purnama suwardi (2011) kesantunan berbahasa di media penyiaran

15
KE KE SANTUN SANTUN AN AN BERBAHASA BERBAHASA DI MEDIA DI MEDIA PENYIARAN PENYIARAN Purnama Suwardi

Upload: forum-bahasa-media-massa

Post on 21-Jun-2015

980 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

Makalah Diskusi Bahasa Forum Bahasa Media Massa "Kesantunan Berbahasa di Media Massa: Sejauh Mana". Hotel Menara Peninsula, Jakarta 1 November 2011.

TRANSCRIPT

Page 1: Purnama Suwardi (2011) Kesantunan Berbahasa di Media Penyiaran

KEKESANTUNSANTUNANAN BERBAHASABERBAHASA

DI MEDIA DI MEDIA PENYIARANPENYIARAN

Purnama Suwardi

Page 2: Purnama Suwardi (2011) Kesantunan Berbahasa di Media Penyiaran

Belajarlah seni berbicara,maka Anda akan menguasai

keadaan. 

Peribahasa Mesir

 

Page 3: Purnama Suwardi (2011) Kesantunan Berbahasa di Media Penyiaran

UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2002 UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARANTENTANG PENYIARAN

Pasal 37: Bahasa pengantar utama dalam

penyelenggaraan program siaran harus Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Pasal 38: Bahasa Daerah dapat digunakan sebagai

bahasa pengantar dalam penyelenggaraan program siaran muatan lokal dan apabila diperlukan untuk mendukung mata acara tertentu.

Bahasa asing hanya dapat digunakan sebagai bahasa pengantar sesuai dengan keperluan suatu mata acara siaran

Page 4: Purnama Suwardi (2011) Kesantunan Berbahasa di Media Penyiaran

Fakta Fakta Dalam memberitakan kekerasan,

media massa cenderung menggunakan kalimat-kalimat sarkastik dan vulgar.

Kesantunan menuturkan berita sangat penting, karena berita di media massa merupakan bentuk dialog dengan masyarakat untuk ikut mengatasi masalah kekerasan.

Bila masyarakat terus menerus dibombardir bahasa-bahasa kekerasan, maka mereka akan menjadi terbiasa dan tidak segan mempraktikkannya.

Page 5: Purnama Suwardi (2011) Kesantunan Berbahasa di Media Penyiaran

SIKAP BICARA DI LAYAR SIKAP BICARA DI LAYAR KACAKACA Reporter, pewawancara, dan narasumber

tidak menganggap dirinya superior (membuat

budibahasa tidak halus).

Sebaliknya dia pun tidak boleh merasa rendah

daripada orang yang lain (membuat reporter dan pewawancara tidak tepat memilih kata).

Page 6: Purnama Suwardi (2011) Kesantunan Berbahasa di Media Penyiaran

Kita berbicaradengan

Kita akan memperoleh/kita menggunakan

Jenis teknikbicara

Manusia Opini Kita meletakkan kaca di depan narasumber. Kita tidak menunjuk-kan opini kita sendiri.

Ahli Fakta-fakta berbagai informasi.

Editing: membuat beberapa pilihan untuk pendengar.

Petugas Memberi pertimbangan untuk kepentingan orang-orang yang menderita atas keputusannya.

Hadapkan dengan pengetahuan, kutipan-kutipan, ketidak-konsistenan.

Page 7: Purnama Suwardi (2011) Kesantunan Berbahasa di Media Penyiaran

KEKUATAN SUARA ANDAKEKUATAN SUARA ANDA

Sekitar 38% kesan pertama adalah suara.

Suara adalah alat yang ampuh untuk menyatakan emosi.

Page 8: Purnama Suwardi (2011) Kesantunan Berbahasa di Media Penyiaran

Bertutur/berceritaPersiapkan fisik

Baca dengan cara bertuturJangan terjebak membaca

Terapkan ekspresi suara yang tepatBeri tanda pada naskah

Jaga produksi suara

Page 9: Purnama Suwardi (2011) Kesantunan Berbahasa di Media Penyiaran

BAHASA INDONESIA BAHASA INDONESIA DALAM SIARAN TELEVISIDALAM SIARAN TELEVISI

Tata bahasa kacau balau.Kosa kata vulgar/kasar.Eufimisme dalam siaran berita.Kekerasan bahasa (verbalic

violence). mencapai 56% (Yayasan Pengembangan Media Anak & 18 Perguruan Tinggi, 2007).

Page 10: Purnama Suwardi (2011) Kesantunan Berbahasa di Media Penyiaran

BAHASA INDONESIA BAHASA INDONESIA DALAM SIARAN TELEVISIDALAM SIARAN TELEVISI

Ketidaktepatan memilih kata (faktor semantik).

Penggunaan kata-kata bombastis.Penggunaan bahasa asing dan

pelafalan yang keliru.Ketidaktelitian penulisan kata.Ketidaktegasan Editorial Policy

(Kebijakan Penyiaran).Kesalahan pemakaian penggolong

kata.

Page 11: Purnama Suwardi (2011) Kesantunan Berbahasa di Media Penyiaran

EMPAT ELEMEN EMPAT ELEMEN KETERAMPILAN BERBAHASAKETERAMPILAN BERBAHASA

◦Keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skill).

◦Keterampilan berbicara (speaking skill).

◦Keterampilan membaca (reading skill).

◦Keterampilan menulis (writing skill).

Page 12: Purnama Suwardi (2011) Kesantunan Berbahasa di Media Penyiaran

BAHASA BAHASA JURNALISTIK JURNALISTIK TELEVISITELEVISI

Menggunakan bahasa sehari-hari.Sederhana, tidak bercampur aduk dengan

kata-kata asing atau kata-kata yang belum dikenal oleh rata-rata penonton.

Menggunakan kalimat-kalimat pendek, lugas, langsung pada sasaran dan tidak berbelit-belit.

Setiap kalimat mengandung satu ide.Jangan terlalu banyak menggunakan

angka-angka.Gunakan kata sesuai dengan konteks.Gunakan kalimat objektif.

Page 13: Purnama Suwardi (2011) Kesantunan Berbahasa di Media Penyiaran

BAHASABAHASA JURNALISTIK JURNALISTIK TELEVISITELEVISI

Membatasi narasi atau berita hanya pada satu tema utama.

Menggunakan gaya percakapan atau kalimat tutur.

Menghindari susunan kalimat terbalik.Subjek dan predikat berdekatan

letaknya.Gunakan prinsip ekonomi kata.Hindari ungkapan bombastis, klise dan

eufimisme.Gunakan kalimat aktif.

Page 14: Purnama Suwardi (2011) Kesantunan Berbahasa di Media Penyiaran

FORMULAFORMULA BAHASA SIARAN BAHASA SIARAN

Lima cara penulisan narasi, dikenal dengan istilah “Five Star Approach to News Writing”.

◦ Accuracy : penulisan harus tepat.◦ Brevity : penulisan harus singkat.◦ Clarity : penulisan harus jelas.◦ Simplicity : penulisan harus sederhana.◦ Sincerity : penulisan harus dapat

dipercaya, sopan, tidak munafik.

(Soren H. Munhof)

Page 15: Purnama Suwardi (2011) Kesantunan Berbahasa di Media Penyiaran

TERIMA KASIHTERIMA KASIH