fisiologi saraf (dr.imran, sps).ppt
TRANSCRIPT
LOGO
SarafSarafDr. Imran, SpS, M.Kes
dr. Imran, SpS, M.Kes 2
SarafSaraf
Susunan Saraf Pusat (SSP) manusia mengandung + 100 miliar neuron
Neuron Unit terkecil sistem saraf Neuron menghantarkan impuls listrik
Sel Neuron
dr. Imran, SpS, M.Kes 3
Morfologi Sel NeuronMorfologi Sel Neuron
Badan Sel (Korpus) Badan Nissl Nukleus
Dendrit Tonjolan dendrit Menerima rangsangan
Akson segmen awal akson (Akson Hilok) membentuk serat yang panjang berfungsi menghantarkan impuls saraf bermielin / tidak bermielin terdapat Nodus Renvier Ujung akson terminal button (telodendria
akson) menyimpan transmitter sinaps Ujung akson membentuk Sinaptic knob
(tonjolan sinaps)
dr. Imran, SpS, M.Kes 4
Morfologi Sel NeuronMorfologi Sel Neuron
dr. Imran, SpS, M.Kes 5
Morfologi Sel NeuronMorfologi Sel Neuron
dr. Imran, SpS, M.Kes 6
Ukuran SarafUkuran Saraf
dr. Imran, SpS, M.Kes 7
Sintesis Protein & Transport AksoplasmikSintesis Protein & Transport Aksoplasmik
Sel saraf merupakan sel sekretorik Zona sekretoriknya berada di ujung akson Semua protein penting yang disintesis di badan sel ditransport ke
ujung saraf (tonjolan sinaps) melalui proses aliran aksoplasmik Transport anterograd berlangsung sepanjang mikrotubulus
(transport cepat 400 mm/hr, lambat 0.5-10 mm/hr) Transport retrograd transport ke arah berlawanan (kecepatan
200 mm/hr) Badan sel mempertahankan integritas fungsional dan anatomik Bila akson terpotong maka bagian distalnya akan berdegenerasi
disebut : Degenerasi Wallerian
dr. Imran, SpS, M.Kes 8
Fenomena Listrik SarafFenomena Listrik Saraf
Jaringan saraf merupakan konduktor pasif Kecepatan hantar saraf diukur dalam mdet (milidetik) Perubahan potensial listrik diukur dalam mV (milivolt) Alat ukur listrik saraf osiloskop sinar katoda (OSK)
Istilah dalam pembahasan listrik saraf Potensial membran istirahat Masa laten Potensial aksi Polarisasi, depolarisasi, repolarisasi, hiperpolarisasi Hukum tuntas atau gagal (all or none) Masa refrakter Potensial elektrotonik respon setempat & ambang letup Hantaran melompat (Saltatory conduction) Potensial aksi bifasik
dr. Imran, SpS, M.Kes 9
Osiloskop Sinar KatodaOsiloskop Sinar Katoda
dr. Imran, SpS, M.Kes 10
Dasar Ionik Potensial pada Sel SarafDasar Ionik Potensial pada Sel Saraf
Dalam keadaan istirahat (Potensial membran istirahat, Polarisasi): Ion Na+ dipompa keluar sel oleh
pompa Na+ dan Ion K+ dipompa ke dalam sel oleh pompa K+
Ion Cl- relatif permeabel Anion banyak terdapat di dalam sel
(tidak bisa berdifusi) Di dalam sel Elektronegatif Di luar sel Elektropositif
dr. Imran, SpS, M.Kes 11
Dasar Ionik Potensial pada Sel SarafDasar Ionik Potensial pada Sel Saraf
Bila ada rangsangan (Potensial aksi, Depolarisasi): Gerbang ion Na+ terbuka (aktifasi) sehingga
ion Na+ bergerak masuk ke dalam sel, dan K+ keluar sel
Di dalam sel Elektropositif Di luar sel Elektronegatif Bila potensial melampaui 7 mV, gerbang Na+
terbuka luas sehingga ion Na+ menyerbu masuk ke dalam sel dan lebih cepat bila telah tercapai titik letup (firing level).
Setelah penambahan voltase intrasel mencapai +60 mV gerbang Na+ akan menutup (inaktifasi)
Ion Na+ dipompa kembali keluar sel Peristiwa ini terjadi hanya dalam beberapa mdt
dr. Imran, SpS, M.Kes 12
Dasar Ionik Potensial pada Sel SarafDasar Ionik Potensial pada Sel Saraf
Kembali ke keadaan istirahat (Potensial membran istirahat, Polarisasi: Ion Na+ dipompa kembali keluar sel
dan ion Ion K+ dipompa kembali ke dalam sel
dr. Imran, SpS, M.Kes 13
Polarisasi, Depolarisasi dan Repolarisasi Polarisasi, Depolarisasi dan Repolarisasi
+ + + + + + + + + + + + + + +
- - - - - - - - - - - - - - -
+ + + + + + + + + + + + + + +
- - - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - -
+ + + + + + + + + + + + + + +
- - - - - - - - - - - - - - -
+ + + + + + + + + + + + + + +
- - - - - - - - - - - - - - -
+ + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + +
- - - - - - - - - - - - - - -
Inside
Outside
Outside
Inside
Inside
Outside
Polarisasi
Repolarisasi
Depolarisasi
dr. Imran, SpS, M.Kes 14
Saluran Ion Pada Membran Sel SarafSaluran Ion Pada Membran Sel Saraf
dr. Imran, SpS, M.Kes 15
Potensial Membran Istirahat Potensial Membran Istirahat
Di dalam sel saraf lebih elektronegatif
Di dalam sel saraf lebih elektropositif
Beda potensial kira-kira -70mV
dr. Imran, SpS, M.Kes 16
Potensial aksiPotensial aksi
Bila akson dirangsang dan terjadi rambatan impuls berupa serangkaian perubahan potensial yang khas dikenal sebagai Potensial Aksi.
Saat rangsangan diberikan terjadi penyimpangan (defleksi) yang singkat dan tidak teratur Artefak rangsang, yang disusul oleh suatu interval isopotensial (Masa laten)
dr. Imran, SpS, M.Kes 17
Potensial aksiPotensial aksi
dr. Imran, SpS, M.Kes 18
Potensial aksiPotensial aksi
Manifestasi awal terjadinya potensial aksi adalah timbul depolarisasi membran.
Setelah depolarisasi mencapai 15 mV, depolarisasi akan berlangsung cepat disebut Ambang Letup (Firing Level).
Ketika potensial mencapai +35 mV, potensial akan berbalik dengan cepat (spike potential) ke potensial mem-bran istirahat disebut repolarisasi.
Ketika repolarisasi mencapai 70% terjadi perlambatan disebut depolarisasi ikutan
Kemudian potensial melampaui potensial membran istirahat membentuk hiperpolarisasi ikutan.
dr. Imran, SpS, M.Kes 19
Hukum Tuntas atau Gagal (All or None)Hukum Tuntas atau Gagal (All or None)
Bila rangsangan mencapai batas ambang akan terjadi Potensial Aksi.
Hubungan antara kekuatan perangsangan dengan lama perangsangan membentuk kurva kekuatan-waktu.
Depolarisasi yang lambat dan gagal membangkitkan potensial aksi menyebabkan saraf beradaptasi terhadap rangsangan yang diberikan disebut Akomodasi.
Perangsangan di bawah batas ambang membentuk Potensial Elektrotonik (respon setempat)
Katelektronik (potensial yang terbentuk di katoda)
Anelektronik (potensial yang terbentuk di anoda)
dr. Imran, SpS, M.Kes 20
Berbagai Perubahan Kepekaan pada saat Potensial Elektronik & Potensial AksiBerbagai Perubahan Kepekaan pada saat Potensial Elektronik & Potensial Aksi
Efek hiperpolarisasi akibat respons anelektronik meningkatkan ambang (saraf kurang peka)
Efek depolarisasi akibat potensial katelektronik menurunkan ambang (saraf peka)
Selama terjadi respon lokal ambang rangsang menurun.
Selama depolarisasi dan repolarisasi neuron berada dalam keadaan refrakter (tidak mudah dirangsang) Masa Refrakter
a. Masa Refrakter Absolut b. Masa Refrakter Relatif
dr. Imran, SpS, M.Kes 21
Hantaran Orthodromik dan AntidromikHantaran Orthodromik dan Antidromik
Akson dapat menghantarkan impuls 2 arah Bila potensial aksi tercetus di tengah serabut
saraf (akson) impuls berjalan 2 arah: Hantaran menuju ujung sinaps atau ke reseptor
Hantaran Orthodromik Hantaran berlawanan Hantaran Antidromik
Hantaran OrthodromikHantaran Antidromik
dr. Imran, SpS, M.Kes 22
Saltatory ConductionSaltatory Conduction
Penghantaran yang terjadi pada akson bermielin Saltatory Conduction
Hantaran melompat-lompat dari satu nodus Renvier ke nodus Renvier berikutnya.
Akson bermielin menghan-tarkan impuls saraf 50x lebih cepat dibanding saraf tidak bermielin.
dr. Imran, SpS, M.Kes 23
Potensial Aksi BifasikPotensial Aksi Bifasik
Bila kedua elektrode ditempatkan di luar neuron saat penyadapan:
Pada saat istirahat tidak terdapat perbedaan potensial.
Bila diberi rangsangan: Ketika gelombang depolarisasi
mendekati salah satu elektroda perekam maka elektroda tsb relatif lebih negatif dibanding elektroda pasangannya (Defleksi positif) dan sebaliknya (Defleksi negatif)
Bila impuls yang berjalan berada di antara kedua elektrode potensial nol (isoelektris)
Bila rekaman menunjukkan gambaran defleksi positif diikuti defleksi negatif disebut Potensial Bifasik
dr. Imran, SpS, M.Kes 24
Energi dan Metabolisme SarafEnergi dan Metabolisme Saraf
Kebutuhan energi saraf terbesar (70%) adalah untuk mempertahankan polarisasi membran melalui kerja Na+-K+ ATPase pada pompa ion.
Pada kegiatan maksimal metabolisme saraf meningkat 2x lipat, taraf metabolisme otot meningkat 100x lipat.
dr. Imran, SpS, M.Kes 25
Sifat-sifat Berkas SarafSifat-sifat Berkas Saraf
Di saraf tepi kumpulan akson terbungkus oleh epineurium. Perubahan potensial yang direkam secara ekstraseluler merupakan
hasil penjumlahan aljabar potensial aksi yang bersifat tuntas atau gagal dari banyak akson.
Di dalam berkas saraf potensial aksi yang timbul lebih dari satu disebut Potensial Aksi Gabungan
Pemberian rangsangan di bawah ambang tidak timbul potensial aksi
Pemberian rangsangan di batas ambang akson dengan ambang yang rendah akan terangsang
Pemberian rangsangan yang cukup kuat (maksimal) semua akson terangsang
Pemberian rangsangan yang sangat kuat (supramaksimal) tidak menghasilkan perubahan lebih lanjut besarnya potensial aksi
dr. Imran, SpS, M.Kes 26
Jenis dan Fungsi Serat SarafJenis dan Fungsi Serat Saraf
Erlanger dan Gasser membagi serat saraf mamalia ke dalam kelompok A,B, dan C, selanjutnya membagi kelompok A menjadi ,,, dan .
Secara umum makin besar diameter serabut saraf, kecepatan hantarnya makin tinggi.
Akson yang berukuran besar terutama berfungsi menghantarkan impuls; sensasi proprioseptif motorik somatik rasa raba yang disadari rasa tekanan
Akson yang berukuran kecil berfungsi menghantarkan impuls: rasa nyeri rasa suhu otonom
dr. Imran, SpS, M.Kes 27
Jenis-jenis serat saraf Jenis-jenis serat saraf
Tipe Serat FungsiDiameter
(m)Kecepatan
Hantar (m/dt)
Durasi potensial aksi (spike)
(mdt)
Masa Refrakter Absolut
(mdt)
A
Proprioseptif, motorik somatik 12-20 70-120
0.4 – 0.5 0.4 – 1
Raba, tekan 5-12 30-70
Motorik ke kumparan otot 3-6 15-30
Nyeri, dingin, raba 2-5 12-30
B Otonom preganglionik < 3 3-15 1.2 1.2
C Radiks
posterior
Nyeri, suhu, beberapa meka-noreseptif, respon refleks
0.4-1.2 0.5-2 2 2
Simpatis Simpatis postganglionik 0.3-1.3 0.7-2.3 2 2
Serat A dan B bermielin, serat C tidak bermielin
dr. Imran, SpS, M.Kes 28
Penggolongan Numerik Saraf Sensorik Penggolongan Numerik Saraf Sensorik
Nomor Asal Jenis Saraf
Ia Kumparan otot (Muscle spindle)
Akhiran anulispinal (Annulospinal-ending)
A
Ib Alat tendon Golgi A
II Kumparan otot, akhiran flower spray, raba, tekan
A
III Reseptor nyeri dan reseptor dingin, beberapa reseptor raba
A
IV Reseptor nyeri, suhu dan reseptor lain Akar belakang C
dr. Imran, SpS, M.Kes 29
NeurotrofinNeurotrofin
Protein yang diperlukan untuk kehidupan dan pertumbuhan sel saraf
Dihasilkan oleh: Otot Struktur yang dipersarafi oleh saraf tersebut Sebagian oleh astrosit
Protein ini terikat pada reseptor yang terdapat di ujung neuron Melalui proses internalisasi, protein-protein tsb diangkut secara
retrograd ke badan sel saraf. Neurotropin lain dihasilkan oleh neuron dan diangkut secara
anterograd ke ujung saraf untuk mempertahankan integritas ujung saraf.
dr. Imran, SpS, M.Kes 30
NeurotrofinNeurotrofin
Neurotrofin Reseptor
Faktor pertumbuhan saraf (NGF)
Faktor neurotrofik brain-derived (BDNF)
Neurotrofin 3 (NT-3)
Neurotrofin 4/5 (NT-4/5)
Trk A
Trk B
Trk C, sedikit di Trk a, Trk B
Trk B
dr. Imran, SpS, M.Kes 31
Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan NeuronFaktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan Neuron
Neurotrofik siliar (CNTF) Faktor neurotrofik turunan lapisan sel glia (Glial cel-derived
neurotrophic factor/GDNF) Faktor penghambat leukemia (Leukemia inhibitory factor/LIF) Faktor pertumbuhan yang menyerupai insulin (Insulin-like growth
factor I/ IGF-I) Transforming growth factor (TGF) Faktor pertumbuhan fibroblast (Fibroblast growth factor/ FGF) Plateled Derived Growth Factor (PDGF)
Pengaturan pertumbuhan sel saraf ternyata merupakan suatu proses yang rumit.
dr. Imran, SpS, M.Kes 32
GliaGlia
Disamping neuron di dalam sistem saraf juga mengandung sel glia (neuroglia)
Jumlahnya sangat banyak (10-50x jumlah neuron) Yang termasuk sel glia:
Sel Schwann Mikroglia Oligodendrogliosit Astrosit (fibrosa & protoplasmik)
Fungsi: Tidak berfungsi menghantarkan impuls saraf Menghasilkan zat-zat yang merangsang sel saraf Membantu mempertahankan konsentrasi ion &
neurotransmitter Membantu memperbaiki neuron yang rusak Membentuk tigh junction pada sawar darah-otak
Sel NeuronSel Glia
Potongan ganglion
dr. Imran, SpS, M.Kes 33
Sel Glia di OtakSel Glia di Otak
dr. Imran, SpS, M.Kes 34