gouth
DESCRIPTION
askep kmbTRANSCRIPT
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM MUSKOLOSKELETAL
GOUT
A. Konsep Dasar Gout
1. Definisi
Gout merupakan penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang ditandai
dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang. Kelainan ini
berkaitan dengan penimbunan kristal urat monohidratmonosodium dan pada
tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan sendi. (Arif Muttaqin,
2008)
Gout adalah kerusakan metabolik yang ditandai dengan peningkatan
konsentrasi serum asam urat dan deposit kristal asam urat dalam cairan sinovial
dan disekitar jaringan sendi. Gout juga dapat didefinisikan sebagai kerusakan
metabolisme purin herediter yang menyebabkan peningkatan asam urat yang
terakumulasi dalam jaringan tubuh dan sendi. (Mark A. GraberM.D, 2006)
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berdasarkan defek
genetik pada metabolisme purin (hiperuresemia). Pada keadaan ini biasa
terjadiover sekresi asam urat atau defekrenal yang mengakibatkan sekresi asam
urat/kombinasi keduanya.
Insiden penyakit gout sebesar 1-2%, terutama terjadi pada usia 30-40 tahun
dan 20 kali lebih sering pada pria daripada wanita. Penyakit ini terutama
menyerang sendi tangan dan bagian metatarsofangeal kaki. Penyakit ini bersifat
multisistemik yang disebabkan oleh hiperurisemia dan penimbunan kristal asam
urat di dalam jaringan. Asam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin.
Masalah akan timbul jika terbentuk kristal-kristal monosodium urat
monohidrat pada sendi-sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal-kristal berbentuk
seperti jarum ini mengakibatkan reaksi peradangan yang jika berlanjut akan
menimbulkan nyeri hebat yang sering menyertai serangan gout. Jika tidak
20
diobati, endapan kristal akan menyebabkan kerusakan yang hebat pada sendi
dan jaringan lunak.
2. Klasifikasi Gout
a. Gout primer . Gout primer dipengaruhi oleh faktor genetik atau herediter,
terdapat produksi atau sekresi asam urat yang berlebihan atau akibat
penurunan ekskresi asam urat dan tidak diketahui penyebabnya. Terutama
mengenai pria usia lanjut, sepertiga penderita menunjukkan peningkatan
produksi asam urat yang disebabkan karena pemecahan purin bertambah.
Sepertiga lagi menunjukkan ekskresi asam urat oleh ginjal berkurang,
sedangkan sisanya menunjukkan gejala campuran, yaitu disamping produksi
asam urat meningkat, ekskresi asam urat juga berkurang. Beberapa faktor
yang menunjang terjadinya gout primer antara lain adalah peminum alkohol
yang berat, obesitas, dan obat-obatan misalnya tiazida.
b. Gout sekunder . Gout sekunder dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu :
Produksi asam urat yang berlebihan, misalnya pada :
1) Kelainan mieloproliferatif (polisitemia, leukemia, mieloma retikularis)
2) Sindrom Lesch-Nyhan yaitu suatu kelainan akibat defisiensi
hipoxantinguaninfosforibosiltransferase yang terjadi pada anak-anak
dan pada sebagian orang dewasa
3) Gangguan penyimpanan glikogen
4) Penatalaksanaan anemia pernisiosa karena maturasi sel megablastik
menstimulasi pengeluaran asam urat
5) Sekresi asam urat yang berkurang, misalnya pada gagal ginjal kronis,
pemakaian obat-obat salsilat, tiazid, beberapa macam diuretik dan
sulfonamid, atau keadaan alkoholik, asidosis laktat,
hiperparatiroidisme, dan pada miksedema.
3. Etiologi
Gout disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin
atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan hyperuricemia.
Hyperuricemia pada penyakit ini disebabkan oleh :
21
1. Pembentukan asam urat yang berlebih.
a. Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
b. Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih
karana penyakit lain, seperti leukemia.
2. Kurang asam urat melalui ginjal.
a. Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distal ginjal
yang sehat. Penyabab tidak diketahui
b. Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya
glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
Tetapi beberapa kasus menunjukkan adanya hubungan dengan defek genetik
dalam metabolisme purin. Inkompletnya metabolisme purin menyebabkan
pembentukan kristal asam urat di dalam tubuh atau menimbulkan over produksi
asam urat. Over produksi asam urat ini dapat juga terjadi secara sekunder akibat
beberapa penyakit antara lain: Sickle cell anemia, kanker maligna, penyakit ginjal.
Penurunan fungsi renal akibat penggunaan obat dalam waktu yang lama
(diuretik) dapat menyebabkan penurunan ekskresi asam urat dari ginjal.
Penyebab Gout dapat terjadi akibat hiperusemia yang di sebabkan oleh diet yang
ketat atau starpasi, asupan makanan kaya purin (terang-terangan/jeron) yang
berlebihan atau kelainan Herediter.
4. Manifestasi Klinis
Gejala awal dari artritis gout adalah panas, kemerahan dan pembengkakan
pada sendi yang tipikal dan tiba-tiba. Persendian yang sering terkena adalah
persendian kecil pada basis dari ibu jari kaki. Beberapa sendi lain yang dapat
terkena ialah pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan, jari tangan, dan siku.
Pada serangan akut penderita gout dapat menimbulkan gejala demam dan nyeri
hebat yang biasanya bertahan berjam-jam sampai seharian, dengan atau tanpa
pengobatan. Seiring berjalannya waktu serangan artritis gout akan timbul lebih
sering dan lebih lama.
Pasien dengan gout meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu ginjal.
Kristal-kristal asam urat dapat membentuk tofi (benjolan keras tidak nyeri
disekitar sendi) di luar persendian. Tofi sering ditemukan di sekitar jari tangan, di
22
ujung siku dan sekitar ibu jari kaki, selain itu dapat ditemukan juga pada daun
telinga, tendon achiles (daerah belakang pergelangan kaki) dan pita suara
(sangat jarang terjadi).
Secara klinis ditandai dengan adanya artritis, tofi dan batu ginjal. Perlu
diketahui bahwa asam urat sendiri tidak akan menyebabkan rasa sakit, rasa sakit
tersebut karena terbentuk dan mengendapnya kristal monosodium urat.
Pengendapannya dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Oleh sebab itu, sering
terbentuk tofi pada daerah-daerah telinga, siku, lutut, dorsum pedis, dekat tendo
Achilles pada metatarsofalangeal digiti 1 dan sebagainya. Pada telinga misalnya
karena permukaannya yang lebar dan tipis serta mudah tertiup angin, kristal-
kristal tersebut mudah mengendap dan menjadi tofi. Demikian pula di dorsum
pedis kalkaneus karena sering tertekan oleh sepatu. Tofi itu sendiri terdiri dari
kristal-kristal urat yang dikelilingi oleh benda-benda asing yang meradang.
Serangan sering kali terjadi pada malam hari. Biasanya sehari sebelumnya pasien
tampak segar bugar tanpa keluhan. Tiba-tiba tengah malam terbangun oleh rasa
sakit yang hebat sekali.
Daerah khas yang sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari sebelah
dalam (podagra). Bagian tersebut tampak membengkak, kemerahan dan nyeri
(nyeri sekali bila sentuh). Rasa nyeri berlangsung beberapa hari sampai satu
minggu, lalu menghilang. Sedangkan tofi tidak sakit, tapi dapat merusak tulang.
Sendi lutut juga merupakan tempat predileksi kedua untuk serangan ini. Tofi
merupakan penimbunan asam urat yang dikelilingi reaksi radang pada sinovia,
tulang rawan, bursa dan jaringan lunak. Sering timbul ditulang rawan telinga
sebagai benjolan keras. Tofi ini merupakan manifestasi lanjut dari gout yang
timbul 5-10 tahun setelah serangan artritis akut pertama.
Pada ginjal akan timbul sebagai berikut:
1. Mikrotrofi dapat terjadi di tubuli ginjal dan menimbulkan nefrosis
2. Nefrolitiasis karena endapan asam urat
3. Pielonefritis kronis
4. Tanda-tanda aterosklerosis dan hipertensi
Tidak jarang ditemukan pasien dengan kadar asam urat tinggi dalam darah
tanpa adanya riwayat gout yang disebut hiperurisemia asimtomatik. Pasien
23
demikian sebaiknya dianjurkan mengurangi kadar asam uratnya karena menjadi
faktor resiko dikemudian hari dan kemungkinan terbentuknya batu urat diginjal.
5. Patofisiologi
24
GenetikSekresi asam urat yang
berkurangProduksi asam urat yang
berlebihan
Gangguan metabolisme purin
Gout
Hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang
Terjadi hialinisasi dan fibrosis pada glomerulus
Erosi tulang rawan, proliferasi sinovia, dan pembentukan panus
Pielonefritis, sklerosis arteriolar, atau nefritis kronis
Degenerasi tulang rawan sendi
Terbentuknya batu asam urat, gagal ginjal kronis, hipertensi dan sklerosis
Terbentuk tofus serta fibrosis dan ankilosis pada tulang
Perubahan bentuk tubuh pada tulang dan sendi
Penimbunan kristal urat monohidratmonosodium
Penimbunan asam urat di korteks dan reaksi inflamasi pada ginjal
Penimbunan kristal pada membran sinovia dan tulang rawan artikular
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Serum asam urat
Umumnya meningkat diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan
hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan
ekskresi.
2. Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama
serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam
batas normal yaitu 5000 – 10.000/mm3.
3. Eusinofil Sedimen Rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate
mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di
persendian.
4. Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi
dan asam urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250-750 mg/24
jam asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka
level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam
mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan serum
asam urat. Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan tisu
toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet purin normal
direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin
pada waktu itu diindikasikan.
5. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau
material aspirasi dari sebuah tophi menggunakan jarum kristal urat yang
tajam, memberikan diagnosis definitif gout.
25
3. Gangguan konsep diri, citra diri
1. Nyeri 2. Hambatan mobilitas fisik
6. Pemeriksaan radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan
tidak terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit
berkembang progresif maka akan terlihat jelas/area terpukul pada tulang
yang berada di bawah sinovial sendi.
7. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Diet rendah purin.
Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging
kambing) serta banyak minum.
2. Tirah baring
Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah serangan
menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
8. Komplikasi
1. Radang sendi akibat asam urat (gouty arthritis)
Komplikasi hiperurisemia yang paling dikenal adalah radang sendi (gout).
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa, sifat kimia asam urat cenderung
berkumpul di cairan sendi ataupun jaringan ikat longgar. Meskipun
hiperurisemia merupakan faktor resiko timbulnya gout, namun hubungan
secara ilmiah antara hiperurisemia dengan serangan gout akut masih belum
jelas. Atritis gout akut dapat terjadi pada keadaan konsentrasi asam urat
serum yang normal. Akan tetapi, banyak pasien dengan hiperurisemia tidak
mengalami serangan atritis gout.
2. Komplikasi Hiperurisemia pada Ginjal
Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal
akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien
dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana pH
urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang asam, kristal asam urat
akan mengendap dan terbentuk batu. Gout dapat merusak ginjal, sehingga
pembuangan asam urat akan bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout
biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat
26
kemoterapi tumor. Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat
pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan ureter dapat
menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari kristal pada
ginjal dapat menyebabkan gangguan ginjal kronik.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Tanyakan keluhan nyeri yang terjadi, biasanya pada ibu jari kaki atau pada sendi-
sendi lain. Bagaimana gejala awalnya dan bagaimana klien menanggulanginya,
adakah riwayat gout dalam keluarga. Obat-obatan yang diperoleh.
Tentukan apakah ada nyeri saat digerakkan, bengkak, dan kemerahan, demam
subfebris, periksa adanya nodul diatas sendi.
Kaji adanya kecemasan dan ketakutan dalam melakukan aktivitas dan masalah-
masalah yang terkait dengan psikososialnya.
Pemeriksaan diagnostik
a. Asam urat meningkat
b. Sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase akut)
c. Pada aspirasi sendi ditemukan asam urat
d. Pemeriksaan urin
e. Rontgen
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan sekunder terhadap
gout.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian.
c. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah.
3. Perencanaan Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan sekunder terhadap
gout
Tujuan: nyeri berkurang atau nyeri terkontrol
27
Intervensi:
a. Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor
yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit yang nonverbal.
Rasional: Membantu dalam mengendalikan kebutuhan manajemen nyeri dan
keefektifan program.
b. Berikan posisi yang nyaman, sendi yang nyeri (kaki) diistirahatkan dan
diberikan bantalan.
Rasional: Istirahat dapat menurunkan metabolisme setempat dan
mengurangi pergerakan pada sendi yang sakit.Bantalan yang empuk/lembut
akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat dan
menempatkan stress pada sendi yang sakit.
c. Berikan kompres hangat atau dingin.
Rasional: Pemberian kompres dapat memberikan efek vasodilatasi dan
keduanya mempunyai efek vasodilatasi dan keduanya mempunyai efek
membantu pengeluaran endortin dan dingin dapat menghambat impuls-
impuls nyeri.
d. Cegah agar tidak terjadi iritasi pada tofi, misal menghindari penggunaan
sepatu yang sempit, terantuk benda yang keras.
Rasional: Bila terjadi iriitasi maka akan semakin nyeri. Bila terjadi luka akibat
tofi yang pecah maka rawatlah sucara steril dan juga perawatan drain yang
dipasang pada luka.
e. Berikan masase lembut.
Rasional: Meningkatkan relaksasi atau mengurangi tegangan otot.
f. Ajarkan klien untuk sering mengubah posisi tidur.
Rasional: Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan
sendi.Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan atau rasa sakit pada sendi.
g. Ajarkan penggunaan tehnik manajemen nyeri/stress, misalnya relaksasi
progresif, sentuhan terapeutik, dan pengendalian nafas.
Rasional: Meningkatkan relaksasi, memberikan kontrol dan mungkin
meningkatkan kemampuan koping.
h. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan colchille, Allopurinol
(Zyloprin)
28
Rasional : menurunkan kristal asam urat yang mempunyai efek samping,
nausea, vomitus, diare, oliguri, hematuri.Allopurinol menghambat asam urat.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian
Tujuan: pasien dapat meningkatkan aktivitas sesuai kemampuan
a. Kaji tingkat inflamasi atau rasa sakit pada sendi.
Rasional: Tingkat aktifitas / latihan tergantung dari perkembangan atau
resolusi dan proses inflamasi.
b. Ajarkan pada klien untuk latihan ROM pada sendi yang terkena gout jika
memungkinkan.
Rasional: Meningkatkan atau mempertahankan fungsi sendi, kekuatan otot
dan stamina umum. Latihan yang tidak adekuat dapat menimbulkan
kakakuan sendi dan aktifitas yang berlebihan dapat merusak sendi.
c. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktifitas
untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam
hari yang tidak terganggu.
Rasional: Istirahat yang sistemik selama eksaserbasi akut dan seluruh fase
penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan, mempertahankan
kekuatan.
d. Lakukan ambulasi dengan bantuan misal dengan menggunakan tongkat dan
berikan lingkungan yang aman misalnya menggunakan pegangan tangga pada
bak atau pancuran dan toilet.
Rasional: Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh.
e. Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis vokasional.
Rasional: Berguna dalam memformulasikan program latihan/aktifitas yang
berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam mengidentifikasi
mobilisasi.
3. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah
Tujuan: Pasien dan keluarga dapat memahami penggunaan obat dan
perawatan dirumah.
Intervensi :
29
a. Kaji kemampuan pasien dalam mengungkapkan instruksi yang diberikan oleh
dokter atau perawat.
Rasional : mengetahui respon dan kemampuan kognnitif klien dalam menerima
informasi.
b. Berikan Jadwal obat yang harus di gunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan
dan efek samping
Rasional: Penjelasan ini dapat meningkatkan koordinasi dan kesadaran pasien
terhadap pengobatan yang teratur.
c. Bantu pasien dalam merencanakan program latihan dan istirahat yang teratur.
Rasional: Memberikan struktur dan mengurangi kecemasan pada waktu
menangani proses penyakit yang kronis kompleks.
d. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmako terapeutik.
Rasional: Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan
dosis.
e. Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan.
Rasional : Mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan
individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktifitas yang dibutuhkan
atau diinginkan.
f. Jelaskan pada pasien tentang asal mula penyakit
Rasional: Memberikan pengetahuan pasien sehingga pasien dapat menghindari
terjadinya serangan berulang.
g. Kolaborasi dengan sumber- sumber komunitas arthritis.
Rasional: Bantuan dan dukungan dari orang lain untuk meningkatkan
pemulihan maksimal.
30