Download - LP DHF nuan
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGDemam dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam.
Demam berdarah dengue/dengue hemorrhagic fever (DHF) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan. Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut dengue shock syndrome (DSS).Demam dengue dan DHF disebabkan oleh salah satu dari 4 serotipe virus yang berbeda antigen.Virus ini adalah kelompok Flavivirus dan serotipenya adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi oleh salah satu jenis serotipe ini akan memberikan kekebalan seumur hidup tetapi tidak menimbulkan kekebalan terhadap serotipe yang lain. Sehingga seseorang yang hidup di daerah endemis DHF dapat mengalami infeksi sebanyak 4 kali seumur hidupnya.Dengue adalah penyakit daerah tropis dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari.Faktor resiko penting pada DHF adalah serotipe virus, dan faktor penderita seperti umur, status imunitas, dan predisposisi genetis.Infeksi oleh virus dengue menimbulkan variasi gejala mulai sindroma virus nonspesifik sampai perdarahan yang fatal. Kami mengangkat kasus ini sebagai kasus kelompok kami adalah dikarenakan banyak sekali anak-anak kecil yang menderita kasus DHF, buktinya dari 25 orang yang di rawat di RSMC khususnya di Pav Dahlia 19 orang yang menderita DHF, makanya kami dari kelompok 4 mengangkat kasus ini untuk di jadikan bahan seminar, supaya kita bias bersama-sama menekan terjadinya penyakit DHF ini.
B. TUJUAN PENULISANTujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi 2 yaitu :
Bab I: Secara umum
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada klien DHF
Bab II Tujuan khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
a. Mengkaji status kesehatan dan keperawatan pada klien DHF menganalisa data
b. Merumuskan diagnosa keperawatan
c. Membuat rencana keperawatan.C. RUANG LINGKUP Ruang lingkup dari penulisan makalah ini terdiri dari pengertian dari DHF, etiologi, epidemiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan, pencegahan dan asuhan keperawatan
D. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam membuat makalah ini yaitu menggunakan metode deskriptif dengan cara mengumpulkan data, menganalisa dan menarik kesimpulan dari data yang telah di dapat untuk kemudian di susun menjadi sebuah makalah.
E. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika dalam penulisan makalah ini terdii dari 4 BAB antara lain:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang,
B. Tujuan Penulisan,
C. Ruang Lingkup Penulisan,
D. Metode Penulisan,
E. Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORITISA. KONSEP DASAR1. Anatomi Fisiologi2. Pengertian3. Etiologi4. Patofisiologi5. Manifestasi klinik6. Komplikasi7. Penatalaksanaan Medis8. Tumbuh Kembang Anak9. hiospitalisasiB. ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajian 2. Diagnose Keperawatan3. Rencana KeperawatanBAB III TINJAUAN KASUSA. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Rencana KeperawatanD. Intervensi KeperawatanE. Evaluasi BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan,
B. Saran.
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR
1. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi termasuk sum-sum tulang dan nodus limfa. Darah merupakan organ berbentuk cairan homogen yang tampak seperti sirup yang berwarna gelap. Warna darah ditentukan oleh hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah. Volume darah manusia adalah 7-10% / berat badan normal atau sekitar 5 liter.
Komposisi darah tersusun atas 2 bagian, yaitu:
a. Partikel tersuspensi/komponen sel-sel darah merah, sel darah putih, trombosit, platelet 45%
b. Partikel pensuspensi: plasma darah 55% adalah
I. Hematokrit: prosentase volume total darah yang ditempati oleh eritrosit.
Fungsi Darah:
1) Transportasi internal, pada metabolisme:
Respirasi:O2 dan CO2 dibawa oleh molekul Hb dalam eritrosis dan plasing
Nutrisi: Nutrisi diserap dari usus, dibawa plasma ke hati dan jaringan tubuh lainnya.
Ekskresi: Sisa metabolisme dibawa plasma ke hati dan jaringan tubuh lain.
Keseimbangan air, elektrolit dan asam basa melalui pertukaran zat-zat dalam jaringan.
Pengaturan metabolisme: Hormon dan enzim yang berperan dalam metabolisme dibawa oleh plasma.2) Pertahanan/perlawanan terhadap infeksi : sel darah putih.
3) Perlindungan terhadap pendarahan.
4) Mempertahankan suhu tubuh normal: darah membawa panas dan beredar sampai perifer tubuh yang memungkinkan pertukaran pada tubuh dan lingkungan.Plasma Darah
Cairan berwarna bening pucat 55% dari volume total darah (2,5 s/d 3 liter pada orang dewasa). Komposisinya:
90%: air
0,9%: ion anorganik
8%
: protein
1,1%: substansi organik
Membentuk 20% cairan ekstrase tubuh yang mengandung zat-zat sama dengan cairan intertisial.
Cairan bening dari darah dan plasma beku disebut serum, isi serum sama dengan isi plasma kecuali faktor pembekuan.
Protein yang ada dalam plasma adalah:
Albumia: Berfungsi mempertahankan tekanan osmotik darah dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
Filobulin:Berfungsi dalam pertahanan tubuh melawan infeksi dan transportasi lipid, stroid dan hormon.
Fibrinogen:Blood dothing Ion anorganik disebut elektrolit: sodium (Na+), portasium (K+), kalsium (Ca++), clorida (Cl-), Hydrocarbonat (HCO3).
Zat organik : glukosa, urea, asam urat.
Hematopoesis
Trauma terjadi di sumsum tulang
1) Sumsum tulang : 4-5% dari berat badan normal.
Merah: Penghasil terbanyak, hampir semua sel-sel darah
Kuning: Terdiri dari lemak jika diperlukan dapat berubah menjadi jaringan hemopotetik.2) Kelenjar limfe dan jaringan limfoid dalam usus halus dan kelenjar timus menghasilkan limfosit.
Kelenjar limfe terdapat juga di leher, ketiak lengan bagian atas dalam, thorak abdomen, lipatan paha dan poplitea.
3) Hati dan limfe merusak sel darah yang sudah tua. Hati juga mensintesa protein plasma dan berapa faktor pembekuan.Sel Darah Merah
Merupakan sel yang gampang yang bagian tengahnya cekung/lempeng bikonkaf : efisiensi pengangkutan O2 dan peningkatan permukaan bagi digusi O2, diameter 8 mikron, tebal 2-1 mikron.
Jumlah : 5 juta/mm3 Usia : 120 hari
Ciri khas : bentuknya mudah berubah/kelenturan/fleksibilitas tidak berhenti, organel/ribosom.
Enzim yang ada pada sel darah merah: enzim glikdirik dan enzim karbonat anhidrase.
Hemoglobulin: merupakan pigmen protein berwarna merah yang terdapat dalam sel darah merah.
Berfungsi:
a. Pengangkutan oksigen dari paru-paru ke jaringan.
b. Sistesa Hb pada saat eritropoesis.
c. Membentuk struktur molekul (hameoglobulin).
Setiap molekul Hb dapat mengikat 4 unit O2 tiap gram Hb dapat mengikat 1,3 ml O2 atau 50 ml O2 tiap 100 ml darah.
Pengaturan eritropoesis: distimulasi oleh penurunan pengiriman oksigen ke ginjal yang merangsang ginjal mengeluarkan hormon eritropoetin ke dalam darah. Eritropoetin merangsang eritropoesis dengan merangsang proliperans dan pematangan sel darah merah.
Zat yang diperlukan untuk proses eritropoesis:
Vitamin B12: Sintesa DNA
Asam folat
: Pembentukan DNA
Zat besi
: Pembentukan haemoglobin.Leukosit
Unit-unit yang dapat bergerak dalam sistem pertahanan tubuh.
Setiap sel darah putih dikelilingi oleh 700-1000 sel darah merah.
Bertugas: menahan invasi oleh patogen mikroorganisme penyebab penyakit, mengidentifikasi dan menghancurkan sel-sel kanker, membersihkan campak/ debris yang berasal dari sel mati atau cedera.
Jumlah SDP : 5.000-10.000/mm3 Jenis:
a. Granulosit
Neutrofil: Fungsi menentukan bakteri dan melakukan pembersihan debris.
Basofil: Fungsi membentuk dan menyimpan histamin dan heparin
Eusinofil: Reaksi alergi dan investasi parasir.
b. Agranulosit
* Monosit: fagositosit aktif
* Limfosit : L-B: menghasilkan antibodi
L-T: menghancurkan sel sasaran
Usia 100-300 hari meningkat pada saat inpeksi kronis.Trombosit
Merupakan sel darah terkecil, tidak berwarna dan tidak berinti, berasal dari frogmen megakariotid jumlah (50.000-350.000/mm3). Usia 20 hari.
Fungsi: Hemosiosis (penggumpalan darah) melalui adnesi ke area pembuluh darah yang rusak.2. PENGERTIAN
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam manifestasi pendarahan dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian.
(Kutipan Selekta Kedokteran, Jilid 2)
DHF adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh serotif virus dengue ditandai dengan 4 gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan, hepatologi dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian.3. ETIOLOGI
Virus dengue serotipe 1,2,3 dan 4 yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegypti, nyamuk Aedes Aibupictus, Aedes Polynegiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotipe dalam menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe lain.4. PATOFISIOLOGI
Sebagai reaksi terhadap infeksi terjadi.
a. Aktipitos sistem komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilaksin yang menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan terjadi perembesan plasma dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler.
b. Agregasi trombosit menurut, apabila kelahiran ini berlanjut akan menyebabkan kehilangan fungsi trombosit sebagai akibat mobilitas sel trombosit mudah dari sumsum tulang.
c. Kerusakan sel endotel pembuluh darah akan merangsang/mengaktivasi faktor pembekuan.
Ketiga faktor di atas menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler kerusakan hemostosis, yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopenia dan koagulopati.
Derajat Penyakit DHF (WHO dan Depkes, 2004) yaitu:
a. Derajat I
Demam disertai dengan gejala klinis tidak khas. Satu-satunya gejala pendarahan adalah uji torniquet (+).b. Derajat II
Gejala yang timbul pada DBD derajat I, ditambah pendarahan spontan, biasanya dalam bentuk pendarahan kulit dan atau bentuk pendarahan lainnya.
c. Derajat III
Kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan denyut nadi yang cepat dan lemah menyempitnya tekanan nadi (20 mmHg atau kurang) atau ditandai dengan kulit dingin dan lembab pasien menjadi gelisah.
d. Derajat IV
Syok berat dengan tidak terabanya denyut nadi maupun tekanan darahnya.
5. MANIFESTASI KLINIK
Gejala utama demam berdarah, yaitu:
a. Demam
Penyakit didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus-menerus, berlangsung 2-7 hari, naik turun tidak mempan dengan obat antipieretik.
Saddle back kurve : demam naik mendadak 1-3 hari : turun naik + 3 hari
Demam I : resah dada + muka : cepat hilang
Malaise, nyeri epigastrium, nyeri kepala, bola mata, sendi
Demam II : rash dada + esktramitas (papula) : hilang.b. Manifestasi pendarahan
Penyebab pendarahan pada DBD ialah vaskulopati, trombositpenia dan gangguan fungsi trombosit serta koagulasi intravaskuler yang menyeluruh. Jenis pendarahan terbanyak adalah pendarahan kulit seperti uji touniquet positif, peteki, purpura, ekimosis dan pendarahan kongjungtiva. Peteki merupakan tanda pendarahan yang sering ditemukan. Tanda ini dapat ditemukan pada hari pertama demam dan hari ke 3,4,5 demam. Pendarahan lain yaitu epitaksis, pendarahan gusi, melena dan hemotemesis dan dapat pendarahan sub konjungtiva atau hematuria.
c. Hepatomegali
Ditemukan pada permukaan penyakit bervariasi dari hanya sekedar dapat teraba sampai 2-4 cm di bawah lingkungan iga kanan. Derajat pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit. Namun nyeri tekan pada daerah tepi hati berhubungan dengan adanya pendarahan, pada sebagian kecil kasus dapat dijumpai ikterus.
d. Gangguan sirkulasi : Shock
Awal: kulit lembab + ekstremitas dingin
Hypovolemia:
Nadi kecil + lemah : sehingga tidak teraba
TD turun (S+D)
Keringat dingin
Ekstremitas dingin
Tampak pucat : shock : demam turun hari 3-7
Gelisah 6. KOMPLIKASI
a. Pendarahan luasInfeksi virus dengue menyebabkan terbentuknya antigen, antibody yang dapat mengangtivasi sistem komplemen, juga menyebabkan agregasi trombosit dan mengaktivasi sistem koagulasi melalui kerusakan sel endotel pembuluh darah. Kedua faktor tersebut menyebabkan pendarahan pada DBD. Pendarahan masih pada DBD diakibatkan oleh trombositopenia, penurunan faktor pembekuan kelainan fungsi trombosit dan kerusakan hidung endotel kapiler.b. Shock
Infeksi sekunder oleh virus dengue akan menyebabkan respon antibodi amnestic yang akan terjadi dalam waktu beberapa hari, mengakibatkan proliferasi dan transformasi imfosit dengan menghasilkan titer tinggi antibody lagi ganti dengue. Di samping itu, replikasi virus dengue terjadi juga di dalam limfosit yang bertransformasi dengan akibat terdapatnya virus dalam jumlah banyak. Kemudian terbentuknya virus komplek antigen-antibodi yang selanjutnya mengativitas sistem kamplemer. Pelepasan C3a dan Csa akibat aktivitas C3 dan Cs menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan merembesnya plasma dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler.
c. Efusi Pleura
Disebabkan oleh infeksi virus dengue yang bisa memecahkan membran kapiler dan memungkinkan pengaliran protein plasma dan cairan yang kemudian masuk ke dalam rongga pleura secara cepat dan akumulasi cairan ini disebut efusi pleura.
d. Penurunan kesadaran
Saat terjadi infeksi virus dengue kemudian mengalami replikasi maka terbentuk komplek virus antibody yang menyebabkan efek salah satunya permeabilitas kapiler meningkat, sehingga terjadi penurunan transportasi O2 ke otak, sehingga terjadi penurunan kesadaran.e. Disseminated Intravaskuler Coagulantick (DIC)
Pendarahan yang terjadi pada pasien DBD terjadi karena tranbostopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi. Pendarahan hebat dapat terjadi trauma pada fraktus gastrointestinal.
Perembesan plasma akan menyebabkan pembekuan intravaskuler yang mengaktifkan mekanisme gibrinditik, akibatnya enzim proteotik yaitu plasmin aktif. Sebagai substrat untuk plasmin fibrin dipecah menjadi beberapa polipeptida fibrin split product atau fibrin digredatic product (FDP). Pada keadaan fibrinolisis patologis terjadi pemecahan fibrinogen dan faktor beku lainnya, terutama faktor V, VII dan fibrin, FDP merupakan antikoagulasi yang menghambat reaksi trombin-fibrinogen. Gangguan pembekuan dapat terjadi karena antikoagulasi yang beredar di darah yang menyebabkan disseminated intravaskuler.7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lakukan pemeriksaan hemoglobin, hemotokrit, hitung trombosit, uji seidolgi HI, Dengue Blot.
Trombositopenia ringan sampai nyata bersamaan dengan hemo konsentrasi adalah gejala yang spesifik. Leukosit normal pada 1-3 hari pertama, menurun saat akan terjadi syok dan meningkatkan saat syok teratasi.
Trombositopenia ( 6 bulan
Menangis bila ditinggal orangtuanya
Menangis keras bila ditinggal orangtuanya
2) Respon terhadap rasa nyeri
Ekspresi wajah tidak menyenangkan
Pergerakan tubuh
Menangis keras
b. Todler (1-3 tahun)
Sumber stress : perpisahan (15-30 tahun)
1) Tahap protes (protesi)
Menangis keras, menjerit, memanggil ibu, terlalu agresif, menolak perhatian orang lain.
2) Tahap putus asa (despair)
Tenang, menangis, tidak aktif, nafsu makan menurun, kurang bermain, sedih, apatis, menarik diri.
3) Tahap menolak / Daniel (Derochment)
Menerima perpisahan (samar), hubungan dangkal pada orang lain, menyesuaikan lingkungan.
4) Tahap menerima
c. Pra Sekolah (3-6 tahun)
1) Reaksi terhadap perpisahan
Menolak makan, sering bertanya, menangis pelan, tidak kooperatif.
2) Kehilangan kontrol
Pembatasan aktivitas sehari-hari dan penurunan kekuatan diri
RS : hukuman
Bila dihukum: malu, takut bersalah, malu-takut.
3) Takut pada perlukaan: tindakan dan prosedur mengancam integritas tubuh.
d. Usia Sekolah (6-12 tahun)
1) Reaksi perpisahan cemas berpisah dengan kelompok sosial
2) Kehilangan kontrol
Perubahan peran dalam keluarga
Kelemahan fisik
Takut mati
Kehilangan kegiatan dalam kelompok
3) Reaksi terhadap nyeri
Mampu mengkomunikasikan
Mampu mengontrol perilaku (menggigit bibir, menggenggam)
e. Masa Remaja (12-19 tahun)
1) Reaksi perpisahan :
Cemas berpisah dengan teman sebaya
Tidak bebas
Tidak kooperatif
2) Kehilangan kontrol : keterbatasan fisik dan ketergantungan (menolak, tindak kooperatif, menarik diri). Reaksi Keluarga Terhadap Anak yang Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit
a. Reaksi orang tua
Cemas meningkat
* Kurang informasi tentang prosedur dan pengobatan dampak pada masa depan
*Marah, merasa bersalah
*Tidak percaya
Ketakutan, frustasi : penyakit serius, tipe dan prosedur medis
b. Reaksi sibling/persaingan
Marah, cemburu, benci
Perhatian, berlebihan, sakit.Peran Perawat dalam Mengurangi Stress Oleh Karena Hospitalisasi
a. Mengurangi dampak perpisahan (< 5 tahun)
1) Rooting in : orang tua dapat menjaga anaknya
2) Partisipasi
3) Ruang : rumah
4) Mempertahankan kontak dengan sekolah, kunjungan teman, telepon, surat.
b. Mencegah rasa kehilangan kontrol
1) Physical restriction : pembatasan fisik
2) Gangguan dalam memenuhi kegiatan sehari-hari
c. Meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan nyeri
d. Memaksimalkan manfaat hospitalisasi
1) Membantu perkembangan hubungan baik orang tua anak
2) Memberikan kesempatan untuk pendidikan
3) Meningkatkan self masternya (percaya diri)
4) Memberi kesempatan untuk sosialisasi
e. Memberi suport pada anggota keluarga
Memberi infomasi dan melibatkan sibling
Bermain Untuk Mengurangi Stress Akibat Hospitalisasi
a. Tujuan bermain di RS
1) Melanjutkan tumbuh kembang
2) Mengekspresikan pikiran dan fantasi
3) Mengembangkan kreatifitas
4) Beradaptasi lebih efektif terhadap stress
b. Prinsip bermain di RS
1) Tidak banyak energi singkat
2) Memperhatikan keamanan
3) Kelompok umur
4) Tidak bertentangan dengan pengobatan
5) Alat permainan dapat dicuci
6) Melibatkan orang tua
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Riwayat penyakit, nyeri kepala, mual/muntah, diare, intake output, keadaan lingkungan, makanm tidur, bermain lain dan sifat panas, imunisasi obat yang didapat.
b. Keadaan fisik
TTV, tanda pendarahan, status hidrasi
c. Data psikososial : pola pertahanan diri
d. Pengetahuan keluarga
adalah gejala : dapat mengkaji dan tanda pendarahan, tanda-tanda yang lain, tingkat pengetahuan dan keinginan untuk belajar.2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
a. Peningkatan suhu tubuh b.d proses penyakit
b. Gangguan keseimbangan elektrolit b.d output yang berlebihan
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat
d. Kurang pengetahuan keluarga b.d kurangnya informasi yang didapatkan mengenai penyakit.3. RENCANA KEPERAWATAN
NoDiagnosaIntervensi
1.Peningkatan suhu tubuh b.d proses penyakit1. Observasi TTV tiap 4 jam
R/ : Mengetahui keadaan pasien
2. Berikan minuman yang banyak serta kompres dingin.
R/ : Menurunkan demam
3. Berikan pasien untuk memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
R/ : Memberi rasa nyaman
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antipiretik dan antibiotik
R/ : Menurunkan suhu tubuh dan membunuh bakteri.
2.Gangguan keseimbangan elektrolit b.d output yang berlebihan1. Kaji TTV setiap 4 jam.
R/ : Mengetahui keadaan umum pasien.
2. Kaji status cairan : Keseimbangan masuk dan haluan
R /: Untuk membantu perubahan dan mengevaluasi intervensi.
3. Dorong masukan cairan dengan jumlah kecil tapi sering.
R/ : Jumlah kecil biasanya ditolerir dengan baik.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan parenteral sesuai indikasi.
R /: Mempertahankan hidrasi
3.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat1. Observasi TTV setiap 4 jam
R/ : Mengetahui keadaan umum pasien
2. Catat status nutrisi pasien dan timbang BB tiap hari.
R/ : Memberikan informasi tentang keefektifan.
3. Beri diet yang tidak merangsang mual.
R /: Menekan mual.
4. Berikan makanan hangat dalam porsi kecil tapi sering
R /: Untuk meningkatkan nafsu makan.
5. Tindakan oral hygiene
R/ : Oral hygiene mengurangi kekeringan membran mukosa mulut.
6. Kolaborasi dengan ahli gizi.
R /: Menentukan diet sesuai dengan kondisi pasien.
4.Kurang pengetahuan keluarga b.d kurangnya informasi yang didapatkan mengenai penyakitnya.1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga
R /: Mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit DHF.
2. Jelaskan penyebab penyakit serta tanda dan gejalanya.
R /: Untuk mengantisipasi kemungkinan penyakit ini akan ada kembali dalam keluarga.
3. Jelaskan tanda pendarahan
R/ : Mencegah komplikasi yang lebih parah.
4. Tanyakan kembali hal-hal yang sudah dijelaskan
R /: Mengetahui apakah sudah paham tentang hal-hal yang sudah dijelaskan sebelumnya.
4. EVALUASI
a. Pasien tidak demam lagi
b. Keseimbangan cairan terpenuhi
c. Nutrisi pasien terpenuhi
d. Pasien mengerti dan memahami tentang penyakitnya.
BAB IIITINJAUAN KASUSASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A
DENGAN DENGUE HEMORRAGIC FEVER (DHF)
Format Pengkajian Keperawatan Kesehatan Anak
Dalam Konteks KeluargaTanggal pengkajian/jam: 22-01-08
Tanggal masuk RS
: 21-01-08
Jam masuk RS
: 20.30 WIB
Ruangan
: Pav. D
Nomor Register
: 24.28.52
Dx. Medis
: DHF
I. Data Biografi
A. Identitas Klien
Nama klien
: Arthaya Dwi B.Jenis kelamin: Perempuan
Nama panggilan
: Bintang
Agama
: Islam
Tempat/tgl lahir (umur): Jakarta, 30-11-04Suku bangsa: Indonesia
Bahasa yang digunakan: Indonesia
Pendidikan: SMAB. Identitas Orangtua/Wali
Ibu
Ayah
WaliNama
: Ny. Ani
Tn. Rizani
Umur
: 29
34
Pendidikan: SMA
SMA
Pekerjaan: IRT
Pedagang
Agama
: Islam
Islam
Suku/bangsa: Jawa
Jawa
Alamat rumah: (yang mudah dihubungi) Jl. Tanjung Barat No. 28, Jak Sel
Sumber biaya: Orang tua
II. Riwayat Kesehatan Pada Masa Lalu
A. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Antenatal
1. Kesehatan ibu waktu hamil
Hiperemesis gravidarum:tidak
Perdarahan pervagina:tidak
Anemia
:tidak
Penyakit infeksi
:tidak
Pre eklamsi/eklamsi:tidak
Gangguan kesehatan:tidak
2. Pemeriksaan kehamilan
Teratur
:ya
Diperiksa oleh
:dokter dan bidan
Tempat pemeriksaan:Puskesmas dan RS
Hasil pemeriksaan
:baik
Immunisasi TT
:tidak
3. Riwayat pengobatan selama kehamilan: mengkonsumsi vitamin
Masa Natal
1. Usia kehamilan saat kelahiran:9 bulan
2. Cara persalinan
:normal
3. Ditolong oleh
:bidan
4. Keadaan bayi saat lahir:baik
5. BB, PB, Lingkar kepala waktu lahir:2,8 kg, 48
6. Pengobatan yang didapat:tidak ada
Neo Natal
1. Cacat kongenital
:tidak ada
2. Ikterus
:tidak ada
3. Kejang
:tidak ada
4. Paralisis
:tidak ada
5. Perdarahan
:tidak ada
6. Trauma persalinan
:tidak ada
7. Penurunan BB
:tidak ada
8. Pemberian minum/ASI:baik
9. Lain-lain
B. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Apakah ada gangguan dalam proses tumbuh kembang anak (jelaskan):
Tidak ada, pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan normal
C. Penyakit-penyakit yang pernah diderita
Tidak ada
D. Pernah dirawat di RS
Tidak pernah
E. Obat-obat
Tidak ada
F. Tindakan (misalnya operasi)
Tidak ada
G. Alergi
Tidak ada riwayat alergi terhadap obat
H. Kecelakaan
Tidak ada
I. Immunisasi
Lengkap / BCGJ. Kebiasaan sehari-hari
1. Pola pemenuhan nutrisi
ASI dan atau susu buatan
Lamanya pemberian: 1,5 tahun
Waktu pemberian
: tidak ada Jenis susu buatan
: tidak ada Adakah kesulitan
: tidak
Makanan padat
Kapan mulai diberikan: 1,5 tahun
Cara pemberian
: per oral secara langsung
Vitamin
Jenis vitamin
: tidak ada Berapa lama diberikan: tidak adaPola makan dan minum
Frekuensi makan
: 3 x sehari
Jenis makanan
: padat
Makanan yang disenangi: ikan dan telur
Alergi makanan
: tidak ada Kebiasaan makan
: terkadang makan sendiri
Waktu makan
: pagi, siang, sore
Jumlah minum / hari: 7 gelas / hari
Frekuensi minum
: tidak tentu, biasanya setelah makan dan bila haus
Kebiasaan minum; kopi: tidak adaminum beralkohol: tidak ada Penggunaan alat makan/minum:menggunakan tangan, sendok/gelas
Sikap orang tua terhadap pemenuhan nutrisi anak: baik
2. Pola tidur
Lamanya tidur siang/malam: 8 jam
Kelainan waktu tidur
: tidak ada
Mimpi
: kadang-kadang
Kebiasaan anak menjelang tidur: gosok gigi, cuci kaki
Kebiasaan yang membuat anak nyaman saat tidur: tidak berisik
3. Pola aktifitas / latihan / OR / bermain / hobi
Hobi: main dengan keluarga dan teman-teman sebayanya
4. Pola kebersihan diri
a.Mandi
Frekuensi
: 2 x /hari
Sabun
: GIV Bantuan
: tidak
b.Oral hygiene
Frekuensi
: 3 x /hari
Waktu
: pagi, sore, malam
Cara
: sendiri & dibantu
Menggunakan pasta gigi: yac.Cuci rambut
Frekuensi
: 3 x /minggu
Sampo
: dibantu
d.Berpakaian
: sendiri
5. Pola Eliminasi
a. BAB
Frekuensi
: 1 x/hari
Waktu
: pagi
Warna
: coklat kekuningan
Bau
: khas
Konsistensi
: padat
Cara
: langsung pergi ke WC di kloset
Keluhan
: tidak ada
Penggunaan taxatif/pencahar: tidak
Kebiasaan pada waktu BAB : tidak ada
b. BAK
Frekuensi
: tidak tentu
Warna
: kuning
Keluhan
: tidak ada
Kebiasaan ngompol: tidak ada
6. Kebiasaan lain
Menggigit jari
: tidak ada
Menggigit kuku
: tidak ada
Menghisap jari
: tidak ada
Mempermainkan genital: tidak ada
Mudah marah
: tidak ada
Lain-lain
: tidak ada
7. Pola asuh
: baik
III. Riwayat Kesehatan Keluarga
A. Susunan keluarga (genogram 3 generasi)
Keterangan:
B. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakitAyah/IbuSaudara kandungAnggota kelg.lain
- Penyakit yang pernah
diderita
- Penyakit yang sedang
diderita
- Analisa faktor penyakit
(ginjal, jantung, DM,
hipertensi, kanker, ggn
mental, alergi, dan lain2)Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak adaTidak ada
Tidak ada
C. Coping keluarga
: baik
D. Sistem nilai
: baik
E. Spiritual
: sholat 5 waktu
IV. Riwayat Kesehatan Lingkungan
A. Resiko bahaya kecelakaan
1. Rumah
: tidak ada
2. Lingkungan rumah
: nyaman
B. Polusi
Kemungkinan bahaya akibat polusi
C. Tempat bermain
: ada, di rumah dan di tempat tetangga lainnyaV. Riwayat Kesehatan Sekarang
A. Riwayat penyakit sekarang
Tgl mulai sakit
: 19-01-08
Keluhan utama
: panas (( , tidak nafsu makan, mual, muntah
Terjadinya
:
Lamanya
: panas 2 hari yang lalu sebelum masuk RS
Faktor pencetus
: nyamuk
Upaya untuk mengurangi: langsung dibawa ke RS
Cara waktu masuk
: langsung masuk RS
Dikirim oleh
: orang tua
B. Pengkajian fisik secara fungsional
Data SubjektifData Obyektif
1. Data klinik
-Klien mengatakan pusing
-Klien menyatakan lemas
-Klien mengatakan panasnya (( -Klien mengatakan mual
-Klien mengatakan tidak nafsu makan
-Klien mengatakan muntah1. Data klinik
a. Suhu : 38.5oC
b. Nadi : 110 x/mnt
c. Pernafasan : 22 x/mnt
d. Tek.darah : 110/70 mmHg
e. Kesadaran : CM
2. Nutrisi dan metabolisme
a. Nafsu makan/menyusul: menurun
b. Penurunan & peningkatan BB: penurunan
c. Diet: padat
d. Kulit: tugor kulit sedang
e. Intake dalam sehari
-Makan: habis porsi
-Minum: susah
f. Mual: ada
g. Dysphagia: tidak ada
h. Muntah: ada 2. Nutrisi dan metabolisme
a. Mukosa mulut: kering
-Warna: -
-Lesi: tidak ada
-Kelembaban: -
-Kelainan palatum: tidak ada
-Bibir: pecah-pecah
-Gusi: normal
-Lidah
b. Gigi
-Kelengkapan gigi: lengkap
-Karang gigi: ada
-Karies: tidak ada
c. BB: 20 kg; TB 120 cm
d. Obesitas: tidak
e. Integritas kulit:
-Turgor: sedang
-Kekenyalan: tidak elastis
f. Sonde: tidak
3. Respirasi/sirkulasi
a. Pernafasan: normal
-Sesak nafas: tidak
-Sputum: tidak
-Batuk: tidak
b. Sirkulasi: baik
-Sakit dada: tidak
-Udema: tidak3. Respirasi/sirkulasi
a. Suara pernafasan: vesituler
b. Batuk: tidak
c. Batuk darah: tidak
d. Sputum: tidak
e. Ikterus: tidak
f. Slanosis: tidak
g. Edema: tidak
h. Palpilasi: tidak
4. Eliminasi
a. Abdomen
-Kembung: tidak
-Mules: tidak
-Sakit/nyeri: tidak
b. BAB
-Bau: khas
-Warna: coklat kekuningan
-Lendir: tidak
-Diare: tidak
-Konstipasi: tidak
-Frekuensi: 3 x/hari
c. BAK
-Jumlah: 300 cc
-Frekuensi: tidak tentu
-Sakit: tidak ada
-Nocturia: tidak ada
-Dysuria: tidak ada
-Hematuria: tidak ada
-Inkontinensia: tidak ada4. Eliminasi
a. Abdomen: baik
-Lemas: tidak
-Tegang/kaku: tidak
-Kembung: tidak
-Bising usus: ada
b. BAB
-Bau: khas
-Warna: kuning
-Lendir: tidak
-Konsistensi: padat
-Melena: tidak
-Frekuensi: 7 x/hari
c. BAK
-Kepekatan: jernih
-Warna: kuning
-Bau: khas
-Kateter: tidak
-Lain-lain: tidak adad. Rectum/Anus
-Iritasi: tidak ada
-Atresia ani: tidak ada
-Prolaps: tidak
5. Aktivitas/latihan
a. Tingkat kekuatan/ketahan: normal
b. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari: bantuan minimum
c. Adakah kekakuan pergerakan sendi: tidak
d. Rasa nyeri pada sendi: tidak ada5. Aktivitas/latihan
a. Keseimbangan berjalan: baik
b. Kekuatan menggengam: baik
-Tangan kiri: baik
-Tangan kanan: baik
c. Bentuk kaki: normal
d. Otot kaki: kuat
6. Kognitif/persepsi
a. Pendengaran: baik
b. Penglihatan: baik
c. Penciuman: baik
d. Perabaan: baik
e. Pengecapan: baik5. Aktivitas/latihan
a. Reaksi terhadap ranngsangan:
baik
b. Orientasi: baik
c. Pupil: normal
d. Conjungtiva/warna: tdk anemia
e. Pendengaran: baik
7. Konsep diri
Apakah penyakit tersebut mempengaruhi klien? Ya, tidak dapat beraktifitas seperti biasanya7. Konsep diri
a. Kontak mata: baik
b. Postur tubuh: baik
c. Perilaku: baik
8. Peran/hubungan keluarga:
a. Siapa anggota keluarga yang tinggal
serumah? Saudara kandung
b. Support dari keluarga/teman: baik
c. Perhatian keluarga terhadap perawatan
klien: sangat baik
d. Dampak sakit terhadap keluarga: tidak
berkumpul dengan anggota keluarga8. Peran/hubungan keluarga:
a. Tingkah laku: baik
b. Interaksi dengan keluarga: baik
9. Tidur/istirahat
a. Jika tidur apakah merasa benar nyenyak:
b. Masalah atau gangguan waktu tidur:9. Tidur/istirahat
a. Tanda-tanda kurang tidur:
klien lemas
10. Seksualitas/reproduksi
a. Wanita
-Menstruasi
-Pemeriksaan buah dada
b. Pria
-Tidak dapat ereksi: tidak ada
-Sakit pada waktu BAK: tidak ada10. Seksualitas/reproduksi
a. Wanita
-Benjolan pada buah dada: tidak
ada
b. Pria
-Kelainan skrotum: tidak ada
-Hyposphadia: tidak ada
-Firnosis: tidak ada
C. Keadaan psikososial
Suasana hati/mood: labil
Interaksi dalam keluarga: baik
Sosialisasi: baik
D. Pemeriksaan tingkat perkembangan
1. Motorik kasar: tidak dapat dikaji
2. Motorik halus: tidak dapat dikaji
3. Bicara: lancar
4. Kemandirian: aktifitas dibantu oleh orangtuaE. Pemeriksaan penunjang
Tgl. 22-01-08
Widal- Salmonela typhi: O
1/80
- Salmonela typhi: H
1/80
- Salmonela typhi: OA, OB, OC1/80
- Salmonela typhi: HA, HB, HC1/80
Tgl. 23-01-08
- Hb: 12,9 g/dl
* Feses
- Ht: 39%
* Makro
- Leukosit: 29000/ul
-Warna: coklat
- Trombosit: 86000/ul
-Konsistensi: lunak
-Darah: tidak ada
* Urin
-Lendir: tidak ada
-Warna: kuning
* Mikro
-Kejernihan: keruh
-Leukosit: 1-3
-pH: 6.5
-Eritrosit: 0-1
-BJ: 10.10
VI. Penatalaksanaan
IVFD RL: 18 tpm
Inj.Lepotaxime: 2 x 1 gr
Vometa: 3 x 1 cts
PCT: 4 x 250 gr
Ispinol: 3 x 1 cts
Zamel: 1 x 1 cts
VII. Resume
Klien tiba di ruang anak (Pav. D) dengan diagnosa DHF, klien berumur 3 tahun. BB 20 kg, keluhan panas. Sebelum masuk RS, mual (4), nafsu makan menurun
Terapi
IVFD RL: 18 rpm
Inj.Lepotaxime: 2 x 1 gr
Vometa: 3 x 1 cts
PCT: 4 x 250 gr
Ispinol: 3 x 1 cts
Zamel: 1 x 1 ctsA. PENGKAJIAN KEPERAWATANIdentitas Klien
Nama
: An. A
Usia
: 3 tahun, 1 bulan, 21 hari
Jenis kelamin
: laki-laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: tidak ada
No. Register
: 24.28.52
Diagnosa medis: DHF
Tanggal masuk RS: 21-01-08
Tanggal pengkajian: 22-01-08
Data Fokus
Data SubjektifData Obyektif
-Klien menyatakan lemas
-Klien mengatakan pusing
-Klien mengatakan mual
-Klien mengatakan nafsu makan berkurang
-Klien mengatakan panas sejak 2 hari
sebelum masuk RS
-Ibu klien mengatakan panas anaknya ((-Ibu klien menanyakan tentang penyakit
yang diderita anaknya
-Ibu klien menanyakan kapan anaknya bisa
Pulang-Klien lemas
-Klien pucat
-Kesadaran: CM
-Mukosa bibir kering
-Turgor kulit: sedang
-TTV: Nadi: 110 x/mnt
RR: 22x/mnt; Suhu: 38.5oC
-Hasil lab:
Hb: 12,9g/dl; Leukosit: 29000/ul
Ht: 39%; Trombo: 86000/ul
-Urin: warna: kuning, pH: 6,5
kejernihan: keruh; BJ: 10.10
-Feses:
Makro: warna: coklat; darah: -
konsistensi: lunak; lendir:-
Mikro: leukosit:1-3; Eritrosit: 0-1
-Lidah tampak kotor
-BB turun 1 kg (sblm sakit 20 kg)
-Keluarga klien/orangtua: gelisah
-Ibu klien tampak cemas- Belen cairan
Input: oral (minum) : 750 cc
Infus RL/ 24jam: 1296 cc
Makanan : 100 cc
------------
2146 cc
Output : Urin : 1500 cc
IWL
(30 cc - usia) x BB
(30 3 ) x 19 = 513 cc
Muntah : 500 cc
Feses : 100 cc
----------
2613 cc
Belen cairan
= input output
= 2146 2613 = 467 cc
Berarti output cairan sebanyak 467 cc
ANALISA DATA
Nama Klien / Umur:An. A / 3 tahunKamar / Ruangan:Pav. DTanggalDataMasalahEtiologi
22-01-08
DS
DO-Klien mengatakan panas sejak 2 hari yang lalu, sebelum masuk RS
-Klien mengatakan pusing
-Klien mengatakan lemas
-Ibu klien mengatakan panas anaknya ((-Klien lemas
-Klien pucat
-Kesadaran: CM
-TTV: Nadi: 110 x/mnt
RR: 22x/mnt; Suhu: 38.5oC
-Hasil lab:
Hb: 12,9g/dl; Leukosit: 29000/ul
Ht: 39%; Trombo: 86000/ulPeningkatan suhu tubuhPeningkatan metabolisme penyakit, proses infeksi
22-01-08DS
DO-Klien mengatakan lemas
-Klien mengatakan pusing
-Klien lemas
-Klien pucat
-Mukosa bibir kering
-Turgor kulit sedang
-TTV: Nadi: 110 x/mnt
RR: 22x/mnt; Suhu: 38.5oC
-Hasil lab:
Hb: 12,9g/dl; Leukosit: 29000/ul
Ht: 39%; Trombo: 86000/ul
-Urin: warna: kuning, pH: 6,5
kejernihan: keruh; BJ: 10.10
-Feses:
warna: coklat; darah: -
konsistensi: lunak; lendir:-
-Balance cairan Input: oral (minum) : 750 cc
Infus RL/ 24jam: 1296 cc
Makanan : 100 cc
------------
2146 cc
Output : Urin : 1500 cc
IWL
(30 cc - usia) x BB
(30 3 ) x 19 = 513 cc
Muntah : 500 cc
Feses : 100 cc
----------
2613 cc
Belen cairan
= input output
= 2146 2613 = 467 cc
Berarti output cairan sebanyak 467 cc
- Klien terpasang infuse RL 18 tpmVolume cairan kurang dari kebutuhan tubuhOutput berlebihan
23-01-08
DS
DO-Klien mengatakan mual
-Klien mengatakan nafsu makannya menurun
-Ibu klien mengatakan anaknya muntah
-BB turun 1 kg (sblm sakit 20 kg)
-Klien tampak lemas
-Klien tampak pucat
-Klien makan habis porsiPerubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhIntake yang tidak adekuat
23-01-08
DS
DO-Ibu klien menanyakan tentang penyakit yang diderita anaknya
-Ibu klien menanyakan kapan anaknya bisa pulang
-Ibu klien tampak cemas
-Ibu klien tampak gelisah
-Ibu klien tampak ingin anaknya cepat pulangPerubahan proses keluarga cemasKurang pengetahuan (penyakit), gangguan proses kedekatan
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien / Umur:An. A / 3 tahunKamar / Ruangan:Pav. DNoDiagnosa KeperawatanTgl DitemukanTgl TeratasiParaf
1Peningkatan suhu tubuh b/d peningkatan metabolisme penyakit, proses penyakit ditandai dengan:22-01-0824-01-08
DS-Klien mengatakan panas sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk RS
-Klien mengatakan pusing
-Klien mengatakan lemas
-Ibu klien mengatakan panas anaknya ((
DO-Klien tampak lemas
-Klien tampak pucat
-Kesadaran: CM
-TTV: Nadi: 110 x/mnt
RR: 22x/mnt; Suhu: 38.5oC
-Hasil lab:
Hb: 12,9g/dl; Leukosit: 29000/ul
Ht: 39%; Trombo: 86000/ul
2Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b/d output berlebih ditandai dengan:22-01-0824-01-08
DS-Klien mengatakan lemas
-Klien mengatakan pusing- klien mengatakan mual
- keluarganya mengatakan anaknya muntah 3x dalam satu hari
DO-Klien tampak lemas
-Klien tampak pucat
-Mukosa bibir kering
-Turgor kulit sedang
-TTV: Nadi: 100 x/mnt
RR: 24x/mnt; Suhu: 37oC
-Hasil lab:
-Urin: warna: kuning, pH: 6,5
kejernihan: keruh; BJ: 10.10
-Feses: warna: coklat; darah: -
konsistensi: lunak; lendir:-
-Balance cairan
Input: oral (minum) : 750 cc
Infus RL/ 24jam: 1296 cc
Makanan : 100 cc
------------
2146 cc
Output : Urin : 1500 cc
IWL
(30 cc - usia) x BB
(30 3 ) x 19 = 513 cc
Muntah : 500 cc
Feses : 100 cc
----------
2613 cc
Belen cairan
= input output
= 2146 2613 = 467 cc
Berarti output cairan sebanyak 467 cc
3Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat ditandai dengan:23-01-0825-01-08
DS-Klien mengatakan mual
-Klien mengatakan nafsu makan menurun
-Ibu klien mengatakan anaknya muntah
DO-BB turun 1 kg (sblm sakit 20 kg)
-Klien tampak lemas
-Klien tampak pucat
-Porsi makan habis
4Perubahan proses keluarga: cemas b/d kurangnya pengetahuan (penyakit klien), gangguan proses kedekatan tandai dengan:23-01-0825-01-08
DS-Ibu klien menanyakan tentang
penyakit yang diderita anaknya
-Ibu klien menanyakan kapan anaknya bisa pulang
DO-Ibu klien tampak cemas
-Ibu klien tampak gelisah
-Ibu klien tampak ingin anaknya cepat pulang
B. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien / Umur:An. A / 3 tahunKamar / Ruangan:Pav. DNo.
DXTujuan dan Kriteria HasilRencana TindakanParaf
1Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan suhu tubuh dalam keadaan normal dengan kriteria hasil:
-Klien tampak segar
-Suhu tubuh 36-37oC1
2
3
4
5Observasi Ttv Setiap 4 Jam Sekali
R/: mengetahui keadaan umum klien
Anjurkan klien memakai baju tipis dan Dapat Menyerap Keringat
R/: menurunkan suhu tubuh dan memberi rasa nyaman
Berikan minuman yang banyak serta Kompres Dengan Air Hangat
R/: menurunkan suhu tubuh klien
Kolaborasi dengan dokter untuk Pemberian Antibiotik
R/: menurunkan suhu tubuh dan membunuh bakteri
Kolaborasi dengan petugas lab dalam Pemeriksaan Hb, Ht, Leukosit, trombosit setiap 8 jam
R/: mengetahui terjadinya infeksi sekunder
2Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan keseimbangan cairan tubuh terpenuhi dengan kriteria hasil:
-Klien tampak segar dan sehat
-Klien tidak lemas lagi
-Menunjukkan tugor kulit normal
-Mukosa bibir lembab1
2
3
4
Kaji TTV setiap 4 jam sekali
R/: untuk mengetahui keadaan umum klien
Kaji status cairan: keseimbangan masukan dan keluaran
R/: untuk membantu perubahan dan mengevaluasi intervensi
Dorong masukan cairan dengan jumlah kecil, tapi sering
R/: jumlah kecil biasanya diminum dengan baik
Berikan cairan intravena sesuai indikasi
R/: mempertahankan hidrasi
3Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil:
-Klien tidak muntah lagi
-Mual tidak ada lagi
-Nafsu makan meningkat dengan porsi makan sesuai dengan program diet
-BB diet1
2
3
4
5
6
7
8
9Observasi TTV setiap 4 jam
R/: mengetahui keadaan umum klien
Catat status nutrisi klien dan timbang BB tiap hari
R/: memberikan informasi tentang keefektifan
Berikan diet yang tidak merangsang muntah
R/: menekan, mual dna muntah
Berikan klien makanan hangat dalam porsi kecil tapi sering dengan penyajian yang menarik
R/: untuk meningkatkan/merangsang nafsu makan
Berikan lingkungan yang nyaman pada klien
R/: Lingkungan yang bersih dan nyaman dapat meningkatkan nafsu makan
Libatkan keluarga klien
R/: membantu proses penyembuhan
Tingkatkan oral hygiene
R/: orang hygiene mengurangi kekeringan membran mukosa mulut
Kolaborasi dengan ahli gizi
R/: menentukan diet sesuai dengan kondisi klien
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik
R/: mengurangi mual
4Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pengetahuan keluarga klien meningkat dengan kriteria hasil:
-Menunjukkan pemahaman dan keterlibatan dalam perawatan
1
2
3
4
Prioritaskan informasi pada keluarga klien (orang tua)
R/: membantu orang tua memahami aspek penting dari perawatan, penyimpangan dari kondisi anaknya
Dorong orang tua untuk mengajukan pertanyaan mengenai situasi anaknya
R/: untuk mengetahui kondisi anaknya
Mendorong ibu dan ayah untuk menyentuh dan merawat anaknya bila sesuai dengan kondisi fisik anak
R/: meningkatkan ikatan batin antara anak dan orang tuanya
Beri dorongan pada klien untuk mengekspresikan perasaannya
R/: untuk mengurangi kecemasan klien dan membuat klien merasa lebih nyaman danlebih tenang
C. IMPLEMENTASI
Nama Klien / Umur:An. A / 3 tahunKamar / Ruangan:Pav. DNo. DXTanggalTindakan Keperawatan dan HasilnyaParaf
122-01-08
1
2
3Mengkaji TTV
Hasil: Nadi: 180 x/mnt; Suhu: 37oC; RR: 24x/mnt;
Memberkan minuman yang banyak dan memberi kompres dengan air hangat
Hasil: kompres terpasang, klien minum air putih yang hangat
Melakukan pemeriksaan darah lengkap
Hasil Hb: 12,7g/dl; Leukosit: 45000/ul
Ht: 39%; Trombosit: 77000/ul
1.23-01-08
1
2
3Mengkaji TTV
Hasil: Nadi: 120 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt;
Melakukan pemeriksaan darah lengkap
Hasil Hb: 12,8 g/dl; Leukosit: 56000/ul
Ht: 36%; Trombosit: 89000/ul
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antipiretik dan antibiotik
Hasil: PCT: 4 x 250 gr
Lepotaxime: 2 x 1 gr
2.23-01-08
1
2
3
4Mengkaji TTV
Hasil: Nadi: 120 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt;
Mengkaji status cairan: keseimbangan input dan output.
Hasil : Input: 2.000 cc Output: 2.500 cc
Menganjurkan pasien untuk banyak minum.
Hasil : klien mau banyak minum.
Memberikan cairan lewat IV
Hasil : klien terpasang IVFD RL 18 tpm
3.23-01-08
1
2
3
4Mengkaji TTV
Hasil: Nadi: 120 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt;
Menimbang BB pasien
Hasil : BB pasien 20 kg
Menyajikan makanan dalam keadaan hangat disajikan dalam porsi kecil tapi sering.
Hasil : selain makanan dari RS pasien juga makan roti atau makanan kecil.
Memberikan makanan yang tidak merangsang mual
Hasil : klien mau makan, porsi makanan habis porsi.
4.23-01-08
1
2
3
Mendorong keluarga (orang tua) untuk berkunjung ke RS.
Hasil: Keluarga (orang tua) berkunjung setiap hari.
Mendorong keluarga (orang tua) membawakan pakaian anaknya.
Hasil : Orang tua membawakan pakaian anaknya
Memberikan dorongan pada klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Hasil : Orang tuanya bertanya, kapan anaknya bisa pulang.
1.24-01-08
1
2
3
4
Mengkaji TTV
Hasil: Nadi: 110 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt;
Menganjurkan klien memakai baju tipis dan dapat menyerap keringat.
Hasil : Klien mengenakan baju yang tipis.
Melakukan pemeriksaan darah lengkap
Hasil : Hb : 15% leukosit : 9.000/ul
Ht :45% trombosit : 170.000/ul
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antipiretik dan antibiotik
Hasil : Pct : 4x250 gr cepotaxime: 2x1gr
2.24-01-08
1
2
3
4
Mengkaji TTV
Hasil: Nadi: 110 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt;
Mengkaji status cairan keseimbangan input dan output
Hasil : Input : 2500 cc Output: 2500 cc
Menganjurkan pasien untuk banyak minum
Hasil : Pasien banyak minum
Memberi cairan intravena
Hasil : Klien terpasang IVFD RL 18 tpm
3.24-01-08
1
2
3
4
5Mengkaji TTV
Hasil: Nadi: 110 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt;
Menimbang BB pasien
Hasil : BB 20 kg
Menyajikan makanan dalam keadaan hangat disajikan dalam porsi kecil, tapi sering.
Hasil : Selain makanan dari RS pasien juga makan roti atau makanan kecil.
Memberikan makanan yang tidak merangsang mual
Hasil : Klien mau makan, porsi makanan habis porsi.
Meningkatkan oral hygiene
Hasil: Klien menggosok gigi 2x/hari
4.24-01-08
1
2
3
Memberi dorongan pada orang tua untuk mengekspresikan perasaannya.
Hasil: Ibu tampak cemas dan selalu bertanya bagaimana keadaan anaknya dan kapan bisa pulang
Memberi dorongan pada keluarga (orang tua) untuk berkunjung ke RS.
Hasil : Orangtuanya berkunjung setiap hari
Memberikan suasana yang tenang dan nyaman
Hasil : Orang tua klien merasa nyaman.
D. EVALUASI
Nama Klien / Umur:An. A / 3 tahunKamar / Ruangan:Pav. DTanggalNo. DXEvaluasi SOAPParaf
22-01-08
1S: - Klien mengatakan badannya masih lemas
- Klien mengatakan masih pusing
O: - TTV :
Nadi: 110 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt;
A: - Masalah peningkatan suhu teratasi sebagian
P: - Tindakan keperawatan dilanjutkan
2S: - Klien mengatakan masih lemas
- Klien mengatakan masih pusing
O: - Turgor kulit sedang
- Klien tidak pucat
- Mukosa bibir kering
- Belen cairan : Input: oral (minum) : 750 cc
Infus RL/ 24jam: 1296 cc
Makanan : 100 cc
------------
2146 cc
Output : Urin : 1500 cc
IWL
(30 cc - usia) x BB
(30 3 ) x 19 = 513 cc
Muntah : 500 cc
Feses : 100 cc
----------
2613 cc
Belen cairan
= input output
= 2146 2613 = - 467 cc
Berarti output cairan sebanyak 467 cc - TTV :
Nadi: 100 x/mnt; Suhu: 37oC; RR: 24x/mnt;
A: - Masalah volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi
P: - Tindakan keperawatan dilanjutkan
3S: - Klien mengatakan masih mual
- Klien mengatakan nafsu makannya menurun
O: - Klien sangat lemas
- Tidak ada peningkatan BB
- Makanan habis porsi
A: - Masalah gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi
P: - Tindakan keperawatan dilanjutkan
23-01-08
1S: - Klien mengatakan tidak lemas
- Klien mengatakan tidak pusing
O: - TTV :
Nadi: 120 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt;
A: - Masalah peningkatan suhu tubuh teratasi sepenuhnya
P: - Tindakan keperawatan dihentikan
2S: - Klien mengatakan tidak lemas
- Klien mengatakan tidak pusing
O: - Turgor kulit sedang
- Klien tidak pucat
- Mukosa bibir lembab
- Belen cairan Input: oral (minum) : 800 cc
Infus RL/ 24jam: 1296 cc
Makanan : 200 cc
------------
2296 cc
Output : Urin : 1400 cc
IWL
(30 cc - usia) x BB
(30 3 ) x 19 = 513 cc
Muntah : 150 cc
Feses : 100 cc
----------
2363 cc
Belen cairan
= input output
= 2296 2363= -67 cc
Berarti output cairan sebanyak 67 cc - TTV :
Nadi: 120 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt;
A: - Masalah volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian
P: - Tindakan keperawatan dilanjutkan
3S: - Klien mengatakan nafsu makan meningkat
- Klien mengatakan sedikit mual
O: - Klien tidak lemas
- Makan habis porsi
A: - Masalah gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian
P: - Tindakan keperawatan dilanjutkan
24-01-08
2S: - Klien mengatakan tidak lemas
- Klien mengatakan tidak pusing
O: - Turgor kulit sedang
- Klien tidak pucat
- Mukosa bibir lembab
- Belen cairan : Input : 2500 cc; Output: 2500 cc
- TTV :
Nadi: 120 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt;
A: - Masalah volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sepenuhnya
P: - Tindakan keperawatan dihentikan
3S: - Klien mengatakan nafsu makan meningkat
- Klien mengatakan tidak mual lagi
O: - Klien tidak lemas
- Makan habis 1 porsi
A: - Masalah gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sepenuhnya
P: - Tindakan keperawatan dihentikan
4S: - Ibu klien mengerti mengenai penyakit anaknya
O: - Ekspresi ibu tidak murung lagi
- Ibu tampak tidak cemas lagi
- Ibu klien tampak tidak gelisah lagi
A: - Masalah keperawatan teratasi sepenuhnya
P: - Tindakan keperawatan dihentikan
BAB IV
PEMBAHASANDalam bab ini kami ingin membahasa antara asuhan keperawatan antara teoritis dengan asuhan keperawatan pada An. A dengan diagnosa medis DHF, pembahasan ini mencakup
A. PENGKAJIAN
Dalam pengkajian ini kami mengkaji berdasarkan landasan teoritis dengan diagnosa medis DHF dan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kasus yaitu bibit penyakit yang namanya virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aegyti yang terdapat baik di rumah dan lingkungan sekitarnya. Pada tinjauan teoritis didapattanda dan gejala demam 2 7 hari, yaitu nyeri otot dan sendi, mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, konstifasi, epittaksis, gusi berdarah dan BAB berdarah. Pada kasus kami menemukan tanda dan gejala dari data objektif: klien menyatakan lemas, klien mengatakan pusing klien mengatakan mual, klien mengatakan nafsu makan berkurang, klien mengatakan panas sejak 2 hari sebelum masuk RS, ibu klien mengatakan panas anaknya ((, dan data objektifnya: klien lemas, klien pucat, kesadaran: CM, mukosa bibir kering, turgor kulit: sedang, TTV: Nadi: 110 x/mnt, RR: 22x/mnt; Suhu: 38.5oC, Hasil lab: Hb: 12,9g/dl, Leukosit: 29000/ul, Ht: 39%; Trombo: 86000/ul, Urin: warna: kuning, pH: 6,5, kejernihan: keruh; BJ: 10.10, Feses: warna: coklat; tidak ada darah, konsistensi: lunak; tidak ada lendir, leukosit:1-3; Eritrosit: 0-1, lidah tampak kotor, BB turun 1 kg (sblm sakit 20 kg): Belen cairan => input output => 2146 2613 = 467 cc. Berarti output cairan sebanyak 467 cc. Secara umum semua tanda dan gejala yang terdapat dalam teori hamper sama dengan kasus, kami tidak menemukan epitaksis kerana pada klien kami hanya menderita DBD pada derajat 1.
B. DIAGNOSA KEPERAWATANSecara teoritis pada pasien dengan DBD terdapat 6 diagnosa yaitu:
1. Gangguan keseimbangan cairan tubuh: kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan permeabilitas pembuluh darah.
2. Ganggaun rasa nyaman: hipertermi b.d proses penyakit.
3. Ganggaun pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang kurang, anoreksia, mual dan muntah.
4. Resikao terjadinya syok hipovolemik b.d pendarahan yang berlebih
5. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik.
6. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, pengobatan dan pencegahan b.d kurangnya informasi.
Pada kasus kami menemukan diagnosa utama yaitu:
1. Peningkatan suhu tubuh b.d peningkatan metabolisme penyakit, proses penyakit2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d output berlebih
3. Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat 4. Perubahan proses keluarga: cemas b.d kurangnya pengetahuan (penyakit klien), gangguan proses kedekatan Dari diagnose teori dan kasus terdapat beberapa perbedaaan diagnose, yaitu dimana kami tidak menemukan diagnosa:
Resikao terjadinya syok hipovolemik b.d pendarahan yang berlebih
Karena keadaan umum pasien masih bagus, tanda-tanda vital dalam batas normal dan derajat DBD masih dalam grade 1, serta pada pasien tidak ditemukan pendarahan.
Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik
Karena selama masa perawatan klien kelihatan masih bisa pergi ke kamar kecil didampingi oleh anggota keluarganya untuk BAK dan BAB.
Sebelum melakukan Implementasi terlebih dahulu kami membuat perencanaan, tindakan keperawatan, yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah klien. Dalam menyusun perencanaan ini kami menyesuaikan dengan landasan teori yang kami temukan pada reletansi. Adapun untuk setiap diagnosa garis besarnya kami susun sebagai berikut:
1. DX 1:
Observasi Ttv Setiap 4 Jam Sekali Dapat Menyerap Keringat Kompres Dengan Air Hangat Pemberian Antibiotik Pemeriksaan Hb, Ht, Leukosit setiap 8 jam sekali
2. DX 2:
Kaji TTV setiap 4 jam sekali
Kaji status cairan: keseimbangan masukan dan keluaran
Dorong masukan cairan dengan jumlah kecil, tapi sering
Berikan cairan intravena sesuai indikasi
3. DX 3:
Observasi TTV setiap 4 jam
Catat status nutrisi klien dan timbang BB tiap hari
Berikan diet yang tidak merangsang muntah
Berikan klien makanan hangat dalam porsi kecil tapi sering dengan penyajian yang menarik
Berikan lingkungan yang nyaman pada klien
Libatkan keluarga klien
Tingkatkan oral hygiene
Kolaborasi dengan ahli gizi
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik
4. DX 4:
Prioritaskan informasi pada keluarga klien (orang tua)
Dorong orang tua untuk mengajukan pertanyaan mengenai situasi anaknya
Mendorong ibu dan ayah untuk menyentuh dan merawat anaknya bila sesuai dengan kondisi fisik anak
Beri dorongan pada klien untuk mengekspresikan perasaannya
C. IMPLEMENTASIImplementasi yang kami lakukan sesuai dengan perencanaan yang kami susun dan didasari dengan serta kemampuan klien.
Secara garis besar semua tindakan yang kami rencanakan dapat kami implementasiikan walaupun belum secara maksimal karena keterbatasan waktu dan pengalaman kami.
D. EVALUASISecara teoritis dilakukan dengan criteria SOAP (Subjektif, Obyektif, Analisa, Plening). Dalam mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah kami laksanakan, kami menggunakan criteria tersebut, dengan hasil sebagai berikut:
1. DX 1:
S: - Klien mengatakan badannya masih lemas
- Klien mengatakan masih pusing
O: - TTV :
Nadi: 110 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt;
A: Masalah peningkatan suhu teratasi sebagian
P: Tindakan keperawatan dilanjutkan2. DX 2:
S: - Klien mengatakan masih lemas
- Klien mengatakan masih pusing
O: - Turgor kulit sedang
- Klien tidak pucat
- Mukosa bibir kering
- Belen cairan : Input: oral (minum) : 750 cc
Infus RL/ 24jam: 1296 cc
Makanan : 100 cc
------------
2146 cc
Output : Urin : 1500 cc
IWL
(30 cc - usia) x BB
(30 3 ) x 19 = 513 cc
Muntah : 500 cc
Feses : 100 cc
----------
2613 cc
Belen cairan
= input output
= 2146 2613 = - 467 cc
Berarti output cairan sebanyak 467 cc
- TTV :
Nadi: 100 x/mnt; Suhu: 37oC; RR: 24x/mnt;
A: Masalah volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi
P: Tindakan keperawatan dilanjutkan3. DX 3:
S: - Klien mengatakan masih mual
- Klien mengatakan nafsu makannya menurun
O: - Klien sangat lemas
- Tidak ada peningkatan BB
- Makanan habis porsi
A: Masalah gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi
P: Tindakan keperawatan dilanjutkan4. DX 4:
S: Ibu klien mengerti mengenai penyakit anaknya
O: - Ekspresi ibu tidak murung lagi
- Ibu tampak tidak cemas lagi
- Ibu klien tampak tidak gelisah lagi
A: Masalah keperawatan teratasi sepenuhnya
P: Tindakan keperawatan dihentikanBAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Setelah melakukan asuhan keperawatan pada An. A dengan diagnos medis DHF, kami telah mampu melaksanakan:
1. Pengkajian pada klien dengan pemeriksaan fisik serta data penunjang medis
2. Menentukan diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah klien.
3. Mampu menyusun rencana keperawatan dengan melibatkan klien dan keluarga
4. Mampu mengimplementasikan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah di susun.
5. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah kami laksanakan
6. Mampu membandingkan antara landasan teori dengan kasus yang kami temukan.
B. SARANSetalah kami melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnose medis DHF, kiranya kami perlu member saran:
1. Kepala perawat ruangan, diharapkan agar lebih teliti dalam melakukan pengkajian. Terutama pemeriksaan fisik dan memberikan pemeriksaan penunjang demi keakuratan diagnose yang akan ditegakan.
2. Kepada pihak rumah sakit, diharapkan menyediakan alat pemeriksaan, baik fisik ataupun penunjang yang lengkap, demi kepuasan klen dan keluarga.
3. Kepada klen dan keluarga, diharapkan agar dapat mengikuti anjuran yag diberikan dokter maupun oleh perawat, seperti istirahat, yang cukup, lingkungan rumah yang bersih, tidak ada baju yang tergantung dan makanan yang bergizi.
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily L. 2002. Buku Saku Keperawata Pediatri. Jakarta. EGC.Bruner & Suddar. 2002. Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGCCrparito, Lynda Luall. 1997. Diagnosa Keperawatan : Buku Saku, Edisi 6. Jakarta : EGC.
Doengoes E. Marilynn. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Engel, Joyce. 1999. Pengkajian Pediatri, Edisi 2. Jakarta : EGC.
FKUI. 1996. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : UI.
Nelson. 1992. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 12. Jakarta : EGC.
L. Wong. 2000. Pediatrik . Jakarta : EGC.
Rezeki S., Hadinegoro H. Sateri H. Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Balai Penerbit UI. 2004.
Hendarwanto. Dengue. Dalam Noer S. Editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I. Edisi III. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 1999. h. 17-26.
http://info-kesehatan.net/demam-berdarah-penyebab-gejala-dan-pencegahannya/3M : menguras, menutup dan mengubur
Pencegahan demam berdarah dengan mengendalikan vektor nyamuk, antara lain dengan 3M yaitu :mengurasbak mandi / tempat penampungan air sekali sepekan, menguras vas bunga dan tempat minum burung sepekan sekali;menutupdengan rapat tempat penampungan air segera setelah dibersihkan atau digunakan; danmenguburbarang yang tidak terpakai seperti kaleng bekas, wadah bekas dan ban bekas di sekitar rumah. Pencegahan DBD dengan cara 3M ini cukup ampuh dan banyak dianjurkan.
Secara biologiPencegahan DBD secara biologis juga cukup efektif. Yaitu dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri. Masukan beberapa ikan kecil kedalam bak mandi atau kolam, maka vektor nyamuk pembawa virus dengue otomatis dapat dikendalikan, sebab ikan akan memakan jentik-jentik nyamuk.
Secara kimiawiSecara kimiawi, pencegahan yang paling umum dilakukan adalah denganpengasapanataufogging. Fogging dapat membunuh nyamuk dewasa. Cara kimiawi lainnya adalah pemberianbubuk abatepada tempat air tergenang untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. Larvasida juga bisa digunakan untuk pencegahan demam berdarah.
Seperti telah disebutkan diawal bahwa nyamuk aedes aegypti beraktifitas di siang hari. Untuk mencegah nyamuk demam berdarah ini biasakan untuk tidak tidur saat pagi dan sore hari, selain itu gunakan pelindung tubuh dari gigitan nyamuk saat sedang beraktifitas didalam dan luar rumah.
Jika muncul gejala penyakit demam berdarah segeralah pergi ke dokter, sebelum penyakitnya berkembang lebih parah.
Infeksi Virus Dengue
- Demam
- Anoreksia
- Muntah
Trombositopenia
Komplek Ag Ab
klomplemen
Hepatomegali
Manifestasi
pendarahan
Permeabilitas vaskuler naik
Dehidrasi
Demam dengue
Kebocoran plasma:
- Hemokonsentrasi
- Hipoprotenemia
- Efusi pleura
- Asites
Derajat
DIC
Hipovolemia
Syok
Anoreksia
Menggigil
Pendarahan saluran cerna
Asidosis
I
II
III
IV
60