gea

8
LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN GEA (GASTROENTRITIS AKUT) Untuk dijadikan bahan tugas CLINICAL STUDY II Depertemen Pediatik di Ruang Nusa Indah RS. Soepraoen Disusun Oleh: KELOMPOK 3B AGUNG WIYATNO 0910720018 ASRI PUJI 0910720024 ANITA WULAN 0910720002 AHMI CHOIRIA 0910720020 JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

Upload: ehrria-winastyo

Post on 02-Jan-2016

24 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Gastroenteritis

TRANSCRIPT

Page 1: Gea

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN

GEA (GASTROENTRITIS AKUT)

Untuk dijadikan bahan tugas CLINICAL STUDY II

Depertemen Pediatik di Ruang Nusa Indah RS. Soepraoen

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3B

AGUNG WIYATNO 0910720018 ASRI PUJI 0910720024 ANITA WULAN 0910720002 AHMI CHOIRIA 0910720020

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2012

Page 2: Gea

GASTROENTRITIS AKUT

A.    Pengertian

Beberapa pengertian gastroenteritis:

1. Gastroenteritis adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau

setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari

keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).

2. Menurut WHO (1980) gastroenteritis adalah buang air besar encer atau cair lebih

dari tiga kali sehari.

3. Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi

dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau

atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).

B.     Penyebab

1.      Faktor infeksi

a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama

gastroenteritis, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella,

Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus,

Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan

jamur (C. albicans)

b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat

menimbulkan gastroenteritis seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,

ensefalitis dan sebagainya.

2.      Faktor Malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan

sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi

laktosa merupakan penyebab gastroenteritis yang terpenting pada bayi dan anak. Di

samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.

3.      Faktor Makanan:

Gastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun

dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.

4.      Faktor Psikologis

Gastroenteritis dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

C.    Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya gastroenteritis ialah:

1.      Gangguan osmotic

Page 3: Gea

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan

tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan

elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang

usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul gastroenteritis.

2.      Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul

gastroenteritis kerena peningkatan isi lumen usus.

3.      Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan sehingga timbul gastroenteritis. Sebaliknya bila peristaltik usus

menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul

gastroenteritis pula.

D.    Tanda dan Gejala

a.       Diare.

b.      Muntah.

c.       Demam.

d.      Nyeri abdomen

e.       Membran mukosa mulut dan bibir kering

f.       Fontanel cekung

g.      Kehilangan berat badan

h.      Tidak nafsu makan

i.        Badan terasa lemah

E.     Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan labolatorium

a. Pemeriksaan tinja

b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam dasar astrup bila

menentukan PH, keseimbangan, analisa gas darah /astrup, bila memungkinkan

c. Pemeriksaan kadar umum untuk mengetahui fungsi ginjal

2. Pemeriksaan elektrolit

Untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif, terutama

dilakukan pada pasien gastroenteritis kronik

F.     Penatalaksanaan

Prinsip Penatalaksanaan

Page 4: Gea

Penatalaksanaan gastroenteritis akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri atas:

1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.

2. Tata kerja terarah untuk mengidentifkasi penyebab infeksi.

3. Memberikan terapi simtomatik.

4. Memberikan terapi definitif.

Berikut penjelasan dari penatalaksanaan gastroenteritis akut karena infeksi:

1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.

Ada4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan

akurat, yaitu:

a. Jenis cairan yang hendak digunakan.

Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia

cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah bila dibandingkan

dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik

(0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap

satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan gastroenteritis akut awal yang ringan dapat

diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.

b. Jumlah cairan yang hendak diberikan.

Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai

dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Jumlah kehilangan cairan dari badan

dapat dihitung dengan cara/rumus:

- Mengukur BJ Plasma

Kebutuhan cairan dihitung dengan rumus:

BJ Plasma – 1,025

———————- x BB x 4 ml

0,001

- Metode Pierce

Berdasarkan keadaan klinis, yakni:

* gastroenteritis ringan, kebutuhan cairan = 5% x kg BB

* gastroenteritis sedang, kebutuhan cairan = 8% x kg BB

* gastroenteritis ringan, kebutuhan cairan = 10% x kg BB

- Metode Daldiyono

Berdasarkan skoring keadaan klinis sebagai berikut:

* Rasa haus/muntah = 1

* BP sistolik 60-90 mmHg = 1

* BP sistolik <60 mmHg = 2

Page 5: Gea

* Frekuensi nadi >120 x/mnt = 1

* Kesadaran apatis = 1

* Kesadaran somnolen, sopor atau koma = 2

* Frekuensi napas >30 x/mnt = 1

* Facies cholerica = 2

* Vox cholerica = 2

* Turgor kulit menurun = 1

* Washer women’s hand = 1

* Ekstremitas dingin = 1

* Sianosis = 2

* Usia 50-60 tahun = 1

* Usia >60 tahun = 2

Kebutuhan cairan =

Skor

——– x 10% x kgBB x 1 ltr

c. Jalan masuk atau cara pemberian cairan

Rute pemberian cairan pada orang dewasa meliputi oral dan intravena.

Larutan orali dengan komposisi berkisar 29 g glukosa, 3,5 g NaCl, 2,5 g NaBik dan

1,5 g KCl stiap liternya diberikan per oral pada gastroenteritis ringan sebagai upaya

pertama dan juga setelah rehidrasi inisial untuk mempertahankan hidrasi.

d. Jadual pemberian cairan

Jadual rehidrasi inisial yang dihitung berdasarkan BJ plasma atau sistem skor

diberikan dalam waktu 2 jam dengan tujuan untuk mencapai rehidrasi optimal

secepat mungkin. Jadual pemberian cairan tahap kedua yakni untuk jam ke-3

didasarkan pada kehilangan cairan selama 2 jam fase inisial sebelumnya. Dengan

demikian, rehidrasi diharapkan lengkap pada akhir jam ke-3.

Page 6: Gea

DAFTAR PUSTAKA

Caine, Randy Marion, 1987, Nursing Care Planning Guides For Adult, USABaltimore:

William & Wilkins.

Junadi, Purnawan, 1982, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Price, Sylvia Anderson, 1985, Pathofisiologi Konsep klinik Proses-Proses Penyakit, Jakarta:

EGC.

Soeparman, 1990, Ilmu Penyakit Dalam Jilid II,Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran

UniversitasIndonesia

Page 7: Gea

DIAGNOSA YANG MUNCUL

1. Kekurangan Volume Cairan b.d

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

3. Keletihan b.d