PENGARUH PEMBIAYAAN BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI
TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL
TUGAS AKHIR
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh
Gelar Ahli Madya pada Program Studi Perbankan Syari’ah
OLEH:
KHOIRIL UMAM (201 08 021)
JURUSAN SYARIAH
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
SALATIGA
2012
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
v Kegagalan bukanlah akhir dari semuanya, maka belajarlah dari
kegagalan itu untuk meraih kesuksesan.
v Sukses adalah dapat mempertimbangkan imajinasi menjadi
kenyataan dan bejalanlah sejauh atau semaksimal mungkin.
PERSEMBAHAN
v Allah S.W.T
v Nabi Agung Muhammad S.A.W
v Bapak dan Ibu tercinta
v Seluruh keluarga besarku
v Sahabat-sahabatku
v STAIN Salatiga
v BMT SUMBER USAHA Kembangsari
v Mahasiswa DIII Perbankan Syari’ah angkatan 2009
v Semua pihak yang membantu penyelesaian Tugas Akhir ini
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya telah menjadikan penulis mampu
menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.
Maksud dari penulis Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi
persyaratan kelulusan mencapai derajad Ahli Madya (A.Md) pada
Program Studi Diploma III Perbankan Syari’ah, Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan berbagai pihak, oleh karena itu melalui ruang ini penulis
mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada :
1. Bpk. Imam Sutomo selaku Ketua beserta Dosen dan Staff STAIN
Salatiga, yang telah memberikan dukungan dan fasilitas baik secara
langsung maupun tidak langsung.
2. Bpk. Abdul Aziz, N.P, MM selaku Kaprodi DIII Perbankan
Syari’ah STAIN Salatiga yang telah memberikan tuntunan hingga
selesainya penulisan Tugas Akhir ini.
3. Bpk. Nafis Irkhami, M.Ag selaku Dosen pembimbing yang telah
dengan sabar memberikan pengarahan hingga selesainya penulisan
Tugas Akhir ini.
4. Ibu Rodliyatul Hani’ah, SE selaku manajer BMT SUMBER
USAHA beserta staff karyawan, yang telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk belajar mengenal dunia kerja.
5. Bapak dan Ibu serta saudara-saudara penulis, yang memberikan
dorongan moril maupun materiil hingga penulis mampu
menyelesaikan studi tepat waktu.
6. Teman-teman seangkatan penulis serta kepada semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan namanya, yang telah memberikan
bantuan yang berguna bagi kelancaran penulisan Tugas Akhir ini.
Akhirnya, penulis menyadari atas keterbatasan yang dimiliki dalam
penyelesaian Tugas Akhir ini, sehingga masih ditemui kekurangan dan
ketidaksempurnaan. Oleh karenanya kritik dan saran dari pembaca
sangat penulis nantikan. Namun demikian sekecil apapun karya ini,
penulis berharap hasil Tugas Akhir ini akan bermanfaat bagi pembaca
dan terutama akan dapat membantu meningkatkan kinerja BMT
SUMBER USAHA, dimana penulis melakukan penelitian.
Salatiga, 10 September 2012
Penulis
Khoiril Umam
ABSTRAK
Khoiril Umam, 20108021. PENGARUH PEMBIAYAAN BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL.
Program Studi D III Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembiayaan yang diberikan oleh BMT Sumber Usaha terhadap pengusaha pedagang kecil. Dimana penelitian ini lebih ditekankan pada pengaruh pembiayaan yang diberikan oleh BMT Sumber Usaha terhadap pengusaha pedagang kecil.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis data primer dan sekunder yang bersifat empiris atau non doktrinal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan pembagian angket atau kuesioner, sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil, bahwa pemberian kredit dengan sistem bagi hasil dari BMT Sumber Usaha mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap usaha pedagang kecil di wiliyah Kembangsari dan sekitarnya. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil analisa atas data-data yang telah dihimpun oleh penulis dan kemudian dengan analisa regresi yang dibantu dengan menggunakan SPSS 11.05 for Windows menghasilkan suatu persamaan yang dapat digunakan untuk menyimpulkan terdapat pengaruh signifikan atau tidak pemberian kredit yang diberikan BMT Sumber Usaha terhadap pengusaha pedagang kecil.
Implikasi teoritis penelitian ini adalah adanya pengaruh sistem pembiayaan yang diberikan oleh BMT Sumber Usaha, sehingga diharapkan tercipta pemberdayaan terhadap pedagang kecil. Sedangkan impliksasi praktisnya hasil penelitian ini dapat digunakan oleh lembaga keuangan yang lainnya untuk memberdayakan pedagang kecil. Keywords : Pembiayaan, pendapatan, pedagang kecil.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................... i
Persetujuan Pembimbing ................................................................................. ii
Halaman Pengesahan ........................................................................................... iii
Motto dan Persembahan ...................................................................................... iv
Kata Pengantar ..................................................................................................... v
Abstrak .................................................................................................................. vii
Daftar Isi ............................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ......................................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
D. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 6
E. Metode Penelitian ............................................................................................ 7
F. Penegasan Istilah.......................................................................................... 9
G. Sistematika Penulisan................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka ................................................................................................. 12
1. Tinjauan Lembaga Keuangan Konvensional .............................. 12
2. Tinjauan Lembaga Keuangan Syariah ........................................ 19
BAB III GAMBARAN OBJEK
A. Gambaran Umum ........................................................................ 31
B. Data Deskriptif ............................................................................. 39
BAB IV ANALISIS
A. Analisis Deskriptif………………………..………………....... 45
B. Analisis Kuantitatif…………..……………………………...... 53
C. Interpretasi Hasil Analisis Regresi............................................. 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………....... 60
B. Saran……………………………………………………………..... 61
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan dalam bidang ekonomi harus diarahkan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengatasi ketimpangan ekonomi
dan kesenjangan sosial. Untuk itu perlu dilakukan penumbuhan sikap
kemandirian dari manusia dan masyarakat Indonesia melalui peningkatan
peran serta efisiensi dan produktivitas dalam rangka peningkatan taraf hidup
dan kesejahteraan lahir batin. Dengan demikian penataan dan pemantapan
usaha nasional keseluruhannya dilakukan bersamaan dengan upaya
peningkatan pemerataan yang meliputi peningkatan ekonomi rakyat,
perluasan kesempatan usaha dan lapangan kerja, serta peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu masalah yang mendapat perhatian serius dari kalangan
kaum intelektual muslim pada waktu sekarang ini adalah bantuan yang
dibutuhkan oleh pedagang kecil yang kurang dalam permodalan, lemah akan
pengetahuan pengembangan usaha dan juga keterampilan untuk mengolah
usaha. Pedagang kecil dan menengah di wilayah pedesaan merupakan sasaran
para kaum intelektual muslim karena sebagian besar penduduk Indonesia
tinggal di daerah pedesaan. Penduduk desa yang jumlahnya sangat besar
sangat efektif bila diajak bekerja sama dalam pengelolaan suatu usaha.
Masalah yang mereka hadapi adalah keadaan ekonomi mereka yang lemah
sehingga berimbas pada melemahnya permodalan usaha.
Keterbatasan pengetahuan mereka sangat mempengaruhi pola pikir,
sehingga kebanyakan dari pedagang kecil dalam mengelola usaha mereka
menggunakan cara tradisional yang tidak mengenal sistem manajemen.
Dalam kenyataan banyak sekali kita jumpai kredit-kredit formal ini hadir di
tengah-tengah masyarakat. Namun kehadiran kredit-kredit formal ini tidak
bisa dirasakan oleh pedagang kecil. Kebanyakan dari lembaga kredit formal
tersebut menggunakan peraturan yang tidak mampu dijangkau oleh para
pedagang kecil. Kredit-kredit formal tersebut memberikan batasan minimal
untuk peminjaman kredit seperti dengan sistem batas minimal satu juta untuk
peminjaman kredit. Kehadiran lembaga-lembaga kredit formal tersebut belum
bisa memberikan pemecahan bagi permasalahan pedagang kecil khususnya
mengenai permodalan.
Kendala-kendala tersebut di atas menyebabkan pedagang kecil enggan
untuk menggunakan fasilitas kredit yang telah disediakan oleh lemabaga-
lembaga keuangan formal. Akibatnya mereka menjalani jala pintas dengan
meminjam modal pada penyedia kredit liar seperti: rentenir, ijon, tengkulak
dan lembaga keuangan tidak resmi, yang akibatnya hanya mengatasi masalah
kesulitan dana untuk sementara waktu saja, selanjutnya akan terjerat oleh
kesulitan yang berkepanjanangan. Hal tersebut bisa terjadi karena bunga
pinjaman lebih besar dari uang pinjaman itu sendiri.
Mengingat pentingnya bantuan permodalan bagi masyarakat pedesaan
dan belum berhasilnya lembaga kredit non formal yang ada dalam mengatasi
masalah tersebut di atas, maka perlu pemikiran lembaga dan pola kredit yang
bagaimana yang bisa efektif untuk dimasyarakatkan di daerah pedesaan.
Lembaga kredit tersebut diharapkan bisa efektif dan lebih luas jangkauan
nasabahnya serta dapat membantu usaha pedagang kecil dalam
penyalurannya lebih ditekankan pada prosedur yang mudah, murah dan
mengarah.
Lembaga perkreditan atau pembiayaan yang dimaksud adalah
lembaga keuangan syari’ah Baitul Maal Wat Tamwil atau disingkat dengan
nama BMT. BMT SUMBER USAHA merupakan buah pemikiran dari kaum
intelek muslim yang memikirkan keadaan perekonomian rakyat, utamanya
para pengusaha kecil dan menengah yang belum dapat tercover oleh lembaga
keuangan formal yang merebak di masyarakat.
Para cendekiawan muslim daerah Kembangsari dan sekitarnya dalam
hal ini mengambil langkah untuk mendirikan BMT, mengingat BMT
merupakan suatu lembaga keuangan yang sangat dibutuhkan kehadirannya
oleh masyarakat kecil pedesaan yang pada gilirannya akan mampu
meningkatkan taraf hidup masyrakat. Sesuai dengan tujuan dari pada
pemberian pembiayaan adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
baik di daerah pedesaan maupun pedagang kecil, dan tidak semata-mata
mencari laba atau keuntungan. Salah satu tujuan adalah untuk dapat
menyalurkan kredit kepada masyarakat sehingga mampu meningkatkan
produktifitas dan menambah lapangan pekerjaan sehingga mampu
mempertinggi pendapatan masyarakat.
Fungsi BMT SUMBER USAHA adalah mendekatkan permodalan
dengan sistem pembiayan yang mudah, murah dan mengarah pada
masyarakat sesuai dengan moto dari BMT SUMBER USAHA, juga
membentuk modal masyarakat yang diarahkan pada usaha peningkatan
produksi dan melindungi masyarakat pedesaan dari pengaruh pelepas uang
tidak resmi serta membimbing masyrakat desa untuk lebih mengenal dan
mamahami asas-asas ekonomi permodalan.
BMT SUMBER USAHA yang beroperasi di wilayah Kembangsari
diharapkan akan bermanfaat bagi pedagang kecil dalam usaha mengatasi
kesulitan masalah permodalan. BMT SUMBER USAHA bersedia membantu
membiayai setiap usaha tersebut layak akan dijalankan dan ada kesanggupan
dari peminjam akan mengembalikan tepat waktu, baik itu di bidang pertanian,
peternakan, industri kecil, kerajinan tangan dan juga bidang perdagangan.
Dengan melihat keadaan di atas, peneliti ingin mengkaji lebih jauh
tentang pengaruh pembiayaan yang diberikan BMT SUMBER USAHA
terhadap peningkatan pendapatan dalam hal ini adalah laba pedagang kecil di
pedesaan sehingga penelitit tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
mengambil judul:
“PENGARUH PEMBIAYAAN BMT SUMBER USAHA
KEMBANGSARI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN
PEDAGANG KECIL”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang masalah yang dikemukakan di
atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam tugas
akhir sebagai berikut:
1. Bagaimanakah prosedur pembiayaan yang disediakan BMT
SUMBER USAHA?
2. Apakah ada pengaruh pembiayaan yang diberikan BMT
SUMBER USAHA terhadap pendapatan pedagang kecil?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Adapun mengenai tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui jenis-jenis pembiayaan yang disediakan oleh
BMT SUMBER USAHA.
b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembiayaan yang diberikan
BMT SUMBER USAHA terhadap usaha kecil terutama pedagang
kecil.
2. Dari hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat :
a. Bagi Penulis
Untuk meningkatkan dan mengasah pengetahuan serta
pengalaman bagi penulis sebagai mahasiswa yang nantinya akan
terjun ke dunia kerja masyarakat.
b. Bagi STAIN Salatiga
Sebagai bahan referensi dan informasi bagi mahasiswa dan
perpustakaan serta menambah khasanah pustaka ilmiah.
c. Bagi BMT Sumber Usaha Kembangsari
Dapat menganalisis kelebihan dan kekurangan BMT dalam hal
pembiayaan dan juga dapat di gunakan sebagai referensi di BMT
Sumber Usaha.
D. Penelitian Terdahulu
Menurut Karsono dalam TA tahun 2006 yang berjudul “Pengaruh
Pembiayaan Yang Diberikan BMT Tumang Cabang Ampel Terhadap
Peningkatan Pendapatan Pedagang Kecil”, menjelaskan tentang pengaruh
pembiyaan yang diberikan BMT terhadap peningkatan pendapatan
pedagang kecil.
Menurut Ade Nur Setyanto dalam TA tahun 2008 yang berjudul
“Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di BMT Sumber Mulia
Tuntang Tahun 2007”, menjelaskan tentang pemberian pembiayaan
dengan menggunakan informasi yang berhubungan dengan keluarga,
informasi berdasar data usaha dan informasi yang berhubungan dengan
data keuangan keluarga.
Menurut Muhammad Irham dalam TA tahun 2009 yang berjudul
“Efektivitas Pemasaran Produk Pembiayaan BMT Sumber Usaha
Kembangsari Tengaran”, menjelaskan tentang strategi pemasaran BMT
Sumber Usaha, di antara strategi yang diterapkan BMT Sumber Usaha
adalah bauran pemasaran meliputi: produk, harga, promosi dan tempat.
Menurut Salaswati Oktaviani dalam TA tahun 2009 yang berjudul
“Manajemen Pemasaran Pembiayaan Di BMT Muhajirin Salatiga”,
menjelaskan perencanaan pembiayaan, membahas tentang: jumlah kredit
yang disalurkan, nisbah bagi hasil dan mark up, langkah perbaikan dan
antisipasi dari evaluasi tahun kemarin, target tahun ini dan sumber dana.
E. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian/penulisan dalam tugas akhir ini adalah deskriptif
dan kuantitatif. Pengertian penelitian deskriptif yaitu penulisan yang
menyajikan analisis mengenai suatu objek yang menggambarkan
secara sisitematik dan akurat mengenai bidang tertentu.Sedangkan
pengertian penelitian kuantitatif adalah pengukuran data kuantitatif
dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel
orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah
pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase
tanggapan mereka.
2. Jenis Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder :
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dari observasi, penulis memperoleh data
dengan pengamatan secara langsung dari sumber penelitian yang
diamati.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari dokumen, buku-buku dan arsip-
arsip yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi Langsung
Observasi langsung ini dimaksudkan guna memberikan gambaran
yang utuh tentang keadaan BMT Sumber Usaha Kembangsari.
b. Pembagian Angket/Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan,
perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi
yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem
yang sudah ada.
Kuesioner diberikan langsung kepada responden dan responden
menjawab pertanyaan yang sudah tersedia. Responden dari kuesioner
ini adalah yang sudah menggunakan produk pembiayaan
mudhorobah di BMT Sumber Usaha. Sesuai dengan dasar penelitian
dari tugas akhir yaitu mengetahui pengaruh dari pembiayaan BMT
Sumber Usaha terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil,
maka pertanyaan yang diberikan tentu saja mengenai pendapatan dari
usaha dan juga jumlah kredit responden kepada BMT Sumber Usaha.
F. Penegasan Istilah
Pembiayaan menurut Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998, pasal
1 ayat 12 menyatakan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan dan kesepakatan antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan
uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil.
Tujuan pokok dijalankannya suatu usaha perdagangan adalah untuk
memperoleh pendapatan, dimana pendapatan tersebut dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup usaha
perdagangannya. Pendapatan yang diterima adalah dalam bentuk uang,
dimana uang adalah merupakan alat pembayaran atau alat pertukaran (
Samuelson dan Nordhaus, 1997 : 36 ). Selanjutnya, pendapatan juga dapat
di definisikan sebagai berikut : “ Pendapatan menunjukan jumlah seluruh
uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka
waktu tertentu ( biasanya satu tahun ), pendapatan terdiri dari upah, atau
penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti : ( sewa, bunga
dan deviden ) serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah
seperti tujangan sosial atau asuransi pengangguran” ( Samuelson dan
Nordhaus, 1997 : 258 ).
Pengertian pedagang kecil adalah sebuah lembaga yang melakukan
kegiatan usaha menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan
pribadi ( Basu Swasta, 1984:192). Pengertian pedagang kecil yang peneliti
maksud adalah pengecer atau toko pengecer, usaha kecil dan atau yang
dapat dipersamakan dengan itu.
G. Sistematika Penulisan
Penelitian ini direncanakan terdiri dari 5 bab yang saling berkaitan. Bab
Pertama adalah bab Pendahuluan. Bab ini terdiri dari Latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penulisan tugas akhir,
penelitian terdahulu, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika
penulisan.
Bab kedua adalah Landasan Teori. Dalam bab ini penulis
mengemukakan kajian ilmiah terhadap topik tugas akhir dalam rangka
mencari justifikasi teoritis serta melihat dan menelaah masalah yang
diajukan. Dalam subbab ini disampaikan landasan teoritis terhadap
masalah yang dipilih.
Bab ketiga adalah Gambaran Objek. Dalam bab ini penulis
menggambarkan secara umum tentang objek penelitian dan data-data
deskriptif. Gambaran umum menyajikan informasi umum mengenai objek
penulisan antara lain sejarah berdirinya, dasar pendirian, struktur
organisasi, permodalan perkembangan kinerja dan lain-lain yang berisi
pengetahuan umum mengenai objek tugas akhir. Setelah ditampilkan
gambaran umum mengenai objek tugas akhir maka selanjutnya disajikan
data-data dan informasi yang lebih bersifat khusus untuk menggambarkan
masalah yang dirumuskan dalam rumusan masalah.
Bab keempat adalah Analisis. Dalam bab ini penulis menjelaskan
masalah yang telah dirumuskan berdasarkan landasan teori dan informasi-
informasi objek penulisan tugas akhir dan sekaligus hasil penelitian.
Bab kelima adalah Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang
merupakan konsistensi penulisan dari bab I sampai bab V.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
1. Tinjauan Lembaga Keuangan Konvensional
A. Pengertian Kredit
Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam.
Dimulai dari kata “kredit” yang berasal dari bahasa yunani “Credere”
yang berarti “kepercayaan” atau dalam bahasa lain “Creditum” yang
berarti kebenaran. (Kellermen, 1989:123).
Dalam praktek sehari-hari pengertian ini berkembang lebih luas
antara lain:
1. Kredit adalah lalu lintas pembayaran dan penukaran barang
dan jasa di mana pihak yang satu memberikan prestasi, baik
berupa uang, barang dan jasa atau prestasi-prestasi lainnya,
sedangkan imbalan prestasinya akan diterima kemudian
(Sudatyo, 1996:203).
2. Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu
pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu
janji pembayarannya akan dilakukan atau ditangguhkan pada
suatu jangka waktu yang disepakati (Kohler, 1964:111).
Sedang pengertian yang lebih sesuai dengan kegiatan
perbankan Indonesia, dapat djabarkan sebagai berikut:
a. Undang-Undang pokok perbankan Nomor 14 Tahun 1976
pada BAB 1, pasal 12 yang merumuskan:
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan pinjam-meminjam
antar bank dengan pihak lain dalam hal peminjam
berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan”.
b. Undang-Undang pokok perbankan No 7 tahun 1992, pasal
1 butir 12 disebutkan, kredit adalah:
“Kredit uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan
dengan itu berdasarkan pinjam-meminjam anatara bank
dengan pihak lain”.
Dari pengertian diatas tentang kredit maka penulis
berpendapat “kredit adalah suatu transaksi antara dua belah
pihak, pihak pertama atau kreditur menyerahakan atau
menyediakan sumber-sumber ekonomi yang berupa uang atau
barang dengan perjanjian bahwa pihak kedua debitur akan
membayar kembali secara mengangsur pada waktu yang telah
ditentukan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
B. Penggolongan Jenis Bank
Dalam perbankan konvensional berdasar undang-undang No. 10
Tahun 1988 terdapat penggolongan jenis bank sebagai berikut:
1. Bank umum
Bank umum merupakan bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan
prinsip-prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran. (Undang-undang No. 10
tahun 1998 tentang perbankan pasal 1).
Usaha-usaha bank meliputi:
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
giro, deposito, tabungan, dan atau bentuk lain yang
dipersamakan dengan itu.
b) Memberikan kredit.
c) Memberikan surat pengakuan hutang.
d) Membeli, menjual atau menjamin atau resiko sendiri maupun
untuk kepentingan dan atas kepentingan nasabahnya.
e) Memindahkan uang bank untuk kepentingan sendiri maupun
untuk kepentingan nasabah.
f) Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau
meminjamkan dana kepada bank lain, sarana komunikasi
baik dengan menggunakan wesel, cek, maupun yang lainnya.
g) Menerima pembayaran tagihan atau surat berharga dan
melakukan perhitungan denga pihak ketiga.
h) Menyediakan tempat untuk penyimpanan surat-surat
berharga.
i) Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah
lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di
bursa efek.
j) Melakukan kegiatan untuk dengan pihak lain berdasarkan
kontrak.
k) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasar prinsip
hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
peraturan pemerintah.
l) Membeli semua pelelangan agunan baik semua maupun
sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajiban
kepada bank dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut
dapat dicairkan secepatnya.
m) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan bank
sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang yang
berlaku.
2. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang
melaksanakan kegiatan uasaha-usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (UU No. 10
Tahun 1998 tentang perbankan pasal 1)
Usaha-usaha Bank Perkreditan Rakyat:
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
b) Memberikan kredit.
c) Menyediakan pembiayaan.
d) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), deposito berjangaka, sertifikat deposito, dan
atau tabungan pada bank lain.
e) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip
bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
peraturan pemerintah.
Bank Perkreditan Rakyat tidak bolah melakukan hal-hal senagai
berikut:
a) Melakukan usaha peransuransian.
b) Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu
lintas pembayaran.
c) Melakukan penyertaan modal.
d) Melakukan kegiatan dan usaha dalam valuta asing.
e) Melakukan usaha lain di luar ketentuan yang telah berlaku.
C. Pengertian Pemberian Kredit
Bank merupakan lembaga keuangan yang bertugas memberikan
kredit, disamping tugas lain di bidang keuangan karena bank bertugas
memberikan kredit, maka bank menentukan kebijaksanaan dan
peraturan-peraturan mengenai perkreditan, walaupun antara pihak
bank satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan, pada dasarnya
pemberian kredit didasarkan pada hasil penelitian dari pihak bank
tersebut terhadap perusahaan atau usaha pemohon kredit mengenai
berbagai aspek, antara lain : kepribadian, keahlian dan kemampuan
calon debitur, besar jaminan, prospek usaha baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
Unsur-unsur yang terdapat dalam pengertian kredit adalah:
1. Kepercayaan adalah keyakinan dari pemberi kredit bahwa prestasi
yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang dan jasa akan benar-
benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa
yang akan datang.
2. Waktu adalah suatu masa yang dipisahkan antara pemberi prestasi
yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang dan jasa akan benar-
benar diterima atau masa yang akan datang.
3. Degree of Risk adalah tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai
akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara
pemberian prestasi dengan pengembalian prestasi yang akan
diterima dikemudian hari. Semakin lama kredit yang diberikan
semakin tinggi tingkat resikonya (Suyatmo, 1996:67).
D. Jenis-jenis Kredit
1. Kredit Langsung
Adalah kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada
lembaga pemerintah. Misalnya Bank Indonesia memberikan kredit
langsung kepada bulog dalam rangka pelaksanaan program pangan, ini
merupakan program dari pemerintah untuk menstabilkan harga bahan
pokok termasuk beras.
2. Kredit Perbankan
Adalah kredit yang diberikan kepada masyarakat untuk kegiatan
usaha atau konsumsi.
3. Kredit Likuiditas
Adalah kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada Bank
Swasta yang selanjutnya digunakan sebagai untuk membiayai kredit.
4. Kredit Investasi
Merupakan kredit jangka menengah atau panjang yang diberikan
oleh suatu bank kapada perusahaan untuk melakukan investasi atau
penanam modal, yanh dimaksud di sini adalah untuk pembelian
barang-barang modal serta jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi
maupun ekspansi proyek yang sudah ada.
E. Pengertian Pendapatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendapatan didefinisikan
sebagai hasil kerja pencarian. Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia oleh Poerwadarminta (1976) pendapatan adalah hasil pencarian
perolehan.
2. Tinjauan Lembaga Keuangan Syariah
Pada saat ini Bank Indonesia telah mengeluarkan Surat Keputusan
Direksi Bank Indonesia No. 32/34/KEP/ DIR tanggal 12 Mei 1999
tentang Bank Perkreditan Rakyat yang berdasarkan prinsip syari’ah.
Dengan berlakunnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, Bank
Indonesia yang melakukan kegiatan usaha secara kinvensional dapat juga
melaksanakan kegiatan usaha berdasar prinsip syari’ah, namun dilakukan
oleh kantor cabang khusus yang semata-mata melaksanakan kegiatan
berdasarkan prinsip syari’ah saja.
Pada tahun 1990 berawal dari hasil lokakarya MUI tentang Riba
dan Bunga Bank mengasilkan rencana secara konkrit pendirian bank
syari’ah. Dengan didukung pemerintah, MUI, ICMI mendirikan Bank
Muamalat dengan peran serta ratusan ribu ummat Islam Jawa Barat.
Secara resmi BMI berdiri pada tanggal 1 Nopember 1991 dan mulai
beroperasi pada 1 Mei 1992.
Perkembangan perbankan syari’ah tersebut di atas ternyata belum
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya untuk pedagang
kecil dan menengah. Berpijak dari permasalahan tersebut maka kaum
intelek muslim berusaha mencari pemecahan untuk dapat membantu
pedagang kecil dan menengah untuk memenuhi kebutuhan modal yakni
dengan membentuk BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) yang diharapkan
menjadi lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dan
menengah yang berlandaskan pada prinsip syari’ah. Kegiatan pokok
BMT yakni mengembangkan usaha-usaha produktif, investasi dan
menerima titipan BAZIZ dari infaq, zakat, infaq dan shodaqoh.
Misi BMT:
a) Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal
bagi anggota dengan prinsip syari’ah.
b) Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
kemajuan lingkungan pada umumnya.
c) Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan
menyimpan.
d) Menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota.
e) Memperkuat posisi tawar, sikap amanah dan jaringan
komunikasi bagi para anggota.
Visi BMT:
a) Memberikan pelayanan pembiayaan kepada para anggota
untuk tujuan-tujuan produktif, dengan sistem pelayanan
cepat, layak dan tepat sasaran.
b) Mengusahakan pemupukan modal yang bersal dari
simpanan-simpanan anggota dengan sistem syari’ah dan
usaha lain yang tidak bertentangan dengan misi BMT.
c) Mengusahakan program pendidikan secara intensif dan
teratur bagi anggota, untuk menambah pengetahuan,
ketrampilan kewirausahaan para anggota.
d) Melakukan program pendidikan keagamaan bagi anggota.
e) Usaha-usaha lain lain yang bermanfaat bagi anggota dan
tidak bertentangan dengan misi BMT.
Jenis-jenis produk BMT:
1. Mudhorobah
Adalah suatu akad antara kedua belah pihak atas
penyerahan uang dari satu pihak ke pihak lain untuk berdagang,
dan keuntungan dibagi sesuai kesepakatan. Dipandang dari segi
hukum mudhorobah hukumnya boleh (jaiz) berdasarkan Al-
Qur’an dan Hadist, dan Ijma’ ulama.
Rukun-rukun mudhorobah:
a) Penyerahan oleh pemilik modal.
b) Penerima oleh pelaksana.
Syarat-syaratnya:
a) Pokok modal harus berupa uang.
b) Jumlah pokok modal harus ditentukan.
c) Pembagian keuntungan ditetapkan prosentasenya
sesuai kesepakatan.
Dasar Mudhorobah
Pelaksana adalah orang yang terpercaya, maka
jika terjadi kerugian dia tidak menanggungnya kecuali
kesalahannya. (Lembaga Keuangan Syari’ah : hal.
16/K.H Abdul Wahid Hasyim)
Dalam prakteknya mudhorobah melalui tahapan-
tahapan sebagai berikut:
1) Pemohon
Mudhorib mengajukan permohonan modal kapada
BMT, kecuali data pribadi mudhorib, permohonan ini
memuat antara lain:
a) Jenis usaha yang dilakukan.
b) Dana yang dibutuhkan untuk operasional
usaha tersebut.
c) Perkiraan laba bersih yang diperoleh setiap
minggu atau setiap bulan.
2) Akad
Dalam akad mudhorobah ini selain memuat
identitas masing-masing pihak harus mencantumkan:
a) Jumlah modal yang dipercayakan oleh BMT
pada mudhorib.
b) Jenis usaha yang dikelola oleh mudhorib.
c) Nisbah bagi BMT dan mudhorib dari laba
bersih yang diperoleh.
3) Perhitungan laba dan nisbah
Setiap periode dengan akad petugas BMT
bersama-sama dengan mudhorib mengadakan perhitungan
laba dan nisbah. Perhitungan laba ini harus dalam
semacam acara yang ditandatangani kedua belah pihak.
Dalam berita acara ini harus mencantumkan suatu
klausul: Perhitungan ini telah kami buat dengan teliti.
Namun bila ada kekurangan ataupun kelebihannya kedua
belah pihak sudah saling merelakannya.
2. Bai’bisaman ‘ajil (BBA)
a) Pengertian
Yaitu akad jual beli dengan membayar harga pokok
beserta keuntungannya secara angsuran dalam jangka waktu
tertentu sesuai kesepakatan bersama.
b) Hukumnya
Hukumnya boleh (jaiz) berdasarkan Al-Qur’an (QS. Al
Baqarah: 275), Hadist (HR. Bazzar dan dishohihkan oleh Al
Hakim) dan Ijma’ Ulama (Kitab Fiqhussunnah juz 3:141).
c) Rukunnya
1. Penjual
2. Pembeli
3. Barang yang dijual
4. Harga
5. Ijab qobul (perjanjian/kesepakatan)
d) Syarat-syaratnya
1) Syarat yang terkait dengan penjual dan pembeli:
a. Sempurna akal dan pikiran
b. Cukup umur (baligh)
c. Mengerti hukum
d. Tidak terpaksa melakukan jual beli
2) Syarat yang terkait dengan barang:
a. Barang yang dijual harus ada
b. Jelas pemiliknya
c. Jelas kriterianya (bentuk, ukuran, warana dan sifat)
d. Halal
3) Syarat yang terkait dengan harga:
a. Harga harus jelas
b. Jenis mata uang harus jelas
c. Pembayaran barang boleh ditangguhkan
3. Murobahah
a) Pengertian
Yaitu akad jual beli dengan membayar harga pokok
beserta keuntungannya pada waktu jatuh tempo sesuai dengan
kesepakatan bersama. (Fiqhussunnah Juz 3:149)
b) Hukumnya
Hukumnya boleh (jaiz), berdasar Al Qur’an, QS Al
Baqarah:275 yang artinya, “Dan Allah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba”. Dalam hadistnya Rosululloh S A W.
Ditanya : “Pekerjaan apakah yang paling utama? Beliau
menjawab : pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan
semua perdagangan yang mabrur”. Dalam Ijma’ para Ulama
menyebutkan : “Jumhur ahli fiqih sepakat bahwa jual beli itu
ada dua, Misawanah dan Murabahah.
c) Rukunnya
1) Penjual
2) Pembeli
3) Barang yang dijual
4) Harga
5) Ijab qobul (perjanjian/persetujuan)
d) Syarat-syaratnya
1) Syarat yang terkait dengan penjual dan pembeli:
a. Sempurna akal dan pikiran
b. Cukup umur (baligh)
c. Mengerti hukum
d. Tidak terpaksa melakukan jual beli
2) Syarat yang terkait dengan barang:
a. Barang yang dijual harus ada
b. Jelas pemiliknya
c. Jelas kriterianya (bentuk, ukuran, warana dan sifat)
d. Halal
3) Syarat yang terkait dengan harga:
a. Harga harus jelas
b. Jenis mata uang harus jelas
c. Pembayaran barang boleh ditangguhkan
4. Salam
a) Pengertian
Salam adalah penjualan sesuatu dengan kriteria tertentu
(yang masi berbeda) dalam tanggungan dengan pembayaran
segera/atau disegerakan. (Kitab Fiqhussunnah juz 3 : 171).
b) Hukum
Hukumnya adalah boleh (jaiz), berdasarkan Al Qur’an surat
Al Baqarah:282 yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman
bila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan maka hendaknya kamu menulisnya dengan benar.”
Berdasarkan Hadist Nabi SAW dikatakan: “Dari Ibnu
Abbas r.a berkata: Nabi SAW datang ke Madinah sedangkan
penduduknya melakukan transaksi salam untuk penjualan
buah-buahan (dengan waktu) dua tahun atau tiga tahun, lalu
Rasulullah bersabda: barang siapa melakukan salam
hendaknya melakukannua dengan harga yang jelas serta waktu
yang jelas pula.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan Ijma’ ulama menyebutkan: orang-orang yang
ahli ilmu yang kami ketahui sepakat bahwa akad salam itu
boleh (kitab Fiqhussunnah juz 3:171).
c) Syarat-syaratnya:
1. Syarat-syarat pembayaran (modal)
a) Diketahui jelas jenisnya
b) Diketahui jelas kadarnya
c) Diserahkan di majlis
2. Syarat barang yang disalamkan
a) Barang tersebut dalam tanggungan.
b) Barng tersebut berkriteria yang bisa memberi
kejelasan kadar dan sifat-sifatnya.
c) Batas waktunya diketahui dengan jelas.
5. Musyarokah
a) Pengertian
Musyarokah mempunyai arti persekutuan dua orang dalam
modal untuk melakukan perdagangan dengan keuntungan
dibagi dua sesuai dengan kesepakatan.
b) Hukumnya
Hukum musyarokah boleh (jaiz). Berdasarkan Al Qur’an
surat Shod:24 disebutkan: “Dan sesungguhnya kebanyakan
orang-orang yag berserikat itu sebagian mereka berbuat
kedholiman kepada yang lainnya, kecuali orang-orang beriman
dan beramal sholeh.”
Dalam sebuah Hadist Rosululloh bersabda: “Sesungguhnya
Allah bersabda: Aku adalah orang ketiga dari berserikat selagi
salah satunya tidak berkhianat terhadap yang lain, jika salah
satu mengkhianati yang lainnya maka aku keluar pada
keduanya.”
c) Syarat-syarat
1) Hendaknya dilakukan sesama muslim.
2) Besarnya modal dan bagian para sekutu harus diketahui.
3) Keuntungan harus dibagi berdasarkan jumlah modal.
d) Rukunnya
1) Ijab
2) Qobul
6. Qordh al Hasan
a) Pengertian
Adalah harta yang dipinjamkan kepada peminjam untuk
dikembalikan senilai pinjaman pada waktu peminjam mampu
mengembalikan.
b) Hukum
Hukum Qordhun Hasan adalah boleh (jaiz) sesuai dengan
firman Allah dan Hadist. Dalam Al Qur’an surat Al Baqarah
yang artinya: “Barang siapa memberikan pinjaman yang
kepada Allah, maka Allah akan melipat gandakan pembayaran
dengan berlipat-lipat. Dan Allah menyempurnakan rizqi
sebagian orang dan melapangkan kepada sebagian yang lain.
Dan kepada-Nya kamu dikembalikan.”
7. Wadi’ah (Simpanan)
a) Pengertian
Adalah menitipkan suatu barang pada orang lain agar dia
dapat memelihara dan menjaganya sebagaimana mestinya.
(Fiqhussunnah juz 3:235).
b) Hukumnya
Hukumnya boleh (jaiz) bagi orang-orang yang yakin
mampu menjaganya.
c) Rukun dan macamnya
1) Wadi’ah yaitu barang yang dititipkan, diisyaratkan sah
pemiliknya.
2) Muwaddi’ dan Muwadda’ yaitu orang yang menitipkan dan
yang dititipi, diisyaratkan keduanya orang yang sah menjadi
wakil dan yang diwakili.
3) Shighot, yaitu lafadl/akad menitipkan barang seperti “aku
titipkan barang ini kepadamu” adapun penerima, menurut
BAB III
GAMBARAN OBJEK
A. Gambaran Umum
1. Sejarah BMT Sumber Usaha.
Pendirian BMT Sumber Usaha dilatarbelakangi karena
banyaknya pengusaha dan pedagang mikro di sekitar Desa Karang
Duren yang mengalami kesulitan mendapat akses permodalan.
Meskipun sebenarnya mereka mempunyai potensi untuk
berkembang. Golongan tersebut didominasi oleh kelompok ekonomi
lemah dan dengan pendidikan yang terbatas. Langkah pintas
biasanya diambil oleh beberapa diantara mereka dengan meminjam
modal pada rentenir dengan bunga yang terkadang melampaui
pendapatan dari mereka.
Diantara akses yang dapat mereka peroleh adalah lembaga
perbankan, namun biasanya mereka justru terkendala oleh sistem dan
prosedur bank yang baku dan dengan proses yang lama. Dan juga
perbankan yang lebih mengutamakan pengusaha tingkat menengah
ke atas.
Diharapkan dengan adanya BMT Sumber Usaha masyarakat
sekitar desa Karang Duren antara yang surplus dana dengan yang
membutuhkan dana akan terhubung. Sehingga secara tidak langsung
kedua pihak tersebut dengan perantara BMT Sumber Usaha dapat
tercipta suatu hubungan yang positif. Pembangunan ekonomi
berjalan dengan memberdayakan masyarakat, khususnya golongan
ekonomi mikro. Disamping itu tujuan BMT terlaksana yaitu
memperoleh keuntungan dunia yang bersifat materi dan persaudaraan
juga keuntungan yang akan dipetik di akhirat dengan terhindarkan
dari harta riba.
BMT Sumber Usaha untuk pertama kali didirikan pada tanggal
18 Mei 2001. Diantara yang berperan dalam pendirian BMT Sumber
Usaha adalah tokoh-tokoh masyarakat dan ulama desa Karang
Duren. Diantara tokoh-tokoh yang memprakarsai berdirinya BMT
adalah Bp. Dhofari S.Pd., Bp. Drs. H. Sholiminudin, Bp. H.A.
Djuremi dan para ulama yang ada di desa Karang Duren, Kec.
Tengaran seperti KH. Fatcul Mu’in.
Lembaga keuangan ini mendapat perizinan menjadi salah satu
Unit Otonomi Simpan Pinjam dari Koperasi dan Pembinaan
Menengah dengan Badan Hukum Koperasi nomor
236/BH/KDK.II.I/188.4/VII/2001 pada tanggal 4 Juli 2001. Lokasi
pertama lembaga ini beroperasi adalah Pasar Lama Kembangsari
yang saat ini telah menjadi markas TNI. Kemudian di tahun 2005
telah menempati gedung baru di Kompleks Kios Pasar Kembangsari
Baru dengan ruangan yang representatif dan lokasi yang strategis.
2. Visi dan Misi
Visi BMT Sumber Usaha sebagai suatu badan usaha atau lembaga
yang memiliki kegiatan yang berlandaskan syariah Islam dalam upaya
meningkatkan dan atau mewujudkan kualitas kehidupan sosial dan
ekonomi umat secara umum dan masyarakat di sekitar BMT Sumber
Usaha.
Visi ini mewujud ke misi yang tertuang sebagai berikut :
a. Ikut serta dalam meningkatkan atau memajukan kualitas
kehidupan sosial ekonomi umat.
b. Memberikan keuntungan yang wajar bagi pihak – pihak yang
memiliki akses langsung maupun tidak langsung pada BMT
Sumber Usaha.
c. Mengusahakan pertumbuhan BMT Sumber Usaha seoptimal
mungkin.
d. Memberikan kontribusi positif bagi umat Islam.
e. Memberikan kondisi yang nyaman untuk bekerja.
Perkembangan Usaha
Dari waktu ke waktu BMT Sumber Usaha menujukkan
perkembangan yang pesat. Modal awal Rp 29.000.000,00,- ( Dua
Puluh Sembilan Juta Rupiah ) dan hingga Desember tahun 2006
sudah mencapai modal Rp.181.807.000,00,- (Seratus Delapan
Puluh Satu Juta Delapan Ratus Tujuh Ribu Rupiah), dengan asset
Rp 4,8 milyard. Sedangkan sumber daya insani dari 3 orang menjadi
8 orang. Kepercayaan masyarakat meningkat dengan dapat
dihimpunnya dana dari anggota sebesar Rp 3,1 milyard dengan
jumlah anggota 2800 orang dan jangkauan operasional di sekitar
pasar Kembangsari, desa Karangduren, wilayah kecamatan Tengaran
dan Salatiga. Ini menunjukkan bahwa BMT Sumber Usaha Tengaran
semakin dipercaya masyarakat di sekitar BMT Sumber Usaha
Tengaran.
3. Struktur Organisasi
Adapun Struktur Organisasi di BMT Sumber Usaha Tengaran
periode 2009-2012 adalah sebagai berikut:
GAMBAR 3.1 STRUKTUR ORGANISASI
BMT “SUMBER USAHA” TENGARAN PERIODE 2009 – 2012
Sumber : BMT Sumber Usaha 2012
Keterangan:
a. Pengurus :
Dewan Penasehat Pengurus
Accounting Pemasaran Teller
Manager
Dewan Pengawas
Bag. Pembiayaan
1) Ketua : Wignyo Gutomo,SH
2) Sekretaris : Waluya, S.Pd
3) Bendahara : Dhofari, S.Pd.,MM
b. Pengelola :
1) Manager : Rodliyatul Hani’ah, SE
2) Accounting : Luthfi Al Jauhari. S.Ag.
3) Teller : Yulianingsih,SE
4) Bag. Pemby. : Totok Pramono, SE
5) Bag. Pemby. : Nur Kholiq
6) Pemasaran : Alip Wiyono, SE
7) Pemasaran : Anida Fitri Nur Susanti
8) Office Boy : Saliq, S.Ag.
c. Badan Pemeriksa :
1) Ketua : Agus Joko Susilo, SE
2) Anggota : Rinif Budi Prasetyo, SH
Joko Purwadi, S.Pd.
d. Dewan Penasehat :
1) Drs.H. Soliminudin,MM
2) H. M. Zuhri
Berdasarkan data-data yang ada di BMT Sumber Usaha Tengaran,
tugas-tugas dari pengelola yaitu:
1. Manajer
a. Mengoptimalkan sumber daya yang ada di BMT Sumber
Usaha Tengaran guna mencapai BMT yang profesional
(sehat dan efisien).
b. Menyusun anggaran.
c. Menyusun strategi dan rencana kerja untuk mencapai
anggaran.
d. Mengkoordinasikan aktifitas penghimpuna dana dan
penyaluran pembiayaan dengan aman dan lancar.
e. Memastikan laporan keuangan tepat waktu dan benar.
f. Sistem dan prosedur operasional dilaksanakan sesuai
ketentuan.
g. Meningkatkan, memelihara dan mengamankan harta BMT.
h. Menindaklanjuti hasil evaluasi/pemeriksaan Dewan Syari’ah.
2. Dewan Pengawas dan Dewan Pengurus.
a. Mereview aplikasi pembiayaan sebelum menyetujui dan
merekomendasikan.
b. Melakukan penilaian secara menyeluruh untuk mengatur
kelayakan usaha calon direktur.
c. Merekomendasikan/mengusulkan penyelesaian pinjaman
bermasalah
d. Meningkatkan ketrampilan dan profesionalisme SDM.
3. Tanggung jawab manager:
Terkoordinasinya semua aktifitas BMT baik dibidang
operasi, investasi, pembiayaan, pemasaran, dan SDM dengan
sebaik-baiknya.
a. Tercapainya citra yang baik dan hubungan yang harmonis
dengan lingkungan masyarakat sekitar BMT Sumber Usaha
Kembangsari.
b. Pencapaian target sesuai anggaran yang telah ditetapkan.
4. Accounting
a. Mengelola administrasi pembukuan dan laporan kegiatan.
b. Melaksanakan pembukuan atas transaksi yang dilaksanakan
setiap hari.
c. Membuat laporan neraca dan rugi/laba harian dan bulanan.
d. Memproses, mengelola pembukuan transaksi bank.
e. Melaksanakan buku yang menjadi tanggung jawab
pembukuan.
f. Membuat laporan bulanan setiap periode.
5. Bagian kredit
a. Melayani pembukuan sampai dengan pencairan deposito
serta pembebanan bagi hasilnya.
b. Melayani pembukuan sampai dengan penutupan rekening
tabungan.
c. Memberikan informasi kepada nasabah mengenai bagi hasil
tabungan dan deposito yang berlaku.
d. Memeriksa kelengkapan akad pembiayaan.
e. Memonitor proses penandatanganan akad pembiayaan.
f. Merencanakan pengembangan SDM.
g. Mensupervisi peraturan kekaryawanan.
h. Mengontrol penggunaan blangko deposito (nomor deposito).
i. Melaksanakan proses pembukuan dan pencairan deposito.
j. Membuat register mutasi deposito/tabungan.
k. Membuat cadangan bagi hasil deposito.
l. Mencetak posisi tabungan ke buku tabungan nasabah.
m. Pembukuan dan pencairan deposito.
n. Bertanggung jawab terhadap kerahasiaan data nasabah.
o. Melakukan survey lapangan.
p. Meneliti kartu angsuran pembiayaan.
6. Teller
a. Melayani transaksi harian secara tunai di counter.
b. Mengelola kas dan uang tunai.
c. Memberi informasi dan penjelasan.
d. Memeriksa ulang transaksi nasabah.
e. Mengakses mutasi harian ke komputer sesuai dengan
pengolahan datanya.
f. Mencocokan transaksi harian dengan nominal uangnya.
7. Pemasaran
a. Melaksanakan wawancara dengan calon debitur.
b. Mengadakan pemeriksaan ke lokasi usaha.
c. Mengadakan pemeriksaan dan penilaian jaminan
pembiayaan.
d. Membuat laporan analisa pembiayaan.
8. Dewan Pengawas
a. Mengawasi seluruh kegiatan BMT dalam aspek syari’ah.
b. Memberikan persetujuan pemberian pembiayaan besar.
9. Dewan Penasehat
Memberikan nasehat kepada manager untuk menjalankan
kegiatan operasional sesuai dengan syariat Islam.
B. Data Deskriptif
A. Permodalan
Modal BMT Sumber Usaha Kembangsari berasal dari
sisa hasil usaha, simpanan anggota, pinjaman pemerintah dan
simpanan dari masyarakat selain anggota.
a. Sisa Hasil Usaha (SHU)
Sisa hasil usaha merupakan keuntungan yang diperoleh
selama melakukan operasional. Perhitungannya dilakukan setiap
satu tahun sekali. Setelah SHU dibagikan kepada anggota sesuai
dengan porsi pembagian berdasarkan aturan yang ada, maka
kelebihannya dijadikan modal oleh BMT.
b. Simpanan Pokok
Dalam BMT Sumber Usaha simpanan pokok ini dihitung
dalam lembaran usaha. Setiap saham senilai Rp 2.500.000,- (dua
juta lima ratus ribu rupiah)
c. Simpanan Wajib
Simpanan wajib dikenakan bagi setiap anggota, besarnya
yaitu Rp 10.000,- per bulan. Namun dalam prakteknya simpanan
wajib ini dibayarkan sekali dalam setahun.
d. Pinjaman Pemerintah
Pada tahun 2003 BMT Sumber Usaha Kembangsari
mendapatkan pinjaman sebesar Rp 250.000.000,- dari
pemerintah. Pinjaman ini diberikan dengan periode
pengembalian selama 3 tahun.
e. Modal Penyertaan
Dana ini diperoleh dari masyarakat diluar anggota.
Mereka menitipkan sejumlah uang untuk dikelola guna
mendapatkan pembagian dari SHU yang ada di BMT Sumber
Usaha.
TABEL 3.2 LAJU PERKEMBANGAN BMT SUMBER USAHA
TAHUN 2008-2011
Sumber : BMT Sumber Usaha 2011
Dari tabel di atas dapat diketahui laju perkembangan BMT Sumber
Usaha yang meliputi beberapa aspek dari tahun 2008-2011 mengalami
peningkatan yang cukup baik.
No Tahun- tahun Operasional BMT Sumber Usaha
Keterangan 2008 2009 2010 2011 1 Asset 7.586.232.311 10.413.458.003 11.893.558.815 15.003.414.959 2 Kas 466.082.425 396.558.425 427.789.800 539.720.700
3 Penempatan pada bank 1.638.512.986 3.880.885.376 3.105.255.098 3.752.317.511
4 Penempatan pada Koperasi
5 Pembiayaan yang diberikan
Jumlah anggota 980 1.012 1.170 1.406 Pembiayaan 5.345.647. 6.105.487.100 8.378.018.656 11.112.138.475
6 Harta tetap, inv dan persediaan 118.389.500 93.824.600 89.518.111 61.983.973
7 Biaya dibayar dimuka
8 Dana pihak III/Simpanan
Jumlah Anggota 3.505 3.669 3.807 4.054
Dana pihak III/Simpanan 5.763.776.613 8.935.400.006 10.126.863.664 12.995.518.485
Dana Pinjaman 1.132.000.000 610.277.778 437.500.000 470.000.000 9 Modal Dasar 199.127.000 502.114..500 583.887.500 120.667.000
10 Cadangan 183.838.091 131.338.091 178.203.617 1.261.521.000 11 Pendapatan 1.334.901.698 1.608.641.150 2.364.805.323 3.054.676.726 12 Beban biaya 1.152.122.813 1.374.313.522 1.914.648.290 2.808.966.254
13 Laba rugi tahun lalu
14 Laba rugi tahun berjalan 182.778.885 234.327.628 450.157.033 245.710.472
B. Jenis-jenis Pembiayaan di BMT SUMBER USAHA
1. Pembiayaan Mudharabah
Yaitu pembiayaan dimana BMT SUMBER USAHA
bertindak sebagai pihak yang menyediakan dana (shohibul mal),
dan anngota yang menerima pinjaman bertindak sebagai
pengelola dana (mudhorib) untuk melakukan kegiatan usaha.
Hasil keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan
bersama dalam bentuk nisbah.
2. Pembiayaan Murabahah
Yaitu akad jual beli barang dengan pembayaran
dilakukan oleh anggota BMT SUMBER USAHA setelah jatuh
tempo. Pengembalian dengan harga dasar ditambah dengan
keuntungan yang telah disepakati bersama. Dalam pembiayaan
murabahah ini penjual harus memberitahu pembeli, harga
pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang
ditambah pada biaya tersebut.
3. Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil
Yaitu hubungan akad jula beli dengan pembayaran
ditangguhkan atau jumlah angsuran kewajiban yang harus
dibayar oleh peminjam adalah jumlah atas barang modal dan
mark-up yang disepakati.
4. Pembiayaan Qordh al Hasan
Yaitu pembiayan lunak yang diberikan atas dasar
kewajiban sosial semata, dimana anggota (penerima
pembiayaan) tidak dituntut mengembalikan apapun kecuali
modal pokok pembiayaan. Namun peminjam atas kehendaknya
sendiri boleh menambah secara sukarela sebagai tambahan
tertentu pada saat mencicil atau melunasi pembiayaan diatas
pembayaran dana yang seharusnya.
5. Pembiayaan Musyarokah
Yaitu pembiayaan modal investasi atau modal kerja, yang
mana pihak BMT SUMBER USAHA menyediakan sebagian dari
modal usaha keseluruhan. Pihak BMT SUMBER USAHA dapat
dilibatkan dalam proses manajemen.
C. Syarat-syarat Pembiayaan di BMT SUMBER USAHA
Syarat yang harus dipenuhi oleh debitur untuk
mendapatkan pembiayaan adalah sebagai berikut :
1. Foto Copy KTP dan Kartu Keluarga
Setelah debitur mengisi formulir permohonan, debitur
juga harus menyerahkan foto copy KTP dan KK kepada petugas.
2. Bersedia Disurvey
Calon debitur juga harus bersedia untuk disurvey guna
memastikan kebenaran data yang telah di dapat dan mencari
informasi diberbagai pihak yang dianggap perlu.
3. Jaminan
Calon debitur harus menyerahkan jaminan bila debitur
tersebut mengambil pembiayaan murabahah atau bai bitsaman
ajil. Jaminan tersebut berupa BPKB, sertifikat tanah, dan lain-
lain.
4. Memiliki Rekening Tabungan
Syarat yang harus dipenuhi oleh calon debitur dalam
mendapatkan kredit adalah harus memiliki rekening
tabungan/harus menjadi anggota terlebih dahulu.
BAB IV
ANALISIS
A. Analisis Deskriptif
Dari hasil penelitian didapatkan deskripsi mengenai pedagang kecil di
Kembangsari sebagai responden penelitian. Deskripsi tersebut terutama yang
berhubungan dengan pemberian kredit BMT SUMBER USAHA kepada para
nasabahnya yang merupakan pedagang kecil di Kembangsari Prosedur yang
dilakukan oleh BMT SUMBER USAHA dalam memberikan pembiayaan adalah
sebagai berikut:
1. Nasabah
Mengisi surat permohonan pinjaman dan
menyerahkannya ke manajer bersamaan dengan foto copy
KTP dan Kartu Keluarga.
2. Manajer
a. Menerima surat permohonan pinjaman, foto copy
KTP dan Kartu Keluarga, menganalisa, dan
memberikan persetujuan.
b. Surat permohonan pinjaman, foto copy KTP dan
Kartu Keluarga diserahkan ke bagian kredit.
3. Bagian Kredit
a. Menerima surat permohonan pinjaman, foto copy
KTP dan Kartu Keluarga dari manajer dan
mengarsipkannya.
b. Membuat surat perjanjian kredit, bukti pengeluaran
kas, dan buku angsuran kemudian menyerahkannya ke
bagian kasir setelah mendapat persetujuan dari
manajer.
4. Bagian Kasir
a. Menerima surat perjanjian kredit, bukti pengeluaran
kas, dan buku angsuran dari bagian kredit.
b. Mencatat realisasi pinjaman ke dalam kartu pengawas
pinjaman dan mencatat pengeluaran kas ke dalam
buku harian kas.
c. Menyerahkan buku angsuran, bukti pengeluaran kas
lembar kedua, dan kas ke nasabah.
d. Menyerahkan surat perjanjian kredit ke bagian kredit.
e. Menyerahkan bukti pengeluaran kas lembar pertama
ke bagian pembukuan.
5. Bagian pembukuan
a. Menerima bukti kas lembar pertama dari bagian kasir.
b. Mencatat transaksi pengeluaran kas ke dalam daftar
pengeluaran harian kas serta mengarsipkan bukti
pengeluaran kas.
c. Secara periodik memposting pengeluaran kas ke buku
besar.
Prosedur Pelunasan Pembiayaan di BMT SUMBER
USAHA Kembangsari
1. Nasabah
a. Mengisi bukti kas rangkap dua.
b. Bukti peneimaan kas diserahkan ke bagian kasir
bersamaan dengan kas dan buku angsuran.
2. Bagian Kasir
a. Menerima bukti kas rangkap dua, kas, dan buku
angsuran.
b. Mencatat pembayaran angsuran ke dalam buku
angsuran dan kartu pengawas pinjaman, serta
mencatat penerimaan kas ke dalam buku harian kas.
c. Buku angsuran dan bukti penerimaan kas lembar
kedua diserahkan ke nasabah.
d. Bukti penerimaan kas lembar pertama diserahkan ke
bagian pembukuan.
3. Bagian Pembukuan
a. Menerima bukti penerimaan kas lembar pertama dari
bagian kasir.
b. Mencatat transaksi penerimaan kas ke dalam daftar
pengeluaran harian kas serta mengarsipkan bukti
penerimaan kas.
c. Secara periodik memposting penerimaan kas ke buku
besar.
Modal merupakan elemen yang sangat penting dalam menjalankan
usaha. Modal sangat mempengaruhi usaha para pedagang terutama dalam hal
mencukupi persediaan barang dagangan. Dibawah ini akan disajikan data
mengenai modal yang dimiliki oleh para responden yang merupakan pedagang
kecil di Kembangsari sebelum mendapatkan kredit di BMT SUMBER USAHA.
Tabel 4.1 Modal yang dimiliki pedagang kecil di Kembangsari
sebelum mendapatkan kredit di BMT SUMBER USAHA
Responden Modal Awal 1 Rp 600,000 2 Rp 350,000 3 Rp 2,000,000 4 Rp 600,000 5 Rp 230,000 6 Rp 1,550,000 7 Rp 1,000,000 8 Rp 650,000 9 Rp 350,000
10 Rp 1,000,000 11 Rp 200,000 12 Rp 700,000 13 Rp 500,000 14 Rp 600,000 15 Rp 250,000 16 Rp 2,050,000 17 Rp 500,000 18 Rp 250,000 19 Rp 650,000
20 Rp 750,000 Sumber : data primer 2012
Dari tabel di atas dapat diuraikan beberapa deskripsi mengenai kondisi permodalan
para pedagang kecil di Kembangsari yang mendapatkan kredit di BMT SUMBER USAHA.
Modal awal paling besar oleh responden adalah sebesar Rp 2.250.000,- sedangkan yang
paling kecil adalah sebesar Rp 200.000,-. Bila dihitung rata-ratanya maka dapat diketahui
rata-rata modal awal yang dimiliki oleh pedagang kecil di Kembangsari tersebut adalah
sebesar Rp 739.000,-.
Para pedagang kecil mengajukan kredit dari lembaga keuangan untuk menambah
modal. Dengan bertambahnya modal diharapkan para pedagang dapat memperluas
usahanya. BMT SUMBER USAHA merupakan lembaga keuangan yang juga menyediakan
pelayanan pemberian kredit kepada para nasabahnya. Para pedagang kecil di
Kembangsari mengajukan kredit kepada BMT SUMBER USAHA dengan harapan dapat
mengembangkan usaha dagangnya, misalnya dengan menambah persediaan barang
dagangan. Dengan demikian diharapkan usaha dagang para pedagang kecil tersebut
akan semakin berkembang. Berikut ini disajikan data mengenai jumlah kredit yang
diberikan oleh BMT SUMBER USAHA kepada beberapa nasabahnya yang merupakan
pedagang kecil di Kembangsari.
Tabel 4.2 Jumlah kredit dan jangka waktu peminjaman pedagang
kecil di Kembangsari Responden Plafon Jangka waktu
1 Rp 1,500,000
10 bulan
2 Rp 500,000
10 bulan
3 Rp 5,000,000
10 bulan
4 Rp 2,000,000
10 bulan
5 Rp 1,000,000
10 bulan
6 Rp 6,000,000
10 bulan
7 Rp 2,000,000
10 bulan
8 Rp 2,500,000
10 bulan
9 Rp 500,000
10 bulan
10 Rp 4,000,000
10 bulan
11 Rp 500,000
10 bulan
12 Rp 1,500,000
10 bulan
13 Rp 1,000,000
10 bulan
14 Rp 2,000,000
10 bulan
15 Rp 700,000
10 bulan
16 Rp 5,500,000
10 bulan
17 Rp 4,000,000
10 bulan
18 Rp 650,000
10 bulan
19 Rp 3,500,000
10 bulan
20 Rp 2,400,000
10 bulan
Sumber : data primer 2012 Dari tabel di atas dapat diuraikan beberapa deskripsi tentang
kredit yang diperoleh para pedagang kecil di Kembangsari dari
BMT SUMBER USAHA. Dari data yang ada diketahui bahwa
semua kredit BMT SUMBER USAHA yang diberikan kepada
responden yang menjadi nasabah memiliki jangka waktu
pinjaman selama 10 bulan, sedangkan pelunasannya adalah 10
kali pembayaran. Dengan kata lain pengembalian pinjaman
dilakukan sebulan sekali selama jangka waktu peminjaman.
Jumlah kredit paling besar yang didapatkan oleh para responden
adalah sebesar Rp 6.000.000,- sedangkan yang paling kecil
adalah sebesar Rp 500.000,-. Bila dihitung rata-ratanya maka
dapat diketahui rata-rata jumlah kredit yang didapatkan oleh
para responden adalah sebesar Rp 2.337.500,-.
1. Pendapatan
Suatu usaha dagang ditujukan untuk memperoleh pendapatan.
Dari pengajuan kredit kepada BMT SUMBER USAHA
diharapkan para pedagang kecil di Kembangsari dapat
menambah modal usaha yang dapat digunakan untuk
mengembangkan usaha dagangnya. Dengan usaha dagang yang
semakin berkembang diharapkan pendapatan para pedagang
kecil di Kembangsari yang diperoleh dari usaha dagang tersebut
akan naik. Kenaikan pendapatan tersebut pada akhirnya
meningkatkan kesejahteraan para pedagang kecil di
Kembangsari. Bila tujuan tersebut tercapai berarti BMT
SUMBER USAHA turut berperan dalam meningkatkan
kesejahteraan para pedagang kecil di Kembangsari. Berikut ini
disajikan data mengenai jumlah pendapatan rata-rata per hari
responden sebelum dan sesudah mendapatkan kredit di BMT
SUMBER USAHA.
Tabel 4.3 Pendapatan rata-rata per hari pedagang kecil di
Kembangsari sebelum dan sesudah mendapatkan kredit di BMT SUMBER USAHA
Pendapatan Responden Sebelum Sesudah Kenaikan
1 Rp 20,000
Rp 26,000
Rp 6,000
2 Rp 16,000
Rp 21,000
Rp 5,000
3 Rp 55,000
Rp 105,000
Rp 50,000
4 Rp 24,000
Rp 37,000
Rp 13,000
5 Rp 15,000
Rp 22,500
Rp 7,500
6 Rp 50,000
Rp 95,000
Rp 45,000
7 Rp 32,500
Rp 40,000
Rp 7,500
8 Rp 20,000
Rp 30,000
Rp 10,000
9 Rp 16,000
Rp 20,500
Rp 4,500
10 Rp 40,000
Rp 80,000
Rp 40,000
11 Rp 15,000
Rp 14,000
Rp (1,000)
12 Rp 18,000
Rp 25,000
Rp 7,000
13 Rp 16,000
Rp 23,500
Rp 7,500
14 Rp 60,000
Rp 130,000
Rp 70,000
15 Rp 18,000
Rp 24,000
Rp 6,000
16 Rp 65,000
Rp 100,000
Rp 35,000
17 Rp Rp Rp
55,000 135,000 80,000 18 Rp
15,000 Rp 20,000
Rp 5,000
19 Rp 30,000
Rp 25,000
Rp (5,000)
20 Rp 50,000
Rp 125,000
Rp 75,000
Sumber : data primer, data diolah
Dari tabel dapat dideskripsikan jumlah pendapatan rata-rata per
hari responden baik sebelum maupun sesudah mendapatkan
kredit di BMT SUMBER USAHA. Dari 20 responden,
pendapatan rata-rata per hari terbesar yang diperoleh sebelum
mendapatkan kredit adalah sebesar Rp 60,000,- dan yang
terkecil adalah sebesar Rp 15.000,-, sedangkan rata-ratanya
adalah sebesar Rp 31.525,-. Setelah mendapatkan kredit
pendapatan rata-rata per hari terbesarnya menjadi Rp 125.000,-
dan yang terkecil sebesar Rp 20.000,-, sedangkan rata-ratanya
adalah sebesar Rp 54.925,-.
Dengan membandingkan pendapatan para pedagang kecil
sebelum dan sesudah mendapatkan kredit maka dapat diketahui
kenaikan pendapatan para pedagang kecil tersebut. Dari tabel
diatas dapat dilihat bahwa setelah mendapatkan kredit hampir
semua responden mengalami kenaikan pendapatan. Dari 20
responden, kenaikan pendapatan terbesar adalah sebesar Rp
80.000,- rata-rata per hari. Ada sebagian kecil responden yang
responden yang ternyata mengalami penurunan yang terbesar
adalah Rp 5.000,- rata-rata per hari. Sedangkan bila dilihat dari
rata-ratanya, setelah mendapatkan kredit di BMT SUMBER
USAHA pendapatan rata-rata per hari responden mengalami
kenaikan sebesar Rp 24.000,- rata-rata per hari.
B. Analisis Kuantitatif
Untuk mengetahui pengaruh jumlah kredit terhadap pendapatan
pedagang kecil di Kembangsari digunakan analisis regresi linier sederhana.
Secara matematis persamaan regresi linier sederhana dalam penelitian ini
dapat dijabarkan sebagai berikut :
Y = a + bX + e ...................Sugiyono, 2002 : 250)
Keterangan :
Y = Pendapatan Rata-rata Pedagang Kecil Per Hari (Variabel dependen)
X =:Variabel Jumah Kredit (Variabel independen)
b = Koefisien regresi Variabel Jumah Kredit
bo = Konstanta
Tabel 4.4 Jumlah pembiayaan dan pendapatan rata-rata per hari pedagang
kecil Responden Pembiayaan Pendapatan
Rata-rata Per Hari
1 Rp 1,500,000
Rp 26,000
2 Rp 500,000
Rp 21,000
3 Rp 5,000,000
Rp 105,000
4 Rp 2,000,000
Rp 37,000
5 Rp 1,000,000
Rp 22,500
6 Rp Rp 95,000
6,000,000 7 Rp
2,000,000 Rp 40,000
8 Rp 2,500,000
Rp 30,000
9 Rp 500,000
Rp 20,500
10 Rp 4,000,000
Rp 80,000
11 Rp 500,000
Rp 14,000
12 Rp 1,500,000
Rp 25,000
13 Rp 1,000,000
Rp 23,500
14 Rp 2,000,000
Rp 130,000
15 Rp 700,000
Rp 24,000
16 Rp 5,500,000
Rp 100,000
17 Rp 4,000,000
Rp 135,000
18 Rp 650,000
Rp 20,000
19 Rp 3,500,000
Rp 25,000
20 Rp 2,400,000
Rp 125,000
Sumber : data primer, data diolah
Adapun hasil analisis regresi dengan alat Bantu SPSS 11.05
diperoleh hasil sebagai berikut :
Gambar 4.1
Dari tabel di atas dapat dijabarkan model persamaan regresi sebagai
berikut :
Y = 3857,135 + 0,009X
Persamaan di atas dapat diinterprestasikan penjelasan sebagai berikut:
1) Konstanta (a) = + 3857,135, artinya tanpa ada variabel jumlah kredit (X),
maka besarnya variabel pendapatan rata-rata pedagang kecil per hari (Y)
adalah sebesar 3857,135 satuan.
2) Koefisien regresi variabel jumlah kredit (b) = +0,009, artinya setiap
peningkatan jumlah kredit yang diterima sebesar satu-satuan akan
meningkatkan pendapatan rata-rata pedagang kecil per hari (Y)sebesar
0,009 satuan dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap atau ceteris
paribus.
Kemudian untuk mengetahui apakah variabel jumlah kredit (X)
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan rata-rata pedagang kecil per
hari (Y) maka digunakan uji t. Berikut prosedur uji statistiknya adalah
sebagai berikut : (Hasan, 2004 : 108)
1. Menentukan formulasi hipotesis
§ H0: b = 0, berarti tidak terdapat pengaruh jumlah kredit (X) terhadap
pendapatan rata-rata pedagang kecil per hari (Y).
Coefficientsa
3857.135 8641.191 .446 .661.009 .003 .563 2.887 .010
(Constant)Jumlah Kredit (X)
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Pendapatan Rata-Rata Pedagang Kecil Per Hari (Y)a.
§ Ha : b ¹ 0, berarti terdapat pengaruh jumlah kredit (X) terhadap
pendapatan rata-rata pedagang kecil per hari (Y).
2. Menentukan taraf nyata (α) dan t-tabel
§ Taraf nyata (α) yang digunakan adalah 5 %/2 (0,025) untuk uji dua
arah.
§ Nilai t-tabel memiliki derajad kebebasan (db) = n-k-1 (n = jumlah
responden, k = jumlah variabel bebas, 1 = angka konstan), dengan
demikian nilai t-tabel pada taraf signifikansi 5%/2 dan df = 20-1-1 =
18 adalah 2,101.
3. Menentukan kriteria pengujian
§ Ho diterima apabila –t-tabel α/2 ≤ t-hitung ≤ t-hitung α/2
§ Ho ditolak apabila t-hitung > t-tabel α/2 atau t-hitung <- t-tabel α/2
4. Menentukan nilai uji statistik (nilai t-hitung)
Keterangan :
bi = Koefisien regresi masing-masing variabel
Bo = Mewakili Nilai B tertentu sesuai dengan hipotesisnya
Sbi = Simpangan Baku Koefisien Regresi bi
Hasil analisis regresi menunjukkan jika nilai t-hitung = 2,887
5. Membuat kesimpulan
Menyimpulkan Ho diterima atau ditolak
Keterangan :
biSBbi
hitungt 0-=-
Ho diterima, jika -t tabel < t hitung < t tabel
Ho ditolak, jika -t tabel > -t hitung
jika t tabel < t hitung
Dari kurva normal di atas jelas nilai t-hitung (2,887) berada di daerah
penerimaan Ha pada sisi sebelah kanan, sehingga kesimpulannya
terdapat pengaruh jumlah kredit (X) terhadap pendapatan rata-rata
pedagang kecil per hari (Y).
Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi adalah suatu indikator yang menunjukkan
besarnya varians variabel dependen yang bisa dijelaskan oleh variabel
independen (Santoso, dan Ashari, 2003 : 170). Dalam hal ini koefisien
determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya varians variabel
pendapatan rata-rata pedagang kecil per hari (Y) yang dapat dijelaskan
oleh variabel jumlah kredit (X).
Ho diterima
Ho ditolak Ho ditolak
α / 2 α / 2
-t-tabel = +t-tabel= 2,101
٠
t-hitung = 2,887
Hasil analisis regresi menunjukkan besarnya nilai koefisien
determinasi sebagai berikut :
Dari tabel di atas dapat dilihat besarnya nilai koefisien determinasi atau
R Square yaitu 0,317, yang artinya 31,70% variasi variabel pendapatan
rata-rata pedagang kecil per hari (Y) dapat dijelaskan oleh variabel
jumlah kredit (X). Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lainnya
yang tidak termasuk dalam model.
C. Interpretasi Hasil Analisis Regresi
Dengan dibuktikannya adanya pengaruh variabel jumlah kredit
terhadap pendapatan rata-rata pedagang per hari, menunjukkan jika
jumlah kredit yang diberikan memiliki pengaruh signifikan terhadap
pendapatan rata-rata pedagang per hari. Untuk mengetahui besarnya
pengaruh tersebut dapat dilakukan dengan melihat besarnya nilai
koefisien regresi (b) variabel jumlah kredit tersebut. Berdasarkan hasil
analisis regresi diperoleh nilai koefisien regresi variabel jumlah kredit
sebesar +0,009, artinya setiap peningkatan jumlah kredit yang diterima
sebesar Rp. 100.000,- akan meningkatkan pendapatan rata-rata
Model Summary
.563a .317 .279 22805.68955Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Jumlah Kredit (X)a.
pedagang kecil per hari (Y) sebesar Rp. 900,- dengan asumsi variabel
lainnya dianggap tetap atau ceteris paribus.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pedagang kecil
Kembangsari mengenai pengaruh pembiayaan yang diberikan oleh BMT
SUMBER USAHA dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara pemberian pembiayaan terhadap peningkatan pendapatan
pedagang kecil, hasil ini dapat kita buktikan dari:
Y = 3857,135 + 0,009X
Hasil persamaan regresi tersebut dapat diinterprestasikan sebagai
berikut:
a = 3857,135 artinya, jika kredit dianggap konstan atau
sebesar 0 maka tingkat kenaikan pendapatan sebesar Rp
3.857,135,-
b = 0,009 merupakan koefisien regresi untuk X, artinya, jika
kredit (X) mengalami peningkatan sebesar Rp. 1,- maka tingkat
pendapatan akan mengalami peningkatan sebesar Rp. 0,009 dan
variabel dianggap konstan.
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan kredit
sebesar 0 maka tingkat kenaikan pendapatan sebesar Rp 3.857,135,-
dan jika kredit mengalami peningkatan sebesar Rp. 1,- maka tingkat
pendapatan akan mengalami peningkatan sebesar Rp. 0,009. Semakin
besar jumlah kredit, maka semakin tinggi pula jumlah pendapatan.
D. Saran
Berdasarkan pembahasan diatas, maka penulis ingin
memberikan beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan
pertimbangan dan masukan bagi perbankan syari’ah pada umumnya dan
BMT SUMBER USAHA Tengaran pada khususnya:
1. Hambatan yang dialami pedagang kecil adalah modal, untuk itu
BMT atau lembaga keuangan perlu memberikan bantuan berupa
kredit atau pembiayaan dengan persyaratan ringan atau mudah agar
pedagang kecil dapat mengembangkan usaha.
2. Dengan adanya keringanan dan kemudahan dalam mendapatkan
kredit dari BMT atau lembaga yang lainnya diharapkan para
pedagang kecil lebih terpacu untuk meningkatkan jiwa
kewirausahaan dan kemandiriannya.
ANGKET PENELITIAN
Nama :........................................................
Alamat :......................................................
Jawablah pertanyaan di bawah ini :
1. Jenis usaha yang anda miliki ? ..........................................................................................................................................
2. Sejak kapan usaha anda berdiri ? ..........................................................................................................................................
3. Berapakah modal awal dari usaha anda ? ..........................................................................................................................................
4. Berapakah jumlah kredit anda di BMT Sumber Usaha ? ..........................................................................................................................................
5. Berapakah besar angsuran dan jangka waktu yang anda ambil ? ..........................................................................................................................................
6. Berapakah jumlah pendapatan dari usaha anda ? a. Sebelum anda kredit di BMT Sumber Usaha ?
...........................................................................................................
......................... b. Setelah anda kredit di BMT Sumber Usaha ?
...........................................................................................................
.........................
DATA RESPONDEN No. Jumlah Kredit (X) Rata-Rata Pendapatan Per Hari(Y) 1 1.500.000,00 6.000,00 2 500.000,00 5.000,00 3 5.000.000,00 50.000,00 4 2.000.000,00 13.000,00 5 1.000.000,00 7.500,00 6 6.000.000,00 45.000,00 7 2.000.000,00 7.500,00 8 2.500.000,00 10.000,00 9 500.000,00 4.500,00
10 4.000.000,00 40.000,00 11 500.000,00 (1.000,00) 12 1.500.000,00 7.000,00 13 1.000.000,00 7.500,00 14 2.000.000,00 70.000,00 15 700.000,00 6.000,00 16 5.500.000,00 35.000,00 17 4.000.000,00 80.000,00 18 650.000,00 5.000,00 19 3.500.000,00 (5.000,00) 20 2.400.000,00 75.000,00