KEKESANTUNSANTUNANAN BERBAHASABERBAHASA
DI MEDIA DI MEDIA PENYIARANPENYIARAN
Purnama Suwardi
Belajarlah seni berbicara,maka Anda akan menguasai
keadaan.
Peribahasa Mesir
UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2002 UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARANTENTANG PENYIARAN
Pasal 37: Bahasa pengantar utama dalam
penyelenggaraan program siaran harus Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Pasal 38: Bahasa Daerah dapat digunakan sebagai
bahasa pengantar dalam penyelenggaraan program siaran muatan lokal dan apabila diperlukan untuk mendukung mata acara tertentu.
Bahasa asing hanya dapat digunakan sebagai bahasa pengantar sesuai dengan keperluan suatu mata acara siaran
Fakta Fakta Dalam memberitakan kekerasan,
media massa cenderung menggunakan kalimat-kalimat sarkastik dan vulgar.
Kesantunan menuturkan berita sangat penting, karena berita di media massa merupakan bentuk dialog dengan masyarakat untuk ikut mengatasi masalah kekerasan.
Bila masyarakat terus menerus dibombardir bahasa-bahasa kekerasan, maka mereka akan menjadi terbiasa dan tidak segan mempraktikkannya.
SIKAP BICARA DI LAYAR SIKAP BICARA DI LAYAR KACAKACA Reporter, pewawancara, dan narasumber
tidak menganggap dirinya superior (membuat
budibahasa tidak halus).
Sebaliknya dia pun tidak boleh merasa rendah
daripada orang yang lain (membuat reporter dan pewawancara tidak tepat memilih kata).
Kita berbicaradengan
Kita akan memperoleh/kita menggunakan
Jenis teknikbicara
Manusia Opini Kita meletakkan kaca di depan narasumber. Kita tidak menunjuk-kan opini kita sendiri.
Ahli Fakta-fakta berbagai informasi.
Editing: membuat beberapa pilihan untuk pendengar.
Petugas Memberi pertimbangan untuk kepentingan orang-orang yang menderita atas keputusannya.
Hadapkan dengan pengetahuan, kutipan-kutipan, ketidak-konsistenan.
KEKUATAN SUARA ANDAKEKUATAN SUARA ANDA
Sekitar 38% kesan pertama adalah suara.
Suara adalah alat yang ampuh untuk menyatakan emosi.
Bertutur/berceritaPersiapkan fisik
Baca dengan cara bertuturJangan terjebak membaca
Terapkan ekspresi suara yang tepatBeri tanda pada naskah
Jaga produksi suara
BAHASA INDONESIA BAHASA INDONESIA DALAM SIARAN TELEVISIDALAM SIARAN TELEVISI
Tata bahasa kacau balau.Kosa kata vulgar/kasar.Eufimisme dalam siaran berita.Kekerasan bahasa (verbalic
violence). mencapai 56% (Yayasan Pengembangan Media Anak & 18 Perguruan Tinggi, 2007).
BAHASA INDONESIA BAHASA INDONESIA DALAM SIARAN TELEVISIDALAM SIARAN TELEVISI
Ketidaktepatan memilih kata (faktor semantik).
Penggunaan kata-kata bombastis.Penggunaan bahasa asing dan
pelafalan yang keliru.Ketidaktelitian penulisan kata.Ketidaktegasan Editorial Policy
(Kebijakan Penyiaran).Kesalahan pemakaian penggolong
kata.
EMPAT ELEMEN EMPAT ELEMEN KETERAMPILAN BERBAHASAKETERAMPILAN BERBAHASA
◦Keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skill).
◦Keterampilan berbicara (speaking skill).
◦Keterampilan membaca (reading skill).
◦Keterampilan menulis (writing skill).
BAHASA BAHASA JURNALISTIK JURNALISTIK TELEVISITELEVISI
Menggunakan bahasa sehari-hari.Sederhana, tidak bercampur aduk dengan
kata-kata asing atau kata-kata yang belum dikenal oleh rata-rata penonton.
Menggunakan kalimat-kalimat pendek, lugas, langsung pada sasaran dan tidak berbelit-belit.
Setiap kalimat mengandung satu ide.Jangan terlalu banyak menggunakan
angka-angka.Gunakan kata sesuai dengan konteks.Gunakan kalimat objektif.
BAHASABAHASA JURNALISTIK JURNALISTIK TELEVISITELEVISI
Membatasi narasi atau berita hanya pada satu tema utama.
Menggunakan gaya percakapan atau kalimat tutur.
Menghindari susunan kalimat terbalik.Subjek dan predikat berdekatan
letaknya.Gunakan prinsip ekonomi kata.Hindari ungkapan bombastis, klise dan
eufimisme.Gunakan kalimat aktif.
FORMULAFORMULA BAHASA SIARAN BAHASA SIARAN
Lima cara penulisan narasi, dikenal dengan istilah “Five Star Approach to News Writing”.
◦ Accuracy : penulisan harus tepat.◦ Brevity : penulisan harus singkat.◦ Clarity : penulisan harus jelas.◦ Simplicity : penulisan harus sederhana.◦ Sincerity : penulisan harus dapat
dipercaya, sopan, tidak munafik.
(Soren H. Munhof)
TERIMA KASIHTERIMA KASIH