goresan dan kumpulan tulisan

Upload: irfan

Post on 10-Mar-2016

238 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

agama

TRANSCRIPT

Goresan dan kumpulan tulisan

Goresan dan kumpulan tulisan

Oleh : Badaruzaman

KH. Abdullah Syafiie, yang kini memasuki usia 70 tahun, waktunya dihabiskan untuk kegiatan dakwah Islamiyah. Ia mengajak orang-orang untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam secara sungguh-sungguh dan sempurna. Dengan dibangunnya pondok pesantren dan kegiatan Umat Islam lainnya bersama-sama dengan kaum muslimin di Indonesia maupun dibeberapa negara tetangga seruannya itu cukup nyata. Diantaranya dengan berkembangnya perguruan As-Syafiiyah.

Osman Raliby yang kini menjadi Rektor Universitas Islam As-Syafiiyah, merasa kagum betul kepada beliau, ia adalah seorang ulama yang tidak mudah dibeli imannya juga dalam aqidah tidak ada kata kompromi.

Menurut KH. Hasan Basri, sebagai seorang ulama wajib menyatakan kebenaran. Akan tetapi bagaimana cara menyampaikan kebenaran ini yang sering dipertanyakan orang, dan Prof. DR. Hamka mengakui kelebihan dari Pak Kyai ketika Ia berbicara maka ia akan bicarakan agama, supaya selalu ingat akan hari akhir kiamat. Seorang Ulama pantang bergantung keatas tapi berurat berakar kebawah, kta Mohammad Roem SH.

Brigjen (pur) Pol. Sutjipto Judodiharjo mulikiskan bahwa Pak Kyai ketika itu dikenal sebagai ulama Tradisional. Disuatu kesempatan Pak Kyai mengundangnya untuk datang kerumah, Pak Tjip kaget ternyata tamu-tamu yang datang bukan hanya dari ulama-ulama Disana ada Pak Natsir, Pak Roem, dan lain-lainnya.

Letjet H. Ali Sadikin juga melukiskan bahwa sebagai seorang ulama Pak Abdullah Syafiie mempunyai pandangan yang tidak bersedia dipengaruhi oleh siapapun, walaupun beliau mempunyai status resmi sebagai Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia Pusat (periode 1980-1985 sebagai penasehat) maupun sebagai Ketua Majelis Ulama Jakarta Raya

Suatu saat Ia datang kerumah Adam Malik yang baru saja diangkat menjadi Wakil Presiden. Pak Kyai nyelonong saja masuk kedalam rumahnya. Ia ditegur oleh petugas. Tapi Ia tidak mau, soalnya ia sudah sangat akrab dengan Adam Malik, maka rterjadilah keributan, seketika itu Adam Malik yang baru pulang dari bermain golf Muncul dan langsung menyapa dan merangkul Pak Kyai.

KH. Abdussalam Djaelani mencontohkan tentang pandangan KH. Abdullah Syafiie. Beliau sangat fanatik sekali dalam soal ibadah seperti Shalat, Zakaat, Puasa, dan Lain-lain, Toleransinya juga sangat besar. Beliau tidak akan bergeser haluannya kepada ahli sunnah wal jamaah, tanpa harus mengurangi pendapat dari orang lain sekalipun dari golongan Syiah.

Begitu cara perjuangan Pak Kyai dan itulah yang menjadikan Pak Kyai besar berdasarkan Qur-an dan Hadits betul-betul demikian. Tidak pernah cela sana sini bukti ini dapat dilihat dari luasnya pergaulan Pak Kyai.

Ketika tahun 1973 beliau bersama-sama ulama lainnya mendirikan Majelis Muzakarah Ulama. Sebelum mendirikan mendirikan Majelis tersebut, Pak Kyai terlebih dahulu berdiskusi dengan K.H. Abdussalam Djaelani, juga Abdullah Musa di Tegal Parang, mereka pun setuju. Mulailah bergerak dengan mengundang seluruh Ulama yang ada di Jakarta. Pertemuan Majelis Muzakarah Ulama itu pertama kali di selenggarahkan di rumah Kyai Abdullah Musa, Kedua di Atthariyah dan ketiganya di rumah K.H. Abdussalam Djaelani.

Seperti yang diungkapkan oleh Mohammad Roem, Bangsa Indonesia sebenarnya menganut faham ahlu sunnah, dan mazhab adalah Imam Syafiie. Tetapi demikian Umat Islam di Indonesia itu merupakan Umat Islam yang homogen dan yang kompak. Perbedaan-perbedaan itu sedikit sekali, malah pernah dulu di ributkan masalah Khilafiyah. Tapi kini Umat Islam sadar masalh khillafiyah tidak perlu di pertentangkan, meskipun masalah khilafiyah itu tidk menyebabkan seseorang itu keluar dari Islam.

Dan ditengah-tengah semangat orang mengisi abad 15 Hijriyah ini memang tidak sepantasnya lagi membicarakan khilafiyah yang hanya mengakibatkan pertentangan di dalam tubuh Umat Islam sendiri. Pandangan orang Islam di dunia kini sedang diarahkan ke Indonesia. Pandangan itu kian hari kian tajam dan dengan semakin tajamnya itu tidak lantas kita diam. Malah sebaliknya semakin tumbuh, semakin menghargai kepada Islam, semakin menjunjung agama Islam. Maka pantaslah bangsa Indonesia ini akan menjadi bangsa yang bukan saja besar jumlahnya dibandingkan dengan negara-negara di Timur-Tengah.

PROFIL ULAMA DI JAKARTA

Banyak orang mengakui perkembangan Islam di Jakarta cukup maju, bila dibandngkan dengan daerah-daerah lainnya. Berdasarkan sensus tempat- tempat ibadah Islam di Jakarta 50% diantaranya dibangun setelah tahun 1966, atau sebesar hampir 500 bangunan masjid, dan hampir 1000 mushollah yang dibangun dalam periode 1967 s/d 1978.

Bersamaan dengan ramainya tempat-tempat ibadah, ramai pula pengajian-pengajian yang biasanya diselenggarakan mengiringi kegiatan shalat wajib, atau diwaktu-waktu lainnya. Dan pengajian-pengajian itu adakalanya diselengagarakan secara berkala dengan diorganisir secara rapih dan tetapi ada juga secara acak-acakan. Kelompok pengajian itu atau lebih dikenal dengan sebutan Majelis-majelis Taklim jumlahnya cukup banyak.

Masyarakat Betawi, demikian dilukiskan KH. Abdussalam Djaelani adalah masyarakat cukup fanatik pada agama Islam. Terlebih lagi masyarakat Betawi di Wilayah Jakarta Selatan. Kedua masyarakat Betawi sangat memandang tinggi kepada para Ulama dan Habib. Sangat tingginya penghormatan itu sampai-sampai orang Betawi bila bertemu dengan Ulama atau Habib akan mencium tangannya dalam berjabat tangan.

KH. Hasan Basri lebih lanjut mengungkapkan bahwa bentuk Majelis Majelis Taklim untuk kota Metropolitan Jakarta sangat cocok sekali. Bagi orang yang tidak sempat belajar, ia akan mendapat bahan-bahan dari sana. Bagi para pegawai yang sibukpun bisa memperolah pelajaran tafsir, hadits, fiqih, dan sebagainya. Walhasil saya melihat majelis takllim lenih praktis dan efisien.

Dalam pengertian ulama terselip hubungan batin yang erat antara yang bersangkutan dengan jamaah. Dan seorang ulama bisa disebut sebagai pemimpin informal (Informal Leader).

Dalam Al-Quran ada suatu istilah untuk melukiskan sifat ulama yang demikian itu, yaitu : Taifatun Litafaqohufiddien Waliyunndzirahu Kaumahum...

Yaitu korps ditengah-tengah umat yang banyak memperdalam ilmu agama dan mencernakan ilmu tersebut untukl memberi peringatan dan bimbingan kepada umat yang banyak bila umat tersebut memulangkan segala persoalan.

KH. ABDULLAH SYAFIIE

DAN KIPRAH PENGABDIANNYA

Tiga Bidang Kegiatan Perguruan As-Syafiiyah

1. Bidang Pendidikan

2. Bidang Dakwah

3. Bidang Sosial

Berbagai kegiatan KH. Abdullah Syafiie dan Perguruan As-Syafiiyah dalam berbagai bidang pendidikan, dakwah, dan sosial yang tidak terlepas dari sorotan pers dan tulisan-tulisan yang berserak pada berbagai media. Gambaran yang kami cuplik ini sebagai potret banyaknya aktivitas KH. Abdullah Syafiie bersama putra-putrinya dalam gerakan aktivitas pendidikan, dakwah, sosial dan pemberdayaan umat. Tidak terlepas KH. Abdullah Syafiie dengan kegiatan-kegiatan Nasional, Internasional dan berteman, berdialog dengan banyak tokoh dari berbagai negara dan tempat-tempat yang dikunjungi dan dilaksanakan diberbagai acara.Membuka kota pelajar

Jatiwaringin

Di Jakarta yang berbatasan dengan Jawa Barat ada suatu kampung yang disebut sebagai Kota Pelajar untuk laki-laki dan wanita kampung itu bernama Jatiwaringin. Kota Pelajar ini merupakan satelit dari Perguruan As-Syafiiyah, yang telah didirikan oleh KH. Abdullah Syafiie selaku pemimpin, dan juga pembantunya H. Tutty Alawiyah AS selaku putrinya sendiri.

Kota Pelajar Jatiwaringin memiliki luas 8 h.a 4 h.a untuk asrama dan sekolah laki-laki serta 4 h.a lagi untuk asrama dan sekolah untuk wanita dan juga ditambah lagi 2 h.1 luas untuk asrama anak-anak Yatim-piatu.

Dalam membangun Kota Pelajar Jatiwaringin ini memang sungguh pekerjaan yang sangat berat, Ulama harus dituntut kesabarannya, bekerja keras, tekun berusaha dan juga berdoa. Berdoa ini bukanlah hanya disaat dalam menjalankan shalat tetapi disetiap waktu, baik saat akan memulai bekerja, maupun setelah bekerja. Itulah muslim yang sebenar-benarnya dalam mengisi waktu dengan amal-amal shaleh. Islam membentuk kehidupan dunia dan akhirat sekaligus.

Dalam pembangunan Kota Pelajar Jatiwaringin diperkirakan telah memakan biaya hampir 1 milyar rupiah yang dikerjakan sendiri. Biaya itu didapat serta merta dari sumbangan segala pihak dari orang miskin sampai orang kaya, juga diperoleh dari pemerintah DKI Jaya.

Yang terpenting dalam pembangunan Kota Pelajar Jatiwaringin itu, ialah masjidnya, yaitu Masjid Al-Maratus Sholehah. Tepat pada hari minggu 3 April 1977 Masjid itu dibuka dengan resmi oleh KH. Abdullah Syafiie yang disaksikan oleh putera-puterinya sendiri serta beratus-ratus orang yang hadir.

KH. Abdullah Syafiie mengakhiri peresmiannya dengan sebuah doa Ya Allah, aku serahkan kepada_mu bangunan ini, terimalah dari padaku. Aku serahkan penjagaannya kepada-Mu, dan pemeliharaannya kepada anakku; tutty Alawiyah. Selama Engkau masih mengkaruniakan hidup bagiku, mudah-mudahan Engkau memberikan rezeki kepadaku, sehingga dapat aku menyelesaikan bangunan yang belum selesai ini. Perjuanganku, hidup dan matiku hanya karena dan untuk Engkau. Maha Suci Engkau berkuasa atas segala sesuatu.Wasiat: Perhatikan! perjuangan ini sangat berat tetapi merupakan kewajiban. Karenanya, berjuanglah semasa hidup, berjuang menegakkan agama Allah. Anakku Tutty Alawiyah ! perjuangan ini sangat berat, lanjutkan!

Disusun oleh :

Nama : irfan susanto

Nim : 1420130004

Fakultas : sains dan tekhnology

Jurusan : teknik mesin

Jakarta, 12 februari 2015

Universitas islam assyafiiyah