Download - seminar khataman asli yg baru.docx
HUBUNGAN MATEMATIKA DENGAN PROSES KHATAMAN AL-QUR’AN
PADA BULAN RAMADHAN
Ida [email protected] Ensiwi Munarsih M.Sc
Program Studi Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Fatah
ABSTRAK
Al-Qur’an merupakan petunjuk dan pedoman hidup manusia. Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi kita untuk menjalankan ajaran islam. Mengkhatamkan (menyelesaikan) Al-Qur’an menjadi sangat penting bagi umat Islam karena amalan yang paling dicintai Allah adalah membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir atau mengkhatamkannya. Dalam proses mengkhatamkan Al-Qur’an terutama pada bulan Ramadhan akan dilihat seberapa lama dan seberapa cepat seseorang dapat mengkhatamkan Al-Qur’an dengan dasar Al-Qur’an dan hadist serta keterkaitannya dengan matematika. Rata-rata (Mean) adalah istilah dalam matematika yang sering digunakan dalam menghitung rata-rata suatu data dengan menjumlahkan semua data dan membaginya dengan banyaknya data sehingga rata-rata (mean) juga bisa digunakan untuk menghitung rata-rata seseorang dalam mengkhatamkan Al-Qur’an. Untuk menghitung rata-rata seseorang dalam mengkhatamkan Al-Qur’an selama 30 hari (sebulan) adalah dengan menghitung banyaknya juz dan membaginya dengan banyaknya hari dalam sebulan hasilnya 1 juz per hari atau dalam ayat yakni 207,8 ayat per harinya. Dalam sehari ada waktu yang paling produktif untuk membaca Al-Qur’an dengan santai dan tenang saat sesudah solat wajib yaitu sholat 5 waktu dengan adanya itu jika seseorang membaca 1 juz per harinya maka ia dapat membaca 0,2 juz per waktunya atau sebanyak 41,57 ayat per waktunya untuk dapat mengkhatamkan Al-Qur’an dalam waktu sebulan.
Kata kunci: rata-rata, khatam AlQur’an.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umat Islam berusaha seoptimal mungkin mengenal kitab sucinya al-Qur’an.
Membaca, menghafal, dan membahas kandungannya serta mempraktekkan ajaran al-
Qur’an dalam segala aspek kehidupan mereka.
Al-Qur’an merupakan petunjuk dan pedoman hidup manusia. Al-Qur’an
merupakan petunjuk bagi kita untuk menjalankan ajaran islam. Tetapi bagaimana
mungkin kita dapat mengetahui petunjuk itu, kalau tidak mau membacanya.
Membaca Al-Qur’an sampai khatam atau selesai merupakan perintah Rasulullah
SAW. Para sahabat dan para ulama sangat gemar membaca dan menggali ilmu-ilmu
Al-Qur’an. Mereka terus membaca dan mengkhatamkannya secara rutin.
Mengkhatamkan (menyelesaikan) Al-Qur’an menjadi sangat penting bagi
umat Islam. Dasar mengapa Al-Qur’an lebih utama untuk dikhatamkan adalah karena
ia menjadi amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT berdasarkan hadist Dari Ibnu
Abbas r.a., beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw.
“Ya Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-
hal wal murtahal”Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai
Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga
akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal”(HR. Tirmidzi).
Pentingnya mempelajari Al-Qur’an dibulan Ramadhan tertuang pada hadist
berikut: “Ibnu Abbas radhiyallahu anhu mengatakan, “Rasulullah shallallahu alaihi
wassalam adalahorang yang paling dermawan di antara manusia’ Dan (beliau)
paling dermawan pada bulan Ramadhan ketika berjumpa dengan malaikat Jibril.
Jibril menjumpai Nabi pada setiap malam bulan Ramadhan guna mengajarkan Al-
Qur’an kepadanya. Ketika berjumpa dengan Jibril, beliau sangat mengutamakan
kebaikan yang lebih utama daripada angin yang tertiup.”(HR. Bukhori - Muslim).
(Abidin, 2011)
Dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana proses khataman di bulan
Ramadhan dengan melihat seberapa cepat dan seberapa lama manusia dapat
menghatamkan Al-Qur’an dengan dasar Al-Qur’an dan hadist serta keterkaitannya
dengan matematika.
Dengan adanya latar belakang tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa
judul makalah ini adalah “HUBUNGAN MATEMATIKA DENGAN PROSES
KHATAMAN AL-QUR’AN DI BULAN RAMADHAN”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka permasalahan yang akan dirumuskan yaitu
bagaimana hubungan matematika dengan proses khataman Al-Qur’an dilihat dari
seberapa lama dan cepatnya seseorang menghatamkan Al-Qur’an.
C. Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dalam membuat makalah ini adalah untuk
mendeskripsikan hubungan matematika dengan proses khataman Al-Qur’an dilihat
dari seberapa lama dan cepatnya seseorang menghatamkan Al-Qur’an.
D. Manfaat
Bagi pembaca dapat mengetahui hubungan matematika dengan proses
khataman Al-Qur’an dilihat dari seberapa lama dan cepatnya seseorang
menghatamkan Al-Qur’an
TINJAUAN PUSTAKA A. Rata-rata
Rata-rata atau Mean merupakan ukuran statistik kecenderungan terpusat yang
paling sering digunakan. Tetapi jika hanya disebut dengan kata "rata-rata" saja,
maka rata-rata yang dimaksud adalah rata-rata hitung (aritmatik).Penghitungan
rata-rata dilakukan dengan menjumlahkan seluruh nilai data suatu kelompok
sampel, kemudian dibagi dengan jumlah sampel tersebut. Jadi jika suatu kelompok
sampel acak dengan jumlah sampel n, maka bisa dihitung rata-rata dari sampel
tersebut dengan rumus sebagai berikut. (Hanafiah,2010:24)
x = x₁+x₂+…+xn
n
¿∑i=1
n
x i
B. Sistematika Al-Qur’an
Ditinjau dari bahasa, Al Qur'an berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk jamak dari
kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a - yaqra'u - qur'anan yang berarti bacaan
atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang. Konsep pemakaian kata tersebut dapat
dijumpai pada salah satu surah al Qur'an yaitu pada surat al Qiyamah ayat 17 - 18.
17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya
(di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
Keterangan
x = rata-rata hitung
xi = nilai sampel ke-i
n = jumlah sampel
18. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah
bacaannya itu.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, sistematika adalah pengetahuan
mengenai klasifikasi (pengelompokan), sedangkan Al-Qur’an adalah kalamullah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang pembacaannya merupakan
ibadah.
C. Surah
Surah berasal dari kata Surul Balad (artinya dinding yang mengitari kota). Istilah
surah digunakan karena setiap surah mengandung atau membatasi ayat-ayat
AlQur’an, sama seperti dinding kota yang meliputi rumah-rumah. Secara
terminologis, surah adalah kelompok tersendiri dari ayat-ayat al-Qur’an yang
mempunyai awal dan akhir. Menurut Abd. Wahdah Abd Majid Ghazlan surah adalah
kelompok tersendiri dari al-Qur’an yang terdiri dari sedikitnya tiga ayat. Jumlah
surah dalam mushaf Usmani 144 surah. Surah yang terpendek dalam al-Qur’an
adalah Al-Kautsar dan al-‘Ash (3 ayat) dan yang terpanjang al-Baqarah (286 ayat).
(Ma’rifat, 2007)
D. Ayat
Menurut bahasa Ayat memiliki beberapa makna diantaranya “tanda”,
“petunjuk”, “firman Allah”.“Sungguh pada yang demikian itu tanda-tanda terdapat
tanda-tanda (petunjuk) bagi orang yang mengetahui (Ar-Rum. 22)
Secara terminologis, ayat ialah satuan dari himpunan (ayat-ayat) yang terdapat
dalam surah Al-Qur’an. Ia merupakan tanda-tanda atau bukti atas benarnya risalah
Nabi Muhammad. Saw. Para ulama berbeda pendapat dalam menetapkan panjang
pendeknya satu ayat sehingga terjadi perbedaan pula dalam perhitungan jumlah ayat
dalam al-Qur’an. Sebagian menetapkan ayat-ayat pembuka sebagai ayat dan
sebagian tidak menghitungnya, dan juga pada penetapan basmalah sebagai ayat.
Dalam mushab usmani edisi standar Mesir, yang menjadi panutan sebagian besar
dunia islam dewasa ini, ayat Al-Qur’an seluruhnya dihitung 6236 ayat sesuai dengan
hitungan ulama kuffah sebagaimana disebutkan dalam kitab Nazhimush Zhahri
karysa As-Syatibi dan dalam kitab Tahqiqul Bayan karya Syeikh Muhammad Al-
Mutawali. (Ma’rifat, 2007)
Pada perkembangan selanjutnya (juga untuk tujuan pembacaan) kaum muslimin
membaginya ke dalam 30 juz. Pembagian ini berkaitan dengan jumlah hari di bulan
Ramadhan dimana tiap juz al-Qur’an dibaca setiap harinya. Pembagian 30 juz ini
biasanya diberi tanda di salinan al-Qur’an.
Pembagian lainnya adalah Ruku’ yang ditandai dengan ( ع ), terdapat 554 Ruku’
dalam al-Qur’an tetapi panjang pendeknya Ruku’ tidak seragam, surat panjang
biasanya terdiri dari beberapa ruku’ dan surat pendek berisi satu ruku’.
E. Waktu mengkhatamkan Al-Qur’an
1. Keutamaan waktu yang dibutuhkan untuk mengkhatamkan Al-Qur’an
Dari Abdullah bin Amru bin Ash, dari Rasulullah saw., beliau berkata,
“Puasalah tiga hari dalam satu bulan.” Aku berkata, “Aku mampu untuk lebih
banyak dari itu, wahai Rasulullah.” Namun beliau tetap melarang, hingga
akhirnya beliau mengatakan, “Puasalah sehari dan berbukalah sehari, dan
bacalah Al-Qur’an (khatamkanlah) dalam sebulan.” Aku berkata, “Aku mampu
lebih dari itu, wahai Rasulullah?” Beliau terus malarang hingga batas tiga hari.
(HR. Abu Daud)
Hadits ini menunjukkan batasan waktu paling minimal dalam membaca Al-
Qur’an. Karena dalam hadits lain terkadang beliau membatasi hanya boleh
dalam 5 hari, dan dalam hadits yang lain dalam tujuh hari. Maka dari sini dapat
disimpulkan, batasan paling cepat dalam mengkhatamkan Al-qur’an adalah tiga
hari. (Abani, 2006)
2. Larangan untuk mengkhatamkan kurang dari tiga hari
Hadits di atas juga mengisyaratkan larangan Rasulullah saw. untuk
mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari. Hikmah di balik larangan
tersebut, Rasulullah saw. katakan dalam hadits lain sebagai berikut:
Dari Abdullah bin Amru, beliau mengatakan bahwa Rasulullah saw.
bersabda, “Tidak akan dapat memahami/menghayati Al-Qur’an, orang yang
membacanya kurang dari tiga hari.” (HR. Abu Daud)
3. Rasulullah saw. tidak pernah mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu malam
Dari Aisyah ra, beliau mengatakan, “Aku tidak pernah tahu Rasulullah saw.
mengkhatamkan Al-Qur’an secara keseluruhan pada malam hingga fajar.” (HR.
Ibnu Majah)
F. Waktu Istirahat
Dilansir dari laman Independent, National Sleep Foundation (NSF) dan panel
yang terdiri dari 18 ilmuwan medis dan para peneliti mengulas lebih dari 300
penelitian tentang tidur. Mereka mencoba menemukan jumlah waktu yang tepat
seseorang harus tidur sesuai dengan usia. Jumlah waktu tidur yang ideal adalah
sebagai berikut: (Ikhram, 2015)
Anak pra-sekolah (3-5 tahun): 10-13 jam per hari
Anak usia sekolah (6-13 tahun): 9-11 jam per hari
Remaja (14-17): 8-10 jam per hari
Orang dewasa muda (18-25 tahun): 7-9 jam per hari
Dewasa (26-64): 7-9 jam per hari
Orang dewasa yang lebih tua (di atas 65 tahun): 7-8 jam per hari
PEMBAHASAN
A. Membaca Al-Qur’an pada bulan Ramadhan
Al-Qur’an terdiri atas 114 bagian yang dikenal dengan nama surat. Setiap surat
terdiri atas beberapa ayat. Total jumlah ayat dalam Al-Qur’an mencapai 6236 ayat
di mana jumlah ini dapat bervariasi menurut beberapa pendapat, namun bukan
disebabkan perbedaan isi melainkan hanya karena perbedaan cara menghitung
jumlah ayat. Surat-surat yang panjang biasanya terbagi lagi atas beberapa sub-
bagian yang disebut ruku’. Setiap ruku’ membahas tema atau topik tertentu. Dalam
makalah ini, tanpa bermaksud menyalahi pendapat ulama manapun, penulis
mengikuti pendapat bahwa Al-Qur’an terdiri atas 6236 ayat. Di Indonesia, Al-
Qur’an juga biasa dibagi menjadi 30 bagian dengan panjang sama yang dikenal
dengan nama juz. Pembagian ini untuk memudahkan mereka yang ingin
mengkhatamkan bacaan Al-Qur’an dalam sebulan. (www.kamusilmiah.com, 2015)
Jumlah ayat dalam Al-Qur’an sebanyak 6236 maka untuk menghatamkannya
dalam 30 hari (sebulan) maka n=30 berarti:
Mean (x ) = ∑ xn =
623630 = 207,8667 ayat
Untuk menghatamkan Al-Qur’an dalam waktu sebulan (30 hari) pada bulan
Ramadhan rata-rata harus membaca 207,8667 ayat per hari. Dalam sehari ada
Jenis Banyak Waktu Rata-rata
1 juz 5 0,2 juz/waktu
3,8 surah 5 0,76 surah/waktu
207,8 ayat 5 41,57 ayat/waktu
18,467 ruku 5 3,69 ruku/waktu
20,13 halaman 5 4,02 halaman / waktu
waktu yang paling produktif untuk membaca al-qur’an dengan santai dan tenang
saat sesudah solat wajib yaitu 5 waktu solat dengan n=5 maka:
Mean (x ) = ∑ xn =
207,86675 = 41,57333 ayat
Sedangkan untuk wanita yang mengkhatamkan Al-Qur’an pada bulan
Ramadhan hanya mempunyai waktu minimal 23 hari karena biasanya mengalami
haid (menstruasi) yang memakan waktu hingga 7 hari lamanya, maka:
Mean (x ) = ∑ xn =
623623 = 271,1304 ayat
Mean (x ) = ∑ xn =
271,13045 = 54,22609 ayat
Jadi untuk menghatamkan Al-Qur’an dalam waktu 23 hari bagi wanita pada
bulan Ramadhan rata-rata setidaknya harus membaca 271,1304 ayat per hari dan
dengan mengambil waktu solat sebagai waktu membaca Al-Qur’an maka seorang
wanita harus membaca Al-Qur’an rata-rata 54,22609 ayat per waktunya. Dapat
dilihat dalam tabel secara rinci tabel 1 dan tabel 3 rata-rata seseorang dapat
mengkhatamkan Al-Qur’an dalam waktu sebulan.
Untuk sebulan (30 hari) berarti n = 30
Tabel 1 Rata-rata Membaca dalam Sebulan (30 Hari)
Dengan menggunakan 5 waktu sholat wajib sebagai waktu produktif untuk
mengkhatamkan Al-Qur’an dapat dilihat pada tabel 2 sehingga dalam sehari bisa dicari
rata-ratanya.
Jenis Banyak Hari Rata-rata
30 juz 30 1 juz/hari
114 surah 30 3,8 surah/hari
6236 ayat 30 207,8 ayat/hari
554 ruku 30 18,46 ruku/hari
604 halaman 30 20,13 halaman/hari
Tabel 2 Rata-rata Membaca 5 Waktu
Untuk sebulan (29 hari) berarti n = 29
Jenis Banyak Hari Rata-rata
30 juz 29 1,03 juz/hari
114 surah 29 3,9 surah/hari
6236 ayat 29 215,03 ayat/hari
554 ruku 29 19,10 ruku/hari
604 halaman 29 20,82 halaman /hari
Tabel 3 Rata-rata Membaca dalam Sebulan (29 Hari)
Dengan menggunakan 5 waktu sholat wajib sebagai waktu produktif untuk
mengkhatamkan Al-Qur’an dapat dilihat pada tabel 4 sehingga dalam sehari bisa dicari
rata-ratanya.
Tabel 4 Rata-rata Membaca 5 Waktu
Untuk wanita yang mengkhatamkan Al-Qur’an pada bulan Ramadhan biasanya
mengalami haid /menstruasi sehingga tidak memakan waktu penuh selama sebulan (30
hari) dapat dilihat pada tabel 5.
N=30 n= N-haid Juz Surah Ayat Ruku Halaman
haid 8 hari 22 hari 1,3636 5,1818 283,45 25,1818 27,4545
haid 7 hari 23 hari 1,3 4,95 271,13 24,086 26,26
haid 6 hari 24 hari 1,25 4,75 259,833 23,083 25,166
haid 5 hari 25 hari 1,2 4,56 249,44 22,16 24,16
Tabel 5 Rata-rata Wanita Membaca dalam Sebulan (30hari)
Untuk dibaca setiap habis waktu solat wajib yaitu 5 waktu selama sebulan
(30hari) dapat dilihat pada tabel 6.
N=5 waktu n= N-haid Juz Surah Ayat Ruku Halaman
haid 8 hari 22 hari 0,2727 1,0363 56,69 5,036 5,490
haid 7 hari 23 hari 0,26 0,991 54,226 4,817 5,252
haid 6 hari 24 hari 0,25 0,95 51,966 4,6166 5,033
haid 5 hari 25 hari 0,24 0,912 49,88 4,432 4,832
Tabel 6 Rata-rata Wanita Membaca dengan Menggunakan 5 waktu sholat wajib
Jenis Banyak Waktu Rata-rata
1,03 juz 5 0,206 juz/waktu
3,9 surah 5 0,786 surah/waktu
215,03 ayat 5 43,0069 ayat/waktu
19,10 ruku 5 3,820 ruku/waktu
20,82 halaman 5 4,165 halaman/waktu
Untuk wanita yang mengkhatamkan Al-Qur’an pada bulan Ramadhan biasanya
mengalami haid (menstruasi) sehingga tidak memakan waktu penuh selama sebulan
(29 hari) dapat dilihat pada tabel 7.
N=29 n= N-haid Juz Surah Ayat Ruku Halaman
haid 8 hari 21 hari 1,4285 5,4285 296,95 26,380 28,76
haid 7 hari 22 hari 1,3636 5,1818 283,454 25,1818 27,75
haid 6 hari 23 hari 1,3043 4,9565 271,1304 24,0869 26,2608
haid 5 hari 24 hari 1,25 4,75 256,833 23,083 25,166
Tabel 7 Rata-rata Wanita Membaca dalam Sebulan (29hari)
Untuk dibaca setiap habis waktu solat wajib yaitu 5 waktu selama sebulan
(29hari) dapat dilihat pada tabel 8.
N=5 waktu Juz Surah Ayat Ruku Halaman
haid 8 hari 0,285 1,085 59,39 5,27 5,75
haid 7 hari 0,2727 1,036 56,69 5,03 5,49
haid 6 hari 0,260 0,991 54,22 4,81 5,25
haid 5 hari 0,25 0,95 51,96 4,61 5,03
Tabel 8 Rata-rata Wanita membaca dengan Menggunakan 5 Waktu Sholat Wajib
B. Kecepatan Membaca
Ditinjau dari segi kebahasaan (etimologi), Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab
yang berarti “bacaan” atau “sesuatu yang dibaca berulang-ulang”. Kata Al-Qur’an
adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara’a yang artinya membaca.
Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur’an
sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surat Al Qiyaamah “Sesungguhnya
mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada
lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu), jika Kami telah
membacakannya, hendaklah kamu ikuti bacaannya”.
Karena pemahaman di atas, membaca Al-Qur’an tidak sama dengan membaca
buku lainnya. Untuk Al-Qur’an tidak bisa dilakukan “membaca cepat” yang
menyatakan bahwa kecepatan rata-rata orang Indonesia dewasa adalah 175-300
kpm. Kpm adalah kata per menit yaitu jumlah kata yang dibaca, dibagi waktu yang
dibutuhkan untuk membaca.
Membaca Al-Qur’an begitu istimewa sehingga bagi yang belum mahir
mendapat pahala 2 pahala dan bagi yang sudah mahir akan bersama para malaikat
di akhirat seperti yang disampaikan dalam hadits-hadist : Dari Aisyah ra, berkata;
bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir
membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat
kepada Allah.” (HR. Bukhari Muslim)“Dan orang yang membaca Al-Qur’an,
sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan
mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari Muslim)
Oleh karena itu disayangkan jika terhadap Al-Qur’an pun dilakukan “membaca
cepat” seperti apa yang kita lakukan pada buku-buku biasa. Namun tidak dapat
dipungkiri, bahwa kecepatan membaca Al-Qur’an akan mempengaruhi kecepatan
pengkhataman-nya.
Dalam makalah ini, penulis mendefinisikan bahwa kecepatan membaca Al-
Qur’an tidak didasarkan pada kpm (kata per menit) maupun apm (ayat per menit),
tapi lebih kepada juz per jam, sehingga Al-Qur’an bisa dibaca beserta dengan
maknanya karena secara psikologis satuan jam cukup longgar untuk memahami
makna ayat dibaca. (Soedarsono, 1988)
Dalam pesan seorang ulama besar, Imam Syahid Hasan Al-Banna berikut ini.
“Usahakan agar Anda memiliki wirid harian yang diambil dari kitabullah minimal
satu juz per hari dan berusahalah agar jangan mengkhatamkan Al-Qur’an lebih
dari sebulan dan jangan kurang dari tiga hari”
Jika dihitung dalam matematis pun tidak dapat mengkhatamkan Al-
Qur’an dalam waktu kurang dari 3 hari. Mengingat waktu yang digunakan dalam
sehari seperti ayat berikut: “Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya
kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya
kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar.” (QS.
Yunus:67).
Berdasarkan tinjauan penulis mengambil rata-rata waktu orang tidur dan
yang wajar untuk mengkhatamkan Al-Qur’an adalah 9 jam ditambah 1 jam dan
waktu bekerja rata-rata 6 jam. Dalam sehari bisa membaca = 3024
= 1,25 juz/jam
karena waktu yang bisa digunakan untuk adalah 8 jam (24-(9+1+6)) maka, jika
diselesaikan kurang dari tiga hari misalnya dengan 2 hari sehingga 1,25 x (8x2) =
20 juz sedangkan dalam 3 hari maka 1,25 x (8x3) = 30 juz, Oleh karena itu tidak
wajar bahwa seseorang bisa mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari.
Dengan dasar ayat dan pesan beliau, misalnya faktor h bisa di-set yakni
lamanya seseorang bisa mengkhatamkan Al-Qur’an agar memiliki nilai
minimal h = 3 hari dan maksimal h = 30 hari dengan w adalah waktu dalam sehari
(24 jam). Jadi dapat dicari kecepatan maksimal dan kecepatan minimal seseorang
dapat mengkhatamkan Al-Qur’an.
kmaks = 30
h .w =
3030 .24
= 0,042 juz/jam
kmin = 30
h .w =
303 .24
= 0,42 juz/jam
Untuk h yang diset sebagai lamanya seseorang bisa mengkhatamkan Al-Qur’an
agar memiliki nilai minimal h = 3 hari dan h = 29 hari.
kmaks = 30
h .w =
3029 .24
= 0,043 juz/jam
kmin = 30
h .w =
303 .24
= 0,42 juz/jam
N=30 n= N-haid Kecepatan maksimal Kecepatan minimal
haid 8 hari 22 hari 0,056 juz/jam 0,42 juz/jam
haid 7 hari 23 hari 0,054 juz/jam 0,42 juz/jam
haid 6 hari 24 hari 0,052 juz/jam 0,42 juz/jam
haid 5 hari 25 hari 0,05 juz/jam 0,42 juz/jam
Untuk wanita yang mengkhatamkan Al-Qur’an pada bulan Ramadhan selama
30 hari (sebulan) biasanya mengalami haid (menstruasi) sehingga kecepatan minimal
dan maksimal membacanya bisa dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Rata-rata Kecepatan Wanita Membaca dalam Sebulan (30hari)
Untuk wanita yang mengkhatamkan Al-Qur’an pada bulan Ramadhan selama 29
hari (sebulan) biasanya mengalami haid (menstruasi) sehingga kecepatan minimal dan
maksimal membacanya bisa dilihat pada Tabel 10.
N=29 n= N-haid Kecepatan maksimal Kecepatan minimal
haid 8 hari 21 hari 0,059 juz/jam 0,42 juz/jam
haid 7 hari 22 hari 0,056 juz/jam 0,42 juz/jam
haid 6 hari 23 hari 0,054 juz/jam 0,42 juz/jam
haid 5 hari 24 hari 0,052 juz/jam 0,42 juz/jam
Tabel 10 Rata-rata Kecepatan Wanita Membaca dalam Sebulan ( 29 hari)
PENUTUPA. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil:
a) Untuk mengkhatamkan Al-Qur’an selama 30 hari (sebulan) seseorang dapat
membaca 1 juz, 3,8 surah, 207,8 ayat, 18,46 ruku atau 20,13 halaman per hari. Jika
dibaca dengan menggunakan waktu produktif yakni setelah melakukan sholat wajib
5 waktu maka seseorang bisa membaca 0,2 juz, 0,76 surah, 41,57 ayat, 3,69 ruku,
atau 4,02 halaman per waktu.
b) Untuk mengkhatamkan Al-Qur’an selama 29 hari (sebulan) seseorang dapat
membaca 1,03 juz, 3,9 surah, 215,03 ayat, 19,1 ruku atau 20,82 halaman per hari.
Jika dibaca setelah melakukan sholat wajib 5 waktu maka seseorang bisa membaca
0,206 juz, 0,786 surah, 43 ayat, 3,82 ruku, 4,165 halaman per waktu.
c) Bagi wanita tidak memakan waktu penuh 30 hari (sebulan) untuk mengkhatamkan
Al-Qur’an karena mengalami haid/menstruasi jadi dalam sehari ia bisa membaca
1,3636 jz untuk 8 hari haid, 1,3 juz (7 hari haid), 1,25 juz (6 hari haid) dan 1,2 juz (5
hari haid). Jika dibaca setelah sholat 5 waktu maka 0,2727 juz, 0,26 juz, 0,25 juz dan
0,24 juz.
d) Untuk mengkhatamkan Al-Qur’an selama 29 hari (sebulan) seorang wanita bisa
membaca 1,4285 juz (8 hari haid), 1,3636 juz (7 hari haid) , 1,3043 juz (6 hari haid),
1,25 juz (5 hari haid). Jika dibaca setelah sholat 5 waktu maka 0,285 juz, 0,2727 juz,
0,26 juz dan 0,25 juz.
e) Kecepatan membaca dapat mempengaruhi kecepatan pengkhataman Al-Qur’an. Jika
untuk waktu 30 hari (sebulan) maka kecepatan rata-rata seseorang untuk
mengkhatamkan Al-Qur’an 0,042 juz/jam dan minimal kecepatannya 0,42 juz/jam.
Jika untuk waktu 29 hari (sebulan) maka kecepatan rata-rata seseorang untuk
mengkhatamkan Al-Qur’an 0,043 juz/jam.
B. Saran
Sebagai saran untuk perbaikan dan pengembangan selanjutnya, dapat dilakukan
dengan menghubungkan matematika dengan konsep yang lain untuk mengkhatamkan Al-
Qur’an, yang saat ini penulis menggunakan rata-rata untuk mengkhatamkan Al-Qur’an.
Konsep peluang kejadian dapat dijadikan pertimbangan untuk pengembangan
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abani, Muhammad Nashiruddin. 2006. Shahih Sunan Abu Daud. Pustaka Azzam,
Jakarta.
Abidin, Zainal. 2011. 530 Hadits Shahih Bukhori-Muslim. PT Rineka Cipta, Jakarta.
Hanafiah, Ali. 2010. Dasar-Dasar Statistika. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Ma’rifat, Hadi. 2007. Sejarah Al-Qur’an. Al Huda, Jakarta.
Soedarsono. 1988. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Gramedia, Jakarta.
Ikhram, Muhammad. 10 Mei 2015. Waktu Tidur yang Dibutuhkan Berdasarkan Usia.
http://media.ikhram.com/ini-waktu-tidur-yang-dibutuhkan-berdasarkan-usia-anda/