haris dianto darwindra 240210080133 bab v · pdf filepada praktikum ini dilakukan pengamatan...
TRANSCRIPT
Haris Dianto Darwindra240210080133
BAB V
HASIL PENGAMATAN
5.1 Pengaruh Berbagai Perlakuan terhadap Pigmen Tanaman
A. Pengaruh cara Pemasakan terhadap Klorofil
Bahan : Bayam
PengamatanSebelum Pemanasan Setelah PemanasanPanci
TerbukaPanci
TertutupPanci
TerbukaPanci
TertutupWarna Hijau muda
(+)Hijau tua
(++)Hijau Tua
(++++)Hijau Tua
(+++)pH 6 6.1 6.7 6.3Tekstur Keras (++++) Keras (++++) Lunak (+) Lunak (+)
B. Pengaruh Asam, Basa, dan Logam pada Pigmen dan Sifat Fisik Bahan
Sampel : Wortel
Perlakuan Sebelum Pemanasan Setelah PemanasanWarna pH Tekstur Warna pH Tekstur
FeCl2 Orange(+++++)
5.3
Keras (+++++) 5.2 KerasMgCl2 Orange(+++++) Keras (+++++) 6.1 KerasCaCl2 Orange(+++++) Keras (+++++) 5.1 KerasNaHCO3 Orange(+++++) Keras (+++++) 7.8 KerasAs. Cuka25%
Orange(+++++) Keras (+++++) 2.7 Keras
Aquades Orange(+++++) Keras (+++++) 5.9 Keras
Sampel : Nenas
Perlakuan Sebelum Pemanasan Setelah PemanasanWarna pH Tekstur Warna pH Tekstur
FeCl2 Kuning cerah
3.9
Keras Kuning gelap 3.5 LunakMgCl2 Kuning cerah Keras Kuning gelap 3.5 LunakCaCl2 Kuning cerah Keras Kuning gelap 3.5 LunakNaHCO3 Kuning cerah Keras Kuning gelap 3.5 LunakAs. Cuka25%
Kuning cerah Keras Kuning gelap 3.5 Lunak
Aquades Kuning cerah Keras Kuning gelap 3.5 Lunak
Haris Dianto Darwindra240210080133
Sampel : Pepaya
Perlakuan Sebelum Pemanasan Setelah PemanasanWarna pH Tekstur Warna pH Tekstur
FeCl2 Orange muda
5.3
Lunak 6.0MgCl2 Orange muda Lunak 3.7CaCl2 Orange muda Lunak 6.3NaHCO3 Orange muda Lunak 2.1As. Cuka25%
Orange muda Lunak 4.7
Aquades Orange muda Lunak 4.9
Sampel : Buncis
Perlakuan Sebelum Pemanasan Setelah PemanasanWarna pH Tekstur Warna pH Tekstur
FeCl2 Hijau (++++)
5.4
Keras Hijau kuning
5.6
LunakMgCl2 Hijau (++++) Keras Hijau kuning LunakCaCl2 Hijau (++++) Keras Hijau kuning LunakNaHCO3 Hijau (++++) Keras Hijau kuning LunakAs. Cuka25%
Hijau (++++) Keras Hijau kuning Lunak
Aquades Hijau (++++) Keras Hijau kuning Lunak
Sampel : Terong
Perlakuan Sebelum Pemanasan Setelah PemanasanWarna pH Tekstur Warna pH Tekstur
FeCl2 Putih Kehijauan
5.0
Keras (++++) 4.9 KerasMgCl2 Putih Kehijauan Keras (++) 4.3 (+++)CaCl2 Putih Kehijauan Keras (+++++) 4.5 (+++++)NaHCO3 Putih Kehijauan Keras Hijau tua 6.5 (+)As. Cuka25%
Putih Kehijauan Keras (+) 3.1 (++)
Aquades Putih Kehijauan Keras Putih coklat 4.2 (+++)
Sampel : Bawang Merah
Perlakuan Sebelum Pemanasan Setelah PemanasanWarna pH Tekstur Warna pH Tekstur
FeCl2 Ungu keputihan
5.1
Keras Putih 4.2 (++)MgCl2 Ungu keputihan Keras Putih 4.8 (++)CaCl2 Ungu keputihan Keras Putih 3.5 (+++)NaHCO3 Ungu keputihan Keras Hijau 7.1 (+)As. Cuka25%
Ungu keputihan Keras Ungu putih 2.7 (++)
Aquades Ungu keputihan Keras Putih coklat 5.5 (+++)
Haris Dianto Darwindra240210080133
5.2 Pengawetan Warna Daging dan Pemeriksaan Kesegaran
A. Perubahan Warna Daging
Kelompok Kontrol Setelah Pemanasan
9 (d.s)
(d.j)
Merah pucat Coklat muda
10 (d.s)
(d.j)
Merah pucat Coklat muda
11 (d.s)
(d.j)
Merah pucat Coklat muda
12(d.s)
(d.j)
Merah pucat Coklat muda
B. Uji Kesegaran
Sampel : Daging
Kelompok Uji Amoniak Uji H2S
9 Tidak berasap Tidak ada bercak
10 Tidak berasap Tidak ada bercak, tidak
berasap
11 Tidak berasap Tidak ada warna hitam
12 Tidak berasap Tidak ada bercak, tidak
berasap
C. Pengawetan Warna Daging
Awal : Merah
Kel 15’ (Sebelum Pemanasan)
I II III IV
9 Merah muda
hampir pucat
Merah muda
hampir pucat
Pucat Merah muda
10 Merah muda
(++++++)
Gelembung
(++)
Merah pucat (++) Merah Pucat
(+++)
Merah Pucat
(++++)
Haris Dianto Darwindra240210080133
11
12 Abu-abu (+)
merah
Merah daging
(++)
Abu-abu (++)
merah
Merah daging
Kel 5’ (Setelah Pemanasan)
I II III IV
9 Kuning (++)
Gelembung
(++)
Pucat
Gelembung (-)
Pucat
Gelembung (-)
Pucat
Gelembung (-)
10 Merah muda
(++++)
Gelembung (+)
Merah pucat (+)
Gelembung (-)
Kekuningan
Buih (+++)
Merah pucat
(+++)
Gelembung (-)
11
12 Merah daging
(++)
Air kuning
(++)
Merah daging (+)
Air kuning (++)
Merah daging
(+)
Air kuning
(++++)
Abu-abu pucat
Air Kuning (+)
Haris Dianto Darwindra240210080133
BAB VI
PEMBAHASAN
Kualitas sayur dan buah ditentukan antara lain oleh pigmen. Pigmen
merupakan suatu zat yang dapat menentukan derajat kematangan atau kesegaran,
indikator baik atau tidaknya proses pengolahan, mempengaruhi persepsi terhadap
flavour, dan juga dapat memberikan nilai gizi seperti karotenoida.
Pigmen sayur dan buah dapat mengalami perubahan karena berbagai
perlakuan yang diberikan dalam proses pengolahan suatu bahan pangan atau
penambahan zat kimia lain. Pada praktikum ini dilakukan pengamatan terhadap
perubahan pigmen pada beberapa jenis sayur dan buah sebagai akibat dari
berbagai perlakuan, yakni dengan pemasakan dan dengan perendaman dalam
larutan asam, basa dan garam.
Perubahan yang terjadi pada pigmen yang terkandung di dalam bahan
pangan dan diberikan beberapa perlakuan khusus, dikarenakan sifat pigmen yang
mudah terpengaruh oleh perlakuan tertentu seperti pemberian perlakuan panas dan
penambahan asam, basa, dan logam. Perubahan yang terjadi dapat
menguntungkan dapat pula merugikan.
Dalam praktikum ini membahas mengenai karakteristik dan pengaruh
berbagai perlakuan terhadap pigmen.
5.1 Pengaruh Berbagai Perlakuan terhadap Pigmen Tanaman
A. Pengaruh Cara Pemasakan terhadap Klorofil
Tanaman hortikultura jenis sayuran mempunyai komposisi komponen
penyusun sayuran yang berbeda-beda untuk setiap macam sayuran. Di antara
komponen penyusun sayuran:
1. Mineral dan Vitamin
2. Pigmen yang terdiri dari: klorofil, karotenoid, dan flavonoid
3. Komponen lain seperti: asam-asam organik, enzim-enzim dan senyawa-
senyawa aromatik.
Pada praktikum ini sampel yang digunakan yaitu bayam. Bayam
merupakan sumber magnesium karena termasuk ke dalam sayuran hijau.
Haris Dianto Darwindra240210080133
Warna hijau ini berasal dari klorofil yang merupakan pigmen yang terdapat
dalam kloroplas bersama-sama dengan karoten dan xantofil. Terdapat dua
jenis klorofil yang berhasil diisolasi yaitu klorofil a dan klorofil b dengan
perbandingan 3 : 1. Klorofil a mengandung atom magnesium yang diikat oleh
nitrogen dari dua cincin pirol dengan ikatan kovalen serta oleh dua buah atom
nitrogen dari dua cincin pirol lai melalui ikatan koordinat kovalen (Winarno,
1997).
Praktikum ini dilakukan dengan memanaskan bayam pada 2 panci
dengan perlakuan yang berbeda, yang satu panci dibiarkan terbuka dan yang
satu lagi ditutup. Pertama bayam ditambahkan dengan aquades kemudian
dilakukan pengamatan (warna, pH, dan tekstur). Setelah itu bayam
dipanaskan dengan perlakuan yang berbeda. Panci 1 berisi bayam dan
aquades yang akan dipanaskan dengan panci yang tertutup, sementara panci 2
berisi bayam yang akan dipanaskan dengan panci yang terbuka/tanpa
tutup.proses pemanasan dilakukan sekitar 15 menit. Terakhir diamati kembali
warna, pH, dan tekstur dari bayam tersebut. Dari hasil praktikum didapatkan
bahwa bayam setelah dipanaskan pada panci terbuka warnanya hijau tua
dengan pH 6.7 dan teksturnya lunak, sedangkan untuk bayam yang
dipanaskan dalam panci tertutup warnanya menjadi hijau tua (hijaunya
kurang jika dibandingkan dengan panic terbuka) dengan pHnya 6.3 dan
teksturnya lunak.
Jika dilihat dari hasil pengamatan tersebut, dapat dikatakan pH bayam
setelah dipanaskan meningkat. Dan juga pengaruh warna sebelum dipanaskan
dan setelah dipanaskan adalah warna bayam ternyata lebih hijau setelah
melalui proses pemanasan. Terakhir tekstur dari bayam tersebut seragam
semua hasil pengamatnnya yaitu tekstur kasar sebelum dipanaskan dan
bertekstur lunak setelah dipanaskan. Umumnya klorofil pada sayuran akan
berwarana hijau terang ketika suasana asam dan akan berwarna hijau
kecoklatan bila terdapat dalam suasana asam. Namun dalm percobaan ini pH
bayam bertambah basa. Hal ini karena bayam memiliki sifat felotin dimana
feofitin ini mudah berubah menjadi gas pada suhu tinggi. Jika panci di tutup,
maka feofitin tidak akan menjadi gas dan akan terperangkap dalam bayam
Haris Dianto Darwindra240210080133
atau larutannya sifat dari feofitin adalah basa. Jadi jika bayam dipanaskan
akan menghasilkan feofitin. Pada panci yang terbuka, larutan bayam lebih
basa (pH 6.7) dibandingkan panci yang tidak terbuka (pH 6.3) karena pada
panci yang ditutup, feofitin terperangkap dalam larutannya. Sedangkan pada
panci yang dibuka, sebagian feofitin berubah menjadi gas. Seperti yang telah
dikatakan oleh (Winarno, 1984) perubahan warna ini diakibatkan oleh
substitusi magnesium oleh hidrogen membentuk feofitin (klorofil yang
kehilangan magnesium). Reaksi teresbut berjalan cepat pada larutan yang
bersifat asam. Jika perubahan warna diakibatkan oleh substitusi maka
perubahan pH diakibatkan karena pada saat pemasakan bayam, terbentuk
asam-asam organik yang dapat menurunkan pH. Bila tutup dibuka asam-asam
itu dapat teruapkan keluar dan warna hijau dapat lebih dipertahankan. Berikut
merupakan gambar kerusakan klorofil secara skematik sebagai berikut:
Klorofil - fitol Klorofilid
- fitol
Feofiitin Feoforbid
Untuk perubahan dari tekstur bayam yang keras (daun), menjadi lunak.
Disebabkan karena air masuk kedalam sel jaringan bayam sehingga tekanan
osmosis dalam sel vakuola tanaman dan dengan tekanan proroplasma
melawan dinding sel dan menyebabkannya diikat kencang. Dan bila air di
dalam sel berkurang maka sel akan lunak dan daun menjadi layu. Selain itu
didalam bayam tersusun dari selulosa. Selulosa merupakan polimer dari
glukosa dengan ikatan glikosidik β 1-4. Ikatan glikosidik β 1-4 dapat putus
dengan adanya pemanasan. Saat dipanaskan, sebagian ikatan tersebut putus.
Leh sebab itu, bayam menjadi lebih lunak.
B. Pengaruh Asam, Basa, Logam pada Pigmen dan Sifat Fisik Bahan
Pigmen merupaka zat pemberi warna pada bahan pangan yang mudah
dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu, yaitu pH, suhu, enzim dan lain-lain.
Pada percobaan ini sampel yang digunakan yaitu wortel, nanas, pepaya,
Haris Dianto Darwindra240210080133
Buncis, bawang merah, dan terong kemudian sampel-sampel tersebut
dimasukkan pada larutan-larutan kimia yang berbeda-beda diantaranya yaitu
FeCl3, MgCl2, CaCl2, NaHCO3, As cuka 5%, dan Akuades. Lalu dilakukan
pengamatan sebelum, selama, dan setelah dimasak.
Dari hasil percobaan didapatkan hasil sebagai berikut :
a) Wortel
Wortel mengandung pigmen karotenoid, warna tersebut terjadi karena
adanya ikatan rangkap dua yang terkonjugasi. Hasil yang didapatkan pada
percobaan ini, Pada wortel dengan FeCl3 terjadi perubahan warna awal pada
saat pemanasan dan setelah pemanasan, warna menjadi lebih cerah , karena
pigmen pada wortel mengalami oksidasi. Pada Wortel dengan MgCl2 terjadi
perubahan warna dan perubahan pH ketika dilakukan pemanasan dan setelah
dilakukan pemanasan, pH menjadi naik hal tersebut terjadi karena pengaruh
pemanasan, dan warna menjadi cerah akibat dari pigmen yang telah
teroksidasi. Wortel dengan CaCl2 terjadi penurunan pH dan perubahan warna,
hal tersebut terjadi karena pengaruh pemanasan dan telah teroksidasinya
pigmen. Pada wortel dengan NaHCO3 pH mulai berubah ketika sedang
dilakukan pemanasan dan setelah pemanasan, pH nya meningkat yang
asalnya 5.3 menjadi 7.8, hal tersebut terjadi karena ketika terjadi pemanasan
maka pH akan meningkat, dan teksturnya menjadi semakin lembek, karena
NaHCO3 menyerap sebagian pada wortel.
b) Nenas
Nenas mengandung pigmen karotenoid, dimana karotenoid merupakan
senyawa yang mempunyai rumus kimia sesuai atau mirip dengan karoten.
Sedangkan karoten merupakan hidrokarbon atau turunannya yang terdiri dari
beberapa unit isoprena (suatu diena), sedangkan turunanya yang mengandung
oksigen disebut xantofil. Pada data hasil pengamatan tidak terlalu terlihat
perubahan warna baik sebelum pengamatan, selama, dan sesudah pemanasan.
Perubahan warna yang terjadi dari kuning hingga kuning gelap. Kemudian
tekstur yang asalnya kasar menjadi lunak, hal itu disebabkan karena air dan
Haris Dianto Darwindra240210080133
zat yang ditambahkan masuk/berosmosis ke dalam jaringan nenas sehingga
jaringan nenas menjadi lunak. Sedangkan penurunan pH terjadi pada semua
nenas yang ditambahkan masing-masing perlakuan, yaitu dari pH 3.9 setelah
pemanasan menjadi 3.5. Hal ini karena beberapa larutan tersebut dapat
mempengaruhi pH nenas tersebut ketika dipanaskan sehingga pH-nya
menjadi turun.
c) Papaya
Pepaya termasuk mengandung pigmen karotenoid. Karotenoid
merupakan kelompok pigmen yang berwarna kuning, oranye, merah, merah
oranye, serta larut dalam minyak (lipida). Karotenoid terdapat dalam
kloroplas (0,5%) bersama-sama dengan klorofil (9,3%), terutama pada bagian
atas daun, dekat dengan dinding sel palisade. Karena itu pada dedaunan hijau
selain klorofil terdapat juga karotenoid, dimana karotenoid ini terdapat dalam
buah papaya. Karotenoid yang mengandung gugus hidroksil disebut xabtofil.
Salah satu pigmen yang termasuk xantofil adalah kriptoxantin yang
mempunyai rumus mirip sekali dengan β-karoten. Perbedaannya hanya
bahwa kriptoxantin memiliki gugus hidroksil. Pigmen tersebut merupakan
pigmen utama pada papaya. Selain itu pigmen karoten mudah rusak jika
ditambahkan dengan larutan basa dan dengan proses pemanasan.
Rata-rata pH dari sampel pepaya yang telah dicampur bahan kimia
seperti FeCl3 dan CaCl2, adalah konstan atau naik. Sedangkan untuk pepaya
yang ditambahkan Aquades, MgCl2, NaHCO3, dan Asam Cuka, pHnya
mengalami penurunan karena pada saat pemanasan, bahan kimia tersebut
mempengaruhi suasana pH didalam pepaya tersebut.
d) Buncis
Buncis mengandung pigmen klorofil. Warna sayuran ini adalah hijau
karena pigmen yang terdapat di dalam buncis adalah pigmen klorofil. Tekstur
dari buncis sebelum pemasakan adalah renyah. Setelah dilakukan pemanasan
maka pigmen klorofil terdegradasi menjadi warna hijau pucat, atau hijau
kekuningan. Nilai pH setelah ditambahkan bahan kimia masih dalam suasana
Haris Dianto Darwindra240210080133
asam, baik sesudah maupun sebelum. Hal ini karena asam-asam organik yang
terbentuk pada saat pemanasan dapat teruapkan keluar. Ion Cu dan Fe pada
larutan CuCl2 dan FeCl3 menggantikan Mg sebagai atom logam pusat dari
klorofil sehingga membentuk senyawa kompleks besi dan tembaga yang
stabil.
e) Terong
Pigmen yang terkandung dalam terong adalah antosianin sehingga terong
tampak berwarna ungu. Antosianin dapat lebih stabil dalam perlakuan asam
dibandingkan pada perlakuan netral atau basa. Faktor yang mempengaruhi
stabilitas antosianin adalah pH, temperatur, sinar dan oksigen, serta faktor
lainnya seperti ion logam. Ion logam yang sering ditemukan mengubah warna
ialah Magnesium dan Almunium. Dengan ion logam ini antosianin akan
membentuk senyawa kompleks abu-abu violet. Tekstur terong mengeras pada
semua perlakuan. Semua larutan logam dan larutan asam menurunkan pH
terong ke dalam suasana asam. Namun tidak dengan larutan basa dan
aquades. Terong adalah sayur dengan suasana basa karena antosianin yang
terdapat pada terong berwarna ungu. Antosianin pada pH rendah (asam) akan
berwarna merah dan berwarna ungu atau violet pada pH tinggi (basa)
(Winarno,1997).
Terong mengandung pigmen Antosianin. Antosianin dan antoxantin
tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang pada umumnya larut dalam
air. Flavonoid mengandung 2 cincin benzena yang dihubungkan oleh tiga
atom karbon. Ketiga karbon tersebut dirapatkan oleh sebuah atom oksigen
sehingga terbentuk cincin diantara dua cincicn benzena. Antosianin dalam
tanaman terdapat dalam bentuk glikosida yaitu membentuk ester dengan
monosakarida (glukosa, galaktosa, ramnosa, dan kadang-kadang pentosa).
Sewaktu pemanasan dalam asam mineral pekat, antosianin pecah menjadi
antosianidin dan gula.
Pada data hasil pengamatan, pH pada masing-masing mengalami
penurunan dan tetap dalam suasana asam. Tetapi pada larutan NaHCO3 pH
naik dari 5 hingga pH 6.5 ternyata penambahan NaHCO3 kedalam terong
Haris Dianto Darwindra240210080133
membuat pH terong tinggi melebihi pH terong yang dicampur dengan bahan-
bahan kimia lain. Terdapat sebagian terung yang warnanya putih kecoklatan,
itu disebabkan karena terjadi reaksi oksidasi sehingga warnanya menjadi
kecoklatan. Tekstur semua terong dalam bahan kimia keras.
f) Bawang Merah
Bawang merah mengandung pigmen antosianin. Ketika dilakukan
percobaan pada bawang merah yang ditambahkan bahan kimia, warnanya
menjadi ungu keputihan, hal tersebut dikarenakan sifat antosianin yang akan
berwarna ungu dalam keadaan basa. Nilai pH bawang merah ketika
ditambahkan menurun, kecuali yang ditambahkan dengan aquades dan
NaHCO3 nilai pHnya naik.
5.2 Pengawetan Warna Daging dan Pemeriksaan Kesegaran
Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam memenuhi kebutuhan
gizi. Selain mutu proteinnya tinggi, pada daging terdapat pula kandungan asam
amino esensial yang lengkap dan seimbang. Keunggulan lain, protein daging lebih
mudah dicerna ketimbang yang berasal dari nabati. Bahan pangan ini juga
mengandung beberapa jenis mineral dan vitamin. Berikut akan dibahas mengenai
pengujian pada daging.
A. Perubahan Warna Daging
Mioglobin merupakan pigmen utama yang bertanggung jawab untuk
warna daging. Ada tiga macam mioglobin yang memberikan warna yang
berbeda; pada jaringan otot yang masih hidup, mioglobin dalam bentuk
tereduksi dengan warna merah keunguan, mioglobin ini seimbang dengan
mioglobin yang mengalami kontak dengan oxigen, oximioglobin yang
berwarna merah cerah. Ketika bagian interior daging mengalami kontak
dengan oxygen yang berasal dari udara, oxygen akan bergabung dengan heme
dari mioglobin untuk menghasilkan oximioglobin. Jadi warna daging berubah
dari merah keunguan menjadi merah cerah. Jika oxygen dikeluarkan dari
potongan daging, warna akan berubah kembali menjadi merah keunguan
Haris Dianto Darwindra240210080133
sebab pigmen didesoksigenasi kembali menjadi mioglobin. Dalam praktikum
ini pengujian daging dilakuakn dengan pemanasan dan perubahan warna yang
terjadi setelah dipanaskan, daging berubah menjadi warna coklat muda. Hal
ini karena pada proses pemanasan daging mengakibatkan terbentuknya
sejumlah pigmen, globin di denaturasi sehingga rusaknyan globin pada saat
pemasakan dan metmioglobin ini bereaksi dengan ion-ion nitrit. Selain itu
besi dioksida menjadi besi (III). Warna daging yang berubah menjadi merah
coklat ketika dipanaskan merupakan warna dari mioglobin yang telah
direduksi dan kerusakan globin.
B. Uji Kesegaran Daging
a) Uji Amoniak
Daging terdiri dari protein yang mengandung belerang. Sehingga jika
daging segar maupun daging freezer diuji dengan larutan eber, maka tidak
akan terbentuk asap putih yang menunjukkan adanya amoniak. Hal ini
dikarenakan tekstur daging segar maupun daging freezer masih keras dan
jaringan serat-serat proteinnya masih rapat yang mengakibatkan eber tidak
dapat bereaksi.
Asap putih yang dihasilkan dari reaksi antara amoniak dan eber akan
terbentuk bila daging yang diuji merupakan daging yang sudah tidak segar.
Dalam percobaan tidak terdapat asap pada daging yang ditambahakan larutan
eber, karena pada keadaan ini tekstur daging masih keras dan jaringan serat-
serat protein masih rapat sehingga sampel daging yang diuji masih memiliki
tingkat kesegaran yang tinggi. Karena kerusakan daging diperlambat dengan
penyimpanan daging pada suhu beku.
b) Uji H2S
Pada uji kesegaran H2S, daging di tutup dengan menggunakan kertas
saring. Kertas saring berguan untuk meneteskan Pb-asetat 5% dan untuk
memudahkan dalam mengamati perubahan warna yang terdapat pada kertas
saring. Jiak terdapat noda-noda hitam atau kecoklatan pada kertas saring
tersebut berarti terdapat H2S pada kertas saring tersebut, hal itu menandakan
Haris Dianto Darwindra240210080133
daging tersebut tidak segar lagi. Pada percobaan daging tidak terdapat noda
hitam pada kertas saring. Artinya daging yang kita uji coba masih segar. Pb-
asetat yang ditambahkan dan H2S akan membentuk endapan dengan reaksi :
H2S + (CH3COO)2Pb PbS + 2CH3COOH
Noda-noda yang terdapat dalam kertas saring berwarna hitam tersebut
merupakan endapan PbS.
C. Pengawetan Warna Daging
Pengawetan warna daging dilakukan dengan tujuan untuk
mempertahankan pigmen daging dalam jangka waktu yang lama sehingga
dapat pula mempengaruhi tingkat kesegaran daging itu sendiri. Tingkat
kecerahan warna daging ditentukan oleh tebalnya lapisan oksimioglobin di
permukaan atau daerah oksigen.
Pada percobaan ini dilakukan pengujian keawetan warna daging dengan
perendaman dalam berbagai jenis larutan yaitu Na-nitrat (NaNO3), Na-nitrit
(NaNO2), Vitamin C dan akuades sebagai tambahnnya. Percobaan ini
dilakukan dengan cara memasukkan daging ke dalam 4 tabung reaksi yang
masing-masing telah diisi larutan yang berbeda-beda. Kemudian tambahkan
asam cuka 95% 2-3 tetes, aduk, setelah itu diamkan selama 15 menit dan
amati perubahan warnanya, serelah itu tabung dimasukkan ke beaker glass
yang berisi air dan dididihkan selama 15 menit, lalu amati dan catat
perubahan yang terjadi.
Hasil yang diperoleh dari percobaan setelah 15 menit yaitu pada semua
daging tidak terlalu mengalami perubahan, hanya saja terjadi pemudaran
warna, hal tersebut menunjukkan bahwa daging-daging pada masing-masing
larutan mengandung oksimioglobin. Setelah didihkan baru menghasilkan
hasil yang cukup berbeda pada masing-masing larutan, pemanasan daging
mengakibatkan terbentuknya sejumlah pigmen globin didenaturasi. Pada
daging dengan larutan Na-nitrit warna daging menjadi kekuningan dan ada
lendir hijau, hal tersebut menunjukkan telah terjadi oksidasi mioglobin pada
daging tersebut, dan lendir hijau menunjukkan daging tersebut kelebihan Na-
nitrit, pada pengawetan ini hemoglobin bereaksi dengan nitrit dalam
Haris Dianto Darwindra240210080133
campuran pengawet, kompleks nitrit dan hemoglobin tersebut disebut
nitrosomioglobin, yang berwarna merah dan tidak begitu stabil, pada
pemanasan terbentuk nitrohemokrom yang lebih stabil yaitu pigmen daging
awetan utam, dan bagian molekul terdenaturasi, Reaksi pertama nitrit dengan
mioglobin ialah oksodasi besi (II) menjadi besi (III) san pembentukan
MetMb, pada saat yang sama terbentuk nitrat menurut reaksi berikut :
4MbO2 + 4NO2 + 2H2O → 4 MetMbOH + 4NO3 + O2
Pada daging dengan Na-nitrat warnanya menjadi pucat keabu-abuan, hal
tersebut menunjukkan bahwa daging tersebut mioglobinnya telah teroksidasi.
Daging dengan larutan vitamin C warnanya menjadi merah pucat hal tersebut
menunjukkan bahwa danging tersebut mengandung oksimioglobin. Pada
daging dengan larutan campuran antara ketiga larutan tersebut, warna daging
menjadi kuning dan merah muda hal tersebut terjadi karena daging tersebut
mengandung oksiomioglobin atau juga karena besi yang dapat direduksi
menjadi besi (II) yang akan membentuk hemokrom merah muda.
Haris Dianto Darwindra240210080133
BAB VI
KESIMPULAN
Pigmen merupakan suatu zat yang dapat menentukan derajat kematangan
atau kesegaran, indikator baik atau tidaknya proses pengolahan,
mempengaruhi persepsi terhadap flavour, dan juga dapat memberikan nilai
gizi seperti pigmen karotenoida.
Pemanasan pada sayuran dan buah dapat menyebabkan tekstur menjadi
lebih lunak, karena dinding sel mengalami kerusakan.
Klorofil pada bayam dapat berubah warna menjadi hijau kecoklatan akibat
substitusi magnesium oleh hidrogen membentuk feofitin atau klorofil yang
kehilangan magnesium. Reaksi tersebut dipercepat melalui pemanasan
yang dilakukan pada panci tertutup sehingga asam-asam organik
terperangkap.
Sifat fisik bahan dipengaruhi oleh adanya logam seperti Fe, Cu, dan Zn
yang dapat mempengaruhi perubahan warna/pigmen, dan Ca, Mg yang
dapat mempengaruhi tekstur atau sifat fisik sayuran dan buah-buahan.
Pengaruh logam pada pigmen klorofil, akan terjadi perubahan warna
menjadi hijau tua setelah direndam. Sedangkan pada antosianin pengaruh
logam adalah membuat warna ungu pada bawang berubah menjadi
berwarna dominant putih, namun pH nya tidak berbeda, tetap pada kisaran
yang sama. Pada karoten, penambahan logam warnanya menjadi lebih
cerah.
Zat kimia warna daging adalah pigmen heme atau pigmen mioglobin.
Uji amonaik dan uji H2S bertujuan untuk menentukan kesegaran daging.
Pengawetan warna daging perlu dilakukan karena dapat mempengaruhi
kualitas kesegaran daging. Pengawetan warna daging ini dapat dilakukan
dengan cara penambahan garam nitrit mauoun penyimpanan di dalam
lemari pendingin.
Warna merah daging segar disebabkan oleh adanya oksimioglobin.
Haris Dianto Darwindra240210080133
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H., Wooton, M. 1987. Ilmu Pangan(Penerjemah : Hari Purnomo dan Adiono). Universitas Indonesia Press,Jakarta.
Man, J. M, de. 1976. Kimia Makanan. Edisi Kedua, Penerbit ITB, bandung.
Winarno, F. G. 1987. Kimia pangan dan Gizi. Jakarta, PT. Gramedia PustakaUtama.
Haris Dianto Darwindra240210080133
PERTANYAAN dan JAWABAN
1. Perubahan-perubahan yang terjadi ketika klorofil dimasak?jelaskan?
Klorofil akan berubah menjadi feofitin ketika dilakukan pemasakan. Dalam
daun hijau, klorofil terurai pada saat senesens dan warna hijau cenderung
hilang secara perlahan ketika karotenoid kuning dan merah menggantikannya
selama pemasakan. Selain itu, adanya substitusi Mg oleh hydrogen
membentuk feofitin yang berwarna coklat akibat adanya asam dan panas,
terutama saat pemasakan sayuran bayam dengan menggunakan panci tertutup.
2. Tuliskan reaksi yang terjadi dari pada perubahan earna terang daging menjadi
coklat?
MbO2 Mb Metmb
Oksimioglobin Mioglobin Metmioglobin
Fe2+ (merah) Fe2+ (merah jambu) Fe3+ (merah kecoklatan)