gugatan cerai isteri terhadap suami yang terduga zina

5
5/5/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Gugatan Cerai Isteri Terhadap Suami Yang Terduga Zina http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/05/05/gugatan-cerai-isteri-terhadap-suami-yang-terduga-zina/ 1/5 Gugatan Cerai Isteri Terhadap Suami Yang Terduga Zina May 5th, 2014 by kafi Oleh: Hafidz Abdurrahman Kasus yang menimpa pejabat Kementrian Perhubungan, yang digugat cerai isterinya di Pengadilan Agama (PA) Jagakarsa, karena diketahui melakukan pesta seks dengan sejumlah wanita, namun ditolak oleh PA, telah menarik perhatian publik. Baik karena kasusnya itu sendiri, juga karena negara terbukti gagal menyelesaikan masalah seperti ini. Kasus ini telah diajukan ke PA Jagakarsa. Pihak isteri pejabat tersebut mengajukan gugatan cerai, dengan bukti foto pesta seks, sebagai bukti pendukung atas gugatannya. Namun, sayang gugatan tersebut ditolak PA, karena dianggap foto tersebut bukan barang bukti yang bisa mendukung dakwaan. Gugagatan Cerai Isteri di Pengadilan Agama Islam telah menetapkan, bahwa hak menceraikan isteri memang ada di tangan suami. Dasarnya adalah firman Allah SWT dalam al-Qur’an: ا و ن ﺗ أ و ﺎح ٱﻟﻧ ة د ۦ ﻋ ه د ى ﺑ ذ ٱﻟ ا و و أ ون ن ﯾ أ إ م ﺿ ر ﺎ ﻓ ف ﯾﺿ ر ﱠ ﻓ ن م ﺿ ر د ﱠ ون ﱡوھ ن ﺗ أ ل ن ﻗ ﱠ ﻣن وھ ن ط إ و﴾٢٣٧﴿ ﯾر ون ﺎ ﺗ ﱠ ٱ ن إ م ل ﺿ ٱﻟ ا و ﻧﺳ و ى و ﻠﺗ ب ر أ“Jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan mereka, padahal sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, maka bayarlah seperdua dari mahar yang telah kamu tentukan itu, kecuali jika isteri-isterimu itu mema’afkan atau dima’afkan oleh orang yang memegang ikatan nikah. Dan pema’afan kamu itu lebih dekat kepada takwa. dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha melihat segala apa yang kamu kerjakan.” (Q.s. al-Baqarah [02]: 237) “Orang yang memegang ikatan nikah” di dalam ayat ini adalah suami atau wali. Karena itu, hak menceraikan isteri ada di tangan suami, bukan di tangan isteri. Hanya saja, meski asalnya hak melepaskan ikatan nikah, atau menceraikan isteri itu ada di tangan suami, tetapi isteri juga bisa menceraikan dirinya sendiri, jika diberi hak oleh suaminya. Dalam kondisi seperti ini, maka isteri bisa langsung menggunakan haknya, melepaskan ikatan pernikahannya dari sang

Upload: rizkysamuraiflamenco

Post on 18-Jul-2015

679 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gugatan cerai isteri terhadap suami yang terduga zina

5/5/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Gugatan Cerai Isteri Terhadap Suami Yang Terduga Zina

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/05/05/gugatan-cerai-isteri-terhadap-suami-yang-terduga-zina/ 1/5

Gugatan Cerai Isteri Terhadap Suami Yang Terduga Zina

May 5th, 2014 by kafi

Oleh: Hafidz Abdurrahman

Kasus yang menimpa pejabat Kementrian Perhubungan, yang digugat cerai isterinya di

Pengadilan Agama (PA) Jagakarsa, karena diketahui melakukan pesta seks dengan sejumlah

wanita, namun ditolak oleh PA, telah menarik perhatian publik. Baik karena kasusnya itu

sendiri, juga karena negara terbukti gagal menyelesaikan masalah seperti ini.

Kasus ini telah diajukan ke PA Jagakarsa. Pihak isteri pejabat tersebut mengajukan gugatan

cerai, dengan bukti foto pesta seks, sebagai bukti pendukung atas gugatannya. Namun, sayang

gugatan tersebut ditolak PA, karena dianggap foto tersebut bukan barang bukti yang bisa

mendukung dakwaan.

Gugagatan Cerai Isteri di Pengadilan Agama

Islam telah menetapkan, bahwa hak menceraikan isteri memang ada di tangan suami.

Dasarnya adalah firman Allah SWT dalam al-Qur’an:

وإن طلقتموھن من قبل أن تمسوھن وقد فرضتم لھن فریضة فنصف ما فرضتم إآل أن یعفون أو یعفوا ٱلذى بیدهۦ عقدة ٱلنكاح وأن تعفوا

أقرب للتقوى وال تنسوا ٱلفضل بینكم إن ٱ� بما تعملون بصیر ﴿٢٣٧﴾

“Jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan mereka, padahal

sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, maka bayarlah seperdua dari mahar

yang telah kamu tentukan itu, kecuali jika isteri-isterimu itu mema’afkan atau dima’afkan oleh

orang yang memegang ikatan nikah. Dan pema’afan kamu itu lebih dekat kepada takwa. dan

janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha melihat

segala apa yang kamu kerjakan.” (Q.s. al-Baqarah [02]: 237)

“Orang yang memegang ikatan nikah” di dalam ayat ini adalah suami atau wali. Karena itu, hak

menceraikan isteri ada di tangan suami, bukan di tangan isteri. Hanya saja, meski asalnya hak

melepaskan ikatan nikah, atau menceraikan isteri itu ada di tangan suami, tetapi isteri juga

bisa menceraikan dirinya sendiri, jika diberi hak oleh suaminya. Dalam kondisi seperti ini,

maka isteri bisa langsung menggunakan haknya, melepaskan ikatan pernikahannya dari sang

Page 2: Gugatan cerai isteri terhadap suami yang terduga zina

5/5/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Gugatan Cerai Isteri Terhadap Suami Yang Terduga Zina

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/05/05/gugatan-cerai-isteri-terhadap-suami-yang-terduga-zina/ 2/5

suami.

Selain itu, hak menceraikan isteri ada di tangan suami. Jika suami tidak mau menceraikan

isterinya, namun sebaliknya sang isteri ingin bercerai dari suaminya, maka kasus ini

diserahkan kepada pengadilan. Pengadilanlah yang bisa memaksa suaminya untuk

melepaskan ikatan pernikahan pasangan suami-isteri tersebut. Dalam hal ini ada beberapa

alasan:

1- Jika suaminya mempunyai cacat, seperti mandul, atau impoten, maka dalam kasus ini

pengadilan bisa mengabulkan gugatan sang isteri, setelah suaminya diberi waktu satu tahun

untuk memulihkan cacatnya. Jika dalam waktu tersebut tidak berhasil, maka gugatan sang

isteri, akan dikabulkan. Namun, jika suaminya dikebiri, atau sejenisnya, maka pengadilan tidak

perlu memberi waktu, tetapi gugatan tersebut bisa dikabulkan seketika. Karena, tidak ada

gunanya memberi waktu untuk menunggu, bagi orang yang dikebiri.

2- Jika suaminya menderita penyakit menular, seperti lepra, kusta, HIV-AIDS, sipilis, dan

sejenisnya, maka dalam kasus ini pengadilan bisa mengabulkan gugatan sang isteri.

3- Jika suaminya gila, maka dalam kasus ini pengadilan bisa mengabulkan gugatan sang

isteri, setelah suaminya diberi waktu satu tahun untuk menyembuhkan penyakitnya. Jika dalam

waktu tersebut tidak berhasil, maka gugatan sang isteri, akan dikabulkan.

4- Jika suaminya pergi meninggalkan rumah, baik jauh maupun dekat, lalu tidak jelas

rimbanya, tidak mengirimkan nafkah untuk keluarganya, maka dalam kasus ini pengadilan bisa

mengabulkan gugatan sang isteri, setelah dilakukan upaya sungguh-sungguh untuk

menemukannya, tetapi gagal.

5- Jika suami tidak mau memberikan nafkah kepada isterinya, padahal dia bisa, dan

isterinya pun tidak bisa mendapatkan akses terhadap harta suaminya, maka dalam kasus ini

pengadilan bisa mengabulkan gugatan sang isteri seketika itu juga.

6- Jika antara suami-isteri tersebut terjadi perselisihan, maka gugatan isteri tersebut bisa

dikabulkan oleh pengadilan, setelah masing-masing pihak mengajukan hakam dan berusaha

mendamaikannya, tetapi tetap gagal.[1]

Dalam kasus pasangan suami-isteri di Kementerian Perhubungan tersebut bisa diselesaikan

melalui salah satu dari ketujuh klausul di atas. Karena suaminya tidak ingin melepaskan ikatan

pernikahannya, sementara isterinya ngotot mengajukan gugatan, karena merasa dikhianati,

dan kekhawatiran sang isteri akan kesehatannya yang berpotensi tertular penyakit menular,

maka PA bisa mengambil langkah pada point keenam di atas.

Jika gagal, dan kemungkinan besar gagal, maka PA bisa langsung mengabulkan kasus

Page 3: Gugatan cerai isteri terhadap suami yang terduga zina

5/5/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Gugatan Cerai Isteri Terhadap Suami Yang Terduga Zina

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/05/05/gugatan-cerai-isteri-terhadap-suami-yang-terduga-zina/ 3/5

gugatan tersebut. Tanpa lagi melihat bukti-bukti foto pesta seks dan sebagainya.

Gugatan Zina, Foto dan Li’an

Foto-foto pejabat Kementerian Perhubungan yang sedang pesta seks, memang tidak bisa

digunakan sebagai barang bukti perzinaan. Karena kasus perzinaan itu harus disaksikan oleh

4 saksi, dan keempat-empatnya harus melihat dengan mata kepalanya sendiri. Jika keempat

saksi tersebut tidak ada, maka tuduhan zina tersebut bisa berbalik menjadi qadzaf bagi sang

isteri.[2]

Ini berbeda, jika sang suami yang menuduh isterinya berzina. Jika tuduhan tersebut tidak bisa

dibuktikan, karena tidak adanya 4 saksi, maka sang suami bisa diminta untuk

melakukan li’an di pengadilan. Dengan menyatakan:

أشھد با� أني من الصادقین فیما رمیت بھ زوجتي (فالنة)

“Saya bersaksi dengan Asma Allah, bahwa saya adalah orang yang benar (tidak

berbohong), terhadap apa yang saya tuduhkan kepada isteri saya (Fulanah).”

Dinyatakan sebanyak 4 kali. Kemudian diulang lagi untuk kelima kalinya, dengan ditambah:

وعلي لعنة هللا إن كنت من الكاذبین

“Semoga saya dilaknat oleh Allah, jika saya berbohong.”

Setelah itu, isterinya juga wajib dimintai kesaksian yang sama di pengadilan dengan

menyatakan:

نا أشھد با� أن زوجي من الكاذبین فیما رماني بھ من الز

“Saya bersaksi dengan Asma Allah, bahwa suami saya adalah orang yang bohong (tidak

jujur), terhadap pernizahan yang dia tuduhkan kepada saya.”

Dinyatakan sebanyak 4 kali. Kemudian diulang lagi untuk kelima kalinya, dengan ditambah:

وعلي غضب هللا إن كان من الصادقین

“Semoga saya dimurkai oleh Allah, jika dia benar (jujur).” Dinyatakan sebanyak 4 kali.

Kemudian diulang lagi untuk kelima kalinya, dengan ditambah:

وعلي لعنة هللا إن كنت من الكاذبین

“Semoga saya dilaknat oleh Allah, jika saya berbohong.” [3]

Dalam kasus gugatan isteri sang pejabat dengan foto pesta seks tersebut memang bukan

dimaksud untuk menuduh zina, tetapi foto-foto tersebut diajukan ke PA hanya untuk

Page 4: Gugatan cerai isteri terhadap suami yang terduga zina

5/5/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Gugatan Cerai Isteri Terhadap Suami Yang Terduga Zina

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/05/05/gugatan-cerai-isteri-terhadap-suami-yang-terduga-zina/ 4/5

menguatkan gugatan. Memang benar-benar foto-foto tersebut tidak bisa dijadikan barang bukti

untuk membuktikan perzinahan sang pejabat. Tetapi, tidak berarti gugatan tersebut tidak bisa

diterima, atau tidak bisa dikabulkan oleh pengadilan. Terutama, setelah upaya rekonsiliasi di

antara keduanya menemui jalan buntu.

Kegagalan Negara

Meski foto tidak bisa dijadikan barang bukti, tetapi bukan berarti kasus pernizahan pejabat

tersebut tidak bisa dibuktikan. Karena kasus perzinahan ini bisa dibuktikan, selain dengan

kesaksian, bisa juga melalui pengakuan (iqrâr). Dalam hal ini, jika pelaku mau mengakui

perbuatannya di pengadilan, maka kasus perzinahan ini terbukti. Jika pelaku tidak mau

mengakui perbuatannya, maka pengadilan juga bisa memintanya untuk bersumpah dengan

atas nama Allah, bahwa dia tidak melakukan perzinahan.

Ini sebagaimana kaidah:

البینة على المدعي والیمین على من أنكر

“Bukti itu wajib diberikan oleh orang yang menuduh, sedangkan sumpah wajib dilakukan

oleh orang yang mengingkari (tuduhan) tersebut.”

Bagi isteri yang menuduh suaminya, atau orang lain yang menuduh seseorang berzina,

memang wajib mendatangkan bukti. Dalam hal ini adalah kesaksian 4 saksi. Dalam kasus di

atas jelas, bahwa kesaksian 4 saksi tidak ada. Yang ada hanyalah foto. Maka, pengadilan bisa

mengambil sumpah pelaku yang terdapat di dalam foto tersebut, yang menyatakan

pengingkarannya atas perzinahan yang dialamatkan kepadanya.

Selain itu, kasus ini sebenarnya mudah saja diselesaikan, karena foto-foto tersebut merupakan

dokumentasi seluruh pelaku yang terlibat. Jika mau, maka mereka yang terdapat di dalam foto

tersebut bisa dimintai kesaksian untuk membuktikan terjadi dan tidaknya praktik perzinahan

tersebut. Masalahnya, masalah ini diatur dalam KUHP, dan pasal yang mengatur perzinahan ini

tidak menganggap kriminal pelaku yang melakukan zina dengan suka sama suka.

Jadi, kalau semuanya mengakui, dan kemudian menyatakan suka sama suka, negara pun tidak

bisa menjerat mereka dengan pasal zina. Kalau pun bisa, hukumannya pun bukan dirajam, atau

dicambuk 100 kali. Lalu, bagaimana mungkin kita bisa berharap kepada sistem hukum seperti

ini? Mimpi. Wallahu a’lam.[]

[1] Al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, an-Nidzam al-Ijtima’i fi al-Islam, Dar al-

Ummah, Beirut, Cet. IV, 2003, edisi Muktamadah, hal. 156-159.

[2] Al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, Nasyrah Ajwibah-As’ilah,tanggal 13

Muharram 1395 H.

Page 5: Gugatan cerai isteri terhadap suami yang terduga zina

5/5/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Gugatan Cerai Isteri Terhadap Suami Yang Terduga Zina

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/05/05/gugatan-cerai-isteri-terhadap-suami-yang-terduga-zina/ 5/5

[3] Al-‘Allamah Syaikh Prof. Dr. Rawwas Qal’ah Jie, al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-

Muyassarah, Dar an-Nafais, Beirut, Cet. I, 2000, Juz II, hal. 1681-1682.

Baca juga :

1. Mulur Tiga Jam, Sidang Gugatan Class Action terhadap Densus 88 Ditunda2. Pasca Pemilu, Banyak Caleg Digugat Cerai3. Bela Suami yang Memperjuangkan Khilafah, Ibu Tiga Anak Dipenjara 5 Tahun4. Jatuhkah Talak Saat Suami Berucap,”Pulang Saja Kamu ke Rumah Orang Tuamu”?5. Hukum Rujuk dan Iddah Dalam Kasus Khulu’ (Gugat Cerai)