gs7 tga obi1234
DESCRIPTION
dTRANSCRIPT
Geologi strukturTugas 3
Resume Chapter 7
OBI 1 OBI 2 OBI 3 OBI 4
DAFTAR PUSTAKA
Vand der Pluijm.Ben A. and Marshak.Stephen,2003,
Earth Structure, W.W. Norton & Company, New York, h
641
JOINT AND VEINS
7.1 PEMBUKAAN
Kekar adalah sebuah rekahan
yang alami, tidak terisi, planar
atau curviplanar yang dibentuk
akibat proses regangan.
7.2 MORFOLOGI PERMUKAAN KEKAR
Bentuk struktur plumose
pada skala jarak sangat
tergantung pada ukuran
butir dari kumpulan
batuan pembentuknya.
7.2.1 PLUMOSE STRUCTURE
Batubara merupakan contoh
dari komponen struktur
plumose yang cenderung
lebih kecil dan relatif lebih
kasar batulempung.
Struktur plumose sulit untuk
terlihat pada batuan
berbutir sangat baik seperti
granit.
Struktur plumose dapat terbentuk jika
besarnya tekanan yang melewati ujung
sebuah nilai energi yang tersedia untuk
membuat satu bentukan permukaan dan
jika energi berubah menjadi sangat
besar akan menghasilkan retakan yang
mungkin sebenarnya membagi bentukan
menjadi 2 bentukan permukaan yang
paralel.
7.2.2 PEMBENTUKAN STRUKTUR PLUMOSE
Memiliki bentukan seperti silang siur dan
patahan sebelum terbentuk, di tempat tersebut
mengubahorientasi dari tekanan utama karena
kurangnya permukaan yang kosong.
Hasil dari susunan patahan disebut twist hacke
dan tepi dari bidang patahan dimana wist
hackle berada disebut hackle fringe.
7.2.3 TWIST HACKLE
7.3 JOINT ARRAYS
Kekar teratur ( systematic joints) adalah kekar planar yang tediri
atas dimana semua kekar adalah paralel atau subparael satu
denganlainnya dan mempetahankan benang.Systematic joints
mungkin memotong melewati banyak layer lapisan atau membatasi
pada satu layer.
kekar tidak teratur (nonsystematic joints) mempunyai distribusi
ruang yang luar biasa , tidak paralel disekitar kekar, berbentuk
nonplanar, kekar tak beratur mungkin berhenti pada kekar lainnya.
7.3.1 KEKAR TERATUR DAN KEKAR TIDAK TERATUR
Dilapangan kita akan menemukan kedua
kekar tersebut pada singkapan yang sama.
Joint sets adalah sebuah grup dari satu bidang kekar teratur. Dua
atau lebih set kekar yang menyilang dan sudutnya konstan terdiri
atas joint sistem dan sudutnya diantara set kekar pada joint system
akan membentuk sudut :
Jika 2 set pada sebuah sistem yang saling tegak lurus ( anhedral =
900 disebut dengan ortogonal sistem, dan jika 2 set memotong sudut
anhedral kurang dari 900 disebut sistem conjugate.
7.3.2 Joints Sets dan Joint System
Pada beberapa sistem kekar, 2 kekar
nonparalel muncul silang satu dengan lainnya
tanpa interksi yang jelas dengan kata lain
silang siur, perpotongan tersebut kadang
bernilai +, jika kekarnya ortogonal atau
bernilai x, jika kekarnya tidak ortogonal.
7.3.3 CROSS CUTTING REATIONS PADA KEKAR
7.4 PEMBELAJARAN KEKAR DILAPANGAN
Hal ini merupakan implementasi dari aplikasi hidrologi yang menjelaskan
tentang kedaan tanah dan juga air di permukaan tanah.
Dan ilmu geologi pelajaran tentang tektonik dan geomorfologi yang
menunjukan kenampakan kenampakan bentuk lahan di bumi ini, sangatlah
penting karena kita harus bisa memahami konsep dasarnya, karena dalam
pembelajaran ini kita sudah dalam ilmu aplikasinaya.
Ada 3 basic yang harus dikuasai dalam
pembelajaran ini untuk mencapai pemahamannya
yaitu joint orientasi , spacing orientation , dan
intensitas orientasi. Ada metode yang sangat
penting yaitu metode persediaan
7.4.1 DEALING WITH FIELD DATA ABOUT JOINT
Ilustrasi Kekar Dilapangan
7.5 ASAL DAN INTERPRETASI KEKAR
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN KEKAR :1. JOINT RELATED TO UPLIFT AND UNROOFING
2. FORMATION OF SHEETING JOINT
3. NATURAL HYDRAULIC FRACTURING
4. JOINT RELATED TO REGIONAL DEFORMATION
Tekanan litostatic itu menyebabkan
overlayingpada batuan yang tekena
tekanan.itu karena gradien geothermal.
7.5.2 JOINT RELATED TO UPLIFT AND UNROOFING
7.5.2 FORMATION OF SHEETING JOINT
7.5.3 NATURAL HYDRAULIC FRACTURING
Ini terjadi secara manual karena
adanya bidang – bidang l emah
dengan adanya sebuah tekanan
tekanan dari arah berbeda yang
menyababkan air itu naik ke bidang
rekahan tersebut.
7.5.4 JOINT RELATED TO REGIONAL DEFORMATION
7.5.5 ORTHOGONAL JOINT SISTEM
7.5.6 CONJUGATED JOINT SYSTEM
Di beberapa tempat ditemukan bahwa kumpulan kekar menegaskan
sistem konjugasi dimana garis bagi sudut 2 bidang adalah tegak lurus
terhadap sumbu lipatan. Asal dari beberapa sisa patahan atau retakan
merupakan salah satu aspek terkontrofersi dari interpretasi kekar.
Berdasarkan geometri mereka, asumsi secara kebiasaan bahwa konjugasi
kekar yaitu salah satu shear fracture, terbentuk pada sekitar 30 derajat ke
σ1 atau disebut juga transisi – rentang retakan yang dibentuk pada sudut
kurang dari 30 derajat ke σ1 .
Banyak penelitian sekarang percaya bahwa keduanya dari 2 kumpulan
nonpararel pada sistem konjugasi adalah persilangan strike kekar yang
pada awalnya berbentuk tegak lurus terhadap σ3 .
Prinsip tekanan maksimum menjadi tiap pararel atau tegak
lurus ke permukaan bumi, tergantung pada kedalaman dimana
kekar itu terbentuk.
7.5.7 ARAH KEKAR SEBAGAI LINTASAN PALEOSTRESS
7.6 BATAS PERTUMBUHAN KEKAR
Intensitas tekanan bertambah sepanjang retakan tumbuh dan
sepanjang tekanan bersama sisa pertumbuhan kekar tidak berbubah.,
kekar akan tetap tumbuh.
Kekar akan benar benar berhenti tumbuh ketika mencapai
permukaan bumi. 2 buah kekar akan tumbuh kearah mereka masing
masing., tetapi tidak sebidang , berhenti tumbuh ketika mereka memasuki
batas bayangan tekanannya.
Pada akhirnya, jika pertumbuhan kekar hingga kearah daerah
dengan energi pada ujung celah dapat menghilang dengan hasil plastik,
kekar akan berhenti tumbuh.
7.7 URAT DAN URAT LARIK
Urat adalah retakan yang diisi oleh kristal
mineral yang dengan cepat mengendap atau terbentuk.
Sedangkan kumpulan dari urat disebut denga urak
larik. Kuarsa atau kalsit terbentuk paling umum dari
urat yang terisi, tetapi mineral yang lain juga terjadi
pada urat, termasuk beberapa mineral, zeolit, dan
klorit.
a.Plannar array of veinsb.Stockwork array of veins.
Veins
Planar sistematik arrays menampilkan
mineralisasi pada sistematik kumpulan kekar
yang ada sebelumnya atau mineralisasi selama
formsi di sistematik kekar. Stockwork vein arrays
terbentuk dari batuan yang telah pecah, salah
satunya dengan eksistensi di tempat itu dengan
tekanan sangat tinggi, atau hasil meresap
retakan pada lipatan dan sesar.
En Echelon vein array terbentuk pada
pasangan yang berbeda jalan. Mereka terbentuk
dengan pengisian en echelon kekar di pinggir
kembaran pada suatau kekar yang besar.
7.7.1 FORMASI OF VEINS ARRAY
Pada urat balok , krista pada urat terisi dengan kasar dan
mungkin memperlihatkan rupa kristal. Kejadian pada urat
balok berarti urat yang lubang nya terbuka ketika lapisan
endapan mineral.
pada urat berserat , kristal elatif panjang hingga lebarnya,
jadi rupa urat terbentuk dari merentang dengan
sekumpulan rambut.
Ahli geologi tidak sepenuhnya setuju pada asal dari urat
berserat, tetapi beberapa urat berserat terbentuk dari
‘’Crack-seal process”.
7.7.2 URAT TERISI : BALOK DAN URAT BERSERAT
7.7.3 INTERPRETASI URAT BERSERAT
Syntaxial veins secara khas terbentuk dari batuan dimana
urat terisi oleh komposisi yang sama dengan dinding batuan, contoh urat
kuarsa pada batupasir kuarsa.
Antiaxial veins , tebentuk dari batuan dimana urat terisi
oleh komposisi yang berbedadari dinding batuan, contoh urat kalsit pada
batupasir kuarsa.
Ketika serat tegak lururs terhadap dinding urat, maka urat
semakin terbuka di direksi kasar tegak lurus terhadap dinding nya.
Meskipun urat serat miring ke dinding urat indikasi bahwa urat terbuka
miring dan ada komponen yang salah tempat ketika formasi urat.
Catatan untuk indikasi melihat serabut , urat nya yaitu
antitaksial atau sintaksial.
Kelurusan geologi adalah garis
fitur yang mengenali pada photo udara ,
pembandingan atau perumpamaan satelit,
atau peta topography.
bagaimanapun , belajar tentang
struktural lineaments sering kali
mnyediakan wawasan hingga ke distribusi
regional fitur struktural, deposit bujih,
dan seismik.
7.8 LINEAMENTS (KELURUSAN)
Belajar kekar sangat penting untuk
seorang geologist. Karena pada kekar dapat
di interpretasikan berbagai hal
seperti :Mengetahui permeabilitas batuan,
lokasi sesar, distribusi mineral bijih,
kelurusan geologi dll.
7.9 Penutup