Download - Makalah Epidemiologi Kebidanan
MAKALAH
EPIDEMIOLOGI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
Dosen Pengajar : Marni Br. Karo,M.Kes
Disusun oleh :
Kelompok 15
kelas 3A
Meylina Yohana 13.156.02.11.113
Sabrina puspita 13.156.02.11.075
Sekolah Tinggi Ilmu Kesesehatan Medistra
Indonesia Program Studi
D3 Kebidanan
i
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Atas karunia yang telah di berikan
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Epidemiologi dalam Praktik
Kebidanan.
Dalam menyelesaikan masalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka kesempatan ini kami rasa terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Olah karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam rangka
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Bekasi, 7 September 2015
Penulis
ii
Daftar isi
Kata Pengantar....................................................................................................................................... ii
Daftar isi............................................................................................................................................... iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI...............................................................................................................................4
2.1 Pengertian Epidemiologi..............................................................................................................4
2.2 Terjadinya penyakit atau masalah kesehatan dalam kebidanan....................................................5
2.3 Faktor resiko terjadinya masalah dalam praktik kebidanan.........................................................7
2.4 Tujuan epidemiologi..................................................................................................................10
2.5 Ukuran epidemiologi.................................................................................................................10
BAB III................................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................11
3.2 Saran..........................................................................................................................................11
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Epidemiologi sebagai suatu ilmu berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan itu
dilaterbelakangi oleh beberapa hal yaitu tantangan zaman dimana terjadi perubahan masalah
dan perubahan pola penyakit. Sewaktu zaman John Snow, epidemiologi mengarahkan dirinya
untuk masalah penyakit infeksi dan wabah.
Dewasa ini telah terjadi perubahan pola penyakit ke arah penyakit tidak menular, dan
epidemiologi tidak hanya dihadapkan dengan masalah penyakit semata tetapi hal-hal baik
yang berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan penyakit, serta masalah kesehatan
secara umum dan perkembangan ilmu pengetahuan lainnya.Pengetahuan kedokteran klinik
berkembang begitu pesat disamping perkembangan ilmu-ilmu lainnya seperti biostatistik,
administrasi dan ilmu perilaku.
Perkembangan ilmu-ilmu ini juga membuat ilmu epidemiologi semakin berkembang.
Dengan demikian, terjadilah perubahan dan perkembangan dasar berpikir para ahli kesehatan
masyarakat, khususnya epidemiologi dari masa ke masa sesuai dengan kondisi zaman dimana
mereka berada.
Untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan
mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlu disediakan dan
diselenggarakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Public Health Service) yang sebaik–
baiknya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan masyarakat yang diberikan harus sesuai dengan
kebutuhan (Health Needs) dari masyarakat. Namun dalam praktek sehari–hari ternyata
tidaklah mudah untuk menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat
yang maksimal.
Masalah pokok yang dihadapi adalah sulitnya merumuskan kebutuhan kesehatan yang
ada dalam masyarakat karena pola kehidupan masyarakat yang beraneka ragam sehingga
mengakibatkan kebutuhan kesehatan yang ditemukan juga beraneka ragam.Untuk
mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan kesehatan
dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Misalnya ; apabila
dalam suatu masyarakat banyak ditemukan masalah kesehatan berupa penyakit menular
(TBC), maka pelayanan kesehatan yang disediakan akan lebih diarahkan kepada upaya untuk
1
mengatasi masalah penyakit menular tersebut.Apabila hal ini kemudian dikaitkan dengan
upaya untuk mengetahui Frekwensi, Penyebaran dan Faktor – factor yang mempengaruhi
suatu masalah kesehatan dalam masyarakat, maka tercakup dalam suatu cabang Ilmu Khusus
yang disebut dengan Epidemiolog dan Epidemiologi ini merupakan inti dari Ilmu Kesehatan
Masyarakat. (Gordis, 2000 ).
Besarnya resiko untuk terkena penyakit dapat dihitung dan dibandingkan dengan cara
menghitung besarnya insedensi suatu penyakit antara orang-orang yang terpanjan oleh factor
penyebab penyakit tersebut dengan orang-orang yang tidak terpajan. Perhitungan ini dapat
diperoleh dari daripenelitian prospektif baik intervensi oleh alam (observasional) maupun
intervensi oleh peneliti (intervensional).
Disamping itu, perhitungan dan perbandingan besarnya risiko dapat pula diperkirakan
dari besarnya pemaparan terhadap faktor penyebab penyakit yang diterima oleh sekelompok
penderita dan bukan penderita. Hal ini diperoleh dari penelitian retrospektif atau kasus-
kontrol.
Bila sekelelompok invidu terpajan oleh factor penyebab penyakit maka sebagian
individu terpajan oleh factor penyebab penyakit maka sebagian invidu dalam kelompok
tersebut akan menderrita penyakit akibat pejanan tersebut sehingga besarnya resiko atau
probabilitas terkena penyakit adalah banyaknya individu yang menderita dibagi dengan
banyaknya individu yang menderita dibagi dengan banyaknya indivdu dalam kelompok.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan epidemiologi dalam praktik kebidanan ?
2. Menjelaskan bagaimana terjadinya penyakit atau masalah kesehatan dalam
kebidanan?
3. Menjelaskan faktor resiko terjadinya masalah ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian epidemiologi dalam praktik kebidanan
2. Mengetahui terjadinya penyakit atau masalah kesehatan dalam kebidanan
3. Mengetahui faktor resiko terjadinya masalah
2
1.4 Manfaat1. Untuk Mahasiswa
Agar mahasiswa mampu memahami tentang pengertian, tujuan, dan manfaat
epidemiologi dalam pelayanan kebidanan, serta mahasiswa dapat
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Untuk pembaca
Untuk menambah wawasan bagi para pembaca tentang epidemiologi dalam pelayanan
kebidanan.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
12.1 Pengertian Epidemiologi
Epidemiologi merupakan suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan
penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari
sebab timbulnya masalah serta gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan
maupun penanggulangannya. (Noor, 2000).
Epidemiologi adalah ilimu yang mempelajari tentang sifat, penyebab, pengendalian,
dan faktor – faktor yang mempengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit, kecacatan, dan
kematian dalam populasi manusia. Epidemiologi juga meliputi pemberian ciri pada distribusi
status kesehatan, penyakit, atau masalah kesehatan masyarakat lainnyaberdasarkan usia, jenis
kelamin , ras, geografi, agama, pendidikan, pekerjaan, perilaku, waktu, tempat, orang dan
sebagainya. (Timmreck, 2004)
Epidemiologi berasal dari kata Yunani, dan secara harfiah berarti : Epi = di atas atau
di antara atau yang ada diantara Demos = populasi, orang, masyarakat, Logos = ilmu. Jadi
epidemiologi secara bebas diartikan sebagai ilmu yang mempelajari sesuatu (penyakit) yang
ada di antara (yang melanda) masyarakat atau populasi atau ilmu yang mempelajari epidemic
atau wabah dengan tujuan mengendalikannya dan mencegah terulangnya kembali. (Slamet,
2005).
Epidemiologi kebidanan atau boleh disebut sebagai epidemiologi dalam layanan
kebidanan ialah epidemiologi yang mengkaji tentang distribusi dan determinan morbiditas
dan mortalitas dalam bidang kebidanan secara komprehensif. Artinya secara menyeluruh
menyangkut seluruh sistem kebidanan termasuk kesehatan ibu dan anak.
1 Varney, Helen. et all, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, ed 4. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta, 2006 Diktat, epidemiologi dalam kebidanan.
4
2.2 Terjadinya penyakit atau masalah kesehatan dalam kebidanan
1. 2Konsep dasar terjadinya penyakit
Suatu penyakit timbul akibat dari beroperasinya berbagai factor baik dari agent, induk
semang, atau lingkungan. Tiga model yang dikenal dewasa ini adalah :
a. Segitiga epidemiologi
b. Jaring faring sebab akibat
c. Roda
2. Penyakit menular
Yang dimaksud dengan penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan
berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun
perentara. Penyakit menular ini ditandai dengan adanya (hadirnya) agent atau
penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah.
Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain, ditentukan oleh
tiga factor yaitu :
a. Agent-agent infeksi (penyebab infeksi)
Makhluk hidup sebagai pemegang peranan penting didalam epidemiologi yang
merupakan penyabab penyakit dapat digolongkan menjadi :
Golongan virus, misalnya : influenza trachoma, cacar dan sebagainya
Golongan riketsia, misalnya : typus
Golongan bakteri, misalnya : disentri
Golongan protozoa, misalnya : malaria, filarial, dan sebagainya
Golongan jamur, yakni bermacam-macam panu, kurap dan sebagainya
Golongan cacing, yakni bermacam-macam cacing perut seperti : cacing
gelang, cacing keremi, caing pita, caing tambang dan sebagainya.
Agar supaya agent penyakit menular ini tetap hidup, maka perlu persyaratan-
persyatan sebagai berikut :
Berkembang biak
Bergerak atau berpindah dari induk semang
Mencapai induk semang baru
Menginfeksi induk semang baru tersebut
2 Syarifudin.Dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : TIM
5
b. Sumber infeksi dan penyabaran penyakit
Yang dimaksud sumber infeksi semua benda, termasuk orang atau binatang yang
dapat melewatkan atau menyababkan penyakit pada orang. Macam-macam
penularan :
1. Kontak
Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun tidak langsung melalui
benda-benda yang terkontaminasi.
2. Inhalasi
Yaitu penularan melalui udara atau pemanasan.
3. Infeksi
Penularan melalui tangan makanna atau minuman.
4. Penetrasi kulit
5. Infeksi melalui plasenta
c. Faktor induk semang (host)
Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh factor-
faktor yang ada pada induk semang itu sendiri.
d. Pencegahan dan penanggunalangn penyakit menular
Untuk pencegahan dan penanggulangn ini ada tiga pendekatan atau cara yang
dilakukan :
1. Eliminasi reservoir (sumber penyakit)
Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyabaran penyakit dapatb
dilakukan dengan : menginsolasi penderita, karantina.
2. Memutuskan mata rantai penularan
Meningkatkan sanitasi lingkungan dan hygiene peroranganh adalah
merupakan usaha yang penting untuk memutuskan hubungan atau mata rantai
penulran penyakit menular.
3. Melindungi orang-orang atau kelompok yang rentan
Bayi dan anak balita adalah merupakan kelompok usia yang rentan terhadap
penyakit menular.
Dengan menggunakan paradigma epidemiologi klasik yang menganggap
terjadinya penyakit atau masalah kesehatan sebagai hasil akhir interakis antara
penjamu, agen dan lingkungan.
6
1. Penjamu ( Ibu Hamil ) Adalah faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat
mempengaruhi timbulnya serta perjalanan suatu penyakit. Faktor tersebut banyak
macamnya, antara lain :
a. Faktor keturunan : dalam dunia kebidanan dikenal berbagai penyakit yang
dapat diturunkan seperti penyakit alergis, kelainan jiwa dan beberapa penyakit
kelainan darah.
b. Mekanisme pertahanan tubuh : jika pertahanan tubuh baik maka dalam batas –
batas tertentu beberapa jenis menyakit akan dapat diatasi.
c. Umur pada ibu hamil yang primigravida dibawah umur 20 tahun rentan terjadi
abortus, ini di sebabkan karena sistem reproduksinya yang belum matang.
d. Jenis kelamin : beberapa penyakit tertentu ditemukan hanya pada jenis
kelamin tertentu saja misalnya tumor leher rahim ditemukan pada wanita.
e. Ras : beberapa ras tertentu diduga lebih sering menderita beberapa penyakit
tertentu misalnya penyakit hemofili yang lebih banyak ditemukan pada orang
barat.
f. Status perkawinan : pekerjaan para manajer yang memimpin suatu perusahaan
lebih sering menderita penyakit ketegangan jiwa daripada bawahan.
g. Kebiasaan hidup : seseorang yang biasa hidup kurang bersih tentunya lebih
mudah terkena penyakit infeksi.
2. Agen ( hasil konsepsi)
Yaitu janin atau fetus yang ada dalam kandungan ibu hamil.
3. Lingkungan
Adalah lingkungan sosial budaya serta pelayanan kesehatan yang diterima oleh
ibu hamil.
2.3 Faktor resiko terjadinya masalah dalam praktik kebidanan
Faktor resiko bagi kematian ibu hamil dapat di klasifikasikan menjadi 4 kategori :
1. Faktor-faktor reproduksi
a. Usia
Umumnya usia wanita untuk hamil normal adalah 20-35 tahun.
b. Paritas
Semakin banyak paritas dari seorang wanita, maka semakin tinggi resikonya
untuk mengalami komplikasi.
c. Kehamilan tak di inginkan
7
KTD atau kehamilan tak dinginkan, dalam hal ini sangat beresiko tinggi karena
bisa saja calon orang tua, terutama calon ibu akan berusaha untuk melakukan
terminasi kehamilan, yang selanjutnya akan menimbulkan komplikasi-
komplikasi lain.
2. Faktor-faktor resiko kehamilan
a. Perdarahan pada abortus spontan
Dimana terjadi perdarahan ringan atau bercak yang menunjukkan ancaman
terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dimana sebagian atau keseluruhan
hasil konsepsi telah keluar melalui kavum uteri melalui kanalis servikalis.
b. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik ialah kehamilan dimana setelah fertilisasi, implantasi terjadi
di luar endometrium kavum uteri. Hampir 90% kehamilan ektopik terjadi di tuba
uterina.kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptura apabila masa
kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi (misalnya : tuba).
c. Perdarahan pada trimester III kehamilan
Untuk menurunkan angka kematian ibu di indonesia, departemen kesehatan
melakukan strategi agar semua asuhan antenatal dan sekitar 60% dari
keseluruhan persalinan dilayani oleh tenaga kesehatan terlatih. Strategi ini
dilaksanakan untuk dapat mengenali dan menaggulangi gangguan kehamilan
dan persalina sedini mungkin. Penyiapan sarana pertolongan gawat darurat
merupakan langkah antisipasi terhadap komplikasi yang mungkin keselamatan
ibu. Adapun masalah yang sering ditemukan dalam trimester III kehamilan
adalah. Perdarahan apada kehamilan diatas 22 minggu hingga menjelang
persalinan, perdarahan intrapartum, dan prematuritas serta mortalitas perinatal.
d. Perdarahan post partum
Adalah perdarahan yang melebihi 500 ml. Ditandai dengan perubahan tanda
vital pasien mengeluh lemah, berekeringat dingin, mengigil, hiperpnea, sistolik
kurang dari 90 mm hg, nadi lebih dari 100 x/menit, kadar HB kurang dari 8 gr%.
e. Infeksi nifas
Infeksi Puerperalis adalah infeksi pada traktus genetalia setelah persalinan,
biasanya dari endometrium bekas insersi plasenta.
8
f. Distosia bahu
Adalah suatu keadaan diperlukannya tambahan manoper obstertrik oleh karena
dengan tarikan biasa ke arah belakang pada kepala bayi tidak berhasil untuk
melahirkan bayi.
g. Abortus
Provokatus abortus yang terjadi dengan sengaja.
3. Faktor-faktor Pelayanan Kesehatan
a. Kesukaran untuk memperoleh pelayanan kesehatan maternal
b. Asuhan medis yang kurang baik
c. Kekurangan tenaga terlatih dan obat-obat esensial
4. Faktor-faktor sosial budaya
a. Kemiskinan dan ketidakmampuan membayar pelayanan yang baik
b. Ketidaktahuan dan kebodohan
c. Status wanita yang rendah
d. Pantangan makan tertentu pada wanita hamil.
Resiko atau probabilitas seseorang yang akan menjadi sakit akibat terpajan oleh suatu
faktor penyabab penyakit. Besarnya resiko untuk terkena penyakit dapat dihitung dan
dibandingkan dengan cara menghitung besarnya insedensi suatu penyakit antara orang-
orang yang terpanjan oleh faktor penyebab penyakit tersebut dengan orang-orang yang
tidak terpajan. Perhitungan ini dapat diperoleh dari daripenelitian prospektif baik
intervensi oleh alam (observasional) maupun intervensi oleh peneliti (intervensional).
Disamping itu, perhitungan dan perbandingan besarnya risiko dapat pula diperkirakan
dari besarnya pemaparan terhadap factor penyebab penyakit yang diterima oleh penderita
dan bukan penderita. Hal ini diperoleh dari penelitian retrospektif atau kasus-kontrol.
Bila sekelelompok invidu terpajan oleh factor penyebab penyakit maka sebagian
individu terpajan oleh factor penyebab penyakit maka sebagian invidu dalam kelompok
tersebut akan menderrita penyakit akibat pejanan tersebut sehingga besarnya resiko atau
probabilitas terkena penyakit adalah banyaknya individu yang menderita dibagi dengan
banyaknya individu yang menderita dibagi dengan banyaknya indivdu dalam kelompok.
Hal ini berlaku juga kelompok individu yang tidak terpajan oleh faktor peyebab penyakit.
Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut
9
2.4 Tujuan epidemiologi3Tujuan epidemiologi dalam kebidanan adalah mengenali faktor-faktor resiko
terhadap ibu selama periode kehamilan, persalinan dan masa nifas ( 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan) beserta hasil konsepsinya dan mempelajari cara-cara pencegahannya.
2.5 Ukuran epidemiologi
Secara subtantif menurut peristiwa yang dipelajari, ukuran epidemiologi dibedakan
atas ukuran fertilitas (peristiwa kelahiran), ukuran mordibitas, dan ukuran mortalitas,
sedangkan berdasarkan aspek statistik yang akan dievaluasi, ukuran epidemiologi dibedakan
atas ukuran frekuensi, ukuran asosiasi, dan ukuran dampak.
1. Kasus insidens dan prevalens
Kasus insidens adalah jumlah kasus baru yang didapatkan selama periode tertentu,
sedangkan kasus prevalens adalah jumlah kasus (lama) yang ada pada suatu titik waktu
pengamatan tertentu.
2. Mortalitas
3 Azwar, Azrul. 1999. Pengantar Epidemiologi. Bina Rupa Aksara. Jakarta.Noor, N nasril. 2000. Dasar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta.
10
Sekelompok invidu (A) terpajan oleh
Factor penyebab penyakit
Sebagian invidu menderita (a) Sebagian invidu tidak menderita (a’)
Besarnya risiko akibat pemaparan = a/A
Sekelompok individu (B)
Tidak terpajan oleh factor penyebab penyakit
Sebagian individu menderita (b) Sebagian individu tidak menderita (b’)
Death risk dan death rate menyatakan tingkat kematian secara umum tanpa memandang
sebab kematian, biasanya digunakan untuk populasi atau kelompok berukuran besar.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Epidemiologi dalam layana kebidana mengakaji distribusi dan determinan peristiwa
mordibitas dan mortalitas yang terjadi dalam layanan kebidanan. Dimana pelayana kesehatan
dinyatakan sebagai bagian integral dari pelayanan dasar yang akan terjangkau seluruh
masyarakat. Didalamnya termasuk pelayana kesehatan ibu, yang berupaya agar setiap ibu
hamil dapat melalui kehamilan dan persalinannya dengan selamat.
Secara keseluruhan fungsi pokok epidemiologi adalah untuk memastikan bahwa di
dalam suatu populasi terdapat kelompok yang memiliki angka penyakit, ketidakmampuan,
cedera, atau bahkan angka kematian. Epidemiologi memiliki peran yang pasti dalam kegiatan
pengendalian dan pencegahan bukan saja penyakit menular tetapi juga penyakit kronis
sekaligus penyakit dan kondisi yang berkaitan dengan gaya hidup dan perilaku.
3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca terutama mahasisiwi kebidanan untuk mengerti dan
memahami tentang epidemiologi sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan
pada proses penyebaran penyakit.
Serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari supaya dapat menurunkan
angka mortalitas dan morbiditas yang menjadi permasalahan dalam pelayanan kebidanan
selama ini.
12
Daftar Pustaka
Varney, Helen. et all, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, ed 4. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta, 2006 Diktat, epidemiologi dalam kebidanan
Syarifudin.Dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : TIM
Bari saifuddin, Abdul.Ilmu kebidanan, Yayasan bina pustaka Sarwono prawiroharjo, Jakarta 2006.by diktarabalaga/rushcompDikdik Tarabalaga di 20.000berbagi
Azwar, Azrul. 1999. Pengantar Epidemiologi. Bina Rupa Aksara. Jakarta.Noor, N nasril. 2000. Dasar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta.
Slamet, Juli Soemirat. 2005. Epidemiologi Lingkungan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Timmreck, Thomas C. 2004. Epidemiologi. EGC. Jakarta.
13