Download - Uji Batas Plastis
G. UJI BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT TEST)
1. Tujuan
Untuk menentukan kadar air dari suatu jenis tanah pada keadaan plastis
dan keadaan cair, sesuai dengan ketentuan yang dikemukakan Atterberg.
2. Peralatan
a. Container
Gambar 3. C.102. Container
b. Timbangan
Gambar 3. C.103. Timbangan
c. Spatula
Gambar 3. C.104. Spatula
d. Oven
Gambar 3. C.105. Oven
3. Bahan
a. Sampel tanah yang telah dikeringkan di udara maupun menggunakan
oven sebanyak 100 gram.
Gambar 3. C.106. Sampel Tanah
b. Air bersih
Gambar 3. C.107. Air Bersih
4. Prosedur Percobaan
a. Hancurkanlah bongkahan sampel tanah menggunakan palu karet atau
dengan tangan, dimaksudkan untuk memecahkan butir-butir tanah,
tetapi tidak melepaskan butir-butir tanah satu sama lain. Mengayak
tanah dengan saringan no. 40. Jika tanah terdiri dari partikel halus,
sampel tanah tidak perlu diayak lagi.
b. Berikanlah air sedikit demi sedikit pada sampel tanah dan mengaduk
sampai rata dengan plat spatula sehingga terbentuk adonan atau pasta
homogen.
Gambar 3.G.108. Memberikan Air
c. Ambilah sampel tanah kira-kira sebesar ibu jari.
Gambar 3. C.109. Mengambil Sampel Tanah
d. Gulung sampel tanah dengan telapak tangan sehingga terbentuk
batang yang memanjang, yang makin lama makin mengecilmencapai
diameter 1/8, atau 3 mm sampai retak-retak atau putus.
Gambar 3. C.110. Menggulung Sampel Tanah
e. Hal-hal yang diperlukan pada saat menggulung-gulung sampel tanah :
1) Bila retak terjadi pada diameter lebih besar dari 3 mm,
menambahkan air dan mengaduknya kembali. Lalu mengulangi
langkah kerja d.
2) Bila retak terjadi pada diameter lebih kecil dari 3 mm, mengaduk
dan menggulung-gulung kembali supaya menjadi lebih kering
hingga mencapai diameter 3 mm.
f. Ambilah bagian tanah yang berdiameter 3 mm, memasukkannya ke
dalam masing-masing container, menutup dengan rapat dan
menimbangnya. Melakukan langkah kerja e seperti pada pengujian
kadar air tanah.
g. Timbanglah container beserta tanah sampel berdiameter 3 mm,
kemudian catatlah hasilnya
Gambar 3.G.111. Menimbang
5. Data Hasil Percobaan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka didapatkan data sebagai
berikut:
Tabel 3.G.8. Data hasil percobaan
9,91 15,15 13,49
6,3 9,33 8,40
6,3 10,33 9,06
Keterangan :
Wc : berat container
Wcs : berat container + sampel tanah basah
Wds : berat container + sampel tanah kering
6. Perhitungan
a. Berat air (Ww)
Ww = Wcs – Wds
Keterangan :
Ww = Berat air
Wcs = Berat container + sampel tanah sebelum dioven
Wds = Berat container + sampel tanah setelah dioven
No. Container Wc (gram) Wcs (gram) Wds (gram)
1
2
3
2,54
2,47
4,35
2,61
4,97
3,80
5,60
4,23
4,68
Ww1 = 4,35 – 3,80 = 0,55 gram
Ww2 = 4,97 – 4,23 = 0,74 gram
Ww3 = 5,60 – 4,68 = 0,92 gram
b. Berat tanah kering (Ws)
Ws = Wds – Wc
Keterangan :
Ws = Berat tanah kering
Wds = Berat container + sampel tanah setelah dioven
Wc = Berat container
Ws1 = 3,80 – 2,54 = 1,26 gram
Ws2 = 4,23 – 2,47 = 1,76 gram
Ws3 = 4,68 – 2,61 = 2,07 gram
c. Platis Limit (PL)
PL =
Keterangan :
PL = Plastis limit
Ww = Berat air
Ws = Berat tanah kering
PL1 =
PL2 =
PL3 =
PL =
d. Plastis Indeks (PI)
PI = LL – PL
Keterangan :
PI = Plastis indeks
LL = Liquid limit
PL = Plastis limit
PI = LL – PL
= 61,7 – 43,3802
= 18,3198 %
e. Liquid Indeks (LI)
LI =
Keterangan :
LI = Liquid indeks
ω = Nilai batas cair
PL = Plastis limit
PI = Plastis indeksI
LI =
= 0,9621 %
7. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Dari percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh
kesimpulan :
1. Nilai batas plastis rata-rata yang diperoleh sebesar 43,3802 % .
2. Nilai plastis indeks yang diperoleh sebesar 17,4715 %. Tanah
tersebut memiliki plastisitas tinggi dan termasuk tanah lempung.
Indeks Plastisitas (PI ) adalah perbedaan antara batas cair dengan
batas palstisitas suatu tanah, dapat dirumuskan PL = LL-PL.
Tabel 3.G.9. Nilai Indeks Plastis dan Macam TanahPI Sifat Macam tanah Kohesi
0 Non plastis Pasit Non kohesif
< 7 Plastisitas rendah Lanau Kohesif sebagian
7– 17 Plastisitas sedang Lempung berlanau kohesif
>17 Plastisitas tinggi lempung kohesif
(Hardiyatmo, Hary C,2006)
b. Saran
1. Sebaiknya sebelum pelaksanaan praktikum dijelaskan alat-
alat praktikum yang akan digunakan, seperti nama alat, kegunaan
dan cara menggunakannya agar lebih maksimal dalam
pelaksanaan praktikum tersebut.
2. Perawatan alat laboratorium harus diupayakan semaksimal
mungkin agar tidak terjadi kerusakan pada alat-alat praktikum.
3. Data praktikum harus dimiliki oleh masing-masing anggota
kelompok agar pengolahan data dapat cepat dalam pengerjaannya.