PERAN ATMOSFER TERHADAPKEHIDUPAN DI BUMI
O L E H
MUHAMMAD IHLASUL AMAL
NISN : 9982477489
SMA NEGERI 2 PAREPARE
2013
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................... 1
C. Tujuan Penelitian.............................................................. 1
D. Manfaat Penelitian............................................................ 1
BAB II : KAJIAN PUSTAKA................................................................ 3
A. Pengertian Atmosfer......................................................... 3
B. Macam-macam Gas Penyusun Atmosfer......................... 4
C. Struktur Lapisan Atmosfer................................................ 10
D. Peranan Atmosfer............................................................ 13
BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 14
A. Kesimpulan....................................................................... 14
B. Saran-saran...................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Atmosfer merupakan suatu lapisan udara yang menyelubungi bumi.
Atmosfer ini memiliki beberapa lapisan yang memiliki ketebalan berbeda
dan fungsi yang berbeda pula. Namun peranan atmosfer ini sering tidak
kita pedulikan, bahkan mungkin ada yang tidak mengetahui sesama sekali
peranan atmosfer.
Fungsi-fungsi atmosfer ini adalah sangat krusial bagi kehidupan di
bumi. Tanpa atmosfer ini, kemungkinan besar tidak akan ada kehidupan.
Menurut para ahli, apabila tidak ada atmosfer maka sesuatu yang ada di
permukaan bumi. Oleh karena sangat krusialnya fungsi atmosfer namun
hanya sedikit yang mengetahuinya, maka penulis akan sedikit mengulas
tentang atmosfer.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang penulis kali ini akan bahas, yaitu: Apakah
sebenarnya peranan atmosfer terhadap kehidupan di bumi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengisi tugas tentang laporan ilmiah dalam mata pelajaran
Biologi.
2. Untuk lebih mengetahui fungsi dan peran dari atmosfer.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini, yaitu:
1. Dengan hasil dari penelitian ini, dapat diketahui peran dari atmosfer
terhadap kehidupan di bumi.
2
2. Hasil Penelitian ini penulis harap dapat dimanfaatkan sebagai
sumber referensi bagi pelajar, umum, dan khususnya bagi penulis
sendiri.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Atmosfer
Atmosfer (New Latin = atmosphaera) berasal dari Bahasa Yunani
ἀτμός (atmos) yang berarti udara, asap, atau uap air dan σφαῖρα (sphaira)
yang berarti lapisan. Secara etimologi atmosfer berarti lapisan udara. Jadi
atmosfer dapat dikatakan sebagai suatu lapisan udara yang melindungi
suatu planet, seperti bumi, yang memiliki massa yang cukup.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “atmosfer adalah lapisan
udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian 300 km (terutama
terdiri atas campuran berbagai gas, yaitu nitrogen, oksigen, argon, dan
sejumlah kecil gas lain)”. Atmosfer juga dapat dikatakan sebagai selimut
tebal yang mengelilingi bumi yang berasal dari berbagai macam gas
(termasuk aerosol).
Ketinggian atmosfer secara keseluruhan, yaitu pada 0 km dari atas
permukaan hingga pada ketinggian 560 km lebih dari atas permukaan
bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa macam gas yang memiliki massa
yang cukup. Gas-gas ini, semuanya tidak memiliki massa yang sama dan
setiap gas memiliki peran yang berbeda.
Apabila di bumi ini tidak memiliki atmosfer maka akan terjadi
banyak kerusakan dan ketidakteraturan. Akan banyak proses kehidupan
di bumi yang terganggu. Tanpa oksigen yang ada di atmosfer mustahil
makhluk hidup bisa bertahan hidup. Tanpa proses penyaringan radiasi
matahari di atmosfer, daratan di bumi mungkin akan tenggelam karena
seluruh es di kutub bumi akan mencair. Tanpa proses penyanggaan oleh
atmosfer suhu bumi bisa mencapai 93° C pada siang hari dan -184° C
pada malam hari.
4
B. Macam-macam Gas Penyusun Atmosfer
Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa atmosfer tersusun
atas beberapa macam gas yang bermassa cukup. Komposisi atmosfer
terdiri atas: udara kering, uap air, dan aerosol. Komposisi uap air dan
udara kering pada ketinggian hingga 100 km terdiri atas:
1. Gas utama
Gas utama terdiri atas N2, O2, Ar, CO2, dan HO2 yang
mendominasi hingga sekitar 99,98% - 99,99% volume udara.
2. Gas penyerta
Gas penyerta terdiri atas susunan:
Gas permanen, yaitu: Ne, He, Kr, Xe, dan H2O.
Gas tidak permanen, yaitu: CO, CH4, HC, NO, NO2, N2O, NH3,
SO2, dan O3.
Sedangkan gas-gas yang mempunyai peranan yang krusial secara
meteorologis adalah CO2, H2O, O3, dan aerosol.
Tabel 1.1 Komposisi Atmosfer Bumi Hingga Ketinggian 100 km
Gas Berat MolekulBanyaknya
(Bagian Total Molekul)
Nitrogen (N2) 28,016 78%
Oksigen (O2) 32,00 20,95%
Argon (Ar) 39,94 9,300 ppm (0,934%)
Uap air (H2O) 18,02 0-4%
Karbon dioksida (CO2) 44,01 325 ppm (0,038%)
Neon (ne) 20,18 18,2 ppm
Helium (He) 4,00 5 ppm (0,00052%)
Kripton (Kr) 83,70 1 ppm
Hidrogen (H2) 2,01 0,5 ppm
Ozon (O3) 48,00 0-12 ppm
Aerosol 10,00 6-10 ppm
5
Komposisi zat penyusun atmosfer bumi dapat dilihat dalam grafik
berikut.
Grafik 1.1 Komposisi Atmosfer Bumi
Nitrogen Oksigen Argon Karbon dioksida
Gas lain0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
78.00%
20.95%
0.93% 0.04% 0.08%
Komposisi Atmosfer Bumi
Nama Gas
Per
sen
tase
Gas-gas penyusun atmosfer itu tentunya sangat berperan terhadap
kehidupan di bumi. Berikut penulis akan menjelaskan sedikit tentang gas-
gas penyusun atmosfer tersebut.
1. Nitrogen (N2)
Nitrogen (N2) atau biasa disebut gas lemas adalah salah satu
macam gas yang biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna,
tanpa bau, tanpa rasa, dan merupakan gas diatomik bukan logam
yang stabil, dan sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa
lain. Zat ini dinamakan zat malas karena tidak aktif bereaksi
dengan unsur lainnya. N2 pada atmosfer merupakan zat yang paling
banyak yang menyusun atmosfer yaitu 78% dan merupakan zat
yang terdapat dalam banyak jaringan makhluk hidup.
6
2. Oksigen (O2)
Oksigen (O2) merupakan golongan kalkogen dan dapat
dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya.
Oksigen dalam bentuk O2 dihasilkan dari air sianobakteri,
ganggang, tumbuhan selama fotosintesis, dan dihasilkan di
troposfer melalui fotolisis ozon oleh sinar berpanjang gelombang
pendek.
Oksigen ini sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup dan
merupakan salah satu penyokong terbesar kehidupan. Oleh
manusia dan hewan, secara mutlak oksigen digunakan untuk
bernafas. Tumbuhan juga memerlukan oksigen, terutama pada
saat tidak terjadi fotosintesis. Pada saat tidak terjadi fotosintesis
oksigen digunakan tumbuhan untuk bernafas.
3. Argon (Ar)
Argon (Ar) adalah salah satu gas penyusun atmosfer yang
juga merupakan gas mulia, bersifat tidak mudah bereaksi dengan
gas lain, kira-kira 23,8 kali lebih banyak dari karbon dioksida (CO2),
dan 500 kali lebih banyak dari neon (Ne). Di atmosfer, gas ini
hanya sebanyak 0,934% dari keseluruhan volume atmosfer.
4. Uap air (H2O)
Uap air berasal dari penguapan (evaporatranspirasi) yang
terjadi di permukaan bumi dan merupakan sumber utama bagi
pembentuk awan dan presipitasi. Di samping sebagai penyerap
radiasi matahari, bumi, dan atmosfer, juga berfungsi sebagai bahan
pemindah energi kalor (bahang) laten.
Kandungan uap air pada daerah subtropis bervariasi, mulai
dari 0% daat angin kering bertiup hingga 3% pada saat angin laut
bertiup pada musim panas. Sedangkan pada daerah tropis, karena
suhu udara rata-rata lebih tinggi sehingga dapat mencapai 3%
hingga 4% dari massa atmosfer.
5. Karbon dioksida (CO2)
7
Karbon dioksida (CO2) terutama dihasilkan dari pelapukan
bahan organik oleh mikroorganisme dengan cara alami di dalam
tanah dan berasal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh
kendaraan atau pun pabrik. CO2 yang ada di dalam atmosfer akan
diserap oleh tanaman pada siang hari sebagai bahan baku dalam
proses fotosintesis dan sebagai penyerap yang baik terhadap
radiasi yang dihasilkan bumi dan atmosfer secara selektif serta
pada umumnya tidak menyerap radiasi matahari sebagai radiasi
gelombang pendek.
Laju kenaikan konsentrasi CO2 cenderung meningkat
meskipun akhir-akhir ini peningkatannya relatif lambat. Secara
global, kenaikan gas ini sekitar 11% dengan konsentrasi 294-321
ppmv (1870-1970). Berdasarkan percobaan yang dilakukan dari 30
stasiun di dunia pada tahun 1992, konsentrasi gas tersebut
mencapai 370 ppmv dengan laju kenaikan sekitar 0,4% dan
meningkatkan suhu udara hingga sekitar 0,2-0,5° C.
6. Neon (Ne)
Neon (Ne) termasuk dalam kelompok gas mulia yang tak
berwarna dan lembam. Di atmosfer gas ini hanya sebanyak 18,2
ppm dari volume atmosfer dan kulitnya merupakan pecahan-
pecahan kecil.
7. Helium (He)
Helium (He) adalah unsur kimia tak berwarna, tak berbau,
tak berasa, tak beracun, hampir inert, dan berupa gas monatomik.
Di bumi, gas ini cukup jarang ditemukan dan pada atmosfer hanya
sebanyak 0,00052% dari volume atmosfer. Kebanyakan helium
yang ditemukan di bumi terbentuk dari peluruhan radio aktif unsur-
unsur berat (torium dan uranium).
8. Kripton (Kr)
Kripton (Kr) merupakan gas tak berwarna, tak berbau, tak
berasa, dan merupakan salah satu gas mulia. Pada atmosfer, gas
8
ini dipisahkan oleh bagian-bagian kecil dari udara, dan sering
digunakan bersama dengan gas lain yang sulit didapat pada lampu
pijar.
9. Hidrogen (H2)
Hidrogen (H2) merupakan salah satu zat penyusun atmosfer
yang pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tak
berbau, bersifat non-logam, dan merupakan gas diatomik yang
sangat mudah terbakar. Kebanyakan hidrogen di bumi dihasilkan
secara industri dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana.
Hidrogen juga dapat dihasilkan dari air melalui proses elektrolisis
namun jelas lebih mahal dari proses alami.
10.Ozon (O3)
Gas ini dihasilkan secara alamiah dari proses ionisasi pada
ketinggian sekitar 80-100 km dengan melalui reaksi:
UV
O2 20
O2 + O + M O3 + M 1)
Ozon tersebut dapat terurai lagi menjadi oksigen apabila
sinar ultraviolet berlebihan atau adanya rampasan dari gas lain
yang berasal dari gas hasil pembakaran industri. Misalnya
chlorofluorocarbons (CFC) dapat mengeluarkan atom klorin yang
merampas satu atom O dari molekul O3 atau dengan faktor
kesetimbangan dan momentum secara alami dengan atom O
seperti pada reaksi berikut:
O3 + O + M 2O2 + M 2)
O3 O2 + M 3)
1 Faktor kesetimbangan dan momentum berupa gas lain2 Sinar UV berlebihan3 Rampasan satu atom O dari O3 oleh atom klorin CFC
9
Dampak negatif dari kegiatan manusia yang dapat
menyebabkan menipisnya lapisan ozon adalah terjadinya
kerusakan secara fisik oleh pesawat supersonik atau pesawat
antariksa dan akibat senyawa gas yang mengandung sulfat dan
nitrat. Ozon dapat berfungsi sebagai penyerap kehidupan manusia
dan kehidupan lainnya serta dapat menyerap radiasi bumi pada
panjang gelombang tertentu.
11.Aerosol
Aerosol merupakan salah satu zat penyusun atmosfer
berupa partikel-partikel kecil di atmosfer yang tersusun atas zat-zat
berikut.
a. Debu 20%, terutama dihasilkan oleh daerah kering.
b. Kristal garam 40%, dihasilkan dari pecahan ombak lautan.
c. Abu 10%, dihasilkan dari erupsi gunung berapi dan
pembakaran.
d. Asap 5%, dihasilkan dari erupsi gunung berapi dan
pembakaran.
e. Lain-lain 25%, terutama dihasilkan oleh mikroorganisme.
Grafik 1.2 Komposisi Zat Penyusun Aerosol
20%
40%
10%
5%
25%
Komposisi Zat Penyusun Aerosol
Debu
Kristal garam
Abu
Asap
Zat lain
10
Aerosol berfungsi sebagai inti-inti kondensasi dan
memancarkan radiasi matahari ke segala arah. Keberadaannya di
atmosfer tergantung pada massanya, pemanasan, dan pendinginan
di permukaan bumi serta angin.
C. Struktur Lapisan Atmosfer
Atmosfer dapat dibagi atas beberapa lapisan berdasarkan
penyebaran suhu, komposisi, sifat gas yang dikandung atmosfer, dan
peristiwa fisik yang berlangsung. Berdasarkan ketinggiannya, atmosfer
dibagi menjadi beberapa lapisan, yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer,
termosfer, dan eksosfer. Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak,
tetapi agak menipis sedikit demi sedikit dengan bertambahnya ketinggian,
tidak ada batas yang pasti antara atmosfer bumi dan angkasa luar. Berikut
penulis akan menjabarkan sedikit tentang struktur lapisan atmosfer.
1. Troposfer
Lapisan ini berada pada level terendah, campuran gasnya
sangat sesuai untuk menopang kehidupan di bumi. Ketebalan
lapisan ini adalah yang paling tipis, yaitu sekitar 15 km dari
permukaan tanah. Suhu udara pada permukaan air laut kurang
lebih 30° C dan semakin ke atas suhu semakin turun. Menurut
Teori Braak, setiap kenaikan 100 m suhu berkurang 0,61° C. Dalam
lapisan ini terjadi cuaca, perubahan suhu, angin, tekanan,
kelembaban yang dirasakan setiap hari. Lapisan ini sangat penting
terhadap kehidupan sebab:
a) Bersentuhan langsung dengan makhluk hidup,
b) Tempat berlangsungnya cuaca; dan
c) Didominasi gas yang berguna bagi kehidupan.
Pada lapisan ini, ketinggian terendah adalah tempat paling
hangat, karena bumi menyerap radiasi panas matahari dan
menyalurkannya ke udara. Umumnya, jika ketinggian bertambah,
suhu udara akan berkurang secara tetap (steady) dari 17° C hingga
11
-52° C. Pada daerah tertentu seperti pegunungan dan dataran
tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien tersebut.
Di antara troposfer dan stratosfer terdapat lapisan yang
disebut Tropopause, yang membatasi lapisan troposfer dan
stratosfer.
2. Stratosfer
Stratosfer adalah lapisan kedua dari atmosfer. Ketebalan
lapisan ini sekitar 15 km hingga 40 km dari permukaan bumi.
Perubahan mulai terlihat dari lapisan troposfer ke lapisan stratosfer
pada ketinggian 11 km. Suhu pada lapisan stratosfer terbawah
relatif stabil dan dingin, yaitu -57° C. Lapisan ini merupakan tempat
terbangnya pesawat. Awan cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan
bawah.
Pada bagian tengah, pola suhunya berubah menjadi
bertambah seiring kenaikan ketinggian. Hal ini dikarenakan
bertambahnya lapisan konsentrasi ozon. Lapisan ozon ini
menyerap radiasi dari sinar ultraviolet (UV)4. Suhu pada lapisan ini
sekitar 18° C pada ketinggian 40 km. Di antara lapisan ini dan
lapisan mesosfer diselingi dengan lapisan stratopause.
3. Mesosfer
Mesosfer adalah lapisan ketiga dari atmosfer. Suhu atmosfer
akan berkurang sesuai dengan pertambahan ketinggian hingga
lapisan keempat, termosfer. Ketebalan lapisan ini sekitar 40 km dari
permukaan bumi hingga 80 km dari atas permukaan bumi.
Kebanyakan meteor akan terbakar pada lapisan ini.
Pada stratopause, suhu akan berkurang dari 6,85° C hingga
-73,15° C. Pada lapisan mesosfer ini suhu kembali turun hingga
sekitar -143° C, yaitu pada ketinggian kurang dari 81 km dari
permukaan bumi. Suhu serendah ini memungkinkan terjadinya
awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Fungsi dari lapisan
4 Oleh sebab itu lapisan ini juga disebut ozone layer
12
mesosfer, yaitu sebagai lapisan untuk memantulkan gelombang
radio. Antara lapisan mesosfer dan termosfer terdapat lapisan
transisi yang disebut mesopause.
4. Termosfer
Termosfer merupakan lapisan keempat dari atmosfer.
Ketebalan lapisan ini sekitar 80 km dari permukaan bumi hingga
500 km dari permukaan bumi. Dinamai termosfer5karena
temperatur pada lapisan ini meningkat dengan sangat drastis, yaitu
sekitar 1.982° C. Perubahan ini akibat penyerapan sinar ultraviolet
(UV).
Radiasi UV ini menyebabkan reaksi kimia sehingga
membentuk muatan listrik yang dikenal dengan ionosfer yang dapat
memantulkan gelombang radio. Sebelum memasuki era satelit,
lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang
radio. Lapisan ini juga merupakan lapisan pelindung dari batu
meteor dari luar angkasa yang masuk ke bumi. Pada lapisan
ionosfer ini meteor akan terurai. Apabila ukurannya sangat besar
akan jatuh ke permukaan bumi dan disebut meteorit. Aurora yang
juga dikenal dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi pada
lapisan ini.
5. Eksosfer
Eksosfer adalah lapisan atmosfer terluar yang mempunyai
ketinggian 500 km dari atas permukaan bumi hingga keluar
atmosfer bumi. Pada lapisan ini terjadi refleksi cahaya matahari
yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari
yang dipantulkan ini disebut cahaya Zodiakal.
5 Thermo: panas, sfer: lapisan; termosfer: lapisan yang panas
13
D. Peranan Atmosfer Bumi
Seperti yang telah penulis tuturkan sebelumnya, atmosfer
mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan di permukaan
bumi. Peranan atmosfer tersebut adalah sebagai berikut.
1. Sebagai penyangga (buffer) suhu di permukaan bumi. Gas dan uap
air pada atmosfer menyerap dan meneruskan atau memantulkan
radiasi yang diterimanya. Proses buffering ini membantu menjaga
stabilitas suhu di bumi agar tidak terlalu panas atau terlalu dingin.
Tanpa atmosfer, suhu pada siang hari lebih dari 93° C dan pada
malam hari dapat mencapai -184° C.
2. Sebagai penyaring (filter) terhadap radiasi sinar matahari yang
berbahaya bagi kehidupan. Lapisan ozon (O3) membantu menahan
radiasi sinar ultraviolet (UV) yang dapat menyebabkan kanker kulit
pada manusia bahkan dapat mematikan bagi kehidupan di
permukaan bumi..
3. Sebagai sumber gas-gas penting yang digunakan dalam proses
kehidupan. Contohnya oksigen (O2) yang yang digunakan dalam
respirasi manusia dan makhluk hidup lain di permukaan bumi. Juga
gas karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) yang sangat diperlukan
tumbuhan dalam proses fotosintesis.
4. Pengatur kelestarian proses cuaca dan iklim di bumi. Sebagian
daur hidrologi6 yang sangat berpengaruh bagi cuaca dan iklim di
bumi berlangsung di atmosfer.
6 Hydro: air, logos: ilmu; hidrologi: ilmu yang mempelajari siklus air
14
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil kajian pustaka yang penulis lakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi permukaan
bumi, yang tersusun atas berbagai macam zat dengan massa yang
cukup.
2. Ketinggian atmosfer sekitar 0 km dari atas permukaan bumi hingga
ketinggian 560 km lebih dari atas permukaan bumi.
3. Atmosfer tersusun atas gas utama dan gas penyerta.
4. Gas utama yang menyusun atmosfer adalah N2, O2, Ar, CO2, dan
HO2.
5. Gas penyerta yang menyusun atmosfer terdiri atas gas permanen,
yaitu: Ne, He, Kr, Xe, dan H2O, serta gas tidak permanen, yaitu:
CO, CH4, HC, NO, NO2, N2O, NH3, SO2, dan O3.
6. Struktur lapisan atmosfer berdasarkan ketinggiannya dibagi
menjadi troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer.
7. Atmosfer berperan sebagai:
a) Sebagai penyangga (buffer) suhu di permukaan bumi.
b) Sebagai penyaring (filter) terhadap radiasi sinar matahari yang
berbahaya.
c) Penyedia gas-gas penting yang berguna dalam kehidupan.
d) Pengatur kelestarian proses cuaca dan iklim
B. Saran-saran
Saran-saran yang ingin penulis sampaikan kepada pembaca, yaitu:
1. Menghindari penggunaan CFC yang dapat merusak lapisan ozon
(O3) di atmosfer.
2. Mengurangi penggunaan kendaraan yang menghasilkan polutan.
15
3. Menghindari penggunaan rokok yang dapat meningkatkan kadar
karbon dioksida (CO2) di atmosfer.
4. Menghindari penebangan liar dan lahan berpindah yang dapat
menurunkan kadar oksigen (O2) dan meningkatkan kadar karbon
dioksida (CO2).
16
DAFTAR PUSTAKA
----------. 2013. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), (Software), mengacu pada data dari KBBI Daring (Edisi III) diambil dari http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/.
Dahnial, Iwan. 2011. Debu Alami Mendinginkan Bumi Sekaligus Menghangatkan Atmosfer, (Online), http://iwandahnial.wordpress.com/2011/03/25/debu-alami-mendinginkan-bumi-sekaligus-menghangatkan-atmosfer/, diakses pada 23 Agustus 2013.
Koesmaryono, Yonny, dan Muhamad Askari. 2009. Klimatologi Pertanian. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sakdi25. 2010. Lapisan Atmosfer Bumi dan Fungsinya, (Online), http://sakdi25.wordpress.com/2010/02/25/lapisan-atmosfer-bumi-dan-fungsinya/, diakses pada 20 Agustus 2013.
Tim Penulis. 2009. Klimatologi (Suatu Pengantar). Makassar: Universitas Hasanuddin.
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2013. Aerosol, (Online), http://id.wikipedia.org/wiki/Aerosol, diakses pada 23 Agustus 2013.
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2013. Argon, (Online), http://id.wikipedia.org/wiki/Argon, diakses pada 23 Agustus 2013.
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2013. Atmosfer, (Online), http://id.wikipedia.org/wiki/Atmosfer, diakses pada 19 Agustus 2013.
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2013. Helium, (Online), http://id.wikipedia.org/wiki/Helium, diakses pada 23 Agustus 2013.
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2013. Hidrogen, (Online), http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen, diakses pada 23 Agustus 2013.
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2013. Karbon Dioksida, (Online), http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida, diakses pada 23 Agustus 2013.
17
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2013. Kripton, (Online), http://id.wikipedia.org/wiki/Kripton, diakses pada 23 Agustus 2013.
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2013. Neon, (Online), http://id.wikipedia.org/wiki/Neon, diakses pada 23 Agustus 2013.
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2013. Nitrogen, (Online), http://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogen, diakses pada 23 Agustus 2013.
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2013. Oksigen, (Online), http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen, diakses pada 23 Agustus 2013.
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2013. Ozon, (Online), http://id.wikipedia.org/wiki/Ozon, diakses pada 23 Agustus 2013.
Wikipedia Bahasa Inggris. 2013. Argon, (Online), http://en.wikipedia.org/wiki/Argon, diakses pada 23 Agustus 2013.
Wikipedia Bahasa Inggris. 2013. Atmosphere, (Online), http://en.wikipedia.org/wiki/Atmosphere, diakses pada 19 Agustus 2013.
Wikipedia Bahasa Inggris. 2013. Krypton, (Online), http://en.wikipedia.org/wiki/Krypton, diakses pada 23 Agustus 2013.
Wikipedia Bahasa Inggris. 2013. Neon, (Online), http://en.wikipedia.org/wiki/Neon, diakses pada 25 Agustus 2013.