkan bahwa subyek sudah mendukung
adanya kesetaraan gender walaupun masih mengharapkan agar perempuan
tidak melupakan kodratnya. Subyek yang sudah mendukung adanya
kesetaraan gender tersebut kemudian mengatribusikan kegagalan
perempuan bisa terjadi karena penyebab internal tetapi juga bisa karena
penyebab eksternal.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa ada hubungan positif
antara stereotip gender dengan atribusi eksternal terhadap kesuksesan
perempuan dan tidak ada hubungan positif antara stereotip gender dengan
atribusi internal terhadap kegagalan perempuan. Hasil ini menunjukkan
bahwa pada situasi sukses, mahasiswa akan mengatribusikan kesuksesan
mahasiswi kepada penyebab ekternal, sedangkan pada situasi gagal
mahasiswa akan mengatribusikan kegagalan mahasiswi dapat terjadi
karena penyebab internal dan juga penyebab ekternal. Maka peneliti
memberikan saran kepada mahasiswa untuk memberikan kesempatan lebih
luas lagi kepada perempuan untuk menunjukkan kemampuan mereka dan
selalu memberikan dukungan sehingga suatu saat nanti mahasiswa dapat
mengakui sepenuhnya bahwa kesuksesan perempuan terjadi karena
perempuan memang memiliki usaha dan kemampuan yang sama dengan
laki-laki dan kegagalan perempuan terjadi karena memang nasib yang
kurang baik dan tugas yang terlalu sulit.
2. Bagi peneliti lain
Penelitian ini hanya mengungkap sebagian kecil dari penyebab-
penyebab terjadinya atribusi terhadap prestasi belajar perempuan, yaitu
pengaruh stereotip gender sebesar 6,8% untuk atribusi terhadap
kesuksesan perempuan dan 13,61% untuk atribusi terhadap kegagalan
perempuan. Peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya agar
memasukkan adanya penyebab terjadinya atribusi terhadap prestasi belajar
perempuan seperti suasana hati, kelelahan, intelegensi, kesempatan,
kesehatan, dan kemungkinan adanya bias lain.
DAFTAR PUSTAKA Aronson, E., Wilson, T. D & Akert, R. M. 2005. Social Psychology Fifth Edition.
New Jersey: Pearson Education, Inc. Azwar, S. 1999. Pengantar Psikolologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baron, R. A. & Byrne, D. 1997. Social Psychology (8th ed). Boston: Allyn &
Bacon. Baron, R. A. & Byrne, D. 2004. Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh. Jakarta:
Erlangga Berk, L. E. 2000. Child Development Fifth Edition. Massachusetts: Allyn &
Bacon. Brannon, L. 1996. Gender Psychological Perspective. Massachusetts: Allyn &
Bacon. Dayakisni, T & Yuniardi, S. 2004. Psikologi Lintas Budaya. Malang: Universitas
Muhamadiyah Malang. Departemen Pendidikan & Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka. Franzoi, S. L. 2003. Social Psychology Third Edition. New York: The McGraw-
Hill Companies, Inc. Gerrig, R. J & Zimbardo, P. G. 2002. Psychology And Life Sixteenth Edition.
Boston: Allyn & Bacon.
Hadi, S. 1991. Analisis Butir Untuk Instrumen ( Angket, Tes dan Skala nilai dengan BASICA ). Yogyakarta: Andi Offset.
Halonen, J. S & Santrock, J. W. 1999. Psychology Context And Application Third
Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. Handayani, T & Sugiarti. 2001. Konsep Dan Teknik Penelitian Gender. Malang:
Pusat Studi Wanita Dan Kemasyarakatan Universitas Muhamadiyah Malang.
Handayani, C. S. 2002. Perbedaan Dan Persamaan Stereotip Gender Dan
Kecenderungan Memilih Pemimpin Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Suku Bangsa Batak Dan Jawa. Jurnal Lembaga Penelitian Universitas Sanata Dharma No. 11 hal 6-21.
Hurlock, E. B. 1989. Perkembangan Anak Jilid 2 (Edisi Keenam). Jakarta:
Erlangga. Lemme, B. H. 1995. Developmen In Adulthood. Massachusetts: Allyn & Bacon. Munandar, U. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: P.T.
Rineka Cipta. Myers, D. G. 1999. Social Psychology Sixth Edition. New York: The McGraw-
Hill Companies, Inc. Purwanto, N. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Rajab, B. 2002. Pendidikan Sekolah Dan Perubahan Kedudukan Perempuan.
Jurnal Perempuan Untuk Pencerahan Dan Kesetaraan No. 23 hal 19-33. Robinson, K & Bessell, S. 2002. Women In Indonesia: Gender, Equity And
Development. Singapore: Seng Lee Press Pte, Ltd.
Sears, D. O., Taylor, S. E & Peplau, L. A. 1994. Social Psychology. New Jersey: Prentice Hall.
Shaver, K. G. 1977. Principles Of Social Psychology. Massachusetts: Winthrop
Publisher, Inc. Supratiknya, A. 1998. Statistik Psikologi. Yogyakarta: Pusat Pengembangan
Penerbitan Sumber Belajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Syah, M. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: P.T. RajaGrafindo Persada. Wardoyo, Y. S. 2002. Hubungan Antara Persepsi Pria Terhadap Tampilan Fisik
Wanita Dengan Intensi Melakukan Pelecehan Seksual Pada Pada Mahasiswa. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Weiten, W. 1998. Psychology Themes And Variations Fourth Edition. California:
Brooks/Cole Publishing Company. Woolfolk, A. 2005. Educational Psychology Ninth Edition: Active Learning. New
Jersey: Pearson Education, Inc.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN A: SKALA TRY OUT
1. SKALA STEREOTIP GENDER
2. SKALA ATRIBUSI TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PEREMPUAN
SKALA A
Petunjuk Pengisian
Berikut ini terdapat 70 pernyataan.
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan tersebut kemudian pilihlah salah
satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda dengan cara memberi
tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan pada
setiap pernyataan dibawah ini. Berikut ini adalah pilihan jawaban tersebut:
SS : Bila Anda merasa Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut.
S : Bila Anda merasa Setuju dengan pernyataan tersebut.
TS : Bila Anda merasa Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut.
STS : Bila Anda merasa Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut.
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, pilihlah jawaban yang
sesuai dengan diri Anda karena semua pilihan jawaban adalah benar dan tidak ada
jawaban yang dianggap salah.
Jangan melewatkan setiap pernyataan atau membiarkan ada pernyataan yang tidak
dijawab.
No Pernyataan SS S TS STS
1. Menurut saya perempuan sebaiknya belajar mengurus rumah saja supaya bisa menjadi istri yang baik.
2. Menurut saya laki-laki lebih unggul daripada perempuan, khususnya dalam bidang pendidikan.
3. Menurut saya perempuan tidak perlu memperoleh pendidikan tinggi karena pada akhirnya tugas utamanya adalah mengurus rumah.
4. Menurut saya sudah sewajarnya laki-laki dan perempuan memperoleh perlakuan yang sama dalam segala hal.
5. Menurut saya perempuan layak diberi kesempatan memperoleh pendidikan tinggi.
6. Menurut saya perempuan bisa saja lebih unggul daripada laki-laki jika diberi kesempatan.
7. Saya senang jika nilai saya lebih tinggi daripada nilai teman perempuan saya.
8. Saya kurang suka jika harus belajar bersama-sama dengan perempuan karena mereka biasanya berisik.
9. Saya malu jika nilai yang saya peroleh lebih rendah daripada nilai teman perempuan saya.
10. Saya senang jika teman perempuan saya memperoleh nilai yang seimbang dengan nila saya.
11. Saya senang apabila teman perempuan saya yang mengambil jurusan ini lebih banyak daripada sekarang ini.
12. Saya merasa prihatin karena jumlah perempuan yang memperoleh pendidikan tinggi masih sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah laki-laki.
13. Saya akan berusaha supaya nilai saya lebih baik daripada nilai teman perempuan saya.
14. Saya dapat lebih berkonsentrasi dalam kuliah jika di kelas saya tidak ada teman perempuan.
15. Saya akan menjelek-jelekkan teman perempuan yang mempunyai keinginan memperoleh pendidikan setinggi-tingginya.
16. Saya mendukung teman perempuan yang ingin memperoleh pendidikan tinggi.
17. Saya mendukung adanya perjuangan kaum perempuan untuk memperoleh persamaan hak.
18. Saya tidak keberatan jika pacar lebih pandai daripada saya.
19. Menurut saya perempuan yang mengejar prestasi telah menyalahi kodratnya sebagai perempuan.
20. Menurut saya laki-laki lebih kompeten daripada perempuan.
21. Menurut saya harapan yang dibebankan masyarakat pada laki-laki lebih berat daripada yang dibebankan pada perempuan.
22. Menurut saya tidak ada salahnya perempuan menjadi pemimpin.
23. Menurut saya tidak ada salahnya laki-laki bekerja di dapur dan mengurus rumah.
24. Menurut saya perempuan juga bisa mengerjakan hal-hal yang biasa dilakukan laki-laki seperti mengecat, memaku, atau membetulkan genteng.
25. Saya merasa senang jika pacar saya pandai memasak, menjahit, dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya.
26. Saya lebih suka jika melihat teman perempuan saya memakai rok daripada jika dia memakai celana panjang.
27. Saya suka bila dapat melindungi dan menjaga teman perempuan saya.
28. Saya lebih menyukai perempuan yang berwawasan luas dan senang membaca.
29. Saya merasa bangga berjalan bersama teman perempuan yang lebih berprestasi daripada saya.
30. Saya suka perempuan yang bisa membela dirinya sendiri.
31. Saya mempunyai keinginan agar kelak istri saya tidak bekerja.
32. Saya tidak akan memilih perempuan yang lebih pandai dari saya menjadi pacar saya.
33. Saya akan menunjukkan bahwa posisi perempuan memang seharusnya berada di bawah laki-laki.
34. Saya memberi kesempatan pada teman perempuan untuk mencari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya.
35. Saya tidak mempermasalahkan ketidakmampuan pacar dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga.
36. Saya tidak berambisi mempunyai pacar yang pandai berdandan dan mampu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga.
37. Menurut saya perempuan tidak cocok mengambil bidang ilmu yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
38. Menurut saya perempuan yang lebih pandai dari saya tidaklah menarik.
39. Menurut saya perempuan lebih cocok jalan-jalan ke butik daripada ke toko buku.
40. Menurut saya perempuan lebih menarik jika ia mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi.
41. Menurut saya perempuan yang senang berbelanja adalah perempuan yang membosankan.
42. Menurut saya perempuan harus disanjung karena mempunyai tugas yang berat sebagai ibu dan terkadang juga menjadi tulang punggung keluarga.
43. Saya lebih senang jika teman-teman perempuan saya lebih menyadari kodratnya sebagai perempuan sehingga mereka lebih fokus pada peran sebagai calon ibu rumah tangga.
44. Saya tidak suka jika pacar saya bisa menggunakan alat-alat pertukangan yang identik dengan laki-laki.
45. Saya tidak suka perempuan yang lebih kuat daripada saya.
46. Saya tidak malu bila saya lebih pandai mengerjakan pekerjaan rumah tangga bila dibandingkan dengan pacar saya.
47. Saya suka perempuan yang mandiri dan pandai berorganisasi.
48. Saya lebih suka perempuan yang berani memperjuangkan cita-citanya dengan bekerja daripada perempuan yang memilih tinggal di rumah.
49. Saya tidak suka jika harus bersaing dengan perempuan karena saya tahu bahwa saya lebih unggul daripada mereka.
50. Saya meminta pacar saya untuk belajar melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga agar kelak dapat menjadi ibu rumah tangga yang baik.
51. Saya melarang pacar saya mempelajari penggunaan alat-alat listrik dan pertukangan karena alat-alat tersebut tidak cocok untuk perempuan.
52. Saya akan mengajari pacar saya menggunakan alat-alat listrik dan pertukangan meskipun alat-alat tersebut identik dengan kaum laki-laki.
53. Saya memilih perempuan yang tegas dan mandiri sebagai pacar saya.
54. Saya suka berdiskusi dengan perempuan yang berwawasan luas dan proaktif.
55. Menurut saya perempuan adalah makhluk yang lemah dan perlu dilindungi.
56. Menurut saya jika ingin bekerja, sebaiknya perempuan memilih pekerjaan yang sesuai, misalnya saja menjadi perawat dan sekertaris.
57. Menurut saya laki-laki lebih berpengaruh daripada perempuan.
58. Menurut saya perempuan juga cocok dengan jenis pekerjaan yang biasanya didominasi laki-laki.
59. Menurut saya adanya diskriminasi terhadap kaum perempuan tidak lagi sesuai dengan perkembangan jaman.
60. Saya merasa kasihan pada perempuan yang berusaha mati-matian memperoleh pendidikan tinggi karena pada akhirnya ia hanya akan tinggal di dapur dan mengurus rumah tangga.
61. Saya lebih tertarik pada perempuan yang lemah lembut dan penurut.
62. Saya merasa prihatin jika ada perempuan yang mati-matian memperjuangkan persamaan hak kaum perempuan karena itu pekerjaan yang sia-sia.
63. Saya suka perempuan yang berani memperjuangkan persamaan hak kaum perempuan.
64. Saya suka perempuan yang bisa menjadi pemimpin.
65. Saya lebih tertarik pada perempuan yang proaktif daripada perempuan yang pasif.
66. Saya memilih perempuan yang lemah lembut dan penurut sebagai pacar saya.
67. Saya tidak mendukung adanya usaha perjuangan persamaan hak kaum perempuan.
68. Saya membantu teman perempuan yang mempunyai keinginan kuat untuk maju dan berani memperjuangkan cita-citanya.
69. Saya berusaha terlibat dalam kegiatan yang mendukung persamaan hak kaum perempuan.
70 Saya menegur teman yang memandang rendah kaum perempuan.
SKALA B
Petunjuk Pengisian
Berikut ini terdapat 36 pernyataan.
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan tersebut kemudian pilihlah salah
satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda dengan cara memberi
tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan pada
setiap pernyataan dibawah ini.
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, pilihlah jawaban yang
sesuai dengan diri Anda karena semua pilihan jawaban adalah benar dan tidak ada
jawaban yang dianggap salah.
Jangan melewatkan setiap pernyataan atau membiarkan ada pernyataan yang tidak
dijawab.
a. Mahasiswi mempunyai prestasi yang memuaskan (sukses)
Teman-teman perempuan saya di Fakultas Teknik memperoleh prestasi yang
memuaskan (sukses) dalam studi karena……
No Pernyataan a. Mereka rajin mencatat materi yang diberikan dosen. 1. b. Materi kuliah memang tidak sulit a. Mereka memang memiliki kemampuan dalam bidang ini.
2. b. Teman-teman perempuan biasanya lebih dekat dengan dosen sehingga sering diberikan kemudahan oleh dosen.
a. Mereka rajin mengerjakan tugas yang diberikan dosen. 3. b. Dosen pengampu selalu bersedia membantu mereka memahami materi
yang sulit. a. Mereka mudah menyerap materi yang diajarkan.
4. b. Ada ujian yang sifatnya take home (dikerjakan di rumah) sehingga soal yang sulit menjadi mudah karena bisa dikerjakan bersama-sama.
a. Soal-soal ujian yang diberikan dosen memang mudah. 5. b. Mereka belajar lebih giat pada saat akan ujian. a. Dosen pengampu memberikan materi dengan cara yang mudah
dipahami. 6. b. Mereka sering bertanya pada dosen apabila ada materi yang kurang dimengerti.
a. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam soal ujian mudah dipahami. 7. b. Mereka benar-benar memahami materi yang diberikan dosen.
a. Mereka hanya beruntung. 8. b. Mereka memang cerdas. a. Mereka senang membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi
kuliah. 9. b. Ujiannya sering open book (boleh membuka buku) sehingga semua jawaban dapat dilihat di buku.
a. Mereka jarang bolos kuliah. 10. b. Soal yang keluar dalam ujian semua sudah pernah dibahas oleh dosen
pengampu. a. Mereka mempunyai bakat dalam bidang ini. 11. b. Materi-materi kuliah yang diberikan memang mudah dipahami. a. Mereka mampu mengikuti semua materi kuliah dengan baik. 12. b. Dosen pengampu menguasai materi dengan baik. a. Kebetulan materi yang mereka pelajari tepat dengan soal yang keluar
pada saat ujian. 13. b. Mereka mengikuti kegiatan perkuliahan di kelas dengan sungguh-sungguh.
a. Kebetulan dosennya memang murah nilai. 14. b. Mereka selalu memperhatikan apa yang diajarkan dosen pada saat
kuliah dengan serius. a. Kebetulan banyak teman yang mau membantu mereka dalam
mempelajari materi yang sulit. 15. b. Mereka mempunyai ingatan yang kuat. a. Mereka teliti dalam mengerjakan soal-soal yang sulit.
16. b. Mereka memang pintar sehingga tanpa belajar pun mereka bisa mengerjakan soal ujian dengan baik.
a. Mereka lebih banyak meluangkan waktu mereka untuk belajar. 17. b. Kebetulan soal ujiannya selalu sama dari tahun ke tahun. a. Mereka mempunyai kemampuan berpikir yang seimbang dengan laki-
laki. 18. b. Mereka tidak mudah bingung bila menghadapi soal-soal yang sulit.
b. Mahasiswi mempunyai prestasi kurang memuaskan (gagal)
Teman-teman perempuan saya di Fakultas Teknik memperoleh prestasi yang
kurang memuaskan (gagal) dalam studi karena……
No Pernyataan a. Mereka jarang mencatat materi yang diberikan dosen. 19. b. Materi kuliah memang sulit a. Mereka memang tidak memiliki kemampuan dalam bidang ini.
20. b. Teman-teman perempuan biasanya kurang dekat dengan dosen sehingga tidak diberikan kemudahan oleh dosen.
a. Mereka malas mengerjakan tugas yang diberikan dosen. 21. b. Dosen pengampu tidak bersedia membantu mereka memahami materi
yang sulit. a. Mereka tidak mudah menyerap materi yang diajarkan.
22. b. Jarang ada ujian yang sifatnya take home (dikerjakan di rumah) sehingga mereka selalu mengerjakan soal ujian sendiri tanpa bantuan orang lain.
a. Soal-soal ujian yang diberikan dosen memang sulit. 23. b. Mereka malas belajar pada saat akan ujian. a. Dosen pengampu memberikan materi dengan cara yang sulit dipahami.
24. b. Mereka jarang bertanya pada dosen apabila ada materi yang kurang dimengerti.
a. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam soal ujian sulit dipahami. 25. b. Mereka kurang memahami materi yang diberikan dosen. a. Mereka tidak beruntung. 26. b. Mereka kurang cerdas. a. Mereka tidak senang membaca buku-buku yang berkaitan dengan
materi kuliah. 27. b. Ujiannya jarang yang open book (boleh membuka buku). a. Mereka sering bolos kuliah.
28. b. Soal yang keluar dalam ujian ada yang belum pernah dibahas oleh dosen pengampu.
a. Mereka kurang berbakat dalam bidang ini. 29. b. Materi-materi kuliah yang diberikan memang sulit dipahami. a. Mereka tidak mampu mengikuti semua materi kuliah dengan baik. 30. b. Dosen pengampu kurang menguasai materi dengan baik. a. Kebetulan materi yang mereka pelajari jarang ada yang keluar pada saat
ujian. 31. b. Mereka kurang sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan perkuliahan di kelas.
a. Dosennya tidak murah nilai.
32. b. Mereka tidak memperhatikan apa yang diajarkan dosen pada saat kuliah dengan serius.
a. Jarang ada teman yang mau membantu mereka dalam mempelajari materi yang sulit. 33.
b. Ingatan mereka kurang kuat. a. Mereka kurang teliti dalam mengerjakan soal-soal yang sulit.
34. b. Mereka kurang pintar sehingga harus belajar susah payah agar bisa mengerjakan soal ujian dengan baik.
a. Mereka hanya meluangkan waktu sedikit untuk belajar. 35. b. Soal ujiannya jarang ada yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. a. Kemampuan berpikir mereka memang berbeda dengan laki-laki. 36. b. Mereka mudah bingung bila menghadapi soal-soal yang sulit.
TERIMA KASIH ATAS KESEDIAAN ANDA MENGISI
LAMPIRAN B: SKALA
PENELITIAN
SKALA STEREOTIP GENDER
DAN
SKALA ATRIBUSI TERHADAP PRESTASI
SKALA STEREOTIP GENDER
Petunjuk Pengisian
Berikut ini terdapat 50 pernyataan.
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan tersebut kemudian pilihlah salah
satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda dengan cara memberi
tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan pada
setiap pernyataan dibawah ini. Berikut ini adalah pilihan jawaban tersebut:
SS : Bila Anda merasa Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut.
S : Bila Anda merasa Setuju dengan pernyataan tersebut.
TS : Bila Anda merasa Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut.
STS : Bila Anda merasa Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut.
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, pilihlah jawaban yang
sesuai dengan diri Anda karena semua pilihan jawaban adalah benar dan tidak ada
jawaban yang dianggap salah.
Jangan melewatkan setiap pernyataan atau membiarkan ada pernyataan yang tidak
dijawab.
No Pernyataan SS S TS STS
1. Menurut saya perempuan sebaiknya
belajar mengurus rumah saja supaya
bisa menjadi istri yang baik.
2. Menurut saya laki-laki lebih unggul
daripada perempuan, khususnya
dalam bidang pendidikan.
3. Menurut saya perempuan tidak perlu
memperoleh pendidikan tinggi karena
pada akhirnya tugas utamanya adalah
mengurus rumah.
4. Menurut saya sudah sewajarnya laki-
laki dan perempuan memperoleh
perlakuan yang sama dalam segala
hal.
5. Menurut saya perempuan layak diberi
kesempatan memperoleh pendidikan
tinggi.
6. Menurut saya perempuan bisa saja
lebih unggul daripada laki-laki jika
diberi kesempatan.
7. Saya senang jika nilai saya lebih
tinggi daripada nilai teman
perempuan saya.
8. Saya kurang suka jika harus belajar
bersama-sama dengan perempuan
karena mereka biasanya berisik.
9. Saya senang apabila teman
perempuan saya yang mengambil
jurusan ini lebih banyak daripada
sekarang ini.
10. Saya merasa prihatin karena jumlah
perempuan yang memperoleh
pendidikan tinggi masih sangat
sedikit bila dibandingkan dengan
jumlah laki-laki.
11. Saya akan menjelek-jelekkan teman
perempuan yang mempunyai
keinginan memperoleh pendidikan
setinggi-tingginya.
12. Saya mendukung teman perempuan
yang ingin memperoleh pendidikan
tinggi.
13. Saya mendukung adanya perjuangan
kaum perempuan untuk memperoleh
persamaan hak.
14. Saya tidak keberatan jika pacar lebih
pandai daripada saya.
15. Menurut saya perempuan yang
mengejar prestasi telah menyalahi
kodratnya sebagai perempuan.
16. Menurut saya laki-laki lebih
kompeten daripada perempuan.
17 Menurut saya tidak ada salahnya laki-
laki bekerja di dapur dan mengurus
rumah.
18. Menurut saya perempuan juga bisa
mengerjakan hal-hal yang biasa
dilakukan laki-laki seperti mengecat,
memaku, atau membetulkan genteng.
19. Saya lebih menyukai perempuan yang
berwawasan luas dan senang
membaca.
20. Saya suka perempuan yang bisa
membela dirinya sendiri.
21. Saya tidak akan memilih perempuan
yang lebih pandai dari saya menjadi
pacar saya.
22. Saya akan menunjukkan bahwa posisi
perempuan memang seharusnya
berada di bawah laki-laki.
23. Saya memberi kesempatan pada
teman perempuan untuk mencari ilmu
pengetahuan sebanyak-banyaknya.
24. Saya tidak mempermasalahkan
ketidakmampuan pacar dalam
melakukan pekerjaan-pekerjaan
rumah tangga.
25. Saya tidak berambisi mempunyai
pacar yang pandai berdandan dan
mampu mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan rumah tangga.
26. Menurut saya perempuan tidak cocok
mengambil bidang ilmu yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
27. Menurut saya perempuan yang lebih
pandai dari saya tidaklah menarik.
28. Menurut saya perempuan lebih
menarik jika ia mempunyai
kemampuan intelektual yang tinggi.
29. Saya lebih senang jika teman-teman
perempuan lebih menyadari
kodratnya sehingga mereka lebih
fokus pada peran sebagai calon ibu
rumah tangga.
30. Saya tidak suka jika pacar saya bisa
menggunakan alat-alat pertukangan.
31. Saya tidak malu bila saya lebih
pandai mengerjakan pekerjaan rumah
tangga bila dibandingkan dengan
pacar saya.
32. Saya suka perempuan yang mandiri
dan pandai berorganisasi.
33. Saya lebih suka perempuan yang
berani memperjuangkan cita-citanya
dengan bekerja daripada perempuan
yang memilih tinggal di rumah.
34. Saya tidak suka jika harus bersaing
dengan perempuan karena saya tahu
bahwa saya lebih unggul daripada
mereka.
35. Saya meminta pacar saya untuk
belajar melakukan pekerjaan-
pekerjaan rumah tangga agar kelak
dapat menjadi ibu rumah tangga yang
baik.
36. Saya akan mengajari pacar saya
menggunakan alat-alat listrik dan
pertukangan meskipun alat-alat
tersebut identik dengan kaum laki-
laki.
37. Saya memilih perempuan yang tegas
dan mandiri sebagai pacar saya.
38. Saya suka berdiskusi dengan
perempuan yang berwawasan luas
dan proaktif.
39. Menurut saya jika ingin bekerja,
sebaiknya perempuan memilih
pekerjaan yang sesuai, misalnya saja
menjadi perawat dan sekertaris.
40. Menurut saya laki-laki lebih
berpengaruh daripada perempuan.
41. Menurut saya perempuan juga cocok
dengan jenis pekerjaan yang biasanya
didominasi laki-laki.
42. Menurut saya adanya diskriminasi
terhadap kaum perempuan tidak lagi
sesuai dengan perkembangan jaman.
43. Saya lebih tertarik pada perempuan
yang lemah lembut dan penurut.
44. Saya suka perempuan yang berani
memperjuangkan persamaan hak
kaum perempuan.
45. Saya suka perempuan yang bisa
menjadi pemimpin.
46. Saya lebih tertarik pada perempuan
yang proaktif daripada perempuan
yang pasif.
47. Saya memilih perempuan yang lemah
lembut dan penurut sebagai pacar
saya.
48. Saya tidak mendukung adanya usaha
perjuangan persamaan hak kaum
perempuan.
49. Saya membantu teman perempuan
yang mempunyai keinginan kuat
untuk maju dan berani
memperjuangkan cita-citanya.
50 Saya menegur teman yang
memandang rendah kaum perempuan.
SKALA ATRIBUSI TERHADAP PRESTASI
Petunjuk Pengisian
Berikut ini terdapat 28 pernyataan.
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan tersebut kemudian pilihlah salah
satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda dengan cara memberi
tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan pada
setiap pernyataan dibawah ini.
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, pilihlah jawaban yang
sesuai dengan diri Anda karena semua pilihan jawaban adalah benar dan tidak ada
jawaban yang dianggap salah.
Jangan melewatkan setiap pernyataan atau membiarkan ada pernyataan yang tidak
dijawab.
Mahasiswi mempunyai prestasi yang memuaskan (sukses)
Teman-teman perempuan saya di Fakultas Teknik memperoleh prestasi yang
memuaskan (sukses) dalam studi karena……
No Pernyataan
a. Mereka memang memiliki kemampuan dalam bidang ini.
1. b. Teman-teman perempuan biasanya lebih dekat dengan dosen
sehingga sering diberikan kemudahan oleh dosen.
a. Mereka rajin mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
2. b. Dosen pengampu selalu bersedia membantu mereka
memahami materi yang sulit.
a. Soal-soal ujian yang diberikan dosen memang mudah. 3.
b. Mereka belajar lebih giat pada saat akan ujian.
a. Dosen pengampu memberikan materi dengan cara yang
mudah dipahami. 4.
b. Mereka sering bertanya pada dosen apabila ada materi yang
kurang dimengerti.
a. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam soal ujian mudah
dipahami. 5.
b. Mereka benar-benar memahami materi yang diberikan
dosen.
a. Mereka senang membaca buku-buku yang berkaitan dengan
materi kuliah. 6.
b. Ujiannya sering open book (boleh membuka buku) sehingga
semua jawaban dapat dilihat di buku.
a. Mereka mempunyai bakat dalam bidang ini.
7. b. Materi-materi kuliah yang diberikan memang mudah
dipahami.
a. Mereka mampu mengikuti semua materi kuliah dengan baik.
8. b. Dosen pengampu menguasai materi dengan baik.
a. Kebetulan materi yang mereka pelajari tepat dengan soal
yang keluar pada saat ujian. 9.
b. Mereka mengikuti kegiatan perkuliahan di kelas dengan
sungguh-sungguh.
a. Kebetulan dosennya memang murah nilai.
10. b. Mereka selalu memperhatikan apa yang diajarkan dosen
pada saat kuliah dengan serius.
a. Kebetulan banyak teman yang mau membantu mereka dalam
mempelajari materi yang sulit. 11.
b. Mereka mempunyai ingatan yang kuat.
a. Mereka teliti dalam mengerjakan soal-soal yang sulit.
12. b. Mereka memang pintar sehingga tanpa belajar pun mereka
bisa mengerjakan soal ujian dengan baik.
a. Mereka lebih banyak meluangkan waktu mereka untuk
belajar. 13.
b. Kebetulan soal ujiannya selalu sama dari tahun ke tahun.
Mahasiswi mempunyai prestasi kurang memuaskan (gagal)
Teman-teman perempuan saya di Fakultas Teknik memperoleh prestasi yang
kurang memuaskan (gagal) dalam studi karena……
No Pernyataan
a. Mereka jarang mencatat materi yang diberikan dosen. 14.
b. Materi kuliah memang sulit
a. Mereka memang tidak memiliki kemampuan dalam bidang
ini. 15.
b. Teman-teman perempuan biasanya kurang dekat dengan
dosen sehingga tidak diberikan kemudahan oleh dosen.
a. Mereka malas mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
16. b. Dosen pengampu tidak bersedia membantu mereka
memahami materi yang sulit.
a. Mereka tidak mudah menyerap materi yang diajarkan.
17. b. Jarang ada ujian yang sifatnya take home (dikerjakan di
rumah) sehingga mereka selalu mengerjakan soal ujian
sendiri tanpa bantuan orang lain.
a. Soal-soal ujian yang diberikan dosen memang sulit. 18.
b. Mereka malas belajar pada saat akan ujian.
a. Dosen pengampu memberikan materi dengan cara yang sulit
dipahami. 19.
b. Mereka jarang bertanya pada dosen apabila ada materi yang
kurang dimengerti.
a. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam soal ujian sulit
dipahami. 20.
b. Mereka kurang memahami materi yang diberikan dosen.
a. Mereka tidak senang membaca buku-buku yang berkaitan
dengan materi kuliah. 21.
b. Ujiannya jarang yang open book (boleh membuka buku).
22. a. Mereka sering bolos kuliah.
b. Soal yang keluar dalam ujian ada yang belum pernah
dibahas oleh dosen pengampu.
a. Mereka kurang berbakat dalam bidang ini. 23.
b. Materi-materi kuliah yang diberikan memang sulit dipahami.
a. Mereka tidak mampu mengikuti semua materi kuliah dengan
baik. 24.
b. Dosen pengampu kurang menguasai materi dengan baik.
a. Kebetulan materi yang mereka pelajari jarang ada yang
keluar pada saat ujian. 25.
b. Mereka kurang sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan
perkuliahan di kelas.
a. Dosennya tidak murah nilai.
26. b. Mereka tidak memperhatikan apa yang diajarkan dosen pada
saat kuliah dengan serius.
a. Mereka hanya meluangkan waktu sedikit untuk belajar.
27. b. Soal ujiannya jarang ada yang sama dengan tahun-tahun
sebelumnya.
a. Kemampuan berpikir mereka memang berbeda dengan laki-
laki. 28.
b. Mereka mudah bingung bila menghadapi soal-soal yang
sulit.
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA
LAMPIRAN C:
1. DATA SKOR TRY OUT
SKALA STEREOTIP GENDER
2. RELIABILITAS AITEM
STEREOTIP GENDER TRY-OUT
Subj1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 4 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 1 1 2 3 2 2 1 1 4 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 137 Subj2 3 2 2 1 1 1 3 2 2 2 1 1 3 1 1 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 157 Subj3 3 2 2 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 3 1 2 3 4 2 3 1 1 1 2 2 1 1 2 3 1 1 1 1 1 3 3 3 2 1 1 1 2 3 3 3 1 1 4 2 2 2 1 1 1 1 1 3 1 4 2 2 3 2 139 Subj4 1 2 1 3 1 3 4 2 2 2 3 4 4 3 3 1 2 1 2 2 3 2 3 2 4 4 4 1 1 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 155 Subj5 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 1 1 1 2 4 2 2 1 1 2 3 3 4 1 2 2 2 2 2 1 3 3 4 4 4 1 3 1 2 2 3 1 2 2 2 4 1 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 148 Subj6 1 2 1 1 1 2 3 2 3 2 2 2 4 2 1 1 1 1 1 2 4 2 2 2 4 3 4 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2
3 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3 2 2 2 2 3 2 1 2 4 141 Subj7 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 2 3 2 3 4 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 1 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 156 Subj8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 3 1 4 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 2 2 1 2 2 2 1 3 1 2 2 3 4 1 1 2 1 1 1 4 1 1 1 2 1 4 4 1 121 Subj9 4 3 1 1 1 3 3 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 165 Sub10 3 3 3 2 2 2 2 3 4 3 3 2 4 2 3 2 2 3 2 4 4 3 4 3 4 2 4 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 4 2 2 2 3 4 3 4 2 2 3 3 4 3 2 3 4 2 2 3 3 4 2 2 3 2 193 Sub11 2 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 1 3 2 2 1 1 2 1 3 4 2 4 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 3 3 4 2 1 1 3 4 3 4 2 2 4 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 160 Sub12 3 4 3 3 2 4 4 3 4 3 3 4 4 1 1 2 2 2 1 3
3 2 4 3 4 4 3 3 1 3 1 4 2 2 2 2 1 2 4 2 4 3 4 4 2 4 2 1 1 3 2 1 2 4 2 3 4 4 3 2 4 2 4 1 4 2 3 3 1 4 191 Sub13 1 1 1 3 1 1 1 2 1 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 1 1 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 142 Sub14 1 1 1 2 1 1 3 2 3 2 2 2 4 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 139 Sub15 1 1 1 1 1 2 2 1 3 2 2 2 3 1 1 1 2 1 1 3 3 1 3 4 3 3 4 1 2 2 3 1 1 1 3 3 1 1 2 1 3 1 3 2 3 2 1 1 2 3 2 2 2 1 3 1 2 2 1 1 2 2 3 3 1 2 2 2 3 2 135 Sub16 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 153 Sub17 3 2 2 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 1 1 2 2 2 2 3 4 2 3 4 4 4 4 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 4 3 4 2 3 4 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 174
Sub18 2 2 2 1 1 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 2 4 2 2 1 1 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 160 Sub19 3 1 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2 3 1 1 1 1 2 2 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 1 2 1 4 4 4 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 4 2 3 1 3 4 3 2 3 2 3 2 1 3 2 163 Sub20 2 2 1 1 1 1 3 2 2 2 2 1 3 1 1 2 1 1 1 2 3 1 1 2 4 3 4 1 1 3 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 3 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 3 2 1 2 1 4 2 4 1 2 1 3 1 1 2 1 123 Sub21 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 2 3 4 1 1 1 1 3 1 3 4 1 2 3 4 3 4 1 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 1 1 3 3 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 3 4 3 1 4 2 1 1 2 1 1 1 3 3 3 150 Sub22 2 3 1 3 2 2 4 2 3 1 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 1 1 3 2 4 4 1 1 2 3 2 3 1 3 1 3 2 2 4 1 1 3 2 1 3 4 2 3 3 1 4 2 1 4 4 3 2 2 2 4 2 2 2 1 4 3 2 3 2 169 Sub23 3 2 1 1 1 2 4 1 4 4 2 1 4 1 1 1 2 2 1 2 4 3 4 4 1 2 4 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 4 2 4 3 2 3
2 2 2 4 2 3 2 2 2 2 157 Sub24 2 2 2 1 1 1 3 2 3 2 1 1 3 2 2 1 2 2 1 2 3 2 3 2 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 150 Sub25 3 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 4 2 2 2 1 2 2 2 1 2 4 2 4 4 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 157 Sub26 3 3 2 1 2 2 3 2 3 2 2 1 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 165 Sub27 1 2 1 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 153 Sub28 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 1 3 2 1 3 3 2 2 3 4 3 4 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 3 1 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 157 Sub29 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2
2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 164 Sub30 2 3 2 1 1 1 3 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 1 2 3 3 4 2 1 3 2 3 3 2 3 2 4 2 2 1 3 166 Sub31 1 1 2 1 2 3 1 1 1 2 2 1 3 3 2 1 3 2 3 1 1 4 3 2 2 1 4 2 4 2 2 3 1 1 2 1 1 1 3 1 2 4 2 3 1 2 1 1 1 3 1 2 1 1 1 3 1 2 1 3 1 4 1 2 2 4 3 2 4 4 140 Sub32 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 157 Sub33 2 1 1 4 1 2 2 1 3 2 1 2 4 4 1 1 2 1 3 2 4 2 1 2 4 2 4 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 2 1 1 1 1 4 3 3 2 1 1 2 4 3 2 1 1 1 3 4 1 2 3 4 3 1 1 1 1 2 2 2 2 138 Sub34 3 2 1 2 1 1 4 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4 3 1 4 3 4 4 4 1 1 1 1 4 3 1 3 1 1 3 4 1 1 1 4 3 1 1 2 2 3 2 4 4 1 4 2 4 2 2 3 2 3 4 3 4 2 2 1 3 4 1 158 Sub35 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 1 1 2 2 3 2 2
3 2 3 3 4 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 160 Sub36 2 1 1 1 1 1 3 2 3 2 1 1 4 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 4 4 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 118 Sub37 4 3 2 3 2 3 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 180 Sub38 2 2 2 2 2 2 4 2 3 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 152 Sub39 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 159 Sub40 1 3 2 3 2 3 2 2 2 4 4 4 4 3 3 3 2 2 3 4 4 2 4 3 4 4 4 2 3 2 1 3 4 2 4 3 2 1 1 3 3 1 3 1 1 1 2 1 4 4 1 4 2 2 4 4 4 4 2 3 4 3 2 3 2 4 2 2 2 2 189
Sub41 1 2 2 1 1 2 3 1 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 143 Sub42 2 2 2 1 1 1 4 2 2 1 1 3 3 4 1 1 1 2 2 4 3 2 4 4 4 3 4 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 4 4 1 2 2 2 4 4 2 2 2 4 3 4 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 155 Sub43 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 1 1 2 1 2 3 2 2 2 4 3 4 1 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 1 4 3 2 2 1 3 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 137 Sub44 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 165 Sub45 1 2 1 2 1 2 4 2 3 2 2 2 3 4 1 1 1 2 1 2 4 1 4 1 1 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 4 1 4 2 2 1 2 1 1 1 4 4 1 3 1 1 2 2 4 3 1 4 2 1 2 2 2 2 1 1 2 3 140 Sub46 2 2 2 3 1 2 3 1 3 2 2 2 4 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 4 4 4 1 1 1 1 1 2 1 3 2 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 1 1 3 2 3 3 1 2
4 2 2 2 2 3 2 2 3 1 140 Sub47 2 3 1 1 1 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 4 4 3 2 4 1 1 3 1 1 4 4 1 2 3 1 2 3 2 2 2 2 1 1 3 4 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 157 Sub48 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 1 2 4 2 2 2 2 3 3 1 3 3 2 3 1 3 2 4 2 2 2 2 4 1 1 2 2 3 1 2 3 3 3 4 4 2 1 1 4 3 1 2 3 4 2 1 2 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 4 2 3 182 Sub49 4 2 2 2 3 2 3 1 2 3 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 4 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 2 1 2 3 1 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 142 Sub50 1 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 3 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 4 4 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 3 1 114
Reliability N %
Valid 50 100.0Excluded(a) 0 .0
Cases
Total 50 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.890 70 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted it1 151.14 291.143 .412 .887it2 151.20 284.694 .724 .884it3 151.62 291.506 .528 .886it4 151.40 294.816 .285 .889it5 151.72 295.267 .368 .888it6 151.30 291.357 .505 .886it7 150.42 294.289 .309 .888it8 151.38 291.832 .449 .887it9 150.88 296.924 .245 .889it10 151.10 300.378 .142 .890it11 151.46 294.866 .367 .888it12 151.30 296.459 .269 .889it13 150.06 301.935 .107 .890it14 151.42 302.167 .042 .892it15 151.74 295.421 .378 .888it16 151.74 294.360 .516 .887it17 151.64 295.011 .438 .887it18 151.44 291.639 .601 .886it19 151.52 295.520 .325 .888it20 151.00 287.020 .575 .885it21 150.36 296.929 .229 .889it22 151.24 299.084 .167 .890it23 150.76 290.227 .425 .887it24 150.68 294.508 .370 .888it25 150.02 304.510 -.035 .892it26 150.40 300.041 .115 .891it27 149.94 309.527 -.284 .893
it28 151.50 293.765 .441 .887it29 151.10 302.173 .050 .891it30 151.42 297.759 .326 .888it31 151.48 301.683 .099 .890it32 151.26 291.992 .503 .886it33 151.30 285.276 .732 .884it34 151.64 298.031 .364 .888it35 150.88 297.904 .250 .889it36 151.08 296.810 .266 .889it37 151.52 297.847 .285 .889it38 151.36 294.439 .405 .887it39 151.32 300.181 .115 .891it40 151.44 296.537 .288 .888it41 151.04 304.202 -.026 .893it42 151.48 300.581 .103 .891it43 150.82 294.518 .347 .888it44 150.74 295.870 .297 .888it45 150.84 297.076 .214 .889it46 151.32 297.936 .265 .889it47 151.60 296.571 .369 .888it48 151.72 298.532 .290 .889it49 151.00 292.204 .451 .887it50 150.46 295.519 .311 .888it51 151.06 298.711 .181 .890it52 150.96 295.264 .324 .888it53 151.54 297.845 .382 .888it54 151.40 292.245 .426 .887it55 150.50 305.194 -.058 .893it56 150.76 295.860 .285 .889it57 150.72 288.940 .483 .886it58 150.90 293.153 .483 .887it59 151.46 289.356 .577 .885it60 150.94 303.364 .003 .892it61 150.90 285.806 .573 .885it62 151.08 299.993 .129 .890it63 151.38 290.812 .614 .886it64 151.16 297.239 .291 .888it65 151.42 288.738 .651 .885it66 150.74 295.298 .319 .888it67 151.42 294.942 .518 .887it68 151.34 296.556 .319 .888it69 150.86 309.062 -.224 .893it70 151.34 294.515 .344 .888
Reliability Case Processing Summary N %
Valid 50 100.0Excluded(a) 0 .0
Cases
Total 50 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.918 50 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted it1 101.86 238.286 .406 .916it2 101.92 231.749 .750 .912it3 102.34 238.107 .547 .915it4 102.12 240.679 .314 .917it5 102.44 241.353 .394 .916it6 102.02 237.938 .524 .915it7 101.14 240.204 .338 .917it8 102.10 238.337 .468 .915it11 102.18 241.987 .345 .917it12 102.02 242.796 .276 .917it15 102.46 242.009 .380 .916it16 102.46 240.580 .547 .915it17 102.36 241.827 .429 .916it18 102.16 238.382 .614 .914it19 102.24 241.778 .339 .917it20 101.72 235.634 .527 .915it23 101.48 238.051 .397 .916it24 101.40 241.102 .374 .916it28 102.22 240.420 .446 .916it30 102.14 244.613 .299 .917it32 101.98 239.081 .495 .915it33 102.02 232.469 .750 .913it34 102.36 244.684 .345 .917it35 101.60 244.857 .222 .918it36 101.80 243.592 .252 .917it37 102.24 244.064 .294 .917it38 102.08 241.096 .407 .916
it40 102.16 243.239 .279 .917it43 101.54 240.417 .381 .916it44 101.46 242.662 .286 .917it46 102.04 244.080 .276 .917it47 102.32 242.875 .381 .916it48 102.44 244.945 .285 .917it49 101.72 239.144 .450 .916it50 101.18 243.089 .269 .917it52 101.68 241.896 .323 .917it53 102.26 244.115 .390 .916it54 102.12 238.965 .433 .916it56 101.48 242.826 .267 .917it57 101.44 237.190 .444 .916it58 101.62 240.036 .480 .915it59 102.18 235.947 .604 .914it61 101.62 233.751 .557 .914it63 102.10 237.439 .637 .914it64 101.88 243.659 .291 .917it65 102.14 235.756 .662 .914it66 101.46 242.294 .302 .917it67 102.14 241.143 .548 .915it68 102.06 242.711 .336 .917it70 102.06 241.282 .340 .917
LAMPIRAN D:
1. DATA SKOR TRY OUT
SKALA ATRIBUSI
TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PEREMPUAN
2. RELIABILITAS AITEM
ATRIBUSI TRY-OUT
subj1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 subj2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 subj3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 subj4 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 subj5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 subj6 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 subj7 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 subj8 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 9 subj9 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 11 subj10 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 20 subj11 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 9
subj12 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 11 subj13 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 18 subj14 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 18 subj15 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 18 subj16 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 11 subj17 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 subj18 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 9 subj19 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 subj20 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 6 subj21 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 20 subj22 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 subj23 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 15 subj24 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 13 subj25 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 13 subj26 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 13 subj27 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 25 subj28 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 12 subj29 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 16 subj30 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 16 subj31 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 21 subj32 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 15 subj33 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 26 subj34 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 13
subj35 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 13 subj36 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 24 subj37 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 12 subj38 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 21 subj39 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 16 subj40 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 14 subj41 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 17 subj42 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 17 subj43 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 9 subj44 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 18 subj45 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 20 subj46 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 9 subj47 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 10 subj48 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3 subj49 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 6 subj50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3
Reliability Case Processing Summary N %
Valid 50 100.0Excluded(a) 0 .0
Cases
Total 50 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.862 36 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted it1 11.78 47.114 .199 .861it2 11.54 44.947 .468 .855it3 11.74 46.115 .358 .858it4 11.84 47.484 .162 .862it5 11.62 45.383 .421 .857it6 11.70 46.092 .339 .859it7 11.52 45.479 .384 .858it8 11.42 46.779 .188 .862it9 11.60 45.755 .356 .858it10 11.66 46.556 .246 .861it11 11.56 44.945 .472 .855it12 11.54 44.253 .576 .853it13 11.68 45.814 .375 .858it14 11.58 44.738 .510 .854it15 11.66 46.025 .332 .859it16 11.50 45.031 .450 .856it17 11.60 45.551 .388 .857it18 11.68 46.630 .240 .861it19 11.76 46.472 .307 .859it20 11.66 46.107 .319 .859it21 11.54 45.111 .443 .856it22 11.64 46.031 .324 .859it23 11.66 44.841 .527 .854it24 11.60 45.429 .407 .857it25 11.68 45.651 .403 .857it26 11.58 46.534 .232 .861it27 11.78 46.787 .261 .860
it28 11.66 45.494 .419 .857it29 11.52 45.234 .421 .857it30 11.58 45.881 .332 .859it31 11.60 45.796 .350 .858it32 11.74 46.604 .270 .860it33 11.54 47.029 .153 .863it34 11.72 46.655 .252 .860it35 11.58 44.983 .472 .855it36 11.54 45.560 .374 .858
Reliability Case Processing Summary N %
Valid 49 98.0Excluded(a) 1 2.0
Cases
Total 50 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items .864 28
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted it2 9.16 34.181 .524 .855it3 9.37 35.487 .365 .860it5 9.24 34.730 .447 .858it6 9.33 35.641 .311 .861it7 9.14 35.125 .356 .860it9 9.22 35.178 .360 .860it11 9.18 34.403 .489 .857it12 9.18 33.653 .624 .852it13 9.31 35.175 .390 .859it14 9.22 34.178 .541 .855it15 9.29 35.583 .305 .862it16 9.14 34.333 .494 .856it17 9.22 34.969 .398 .859it19 9.39 35.951 .283 .862it20 9.29 35.708 .282 .862it21 9.16 34.514 .465 .857it22 9.27 35.616 .293 .862it23 9.29 34.375 .532 .855it24 9.22 34.928 .405 .859it25 9.31 34.967 .430 .858it27 9.41 36.080 .269 .862it28 9.29 35.000 .414 .859it29 9.14 35.042 .370 .860it30 9.22 34.969 .398 .859it31 9.24 35.064 .387 .860it32 9.37 36.154 .230 .863it35 9.20 34.832 .417 .859it36 9.16 35.348 .319 .861
LAMPIRAN E: DATA SKOR PENELITIAN SKALA STEREOTIP
GENDER
STEREOTIP GENDER
subj1 2 2 2 3 3 3 3 1 2 2 1 1 2 4 1 3 2 4 2 3 1 2 2 4 3 1 1 3 1 1 1 4 4 1 3 1 4 2 3 3 1 2 3 2 1 2 3 1 1 2 109 subj2 4 3 4 1 2 1 2 4 1 3 1 1 3 4 1 4 1 4 1 2 1 2 3 4 3 2 1 3 4 4 3 1 1 2 4 3 3 1 2 3 1 3 2 2 1 3 4 3 1 1 118 subj3 1 1 1 4 4 4 2 2 2 3 1 1 2 4 1 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 1 1 2 2 2 1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 1 3 2 1 2 3 110 subj4 1 2 2 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 1 1 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 114 subj5 2 2 2 3 3 3 4 2 4 1 2 1 2 3 1 2 2 4 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 3 118 subj6 1 1 1 4 4 4 4 1 4 1 1 1 1 4 1 4 1 4 1 1 1 1 1 4 4 1 1 1 1 4 1 4 1 4 4 1 1 1 1 4 1 4 1 4 1 4 4 1 1 1 107 subj7 2 2 1 3 3 4 4 1 2 1 2 1 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 2 3 1 3 4 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 116 subj8 4 4 4 1 1 1 4 4 3 1 2 4 4 3 4 3 3 1 2 3
4 4 3 1 1 4 4 2 4 2 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 133 subj9 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 120 subj10 1 1 1 4 4 4 4 3 1 1 1 2 2 4 1 1 2 4 4 2 2 1 2 3 4 1 1 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 116 subj11 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 4 2 2 2 3 3 3 2 1 2 3 4 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 119 subj12 2 2 2 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 1 1 3 3 2 1 2 113 subj13 3 2 1 2 3 4 4 1 2 1 1 1 1 4 4 3 1 1 2 2 1 2 2 4 3 2 3 3 4 3 1 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 1 2 3 113 subj14 1 2 2 4 3 3 2 1 1 3 1 1 1 4 1 1 1 4 4 2 2 1 1 3 4 1 1 3 2 1 1 3 4 2 2 1 3 3 2 2 1 3 2 2 1 3 2 2 1 3 104 subj15 3 2 2 2 3 3 4 1 2 1 1 1 2 4 1 3 2 4 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 4 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 116
subj16 4 3 3 1 2 2 3 2 3 2 1 1 2 4 1 3 4 4 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 120 subj17 1 1 1 4 4 4 3 2 1 2 1 2 2 4 1 2 1 4 3 3 1 1 2 4 4 1 1 2 1 3 2 4 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 1 2 3 1 2 2 113 subj18 2 3 2 3 2 3 4 2 2 1 2 1 2 3 2 3 2 3 2 4 2 1 2 3 4 1 1 3 3 2 2 2 3 1 3 1 4 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 116 subj19 1 2 2 4 3 3 3 2 2 2 1 2 2 4 1 3 2 4 2 4 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 4 3 3 2 1 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 118 subj20 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 119 subj21 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 1 3 3 3 2 2 4 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 4 4 1 1 2 1 2 3 3 4 2 2 121 subj22 4 3 3 1 2 2 4 1 1 1 1 1 3 4 2 2 2 3 3 4 2 2 2 3 3 2 1 1 3 2 2 2 3 2 4 2 3 1 4 2 2 1 3 3 2 2 3 2 2 2 115 subj23 4 4 4 1 1 1 4 3 3 1 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 4 3 1 1 3 3 3 2 2 3 3
3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 131 subj24 2 2 1 3 3 4 1 2 2 4 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 4 3 1 1 4 2 1 4 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 126 subj25 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 4 2 3 1 3 2 1 2 3 2 1 2 4 2 2 1 117 subj26 2 1 2 3 4 3 3 2 1 2 1 2 1 4 1 1 1 4 4 2 1 1 2 4 4 1 1 2 2 2 1 3 3 2 3 1 3 2 1 2 1 4 2 2 1 3 1 2 1 4 106 subj27 3 4 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 3 3 1 3 1 4 2 1 2 1 1 3 4 1 1 2 4 1 1 1 4 1 4 1 4 1 2 4 1 3 3 1 1 2 2 1 1 3 107 subj28 4 4 4 1 1 1 4 4 2 1 2 1 2 3 1 4 1 4 1 1 1 1 1 4 4 1 1 1 4 1 1 1 4 1 4 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 4 4 1 1 1 103 subj29 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 4 3 3 1 4 4 3 1 4 3 2 1 4 3 2 1 128 subj30 1 4 2 4 1 3 4 4 3 1 1 1 1 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 1 4 1 1 1 4 4 4 4 1 1 1 4 4 1 1 1 1 1 4 1 4 4 4 118 subj31 4 4 1 1 1 4 4 4 1 1 1 1 1 4 1 4 1 4 1 1
1 4 1 4 1 1 1 4 4 1 1 1 4 4 4 1 1 1 1 4 1 4 4 1 4 1 4 1 1 1 110 subj32 3 2 2 2 3 3 3 2 1 2 2 2 1 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 3 4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 114 subj33 4 3 3 1 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 2 1 1 3 4 2 2 1 4 4 2 1 3 3 2 2 4 2 2 1 126 subj34 4 4 4 1 1 1 1 4 2 4 1 3 3 4 4 4 1 1 1 4 1 4 1 4 1 1 1 4 4 1 1 1 4 1 4 4 4 1 4 4 1 1 4 4 2 1 4 1 1 1 122 subj35 2 2 1 3 3 4 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 1 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 113 subj36 2 1 2 3 4 3 3 2 2 2 1 1 2 4 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 1 2 1 2 3 3 1 2 2 2 3 1 3 2 3 3 1 2 3 3 2 2 3 2 1 2 113 subj37 1 1 1 4 4 4 2 2 1 3 1 1 1 4 1 1 1 4 4 2 1 1 1 4 4 1 2 1 1 1 2 4 4 1 3 2 4 2 2 1 2 3 2 2 1 3 2 1 2 3 106 subj38 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 4 2 2 1 1 3 2 4 2 2 2 2 2 3 3 4 2 3 2 2 1 3 3 1 3 2 4 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 2 2 117
subj39 3 3 2 2 2 3 4 4 2 1 2 3 3 3 2 4 1 3 1 3 4 4 1 1 1 2 4 3 4 2 2 1 3 4 3 1 1 2 4 4 1 1 4 1 1 1 4 3 1 1 120 subj40 1 2 2 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 3 4 2 2 4 4 1 2 1 4 1 4 4 4 1 4 4 3 1 1 1 1 4 4 1 1 1 120 subj41 2 3 1 3 2 4 4 1 2 1 1 3 2 4 1 3 2 4 2 4 2 3 2 3 2 2 2 3 2 4 2 3 1 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 1 2 4 1 2 1 117 subj42 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 4 1 2 1 4 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 119 subj43 1 1 2 4 4 3 4 2 1 1 1 1 1 4 1 2 1 4 3 2 2 1 1 3 4 1 1 1 1 2 1 4 3 1 3 1 4 2 4 3 1 1 2 3 1 3 2 1 1 3 104 subj44 2 2 2 3 3 3 3 2 1 2 2 1 3 3 2 2 1 3 3 2 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 1 3 3 2 3 2 3 2 3 2 1 2 2 1 1 3 3 2 1 2 107 subj45 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 1 2 1 4 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 1 3 2 3 2 2 2 4 2 1 1 4 2 2 1 117 subj46 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 4 2 2 1 2 3 3 3 2 2 2
2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 120 subj47 2 1 2 3 4 3 2 2 1 3 2 2 2 3 1 2 2 4 3 2 2 1 2 3 4 2 2 3 2 2 2 3 3 1 3 2 4 2 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 3 115 subj48 2 2 2 3 3 3 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 116 subj49 2 2 1 3 3 4 2 1 1 3 1 1 2 4 2 3 1 3 2 2 1 3 1 4 2 2 1 1 4 4 1 1 1 3 4 2 2 1 4 4 3 1 1 4 2 4 1 2 1 4 112 subj50 4 3 1 1 2 4 3 3 3 2 1 2 2 4 2 4 2 3 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 120 subj51 2 2 2 3 3 3 4 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 117 subj52 2 2 2 3 3 3 3 2 1 2 4 2 2 1 1 2 2 4 3 4 2 2 2 3 3 4 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 2 2 120 subj53 2 1 1 3 4 4 3 2 2 2 1 2 2 4 2 1 2 3 4 2 2 2 3 3 3 1 2 1 2 2 2 3 3 2 4 1 3 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 114
subj54 2 1 4 3 4 1 3 1 1 2 2 1 2 3 1 2 2 4 3 3 3 2 1 2 3 1 1 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 1 2 3 2 1 2 111
LAMPIRAN F:
1. DATA SKOR PENELITIAN SKALA
ATRIBUSI TERHADAP KESUKSESAN
PEREMPUAN
2. DATA SKOR PENELITIAN SKALA
ATRIBUSI TERHADAP KEGAGALAN
PEREMPUAN
ATRIBUSI SUKSES
subj1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 1
subj2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
0 0 0 2
subj3 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
0 0 0 4
subj4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
0 0 0 2
subj5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 1
subj6 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1
1 1 0 8
subj7 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1
1 0 0 6
subj8 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1
1 0 0 6
subj9 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
1 0 0 3
subj10 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
0 0 0 3
subj11 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 2
subj12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 1
subj13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 1
subj14 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
1 0 0 3
subj15 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0
1 0 1 5
subj16 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0
1 1 1 7
subj17 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
1 0 0 3
subj18 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
0 0 0 2
subj19 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
1 0 0 3
subj20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 2
subj21 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
1 0 0 7
subj22 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1
1 0 0 5
subj23 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
0 0 0 7
subj24 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1
1 0 0 5
subj25 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
0 0 0 2
subj26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 2
subj27 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
1 0 0 3
subj28 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1
0 0 0 3
subj29 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1
1 0 0 4
subj30 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0
0 1 1 6
subj31 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
1 0 1 4
subj32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 1
subj33 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0
1 0 0 6
subj34 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0
1 0 0 6
subj35 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1
1 0 0 5
subj36 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1
1 0 0 5
subj37 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1
1 0 0 4
subj38 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1
0 0 0 6
subj39 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0
1 0 1 6
subj40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 2
subj41 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0
1 0 1 6
subj42 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
1 0 0 3
subj43 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1
1 1 0 5
subj44 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
0 1 0 3
subj45 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1
1 0 0 4
subj46 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
1 0 1 10
subj47 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 1
subj48 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 0 0 9
subj49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 2
subj50 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
1 0 0 3
subj51 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 2
subj52 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
0 0 0 3
subj53 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
1 0 0 3
subj54 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1
0 0 0 3
ATRIBUSI GAGAL
subj1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 14
subj2 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 0 1 0 4
subj3 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0
1 0 1 0 0 5
subj4 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1
subj5 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
1 1 1 1 0 11
subj6 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1
1 0 1 0 0 7
subj7 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0
0 1 1 1 1 7
subj8 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0
1 1 0 0 0 6
subj9 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0
1 1 0 1 0 9
subj10 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 12
subj11 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 11
subj12 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0
1 1 1 0 0 8
subj13 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0
1 1 1 1 0 9
subj14 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0
1 1 1 1 0 8
subj15 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0
0 0 0 1 0 6
subj16 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1
1 0 0 0 0 5
subj17 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0
1 1 1 1 0 10
subj18 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1
1 0 1 1 1 7
subj19 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 0 13
subj20 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 10
subj21 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1
0 1 1 0 0 6
subj22 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 1 3
subj23 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 11
subj24 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0
1 0 0 0 1 5
subj25 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 8
subj26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 14
subj27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 14
subj28 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0
1 1 1 1 0 10
subj29 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 2
subj30 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0
1 1 0 1 0 8
subj31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 14
subj32 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 13
subj33 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0
1 1 0 1 1 10
subj34 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1
0 0 0 0 0 5
subj35 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0
0 1 1 1 1 8
subj36 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 0 11
subj37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 14
subj38 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1
0 1 0 1 1 9
subj39 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
0 1 0 0 1 7
subj40 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
0 0 0 0 1 5
subj41 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 4
subj42 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0
1 0 0 0 1 7
subj43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 14
subj44 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0
1 1 1 0 0 9
subj45 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0
0 1 1 1 1 10
subj46 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 13
subj47 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
0 1 0 1 1 10
subj48 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 0 10
subj49 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 11
subj50 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1
0 1 0 1 0 8
subj51 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
1 1 1 1 0 11
subj52 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0
1 1 1 1 0 8
subj53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 15
subj54 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 0 12
LAMPIRAN G: ANALISIS DATA
1. DATA SKOR TOTAL
2. UJI NORMALITAS
3. UJI LINEARITAS
UJI KORELASI
SKOR TOTAL subj1 109 2 13subj2 118 2 4subj3 110 4 5subj4 114 2 1subj5 118 1 11subj6 107 9 6subj7 116 6 7subj8 133 6 6subj9 120 3 9subj10 116 3 12subj11 119 2 11subj12 113 1 8subj13 113 1 9subj14 104 3 8subj15 116 5 6subj16 120 7 5subj17 113 3 10subj18 116 2 7subj19 118 4 12subj20 119 2 10subj21 121 7 6subj22 115 5 3subj23 131 7 11subj24 126 6 4subj25 117 3 7subj26 106 3 13subj27 107 4 13subj28 103 4 9subj29 128 4 2subj30 118 7 7subj31 110 5 13subj32 114 1 13subj33 126 7 9subj34 122 6 5subj35 113 5 8subj36 113 5 11subj37 106 5 13subj38 117 6 9subj39 120 6 7subj40 120 3 4subj41 117 6 4subj42 119 4 6subj43 104 6 13subj44 107 4 8subj45 117 4 10subj46 120 10 13subj47 115 1 10subj48 116 9 10
subj49 112 2 11subj50 120 4 7subj51 117 2 11subj52 120 3 8subj53 114 4 14subj54 111 3 12
NORMALITAS SUKSES NPar Tests
Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Stereotip 54 115.81 6.440 103 133 Sukses 54 4.24 2.180 1 10
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Stereotip Sukses N 54 54
Mean 115.81 4.24 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 6.440 2.180
Absolute .128 .137 Positive .128 .137
Most Extreme Differences
Negative -.090 -.086 Kolmogorov-Smirnov Z .943 1.004 Asymp. Sig. (2-tailed) .337 .266
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
NORMALITAS GAGAL NPar Tests Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Stereotip 54 115.81 6.440 103 133 Gagal 54 8.59 3.282 1 14
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Stereotip Gagal N 54 54
Mean 115.81 8.59 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 6.440 3.282
Absolute .128 .102 Positive .128 .075
Most Extreme Differences
Negative -.090 -.102 Kolmogorov-Smirnov Z .943 .747 Asymp. Sig. (2-tailed) .337 .632
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
LINEARITAS SUKSES
Means ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. (Combined) 89.713 21 4.272 .843 .654Linearity 12.598 1 12.598 2.486 .125
Between Groups
Deviation from Linearity 77.116 20 3.856 .761 .736
Within Groups 162.157 32 5.067
Sukses * Stereotip
Total 251.870 53 Measures of Association R R Squared Eta Eta Squared Sukses * Stereotip .224 .050 .597 .356
LINEARITAS GAGAL Means
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
(Combined) 189.356 21 9.017 .756 .746Linearity 77.625 1 77.625 6.508 .016
Between Groups
Deviation from Linearity 111.732 20 5.587 .468 .961
Within Groups 381.681 32 11.928
Gagal * Stereotip
Total 571.037 53 Measures of Association R R Squared Eta Eta Squared Gagal * Stereotip -.369 .136 .576 .332
KORELASI SUKSES
Nonparametric Correlations
Correlations sukses stereotip
Correlation Coefficient 1.000 .296(*)
Sig. (1-tailed) . .015
sukses
N 54 54 Correlation Coefficient .296(*) 1.000
Sig. (1-tailed) .015 .
Spearman's rho
stereotip
N 54 54 * Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
KORELASI GAGAL
Correlations Correlations stereotip gagal
Pearson Correlation 1 -.396(**)
Sig. (1-tailed) . .002
stereotip
N 54 54Pearson Correlation -.396(**) 1
Sig. (1-tailed) .002 .
gagal
N 54 54** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
LAMPIRAN H:
SURAT IJIN PENELITIAN